Dokumen tersebut membahas tentang nilai, moral, dan lingkungan dalam pandangan hidup bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa (1) pandangan hidup bangsa Indonesia didasarkan pada Pancasila yang menegaskan keseimbangan antara manusia dan Tuhan, masyarakat, alam serta kemajuan rohani dan jasmani, (2) kemanusiaan dijadikan tolak ukur dengan pengakuan hak asasi manus
3. NILAI
1. PANDANGAN HIDUP BANGSA INDONESIA ADALAH PANCASILA;
2. KEMANUSIAAN SEBAGAI TOLAK UKUR;
3. PERGESERAN NILAI;
4. KRISTALISASI NILAI;
5. KUALITAS MANUSIA;
6. MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN.
4. 1. PANDANGAN HIDUP BANGSA INDONESIA
ADALAH PANCASILA
KEBUDAYAAN DIDASARKAN KEPADA KESADARAN BAHWA PADA AKHIRNYA
KEBAHAGIAAN MANUSIA TERGANTUNG KEPADA TERCAPAINYA KESELARASAN,
KESEIMBANGAN, DAN KESELARASAN ANTARA :
a. MANUSIA SEBAGAI PRIBADI;
b. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN TUHANNYA;
c. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN MASYARAKAT;
d. HUBUNGAN MANUSIA DENGAN ALAM; DAN
e. DALAM MENGEJAR KEMAJUAN LAHIRIAH DAN KEBAHAGIAAN ROHANIAH.
5. 2. KEMANUSIAAN SEBAGAI TOLAK UKUR
Pri-kemanusiaan adalah jiwa yang merasakan bahwa antara manusia dengan lain manusia
ada hubungan : jiwa yang hendak mengangkat atau membedakan jiwa manusia yang lebih
tinggi dari jiwa binatang. Rasa kemanusiaan adakah hasil pertumbuhan rohani hasil
pertumbuhan kebudayaan, hasil pertumbuhan dari alam tingkat rendah ke taraf lebih
tinggi.
Sila kedua Pancasila menyatakan kemanusiaan yang adil dan beradab. Hal ini adanya
pengakuan pada hak-hak asasi manusia, manusia sebagai makhluk Tuhan. Hanya
manusialah yang memiliki kebudayaan dan peradaban, serta keadilan. Ini merupakan
pengakuan bahwa manusialah yang memiliki kemanusiaan, makhluk lain tidak demikian
halnya.
6. 3. PERGESERAN NILAI
Demikian juga bagi bangsa Indonesia dengan pandangan hidup berdasar atas
Pancasila, maka dalam melakukan serta hubungan dengan bangsa lain akan
terasa penggeseran-penggeseran di dalam sistem nilainya. Penggeseran nilai
mana disebutkan bahwa nilai lama telah ditinggalkan dan nilai-nilai baru
belum melembaga.
7. 4. KRISTALISASI NILAI
Bagi bangsa Indonesia, tidak dapat tidak adalah kristalisasi nilai-nilai yang
terdapat di dalam sila-sila Pancasila, di mana nilai Ketuhanan merupakan nilai
inti dan nilai sumber untuk nilai-nilai terdapat dalam sila-sila yang lain.
8. NILAI INTI DAN NILAI SUMBER AKAN MEMBERIKAN
LANDASAN BAGI :
a. NILAI DASAR KEMANUSIAAN SEBAGAI TOLAK UKUR (KRITERIA) ;
b. BERLAKU UMUM DAN MENYELURUH UNTUK NILAI-NILAI LAIN;
c. NILAI KETUHANAN.
9. YANG MERUPAKAN NILAI INTI DAN NILAI SUMBER AKAN
DAPAT MEMBERIKAN USAHA DAN UPAYA MANUSIA DI
DALAM :
1. INVESTASI NILAI BAGI MANUSIA;
2. FILTER TINDAKAN MANUSIA;
3. MEMBERIKAN KENDALI PADA MANUSIA;
4. SEBAGAI PENGARAH PADA MANUSIA; DAN
5. SEBAGAI PENDORONG BAGI MANUSIA.
10. MENURUT POERNADI PURBACARAKA, S.H., ADA
KESERASIAN ANTARA : KEBEBASAN DAN
KETERTIBAN, KEBAHARUAN DAN KELESTARIAN,
KEBENDAAN DAN KEAKHLAKAN.
11. 5. KUALITAS MANUSIA
Kedudukan manusia itu unik, dia sebagai subyek dan dia juga sebagai obyek.
Kualitas manusia, adalah kualitas manusia di dalam berbuat dan bertindak di
dalam hidup dan kehidupan masyarakat. Di dalam kaitan dengan kualitas
manusia maka ia mencakup kualitas masyarakat dan sebaliknya. Karena
manusia mempunyai tiga aspek yaitu fisik, aspek mental dan aspek spiritual
maka kualitas manusia diartikan untuk meningkatkan ketiga aspek manusia
tersebut.
12. 6. MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN
Masyarakat itu bersifat sosiologis yang bertitik tolak dari nilai-nilai tertentu.
Masyarakat sangat dipengaruhi oleh lingkungan di mana masyarakat itu ada
dan berada dan lingkungan memberikan nilai-nilai kepada kelompok
masyarakat tersebut.
Masyarakat Indonesia yang berdasarkan Pancasila tentu saja nilai-nilai
Pancasila akan mewarnai pandangan hidupnya. Bahwa pandangan hidup
bangsa Indonesia adalah kristalisasi nilai-nilai yang diyakini kebenaran dan
berkeinginan untuk melaksanakannya.
13. MORAL
Moralitas bertolak pada ilmu pengetahuan (cognitif) bukan pada afektif.
Moralitas berkaitan pula dengan jiwa dan semangat dari kelompok
masyarakat. Moral terjadi bila dikaitkan dengan masyarakat, tidak ada moral
bila tidak ada masyarakat dan seyogyanya tidak ada masyarakat tanpa moral
dan ini berkaitan dengan kesadaran kolektif.
14. Sikap dasar dari moral antara lain : moral merupakan social faets yang bersifat
obyektif dan pengaruh dari luar yang bersifat ada pembatasan/hambatan dari
individu. Bahwa moral bersikap fungsional terhadap masyarakat. Ada kontak
sosial. Berbuat moralitas berarti berbuat kepentingan kolektif. Di dalam setiap
masyarakat mempunyai ukuran moral tersendiri. Moral berkaitan dengan
fungsi masyarakat. Perbuatan jahat atau melanggar kepentingan masyarakat
terjadi karena tidak sesuai dengan ukuran kolektif.
15. Keseimbangan keselarasan dan keserasian antara kebebasan dan ketertiban,
antara kebaharuan dan kelestarian serta antara kebendaan dan keakhlakan.
Keseimbangan, keselarasan dan keserasian ini bukan bersifat statis, tetapi
dinamis. Karena bersifat dinamis maka sudah tentu akan saling
ketergantungan. Bila demikian halnya akan bersifat relatif (nisbi), sehingga
tidak ada yang mutlak kecuali yang Maha Pencipta. Maka dengan demikian
peranan masyarakat akan selalu memegang peranan ganda, tanpa terkecuali
di dalam kehidupan masyarakat Pancasila yang bersifat majemuk ini.