SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SMK NEGERI 1 PUNGGING
O
c
t
o
b
e
r
2
3
,
2
0
1
3
MODUL PEMBELAJARAN
VIDEOGRAFI
MEMAHAMI JENIS DESAIN PRODUKSI DALAM
VIDEOGRAFI
DISUSUN OLEH : ZAINUL ARIFIN, S. Kom
= DESAIN KOMUNIKASI VISUAL =
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR
SMK NEGERI 1 PUNGGING MOJOKERTO
2023
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SMK NEGERI 1 PUNGGING
O
c
t
o
b
e
r
2
3
,
2
0
1
3
A. PELAKSANAAN PRODUKSI.
Sebelum kita bergerak melangkah membangun sebuah tim
produksi, kita kenali dulu apa saja yang bisa ditampilkan.
a) Film Dokumenter (Documentary Film).
Dokumenter menyajikan realita melalui berbagai cara dan
dibuat untuk berbagai macam tujuan. Namun harus diakui, film
dokumenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi,
pendidikan dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu. Intinya
film dokumenter tetap berpijak pada hal-hal senyata mungkin.
Seiring dengan perjalanan waktu, muncul berbagai aliran dari
film dokumenter misalnya dokudrama (docudrama). Dalam
dokudrama, terjadi reduksi realita demi tujuan-tujuan estetis, agar
gambar dan cerita menjadi lebih menarik. Sekalipun demikian, jarak
antara kenyataan dan hasil yang tersaji lewat dokudrama biasanya tak
berbeda jauh. Dalam dokudrama, realita tetap jadi pakem pegangan.
b) Film Cerita Pendek (Short Film).
Durasi film cerita pendek biasanya di bawah 60 menit. Di
banyak Negara seperti Jerman, Australia, Kanada dan Amerika Serikat,
film cerita pendek dijadikan laboratorium eksperimen dan batu
loncatan bagi seseorang/sekelompok orang untuk kemudian
memproduksi film cerita panjang. Jenis film ini banyak dihasilkan oleh
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SMK NEGERI 1 PUNGGING
O
c
t
o
b
e
r
2
3
,
2
0
1
3
para mahasiswa jurusan film atau orang/kelompok yang menyukai
dunia film dan ingin berlatih membuat film dengan baik. Sekalipun
demikian, ada juga yang memang mengkhususkan diri untuk
memproduksi film pendek, umumnya hasil produksi ini dipasok ke
rumah-rumah produksi atau saluran televisi.
c) Film Cerita Panjang (Feature – Length Film).
Film dengan durasi lebih dari 60 menit lazimnya berdurasi 90-
100 menit. Film yang diputar di bioskop umunya termasuk dalam
kelompok ini. Beberapa film, misalnya Dances With Wolves, bahkan
berdurasi lebih 120 menit. Film-film produksi India rata-rata berdurasi
hingga 180 menit.
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SMK NEGERI 1 PUNGGING
O
c
t
o
b
e
r
2
3
,
2
0
1
3
FILM-FILM JENIS LAIN
d) Profil Perusahaan (Corporate Profile).
Berkaitan dengan kegiatan Film diproduksi untuk kepentingan institusi
tertentu berkaitan dengan kegiatan yang mereka lakukan, missal
tayangan “Usaha Anda” di SCTV. Film ini sendiri berfungsi sebagai alat
bantu presentasi.
e) Iklan Televisi (TV Commercial)
Film ini diproduksi untuk Kepentingan penyebaran informasi, baik
tentang produk (iklan produk) maupun layanan masyarakat (iklan
layanan masyarakat atau Public Service Announcement/PSA). Iklan
produk biasanya menampilkan produk yang diiklankan ‘secara
eksplisit’, artinya ada stimulus audio-visual yang jelas tentang suatu
produk tersebut.
Sedangkan iklan produk terhadap fenomena sosial yang diangkat
sebagai topik iklan tersebut. Sedangkan iklan layanan masyarakat
menginformasikan kepedulian produsen suatu produk terhadap
fenomena sosial yang diangkat sebagai topik iklan tersebut. Dengan
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SMK NEGERI 1 PUNGGING
O
c
t
o
b
e
r
2
3
,
2
0
1
3
demikian, iklan layanan masyarakat umumnya menampilkan produk
secara implisit.
f) Program Televisi (T V Programme)
Program ini diproduksi untuk konsumsi pemirsa televisi. Secara umum,
program televisi dibagi menjadi dua jenis yakni cerita dan non cerita.
Jenis cerita ini terbagi menjadi dua kelompok yakni kelompok fiksi dan
kelompok non fiksi. Kelompok fiksi memproduksi film serial (TV
series), film televisi/FTV (popular lewat saluran televisi SCTV) dan film
pendidikan, film dokumenter atau profil tokoh dari daerah tertentu.
Sedangkan program non cerita sendiri menggarap variety show, TV
quiz, talkshow dan liputan/ berita.
g) Video Klip (Music Video)
Pada dasarnya video klip adalah sarana bagi para produser musik
untuk memasarkan produknya lewat medium televisi. Dipopulerkan
pertama kali lewat saluran televisi MTV 1981. Di Indonesia, video klip
ini sendiri kemudian berkembang sebagai bisnis yang menggiurkan
seiring dengan pertumbuhan televisi swasta. Akhirnya video klip
tumbuh sebagai aliran dan industry tersendiri. Beberapa rumah
produksi mantap memilih video klip menjadi bisnis utama (core
business) mereka. Di Indonesia, tak kurang dari 60 video klip
diproduksi tiap tahunnya. (Heru Effendy, Membuat Fim itu Gampang)
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SMK NEGERI 1 PUNGGING
O
c
t
o
b
e
r
2
3
,
2
0
1
3
B. TAHAPAN PRODUKSI.
Berikut adalah tahapan-tahapan dalam memproduksi :
1. PRA PRODUKSI (PRE PRODUCTION)
Sebelum memproduksi sebuah mata acara yang dilaksanakan di
luar studio (out door) atau dalam studio (in door), tim produksi
haruslah memiliki tempat atau kantor sebagai base camp. Semua
Treatment atau skenario dan usulan nama program hingga proses
produksi dilakukan di dalam rapat pra produksi.
Usulan biasanya didiskusikan semua tim produksi, usulan
dalam bentuk proposal diserahkan oleh produser atau penggagas mata
acara kepada Eksekutif Produser. Setelah itu proses presentasi dan
diskusi serta fokus utama tujuan sebuah acara harus disampaikan.
Presentasi dilaksanakan agar produksi yang diproduksi mempunyai
acuan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) . Naratama Sutaradara
mata acara televisi menulis, Dalam mengekplorasi berbagai ide kreatif
yang dapat tertuang dan diproduksi secara apik. Menganalisis target
penonton, jam tayang, posisi stasiun televisi, dan studi komparasi
terhadap kompetitor acara di stasiun televisi lain.
Hal menarik, dalam setiap presentasi mata acara, para produser
selalu ditanya goal yang akan dicapai tetang program yang dibuat.
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SMK NEGERI 1 PUNGGING
O
c
t
o
b
e
r
2
3
,
2
0
1
3
Pemain menuntut, efek apa yang akan didapatkan, setelah penonton
menyaksikan tayangan yang buat. Tidak hanya itu, tujuan utama
memunculkan tematik harus dijelaskan pula. Bobot atau kekuatan tema
yang diproduksilebih diutamakan. Bahkan tidak mempersoalkan
berapa banyak yang akan menonton. Seperti contoh tema tentang isu
pribumi dan non pribumi bagi ethnis Tionghoa dijadikan tema utama
dalam tayangan infotainment paparazzi. Padahal jelas biasanya
infotainment menyangkut gossip selebritis hingga kawin – cerainya.
Namun pemain mangangkat tema yang ke luar dari isu infotainment
pada umunya yang seragam di tiap stasiun televisi.
Persiapan Pra Produksi di antaranya mempersiapkan tim di luar
tim inti yang akan menunjang produksi. Diantaranya mempersiapkan
Desain Produksi. Pengertian desain produksi adalah sebuah rancangan
produksi yag dipersiapkan untuk memproduksi sebuah mata acara.
Tidak berbeda jauh dengan film, desain produksi siaran televisi
setidaknya harus memperhatian hal-hal sebagai berkut ;
▪ Jenis mata acara apa yang akan diproduksi ?
▪ Naskah ini punya siapa ?
▪ Menggunkan format video apa ?
▪ Bagaimana memulai Shooting ?
▪ Seluk beluk anggaran.
▪ Dari mana dananya ?
▪ Mempersiapkan crew.
▪ Menyusun tim produksi.
▪ Mempersiapkan pemeran atau pengisi acara.
Perkembangan yang terjadi di dunia pertelevisian kian menarik
adalah kegiatan kreativitas yang sudah tidak menentu. Orientasi laba
tujuan utama pemilik modal secara ekonomi, regulasi pemerintah yang
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SMK NEGERI 1 PUNGGING
O
c
t
o
b
e
r
2
3
,
2
0
1
3
kunjung menuai polemik tetang penyiaran, serta lembaga kontrol yang
memang tak berdaya. Harus dilawan dengan tayangan yang
berkualitas. Menuntut kecerdasan sang kreator televisi dalam
memproduksi mata acara televisi. Kini kreator televisi dituntut lebih
dapat menggali pelbagai tayangan yang harus mencerdasarkan
penonton. Baik hiburan maupun berita.
Sunardian Wirodono dalam buku berjudul Matikan TV-Mu
berpandangan, Berbagai bentuk materi siaran, apalagi yang berjenis
hiburan seperti sinetron, kuis, infotainment, atau reality show sering
lepas dari norma-norma kepatutan sebuah karya kreatif, yang
semestinya juga harus bertanggung jawab pada tumbuhnya eksplorasi
masyarakatnya. Munculnya berbagai kritik dan keluhan sebagian
masyarakat mengenai kualitas tayangan program televisi di Indonesia
menunjukan hal itu dengan jelas. Misal, banyak sinetron yang bukan
saja rendah kualitas tematik, setting sosial, serta miskin dalam
pendalaman materi. Apalagi, rendahnya kreativitas pihak produser itu
bergabung dengan rendahnya sensibilitas pihak pengelola televisi.
Kedua hal tersebut menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap
rendahnya kreativitas para pekerja kreatif.
C. JENIS TAYANGAN.
a) News, Jenis acara televisi banyak, sebut saja program News. Ini
sebuah identitas khusus sebuah stasiun televisi. Stasiun televisi
swasta nasional maupun lokal menempatkan siaran berita paling
utama. Berlomba menyajikan tayangan berita dengan perbedaan
angle (sudut pandang) sajian. Askurifai Baksin pakar komunikasi
dari Universitas Islam Bandung menyebutkan tayangan berita
televisi terfokus pada spot news berita singkat. Liputan 6 pagi, siang,
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SMK NEGERI 1 PUNGGING
O
c
t
o
b
e
r
2
3
,
2
0
1
3
petang dan malam serta Liputan 6 terkini mengedepankan berita
Straight News secara Spot News. Begitu pula Metro TV dengan
Metro Pagi, Metro Siang, Metro Hari Ini dan Metro Malam. Belum
lagi Head Line News terfokus pada berita singkat. Banyak lagi, ada
Buletin Pagi, Buletin Siang, Buletin Malam dan Seputar Indonesia
(RCTI), Fokus (Indosiar) dll. Berbeda di Trans TV, Berita yang lebih
mengedepankan In Depth Reporting. Trans TV mengemas sajian
berita dengan tayangan Investigasi di program Reportase Sore.
Format Berita televisi yang mengedepankan Aktualitas dan
Faktualitas, biasanya dilengkapi dengan Feature News, Sport News.
Kini bertambah lagi bagiannya, yaitu Jurnalisme Kuliner yang
termasuk pada segment Feature News.
b) Drama Fiksi, dalam bukunya Kunci Sukses Menulis Skenario,
Elizabeth Lutters membagi drama ke beberapa jenis drama fiksi.
Pengertiannya adalah, jenis cerita fiksi yang bercerita tentang
kehidupan dan perilaku manusia sehari-hari. Jenis cerita drama jika
mengikuti teori Aristoteles, hanya digolongkan menjadi tragedy,
komedi, dan gabungan antara tragedy dan komedi.
c) Drama Tragedi, adalah cerita yang berakhir dengan duka lara atau
kematian. Sedangkan Drama Komedi, terbagi menjadi beberapa
jenis a.l :
▪ Komedi Situasi, cerita lucu yang kelucuannya bukan berasal dari
para pemain, melainkan karena situasinya.
▪ Komedi Slapstic, Cerita lucu yang diciptakan dengan adegan
menyakiti para pemainnya, atau dengan gerak vulgar dan kasar.
▪ Komedi Satire, Cerita lucu yang penuh sindiran tajam.
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SMK NEGERI 1 PUNGGING
O
c
t
o
b
e
r
2
3
,
2
0
1
3
▪ Komedi Farce, Cerita lucu yang bersifat dagelan, sengaja
menciptakan kelucuan-kelucuan dengan dialog dan gerak laku
lucu.
D. PENGGOLONGAN JENIS-JENIS PRODUKSI.
Pada umumnya terdapat dua metode penggolongan acara siaran :
a) Menurut unsur acara siaran
- Siaran kata (news features, dramas, talks and discussions, etc.)
- Siaran seni suara (serious music, light music, dance, variety, etc.)
b) Menurut tujuan acara siaran
Berikut ini adalah penggolongan jenis-jenis acara siaran (menurut
UNESCO) :
▪ Siaran pemberitaan dan penerangan (News and Information
Programmes)
- Warta berita (straight news)
- Reportase (current affairs)
- Penerangan umum (general information)
- Pengumuman (public service)
▪ Siaran pendidikan (Educational Programme)
- Siaran anak-anak
- Siaran remaja
- Siaran sekolah
- Siaran pedesaan
- Siaran keluarga berencana
- Siaran agama
- Ruangan wanita
- Pengetahuan umum
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SMK NEGERI 1 PUNGGING
O
c
t
o
b
e
r
2
3
,
2
0
1
3
▪ Siaran kebudayaan (Culture Programme)
- Sastra (literature)
- Kesenian daerah (folklore)
- Apresiasi seni (art appreciation)
▪ Siaran hiburan (Entertainments)
- Musik daerah (local music)
- Musik indonesia (national music)
- Musik asing (foreign music)
- Hiburan ringan (light entertainment)
▪ Siaran lain-lain (Miscellaneous)
- Ruangan iklan (commercial spot announcement)
- Pembukaan / penutup siaran (opening/closing tune)
2. P R O D U K S I .
Setelah perencanaan dan persiapan matang, maka pelaksanaan
produksi dimulai. Pengarah acara memimpin jalannya produksi
bekerjasama dengan kru dan artis yang terlibat. Masing-masing kru
melaksanakan tugasnya seperti rehearsal yang telah dilakukan
sebelumnya dan sesuai naskah maupun rundown yang ada.
Apabila program acara bukan live show maka semua shot dicatat
oleh bagian pencatat dengan menyertakan timecode, isi adegan, dan
tanda bagus atau tidak. Catatan ini nantinya akan berguna saat proses
editing. Biasanya gambar hasil shooting dikontrol setiap akhir shooting
hari itu juga untuk melihat apakah hasil pengambilan gambar sudah
bagus. Apabila tidak maka adegan itu perlu diulang pengambilan
gambarnya.
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SMK NEGERI 1 PUNGGING
O
c
t
o
b
e
r
2
3
,
2
0
1
3
3. POST PRODUCTION / PASCA PRODUKSI.
Pasca Produksi merupakan sebuah tahapan akhir dari dari
sebuah produksi siaran televisi, namun di dalam tahap pasca produksi
ini terdapat beberapa proses lagi di antaranya :
▪ Editing
Merupakan penggabungan dari beberapa scene yang telah
dishooting pada saat tahap produksi, yang mana disusun dan
disesuaikan dengan naskah .
▪ Mixing
Merupakan rangkaian dari proses editing , yang mana dalam tahap
ini hasil editing di beri sound, atau suara baik berupa beck sound
maupun narasi.
▪ Revew
Memutar ulang hasil produksi, yang mana bertujuan untuk dikaji
ulang kembali , guna mengantisipasi akan terjadinya kesalahan-
kesalahan pada saat tahap-tahap sebelumnya.
▪ Revisi
Memperbaiki dan menyempurnakan hasil produksi yang ada,
apabila terdapat perubahan-perubahan yang dihasilkan dari proses
revew di atas.
▪ Hasil Akhir
Merupakan proses finalisasi hasil dari sebuah produksi siaran yang
mana hasil tersebut memang sudah benar-benar layak untuk On Air
atau layak siar.
▪ On Air
Proses penyiaran hasil produksi siaran melalui stasiun penyiaran.

More Related Content

Similar to SMK Desain Komunikasi

Bab i halaman 2 8 udah beres siap di print
Bab i halaman 2 8 udah beres siap di printBab i halaman 2 8 udah beres siap di print
Bab i halaman 2 8 udah beres siap di printWahyu Al-fatih
 
Manajemen Media Massa_JTV Surabaya
Manajemen Media Massa_JTV SurabayaManajemen Media Massa_JTV Surabaya
Manajemen Media Massa_JTV SurabayaAmalia Pranata
 
NgobrolinHukum (1).pptx
NgobrolinHukum (1).pptxNgobrolinHukum (1).pptx
NgobrolinHukum (1).pptxDayaMultimedia
 
Animasi dalam Desain Komunikasi Visual (DKV)
Animasi dalam Desain Komunikasi Visual (DKV)Animasi dalam Desain Komunikasi Visual (DKV)
Animasi dalam Desain Komunikasi Visual (DKV)Toto Haryadi
 
Tuggas bahasa indonesia
Tuggas bahasa indonesiaTuggas bahasa indonesia
Tuggas bahasa indonesiaEl Wijaya
 
Disain Program TV (Tanya Pakar)
Disain Program TV (Tanya Pakar)Disain Program TV (Tanya Pakar)
Disain Program TV (Tanya Pakar)Jurnal Go-Blog
 
Tugas komunikasi massa psikologi komunikasi
Tugas komunikasi massa psikologi komunikasiTugas komunikasi massa psikologi komunikasi
Tugas komunikasi massa psikologi komunikasiDillaInformasi
 
Tugas komunikasi massa psikologi komunikasi
Tugas komunikasi massa psikologi komunikasiTugas komunikasi massa psikologi komunikasi
Tugas komunikasi massa psikologi komunikasishenipratiwi
 
CONTOH PROPOSAL SPONSORDHIP FILM
CONTOH PROPOSAL SPONSORDHIP FILMCONTOH PROPOSAL SPONSORDHIP FILM
CONTOH PROPOSAL SPONSORDHIP FILMMarcom Agency
 
Makalah pengajaran bhs arab
Makalah pengajaran bhs arabMakalah pengajaran bhs arab
Makalah pengajaran bhs arabMuhammad Idris
 
Sindo radio semarang [program profile]
Sindo radio semarang [program profile]Sindo radio semarang [program profile]
Sindo radio semarang [program profile]dendy_mncn
 
Isi Proposal Tesis ; Persepsi Masyarakat terhadap Tayangan KompasTV di Makassar
Isi Proposal Tesis ; Persepsi Masyarakat terhadap Tayangan KompasTV di MakassarIsi Proposal Tesis ; Persepsi Masyarakat terhadap Tayangan KompasTV di Makassar
Isi Proposal Tesis ; Persepsi Masyarakat terhadap Tayangan KompasTV di MakassarI Wayan Suparno
 
Makalah pengajaran bahasa arab
Makalah pengajaran bahasa arabMakalah pengajaran bahasa arab
Makalah pengajaran bahasa arabMuhammad Idris
 
Konsep Ppki 2009 Rev 3.12
Konsep Ppki 2009 Rev 3.12Konsep Ppki 2009 Rev 3.12
Konsep Ppki 2009 Rev 3.12cokorda.dewi
 

Similar to SMK Desain Komunikasi (20)

Televisi komersial
Televisi komersialTelevisi komersial
Televisi komersial
 
Produksi film
Produksi filmProduksi film
Produksi film
 
Jurnalistik tv
Jurnalistik tvJurnalistik tv
Jurnalistik tv
 
Bab i halaman 2 8 udah beres siap di print
Bab i halaman 2 8 udah beres siap di printBab i halaman 2 8 udah beres siap di print
Bab i halaman 2 8 udah beres siap di print
 
Pertemuan 4
Pertemuan 4Pertemuan 4
Pertemuan 4
 
Manajemen Media Massa_JTV Surabaya
Manajemen Media Massa_JTV SurabayaManajemen Media Massa_JTV Surabaya
Manajemen Media Massa_JTV Surabaya
 
ProposalSponsor
ProposalSponsorProposalSponsor
ProposalSponsor
 
NgobrolinHukum (1).pptx
NgobrolinHukum (1).pptxNgobrolinHukum (1).pptx
NgobrolinHukum (1).pptx
 
Animasi dalam Desain Komunikasi Visual (DKV)
Animasi dalam Desain Komunikasi Visual (DKV)Animasi dalam Desain Komunikasi Visual (DKV)
Animasi dalam Desain Komunikasi Visual (DKV)
 
Prakarya
PrakaryaPrakarya
Prakarya
 
Tuggas bahasa indonesia
Tuggas bahasa indonesiaTuggas bahasa indonesia
Tuggas bahasa indonesia
 
Disain Program TV (Tanya Pakar)
Disain Program TV (Tanya Pakar)Disain Program TV (Tanya Pakar)
Disain Program TV (Tanya Pakar)
 
Tugas komunikasi massa psikologi komunikasi
Tugas komunikasi massa psikologi komunikasiTugas komunikasi massa psikologi komunikasi
Tugas komunikasi massa psikologi komunikasi
 
Tugas komunikasi massa psikologi komunikasi
Tugas komunikasi massa psikologi komunikasiTugas komunikasi massa psikologi komunikasi
Tugas komunikasi massa psikologi komunikasi
 
CONTOH PROPOSAL SPONSORDHIP FILM
CONTOH PROPOSAL SPONSORDHIP FILMCONTOH PROPOSAL SPONSORDHIP FILM
CONTOH PROPOSAL SPONSORDHIP FILM
 
Makalah pengajaran bhs arab
Makalah pengajaran bhs arabMakalah pengajaran bhs arab
Makalah pengajaran bhs arab
 
Sindo radio semarang [program profile]
Sindo radio semarang [program profile]Sindo radio semarang [program profile]
Sindo radio semarang [program profile]
 
Isi Proposal Tesis ; Persepsi Masyarakat terhadap Tayangan KompasTV di Makassar
Isi Proposal Tesis ; Persepsi Masyarakat terhadap Tayangan KompasTV di MakassarIsi Proposal Tesis ; Persepsi Masyarakat terhadap Tayangan KompasTV di Makassar
Isi Proposal Tesis ; Persepsi Masyarakat terhadap Tayangan KompasTV di Makassar
 
Makalah pengajaran bahasa arab
Makalah pengajaran bahasa arabMakalah pengajaran bahasa arab
Makalah pengajaran bahasa arab
 
Konsep Ppki 2009 Rev 3.12
Konsep Ppki 2009 Rev 3.12Konsep Ppki 2009 Rev 3.12
Konsep Ppki 2009 Rev 3.12
 

More from Zainul Arifin

DKV MENYUSUN NASKAH PRODUKSI.pdf
DKV MENYUSUN NASKAH PRODUKSI.pdfDKV MENYUSUN NASKAH PRODUKSI.pdf
DKV MENYUSUN NASKAH PRODUKSI.pdfZainul Arifin
 
MEMAHAMI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL.pdf
MEMAHAMI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL.pdfMEMAHAMI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL.pdf
MEMAHAMI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL.pdfZainul Arifin
 
MEMAHAMI KONSEP MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS HALAMAN WEB DAN MEDIA INTERAK...
MEMAHAMI KONSEP MULTIMEDIA INTERAKTIF  BERBASIS HALAMAN WEB DAN MEDIA INTERAK...MEMAHAMI KONSEP MULTIMEDIA INTERAKTIF  BERBASIS HALAMAN WEB DAN MEDIA INTERAK...
MEMAHAMI KONSEP MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS HALAMAN WEB DAN MEDIA INTERAK...Zainul Arifin
 
DKV VIDEOGRAFI MENGENAL ALAT PERANGKAT PEREKAMAN GAMBAR DAN PENDUKUNGNYA.pdf
DKV VIDEOGRAFI MENGENAL ALAT PERANGKAT PEREKAMAN GAMBAR DAN PENDUKUNGNYA.pdfDKV VIDEOGRAFI MENGENAL ALAT PERANGKAT PEREKAMAN GAMBAR DAN PENDUKUNGNYA.pdf
DKV VIDEOGRAFI MENGENAL ALAT PERANGKAT PEREKAMAN GAMBAR DAN PENDUKUNGNYA.pdfZainul Arifin
 
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI CINEMATOGRAFI SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdf
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI CINEMATOGRAFI SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdfDKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI CINEMATOGRAFI SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdf
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI CINEMATOGRAFI SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdfZainul Arifin
 
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI PROSES CAPTURING SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdf
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI PROSES CAPTURING SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdfDKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI PROSES CAPTURING SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdf
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI PROSES CAPTURING SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdfZainul Arifin
 
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI KAMERA VIDEO SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdf
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI KAMERA VIDEO SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdfDKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI KAMERA VIDEO SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdf
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI KAMERA VIDEO SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdfZainul Arifin
 
DKV VIDROGRAFI DASAR-DASAR VIDEO SMK NEGERI 1 PUNGGING MOJOKERTO JAWA TIMUR.pdf
DKV VIDROGRAFI DASAR-DASAR VIDEO SMK NEGERI 1 PUNGGING MOJOKERTO JAWA TIMUR.pdfDKV VIDROGRAFI DASAR-DASAR VIDEO SMK NEGERI 1 PUNGGING MOJOKERTO JAWA TIMUR.pdf
DKV VIDROGRAFI DASAR-DASAR VIDEO SMK NEGERI 1 PUNGGING MOJOKERTO JAWA TIMUR.pdfZainul Arifin
 
Mendiskusikan_Format_Gambar.pdf
Mendiskusikan_Format_Gambar.pdfMendiskusikan_Format_Gambar.pdf
Mendiskusikan_Format_Gambar.pdfZainul Arifin
 
Menerapkan_pengalamanatan_IP_pada_jaringan_komputer.pdf
Menerapkan_pengalamanatan_IP_pada_jaringan_komputer.pdfMenerapkan_pengalamanatan_IP_pada_jaringan_komputer.pdf
Menerapkan_pengalamanatan_IP_pada_jaringan_komputer.pdfZainul Arifin
 
Menganalisis_permasalahan_pada_instalasi_software_aplikasi.pdf
Menganalisis_permasalahan_pada_instalasi_software_aplikasi.pdfMenganalisis_permasalahan_pada_instalasi_software_aplikasi.pdf
Menganalisis_permasalahan_pada_instalasi_software_aplikasi.pdfZainul Arifin
 
Menganalisis_permasalahan_pada_perangkat_keras.pdf
Menganalisis_permasalahan_pada_perangkat_keras.pdfMenganalisis_permasalahan_pada_perangkat_keras.pdf
Menganalisis_permasalahan_pada_perangkat_keras.pdfZainul Arifin
 
Salinan_SISTEM_MEMORI_KOMPUTER.ppsx
Salinan_SISTEM_MEMORI_KOMPUTER.ppsxSalinan_SISTEM_MEMORI_KOMPUTER.ppsx
Salinan_SISTEM_MEMORI_KOMPUTER.ppsxZainul Arifin
 
Menerapkan_instalasi_driver_perangkat_keras_komputer.pdf
Menerapkan_instalasi_driver_perangkat_keras_komputer.pdfMenerapkan_instalasi_driver_perangkat_keras_komputer.pdf
Menerapkan_instalasi_driver_perangkat_keras_komputer.pdfZainul Arifin
 
6._Menerapkan_Gerak_Digital_Puppetter_Pada_Animasi_2D.pdf
6._Menerapkan_Gerak_Digital_Puppetter_Pada_Animasi_2D.pdf6._Menerapkan_Gerak_Digital_Puppetter_Pada_Animasi_2D.pdf
6._Menerapkan_Gerak_Digital_Puppetter_Pada_Animasi_2D.pdfZainul Arifin
 
9._Menerapkan_Teknik_produksi_animasi_2D.pdf
9._Menerapkan_Teknik_produksi_animasi_2D.pdf9._Menerapkan_Teknik_produksi_animasi_2D.pdf
9._Menerapkan_Teknik_produksi_animasi_2D.pdfZainul Arifin
 
2._Menerapkan_Teknik_Pembuatan_Gambar_Object_Sederhana_Menggunakan_Aplikasi_A...
2._Menerapkan_Teknik_Pembuatan_Gambar_Object_Sederhana_Menggunakan_Aplikasi_A...2._Menerapkan_Teknik_Pembuatan_Gambar_Object_Sederhana_Menggunakan_Aplikasi_A...
2._Menerapkan_Teknik_Pembuatan_Gambar_Object_Sederhana_Menggunakan_Aplikasi_A...Zainul Arifin
 
3._ANIMASI_2D_dan_3D_Menerapkan_animasi_tweening_2D.pdf
3._ANIMASI_2D_dan_3D_Menerapkan_animasi_tweening_2D.pdf3._ANIMASI_2D_dan_3D_Menerapkan_animasi_tweening_2D.pdf
3._ANIMASI_2D_dan_3D_Menerapkan_animasi_tweening_2D.pdfZainul Arifin
 
8._Memahami_Prinsip-prinsip_dasar_animasi.pdf
8._Memahami_Prinsip-prinsip_dasar_animasi.pdf8._Memahami_Prinsip-prinsip_dasar_animasi.pdf
8._Memahami_Prinsip-prinsip_dasar_animasi.pdfZainul Arifin
 
1._Memahami_Prinsip_Dasar_Pembuatan_Animasi_2_Dimensi_(Vector).pdf
1._Memahami_Prinsip_Dasar_Pembuatan_Animasi_2_Dimensi_(Vector).pdf1._Memahami_Prinsip_Dasar_Pembuatan_Animasi_2_Dimensi_(Vector).pdf
1._Memahami_Prinsip_Dasar_Pembuatan_Animasi_2_Dimensi_(Vector).pdfZainul Arifin
 

More from Zainul Arifin (20)

DKV MENYUSUN NASKAH PRODUKSI.pdf
DKV MENYUSUN NASKAH PRODUKSI.pdfDKV MENYUSUN NASKAH PRODUKSI.pdf
DKV MENYUSUN NASKAH PRODUKSI.pdf
 
MEMAHAMI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL.pdf
MEMAHAMI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL.pdfMEMAHAMI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL.pdf
MEMAHAMI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL.pdf
 
MEMAHAMI KONSEP MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS HALAMAN WEB DAN MEDIA INTERAK...
MEMAHAMI KONSEP MULTIMEDIA INTERAKTIF  BERBASIS HALAMAN WEB DAN MEDIA INTERAK...MEMAHAMI KONSEP MULTIMEDIA INTERAKTIF  BERBASIS HALAMAN WEB DAN MEDIA INTERAK...
MEMAHAMI KONSEP MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS HALAMAN WEB DAN MEDIA INTERAK...
 
DKV VIDEOGRAFI MENGENAL ALAT PERANGKAT PEREKAMAN GAMBAR DAN PENDUKUNGNYA.pdf
DKV VIDEOGRAFI MENGENAL ALAT PERANGKAT PEREKAMAN GAMBAR DAN PENDUKUNGNYA.pdfDKV VIDEOGRAFI MENGENAL ALAT PERANGKAT PEREKAMAN GAMBAR DAN PENDUKUNGNYA.pdf
DKV VIDEOGRAFI MENGENAL ALAT PERANGKAT PEREKAMAN GAMBAR DAN PENDUKUNGNYA.pdf
 
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI CINEMATOGRAFI SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdf
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI CINEMATOGRAFI SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdfDKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI CINEMATOGRAFI SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdf
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI CINEMATOGRAFI SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdf
 
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI PROSES CAPTURING SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdf
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI PROSES CAPTURING SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdfDKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI PROSES CAPTURING SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdf
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI PROSES CAPTURING SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdf
 
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI KAMERA VIDEO SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdf
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI KAMERA VIDEO SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdfDKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI KAMERA VIDEO SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdf
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI KAMERA VIDEO SMK NEGERI 1 PUNGING MOJOKERTO.pdf
 
DKV VIDROGRAFI DASAR-DASAR VIDEO SMK NEGERI 1 PUNGGING MOJOKERTO JAWA TIMUR.pdf
DKV VIDROGRAFI DASAR-DASAR VIDEO SMK NEGERI 1 PUNGGING MOJOKERTO JAWA TIMUR.pdfDKV VIDROGRAFI DASAR-DASAR VIDEO SMK NEGERI 1 PUNGGING MOJOKERTO JAWA TIMUR.pdf
DKV VIDROGRAFI DASAR-DASAR VIDEO SMK NEGERI 1 PUNGGING MOJOKERTO JAWA TIMUR.pdf
 
Mendiskusikan_Format_Gambar.pdf
Mendiskusikan_Format_Gambar.pdfMendiskusikan_Format_Gambar.pdf
Mendiskusikan_Format_Gambar.pdf
 
Menerapkan_pengalamanatan_IP_pada_jaringan_komputer.pdf
Menerapkan_pengalamanatan_IP_pada_jaringan_komputer.pdfMenerapkan_pengalamanatan_IP_pada_jaringan_komputer.pdf
Menerapkan_pengalamanatan_IP_pada_jaringan_komputer.pdf
 
Menganalisis_permasalahan_pada_instalasi_software_aplikasi.pdf
Menganalisis_permasalahan_pada_instalasi_software_aplikasi.pdfMenganalisis_permasalahan_pada_instalasi_software_aplikasi.pdf
Menganalisis_permasalahan_pada_instalasi_software_aplikasi.pdf
 
Menganalisis_permasalahan_pada_perangkat_keras.pdf
Menganalisis_permasalahan_pada_perangkat_keras.pdfMenganalisis_permasalahan_pada_perangkat_keras.pdf
Menganalisis_permasalahan_pada_perangkat_keras.pdf
 
Salinan_SISTEM_MEMORI_KOMPUTER.ppsx
Salinan_SISTEM_MEMORI_KOMPUTER.ppsxSalinan_SISTEM_MEMORI_KOMPUTER.ppsx
Salinan_SISTEM_MEMORI_KOMPUTER.ppsx
 
Menerapkan_instalasi_driver_perangkat_keras_komputer.pdf
Menerapkan_instalasi_driver_perangkat_keras_komputer.pdfMenerapkan_instalasi_driver_perangkat_keras_komputer.pdf
Menerapkan_instalasi_driver_perangkat_keras_komputer.pdf
 
6._Menerapkan_Gerak_Digital_Puppetter_Pada_Animasi_2D.pdf
6._Menerapkan_Gerak_Digital_Puppetter_Pada_Animasi_2D.pdf6._Menerapkan_Gerak_Digital_Puppetter_Pada_Animasi_2D.pdf
6._Menerapkan_Gerak_Digital_Puppetter_Pada_Animasi_2D.pdf
 
9._Menerapkan_Teknik_produksi_animasi_2D.pdf
9._Menerapkan_Teknik_produksi_animasi_2D.pdf9._Menerapkan_Teknik_produksi_animasi_2D.pdf
9._Menerapkan_Teknik_produksi_animasi_2D.pdf
 
2._Menerapkan_Teknik_Pembuatan_Gambar_Object_Sederhana_Menggunakan_Aplikasi_A...
2._Menerapkan_Teknik_Pembuatan_Gambar_Object_Sederhana_Menggunakan_Aplikasi_A...2._Menerapkan_Teknik_Pembuatan_Gambar_Object_Sederhana_Menggunakan_Aplikasi_A...
2._Menerapkan_Teknik_Pembuatan_Gambar_Object_Sederhana_Menggunakan_Aplikasi_A...
 
3._ANIMASI_2D_dan_3D_Menerapkan_animasi_tweening_2D.pdf
3._ANIMASI_2D_dan_3D_Menerapkan_animasi_tweening_2D.pdf3._ANIMASI_2D_dan_3D_Menerapkan_animasi_tweening_2D.pdf
3._ANIMASI_2D_dan_3D_Menerapkan_animasi_tweening_2D.pdf
 
8._Memahami_Prinsip-prinsip_dasar_animasi.pdf
8._Memahami_Prinsip-prinsip_dasar_animasi.pdf8._Memahami_Prinsip-prinsip_dasar_animasi.pdf
8._Memahami_Prinsip-prinsip_dasar_animasi.pdf
 
1._Memahami_Prinsip_Dasar_Pembuatan_Animasi_2_Dimensi_(Vector).pdf
1._Memahami_Prinsip_Dasar_Pembuatan_Animasi_2_Dimensi_(Vector).pdf1._Memahami_Prinsip_Dasar_Pembuatan_Animasi_2_Dimensi_(Vector).pdf
1._Memahami_Prinsip_Dasar_Pembuatan_Animasi_2_Dimensi_(Vector).pdf
 

Recently uploaded

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 

Recently uploaded (20)

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 

SMK Desain Komunikasi

  • 1. DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SMK NEGERI 1 PUNGGING O c t o b e r 2 3 , 2 0 1 3 MODUL PEMBELAJARAN VIDEOGRAFI MEMAHAMI JENIS DESAIN PRODUKSI DALAM VIDEOGRAFI DISUSUN OLEH : ZAINUL ARIFIN, S. Kom = DESAIN KOMUNIKASI VISUAL = DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR SMK NEGERI 1 PUNGGING MOJOKERTO 2023
  • 2. DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SMK NEGERI 1 PUNGGING O c t o b e r 2 3 , 2 0 1 3 A. PELAKSANAAN PRODUKSI. Sebelum kita bergerak melangkah membangun sebuah tim produksi, kita kenali dulu apa saja yang bisa ditampilkan. a) Film Dokumenter (Documentary Film). Dokumenter menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan. Namun harus diakui, film dokumenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu. Intinya film dokumenter tetap berpijak pada hal-hal senyata mungkin. Seiring dengan perjalanan waktu, muncul berbagai aliran dari film dokumenter misalnya dokudrama (docudrama). Dalam dokudrama, terjadi reduksi realita demi tujuan-tujuan estetis, agar gambar dan cerita menjadi lebih menarik. Sekalipun demikian, jarak antara kenyataan dan hasil yang tersaji lewat dokudrama biasanya tak berbeda jauh. Dalam dokudrama, realita tetap jadi pakem pegangan. b) Film Cerita Pendek (Short Film). Durasi film cerita pendek biasanya di bawah 60 menit. Di banyak Negara seperti Jerman, Australia, Kanada dan Amerika Serikat, film cerita pendek dijadikan laboratorium eksperimen dan batu loncatan bagi seseorang/sekelompok orang untuk kemudian memproduksi film cerita panjang. Jenis film ini banyak dihasilkan oleh
  • 3. DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SMK NEGERI 1 PUNGGING O c t o b e r 2 3 , 2 0 1 3 para mahasiswa jurusan film atau orang/kelompok yang menyukai dunia film dan ingin berlatih membuat film dengan baik. Sekalipun demikian, ada juga yang memang mengkhususkan diri untuk memproduksi film pendek, umumnya hasil produksi ini dipasok ke rumah-rumah produksi atau saluran televisi. c) Film Cerita Panjang (Feature – Length Film). Film dengan durasi lebih dari 60 menit lazimnya berdurasi 90- 100 menit. Film yang diputar di bioskop umunya termasuk dalam kelompok ini. Beberapa film, misalnya Dances With Wolves, bahkan berdurasi lebih 120 menit. Film-film produksi India rata-rata berdurasi hingga 180 menit.
  • 4. DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SMK NEGERI 1 PUNGGING O c t o b e r 2 3 , 2 0 1 3 FILM-FILM JENIS LAIN d) Profil Perusahaan (Corporate Profile). Berkaitan dengan kegiatan Film diproduksi untuk kepentingan institusi tertentu berkaitan dengan kegiatan yang mereka lakukan, missal tayangan “Usaha Anda” di SCTV. Film ini sendiri berfungsi sebagai alat bantu presentasi. e) Iklan Televisi (TV Commercial) Film ini diproduksi untuk Kepentingan penyebaran informasi, baik tentang produk (iklan produk) maupun layanan masyarakat (iklan layanan masyarakat atau Public Service Announcement/PSA). Iklan produk biasanya menampilkan produk yang diiklankan ‘secara eksplisit’, artinya ada stimulus audio-visual yang jelas tentang suatu produk tersebut. Sedangkan iklan produk terhadap fenomena sosial yang diangkat sebagai topik iklan tersebut. Sedangkan iklan layanan masyarakat menginformasikan kepedulian produsen suatu produk terhadap fenomena sosial yang diangkat sebagai topik iklan tersebut. Dengan
  • 5. DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SMK NEGERI 1 PUNGGING O c t o b e r 2 3 , 2 0 1 3 demikian, iklan layanan masyarakat umumnya menampilkan produk secara implisit. f) Program Televisi (T V Programme) Program ini diproduksi untuk konsumsi pemirsa televisi. Secara umum, program televisi dibagi menjadi dua jenis yakni cerita dan non cerita. Jenis cerita ini terbagi menjadi dua kelompok yakni kelompok fiksi dan kelompok non fiksi. Kelompok fiksi memproduksi film serial (TV series), film televisi/FTV (popular lewat saluran televisi SCTV) dan film pendidikan, film dokumenter atau profil tokoh dari daerah tertentu. Sedangkan program non cerita sendiri menggarap variety show, TV quiz, talkshow dan liputan/ berita. g) Video Klip (Music Video) Pada dasarnya video klip adalah sarana bagi para produser musik untuk memasarkan produknya lewat medium televisi. Dipopulerkan pertama kali lewat saluran televisi MTV 1981. Di Indonesia, video klip ini sendiri kemudian berkembang sebagai bisnis yang menggiurkan seiring dengan pertumbuhan televisi swasta. Akhirnya video klip tumbuh sebagai aliran dan industry tersendiri. Beberapa rumah produksi mantap memilih video klip menjadi bisnis utama (core business) mereka. Di Indonesia, tak kurang dari 60 video klip diproduksi tiap tahunnya. (Heru Effendy, Membuat Fim itu Gampang)
  • 6. DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SMK NEGERI 1 PUNGGING O c t o b e r 2 3 , 2 0 1 3 B. TAHAPAN PRODUKSI. Berikut adalah tahapan-tahapan dalam memproduksi : 1. PRA PRODUKSI (PRE PRODUCTION) Sebelum memproduksi sebuah mata acara yang dilaksanakan di luar studio (out door) atau dalam studio (in door), tim produksi haruslah memiliki tempat atau kantor sebagai base camp. Semua Treatment atau skenario dan usulan nama program hingga proses produksi dilakukan di dalam rapat pra produksi. Usulan biasanya didiskusikan semua tim produksi, usulan dalam bentuk proposal diserahkan oleh produser atau penggagas mata acara kepada Eksekutif Produser. Setelah itu proses presentasi dan diskusi serta fokus utama tujuan sebuah acara harus disampaikan. Presentasi dilaksanakan agar produksi yang diproduksi mempunyai acuan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) . Naratama Sutaradara mata acara televisi menulis, Dalam mengekplorasi berbagai ide kreatif yang dapat tertuang dan diproduksi secara apik. Menganalisis target penonton, jam tayang, posisi stasiun televisi, dan studi komparasi terhadap kompetitor acara di stasiun televisi lain. Hal menarik, dalam setiap presentasi mata acara, para produser selalu ditanya goal yang akan dicapai tetang program yang dibuat.
  • 7. DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SMK NEGERI 1 PUNGGING O c t o b e r 2 3 , 2 0 1 3 Pemain menuntut, efek apa yang akan didapatkan, setelah penonton menyaksikan tayangan yang buat. Tidak hanya itu, tujuan utama memunculkan tematik harus dijelaskan pula. Bobot atau kekuatan tema yang diproduksilebih diutamakan. Bahkan tidak mempersoalkan berapa banyak yang akan menonton. Seperti contoh tema tentang isu pribumi dan non pribumi bagi ethnis Tionghoa dijadikan tema utama dalam tayangan infotainment paparazzi. Padahal jelas biasanya infotainment menyangkut gossip selebritis hingga kawin – cerainya. Namun pemain mangangkat tema yang ke luar dari isu infotainment pada umunya yang seragam di tiap stasiun televisi. Persiapan Pra Produksi di antaranya mempersiapkan tim di luar tim inti yang akan menunjang produksi. Diantaranya mempersiapkan Desain Produksi. Pengertian desain produksi adalah sebuah rancangan produksi yag dipersiapkan untuk memproduksi sebuah mata acara. Tidak berbeda jauh dengan film, desain produksi siaran televisi setidaknya harus memperhatian hal-hal sebagai berkut ; ▪ Jenis mata acara apa yang akan diproduksi ? ▪ Naskah ini punya siapa ? ▪ Menggunkan format video apa ? ▪ Bagaimana memulai Shooting ? ▪ Seluk beluk anggaran. ▪ Dari mana dananya ? ▪ Mempersiapkan crew. ▪ Menyusun tim produksi. ▪ Mempersiapkan pemeran atau pengisi acara. Perkembangan yang terjadi di dunia pertelevisian kian menarik adalah kegiatan kreativitas yang sudah tidak menentu. Orientasi laba tujuan utama pemilik modal secara ekonomi, regulasi pemerintah yang
  • 8. DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SMK NEGERI 1 PUNGGING O c t o b e r 2 3 , 2 0 1 3 kunjung menuai polemik tetang penyiaran, serta lembaga kontrol yang memang tak berdaya. Harus dilawan dengan tayangan yang berkualitas. Menuntut kecerdasan sang kreator televisi dalam memproduksi mata acara televisi. Kini kreator televisi dituntut lebih dapat menggali pelbagai tayangan yang harus mencerdasarkan penonton. Baik hiburan maupun berita. Sunardian Wirodono dalam buku berjudul Matikan TV-Mu berpandangan, Berbagai bentuk materi siaran, apalagi yang berjenis hiburan seperti sinetron, kuis, infotainment, atau reality show sering lepas dari norma-norma kepatutan sebuah karya kreatif, yang semestinya juga harus bertanggung jawab pada tumbuhnya eksplorasi masyarakatnya. Munculnya berbagai kritik dan keluhan sebagian masyarakat mengenai kualitas tayangan program televisi di Indonesia menunjukan hal itu dengan jelas. Misal, banyak sinetron yang bukan saja rendah kualitas tematik, setting sosial, serta miskin dalam pendalaman materi. Apalagi, rendahnya kreativitas pihak produser itu bergabung dengan rendahnya sensibilitas pihak pengelola televisi. Kedua hal tersebut menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap rendahnya kreativitas para pekerja kreatif. C. JENIS TAYANGAN. a) News, Jenis acara televisi banyak, sebut saja program News. Ini sebuah identitas khusus sebuah stasiun televisi. Stasiun televisi swasta nasional maupun lokal menempatkan siaran berita paling utama. Berlomba menyajikan tayangan berita dengan perbedaan angle (sudut pandang) sajian. Askurifai Baksin pakar komunikasi dari Universitas Islam Bandung menyebutkan tayangan berita televisi terfokus pada spot news berita singkat. Liputan 6 pagi, siang,
  • 9. DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SMK NEGERI 1 PUNGGING O c t o b e r 2 3 , 2 0 1 3 petang dan malam serta Liputan 6 terkini mengedepankan berita Straight News secara Spot News. Begitu pula Metro TV dengan Metro Pagi, Metro Siang, Metro Hari Ini dan Metro Malam. Belum lagi Head Line News terfokus pada berita singkat. Banyak lagi, ada Buletin Pagi, Buletin Siang, Buletin Malam dan Seputar Indonesia (RCTI), Fokus (Indosiar) dll. Berbeda di Trans TV, Berita yang lebih mengedepankan In Depth Reporting. Trans TV mengemas sajian berita dengan tayangan Investigasi di program Reportase Sore. Format Berita televisi yang mengedepankan Aktualitas dan Faktualitas, biasanya dilengkapi dengan Feature News, Sport News. Kini bertambah lagi bagiannya, yaitu Jurnalisme Kuliner yang termasuk pada segment Feature News. b) Drama Fiksi, dalam bukunya Kunci Sukses Menulis Skenario, Elizabeth Lutters membagi drama ke beberapa jenis drama fiksi. Pengertiannya adalah, jenis cerita fiksi yang bercerita tentang kehidupan dan perilaku manusia sehari-hari. Jenis cerita drama jika mengikuti teori Aristoteles, hanya digolongkan menjadi tragedy, komedi, dan gabungan antara tragedy dan komedi. c) Drama Tragedi, adalah cerita yang berakhir dengan duka lara atau kematian. Sedangkan Drama Komedi, terbagi menjadi beberapa jenis a.l : ▪ Komedi Situasi, cerita lucu yang kelucuannya bukan berasal dari para pemain, melainkan karena situasinya. ▪ Komedi Slapstic, Cerita lucu yang diciptakan dengan adegan menyakiti para pemainnya, atau dengan gerak vulgar dan kasar. ▪ Komedi Satire, Cerita lucu yang penuh sindiran tajam.
  • 10. DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SMK NEGERI 1 PUNGGING O c t o b e r 2 3 , 2 0 1 3 ▪ Komedi Farce, Cerita lucu yang bersifat dagelan, sengaja menciptakan kelucuan-kelucuan dengan dialog dan gerak laku lucu. D. PENGGOLONGAN JENIS-JENIS PRODUKSI. Pada umumnya terdapat dua metode penggolongan acara siaran : a) Menurut unsur acara siaran - Siaran kata (news features, dramas, talks and discussions, etc.) - Siaran seni suara (serious music, light music, dance, variety, etc.) b) Menurut tujuan acara siaran Berikut ini adalah penggolongan jenis-jenis acara siaran (menurut UNESCO) : ▪ Siaran pemberitaan dan penerangan (News and Information Programmes) - Warta berita (straight news) - Reportase (current affairs) - Penerangan umum (general information) - Pengumuman (public service) ▪ Siaran pendidikan (Educational Programme) - Siaran anak-anak - Siaran remaja - Siaran sekolah - Siaran pedesaan - Siaran keluarga berencana - Siaran agama - Ruangan wanita - Pengetahuan umum
  • 11. DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SMK NEGERI 1 PUNGGING O c t o b e r 2 3 , 2 0 1 3 ▪ Siaran kebudayaan (Culture Programme) - Sastra (literature) - Kesenian daerah (folklore) - Apresiasi seni (art appreciation) ▪ Siaran hiburan (Entertainments) - Musik daerah (local music) - Musik indonesia (national music) - Musik asing (foreign music) - Hiburan ringan (light entertainment) ▪ Siaran lain-lain (Miscellaneous) - Ruangan iklan (commercial spot announcement) - Pembukaan / penutup siaran (opening/closing tune) 2. P R O D U K S I . Setelah perencanaan dan persiapan matang, maka pelaksanaan produksi dimulai. Pengarah acara memimpin jalannya produksi bekerjasama dengan kru dan artis yang terlibat. Masing-masing kru melaksanakan tugasnya seperti rehearsal yang telah dilakukan sebelumnya dan sesuai naskah maupun rundown yang ada. Apabila program acara bukan live show maka semua shot dicatat oleh bagian pencatat dengan menyertakan timecode, isi adegan, dan tanda bagus atau tidak. Catatan ini nantinya akan berguna saat proses editing. Biasanya gambar hasil shooting dikontrol setiap akhir shooting hari itu juga untuk melihat apakah hasil pengambilan gambar sudah bagus. Apabila tidak maka adegan itu perlu diulang pengambilan gambarnya.
  • 12. DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SMK NEGERI 1 PUNGGING O c t o b e r 2 3 , 2 0 1 3 3. POST PRODUCTION / PASCA PRODUKSI. Pasca Produksi merupakan sebuah tahapan akhir dari dari sebuah produksi siaran televisi, namun di dalam tahap pasca produksi ini terdapat beberapa proses lagi di antaranya : ▪ Editing Merupakan penggabungan dari beberapa scene yang telah dishooting pada saat tahap produksi, yang mana disusun dan disesuaikan dengan naskah . ▪ Mixing Merupakan rangkaian dari proses editing , yang mana dalam tahap ini hasil editing di beri sound, atau suara baik berupa beck sound maupun narasi. ▪ Revew Memutar ulang hasil produksi, yang mana bertujuan untuk dikaji ulang kembali , guna mengantisipasi akan terjadinya kesalahan- kesalahan pada saat tahap-tahap sebelumnya. ▪ Revisi Memperbaiki dan menyempurnakan hasil produksi yang ada, apabila terdapat perubahan-perubahan yang dihasilkan dari proses revew di atas. ▪ Hasil Akhir Merupakan proses finalisasi hasil dari sebuah produksi siaran yang mana hasil tersebut memang sudah benar-benar layak untuk On Air atau layak siar. ▪ On Air Proses penyiaran hasil produksi siaran melalui stasiun penyiaran.