SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Download to read offline
PARADIGMA & TEORI
KEBIJAKAN SOSIAL
Sesi VIII – Kebijakan & Perencanaan Sosial
Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah & Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
M. Izzul Haq, M.Sc
PARADIGMA
PARADIGMA







Berasal dari Yunani "παράδειγμα" (paradeigma) yang berarti:
“pola, contoh, model”
Merupakan “Pandangan mendasar dari ilmuwan tentang: apa yang
menjadi pokok kajian yang seharusnya dipelajari sebagai disiplin
ilmu pengetahuan; dan apa yang seharusnya ditanyakan; serta
bagaimana jawabannya”
Paradigma juga dapat berarti seperangkat asumsi, konsep, nilai,
dan praktik yang di terapkan dalam memandang realitas dalam
sebuah komunitas yang sama, khususnya, dalam disiplin intelektual
Keragaman paradigma dapat terjadi karena perbedaan filosofis.
PERSPEKTIF dalam KEBIJAKAN SOSIAL
1. ASPEK KEBIJAKAN SOSIAL
2. DIMENSI IDEOLOGI KEBIJAKAN SOSIAL KAPITALISTIK
3. PENDEKATAN KEBIJAKAN SOSIAL
4. MODEL KEBIJAKAN SOSIAL
Aspek-Aspek dalam Kebijakan Sosial
1.

Policy as a process
Kebijakan sosial sebagai suatu rangkaian tindakan yang berisi prinsip-prinsip
atau pedoman untuk melaksanakan kebijakan

2.

Policy as a product
Kebijakan sosial sebagai suatu produk yang berisi dokumen, ketentuan, aturan
yang dijadikan pedoman dalam pengambilan keputusan

3.

Policy as a rulers or regulation
Kebijakan sosial sebagai peraturan perundang-undangan

4.

Policy as planning for social redistribution
Kebijakan sosial sebagai suatu perencanaan sosial untuk mencapai tujuan
pemerataan, baik pemerataan sumber-sumber pemerataan pendapatan
maupun pemilihan pemerataan pemanfaatan sosial.
Dimensi Ideologis Kebijakan Sosial Kapitalistik
Egalitarian
Menekankan pada pengentasan
kesenjangan sosial

Liberal

Liberal sosial

Demokrasi sosial

Republikan
Menekankan
pada solidaritas
sosial

Menekankan
pada kebebasan
individu

Neo-konservatif

Konservatif sosial

Konservatif
Menekankan
pemeliharaan tata
sosial yang ada


Egalitarian/Liberal, Liberal Sosial
a.
Mengacu pada etos individualisme, bukan kolektivis/solidaritas
b.
Menekankan peran spesifik tetapi terbatas dari suatu negara
c.
Tidak untuk menghapus kesenjangan sosial secara sempurna, melainkan
untuk menjamin kebutuhan minimum setiap warga negara sehingga setiap
individu bebas mengembangkan dirinya
d.
Contoh : negara kesejahteraan di AS (1935 – 1980an), Inggris (1948 –
1980an)



Egalitarian/Republikan, Demokrasi Sosial
a.
Berpaham kolektivis
b.
Merupakan sosialisme moderat
c.
Tidak menolak kapitalisme, melainkan berupaya mengubahnya secara
demokratis dengan menjadikan kapitalisme lebih egaliter.
d.
Secara umum dikaitkan dengan gerakan buruh dan serikat pekerja.
e.
Contoh: negara kesejahteraan di kawasan Skandinavia


Konservatif/Republikan, Konservatif Sosial
a.
Lebih mengutamakan keutuhan sosial dibanding kesetaraan sosial
b.
Mengakomodasi kapitalisme dengan mempertahankan kedermawanan
kebijakan sosial dengan tujuan memelihara, bukan mengubah, masyarakat.
c.
Dimotori oleh Otto von Bismarck (Kanselir Jerman 1871 – 1890). Inisiator
kebijakan asuransi sosial yang bertujuan untuk melemahkan pengaruh
serikat pekerja dan melumpuhkan beberapa nilai tradisional dengan
kekuatan negara.
d.
Contoh : partai Demokrat Kristen di beberapa negara Eropa, partai
Konservatif di Inggris.



Konservatif/Liberal, Neo-konservatif
a.
Mengacu pada gagasan yang menekankan ekonomi bebas dan negara kuat.
b.
Mengkominasikan liberalisme ekonomi dengan otoritarianisme moral dan
pembentukan perilaku individu.
c.
Contoh : keberadaan Poor Law yang bersifat residualis dan menciptakan
stigma bagi individu penyandang masalah kesejahteraan di Inggris sebelum
1948, yang kemudian gagasan ini muncul lagi dengan model negara
kesejahteraan di AS era Presiden Reagan dan di Inggris era PM Margaret
Thatcher (1980an – 1990an).
Kebijakan Sosial Holistik*
Aktor

Kelompok Target/Tujuan

Negara
(sentralisasi/desentralisasi)

Individual, rumah tangga,
komunitas

Masyarakat sipil (LSM,
masyarakat, gerakan sosial)

Peningkatan kesejahteraan bagi
semua, peningkatan modal
manusia/human capital, daya
saing pekerja secara
internasional, membangun
kohesi sosial dan melawan
eksklusi (karena kelas, gender,
etnis dsb)

Sektor bisnis swasta
(domestik, supranasional,
transnasional)

Institusi pembangunan
internasional (multilateral,
bilateral, agensi PBB, badan
regional)

Kebijakan-kebijakan

Pelayanan sosial dasar
(kesehatan, pendidikan,
perumahan, jaminan sosial)
Jaring pengaman/dana sosial
Bantuan untuk keberlanjutan
mata pencaharian/sustainable
livelihood

Pendekatan silang sektor
Entitlements, hak sosial,
kapabilitas

Partisipatif/inklusif
Akuntabilitas
* Hall, A dan Midgley, J (2004) Social Policy for Development. London: Sage, hal. 38.
Model Kebijakan Sosial*
Berdasarkan
Pelaksanaan dan
Pembuatan
Kebijakan

Model
Imperatif

Kebijakan sosial terpusat, yakni seluruh tujuan-tujuan sosial, jenis,
sumber dan jumlah pelayanan sosial seluruhnya ditentukan oleh
pemerintah

Indikatif

Kebijakan sosial yang mengupayakan kesamaan visi dan aspirasi seluruh
masyarakat. Disebut pula sebagai kebijakan sosial partisipatif.

Ruang lingkup
/Cakupan
(coverage)

Universal

Kebijakan sosial secara menyeluruh tanpa membedakan usia, jenis
kelamin, dan status sosial. Berprinsip pada pencapaian ‘social minimum’

Selektivitas

Kebijakan sosial yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sosial warga
masyarakat tertentu (PMKS/PPKS)

Keberlanjutan/
Keajegan
Pelayanan Sosial

Residual

Kebijakan sosial diperlukan ketika lembaga-lembaga alamiah tidak dapat
menjalankan peranannya. Disebut sebagai model kuratif.

Institusional

Kebijakan sosial dalam bentuk pelayanan sosial yang melembaga dan
Berkesinambungan. Disebut sebagai model antisipatif.

Jenis
Permasalahan /
Sasarannya

Kategorikal

Kebijakan yang hanya difokuskan mengatasi suatu permasalahan sosial
berdasarkan sektor permasalahan tertentu, bersifat spesifik dan parsial

Komprehensif

Kebijakan yang diarahkan tidak hanya untuk mengatasi satu bidang
masalah saja, melainkan beberapa masalah sosial yang terkait dalam satu
formulasi kebijakan sosial terpadu

* Suharto, Edi (2010) Analisis Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta, hal. 69 – 76.
TEORI






Teori ‘a set of concept and ideas that explains and predict
physical and social phenomena’ (Schermerhorn)
Teori terbagi atas dua pemahaman
1. Lay theory, merupakan teori yang dikembangkan dari
pengalaman, atau menurut Schermerhorn sebagai developed
by themselves or learned from others over time and as a result of
their experience.
2. Scientific theory, merupakan teori yang dikembangkan melalui
metode-metode ilmiah, atau that are developed through
scientific methods.
Teori kebijakan sosial dikembangkan dari best practices, yang
kemudian diverifikasi, divalidasi, dan kemudian dikodifikasikan.
Mengapa ‘Teori’ Kebijakan Sosial?




Teori memainkan peran penting dalam pembentukan
keputusan mengenai sebuah kebijakan sosial
Ide-ide teoritis mempengaruhi kebijakan sosial
Kebijakan sosial berangkat dari asumsi mengenai
bagaimana masalah dan kebutuhan sosial tertangani
TEORI KEBIJAKAN SOSIAL*

1.

TEORI REPRESENTASIONAL

2.

TEORI EKSPLANATORI / ANALITIS

3.

TEORI NORMATIF

* Hall, A dan Midgley, J (2004) Social Policy for Development. London: Sage, hal. 24.
TEORI REPRESENTASIONAL


Berkaitan dengan klasifikasi.
Berupaya menyederhanakan fenomena kebijakan sosial yang rumit dalam serangkaian
kategori untuk menjelaskan pendekatan kebijakan sosial yang beragam. Kategori
tersebut disebut juga dengan tipologi atau model.



Beberapa tipologi kebijakan sosial :



model‘residual dan institusional’ (Wilensky & Lebeaux, 1965) ditambah dengan model
‘industrial achievement-performance’ (R. Titmuss, 1972), tentang tipologi kebijakan sosial
‘three worlds of welfare capitalism’ (Esping-Andersen,1990) tentang tipe kebijakan
sosial di 29 negara maju yang menjadi anggota OECD (Organization for Economic Cooperation & Development)
‘welfare regime’ (Ian Gough, 2004) tentang tipe kebijakan sosial di negara berkembang
‘empat kategori negara’ (Suharto, 2006) tentang tingkat penerapan sistem negara
kesejahteraan di negara / spektrum pembangunan kesejahteraan sosial di daerah
TIPOLOGI AWAL
Wilensky & Lebeaux “ Residual & Institusional”
RESIDUAL WELFARE STATE
mengasumsikan tanggung jawab negara sebagai penyedia
kesejahteraan berlaku jika dan hanya jika keluarga dan pasar
gagal menjalankan fungsinya serta terpusat pada kelompok
tertentu dalam masyarakat
INSTITUTIONAL WELFARE STATE
bersifat universal, mencakup semua populasi warga, serta
terlembaga dalam basis kebijakan sosial yang luas dan vital
bagi kesejahteraan masyarakat
kemudian disempurnakan oleh...
Residual welfare state, Institutional
welfare state, & Industrial
Achievement-Performance welfare
state

Richard Titmuss
WELFARE REGIME
/ Rezim Kesejahteraan
Mengacu pada pola interaksi
dan saling keterkaitan dalam
produksi dan alokasi
kesejahteraan antara negara,
sistem pasar, dan
keluarga/rumah tangga*
Welfare regime = Welfare mix (pola
kebijakan sosial negara dan pola
penyediaan kesejahteraan secara luas di
masyarakat) + Welfare outcomes (derajat
dekomodifikasi) + Dampak stratifikasi
* Ian Gough (2000) Welfare Regime in East Asia & Europe, University of Bath
WELFARE REGIME NEGARA BERKEMBANG
No

Model

Tipikal

Contoh

1

Proto-welfare
State Regime

Mulai adanya komitmen negara
secara ekstensif terhadap penyediaan
kesejahteraan.

Israel, Kostarika, negara-negara
eks-Uni Soviet, negara-negara
industri di Amerika Latin

2

Successful
Informal
Security
Regime

Pengeluaran sosial negara masih
rendah namun welfare outcome dan
output pelayanan sosial relatif baik

Cina, negara-negara di Asia Timur
dari Korea sampai Thailand, Iran,
Turki, negara-negara di Amerika
Tengah

3

Failing Informal
Security Regime
a. High
Illiteracy

Ditandai dengan rendahnya
pendapatan dan banyaknya buta
aksara, khususnya bagi perempuan
meski memiliki demokrasi yang
ekstensif dan kesetaraan pendapatan

India, Pakistan, Bangladesh, Nepal

b.

Kebijakan sosial mulai diperluas,
melek aksara cukup tinggi tetapi
angka kematian sangat tinggi karena
HIV/AIDS

Afrika Selatan, Namibia,
Botswana, Zimbabwe, Kenya

Tiadanya maknisme jaminan sosial
informal

Negara Sub-Sahara Afrika (Benin,
Ethiopia, Mali, Senegal dsb)

4

High
Morbidity

Insecurity
Regime
CONTOH TIPOLOGI KEBIJAKAN SOSIAL
Residual
Wilensky
& Lebeaux
Richard
Titmuss

Institusional
IndustrialAchievement
Performance
Liberal

Gosta
Esping Andersen

Demokrasi
Sosial

Konservatif

Kebijakan sosial yang terbatas dan secara kuantitas sedikit. Contoh
kebijakan sosial era kolonial dan era program penyesuaian struktur (SAP)
Kebijakan sosial yang memainkan peran di garis depan untuk
mempromosikan cakupan universal dan penyediaan pelayanan sosial
secara ekstensif.
Kebijakan sosial yang terkait dengan ekonomi dan menyediakan pelayanan
kesejahteraan atas dasar prestasi, kinerja, dan produktivitas

Dicirikan dengan jaminan sosial yang terbatas, residual, dan dorongan pada
pasar untuk mengurus pelayanan-pelayanan umum.
Dicirikan dengan jaminan sosial yang bersifat universal dan komprehensif
dalam berbagai tunjangan serta kebijakan aktif negara mencegah
ketergantungan tenaga kerja pada mekanisme pasar.
Kebijakan sosial yang dicirikan dengan sistem jaminan sosial yang segmented
(berbeda-beda sesuai jenis pekerjaan) dan familialisme (bertumpu pada peran
keluarga sebagai penyedia utama).

Negara/Daerah
Sejahtera
Edi
Suharto*

Negara/Daerah yang memiliki PDB/PAD tinggi dan belanja sosial yang tinggi.

Negara/Daerah
Dermawan

Negara/Daerah yang memiliki PDB/PAD rendah dan belanja sosial yang
tinggi.

Negara/Daerah
Pelit

Negara/Daerah yang memiliki PDB/PAD tinggi dan belanja sosial yang
rendah.

Negara/Daerah
Lemah

Negara/Daerah yang memiliki PDB/PAD rendah dan belanja sosial yang
rendah.
TEORI EKSPLANATORI / ANALITIS


Teori yang berupaya menjawab berbagai pertanyaan mengenai
asal muasal kebijakan sosial, fungsinya di dalam masyarakat, dan
alasan munculnya kebijakan sosial.



Mengapa muncul kebijakan sosial? Beberapa alasan…
1.
2.

3.
4.

Peran industrialisasi memotivasi pemerintah untuk memperluas
pelayanan kesejahteraan sosial.
Kelompok kepentingan memainkan peran vital dalam memelihara
ekspansi kebijakan sosial.
Pemerintah benar-benar ingin meningkatkan kondisi sosial dan
mempromosikan kesejahteraan warganya.
Diadopsi oleh pemerintah karena bisa mencegah keresahan politik dan
menjaga ketertiban.
TEORI NORMATIF





Menyediakan kerangka nilai untuk kebijakan sosial.
Berguna untuk mengidentifikasi kebijakan sosial yang terkait
dengan keragaman nilai, ideologi dan tujuan, baik politik maupun
non-politik (budaya/agama).
Teori normatif memainkan peran penting dalam kebijakan sosial
karena mempengaruhi keputusan kebijakan sosial yang disusun
oleh partai politik, pemerintah, LSM, gerakan sosial populer, dan
lembaga internasional.
Ideologi Normatif dan Implikasi bagi Praktek Kebijakan Sosial*

Kolektivis

Masyarakat terbaik adalah masyarakat yang saling bekerjasama dan bersama-sama untuk
memenuhi kebutuhan mereka. Ide ini menginspirasi tokoh gerakan Reformasi Liberal,
Demokrasi Sosial dan Marxisme yang percaya bahwa kemampuan negara mengontrol
dan mengendalikan sumber daya secara kolektif dapat berguna untuk mempromosikan
kesejahteraan. Ideologi yang melahirkan institusionalisme ini menjadi dasar pendekatan
statisme (bertumpu pada peran negara) dalam kebijakan sosial. Paham ini dominan dalam
praktek kebijakan sosial pasca PD II. Dipromosikan oleh PBB, organisasi lainnya, dan
banyak pemerintahan negara berkembang.

Individu memegang peranan penting dalam kehidupan sosial. Berakar dari Reformasi
Protestan, kebangkitan rasionalisme di era Renaisans dan kebebasan individu dari
otoritas feodal tradisional selama Revolusi Prancis & Amerika berlangsung. Ideologi ini
Individualis mengusung doktrin laissez-faire dalam bidang ekonomi dan menjadi dasar bagi
pendekatan enterprise dalam kebijakan sosial yang mulai dominan sejak 1980an. Ideologi
ini melahirkan residualisme dalam praktek kebijakan sosial dan berpandangan bahwa
kebijakan sosial harus sesuai dengan ekonomi pasar.

Populis

Keterlibatan masyarakat berikut nilai umum, kepercayaan, dan budaya mereka berperan
penting dalam formulasi kesejahteraan sosial. Bentuk dari ideologi ini berupa Nasionalisme
yang menekankan peran pelayanan sosial dari negara untuk membentuk kohesi nasional
dan memperkuat kapasitas masyarakat menghadapi ancaman luar. Bentuk lain adalah
Tradisionalisme yang muncul dari nilai dan kepercayaan agama seperti Islam, Hindu,
Konghucu, atau Katolik Roma yang secara khusus mempengaruhi praktek kebijakan
sosial di negara-negara berkembang.

* Hall, A dan Midgley, J (2004) Social Policy for Development. London: Sage, hal. 28 - 36.
Rujukan
Fahrudin, Adi (2012). Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung: Refika Aditama, hal.75-76
Hall, A dan Midgley, J (2004) Social Policy for Development. London: Sage, hal. 24 – 36.
Nugroho, Riant (2012) Social Policy for the Developing Countries, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hal. 56 – 93.

Suharto, Edi (2008) Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta, hal. 56 – 69.
Suharto, Edi (2010) Analisis Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta, hal. 69 – 76.
Triwibowo, D dan Bahagijo, S (2006) Mimpi Negara Kesejahteraan. Jakarta: LP3ES, hal. 101-105.

More Related Content

What's hot

Pertemuan ke 4 - masalah sosial dan isu kebijakan sosial
Pertemuan ke 4 - masalah sosial dan isu kebijakan sosialPertemuan ke 4 - masalah sosial dan isu kebijakan sosial
Pertemuan ke 4 - masalah sosial dan isu kebijakan sosial
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
 
Analisis kebijakan sosial, model dan tekniknya
Analisis kebijakan sosial, model dan tekniknyaAnalisis kebijakan sosial, model dan tekniknya
Analisis kebijakan sosial, model dan tekniknya
HIMA KS FISIP UNPAD
 
Pertemuan ke 2 - definisi studi dan praktek kebijakan sosial
Pertemuan ke 2 - definisi studi dan praktek kebijakan sosialPertemuan ke 2 - definisi studi dan praktek kebijakan sosial
Pertemuan ke 2 - definisi studi dan praktek kebijakan sosial
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
 
Modal sosial dalam pemberdayaan masyarakat
Modal sosial dalam pemberdayaan masyarakatModal sosial dalam pemberdayaan masyarakat
Modal sosial dalam pemberdayaan masyarakat
vanyaluph
 

What's hot (20)

Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan KebijakanContoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
Contoh Penerapan Agenda Setting & Perumusan Kebijakan
 
Model Formulasi Kebijakan
Model Formulasi KebijakanModel Formulasi Kebijakan
Model Formulasi Kebijakan
 
Pertemuan ke 4 - masalah sosial dan isu kebijakan sosial
Pertemuan ke 4 - masalah sosial dan isu kebijakan sosialPertemuan ke 4 - masalah sosial dan isu kebijakan sosial
Pertemuan ke 4 - masalah sosial dan isu kebijakan sosial
 
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019
 
Analisis kebijakan sosial, model dan tekniknya
Analisis kebijakan sosial, model dan tekniknyaAnalisis kebijakan sosial, model dan tekniknya
Analisis kebijakan sosial, model dan tekniknya
 
Paradigma Pembangunan
Paradigma PembangunanParadigma Pembangunan
Paradigma Pembangunan
 
Konsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar PerencanaanKonsep Dasar Perencanaan
Konsep Dasar Perencanaan
 
Analisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publikAnalisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publik
 
Pertemuan ke 2 - definisi studi dan praktek kebijakan sosial
Pertemuan ke 2 - definisi studi dan praktek kebijakan sosialPertemuan ke 2 - definisi studi dan praktek kebijakan sosial
Pertemuan ke 2 - definisi studi dan praktek kebijakan sosial
 
Analisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan PublikAnalisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan Publik
 
Analisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publikAnalisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publik
 
Analisis kebijakan dunn bab 2 dan3
Analisis kebijakan dunn bab 2 dan3Analisis kebijakan dunn bab 2 dan3
Analisis kebijakan dunn bab 2 dan3
 
Teori kebijakan sosial
Teori kebijakan sosialTeori kebijakan sosial
Teori kebijakan sosial
 
Modal sosial dalam pemberdayaan masyarakat
Modal sosial dalam pemberdayaan masyarakatModal sosial dalam pemberdayaan masyarakat
Modal sosial dalam pemberdayaan masyarakat
 
Administrasi Pembangunan
Administrasi PembangunanAdministrasi Pembangunan
Administrasi Pembangunan
 
Menulis Naskah Rekomendasi Kebijakan
Menulis Naskah Rekomendasi KebijakanMenulis Naskah Rekomendasi Kebijakan
Menulis Naskah Rekomendasi Kebijakan
 
Kebijakan Publik
Kebijakan PublikKebijakan Publik
Kebijakan Publik
 
Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesPerencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
 
siklus kebijakan publik
siklus kebijakan publiksiklus kebijakan publik
siklus kebijakan publik
 

Viewers also liked (8)

Linguistik Historis Komparatif “Perbandingan Bahasa Bali Kuna dengan Bahasa J...
Linguistik Historis Komparatif “Perbandingan Bahasa Bali Kuna dengan Bahasa J...Linguistik Historis Komparatif “Perbandingan Bahasa Bali Kuna dengan Bahasa J...
Linguistik Historis Komparatif “Perbandingan Bahasa Bali Kuna dengan Bahasa J...
 
Analisis kebijakan sosial
Analisis kebijakan sosialAnalisis kebijakan sosial
Analisis kebijakan sosial
 
Tipologi bahasa
Tipologi bahasaTipologi bahasa
Tipologi bahasa
 
Teori normatif
Teori normatifTeori normatif
Teori normatif
 
Linguistik perbandingan
Linguistik perbandinganLinguistik perbandingan
Linguistik perbandingan
 
LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF “Leksikostatistik Bahasa Melayu Deli dengan B...
LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF  “Leksikostatistik Bahasa Melayu Deli dengan B...LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF  “Leksikostatistik Bahasa Melayu Deli dengan B...
LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF “Leksikostatistik Bahasa Melayu Deli dengan B...
 
Morphological typology
Morphological typologyMorphological typology
Morphological typology
 
Inovasi dan Inisiatif Program Legislasi
Inovasi dan Inisiatif Program LegislasiInovasi dan Inisiatif Program Legislasi
Inovasi dan Inisiatif Program Legislasi
 

Similar to Pertemuan ke 8 - paradigma & teori kebijakan sosial

PPT SMA SOSIOLOGI KELAS 10 kumer BAB 1.ppt
PPT SMA SOSIOLOGI KELAS 10 kumer BAB 1.pptPPT SMA SOSIOLOGI KELAS 10 kumer BAB 1.ppt
PPT SMA SOSIOLOGI KELAS 10 kumer BAB 1.ppt
MelkiAndreas
 
Nota_Slide_Pengenalan_Sosiologi_dlm_Pendidikan_pdf.pdf
Nota_Slide_Pengenalan_Sosiologi_dlm_Pendidikan_pdf.pdfNota_Slide_Pengenalan_Sosiologi_dlm_Pendidikan_pdf.pdf
Nota_Slide_Pengenalan_Sosiologi_dlm_Pendidikan_pdf.pdf
PDPPPI11022YusnidaBi
 
Resume perubahan sosial
Resume perubahan sosialResume perubahan sosial
Resume perubahan sosial
Jef Ri
 
Sosiologi%20 pendidikan[1]
Sosiologi%20 pendidikan[1]Sosiologi%20 pendidikan[1]
Sosiologi%20 pendidikan[1]
Zubidah Naim
 
Sosiologi pendidikan (1)
Sosiologi pendidikan (1)Sosiologi pendidikan (1)
Sosiologi pendidikan (1)
Jean Dcedric
 
Ideologi ideologi politik
Ideologi ideologi politikIdeologi ideologi politik
Ideologi ideologi politik
dinnianggra
 
bahan kuliah sosiologi untuk mahasiswa dan umum yg menekuni sosilogi, bisa un...
bahan kuliah sosiologi untuk mahasiswa dan umum yg menekuni sosilogi, bisa un...bahan kuliah sosiologi untuk mahasiswa dan umum yg menekuni sosilogi, bisa un...
bahan kuliah sosiologi untuk mahasiswa dan umum yg menekuni sosilogi, bisa un...
FakhrurraziSHIMSiFak
 
Resume sosiologi dan politik
Resume sosiologi dan politikResume sosiologi dan politik
Resume sosiologi dan politik
Jef Ri
 
vdocuments.net_materi-analisis-sosial.ppt
vdocuments.net_materi-analisis-sosial.pptvdocuments.net_materi-analisis-sosial.ppt
vdocuments.net_materi-analisis-sosial.ppt
kasman13
 

Similar to Pertemuan ke 8 - paradigma & teori kebijakan sosial (20)

PPT SMA SOSIOLOGI KELAS 10 kumer BAB 1.ppt
PPT SMA SOSIOLOGI KELAS 10 kumer BAB 1.pptPPT SMA SOSIOLOGI KELAS 10 kumer BAB 1.ppt
PPT SMA SOSIOLOGI KELAS 10 kumer BAB 1.ppt
 
Nota_Slide_Pengenalan_Sosiologi_dlm_Pendidikan_pdf.pdf
Nota_Slide_Pengenalan_Sosiologi_dlm_Pendidikan_pdf.pdfNota_Slide_Pengenalan_Sosiologi_dlm_Pendidikan_pdf.pdf
Nota_Slide_Pengenalan_Sosiologi_dlm_Pendidikan_pdf.pdf
 
2.Sosiologi-sebagai-ilmu-pengetahuan.ppt
2.Sosiologi-sebagai-ilmu-pengetahuan.ppt2.Sosiologi-sebagai-ilmu-pengetahuan.ppt
2.Sosiologi-sebagai-ilmu-pengetahuan.ppt
 
sosio bab 1 plus.pdf
sosio bab 1 plus.pdfsosio bab 1 plus.pdf
sosio bab 1 plus.pdf
 
Resume perubahan sosial
Resume perubahan sosialResume perubahan sosial
Resume perubahan sosial
 
Sosiologi%20 pendidikan[1]
Sosiologi%20 pendidikan[1]Sosiologi%20 pendidikan[1]
Sosiologi%20 pendidikan[1]
 
Sosiologi pendidikan (1)
Sosiologi pendidikan (1)Sosiologi pendidikan (1)
Sosiologi pendidikan (1)
 
Paradigma sosiologi
Paradigma sosiologiParadigma sosiologi
Paradigma sosiologi
 
Sosiologi dan pembelajaran (Bab 1)
Sosiologi dan pembelajaran (Bab 1)Sosiologi dan pembelajaran (Bab 1)
Sosiologi dan pembelajaran (Bab 1)
 
Ideologi ideologi politik
Ideologi ideologi politikIdeologi ideologi politik
Ideologi ideologi politik
 
bahan kuliah sosiologi untuk mahasiswa dan umum yg menekuni sosilogi, bisa un...
bahan kuliah sosiologi untuk mahasiswa dan umum yg menekuni sosilogi, bisa un...bahan kuliah sosiologi untuk mahasiswa dan umum yg menekuni sosilogi, bisa un...
bahan kuliah sosiologi untuk mahasiswa dan umum yg menekuni sosilogi, bisa un...
 
Sosiologi Sebagai Ilmu Tentang Masyarakat
Sosiologi Sebagai Ilmu Tentang MasyarakatSosiologi Sebagai Ilmu Tentang Masyarakat
Sosiologi Sebagai Ilmu Tentang Masyarakat
 
Bab 1 Pengenalan Sekolah dan Masyarakat.pptx
Bab 1 Pengenalan Sekolah dan Masyarakat.pptxBab 1 Pengenalan Sekolah dan Masyarakat.pptx
Bab 1 Pengenalan Sekolah dan Masyarakat.pptx
 
Resume sosiologi dan politik
Resume sosiologi dan politikResume sosiologi dan politik
Resume sosiologi dan politik
 
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
Macam-macam Ideologi Dunia Sebagai Etika Politik
 
Buku Murid IPS - Ilmu Pengetahuan Sosial Tema 02 - Fase E (1).pdf
Buku Murid IPS - Ilmu Pengetahuan Sosial Tema 02 - Fase E (1).pdfBuku Murid IPS - Ilmu Pengetahuan Sosial Tema 02 - Fase E (1).pdf
Buku Murid IPS - Ilmu Pengetahuan Sosial Tema 02 - Fase E (1).pdf
 
ANSOS
ANSOSANSOS
ANSOS
 
ANSOS
ANSOSANSOS
ANSOS
 
vdocuments.net_materi-analisis-sosial.ppt
vdocuments.net_materi-analisis-sosial.pptvdocuments.net_materi-analisis-sosial.ppt
vdocuments.net_materi-analisis-sosial.ppt
 
Ideologi dan jenis
Ideologi dan jenisIdeologi dan jenis
Ideologi dan jenis
 

Recently uploaded

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Recently uploaded (20)

RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 

Pertemuan ke 8 - paradigma & teori kebijakan sosial

  • 1. PARADIGMA & TEORI KEBIJAKAN SOSIAL Sesi VIII – Kebijakan & Perencanaan Sosial Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah & Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta M. Izzul Haq, M.Sc
  • 3. PARADIGMA     Berasal dari Yunani "παράδειγμα" (paradeigma) yang berarti: “pola, contoh, model” Merupakan “Pandangan mendasar dari ilmuwan tentang: apa yang menjadi pokok kajian yang seharusnya dipelajari sebagai disiplin ilmu pengetahuan; dan apa yang seharusnya ditanyakan; serta bagaimana jawabannya” Paradigma juga dapat berarti seperangkat asumsi, konsep, nilai, dan praktik yang di terapkan dalam memandang realitas dalam sebuah komunitas yang sama, khususnya, dalam disiplin intelektual Keragaman paradigma dapat terjadi karena perbedaan filosofis.
  • 4. PERSPEKTIF dalam KEBIJAKAN SOSIAL 1. ASPEK KEBIJAKAN SOSIAL 2. DIMENSI IDEOLOGI KEBIJAKAN SOSIAL KAPITALISTIK 3. PENDEKATAN KEBIJAKAN SOSIAL 4. MODEL KEBIJAKAN SOSIAL
  • 5. Aspek-Aspek dalam Kebijakan Sosial 1. Policy as a process Kebijakan sosial sebagai suatu rangkaian tindakan yang berisi prinsip-prinsip atau pedoman untuk melaksanakan kebijakan 2. Policy as a product Kebijakan sosial sebagai suatu produk yang berisi dokumen, ketentuan, aturan yang dijadikan pedoman dalam pengambilan keputusan 3. Policy as a rulers or regulation Kebijakan sosial sebagai peraturan perundang-undangan 4. Policy as planning for social redistribution Kebijakan sosial sebagai suatu perencanaan sosial untuk mencapai tujuan pemerataan, baik pemerataan sumber-sumber pemerataan pendapatan maupun pemilihan pemerataan pemanfaatan sosial.
  • 6. Dimensi Ideologis Kebijakan Sosial Kapitalistik Egalitarian Menekankan pada pengentasan kesenjangan sosial Liberal Liberal sosial Demokrasi sosial Republikan Menekankan pada solidaritas sosial Menekankan pada kebebasan individu Neo-konservatif Konservatif sosial Konservatif Menekankan pemeliharaan tata sosial yang ada
  • 7.  Egalitarian/Liberal, Liberal Sosial a. Mengacu pada etos individualisme, bukan kolektivis/solidaritas b. Menekankan peran spesifik tetapi terbatas dari suatu negara c. Tidak untuk menghapus kesenjangan sosial secara sempurna, melainkan untuk menjamin kebutuhan minimum setiap warga negara sehingga setiap individu bebas mengembangkan dirinya d. Contoh : negara kesejahteraan di AS (1935 – 1980an), Inggris (1948 – 1980an)  Egalitarian/Republikan, Demokrasi Sosial a. Berpaham kolektivis b. Merupakan sosialisme moderat c. Tidak menolak kapitalisme, melainkan berupaya mengubahnya secara demokratis dengan menjadikan kapitalisme lebih egaliter. d. Secara umum dikaitkan dengan gerakan buruh dan serikat pekerja. e. Contoh: negara kesejahteraan di kawasan Skandinavia
  • 8.  Konservatif/Republikan, Konservatif Sosial a. Lebih mengutamakan keutuhan sosial dibanding kesetaraan sosial b. Mengakomodasi kapitalisme dengan mempertahankan kedermawanan kebijakan sosial dengan tujuan memelihara, bukan mengubah, masyarakat. c. Dimotori oleh Otto von Bismarck (Kanselir Jerman 1871 – 1890). Inisiator kebijakan asuransi sosial yang bertujuan untuk melemahkan pengaruh serikat pekerja dan melumpuhkan beberapa nilai tradisional dengan kekuatan negara. d. Contoh : partai Demokrat Kristen di beberapa negara Eropa, partai Konservatif di Inggris.  Konservatif/Liberal, Neo-konservatif a. Mengacu pada gagasan yang menekankan ekonomi bebas dan negara kuat. b. Mengkominasikan liberalisme ekonomi dengan otoritarianisme moral dan pembentukan perilaku individu. c. Contoh : keberadaan Poor Law yang bersifat residualis dan menciptakan stigma bagi individu penyandang masalah kesejahteraan di Inggris sebelum 1948, yang kemudian gagasan ini muncul lagi dengan model negara kesejahteraan di AS era Presiden Reagan dan di Inggris era PM Margaret Thatcher (1980an – 1990an).
  • 9.
  • 10. Kebijakan Sosial Holistik* Aktor Kelompok Target/Tujuan Negara (sentralisasi/desentralisasi) Individual, rumah tangga, komunitas Masyarakat sipil (LSM, masyarakat, gerakan sosial) Peningkatan kesejahteraan bagi semua, peningkatan modal manusia/human capital, daya saing pekerja secara internasional, membangun kohesi sosial dan melawan eksklusi (karena kelas, gender, etnis dsb) Sektor bisnis swasta (domestik, supranasional, transnasional) Institusi pembangunan internasional (multilateral, bilateral, agensi PBB, badan regional) Kebijakan-kebijakan Pelayanan sosial dasar (kesehatan, pendidikan, perumahan, jaminan sosial) Jaring pengaman/dana sosial Bantuan untuk keberlanjutan mata pencaharian/sustainable livelihood Pendekatan silang sektor Entitlements, hak sosial, kapabilitas Partisipatif/inklusif Akuntabilitas * Hall, A dan Midgley, J (2004) Social Policy for Development. London: Sage, hal. 38.
  • 11. Model Kebijakan Sosial* Berdasarkan Pelaksanaan dan Pembuatan Kebijakan Model Imperatif Kebijakan sosial terpusat, yakni seluruh tujuan-tujuan sosial, jenis, sumber dan jumlah pelayanan sosial seluruhnya ditentukan oleh pemerintah Indikatif Kebijakan sosial yang mengupayakan kesamaan visi dan aspirasi seluruh masyarakat. Disebut pula sebagai kebijakan sosial partisipatif. Ruang lingkup /Cakupan (coverage) Universal Kebijakan sosial secara menyeluruh tanpa membedakan usia, jenis kelamin, dan status sosial. Berprinsip pada pencapaian ‘social minimum’ Selektivitas Kebijakan sosial yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sosial warga masyarakat tertentu (PMKS/PPKS) Keberlanjutan/ Keajegan Pelayanan Sosial Residual Kebijakan sosial diperlukan ketika lembaga-lembaga alamiah tidak dapat menjalankan peranannya. Disebut sebagai model kuratif. Institusional Kebijakan sosial dalam bentuk pelayanan sosial yang melembaga dan Berkesinambungan. Disebut sebagai model antisipatif. Jenis Permasalahan / Sasarannya Kategorikal Kebijakan yang hanya difokuskan mengatasi suatu permasalahan sosial berdasarkan sektor permasalahan tertentu, bersifat spesifik dan parsial Komprehensif Kebijakan yang diarahkan tidak hanya untuk mengatasi satu bidang masalah saja, melainkan beberapa masalah sosial yang terkait dalam satu formulasi kebijakan sosial terpadu * Suharto, Edi (2010) Analisis Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta, hal. 69 – 76.
  • 12. TEORI
  • 13.    Teori ‘a set of concept and ideas that explains and predict physical and social phenomena’ (Schermerhorn) Teori terbagi atas dua pemahaman 1. Lay theory, merupakan teori yang dikembangkan dari pengalaman, atau menurut Schermerhorn sebagai developed by themselves or learned from others over time and as a result of their experience. 2. Scientific theory, merupakan teori yang dikembangkan melalui metode-metode ilmiah, atau that are developed through scientific methods. Teori kebijakan sosial dikembangkan dari best practices, yang kemudian diverifikasi, divalidasi, dan kemudian dikodifikasikan.
  • 14. Mengapa ‘Teori’ Kebijakan Sosial?    Teori memainkan peran penting dalam pembentukan keputusan mengenai sebuah kebijakan sosial Ide-ide teoritis mempengaruhi kebijakan sosial Kebijakan sosial berangkat dari asumsi mengenai bagaimana masalah dan kebutuhan sosial tertangani
  • 15. TEORI KEBIJAKAN SOSIAL* 1. TEORI REPRESENTASIONAL 2. TEORI EKSPLANATORI / ANALITIS 3. TEORI NORMATIF * Hall, A dan Midgley, J (2004) Social Policy for Development. London: Sage, hal. 24.
  • 16. TEORI REPRESENTASIONAL  Berkaitan dengan klasifikasi. Berupaya menyederhanakan fenomena kebijakan sosial yang rumit dalam serangkaian kategori untuk menjelaskan pendekatan kebijakan sosial yang beragam. Kategori tersebut disebut juga dengan tipologi atau model.  Beberapa tipologi kebijakan sosial :  model‘residual dan institusional’ (Wilensky & Lebeaux, 1965) ditambah dengan model ‘industrial achievement-performance’ (R. Titmuss, 1972), tentang tipologi kebijakan sosial ‘three worlds of welfare capitalism’ (Esping-Andersen,1990) tentang tipe kebijakan sosial di 29 negara maju yang menjadi anggota OECD (Organization for Economic Cooperation & Development) ‘welfare regime’ (Ian Gough, 2004) tentang tipe kebijakan sosial di negara berkembang ‘empat kategori negara’ (Suharto, 2006) tentang tingkat penerapan sistem negara kesejahteraan di negara / spektrum pembangunan kesejahteraan sosial di daerah
  • 17. TIPOLOGI AWAL Wilensky & Lebeaux “ Residual & Institusional” RESIDUAL WELFARE STATE mengasumsikan tanggung jawab negara sebagai penyedia kesejahteraan berlaku jika dan hanya jika keluarga dan pasar gagal menjalankan fungsinya serta terpusat pada kelompok tertentu dalam masyarakat INSTITUTIONAL WELFARE STATE bersifat universal, mencakup semua populasi warga, serta terlembaga dalam basis kebijakan sosial yang luas dan vital bagi kesejahteraan masyarakat
  • 18. kemudian disempurnakan oleh... Residual welfare state, Institutional welfare state, & Industrial Achievement-Performance welfare state Richard Titmuss
  • 19.
  • 20.
  • 21. WELFARE REGIME / Rezim Kesejahteraan Mengacu pada pola interaksi dan saling keterkaitan dalam produksi dan alokasi kesejahteraan antara negara, sistem pasar, dan keluarga/rumah tangga* Welfare regime = Welfare mix (pola kebijakan sosial negara dan pola penyediaan kesejahteraan secara luas di masyarakat) + Welfare outcomes (derajat dekomodifikasi) + Dampak stratifikasi * Ian Gough (2000) Welfare Regime in East Asia & Europe, University of Bath
  • 22. WELFARE REGIME NEGARA BERKEMBANG No Model Tipikal Contoh 1 Proto-welfare State Regime Mulai adanya komitmen negara secara ekstensif terhadap penyediaan kesejahteraan. Israel, Kostarika, negara-negara eks-Uni Soviet, negara-negara industri di Amerika Latin 2 Successful Informal Security Regime Pengeluaran sosial negara masih rendah namun welfare outcome dan output pelayanan sosial relatif baik Cina, negara-negara di Asia Timur dari Korea sampai Thailand, Iran, Turki, negara-negara di Amerika Tengah 3 Failing Informal Security Regime a. High Illiteracy Ditandai dengan rendahnya pendapatan dan banyaknya buta aksara, khususnya bagi perempuan meski memiliki demokrasi yang ekstensif dan kesetaraan pendapatan India, Pakistan, Bangladesh, Nepal b. Kebijakan sosial mulai diperluas, melek aksara cukup tinggi tetapi angka kematian sangat tinggi karena HIV/AIDS Afrika Selatan, Namibia, Botswana, Zimbabwe, Kenya Tiadanya maknisme jaminan sosial informal Negara Sub-Sahara Afrika (Benin, Ethiopia, Mali, Senegal dsb) 4 High Morbidity Insecurity Regime
  • 23. CONTOH TIPOLOGI KEBIJAKAN SOSIAL Residual Wilensky & Lebeaux Richard Titmuss Institusional IndustrialAchievement Performance Liberal Gosta Esping Andersen Demokrasi Sosial Konservatif Kebijakan sosial yang terbatas dan secara kuantitas sedikit. Contoh kebijakan sosial era kolonial dan era program penyesuaian struktur (SAP) Kebijakan sosial yang memainkan peran di garis depan untuk mempromosikan cakupan universal dan penyediaan pelayanan sosial secara ekstensif. Kebijakan sosial yang terkait dengan ekonomi dan menyediakan pelayanan kesejahteraan atas dasar prestasi, kinerja, dan produktivitas Dicirikan dengan jaminan sosial yang terbatas, residual, dan dorongan pada pasar untuk mengurus pelayanan-pelayanan umum. Dicirikan dengan jaminan sosial yang bersifat universal dan komprehensif dalam berbagai tunjangan serta kebijakan aktif negara mencegah ketergantungan tenaga kerja pada mekanisme pasar. Kebijakan sosial yang dicirikan dengan sistem jaminan sosial yang segmented (berbeda-beda sesuai jenis pekerjaan) dan familialisme (bertumpu pada peran keluarga sebagai penyedia utama). Negara/Daerah Sejahtera Edi Suharto* Negara/Daerah yang memiliki PDB/PAD tinggi dan belanja sosial yang tinggi. Negara/Daerah Dermawan Negara/Daerah yang memiliki PDB/PAD rendah dan belanja sosial yang tinggi. Negara/Daerah Pelit Negara/Daerah yang memiliki PDB/PAD tinggi dan belanja sosial yang rendah. Negara/Daerah Lemah Negara/Daerah yang memiliki PDB/PAD rendah dan belanja sosial yang rendah.
  • 24. TEORI EKSPLANATORI / ANALITIS  Teori yang berupaya menjawab berbagai pertanyaan mengenai asal muasal kebijakan sosial, fungsinya di dalam masyarakat, dan alasan munculnya kebijakan sosial.  Mengapa muncul kebijakan sosial? Beberapa alasan… 1. 2. 3. 4. Peran industrialisasi memotivasi pemerintah untuk memperluas pelayanan kesejahteraan sosial. Kelompok kepentingan memainkan peran vital dalam memelihara ekspansi kebijakan sosial. Pemerintah benar-benar ingin meningkatkan kondisi sosial dan mempromosikan kesejahteraan warganya. Diadopsi oleh pemerintah karena bisa mencegah keresahan politik dan menjaga ketertiban.
  • 25. TEORI NORMATIF    Menyediakan kerangka nilai untuk kebijakan sosial. Berguna untuk mengidentifikasi kebijakan sosial yang terkait dengan keragaman nilai, ideologi dan tujuan, baik politik maupun non-politik (budaya/agama). Teori normatif memainkan peran penting dalam kebijakan sosial karena mempengaruhi keputusan kebijakan sosial yang disusun oleh partai politik, pemerintah, LSM, gerakan sosial populer, dan lembaga internasional.
  • 26. Ideologi Normatif dan Implikasi bagi Praktek Kebijakan Sosial* Kolektivis Masyarakat terbaik adalah masyarakat yang saling bekerjasama dan bersama-sama untuk memenuhi kebutuhan mereka. Ide ini menginspirasi tokoh gerakan Reformasi Liberal, Demokrasi Sosial dan Marxisme yang percaya bahwa kemampuan negara mengontrol dan mengendalikan sumber daya secara kolektif dapat berguna untuk mempromosikan kesejahteraan. Ideologi yang melahirkan institusionalisme ini menjadi dasar pendekatan statisme (bertumpu pada peran negara) dalam kebijakan sosial. Paham ini dominan dalam praktek kebijakan sosial pasca PD II. Dipromosikan oleh PBB, organisasi lainnya, dan banyak pemerintahan negara berkembang. Individu memegang peranan penting dalam kehidupan sosial. Berakar dari Reformasi Protestan, kebangkitan rasionalisme di era Renaisans dan kebebasan individu dari otoritas feodal tradisional selama Revolusi Prancis & Amerika berlangsung. Ideologi ini Individualis mengusung doktrin laissez-faire dalam bidang ekonomi dan menjadi dasar bagi pendekatan enterprise dalam kebijakan sosial yang mulai dominan sejak 1980an. Ideologi ini melahirkan residualisme dalam praktek kebijakan sosial dan berpandangan bahwa kebijakan sosial harus sesuai dengan ekonomi pasar. Populis Keterlibatan masyarakat berikut nilai umum, kepercayaan, dan budaya mereka berperan penting dalam formulasi kesejahteraan sosial. Bentuk dari ideologi ini berupa Nasionalisme yang menekankan peran pelayanan sosial dari negara untuk membentuk kohesi nasional dan memperkuat kapasitas masyarakat menghadapi ancaman luar. Bentuk lain adalah Tradisionalisme yang muncul dari nilai dan kepercayaan agama seperti Islam, Hindu, Konghucu, atau Katolik Roma yang secara khusus mempengaruhi praktek kebijakan sosial di negara-negara berkembang. * Hall, A dan Midgley, J (2004) Social Policy for Development. London: Sage, hal. 28 - 36.
  • 27.
  • 28. Rujukan Fahrudin, Adi (2012). Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung: Refika Aditama, hal.75-76 Hall, A dan Midgley, J (2004) Social Policy for Development. London: Sage, hal. 24 – 36. Nugroho, Riant (2012) Social Policy for the Developing Countries, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hal. 56 – 93. Suharto, Edi (2008) Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta, hal. 56 – 69. Suharto, Edi (2010) Analisis Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta, hal. 69 – 76. Triwibowo, D dan Bahagijo, S (2006) Mimpi Negara Kesejahteraan. Jakarta: LP3ES, hal. 101-105.