SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Ujian Tengah Semester – Manajemen Produksi Televisi
ANALISIS MANAJEMEN TELEVISI: JTV
Oleh :
Amalia Pranata 51410018
Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Kristen Petra
2013
2
BAB I
BENTUK MEDIA PENYIARAN
Televisi merupakan media elektronik yang mulai hadir di tahun 1962 dengan
munculnya TVRI sebagai stasiun TV milik pemerintah. Barulah setelah itu muncul
stasiun televisi swasta lainnya. Hingga kini Indonesia telah memiliki lebih dari sepuluh
stasiun televisi swasta. Angka tersebut belum termasuk jumlah stasiun televisi lokal
yang ada sekarang. Angka tersebut terus meningkat di setiap tahunnya. Sehingga media
televisi dianggap sebagai industri yang padat modal, padat sumber daya manusia.
Namun beberapa stasiun televisi yang bermunculan belum diimbangi dengan
tersedianya elemen penting diatas. Umumnya sebuah stasiun televisi didirikan tanpa
pengetahuan yang memadai dan hanya berdasarkan semangat dan modal yang besar saja
(Morissan, 2008, p.8-10).
JTV, sebuah stasiun televisi lokal yang kantor pusatnya berada di Surabaya
sempat mengalami hal diatas. Semangat para pendiri JTV dimulai pada tahun 1999 yang
bersaing dengan stasiun lain (Global TV, Metro TV, Trans TV, Lativi, dan TV7) untuk
mendapatkan izin penyiaran TV nasional. Namun, karena tidak berhasil akhirnya para
pendiri JTV memutuskan untuk bersiaran lokal (Personal Interview, Wahyu Nahdianto,
Produser Marcomm JTV).
Berdirinya JTV sebagai stasiun TV lokal pertama ini membuat pemerintah
terinspirasi untuk membuat peraturan yang mengatur TV lokal, sejak saat itulah tidak
ada sebutan TV nasional dan TV lokal lagi, namun diganti dengan lembaga Penyiaran
Swasta. Berikut peraturan dalam UU no. 32 tahun 2002 mengenai penyiaran TV:
UU no. 32 tahun 2002 pasal 1 ayat 9:
“Lembaga penyiaran adalah penyelenggara penyiaran, baik lembaga
penyiaran publik, lembaga penyiaran swasta, lembaga penyiaran komunitas
maupun lembaga penyiaran berlangganan yang dalam melaksanakan tugas,
fungsi, dan tanggung jawabnya berpedoman pada peraturan perundang-
undangan yang berlaku. “,
dan
UU no. 32 tahun 2002 pasal 31 ayat 1;
“Lembaga penyiaran yang menyelenggarakan jasa penyiaran radio atau
3
jasa penyiaran televisi terdiri atas stasiun penyiaran jaringan dan/atau stasiun
penyiaran lokal.”.
Menurut undang-undang diatas terdapat empat jenis stasiun penyiaran, yaitu
stasiun penyiaran swasta, stasiun penyiaran berlangganan, stasiun penyiaran publik dan
stasiun penyiaran berlangganan (Morissan, 2008, p.80). Bila dihubungkan dengan UU
no. 32 tahun 2002 pasal 31 ayat 1 maka JTV merupakan stasiun televisi swasta dengan
jangkauan siaran lokal. Salah satu ciri televisi swasta adalah bersifat komersil, hal
tersebut dapat dinyatakan bahwa JTV hidup melalui iklan televisi komersil dalam
bentuk iklan televisi berdurasi atau advertorial yang disebut Komunikasi Bisnis (hasil
pengamatan penulis saat Praktik Kerja Nyata Desember 2012 hingga Januari 2013).
Meski jumlah total iklan lebih sedikit daripada stasiun TV berjangkauan nasional, iklan-
iklan tersebut dirasa dapat menghidupi JTV. Misalnya saja di program berita Jatim
Awan JTV, iklan dalam satu program berdurasi 30 menit ini sebanyak 7 iklan (1 iklan
layanan masyarakat, 3 iklan komersil, dan 3 iklan program). Jumlah ini dapat berubah
setiap harinya seusai dengan pamasukan iklan. Bila dirasa iklan tidak mencukupi durasi
siaran, maka durasi tayang program akan ditambah.
Setelah JTV sukses dengan menjadi pioner TV lokal pertama, JTV membentuk
TV biro dan berjaringan dibawah grup Jawa Pos yaitu JPMC (Jawa Pos Multimedia
Corporation) (Company Profile JTV, 2012). Sehingga, televisi yang memiliki
jangkauan siaran lokal regional Jawa Timur ini semakin kompleks. Hal ini menunjukan
bahwa JTV memiliki batasan kepemilikian yang dikelola oleh kelompok korporasi.
Menurut Morissan dalam bukunya Manajemen Media Penyiaran, biasanya korporasi
yang cenderung sukses dalam bisnis media massa akan cenderung selalu
mengembangkan dan membesarkan usahanya (Morissan, 2008, p.87). Begitu pula JTV
yang kini memiliki JPMC. Hingga kini telah tercatat 43 stasiun televisi yang ada dan 36
diantaranya telah aktif bersiaran. Modal awal didapat dari JTV namun mereka akan
mandiri dalam beberapa tahun kedepan dan modal tersebut dapat dikembalikan. Hal ini
menunjukan bahwa TV berjaringan JTV memiliki kemampuan bagus untuk bertahan di
dunia pertelevisian.
Pendiri JTV yang memiliki semangat yang tinggi dalam mengembangkan
stasiun TV berbasis ekspresi, apresiasi pada kearifan dan kejeniusan lokal ini memiliki
4
keunikasm tersendiri. JTV mengangkat 3 bahasa utama selain Bahasa Indonesia yaitu
Bahasa Suroboyoan, Bahasa Madura dan Bahasa Kulonan (Company Profile JTV,
2012). Bahasa siaran adalah salah satu elemen yang ditentukan dan ditetapkan oleh
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Seperti pada UU no.32 tahun 2002 pasal 48. Pada
saat itu JTV telah disetujui ijinnya untuk menggunakan bahasa daerah 5% dari total
program. Program yang memakai bahasa daerah antara lain Pojok Kampung, warung
VOA, Blakrakan, Goro-Goro Kartolo dan lainnya. Kini JTV telah mengakomodir lebih
dari 30 program dengan total durasi 22 jam dengan presentasi produksi in-house 75%
dan 25% outsourcing (Company Profile JTV, 2012).
Televisi swasta juga dapat dilihat dari penggunaan sistem siaran terestrial dan
atau sistem satelit analog atau digital (Morissan, 2008, p.8). Siaran terestrial adalah
siaran yang menggunakan channel UHF atau VHF (http://id.prmob.net/ultra-frekuensi-
tinggi/frekuensi-yang-sangat-tinggi/televisi-657207.html). JTV, sebagai televisi swasta
yang terus berkembang dan semakin kompleks memiliki siaran terestrial analog dan
digital. JTV menggunakan satelit analog TELKOM 1 dan juga satelit digital untuk
tayangan JTV via TV berlangganan. Channel yang digunakan disetiap darerah pun
berbeda-beda (lihat lampiran 1.1). Pada TV berlangganan di Indonesia seperti Kabel
Vision, Telkom Vision dan First Media, JTV telah menjadi salah satu pilihan channel
dalam negeri. Jangkauan dan perangkat siaran yang beragam ini digunakan pula unutk
mengakomodir pemasok iklan karena jangkauan yang semakin luas. Karena meskipun
berdiri sebagai TV swasta lokal, target pemasok iklan dapat semakin meluas bukan
hanya dari pemasok iklan lokal saja.
Melalui analisis diatas, penulis menemukan bahwa JTV merupakan stasiun
televisi swasta berjangkauan siaran lokal yang memiliki perkembangan pesat.
Dipandang sebagai pioner televisi lokal pertama di Indonesia, JTV juga memiliki
strategi yang baik untuk mendapat keuntungan, salah satunya dengan berkembangnya
jangkauan siaran dan banyaknya biro maupun televisi berjaringan.
5
BAB II
FUNGSI MANAJEMEN
“Management is to get things done through the effort of other people” (Mary
parker Follett) artinya manajemen bertujuan untuk menyelesaikan sesuatu dengan upaya
orang lain (Stoner, 1990, p.7). Begitu pula dengan yang terjadi dalam sebuah
perusahaan media massa yang membutuhkan fungsi manajemen. Pada dasarnya
keberhasilan dalam media massa bergantung pada teknik, program, pemasaran serta
kualitas orang-orang yang bekerja dalam tiga bidang tersebut (Morissan, 2008, p.125-
126). Maka itu, dalam stasiun televisi seperti JTV diperlukan koordinasi yang dikepalai
oleh manajer umum. Manajer umum akan melaksanakan empat fungsi dasar, yaitu:
2.1. Perencanaan (planning)
Perencanaan adalah kegiatan penetapan tujuan media penyiaran serta
menyaipkan strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Termasuk
didalam penetapan tujuan dan arah perusahaan adalah sebagai berikut: penetapan visi
dan misi; penentuan wilayah siaran; mengidentifikasi dan menentukan indikator
efektivitas; memilih dan menetukan sasaran dan hasil yang ingin dicapai;
mempersiapkan rencana tindakan (penjadwalan, anggaran, pertanggungjawaban);
membangun pengawasan; komunikasi; dan pelaksanaan (persetujuan dari pihak yang
terlibat) (Morissan, 2008, p.133-134).
Implementasi perencanaan ini dilakukan JTV oleh manajer puncak atau bagian
atas, yaitu para pendiri JTV. Mereka adalah Imawan Manshuri, Dahlan Iskan (saat itu
pemilik Jawa Pos), Agus Mustofa, Satya, Herry, dan Djoko Susanto. Rencana demi
rencana mereka buat dan berusaha untuk hadir untuk masyarakat lokal. Perencaannya
tidak mudah karena JTV adalah televisi yang memiliki keunikan saat itu. Keunikan
yaitu televisi dengan jangkauan lokal dengan konten yang lokal.
Salah satu bukti perencanaan itu adalah visi dan misi perusahaan yang kini
dipakai yaitu,
“Visi JTV
• Lahir dari gagasan inovatif untuk menjadikan sebagai lembaga penyiaran
swasta Jawa Timur yang berbasis lokal. Turut serta mencerdaskan
6
kehidupan bangsa. Bersikap independen, objektif, dan jujur.
Berpartisipasi dalam usaha pemberdayaan masyarakat.
• Membangun pertelevisian yang berkarakter dan berciri khas Jawa Timur
serta ikut melakukan pencerahan terhadap segala potensi dan seni budaya
Jawa Timur.
Misi JTV
• Membangun Kekuatan
1) Ikut mencerdaskan bangsa terutama masyarakat Jawa Timur
melalui program-program siaran dan berita.
2) Menggali, mencerahkan dan menggairahkan kehidupan sosial
budaya Jawa Timur.
3) Menjadi partner bagi masyarakat dan pemerintah daerah dalam
mendorong dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, terutama
daerah Jawa Timur.
4) Menjaga dan meningkatkan kerukunan antar umat beragama,
etnis, dan golongan.” (Company Profile JTV, 2012).
dan slogan JTV yaitu “JTV rek! Satus Persen Jatim” (Company Profile JTV, 2012).
Menurut Wahyu Nahdianto, awalnya image JTV yang ditunjukan dengan slogan
tidak seperti sekarang. Saat itu pernah JTV dibuat menjadi televisi yang gaul asal Kota
Jakarta. Namun, hal itu tidak berhasil, karena pasar Jawa Timur-an yang menjadi
keinginan masyarakat (Personal Interview, Wahyu Nahdianto, Produser Marcomm
JTV). Hal ini menunjukan bahwa pergantian slogan dapat menunjukan arah dari
perusahaan. Namun kini image itu kembali lagi ke Jawa Timur-an sesuai dengan visi
dan misi perusahaan. Proses JTV yang lain tidak secara historis tercatat, saat itu
penjadwalan sudah berjalan dengan pembagian program antar news dan entertainment
dengan jadwal yang ditentukan.
Mulai tahun 2012 lalu tercatat JTV terakhir kali mengubah perencanaan
perusahaan dengan mengganti logo dan pembangunan image JTV yang sesuai dengan
kelokalannya. Perencanaan ini dikoordinasikan langsung oleh Produser Marketing
Communication, Wahyu Nahdianto kepada Direktur Utama baru JTV yaitu Maesa
Samola (Personal Interview, Wahyu Nahdianto, Produser Marcomm JTV). Perubahan
7
atau dapat dikatakan penyempurnaan image ini dapat dilihat dengan grafis baru JTV
serta Station ID JTV yang baru. Dari sini penulis dapat menyimpulkan bahwa untuk
merubah suatu perencanaan dibutuhkan evaluasi dan koordinasi yang tepat untuk
mencapai suatu arah tujuan media massa.
2.2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah proses penyusunan struktur organisasi, sumber daya
yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya. Pengorganisasian ini dibagi menjadi
2 aspek yaitu departementalisasi dan pembagian kerja (Morissan, 2008, p.142). Pada
JTV, pengorganisasian telah dilakukan dengan melakukan 2 aspek diatas.
Pengorganisasian ini dituangkan dalam struktur organisasi JTV dan pembagian kerja
yang dapat dilihat pada Lampiran 2.1.
Sesuai dengan pengelompokan departemen yang dituliskan Morissan (2008,
p.148), JTV membagi pekerjaan dalam 4 departemen, yaitu Iklan, Administrasi dan
Keuangan; Pemberitaan dan Program; Teknik dan Produksi; dan Marketing. Pembagian
kerja juga sesuai dengan yang disampaikan oleh Morissan. Departemen Administrasi
atau di JTV Departemen Iklan, Administrasi dan Keuangan akan mengurus masalah
administrasi dan keuangan. Ada penambahan item yaitu Iklan, dalam hal ini JTV
memasukan administrasi iklan di departemen ini, namun untuk pencarian iklan
dilakukan oleh Departemen Marketing. Departemen Pemasaran akan melakukan selling
kepada pemasok iklan dan berkoordinasi dengan Departemen Iklan, Administrasi dan
Keuangan. Departemen Teknik dan Produksi akan mengurus peralatan teknis yang
berkaitan dengan Departemen Pemberitaan dan Program. Terakhir Departemen
Pemberitaan dan Program akan bertanggungjawab dalam emmbuat program acara atau
program berita.
2.3. Pengarahan (directing)
Pengarahan berfungsi untuk merangsang antusiasme karyawan untuk
melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif. Pengarahan ini dilakukan dengan
cara motivasi, komunikasi, kepemimpinan, dan pelatihan (Morissan, 2008, p. 154). JTV
biasanya melakukan rapat kerja atau rapat rutin seluruh karyawan setiap bulan, setiap
akhir tahun atau setiap terjadi suatu hal yang penting. Pengarahan ini dilakukan dengan
8
cara kepemimpinan. Hal ini menunjukan bahwa meski telah ada pembagian kerja yang
jelas, namun dibutuhkan seorang pemimpin yang dapat menggerakkan karyawannya.
Menurut struktur organisasinya, koordinasi dapat berjalan secara vertikal dan horizontal
dalam berkomunikasi karena adanya struktur yang mengatur di fungsi sebelumnya.
Menurut pengamatan peneliti saat melakukan Praktik Kerja Nyata pada
Desember 2012 hingga Januari 2013 lalu, JTV sempat mengadakan Gathering
Karyawan dengan cara berwisata bersama keluarga di awal tahun baru. Hal ini bisa
menjadi salah satu motivasi dengan menggerakkan rasa kedekatan antara perusahaan
dan karyawan bahkan hingga ke keluarganya. Sehingga saat bekerja para karyawan
tidak segan-segan untuk melakukan sesuatu demi mencapai tujuan perusahaan.Kegiatan
seperti ini dapat menjadi pengarahan yang memiliki cara motivasi atau pelatihan bila
didalamnya terdapat pelatihan karyawan.
9
BAB III
STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi adalah pola tentang hubungan antara berbagai komponen dan
bagian organisasi. Pada organisasi formal struktur direncanakan dan merupakan usaha
sengaja untuk menetapkan pola hubungan antara berbagai komponen, sehingga dapat
mencapai sasaran secara efektif. Sedangkan pada organisasi informal, struktur
organisasi adalah aspek sistem yang tidak direncanakan dan timbul secara spontan
akibat interaksi peserta. (ocw.usu.ac.id/course/...keorganisasian/12_struktur_organisasi
http://www.karantinahewansby.org/?page_id=19.) Pada dasarnya tidak ada standar
baku yang berlaku umum atas struktur organisasi dalam stasiun penyiaran.
Pada struktur organisasi JTV, (lihat lampiran 2.1) terdapat 4 departemen, yaitu
Iklan, Administrasi dan Keuangan; Pemberitaan dan Program; Teknik dan Produksi;
dan Marketing. Pembagian kerja juga sesuai dengan yang disampaikan oleh Morissan.
Keempat departemen ini berjalan dan saling terkait antara satu dengan yang lain. Bila
salah satu timpang maka, bagian yang lain akan merasakan dmapaknya juga. Struktur
organisasai tersebut juga dapat berubah sewaktu-waktu bila dirasa perlu dan akan di
koordinir oleh bagian Human Resource Development.
10
BAB IV
KUALITAS/KREDIBILITAS SUMBER DAYA MANUSIA
Kualitas atau kredibilitas sumber daya manusia dapat diukur melalui job
specification. Job specification adalah suatu pernyataan tentang kemampuan,
ketrampilan, pengetahuan dan sikap-sikap yang dibutuhkan agar dapat bekerja secara
efektif, lengkap dengan kualifikasi khusus, pengalaman atau hal-hal lain yang
berhubungan dengan pekerjaan yang harus dimiliki oleh seseorang sebelum menduduki
jabatan tertentu. Spesifikasi jabatan sangat berguna dalam mencocokkan seseorang
dengan posisi atau jabatan tertentu, dan mengidentifikasi pelatihan dan pengembangan
yang dibutuhkan (http://www.e-psikologi.com/epsi/industri_detail.asp?id=313). Job
specification tersebut dirumuskan sesuai dengan job description yang akan diberikan
perusahaan pada jabatan tertentu. Tujuannya agar berimplikasi dengna kualitas sumber
daya dan job description dapat terpenuhi dengan baik.
Pada stasiun JTV (melalui pengamatan saat penulis melakukan Praktik Kerja
Nyata), karyawan JTV diharuskan memiliki gelar Sarjana-1 untuk pegawai tetap dari
jurusan manapun (tidak harus dari ilmu komunikasi atau broadcasting). Namun, untuk
freelancer misalnya floor director atau presenter, job specification pendidikan seperti ini
tidka diperlukan. Hal ini dikarenakan skill pemegang jabatanlah yang diperlukan.
Jabatan-jabatan yang ada kebayakan hasi rekrutmen massal tim HRD atau biasanya
rekrutmen langsung dari departemen bersangkutan dengan cara pemberitahuan
sebelumnya ke tim HRD.
11
BAB V
SEGMENTASI, TARGETING, DAN POSITIONING
Audience adalah konsumen yang memiliki kebutuhan terhadap program yang
mana menjadi produk dalam sebuah stasiun televisi. Kebutuhan tersebut akan berbeda
pada setiap audience yang memiliki karakteristik tertentu. Sehingga diperlukan strategi
pemasaran yang relevan di dunia pertelevisian (Morissan, 2008, p.164-165). Pemasaran
tersebut dilakukan untuk meningkatkan profit dimana sebuah stasiun televisi yang
bersifat komersil hidup. Melihat keberagaman audience maka media massa perlu
menyeleksi audience supaya sesuai dengan produknya. Strategi untuk mendapat
perhatian dari audience menurut Kotler (1980) terdiri dari 3 tahap yaitu: segmentasi,
targeting dan positioning (Morissan, 2008, p.166).
5.1. Segmentasi
Segmentasi adalah suatu strategi untuk memahami struktur audience dengan
cara membagi atau mengelompokkan audience sesuai dengan yang bersifat homogen
Terdapat 3 dasar-dasar segementasi audience yaitu segmentasi demografis, geografis,
geodemografis, dan psikografis (Morissan, 2008, p.166-168). Pada stasiun televisi JTV
juga melakukan segmentasi agar audience lebih terfokuskan. Namun sayangnya, JTV
hanya menerapkan satu dasar segmentasi yaitu segmentasi geografis, yaitu audience
dibeda-bedakan berdasarkan wilayah tempat tinggalnya (Morissan, 2008, p.177). JTV
memiliki segmentasi masyarakat Jawa Timur menurut Company Profile JTV tahun
2012 lalu. Penggunaan satu dasar segmentasi ini ditujukan untuk menjadikan JTV
sebagai media utama di Jawa Timur. JTV berusaha untuk menjawab kebutuhan
masyarakat Jawa Timur dari kalangan manapun. Spekulasi ini dapat menyebabkan
mengapa JTV hanya memakai satu dasar saja.
5.2. Targetting
Targetting adalah strategi untuk memilih, menyeleksi dan menjangkau audience
sasaran (Morissan, 2008, p.166). Caranya dengan memilih salah satu segmen stasiun
televisi lalu memilihnya. Pemilihan ini biasanya akan menjadi landasan kegiatan iklan
dan promosi. Target audience JTV adalah sebagai berikut:
12
• Target audiens berdasarkan jenis kelamin
Wanita : 55%
Pria : 45%
• Target audiens berdasarkan SES (Social Economic Status)
A : 20%
B : 25%
C : 30%
D : 15%
E : 10%
• Target audiens berdasarkan usia
Anak-anak (5-9 th) : 10%
Remaja (10-19 th) : 25%
Pemuda (20-39 th) : 35%
Dewasa (40-54 th) : 20%
Orang tua (>55 th) : 10%
• Target audiens berdasarkan profesi
Pekerja : 35%
Ibu Rumah Tangga : 35%
Pelajar : 25%
Pensiunan / tidak bekerja : 5%
(Sumber: Company Profile JTV, 2012)
Target diatas merupakan target cakupan JTV secara umum. Namun bila dibagi-
bagi maka setiap program akan memiliki target masing-masing yang termasuk dalam
target umum JTV. Sehingga ada produk atau program acara yang memiliki target diluar
dari yang telah ditetapkan maka program tersebut akan tidak lolos seleksi. Hal ini
dikarenakan selective exposure dimana audience akan secara aktif memilih mau atau
tidak mengekspos dirinya terhadap informasi (Morissan, 2008, p.187). Sehingga, bila
ada audience yang diluar target JTV akan membuat produknya tidak tepat sasaran atau
13
sia-sia.
5.3. Positioning
Positioning adalah strategi komunikasi yang berhubungan dengan bagaimana
khalayak menempatkan suatu produk, merek atau perusahaan di dalam otaknya
sehingga memiliki penilaian tertentu. Positioning juga mempengaruhi persepsi audience
sehingga bagaimana audience memaknai media dapat dilihat dari hubungan asosiatif
dalam konsep positioning (Morissan, 2008, p.189).
Pada stasiun JTV, positioning terdapat pada 2 kalimat slogan JTV yaitu “JTV
rek! Satus Persen Jatim”. Kalimat tersebut menggunakan Bahasa Suroboyoan dan
menunjukan konsistensi JTV dalam menjadi TV yang berbasis lokal dan berciri Jawa
Timur (Visi Misi JTV, Company Profile JTV, 2012).
Positioning dengan menggunakan bahasa seperti ini menunjukan bahwa JTV
ingin dikenal sebagai televisi yang lokal dan kental dengan Bahasa Suroboyoan. Melihat
kembali pada jangkauan siaran lokal namun dapat ditangkap secara luas melalui televisi
digital, JTV akan terkenal dengan bahasa yang mungkin berbeda dengan bahasa
audiencenya. Misalnya, penonton JTV dengan TV berlangganan yang ad adi Pulau
Kalimantan atau Sumatra. Penonton yang ada di luar area akan menggangap hal ini
sebagai ciri khas JTV.
“JTV rek!” menurut Myers (1996) (Morissan, 2008, p.190) adalah pernyataan
positioning yang bersifat paritas. Paritas artinya tidak menunjukan perbedaan antara
satu dengan lainnya. Namun, dapat membawa warna tersendiri bagi penonton. Setelah
penulis melakukan survei kecil mengenai pernyataan positioning JTV ini, ditemukan
bahwa JTV lebih terkenal hanya dengan kalimat pertama saja yaitu “JTV rek!”.
Alasannya karena kata “rek” terdengar akrab di telinga audience Kota Surabaya. Kata
“rek” diambil dari “arek” yang artinya “anak” atau “bocah” dalam Bahasa Indonesia.
Kata ini sangat akrab di masyarakat Kota Surabaya karena seringkali digunakan untuk
memanggil orang lain.
14
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Morissan. (2008). Manajemen Media Penyiaran. Jakarta: Kencana.
Stoner, James A.F. 1990. Manajemen. Jakarta: Erlangga.
Non-buku
Marcomm JTV. Septermber 2012. Company Profile JTV.
Personal Interview dengan Wahyu Nahdianto (Producer Marcomm JTV), 23 November
2012.
http://id.prmob.net/ultra-frekuensi-tinggi/frekuensi-yang-sangat-tinggi/televisi-
657207.html
Undang-Undang no. 32 tahun 2002
ocw.usu.ac.id/course/...keorganisasian/12_struktur_organisasi
http://www.karantinahewansby.org/?page_id=19
http://www.e-psikologi.com/epsi/industri_detail.asp?id=313
15
LAMPIRAN
Lampiran 1.1. Jangkauan Siaran JTV
*) Akan menambahkan lagi di Bondowoso dan Trenggalek.
Dapat diakses melalui:
Satelit TELKOM 1
Posisi 108º Bujur Timur
Kota Wilayah Populasi Kekuatan Channel
Surabaya - Seluruh Surabaya, Gresik, Kamal, Bangkalan,
Sampang, Lamongan, Babat, Sedayu, Paciran,
Baureno, Bungah, Krian, Legundi, Mojokerto, Gedeg,
Mojoagung, Jombang, Lengkong, Bangil, Pasuruan,
Grati, Tongas, Ketapang, Probolinggo, Waru,
Gedangan, Sidoarjo, Gempol, Pandaan, tretes,
Sukorejo, Purworejo, Purwodadi, Lawang
- Kabel Vision
- Telkom Vision
17.223.558 40 KW UHF 60
Ch 30
Malang Purwodadi, Lawang, Singosari, Nongkojajar, Karanglo,
Karangploso, Blimbing, Malang Kota, Batu, Sengkaling,
Pujon, Wendit, Pakis, Tumpang, Tajinan, Poncokusumo,
Rampal, Pakisaji, Bululawang, Turen, Gondanglegi
3.451.564 2 KW UHF 34
Kediri Kertosono, Kediri Kota, Pare, Kandangan, Loceret,
Sebagian Nganjuk, Brebek, Pesantren, Wates, Blitar,
Lodoyo, Keras, Tulungagung, Gondang, Durenan,
Campurdarat
5.712.184 4 KW UHF 59
Magetan Ngawi, Maospati, Ngrambe, Sarangan, Karangjati,
Sragen, Tawangmangu, Jumapolo,
Madiun,Goranggareng, Caruban, Ngebel, Parang,
Purwantoro, Sumoroto, Ponorogo, Balong Slahung
3.505.454 4 KW UHF 42
Jember Tamanan, Kalisat, Jember, Tanggul, Jatiroto, Lumajang
(kota), Kencong, Puger, Mayang, Kalibaru, rambipuji,
Balunglor, Wuluhan
4.852.225 4 KW UHF 50
Banyuwangi Banyuwangi, Ketapang, Bajulmati, Jambewangi,
Genteng, Kalibaru, Benculuk, Gilimanuk, Rogojampi,
Srono, Muncar, Purwoharjo, Grajakan, Tegaldlimo,
Blambangan
1.616.774 2 KW UHF 36
Tuban Tuban, Plumpang, Bajulmati, Bojonegoro, Kapas, Cepu,
Babat, Lamongan, Sukodadi, Sugihwaras, Kesanga,
Kedungpring, Bauretno
1.109.223 2 KW UHF 41
Pamekasan Sumenep, Lenteng, Pamekasan, Progo, Sampang,
Kalianget, Gapurana, Dungkek, Guluk-guluk, Pasir
Putih, Panarukan
1.109.223 3 KW UHF 38
16
Frekuensi 4095 MHZ
Symbol Rate (S/R) 3125
Polarisasi Horisontal
FEC Auto
Sumber: Company Profile JTV, 2012
17
Lampiran 2.1. Struktur Organisasi JTV (Sumber: Company Profile JTV, 2012)
18

More Related Content

What's hot

Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan lainnya (listiawati)
Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan lainnya (listiawati)Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan lainnya (listiawati)
Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan lainnya (listiawati)Listia wati
 
Komunikasi intker, intrapersonal, kelompok dan massa
Komunikasi intker, intrapersonal, kelompok dan massaKomunikasi intker, intrapersonal, kelompok dan massa
Komunikasi intker, intrapersonal, kelompok dan massaWidi d'Estillo
 
Pemasaran Sosial [Sejarah,Definisi, Pemahaman, dan Konsep]
Pemasaran Sosial [Sejarah,Definisi, Pemahaman, dan Konsep]Pemasaran Sosial [Sejarah,Definisi, Pemahaman, dan Konsep]
Pemasaran Sosial [Sejarah,Definisi, Pemahaman, dan Konsep]Penny Hutabarat
 
Konseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistikKonseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistikAyu W. Shepty
 
power point kewirausahaan
power point kewirausahaanpower point kewirausahaan
power point kewirausahaanalikaaa1
 
Computer Mediated Communication Theory
Computer Mediated Communication TheoryComputer Mediated Communication Theory
Computer Mediated Communication Theorymankoma2012
 
Enterpreneurship Motivation - By Husaeri Priatna
Enterpreneurship Motivation - By Husaeri PriatnaEnterpreneurship Motivation - By Husaeri Priatna
Enterpreneurship Motivation - By Husaeri PriatnaHusaeri Priatna,S.Ak.,M.M.
 
Aliran Filsafat Pendidikan.ppt
Aliran Filsafat Pendidikan.pptAliran Filsafat Pendidikan.ppt
Aliran Filsafat Pendidikan.pptabheanrose1
 
Makalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikap
Makalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikapMakalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikap
Makalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikapLingga - Universitas Riau
 
Manusia dan Pandangan Hidup
Manusia dan Pandangan HidupManusia dan Pandangan Hidup
Manusia dan Pandangan HidupVinda Syakira
 
Makalah Psikologi Komunikator dan Psikologi Pesan
Makalah Psikologi Komunikator dan Psikologi PesanMakalah Psikologi Komunikator dan Psikologi Pesan
Makalah Psikologi Komunikator dan Psikologi PesanRiska Nur'Akhidah Sari
 
2. PELUANG USAHA PRODUK BARANG ATAU JASA.ppt
2. PELUANG USAHA PRODUK BARANG ATAU JASA.ppt2. PELUANG USAHA PRODUK BARANG ATAU JASA.ppt
2. PELUANG USAHA PRODUK BARANG ATAU JASA.pptOsaEda
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Komunikasi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Komunikasi SosialPSIKOLOGI SOSIAL - Komunikasi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Komunikasi SosialDiana Amelia Bagti
 
Filsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiFilsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiHosyatul Aliyah
 

What's hot (20)

Teori komunikasi keluarga
Teori komunikasi keluargaTeori komunikasi keluarga
Teori komunikasi keluarga
 
Pemasaran Sosial
Pemasaran SosialPemasaran Sosial
Pemasaran Sosial
 
Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan lainnya (listiawati)
Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan lainnya (listiawati)Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan lainnya (listiawati)
Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan lainnya (listiawati)
 
Komunikasi intker, intrapersonal, kelompok dan massa
Komunikasi intker, intrapersonal, kelompok dan massaKomunikasi intker, intrapersonal, kelompok dan massa
Komunikasi intker, intrapersonal, kelompok dan massa
 
Pemasaran Sosial [Sejarah,Definisi, Pemahaman, dan Konsep]
Pemasaran Sosial [Sejarah,Definisi, Pemahaman, dan Konsep]Pemasaran Sosial [Sejarah,Definisi, Pemahaman, dan Konsep]
Pemasaran Sosial [Sejarah,Definisi, Pemahaman, dan Konsep]
 
Konseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistikKonseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistik
 
Teori Komunikasi Massa
Teori Komunikasi MassaTeori Komunikasi Massa
Teori Komunikasi Massa
 
power point kewirausahaan
power point kewirausahaanpower point kewirausahaan
power point kewirausahaan
 
Computer Mediated Communication Theory
Computer Mediated Communication TheoryComputer Mediated Communication Theory
Computer Mediated Communication Theory
 
Enterpreneurship Motivation - By Husaeri Priatna
Enterpreneurship Motivation - By Husaeri PriatnaEnterpreneurship Motivation - By Husaeri Priatna
Enterpreneurship Motivation - By Husaeri Priatna
 
Aliran Filsafat Pendidikan.ppt
Aliran Filsafat Pendidikan.pptAliran Filsafat Pendidikan.ppt
Aliran Filsafat Pendidikan.ppt
 
Ppt komunikasi
Ppt komunikasiPpt komunikasi
Ppt komunikasi
 
Makalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikap
Makalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikapMakalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikap
Makalah Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi sikap
 
Manusia dan Pandangan Hidup
Manusia dan Pandangan HidupManusia dan Pandangan Hidup
Manusia dan Pandangan Hidup
 
Kesejahteraan sosial dasar
Kesejahteraan sosial dasarKesejahteraan sosial dasar
Kesejahteraan sosial dasar
 
Makalah Psikologi Komunikator dan Psikologi Pesan
Makalah Psikologi Komunikator dan Psikologi PesanMakalah Psikologi Komunikator dan Psikologi Pesan
Makalah Psikologi Komunikator dan Psikologi Pesan
 
Sejarah Perkembangan Jurnalistik
Sejarah Perkembangan JurnalistikSejarah Perkembangan Jurnalistik
Sejarah Perkembangan Jurnalistik
 
2. PELUANG USAHA PRODUK BARANG ATAU JASA.ppt
2. PELUANG USAHA PRODUK BARANG ATAU JASA.ppt2. PELUANG USAHA PRODUK BARANG ATAU JASA.ppt
2. PELUANG USAHA PRODUK BARANG ATAU JASA.ppt
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Komunikasi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Komunikasi SosialPSIKOLOGI SOSIAL - Komunikasi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Komunikasi Sosial
 
Filsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiFilsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : Ontologi
 

Viewers also liked

Kelebihan dan kelemahan televisi
Kelebihan dan kelemahan televisiKelebihan dan kelemahan televisi
Kelebihan dan kelemahan televisinurzaenab02
 
PERENCANAAN STRATEGI MARKETING COMMUNICATION JTV
PERENCANAAN STRATEGI MARKETING COMMUNICATION JTV PERENCANAAN STRATEGI MARKETING COMMUNICATION JTV
PERENCANAAN STRATEGI MARKETING COMMUNICATION JTV Amalia Pranata
 
Dasar dasar periklanan
Dasar dasar periklananDasar dasar periklanan
Dasar dasar periklananqhoha
 
(ppt) company profile PT ULTRAJAYA
(ppt) company profile PT ULTRAJAYA(ppt) company profile PT ULTRAJAYA
(ppt) company profile PT ULTRAJAYAPutri Sanuria
 

Viewers also liked (7)

Kelebihan dan kelemahan televisi
Kelebihan dan kelemahan televisiKelebihan dan kelemahan televisi
Kelebihan dan kelemahan televisi
 
PERENCANAAN STRATEGI MARKETING COMMUNICATION JTV
PERENCANAAN STRATEGI MARKETING COMMUNICATION JTV PERENCANAAN STRATEGI MARKETING COMMUNICATION JTV
PERENCANAAN STRATEGI MARKETING COMMUNICATION JTV
 
Dasar dasar periklanan
Dasar dasar periklananDasar dasar periklanan
Dasar dasar periklanan
 
Mata Kuliah Periklanan
Mata Kuliah PeriklananMata Kuliah Periklanan
Mata Kuliah Periklanan
 
Teknik penyiaran 2 mengidentifikasi sistem siaran televisi
Teknik penyiaran 2 mengidentifikasi sistem siaran televisiTeknik penyiaran 2 mengidentifikasi sistem siaran televisi
Teknik penyiaran 2 mengidentifikasi sistem siaran televisi
 
Strategi Marketing Radio dan Televisi Lokal
Strategi Marketing Radio dan Televisi LokalStrategi Marketing Radio dan Televisi Lokal
Strategi Marketing Radio dan Televisi Lokal
 
(ppt) company profile PT ULTRAJAYA
(ppt) company profile PT ULTRAJAYA(ppt) company profile PT ULTRAJAYA
(ppt) company profile PT ULTRAJAYA
 

Similar to Manajemen Media Massa_JTV Surabaya

Eksistensi TV Lokal di Antara Dominasi TV Nasional
Eksistensi TV Lokal di Antara Dominasi TV NasionalEksistensi TV Lokal di Antara Dominasi TV Nasional
Eksistensi TV Lokal di Antara Dominasi TV NasionalFeriandi Mirza
 
MODUL TEORI PRODUKSI ACARA TELEVISI
MODUL TEORI PRODUKSI ACARA TELEVISIMODUL TEORI PRODUKSI ACARA TELEVISI
MODUL TEORI PRODUKSI ACARA TELEVISIFirdaus Azwar Ersyad
 
03 2018 sosia dialektika unwas pengawasan perizinan oleh komisi penyiaran ind...
03 2018 sosia dialektika unwas pengawasan perizinan oleh komisi penyiaran ind...03 2018 sosia dialektika unwas pengawasan perizinan oleh komisi penyiaran ind...
03 2018 sosia dialektika unwas pengawasan perizinan oleh komisi penyiaran ind...TaufiqurokhmanTaufiq
 
Isi Proposal Tesis ; Persepsi Masyarakat terhadap Tayangan KompasTV di Makassar
Isi Proposal Tesis ; Persepsi Masyarakat terhadap Tayangan KompasTV di MakassarIsi Proposal Tesis ; Persepsi Masyarakat terhadap Tayangan KompasTV di Makassar
Isi Proposal Tesis ; Persepsi Masyarakat terhadap Tayangan KompasTV di MakassarI Wayan Suparno
 
Spektrum Frekuensi
Spektrum FrekuensiSpektrum Frekuensi
Spektrum FrekuensiChar Lie
 
Tvri Menuju Lembaga Penyiaran Publik yang Profesional
Tvri Menuju Lembaga Penyiaran Publik yang ProfesionalTvri Menuju Lembaga Penyiaran Publik yang Profesional
Tvri Menuju Lembaga Penyiaran Publik yang ProfesionalFeriandi Mirza
 
bahan siaran Televisi Ltv
bahan siaran Televisi Ltvbahan siaran Televisi Ltv
bahan siaran Televisi LtvMuhammad Thosin
 
Persepsi Masyarakat Terhadap Tayangan Kompastv di Makassar - TESIS - Halaman ...
Persepsi Masyarakat Terhadap Tayangan Kompastv di Makassar - TESIS - Halaman ...Persepsi Masyarakat Terhadap Tayangan Kompastv di Makassar - TESIS - Halaman ...
Persepsi Masyarakat Terhadap Tayangan Kompastv di Makassar - TESIS - Halaman ...I Wayan Suparno
 
Musni Umar: Radio Republik Indonesia (RRI) Sebagai Public Service Media
Musni Umar: Radio Republik Indonesia (RRI) Sebagai Public Service MediaMusni Umar: Radio Republik Indonesia (RRI) Sebagai Public Service Media
Musni Umar: Radio Republik Indonesia (RRI) Sebagai Public Service Mediamusniumar
 
Orasi ilmiah stit air molek
Orasi ilmiah stit air molekOrasi ilmiah stit air molek
Orasi ilmiah stit air molekRoy Iskandar
 
EKONOMI POLITIK MEDIA dalam INDUSTRI MEDIA
EKONOMI POLITIK MEDIA dalam INDUSTRI MEDIAEKONOMI POLITIK MEDIA dalam INDUSTRI MEDIA
EKONOMI POLITIK MEDIA dalam INDUSTRI MEDIALusianai Waode
 
Tv komunitas dan tantangan konvergensi media #grombyangos
Tv komunitas dan tantangan konvergensi media #grombyangosTv komunitas dan tantangan konvergensi media #grombyangos
Tv komunitas dan tantangan konvergensi media #grombyangosFaruk Muhamad
 
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI JENIS DAN DASAR-DASAR PRODUKSI VIDEO..pdf
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI JENIS DAN DASAR-DASAR PRODUKSI VIDEO..pdfDKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI JENIS DAN DASAR-DASAR PRODUKSI VIDEO..pdf
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI JENIS DAN DASAR-DASAR PRODUKSI VIDEO..pdfZainul Arifin
 
Pert. 4 karakteristik ekonomi radio.
Pert. 4 karakteristik ekonomi radio.Pert. 4 karakteristik ekonomi radio.
Pert. 4 karakteristik ekonomi radio.Nur Alfiyatur Rochmah
 

Similar to Manajemen Media Massa_JTV Surabaya (20)

Eksistensi TV Lokal di Antara Dominasi TV Nasional
Eksistensi TV Lokal di Antara Dominasi TV NasionalEksistensi TV Lokal di Antara Dominasi TV Nasional
Eksistensi TV Lokal di Antara Dominasi TV Nasional
 
Sejarah perkembangan televisi
Sejarah perkembangan televisiSejarah perkembangan televisi
Sejarah perkembangan televisi
 
2013-2-01542-MC Bab1001.pdf
2013-2-01542-MC Bab1001.pdf2013-2-01542-MC Bab1001.pdf
2013-2-01542-MC Bab1001.pdf
 
MODUL TEORI PRODUKSI ACARA TELEVISI
MODUL TEORI PRODUKSI ACARA TELEVISIMODUL TEORI PRODUKSI ACARA TELEVISI
MODUL TEORI PRODUKSI ACARA TELEVISI
 
MSTV
MSTVMSTV
MSTV
 
03 2018 sosia dialektika unwas pengawasan perizinan oleh komisi penyiaran ind...
03 2018 sosia dialektika unwas pengawasan perizinan oleh komisi penyiaran ind...03 2018 sosia dialektika unwas pengawasan perizinan oleh komisi penyiaran ind...
03 2018 sosia dialektika unwas pengawasan perizinan oleh komisi penyiaran ind...
 
Isi Proposal Tesis ; Persepsi Masyarakat terhadap Tayangan KompasTV di Makassar
Isi Proposal Tesis ; Persepsi Masyarakat terhadap Tayangan KompasTV di MakassarIsi Proposal Tesis ; Persepsi Masyarakat terhadap Tayangan KompasTV di Makassar
Isi Proposal Tesis ; Persepsi Masyarakat terhadap Tayangan KompasTV di Makassar
 
Spektrum Frekuensi
Spektrum FrekuensiSpektrum Frekuensi
Spektrum Frekuensi
 
Tvri Menuju Lembaga Penyiaran Publik yang Profesional
Tvri Menuju Lembaga Penyiaran Publik yang ProfesionalTvri Menuju Lembaga Penyiaran Publik yang Profesional
Tvri Menuju Lembaga Penyiaran Publik yang Profesional
 
bahan siaran Televisi Ltv
bahan siaran Televisi Ltvbahan siaran Televisi Ltv
bahan siaran Televisi Ltv
 
Persepsi Masyarakat Terhadap Tayangan Kompastv di Makassar - TESIS - Halaman ...
Persepsi Masyarakat Terhadap Tayangan Kompastv di Makassar - TESIS - Halaman ...Persepsi Masyarakat Terhadap Tayangan Kompastv di Makassar - TESIS - Halaman ...
Persepsi Masyarakat Terhadap Tayangan Kompastv di Makassar - TESIS - Halaman ...
 
Iklan Sebagai Media Kritik Sosial
Iklan Sebagai Media Kritik SosialIklan Sebagai Media Kritik Sosial
Iklan Sebagai Media Kritik Sosial
 
Musni Umar: Radio Republik Indonesia (RRI) Sebagai Public Service Media
Musni Umar: Radio Republik Indonesia (RRI) Sebagai Public Service MediaMusni Umar: Radio Republik Indonesia (RRI) Sebagai Public Service Media
Musni Umar: Radio Republik Indonesia (RRI) Sebagai Public Service Media
 
Desain produksi siaran
Desain produksi siaranDesain produksi siaran
Desain produksi siaran
 
Stasiun penyiaran
Stasiun penyiaranStasiun penyiaran
Stasiun penyiaran
 
Orasi ilmiah stit air molek
Orasi ilmiah stit air molekOrasi ilmiah stit air molek
Orasi ilmiah stit air molek
 
EKONOMI POLITIK MEDIA dalam INDUSTRI MEDIA
EKONOMI POLITIK MEDIA dalam INDUSTRI MEDIAEKONOMI POLITIK MEDIA dalam INDUSTRI MEDIA
EKONOMI POLITIK MEDIA dalam INDUSTRI MEDIA
 
Tv komunitas dan tantangan konvergensi media #grombyangos
Tv komunitas dan tantangan konvergensi media #grombyangosTv komunitas dan tantangan konvergensi media #grombyangos
Tv komunitas dan tantangan konvergensi media #grombyangos
 
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI JENIS DAN DASAR-DASAR PRODUKSI VIDEO..pdf
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI JENIS DAN DASAR-DASAR PRODUKSI VIDEO..pdfDKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI JENIS DAN DASAR-DASAR PRODUKSI VIDEO..pdf
DKV VIDEOGRAFI MEMAHAMI JENIS DAN DASAR-DASAR PRODUKSI VIDEO..pdf
 
Pert. 4 karakteristik ekonomi radio.
Pert. 4 karakteristik ekonomi radio.Pert. 4 karakteristik ekonomi radio.
Pert. 4 karakteristik ekonomi radio.
 

More from Amalia Pranata

Ekspresi Emosi Melalui Computer Mediated Communication Pada Pengguna Social ...
Ekspresi Emosi Melalui Computer Mediated Communication  Pada Pengguna Social ...Ekspresi Emosi Melalui Computer Mediated Communication  Pada Pengguna Social ...
Ekspresi Emosi Melalui Computer Mediated Communication Pada Pengguna Social ...Amalia Pranata
 
5 Hal Tentang Social Media Ads dan Perusahaan
5 Hal Tentang Social Media Ads dan Perusahaan5 Hal Tentang Social Media Ads dan Perusahaan
5 Hal Tentang Social Media Ads dan PerusahaanAmalia Pranata
 
Alert! Magazine_Young Lifestyle Magazine
Alert! Magazine_Young Lifestyle MagazineAlert! Magazine_Young Lifestyle Magazine
Alert! Magazine_Young Lifestyle MagazineAmalia Pranata
 
Analisis Genre - Video Klip Gangnam Style
Analisis Genre - Video Klip Gangnam StyleAnalisis Genre - Video Klip Gangnam Style
Analisis Genre - Video Klip Gangnam StyleAmalia Pranata
 
ROPY Magazine_Majalah Cagar Budaya Kota Surabaya
ROPY Magazine_Majalah Cagar Budaya Kota SurabayaROPY Magazine_Majalah Cagar Budaya Kota Surabaya
ROPY Magazine_Majalah Cagar Budaya Kota SurabayaAmalia Pranata
 
Persepsi, Film The Blind Side
Persepsi, Film The Blind SidePersepsi, Film The Blind Side
Persepsi, Film The Blind SideAmalia Pranata
 
Komunikasi Interpersonal dalam Film Moment To Remember
Komunikasi Interpersonal dalam Film Moment To RememberKomunikasi Interpersonal dalam Film Moment To Remember
Komunikasi Interpersonal dalam Film Moment To RememberAmalia Pranata
 
Sejarah Handphone di Indonesia
Sejarah Handphone di IndonesiaSejarah Handphone di Indonesia
Sejarah Handphone di IndonesiaAmalia Pranata
 
Solusi Sensorship Indonesia Part 1
Solusi Sensorship Indonesia Part 1Solusi Sensorship Indonesia Part 1
Solusi Sensorship Indonesia Part 1Amalia Pranata
 
Solusi Sensorship Indonesia Part 2
Solusi Sensorship Indonesia Part 2Solusi Sensorship Indonesia Part 2
Solusi Sensorship Indonesia Part 2Amalia Pranata
 
Mobilitas Sosial - Sosiologi
Mobilitas Sosial - SosiologiMobilitas Sosial - Sosiologi
Mobilitas Sosial - SosiologiAmalia Pranata
 
Manajemen Ramah Lingkungan - ISO & Ekolabel
Manajemen Ramah Lingkungan - ISO & EkolabelManajemen Ramah Lingkungan - ISO & Ekolabel
Manajemen Ramah Lingkungan - ISO & EkolabelAmalia Pranata
 
Elemen dan Model Media Massa - Koran SINDO
Elemen dan Model Media Massa - Koran SINDOElemen dan Model Media Massa - Koran SINDO
Elemen dan Model Media Massa - Koran SINDOAmalia Pranata
 
Analisis Sosiologi Sitkom Suami-suami Takut Istri dan Film Cin(t)a
Analisis Sosiologi Sitkom Suami-suami Takut Istri dan Film Cin(t)aAnalisis Sosiologi Sitkom Suami-suami Takut Istri dan Film Cin(t)a
Analisis Sosiologi Sitkom Suami-suami Takut Istri dan Film Cin(t)aAmalia Pranata
 
Analisa Komunikasi Massa "Jika Aku Menjadi" Trans TV
Analisa Komunikasi Massa "Jika Aku Menjadi" Trans TVAnalisa Komunikasi Massa "Jika Aku Menjadi" Trans TV
Analisa Komunikasi Massa "Jika Aku Menjadi" Trans TVAmalia Pranata
 

More from Amalia Pranata (17)

Ekspresi Emosi Melalui Computer Mediated Communication Pada Pengguna Social ...
Ekspresi Emosi Melalui Computer Mediated Communication  Pada Pengguna Social ...Ekspresi Emosi Melalui Computer Mediated Communication  Pada Pengguna Social ...
Ekspresi Emosi Melalui Computer Mediated Communication Pada Pengguna Social ...
 
5 Hal Tentang Social Media Ads dan Perusahaan
5 Hal Tentang Social Media Ads dan Perusahaan5 Hal Tentang Social Media Ads dan Perusahaan
5 Hal Tentang Social Media Ads dan Perusahaan
 
Alert! Magazine_Young Lifestyle Magazine
Alert! Magazine_Young Lifestyle MagazineAlert! Magazine_Young Lifestyle Magazine
Alert! Magazine_Young Lifestyle Magazine
 
Analisis Genre - Video Klip Gangnam Style
Analisis Genre - Video Klip Gangnam StyleAnalisis Genre - Video Klip Gangnam Style
Analisis Genre - Video Klip Gangnam Style
 
ROPY Magazine_Majalah Cagar Budaya Kota Surabaya
ROPY Magazine_Majalah Cagar Budaya Kota SurabayaROPY Magazine_Majalah Cagar Budaya Kota Surabaya
ROPY Magazine_Majalah Cagar Budaya Kota Surabaya
 
Persepsi, Film The Blind Side
Persepsi, Film The Blind SidePersepsi, Film The Blind Side
Persepsi, Film The Blind Side
 
Komunikasi Interpersonal dalam Film Moment To Remember
Komunikasi Interpersonal dalam Film Moment To RememberKomunikasi Interpersonal dalam Film Moment To Remember
Komunikasi Interpersonal dalam Film Moment To Remember
 
Sistem Politik China
Sistem Politik ChinaSistem Politik China
Sistem Politik China
 
Sejarah Handphone di Indonesia
Sejarah Handphone di IndonesiaSejarah Handphone di Indonesia
Sejarah Handphone di Indonesia
 
Solusi Sensorship Indonesia Part 1
Solusi Sensorship Indonesia Part 1Solusi Sensorship Indonesia Part 1
Solusi Sensorship Indonesia Part 1
 
Solusi Sensorship Indonesia Part 2
Solusi Sensorship Indonesia Part 2Solusi Sensorship Indonesia Part 2
Solusi Sensorship Indonesia Part 2
 
Mobilitas Sosial - Sosiologi
Mobilitas Sosial - SosiologiMobilitas Sosial - Sosiologi
Mobilitas Sosial - Sosiologi
 
Manajemen Ramah Lingkungan - ISO & Ekolabel
Manajemen Ramah Lingkungan - ISO & EkolabelManajemen Ramah Lingkungan - ISO & Ekolabel
Manajemen Ramah Lingkungan - ISO & Ekolabel
 
Elemen dan Model Media Massa - Koran SINDO
Elemen dan Model Media Massa - Koran SINDOElemen dan Model Media Massa - Koran SINDO
Elemen dan Model Media Massa - Koran SINDO
 
Analisis Sosiologi Sitkom Suami-suami Takut Istri dan Film Cin(t)a
Analisis Sosiologi Sitkom Suami-suami Takut Istri dan Film Cin(t)aAnalisis Sosiologi Sitkom Suami-suami Takut Istri dan Film Cin(t)a
Analisis Sosiologi Sitkom Suami-suami Takut Istri dan Film Cin(t)a
 
Analisa Komunikasi Massa "Jika Aku Menjadi" Trans TV
Analisa Komunikasi Massa "Jika Aku Menjadi" Trans TVAnalisa Komunikasi Massa "Jika Aku Menjadi" Trans TV
Analisa Komunikasi Massa "Jika Aku Menjadi" Trans TV
 
Narkoba dan Bahayanya
Narkoba dan BahayanyaNarkoba dan Bahayanya
Narkoba dan Bahayanya
 

Recently uploaded

kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxFisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxPutriAriatna
 

Recently uploaded (12)

kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptxFisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
Fisika Dasar Usaha dan Energi Fisika.pptx
 

Manajemen Media Massa_JTV Surabaya

  • 1. Ujian Tengah Semester – Manajemen Produksi Televisi ANALISIS MANAJEMEN TELEVISI: JTV Oleh : Amalia Pranata 51410018 Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra 2013
  • 2. 2
  • 3. BAB I BENTUK MEDIA PENYIARAN Televisi merupakan media elektronik yang mulai hadir di tahun 1962 dengan munculnya TVRI sebagai stasiun TV milik pemerintah. Barulah setelah itu muncul stasiun televisi swasta lainnya. Hingga kini Indonesia telah memiliki lebih dari sepuluh stasiun televisi swasta. Angka tersebut belum termasuk jumlah stasiun televisi lokal yang ada sekarang. Angka tersebut terus meningkat di setiap tahunnya. Sehingga media televisi dianggap sebagai industri yang padat modal, padat sumber daya manusia. Namun beberapa stasiun televisi yang bermunculan belum diimbangi dengan tersedianya elemen penting diatas. Umumnya sebuah stasiun televisi didirikan tanpa pengetahuan yang memadai dan hanya berdasarkan semangat dan modal yang besar saja (Morissan, 2008, p.8-10). JTV, sebuah stasiun televisi lokal yang kantor pusatnya berada di Surabaya sempat mengalami hal diatas. Semangat para pendiri JTV dimulai pada tahun 1999 yang bersaing dengan stasiun lain (Global TV, Metro TV, Trans TV, Lativi, dan TV7) untuk mendapatkan izin penyiaran TV nasional. Namun, karena tidak berhasil akhirnya para pendiri JTV memutuskan untuk bersiaran lokal (Personal Interview, Wahyu Nahdianto, Produser Marcomm JTV). Berdirinya JTV sebagai stasiun TV lokal pertama ini membuat pemerintah terinspirasi untuk membuat peraturan yang mengatur TV lokal, sejak saat itulah tidak ada sebutan TV nasional dan TV lokal lagi, namun diganti dengan lembaga Penyiaran Swasta. Berikut peraturan dalam UU no. 32 tahun 2002 mengenai penyiaran TV: UU no. 32 tahun 2002 pasal 1 ayat 9: “Lembaga penyiaran adalah penyelenggara penyiaran, baik lembaga penyiaran publik, lembaga penyiaran swasta, lembaga penyiaran komunitas maupun lembaga penyiaran berlangganan yang dalam melaksanakan tugas, fungsi, dan tanggung jawabnya berpedoman pada peraturan perundang- undangan yang berlaku. “, dan UU no. 32 tahun 2002 pasal 31 ayat 1; “Lembaga penyiaran yang menyelenggarakan jasa penyiaran radio atau 3
  • 4. jasa penyiaran televisi terdiri atas stasiun penyiaran jaringan dan/atau stasiun penyiaran lokal.”. Menurut undang-undang diatas terdapat empat jenis stasiun penyiaran, yaitu stasiun penyiaran swasta, stasiun penyiaran berlangganan, stasiun penyiaran publik dan stasiun penyiaran berlangganan (Morissan, 2008, p.80). Bila dihubungkan dengan UU no. 32 tahun 2002 pasal 31 ayat 1 maka JTV merupakan stasiun televisi swasta dengan jangkauan siaran lokal. Salah satu ciri televisi swasta adalah bersifat komersil, hal tersebut dapat dinyatakan bahwa JTV hidup melalui iklan televisi komersil dalam bentuk iklan televisi berdurasi atau advertorial yang disebut Komunikasi Bisnis (hasil pengamatan penulis saat Praktik Kerja Nyata Desember 2012 hingga Januari 2013). Meski jumlah total iklan lebih sedikit daripada stasiun TV berjangkauan nasional, iklan- iklan tersebut dirasa dapat menghidupi JTV. Misalnya saja di program berita Jatim Awan JTV, iklan dalam satu program berdurasi 30 menit ini sebanyak 7 iklan (1 iklan layanan masyarakat, 3 iklan komersil, dan 3 iklan program). Jumlah ini dapat berubah setiap harinya seusai dengan pamasukan iklan. Bila dirasa iklan tidak mencukupi durasi siaran, maka durasi tayang program akan ditambah. Setelah JTV sukses dengan menjadi pioner TV lokal pertama, JTV membentuk TV biro dan berjaringan dibawah grup Jawa Pos yaitu JPMC (Jawa Pos Multimedia Corporation) (Company Profile JTV, 2012). Sehingga, televisi yang memiliki jangkauan siaran lokal regional Jawa Timur ini semakin kompleks. Hal ini menunjukan bahwa JTV memiliki batasan kepemilikian yang dikelola oleh kelompok korporasi. Menurut Morissan dalam bukunya Manajemen Media Penyiaran, biasanya korporasi yang cenderung sukses dalam bisnis media massa akan cenderung selalu mengembangkan dan membesarkan usahanya (Morissan, 2008, p.87). Begitu pula JTV yang kini memiliki JPMC. Hingga kini telah tercatat 43 stasiun televisi yang ada dan 36 diantaranya telah aktif bersiaran. Modal awal didapat dari JTV namun mereka akan mandiri dalam beberapa tahun kedepan dan modal tersebut dapat dikembalikan. Hal ini menunjukan bahwa TV berjaringan JTV memiliki kemampuan bagus untuk bertahan di dunia pertelevisian. Pendiri JTV yang memiliki semangat yang tinggi dalam mengembangkan stasiun TV berbasis ekspresi, apresiasi pada kearifan dan kejeniusan lokal ini memiliki 4
  • 5. keunikasm tersendiri. JTV mengangkat 3 bahasa utama selain Bahasa Indonesia yaitu Bahasa Suroboyoan, Bahasa Madura dan Bahasa Kulonan (Company Profile JTV, 2012). Bahasa siaran adalah salah satu elemen yang ditentukan dan ditetapkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Seperti pada UU no.32 tahun 2002 pasal 48. Pada saat itu JTV telah disetujui ijinnya untuk menggunakan bahasa daerah 5% dari total program. Program yang memakai bahasa daerah antara lain Pojok Kampung, warung VOA, Blakrakan, Goro-Goro Kartolo dan lainnya. Kini JTV telah mengakomodir lebih dari 30 program dengan total durasi 22 jam dengan presentasi produksi in-house 75% dan 25% outsourcing (Company Profile JTV, 2012). Televisi swasta juga dapat dilihat dari penggunaan sistem siaran terestrial dan atau sistem satelit analog atau digital (Morissan, 2008, p.8). Siaran terestrial adalah siaran yang menggunakan channel UHF atau VHF (http://id.prmob.net/ultra-frekuensi- tinggi/frekuensi-yang-sangat-tinggi/televisi-657207.html). JTV, sebagai televisi swasta yang terus berkembang dan semakin kompleks memiliki siaran terestrial analog dan digital. JTV menggunakan satelit analog TELKOM 1 dan juga satelit digital untuk tayangan JTV via TV berlangganan. Channel yang digunakan disetiap darerah pun berbeda-beda (lihat lampiran 1.1). Pada TV berlangganan di Indonesia seperti Kabel Vision, Telkom Vision dan First Media, JTV telah menjadi salah satu pilihan channel dalam negeri. Jangkauan dan perangkat siaran yang beragam ini digunakan pula unutk mengakomodir pemasok iklan karena jangkauan yang semakin luas. Karena meskipun berdiri sebagai TV swasta lokal, target pemasok iklan dapat semakin meluas bukan hanya dari pemasok iklan lokal saja. Melalui analisis diatas, penulis menemukan bahwa JTV merupakan stasiun televisi swasta berjangkauan siaran lokal yang memiliki perkembangan pesat. Dipandang sebagai pioner televisi lokal pertama di Indonesia, JTV juga memiliki strategi yang baik untuk mendapat keuntungan, salah satunya dengan berkembangnya jangkauan siaran dan banyaknya biro maupun televisi berjaringan. 5
  • 6. BAB II FUNGSI MANAJEMEN “Management is to get things done through the effort of other people” (Mary parker Follett) artinya manajemen bertujuan untuk menyelesaikan sesuatu dengan upaya orang lain (Stoner, 1990, p.7). Begitu pula dengan yang terjadi dalam sebuah perusahaan media massa yang membutuhkan fungsi manajemen. Pada dasarnya keberhasilan dalam media massa bergantung pada teknik, program, pemasaran serta kualitas orang-orang yang bekerja dalam tiga bidang tersebut (Morissan, 2008, p.125- 126). Maka itu, dalam stasiun televisi seperti JTV diperlukan koordinasi yang dikepalai oleh manajer umum. Manajer umum akan melaksanakan empat fungsi dasar, yaitu: 2.1. Perencanaan (planning) Perencanaan adalah kegiatan penetapan tujuan media penyiaran serta menyaipkan strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Termasuk didalam penetapan tujuan dan arah perusahaan adalah sebagai berikut: penetapan visi dan misi; penentuan wilayah siaran; mengidentifikasi dan menentukan indikator efektivitas; memilih dan menetukan sasaran dan hasil yang ingin dicapai; mempersiapkan rencana tindakan (penjadwalan, anggaran, pertanggungjawaban); membangun pengawasan; komunikasi; dan pelaksanaan (persetujuan dari pihak yang terlibat) (Morissan, 2008, p.133-134). Implementasi perencanaan ini dilakukan JTV oleh manajer puncak atau bagian atas, yaitu para pendiri JTV. Mereka adalah Imawan Manshuri, Dahlan Iskan (saat itu pemilik Jawa Pos), Agus Mustofa, Satya, Herry, dan Djoko Susanto. Rencana demi rencana mereka buat dan berusaha untuk hadir untuk masyarakat lokal. Perencaannya tidak mudah karena JTV adalah televisi yang memiliki keunikan saat itu. Keunikan yaitu televisi dengan jangkauan lokal dengan konten yang lokal. Salah satu bukti perencanaan itu adalah visi dan misi perusahaan yang kini dipakai yaitu, “Visi JTV • Lahir dari gagasan inovatif untuk menjadikan sebagai lembaga penyiaran swasta Jawa Timur yang berbasis lokal. Turut serta mencerdaskan 6
  • 7. kehidupan bangsa. Bersikap independen, objektif, dan jujur. Berpartisipasi dalam usaha pemberdayaan masyarakat. • Membangun pertelevisian yang berkarakter dan berciri khas Jawa Timur serta ikut melakukan pencerahan terhadap segala potensi dan seni budaya Jawa Timur. Misi JTV • Membangun Kekuatan 1) Ikut mencerdaskan bangsa terutama masyarakat Jawa Timur melalui program-program siaran dan berita. 2) Menggali, mencerahkan dan menggairahkan kehidupan sosial budaya Jawa Timur. 3) Menjadi partner bagi masyarakat dan pemerintah daerah dalam mendorong dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, terutama daerah Jawa Timur. 4) Menjaga dan meningkatkan kerukunan antar umat beragama, etnis, dan golongan.” (Company Profile JTV, 2012). dan slogan JTV yaitu “JTV rek! Satus Persen Jatim” (Company Profile JTV, 2012). Menurut Wahyu Nahdianto, awalnya image JTV yang ditunjukan dengan slogan tidak seperti sekarang. Saat itu pernah JTV dibuat menjadi televisi yang gaul asal Kota Jakarta. Namun, hal itu tidak berhasil, karena pasar Jawa Timur-an yang menjadi keinginan masyarakat (Personal Interview, Wahyu Nahdianto, Produser Marcomm JTV). Hal ini menunjukan bahwa pergantian slogan dapat menunjukan arah dari perusahaan. Namun kini image itu kembali lagi ke Jawa Timur-an sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Proses JTV yang lain tidak secara historis tercatat, saat itu penjadwalan sudah berjalan dengan pembagian program antar news dan entertainment dengan jadwal yang ditentukan. Mulai tahun 2012 lalu tercatat JTV terakhir kali mengubah perencanaan perusahaan dengan mengganti logo dan pembangunan image JTV yang sesuai dengan kelokalannya. Perencanaan ini dikoordinasikan langsung oleh Produser Marketing Communication, Wahyu Nahdianto kepada Direktur Utama baru JTV yaitu Maesa Samola (Personal Interview, Wahyu Nahdianto, Produser Marcomm JTV). Perubahan 7
  • 8. atau dapat dikatakan penyempurnaan image ini dapat dilihat dengan grafis baru JTV serta Station ID JTV yang baru. Dari sini penulis dapat menyimpulkan bahwa untuk merubah suatu perencanaan dibutuhkan evaluasi dan koordinasi yang tepat untuk mencapai suatu arah tujuan media massa. 2.2. Pengorganisasian (Organizing) Pengorganisasian adalah proses penyusunan struktur organisasi, sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya. Pengorganisasian ini dibagi menjadi 2 aspek yaitu departementalisasi dan pembagian kerja (Morissan, 2008, p.142). Pada JTV, pengorganisasian telah dilakukan dengan melakukan 2 aspek diatas. Pengorganisasian ini dituangkan dalam struktur organisasi JTV dan pembagian kerja yang dapat dilihat pada Lampiran 2.1. Sesuai dengan pengelompokan departemen yang dituliskan Morissan (2008, p.148), JTV membagi pekerjaan dalam 4 departemen, yaitu Iklan, Administrasi dan Keuangan; Pemberitaan dan Program; Teknik dan Produksi; dan Marketing. Pembagian kerja juga sesuai dengan yang disampaikan oleh Morissan. Departemen Administrasi atau di JTV Departemen Iklan, Administrasi dan Keuangan akan mengurus masalah administrasi dan keuangan. Ada penambahan item yaitu Iklan, dalam hal ini JTV memasukan administrasi iklan di departemen ini, namun untuk pencarian iklan dilakukan oleh Departemen Marketing. Departemen Pemasaran akan melakukan selling kepada pemasok iklan dan berkoordinasi dengan Departemen Iklan, Administrasi dan Keuangan. Departemen Teknik dan Produksi akan mengurus peralatan teknis yang berkaitan dengan Departemen Pemberitaan dan Program. Terakhir Departemen Pemberitaan dan Program akan bertanggungjawab dalam emmbuat program acara atau program berita. 2.3. Pengarahan (directing) Pengarahan berfungsi untuk merangsang antusiasme karyawan untuk melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif. Pengarahan ini dilakukan dengan cara motivasi, komunikasi, kepemimpinan, dan pelatihan (Morissan, 2008, p. 154). JTV biasanya melakukan rapat kerja atau rapat rutin seluruh karyawan setiap bulan, setiap akhir tahun atau setiap terjadi suatu hal yang penting. Pengarahan ini dilakukan dengan 8
  • 9. cara kepemimpinan. Hal ini menunjukan bahwa meski telah ada pembagian kerja yang jelas, namun dibutuhkan seorang pemimpin yang dapat menggerakkan karyawannya. Menurut struktur organisasinya, koordinasi dapat berjalan secara vertikal dan horizontal dalam berkomunikasi karena adanya struktur yang mengatur di fungsi sebelumnya. Menurut pengamatan peneliti saat melakukan Praktik Kerja Nyata pada Desember 2012 hingga Januari 2013 lalu, JTV sempat mengadakan Gathering Karyawan dengan cara berwisata bersama keluarga di awal tahun baru. Hal ini bisa menjadi salah satu motivasi dengan menggerakkan rasa kedekatan antara perusahaan dan karyawan bahkan hingga ke keluarganya. Sehingga saat bekerja para karyawan tidak segan-segan untuk melakukan sesuatu demi mencapai tujuan perusahaan.Kegiatan seperti ini dapat menjadi pengarahan yang memiliki cara motivasi atau pelatihan bila didalamnya terdapat pelatihan karyawan. 9
  • 10. BAB III STRUKTUR ORGANISASI Struktur organisasi adalah pola tentang hubungan antara berbagai komponen dan bagian organisasi. Pada organisasi formal struktur direncanakan dan merupakan usaha sengaja untuk menetapkan pola hubungan antara berbagai komponen, sehingga dapat mencapai sasaran secara efektif. Sedangkan pada organisasi informal, struktur organisasi adalah aspek sistem yang tidak direncanakan dan timbul secara spontan akibat interaksi peserta. (ocw.usu.ac.id/course/...keorganisasian/12_struktur_organisasi http://www.karantinahewansby.org/?page_id=19.) Pada dasarnya tidak ada standar baku yang berlaku umum atas struktur organisasi dalam stasiun penyiaran. Pada struktur organisasi JTV, (lihat lampiran 2.1) terdapat 4 departemen, yaitu Iklan, Administrasi dan Keuangan; Pemberitaan dan Program; Teknik dan Produksi; dan Marketing. Pembagian kerja juga sesuai dengan yang disampaikan oleh Morissan. Keempat departemen ini berjalan dan saling terkait antara satu dengan yang lain. Bila salah satu timpang maka, bagian yang lain akan merasakan dmapaknya juga. Struktur organisasai tersebut juga dapat berubah sewaktu-waktu bila dirasa perlu dan akan di koordinir oleh bagian Human Resource Development. 10
  • 11. BAB IV KUALITAS/KREDIBILITAS SUMBER DAYA MANUSIA Kualitas atau kredibilitas sumber daya manusia dapat diukur melalui job specification. Job specification adalah suatu pernyataan tentang kemampuan, ketrampilan, pengetahuan dan sikap-sikap yang dibutuhkan agar dapat bekerja secara efektif, lengkap dengan kualifikasi khusus, pengalaman atau hal-hal lain yang berhubungan dengan pekerjaan yang harus dimiliki oleh seseorang sebelum menduduki jabatan tertentu. Spesifikasi jabatan sangat berguna dalam mencocokkan seseorang dengan posisi atau jabatan tertentu, dan mengidentifikasi pelatihan dan pengembangan yang dibutuhkan (http://www.e-psikologi.com/epsi/industri_detail.asp?id=313). Job specification tersebut dirumuskan sesuai dengan job description yang akan diberikan perusahaan pada jabatan tertentu. Tujuannya agar berimplikasi dengna kualitas sumber daya dan job description dapat terpenuhi dengan baik. Pada stasiun JTV (melalui pengamatan saat penulis melakukan Praktik Kerja Nyata), karyawan JTV diharuskan memiliki gelar Sarjana-1 untuk pegawai tetap dari jurusan manapun (tidak harus dari ilmu komunikasi atau broadcasting). Namun, untuk freelancer misalnya floor director atau presenter, job specification pendidikan seperti ini tidka diperlukan. Hal ini dikarenakan skill pemegang jabatanlah yang diperlukan. Jabatan-jabatan yang ada kebayakan hasi rekrutmen massal tim HRD atau biasanya rekrutmen langsung dari departemen bersangkutan dengan cara pemberitahuan sebelumnya ke tim HRD. 11
  • 12. BAB V SEGMENTASI, TARGETING, DAN POSITIONING Audience adalah konsumen yang memiliki kebutuhan terhadap program yang mana menjadi produk dalam sebuah stasiun televisi. Kebutuhan tersebut akan berbeda pada setiap audience yang memiliki karakteristik tertentu. Sehingga diperlukan strategi pemasaran yang relevan di dunia pertelevisian (Morissan, 2008, p.164-165). Pemasaran tersebut dilakukan untuk meningkatkan profit dimana sebuah stasiun televisi yang bersifat komersil hidup. Melihat keberagaman audience maka media massa perlu menyeleksi audience supaya sesuai dengan produknya. Strategi untuk mendapat perhatian dari audience menurut Kotler (1980) terdiri dari 3 tahap yaitu: segmentasi, targeting dan positioning (Morissan, 2008, p.166). 5.1. Segmentasi Segmentasi adalah suatu strategi untuk memahami struktur audience dengan cara membagi atau mengelompokkan audience sesuai dengan yang bersifat homogen Terdapat 3 dasar-dasar segementasi audience yaitu segmentasi demografis, geografis, geodemografis, dan psikografis (Morissan, 2008, p.166-168). Pada stasiun televisi JTV juga melakukan segmentasi agar audience lebih terfokuskan. Namun sayangnya, JTV hanya menerapkan satu dasar segmentasi yaitu segmentasi geografis, yaitu audience dibeda-bedakan berdasarkan wilayah tempat tinggalnya (Morissan, 2008, p.177). JTV memiliki segmentasi masyarakat Jawa Timur menurut Company Profile JTV tahun 2012 lalu. Penggunaan satu dasar segmentasi ini ditujukan untuk menjadikan JTV sebagai media utama di Jawa Timur. JTV berusaha untuk menjawab kebutuhan masyarakat Jawa Timur dari kalangan manapun. Spekulasi ini dapat menyebabkan mengapa JTV hanya memakai satu dasar saja. 5.2. Targetting Targetting adalah strategi untuk memilih, menyeleksi dan menjangkau audience sasaran (Morissan, 2008, p.166). Caranya dengan memilih salah satu segmen stasiun televisi lalu memilihnya. Pemilihan ini biasanya akan menjadi landasan kegiatan iklan dan promosi. Target audience JTV adalah sebagai berikut: 12
  • 13. • Target audiens berdasarkan jenis kelamin Wanita : 55% Pria : 45% • Target audiens berdasarkan SES (Social Economic Status) A : 20% B : 25% C : 30% D : 15% E : 10% • Target audiens berdasarkan usia Anak-anak (5-9 th) : 10% Remaja (10-19 th) : 25% Pemuda (20-39 th) : 35% Dewasa (40-54 th) : 20% Orang tua (>55 th) : 10% • Target audiens berdasarkan profesi Pekerja : 35% Ibu Rumah Tangga : 35% Pelajar : 25% Pensiunan / tidak bekerja : 5% (Sumber: Company Profile JTV, 2012) Target diatas merupakan target cakupan JTV secara umum. Namun bila dibagi- bagi maka setiap program akan memiliki target masing-masing yang termasuk dalam target umum JTV. Sehingga ada produk atau program acara yang memiliki target diluar dari yang telah ditetapkan maka program tersebut akan tidak lolos seleksi. Hal ini dikarenakan selective exposure dimana audience akan secara aktif memilih mau atau tidak mengekspos dirinya terhadap informasi (Morissan, 2008, p.187). Sehingga, bila ada audience yang diluar target JTV akan membuat produknya tidak tepat sasaran atau 13
  • 14. sia-sia. 5.3. Positioning Positioning adalah strategi komunikasi yang berhubungan dengan bagaimana khalayak menempatkan suatu produk, merek atau perusahaan di dalam otaknya sehingga memiliki penilaian tertentu. Positioning juga mempengaruhi persepsi audience sehingga bagaimana audience memaknai media dapat dilihat dari hubungan asosiatif dalam konsep positioning (Morissan, 2008, p.189). Pada stasiun JTV, positioning terdapat pada 2 kalimat slogan JTV yaitu “JTV rek! Satus Persen Jatim”. Kalimat tersebut menggunakan Bahasa Suroboyoan dan menunjukan konsistensi JTV dalam menjadi TV yang berbasis lokal dan berciri Jawa Timur (Visi Misi JTV, Company Profile JTV, 2012). Positioning dengan menggunakan bahasa seperti ini menunjukan bahwa JTV ingin dikenal sebagai televisi yang lokal dan kental dengan Bahasa Suroboyoan. Melihat kembali pada jangkauan siaran lokal namun dapat ditangkap secara luas melalui televisi digital, JTV akan terkenal dengan bahasa yang mungkin berbeda dengan bahasa audiencenya. Misalnya, penonton JTV dengan TV berlangganan yang ad adi Pulau Kalimantan atau Sumatra. Penonton yang ada di luar area akan menggangap hal ini sebagai ciri khas JTV. “JTV rek!” menurut Myers (1996) (Morissan, 2008, p.190) adalah pernyataan positioning yang bersifat paritas. Paritas artinya tidak menunjukan perbedaan antara satu dengan lainnya. Namun, dapat membawa warna tersendiri bagi penonton. Setelah penulis melakukan survei kecil mengenai pernyataan positioning JTV ini, ditemukan bahwa JTV lebih terkenal hanya dengan kalimat pertama saja yaitu “JTV rek!”. Alasannya karena kata “rek” terdengar akrab di telinga audience Kota Surabaya. Kata “rek” diambil dari “arek” yang artinya “anak” atau “bocah” dalam Bahasa Indonesia. Kata ini sangat akrab di masyarakat Kota Surabaya karena seringkali digunakan untuk memanggil orang lain. 14
  • 15. DAFTAR PUSTAKA Buku Morissan. (2008). Manajemen Media Penyiaran. Jakarta: Kencana. Stoner, James A.F. 1990. Manajemen. Jakarta: Erlangga. Non-buku Marcomm JTV. Septermber 2012. Company Profile JTV. Personal Interview dengan Wahyu Nahdianto (Producer Marcomm JTV), 23 November 2012. http://id.prmob.net/ultra-frekuensi-tinggi/frekuensi-yang-sangat-tinggi/televisi- 657207.html Undang-Undang no. 32 tahun 2002 ocw.usu.ac.id/course/...keorganisasian/12_struktur_organisasi http://www.karantinahewansby.org/?page_id=19 http://www.e-psikologi.com/epsi/industri_detail.asp?id=313 15
  • 16. LAMPIRAN Lampiran 1.1. Jangkauan Siaran JTV *) Akan menambahkan lagi di Bondowoso dan Trenggalek. Dapat diakses melalui: Satelit TELKOM 1 Posisi 108º Bujur Timur Kota Wilayah Populasi Kekuatan Channel Surabaya - Seluruh Surabaya, Gresik, Kamal, Bangkalan, Sampang, Lamongan, Babat, Sedayu, Paciran, Baureno, Bungah, Krian, Legundi, Mojokerto, Gedeg, Mojoagung, Jombang, Lengkong, Bangil, Pasuruan, Grati, Tongas, Ketapang, Probolinggo, Waru, Gedangan, Sidoarjo, Gempol, Pandaan, tretes, Sukorejo, Purworejo, Purwodadi, Lawang - Kabel Vision - Telkom Vision 17.223.558 40 KW UHF 60 Ch 30 Malang Purwodadi, Lawang, Singosari, Nongkojajar, Karanglo, Karangploso, Blimbing, Malang Kota, Batu, Sengkaling, Pujon, Wendit, Pakis, Tumpang, Tajinan, Poncokusumo, Rampal, Pakisaji, Bululawang, Turen, Gondanglegi 3.451.564 2 KW UHF 34 Kediri Kertosono, Kediri Kota, Pare, Kandangan, Loceret, Sebagian Nganjuk, Brebek, Pesantren, Wates, Blitar, Lodoyo, Keras, Tulungagung, Gondang, Durenan, Campurdarat 5.712.184 4 KW UHF 59 Magetan Ngawi, Maospati, Ngrambe, Sarangan, Karangjati, Sragen, Tawangmangu, Jumapolo, Madiun,Goranggareng, Caruban, Ngebel, Parang, Purwantoro, Sumoroto, Ponorogo, Balong Slahung 3.505.454 4 KW UHF 42 Jember Tamanan, Kalisat, Jember, Tanggul, Jatiroto, Lumajang (kota), Kencong, Puger, Mayang, Kalibaru, rambipuji, Balunglor, Wuluhan 4.852.225 4 KW UHF 50 Banyuwangi Banyuwangi, Ketapang, Bajulmati, Jambewangi, Genteng, Kalibaru, Benculuk, Gilimanuk, Rogojampi, Srono, Muncar, Purwoharjo, Grajakan, Tegaldlimo, Blambangan 1.616.774 2 KW UHF 36 Tuban Tuban, Plumpang, Bajulmati, Bojonegoro, Kapas, Cepu, Babat, Lamongan, Sukodadi, Sugihwaras, Kesanga, Kedungpring, Bauretno 1.109.223 2 KW UHF 41 Pamekasan Sumenep, Lenteng, Pamekasan, Progo, Sampang, Kalianget, Gapurana, Dungkek, Guluk-guluk, Pasir Putih, Panarukan 1.109.223 3 KW UHF 38 16
  • 17. Frekuensi 4095 MHZ Symbol Rate (S/R) 3125 Polarisasi Horisontal FEC Auto Sumber: Company Profile JTV, 2012 17
  • 18. Lampiran 2.1. Struktur Organisasi JTV (Sumber: Company Profile JTV, 2012) 18