SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
Download to read offline
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
BUKU PEGANGAN SISWA DAN GURU
TEKNIK PENYIARAN
MENGIDENTIFIKASI SISTEM SIARAN
TELEVISI
DISUSUN OLEH : ZAINUL ARIFIN, S. Kom
= TEKNIK BROADCASTING =
PAKET KEAHLIAN
TEKNIK PRODUKSI DAN PENYIARAN PROGRAM PERTELEVISIAN
BIDANG KEAHLIAN TEKNIK INFORMASI DAN KOMUNIKASI
DINAS PENDIDIKAN. KAB. MOJOKERTO
SMK NEGERI 1 PUNGGING
2013/2014
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
A. SISTEM SIARAN TELEVISI.
Pengetahuan Dasar Penyiaran Radio dan Televisi, Penyiaran
adalah Pancaran melalui ruang angkasa oleh sumber frekuensi dengan
sinyal yang mampu diterima di telinga atau didengar dan dilihat oleh
publik. (Chester, Garrison, Willis dalam buku “Television and Radio”)
Penyiaran merupakan bentuk pengiriman pesan melalui media
televisi atau radio dengan tidak dikontrol secara teknik oleh penerima.
(Sullivan, Hartley, Saunders, Montgomery, Fiske dalam buku “Key Concept
in Communication and Cultural Studies”)
SEKILAS SEJARAH PENYIARAN
Peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan siaran radio dan siaran
televisi serta perkembangan teknologi informasi secara singkat :
 1887 : Hertz seorang ahli fisika Jerman berhasil mengirim & menerima
gelombang radio
 1895 : Komunikasi radio tanpa kabel ditemukan oleh Marconi (Italia)
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
 1896 : Tabung sinar kathode ditemukan oleh F. Braun (Jerman)
 1920 : Ahli teknik bernama Frank Conrad (USA) membangun pemancar
radio
 1922 : Siaran radio dimulai di Amerika, Perancis, Cina, Jerman dan Uni
Soviet
 1923 : Vladimir Katejev Zworykin berhasil menciptakan sistem televisi
elektris
 1924 : Percobaan untuk televisi dilakukan oleh J.L. Baird (Inggris)
 1926 : NBC (USA) berdiri dan membangun sistem radio jaringan
 1927 : CBS (USA) berdiri
 1929 : Siaran Percobaan BBC (Inggris)
 1936 : Siaran TV dimulai oleh BBC (Inggris)
 1939 : Percobaan siaran TV dimulai di Jepang (NHK)
 1951 : Percobaan siaran TV berwarna di Amerika Serikat
 1954 : Amerika menetapkan sistem siaran TV berwarna (NTSC)
 1957 : Percobaan siaran TV berwarna oleh NHK
 1960 : Siaran TV berwarna sistem NTSC dimulai di NHK
 1965 : Siaran televisi dimulai di Indonesia (ASEAN games)
 1967 :Siaran TV berwarna sistem PAL dimulai di Inggris, Jerman Barat,
Belanda.
 1967 : Siaran TV berwarna sistem SECAM dimulai di Perancis dan Uni
Soviet
 1969 : Apollo 11 (USA) berhasil mengirim gambar bulan yang
berwarna
 1976 : Satelit Palapa diluncurkan (Indonesia)
 1977 : Siaran TV berwarna dimulai di Indonesia (sistem PAL)
 2000 : Siaran TV digital dimulai di Amerika
 2001 : Siaran TV satelit digital dimulai di Jepang
 2003 : Siaran TV lewat pemancar di darat UHF/VHF dimulai di Jepang
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
Sejarah media penyiaran dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu
sejarah media penyiaran sebagai penemuan teknologi dan sejarah media
penyiaran sebagai suatu industri. Sejarah media penyiaran sebagai
penemuan teknologi berawal dari ditemukannya radio oleh para ahli
teknik di Eropa dan Amerika.Sejarah media penyiaran sebagai suatu
industri dimulai di Amerika.
SIFAT MEDIA PENYIARAN
Media penyiaran sebagai salah satu bentuk media massa memiliki
ciri dan sifat yang berbeda dengan media massa lainnya, bahkan diantara
sesama media penyiaran, misalnya antara radio dan televisi, terdapat
berbagai perbedaan sifat.
JENIS MEDIA
CETAK, sifatnya :
 dapat dibaca, dimana dan kapan saja
 dapat dibaca berulang-ulang
 daya rangsang rendah
 pengolahan bisa mekanik, bisa elektris
 biaya relatif rendah
 daya jangkau terbatas
RADIO, sifatnya :
 dapat didengar bila siaran
 dapat didengar kembali bila diputar kembali
 daya rangsang rendah
 elektris
 relatif murah
 daya jangkau besar
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
TELEVISI, sifatnya :
 dapat didengar dan dilihat bila ada siaran
 dapat dilihat dan didengar kembali, bila diputar kembali
 daya rangsang sangat tinggi
 elektris
 sangat mahal
 daya jangkau besar
Televisi dan radio dapat dikelompokkan sebagai media yang
menguasai ruang tetapi TIDAK MENGUASAI WAKTU, sedangkan media
cetak menguasai waktu tetapi tidak menguasai ruang. Artinya siaran dari
media televisi atau radio dapat diterima dimana saja dalam jangkauan
pancarannya (menguasai ruang) tetapi siarannya tidak dapat dilihat
kembali.
Media cetak untuk sampai kepada pembacanya memerlukan
waktu (tidak menguasai ruang) tetapi dapat dibaca kapan saja dan dapat
diulang-ulang (menguasai waktu). Perbedaan sifat inilah yang
menyebabkan adanya jurnalistik televisi, jurnalistik radio dan juga
jurnalistik cetak, namun semuanya tetap tunduk pada ilmu induknya yaitu
ilmu komunikasi.
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
B. STANDARISASI PENYIARAN
Secara garis besar, standar penyiaran televisi dibedakan menjadi 2
macam yaitu sistem analog dan sistem digital. Perbedaan yang paling
mendasar antara sistem penyiaran televisi analog dan digital terletak pada
penerimaan gambar lewat pemancar. Pada sistem analog, semakin jauh
dari stasiun pemancar televisi, sinyal akan melemah dan penerimaan
gambar menjadi buruk dan berbayang. Sedangkan pada sistem digital,
siaran gambar yang jernih akan dapat dinikmati sampai pada titik dimana
sinyal tidak dapat diterima lagi. Dapat dikatakan, siaran digital hanya
mengenal dua kondisi status, terima (kode 1) atau tidak (kode 0).
Siaran televisi digital terestrial berisikan siaran stasiun-stasiun
televisi yang beroperasi secara ‘free-to-air’, sehingga masyarakat tidak
dipungut bayaran untuk menonton. Siaran televisi digital ini dapat
diterima di televisi analog dengan memanfaatkan perangkat Digital Set
Top Box (STB)/Digital Receiver/DVB-T Receiver yang mengubungkan
antena dengan televisi analog.
Digital Set Box
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
Dengan kata lain Digital STB adalah sebuah dekoder untuk mengubah
sinyal digital menjadi gambar dan suara dan menampilkannya pada
pesawat televisi analog.
SISTEM ANALOG
Ada 3 standar yang digunakan dalam sistem penyiaran analog.
 NTSC. Standar ini digunakan di Amerika serikat, Kanada, Meksiko,
Jepang, dan banyak Negara lainnya. Spesifikasi standar penyiaran ini
dibuat oleh National Television Standar Comitee pada tahun 1952.
Standar ini mendefinisikan sebuah metode untuk mengenkode
informasi kedalam sinyal video terbuat dari 525 garis Horizontal yang
di-scan dan digambar ke dalam wajah dalam tabung gambar berfosfor
setiap 1/30 detik dengan electron yang bergerak cepat.
 PAL. Sistem Phase Alternate Line (PAL) digunakan di Inggris, Eropa
Barat, Australia, Afrika Selatan, Cina, dan Amerika Selatan. PAL
meningkatkan resolusi layer menjadi 625 garis Horizontal, namun
memperlambat kecepatan scan menjadi 25 frame per detik. Sama
seperti saat penggunaan NTSC, garis genap dan ganjil digabungkan ,
setiap field memerlukan 1/50 detik untuk menggambar (50Hz).
 SECAM. Sistem Sequantial Color and Memory digunakan di Perancis.
Eropa timur, USSR (sekarang Rusia), dan beberapa Negara lain.
Meskipun SECAM merupakan system dengan 625 garis, 50 Hz, namun
berbeda jauh dari system warna NTSC dan PAL dalam hal dasar
teknologi dan metode penyiaran. Terkadang TV yang dijual di Eropa
memanfaatkan dual komponen dan dapat menggunakan system PAL
dan SECAM.
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
SISTEM PENYIARAN DIGITAL
Televisi digital (bahasa Inggris: Digital Television, DTV) atau
penyiaran digital adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi digital
dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal video, audio dan data ke
pesawat televisi. TV Digital bukan berarti pesawat televisinya yang digital,
namun lebih kepada sinyal yang dikirimkan adalah sinyal digital atau
mungkin yang lebih tepat adalah siaran digital (Digital Broadcasting).
Terdapat tiga standar sistem pemancar televisi digital di dunia,
yaitu televisi digital (DTV) di Amerika, penyiaran video digital terestrial
(DVB-T) di Eropa, dan layanan penyiaran digital terestrial terintegrasi
(ISDB-T) di Jepang.Semua standar sistem pemancar sistem digital
berbasiskan sistem pengkodean OFDM dengan kode suara MPEG-2 untuk
ISDB-T dan DTV serta MPEG-1 untuk DVB-T.
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
Dibandingkan dengan DTV dan DVB-T, ISDB-T sangat fleksibel dan
memiliki kelebihan terutama pada penerima dengan sistem seluler.ISDB-T
terdiri dari ISDB-S untuk transmisi melalui kabel dan ISDB-S untuk
tranmisi melalui satelit. ISDB-T dapat diaplikasikan pada sistem dengan
lebar pita 6,7MHz dan 8MHz. Fleksibilitas ISDB-T bisa dilihat dari mode
yang dipakainya, dimana mode pertama digunakan untuk aplikasi seluler
televisi berdefinisi standar (SDTV), mode kedua sebagai aplikasi penerima
seluler dan SDTV atau televisi berdefinisi tinggi (HDTV) beraplikasi tetap,
serta mode ketiga yang khusus untuk HDTV atau SDTV bersistem
penerima tetap. Semua data modulasi sistem pemancar ISDB-T dapat
diatur untuk QPSK dan 16QAM atau 64QAM. Perubahan mode ini bisa
diatur melalui apa yang disebut kontrol konfigurasi transmisi dan
multipleks (TMCC).
Frekuensi sistem penyiaran televisi digital dapat diterima
menggunakan antena yang disebut televisi terestrial digital (DTT), kabel
(TV kabel digital), dan piringan satelit.Alat serupa telepon seluler
digunakan terutama untuk menerima frekuensi televisi digital berformat
DMB dan DVB-H.Siaran televisi digital juga dapat diterima menggunakan
internet berkecepatan tinggi yang dikenal sebagai televisi protokol
internet (IPTV).
C. JENIS-JENIS PENYIARAN TELEVISI
Sebelum kita mengetahui jenis-jenis penyiaran televisi ada baiknya
kita ketahui telebih dahulu asal mula televisi tersebut.Televisi adalah
sebuah alat penangkap siaran bergambar.Kata televisi berasal dari kata
tele dan vision; yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan
tampak (vision).Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
jauh.Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena
penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia.Di Indonesia sendiri
‘televisi’ secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi.
JENIS-JENIS PENYIARAN.
1. Televisi analog mengkodekan informasi gambar dengan
memvariasikan voltase dan/atau frekuensi dari sinyal. Seluruh sistem
sebelum Televisi digital dapat dimasukan ke analog.
Sistem yang dipergunakan dalam televisi analog adalah NTSC (National
Television System(s)) Committee, badan industri pembuat standar
yang menciptakannya.
Sistem ini sebagian besar diteraapkan di Amerika Serikat (AS) dan
beberapa bagian Asia Timur, seperti: China/Tiongkok, Jepang, Korea
Utara, Korea Selatan, Taiwan, Mongolia.
Sementara, sistem PAL (Phase-Alternating Line, phase alternation by
line atau untuk phase alternation line). Dalam bahasa Indonesia: garis
alternasi fase), adalah sebuah encoding berwarna digunakan dalam
sistem televisi broadcast, digunakan di seluruh dunia. PAL
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
dikembangkan di Jerman oleh Walter Bruch, yang bekerja di
Telefunken, dan pertama kali diperkenalkan pada 1967.
2. Televisi digital (bahasa Inggris: Digital Television, DTV) adalah jenis
TV yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk
menyebarluaskan video, audio, dan signal data ke pesawat televisi.
Televisi resolusi tinggi atau high-definition television (HDTV), yaitu:
standar televisi digital internasional yang disiarkan dalam format 16:9
(TV biasa 4:3) dan surround-sound 5.1 Dolby Digital. Ia memiliki
resolusi yang jauh lebih tinggi dari standar lama.
Penonton melihat gambar berkontur jelas, dengan warna-warna
matang, dan depth-of-field yang lebih luas daripada biasanya. HDTV
memiliki jumlah pixel hingga 5 kali standar analog PAL yang digunakan
di Indonesia.
3. Televisi kabel adalah sistem penyiaran acara televisi lewat frekuensi
radio melalui serat optik atau kabel coaxial dan bukan lewat udara
seperti siaran televisi biasa yang harus ditangkap antena. Selain acara
televisi, acara radio FM, internet, dan telephon juga dapat disampaikan
lewat kabel.
Sistem ini banyak dijumpai di Amerika Utara, Eropa, Australia, Asia
Timur, Amerika Selatan, dan Timur Tengah.Televisi kabel kurang
berhasil di Afrika karena kepadatan penduduk yang rendah di berbagai
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
daerah. Seperti halnya radio, frekuensi yang berbeda digunakan untuk
menyebarkan banyak saluran lewat satu kabel.Sebuah kotak penerima
digunakan untuk memilih satu saluran televisi.
Sistem televisi kabel modern sekarang menggunakan teknologi digital
untuk menyiarkan lebih banyak saluran televisi daripada sistem
analog.
4. Televisi satelit adalah televisi yang dipancarkan dengan cara yang
mirip seperti komunikasi satelit, serta bisa disamakan dengan televisi
lokal dan televisi kabel. Di banyak tempat di bumi ini, layanan televisi
satelit menambah sinyal lokal yang kuno, menghasilkan jangkauan
saluran dan layanan yang lebih luas, termasuk untuk layanan berbayar.
Sinyal televisi satelit pertama disiarkan dari benua Eropa ke satelit
Telstar di atas Amerika Utara pada tahun 1962.Satelit komunikasi
geosynchronous pertama, Syncom 2 diluncurkan pada tahun
1963.Komunikasi satelit komersial pertama di dunia, disebut Intelsat_I
(disebut juga Early Bird), diluncurkan ke orbit pada tanggal 6 April
1965.Satelit jaringan televisi nasional pertama, Orbita, dibuat di Uni
Soviet pada tahun 1967.Satelit domestik Amerika Utara pertama yang
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
memuat siaran televisi adalah geostasiun Anik 1 milik Kanada, yang
diluncurkan pada tahun 1872.
D. KHALAYAK PENYIARAN PUBLIK
Secara umum, proses komunikasi diartikan sebagai proses
terdistribusinya informasi dari komunikator kepada komunikan. Proses
ini bisa menggunakan media ataupun langsung. Bila menggunakan media,
maka komunikan disebut juga sebagai khalayak. Dalam proses komunikasi
terdapat tujuh elemen yang dapat didedah walaupun kita lebih sering
menelaah proses komunikasi melalui lima elemen utama, sesuai dengan
formula Harold Laswell, yaitu who says what in which channel with what
effects.
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
Who atau komunikator adalah sumber informasi dimana informasi
disusun dan diformulasikan menjadi pesan.Says what adalah pesan atau
teks media.Informasi adalah satuan terkecil dari pesan. Pesan dapat
diartikan sebagai kumpulan informasi yang telah diberi makna atau
tambahan analisis untuk mengurangi ketidakyakinan pihak-pihak yang
terlibat dalam suatu proses komunikasi.
In which channel adalah media. Walau sebenarnya merupakan
elemen yang berbeda, media dan komunikator biasanya disamakan,
terutama dalam proses komunikasi yang melibatkan media massa. Media
sendiri dapat diartikan sebagai teknologi dan pengorganisasian sumber
daya untuk mendistribusikan pesan, sementara komunikator adalah pihak
yang mencari, memformulasi, dan mengirimkan pesan melalui media tadi.
Teknologi media radio siaran tentu berbeda dengan media baru seperti
sebuah situs di internet. Begitu juga dengan pengorganisasian sumber
daya.
Pengorganisasian untuk media komersial yang padat modal tentu
saja berbeda dengan media publik yang visi dan tujuannya untuk
memberdayakan masyarakat. Elemen berikutnya adalah ‘to whom’, yang
juga disebut komunikan atau khalayak. ‘To whom’ adalah sasaran atau
tujuan akhir dari distribusi informasi. Akibat perkembangan peradaban
dan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, posisi komunikator
dan komunikan kini semakin setara dan bisa saling bertukar peran dengan
sangat cair dan mudah.
Elemen terakhir adalah ‘with what effects’ atau efek setelah pesan
atau sekumpulan informasi diterima oleh khalayak. Efek inilah indikator
keberhasilan suatu proses komunikasi. Bila muncul kesamaan
pemahaman, bisa dikatakan proses komunikasi tersebut berhasil. Efek
sendiri memiliki spektrum yang luas, misalnya efek menurut jangka
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
waktunya, ada efek jangka panjang, menengah, dan pendek. Juga menurut
aspek kesengajaan, ada efek yang disengaja seperti dalam proses
komunikasi pembangunan, ada pula efek yang tidak disengaja, juga
terdapat efek yang diinginkan dan tidak diinginkan. Khalayak yang
semakin paham dengan hak-hak politiknya adalah efek yang diinginkan
dalam proses komunikasi yang melibatkan media penyiaran publik.
Sementara itu, efek yang tidak diinginkan adalah terpicunya
peningkatan kekerasan dan pornografi di masyarakat sebagai akibat
tayangan media yang tak pantas. Efek yang muncul di khalayak juga dapat
dilihat melalui tiga level, yaitu level personal, level kelompok-kelompok
masyarakat, dan masyarakat secara umum. Masih terdapat dua elemen
lain dalam proses komunikasi yang jarang disebut karena dianggap
merupakan elemen tambahan, yakni gangguan (noise), dan umpan-balik
(feedback).
Gangguan adalah keadaan yang menghambat atau mengganggu
proses distribusi informasi dari komunikator kepada komunikan.
Gangguan ini bisa berwujud banyak hal, mulai dari tidak jelasnya tulisan
di media cetak, suara yang tidak jelas dalam siaran radio hingga gangguan
koneksi saat mengakses internet. Intinya, semua kejadian atau keadaan
yang muncul ketika proses komunikasi berjalan dan berpotensi
mengganggu “perjalanan” informasi dari komunikator kepada khalayak
disebut sebagai “noise”.
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
Sementara itu, umpan-balik adalah respon yang diberikan
khalayak kepada komunikator ataupun media setelah informasi diterima
dan dimaknai. Umpan-balik ini bisa merupakan upaya untuk memperjelas
informasi, memperkuat informasi, atau pun memperbaiki informasi bila
dinilai salah atau kurang tepat oleh komunikan. Pada titik ini sebenarnya
elemen khalayak, efek, dan umpan-balik adalah elemen yang “menyatu”
bila khalayak itu aktif dan partisipatif dalam proses komunikasi. Khalayak
yang aktif dan partisipatif akan berusaha mewujudkan efek yang sebaik
dan semaksimal mungkin bagi dirinya dengan memberikan umpan-balik
yang sesuai dan memadai di dalam proses komunikasi.
Istilah media publik misalnya, adalah upaya untuk menyinergikan
media dengan khalayak. Pada dasarnya media publik bertujuan
menjadikan khalayak partisipatif dan terberdayakan. Jadi, bisa
disimpulkan bahwa untuk mewujudkan media publik yang baik, bukan
hanya diperlukan penataan dari sisi institusi media, tetapi juga dari sisi
khalayak dan regulasi, di mana pemahaman khalayak atas media
ditingkatkan dan regulasi yang memperkuat visi kepublikan diwujudkan.
Untuk lebih memperluas pemahaman kita tentang proses
komunikasi publik, perlu kiranya kita pahami dua definisi dari komunikasi
publik. Proses komunikasi publik sendiri memiliki dua definisi. Pertama,
komunikasi dalam publik, yaitu proses komunikasi yang berlangsung
dalam institusi masyarakat sipil. Berkomunikasi dalam wilayah
masyarakat sipil menjadikan relasi antar individu lebih dekat dalam fungsi
relasi untuk integrasi dan saling memahami, bukan untuk mencari profit
atau “menguasai” individu lain. Artinya, proses komunikasi jenis ini adalah
komunikasi yang terjadi di dalam ranah masyarakat dan dilakukan oleh
individu dalam masyarakat.
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
Motif utama dari jenis komunikasi ini adalah motif sosiokultural,
yaitu mengutamakan terciptanya relasi, mengelola konflik, dan memahami
antarkelompok di masyarakat dengan baik. Proses komunikasi yang
dilakukan oleh media komunitas atau lembaga penyiaran komunitas, juga
proses komunikasi yang dilakukan oleh berbagai kelompok masyarakat
sipil adalah jenis komunikasi publik yang pertama ini.
Kedua, proses komunikasi publik dapat bermakna proses
komunikasi untuk publik atau bervisi kepublikan. Proses komunikasi
seperti ini bisa terjadi di dua wilayah yang lain, negara dan pasar, tidak
hanya di ranah masyarakat. Negara mesti berperan di sini, antara lain
menyediakan media dan prasarana pendukung yang digunakan untuk
memberdayakan masyarakat. Untuk media penyiaran, apa yang sudah
berusaha dibentuk oleh negara, Lembaga Penyiaran Publik (LPP), yaitu
Radio Republik Indonesia (RRI) dan Televisi Republik Indonesia (TVRI)
adalah contoh terbaik proses komunikasi publik yang berusaha kita
wujudkan bersama.
Untuk media baru, kita masih menunggu strategi yang bagus dari
pemerintah, dan juga negara, untuk membuat masyarakat kita
mendapatkan haknya atas informasi dan berkomunikasi melalui
ketersediaan kanal dan teknologi informasi dan komunikasi yang
memadai, terutama bagi kelompok-kelompok masyarakat yang
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
terpinggirkan karena rendahnya kemampuan ekonomi dan politik.
Peningkatan kapasitas dan revitalisasi berbagai media publik, khususnya
Lembaga Penyiaran Publik, adalah isu yang sangat penting untuk
mewujudkan proses komunikasi publik yang dilakukan bukan oleh
masyarakat sendiri.
Dalam konteks Indonesia, khalayak media publik adalah anggota
masyarakat yang mengakses kumpulan informasi atau pesan media yang
disampaikan oleh media publik. Di negeri kita ini, secara eksplisit yang
disebut media publik adalah Lembaga Penyiaran Publik seperti yang
termuat di dalam Undang Undang nomor 32 tahun 2002 tentang
Penyiaran. Secara lebih spesifik lagi, yang dimaksud dengan Lembaga
Penyiaran Publik adalah RRI dan TVRI. Kedua institusi ini dahulu
bukanlah media publik melainkan media pemerintah yang berperan
sebagai corong penguasa.
Setelah lebih dari satu dekade, stigma tersebut masih terasa
walaupun upaya melekatkan RRI dan TVRI kepada warga atau publik
sudah mulai berhasil. Pemosisian dan revitalisasi RRI dan TVRI perlu terus
dilakukan akan terwujud media publik yang benar-benar independen dan
berguna meningkatkan kesadaran warga atas hak mereka mendapatkan
informasi dan berkomunikasi dengan sebaik-baiknya.
E. BENTUK LEMBAGA PENYIARAN
Dalam usaha membangun sistem penyiaran yang demokratis, saat
ini UU Penyiaran yang sedang dalam proses revisi, hendaknya
mengakomodasi tiga jenis penyiaran yang relevan dengan kondisi
Indonesia, yakni Penyiaran Publik, Penyiaran Swasta, dan Penyiaran
Komunitas. Masing-masing jenis lembaga penyiaran tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut.
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
1. Penyiaran Publik
Secara khusus, publik dalam istilah penyiaran publik
diposisikan dalam dua pengertian, yakni sebagai khalayak (pemirsa
atau pendengar) dan sebagai partisipan yang aktif. Pemahaman ini
terkait dengan kebebasan menyatakan pendapat, hak untuk
mendapatkan informasi, serta upaya pemberdayaan masyarakat dalam
proses menuju civil society. Sementara mengenai syarat penyiaran
publik (public service broadcasting), diantaranya adalah media yang:
a. tersedia (available) secara “general-geographis”,
b. memiliki concern terhadap identitas dan kultur nasional,
c. bersifat independen, baik dari kepentingan negara maupun
kepentingan komersil,
d. memiliki imparsialitas program,
e. memiliki ragam variasi program, dan
f. pembiayaannya dibebankan kepada pengguna media.
Definisi tersebut mengandaikan bahwa penyiaran publik
dibangun didasarkan pada kepentingan, aspirasi, gagasan publik yang
dibuat berdasarkan swadaya dan swamandiri dari masyarakat atau
publik pengguna dan pemetik manfaat penyiaran publik.Oleh karena
itu, ketika penyiaran publik dibangun bersama atas partisipasi publik,
maka fungsi dan nilai kegunaan penyiaran publik tentunya ditujukan
bagi berbagai kepentingan dan aspirasi public.
Kemudian, untuk menjawab kehadiran media penyiaran publik di
Indonesia saat ini, terdapat hal yang perlu diperhatikan.
Pertama, telekomunikasi sebagai basis material.Keberadaan
media penyiaran publik bertumpu pada ranah (domain)
telekomunikasi, yaitu fasilitas transmisi signal.Setiap transmisi
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
menggunakan jalur telekomunikasi berupa gelombang elektromagnetik
yang ‘dikuasai’ negara.Regulasi penyiaran publik harus menjamin
pengelolaan spektrum gelombang tersebut dalam bingkai penguatan
publik.
Kedua, orientasi fungsi publik sebagai basis kultural.Basis
kultural dari keberadaan media penyiaran publik sebagai institusi
publik ditentukan oleh nilai bersama yang menjadi dasar
keberadaannya.Nilai dasar ini mulai dari ketentuan hukum, kebijakan
negara, serta konsensus yang tumbuh di lingkungan masyarakat
tentang orientasi dan fungsi sosial-kultural yang harus dijalankan oleh
media penyiaran publik.nilai bersama ini diharapkan dirumuskan oleh
kaum profesional penyiran publik sebagai titik awal dalam
penghayatan atas orientasi fungsional kelembagaan.
Ketiga, sistem jaringan publik. Sistem penyiaran publik pada
dasarnya berupa ranah jaringan (networks) penyiaran dan stasiun
penyiaran. Masing-masing ranah ini dapat memiliki pola orientasi
fungsional yang spesifik, serta pola hubungan institusional satu sama
lain. Rumusan kedua macam pola ini diperlukan sebagai dasar sistemik
kelembagaan penyiaran publik. Keberadaan media penyiran publik
juga ditentukan oleh dukungan sosial dan finansial.Secara kongkrit
dukungan ini diwujudkan melalui adanya stake-holder yang berfungsi
untuk mendorong dan mengawasi jalannya fungsi kultural penyiaran
publik, dan memberi dukungan sistem finansial beroperasinya
penyiaran publik.
Keempat, adanya code of conduct profesi dan institusi. Code of
conduct dimaksudkan untuk memelihara standar profesi.Biasanya
mencakup visi dan misi yang menjadi landasan dari seluruh standar
tindakan dan nilai hasil kerja kaum prefesional, bertolak dari sikap
terhadap masyarakat, dan pemaknaan atas hasil kerja dalam konteks
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
sosial. Pemaknaan hasil kerja dalam konteks sosial ini perlu
ditempatkan dalam konteks makna sosial dari media penyiaran publik.
Sebagai acuan standar tindakan profesional dan hasil kerjanya suatu
institusi memiliki dua sisi, eksternal untuk menjaga makna sosial dari
media massa, dan internal sebagai dasar dalam penilaian (evaluasi)
profesional sebagai bagian dalam sistem manejemen personalia.
Kelima, sistem kontrol fungsi publik.Untuk menjaga agar suatu
institusi dapat berjalan dalam penyelenggaraan yang bersih, perlu
dijunjung tinggi prinsip akuntabilitas terhadap stake-holder khususnya
dan publik umumnya. Akuntabilitas memiliki dua sisi, menyangkut
parameter akuntabilitas akuntasi dan menyangkut prinsip
akuntabilitas sosial untuk menjaga orientasi fungsionalnya kepada
publik.Jika pertanggung jawaban akuntansi melalui lembaga audit
(publik maupun negara), maka akuntabilitas sosial perlu
dipertanggung-jawabkan kepada stake-holder dan lembaga yang
relevan.Lewat akuntabilitas sosial ini kontrol atas fungsi publik yang
harus dijalankan oleh media penyiaran publik dapat berjalan.
Secara filosofis, urgensi kehadiran media penyiaran publik
berangkat dari kehidupan publik yang dilihat dari posisi sebagai warga
masyarakat hanya dalam dua ranah, yaitu dalam lingkup kekuasaan
dan lingkup pasar. Padahal, masyarakat memiliki ruang tersendiri
untuk berapresiasi, berkarya, berpendapat, dan bersikap terhadap
realitas yang ada di sekelilingnya. Oleh karena itu, munculnya
pandangan dikotomis yang mengabaikan peran dan posisi warga
negara dalam konteks hubungan sosial dan bernegara telah
mengabaikan adanya kenyataan tentang ranah publik yang diharapkan
dapat menjadi zona bebas dan netral yang di dalamnya berlangsung
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
dinamika kehidupan yang bersih dari kekuasaan dan pasar. Habermas
menyebut ranah ini sebagai ranah publik atau public sphere.
Secara garis besar, ada empat alasan mengapa lembaga
penyiaran publik itu penting dalam sistem demokrasi.
Pertama, dalam konteks kehidupan demokrasi dan penguatan
masyarakat sipil, sejatinya, publik berhak mendapatkan siaran yang
lebih mencerdaskan, lebih mengisi kepala dengan sesuatu yang lebih
bermakna dibandingkan sekedar menjual kepala kepada pemasang
iklan melalui logika rating.
Kedua, berkait dengan yang pertama, warga berhak
memperoleh siaran yang mencerdaskan tanpa adanya batasan
geografis, lebih-lebih sosio-politis. Argumen kedua ini penting karena
lembaga penyiaran swasta akan selalu berfikir dalam kerangka besaran
jumlah penduduk dan potensi ekonomi untuk membuka jaringannya.
Akibatnya, daerah-daerah yang miskin dan secara ekonomi tidak
menguntungkan tidak akan mendapatkan layanan siaran swasta.
Ketiga, penyiaran publik merupakan entitas penyiaran yang
memiliki concern lebih terhadap identitas dan kultur nasional. Jika
lembaga penyiaran swasta acapkali dituduh menjadi bagian dari apa
yang sering disebut sebagai imperalisme budaya, maka lembaga
penyiaran publik justru sebaliknya. Keberadaan lembaga penyiaran
publik penting dalam rangka menjaga identitas dan kultur nasional
yang bersifat dinamis.
Keempat, demokrasi media niscaya memerlukan lembaga
penyiaran yang bersifat independent, baik dilihat dari kepentingan
negara maupun komersial. Hal ini penting digarisbawahi karena
lembaga penyiaran yang dikontrol negara akan cenderung menjadi
ideological state aparatus, sedangkan lembaga penyiaran yang
dikontrol swasta akan mengakibatkan penggunaan logic of
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
acumulationand exclusion sebagai penentu apa dan bagaimana sesuatu
ditayangkan.
Sebagaimana nanti dapat dilihat dalam pembahasan
selanjutnya, dominasi lembaga penyiaran swasta telah membuat hanya
kelompok masyarakat tertentu yang direpresentasikan dalam media
penyiaran nasional. Demikian juga dengan tayangan yang hanya
memenuhi keinginan pasar dibandingkan dilandasi oleh usaha yang
sungguh-sungguh untuk turut serta, katakanlah, mencerdaskan
kehidupan masyarakat.
Kemudian, dalam konteks budaya, terdapat delapan prinsip
yang dibawa oleh lembaga penyiaran publik.
Pertama, geographic universality.Prinsip ini menggambarkan
bagaimana seharusnya penyelenggaraan penyiaran publik berorientasi
pada publik secara luas.Keterjangkauan siaran di seluruh lapisan
masyarakat merupakan hal penting yang harus diwujudkan.
Kedua, catering for all interest and taste.Prinsip ini mendorong
lembaga penyiaran publik memproduksi semua program yang
memenuhi kepentingan publik termasuk untuk kelompok minoritas.
Ketiga, catering for minorities. Prinsip ini menopang idealisme
lembaga penyiaran publik untuk senantiasa menaruh perhatian pada
program-program acara bagi publik minoritas misalnya menyangkut
persoalan anak-anak, rasial, atau minoritas gender. Melalui lembaga
penyiaran publik kelompok-kelompok minoritas akan memiliki ruang
berekspresi yang bermakna bagi tumbuh kembangnya wacana publik
tanpa harus tertekan oleh kepentingan kelompok elit atau mayoritas.
Keempat, detachment from vested interest and
government.Prinsip ini mengindikasikan pentingnya kemandirian
lembaga penyiaran publik dari pengaruh atau intervensi pihak luar
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
seperti pemerintah, partai politik, pemodal atau kelompok-kelompok
kepentingan lainnya.Kemandirian ini penting artinya untuk menjaga
konsistensi lembaga penyiaran publik pada kepentingan-kepentingan
publik.
Kelima, one broadcasting system to be directly founded by the
corpus of users. Berdasarkan prinsip tersebut lembaga penyiaran publik
dituntut untuk mencanangkan pendanaan langsung dan pembayaran
yang relatif universal. Sifat pendanaan demikian akan memberikan
ruang independensi yang luas bagi lembaga karena tidak perlu
bergantung pada pihak-pihak tertentu. Alternatif pendanaan yang
dimaksud dapat bersumber dari iuran penyiaran, donasi perorangan,
yayasan atau perusahaan-perusahaan juga subsidi pemerintah.
Keenam, competition in good programming rather than
numbers.Prinsip ini menegaskan teori diversity of content sekaligus
mengarahkan lembaga penyiaran publik untuk memproduksin dan
menyiarkan program-program berkualitas yang tidak hanyak
mengikuti rating dan selera pasar sebagaimana terjadi pada lembaga
penyiaran komersial.
Ketujuh, guideliness to liberate programming makers and not
restricted them. Prinsip ini menegaskan perlunya pedoman untuk
memberi kebebasan kepada pengelola lembaga penyiaran publik untuk
mebuat program-program sesuai tuntutan kreativitas, bukan malah
membatasi dengan berbagai sensor dan tekanan.
2. Penyiaran Swasta
Secara mendasar, lembaga penyiaran swasta bersifat komersial
dan menggantungkan hidupnya dari pemasukan iklan. Namun, sebagai
institusi yang mempergunakan ranah publik, ia harus terikat oleh
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
ketentuan-ketentuan di dalam peraturan perundang-undangan di
bidang penyiaran. Dalam konteks televisi swasta Indonesia,
kecenderungannya sangat sentralistik. Untuk itulah, sistem penyiaran
swasta berjaringan menjadi sebuah keniscayaan.
Alasannya, televisi swasta nasional mampu menjangkau 80%
penduduk di Indonesia.Sementara penduduk yang mempunyai akses
terhadap televisi sebesar 67%. Jadi, jumlah potensial viewers-nya
berkisar sekitar 118 juta penduduk. Ini berarti sekitar 118 juta
penduduk mempunyai akses terhadap televisi. Masing-masing televisi
sudah menjangkau antara 60 sampai dengan 99 % penduduk yang
mempunyai akses terhadap televisi. Ada dua hal yang dapat dicatat dari
sini.
Pertama, jumlah penduduk yang mampu mengakses televisi
baru separuhnya.
Kedua, di sisi lain, televisi sudah mampu menjangkau sekitar 60
sampai 90% dari mereka yang mempunyai akses. Ini sebenarnya sudah
dapat dikatakan sangat tinggi mengingat di AS saja regulasinya
mengatakan bahwa seseorang dapat memiliki stasiun televisi dalam
jumlah yang tidak terbatas, tetapi tidak boleh menjangkau lebih dari
39% television’shousehold atau nation’s TV homes.
Bila dilihat dari yang lain, maka pelaksanaan stasiun televisi
berjaringan sebenarnya adalah sebuah kesempatan (opportunity) yang
memberikan jalan dan kelonggaran bagi stasiun televisi nasional yang
saat ini siaran, baik bagi yang sudah untung besar maupun yang masih
“berdarah-darah”. Stasiun televisi berjaringan ini akan ikut
membangun berkembangnya televisi lokal, merangsang dan
membangun dinamika ekonomi dan sosial dan budaya lokal. Rumah
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
produksi lokal akan tumbuh, biro iklan lokal, lembaga “rating” lokal
juga akan tumbuh, dan lain-lain kegiatan sosial ekonomi dan budaya.
Hal semacam ini tentu saja akan mendapat dukungan ekonomi
dan sosial lokal. Posisi televisi jaringan semacam ini akan sangat kuat
posisinya di tingkat lokal karena mendapat dukungan lokal, yang pada
gilirannya menjadi stasiun televisi berjaringan yang sangat kuat secara
nasional, baik dilihat dari kaca mata sosial, budaya maupun ekonomi.
Di sini, diperlukan sebuah pemimpin stasiun televisi yang
visioner, yang sebenarnya sudah dituntun oleh Undang-undang
Penyiaran. Dalam hubungan ini, bila semua stasiun televisi nasional
melakukan transformasi seperti yang telah disebutkan di atas, maka
akan tercipta sebuah sistem penyiaran yang sehat, yang menjamin
adanya “diversity of ownership” dan “diversity of content”, yang akan
memperkuat dan memperkaya bangsa ini baik secara sosial, ekonomi,
budaya dan politik.
3. Penyiaran Komunitas
Media komunitas hadir sebagai media alternatif yang
mengusung keberagaman kepemilikan (diversity of ownership), yang
juga mendorong adanya keberagaman isi (diversity of content) dalam
program-program siaran karena melayani komunitasnya yang juga
beragam.
Kemudian, oleh karena keberagaman kepemilikan itulah,
masyarakat bisa melakukan kontrol sendiri (self controlling) terhadap
isi siaran. Pengelola lembaga penyiaran komunitas, tidak bisa
sewenang-wenang menayangkan program siaran yang tidak sesuai
dengan nilai, aturan, maupun budaya lokal.
Media komunitas pada dasarnya memainkan peran yang
hampir sama dengan media massa pada umumnya, hanya saja pada
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
wilayah (level of playing field) yang terbatas. Dibatasinya jangkauan
layanan jenis media penyiaran ini justru diharapkan dapat memberikan
layanan secara lebih spesifik dan membuka partisipasi secara lebih
sempurna kepada komunitasnya.
Semakin luas jangkauan siaran akan semakin sulit
mendapatkan partisipasi dari masyarakat, karena apapun media ini
merupakan refleksi kebutuhan komunitasnya. Dengan demikian, ada
pula fungsi kontrol sosial yang dimilikinya, fungsi menghibur, mendidik
dan menginformasikan berita yang benar-benar merefleksikan
kebutuhan komunitasnya.
Selanjutnya, dalam rangka menjawab kebutuhan kebutuhan
tersebut, empat prinsip mendasar yang harus diperhatikan dalam
penyelenggaraan penyiaran komunitas.
Pertama, berskala lokal dan mendorong partisipatif warga.
Karena tipologinya yang mendorong partisipasi warga masyarakat,
maka skala terbatas merupakan hal penting yang harus
dipertimbangkan.Dengan keterbatasan jangkauan yang dimiliki,
diharapkan dapat memberi kesempatan pada setiap prakarsa warga
komunitas untuk tumbuh dan tampil setara sejak tahap perumusan
program siaran, pengelolaan hingga kepemilikan. Untuk mampu
menjawab kebutuhan komunitasnya, penyiaran tersebut haruslah
membangun partisipasi warga masyarakatnya seluas mungkin. Ketika
kelompok masyarakat terlibat dalam proses untuk merumuskan
program dan tema siaran, maka dari proses tersebut telah
mengindikasikan terbangunnya proses yang demokratis. Semakin
banyak yang terlibat–dengan proses yang tepat–akan membangun
keragaman dalam berbagai konteks dan semakin menumbuhkan
proses yang partisipatif. Dari sisi ini, media tersebut dapat menjadi alat
bagi terciptanya proses partisipasi dalam masyarakat.
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
Kedua, teknologi siaran yang dipergunakan sesuai dengan
kemampuan ekonomi komunitas dan bukan bergantung pada campur
tangan pihak luar.Untuk membangun sense of belonging yang tinggi,
partisipasi masyarakat dalam hal penyediaan peralatan sesuai dengan
kemampuannya merupakan hal penting yang harus dipertimbangkan
meskipun bukan tidak mungkin sumber pembiayaan dari luar
komunitas. Jika sumber daya infastruktur berasal dari luar komunitas,
maka perlu pendekatan yang tepat agar tidak menimbulkan
permasalahan di kemudian hari. Seringkali, peralatan yang
didatangkan dan didukung pihak luar menimbulkan masalah saat
terjadi kerusakan, yakni keengganan warga masyarakat untuk
memperbaikinya. Sebaliknya, dengan pembiayaan yang keluar dari
pembiayaan warga secara kolektif, akan mendapat dukungan penuh
dari warga masyarakat manakala terjadi kerusakan pada peralatan
tersebut. Pada sisi lain, seringkali pengelola terjebak pada keinginan
memiliki peralatan yang mutakhir dan canggih sehingga memaksakan
diri untuk membeli peralatan tersebut melalui dana sendiri yang pada
gilirannya memunculkan konflik ”kepemilikan” diantara pengelola
tersebut.
Ketiga, didorong oleh misi kebaikan bersama komunitas dan
bukan mencapai tujuan keuntungan uang.Sejak awal, penyiaran
komunitas harus mendeklarasikan misinya kepada masyarakat,
termasuk operasionalisasinya yang mengandalkan semangat
kesukarelawan penyiar dan pengelolanya. Jika tidak, maka akan sulit
untuk menjaga semangat tersebut yang telah dimunculkan sedari awal
pendirian.
Keempat, mengemukakan masalah-masalah bersama untuk
dicarikan solusinya sehingga mendorong keterlibatan aktif komunitas
dalam upaya perubahan sosial-politik. Sebagai media milik bersama
TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING
October23,2013
(masyarakat), persoalan-persoalan bersama yang ada di masyarakat
layak disiarkan dan diadvokasi. Ketika persoalan-persoalan tersebut
diangkat, maka harapannya semakin banyak warga masyarakat yang
concern dengan persoalan bersama (karena mendengar dan
mengetahuinya sehingga mendorong kesadaran akan pentingnya
masalah tersebut diselesaikan), dan pada gilirannya semakin
memperluas keterlibatan warga masyarakat dari berbagai lapisan yang
ada di wilayah tersebut. Kondisi demikian akan mendorong terjadinya
perubahan iklim sosial politik ditingkat lokal.
.

More Related Content

What's hot

Pengantar Broadcasting
Pengantar BroadcastingPengantar Broadcasting
Pengantar Broadcastingijtikalsel
 
Materi videografi-success story
Materi videografi-success storyMateri videografi-success story
Materi videografi-success storyFajar Baskoro
 
Storyboard Dan StoryLine
Storyboard Dan StoryLineStoryboard Dan StoryLine
Storyboard Dan StoryLineAFif RvGs
 
Tahapan dasar pembuatan film power point
Tahapan dasar pembuatan film power pointTahapan dasar pembuatan film power point
Tahapan dasar pembuatan film power pointRini Suharti
 
TATA KAMERA - MATERI : Teknik Kamera
TATA KAMERA - MATERI : Teknik KameraTATA KAMERA - MATERI : Teknik Kamera
TATA KAMERA - MATERI : Teknik KameraDiana Amelia Bagti
 
CONTOH PROPOSAL SPONSORDHIP FILM
CONTOH PROPOSAL SPONSORDHIP FILMCONTOH PROPOSAL SPONSORDHIP FILM
CONTOH PROPOSAL SPONSORDHIP FILMMarcom Agency
 
5. bentuk naskah produksi
5. bentuk naskah produksi5. bentuk naskah produksi
5. bentuk naskah produksiFhadel Muhammad
 
Cultivation Theory
Cultivation TheoryCultivation Theory
Cultivation TheoryTivani28
 
Teori Ekologi Media
Teori Ekologi MediaTeori Ekologi Media
Teori Ekologi Mediamankoma2012
 
Presentation pra produksi
Presentation pra produksiPresentation pra produksi
Presentation pra produksiFilmIndie
 
DASAR-DASAR DESAIN GRAFIS - dewifitriyani__
DASAR-DASAR DESAIN GRAFIS - dewifitriyani__DASAR-DASAR DESAIN GRAFIS - dewifitriyani__
DASAR-DASAR DESAIN GRAFIS - dewifitriyani__Dewi Fitriyani
 

What's hot (20)

Pengantar Broadcasting
Pengantar BroadcastingPengantar Broadcasting
Pengantar Broadcasting
 
Konsep Penyiaran radio
Konsep Penyiaran radioKonsep Penyiaran radio
Konsep Penyiaran radio
 
Materi videografi-success story
Materi videografi-success storyMateri videografi-success story
Materi videografi-success story
 
Storyboard Dan StoryLine
Storyboard Dan StoryLineStoryboard Dan StoryLine
Storyboard Dan StoryLine
 
Teknik menjadi presenter radio
Teknik menjadi presenter radioTeknik menjadi presenter radio
Teknik menjadi presenter radio
 
Tahapan dasar pembuatan film power point
Tahapan dasar pembuatan film power pointTahapan dasar pembuatan film power point
Tahapan dasar pembuatan film power point
 
TATA KAMERA - MATERI : Teknik Kamera
TATA KAMERA - MATERI : Teknik KameraTATA KAMERA - MATERI : Teknik Kamera
TATA KAMERA - MATERI : Teknik Kamera
 
3.proses produksi konten multimedia
3.proses produksi konten multimedia3.proses produksi konten multimedia
3.proses produksi konten multimedia
 
Ppt editing video
Ppt editing videoPpt editing video
Ppt editing video
 
PENULISAN NASKAH FILM
PENULISAN NASKAH FILMPENULISAN NASKAH FILM
PENULISAN NASKAH FILM
 
CONTOH PROPOSAL SPONSORDHIP FILM
CONTOH PROPOSAL SPONSORDHIP FILMCONTOH PROPOSAL SPONSORDHIP FILM
CONTOH PROPOSAL SPONSORDHIP FILM
 
SOAL ESSAY HOTS ANIMASI 2D 3D SEMESTER 2
SOAL ESSAY HOTS ANIMASI 2D 3D SEMESTER 2SOAL ESSAY HOTS ANIMASI 2D 3D SEMESTER 2
SOAL ESSAY HOTS ANIMASI 2D 3D SEMESTER 2
 
5. bentuk naskah produksi
5. bentuk naskah produksi5. bentuk naskah produksi
5. bentuk naskah produksi
 
Cultivation Theory
Cultivation TheoryCultivation Theory
Cultivation Theory
 
Teori Ekologi Media
Teori Ekologi MediaTeori Ekologi Media
Teori Ekologi Media
 
Presentation pra produksi
Presentation pra produksiPresentation pra produksi
Presentation pra produksi
 
DASAR-DASAR DESAIN GRAFIS - dewifitriyani__
DASAR-DASAR DESAIN GRAFIS - dewifitriyani__DASAR-DASAR DESAIN GRAFIS - dewifitriyani__
DASAR-DASAR DESAIN GRAFIS - dewifitriyani__
 
Fotografi Dasar
Fotografi DasarFotografi Dasar
Fotografi Dasar
 
Presentasi promosi & periklanan
Presentasi promosi & periklananPresentasi promosi & periklanan
Presentasi promosi & periklanan
 
Pert. 9 genre program televisi
Pert. 9 genre program televisiPert. 9 genre program televisi
Pert. 9 genre program televisi
 

Viewers also liked

Manajemen Media Massa_JTV Surabaya
Manajemen Media Massa_JTV SurabayaManajemen Media Massa_JTV Surabaya
Manajemen Media Massa_JTV SurabayaAmalia Pranata
 
Televisi digital pub artikel
Televisi digital pub artikelTelevisi digital pub artikel
Televisi digital pub artikelpenyiaranpublik
 
Fungsi & sosial media penyiaran-Formatologi Berita
Fungsi & sosial media penyiaran-Formatologi BeritaFungsi & sosial media penyiaran-Formatologi Berita
Fungsi & sosial media penyiaran-Formatologi BeritaDiana Amelia Bagti
 
TV Operations (Terrestrial, Cable, Satellite)
TV Operations (Terrestrial, Cable, Satellite)TV Operations (Terrestrial, Cable, Satellite)
TV Operations (Terrestrial, Cable, Satellite)Mila
 

Viewers also liked (20)

Sistem komunikasi Broadcast SMKN 1 Pungging
Sistem komunikasi Broadcast SMKN 1 PunggingSistem komunikasi Broadcast SMKN 1 Pungging
Sistem komunikasi Broadcast SMKN 1 Pungging
 
Mengenal jenis jenis file video
Mengenal jenis jenis file videoMengenal jenis jenis file video
Mengenal jenis jenis file video
 
Naskah produksi siaran drama non drama dan berita
Naskah produksi siaran drama non drama dan beritaNaskah produksi siaran drama non drama dan berita
Naskah produksi siaran drama non drama dan berita
 
Perangkat broadcasting
Perangkat broadcastingPerangkat broadcasting
Perangkat broadcasting
 
Teknik penyiaran 1 Sejarah dan Dasr-Dasar Penyiaran
Teknik penyiaran 1 Sejarah dan Dasr-Dasar PenyiaranTeknik penyiaran 1 Sejarah dan Dasr-Dasar Penyiaran
Teknik penyiaran 1 Sejarah dan Dasr-Dasar Penyiaran
 
Sop penyiaran Broadcast SMKN 1 Pungging
Sop penyiaran Broadcast SMKN 1 PunggingSop penyiaran Broadcast SMKN 1 Pungging
Sop penyiaran Broadcast SMKN 1 Pungging
 
Sejarah dan dasar fotografi
Sejarah dan dasar fotografiSejarah dan dasar fotografi
Sejarah dan dasar fotografi
 
Istilah dalam broadcasting
Istilah dalam broadcastingIstilah dalam broadcasting
Istilah dalam broadcasting
 
Dasar dasar video)
Dasar dasar video)Dasar dasar video)
Dasar dasar video)
 
Jurnalistik
JurnalistikJurnalistik
Jurnalistik
 
Crew atau awak produksi
Crew atau awak produksiCrew atau awak produksi
Crew atau awak produksi
 
Mengidentifikasi program acara televisi
Mengidentifikasi program acara televisiMengidentifikasi program acara televisi
Mengidentifikasi program acara televisi
 
Mengoperasikan kamera video
Mengoperasikan kamera videoMengoperasikan kamera video
Mengoperasikan kamera video
 
Penyiar dan pembawa acara
Penyiar dan pembawa acaraPenyiar dan pembawa acara
Penyiar dan pembawa acara
 
Prinsip penyiaran radio
Prinsip penyiaran radioPrinsip penyiaran radio
Prinsip penyiaran radio
 
Manajemen Media Massa_JTV Surabaya
Manajemen Media Massa_JTV SurabayaManajemen Media Massa_JTV Surabaya
Manajemen Media Massa_JTV Surabaya
 
Televisi digital pub artikel
Televisi digital pub artikelTelevisi digital pub artikel
Televisi digital pub artikel
 
Fungsi & sosial media penyiaran-Formatologi Berita
Fungsi & sosial media penyiaran-Formatologi BeritaFungsi & sosial media penyiaran-Formatologi Berita
Fungsi & sosial media penyiaran-Formatologi Berita
 
gejala dan ciri ciri gelombang
gejala dan ciri ciri gelombanggejala dan ciri ciri gelombang
gejala dan ciri ciri gelombang
 
TV Operations (Terrestrial, Cable, Satellite)
TV Operations (Terrestrial, Cable, Satellite)TV Operations (Terrestrial, Cable, Satellite)
TV Operations (Terrestrial, Cable, Satellite)
 

Similar to SIARAN TV

Pert. 5 frekwensi dan digitalisai radio
Pert. 5 frekwensi dan digitalisai radioPert. 5 frekwensi dan digitalisai radio
Pert. 5 frekwensi dan digitalisai radioNur Alfiyatur Rochmah
 
Regulasi Penyiaran dan Radio digital
Regulasi Penyiaran dan Radio  digitalRegulasi Penyiaran dan Radio  digital
Regulasi Penyiaran dan Radio digitalkusumajaya89
 
Makalah digital audio broadcasting modifikasi
Makalah digital audio broadcasting modifikasiMakalah digital audio broadcasting modifikasi
Makalah digital audio broadcasting modifikasiDekika
 
16067356 teknologi-jaringan-bawah-air
16067356 teknologi-jaringan-bawah-air16067356 teknologi-jaringan-bawah-air
16067356 teknologi-jaringan-bawah-airLina Ernita
 
Bab 6 sistem penerima televisi
Bab 6 sistem penerima televisiBab 6 sistem penerima televisi
Bab 6 sistem penerima televisiEko Supriyadi
 
contoh file persentasi sistem penyiaran televisi analog
contoh file persentasi sistem penyiaran televisi analogcontoh file persentasi sistem penyiaran televisi analog
contoh file persentasi sistem penyiaran televisi analogHamdun Seven Fold
 
Tv lokal vs tv digital
Tv lokal vs tv digitalTv lokal vs tv digital
Tv lokal vs tv digitalteguhusis
 
IPTEK TELEVISI XIIIPS4.pptx
IPTEK TELEVISI XIIIPS4.pptxIPTEK TELEVISI XIIIPS4.pptx
IPTEK TELEVISI XIIIPS4.pptxIsembelSianipar
 
RPP SISTEM PENERIMA TELEVISI
RPP SISTEM PENERIMA TELEVISIRPP SISTEM PENERIMA TELEVISI
RPP SISTEM PENERIMA TELEVISIuiia
 
1_Dasar_Telekomunikasi.ppt
1_Dasar_Telekomunikasi.ppt1_Dasar_Telekomunikasi.ppt
1_Dasar_Telekomunikasi.pptDodiPutraYani
 
Bab 4 penyiararan radio
Bab 4 penyiararan radioBab 4 penyiararan radio
Bab 4 penyiararan radioEKO SUPRIYADI
 
Soal mspt & mrp kelas xii
Soal mspt & mrp kelas xiiSoal mspt & mrp kelas xii
Soal mspt & mrp kelas xiiEko Supriyadi
 
Kemahiran Tumpuan Dalam Sains
Kemahiran Tumpuan Dalam SainsKemahiran Tumpuan Dalam Sains
Kemahiran Tumpuan Dalam Sains一世 一生
 

Similar to SIARAN TV (20)

Pert. 5 frekwensi dan digitalisai radio
Pert. 5 frekwensi dan digitalisai radioPert. 5 frekwensi dan digitalisai radio
Pert. 5 frekwensi dan digitalisai radio
 
Regulasi Penyiaran dan Radio digital
Regulasi Penyiaran dan Radio  digitalRegulasi Penyiaran dan Radio  digital
Regulasi Penyiaran dan Radio digital
 
Makalah digital audio broadcasting modifikasi
Makalah digital audio broadcasting modifikasiMakalah digital audio broadcasting modifikasi
Makalah digital audio broadcasting modifikasi
 
16067356 teknologi-jaringan-bawah-air
16067356 teknologi-jaringan-bawah-air16067356 teknologi-jaringan-bawah-air
16067356 teknologi-jaringan-bawah-air
 
Bab 6 sistem penerima televisi
Bab 6 sistem penerima televisiBab 6 sistem penerima televisi
Bab 6 sistem penerima televisi
 
contoh file persentasi sistem penyiaran televisi analog
contoh file persentasi sistem penyiaran televisi analogcontoh file persentasi sistem penyiaran televisi analog
contoh file persentasi sistem penyiaran televisi analog
 
Tv lokal vs tv digital
Tv lokal vs tv digitalTv lokal vs tv digital
Tv lokal vs tv digital
 
Modulasi
ModulasiModulasi
Modulasi
 
IPTEK TELEVISI XIIIPS4.pptx
IPTEK TELEVISI XIIIPS4.pptxIPTEK TELEVISI XIIIPS4.pptx
IPTEK TELEVISI XIIIPS4.pptx
 
RPP SISTEM PENERIMA TELEVISI
RPP SISTEM PENERIMA TELEVISIRPP SISTEM PENERIMA TELEVISI
RPP SISTEM PENERIMA TELEVISI
 
1_Dasar_Telekomunikasi.ppt
1_Dasar_Telekomunikasi.ppt1_Dasar_Telekomunikasi.ppt
1_Dasar_Telekomunikasi.ppt
 
Rusman itc
Rusman itcRusman itc
Rusman itc
 
Trilogi penyiaran
Trilogi penyiaranTrilogi penyiaran
Trilogi penyiaran
 
Teknologi digital (fisika unnes)
Teknologi digital (fisika unnes)Teknologi digital (fisika unnes)
Teknologi digital (fisika unnes)
 
Bab 4 penyiararan radio
Bab 4 penyiararan radioBab 4 penyiararan radio
Bab 4 penyiararan radio
 
Review pertekom oleh kel 12
Review pertekom oleh kel 12Review pertekom oleh kel 12
Review pertekom oleh kel 12
 
Terminal-terminal Telekomunikasi.pptx
Terminal-terminal Telekomunikasi.pptxTerminal-terminal Telekomunikasi.pptx
Terminal-terminal Telekomunikasi.pptx
 
Soal mspt & mrp kelas xii
Soal mspt & mrp kelas xiiSoal mspt & mrp kelas xii
Soal mspt & mrp kelas xii
 
Kemahiran Tumpuan Dalam Sains
Kemahiran Tumpuan Dalam SainsKemahiran Tumpuan Dalam Sains
Kemahiran Tumpuan Dalam Sains
 
Radio
RadioRadio
Radio
 

More from MULTIMEDIA 'n BROADCASTING SMKN 1 PUNGGING MOJOKERTO

More from MULTIMEDIA 'n BROADCASTING SMKN 1 PUNGGING MOJOKERTO (20)

KD Mendiskusikan format gambar
KD Mendiskusikan format gambarKD Mendiskusikan format gambar
KD Mendiskusikan format gambar
 
Menerapkan tata cahaya dalam pengambilan gambar
Menerapkan tata cahaya dalam pengambilan gambarMenerapkan tata cahaya dalam pengambilan gambar
Menerapkan tata cahaya dalam pengambilan gambar
 
Menerapkan prinsip desain user interface pada multimedia interaktif berbasis ...
Menerapkan prinsip desain user interface pada multimedia interaktif berbasis ...Menerapkan prinsip desain user interface pada multimedia interaktif berbasis ...
Menerapkan prinsip desain user interface pada multimedia interaktif berbasis ...
 
Menerapkan struktur kontrol percabangan dalam bahasa pemrograman
Menerapkan struktur kontrol percabangan dalam bahasa pemrogramanMenerapkan struktur kontrol percabangan dalam bahasa pemrograman
Menerapkan struktur kontrol percabangan dalam bahasa pemrograman
 
Menerapkan struktur kontrol perulangan dalam bahasa pemrograman.
Menerapkan struktur kontrol perulangan dalam bahasa pemrograman.Menerapkan struktur kontrol perulangan dalam bahasa pemrograman.
Menerapkan struktur kontrol perulangan dalam bahasa pemrograman.
 
PEMROGRAMAN DASAR KD. Menganalisis penggunaan array untuk penyimpanan data di...
PEMROGRAMAN DASAR KD. Menganalisis penggunaan array untuk penyimpanan data di...PEMROGRAMAN DASAR KD. Menganalisis penggunaan array untuk penyimpanan data di...
PEMROGRAMAN DASAR KD. Menganalisis penggunaan array untuk penyimpanan data di...
 
Menerapkan tipografi
Menerapkan tipografiMenerapkan tipografi
Menerapkan tipografi
 
KD. Menganalisi video sesuai naskah produksi.
KD. Menganalisi video sesuai naskah produksi.KD. Menganalisi video sesuai naskah produksi.
KD. Menganalisi video sesuai naskah produksi.
 
Memahami perancangan alur multimedia interaktif berbasis halaman web dan medi...
Memahami perancangan alur multimedia interaktif berbasis halaman web dan medi...Memahami perancangan alur multimedia interaktif berbasis halaman web dan medi...
Memahami perancangan alur multimedia interaktif berbasis halaman web dan medi...
 
TEKNIK PENGOLAHAN AUDIO dan VIDEO KD Menganalisis proses pengemasan produksi ...
TEKNIK PENGOLAHAN AUDIO dan VIDEO KD Menganalisis proses pengemasan produksi ...TEKNIK PENGOLAHAN AUDIO dan VIDEO KD Menganalisis proses pengemasan produksi ...
TEKNIK PENGOLAHAN AUDIO dan VIDEO KD Menganalisis proses pengemasan produksi ...
 
Menganalisis prosedur pengukuran bidang pandang dan sudut pengambilan gambar
Menganalisis prosedur pengukuran bidang pandang dan sudut pengambilan gambarMenganalisis prosedur pengukuran bidang pandang dan sudut pengambilan gambar
Menganalisis prosedur pengukuran bidang pandang dan sudut pengambilan gambar
 
Menerapkan pengoperasian kamera digital dan perawatan peralatan fotografi
Menerapkan pengoperasian kamera digital dan perawatan peralatan fotografiMenerapkan pengoperasian kamera digital dan perawatan peralatan fotografi
Menerapkan pengoperasian kamera digital dan perawatan peralatan fotografi
 
KD Menerapkan pengalamanatan ip pada jaringan komputer
KD Menerapkan pengalamanatan ip pada jaringan komputerKD Menerapkan pengalamanatan ip pada jaringan komputer
KD Menerapkan pengalamanatan ip pada jaringan komputer
 
Menganalisis permasalahan pada instalasi software aplikasi
Menganalisis permasalahan pada instalasi software aplikasiMenganalisis permasalahan pada instalasi software aplikasi
Menganalisis permasalahan pada instalasi software aplikasi
 
KOMPUTER DAN JARINGAN DASR KD : Menganalisis permasalahan pada perangkat keras
KOMPUTER DAN JARINGAN DASR KD : Menganalisis permasalahan pada perangkat kerasKOMPUTER DAN JARINGAN DASR KD : Menganalisis permasalahan pada perangkat keras
KOMPUTER DAN JARINGAN DASR KD : Menganalisis permasalahan pada perangkat keras
 
KOMPUTER DAN JARINGAN DASR KD : Menerapkan instalasi driver perangkat keras k...
KOMPUTER DAN JARINGAN DASR KD : Menerapkan instalasi driver perangkat keras k...KOMPUTER DAN JARINGAN DASR KD : Menerapkan instalasi driver perangkat keras k...
KOMPUTER DAN JARINGAN DASR KD : Menerapkan instalasi driver perangkat keras k...
 
KD 3.6 Menerapkan gerak digital puppetter pada animasi 2 d
KD 3.6 Menerapkan gerak digital puppetter pada animasi 2 dKD 3.6 Menerapkan gerak digital puppetter pada animasi 2 d
KD 3.6 Menerapkan gerak digital puppetter pada animasi 2 d
 
Animasi 2 d dan 3d memahami prinsip dasar menggambar latar
Animasi 2 d dan 3d memahami prinsip dasar menggambar latarAnimasi 2 d dan 3d memahami prinsip dasar menggambar latar
Animasi 2 d dan 3d memahami prinsip dasar menggambar latar
 
Animasi 2D dan 3D KD: Memahami teknik rendering pada object 3d
Animasi 2D dan 3D KD: Memahami teknik rendering pada object 3dAnimasi 2D dan 3D KD: Memahami teknik rendering pada object 3d
Animasi 2D dan 3D KD: Memahami teknik rendering pada object 3d
 
ANIMASI 2D dan 3D KD : Menerapkan model obyek sederhana berbasis 3 d hardsurface
ANIMASI 2D dan 3D KD : Menerapkan model obyek sederhana berbasis 3 d hardsurfaceANIMASI 2D dan 3D KD : Menerapkan model obyek sederhana berbasis 3 d hardsurface
ANIMASI 2D dan 3D KD : Menerapkan model obyek sederhana berbasis 3 d hardsurface
 

Recently uploaded

aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 

Recently uploaded (20)

aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 

SIARAN TV

  • 1. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 BUKU PEGANGAN SISWA DAN GURU TEKNIK PENYIARAN MENGIDENTIFIKASI SISTEM SIARAN TELEVISI DISUSUN OLEH : ZAINUL ARIFIN, S. Kom = TEKNIK BROADCASTING = PAKET KEAHLIAN TEKNIK PRODUKSI DAN PENYIARAN PROGRAM PERTELEVISIAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK INFORMASI DAN KOMUNIKASI DINAS PENDIDIKAN. KAB. MOJOKERTO SMK NEGERI 1 PUNGGING 2013/2014
  • 2. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 A. SISTEM SIARAN TELEVISI. Pengetahuan Dasar Penyiaran Radio dan Televisi, Penyiaran adalah Pancaran melalui ruang angkasa oleh sumber frekuensi dengan sinyal yang mampu diterima di telinga atau didengar dan dilihat oleh publik. (Chester, Garrison, Willis dalam buku “Television and Radio”) Penyiaran merupakan bentuk pengiriman pesan melalui media televisi atau radio dengan tidak dikontrol secara teknik oleh penerima. (Sullivan, Hartley, Saunders, Montgomery, Fiske dalam buku “Key Concept in Communication and Cultural Studies”) SEKILAS SEJARAH PENYIARAN Peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan siaran radio dan siaran televisi serta perkembangan teknologi informasi secara singkat :  1887 : Hertz seorang ahli fisika Jerman berhasil mengirim & menerima gelombang radio  1895 : Komunikasi radio tanpa kabel ditemukan oleh Marconi (Italia)
  • 3. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013  1896 : Tabung sinar kathode ditemukan oleh F. Braun (Jerman)  1920 : Ahli teknik bernama Frank Conrad (USA) membangun pemancar radio  1922 : Siaran radio dimulai di Amerika, Perancis, Cina, Jerman dan Uni Soviet  1923 : Vladimir Katejev Zworykin berhasil menciptakan sistem televisi elektris  1924 : Percobaan untuk televisi dilakukan oleh J.L. Baird (Inggris)  1926 : NBC (USA) berdiri dan membangun sistem radio jaringan  1927 : CBS (USA) berdiri  1929 : Siaran Percobaan BBC (Inggris)  1936 : Siaran TV dimulai oleh BBC (Inggris)  1939 : Percobaan siaran TV dimulai di Jepang (NHK)  1951 : Percobaan siaran TV berwarna di Amerika Serikat  1954 : Amerika menetapkan sistem siaran TV berwarna (NTSC)  1957 : Percobaan siaran TV berwarna oleh NHK  1960 : Siaran TV berwarna sistem NTSC dimulai di NHK  1965 : Siaran televisi dimulai di Indonesia (ASEAN games)  1967 :Siaran TV berwarna sistem PAL dimulai di Inggris, Jerman Barat, Belanda.  1967 : Siaran TV berwarna sistem SECAM dimulai di Perancis dan Uni Soviet  1969 : Apollo 11 (USA) berhasil mengirim gambar bulan yang berwarna  1976 : Satelit Palapa diluncurkan (Indonesia)  1977 : Siaran TV berwarna dimulai di Indonesia (sistem PAL)  2000 : Siaran TV digital dimulai di Amerika  2001 : Siaran TV satelit digital dimulai di Jepang  2003 : Siaran TV lewat pemancar di darat UHF/VHF dimulai di Jepang
  • 4. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 Sejarah media penyiaran dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu sejarah media penyiaran sebagai penemuan teknologi dan sejarah media penyiaran sebagai suatu industri. Sejarah media penyiaran sebagai penemuan teknologi berawal dari ditemukannya radio oleh para ahli teknik di Eropa dan Amerika.Sejarah media penyiaran sebagai suatu industri dimulai di Amerika. SIFAT MEDIA PENYIARAN Media penyiaran sebagai salah satu bentuk media massa memiliki ciri dan sifat yang berbeda dengan media massa lainnya, bahkan diantara sesama media penyiaran, misalnya antara radio dan televisi, terdapat berbagai perbedaan sifat. JENIS MEDIA CETAK, sifatnya :  dapat dibaca, dimana dan kapan saja  dapat dibaca berulang-ulang  daya rangsang rendah  pengolahan bisa mekanik, bisa elektris  biaya relatif rendah  daya jangkau terbatas RADIO, sifatnya :  dapat didengar bila siaran  dapat didengar kembali bila diputar kembali  daya rangsang rendah  elektris  relatif murah  daya jangkau besar
  • 5. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 TELEVISI, sifatnya :  dapat didengar dan dilihat bila ada siaran  dapat dilihat dan didengar kembali, bila diputar kembali  daya rangsang sangat tinggi  elektris  sangat mahal  daya jangkau besar Televisi dan radio dapat dikelompokkan sebagai media yang menguasai ruang tetapi TIDAK MENGUASAI WAKTU, sedangkan media cetak menguasai waktu tetapi tidak menguasai ruang. Artinya siaran dari media televisi atau radio dapat diterima dimana saja dalam jangkauan pancarannya (menguasai ruang) tetapi siarannya tidak dapat dilihat kembali. Media cetak untuk sampai kepada pembacanya memerlukan waktu (tidak menguasai ruang) tetapi dapat dibaca kapan saja dan dapat diulang-ulang (menguasai waktu). Perbedaan sifat inilah yang menyebabkan adanya jurnalistik televisi, jurnalistik radio dan juga jurnalistik cetak, namun semuanya tetap tunduk pada ilmu induknya yaitu ilmu komunikasi.
  • 6. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 B. STANDARISASI PENYIARAN Secara garis besar, standar penyiaran televisi dibedakan menjadi 2 macam yaitu sistem analog dan sistem digital. Perbedaan yang paling mendasar antara sistem penyiaran televisi analog dan digital terletak pada penerimaan gambar lewat pemancar. Pada sistem analog, semakin jauh dari stasiun pemancar televisi, sinyal akan melemah dan penerimaan gambar menjadi buruk dan berbayang. Sedangkan pada sistem digital, siaran gambar yang jernih akan dapat dinikmati sampai pada titik dimana sinyal tidak dapat diterima lagi. Dapat dikatakan, siaran digital hanya mengenal dua kondisi status, terima (kode 1) atau tidak (kode 0). Siaran televisi digital terestrial berisikan siaran stasiun-stasiun televisi yang beroperasi secara ‘free-to-air’, sehingga masyarakat tidak dipungut bayaran untuk menonton. Siaran televisi digital ini dapat diterima di televisi analog dengan memanfaatkan perangkat Digital Set Top Box (STB)/Digital Receiver/DVB-T Receiver yang mengubungkan antena dengan televisi analog. Digital Set Box
  • 7. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 Dengan kata lain Digital STB adalah sebuah dekoder untuk mengubah sinyal digital menjadi gambar dan suara dan menampilkannya pada pesawat televisi analog. SISTEM ANALOG Ada 3 standar yang digunakan dalam sistem penyiaran analog.  NTSC. Standar ini digunakan di Amerika serikat, Kanada, Meksiko, Jepang, dan banyak Negara lainnya. Spesifikasi standar penyiaran ini dibuat oleh National Television Standar Comitee pada tahun 1952. Standar ini mendefinisikan sebuah metode untuk mengenkode informasi kedalam sinyal video terbuat dari 525 garis Horizontal yang di-scan dan digambar ke dalam wajah dalam tabung gambar berfosfor setiap 1/30 detik dengan electron yang bergerak cepat.  PAL. Sistem Phase Alternate Line (PAL) digunakan di Inggris, Eropa Barat, Australia, Afrika Selatan, Cina, dan Amerika Selatan. PAL meningkatkan resolusi layer menjadi 625 garis Horizontal, namun memperlambat kecepatan scan menjadi 25 frame per detik. Sama seperti saat penggunaan NTSC, garis genap dan ganjil digabungkan , setiap field memerlukan 1/50 detik untuk menggambar (50Hz).  SECAM. Sistem Sequantial Color and Memory digunakan di Perancis. Eropa timur, USSR (sekarang Rusia), dan beberapa Negara lain. Meskipun SECAM merupakan system dengan 625 garis, 50 Hz, namun berbeda jauh dari system warna NTSC dan PAL dalam hal dasar teknologi dan metode penyiaran. Terkadang TV yang dijual di Eropa memanfaatkan dual komponen dan dapat menggunakan system PAL dan SECAM.
  • 8. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 SISTEM PENYIARAN DIGITAL Televisi digital (bahasa Inggris: Digital Television, DTV) atau penyiaran digital adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal video, audio dan data ke pesawat televisi. TV Digital bukan berarti pesawat televisinya yang digital, namun lebih kepada sinyal yang dikirimkan adalah sinyal digital atau mungkin yang lebih tepat adalah siaran digital (Digital Broadcasting). Terdapat tiga standar sistem pemancar televisi digital di dunia, yaitu televisi digital (DTV) di Amerika, penyiaran video digital terestrial (DVB-T) di Eropa, dan layanan penyiaran digital terestrial terintegrasi (ISDB-T) di Jepang.Semua standar sistem pemancar sistem digital berbasiskan sistem pengkodean OFDM dengan kode suara MPEG-2 untuk ISDB-T dan DTV serta MPEG-1 untuk DVB-T.
  • 9. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 Dibandingkan dengan DTV dan DVB-T, ISDB-T sangat fleksibel dan memiliki kelebihan terutama pada penerima dengan sistem seluler.ISDB-T terdiri dari ISDB-S untuk transmisi melalui kabel dan ISDB-S untuk tranmisi melalui satelit. ISDB-T dapat diaplikasikan pada sistem dengan lebar pita 6,7MHz dan 8MHz. Fleksibilitas ISDB-T bisa dilihat dari mode yang dipakainya, dimana mode pertama digunakan untuk aplikasi seluler televisi berdefinisi standar (SDTV), mode kedua sebagai aplikasi penerima seluler dan SDTV atau televisi berdefinisi tinggi (HDTV) beraplikasi tetap, serta mode ketiga yang khusus untuk HDTV atau SDTV bersistem penerima tetap. Semua data modulasi sistem pemancar ISDB-T dapat diatur untuk QPSK dan 16QAM atau 64QAM. Perubahan mode ini bisa diatur melalui apa yang disebut kontrol konfigurasi transmisi dan multipleks (TMCC). Frekuensi sistem penyiaran televisi digital dapat diterima menggunakan antena yang disebut televisi terestrial digital (DTT), kabel (TV kabel digital), dan piringan satelit.Alat serupa telepon seluler digunakan terutama untuk menerima frekuensi televisi digital berformat DMB dan DVB-H.Siaran televisi digital juga dapat diterima menggunakan internet berkecepatan tinggi yang dikenal sebagai televisi protokol internet (IPTV). C. JENIS-JENIS PENYIARAN TELEVISI Sebelum kita mengetahui jenis-jenis penyiaran televisi ada baiknya kita ketahui telebih dahulu asal mula televisi tersebut.Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar.Kata televisi berasal dari kata tele dan vision; yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision).Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak
  • 10. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 jauh.Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia.Di Indonesia sendiri ‘televisi’ secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi. JENIS-JENIS PENYIARAN. 1. Televisi analog mengkodekan informasi gambar dengan memvariasikan voltase dan/atau frekuensi dari sinyal. Seluruh sistem sebelum Televisi digital dapat dimasukan ke analog. Sistem yang dipergunakan dalam televisi analog adalah NTSC (National Television System(s)) Committee, badan industri pembuat standar yang menciptakannya. Sistem ini sebagian besar diteraapkan di Amerika Serikat (AS) dan beberapa bagian Asia Timur, seperti: China/Tiongkok, Jepang, Korea Utara, Korea Selatan, Taiwan, Mongolia. Sementara, sistem PAL (Phase-Alternating Line, phase alternation by line atau untuk phase alternation line). Dalam bahasa Indonesia: garis alternasi fase), adalah sebuah encoding berwarna digunakan dalam sistem televisi broadcast, digunakan di seluruh dunia. PAL
  • 11. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 dikembangkan di Jerman oleh Walter Bruch, yang bekerja di Telefunken, dan pertama kali diperkenalkan pada 1967. 2. Televisi digital (bahasa Inggris: Digital Television, DTV) adalah jenis TV yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyebarluaskan video, audio, dan signal data ke pesawat televisi. Televisi resolusi tinggi atau high-definition television (HDTV), yaitu: standar televisi digital internasional yang disiarkan dalam format 16:9 (TV biasa 4:3) dan surround-sound 5.1 Dolby Digital. Ia memiliki resolusi yang jauh lebih tinggi dari standar lama. Penonton melihat gambar berkontur jelas, dengan warna-warna matang, dan depth-of-field yang lebih luas daripada biasanya. HDTV memiliki jumlah pixel hingga 5 kali standar analog PAL yang digunakan di Indonesia. 3. Televisi kabel adalah sistem penyiaran acara televisi lewat frekuensi radio melalui serat optik atau kabel coaxial dan bukan lewat udara seperti siaran televisi biasa yang harus ditangkap antena. Selain acara televisi, acara radio FM, internet, dan telephon juga dapat disampaikan lewat kabel. Sistem ini banyak dijumpai di Amerika Utara, Eropa, Australia, Asia Timur, Amerika Selatan, dan Timur Tengah.Televisi kabel kurang berhasil di Afrika karena kepadatan penduduk yang rendah di berbagai
  • 12. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 daerah. Seperti halnya radio, frekuensi yang berbeda digunakan untuk menyebarkan banyak saluran lewat satu kabel.Sebuah kotak penerima digunakan untuk memilih satu saluran televisi. Sistem televisi kabel modern sekarang menggunakan teknologi digital untuk menyiarkan lebih banyak saluran televisi daripada sistem analog. 4. Televisi satelit adalah televisi yang dipancarkan dengan cara yang mirip seperti komunikasi satelit, serta bisa disamakan dengan televisi lokal dan televisi kabel. Di banyak tempat di bumi ini, layanan televisi satelit menambah sinyal lokal yang kuno, menghasilkan jangkauan saluran dan layanan yang lebih luas, termasuk untuk layanan berbayar. Sinyal televisi satelit pertama disiarkan dari benua Eropa ke satelit Telstar di atas Amerika Utara pada tahun 1962.Satelit komunikasi geosynchronous pertama, Syncom 2 diluncurkan pada tahun 1963.Komunikasi satelit komersial pertama di dunia, disebut Intelsat_I (disebut juga Early Bird), diluncurkan ke orbit pada tanggal 6 April 1965.Satelit jaringan televisi nasional pertama, Orbita, dibuat di Uni Soviet pada tahun 1967.Satelit domestik Amerika Utara pertama yang
  • 13. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 memuat siaran televisi adalah geostasiun Anik 1 milik Kanada, yang diluncurkan pada tahun 1872. D. KHALAYAK PENYIARAN PUBLIK Secara umum, proses komunikasi diartikan sebagai proses terdistribusinya informasi dari komunikator kepada komunikan. Proses ini bisa menggunakan media ataupun langsung. Bila menggunakan media, maka komunikan disebut juga sebagai khalayak. Dalam proses komunikasi terdapat tujuh elemen yang dapat didedah walaupun kita lebih sering menelaah proses komunikasi melalui lima elemen utama, sesuai dengan formula Harold Laswell, yaitu who says what in which channel with what effects.
  • 14. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 Who atau komunikator adalah sumber informasi dimana informasi disusun dan diformulasikan menjadi pesan.Says what adalah pesan atau teks media.Informasi adalah satuan terkecil dari pesan. Pesan dapat diartikan sebagai kumpulan informasi yang telah diberi makna atau tambahan analisis untuk mengurangi ketidakyakinan pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proses komunikasi. In which channel adalah media. Walau sebenarnya merupakan elemen yang berbeda, media dan komunikator biasanya disamakan, terutama dalam proses komunikasi yang melibatkan media massa. Media sendiri dapat diartikan sebagai teknologi dan pengorganisasian sumber daya untuk mendistribusikan pesan, sementara komunikator adalah pihak yang mencari, memformulasi, dan mengirimkan pesan melalui media tadi. Teknologi media radio siaran tentu berbeda dengan media baru seperti sebuah situs di internet. Begitu juga dengan pengorganisasian sumber daya. Pengorganisasian untuk media komersial yang padat modal tentu saja berbeda dengan media publik yang visi dan tujuannya untuk memberdayakan masyarakat. Elemen berikutnya adalah ‘to whom’, yang juga disebut komunikan atau khalayak. ‘To whom’ adalah sasaran atau tujuan akhir dari distribusi informasi. Akibat perkembangan peradaban dan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, posisi komunikator dan komunikan kini semakin setara dan bisa saling bertukar peran dengan sangat cair dan mudah. Elemen terakhir adalah ‘with what effects’ atau efek setelah pesan atau sekumpulan informasi diterima oleh khalayak. Efek inilah indikator keberhasilan suatu proses komunikasi. Bila muncul kesamaan pemahaman, bisa dikatakan proses komunikasi tersebut berhasil. Efek sendiri memiliki spektrum yang luas, misalnya efek menurut jangka
  • 15. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 waktunya, ada efek jangka panjang, menengah, dan pendek. Juga menurut aspek kesengajaan, ada efek yang disengaja seperti dalam proses komunikasi pembangunan, ada pula efek yang tidak disengaja, juga terdapat efek yang diinginkan dan tidak diinginkan. Khalayak yang semakin paham dengan hak-hak politiknya adalah efek yang diinginkan dalam proses komunikasi yang melibatkan media penyiaran publik. Sementara itu, efek yang tidak diinginkan adalah terpicunya peningkatan kekerasan dan pornografi di masyarakat sebagai akibat tayangan media yang tak pantas. Efek yang muncul di khalayak juga dapat dilihat melalui tiga level, yaitu level personal, level kelompok-kelompok masyarakat, dan masyarakat secara umum. Masih terdapat dua elemen lain dalam proses komunikasi yang jarang disebut karena dianggap merupakan elemen tambahan, yakni gangguan (noise), dan umpan-balik (feedback). Gangguan adalah keadaan yang menghambat atau mengganggu proses distribusi informasi dari komunikator kepada komunikan. Gangguan ini bisa berwujud banyak hal, mulai dari tidak jelasnya tulisan di media cetak, suara yang tidak jelas dalam siaran radio hingga gangguan koneksi saat mengakses internet. Intinya, semua kejadian atau keadaan yang muncul ketika proses komunikasi berjalan dan berpotensi mengganggu “perjalanan” informasi dari komunikator kepada khalayak disebut sebagai “noise”.
  • 16. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 Sementara itu, umpan-balik adalah respon yang diberikan khalayak kepada komunikator ataupun media setelah informasi diterima dan dimaknai. Umpan-balik ini bisa merupakan upaya untuk memperjelas informasi, memperkuat informasi, atau pun memperbaiki informasi bila dinilai salah atau kurang tepat oleh komunikan. Pada titik ini sebenarnya elemen khalayak, efek, dan umpan-balik adalah elemen yang “menyatu” bila khalayak itu aktif dan partisipatif dalam proses komunikasi. Khalayak yang aktif dan partisipatif akan berusaha mewujudkan efek yang sebaik dan semaksimal mungkin bagi dirinya dengan memberikan umpan-balik yang sesuai dan memadai di dalam proses komunikasi. Istilah media publik misalnya, adalah upaya untuk menyinergikan media dengan khalayak. Pada dasarnya media publik bertujuan menjadikan khalayak partisipatif dan terberdayakan. Jadi, bisa disimpulkan bahwa untuk mewujudkan media publik yang baik, bukan hanya diperlukan penataan dari sisi institusi media, tetapi juga dari sisi khalayak dan regulasi, di mana pemahaman khalayak atas media ditingkatkan dan regulasi yang memperkuat visi kepublikan diwujudkan. Untuk lebih memperluas pemahaman kita tentang proses komunikasi publik, perlu kiranya kita pahami dua definisi dari komunikasi publik. Proses komunikasi publik sendiri memiliki dua definisi. Pertama, komunikasi dalam publik, yaitu proses komunikasi yang berlangsung dalam institusi masyarakat sipil. Berkomunikasi dalam wilayah masyarakat sipil menjadikan relasi antar individu lebih dekat dalam fungsi relasi untuk integrasi dan saling memahami, bukan untuk mencari profit atau “menguasai” individu lain. Artinya, proses komunikasi jenis ini adalah komunikasi yang terjadi di dalam ranah masyarakat dan dilakukan oleh individu dalam masyarakat.
  • 17. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 Motif utama dari jenis komunikasi ini adalah motif sosiokultural, yaitu mengutamakan terciptanya relasi, mengelola konflik, dan memahami antarkelompok di masyarakat dengan baik. Proses komunikasi yang dilakukan oleh media komunitas atau lembaga penyiaran komunitas, juga proses komunikasi yang dilakukan oleh berbagai kelompok masyarakat sipil adalah jenis komunikasi publik yang pertama ini. Kedua, proses komunikasi publik dapat bermakna proses komunikasi untuk publik atau bervisi kepublikan. Proses komunikasi seperti ini bisa terjadi di dua wilayah yang lain, negara dan pasar, tidak hanya di ranah masyarakat. Negara mesti berperan di sini, antara lain menyediakan media dan prasarana pendukung yang digunakan untuk memberdayakan masyarakat. Untuk media penyiaran, apa yang sudah berusaha dibentuk oleh negara, Lembaga Penyiaran Publik (LPP), yaitu Radio Republik Indonesia (RRI) dan Televisi Republik Indonesia (TVRI) adalah contoh terbaik proses komunikasi publik yang berusaha kita wujudkan bersama. Untuk media baru, kita masih menunggu strategi yang bagus dari pemerintah, dan juga negara, untuk membuat masyarakat kita mendapatkan haknya atas informasi dan berkomunikasi melalui ketersediaan kanal dan teknologi informasi dan komunikasi yang memadai, terutama bagi kelompok-kelompok masyarakat yang
  • 18. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 terpinggirkan karena rendahnya kemampuan ekonomi dan politik. Peningkatan kapasitas dan revitalisasi berbagai media publik, khususnya Lembaga Penyiaran Publik, adalah isu yang sangat penting untuk mewujudkan proses komunikasi publik yang dilakukan bukan oleh masyarakat sendiri. Dalam konteks Indonesia, khalayak media publik adalah anggota masyarakat yang mengakses kumpulan informasi atau pesan media yang disampaikan oleh media publik. Di negeri kita ini, secara eksplisit yang disebut media publik adalah Lembaga Penyiaran Publik seperti yang termuat di dalam Undang Undang nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran. Secara lebih spesifik lagi, yang dimaksud dengan Lembaga Penyiaran Publik adalah RRI dan TVRI. Kedua institusi ini dahulu bukanlah media publik melainkan media pemerintah yang berperan sebagai corong penguasa. Setelah lebih dari satu dekade, stigma tersebut masih terasa walaupun upaya melekatkan RRI dan TVRI kepada warga atau publik sudah mulai berhasil. Pemosisian dan revitalisasi RRI dan TVRI perlu terus dilakukan akan terwujud media publik yang benar-benar independen dan berguna meningkatkan kesadaran warga atas hak mereka mendapatkan informasi dan berkomunikasi dengan sebaik-baiknya. E. BENTUK LEMBAGA PENYIARAN Dalam usaha membangun sistem penyiaran yang demokratis, saat ini UU Penyiaran yang sedang dalam proses revisi, hendaknya mengakomodasi tiga jenis penyiaran yang relevan dengan kondisi Indonesia, yakni Penyiaran Publik, Penyiaran Swasta, dan Penyiaran Komunitas. Masing-masing jenis lembaga penyiaran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
  • 19. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 1. Penyiaran Publik Secara khusus, publik dalam istilah penyiaran publik diposisikan dalam dua pengertian, yakni sebagai khalayak (pemirsa atau pendengar) dan sebagai partisipan yang aktif. Pemahaman ini terkait dengan kebebasan menyatakan pendapat, hak untuk mendapatkan informasi, serta upaya pemberdayaan masyarakat dalam proses menuju civil society. Sementara mengenai syarat penyiaran publik (public service broadcasting), diantaranya adalah media yang: a. tersedia (available) secara “general-geographis”, b. memiliki concern terhadap identitas dan kultur nasional, c. bersifat independen, baik dari kepentingan negara maupun kepentingan komersil, d. memiliki imparsialitas program, e. memiliki ragam variasi program, dan f. pembiayaannya dibebankan kepada pengguna media. Definisi tersebut mengandaikan bahwa penyiaran publik dibangun didasarkan pada kepentingan, aspirasi, gagasan publik yang dibuat berdasarkan swadaya dan swamandiri dari masyarakat atau publik pengguna dan pemetik manfaat penyiaran publik.Oleh karena itu, ketika penyiaran publik dibangun bersama atas partisipasi publik, maka fungsi dan nilai kegunaan penyiaran publik tentunya ditujukan bagi berbagai kepentingan dan aspirasi public. Kemudian, untuk menjawab kehadiran media penyiaran publik di Indonesia saat ini, terdapat hal yang perlu diperhatikan. Pertama, telekomunikasi sebagai basis material.Keberadaan media penyiaran publik bertumpu pada ranah (domain) telekomunikasi, yaitu fasilitas transmisi signal.Setiap transmisi
  • 20. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 menggunakan jalur telekomunikasi berupa gelombang elektromagnetik yang ‘dikuasai’ negara.Regulasi penyiaran publik harus menjamin pengelolaan spektrum gelombang tersebut dalam bingkai penguatan publik. Kedua, orientasi fungsi publik sebagai basis kultural.Basis kultural dari keberadaan media penyiaran publik sebagai institusi publik ditentukan oleh nilai bersama yang menjadi dasar keberadaannya.Nilai dasar ini mulai dari ketentuan hukum, kebijakan negara, serta konsensus yang tumbuh di lingkungan masyarakat tentang orientasi dan fungsi sosial-kultural yang harus dijalankan oleh media penyiaran publik.nilai bersama ini diharapkan dirumuskan oleh kaum profesional penyiran publik sebagai titik awal dalam penghayatan atas orientasi fungsional kelembagaan. Ketiga, sistem jaringan publik. Sistem penyiaran publik pada dasarnya berupa ranah jaringan (networks) penyiaran dan stasiun penyiaran. Masing-masing ranah ini dapat memiliki pola orientasi fungsional yang spesifik, serta pola hubungan institusional satu sama lain. Rumusan kedua macam pola ini diperlukan sebagai dasar sistemik kelembagaan penyiaran publik. Keberadaan media penyiran publik juga ditentukan oleh dukungan sosial dan finansial.Secara kongkrit dukungan ini diwujudkan melalui adanya stake-holder yang berfungsi untuk mendorong dan mengawasi jalannya fungsi kultural penyiaran publik, dan memberi dukungan sistem finansial beroperasinya penyiaran publik. Keempat, adanya code of conduct profesi dan institusi. Code of conduct dimaksudkan untuk memelihara standar profesi.Biasanya mencakup visi dan misi yang menjadi landasan dari seluruh standar tindakan dan nilai hasil kerja kaum prefesional, bertolak dari sikap terhadap masyarakat, dan pemaknaan atas hasil kerja dalam konteks
  • 21. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 sosial. Pemaknaan hasil kerja dalam konteks sosial ini perlu ditempatkan dalam konteks makna sosial dari media penyiaran publik. Sebagai acuan standar tindakan profesional dan hasil kerjanya suatu institusi memiliki dua sisi, eksternal untuk menjaga makna sosial dari media massa, dan internal sebagai dasar dalam penilaian (evaluasi) profesional sebagai bagian dalam sistem manejemen personalia. Kelima, sistem kontrol fungsi publik.Untuk menjaga agar suatu institusi dapat berjalan dalam penyelenggaraan yang bersih, perlu dijunjung tinggi prinsip akuntabilitas terhadap stake-holder khususnya dan publik umumnya. Akuntabilitas memiliki dua sisi, menyangkut parameter akuntabilitas akuntasi dan menyangkut prinsip akuntabilitas sosial untuk menjaga orientasi fungsionalnya kepada publik.Jika pertanggung jawaban akuntansi melalui lembaga audit (publik maupun negara), maka akuntabilitas sosial perlu dipertanggung-jawabkan kepada stake-holder dan lembaga yang relevan.Lewat akuntabilitas sosial ini kontrol atas fungsi publik yang harus dijalankan oleh media penyiaran publik dapat berjalan. Secara filosofis, urgensi kehadiran media penyiaran publik berangkat dari kehidupan publik yang dilihat dari posisi sebagai warga masyarakat hanya dalam dua ranah, yaitu dalam lingkup kekuasaan dan lingkup pasar. Padahal, masyarakat memiliki ruang tersendiri untuk berapresiasi, berkarya, berpendapat, dan bersikap terhadap realitas yang ada di sekelilingnya. Oleh karena itu, munculnya pandangan dikotomis yang mengabaikan peran dan posisi warga negara dalam konteks hubungan sosial dan bernegara telah mengabaikan adanya kenyataan tentang ranah publik yang diharapkan dapat menjadi zona bebas dan netral yang di dalamnya berlangsung
  • 22. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 dinamika kehidupan yang bersih dari kekuasaan dan pasar. Habermas menyebut ranah ini sebagai ranah publik atau public sphere. Secara garis besar, ada empat alasan mengapa lembaga penyiaran publik itu penting dalam sistem demokrasi. Pertama, dalam konteks kehidupan demokrasi dan penguatan masyarakat sipil, sejatinya, publik berhak mendapatkan siaran yang lebih mencerdaskan, lebih mengisi kepala dengan sesuatu yang lebih bermakna dibandingkan sekedar menjual kepala kepada pemasang iklan melalui logika rating. Kedua, berkait dengan yang pertama, warga berhak memperoleh siaran yang mencerdaskan tanpa adanya batasan geografis, lebih-lebih sosio-politis. Argumen kedua ini penting karena lembaga penyiaran swasta akan selalu berfikir dalam kerangka besaran jumlah penduduk dan potensi ekonomi untuk membuka jaringannya. Akibatnya, daerah-daerah yang miskin dan secara ekonomi tidak menguntungkan tidak akan mendapatkan layanan siaran swasta. Ketiga, penyiaran publik merupakan entitas penyiaran yang memiliki concern lebih terhadap identitas dan kultur nasional. Jika lembaga penyiaran swasta acapkali dituduh menjadi bagian dari apa yang sering disebut sebagai imperalisme budaya, maka lembaga penyiaran publik justru sebaliknya. Keberadaan lembaga penyiaran publik penting dalam rangka menjaga identitas dan kultur nasional yang bersifat dinamis. Keempat, demokrasi media niscaya memerlukan lembaga penyiaran yang bersifat independent, baik dilihat dari kepentingan negara maupun komersial. Hal ini penting digarisbawahi karena lembaga penyiaran yang dikontrol negara akan cenderung menjadi ideological state aparatus, sedangkan lembaga penyiaran yang dikontrol swasta akan mengakibatkan penggunaan logic of
  • 23. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 acumulationand exclusion sebagai penentu apa dan bagaimana sesuatu ditayangkan. Sebagaimana nanti dapat dilihat dalam pembahasan selanjutnya, dominasi lembaga penyiaran swasta telah membuat hanya kelompok masyarakat tertentu yang direpresentasikan dalam media penyiaran nasional. Demikian juga dengan tayangan yang hanya memenuhi keinginan pasar dibandingkan dilandasi oleh usaha yang sungguh-sungguh untuk turut serta, katakanlah, mencerdaskan kehidupan masyarakat. Kemudian, dalam konteks budaya, terdapat delapan prinsip yang dibawa oleh lembaga penyiaran publik. Pertama, geographic universality.Prinsip ini menggambarkan bagaimana seharusnya penyelenggaraan penyiaran publik berorientasi pada publik secara luas.Keterjangkauan siaran di seluruh lapisan masyarakat merupakan hal penting yang harus diwujudkan. Kedua, catering for all interest and taste.Prinsip ini mendorong lembaga penyiaran publik memproduksi semua program yang memenuhi kepentingan publik termasuk untuk kelompok minoritas. Ketiga, catering for minorities. Prinsip ini menopang idealisme lembaga penyiaran publik untuk senantiasa menaruh perhatian pada program-program acara bagi publik minoritas misalnya menyangkut persoalan anak-anak, rasial, atau minoritas gender. Melalui lembaga penyiaran publik kelompok-kelompok minoritas akan memiliki ruang berekspresi yang bermakna bagi tumbuh kembangnya wacana publik tanpa harus tertekan oleh kepentingan kelompok elit atau mayoritas. Keempat, detachment from vested interest and government.Prinsip ini mengindikasikan pentingnya kemandirian lembaga penyiaran publik dari pengaruh atau intervensi pihak luar
  • 24. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 seperti pemerintah, partai politik, pemodal atau kelompok-kelompok kepentingan lainnya.Kemandirian ini penting artinya untuk menjaga konsistensi lembaga penyiaran publik pada kepentingan-kepentingan publik. Kelima, one broadcasting system to be directly founded by the corpus of users. Berdasarkan prinsip tersebut lembaga penyiaran publik dituntut untuk mencanangkan pendanaan langsung dan pembayaran yang relatif universal. Sifat pendanaan demikian akan memberikan ruang independensi yang luas bagi lembaga karena tidak perlu bergantung pada pihak-pihak tertentu. Alternatif pendanaan yang dimaksud dapat bersumber dari iuran penyiaran, donasi perorangan, yayasan atau perusahaan-perusahaan juga subsidi pemerintah. Keenam, competition in good programming rather than numbers.Prinsip ini menegaskan teori diversity of content sekaligus mengarahkan lembaga penyiaran publik untuk memproduksin dan menyiarkan program-program berkualitas yang tidak hanyak mengikuti rating dan selera pasar sebagaimana terjadi pada lembaga penyiaran komersial. Ketujuh, guideliness to liberate programming makers and not restricted them. Prinsip ini menegaskan perlunya pedoman untuk memberi kebebasan kepada pengelola lembaga penyiaran publik untuk mebuat program-program sesuai tuntutan kreativitas, bukan malah membatasi dengan berbagai sensor dan tekanan. 2. Penyiaran Swasta Secara mendasar, lembaga penyiaran swasta bersifat komersial dan menggantungkan hidupnya dari pemasukan iklan. Namun, sebagai institusi yang mempergunakan ranah publik, ia harus terikat oleh
  • 25. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 ketentuan-ketentuan di dalam peraturan perundang-undangan di bidang penyiaran. Dalam konteks televisi swasta Indonesia, kecenderungannya sangat sentralistik. Untuk itulah, sistem penyiaran swasta berjaringan menjadi sebuah keniscayaan. Alasannya, televisi swasta nasional mampu menjangkau 80% penduduk di Indonesia.Sementara penduduk yang mempunyai akses terhadap televisi sebesar 67%. Jadi, jumlah potensial viewers-nya berkisar sekitar 118 juta penduduk. Ini berarti sekitar 118 juta penduduk mempunyai akses terhadap televisi. Masing-masing televisi sudah menjangkau antara 60 sampai dengan 99 % penduduk yang mempunyai akses terhadap televisi. Ada dua hal yang dapat dicatat dari sini. Pertama, jumlah penduduk yang mampu mengakses televisi baru separuhnya. Kedua, di sisi lain, televisi sudah mampu menjangkau sekitar 60 sampai 90% dari mereka yang mempunyai akses. Ini sebenarnya sudah dapat dikatakan sangat tinggi mengingat di AS saja regulasinya mengatakan bahwa seseorang dapat memiliki stasiun televisi dalam jumlah yang tidak terbatas, tetapi tidak boleh menjangkau lebih dari 39% television’shousehold atau nation’s TV homes. Bila dilihat dari yang lain, maka pelaksanaan stasiun televisi berjaringan sebenarnya adalah sebuah kesempatan (opportunity) yang memberikan jalan dan kelonggaran bagi stasiun televisi nasional yang saat ini siaran, baik bagi yang sudah untung besar maupun yang masih “berdarah-darah”. Stasiun televisi berjaringan ini akan ikut membangun berkembangnya televisi lokal, merangsang dan membangun dinamika ekonomi dan sosial dan budaya lokal. Rumah
  • 26. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 produksi lokal akan tumbuh, biro iklan lokal, lembaga “rating” lokal juga akan tumbuh, dan lain-lain kegiatan sosial ekonomi dan budaya. Hal semacam ini tentu saja akan mendapat dukungan ekonomi dan sosial lokal. Posisi televisi jaringan semacam ini akan sangat kuat posisinya di tingkat lokal karena mendapat dukungan lokal, yang pada gilirannya menjadi stasiun televisi berjaringan yang sangat kuat secara nasional, baik dilihat dari kaca mata sosial, budaya maupun ekonomi. Di sini, diperlukan sebuah pemimpin stasiun televisi yang visioner, yang sebenarnya sudah dituntun oleh Undang-undang Penyiaran. Dalam hubungan ini, bila semua stasiun televisi nasional melakukan transformasi seperti yang telah disebutkan di atas, maka akan tercipta sebuah sistem penyiaran yang sehat, yang menjamin adanya “diversity of ownership” dan “diversity of content”, yang akan memperkuat dan memperkaya bangsa ini baik secara sosial, ekonomi, budaya dan politik. 3. Penyiaran Komunitas Media komunitas hadir sebagai media alternatif yang mengusung keberagaman kepemilikan (diversity of ownership), yang juga mendorong adanya keberagaman isi (diversity of content) dalam program-program siaran karena melayani komunitasnya yang juga beragam. Kemudian, oleh karena keberagaman kepemilikan itulah, masyarakat bisa melakukan kontrol sendiri (self controlling) terhadap isi siaran. Pengelola lembaga penyiaran komunitas, tidak bisa sewenang-wenang menayangkan program siaran yang tidak sesuai dengan nilai, aturan, maupun budaya lokal. Media komunitas pada dasarnya memainkan peran yang hampir sama dengan media massa pada umumnya, hanya saja pada
  • 27. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 wilayah (level of playing field) yang terbatas. Dibatasinya jangkauan layanan jenis media penyiaran ini justru diharapkan dapat memberikan layanan secara lebih spesifik dan membuka partisipasi secara lebih sempurna kepada komunitasnya. Semakin luas jangkauan siaran akan semakin sulit mendapatkan partisipasi dari masyarakat, karena apapun media ini merupakan refleksi kebutuhan komunitasnya. Dengan demikian, ada pula fungsi kontrol sosial yang dimilikinya, fungsi menghibur, mendidik dan menginformasikan berita yang benar-benar merefleksikan kebutuhan komunitasnya. Selanjutnya, dalam rangka menjawab kebutuhan kebutuhan tersebut, empat prinsip mendasar yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan penyiaran komunitas. Pertama, berskala lokal dan mendorong partisipatif warga. Karena tipologinya yang mendorong partisipasi warga masyarakat, maka skala terbatas merupakan hal penting yang harus dipertimbangkan.Dengan keterbatasan jangkauan yang dimiliki, diharapkan dapat memberi kesempatan pada setiap prakarsa warga komunitas untuk tumbuh dan tampil setara sejak tahap perumusan program siaran, pengelolaan hingga kepemilikan. Untuk mampu menjawab kebutuhan komunitasnya, penyiaran tersebut haruslah membangun partisipasi warga masyarakatnya seluas mungkin. Ketika kelompok masyarakat terlibat dalam proses untuk merumuskan program dan tema siaran, maka dari proses tersebut telah mengindikasikan terbangunnya proses yang demokratis. Semakin banyak yang terlibat–dengan proses yang tepat–akan membangun keragaman dalam berbagai konteks dan semakin menumbuhkan proses yang partisipatif. Dari sisi ini, media tersebut dapat menjadi alat bagi terciptanya proses partisipasi dalam masyarakat.
  • 28. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 Kedua, teknologi siaran yang dipergunakan sesuai dengan kemampuan ekonomi komunitas dan bukan bergantung pada campur tangan pihak luar.Untuk membangun sense of belonging yang tinggi, partisipasi masyarakat dalam hal penyediaan peralatan sesuai dengan kemampuannya merupakan hal penting yang harus dipertimbangkan meskipun bukan tidak mungkin sumber pembiayaan dari luar komunitas. Jika sumber daya infastruktur berasal dari luar komunitas, maka perlu pendekatan yang tepat agar tidak menimbulkan permasalahan di kemudian hari. Seringkali, peralatan yang didatangkan dan didukung pihak luar menimbulkan masalah saat terjadi kerusakan, yakni keengganan warga masyarakat untuk memperbaikinya. Sebaliknya, dengan pembiayaan yang keluar dari pembiayaan warga secara kolektif, akan mendapat dukungan penuh dari warga masyarakat manakala terjadi kerusakan pada peralatan tersebut. Pada sisi lain, seringkali pengelola terjebak pada keinginan memiliki peralatan yang mutakhir dan canggih sehingga memaksakan diri untuk membeli peralatan tersebut melalui dana sendiri yang pada gilirannya memunculkan konflik ”kepemilikan” diantara pengelola tersebut. Ketiga, didorong oleh misi kebaikan bersama komunitas dan bukan mencapai tujuan keuntungan uang.Sejak awal, penyiaran komunitas harus mendeklarasikan misinya kepada masyarakat, termasuk operasionalisasinya yang mengandalkan semangat kesukarelawan penyiar dan pengelolanya. Jika tidak, maka akan sulit untuk menjaga semangat tersebut yang telah dimunculkan sedari awal pendirian. Keempat, mengemukakan masalah-masalah bersama untuk dicarikan solusinya sehingga mendorong keterlibatan aktif komunitas dalam upaya perubahan sosial-politik. Sebagai media milik bersama
  • 29. TP4 SMK NEGERI 1 PUNGGING October23,2013 (masyarakat), persoalan-persoalan bersama yang ada di masyarakat layak disiarkan dan diadvokasi. Ketika persoalan-persoalan tersebut diangkat, maka harapannya semakin banyak warga masyarakat yang concern dengan persoalan bersama (karena mendengar dan mengetahuinya sehingga mendorong kesadaran akan pentingnya masalah tersebut diselesaikan), dan pada gilirannya semakin memperluas keterlibatan warga masyarakat dari berbagai lapisan yang ada di wilayah tersebut. Kondisi demikian akan mendorong terjadinya perubahan iklim sosial politik ditingkat lokal. .