SlideShare a Scribd company logo
1 of 67
KONSEP KESELAMATAN PASIEN
RIESMIYATININGDYAH
PENDAHULUAN
• Tujuan pelayanan kesehatan adalah untuk
menyelamatkan pasien, sesuai dengan
ungkapan oleh Hiprocrates yaitu “Primum,
non nocere” (“First, do no harm”).
• Namun, dengan semakin berkembangnya ilmu
dan teknologi pelayanan kesehatan khususnya
di rumah sakit, pelayanan kesehatan menjadi
semakin kompleks dan berpotensi terjadinya
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD).
• Di rumah sakit terdapat ratusan macam obat,
ratusan tes dan prosedur, banyak alat dengan
teknologinya, bermacam jenis tenaga profesi
dan non profesi yang memberikan pelayanan
kepada masyarakat selama 24 jam terus
menerus. Keberagaman dan kerutinan
pelayanan tersebut apabila tidak dikelola
dengan baik dapat terjadi KTD.
• Seperti yang terjadi di masyarakat sekarang ini
yaitu penilaian akan malpraktek, yang belum
tentu sesuai dengan pembuktian akhir.
• Di Indonesia, kampanye keselamatan pasien
dimulai tahun 2006, dengan diterbitkannya
Buku Panduan Keselamatan Pasien RS oleh
Kementerian Kesehatan.
• Akan tetapi, aspek-aspek keselamatan pasien
sudah diterapkan di rumah sakit sejak tahun
2001, dan secara formal masuk dalam Standar
Pelayanan Minimal RS pada tahun 2008
(Kepmenkes 129/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal RS).
Pengertian Keselamatan Pasien
• Pasien diartikan penerima jasa pelayanan
kesehatan di rumah sakit baik dalam keadaan
sehat maupun sakit
• Patient diartikan pasien atau orang sakit,
sementara safety berasal dari kata safe berarti
aman atau juga memiliki arti keselamatan
(Hartono, 2002)
• Sistem dimana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman yang meliputi asesmen
risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan
dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko dan mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan
(Permenkes, Tahun 2011).
• Keselamatan pasien adalah bebas dari cidera
fisik dan psikologis yang menjamin
keselamatan pasien, melalui penerapan
system operasional, meminimalisasi terjadinya
kesalahan, mengurangi rasa tidak aman pasien
dalam system perawatan kesehatan dan
meningkatkan pelayanan yang optimal
(Canadian Nursing Association, 2004)
TUJUAN KESELAMATAN PASIEN
• Terciptanya budaya keselamatan pasien di
rumah sakit
• Meningkatnya akutanbilitas rumah sakit
terhadap pasien dan masyarakat
• Menurunnya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
di rumah sakit
• Terlaksananya program-program pencegahan
sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian
tidak diharapkan
LIMA PRINSIP KESELAMATAN PASIEN
Kohn (2000) menyusun lima prinsip untuk merancang safety
system di organisasi kesehatan yakni:
1. Prinsip I : Provide Leadership meliputi:
a. Menjadikan keselamatan pasien sebagai tujuan
utama/prioritas
b. Menjadikan keselamatan pasien sebgai tanggung jawab
Bersama
c. Menunjuk/menugaskan seseorang yang bertanggung
jawab untuk program keselamatan
d. Sistem
e. Mengembangkan mekanisme yang efektif untuk
mengidentifikasi “unsafe” dokter
2. Prinsip 2: Memperhatikan keterbatasan
manusia dalam perancangan proses yakni:
a. Design job for safety
b. Menyederhanakan proses
c. Membuat standar proses
3. Prinsip 3: Mengembangkan tim yang efektif
4. Prinsip 4: Antisipasi untuk kejadian tak
terduga:
a. Pendekatan proaktif
b. Menyediakan antidotum dan
c. Training simulasi
5. Prinsip 5 : menciptakan atmosfer “learning”
KOMPONEN KESELAMATAN PASIEN
• Setiap kejadian yang tidak disengaja dan
kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera yang dapat dicegah
pada pasien, terdiri dari Kejadian Tidak
Diharapkan, Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian
Tidak Cedera dan Kejadian Potensial Cedera.
• Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah
insiden yang mengakibatkan cedera pada
pasien
• Kejadian Nyaris Cedera (KNC) adalah
terjadinya insiden yang belum sampai
terpapar ke pasien
• Kejadian Tidak Cedera (KTC) adalah insiden
yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak
timbul cedera
• Kondisi Potensial Cedera (KPC) adalah kondisi
yang sangat berpotensi untuk menimbulkan
cedera, tetapi belum terjadi insiden
• Kejadian sentinel adalah suatu KTD yang
mengakibatkan kematian atau cedera yang
serius
STANDAR KESELAMATAN PASIEN
• Standar I Hak pasien
Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk
mendapatkan informasi tentang rencana dan
hasil pelayanan termasuk kemungkinan
terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan.
Kriteria:
• Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan
• Dokter penanggung jawab pelayanan wajib
membuat rencana pelayanan
• Dokter penanggung jawab pelayanan wajib
memberikan penjelasan secara jelas dan benar
kepada pasien dan keluarganya tentang rencana
dan hasil pelayanan, pengobatan atau prosedur
untuk pasien termasuk kemungkinan terjadinya
KTD.
• Standar II. Mendidik pasien dan keluarga
Rumah sakit harus mendidik pasien dan
keluarganya tentang kewajiban dan tanggung
jawab pasien dalam asuhan pasien.
Kriteria:
Dengan pendidikan tersebut diharapkan pasien dan keluarga dapat:
• Memberikan informasi yang benar, jelas, lengkap dan jujur
• Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab pasien dan keluarga
• Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk hal yang tidak
dimengerti
• Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan
• Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan rumah sakit
• Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa
• Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati
• Standar III. Keselamatan pasien dan
kesinambungan pelayanan
Rumah sakit menjamin kesinambungan
pelayanan dan menjamin koordinasi antar
tenaga dan antar unit pelayanan.
Kriteria:
1. Terdapat koordinasi pelayanan secara
menyeluruh mulai dari saat pasien masuk,
pemeriksaan, diagnosis, perencanaan pelayanan,
tindakan pengobatan, rujukan dan saat pasien
keluar dari rumah sakit
2. Terdapat koordinasi pelayanan yang disesuaikan
dengan kebutuhan pasien dan kelayakan sumber
daya secara berkesinambungan sehingga pada
seluruh tahap pelayanan transisi antar unit
pelayanan dapat berjalan baik dan lancar
3. Terdapat koordinasi pelayanan yang mencakup
peningkatan komunikasi untuk memfasilitasi
dukungan keluarga, pelayanan keperawatan,
pelayanan sosial, konsultasi dan rujukan,
pelayanan kesehatan primer dan tindak lanjut
lainnya
4. Terdapat komunikasi dan transfer informasi antar
profesi kesehatan sehingga dapat tercapainya
proses koordinasi tanpa hambatan, aman dan
efektif
• Standar IV. Penggunaan metoda-metoda
peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
dan program peningkatan keselamatan pasien
Rumah sakit harus mendesign proses baru atau
memperbaiki proses yang ada, memonitor dan
mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data,
menganalisis secara intensif KTD, dan melakukan
perubahan untuk meningkatkan kinerja serta
keselamatan pasien.
• Kriteria:
1. Setiap rumah sakit harus melakukan proses
perancangan (design) yang baik, mengacu pada visi,
misi, dan tujuan rumah sakit, kebutuhan pasien,
petugas pelayanan kesehatan, kaidah klinis terkini,
praktik bisnis yang sehat, dan faktor-faktor lain yang
berpotensi risiko bagi pasien sesuai dengan ”Tujuh
Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit”
2. Setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan
data kinerja yang antara lain terkait dengan: pelaporan
insiden, akreditasi, manajemen risiko, utilisasi, mutu
pelayanan, keuangan
3. Setiap rumah sakit harus melakukan evaluasi
intensif terkait dengan semua KTD, dan secara
proaktif melakukan evaluasi satu proses kasus
risiko tinggi
4. Setiap rumah sakit harus menggunakan
semua data dan informasi hasil analisis untuk
menentukan perubahan sistem yang
diperlukan, agar kinerja dan keselamatan
pasien terjamin
• Standar V. Peran kepemimpinan dalam
meningkatkan keselamatan pasien
Standar:
1. Pimpinan mendorong dan menjamin
implementasi program keselamatan pasien
secara terintegrasi dalam organisasi melalui
penerapan “Tujuh Langkah Menuju
Keselamatan Pasien Rumah Sakit ”
2. Pimpinan menjamin berlangsungnya program
proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan
pasien dan program menekan atau
mengurangi KTD
3. Pimpinan mendorong dan menumbuhkan
komunikasi dan koordinasi antar unit dan
individu berkaitan dengan pengambilan
keputusan tentang keselamatan pasien
4. Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang
adekuat untuk mengukur, mengkaji, dan
meningkatkan kinerja rumah sakit serta
meningkatkan keselamatan pasien
5. Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas
kontribusinya dalam meningkatkan kinerja
rumah sakit dan keselamatan pasien
• Kriteria:
1. Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola
program keselamatan pasien.
2. Tersedia program proaktif untuk identifikasi
risiko keselamatan dan program
meminimalkan insiden, yang mencakup jenis-
jenis kejadian yang memerlukan perhatian,
mulai dari KNC sampai dengan KTD
3. Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin
bahwa semua komponen dari rumah sakit
terintegrasi dan berpartisipasi dalam program
keselamatan pasien
4. Tersedia prosedur “cepat-tanggap” terhadap
insiden, termasuk asuhan kepada pasien yang
terkena musibah, membatasi risiko pada
orang lain dan penyampaian informasi yang
benar dan jelas untuk keperluan analisis
5. Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal
berkaitan dengan insiden termasuk penyediaan
informasi yang benar dan jelas tentang Analisis Akar
Masalah (RCA) kejadian pada saat program
keselamatan pasien mulai dilaksanakan
6. Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis
insiden, misalnya menangani Kejadian Sentinel atau
kegiatan proaktif untuk memperkecil risiko, termasuk
mekanisme untuk mendukung staf dalam kaitan
dengan Kejadian Sentinel
7. Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka
secara sukarela antar unit dan antar pengelola
pelayanan di dalam rumah sakit dengan
pendekatan antar disiplin
8. Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang
dibutuhkan dalam kegiatan perbaikan kinerja
rumah sakit dan perbaikan keselamatan pasien,
termasuk evaluasi berkala terhadap kecukupan
sumber daya tersebut
9. Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan
informasi menggunakan kriteria objektif untuk
mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja
rumah sakit dan keselamatan pasien,
termasuk rencana tindak lanjut dan
implementasinya
• Standar VI. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
Standar:
1. Rumah sakit memiliki proses pendidikan, pelatihan dan
orientasi untuk setiap jabatan mencakup keterkaitan
jabatan dengan keselamatan pasien secara jelas
2. Rumah sakit menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan yang berkelanjutan untuk meningkatkan dan
memelihara kompetensi staf serta mendukung
pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien
Kriteria:
1. Setiap rumah sakit harus memiliki program
pendidikan, pelatihan dan orientasi bagi staf
baru yang memuat topik keselamatan pasien
sesuai dengan tugasnya masing-masing
2. Setiap rumah sakit harus mengintegrasikan topik
keselamatan pasien dalam setiap kegiatan
inservice training dan memberi pedoman yang
jelas tentang pelaporan insiden
3. Setiap rumah sakit harus menyelenggarakan
pelatihan tentang kerjasama kelompok
(teamwork) guna mendukung pendekatan
interdisiplin dan kolaboratif dalam rangka
melayani pasien
• Standar VII. Komunikasi merupakan kunci bagi
staff untuk mencapai keselamatan pasien
Standar:
1. Rumah sakit merencanakan dan mendesain
proses manajemen informasi keselamatan
pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi
internal dan eksternal
2. Transmisi data dan informasi harus tepat
waktu dan akurat
Kriteria:
1. Perlu disediakan anggaran untuk
merencanakan dan mendesain proses
manajemen untuk memperoleh data dan
informasi tentang hal-hal terkait dengan
keselamatan pasien
2. Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan
kendala komunikasi untuk merevisi
manajemen informasi yang ada
Tujuh Langkah Menuju Keselamatan
Pasien Rumah Sakit
• Langkah 1. Bangun Kesadaran Akan Nilai
Keselamatan Pasien
Ciptakan kepemimpinan dan budaya yang
terbuka dan adil.
• Langkah penerapan bagi Rumah Sakit :
1. Pastikan rumah sakit memiliki kebijakan yang
mejabarkan apa yang harus dilakukan staf segera
setelah terjadi insiden, bagaimana langkah-
langkah pengumpulan fakta harus dilakukan dan
dukungan apa yang harus diberikan kepada staf,
pasien dan keluarga
2. Pastikan rumah sakit memiliki kebijakan yang
menjabarkan peran dan akuntabilitas individual
bilamana ada insiden
3. Tumbuhkan budaya pelaporan dan belajar dari
insiden yang terjadi di rumah sakit.
4. Lakukan asesmen dengan menggunakan survei
penilaian keselamatan pasien.
• Langkah 2. Pimpin Dan Dukung Staf
Bangun komitmen dan fokus yang kuat dan jelas
tentang Keselamatan Pasien di rumah sakit.
• Langkah penerapan untuk Rumah Sakit :
1. Pastikan ada anggota Direksi atau Pimpinan yang
bertanggung jawab atas Keselamatan Pasien
2. Identifikasi di tiap bagian rumah sakit, orang-
orang yang dapat diandalkan untuk menjadi
”penggerak” dalam gerakan Keselamatan Pasien
3. Prioritaskan Keselamatan Pasien dalam
agenda rapat Direksi/Pimpinan maupun rapat-
rapat manajemen rumah sakit
4. Masukkan Keselamatan Pasien dalam semua
program latihan staf rumah sakit anda dan
pastikan pelatihan ini diikuti dan diukur
efektivitasnya.
• Langkah 3. Integrasikan Aktivitas Pengelolaan
Risiko
Kembangkan sistem dan proses pengelolaan
risiko, serta lakukan identifikasi dan asesmen
hal yang potensial bermasalah.
• Langkah penerapan untuk Rumah Sakit :
1. Telaah kembali struktur dan proses yang ada
dalam manajemen risiko klinis dan non klinis,
serta pastikan hal tersebut mencakup dan
terintegrasi dengan Keselamatan Pasien dan
Staf
2. Kembangkan indikator-indikator kinerja bagi
sistem pengelolaan risiko yang dapat
dimonitor oleh Direksi/Pimpinan rumah sakit
3. Gunakan informasi yang benar dan jelas yang
diperoleh dari sistem pelaporan insiden dan
asesmen risiko untuk dapat secara proaktif
meningkatkan kepedulian terhadap pasien.
• Langkah 4. Kembangkan Sistem Pelaporan
1. Pastikan para staf mudah dalam melaporkan
kejadian/ insiden, serta rumah sakit mengatur
pelaporan kepada Komite Keselamatan Pasien
Rumah Sakit (KKPRS).
2. Langkah penerapan untuk Rumah Sakit:
Lengkapi rencana implementasi sistem
pelaporan insiden ke dalam maupun ke luar,
yang harus dilaporkan ke KPPRS.
• Langkah 5. Libatkan Dan Berkomunikasi
Dengan Pasien
1. Kembangkan cara-cara komunikasi yang
terbuka dengan pasien.
2. Langkah penerapan untuk Rumah Sakit :
1. Pastikan rumah sakit memiliki kebijakan yang
secara jelas menjabarkan cara-cara komunikasi
terbuka tentang insiden dengan para pasien
dan keluarganya
2. Pastikan pasien dan keluarga mereka
mendapat informasi yang benar dan jelas
bilamana terjadi insiden
3. Berikan dukungan, pelatihan dan dorongan
semangat kepada staf agar selalu terbuka
kepada pasien dan keluarganya.
Langkah 6. Belajar Dan Berbagi Pengalaman Tentang Keselamatan
Pasien
• Dorong para staf untuk melakukan analisis akar masalah untuk
belajar bagaimana dan mengapa kejadian itu timbul.
• Langkah penerapan untuk Rumah Sakit :
• Pastikan staf yang terkait telah terlatih untuk melakukan kajian
insiden secara tepat, yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
penyebab
• Kembangkan kebijakan yang menjabarkan dengan jelas kriteria
pelaksanaan Analisis Akar Masalah (Root Cause Analysis/RCA) atau
Failure Modes and Effects Analysis (FMEA) atau metoda analisis
lain, yang harus mencakup semua insiden yang telah terjadi dan
minimum satu kali per tahun untuk proses risiko tinggi.
Langkah 7. Cegah Cedera Melalui Implementasi
Sistem Keselamatan Pasien
• Gunakan informasi yang ada tentang kejadian
/ masalah untuk melakukan perubahan pada
sistem pelayanan.
KRITERIA MONITORING DAN EVALUASI
PASIENT SAFETY
• Secara umum, monitoring dapat diartikan sebagai
proses pemantauan suatu system atau program
kerja. Dalam proses manajemen pasient safety
terdapat kegiatan berupa pemantauan terhadap
pelaksanaan pelayanan terkait program
keselamatan pasien
• Monitoring dan evaluasi perlu dilakukan dalam
setiap program keselamatan pasien, baik dalam
pelayanan kefarmasian, keperawatan, kebidanan,
maupun dalam setiap pelayanan yang diberikan
Rumah sakit
Tujuan Monitoring dan Evaluasi
• Adalah agar pelayanan yang diberikan kepada
pasien sesuai dengan kaidah keselamatan
pasien
• Mencegah agar insiden yang sama tidak
terulang kembali di suatu hari nanti
• Hasil monitoring dan evaluasi harus
diumpanbalikkan ke semua pihak yang terkait
dengan program keselamatan pasien
• Untuk mengukur keberhasilan suatu program
maka diperlukan indicator
• Indikator merupakan suatu alat atau tolok
ukur yang menunjuk pada ukuran kepatuhan
prosedur yang telah ditetapkan
Indikator Keberhasilan Program
Keselamatan Pasien
• Menurunnya angka kejadian tidak diinginkan
(KTD), kejadian nyaris cedera (KNC), dan
kejadian sentinel
• Menurunnya ketiga kejadian tersebut (KTD,
KNC dan kejadian sentinel) terulang atau
kembali lagi
Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi
Pasient safety
• Dalam Permenkes (2011) pasal 15 dan 16
terdapat sejumlah pelaksanaan dalam
pembinaan dan pengawasan terkait keselamatan
pasien yaitu:
1. Menteri, Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemda Kabupaten/kota
2. Asosiasi RS dan organisasi profesi kesehatan
3. Kepala RS harus melakukan pembinaan dan
pengawasan kegiatan keselamatan pasien yang
dilaksanakan oleh tim keselamatan pasien
Rumah Sakit
Komunikasi Antar Anggota Tim
Kesehatan
• Komunikasi dapat diartikan sebagai sebuah
proses pertukaran pesan baik yang tertulis
ataupun tidak
• Setiap proses komunikasi tentu melibatkan
sumber komunikasi, pesan, media atau
saluran sebagai sarana mengalihkan pesan,
cara/metode untuk memindahkan pesan
• Informasi yang tidak akurat akan
menyebabkan kesalahan dan KTD
Metode Komunikasi Interpersonal
yang Efektif
Metode ISBAR:
I: Introduction-Perkenalan singkat
Ex: Perawat konsultasi ke dokter penanggung
jawab
“ Selamat pagi dok, saya perawat Andi, dari
ruang perawatan umum pria, yang merawat Tn.
Selamet (50 tahun) yang diruangan 401 yang
dokter diagnosis dengan DM tipe 2”
S: Situation-apa yang terjadi pada pasien
Ex: “ melaporkan kondisi terkini pasien atas
nama Tn. Selamet saat ini pasien mengeluh
sesak nafas mendadak”
B: Background-apa latar belakang klinis atau
riwayat pasien yang ada?
Ex: “ pasien sebelumnya memiliki riwayat sakit
jantung dan asma. Setelah saya kaji, pasien tidak
rutin minum obat jantung dan sakit asamnya
kambuh bila keadaan Lelah atau suhu dingin,
namun selama tidak muncul sesak. Terkadang
pasien juga mengeluh nyeri dada sebelah kiri”
Assessment- Bagaimana penilaian terhadap
pasien tersebut ?
Ex: “ saat ini tanda vital pasien TD: 130/90
mmHg. Nadi: 96 x/mnt, RR: 30x/mnt, suhu: 37 C,
terdengar suara nafas mengi, ada nafas cuping
hidung. Tapi pasien tidak ada sianosis perifer
dok..”
Recommendation –apa yang harus dilakukan
untuk masalah tersebut?
“ Saat ini pasien sudah terpasang Oksigen 3 lpm,
ada saran tambahan dok?/kira-kira dokter bisa
melihat langsung pasiennya, karena pasien
sepertinya kondisi menurun perlu dilihat
langsung oleh dokter?”
• Metode komunikasi lain yang dapat digunakan adalah
metode call-out. Metode ini biasa digunakan dalam
komunikasi di kondisi kegawatdaruratan dan menentukan
keputusan yang bersifat segera. Contoh komunikasi model
call-out adalah sebagai berikut:
Situasi pasien penurunan kesadaran di IGD:
Dokter: “cek jalan nafas”
Perawat A: “ Airway clear”
Dokter “ “cek breathing”
Perawat A: tidak ada nafas
Dokter : Perawat A siapkan alat-alat resusitasi, pasang iv line
bila mungkin.
• Check back sangat diperlukan terutama pada komunikasi tim multi
profesi. Dengan check back atau konfirmasi ulang, informasi akan
semakin jelas dan bila terjadi miscommunication dapat diatasi saat
itu juga. Secara umum tahap komunikasi check back dicontohkan
sebagai berikut:
Tahap I : Informan menyampaikan informasi
Ex: Dokter : “ beri ondancentron 4 mg IV per 12 jam
Tahap 2 : Penerima informasi, mengulang data/informasi yang diterima
Ex: perawat: “ ondancentron 4 mg IV per 12 jam ya dok?”
Tahap 3 : informan memastikan informasi yang diberikan telah benar
Ex: Dokter :”iya betul”
Kebijakan yang Mendukung Pasient
Safety
• Tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien, pasal 3
dan pasal 5
Pasal 3 disebutkan bahwa dalam rangka
meningkatkan mutu dan keselamatan pasien di
fasilitas pelayanan kesehatan Menteri membentuk
Komite Nasional Keselamatan Pasien
Pasal 5 disebutkan bahwa setiap fasilitas pelayanan
kesehatan harus menyelenggarakan Keselamatan
Pasien
• Kebijakan yang mengatur Akreditasi RS di Indonesia
yang dilakukan oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit
(KARS) dan joint Commission International (JCI)
Kebijakan yang mengatur akreditasi tertuang
dalam UU Nomer 44 tahun 2009, pasal 40 ayat
1 tentang Rumah Sakit. Isi dari pasal tersebut
mewajibkan seluruh RS di Indonesia untuk
meningkatkan mutu pelayanan melalui akreditasi
di mana salah satu penilaian akreditasi
tersebut adalah keselamatan pasien
KONSEP KESELAMATAN PASIEN.pptx

More Related Content

What's hot

Aplikasi perhitungan tenaga keperawatan need (douglas)
Aplikasi perhitungan tenaga keperawatan need (douglas)Aplikasi perhitungan tenaga keperawatan need (douglas)
Aplikasi perhitungan tenaga keperawatan need (douglas)Yabniel Lit Jingga
 
Indikator Sasaran Keselamatan Pasien
Indikator Sasaran Keselamatan PasienIndikator Sasaran Keselamatan Pasien
Indikator Sasaran Keselamatan PasienIrmawan Nugroho
 
Rekam Medik & Sistem Pelaporan Rumah Sakit
Rekam Medik & Sistem Pelaporan Rumah SakitRekam Medik & Sistem Pelaporan Rumah Sakit
Rekam Medik & Sistem Pelaporan Rumah SakitEndah Widya Purnamasari
 
SOP Petunjuk pelaksanaan
SOP Petunjuk pelaksanaanSOP Petunjuk pelaksanaan
SOP Petunjuk pelaksanaanRivana Az
 
5.1.1. Monitoring, evaluasi, RTL Keselamatan pasien jan-jun 23.docx
5.1.1. Monitoring, evaluasi, RTL Keselamatan pasien jan-jun 23.docx5.1.1. Monitoring, evaluasi, RTL Keselamatan pasien jan-jun 23.docx
5.1.1. Monitoring, evaluasi, RTL Keselamatan pasien jan-jun 23.docxDeviPutri52
 
LAPORAN KEGIATAN KOMITE KEPERAWATAN (10 MEI 2019).pptx
LAPORAN KEGIATAN KOMITE KEPERAWATAN (10 MEI 2019).pptxLAPORAN KEGIATAN KOMITE KEPERAWATAN (10 MEI 2019).pptx
LAPORAN KEGIATAN KOMITE KEPERAWATAN (10 MEI 2019).pptxtaufikrohman33
 
Standart Pelayanan Minimal Rumah Sakit
Standart Pelayanan Minimal Rumah SakitStandart Pelayanan Minimal Rumah Sakit
Standart Pelayanan Minimal Rumah SakitLuzyana Rachmadhani
 
1. Kebijakan Mutu dan Pelaksanaan Akreditasi RS.pptx
1. Kebijakan Mutu dan Pelaksanaan Akreditasi RS.pptx1. Kebijakan Mutu dan Pelaksanaan Akreditasi RS.pptx
1. Kebijakan Mutu dan Pelaksanaan Akreditasi RS.pptxDiahAnjarini2
 
Pdca semua unit ya
Pdca semua unit yaPdca semua unit ya
Pdca semua unit yaaphrelia
 
Alur pendaftaran pasien rawat jalan
Alur  pendaftaran pasien rawat jalanAlur  pendaftaran pasien rawat jalan
Alur pendaftaran pasien rawat jalanNindra Ayu
 
Sop manajemen-rumah-sakit-revisi-4
Sop manajemen-rumah-sakit-revisi-4Sop manajemen-rumah-sakit-revisi-4
Sop manajemen-rumah-sakit-revisi-4BoneTheofrida
 
(Lamp 1.27) standar pelayanan nicu
(Lamp 1.27) standar pelayanan nicu(Lamp 1.27) standar pelayanan nicu
(Lamp 1.27) standar pelayanan nicuArmin Kobain
 
Slide akreditasi ppk
Slide akreditasi ppkSlide akreditasi ppk
Slide akreditasi ppkdike1
 
Instrumen akreditasi puskesmas
Instrumen akreditasi puskesmasInstrumen akreditasi puskesmas
Instrumen akreditasi puskesmasJaya Saragih
 
Standar Akreditasi Klinik-Lies(overview) (1).pptx
Standar Akreditasi Klinik-Lies(overview) (1).pptxStandar Akreditasi Klinik-Lies(overview) (1).pptx
Standar Akreditasi Klinik-Lies(overview) (1).pptxNaniMulyani17
 
7.1.1.3 SOP Pendaftaran pasien baru.docx
7.1.1.3 SOP Pendaftaran pasien baru.docx7.1.1.3 SOP Pendaftaran pasien baru.docx
7.1.1.3 SOP Pendaftaran pasien baru.docxPUJIRAHAYU182817
 

What's hot (20)

Aplikasi perhitungan tenaga keperawatan need (douglas)
Aplikasi perhitungan tenaga keperawatan need (douglas)Aplikasi perhitungan tenaga keperawatan need (douglas)
Aplikasi perhitungan tenaga keperawatan need (douglas)
 
Indikator Sasaran Keselamatan Pasien
Indikator Sasaran Keselamatan PasienIndikator Sasaran Keselamatan Pasien
Indikator Sasaran Keselamatan Pasien
 
Rekam Medik & Sistem Pelaporan Rumah Sakit
Rekam Medik & Sistem Pelaporan Rumah SakitRekam Medik & Sistem Pelaporan Rumah Sakit
Rekam Medik & Sistem Pelaporan Rumah Sakit
 
SOP Petunjuk pelaksanaan
SOP Petunjuk pelaksanaanSOP Petunjuk pelaksanaan
SOP Petunjuk pelaksanaan
 
Sop rs
Sop rsSop rs
Sop rs
 
5.1.1. Monitoring, evaluasi, RTL Keselamatan pasien jan-jun 23.docx
5.1.1. Monitoring, evaluasi, RTL Keselamatan pasien jan-jun 23.docx5.1.1. Monitoring, evaluasi, RTL Keselamatan pasien jan-jun 23.docx
5.1.1. Monitoring, evaluasi, RTL Keselamatan pasien jan-jun 23.docx
 
LAPORAN KEGIATAN KOMITE KEPERAWATAN (10 MEI 2019).pptx
LAPORAN KEGIATAN KOMITE KEPERAWATAN (10 MEI 2019).pptxLAPORAN KEGIATAN KOMITE KEPERAWATAN (10 MEI 2019).pptx
LAPORAN KEGIATAN KOMITE KEPERAWATAN (10 MEI 2019).pptx
 
Sop ambulance
Sop ambulanceSop ambulance
Sop ambulance
 
Standart Pelayanan Minimal Rumah Sakit
Standart Pelayanan Minimal Rumah SakitStandart Pelayanan Minimal Rumah Sakit
Standart Pelayanan Minimal Rumah Sakit
 
1. Kebijakan Mutu dan Pelaksanaan Akreditasi RS.pptx
1. Kebijakan Mutu dan Pelaksanaan Akreditasi RS.pptx1. Kebijakan Mutu dan Pelaksanaan Akreditasi RS.pptx
1. Kebijakan Mutu dan Pelaksanaan Akreditasi RS.pptx
 
Pdca semua unit ya
Pdca semua unit yaPdca semua unit ya
Pdca semua unit ya
 
Sop pelayanan pkm
Sop pelayanan pkmSop pelayanan pkm
Sop pelayanan pkm
 
Alur pendaftaran pasien rawat jalan
Alur  pendaftaran pasien rawat jalanAlur  pendaftaran pasien rawat jalan
Alur pendaftaran pasien rawat jalan
 
Sop manajemen-rumah-sakit-revisi-4
Sop manajemen-rumah-sakit-revisi-4Sop manajemen-rumah-sakit-revisi-4
Sop manajemen-rumah-sakit-revisi-4
 
(Lamp 1.27) standar pelayanan nicu
(Lamp 1.27) standar pelayanan nicu(Lamp 1.27) standar pelayanan nicu
(Lamp 1.27) standar pelayanan nicu
 
Slide akreditasi ppk
Slide akreditasi ppkSlide akreditasi ppk
Slide akreditasi ppk
 
Sop poli umum
Sop poli umumSop poli umum
Sop poli umum
 
Instrumen akreditasi puskesmas
Instrumen akreditasi puskesmasInstrumen akreditasi puskesmas
Instrumen akreditasi puskesmas
 
Standar Akreditasi Klinik-Lies(overview) (1).pptx
Standar Akreditasi Klinik-Lies(overview) (1).pptxStandar Akreditasi Klinik-Lies(overview) (1).pptx
Standar Akreditasi Klinik-Lies(overview) (1).pptx
 
7.1.1.3 SOP Pendaftaran pasien baru.docx
7.1.1.3 SOP Pendaftaran pasien baru.docx7.1.1.3 SOP Pendaftaran pasien baru.docx
7.1.1.3 SOP Pendaftaran pasien baru.docx
 

Similar to KONSEP KESELAMATAN PASIEN.pptx

PANDUAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN (BELLA) (1).docx
PANDUAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN (BELLA) (1).docxPANDUAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN (BELLA) (1).docx
PANDUAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN (BELLA) (1).docxnovyantihidayat
 
KAK KESELAMATAN PASIEN.doc
KAK KESELAMATAN PASIEN.docKAK KESELAMATAN PASIEN.doc
KAK KESELAMATAN PASIEN.docErnaHardiana
 
Patient safety
Patient safetyPatient safety
Patient safetymateri-x2
 
KESELAMATAN PASIEN (1).pptx
KESELAMATAN PASIEN (1).pptxKESELAMATAN PASIEN (1).pptx
KESELAMATAN PASIEN (1).pptxssuser390de4
 
Bab i manajemen safety fix
Bab i manajemen safety fixBab i manajemen safety fix
Bab i manajemen safety fixSri Rahayu
 
PEDOMAN ORGANISASI TIM KESELAMATAN PASIEN RS,f.pdf
PEDOMAN ORGANISASI TIM KESELAMATAN PASIEN RS,f.pdfPEDOMAN ORGANISASI TIM KESELAMATAN PASIEN RS,f.pdf
PEDOMAN ORGANISASI TIM KESELAMATAN PASIEN RS,f.pdffifinoktaviani
 
7 PILAR KESELAMATAN PASIEN.pptx
7 PILAR KESELAMATAN PASIEN.pptx7 PILAR KESELAMATAN PASIEN.pptx
7 PILAR KESELAMATAN PASIEN.pptxriaaninditya1
 
Konsep dasar patient safety
Konsep dasar patient safetyKonsep dasar patient safety
Konsep dasar patient safetyIrwanBudiana2
 
Perspektif kep medikal bedah
Perspektif kep medikal bedahPerspektif kep medikal bedah
Perspektif kep medikal bedahardiners
 
PEDOMAN KESELAMATAN PASIEN K3.doc
PEDOMAN KESELAMATAN PASIEN K3.docPEDOMAN KESELAMATAN PASIEN K3.doc
PEDOMAN KESELAMATAN PASIEN K3.documma16
 
Contoh program kerja pkrs
Contoh program kerja pkrsContoh program kerja pkrs
Contoh program kerja pkrskhusnuleza
 

Similar to KONSEP KESELAMATAN PASIEN.pptx (20)

PANDUAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN (BELLA) (1).docx
PANDUAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN (BELLA) (1).docxPANDUAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN (BELLA) (1).docx
PANDUAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN (BELLA) (1).docx
 
KAK KESELAMATAN PASIEN.doc
KAK KESELAMATAN PASIEN.docKAK KESELAMATAN PASIEN.doc
KAK KESELAMATAN PASIEN.doc
 
PMKP.pptx
PMKP.pptxPMKP.pptx
PMKP.pptx
 
Patient safety
Patient safetyPatient safety
Patient safety
 
KESELAMATAN PASIEN (1).pptx
KESELAMATAN PASIEN (1).pptxKESELAMATAN PASIEN (1).pptx
KESELAMATAN PASIEN (1).pptx
 
Bab i manajemen safety fix
Bab i manajemen safety fixBab i manajemen safety fix
Bab i manajemen safety fix
 
Pasien safety
Pasien safetyPasien safety
Pasien safety
 
KONSEP_KESELAMATAN_PASIEN_NEW.pdf
KONSEP_KESELAMATAN_PASIEN_NEW.pdfKONSEP_KESELAMATAN_PASIEN_NEW.pdf
KONSEP_KESELAMATAN_PASIEN_NEW.pdf
 
PEDOMAN ORGANISASI TIM KESELAMATAN PASIEN RS,f.pdf
PEDOMAN ORGANISASI TIM KESELAMATAN PASIEN RS,f.pdfPEDOMAN ORGANISASI TIM KESELAMATAN PASIEN RS,f.pdf
PEDOMAN ORGANISASI TIM KESELAMATAN PASIEN RS,f.pdf
 
7 PILAR KESELAMATAN PASIEN.pptx
7 PILAR KESELAMATAN PASIEN.pptx7 PILAR KESELAMATAN PASIEN.pptx
7 PILAR KESELAMATAN PASIEN.pptx
 
Konsep dasar patient safety
Konsep dasar patient safetyKonsep dasar patient safety
Konsep dasar patient safety
 
PPT_Keperawatan.pptx
PPT_Keperawatan.pptxPPT_Keperawatan.pptx
PPT_Keperawatan.pptx
 
DEWI,DWI,LUCY.pptx
DEWI,DWI,LUCY.pptxDEWI,DWI,LUCY.pptx
DEWI,DWI,LUCY.pptx
 
RESIDENSI. PPT.pptx
RESIDENSI. PPT.pptxRESIDENSI. PPT.pptx
RESIDENSI. PPT.pptx
 
Ppt pasien safety
Ppt pasien safetyPpt pasien safety
Ppt pasien safety
 
Perspektif kep medikal bedah
Perspektif kep medikal bedahPerspektif kep medikal bedah
Perspektif kep medikal bedah
 
PEDOMAN KESELAMATAN PASIEN K3.doc
PEDOMAN KESELAMATAN PASIEN K3.docPEDOMAN KESELAMATAN PASIEN K3.doc
PEDOMAN KESELAMATAN PASIEN K3.doc
 
Patient Safety 2
Patient Safety 2Patient Safety 2
Patient Safety 2
 
K3 Keperawatan
K3 KeperawatanK3 Keperawatan
K3 Keperawatan
 
Contoh program kerja pkrs
Contoh program kerja pkrsContoh program kerja pkrs
Contoh program kerja pkrs
 

Recently uploaded

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 

Recently uploaded (20)

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 

KONSEP KESELAMATAN PASIEN.pptx

  • 2. PENDAHULUAN • Tujuan pelayanan kesehatan adalah untuk menyelamatkan pasien, sesuai dengan ungkapan oleh Hiprocrates yaitu “Primum, non nocere” (“First, do no harm”). • Namun, dengan semakin berkembangnya ilmu dan teknologi pelayanan kesehatan khususnya di rumah sakit, pelayanan kesehatan menjadi semakin kompleks dan berpotensi terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD).
  • 3. • Di rumah sakit terdapat ratusan macam obat, ratusan tes dan prosedur, banyak alat dengan teknologinya, bermacam jenis tenaga profesi dan non profesi yang memberikan pelayanan kepada masyarakat selama 24 jam terus menerus. Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak dikelola dengan baik dapat terjadi KTD.
  • 4. • Seperti yang terjadi di masyarakat sekarang ini yaitu penilaian akan malpraktek, yang belum tentu sesuai dengan pembuktian akhir. • Di Indonesia, kampanye keselamatan pasien dimulai tahun 2006, dengan diterbitkannya Buku Panduan Keselamatan Pasien RS oleh Kementerian Kesehatan.
  • 5. • Akan tetapi, aspek-aspek keselamatan pasien sudah diterapkan di rumah sakit sejak tahun 2001, dan secara formal masuk dalam Standar Pelayanan Minimal RS pada tahun 2008 (Kepmenkes 129/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal RS).
  • 6. Pengertian Keselamatan Pasien • Pasien diartikan penerima jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit baik dalam keadaan sehat maupun sakit • Patient diartikan pasien atau orang sakit, sementara safety berasal dari kata safe berarti aman atau juga memiliki arti keselamatan (Hartono, 2002)
  • 7. • Sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan (Permenkes, Tahun 2011).
  • 8. • Keselamatan pasien adalah bebas dari cidera fisik dan psikologis yang menjamin keselamatan pasien, melalui penerapan system operasional, meminimalisasi terjadinya kesalahan, mengurangi rasa tidak aman pasien dalam system perawatan kesehatan dan meningkatkan pelayanan yang optimal (Canadian Nursing Association, 2004)
  • 9. TUJUAN KESELAMATAN PASIEN • Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit • Meningkatnya akutanbilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat • Menurunnya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di rumah sakit • Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan
  • 10. LIMA PRINSIP KESELAMATAN PASIEN Kohn (2000) menyusun lima prinsip untuk merancang safety system di organisasi kesehatan yakni: 1. Prinsip I : Provide Leadership meliputi: a. Menjadikan keselamatan pasien sebagai tujuan utama/prioritas b. Menjadikan keselamatan pasien sebgai tanggung jawab Bersama c. Menunjuk/menugaskan seseorang yang bertanggung jawab untuk program keselamatan d. Sistem e. Mengembangkan mekanisme yang efektif untuk mengidentifikasi “unsafe” dokter
  • 11. 2. Prinsip 2: Memperhatikan keterbatasan manusia dalam perancangan proses yakni: a. Design job for safety b. Menyederhanakan proses c. Membuat standar proses
  • 12. 3. Prinsip 3: Mengembangkan tim yang efektif 4. Prinsip 4: Antisipasi untuk kejadian tak terduga: a. Pendekatan proaktif b. Menyediakan antidotum dan c. Training simulasi 5. Prinsip 5 : menciptakan atmosfer “learning”
  • 13. KOMPONEN KESELAMATAN PASIEN • Setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien, terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan, Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Cedera dan Kejadian Potensial Cedera.
  • 14. • Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien • Kejadian Nyaris Cedera (KNC) adalah terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke pasien
  • 15. • Kejadian Tidak Cedera (KTC) adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera • Kondisi Potensial Cedera (KPC) adalah kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden • Kejadian sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius
  • 16. STANDAR KESELAMATAN PASIEN • Standar I Hak pasien Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan.
  • 17. Kriteria: • Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan • Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana pelayanan • Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan secara jelas dan benar kepada pasien dan keluarganya tentang rencana dan hasil pelayanan, pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan terjadinya KTD.
  • 18. • Standar II. Mendidik pasien dan keluarga Rumah sakit harus mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien.
  • 19. Kriteria: Dengan pendidikan tersebut diharapkan pasien dan keluarga dapat: • Memberikan informasi yang benar, jelas, lengkap dan jujur • Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab pasien dan keluarga • Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti • Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan • Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan rumah sakit • Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa • Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati
  • 20. • Standar III. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan Rumah sakit menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan.
  • 21. Kriteria: 1. Terdapat koordinasi pelayanan secara menyeluruh mulai dari saat pasien masuk, pemeriksaan, diagnosis, perencanaan pelayanan, tindakan pengobatan, rujukan dan saat pasien keluar dari rumah sakit 2. Terdapat koordinasi pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan kelayakan sumber daya secara berkesinambungan sehingga pada seluruh tahap pelayanan transisi antar unit pelayanan dapat berjalan baik dan lancar
  • 22. 3. Terdapat koordinasi pelayanan yang mencakup peningkatan komunikasi untuk memfasilitasi dukungan keluarga, pelayanan keperawatan, pelayanan sosial, konsultasi dan rujukan, pelayanan kesehatan primer dan tindak lanjut lainnya 4. Terdapat komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan sehingga dapat tercapainya proses koordinasi tanpa hambatan, aman dan efektif
  • 23. • Standar IV. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien Rumah sakit harus mendesign proses baru atau memperbaiki proses yang ada, memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis secara intensif KTD, dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien.
  • 24. • Kriteria: 1. Setiap rumah sakit harus melakukan proses perancangan (design) yang baik, mengacu pada visi, misi, dan tujuan rumah sakit, kebutuhan pasien, petugas pelayanan kesehatan, kaidah klinis terkini, praktik bisnis yang sehat, dan faktor-faktor lain yang berpotensi risiko bagi pasien sesuai dengan ”Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit” 2. Setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan data kinerja yang antara lain terkait dengan: pelaporan insiden, akreditasi, manajemen risiko, utilisasi, mutu pelayanan, keuangan
  • 25. 3. Setiap rumah sakit harus melakukan evaluasi intensif terkait dengan semua KTD, dan secara proaktif melakukan evaluasi satu proses kasus risiko tinggi 4. Setiap rumah sakit harus menggunakan semua data dan informasi hasil analisis untuk menentukan perubahan sistem yang diperlukan, agar kinerja dan keselamatan pasien terjamin
  • 26. • Standar V. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien Standar: 1. Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program keselamatan pasien secara terintegrasi dalam organisasi melalui penerapan “Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit ”
  • 27. 2. Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan pasien dan program menekan atau mengurangi KTD 3. Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar unit dan individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang keselamatan pasien
  • 28. 4. Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur, mengkaji, dan meningkatkan kinerja rumah sakit serta meningkatkan keselamatan pasien 5. Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam meningkatkan kinerja rumah sakit dan keselamatan pasien
  • 29. • Kriteria: 1. Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan pasien. 2. Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan dan program meminimalkan insiden, yang mencakup jenis- jenis kejadian yang memerlukan perhatian, mulai dari KNC sampai dengan KTD
  • 30. 3. Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari rumah sakit terintegrasi dan berpartisipasi dalam program keselamatan pasien 4. Tersedia prosedur “cepat-tanggap” terhadap insiden, termasuk asuhan kepada pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain dan penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk keperluan analisis
  • 31. 5. Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan insiden termasuk penyediaan informasi yang benar dan jelas tentang Analisis Akar Masalah (RCA) kejadian pada saat program keselamatan pasien mulai dilaksanakan 6. Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden, misalnya menangani Kejadian Sentinel atau kegiatan proaktif untuk memperkecil risiko, termasuk mekanisme untuk mendukung staf dalam kaitan dengan Kejadian Sentinel
  • 32. 7. Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan antar pengelola pelayanan di dalam rumah sakit dengan pendekatan antar disiplin 8. Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan perbaikan kinerja rumah sakit dan perbaikan keselamatan pasien, termasuk evaluasi berkala terhadap kecukupan sumber daya tersebut
  • 33. 9. Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan kriteria objektif untuk mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja rumah sakit dan keselamatan pasien, termasuk rencana tindak lanjut dan implementasinya
  • 34. • Standar VI. Mendidik staf tentang keselamatan pasien Standar: 1. Rumah sakit memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk setiap jabatan mencakup keterkaitan jabatan dengan keselamatan pasien secara jelas 2. Rumah sakit menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan untuk meningkatkan dan memelihara kompetensi staf serta mendukung pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien
  • 35. Kriteria: 1. Setiap rumah sakit harus memiliki program pendidikan, pelatihan dan orientasi bagi staf baru yang memuat topik keselamatan pasien sesuai dengan tugasnya masing-masing
  • 36. 2. Setiap rumah sakit harus mengintegrasikan topik keselamatan pasien dalam setiap kegiatan inservice training dan memberi pedoman yang jelas tentang pelaporan insiden 3. Setiap rumah sakit harus menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama kelompok (teamwork) guna mendukung pendekatan interdisiplin dan kolaboratif dalam rangka melayani pasien
  • 37. • Standar VII. Komunikasi merupakan kunci bagi staff untuk mencapai keselamatan pasien Standar: 1. Rumah sakit merencanakan dan mendesain proses manajemen informasi keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan eksternal 2. Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat
  • 38. Kriteria: 1. Perlu disediakan anggaran untuk merencanakan dan mendesain proses manajemen untuk memperoleh data dan informasi tentang hal-hal terkait dengan keselamatan pasien 2. Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi untuk merevisi manajemen informasi yang ada
  • 39. Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit • Langkah 1. Bangun Kesadaran Akan Nilai Keselamatan Pasien Ciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil.
  • 40. • Langkah penerapan bagi Rumah Sakit : 1. Pastikan rumah sakit memiliki kebijakan yang mejabarkan apa yang harus dilakukan staf segera setelah terjadi insiden, bagaimana langkah- langkah pengumpulan fakta harus dilakukan dan dukungan apa yang harus diberikan kepada staf, pasien dan keluarga 2. Pastikan rumah sakit memiliki kebijakan yang menjabarkan peran dan akuntabilitas individual bilamana ada insiden
  • 41. 3. Tumbuhkan budaya pelaporan dan belajar dari insiden yang terjadi di rumah sakit. 4. Lakukan asesmen dengan menggunakan survei penilaian keselamatan pasien.
  • 42. • Langkah 2. Pimpin Dan Dukung Staf Bangun komitmen dan fokus yang kuat dan jelas tentang Keselamatan Pasien di rumah sakit. • Langkah penerapan untuk Rumah Sakit : 1. Pastikan ada anggota Direksi atau Pimpinan yang bertanggung jawab atas Keselamatan Pasien 2. Identifikasi di tiap bagian rumah sakit, orang- orang yang dapat diandalkan untuk menjadi ”penggerak” dalam gerakan Keselamatan Pasien
  • 43. 3. Prioritaskan Keselamatan Pasien dalam agenda rapat Direksi/Pimpinan maupun rapat- rapat manajemen rumah sakit 4. Masukkan Keselamatan Pasien dalam semua program latihan staf rumah sakit anda dan pastikan pelatihan ini diikuti dan diukur efektivitasnya.
  • 44. • Langkah 3. Integrasikan Aktivitas Pengelolaan Risiko Kembangkan sistem dan proses pengelolaan risiko, serta lakukan identifikasi dan asesmen hal yang potensial bermasalah.
  • 45. • Langkah penerapan untuk Rumah Sakit : 1. Telaah kembali struktur dan proses yang ada dalam manajemen risiko klinis dan non klinis, serta pastikan hal tersebut mencakup dan terintegrasi dengan Keselamatan Pasien dan Staf 2. Kembangkan indikator-indikator kinerja bagi sistem pengelolaan risiko yang dapat dimonitor oleh Direksi/Pimpinan rumah sakit
  • 46. 3. Gunakan informasi yang benar dan jelas yang diperoleh dari sistem pelaporan insiden dan asesmen risiko untuk dapat secara proaktif meningkatkan kepedulian terhadap pasien.
  • 47. • Langkah 4. Kembangkan Sistem Pelaporan 1. Pastikan para staf mudah dalam melaporkan kejadian/ insiden, serta rumah sakit mengatur pelaporan kepada Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS). 2. Langkah penerapan untuk Rumah Sakit: Lengkapi rencana implementasi sistem pelaporan insiden ke dalam maupun ke luar, yang harus dilaporkan ke KPPRS.
  • 48. • Langkah 5. Libatkan Dan Berkomunikasi Dengan Pasien 1. Kembangkan cara-cara komunikasi yang terbuka dengan pasien. 2. Langkah penerapan untuk Rumah Sakit : 1. Pastikan rumah sakit memiliki kebijakan yang secara jelas menjabarkan cara-cara komunikasi terbuka tentang insiden dengan para pasien dan keluarganya
  • 49. 2. Pastikan pasien dan keluarga mereka mendapat informasi yang benar dan jelas bilamana terjadi insiden 3. Berikan dukungan, pelatihan dan dorongan semangat kepada staf agar selalu terbuka kepada pasien dan keluarganya.
  • 50. Langkah 6. Belajar Dan Berbagi Pengalaman Tentang Keselamatan Pasien • Dorong para staf untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa kejadian itu timbul. • Langkah penerapan untuk Rumah Sakit : • Pastikan staf yang terkait telah terlatih untuk melakukan kajian insiden secara tepat, yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi penyebab • Kembangkan kebijakan yang menjabarkan dengan jelas kriteria pelaksanaan Analisis Akar Masalah (Root Cause Analysis/RCA) atau Failure Modes and Effects Analysis (FMEA) atau metoda analisis lain, yang harus mencakup semua insiden yang telah terjadi dan minimum satu kali per tahun untuk proses risiko tinggi.
  • 51. Langkah 7. Cegah Cedera Melalui Implementasi Sistem Keselamatan Pasien • Gunakan informasi yang ada tentang kejadian / masalah untuk melakukan perubahan pada sistem pelayanan.
  • 52. KRITERIA MONITORING DAN EVALUASI PASIENT SAFETY • Secara umum, monitoring dapat diartikan sebagai proses pemantauan suatu system atau program kerja. Dalam proses manajemen pasient safety terdapat kegiatan berupa pemantauan terhadap pelaksanaan pelayanan terkait program keselamatan pasien • Monitoring dan evaluasi perlu dilakukan dalam setiap program keselamatan pasien, baik dalam pelayanan kefarmasian, keperawatan, kebidanan, maupun dalam setiap pelayanan yang diberikan Rumah sakit
  • 53. Tujuan Monitoring dan Evaluasi • Adalah agar pelayanan yang diberikan kepada pasien sesuai dengan kaidah keselamatan pasien • Mencegah agar insiden yang sama tidak terulang kembali di suatu hari nanti
  • 54. • Hasil monitoring dan evaluasi harus diumpanbalikkan ke semua pihak yang terkait dengan program keselamatan pasien • Untuk mengukur keberhasilan suatu program maka diperlukan indicator • Indikator merupakan suatu alat atau tolok ukur yang menunjuk pada ukuran kepatuhan prosedur yang telah ditetapkan
  • 55. Indikator Keberhasilan Program Keselamatan Pasien • Menurunnya angka kejadian tidak diinginkan (KTD), kejadian nyaris cedera (KNC), dan kejadian sentinel • Menurunnya ketiga kejadian tersebut (KTD, KNC dan kejadian sentinel) terulang atau kembali lagi
  • 56. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Pasient safety • Dalam Permenkes (2011) pasal 15 dan 16 terdapat sejumlah pelaksanaan dalam pembinaan dan pengawasan terkait keselamatan pasien yaitu: 1. Menteri, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemda Kabupaten/kota 2. Asosiasi RS dan organisasi profesi kesehatan 3. Kepala RS harus melakukan pembinaan dan pengawasan kegiatan keselamatan pasien yang dilaksanakan oleh tim keselamatan pasien Rumah Sakit
  • 57. Komunikasi Antar Anggota Tim Kesehatan • Komunikasi dapat diartikan sebagai sebuah proses pertukaran pesan baik yang tertulis ataupun tidak • Setiap proses komunikasi tentu melibatkan sumber komunikasi, pesan, media atau saluran sebagai sarana mengalihkan pesan, cara/metode untuk memindahkan pesan • Informasi yang tidak akurat akan menyebabkan kesalahan dan KTD
  • 58. Metode Komunikasi Interpersonal yang Efektif Metode ISBAR: I: Introduction-Perkenalan singkat Ex: Perawat konsultasi ke dokter penanggung jawab “ Selamat pagi dok, saya perawat Andi, dari ruang perawatan umum pria, yang merawat Tn. Selamet (50 tahun) yang diruangan 401 yang dokter diagnosis dengan DM tipe 2”
  • 59. S: Situation-apa yang terjadi pada pasien Ex: “ melaporkan kondisi terkini pasien atas nama Tn. Selamet saat ini pasien mengeluh sesak nafas mendadak”
  • 60. B: Background-apa latar belakang klinis atau riwayat pasien yang ada? Ex: “ pasien sebelumnya memiliki riwayat sakit jantung dan asma. Setelah saya kaji, pasien tidak rutin minum obat jantung dan sakit asamnya kambuh bila keadaan Lelah atau suhu dingin, namun selama tidak muncul sesak. Terkadang pasien juga mengeluh nyeri dada sebelah kiri”
  • 61. Assessment- Bagaimana penilaian terhadap pasien tersebut ? Ex: “ saat ini tanda vital pasien TD: 130/90 mmHg. Nadi: 96 x/mnt, RR: 30x/mnt, suhu: 37 C, terdengar suara nafas mengi, ada nafas cuping hidung. Tapi pasien tidak ada sianosis perifer dok..”
  • 62. Recommendation –apa yang harus dilakukan untuk masalah tersebut? “ Saat ini pasien sudah terpasang Oksigen 3 lpm, ada saran tambahan dok?/kira-kira dokter bisa melihat langsung pasiennya, karena pasien sepertinya kondisi menurun perlu dilihat langsung oleh dokter?”
  • 63. • Metode komunikasi lain yang dapat digunakan adalah metode call-out. Metode ini biasa digunakan dalam komunikasi di kondisi kegawatdaruratan dan menentukan keputusan yang bersifat segera. Contoh komunikasi model call-out adalah sebagai berikut: Situasi pasien penurunan kesadaran di IGD: Dokter: “cek jalan nafas” Perawat A: “ Airway clear” Dokter “ “cek breathing” Perawat A: tidak ada nafas Dokter : Perawat A siapkan alat-alat resusitasi, pasang iv line bila mungkin.
  • 64. • Check back sangat diperlukan terutama pada komunikasi tim multi profesi. Dengan check back atau konfirmasi ulang, informasi akan semakin jelas dan bila terjadi miscommunication dapat diatasi saat itu juga. Secara umum tahap komunikasi check back dicontohkan sebagai berikut: Tahap I : Informan menyampaikan informasi Ex: Dokter : “ beri ondancentron 4 mg IV per 12 jam Tahap 2 : Penerima informasi, mengulang data/informasi yang diterima Ex: perawat: “ ondancentron 4 mg IV per 12 jam ya dok?” Tahap 3 : informan memastikan informasi yang diberikan telah benar Ex: Dokter :”iya betul”
  • 65. Kebijakan yang Mendukung Pasient Safety • Tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien, pasal 3 dan pasal 5 Pasal 3 disebutkan bahwa dalam rangka meningkatkan mutu dan keselamatan pasien di fasilitas pelayanan kesehatan Menteri membentuk Komite Nasional Keselamatan Pasien Pasal 5 disebutkan bahwa setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus menyelenggarakan Keselamatan Pasien
  • 66. • Kebijakan yang mengatur Akreditasi RS di Indonesia yang dilakukan oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dan joint Commission International (JCI) Kebijakan yang mengatur akreditasi tertuang dalam UU Nomer 44 tahun 2009, pasal 40 ayat 1 tentang Rumah Sakit. Isi dari pasal tersebut mewajibkan seluruh RS di Indonesia untuk meningkatkan mutu pelayanan melalui akreditasi di mana salah satu penilaian akreditasi tersebut adalah keselamatan pasien