SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
Download to read offline
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
BUKU PEGANGAN SISWA DAN GURU
TEKNIK PENYIARAN
DESAIN PRODUKSI
DISUSUN OLEH : ZAINUL ARIFIN, S. Kom
= TEKNIK BROADCASTING =
PAKET KEAHLIAN
TEKNIK PRODUKSI DAN PENYIARAN PROGRAM PERTELEVISIAN
BIDANG KEAHLIAN TEKNIK INFORMASI DAN KOMUNIKASI
DINAS PENDIDIKAN. KAB. MOJOKERTO
SMK NEGERI 1 PUNGGING
2013/2014
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
A. PELAKSANAAN PRODUKSI SIARAN TELEVISI
Sebelum kita bergerak melangkah membangun sebuah tim produksi
mata acara televisi kita kenali dulu apa saja yang bisa ditampilkan di layar
kaca. Program Mata Acara televisi berbagai macam jenisnya, kita amati
dahulu satu-persatu.
a) Film Dokumenter (Documentary Film).
Dokumenter menyajikan realita melalui berbagai cara dan
dibuat untuk berbagai macam tujuan. Namun harus diakui, film
dokumenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi,
pendidikan dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu.Intinya
film dokumenter tetap berpijak pada hal-hal senyata mungkin.
Seiring dengan perjalanan waktu, muncul berbagai aliran dari
film dokumenter misalnya dokudrama (docudrama).Dalam dokudrama,
terjadi reduksi realita demi tujuan-tujuan estetis, agar gambar dan
cerita menjadi lebih menarik. Sekalipun demikian, jarak antara
kenyataan dan hasil yang tersaji lewat dokudrama biasanya tak
berbeda jauh. Dalam dokudrama, realita tetap jadi pakem pegangan.
b) Film Cerita Pendek (Short Film).
Durasi film cerita pendek biasanya di bawah 60 menit.Di
banyak Negara seperti Jerman, Australia, Kanada dan Amerika Serikat,
film cerita pendek dijadikan laboratorium eksperimen dan batu
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
loncatan bagi seseorang/sekelompok orang untuk kemudian
memproduksi film cerita panjang. Jenis film ini banyak dihasilkan oleh
para mahasiswa jurusan film atau orang/kelompok yang menyukai
dunia film dan ingin berlatih membuat film dengan baik. Sekalipun
demikian, ada juga yang memang mengkhususkan diri untuk
memproduksi film pendek, umumnya hasil produksi ini dipasok ke
rumah-rumah produksi atau saluran televisi.
c) Film Cerita Panjang (Feature – Length Film).
Film dengan durasi lebih dari 60 menit lazimnya berdurasi 90-
100 menit.Film yang diputar di bioskop umunya termasuk dalam
kelompok ini. Beberapa film, misalnya Dances With Wolves, bahkan
berdurasi lebih 120 menit. Film-film produksi India rata-rata berdurasi
hingga 180 menit.
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
FILM-FILM JENIS LAIN
d) Profil Perusahaan (Corporate Profile).
Berkaitan dengan kegiatan Film diproduksi untuk kepentingan institusi
tertentu berkaitan dengan kegiatan yang mereka lakukan, misal
tayangan “Usaha Anda” di SCTV. Film ini sendiri berfungsi sebagai alat
bantu presentasi.
e) Iklan Televisi (TV Commercial)
Film ini diproduksi untuk Kepentingan penyebaran informasi, baik
tentang produk (iklan produk) maupun layanan masyarakat (iklan
layanan masyarakat atau Public Service Announcement/PSA). Iklan
produk biasanya menampilkan produk yang diiklankan ‘secara
eksplisit’ artinya ada stimulus audio-visual yang jelas tentang suatu
produk tersebut.
Sedangkan iklan produk terhadap fenomena sosial yang diangkat
sebagai topik iklan tersebut. Sedangkan iklan layanan masyarakat
menginformasikan kepedulian produsen suatu produk terhadap
fenomena sosial yang diangkat sebagai topik iklan tersebut. Dengan
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
demikian, iklan layanan masyarakat umumnya menampilkan produk
secara implisit.
f) Program Televisi (T V Programme)
Program ini diproduksi untuk konsumsi pemirsa televisi. Secara umum,
program televisi dibagi menjadi dua jenis yakni cerita dan non cerita.
Jenis cerita ini terbagi menjadi dua kelompok yakni kelompok fiksi dan
kelompok non fiksi. Kelompok fiksi memproduksi film serial (TV
series), film televisi/FTV (popular lewat saluran televisi SCTV) dan film
pendidikan, film dokumenter atau profil tokoh dari daerah tertentu.
Sedangkan program non cerita sendiri menggarap variety show, TV
quiz, talkshow dan liputan/ berita.
g) Video Klip (Music Video)
Pada dasarnya video klip adalah sarana bagi para produser musik
untuk memasarkan produknya lewat medium televisi. Dipopulerkan
pertama kali lewat saluran televisi MTV 1981. Di Indonesia, video klip
ini sendiri kemudian berkembang sebagai bisnis yang menggiurkan
seiring dengan pertumbuhan televisi swasta. Akhirnya video klip
tumbuh sebagai aliran dan industry tersendiri. Beberapa rumah
produksi mantap memilih video klip menjadi bisnis utama (core
business) mereka. Di Indonesia, tak kurang dari 60 video klip
diproduksi tiap tahunnya. (Heru Effendy, Membuat Fim itu Gampang)
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
B. TAHAPAN PRODUKSI SIARAN TV.
Berikut adalah tahapan-tahapan dalam memproduksi siaran Televisi :
1. PRA PRODUKSI (PRE PRODUCTION)
Sebelum memproduksi sebuah mata acara yang dilaksanakan di
luar studio (out door) atau dalam studio (in door), tim produksi
haruslah memiliki tempat atau kantor sebagai base camp. Semua
Treatment atau skenario dan usulan nama program hingga proses
produksi dilakukan di dalam rapat pra produksi.
Usulan biasanya didiskusikan semua tim produksi, usulan
dalam bentuk proposal diserahkan oleh produser atau penggagas mata
acara kepada Eksekutif Produser. Setelah itu proses presentasi dan
diskusi serta fokus utama tujuan sebuah acara harus disampaikan.
Presentasi dilaksanakan agar produksi yang diproduksi mempunyai
acuan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) . Naratama Sutaradara
mata acara televisi menulis, Dalam mengekplorasi berbagai ide kreatif
yang dapat tertuang dan diproduksi secara apik. Menganalisis target
penonton, jam tayang, posisi stasiun televisi, dan studi komparasi
terhadap kompetitor acara di stasiun televisi lain.
Hal menarik, dalam setiap presentasi mata acara, para produser
selalu ditanya goal yang akan dicapai tetang program yang dibuat.
Pemain menuntut, efek apa yang akan didapatkan, setelah penonton
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
menyaksikan tayangan yang buat. Tidak hanya itu, tujuan utama
memunculkan tematik harus dijelaskan pula. Bobot atau kekuatan tema
yang diproduksilebih diutamakan. Bahkan tidak mempersoalkan
berapa banyak yang akan menonton. Seperti contoh tema tentang isu
pribumi dan non pribumi bagi ethnis Tionghoa dijadikan tema utama
dalam tayangan infotainment paparazzi. Padahal jelas biasanya
infotainment menyangkut gossip selebritis hingga kawin – cerainya.
Namun pemain mangangkat tema yang ke luar dari isu infotainment
pada umunya yang seragam di tiap stasiun televisi.
Persiapan Pra Produksi di antaranya mempersiapkan tim di
luar tim inti yang akan menunjang produksi. Diantaranya
mempersiapkan Desain Produksi.
Pengertian desain produksi adalah sebuah rancangan produksi
yag dipersiapkan untuk memproduksi sebuah mata acara. Tidak
berbeda jauh dengan film, desain produksi siaran televisi setidaknya
harus memperhatian hal-hal sebagai berkut ;
 Jenis mata acara apa yang akan diproduksi ?
 Naskah ini punya siapa ?
 Menggunkan format video apa ?
 Bagaimana memulai Shooting ?
 Seluk beluk anggaran.
 Dari mana dananya ?
 Mempersiapkan crew.
 Menyusun tim produksi.
 Mempersiapkan pemeran atau pengisi acara.
Perkembangan yang terjadi di dunia pertelevisian kian menarik
adalah kegiatan kreativitas yang sudah tidak menentu.Orientasi laba
tujuan utama pemilik modal secara ekonomi, regulasi pemerintah yang
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
kunjung menuai polemik tetang penyiaran, serta lembaga kontrol yang
memang tak berdaya.Harus dilawan dengan tayangan yang berkualitas.
Menuntut kecerdasan sang kreator televisi dalam memproduksi mata
acara televisi. Kini kreator televisi dituntut lebih dapat menggali
pelbagai tayangan yang harus mencerdasarkan penonton. Baik hiburan
maupun berita.
Sunardian Wirodono dalam buku berjudul Matikan TV-Mu
berpandangan, Berbagai bentuk materi siaran, apalagi yang berjenis
hiburan seperti sinetron, kuis, infotainment, atau reality show sering
lepas dari norma-norma kepatutan sebuah karya kreatif, yang
semestinya juga harus bertanggung jawab pada tumbuhnya eksplorasi
masyarakatnya. Munculnya berbagai kritik dan keluhan sebagian
masyarakat mengenai kualitas tayangan program televisi di Indonesia
menunjukan hal itu dengan jelas. Misal, banyak sinetron yang bukan
saja rendah kualitas tematik, setting sosial, serta miskin dalam
pendalaman materi. Apalagi, rendahnya kreativitas pihak produser itu
bergabung dengan rendahnya sensibilitas pihak pengelola
televisi.Kedua hal tersebut menjadi faktor yang paling berpengaruh
terhadap rendahnya kreativitas para pekerja kreatif.
C. JENIS TAYANGAN MATA ACARA TELEVISi
a) News, Jenis acara televisi banyak, sebut saja program News. Ini
sebuah identitas khusus sebuah stasiun televisi. Stasiun televisi
swasta nasional maupun lokal menempatkan siaran berita paling
utama. Berlomba menyajikan tayangan berita dengan perbedaan
angle (sudut pandang) sajian. Askurifai Baksin pakar komunikasi
dari Universitas Islam Bandung menyebutkan tayangan berita
televisi terfokus pada spot news berita singkat. Liputan 6 pagi, siang,
petang dan malam serta Liputan 6 terkini mengedepankan berita
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
Straight News secara Spot News. Begitu pula Metro TV dengan
Metro Pagi, Metro Siang, Metro Hari Ini dan Metro Malam. Belum
lagi Head Line News terfokus pada berita singkat. Banyak lagi, ada
Buletin Pagi, Buletin Siang, Buletin Malam dan Seputar Indonesia
(RCTI), Fokus (Indosiar) dll. Berbeda di Trans TV, Berita yang lebih
mengedepankan In Depth Reporting. Trans TV mengemas sajian
berita dengan tayangan Investigasi di program Reportase Sore.
Format Berita televisi yang mengedepankan Aktualitas dan
Faktualitas, biasanya dilengkapi dengan Feature News, Sport News.
Kini bertambah lagi bagiannya, yaitu Jurnalisme Kuliner yang
termasuk pada segment Feature News.
b) Drama Fiksi, dalam bukunya Kunci Sukses Menulis Skenario,
Elizabeth Lutters membagi drama ke beberapa jenis drama fiksi.
Pengertiannya adalah, jenis cerita fiksi yang bercerita tentang
kehidupan dan perilaku manusia sehari-hari. Jenis cerita drama jika
mengikuti teori Aristoteles, hanya digolongkan menjadi tragedy,
komedi, dan gabungan antara tragedy dan komedi.
c) Drama Tragedi, adalah cerita yang berakhir dengan duka laraatau
kematian. Sedangkan Drama Komedi, terbagi menjadi beberapa
jenis a.l :
 Komedi Situasi, cerita lucu yang kelucuannya bukan berasal dari
para pemain, melainkan karena situasinya.
 Komedi Slapstic, Cerita lucu yang diciptakan dengan adegan
menyakiti para pemainnya, atau dengan gerak vulgar dan kasar.
 Komedi Satire, Cerita lucu yang penuh sindiran tajam.
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
 Komedi Farce, Cerita lucu yang bersifat dagelan, sengaja
menciptakan kelucuan-kelucuan dengan dialog dan gerak laku
lucu
D. PENGGOLONGAN JENIS-JENIS ACARA SIARAN
Pada umumnya terdapat dua metode penggolongan acara siaran :
a) Menurut unsur acara siaran
- Siaran kata (news features, dramas, talks and discussions, etc.)
- Siaran seni suara (serious music, light music, dance, variety, etc.)
b) Menurut tujuan acara siaran
Berikut ini adalah penggolongan jenis-jenis acara siaran (menurut
UNESCO) :
 Siaran pemberitaan dan penerangan (News and Information
Programmes)
- Warta berita (straight news)
- Reportase (current affairs)
- Penerangan umum (general information)
- Pengumuman (public service)
 Siaran pendidikan (Educational Programme)
- Siaran anak-anak
- Siaran remaja
- Siaran sekolah
- Siaran pedesaan
- Siaran keluarga berencana
- Siaran agama
- Ruangan wanita
- Pengetahuan umum
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
 Siaran kebudayaan (Culture Programme)
- Sastra (literature)
- Kesenian daerah (folklore)
- Apresiasi seni (art appreciation)
 Siaran hiburan (Entertainments)
- Musik daerah (local music)
- Musik indonesia (national music)
- Musik asing (foreign music)
- Hiburan ringan (light entertainment)
 Siaran lain-lain (Miscellaneous)
- Ruangan iklan (commercial spot announcement)
- Pembukaan / penutup siaran (opening/closing tune)
2. PRODUKSI.
Setelah perencanaan dan persiapan matang, maka pelaksanaan
produksi dimulai. Pengarah acara memimpin jalannya produksi
bekerjasama dengan kru dan artis yang terlibat. Masing-masing kru
melaksanakan tugasnya seperti rehearsal yang telah dilakukan
sebelumnya dan sesuai naskah maupun rundown yang ada.
Apabila program acara bukan live show maka semua shot dicatat
oleh bagian pencatat dengan menyertakan timecode, isi adegan, dan
tanda bagus atau tidak. Catatan ini nantinya akan berguna saat proses
editing. Biasanya gambar hasil shooting dikontrol setiap akhir shooting
hari itu juga untuk melihat apakah hasil pengambilan gambar sudah
bagus. Apabila tidak maka adegan itu perlu diulang pengambilan
gambarnya.
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
E. PRINSIP KERJA STASIUN TV
Cara kerja stasiun TV dimulai dari Departemen Programming.
Departemen inilah yang merencanakan dan menentukan program apa
yang akan ditayangkan, pada jam berapa & siapa saja target
pemirsanya. Lalu program itu apakah harus dibuat sendiri secara
inhouse, outsource, dibeli dari PH lokal atau harus di import dari luar
negeri. Jika dibeli dari luar negeri, program itu berupa cassete atau
berupa siaran langsung (live).
Bila program-program itu telah dipilih dan jadwal
penayangannya telah ditentukan, maka bagian Sales & Marketing yang
akan memasarkan / menjualnya kepada calon pemasang iklan. Slot-slot
waktu yang tersedia untuk iklan kemudian diberi harga (rate card),
sedangkan jenis iklan yang ditawarkan bisa berupa video, graphic,
animasi, running text, iklan built in / blocking time. Itu semua
tergantung dari kesepakatan antara kedua belah pihak (pemasang iklan
dan operator stasiun TV).
Jika program harus dibuat sendiri secara in house, maka bagian
Produksi kemudian akan menyusun crew, membuat jadwal dan
memproduksi program itu sesuai target waktu yang telah ditentukan.
Produksinya bisa dikerjakan didalam studio / diluar studio, tergantung
dari jenis program apa yang sedang dibuat. Setelah jadi (dalam
bentuk pita cassete / file hardisk) langkah berikutnya adalah
proses Pasca Produksi (Editing, Graphic & Quality Control). Apabila
telah lolos dari Quality Control berarti program ini telah siap tayang &
program tersebut kemudian dikirim ke Playout untuk dimasukkan ke
dalam daftar tunggu (Play List). Nantinya, pada jam, menit dan detik
yang telah ditentukan, program ini akan tayang sendiri secara otomatis
berdasarkan perintah dari software On Air Automation.
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
On Air Automation bekerja berdasarkan data entry yang
dimasukkan oleh bagian Traffic.Jika fasilitasnya tersedia, bisa juga data
itu berisi kapan running text, graphic atau animasi iklan harus tampil
bersama-sama dengan program (fasilitas ini disebut dengan Secondary
Event). Bagian Traffic biasanya berada dibawah Sales dengan tujuan
agar memudahkan koordinasi dan kontrol terhadap penayangan
iklan.Sebab hal ini berakitan erat dengan masalah tagihan &
pembayaran iklan. Traffic / pengaturan lalu lintas program & iklan ini
cukup rumit, karena melibatkan banyak pihak (Programming, Sales,
Finance & Teknik) sehingga diperlukan software khusus untuk
membantu mempermudah teknis operasionalnya.
Ketika semuanya sudah tersusun rapih dan kemudian di run,
maka Playout akan secara otomatis menayangkan program dan iklan
itu secara berurutan sesuai jadwal yang telah tersusun dalam Play List.
Sinyal audio & video yang keluar dari Playout kemudian dipilih oleh
Master Switcher untuk selanjutnya dikirim ke Pemancar untuk
dipancarkan. Dibutuhkan sebuah alat yang berfungsi untuk
menyalurkan sinyal dari Studio ke Pemancar, yang disebut
dengan STL (Studio to Transmitter Link) sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar diagram di bawah ini.
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
Gambar diagram prinsip kerja stasiun televisi.
Dalam menyusun urutan program sering kali terdapat slot waktu
untuk siaran langsung (live), baik yang berasal dari dalam atau luar
studio. Sementara itu siaran langsung biasanya waktunya sering tidak
pasti, dalam arti bisa maju atau mundur beberapa menit atau detik.
Oleh karena itu didalam software On Air Automation umumnya telah
tersedia fasilitas yang mampu menyesuaikan maju mundurnya waktu
penayangan program siaran langsung ini.
Siaran langsung dari luar studio umumnya menggunakan
jalur Fiber Optic, Satelit atau Microwave Link sebagai sarana untuk
mengirimkan sinyal dari lokasi ke studio. Sinyal-sinyal yang berasal
dari luar ini dipilih melalui Routing Switcher dan kemudian harus di
sinkronkan terlebih dahulu dengan standar sinyal eksisting yang ada
didalam studio.Perangkat yang berfungsi untuk mensinkronisasi sinyal
video ini disebut Frame Synchronizer.Selanjutnya, untuk mengukur
kualitas sinyal-sinyal dari luar itu digunakan peralatan video
monitoring berupa Waveform dan Vectorscope.
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
Didalam siaran berita sering kali disisipi dengan laporan
langsung dari lokasi. Maka sinyal dari lokasi ini harus dikirim terlebih
dahulu ke studio, kemudian digabungkan dengan pembaca berita
(terkadang disisipi text dan gambar-gambar graphic), baru kemudian
diteruskan ke Master Switcher untuk disisipi logo, running text / iklan
animasi (bila ada) dan selanjutnya output dari Master Switcher dikirim
ke Pemancar.
Jika ukuran Studio itu cukup besar maka bisa digunakan untuk
memproduksi program-program hiburan seperti talk show, kuis,
kontes / live music atau acara-acara lain yang agak kolosal. Tapi itu
semua tergantung dari visi & misi dari stasiun TV itu sendiri.
Studio sering pula digunakan untuk keperluan rekaman (taping).
Hasil rekamannya kemudian diproses dijajaran Pasca Produksi untuk
menjalani proses editing. Misalnya gambar-gambar yang tidak perlu
harus dibuang, suara yang lemah diperkuat atau yang terlalu kuat
dikurangi, kemudian diberi tulisan atau graphic agar tampilannya lebih
menarik atau diberi sisipan suara (dubbing atau voice over) bila perlu.
Setelah proses itu semua selesai kemudian materinya diserahkan ke
bagian Quality Control untuk diperiksa kualitasnya. Bila telah lolos
Quality Control, barulah dikirim ke Play Out untuk dimasukkan ke
dalam daftar tunggu (Play List). Pada waktu yang telah ditentukan,
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
program ini kemudian akan tayang sendiri secara otomatis atas
perintah software On Air Automation.
E. PRINSIP KERJA ON AIR AUTOMATION.
Dahulu sewaktu teknologi komputer belum secanggih saat ini,
mesin perekam dan pemutar video masih didominasi oleh mesin-mesin
pemutar pita magnetik atau yang sering disebut dengan VTR (Video
Tape Recorder). Dengan demikian satu-satunya alat pemutar video
untuk On Air adalah VTR. Maka sistem otomatisasi siaran dibangun
dari keberadaan VTR ini. Gambar 1 memperlihatkan mekanisme kerja
dari sistem otomatisasi siaran yang secara garis besar cara kerjanya
adalah sebagai berikut :
 Departemen Program menyusun jadwal siaran. Kemudian
Departement Sales menyelipkan beberapa iklan di antara program-
program yang telah disusun itu. Data-data yang berisi tentang
jadwal siaran ini (traffic file) disimpan ke dalam Floppy Disk lalu
diserahkan ke team On Air.
 Selanjutnya team On Air memasukkan traffic file itu ke dalam
komputer Media Preparation dan sekaligus memasukkan cassete-
cassete ke dalam VTR sesuai dengan data-data yang tercantum di
traffic file itu.
 Tepat pada waktunya, komputer On Air Controllerakan
mengeluarkan perintah kepada VTR nomor satu misalnya, untuk
memutar cassete yang sudah dimasukkan ke dalamnya. Perintah ini
tepat pada jam, menit dan detik yang telah ditentukan. Dalam selang
waktu yang telah ditentukan, tepat pada jam menit dan detik yang
telah ditentukan, VTR tersebut secara otomatis akan berhenti
memutar cassete.
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
 Terlihat bahwa waktu merupakan parameter yang sangat vital
dalam sistem otomatisasi siaran. Demikian pula dengan VTR,
dimana Time Code merupakan parameter yang sangat menentukan.
Sebab hanya berdasarkan Time Codeinilah content di dalam pita
magnetik itu dapat diidentifikasi. Parameter Time Code ini juga
sangat presisi. Ketelitiannya adalah 1/25 detik atau satu frame
sesuai standar sinyal video PAL yang terdiri dari 25 frame (gambar)
dalam satu detik. Jadi sistem otomatisasi siaran disusun
berdasarkan jam tayang dan Time Code ini.
 Setelah VTR-1 berhenti, pada saat itu pula VTR-2 diperintah oleh
On-Air Controller untuk memutar iklan misalnya. Dan pada saat
yang samaMaster Switcher mendapat perintah agar inputnya
dipindah dari Video-1 ke Video-2. Selang beberapa menit kemuidan,
setelah beberapa iklan selesai ditayangkan, VTR-2 akan mendapat
perintah berhenti, dan VTR-1 mendapat perintah putar lagi untuk
melanjutkan program yang tadi terpotong oleh iklan. Demikian
seterusnya hingga VTR-3 dan VTR-4 mendapat gilirannya masing-
masing.
 Setelah selesai siaran, cassete yang tidak diperlukan lagi harus
dikeluarkan dan diganti dengan cassete lain sesuai data-data yang
tertera di dalam traffic file. Jadi meskipun siaran ini kelihatanya
sudah berjalan secara otomatis, tetapi cara mengeluarkan dan
memasukkan cassete masih dilakukan secara manual. Oleh karena
itu sistem otomatisasi sebagaimana diperlihatkan dalam gambar 1
belum sepenuhnya bekerja secara otomatis. Masih diperlukan satu
mekanisme lagi yang mampu mengeluarkan dan memasukkan
cassete itu secara otomatis dari dan ke dalam VTR.
 Apabila seluruh materi program dan iklan semuanya sudah
ditayangkan, lalu jam siaran telah berakhir, maka komputerON-Air
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
Controller akan mengeluarkan dukumen berupa file yang sering
disebut dengan As Run Log. File ini merupakan satu-satunya bukti
siar yang menyatakan bahwa program dan iklan sudah ditayangkan
pada jam, menit dan detik yang telah ditentukan. File ini kemudian
bisa diprint (oleh Departemen Sales) sebagai lampiran invoice yang
ditujukan kepada para pemasang iklan.
 Bila hendak melakukan siaran langsung, baik dari dalam studio
maupun dari luar studio, maka Master Switcher dapat diubah dari
mode otomatis ke mode manual, sehingga inputnya bisa
dipindahkan secara manual ke Video-5 yang berasal dari dalam
Studio atau Live Feed.
 Terkadang siaran langsung waktunya sedikit bergeser. Misalnya
direncanakan tepat jam 19.00.00 WIB, tapi karena satu hal bergeser
sedikit menjadi 19.00.25 WIB, maka dengan sendirinya ada waktu
kosong sejenak yang harus diisi. Nah di sinialh Still Store
dibututuhkan, yaitu untuk menampilkan gambar diam (still) untuk
mengisi kekosongan itu, sedangkan CG (Character Generator) bisa
digunakan untuk menambahkan tulisan ke dalam gambar diam itu.
 CG dan Still Store ini bisa juga dioperasikan secara otomatis.
Misalnya setiap program yang akan dipotong oleh iklan diisi dengan
gambar diam bertuliskan: "kami akan kembali". Atau lima menit
sebelum satu program beralih ke program lain akan muncul running
text berisi tulisan: "ikuti program ABCD kami lima menit lagi". Dan
lain sebaginya.
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
Gambar (1) Diagram On Air Automation semi manual menggunakan mesin VTR
VTR yang digunakan untuk On Air umumnya jumlahnya
terbatas. Oleh karena itu bagi stasiun TV kecil yang memiliki jam siaran
terbatas (2 hingga 4 jam siaran perhari misalnya), sistem On Air
Automation seperti diperlihatkan dalam gambar 1 sudah cukup
memadai. Tetapi untuk stasiun TV besar dengan 24 jam siaran per hari
misalnya, akan membutuhkan waktu persiapan yang lebih panjang.
Materi-materi yang disiapkan ini harus direncanakan untuk siaran
hingga 3 atau 4 hari ke depan. Dengan Jamlah jam tanya yang demikian
panjang sistem On Air Automation dalam gambar 1 sudah tidak sesuai
lagi untuk digunakan. Sistem robotik lah yang kemudiaan menjadi
solusinya.
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
Dalam sistem robotik, terdapat beberapa rak yang mampu
menampung puluhan dan bahkan lebih dari seratus cassete. Dengan
demikian materi-materi program dan iklan bisa disiapkan untuk
rencana siaran beberapa hari ke depan. Dalam prakteknya, setiap
cassete akan diberi label (Bar Code) dengan kode-kode yang unik
sebagai identitasnya. Berdasarkan kode-kode yang unik ini sistem
robotik akan mampu mengenali identitas cassete itu dan bila sudah
cocok, maka lengan robot akan mengambilnya dari rak cassete dan
kemudian memasukkannya ke dalam VTR. Lengan Robot nantinya juga
akan mengeluarkannya dari VTR setelah cassete itu selesai diputar, dan
akhirnya mengembalikan lagi ke tempatnya semula. Jika cassete ini
sudah tidak dibutuhkan lagi maka operator dapat mengeluarkanya dari
rak, lalu menggantinya dengan cassete baru yang berisi program-
program berikutnya.
Gambar 2 memperlihatkan salah satu produk sistem
otomatisasi siaran robotik. Sistem ini bisa siaran sendiri secara
otomatis paling tidak selama 2 x 24 jam penuh tanpa perlu
memasukkan / mengeluarkan cassete. Tapi setelah itu, bila hampir
semua cassete sudah diputar, harus segera diganti dengan yang baru
secara manual.Jadi meskipun kelihatannya sudah fully automatic tapi
sentuhan manusia masih tetap diperlukan.
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
Gambar (2)Salah satu contoh produk On Air Automation robotic buatan Odetics
tipe TCS90
Seiring dengan makin berkembangan teknologi komputer maka
sistem On Air berbasis pita magnetik dan mekanik-robotik ini secara
perlahan-lahan mulai ditinggalkan.Sebab semua fungsi-fungsi itu sudah
dapat digantikan oleh komputer dan software otomation yang semakin
baik kualitasnya. Kapasitas hardisk yang semakin besar, kemampuan
mikroprosesor yang makin tinggi dan teknologi jaringan yang sudah
mencapai orde Gigabit perdetik (Gbps) adalah tiga komponen utama
yang membuat teknologi On Air Automation menjadi berbasis data /
file digital. Namun demikian secara konseptual tiga komponen utama
On-Air Automation ini masih tetap sama, yaitu:
 Rak-rak cassete digantikan oleh On Air Video Storage yang berfungsi
sebagai penyimpan materi
 VTR digantikan oleh Play Out Server yang berperan sebagai pemutar
materi siaran.
 Device Controller digantikan oleh Gigabit Ethernet sebagai
penghubung antar perangkat
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
Selain berfungsi sebagai penghubung, Gigabit Ethernet
sekaligus juga berfungsi sebagai sarana untuk melakukan transfer file
dari satu Storage ke Storage lain. Misalnya dari Centralized Editing
Storage ke On-Air Video Storage, atau dari On-Air Video Storage ke Play
Out Server dan sebaliknya. Dengan demikian mobilisasi cassete atau
tape sama sekali tidak ada di sini, sehingga sistem seperti ini disebut
dengan Tapeless Environment.
Materi siaran dalam bentuk file video selanjutnya oleh Play Out
Server dikeluarkan lagi menjadi sinyal video digital (atau analog)
sesuai kebutuhan. Oleh karena itu di dalam Playout Server selalu
terdapat Video Card yang berfungsi untuk mengubah file menjadi sinyal
video. Teknologi Video Card juga sudah sedemikian mapan sehingga
cukup mudah ditemukan di pasaran dengan berbagai ragam pilihan.
Inilah satu point penting lain yang mendorong sistem otomatisasi
siaran berbasis file semakin berkembang.
Kelebihan lain dari sistem ini adalah: Logo, CG dan Graphic bisa
dijadikan satu di dalamnya. Hal ini mudah dipahami mengingat Logo,
CG dan Graphic sejak dari awal keberadaannya adalah sebuah sistem
yang berbasis pada manipulasi data untuk diolah menjadi sinyal video.
Jadi cukup dengan mengintegrasikan software aplikasinya ke dalam
satu unit Playout Server, maka lengkap sudah perangkat yang
dibutuhkan untuk siaran.Komputer pembangkit Logo, CG dan Graphic
yang semula merupakan komputer-komputer yang berdiri sendiri
menjadi tidak diperlukan lagi, karena semuanya sudah menyatu dalam
satu sistem otomatisasi siaran. Dengan demikian jumlah perangkat di
meja Operator On Air menjadi banyak berkurang.
Integrasi Logo, CG dan graphic ke dalam satu sistem ini
membuat Master Switcher tidak banyak bermanfaat. Sebab pada
mulanya Master Switcher dibutuhkan justru untuk menampilkan Logo,
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
CG dan Graphic itu bersama-sama dengan sinyal video input (proses ini
disebut dengan Superimpose). Hal ini bisa dilakukan karena di dalam.
Master Switcher terdapat rangkaian Video Mixer yang berfungsi
untuk mencampur (superimpose) sinyal-sinyal input itu sedemikian
rupa sehingga sinyal-sinyal itu bisa tampil secara bersamaan dengan
komposisi sesuai keinginan. Namun berhubung fungsi superimpose ini
sudah diambil alih oleh sistem otomatisasi siaran maka tinggal fungsi
switch-nya saja yang diperlukan. Lagi pula fungsi switch dalam hal ini
hanyalah sebagai switch emergency saja. Oleh karena itu fungsinya bisa
digantikan oleh Routing Switcher atau Video Switch biasa yang tidak
ada rangkaian Video Mixer di dalamnya.
Gambar (3) Contoh diagram On Air Automation dari produk Miranda, iTX
Untuk stasiun-stasiun TV kecil dengan budget yang terbatas,
sistem otomatisasi siaran sebagaimana yang diperlihatkan pada
gambar 3 terkadang dinilai masih cukup rumit dan mahal. Itulah
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
sebabnya kini banyak juga beredar di pasaran produk-produk On Air
Automation yang lebih sederhana dan lebih murah, diantaranya adalah:
 Vidinoma
 Cinegy, Cinegy Air
 Playbox, AirBox
 MagicSoft, MagicSoft Playout
 Stream Labs, Tele Info
 Vector3, Vectorbox DSX
3. POST PRODUCTION / PASCA PRODUKSI
Pasca Produksi merupakan sebuah tahapan akhir dari dari
sebuah produksi siaran televisi, namun di dalam tahap pasca produksi
ini terdapat beberapa proses lagi di antaranya :
 Editing
Merupakan penggabungan dari beberapa scene yang telah
dishooting pada saat tahap produksi,yang mana disusun dan
disesuaikan dengan naskah .
 Mixing
Merupakan rangkaian dari proses editing ,yang mana dalam tahap
ini hasil editing di beri sound,atau suara baik berupa beck sound
maupun narasi.
 Revew
Memutar ulang hasil produksi,yang mana bertujuan untuk dikaji
ulang kembali ,guna mengantisipasi akan terjadinya kesalahan-
kesalahan pada saat tahap-tahap sebelumnya.
 Revisi
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
Memperbaiki dan menyempurnakan hasil produksi yang ada,apabila
terdapat perubahan-perubahan yang dihasilkan dari proses revew
di atas.
 Hasil Akhir
Merupakan proses finalisasi hasil dari sebuah produksi siaran yang
mana hasil tersebut memang sudah benar-benar layak untuk On Air
atau layak siar.
 On Air
Proses penyiaran hasil produksi siaran melalui stasiun penyiaran.

More Related Content

What's hot

2. Materi Pembelajaran Storyboard
2.  Materi Pembelajaran Storyboard2.  Materi Pembelajaran Storyboard
2. Materi Pembelajaran StoryboardMartin Arale
 
Pengantar Broadcasting
Pengantar BroadcastingPengantar Broadcasting
Pengantar Broadcastingijtikalsel
 
dasar penyiaran televisi
dasar  penyiaran televisidasar  penyiaran televisi
dasar penyiaran televisiAprilina astuti
 
Konsep Dasar Penyiaran
Konsep Dasar PenyiaranKonsep Dasar Penyiaran
Konsep Dasar PenyiaranErwin Rasyid
 
Ppt 1 sejarah penyiaran
Ppt 1 sejarah penyiaranPpt 1 sejarah penyiaran
Ppt 1 sejarah penyiaranDudi Hartono
 
DASAR-DASAR PRODUKSI RTV - Format dan Jenis Program TV
DASAR-DASAR PRODUKSI RTV - Format dan Jenis Program TVDASAR-DASAR PRODUKSI RTV - Format dan Jenis Program TV
DASAR-DASAR PRODUKSI RTV - Format dan Jenis Program TVDiana Amelia Bagti
 
PENULISAN NASKAH BERITA TV FEATURE & DOKUMENTER - MATERI : FEATURE
PENULISAN NASKAH BERITA TV FEATURE & DOKUMENTER - MATERI : FEATUREPENULISAN NASKAH BERITA TV FEATURE & DOKUMENTER - MATERI : FEATURE
PENULISAN NASKAH BERITA TV FEATURE & DOKUMENTER - MATERI : FEATUREDiana Amelia Bagti
 
PENULISAN NASKAH BERITA RADIO FEATURE & DOKUMENTER - Materi Feature
PENULISAN NASKAH BERITA RADIO FEATURE & DOKUMENTER - Materi FeaturePENULISAN NASKAH BERITA RADIO FEATURE & DOKUMENTER - Materi Feature
PENULISAN NASKAH BERITA RADIO FEATURE & DOKUMENTER - Materi FeatureDiana Amelia Bagti
 
3. identitas citra dan reputasi perusahaan
3. identitas citra dan reputasi perusahaan3. identitas citra dan reputasi perusahaan
3. identitas citra dan reputasi perusahaanblade_net
 
Sinopsis film dokumenter
Sinopsis film dokumenterSinopsis film dokumenter
Sinopsis film dokumenterLatif Kariem
 
5. bentuk naskah produksi
5. bentuk naskah produksi5. bentuk naskah produksi
5. bentuk naskah produksiFhadel Muhammad
 
Teori teori relevan dengan komunikasi politik
Teori   teori relevan dengan komunikasi politikTeori   teori relevan dengan komunikasi politik
Teori teori relevan dengan komunikasi politikFuji Lestari
 
Penguasaan produksi program features televisi
Penguasaan produksi program features televisiPenguasaan produksi program features televisi
Penguasaan produksi program features televisiradenravindra
 
Dispro Radio (share now)
Dispro Radio (share now)Dispro Radio (share now)
Dispro Radio (share now)Jurnal Go-Blog
 
Realitas media dan konstruksi sosial media massa
Realitas media dan konstruksi sosial media massaRealitas media dan konstruksi sosial media massa
Realitas media dan konstruksi sosial media massaUniversity of Andalas
 

What's hot (20)

2. Materi Pembelajaran Storyboard
2.  Materi Pembelajaran Storyboard2.  Materi Pembelajaran Storyboard
2. Materi Pembelajaran Storyboard
 
Pengantar Broadcasting
Pengantar BroadcastingPengantar Broadcasting
Pengantar Broadcasting
 
Teknik penyiaran 2 mengidentifikasi sistem siaran televisi
Teknik penyiaran 2 mengidentifikasi sistem siaran televisiTeknik penyiaran 2 mengidentifikasi sistem siaran televisi
Teknik penyiaran 2 mengidentifikasi sistem siaran televisi
 
Format berita tv
Format berita tvFormat berita tv
Format berita tv
 
dasar penyiaran televisi
dasar  penyiaran televisidasar  penyiaran televisi
dasar penyiaran televisi
 
Karakter tv
Karakter tvKarakter tv
Karakter tv
 
Konsep Dasar Penyiaran
Konsep Dasar PenyiaranKonsep Dasar Penyiaran
Konsep Dasar Penyiaran
 
Ppt 1 sejarah penyiaran
Ppt 1 sejarah penyiaranPpt 1 sejarah penyiaran
Ppt 1 sejarah penyiaran
 
DASAR-DASAR PRODUKSI RTV - Format dan Jenis Program TV
DASAR-DASAR PRODUKSI RTV - Format dan Jenis Program TVDASAR-DASAR PRODUKSI RTV - Format dan Jenis Program TV
DASAR-DASAR PRODUKSI RTV - Format dan Jenis Program TV
 
PENULISAN NASKAH BERITA TV FEATURE & DOKUMENTER - MATERI : FEATURE
PENULISAN NASKAH BERITA TV FEATURE & DOKUMENTER - MATERI : FEATUREPENULISAN NASKAH BERITA TV FEATURE & DOKUMENTER - MATERI : FEATURE
PENULISAN NASKAH BERITA TV FEATURE & DOKUMENTER - MATERI : FEATURE
 
Format radio. pert. 2
Format radio. pert. 2Format radio. pert. 2
Format radio. pert. 2
 
PENULISAN NASKAH BERITA RADIO FEATURE & DOKUMENTER - Materi Feature
PENULISAN NASKAH BERITA RADIO FEATURE & DOKUMENTER - Materi FeaturePENULISAN NASKAH BERITA RADIO FEATURE & DOKUMENTER - Materi Feature
PENULISAN NASKAH BERITA RADIO FEATURE & DOKUMENTER - Materi Feature
 
3. identitas citra dan reputasi perusahaan
3. identitas citra dan reputasi perusahaan3. identitas citra dan reputasi perusahaan
3. identitas citra dan reputasi perusahaan
 
Sinopsis film dokumenter
Sinopsis film dokumenterSinopsis film dokumenter
Sinopsis film dokumenter
 
5. bentuk naskah produksi
5. bentuk naskah produksi5. bentuk naskah produksi
5. bentuk naskah produksi
 
Teori teori relevan dengan komunikasi politik
Teori   teori relevan dengan komunikasi politikTeori   teori relevan dengan komunikasi politik
Teori teori relevan dengan komunikasi politik
 
Penguasaan produksi program features televisi
Penguasaan produksi program features televisiPenguasaan produksi program features televisi
Penguasaan produksi program features televisi
 
Manajemen siaran radio
Manajemen siaran radioManajemen siaran radio
Manajemen siaran radio
 
Dispro Radio (share now)
Dispro Radio (share now)Dispro Radio (share now)
Dispro Radio (share now)
 
Realitas media dan konstruksi sosial media massa
Realitas media dan konstruksi sosial media massaRealitas media dan konstruksi sosial media massa
Realitas media dan konstruksi sosial media massa
 

Similar to UNTUK DOKUMEN PRODUKSI SIARAN TV

DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI JENIS DAN DASAR-DASAR PRODUKSI VIDEO..pdf
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI JENIS DAN DASAR-DASAR PRODUKSI VIDEO..pdfDKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI JENIS DAN DASAR-DASAR PRODUKSI VIDEO..pdf
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI JENIS DAN DASAR-DASAR PRODUKSI VIDEO..pdfZainul Arifin
 
bahan siaran Televisi Ltv
bahan siaran Televisi Ltvbahan siaran Televisi Ltv
bahan siaran Televisi LtvMuhammad Thosin
 
Disain Program TV (Tanya Pakar)
Disain Program TV (Tanya Pakar)Disain Program TV (Tanya Pakar)
Disain Program TV (Tanya Pakar)Jurnal Go-Blog
 
Manajemen Media Massa_JTV Surabaya
Manajemen Media Massa_JTV SurabayaManajemen Media Massa_JTV Surabaya
Manajemen Media Massa_JTV SurabayaAmalia Pranata
 
LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR
LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIRLAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR
LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIRLuddy Kausar
 
Tugas komunikasi massa psikologi komunikasi
Tugas komunikasi massa psikologi komunikasiTugas komunikasi massa psikologi komunikasi
Tugas komunikasi massa psikologi komunikasiDillaInformasi
 
Tugas komunikasi massa psikologi komunikasi
Tugas komunikasi massa psikologi komunikasiTugas komunikasi massa psikologi komunikasi
Tugas komunikasi massa psikologi komunikasishenipratiwi
 
NgobrolinHukum (1).pptx
NgobrolinHukum (1).pptxNgobrolinHukum (1).pptx
NgobrolinHukum (1).pptxDayaMultimedia
 
Makalah pengajaran bhs arab
Makalah pengajaran bhs arabMakalah pengajaran bhs arab
Makalah pengajaran bhs arabMuhammad Idris
 
Sindo radio semarang [program profile]
Sindo radio semarang [program profile]Sindo radio semarang [program profile]
Sindo radio semarang [program profile]dendy_mncn
 
TEKAD ADI SAMBODO (1).pdf
TEKAD ADI SAMBODO (1).pdfTEKAD ADI SAMBODO (1).pdf
TEKAD ADI SAMBODO (1).pdfhuntvhee
 

Similar to UNTUK DOKUMEN PRODUKSI SIARAN TV (20)

DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI JENIS DAN DASAR-DASAR PRODUKSI VIDEO..pdf
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI JENIS DAN DASAR-DASAR PRODUKSI VIDEO..pdfDKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI JENIS DAN DASAR-DASAR PRODUKSI VIDEO..pdf
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI JENIS DAN DASAR-DASAR PRODUKSI VIDEO..pdf
 
Menyusun produksi
Menyusun produksi Menyusun produksi
Menyusun produksi
 
2013-2-01542-MC Bab1001.pdf
2013-2-01542-MC Bab1001.pdf2013-2-01542-MC Bab1001.pdf
2013-2-01542-MC Bab1001.pdf
 
bahan siaran Televisi Ltv
bahan siaran Televisi Ltvbahan siaran Televisi Ltv
bahan siaran Televisi Ltv
 
Disain Program TV (Tanya Pakar)
Disain Program TV (Tanya Pakar)Disain Program TV (Tanya Pakar)
Disain Program TV (Tanya Pakar)
 
Pertemuan 4
Pertemuan 4Pertemuan 4
Pertemuan 4
 
Televisi komersial
Televisi komersialTelevisi komersial
Televisi komersial
 
Manajemen Media Massa_JTV Surabaya
Manajemen Media Massa_JTV SurabayaManajemen Media Massa_JTV Surabaya
Manajemen Media Massa_JTV Surabaya
 
Dampak televisi
Dampak televisiDampak televisi
Dampak televisi
 
LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR
LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIRLAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR
LAPORAN MAGANG LUDDY REVISI AKHIR
 
Jurnalistik tv
Jurnalistik tvJurnalistik tv
Jurnalistik tv
 
Produksi film
Produksi filmProduksi film
Produksi film
 
Tugas komunikasi massa psikologi komunikasi
Tugas komunikasi massa psikologi komunikasiTugas komunikasi massa psikologi komunikasi
Tugas komunikasi massa psikologi komunikasi
 
Tugas komunikasi massa psikologi komunikasi
Tugas komunikasi massa psikologi komunikasiTugas komunikasi massa psikologi komunikasi
Tugas komunikasi massa psikologi komunikasi
 
NgobrolinHukum (1).pptx
NgobrolinHukum (1).pptxNgobrolinHukum (1).pptx
NgobrolinHukum (1).pptx
 
Makalah pengajaran bhs arab
Makalah pengajaran bhs arabMakalah pengajaran bhs arab
Makalah pengajaran bhs arab
 
Sindo radio semarang [program profile]
Sindo radio semarang [program profile]Sindo radio semarang [program profile]
Sindo radio semarang [program profile]
 
Manajemen produksi siaran
Manajemen produksi siaranManajemen produksi siaran
Manajemen produksi siaran
 
TEKAD ADI SAMBODO (1).pdf
TEKAD ADI SAMBODO (1).pdfTEKAD ADI SAMBODO (1).pdf
TEKAD ADI SAMBODO (1).pdf
 
Proposal Bisnis Web TV (2011)
Proposal Bisnis Web TV (2011)Proposal Bisnis Web TV (2011)
Proposal Bisnis Web TV (2011)
 

More from MULTIMEDIA 'n BROADCASTING SMKN 1 PUNGGING MOJOKERTO

More from MULTIMEDIA 'n BROADCASTING SMKN 1 PUNGGING MOJOKERTO (20)

KD Mendiskusikan format gambar
KD Mendiskusikan format gambarKD Mendiskusikan format gambar
KD Mendiskusikan format gambar
 
Menerapkan tata cahaya dalam pengambilan gambar
Menerapkan tata cahaya dalam pengambilan gambarMenerapkan tata cahaya dalam pengambilan gambar
Menerapkan tata cahaya dalam pengambilan gambar
 
Menerapkan prinsip desain user interface pada multimedia interaktif berbasis ...
Menerapkan prinsip desain user interface pada multimedia interaktif berbasis ...Menerapkan prinsip desain user interface pada multimedia interaktif berbasis ...
Menerapkan prinsip desain user interface pada multimedia interaktif berbasis ...
 
Menerapkan struktur kontrol percabangan dalam bahasa pemrograman
Menerapkan struktur kontrol percabangan dalam bahasa pemrogramanMenerapkan struktur kontrol percabangan dalam bahasa pemrograman
Menerapkan struktur kontrol percabangan dalam bahasa pemrograman
 
Menerapkan struktur kontrol perulangan dalam bahasa pemrograman.
Menerapkan struktur kontrol perulangan dalam bahasa pemrograman.Menerapkan struktur kontrol perulangan dalam bahasa pemrograman.
Menerapkan struktur kontrol perulangan dalam bahasa pemrograman.
 
PEMROGRAMAN DASAR KD. Menganalisis penggunaan array untuk penyimpanan data di...
PEMROGRAMAN DASAR KD. Menganalisis penggunaan array untuk penyimpanan data di...PEMROGRAMAN DASAR KD. Menganalisis penggunaan array untuk penyimpanan data di...
PEMROGRAMAN DASAR KD. Menganalisis penggunaan array untuk penyimpanan data di...
 
Menerapkan tipografi
Menerapkan tipografiMenerapkan tipografi
Menerapkan tipografi
 
KD. Menganalisi video sesuai naskah produksi.
KD. Menganalisi video sesuai naskah produksi.KD. Menganalisi video sesuai naskah produksi.
KD. Menganalisi video sesuai naskah produksi.
 
Memahami perancangan alur multimedia interaktif berbasis halaman web dan medi...
Memahami perancangan alur multimedia interaktif berbasis halaman web dan medi...Memahami perancangan alur multimedia interaktif berbasis halaman web dan medi...
Memahami perancangan alur multimedia interaktif berbasis halaman web dan medi...
 
TEKNIK PENGOLAHAN AUDIO dan VIDEO KD Menganalisis proses pengemasan produksi ...
TEKNIK PENGOLAHAN AUDIO dan VIDEO KD Menganalisis proses pengemasan produksi ...TEKNIK PENGOLAHAN AUDIO dan VIDEO KD Menganalisis proses pengemasan produksi ...
TEKNIK PENGOLAHAN AUDIO dan VIDEO KD Menganalisis proses pengemasan produksi ...
 
Menganalisis prosedur pengukuran bidang pandang dan sudut pengambilan gambar
Menganalisis prosedur pengukuran bidang pandang dan sudut pengambilan gambarMenganalisis prosedur pengukuran bidang pandang dan sudut pengambilan gambar
Menganalisis prosedur pengukuran bidang pandang dan sudut pengambilan gambar
 
Menerapkan pengoperasian kamera digital dan perawatan peralatan fotografi
Menerapkan pengoperasian kamera digital dan perawatan peralatan fotografiMenerapkan pengoperasian kamera digital dan perawatan peralatan fotografi
Menerapkan pengoperasian kamera digital dan perawatan peralatan fotografi
 
KD Menerapkan pengalamanatan ip pada jaringan komputer
KD Menerapkan pengalamanatan ip pada jaringan komputerKD Menerapkan pengalamanatan ip pada jaringan komputer
KD Menerapkan pengalamanatan ip pada jaringan komputer
 
Menganalisis permasalahan pada instalasi software aplikasi
Menganalisis permasalahan pada instalasi software aplikasiMenganalisis permasalahan pada instalasi software aplikasi
Menganalisis permasalahan pada instalasi software aplikasi
 
KOMPUTER DAN JARINGAN DASR KD : Menganalisis permasalahan pada perangkat keras
KOMPUTER DAN JARINGAN DASR KD : Menganalisis permasalahan pada perangkat kerasKOMPUTER DAN JARINGAN DASR KD : Menganalisis permasalahan pada perangkat keras
KOMPUTER DAN JARINGAN DASR KD : Menganalisis permasalahan pada perangkat keras
 
KOMPUTER DAN JARINGAN DASR KD : Menerapkan instalasi driver perangkat keras k...
KOMPUTER DAN JARINGAN DASR KD : Menerapkan instalasi driver perangkat keras k...KOMPUTER DAN JARINGAN DASR KD : Menerapkan instalasi driver perangkat keras k...
KOMPUTER DAN JARINGAN DASR KD : Menerapkan instalasi driver perangkat keras k...
 
KD 3.6 Menerapkan gerak digital puppetter pada animasi 2 d
KD 3.6 Menerapkan gerak digital puppetter pada animasi 2 dKD 3.6 Menerapkan gerak digital puppetter pada animasi 2 d
KD 3.6 Menerapkan gerak digital puppetter pada animasi 2 d
 
Animasi 2 d dan 3d memahami prinsip dasar menggambar latar
Animasi 2 d dan 3d memahami prinsip dasar menggambar latarAnimasi 2 d dan 3d memahami prinsip dasar menggambar latar
Animasi 2 d dan 3d memahami prinsip dasar menggambar latar
 
Animasi 2D dan 3D KD: Memahami teknik rendering pada object 3d
Animasi 2D dan 3D KD: Memahami teknik rendering pada object 3dAnimasi 2D dan 3D KD: Memahami teknik rendering pada object 3d
Animasi 2D dan 3D KD: Memahami teknik rendering pada object 3d
 
ANIMASI 2D dan 3D KD : Menerapkan model obyek sederhana berbasis 3 d hardsurface
ANIMASI 2D dan 3D KD : Menerapkan model obyek sederhana berbasis 3 d hardsurfaceANIMASI 2D dan 3D KD : Menerapkan model obyek sederhana berbasis 3 d hardsurface
ANIMASI 2D dan 3D KD : Menerapkan model obyek sederhana berbasis 3 d hardsurface
 

Recently uploaded

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 

Recently uploaded (20)

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 

UNTUK DOKUMEN PRODUKSI SIARAN TV

  • 1. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 BUKU PEGANGAN SISWA DAN GURU TEKNIK PENYIARAN DESAIN PRODUKSI DISUSUN OLEH : ZAINUL ARIFIN, S. Kom = TEKNIK BROADCASTING = PAKET KEAHLIAN TEKNIK PRODUKSI DAN PENYIARAN PROGRAM PERTELEVISIAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK INFORMASI DAN KOMUNIKASI DINAS PENDIDIKAN. KAB. MOJOKERTO SMK NEGERI 1 PUNGGING 2013/2014
  • 2. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 A. PELAKSANAAN PRODUKSI SIARAN TELEVISI Sebelum kita bergerak melangkah membangun sebuah tim produksi mata acara televisi kita kenali dulu apa saja yang bisa ditampilkan di layar kaca. Program Mata Acara televisi berbagai macam jenisnya, kita amati dahulu satu-persatu. a) Film Dokumenter (Documentary Film). Dokumenter menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan. Namun harus diakui, film dokumenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu.Intinya film dokumenter tetap berpijak pada hal-hal senyata mungkin. Seiring dengan perjalanan waktu, muncul berbagai aliran dari film dokumenter misalnya dokudrama (docudrama).Dalam dokudrama, terjadi reduksi realita demi tujuan-tujuan estetis, agar gambar dan cerita menjadi lebih menarik. Sekalipun demikian, jarak antara kenyataan dan hasil yang tersaji lewat dokudrama biasanya tak berbeda jauh. Dalam dokudrama, realita tetap jadi pakem pegangan. b) Film Cerita Pendek (Short Film). Durasi film cerita pendek biasanya di bawah 60 menit.Di banyak Negara seperti Jerman, Australia, Kanada dan Amerika Serikat, film cerita pendek dijadikan laboratorium eksperimen dan batu
  • 3. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 loncatan bagi seseorang/sekelompok orang untuk kemudian memproduksi film cerita panjang. Jenis film ini banyak dihasilkan oleh para mahasiswa jurusan film atau orang/kelompok yang menyukai dunia film dan ingin berlatih membuat film dengan baik. Sekalipun demikian, ada juga yang memang mengkhususkan diri untuk memproduksi film pendek, umumnya hasil produksi ini dipasok ke rumah-rumah produksi atau saluran televisi. c) Film Cerita Panjang (Feature – Length Film). Film dengan durasi lebih dari 60 menit lazimnya berdurasi 90- 100 menit.Film yang diputar di bioskop umunya termasuk dalam kelompok ini. Beberapa film, misalnya Dances With Wolves, bahkan berdurasi lebih 120 menit. Film-film produksi India rata-rata berdurasi hingga 180 menit.
  • 4. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 FILM-FILM JENIS LAIN d) Profil Perusahaan (Corporate Profile). Berkaitan dengan kegiatan Film diproduksi untuk kepentingan institusi tertentu berkaitan dengan kegiatan yang mereka lakukan, misal tayangan “Usaha Anda” di SCTV. Film ini sendiri berfungsi sebagai alat bantu presentasi. e) Iklan Televisi (TV Commercial) Film ini diproduksi untuk Kepentingan penyebaran informasi, baik tentang produk (iklan produk) maupun layanan masyarakat (iklan layanan masyarakat atau Public Service Announcement/PSA). Iklan produk biasanya menampilkan produk yang diiklankan ‘secara eksplisit’ artinya ada stimulus audio-visual yang jelas tentang suatu produk tersebut. Sedangkan iklan produk terhadap fenomena sosial yang diangkat sebagai topik iklan tersebut. Sedangkan iklan layanan masyarakat menginformasikan kepedulian produsen suatu produk terhadap fenomena sosial yang diangkat sebagai topik iklan tersebut. Dengan
  • 5. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 demikian, iklan layanan masyarakat umumnya menampilkan produk secara implisit. f) Program Televisi (T V Programme) Program ini diproduksi untuk konsumsi pemirsa televisi. Secara umum, program televisi dibagi menjadi dua jenis yakni cerita dan non cerita. Jenis cerita ini terbagi menjadi dua kelompok yakni kelompok fiksi dan kelompok non fiksi. Kelompok fiksi memproduksi film serial (TV series), film televisi/FTV (popular lewat saluran televisi SCTV) dan film pendidikan, film dokumenter atau profil tokoh dari daerah tertentu. Sedangkan program non cerita sendiri menggarap variety show, TV quiz, talkshow dan liputan/ berita. g) Video Klip (Music Video) Pada dasarnya video klip adalah sarana bagi para produser musik untuk memasarkan produknya lewat medium televisi. Dipopulerkan pertama kali lewat saluran televisi MTV 1981. Di Indonesia, video klip ini sendiri kemudian berkembang sebagai bisnis yang menggiurkan seiring dengan pertumbuhan televisi swasta. Akhirnya video klip tumbuh sebagai aliran dan industry tersendiri. Beberapa rumah produksi mantap memilih video klip menjadi bisnis utama (core business) mereka. Di Indonesia, tak kurang dari 60 video klip diproduksi tiap tahunnya. (Heru Effendy, Membuat Fim itu Gampang)
  • 6. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 B. TAHAPAN PRODUKSI SIARAN TV. Berikut adalah tahapan-tahapan dalam memproduksi siaran Televisi : 1. PRA PRODUKSI (PRE PRODUCTION) Sebelum memproduksi sebuah mata acara yang dilaksanakan di luar studio (out door) atau dalam studio (in door), tim produksi haruslah memiliki tempat atau kantor sebagai base camp. Semua Treatment atau skenario dan usulan nama program hingga proses produksi dilakukan di dalam rapat pra produksi. Usulan biasanya didiskusikan semua tim produksi, usulan dalam bentuk proposal diserahkan oleh produser atau penggagas mata acara kepada Eksekutif Produser. Setelah itu proses presentasi dan diskusi serta fokus utama tujuan sebuah acara harus disampaikan. Presentasi dilaksanakan agar produksi yang diproduksi mempunyai acuan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) . Naratama Sutaradara mata acara televisi menulis, Dalam mengekplorasi berbagai ide kreatif yang dapat tertuang dan diproduksi secara apik. Menganalisis target penonton, jam tayang, posisi stasiun televisi, dan studi komparasi terhadap kompetitor acara di stasiun televisi lain. Hal menarik, dalam setiap presentasi mata acara, para produser selalu ditanya goal yang akan dicapai tetang program yang dibuat. Pemain menuntut, efek apa yang akan didapatkan, setelah penonton
  • 7. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 menyaksikan tayangan yang buat. Tidak hanya itu, tujuan utama memunculkan tematik harus dijelaskan pula. Bobot atau kekuatan tema yang diproduksilebih diutamakan. Bahkan tidak mempersoalkan berapa banyak yang akan menonton. Seperti contoh tema tentang isu pribumi dan non pribumi bagi ethnis Tionghoa dijadikan tema utama dalam tayangan infotainment paparazzi. Padahal jelas biasanya infotainment menyangkut gossip selebritis hingga kawin – cerainya. Namun pemain mangangkat tema yang ke luar dari isu infotainment pada umunya yang seragam di tiap stasiun televisi. Persiapan Pra Produksi di antaranya mempersiapkan tim di luar tim inti yang akan menunjang produksi. Diantaranya mempersiapkan Desain Produksi. Pengertian desain produksi adalah sebuah rancangan produksi yag dipersiapkan untuk memproduksi sebuah mata acara. Tidak berbeda jauh dengan film, desain produksi siaran televisi setidaknya harus memperhatian hal-hal sebagai berkut ;  Jenis mata acara apa yang akan diproduksi ?  Naskah ini punya siapa ?  Menggunkan format video apa ?  Bagaimana memulai Shooting ?  Seluk beluk anggaran.  Dari mana dananya ?  Mempersiapkan crew.  Menyusun tim produksi.  Mempersiapkan pemeran atau pengisi acara. Perkembangan yang terjadi di dunia pertelevisian kian menarik adalah kegiatan kreativitas yang sudah tidak menentu.Orientasi laba tujuan utama pemilik modal secara ekonomi, regulasi pemerintah yang
  • 8. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 kunjung menuai polemik tetang penyiaran, serta lembaga kontrol yang memang tak berdaya.Harus dilawan dengan tayangan yang berkualitas. Menuntut kecerdasan sang kreator televisi dalam memproduksi mata acara televisi. Kini kreator televisi dituntut lebih dapat menggali pelbagai tayangan yang harus mencerdasarkan penonton. Baik hiburan maupun berita. Sunardian Wirodono dalam buku berjudul Matikan TV-Mu berpandangan, Berbagai bentuk materi siaran, apalagi yang berjenis hiburan seperti sinetron, kuis, infotainment, atau reality show sering lepas dari norma-norma kepatutan sebuah karya kreatif, yang semestinya juga harus bertanggung jawab pada tumbuhnya eksplorasi masyarakatnya. Munculnya berbagai kritik dan keluhan sebagian masyarakat mengenai kualitas tayangan program televisi di Indonesia menunjukan hal itu dengan jelas. Misal, banyak sinetron yang bukan saja rendah kualitas tematik, setting sosial, serta miskin dalam pendalaman materi. Apalagi, rendahnya kreativitas pihak produser itu bergabung dengan rendahnya sensibilitas pihak pengelola televisi.Kedua hal tersebut menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap rendahnya kreativitas para pekerja kreatif. C. JENIS TAYANGAN MATA ACARA TELEVISi a) News, Jenis acara televisi banyak, sebut saja program News. Ini sebuah identitas khusus sebuah stasiun televisi. Stasiun televisi swasta nasional maupun lokal menempatkan siaran berita paling utama. Berlomba menyajikan tayangan berita dengan perbedaan angle (sudut pandang) sajian. Askurifai Baksin pakar komunikasi dari Universitas Islam Bandung menyebutkan tayangan berita televisi terfokus pada spot news berita singkat. Liputan 6 pagi, siang, petang dan malam serta Liputan 6 terkini mengedepankan berita
  • 9. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 Straight News secara Spot News. Begitu pula Metro TV dengan Metro Pagi, Metro Siang, Metro Hari Ini dan Metro Malam. Belum lagi Head Line News terfokus pada berita singkat. Banyak lagi, ada Buletin Pagi, Buletin Siang, Buletin Malam dan Seputar Indonesia (RCTI), Fokus (Indosiar) dll. Berbeda di Trans TV, Berita yang lebih mengedepankan In Depth Reporting. Trans TV mengemas sajian berita dengan tayangan Investigasi di program Reportase Sore. Format Berita televisi yang mengedepankan Aktualitas dan Faktualitas, biasanya dilengkapi dengan Feature News, Sport News. Kini bertambah lagi bagiannya, yaitu Jurnalisme Kuliner yang termasuk pada segment Feature News. b) Drama Fiksi, dalam bukunya Kunci Sukses Menulis Skenario, Elizabeth Lutters membagi drama ke beberapa jenis drama fiksi. Pengertiannya adalah, jenis cerita fiksi yang bercerita tentang kehidupan dan perilaku manusia sehari-hari. Jenis cerita drama jika mengikuti teori Aristoteles, hanya digolongkan menjadi tragedy, komedi, dan gabungan antara tragedy dan komedi. c) Drama Tragedi, adalah cerita yang berakhir dengan duka laraatau kematian. Sedangkan Drama Komedi, terbagi menjadi beberapa jenis a.l :  Komedi Situasi, cerita lucu yang kelucuannya bukan berasal dari para pemain, melainkan karena situasinya.  Komedi Slapstic, Cerita lucu yang diciptakan dengan adegan menyakiti para pemainnya, atau dengan gerak vulgar dan kasar.  Komedi Satire, Cerita lucu yang penuh sindiran tajam.
  • 10. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013  Komedi Farce, Cerita lucu yang bersifat dagelan, sengaja menciptakan kelucuan-kelucuan dengan dialog dan gerak laku lucu D. PENGGOLONGAN JENIS-JENIS ACARA SIARAN Pada umumnya terdapat dua metode penggolongan acara siaran : a) Menurut unsur acara siaran - Siaran kata (news features, dramas, talks and discussions, etc.) - Siaran seni suara (serious music, light music, dance, variety, etc.) b) Menurut tujuan acara siaran Berikut ini adalah penggolongan jenis-jenis acara siaran (menurut UNESCO) :  Siaran pemberitaan dan penerangan (News and Information Programmes) - Warta berita (straight news) - Reportase (current affairs) - Penerangan umum (general information) - Pengumuman (public service)  Siaran pendidikan (Educational Programme) - Siaran anak-anak - Siaran remaja - Siaran sekolah - Siaran pedesaan - Siaran keluarga berencana - Siaran agama - Ruangan wanita - Pengetahuan umum
  • 11. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013  Siaran kebudayaan (Culture Programme) - Sastra (literature) - Kesenian daerah (folklore) - Apresiasi seni (art appreciation)  Siaran hiburan (Entertainments) - Musik daerah (local music) - Musik indonesia (national music) - Musik asing (foreign music) - Hiburan ringan (light entertainment)  Siaran lain-lain (Miscellaneous) - Ruangan iklan (commercial spot announcement) - Pembukaan / penutup siaran (opening/closing tune) 2. PRODUKSI. Setelah perencanaan dan persiapan matang, maka pelaksanaan produksi dimulai. Pengarah acara memimpin jalannya produksi bekerjasama dengan kru dan artis yang terlibat. Masing-masing kru melaksanakan tugasnya seperti rehearsal yang telah dilakukan sebelumnya dan sesuai naskah maupun rundown yang ada. Apabila program acara bukan live show maka semua shot dicatat oleh bagian pencatat dengan menyertakan timecode, isi adegan, dan tanda bagus atau tidak. Catatan ini nantinya akan berguna saat proses editing. Biasanya gambar hasil shooting dikontrol setiap akhir shooting hari itu juga untuk melihat apakah hasil pengambilan gambar sudah bagus. Apabila tidak maka adegan itu perlu diulang pengambilan gambarnya.
  • 12. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 E. PRINSIP KERJA STASIUN TV Cara kerja stasiun TV dimulai dari Departemen Programming. Departemen inilah yang merencanakan dan menentukan program apa yang akan ditayangkan, pada jam berapa & siapa saja target pemirsanya. Lalu program itu apakah harus dibuat sendiri secara inhouse, outsource, dibeli dari PH lokal atau harus di import dari luar negeri. Jika dibeli dari luar negeri, program itu berupa cassete atau berupa siaran langsung (live). Bila program-program itu telah dipilih dan jadwal penayangannya telah ditentukan, maka bagian Sales & Marketing yang akan memasarkan / menjualnya kepada calon pemasang iklan. Slot-slot waktu yang tersedia untuk iklan kemudian diberi harga (rate card), sedangkan jenis iklan yang ditawarkan bisa berupa video, graphic, animasi, running text, iklan built in / blocking time. Itu semua tergantung dari kesepakatan antara kedua belah pihak (pemasang iklan dan operator stasiun TV). Jika program harus dibuat sendiri secara in house, maka bagian Produksi kemudian akan menyusun crew, membuat jadwal dan memproduksi program itu sesuai target waktu yang telah ditentukan. Produksinya bisa dikerjakan didalam studio / diluar studio, tergantung dari jenis program apa yang sedang dibuat. Setelah jadi (dalam bentuk pita cassete / file hardisk) langkah berikutnya adalah proses Pasca Produksi (Editing, Graphic & Quality Control). Apabila telah lolos dari Quality Control berarti program ini telah siap tayang & program tersebut kemudian dikirim ke Playout untuk dimasukkan ke dalam daftar tunggu (Play List). Nantinya, pada jam, menit dan detik yang telah ditentukan, program ini akan tayang sendiri secara otomatis berdasarkan perintah dari software On Air Automation.
  • 13. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 On Air Automation bekerja berdasarkan data entry yang dimasukkan oleh bagian Traffic.Jika fasilitasnya tersedia, bisa juga data itu berisi kapan running text, graphic atau animasi iklan harus tampil bersama-sama dengan program (fasilitas ini disebut dengan Secondary Event). Bagian Traffic biasanya berada dibawah Sales dengan tujuan agar memudahkan koordinasi dan kontrol terhadap penayangan iklan.Sebab hal ini berakitan erat dengan masalah tagihan & pembayaran iklan. Traffic / pengaturan lalu lintas program & iklan ini cukup rumit, karena melibatkan banyak pihak (Programming, Sales, Finance & Teknik) sehingga diperlukan software khusus untuk membantu mempermudah teknis operasionalnya. Ketika semuanya sudah tersusun rapih dan kemudian di run, maka Playout akan secara otomatis menayangkan program dan iklan itu secara berurutan sesuai jadwal yang telah tersusun dalam Play List. Sinyal audio & video yang keluar dari Playout kemudian dipilih oleh Master Switcher untuk selanjutnya dikirim ke Pemancar untuk dipancarkan. Dibutuhkan sebuah alat yang berfungsi untuk menyalurkan sinyal dari Studio ke Pemancar, yang disebut dengan STL (Studio to Transmitter Link) sebagaimana diperlihatkan dalam gambar diagram di bawah ini.
  • 14. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 Gambar diagram prinsip kerja stasiun televisi. Dalam menyusun urutan program sering kali terdapat slot waktu untuk siaran langsung (live), baik yang berasal dari dalam atau luar studio. Sementara itu siaran langsung biasanya waktunya sering tidak pasti, dalam arti bisa maju atau mundur beberapa menit atau detik. Oleh karena itu didalam software On Air Automation umumnya telah tersedia fasilitas yang mampu menyesuaikan maju mundurnya waktu penayangan program siaran langsung ini. Siaran langsung dari luar studio umumnya menggunakan jalur Fiber Optic, Satelit atau Microwave Link sebagai sarana untuk mengirimkan sinyal dari lokasi ke studio. Sinyal-sinyal yang berasal dari luar ini dipilih melalui Routing Switcher dan kemudian harus di sinkronkan terlebih dahulu dengan standar sinyal eksisting yang ada didalam studio.Perangkat yang berfungsi untuk mensinkronisasi sinyal video ini disebut Frame Synchronizer.Selanjutnya, untuk mengukur kualitas sinyal-sinyal dari luar itu digunakan peralatan video monitoring berupa Waveform dan Vectorscope.
  • 15. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 Didalam siaran berita sering kali disisipi dengan laporan langsung dari lokasi. Maka sinyal dari lokasi ini harus dikirim terlebih dahulu ke studio, kemudian digabungkan dengan pembaca berita (terkadang disisipi text dan gambar-gambar graphic), baru kemudian diteruskan ke Master Switcher untuk disisipi logo, running text / iklan animasi (bila ada) dan selanjutnya output dari Master Switcher dikirim ke Pemancar. Jika ukuran Studio itu cukup besar maka bisa digunakan untuk memproduksi program-program hiburan seperti talk show, kuis, kontes / live music atau acara-acara lain yang agak kolosal. Tapi itu semua tergantung dari visi & misi dari stasiun TV itu sendiri. Studio sering pula digunakan untuk keperluan rekaman (taping). Hasil rekamannya kemudian diproses dijajaran Pasca Produksi untuk menjalani proses editing. Misalnya gambar-gambar yang tidak perlu harus dibuang, suara yang lemah diperkuat atau yang terlalu kuat dikurangi, kemudian diberi tulisan atau graphic agar tampilannya lebih menarik atau diberi sisipan suara (dubbing atau voice over) bila perlu. Setelah proses itu semua selesai kemudian materinya diserahkan ke bagian Quality Control untuk diperiksa kualitasnya. Bila telah lolos Quality Control, barulah dikirim ke Play Out untuk dimasukkan ke dalam daftar tunggu (Play List). Pada waktu yang telah ditentukan,
  • 16. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 program ini kemudian akan tayang sendiri secara otomatis atas perintah software On Air Automation. E. PRINSIP KERJA ON AIR AUTOMATION. Dahulu sewaktu teknologi komputer belum secanggih saat ini, mesin perekam dan pemutar video masih didominasi oleh mesin-mesin pemutar pita magnetik atau yang sering disebut dengan VTR (Video Tape Recorder). Dengan demikian satu-satunya alat pemutar video untuk On Air adalah VTR. Maka sistem otomatisasi siaran dibangun dari keberadaan VTR ini. Gambar 1 memperlihatkan mekanisme kerja dari sistem otomatisasi siaran yang secara garis besar cara kerjanya adalah sebagai berikut :  Departemen Program menyusun jadwal siaran. Kemudian Departement Sales menyelipkan beberapa iklan di antara program- program yang telah disusun itu. Data-data yang berisi tentang jadwal siaran ini (traffic file) disimpan ke dalam Floppy Disk lalu diserahkan ke team On Air.  Selanjutnya team On Air memasukkan traffic file itu ke dalam komputer Media Preparation dan sekaligus memasukkan cassete- cassete ke dalam VTR sesuai dengan data-data yang tercantum di traffic file itu.  Tepat pada waktunya, komputer On Air Controllerakan mengeluarkan perintah kepada VTR nomor satu misalnya, untuk memutar cassete yang sudah dimasukkan ke dalamnya. Perintah ini tepat pada jam, menit dan detik yang telah ditentukan. Dalam selang waktu yang telah ditentukan, tepat pada jam menit dan detik yang telah ditentukan, VTR tersebut secara otomatis akan berhenti memutar cassete.
  • 17. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013  Terlihat bahwa waktu merupakan parameter yang sangat vital dalam sistem otomatisasi siaran. Demikian pula dengan VTR, dimana Time Code merupakan parameter yang sangat menentukan. Sebab hanya berdasarkan Time Codeinilah content di dalam pita magnetik itu dapat diidentifikasi. Parameter Time Code ini juga sangat presisi. Ketelitiannya adalah 1/25 detik atau satu frame sesuai standar sinyal video PAL yang terdiri dari 25 frame (gambar) dalam satu detik. Jadi sistem otomatisasi siaran disusun berdasarkan jam tayang dan Time Code ini.  Setelah VTR-1 berhenti, pada saat itu pula VTR-2 diperintah oleh On-Air Controller untuk memutar iklan misalnya. Dan pada saat yang samaMaster Switcher mendapat perintah agar inputnya dipindah dari Video-1 ke Video-2. Selang beberapa menit kemuidan, setelah beberapa iklan selesai ditayangkan, VTR-2 akan mendapat perintah berhenti, dan VTR-1 mendapat perintah putar lagi untuk melanjutkan program yang tadi terpotong oleh iklan. Demikian seterusnya hingga VTR-3 dan VTR-4 mendapat gilirannya masing- masing.  Setelah selesai siaran, cassete yang tidak diperlukan lagi harus dikeluarkan dan diganti dengan cassete lain sesuai data-data yang tertera di dalam traffic file. Jadi meskipun siaran ini kelihatanya sudah berjalan secara otomatis, tetapi cara mengeluarkan dan memasukkan cassete masih dilakukan secara manual. Oleh karena itu sistem otomatisasi sebagaimana diperlihatkan dalam gambar 1 belum sepenuhnya bekerja secara otomatis. Masih diperlukan satu mekanisme lagi yang mampu mengeluarkan dan memasukkan cassete itu secara otomatis dari dan ke dalam VTR.  Apabila seluruh materi program dan iklan semuanya sudah ditayangkan, lalu jam siaran telah berakhir, maka komputerON-Air
  • 18. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 Controller akan mengeluarkan dukumen berupa file yang sering disebut dengan As Run Log. File ini merupakan satu-satunya bukti siar yang menyatakan bahwa program dan iklan sudah ditayangkan pada jam, menit dan detik yang telah ditentukan. File ini kemudian bisa diprint (oleh Departemen Sales) sebagai lampiran invoice yang ditujukan kepada para pemasang iklan.  Bila hendak melakukan siaran langsung, baik dari dalam studio maupun dari luar studio, maka Master Switcher dapat diubah dari mode otomatis ke mode manual, sehingga inputnya bisa dipindahkan secara manual ke Video-5 yang berasal dari dalam Studio atau Live Feed.  Terkadang siaran langsung waktunya sedikit bergeser. Misalnya direncanakan tepat jam 19.00.00 WIB, tapi karena satu hal bergeser sedikit menjadi 19.00.25 WIB, maka dengan sendirinya ada waktu kosong sejenak yang harus diisi. Nah di sinialh Still Store dibututuhkan, yaitu untuk menampilkan gambar diam (still) untuk mengisi kekosongan itu, sedangkan CG (Character Generator) bisa digunakan untuk menambahkan tulisan ke dalam gambar diam itu.  CG dan Still Store ini bisa juga dioperasikan secara otomatis. Misalnya setiap program yang akan dipotong oleh iklan diisi dengan gambar diam bertuliskan: "kami akan kembali". Atau lima menit sebelum satu program beralih ke program lain akan muncul running text berisi tulisan: "ikuti program ABCD kami lima menit lagi". Dan lain sebaginya.
  • 19. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 Gambar (1) Diagram On Air Automation semi manual menggunakan mesin VTR VTR yang digunakan untuk On Air umumnya jumlahnya terbatas. Oleh karena itu bagi stasiun TV kecil yang memiliki jam siaran terbatas (2 hingga 4 jam siaran perhari misalnya), sistem On Air Automation seperti diperlihatkan dalam gambar 1 sudah cukup memadai. Tetapi untuk stasiun TV besar dengan 24 jam siaran per hari misalnya, akan membutuhkan waktu persiapan yang lebih panjang. Materi-materi yang disiapkan ini harus direncanakan untuk siaran hingga 3 atau 4 hari ke depan. Dengan Jamlah jam tanya yang demikian panjang sistem On Air Automation dalam gambar 1 sudah tidak sesuai lagi untuk digunakan. Sistem robotik lah yang kemudiaan menjadi solusinya.
  • 20. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 Dalam sistem robotik, terdapat beberapa rak yang mampu menampung puluhan dan bahkan lebih dari seratus cassete. Dengan demikian materi-materi program dan iklan bisa disiapkan untuk rencana siaran beberapa hari ke depan. Dalam prakteknya, setiap cassete akan diberi label (Bar Code) dengan kode-kode yang unik sebagai identitasnya. Berdasarkan kode-kode yang unik ini sistem robotik akan mampu mengenali identitas cassete itu dan bila sudah cocok, maka lengan robot akan mengambilnya dari rak cassete dan kemudian memasukkannya ke dalam VTR. Lengan Robot nantinya juga akan mengeluarkannya dari VTR setelah cassete itu selesai diputar, dan akhirnya mengembalikan lagi ke tempatnya semula. Jika cassete ini sudah tidak dibutuhkan lagi maka operator dapat mengeluarkanya dari rak, lalu menggantinya dengan cassete baru yang berisi program- program berikutnya. Gambar 2 memperlihatkan salah satu produk sistem otomatisasi siaran robotik. Sistem ini bisa siaran sendiri secara otomatis paling tidak selama 2 x 24 jam penuh tanpa perlu memasukkan / mengeluarkan cassete. Tapi setelah itu, bila hampir semua cassete sudah diputar, harus segera diganti dengan yang baru secara manual.Jadi meskipun kelihatannya sudah fully automatic tapi sentuhan manusia masih tetap diperlukan.
  • 21. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 Gambar (2)Salah satu contoh produk On Air Automation robotic buatan Odetics tipe TCS90 Seiring dengan makin berkembangan teknologi komputer maka sistem On Air berbasis pita magnetik dan mekanik-robotik ini secara perlahan-lahan mulai ditinggalkan.Sebab semua fungsi-fungsi itu sudah dapat digantikan oleh komputer dan software otomation yang semakin baik kualitasnya. Kapasitas hardisk yang semakin besar, kemampuan mikroprosesor yang makin tinggi dan teknologi jaringan yang sudah mencapai orde Gigabit perdetik (Gbps) adalah tiga komponen utama yang membuat teknologi On Air Automation menjadi berbasis data / file digital. Namun demikian secara konseptual tiga komponen utama On-Air Automation ini masih tetap sama, yaitu:  Rak-rak cassete digantikan oleh On Air Video Storage yang berfungsi sebagai penyimpan materi  VTR digantikan oleh Play Out Server yang berperan sebagai pemutar materi siaran.  Device Controller digantikan oleh Gigabit Ethernet sebagai penghubung antar perangkat
  • 22. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 Selain berfungsi sebagai penghubung, Gigabit Ethernet sekaligus juga berfungsi sebagai sarana untuk melakukan transfer file dari satu Storage ke Storage lain. Misalnya dari Centralized Editing Storage ke On-Air Video Storage, atau dari On-Air Video Storage ke Play Out Server dan sebaliknya. Dengan demikian mobilisasi cassete atau tape sama sekali tidak ada di sini, sehingga sistem seperti ini disebut dengan Tapeless Environment. Materi siaran dalam bentuk file video selanjutnya oleh Play Out Server dikeluarkan lagi menjadi sinyal video digital (atau analog) sesuai kebutuhan. Oleh karena itu di dalam Playout Server selalu terdapat Video Card yang berfungsi untuk mengubah file menjadi sinyal video. Teknologi Video Card juga sudah sedemikian mapan sehingga cukup mudah ditemukan di pasaran dengan berbagai ragam pilihan. Inilah satu point penting lain yang mendorong sistem otomatisasi siaran berbasis file semakin berkembang. Kelebihan lain dari sistem ini adalah: Logo, CG dan Graphic bisa dijadikan satu di dalamnya. Hal ini mudah dipahami mengingat Logo, CG dan Graphic sejak dari awal keberadaannya adalah sebuah sistem yang berbasis pada manipulasi data untuk diolah menjadi sinyal video. Jadi cukup dengan mengintegrasikan software aplikasinya ke dalam satu unit Playout Server, maka lengkap sudah perangkat yang dibutuhkan untuk siaran.Komputer pembangkit Logo, CG dan Graphic yang semula merupakan komputer-komputer yang berdiri sendiri menjadi tidak diperlukan lagi, karena semuanya sudah menyatu dalam satu sistem otomatisasi siaran. Dengan demikian jumlah perangkat di meja Operator On Air menjadi banyak berkurang. Integrasi Logo, CG dan graphic ke dalam satu sistem ini membuat Master Switcher tidak banyak bermanfaat. Sebab pada mulanya Master Switcher dibutuhkan justru untuk menampilkan Logo,
  • 23. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 CG dan Graphic itu bersama-sama dengan sinyal video input (proses ini disebut dengan Superimpose). Hal ini bisa dilakukan karena di dalam. Master Switcher terdapat rangkaian Video Mixer yang berfungsi untuk mencampur (superimpose) sinyal-sinyal input itu sedemikian rupa sehingga sinyal-sinyal itu bisa tampil secara bersamaan dengan komposisi sesuai keinginan. Namun berhubung fungsi superimpose ini sudah diambil alih oleh sistem otomatisasi siaran maka tinggal fungsi switch-nya saja yang diperlukan. Lagi pula fungsi switch dalam hal ini hanyalah sebagai switch emergency saja. Oleh karena itu fungsinya bisa digantikan oleh Routing Switcher atau Video Switch biasa yang tidak ada rangkaian Video Mixer di dalamnya. Gambar (3) Contoh diagram On Air Automation dari produk Miranda, iTX Untuk stasiun-stasiun TV kecil dengan budget yang terbatas, sistem otomatisasi siaran sebagaimana yang diperlihatkan pada gambar 3 terkadang dinilai masih cukup rumit dan mahal. Itulah
  • 24. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 sebabnya kini banyak juga beredar di pasaran produk-produk On Air Automation yang lebih sederhana dan lebih murah, diantaranya adalah:  Vidinoma  Cinegy, Cinegy Air  Playbox, AirBox  MagicSoft, MagicSoft Playout  Stream Labs, Tele Info  Vector3, Vectorbox DSX 3. POST PRODUCTION / PASCA PRODUKSI Pasca Produksi merupakan sebuah tahapan akhir dari dari sebuah produksi siaran televisi, namun di dalam tahap pasca produksi ini terdapat beberapa proses lagi di antaranya :  Editing Merupakan penggabungan dari beberapa scene yang telah dishooting pada saat tahap produksi,yang mana disusun dan disesuaikan dengan naskah .  Mixing Merupakan rangkaian dari proses editing ,yang mana dalam tahap ini hasil editing di beri sound,atau suara baik berupa beck sound maupun narasi.  Revew Memutar ulang hasil produksi,yang mana bertujuan untuk dikaji ulang kembali ,guna mengantisipasi akan terjadinya kesalahan- kesalahan pada saat tahap-tahap sebelumnya.  Revisi
  • 25. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 Memperbaiki dan menyempurnakan hasil produksi yang ada,apabila terdapat perubahan-perubahan yang dihasilkan dari proses revew di atas.  Hasil Akhir Merupakan proses finalisasi hasil dari sebuah produksi siaran yang mana hasil tersebut memang sudah benar-benar layak untuk On Air atau layak siar.  On Air Proses penyiaran hasil produksi siaran melalui stasiun penyiaran.