SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Nilai-nilai Kultural Masyarakat Indonesia
Oleh:
Alexandros Arief Prasetya, S.Pd
Kelas XI IBB
Pengertian Nilai
Dalam kamus besar bahasa indonesia menerangkan mengenai
pengertian nilai, dimana nilai didefinisikan sebagai kadar, mutu, atau
sifat yang penting dan berguna bagi kemanusiaan.
Pengertian nilai secara menyeluruh adalah konsep-konsep umum
tentang sesuatu dianggap baik, patut, layak, pantas yang
keberadaannya dicitacitakan, diinginkan, dihayati, dan dilaksanakan
dalam kehidupan sehari hari dan menjadi pedoman kehidupan
bersama di dalam kelompok masyarakat tersebut, mulai dari unit
kesatuan sosial terkecil hingga suku, bangsa, dan masyarakat
internasional.
Berikut beberapa pengertian nilai menurut para ahli antara lain sebagai
berikut:
 Anthony Giddens menyatakan nilai adalah gagasan-gagasan yang dimiliki
oleh seseorang atau kelompok tentang apa yang dikehendaki, apa yang layak,
dan apa yang baik atau buruk.
 Horton dan Hunt menyatakan nilai adalah gagasan tentang apakah
pengalaman tersbut berarti atau tidak. Nilai ada hakikatnya mengarahkan
perilaku dan pertimbangan seseorang, akan tetapi nilai tidak menghakimi
apakah sebuah perilaku tersebut benar atau salah.
 Robert MZ Lawang menyatakan nilai adalah gambaran mengenai apa yang
diinginkan yang pantas, berharga, dan dapat mempengaruhi perilaku sosial dari
orang yang dinilai tersebut.
 Clyde Cluckhohn menyatakan nilai adalah sebuah konsepsi, eksplisit atau
implisit yang khas milik seseorang individu atau suatu kelompok tentang yang
seharusnya diinginkan yang memengaruhipilihan yang tersedia dari bentuk
bentuk, cara-cara dan tujuan-tujuan tindakan.
 Alvin L Bertrand menyatakan nilai sosial adalah suatu kesadaran dan emosi
yang relative lestari terhadap suatu obyek gagasan.
 Koenjaraningrat menyatakan nilai adalah terdiri dari konsepsi-konsepsi yang
hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga masyarakat mengenai hal-hal
yang mereka anggap amat mulia. Sistem nilai yang ada dalam suatu
masyarakat dijadikan orientasi dan rujukan dalam bertindak.
Macam-macam Nilai
Menurut Notonegoro, nilai dibedakan menjadi tiga macam, yaitu nilai material,
nilai vital, dan nilai kerohanian.
1. Nilai material adalah segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani
manusia atau kebutuhan ragawi manusia.
2. Nilai vital adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
mengadakan kegiatan atau aktivitas.
3. Nilai kerohanian adalah segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
Nilai kerohanian meliputi:
a. nilai kebenaran yang bersumber pada akal (rasio, budi, cipta) manusia.
b. nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan
c. manusia;
d. nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak
(karsa) manusia;
e. nilai religius (agama) yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak
yang bersumber pada kepercayaan atau keyakinan manusia
Ciri-ciri Nilai
Ciri-ciri nilai menurut Bambang Daroeso (1986) adalah Sebagai berikut :
a. Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia.
b. Nilai memiliki sifat normatif.
c. Nilai berfungsi sebagai daya dorong/motivator dan manusia adalah pendukung
nilai.
Pengertian Kebudayaan (kultur atau kultural)
Kebudayaan dimiliki oleh setiap masyarakat. Perbedaan terletak pada
kesempurnaan kebudayaan yang satu berbeda dengan kepunyaan
masyarakat lainnya, di dalam perkembangannya kebudayan digunakan
sebagai pemenuhan kebutuhan masyarakat. Didalam hubungan nya diatas,
maka kebudayaan biasanya disebut sebagai sebuah peradaban (civilization),
namun hal tersebut diabatasi pada kebudayaan yang sudah tinggi saja.
Ada 7 Unsur Kebudayaan Universal menurut Koentjaraningrat yaitu:
1. Bahasa
2. Sistem Pengetahuan
3. Sistem Kemasyarakatan atau Organisasi Sosial
4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
5. Sistem Mata Pencaharian Hidup
6. Sistem Religi
7. Kesenian
Secara garis besar, seluruh kebudayaan yang ada di dunia ini memiliki sifat-sifat
hakikat yang sama. Sifat-sifat hakikat kebudayaan sebagai berikut:
1. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia.
2. Kebudayaan telah ada terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi
tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang
bersangkutan.
3. Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan tingkah lakunya.
4. Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban,
tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakantindakan yang dilarang,
dan tindakan-tindakan yang diizinkan.
Pada umumnya, unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah
sebagai berikut:
1. Unsur Kebudayaan kebendaan, seperti alat-peralatan yang terutama sangat
mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang
menerimanya, contohnya adalah pada alat tulis menulis yang banyak
dipergunakan orang Indonesia yang diambil dari unsur-unsur kebudayaan
barat.
2. Unsur-unsur yang terbukti membawa manfaat besar misalnya radio transistor
yang banyak membawa kegunaan terutama sebagai alat mass-media.
Nilai Budaya
Nilai budaya merupakan nilai yang ada dan berkembang di dalam masyarakat.
Koentjoroningrat (1984) mengemukakan bahwa nilai budaya itu adalah tingkat
pertama kebudayaan ideal atau adat. Nilai budaya merupakan lapisan paling
abstrak dan luas ruang lingkupnya. Jadi, nilai budaya adalah suatu yang dianggap
sangat berpengaruh dan dijadikan pegangan bagi suatu masyarakat dalam
menentukan seseorang berperikemanusiaan atau tidaknya.
Suatu sistem nilai-nilai budaya terdiri atas konsepsi-konsepsi yang hidup dalam
alam pikiran sebagian besar warga masyarakat mengenai hal-hal yang harus
mereka anggap sangat bernilai dalam hidup. Oleh karena itu, suatu system nilai
budaya biasanya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia.
Sistem tata kelakuan manusia yang tingkatnya lebih kongkrit, seperti aturan-aturan
khusus, hukum, dan nilai budaya tersebut.
Koentjoroningrat (1984: 4) mengungkapkan bahwa nilai budaya dikelompokkan
ke
dalam lima pola hubungan, yakni: (1) nilai budaya dalam hubungan manusia
dengan Tuhan, (2) nilai budaya dalam hubungan manusia dengan alam, (3) nilai
budaya dalam hubungan manusia dan masyarakat, (4) nilai budaya dalam
hubungan manusia dengan orang lain atau sesama, (5) nilai budaya dalam
hubungan manusia dengan dirinya sendiri.
Dalam kenyataan bahwa manusia tidak hidup di dalam alam hampa. Manusia
hidup sebagai manusia yang bermasyarakat, tidak mungkin tanpa kerja sama
dengan orang lain. Secara lahiriah dan batiniah maka manusia merupakan
makhluk Tuhan yang paling sempurna disbanding dengan makhluk lain, karena
pada manusia selain kehidupan ia juga mempunyai kemampuan untuk berpikir
dan berkarya. Masyarakat adalah suatu kelompok manusia, yang di antara para
anggotanya terjadi komunikasi, pertalian, dan akhirnya saling mempengaruhi
antara satu dengan yang lain. Hal tersebut dilakukan oleh para anggota
masyarakat dalam suatu golongan karena manusia tidak bisa hidup sendiri.
Dalam masyarakat lama terbentuk segolongan masyarakat dengan cara
mengikat atau interatif. Dalam masyarakat seperti ini manusia tunduk kepada
aturan-aturan dan adat kebiasaan golongan tempat mereka hidup. Hal ini
dilakukan karena mereka menginginkan kehidupan yang stabil, kokoh, dan
harmonis. Jika hal itu tercapai, manusia dalam masyarakat tersebut tidak terlihat
peranannya, yang lebih jelas tampak ke luar justru kebersamaannya. Segala
macam masalah menjadi masalah bersama dan harus diselesaikan bersama.
Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan masyarakat adalah nilai-nilai
yang berhubungan dengan kepentinggan para anggota masyarakat, bukan nilai
yang dianggap penting dalam satu anggota masyarakat sebagai individu,
sebagai pribadi. Individu atau perseorangan berusaha mematuhi nilai-nilai yang
ada dalam masyarakat karena dia berusaha untuk mengelompokkan diri dengan
anggota masyarakat yang ada, yang sangat mementingkan kepentingan
bersama bukan kepentingan diri sendiri.
A. Pengantar
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar dengan jumlah penduduk
yang juga besar, tersebar dalam bentangan yang sangat panjang dari Sabang sampai
Merauke. Kondisi ini memang berimplikasi terhadap munculnya perbedaan-
perbedaan dalam berbagai sendi kehidupan. Di samping terbentang dengan
rentangan yang panjang, secara topografis penduduk Indonesia juga terdiferensiasi
antara daerah pantai atau pesisir, dataran rendah, bahkan daerah perbukitan dan
pegunungan.
Kondisi ini tentu saja dapat menyebabkan munculnya konflik sebagai akibat
dari perbedaan-perbedaan itu. Untuk itu, dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, sudah seharusnya kita melihat, mengambil, dan
menyikapi kondisi tersebut dengan sudut pandang yang positif, yaitu mencari unsur-
unsur yang dapat menguatkan persatuan dan kesatuan sebagai bangsa.
Nilai-nilai positif yang dimiliki masyarakat Indonesia harus senantiasa digali,
dijaga, dan dilestarikan sebagai aset yang dapat mempersatukan perbedaan-
perbedaan yang begitu banyak. Nilai-nilai itu antara lain adalah gotong royong,
tolong-menolong, kekeluargaan, kemanusiaan, serta tenggang rasa. Di bawah ini
akan kita bahas secara sederhana sebagai bahan dan keyakinan bahwa kita sebagai
bangsa sebenarnya memiliki karakter yang dapat dibanggakan dan tidak lekang
termakan zaman.
NILAI-NILAI KULTURAL MASYARAKAT INDONESIA
Nilai-nilai positif yang dimiliki bangsa Indonesia antara lain sebagai berikut :
A. Gotong Royong
Kata atau istilah gotong royong yang kita kenal berasal dari bahasa Jawa, yaitu
gotong dan royong. Gotong memiliki makna pikul atau angkat. Royong
artinyabersamasama. Secara harfiah, gotong royong bermakna mengangkat beban
secara bersamasama agar beban menjadi ringan.
Gotong royong merupakan bentuk kerja sama kelompok masyarakat untuk
mencapai tujuan sebagai hasil yang positif di mana tujuan yang ingin dicapai tersebut
merupakan kesepakatan bersama sebagai sebuah permufakatan dalam musyawarah.
Gotong royong harus muncul atas dasar kesadaran dan keinsafan serta semangat untuk
melaksanakan atau mengerjakan dengan segala konsekuensi atau segala macam risiko
yang harus ditanggung sebagai akibat dari suatu pekerjaan atau karya, tanpa memikirkan
dan mengutamakan keuntungan atau kepentingan pribadi, melainkan senantiasa
mengutamakan keuntungan dan kebahagiaan bersama.
Gotong royong adalah suatu paham yang dinamis, yang menggambarkan usaha
bersama, suatu amal, suatu pekerjaan, atau suatu karya bersama, suatu perjuangan
bantu-membantu. Gotong royong adalah amal dari semua untuk kepentingan semua
serta jerih payah dari semua untuk kebahagiaan bersama. Dalam asas gotong royong,
telah tersimpul kesadaran bekerja rohaniah maupun kerja jasmaniah dalam usaha atau
karya bersama yang mengandung keinsafan, kesadaran, dan sikap jiwa untuk
menempatkan serta menghormati kerja sebagai kelengkapan dan perhiasan
kehidupan(Tadjuddin:5).
Koentjaraningrat (1987) membagi dua jenis gotong royong yang dikenal oleh
masyarakat Indonesia, yaitu gotong royong tolong-menolong dan gotong royong kerja
bakti.
Lebih lanjut, Koentjaraningrat memaparkan jenis-jenis gotong royong yang ada di
pedesaan, yaitu sebagai berikut.
1. Tolong-menolong dalam aktivitas pertanian.
2. Tolong-menolong dalam aktivitas-aktivitas sekitar rumah tangga.
3. Tolong-menolong dalam aktivitas persiapan pesta dan upacara.
4. Tolong-menolong dalam peristiwa kecelakaan, bencana, dan kematian.
Gotong royong yang asli di Indonesia sudah mulai dilakukan sejak tahun 200SM
sampai kira-kira tahun 1800, yaitu pada waktu bangsa-bangsa Eropa datang ke
Indonesia. Gotong royong adalah kegiatan bersama untuk mencapai tujuan bersama,
misalnya untuk memperbaiki saluran irigasi dan sebagainya. Ada beberapa syarat dan
alasan agar kegiatan gotong royong dapat dilaksanakan, yaitu sebagai berikut.
1. Pekerjaan yang dilakukan harus menyangkut kepentingan seluruh atau sebagian
besar warga masyarakat.
2. Pekerjaan yang bersangkutan merupakan proyek desa setempat dan dibiayai oleh
pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
3. Pekerjaan yang bersangkutan biasanya penting dan untuk diselesaikan dengan cepat,
misalnya karena menyangkut hajat hidup sebagian atau bahkan seluruh warga desa.
4. Warga masyarakat yang ikut mengerjakan pekerjaan tersebut tidak mendapat upah
(tidak dibayar), bahkan kemungkinan besar malah mengeluarkan dana untuk
pekerjaan tersebut.
Dalam sistem nilai budaya orang Indonesia, hubungan antara gotong royong sebagai
nilai budaya mengandung empat konsep, yaitu sebagai berikut.
1. Manusia itu tidak sendiri di dunia ini, tetapi dikelilingi oleh komunitasnya,
masyarakatnya, dan alam sekitarnya. Di dalam sistem makrokosmos tersebut, ia
merasakan dirinya hanya sebagai unsur kecil saja, yang ikut terbawa oleh proses
peredaran alam semesta yang maha besar itu.
2. Dengan demikian, manusia pada hakikatnya tergantung dalam segala aspek
kehidupannya kepada sesamanya.
3. Karena itu, ia harus selalu berusaha untuk sedapat mungkin memelihara hubungan baik
dengan sesamanya, terdorong oleh jiwa sama rata sama rasa.
4. Dan selalu berusaha untuk sedapat mungkin bersifat konform, berbuat sama dengan
sesamanya dalam komunitas, terdorong oleh jiwa sama tinggi sama rendah
(Koentjaraningrat: 70).
B. Tolong-menolong
Perilaku tolong-menolong merupakan sikap atau perbuatan positif yang dilakukan
dengan sukarela kepada orang lain tanpa adanya keinginan untuk memperoleh imbalan
untuk kepentingan dirinya sendiri. Ada beberapa teori yang dapat kita pelajari terkait
dengan prososial, yaitu sebagai berikut.
1. Teori Behaviorisme
Menurut teori ini, manusia memiliki jiwa penolong karena seseorang diajarkan oleh
lingkungan (masyarakat) untuk menolong, dan untuk perbuatan itu, masyarakat
menyediakan ganjaran positif sehingga hal ini memaksakan pentingnya proses belajar.
2. Teori Pertukaran Sosial
Menurut teori ini, perilaku menolong tidak lepas dari strategi minimax
(meminimalkan usaha dan memaksimalkan hasil), karena itu perilaku menolong
biasanya mengikuti pola tertentu dengan mempertimbangkan hasil kerugian yang
diperoleh, dari perilaku menolong.
Pada intinya, setiap orang menginginkan bahwa ketika melakukan suatu perbuatan
hasil yang diperolehnya selalu maksimal.
3. Teori Empati
Menurut teori ini, egoisme dan simpati berfungsi bersama-sama dalam perilaku
menolong.
4. Teori Norma Sosial
Menurut teori ini, orang menolong karena diharuskan oleh norma-norma
masyarakat. Ada tiga macam norma sosial yang biasanya dijadikan pedoman untuk
berperilaku menolong, yaitu sebagai berikut.
a. Norma timbal balik (reciprocity norm).
b. Norma tanggung jawab sosial (social responsibility norm).
c. Norma keseimbangan (harmonic norm).
5. Teori Evolusi
Teori ini memandang bahwa prososial adalah demi survival, yakni mempertahankan
jenis dalam evolusi.
6. Teori Perkembangan Kognisi
Menurut paham ini, tingkat perkembangan kognisi akan berpengaruh pada
perilaku altruisme (tindakan sukarela, untuk membantu orang lain tanpa pamrih).
Dalam kerja sama, ada prinsip-prinsip yang berlaku serta menjadi pedoman atau
tuntunan dalam kerja sama tersebut. Prinsip kerja sama tersebut antara lain sebagai
berikut.
1. Berorientasi pada tercapainya tujuan yang baik.
2. Memperhatikan kepentingan bersama.
3. Prinsip-prinsip menguntungkan.
Antara tolong-menolong dan kerja sama dapat berjalan beriringan tanpa
mengabaikan yang satu atau mementingkan yang satu daripada yang lain. Kita sebagai
bangsa yang besar harus memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya kerja sama
dalam kehidupan berbangsa, bermasyarakat, dan berbangsa. Dengan saling
tolongmenolong dan kerja sama yang baik, maka masalah-masalah yang mungkin
muncul dalam kehidupan dapat diselesaikan secara baik dan memberikan keuntungan
kepada semua pihak.
C. Kekeluargaan
Nilai kekeluargaan bagi bangsa Indonesia dijiwai oleh sila ke-4 dalam Pancasila yang
berbunyi Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan. Dalam sila ke-4 terkandung makna yang antara lain
adalah permusyawaratan. Artinya, sebagai sebuah masyarakat atau bangsa hendaklah
ketika menghadapi masalah yang menyangkut kehidupan bersama kita tetap berpegang
pada asas-asas kekeluargaan. Persoalan atau masalah yang muncul dapat diselesaikan
dengan cara musyawarah untuk mencari jalan yang terbaik.
D. Kemanusiaan
Nilai-nilai kemanusiaan (human values) merupakan nilai-nilai yang sifatnya universal
dan dapat dikembangkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Bagi masyarakat Indonesia yang hidup atas dasar Pancasila, tentu saja nilai-nilai ini
telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupannya.
Nilai-nilai kemanusiaan ( human values ) terdiri atas lima pilar, yaitu: kebenaran,
kebajikan, kedamaian, kasih sayang dan tanpa kekerasan. Kelima pilar ini sangat sesuai
dengan kondisi masyarakat Indonesia yang meskipun sangat multikultur tetapi terikat
oleh kesamaan-kesamaan dalam pemikiran dan cita-cita sebagai bangsa yang memiliki
rasa hormat terhadap orang atau pihak lain.
Agar nilai-nilai kemanusiaan yang sudah ada dalam masyarakat dapat terjaga
dengan baik, kondisi ini harus diciptakan dengan proses pembelajaran. Ada beberapa
prinsip dasar dalam pembelajaran nilai-nilai kemanusiaan yang dapat dilaksanakan di
sekolah secara terpadu yaitu sebagai berikut (Art Ong: 2008).
1. Nilai-nilai kemanusiaan adalah bagian integral dari semua mata pelajaran dan semua
kegiatan di sekolah dan di rumah. Bahkan, nilai-nilai kemanusiaan merupakan bagian
terpadu dari kehidupan manusia.
2. Lima nilai kemanusiaan, yaitu kebenaran, kebajikan, kedamaian, kasih sayang dan
tanpa kekerasan merupakan satu kesatuan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
lainnya. Jika satu nilai hilang, maka yang lain juga akan hilang.
3. Nilai-nilai kemanusiaan tidak bisa diajarkan, mereka harus dibangkitkan dari dalam
diri siswa. Transformasi seseorang tidak bisa terjadi hanya melalui proses
pengajaran, tetapi dapat dicapai melalui upaya-upaya membangkitkan kesadaran diri
(self realization), yaitu bila nilai-nilai itu muncul dari dalam siswa.
4. Pada kehidupan nyata, segala sesuatu saling berkaitan. Oleh karena itu, pengalaman
belajar yang baik adalah pendekatan terpadu. Dalam hidup kita sehari-hari, kita
tidak hanya memiliki satu nilai sepanjang hari.
5. Pembelajaran nilai-nilai kemanusiaan secara terpadu memberi siswa kemampuan
untuk memecahkan masalah dari berbagai perspektif dengan memberikan
beragam pengalaman yang saling berkaitan.
6. Pembelajaran nilai-nilai kemanusiaan secara terpadu membuka wawasan akan
dunia yang lebih luas bagi guru dan siswa sehingga membuat proses belajar
menjadi jauh lebih menarik.
E. Tenggang Rasa
Manusia adalah makhluk sosial yang harus hidup dalam satu komunitas. Dalam
hubungan sosial yang terjalin, manusia memiliki budaya yang kadang antara satu
masyarakat dengan masyarakat lain itu berbeda. Demikian juga bangsa Indonesia
yang sangat majemuk dalam berbagai sektor kehidupan, di dalamnya terdapat
berbagai macam corak kehidupan yang menjadi bagian dari sistem budaya
masyarakat.
Mengembangkan sikap tenggang rasa dapat dimulai dengan selalu menjaga perasaan
orang lain baik dari perkataan maupun perbuatan yang dapat melukai hatinya, tidak
meremehkan atau merendahkan semua bentuk pendapat, saran pemikiran, atau
gagasan yang dikemukakan oleh orang lain serta menghormati setiap orang dengan
penuh perasaan kesejajaran.
Perbedaan-perbedaan juga dapat memberi pelajaran tentang toleransi, tentang empati
serta memunculkan semangat kerja sama dan tolong-menolong dalam kehidupan sehari-
hari. Perbedaan yang kita miliki harus dipandang sebagai sebuah kekayaan yang sangat
tinggi nilainya, sebagai sebuah kekayaan yang harus dipupuk dan dijaga kelestariannya
dengan memunculkan sikap kesadaran bahwa kita adalah suatu bangsa yang multietnik,
multi agama, multi bahasa, serta multi budaya.
Unsur kebudayaan yang dapat digolongkan ke dalam kategori puncak kebudayaan,
sekurang-kurangnya perlu memenuhi kriteria sebagai berikut.
1. Unsur tersebut tergolong sebagai unsur kebudayaan yang luhur dan bermutu tinggi.
Unsur tersebut hendaknya mencakup ketiga unsur kebudayaan, yaitu sistem nilai,
sistem sosial, dan sistem fisik.
2. Unsur tersebut mampu menunjukkan identitas, identitas budaya dan identitas ri para
pendukung budaya.
3. Sebagai unsur puncak, unsur tersebut hendaklah mampu menumbuhkan rasa
solidaritas serta persatuan antara pendukung budaya yang bersangkutan.
4. Sebagai unusr puncak, unsur tersebut hendaklah juga mampu berperan sebagai
sumber, baik sebagai sumber pengembangan kebudayaan daerah yang bersangkutan,
maupun sebagai sumber pengembangan kebudayaan nasional.
5. Unsur tersebut mempunyai sifat luwes, terbuka, dan mampu beradaptasi dengan
unsur luar atau lingkungan baru yang berubah dan lebih membesar.
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to Nilai-nilai Kultural Masyarakat Indonesia.pptx

Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.SosGina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.SosGina Hanindya
 
Manusia sebagai mahluk budaya
Manusia sebagai mahluk budayaManusia sebagai mahluk budaya
Manusia sebagai mahluk budayaPungki Ariefin
 
Manusia dan kebudayan
Manusia dan kebudayan Manusia dan kebudayan
Manusia dan kebudayan dievyannisa
 
Manusia nilai, moral dan hukum
Manusia nilai, moral dan hukumManusia nilai, moral dan hukum
Manusia nilai, moral dan hukumPotpotya Fitri
 
aturan norma norma di masyakat
aturan norma norma di masyakataturan norma norma di masyakat
aturan norma norma di masyakatSunaryo Waluyo
 
NORMA NORMA DALAM MASYARAKAT
NORMA NORMA DALAM MASYARAKATNORMA NORMA DALAM MASYARAKAT
NORMA NORMA DALAM MASYARAKATErwin Pasaribu
 
Hubungan manusia dan kebudayaan
Hubungan manusia dan kebudayaanHubungan manusia dan kebudayaan
Hubungan manusia dan kebudayaanifanefendi
 
Materi 3 nilai sosial dan budaya
Materi 3 nilai sosial dan budayaMateri 3 nilai sosial dan budaya
Materi 3 nilai sosial dan budayamonalisaibrahim
 
Manusia sebagai budaya
Manusia sebagai budayaManusia sebagai budaya
Manusia sebagai budayaRizz Permata
 
Pancasila konteks filosofis, ideologi dan identitas.pptx
Pancasila konteks filosofis, ideologi dan identitas.pptxPancasila konteks filosofis, ideologi dan identitas.pptx
Pancasila konteks filosofis, ideologi dan identitas.pptxHerningHambarrukmi1
 
Konseling lintas sosial
Konseling lintas sosialKonseling lintas sosial
Konseling lintas sosialSarahBela25
 
Ilmu budaya dasar
Ilmu budaya dasarIlmu budaya dasar
Ilmu budaya dasarfay Rafida
 
Manusia Sebagai Mahluk Sosial dan Budaya
Manusia Sebagai Mahluk Sosial dan BudayaManusia Sebagai Mahluk Sosial dan Budaya
Manusia Sebagai Mahluk Sosial dan BudayaSusanti Suhartati
 
ppt mengidentifikasi modal manusia dan budaya.ppt
ppt mengidentifikasi modal manusia dan budaya.pptppt mengidentifikasi modal manusia dan budaya.ppt
ppt mengidentifikasi modal manusia dan budaya.pptAmaliaJuaddy
 
Materi 3 Manusia Sebagai Mahluk Budaya
Materi 3 Manusia Sebagai Mahluk BudayaMateri 3 Manusia Sebagai Mahluk Budaya
Materi 3 Manusia Sebagai Mahluk BudayaITYMINING
 

Similar to Nilai-nilai Kultural Masyarakat Indonesia.pptx (20)

Nilai dan norma sosial
Nilai dan norma sosialNilai dan norma sosial
Nilai dan norma sosial
 
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.SosGina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
 
Rainbow
RainbowRainbow
Rainbow
 
Manusia sebagai mahluk budaya
Manusia sebagai mahluk budayaManusia sebagai mahluk budaya
Manusia sebagai mahluk budaya
 
Manusia dan kebudayan
Manusia dan kebudayan Manusia dan kebudayan
Manusia dan kebudayan
 
Power point isbd
Power point isbdPower point isbd
Power point isbd
 
Manusia nilai, moral dan hukum
Manusia nilai, moral dan hukumManusia nilai, moral dan hukum
Manusia nilai, moral dan hukum
 
aturan norma norma di masyakat
aturan norma norma di masyakataturan norma norma di masyakat
aturan norma norma di masyakat
 
NORMA NORMA DALAM MASYARAKAT
NORMA NORMA DALAM MASYARAKATNORMA NORMA DALAM MASYARAKAT
NORMA NORMA DALAM MASYARAKAT
 
Hubungan manusia dan kebudayaan
Hubungan manusia dan kebudayaanHubungan manusia dan kebudayaan
Hubungan manusia dan kebudayaan
 
Materi 3 nilai sosial dan budaya
Materi 3 nilai sosial dan budayaMateri 3 nilai sosial dan budaya
Materi 3 nilai sosial dan budaya
 
Manusia sebagai budaya
Manusia sebagai budayaManusia sebagai budaya
Manusia sebagai budaya
 
Pancasila konteks filosofis, ideologi dan identitas.pptx
Pancasila konteks filosofis, ideologi dan identitas.pptxPancasila konteks filosofis, ideologi dan identitas.pptx
Pancasila konteks filosofis, ideologi dan identitas.pptx
 
Manusia sebagai mahluk budaya
Manusia sebagai mahluk budayaManusia sebagai mahluk budaya
Manusia sebagai mahluk budaya
 
Konseling lintas sosial
Konseling lintas sosialKonseling lintas sosial
Konseling lintas sosial
 
Ilmu budaya dasar
Ilmu budaya dasarIlmu budaya dasar
Ilmu budaya dasar
 
Manusia Sebagai Mahluk Sosial dan Budaya
Manusia Sebagai Mahluk Sosial dan BudayaManusia Sebagai Mahluk Sosial dan Budaya
Manusia Sebagai Mahluk Sosial dan Budaya
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
ppt mengidentifikasi modal manusia dan budaya.ppt
ppt mengidentifikasi modal manusia dan budaya.pptppt mengidentifikasi modal manusia dan budaya.ppt
ppt mengidentifikasi modal manusia dan budaya.ppt
 
Materi 3 Manusia Sebagai Mahluk Budaya
Materi 3 Manusia Sebagai Mahluk BudayaMateri 3 Manusia Sebagai Mahluk Budaya
Materi 3 Manusia Sebagai Mahluk Budaya
 

Recently uploaded

Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 

Recently uploaded (20)

Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 

Nilai-nilai Kultural Masyarakat Indonesia.pptx

  • 1. Nilai-nilai Kultural Masyarakat Indonesia Oleh: Alexandros Arief Prasetya, S.Pd Kelas XI IBB
  • 2. Pengertian Nilai Dalam kamus besar bahasa indonesia menerangkan mengenai pengertian nilai, dimana nilai didefinisikan sebagai kadar, mutu, atau sifat yang penting dan berguna bagi kemanusiaan. Pengertian nilai secara menyeluruh adalah konsep-konsep umum tentang sesuatu dianggap baik, patut, layak, pantas yang keberadaannya dicitacitakan, diinginkan, dihayati, dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari hari dan menjadi pedoman kehidupan bersama di dalam kelompok masyarakat tersebut, mulai dari unit kesatuan sosial terkecil hingga suku, bangsa, dan masyarakat internasional.
  • 3. Berikut beberapa pengertian nilai menurut para ahli antara lain sebagai berikut:  Anthony Giddens menyatakan nilai adalah gagasan-gagasan yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok tentang apa yang dikehendaki, apa yang layak, dan apa yang baik atau buruk.  Horton dan Hunt menyatakan nilai adalah gagasan tentang apakah pengalaman tersbut berarti atau tidak. Nilai ada hakikatnya mengarahkan perilaku dan pertimbangan seseorang, akan tetapi nilai tidak menghakimi apakah sebuah perilaku tersebut benar atau salah.  Robert MZ Lawang menyatakan nilai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan yang pantas, berharga, dan dapat mempengaruhi perilaku sosial dari orang yang dinilai tersebut.  Clyde Cluckhohn menyatakan nilai adalah sebuah konsepsi, eksplisit atau implisit yang khas milik seseorang individu atau suatu kelompok tentang yang seharusnya diinginkan yang memengaruhipilihan yang tersedia dari bentuk bentuk, cara-cara dan tujuan-tujuan tindakan.  Alvin L Bertrand menyatakan nilai sosial adalah suatu kesadaran dan emosi yang relative lestari terhadap suatu obyek gagasan.  Koenjaraningrat menyatakan nilai adalah terdiri dari konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga masyarakat mengenai hal-hal yang mereka anggap amat mulia. Sistem nilai yang ada dalam suatu masyarakat dijadikan orientasi dan rujukan dalam bertindak.
  • 4. Macam-macam Nilai Menurut Notonegoro, nilai dibedakan menjadi tiga macam, yaitu nilai material, nilai vital, dan nilai kerohanian. 1. Nilai material adalah segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia atau kebutuhan ragawi manusia. 2. Nilai vital adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas. 3. Nilai kerohanian adalah segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai kerohanian meliputi: a. nilai kebenaran yang bersumber pada akal (rasio, budi, cipta) manusia. b. nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan c. manusia; d. nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak (karsa) manusia; e. nilai religius (agama) yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak yang bersumber pada kepercayaan atau keyakinan manusia Ciri-ciri Nilai Ciri-ciri nilai menurut Bambang Daroeso (1986) adalah Sebagai berikut : a. Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia. b. Nilai memiliki sifat normatif. c. Nilai berfungsi sebagai daya dorong/motivator dan manusia adalah pendukung nilai.
  • 5. Pengertian Kebudayaan (kultur atau kultural) Kebudayaan dimiliki oleh setiap masyarakat. Perbedaan terletak pada kesempurnaan kebudayaan yang satu berbeda dengan kepunyaan masyarakat lainnya, di dalam perkembangannya kebudayan digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan masyarakat. Didalam hubungan nya diatas, maka kebudayaan biasanya disebut sebagai sebuah peradaban (civilization), namun hal tersebut diabatasi pada kebudayaan yang sudah tinggi saja. Ada 7 Unsur Kebudayaan Universal menurut Koentjaraningrat yaitu: 1. Bahasa 2. Sistem Pengetahuan 3. Sistem Kemasyarakatan atau Organisasi Sosial 4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi 5. Sistem Mata Pencaharian Hidup 6. Sistem Religi 7. Kesenian
  • 6. Secara garis besar, seluruh kebudayaan yang ada di dunia ini memiliki sifat-sifat hakikat yang sama. Sifat-sifat hakikat kebudayaan sebagai berikut: 1. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia. 2. Kebudayaan telah ada terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan. 3. Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan tingkah lakunya. 4. Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakantindakan yang dilarang, dan tindakan-tindakan yang diizinkan. Pada umumnya, unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah sebagai berikut: 1. Unsur Kebudayaan kebendaan, seperti alat-peralatan yang terutama sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya, contohnya adalah pada alat tulis menulis yang banyak dipergunakan orang Indonesia yang diambil dari unsur-unsur kebudayaan barat. 2. Unsur-unsur yang terbukti membawa manfaat besar misalnya radio transistor yang banyak membawa kegunaan terutama sebagai alat mass-media.
  • 7. Nilai Budaya Nilai budaya merupakan nilai yang ada dan berkembang di dalam masyarakat. Koentjoroningrat (1984) mengemukakan bahwa nilai budaya itu adalah tingkat pertama kebudayaan ideal atau adat. Nilai budaya merupakan lapisan paling abstrak dan luas ruang lingkupnya. Jadi, nilai budaya adalah suatu yang dianggap sangat berpengaruh dan dijadikan pegangan bagi suatu masyarakat dalam menentukan seseorang berperikemanusiaan atau tidaknya. Suatu sistem nilai-nilai budaya terdiri atas konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga masyarakat mengenai hal-hal yang harus mereka anggap sangat bernilai dalam hidup. Oleh karena itu, suatu system nilai budaya biasanya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia. Sistem tata kelakuan manusia yang tingkatnya lebih kongkrit, seperti aturan-aturan khusus, hukum, dan nilai budaya tersebut. Koentjoroningrat (1984: 4) mengungkapkan bahwa nilai budaya dikelompokkan ke dalam lima pola hubungan, yakni: (1) nilai budaya dalam hubungan manusia dengan Tuhan, (2) nilai budaya dalam hubungan manusia dengan alam, (3) nilai budaya dalam hubungan manusia dan masyarakat, (4) nilai budaya dalam hubungan manusia dengan orang lain atau sesama, (5) nilai budaya dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri.
  • 8. Dalam kenyataan bahwa manusia tidak hidup di dalam alam hampa. Manusia hidup sebagai manusia yang bermasyarakat, tidak mungkin tanpa kerja sama dengan orang lain. Secara lahiriah dan batiniah maka manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling sempurna disbanding dengan makhluk lain, karena pada manusia selain kehidupan ia juga mempunyai kemampuan untuk berpikir dan berkarya. Masyarakat adalah suatu kelompok manusia, yang di antara para anggotanya terjadi komunikasi, pertalian, dan akhirnya saling mempengaruhi antara satu dengan yang lain. Hal tersebut dilakukan oleh para anggota masyarakat dalam suatu golongan karena manusia tidak bisa hidup sendiri. Dalam masyarakat lama terbentuk segolongan masyarakat dengan cara mengikat atau interatif. Dalam masyarakat seperti ini manusia tunduk kepada aturan-aturan dan adat kebiasaan golongan tempat mereka hidup. Hal ini dilakukan karena mereka menginginkan kehidupan yang stabil, kokoh, dan harmonis. Jika hal itu tercapai, manusia dalam masyarakat tersebut tidak terlihat peranannya, yang lebih jelas tampak ke luar justru kebersamaannya. Segala macam masalah menjadi masalah bersama dan harus diselesaikan bersama. Nilai budaya dalam hubungan manusia dengan masyarakat adalah nilai-nilai yang berhubungan dengan kepentinggan para anggota masyarakat, bukan nilai yang dianggap penting dalam satu anggota masyarakat sebagai individu, sebagai pribadi. Individu atau perseorangan berusaha mematuhi nilai-nilai yang ada dalam masyarakat karena dia berusaha untuk mengelompokkan diri dengan anggota masyarakat yang ada, yang sangat mementingkan kepentingan bersama bukan kepentingan diri sendiri.
  • 9. A. Pengantar Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar dengan jumlah penduduk yang juga besar, tersebar dalam bentangan yang sangat panjang dari Sabang sampai Merauke. Kondisi ini memang berimplikasi terhadap munculnya perbedaan- perbedaan dalam berbagai sendi kehidupan. Di samping terbentang dengan rentangan yang panjang, secara topografis penduduk Indonesia juga terdiferensiasi antara daerah pantai atau pesisir, dataran rendah, bahkan daerah perbukitan dan pegunungan. Kondisi ini tentu saja dapat menyebabkan munculnya konflik sebagai akibat dari perbedaan-perbedaan itu. Untuk itu, dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, sudah seharusnya kita melihat, mengambil, dan menyikapi kondisi tersebut dengan sudut pandang yang positif, yaitu mencari unsur- unsur yang dapat menguatkan persatuan dan kesatuan sebagai bangsa. Nilai-nilai positif yang dimiliki masyarakat Indonesia harus senantiasa digali, dijaga, dan dilestarikan sebagai aset yang dapat mempersatukan perbedaan- perbedaan yang begitu banyak. Nilai-nilai itu antara lain adalah gotong royong, tolong-menolong, kekeluargaan, kemanusiaan, serta tenggang rasa. Di bawah ini akan kita bahas secara sederhana sebagai bahan dan keyakinan bahwa kita sebagai bangsa sebenarnya memiliki karakter yang dapat dibanggakan dan tidak lekang termakan zaman. NILAI-NILAI KULTURAL MASYARAKAT INDONESIA
  • 10. Nilai-nilai positif yang dimiliki bangsa Indonesia antara lain sebagai berikut : A. Gotong Royong Kata atau istilah gotong royong yang kita kenal berasal dari bahasa Jawa, yaitu gotong dan royong. Gotong memiliki makna pikul atau angkat. Royong artinyabersamasama. Secara harfiah, gotong royong bermakna mengangkat beban secara bersamasama agar beban menjadi ringan. Gotong royong merupakan bentuk kerja sama kelompok masyarakat untuk mencapai tujuan sebagai hasil yang positif di mana tujuan yang ingin dicapai tersebut merupakan kesepakatan bersama sebagai sebuah permufakatan dalam musyawarah. Gotong royong harus muncul atas dasar kesadaran dan keinsafan serta semangat untuk melaksanakan atau mengerjakan dengan segala konsekuensi atau segala macam risiko yang harus ditanggung sebagai akibat dari suatu pekerjaan atau karya, tanpa memikirkan dan mengutamakan keuntungan atau kepentingan pribadi, melainkan senantiasa mengutamakan keuntungan dan kebahagiaan bersama. Gotong royong adalah suatu paham yang dinamis, yang menggambarkan usaha bersama, suatu amal, suatu pekerjaan, atau suatu karya bersama, suatu perjuangan bantu-membantu. Gotong royong adalah amal dari semua untuk kepentingan semua serta jerih payah dari semua untuk kebahagiaan bersama. Dalam asas gotong royong, telah tersimpul kesadaran bekerja rohaniah maupun kerja jasmaniah dalam usaha atau karya bersama yang mengandung keinsafan, kesadaran, dan sikap jiwa untuk menempatkan serta menghormati kerja sebagai kelengkapan dan perhiasan kehidupan(Tadjuddin:5).
  • 11. Koentjaraningrat (1987) membagi dua jenis gotong royong yang dikenal oleh masyarakat Indonesia, yaitu gotong royong tolong-menolong dan gotong royong kerja bakti. Lebih lanjut, Koentjaraningrat memaparkan jenis-jenis gotong royong yang ada di pedesaan, yaitu sebagai berikut. 1. Tolong-menolong dalam aktivitas pertanian. 2. Tolong-menolong dalam aktivitas-aktivitas sekitar rumah tangga. 3. Tolong-menolong dalam aktivitas persiapan pesta dan upacara. 4. Tolong-menolong dalam peristiwa kecelakaan, bencana, dan kematian. Gotong royong yang asli di Indonesia sudah mulai dilakukan sejak tahun 200SM sampai kira-kira tahun 1800, yaitu pada waktu bangsa-bangsa Eropa datang ke Indonesia. Gotong royong adalah kegiatan bersama untuk mencapai tujuan bersama, misalnya untuk memperbaiki saluran irigasi dan sebagainya. Ada beberapa syarat dan alasan agar kegiatan gotong royong dapat dilaksanakan, yaitu sebagai berikut. 1. Pekerjaan yang dilakukan harus menyangkut kepentingan seluruh atau sebagian besar warga masyarakat. 2. Pekerjaan yang bersangkutan merupakan proyek desa setempat dan dibiayai oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah. 3. Pekerjaan yang bersangkutan biasanya penting dan untuk diselesaikan dengan cepat, misalnya karena menyangkut hajat hidup sebagian atau bahkan seluruh warga desa. 4. Warga masyarakat yang ikut mengerjakan pekerjaan tersebut tidak mendapat upah (tidak dibayar), bahkan kemungkinan besar malah mengeluarkan dana untuk pekerjaan tersebut.
  • 12. Dalam sistem nilai budaya orang Indonesia, hubungan antara gotong royong sebagai nilai budaya mengandung empat konsep, yaitu sebagai berikut. 1. Manusia itu tidak sendiri di dunia ini, tetapi dikelilingi oleh komunitasnya, masyarakatnya, dan alam sekitarnya. Di dalam sistem makrokosmos tersebut, ia merasakan dirinya hanya sebagai unsur kecil saja, yang ikut terbawa oleh proses peredaran alam semesta yang maha besar itu. 2. Dengan demikian, manusia pada hakikatnya tergantung dalam segala aspek kehidupannya kepada sesamanya. 3. Karena itu, ia harus selalu berusaha untuk sedapat mungkin memelihara hubungan baik dengan sesamanya, terdorong oleh jiwa sama rata sama rasa. 4. Dan selalu berusaha untuk sedapat mungkin bersifat konform, berbuat sama dengan sesamanya dalam komunitas, terdorong oleh jiwa sama tinggi sama rendah (Koentjaraningrat: 70). B. Tolong-menolong Perilaku tolong-menolong merupakan sikap atau perbuatan positif yang dilakukan dengan sukarela kepada orang lain tanpa adanya keinginan untuk memperoleh imbalan untuk kepentingan dirinya sendiri. Ada beberapa teori yang dapat kita pelajari terkait dengan prososial, yaitu sebagai berikut. 1. Teori Behaviorisme Menurut teori ini, manusia memiliki jiwa penolong karena seseorang diajarkan oleh lingkungan (masyarakat) untuk menolong, dan untuk perbuatan itu, masyarakat menyediakan ganjaran positif sehingga hal ini memaksakan pentingnya proses belajar.
  • 13. 2. Teori Pertukaran Sosial Menurut teori ini, perilaku menolong tidak lepas dari strategi minimax (meminimalkan usaha dan memaksimalkan hasil), karena itu perilaku menolong biasanya mengikuti pola tertentu dengan mempertimbangkan hasil kerugian yang diperoleh, dari perilaku menolong. Pada intinya, setiap orang menginginkan bahwa ketika melakukan suatu perbuatan hasil yang diperolehnya selalu maksimal. 3. Teori Empati Menurut teori ini, egoisme dan simpati berfungsi bersama-sama dalam perilaku menolong. 4. Teori Norma Sosial Menurut teori ini, orang menolong karena diharuskan oleh norma-norma masyarakat. Ada tiga macam norma sosial yang biasanya dijadikan pedoman untuk berperilaku menolong, yaitu sebagai berikut. a. Norma timbal balik (reciprocity norm). b. Norma tanggung jawab sosial (social responsibility norm). c. Norma keseimbangan (harmonic norm).
  • 14. 5. Teori Evolusi Teori ini memandang bahwa prososial adalah demi survival, yakni mempertahankan jenis dalam evolusi. 6. Teori Perkembangan Kognisi Menurut paham ini, tingkat perkembangan kognisi akan berpengaruh pada perilaku altruisme (tindakan sukarela, untuk membantu orang lain tanpa pamrih). Dalam kerja sama, ada prinsip-prinsip yang berlaku serta menjadi pedoman atau tuntunan dalam kerja sama tersebut. Prinsip kerja sama tersebut antara lain sebagai berikut. 1. Berorientasi pada tercapainya tujuan yang baik. 2. Memperhatikan kepentingan bersama. 3. Prinsip-prinsip menguntungkan. Antara tolong-menolong dan kerja sama dapat berjalan beriringan tanpa mengabaikan yang satu atau mementingkan yang satu daripada yang lain. Kita sebagai bangsa yang besar harus memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya kerja sama dalam kehidupan berbangsa, bermasyarakat, dan berbangsa. Dengan saling tolongmenolong dan kerja sama yang baik, maka masalah-masalah yang mungkin muncul dalam kehidupan dapat diselesaikan secara baik dan memberikan keuntungan kepada semua pihak.
  • 15. C. Kekeluargaan Nilai kekeluargaan bagi bangsa Indonesia dijiwai oleh sila ke-4 dalam Pancasila yang berbunyi Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Dalam sila ke-4 terkandung makna yang antara lain adalah permusyawaratan. Artinya, sebagai sebuah masyarakat atau bangsa hendaklah ketika menghadapi masalah yang menyangkut kehidupan bersama kita tetap berpegang pada asas-asas kekeluargaan. Persoalan atau masalah yang muncul dapat diselesaikan dengan cara musyawarah untuk mencari jalan yang terbaik. D. Kemanusiaan Nilai-nilai kemanusiaan (human values) merupakan nilai-nilai yang sifatnya universal dan dapat dikembangkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Bagi masyarakat Indonesia yang hidup atas dasar Pancasila, tentu saja nilai-nilai ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupannya. Nilai-nilai kemanusiaan ( human values ) terdiri atas lima pilar, yaitu: kebenaran, kebajikan, kedamaian, kasih sayang dan tanpa kekerasan. Kelima pilar ini sangat sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia yang meskipun sangat multikultur tetapi terikat oleh kesamaan-kesamaan dalam pemikiran dan cita-cita sebagai bangsa yang memiliki rasa hormat terhadap orang atau pihak lain.
  • 16. Agar nilai-nilai kemanusiaan yang sudah ada dalam masyarakat dapat terjaga dengan baik, kondisi ini harus diciptakan dengan proses pembelajaran. Ada beberapa prinsip dasar dalam pembelajaran nilai-nilai kemanusiaan yang dapat dilaksanakan di sekolah secara terpadu yaitu sebagai berikut (Art Ong: 2008). 1. Nilai-nilai kemanusiaan adalah bagian integral dari semua mata pelajaran dan semua kegiatan di sekolah dan di rumah. Bahkan, nilai-nilai kemanusiaan merupakan bagian terpadu dari kehidupan manusia. 2. Lima nilai kemanusiaan, yaitu kebenaran, kebajikan, kedamaian, kasih sayang dan tanpa kekerasan merupakan satu kesatuan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Jika satu nilai hilang, maka yang lain juga akan hilang. 3. Nilai-nilai kemanusiaan tidak bisa diajarkan, mereka harus dibangkitkan dari dalam diri siswa. Transformasi seseorang tidak bisa terjadi hanya melalui proses pengajaran, tetapi dapat dicapai melalui upaya-upaya membangkitkan kesadaran diri (self realization), yaitu bila nilai-nilai itu muncul dari dalam siswa. 4. Pada kehidupan nyata, segala sesuatu saling berkaitan. Oleh karena itu, pengalaman belajar yang baik adalah pendekatan terpadu. Dalam hidup kita sehari-hari, kita tidak hanya memiliki satu nilai sepanjang hari.
  • 17. 5. Pembelajaran nilai-nilai kemanusiaan secara terpadu memberi siswa kemampuan untuk memecahkan masalah dari berbagai perspektif dengan memberikan beragam pengalaman yang saling berkaitan. 6. Pembelajaran nilai-nilai kemanusiaan secara terpadu membuka wawasan akan dunia yang lebih luas bagi guru dan siswa sehingga membuat proses belajar menjadi jauh lebih menarik. E. Tenggang Rasa Manusia adalah makhluk sosial yang harus hidup dalam satu komunitas. Dalam hubungan sosial yang terjalin, manusia memiliki budaya yang kadang antara satu masyarakat dengan masyarakat lain itu berbeda. Demikian juga bangsa Indonesia yang sangat majemuk dalam berbagai sektor kehidupan, di dalamnya terdapat berbagai macam corak kehidupan yang menjadi bagian dari sistem budaya masyarakat. Mengembangkan sikap tenggang rasa dapat dimulai dengan selalu menjaga perasaan orang lain baik dari perkataan maupun perbuatan yang dapat melukai hatinya, tidak meremehkan atau merendahkan semua bentuk pendapat, saran pemikiran, atau gagasan yang dikemukakan oleh orang lain serta menghormati setiap orang dengan penuh perasaan kesejajaran.
  • 18. Perbedaan-perbedaan juga dapat memberi pelajaran tentang toleransi, tentang empati serta memunculkan semangat kerja sama dan tolong-menolong dalam kehidupan sehari- hari. Perbedaan yang kita miliki harus dipandang sebagai sebuah kekayaan yang sangat tinggi nilainya, sebagai sebuah kekayaan yang harus dipupuk dan dijaga kelestariannya dengan memunculkan sikap kesadaran bahwa kita adalah suatu bangsa yang multietnik, multi agama, multi bahasa, serta multi budaya. Unsur kebudayaan yang dapat digolongkan ke dalam kategori puncak kebudayaan, sekurang-kurangnya perlu memenuhi kriteria sebagai berikut. 1. Unsur tersebut tergolong sebagai unsur kebudayaan yang luhur dan bermutu tinggi. Unsur tersebut hendaknya mencakup ketiga unsur kebudayaan, yaitu sistem nilai, sistem sosial, dan sistem fisik. 2. Unsur tersebut mampu menunjukkan identitas, identitas budaya dan identitas ri para pendukung budaya. 3. Sebagai unsur puncak, unsur tersebut hendaklah mampu menumbuhkan rasa solidaritas serta persatuan antara pendukung budaya yang bersangkutan. 4. Sebagai unusr puncak, unsur tersebut hendaklah juga mampu berperan sebagai sumber, baik sebagai sumber pengembangan kebudayaan daerah yang bersangkutan, maupun sebagai sumber pengembangan kebudayaan nasional. 5. Unsur tersebut mempunyai sifat luwes, terbuka, dan mampu beradaptasi dengan unsur luar atau lingkungan baru yang berubah dan lebih membesar.