SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
KOLABORASI DAN KERJASAMA
TIM KESEHATAN
Danny Tandean - 1306366350
PRINSIP-PRINSIP KOLABORASI TIM
KESEHATAN
1.

2.
3.
4.
5.

6.
7.
8.
9.

10.
11.
12.

Patient-centered care
Recognition of the Patient-Physician Relationship
Physician as the Clinic Leader
Mutual Respect and Trust
Clear Communication
Clarification of Roles and Scopes of Practice
Clarification of Accountability and Responsibility
Liability Protection for All Members of the Team
Sufficient Human Resources and Infrastructure
Sufficient Funding and Payment Arrangement
Supportive Education System
Research and Evaluation
1. PATIENT-CENTRED CARE
Model kolaborasi kesehatan dirancang untuk
memenuhi kebutuhan pasien
 Model kolaborasi harus mengurangi perpecahan
dan meningkatkan kualitas dan keamanan
pelayanan yang diberikan kepada pasien
 Pasienlah yang berhak memutuskan perawatan
apa yang akan dia terima

2. RECOGNITION OF THE PATIENTPHYSICIAN RELATIONSHIP
Model kolaborasi kesehatan harus mendukung
hubungan dokter-pasien
 Mengikuti atau tidak mengikuti pengaturan
kolaborasi kesehatan harus dilakukan secara
sukarela bagi dokter dan pasien
 Kode etik menjadi dasar dalam pelaksanaan
kolaborasi kesehatan

3. PHYSICIAN AS THE CLINICAL LEADER


Dokter, dengan pelatihan, pengetahuan, latar
belakang dan hubungan pasien, merupakan
pilihan terbaik untuk diposisikan sebagai
koordinator dalam tim kolaborasi kesehatan.
Namun, ada beberapa situasi dimana dokter
mengutus tenaga kesehatan yang lain untuk
menjadi koordinator yang mana mereka
mungkin lebih cocok untuk menjadi koordinator
tim.
4. MUTUAL RESPECT AND TRUST
Dalam melayani pelayanan kesehatan, harus
adanya kolaborasi dan sikap saling hormat
antara tenaga kesehatan, dengan pengenalan
dan pemahaman tentang kontribusi dari setiap
anggota tim
 Untuk membangn kepercayaan dan rasa hormat
dalam tim, setiap anggota penting untuk
memahami dan menghormati tanggung jawab,
pengetahuan dan keterampilan tenaga
kesehatan yang lain.

5. CLEAR COMMUNICATION
Komunikasi yang efektif dalam kolaborasi tim
kesehatan sangat penting untuk pemberian
pelayanan kesehatan dengan kualitas tinggi.
Perencanaan, pendanaan dan pelatihan untuk
tim kolaborasi kesehatan harus tercantum dalam
ukuran untuk mendukung komunikasi dalam
sebuah tim.
 Sebuah rekam jejak pasien dalam pengaturan
kolaborasi kesehatan dianjurkan untuk
menjamin komunikasi yang pantasi diantara
dokter dan tenaga kesehatan yang lain, untuk
mencegah penduplikasian, pengkoordinasian
pelayanan, pembagian informasi dan melindungi
keamanan pasien.

6. CLARIFICATION OF ROLES AND SCOPES
OF PRACTICE
Kolaborasi kesehatan pertama kali harus
melayani kebutuhan pasien dengan tujuan
meningkatkan kesehatan pasien. Kolaborasi
kesehatan tidak bergantung pada perubahan
cakupan pelayanan kesehatan dan tidak boleh
digunakan dengan maksud untuk memperluas
cakupan pelayan kesehatan dan/atau bergerak
sendiri dalam tim kesehatan.
 Peran dan cakupan pelayanan kesehatan dari
setiap anggota tim kolaborasi kesehatan harus
dapat dengan mudah dimengerti dan
digambarkan dalam deskripsi pekerjaan dan
kontrak jabatan

7. CLARIFICATION OF ACCOUNTABILITY
AND RESPONSIBILITY
Setiap pemberi pelayanan kesehatan wajib
bertanggungjawab terhadap segala pelayanan
yang mereka berikan.
 Sebagai koordinator klinis, seorang dokter harus
bertanggungjawab terhadap segala bentuk
kelalaian klinis dalam pelayanan kesehatan

8. LIABILITY PROTECTION FOR ALL
MEMBERS OF THE TEAM
Setiap anggota tim kolaborasi kesehatan harus
memiliki perlindungan pertanggungjawaban
yang memadai dan/atau jumlah jaminan
asuransi untuk mengakomodasi cakupan
pelayanan kesehatan dan peran dan
tanggungjawab mereka masing-masing dalam
tim kolaborasi kesehatan.
 Prosedur formal harus disusun untuk
memastikan bukti dari perlindungan
pertanggungjawaban.

9. SUFFICIENT HUMAN RESOURCES AND
INFRASTRUCTURE
Fungsi efektif dari tim kolaborasi kesehatan
bergantung pada kontribusi dari dokter
 Pemerintah harus meningkatkan akses
pelayanan medis dengan meningkatkan jumlah
dokter, bukan dengan mendukung pergantian
dokter.

10. SUFFICIENT FUNDING & PAYMENT
ARRANGEMENTS






Kemampuan seorang dokter untuk bekerja dalam tim
kolaborasi kesehatan tidak harus berdasarkan upah
dokter.
Hubungan kolaborasi kesehatan diantara dokter dan
tenaga kesehatan lainnya harus terus disemangati dan
ditingkatkan melalui pengalokasian sumber daya yang
cocok pada semua tingkatan sistem kesehatan
Dokter tidak seharusnya mengadakan dana pemakaian
dan memelihara kemampuan teknologi informasi
kesehatan yang menfasilitasi kemampuan mereka untuk
berpartisipasi dalam tim kolaborasi kesehatan.
Pemerintah harus membiayai dan menanggung secara
terus menerus, secara finansial maupun teknis,
pengembangan dan penggabungan rekam medis
elektronik
11. SUPPORTIVE EDUCATION SYSTEM
Pendidikan tenaga kesehatan diperlukan untuk
menfasilitasi pemahaman yang lebih mendalam
tentang peran, tanggung jawab dan kemampuan
dari tenaga kesehatan, dengan tujuan
membangun tim pelayanan kesehatan yang lebih
baik.
 Pemerintah harus mengerti pentingnya
pendidikan tenaga kesehatandan dan membiayai
institusi pendidikan yang sesuai untuk
memenuhi kebutuhan pelatihan yang baru ini.
 Kesempatan pendidikan harus ada dalam setiap
tingkatan pelatihan untuk mendapatkan
pengetahuan klinis dan juga pelatihan tim
efektif/kepemimpinan

12. RESEARCH AND EVALUATION


Penelitian tentang keefektifan model kolaborasi
pada kepuasan hasil kesehatan, pasien dan
dokter serta keefektifan biaya pelayanan
kesehatan yang harus dilakukan secara terus
menerus, transparan dan didukung oleh
pemerintah
Jika di desain dengan benar, model kolaborasi
pelayanan memiliki potensial untuk:
 Meningkatan akses pelayanan
 Meningkatan kualitas dan keselamatan
pelayanan
 Meningkatan koordinasi dan efisiensi pelayanan
 Meningkatan moral dan menurunkan kemalasan
diantara profesi kesehatan
Secara spesifik , sebagai anggota dari tim kolaborasi
pelayanan, seluruh dokter harus memiliki tanggung jawab
untuk:
 Berkolaborasi dengan anggota team
 Mempertahankan pelayanan patient-centred focus
 Memahami dan menghargai peran dan skill di antara tim
 Mendengarkan dan menghargai masukan dari anggota tim
pada pelayanan pasien
 Berkomunikasi secara efektif dengan seluruh anggota tim
 Meningkatan kolaborasi intraprofesional antara obat dan
kolaborasi interpersonal dengan provider lain
 Menampilkan kepemimpinan pada evolusi kolaborasi
pelayanan pada semua level
 Memberi semangat dan memperhatikan pertumbuhan
personal anggota tim
 Bekerja dengan profesi kesehatan lainnya untuk
menciptakan kode etik yang umum dan bisa dipakai oleh
semua tim kolaborasi pelayanan kesehatan.
Pada kolaborasi tim kesehatan, masing-masing anggota
membagikan tujuan yang sama dalam pelayanan
pasien. Analisa keberhasilan tim akan sering
menunjukkan sekumpulan sifat yang akan
menfasilitasi keberhasilan. Dalam tim ini, masingmasing anggota:
 Mempunyai peran dan tanggung jawab yang jelas
 Memahami cakupan dan kemampuan setiap anggota
tim
 Memahami kepemimpinan dan peran dalam
membuat keputusan di dalam tim
 Saling mengormat dan percaya diantara anggota tim
 Membangun proses komunikasi yang jelas
MENGAPA KOLABORASI TIM KESEHATAN
PENTING?










Teamwork dan pelayanan kolaborasi yang ditingkatkan
telah terbukti dapat meningkatkan performa dalam
banyak aspek sistem pelayanan kesehatan, termasuk
pelayanan kesehatan primer dan kesehatan
masyarakat.
Kolaborasi terbukti meningkatkan kualitas pelayanan
dan keselamatan pasien selain mengurangi stres dan
persaingan antar tim kesehatan
Penelitian lain menunjukkan bahwa kolaborasi secara
signifikan dapat mengurangi beban kerja,
meningkatkan kinerja tim kesehatan dan kepuasan
pasien, dan mengurangi keluhan – keluhan pasien
Setiap anggota tim kesehatan memiliki keahlian dan
karakteristik masing – masing
Setiap anggota memiliki pengalaman yang berbeda –
beda
Seorang tenaga medis tidak mungkin bekerja sendiri
Kerja tim paling efektif saat memiliki tujuan
yang jelas, komunikasi yang baik, koordinasi,
protokol dan prosedur, dan mekanisme yang
efektif untuk memecahkan suatu konflik yang
muncul.
 Tim yang sukses menyadari kontribusi personal
dan profesional setiap anggotanya,
mempromosikan pengembangan individu dan
saling ketergantungan antar tim, menyadari
manfaat dari bekerja bersama dan melihat
akuntabilitas sebagai tanggung jawab bersama.

KOLABORASI PENTING BAGI
TERLAKSANANYA PATIENT-SAFETY
1.

Pelayanan Kesehatan Tidak Mungkin Dilakukan
oleh 1 Tenaga Medis
Dengan berkolaborasi, pasien tidak hanya ditangani oleh 1
orang tenaga medis tetapi beberapa tenaga medis yang
tergabung dalam 1 tim.

2.

Meningkatnya Kesadaran Pasien akan Kesehatan
Dengan
adanya
kolaborasi tim kesehatan
dapat
meningkatkan kesadaran pasien akan kesehatannya
melalui pengetahuan yang diberikan oleh tim kesehatan.

3.

Dapat Mengevaluasi Kesalahan
Dilakukan agar Tidak Terulang

yang

Pernah

Kesalahan dapat dievaluasi dan didiskusikan oleh tim medis
dengan adanya kolaborasi sehingga akan semakin
mendukung sistem Patient Safety.
4. Dapat Meminimalisir Kesalahan
Kolaborasi yang dipimpin oleh seorang Leader akan
membuat pasien akan lebih diperhatikan dan dikontrol.
Dapat meminimalisir kesalahan yang dapat terjadi
dikarenakan tenaga medis yang berkolaborasi akan dapat
menentukan langkah apa yang paling baik diambil demi
kesembuhan dan keselamatan pasien.

5. Pasien akan Dapat Berdiskusi dan Berkomunikasi
dengan Baik untuk Dapat Menyampaikan
Keinginannya
Hal ini penting mengingat kesembuhan pasien adalah
segalanya tetapi tidak berarti mengikuti apa pun yang
diinginkan pasien. Keputusan yang diambil tetap adalah
keputusan yang telah mempertimbangkan dan
mengutamakan sistem Patient Safety.
MANFAAT KOLABORASI KESEHATAN
Kemampuan dari pelayanan kesehatan yang
berbeda dapat terintegrasikan sehingga
terbentuk tim yang fungsional
 Kualitas pelayanan kesehatan dan jumlah
penawaran pelayanan meningkat sehingga
masyarakat mudah menjangkau pelayanan
kesehatan
 Bagi tim medis dapat saling berbagi
pengetahuan dari profesi kesehatan lainnya dan
menciptakan kerjasama tim yang kompak
 Memberikan pelayanan kesehatan yang
berkualitas dengan manggabungkan keahlian
unik profesional

Memaksimalkan produktivitas serta efektivitas
dan efisiensi sumber daya
 Meningkatkan kepuasan profesionalisme,
loyalitas, dan kepuasan kerja
 Peningkatan akses ke berbagai pelayanan
kesehatan
 Meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pelayanan kesehatan
 Memberikan kejelasan peran dalam berinteraksi
antar tenaga kesehatan profesional sehingga
dapat saling menghormati dan bekerja sama
 Untuk tim kesehatan memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman

DAFTAR PUSTAKA
Canadian Medical Association. Putting patients
first®: patient-centered collaborative care, a
discussion paper. 2007.

Canadian Health Service Research Foundation.
2006. Teamwork in Healthcare: Promoting
Effective Teamwork in Healthcare in Canada.

Family Health Teams. 2005. Guide to
Collaborative Team Practice. Canada: Ontario.


More Related Content

What's hot

Hubungan kerja perawat dengan profesi lain
Hubungan kerja perawat dengan profesi lainHubungan kerja perawat dengan profesi lain
Hubungan kerja perawat dengan profesi lainKampus-Sakinah
 
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan KesehatanPelayanan Kesehatan
Pelayanan KesehatanCsii M'py
 
Jasa pelayanan kesehatan
Jasa pelayanan kesehatan Jasa pelayanan kesehatan
Jasa pelayanan kesehatan Hell Rohmika
 
Makalah teori sistem pelayanan kesehatan
Makalah teori sistem pelayanan kesehatanMakalah teori sistem pelayanan kesehatan
Makalah teori sistem pelayanan kesehatanSeptian Muna Barakati
 
Makalah sistem sistem rujukan pelayanan di indonesia
Makalah sistem sistem rujukan pelayanan di indonesiaMakalah sistem sistem rujukan pelayanan di indonesia
Makalah sistem sistem rujukan pelayanan di indonesiaevinurmiftahuljannah
 
HUBUNGAN ANTAR PROFESIONAL
HUBUNGAN ANTAR PROFESIONALHUBUNGAN ANTAR PROFESIONAL
HUBUNGAN ANTAR PROFESIONALSellvia Rahmi
 
Sistem Pelayanan Kesehatan
Sistem Pelayanan KesehatanSistem Pelayanan Kesehatan
Sistem Pelayanan Kesehatanpjj_kemenkes
 
sistem pelayanan kesehatan di indonesia
sistem pelayanan kesehatan di indonesiasistem pelayanan kesehatan di indonesia
sistem pelayanan kesehatan di indonesiarisdiana21
 
Cermin politik perawat indonesia
Cermin politik perawat indonesiaCermin politik perawat indonesia
Cermin politik perawat indonesiaRc Suntown
 
Rumah sakit sebagai industri
Rumah sakit sebagai industriRumah sakit sebagai industri
Rumah sakit sebagai industriDieka Rizki
 
Kb 1 konsep dasar praktik keperawatan profesional
Kb 1 konsep dasar praktik keperawatan profesionalKb 1 konsep dasar praktik keperawatan profesional
Kb 1 konsep dasar praktik keperawatan profesionalUwes Chaeruman
 
Jenis dan model organisasi kesehatan
Jenis dan model organisasi kesehatanJenis dan model organisasi kesehatan
Jenis dan model organisasi kesehatanNova Ci Necis
 

What's hot (20)

Britania topik 1 full
Britania topik 1 full Britania topik 1 full
Britania topik 1 full
 
Hubungan kerja perawat dengan profesi lain
Hubungan kerja perawat dengan profesi lainHubungan kerja perawat dengan profesi lain
Hubungan kerja perawat dengan profesi lain
 
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan KesehatanPelayanan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan
 
Jasa pelayanan kesehatan
Jasa pelayanan kesehatan Jasa pelayanan kesehatan
Jasa pelayanan kesehatan
 
Makalah teori sistem pelayanan kesehatan
Makalah teori sistem pelayanan kesehatanMakalah teori sistem pelayanan kesehatan
Makalah teori sistem pelayanan kesehatan
 
Makalah sistem sistem rujukan pelayanan di indonesia
Makalah sistem sistem rujukan pelayanan di indonesiaMakalah sistem sistem rujukan pelayanan di indonesia
Makalah sistem sistem rujukan pelayanan di indonesia
 
HUBUNGAN ANTAR PROFESIONAL
HUBUNGAN ANTAR PROFESIONALHUBUNGAN ANTAR PROFESIONAL
HUBUNGAN ANTAR PROFESIONAL
 
Sistem Pelayanan Kesehatan
Sistem Pelayanan KesehatanSistem Pelayanan Kesehatan
Sistem Pelayanan Kesehatan
 
Tugas hungan perawat gigi dng profesi lain
Tugas hungan perawat gigi dng profesi lainTugas hungan perawat gigi dng profesi lain
Tugas hungan perawat gigi dng profesi lain
 
Sistem yankes
Sistem yankesSistem yankes
Sistem yankes
 
sistem pelayanan kesehatan di indonesia
sistem pelayanan kesehatan di indonesiasistem pelayanan kesehatan di indonesia
sistem pelayanan kesehatan di indonesia
 
Cermin politik perawat indonesia
Cermin politik perawat indonesiaCermin politik perawat indonesia
Cermin politik perawat indonesia
 
Jurnal manajemen pelayanan kesehatan
Jurnal manajemen pelayanan kesehatanJurnal manajemen pelayanan kesehatan
Jurnal manajemen pelayanan kesehatan
 
Pengertian keperawatan
Pengertian keperawatanPengertian keperawatan
Pengertian keperawatan
 
Rumah sakit sebagai industri
Rumah sakit sebagai industriRumah sakit sebagai industri
Rumah sakit sebagai industri
 
Makalah politik keperawatan
Makalah politik keperawatanMakalah politik keperawatan
Makalah politik keperawatan
 
Makalah permasalahan puskesmas
Makalah permasalahan puskesmasMakalah permasalahan puskesmas
Makalah permasalahan puskesmas
 
Kb 1 konsep dasar praktik keperawatan profesional
Kb 1 konsep dasar praktik keperawatan profesionalKb 1 konsep dasar praktik keperawatan profesional
Kb 1 konsep dasar praktik keperawatan profesional
 
Jenis dan model organisasi kesehatan
Jenis dan model organisasi kesehatanJenis dan model organisasi kesehatan
Jenis dan model organisasi kesehatan
 
Hormon
HormonHormon
Hormon
 

Viewers also liked

Ipe 12- 1306376276- andrian fahril ode putra- ltm 1
Ipe 12- 1306376276- andrian fahril ode putra- ltm 1Ipe 12- 1306376276- andrian fahril ode putra- ltm 1
Ipe 12- 1306376276- andrian fahril ode putra- ltm 1fahrilputra
 
LTM Kolaborasi Kesehatan Rahmi Ulfiana
LTM Kolaborasi Kesehatan Rahmi UlfianaLTM Kolaborasi Kesehatan Rahmi Ulfiana
LTM Kolaborasi Kesehatan Rahmi Ulfianarahmiulfiana
 

Viewers also liked (6)

Ipe 12- 1306376276- andrian fahril ode putra- ltm 1
Ipe 12- 1306376276- andrian fahril ode putra- ltm 1Ipe 12- 1306376276- andrian fahril ode putra- ltm 1
Ipe 12- 1306376276- andrian fahril ode putra- ltm 1
 
LTM Kolaborasi Kesehatan Rahmi Ulfiana
LTM Kolaborasi Kesehatan Rahmi UlfianaLTM Kolaborasi Kesehatan Rahmi Ulfiana
LTM Kolaborasi Kesehatan Rahmi Ulfiana
 
Kolab 1
Kolab 1Kolab 1
Kolab 1
 
Kolaborasi
KolaborasiKolaborasi
Kolaborasi
 
Power point tbc
Power point tbcPower point tbc
Power point tbc
 
Patient safety
Patient safetyPatient safety
Patient safety
 

Similar to IPE2-1306366350-Danny Tandean-LTM I

IPE16.3-1306409841-Bima Surya Heri Itanto-LTM1
IPE16.3-1306409841-Bima Surya Heri Itanto-LTM1IPE16.3-1306409841-Bima Surya Heri Itanto-LTM1
IPE16.3-1306409841-Bima Surya Heri Itanto-LTM1Danny d'Fila
 
Ipe.42 1306405950-alfistya tri noviany-ltm i
Ipe.42 1306405950-alfistya tri noviany-ltm iIpe.42 1306405950-alfistya tri noviany-ltm i
Ipe.42 1306405950-alfistya tri noviany-ltm iAlfistya Tri Noviany
 
Ipe.42 1306405950-alfistya tri noviany-ltm i
Ipe.42 1306405950-alfistya tri noviany-ltm iIpe.42 1306405950-alfistya tri noviany-ltm i
Ipe.42 1306405950-alfistya tri noviany-ltm iAlfistya Tri Noviany
 
Tugas Kelompok Hukum Kesehatan-1.pptx
Tugas Kelompok Hukum Kesehatan-1.pptxTugas Kelompok Hukum Kesehatan-1.pptx
Tugas Kelompok Hukum Kesehatan-1.pptxFatichahMeyliana
 
Critical success factors for quality
Critical success factors for qualityCritical success factors for quality
Critical success factors for qualityNasiatul Salim
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
Chapter 4 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 4 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 4 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 4 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
PROMOSI KESEHATAN KEL.3.pptx
PROMOSI KESEHATAN KEL.3.pptxPROMOSI KESEHATAN KEL.3.pptx
PROMOSI KESEHATAN KEL.3.pptxnadiamang
 
Chapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality BookChapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan pjj_kemenkes
 
PPT MPS KEL.1.pptx
PPT MPS KEL.1.pptxPPT MPS KEL.1.pptx
PPT MPS KEL.1.pptxssuser2af78d
 
Chapter 17 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 17  Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 17  Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 17 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 
TUGAS MUTU KEL 3.pptx
TUGAS MUTU KEL 3.pptxTUGAS MUTU KEL 3.pptx
TUGAS MUTU KEL 3.pptxAnnisaa42
 
Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan
Konsep Dasar Mutu Pelayanan KesehatanKonsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan
Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatanpjj_kemenkes
 

Similar to IPE2-1306366350-Danny Tandean-LTM I (20)

IPE16.3-1306409841-Bima Surya Heri Itanto-LTM1
IPE16.3-1306409841-Bima Surya Heri Itanto-LTM1IPE16.3-1306409841-Bima Surya Heri Itanto-LTM1
IPE16.3-1306409841-Bima Surya Heri Itanto-LTM1
 
Ipe.42 1306405950-alfistya tri noviany-ltm i
Ipe.42 1306405950-alfistya tri noviany-ltm iIpe.42 1306405950-alfistya tri noviany-ltm i
Ipe.42 1306405950-alfistya tri noviany-ltm i
 
Ipe.42 1306405950-alfistya tri noviany-ltm i
Ipe.42 1306405950-alfistya tri noviany-ltm iIpe.42 1306405950-alfistya tri noviany-ltm i
Ipe.42 1306405950-alfistya tri noviany-ltm i
 
Tugas Kelompok Hukum Kesehatan-1.pptx
Tugas Kelompok Hukum Kesehatan-1.pptxTugas Kelompok Hukum Kesehatan-1.pptx
Tugas Kelompok Hukum Kesehatan-1.pptx
 
Critical success factors for quality
Critical success factors for qualityCritical success factors for quality
Critical success factors for quality
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 
Dokter dan Kepemimpinan Klinis
Dokter dan Kepemimpinan KlinisDokter dan Kepemimpinan Klinis
Dokter dan Kepemimpinan Klinis
 
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Chapter 4 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 4 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 4 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 4 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Pp kel 5
Pp kel 5Pp kel 5
Pp kel 5
 
PROMOSI KESEHATAN KEL.3.pptx
PROMOSI KESEHATAN KEL.3.pptxPROMOSI KESEHATAN KEL.3.pptx
PROMOSI KESEHATAN KEL.3.pptx
 
Chapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality BookChapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality Book
 
PROMKES NO 4, 5, 6
PROMKES NO 4, 5, 6PROMKES NO 4, 5, 6
PROMKES NO 4, 5, 6
 
Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan
 
PPT MPS KEL.1.pptx
PPT MPS KEL.1.pptxPPT MPS KEL.1.pptx
PPT MPS KEL.1.pptx
 
Chapter 17 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 17  Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 17  Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 17 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Tugas uts manajemen marketing
Tugas uts manajemen marketingTugas uts manajemen marketing
Tugas uts manajemen marketing
 
TUGAS MUTU KEL 3.pptx
TUGAS MUTU KEL 3.pptxTUGAS MUTU KEL 3.pptx
TUGAS MUTU KEL 3.pptx
 
Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan
Konsep Dasar Mutu Pelayanan KesehatanKonsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan
Konsep Dasar Mutu Pelayanan Kesehatan
 

Recently uploaded

1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 

IPE2-1306366350-Danny Tandean-LTM I

  • 1. KOLABORASI DAN KERJASAMA TIM KESEHATAN Danny Tandean - 1306366350
  • 2. PRINSIP-PRINSIP KOLABORASI TIM KESEHATAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Patient-centered care Recognition of the Patient-Physician Relationship Physician as the Clinic Leader Mutual Respect and Trust Clear Communication Clarification of Roles and Scopes of Practice Clarification of Accountability and Responsibility Liability Protection for All Members of the Team Sufficient Human Resources and Infrastructure Sufficient Funding and Payment Arrangement Supportive Education System Research and Evaluation
  • 3. 1. PATIENT-CENTRED CARE Model kolaborasi kesehatan dirancang untuk memenuhi kebutuhan pasien  Model kolaborasi harus mengurangi perpecahan dan meningkatkan kualitas dan keamanan pelayanan yang diberikan kepada pasien  Pasienlah yang berhak memutuskan perawatan apa yang akan dia terima 
  • 4. 2. RECOGNITION OF THE PATIENTPHYSICIAN RELATIONSHIP Model kolaborasi kesehatan harus mendukung hubungan dokter-pasien  Mengikuti atau tidak mengikuti pengaturan kolaborasi kesehatan harus dilakukan secara sukarela bagi dokter dan pasien  Kode etik menjadi dasar dalam pelaksanaan kolaborasi kesehatan 
  • 5. 3. PHYSICIAN AS THE CLINICAL LEADER  Dokter, dengan pelatihan, pengetahuan, latar belakang dan hubungan pasien, merupakan pilihan terbaik untuk diposisikan sebagai koordinator dalam tim kolaborasi kesehatan. Namun, ada beberapa situasi dimana dokter mengutus tenaga kesehatan yang lain untuk menjadi koordinator yang mana mereka mungkin lebih cocok untuk menjadi koordinator tim.
  • 6. 4. MUTUAL RESPECT AND TRUST Dalam melayani pelayanan kesehatan, harus adanya kolaborasi dan sikap saling hormat antara tenaga kesehatan, dengan pengenalan dan pemahaman tentang kontribusi dari setiap anggota tim  Untuk membangn kepercayaan dan rasa hormat dalam tim, setiap anggota penting untuk memahami dan menghormati tanggung jawab, pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan yang lain. 
  • 7. 5. CLEAR COMMUNICATION Komunikasi yang efektif dalam kolaborasi tim kesehatan sangat penting untuk pemberian pelayanan kesehatan dengan kualitas tinggi. Perencanaan, pendanaan dan pelatihan untuk tim kolaborasi kesehatan harus tercantum dalam ukuran untuk mendukung komunikasi dalam sebuah tim.  Sebuah rekam jejak pasien dalam pengaturan kolaborasi kesehatan dianjurkan untuk menjamin komunikasi yang pantasi diantara dokter dan tenaga kesehatan yang lain, untuk mencegah penduplikasian, pengkoordinasian pelayanan, pembagian informasi dan melindungi keamanan pasien. 
  • 8. 6. CLARIFICATION OF ROLES AND SCOPES OF PRACTICE Kolaborasi kesehatan pertama kali harus melayani kebutuhan pasien dengan tujuan meningkatkan kesehatan pasien. Kolaborasi kesehatan tidak bergantung pada perubahan cakupan pelayanan kesehatan dan tidak boleh digunakan dengan maksud untuk memperluas cakupan pelayan kesehatan dan/atau bergerak sendiri dalam tim kesehatan.  Peran dan cakupan pelayanan kesehatan dari setiap anggota tim kolaborasi kesehatan harus dapat dengan mudah dimengerti dan digambarkan dalam deskripsi pekerjaan dan kontrak jabatan 
  • 9. 7. CLARIFICATION OF ACCOUNTABILITY AND RESPONSIBILITY Setiap pemberi pelayanan kesehatan wajib bertanggungjawab terhadap segala pelayanan yang mereka berikan.  Sebagai koordinator klinis, seorang dokter harus bertanggungjawab terhadap segala bentuk kelalaian klinis dalam pelayanan kesehatan 
  • 10. 8. LIABILITY PROTECTION FOR ALL MEMBERS OF THE TEAM Setiap anggota tim kolaborasi kesehatan harus memiliki perlindungan pertanggungjawaban yang memadai dan/atau jumlah jaminan asuransi untuk mengakomodasi cakupan pelayanan kesehatan dan peran dan tanggungjawab mereka masing-masing dalam tim kolaborasi kesehatan.  Prosedur formal harus disusun untuk memastikan bukti dari perlindungan pertanggungjawaban. 
  • 11. 9. SUFFICIENT HUMAN RESOURCES AND INFRASTRUCTURE Fungsi efektif dari tim kolaborasi kesehatan bergantung pada kontribusi dari dokter  Pemerintah harus meningkatkan akses pelayanan medis dengan meningkatkan jumlah dokter, bukan dengan mendukung pergantian dokter. 
  • 12. 10. SUFFICIENT FUNDING & PAYMENT ARRANGEMENTS    Kemampuan seorang dokter untuk bekerja dalam tim kolaborasi kesehatan tidak harus berdasarkan upah dokter. Hubungan kolaborasi kesehatan diantara dokter dan tenaga kesehatan lainnya harus terus disemangati dan ditingkatkan melalui pengalokasian sumber daya yang cocok pada semua tingkatan sistem kesehatan Dokter tidak seharusnya mengadakan dana pemakaian dan memelihara kemampuan teknologi informasi kesehatan yang menfasilitasi kemampuan mereka untuk berpartisipasi dalam tim kolaborasi kesehatan. Pemerintah harus membiayai dan menanggung secara terus menerus, secara finansial maupun teknis, pengembangan dan penggabungan rekam medis elektronik
  • 13. 11. SUPPORTIVE EDUCATION SYSTEM Pendidikan tenaga kesehatan diperlukan untuk menfasilitasi pemahaman yang lebih mendalam tentang peran, tanggung jawab dan kemampuan dari tenaga kesehatan, dengan tujuan membangun tim pelayanan kesehatan yang lebih baik.  Pemerintah harus mengerti pentingnya pendidikan tenaga kesehatandan dan membiayai institusi pendidikan yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan pelatihan yang baru ini.  Kesempatan pendidikan harus ada dalam setiap tingkatan pelatihan untuk mendapatkan pengetahuan klinis dan juga pelatihan tim efektif/kepemimpinan 
  • 14. 12. RESEARCH AND EVALUATION  Penelitian tentang keefektifan model kolaborasi pada kepuasan hasil kesehatan, pasien dan dokter serta keefektifan biaya pelayanan kesehatan yang harus dilakukan secara terus menerus, transparan dan didukung oleh pemerintah
  • 15. Jika di desain dengan benar, model kolaborasi pelayanan memiliki potensial untuk:  Meningkatan akses pelayanan  Meningkatan kualitas dan keselamatan pelayanan  Meningkatan koordinasi dan efisiensi pelayanan  Meningkatan moral dan menurunkan kemalasan diantara profesi kesehatan
  • 16. Secara spesifik , sebagai anggota dari tim kolaborasi pelayanan, seluruh dokter harus memiliki tanggung jawab untuk:  Berkolaborasi dengan anggota team  Mempertahankan pelayanan patient-centred focus  Memahami dan menghargai peran dan skill di antara tim  Mendengarkan dan menghargai masukan dari anggota tim pada pelayanan pasien  Berkomunikasi secara efektif dengan seluruh anggota tim  Meningkatan kolaborasi intraprofesional antara obat dan kolaborasi interpersonal dengan provider lain  Menampilkan kepemimpinan pada evolusi kolaborasi pelayanan pada semua level  Memberi semangat dan memperhatikan pertumbuhan personal anggota tim  Bekerja dengan profesi kesehatan lainnya untuk menciptakan kode etik yang umum dan bisa dipakai oleh semua tim kolaborasi pelayanan kesehatan.
  • 17. Pada kolaborasi tim kesehatan, masing-masing anggota membagikan tujuan yang sama dalam pelayanan pasien. Analisa keberhasilan tim akan sering menunjukkan sekumpulan sifat yang akan menfasilitasi keberhasilan. Dalam tim ini, masingmasing anggota:  Mempunyai peran dan tanggung jawab yang jelas  Memahami cakupan dan kemampuan setiap anggota tim  Memahami kepemimpinan dan peran dalam membuat keputusan di dalam tim  Saling mengormat dan percaya diantara anggota tim  Membangun proses komunikasi yang jelas
  • 18. MENGAPA KOLABORASI TIM KESEHATAN PENTING?       Teamwork dan pelayanan kolaborasi yang ditingkatkan telah terbukti dapat meningkatkan performa dalam banyak aspek sistem pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan kesehatan primer dan kesehatan masyarakat. Kolaborasi terbukti meningkatkan kualitas pelayanan dan keselamatan pasien selain mengurangi stres dan persaingan antar tim kesehatan Penelitian lain menunjukkan bahwa kolaborasi secara signifikan dapat mengurangi beban kerja, meningkatkan kinerja tim kesehatan dan kepuasan pasien, dan mengurangi keluhan – keluhan pasien Setiap anggota tim kesehatan memiliki keahlian dan karakteristik masing – masing Setiap anggota memiliki pengalaman yang berbeda – beda Seorang tenaga medis tidak mungkin bekerja sendiri
  • 19. Kerja tim paling efektif saat memiliki tujuan yang jelas, komunikasi yang baik, koordinasi, protokol dan prosedur, dan mekanisme yang efektif untuk memecahkan suatu konflik yang muncul.  Tim yang sukses menyadari kontribusi personal dan profesional setiap anggotanya, mempromosikan pengembangan individu dan saling ketergantungan antar tim, menyadari manfaat dari bekerja bersama dan melihat akuntabilitas sebagai tanggung jawab bersama. 
  • 20. KOLABORASI PENTING BAGI TERLAKSANANYA PATIENT-SAFETY 1. Pelayanan Kesehatan Tidak Mungkin Dilakukan oleh 1 Tenaga Medis Dengan berkolaborasi, pasien tidak hanya ditangani oleh 1 orang tenaga medis tetapi beberapa tenaga medis yang tergabung dalam 1 tim. 2. Meningkatnya Kesadaran Pasien akan Kesehatan Dengan adanya kolaborasi tim kesehatan dapat meningkatkan kesadaran pasien akan kesehatannya melalui pengetahuan yang diberikan oleh tim kesehatan. 3. Dapat Mengevaluasi Kesalahan Dilakukan agar Tidak Terulang yang Pernah Kesalahan dapat dievaluasi dan didiskusikan oleh tim medis dengan adanya kolaborasi sehingga akan semakin mendukung sistem Patient Safety.
  • 21. 4. Dapat Meminimalisir Kesalahan Kolaborasi yang dipimpin oleh seorang Leader akan membuat pasien akan lebih diperhatikan dan dikontrol. Dapat meminimalisir kesalahan yang dapat terjadi dikarenakan tenaga medis yang berkolaborasi akan dapat menentukan langkah apa yang paling baik diambil demi kesembuhan dan keselamatan pasien. 5. Pasien akan Dapat Berdiskusi dan Berkomunikasi dengan Baik untuk Dapat Menyampaikan Keinginannya Hal ini penting mengingat kesembuhan pasien adalah segalanya tetapi tidak berarti mengikuti apa pun yang diinginkan pasien. Keputusan yang diambil tetap adalah keputusan yang telah mempertimbangkan dan mengutamakan sistem Patient Safety.
  • 22. MANFAAT KOLABORASI KESEHATAN Kemampuan dari pelayanan kesehatan yang berbeda dapat terintegrasikan sehingga terbentuk tim yang fungsional  Kualitas pelayanan kesehatan dan jumlah penawaran pelayanan meningkat sehingga masyarakat mudah menjangkau pelayanan kesehatan  Bagi tim medis dapat saling berbagi pengetahuan dari profesi kesehatan lainnya dan menciptakan kerjasama tim yang kompak  Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan manggabungkan keahlian unik profesional 
  • 23. Memaksimalkan produktivitas serta efektivitas dan efisiensi sumber daya  Meningkatkan kepuasan profesionalisme, loyalitas, dan kepuasan kerja  Peningkatan akses ke berbagai pelayanan kesehatan  Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan kesehatan  Memberikan kejelasan peran dalam berinteraksi antar tenaga kesehatan profesional sehingga dapat saling menghormati dan bekerja sama  Untuk tim kesehatan memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman 
  • 24. DAFTAR PUSTAKA Canadian Medical Association. Putting patients first®: patient-centered collaborative care, a discussion paper. 2007.  Canadian Health Service Research Foundation. 2006. Teamwork in Healthcare: Promoting Effective Teamwork in Healthcare in Canada.  Family Health Teams. 2005. Guide to Collaborative Team Practice. Canada: Ontario. 