SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
 Sepsis, sindroma sepsis maupun syok septik
merupakan salah satu penyebab kematian yang
mencolok di rumah-rumah sakit
Istilah-istilah yang sering digunakan dari sepsis
adalah bacteremia,septicemia, dan keracunan
darah
SEPSIS  kondisi dimana terjadi sindrom
respon peradangan sistemik (systemic
inflammatory response syndrome) yang dapat
disebabkan oleh invansi bakteri, virus, jamur
atau parasit
 Efek yang sangat berbahaya dari sepsis adalah
terjadinya kerusakan organ dan dalam fase lanjut
kerusakannya akan melibatkan lebih dari satu
organ.
 Komplikasi-komplikasi yang terjadi berhubungan
dengan tipe dari infeksi awal dan keparahan dari
sepsis
Ciri-ciri Sepsis :
 Sepsis komplit
Patologi anatominya meliputi : splenitis, limfadenitis,
degenerasi organ parenkim (hati, ginjal, jantung dan
limpa), diare provus, perdarahan semua organ
 Sepsis non-komplit
Apabila tanda sepsis yang ditemukan tidak
menunjukan semua tanda sepsis complet, maka
kejadian sepsis yang terjadi merupakan sepsis
incomplete
Klasifikasi berdasarkan sumber Infeksi
Jenis Sepsis Sumber Infeksi
MRSA Sepsis Sepsis yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus
aureus yang resisten terhadap methicillin
VRE Sepsis Sepsis yang disebabkan oleh jenis bakteri Enterococcus
yang resisten terhadap vancomycin
Urosepsis Sepsis yang berasal dari infeksi saluran kencing
Wound Sepsis Sepsis yang berasal dari infeksi luka
Neonatal Sepsis Sepsis yang terjadi pada bayi baru lahir (biasanya 4
minggu setelah kelahiran)
Sepsis Abortion Aborsi yang disebabkan oleh infeksi dengan sepsis pada
ibu
 Di USA, sepsis adalah penyakit penyebab kematian kedua dalam
pasien serangan jantung di ICU, dan masuk dalam 10 besar yang
menyebabkan kematian dari keseluruhan penyakit berdasarkan data
dari Centers for Disease Control and Prevention
 penyebab kematian utama pasien ICU secara umum, dengan rata-
rata kematian 20% untuk sepsis, 40% untuk sepsis berat, dan >60%
untuk syok sepsis.
 Angka sepsis neonatorum meningkat secara bermakna pada bayi
yang berat badan lahir rendah dan bila ada faktor resiko ibu
(obstetrik) atau tanda-tanda korioamnionitis, seperti ketuban pecah
lama (> 18 jam), demam intrapartum ibu (> 37,5oC), leukositosis ibu
(>18.000), pelunakan uterus dan takikardia janin (>180 kali/menit).
ETIOLOGI
 Mayoritas kasus sepsis disebabkan oleh infeksi bakteri,
beberapa disebabkan oleh infeksi jamur, dan sangat jarang
disebabkan oleh penyebab lain (virus dan protozoa)
 Penyebab paling umum :
 G - : E. Coli, klebsiella spp, seratia spp, enterobacter
spp, proteus spp.
 P. Aeroginosa tersering  fatal
 G + : Staphylococcus aureus, S epidermidis, S
pneumoniae, Coagulase negative staphylococci,
enterococci. Candida albicans penyebab utama
sepsis di rumah sakit.
FAKTOR RESIKO
 jenis kelamin laki-laki,
 cacat imun didapat atau kongenital galaktosemia
(Escherichia coli),
 pemberian besi intramuskular (Escherichia coli),
 anomali kongenital (saluran kencing asplenia,
myelomeningokel, saluran sinus),
 amfalitis dan kembar (terutama kembar dua dari
janin yang terinfeksi)
 prematuritas
Infeksi oleh agen infeksius
Respon eliminasi agen infeksius oleh limpa dan hati
Aktivasi sel mononuklear fagosit
Menarik sitokin
Aktivasi sel terus-menerus
Kerja limpa dan hati melebihi kapasitas
Timbul splenitis dan hepatitis (ditandai dengan terbentuknya multifokal
nekrosa milier)
Dikatakan atau dicurigai menderita sepsis bila
terdapat gejala dan tanda minimal dua dari
kriteria berikut ini :
 denyut jantung meningkat (tachycardia) saat
istirahat
 demam atau hipotermia
 RR meningkat
 WBC abnormal
 Kadang mual dan muntah
 Garis-garis merah atau alur-alur merah pada
kulit (tidak seluruhnya terjadi)
SIRS SEPSIS SEVERE SEPSIS SEPTIC SHOCK
denyut jantung
>90 detak per
menit waktu
istirahat
 temperatur tubuh
tinggi (>100.4F
atau 38o C) atau
hipotermia
(<96.8F atau 36o
C)
 RR >20 napas
per menit atau
PaCO2 <32 mm
Hg (4,3 kPa)
 WBC (>12000
sel/µL atau <4000
sel/µL atau >10%
bands
 kultur,
pemeriksaan
warna, atau PCR
(Polymerase
Chain Reaction),
 pemeriksaan
WBCs di dalam
cairan normal
tubuh,
 rontgen
abdominal yang
abnormal atau
CT scan,
 rontgen dada
abnormal (CXR)
 adanya disfungsi
organ,
 Adanya
hipoperfusi dan
hipotensi
 refraktori pada
arteri
menyebabkan
hipotensi atau
hipoperfusi
 kadar laktat
serum > 4
mmol/dL
 Oliguria
 Adanya
gangguan
mental
TUJUAN TERAPI SEPSIS :
 Menetapkan pathogen
 Eliminasi sumber infeksi
 Inisiasi awal dari terapi antimikrobial yang agresif
 Menghentikan kemungkinan terjadinya shok sepsis
 Menghindari kegagalan organ
Tujuan : memberikan oksigenasi dan substrat yang
adekuat ke dalam jaringan terutama pada keadaan
syok
- Vasopressor/ inotropik dan Transfusi bila diperlukan
- Target : CVP 8-12 mmHg, MAP > 65 mmHg, urine
output > 0,5 ml/KgBB/jam atau >30 ml/jam
 Terutama pada pasien sepsis berat
dengan hipertensi atau syok
 Dilakukan secepat mungkin, secara
intensif :
1. Airway, breathing circulation
2. Oksigenasi
3. Terapi cairan
4. Transfusi darah bila diperlukan
Anemia sering terjadi pada pasien sepsis
 First line agen terapi sepsis antibiotik spektrum luas β lactam karena
tempat infeksi dan mikroorganisme biasanya belum diketahui awalnya.
 Pemilihan antibiotika berdasarkan :
 pengalaman tentang jenis organisme penyebab dengan
sensitivitasnya di rumah sakit .
 sumber infeksi.
 infeksi didapat di luar rumah sakit atau di rumah sakit.
 Antibiotika yang diberikan harus dapat mencapai sumber infeksi
dan diberikan dosis optimal.
 Untuk gram positif sering dipakai vancomycin . Selain itu digunakan
juga apabila pasien resistan terhadap methicillin untuk melawan
Staphylococcus aureus .
 Pada gram negatif digunakan antibiotik yang mencegah pelepasan
endotoksin
Continue....
Terapi Empiris Terapi Kombinasi
 untuk sumber infeksi tak jelas
: cefotaxim 3 g iv/6jam atau
ceftazidime 2 g/ 8 jam +
Gentamycin/ Tobramycin 1,5
mg/Kg/BB/8 jam
 Urosepsis : ampicilin-sulbaktam,
karbapenem, fluorokuinolon
 Sistem epidermidis :
Klindamisin, sefalosporin
generasi III
 Infeksi intra abdomen:
karbapenem, fluorokuinolon
dengan kombinasi metronidazole
untuk anaerob
1. Memperluas spektrum
2. Mengatasi jenis bakteri resisten
yang muncul setelah bakteri
sensitif mati selama pengobatan
3. Mendapatkan efek aditif dan
sinergis
 Mis : Sefalosporin generasi III
dengan aminoglikosida
(seftriakson, seftazidim,
sefotaxim
+gentamisin/amikasin). Semua
obat ini baik untuk penderita
non-neutropenia.
 Pada penderita neutropenia,
untuk P. Aeruginosa dipakai
penisilin aktivitasnya tinggi
seperti mezlocilin dikombinasi
dengan aminoglikosida atau
Mencegah dan mengatasi komplikasi akibat sepsis sehingga
kondisi pasien dapat dipertahankan atau diperbaiki sebelum
antimikroba bekerja.
Macam-macamnya :
a.Oksigenasi  untuk mengatasi hipoksia
dengan upaya meningkatkan saturasi oksigen
darah, meningkatkan transpor oksigen dan
memperbaiki utilisasi oksigen di jaringan.
b. Terapi cairan
 Hipovolemia dapat terjadi karena penurunan
venous return, dehidrasi, pendarahan dan
kebocoran plasma  mengganggu transpor
oksigen dan nutrisi dan dapat mengakibatkan syok.
 Hipovolemia diatasi dengan pemberian cairan baik
kristaloid (NaCl 0,9% atau RL) maupun koloid.
 Albumin merupakan protein plasma yang
berfungsi sebagai koloid.
 Transfusi PRC diperlukan pada pendarahan aktif
hingga Hb 10 g/dl dengan mempertimbangkan
kondisi klinis pasien.
c. Vasopressor /inotropik
 Diberikan setelah hipovolemik teratasi namun
masih terjadi hipotensi.
 Hipotensi tersebut timbul karena vasodilatasi atau
disfungsi miokard.
 Pilihan vasopresor: dopamin mulai 8 mcg/kg/
menit, norepinefrin 0,03-1,5 mcg/kg/ menit.
 Pilihan inotropik : dobutamin 2-28 mcg/kg/
menit, dopamin 3-8 mcg/kg/ menit, epinefrin 0,1-
0,5 mcg/kg/ menit atau fosfodiesterase inhibitor
(amrinon & milrinon).
d. Bikarbonat
 Mengoreksi asidemia pada sepsis.
 Dapat diberikan PH < 7,2 atau serum bikarbonat < 9
meq/L.
 Disertai upaya memperbaiki hemodinamik
e. Nutrisi
 Kebutuhan kecukupan nutrisi berupa kalori, protein
(asam amino ), asam lemak, cairan vitamin dan
mineral perlu diberikan sedini mungkin.
 Diutamakan pemberian enteral, bila perlu
parenteral.
 Perlu pengendalian kadar gula darah.
f. Hyperglycemia dan Terapi Insulin
Intensif
 Insulin berfungsi sebagi anti inflammatory, anti
koagulan, dan antiapoptotik.
g. Disfungsi ginjal
 Terjadi secara akut pada pasien sepsis dan Syok
Septik
 Diberikan vasopresor bila diperlukan (Dopamin
dosis renal 1-3 mcg/kg/ menit)
 Pada oliguria pemberian cairan dipantau ketat.
Terapi Adjuvan
a. Gangguan koagulasi
• Proses inflamasi menyebabkan gangguan koagulasi dan
DIC berupa konsumsi faktor pembekuan dan pembentukan
mikrotrombus di sirkulasi. Pada sepsis berat atau syok
septik terjadi penurunan aktivitas anti koagulan dan supresi
fibrinolisis  kegagalan organ.
• Terapi anti koagulan : heparinisasi, antitrombin, dan
subtitusi faktor pembekuan.
• ACTIVATED PROTEIN C
 Setelah pemberian ventilasi mekanik pelindung paru-
paru, dan terapi antibiotik
 Meningkatkan protein C dan menurunkan nilai trombin
generat ion (misalnya,d-Dimer, pada koagulasi
intravascular.
 Disetujui untuk kondisi sepsis berat dan peningkatan
risiko kematian
b. Kortikosteroid
 Hanya diberikan dengan indikasi insufisiensi adrenal.
 Hidrokortison 50 mg bolus IV 4x sehari selama 7 hari
pada pasien syok septik terbukti menurunkan
mortalitas dibanding kontrol.
c. Pengobatan Pada Sepsis Anemia
 Erythropoietin diperlukan waktu berhari-hari dan
bermingu-minggu untuk mendorong kembali produksi
sel darah merah dengan demikian tidak mungkin efektif
untuk terapi akut.
 Transfusi bermanfaat jika diperlukan selama kondisi
darurat.
Modifikasi Respon Inflamasi
Sebagian masih dalam penelitian meliputi:
• Antiendotoksin ( imunoglobulin ploiklonal dan monoklonal,
analog lipopolisakarida)
• Antimediator spesifik
• Anti TNFα
• Anti koagulan
• Antagonis PAF
• Metabolit asam arakidonat
• Antagonis bradikinin
• Antioksidan
• Inhibitor sintesis NO
• Imunostimulator (Imunogloobulin, IFN-γ, G-SCF)
• Non spesifik (kortikosteroid=d, pentoksifilin, hemofiltrasi)
Terapi Tidak Efektif
 Terapi Antilipopolysaccharide tidak efektif,
mungkin karena diterapkan terlambat atau
karena antibodi yang digunakan tidak memiliki
kemampuan untuk menetralisir
lipopolysaccharide.
 Banyak terapi inhibitor sitokin pro inflamasi
telah gagal.
 Ibuprofen, platelet-activat-acetylhydrolase ,
antagonis bradikinin lain tidak merperbaiki
kualitas hidup pasien dengan sepsis.
SEPSIS DAN PENYEBAB KEMATIAN

More Related Content

What's hot (20)

Gawat napas-pada-neonatus
Gawat napas-pada-neonatusGawat napas-pada-neonatus
Gawat napas-pada-neonatus
 
Aki
AkiAki
Aki
 
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
 
mekanisme vaskuler pada inflamasi.pptx
mekanisme vaskuler pada inflamasi.pptxmekanisme vaskuler pada inflamasi.pptx
mekanisme vaskuler pada inflamasi.pptx
 
Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektil
 
Demam reumatik
Demam reumatikDemam reumatik
Demam reumatik
 
Cutaneous Larva Migrans
Cutaneous Larva MigransCutaneous Larva Migrans
Cutaneous Larva Migrans
 
Sepsis
SepsisSepsis
Sepsis
 
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter IndonesiaStandar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
 
Tifoid Pada Anak
Tifoid Pada AnakTifoid Pada Anak
Tifoid Pada Anak
 
Bronko pneumonia
Bronko pneumoniaBronko pneumonia
Bronko pneumonia
 
Gnaps farmasi 2017
Gnaps farmasi 2017Gnaps farmasi 2017
Gnaps farmasi 2017
 
Pemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anangPemeriksaan fisik abdomen anang
Pemeriksaan fisik abdomen anang
 
Preskas sindrom nefrotik
Preskas sindrom nefrotikPreskas sindrom nefrotik
Preskas sindrom nefrotik
 
Referat Meningitis
Referat MeningitisReferat Meningitis
Referat Meningitis
 
Meningoensefalitis: minireview
Meningoensefalitis: minireviewMeningoensefalitis: minireview
Meningoensefalitis: minireview
 
Penyakit kelenjer tiroid
Penyakit kelenjer tiroidPenyakit kelenjer tiroid
Penyakit kelenjer tiroid
 
Referat pneumothorax
Referat pneumothoraxReferat pneumothorax
Referat pneumothorax
 
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiDermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergi
 
Kejang demam ppt
Kejang demam pptKejang demam ppt
Kejang demam ppt
 

Viewers also liked (10)

Referat sepsis bramantyo
Referat sepsis   bramantyoReferat sepsis   bramantyo
Referat sepsis bramantyo
 
Overview syok
Overview syokOverview syok
Overview syok
 
Sepsis updates 2016
Sepsis updates 2016Sepsis updates 2016
Sepsis updates 2016
 
Sepsis
SepsisSepsis
Sepsis
 
Syok kardiogenik
Syok kardiogenikSyok kardiogenik
Syok kardiogenik
 
ANATOMI SISTEM RESPIRASI
ANATOMI SISTEM RESPIRASIANATOMI SISTEM RESPIRASI
ANATOMI SISTEM RESPIRASI
 
PPT Asuhan BBL Patol (hipotermi, hipertermi, dehidrasi, asfiksia)
PPT Asuhan BBL Patol (hipotermi, hipertermi, dehidrasi, asfiksia)PPT Asuhan BBL Patol (hipotermi, hipertermi, dehidrasi, asfiksia)
PPT Asuhan BBL Patol (hipotermi, hipertermi, dehidrasi, asfiksia)
 
kejang-demam-terbaru-presentasi-ppt
kejang-demam-terbaru-presentasi-pptkejang-demam-terbaru-presentasi-ppt
kejang-demam-terbaru-presentasi-ppt
 
Hipotermia
HipotermiaHipotermia
Hipotermia
 
Sepsis 2016
Sepsis 2016 Sepsis 2016
Sepsis 2016
 

Similar to SEPSIS DAN PENYEBAB KEMATIAN

Similar to SEPSIS DAN PENYEBAB KEMATIAN (20)

BOOKREADING SEPSIS.pptx
BOOKREADING SEPSIS.pptxBOOKREADING SEPSIS.pptx
BOOKREADING SEPSIS.pptx
 
glomerulonefritis anak
glomerulonefritis anakglomerulonefritis anak
glomerulonefritis anak
 
01 DEMAM TIFOID.ppt
01 DEMAM TIFOID.ppt01 DEMAM TIFOID.ppt
01 DEMAM TIFOID.ppt
 
Tanpa judul
 Tanpa judul Tanpa judul
Tanpa judul
 
tugas sepsis.pptx
tugas sepsis.pptxtugas sepsis.pptx
tugas sepsis.pptx
 
Laporan Kasus Abses Hepar-dr.pptx
Laporan Kasus Abses Hepar-dr.pptxLaporan Kasus Abses Hepar-dr.pptx
Laporan Kasus Abses Hepar-dr.pptx
 
BOOKREADING - ISK.pptx
BOOKREADING - ISK.pptxBOOKREADING - ISK.pptx
BOOKREADING - ISK.pptx
 
L aporan pendahuluan sepsis desi
L aporan pendahuluan sepsis desiL aporan pendahuluan sepsis desi
L aporan pendahuluan sepsis desi
 
PILONEFRITIS
PILONEFRITISPILONEFRITIS
PILONEFRITIS
 
ppt leptospirosis yaa begitulah .jhdughapptx
ppt leptospirosis yaa begitulah .jhdughapptxppt leptospirosis yaa begitulah .jhdughapptx
ppt leptospirosis yaa begitulah .jhdughapptx
 
Blok 12 IMUNITAS DAN INFEKSI.pptx
Blok 12 IMUNITAS DAN INFEKSI.pptxBlok 12 IMUNITAS DAN INFEKSI.pptx
Blok 12 IMUNITAS DAN INFEKSI.pptx
 
Diagnosis kegagalan terapi arv
Diagnosis kegagalan terapi arvDiagnosis kegagalan terapi arv
Diagnosis kegagalan terapi arv
 
DIARE AKUT.pdf
DIARE AKUT.pdfDIARE AKUT.pdf
DIARE AKUT.pdf
 
Dbd
DbdDbd
Dbd
 
Patofisiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
Patofisiologi isk AKPER PEMKAB MUNA Patofisiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
Patofisiologi isk AKPER PEMKAB MUNA
 
Patofisiologi isk
Patofisiologi iskPatofisiologi isk
Patofisiologi isk
 
kelompok199
kelompok199kelompok199
kelompok199
 
Syok septik pure
Syok septik pureSyok septik pure
Syok septik pure
 
EMPIEMA yang disebabkan oleh TBC. .pptx
EMPIEMA  yang disebabkan oleh TBC. .pptxEMPIEMA  yang disebabkan oleh TBC. .pptx
EMPIEMA yang disebabkan oleh TBC. .pptx
 
asuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptx
asuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptxasuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptx
asuhan keperawatan pada pasien tifoid.pptx
 

Recently uploaded

456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 

Recently uploaded (18)

456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 

SEPSIS DAN PENYEBAB KEMATIAN

  • 1.
  • 2.  Sepsis, sindroma sepsis maupun syok septik merupakan salah satu penyebab kematian yang mencolok di rumah-rumah sakit Istilah-istilah yang sering digunakan dari sepsis adalah bacteremia,septicemia, dan keracunan darah
  • 3. SEPSIS  kondisi dimana terjadi sindrom respon peradangan sistemik (systemic inflammatory response syndrome) yang dapat disebabkan oleh invansi bakteri, virus, jamur atau parasit  Efek yang sangat berbahaya dari sepsis adalah terjadinya kerusakan organ dan dalam fase lanjut kerusakannya akan melibatkan lebih dari satu organ.  Komplikasi-komplikasi yang terjadi berhubungan dengan tipe dari infeksi awal dan keparahan dari sepsis
  • 4. Ciri-ciri Sepsis :  Sepsis komplit Patologi anatominya meliputi : splenitis, limfadenitis, degenerasi organ parenkim (hati, ginjal, jantung dan limpa), diare provus, perdarahan semua organ  Sepsis non-komplit Apabila tanda sepsis yang ditemukan tidak menunjukan semua tanda sepsis complet, maka kejadian sepsis yang terjadi merupakan sepsis incomplete
  • 5.
  • 6. Klasifikasi berdasarkan sumber Infeksi Jenis Sepsis Sumber Infeksi MRSA Sepsis Sepsis yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus yang resisten terhadap methicillin VRE Sepsis Sepsis yang disebabkan oleh jenis bakteri Enterococcus yang resisten terhadap vancomycin Urosepsis Sepsis yang berasal dari infeksi saluran kencing Wound Sepsis Sepsis yang berasal dari infeksi luka Neonatal Sepsis Sepsis yang terjadi pada bayi baru lahir (biasanya 4 minggu setelah kelahiran) Sepsis Abortion Aborsi yang disebabkan oleh infeksi dengan sepsis pada ibu
  • 7.  Di USA, sepsis adalah penyakit penyebab kematian kedua dalam pasien serangan jantung di ICU, dan masuk dalam 10 besar yang menyebabkan kematian dari keseluruhan penyakit berdasarkan data dari Centers for Disease Control and Prevention  penyebab kematian utama pasien ICU secara umum, dengan rata- rata kematian 20% untuk sepsis, 40% untuk sepsis berat, dan >60% untuk syok sepsis.  Angka sepsis neonatorum meningkat secara bermakna pada bayi yang berat badan lahir rendah dan bila ada faktor resiko ibu (obstetrik) atau tanda-tanda korioamnionitis, seperti ketuban pecah lama (> 18 jam), demam intrapartum ibu (> 37,5oC), leukositosis ibu (>18.000), pelunakan uterus dan takikardia janin (>180 kali/menit).
  • 8. ETIOLOGI  Mayoritas kasus sepsis disebabkan oleh infeksi bakteri, beberapa disebabkan oleh infeksi jamur, dan sangat jarang disebabkan oleh penyebab lain (virus dan protozoa)  Penyebab paling umum :  G - : E. Coli, klebsiella spp, seratia spp, enterobacter spp, proteus spp.  P. Aeroginosa tersering  fatal  G + : Staphylococcus aureus, S epidermidis, S pneumoniae, Coagulase negative staphylococci, enterococci. Candida albicans penyebab utama sepsis di rumah sakit.
  • 9. FAKTOR RESIKO  jenis kelamin laki-laki,  cacat imun didapat atau kongenital galaktosemia (Escherichia coli),  pemberian besi intramuskular (Escherichia coli),  anomali kongenital (saluran kencing asplenia, myelomeningokel, saluran sinus),  amfalitis dan kembar (terutama kembar dua dari janin yang terinfeksi)  prematuritas
  • 10. Infeksi oleh agen infeksius Respon eliminasi agen infeksius oleh limpa dan hati Aktivasi sel mononuklear fagosit Menarik sitokin Aktivasi sel terus-menerus Kerja limpa dan hati melebihi kapasitas Timbul splenitis dan hepatitis (ditandai dengan terbentuknya multifokal nekrosa milier)
  • 11.
  • 12. Dikatakan atau dicurigai menderita sepsis bila terdapat gejala dan tanda minimal dua dari kriteria berikut ini :  denyut jantung meningkat (tachycardia) saat istirahat  demam atau hipotermia  RR meningkat  WBC abnormal  Kadang mual dan muntah  Garis-garis merah atau alur-alur merah pada kulit (tidak seluruhnya terjadi)
  • 13. SIRS SEPSIS SEVERE SEPSIS SEPTIC SHOCK denyut jantung >90 detak per menit waktu istirahat  temperatur tubuh tinggi (>100.4F atau 38o C) atau hipotermia (<96.8F atau 36o C)  RR >20 napas per menit atau PaCO2 <32 mm Hg (4,3 kPa)  WBC (>12000 sel/µL atau <4000 sel/µL atau >10% bands  kultur, pemeriksaan warna, atau PCR (Polymerase Chain Reaction),  pemeriksaan WBCs di dalam cairan normal tubuh,  rontgen abdominal yang abnormal atau CT scan,  rontgen dada abnormal (CXR)  adanya disfungsi organ,  Adanya hipoperfusi dan hipotensi  refraktori pada arteri menyebabkan hipotensi atau hipoperfusi  kadar laktat serum > 4 mmol/dL  Oliguria  Adanya gangguan mental
  • 14. TUJUAN TERAPI SEPSIS :  Menetapkan pathogen  Eliminasi sumber infeksi  Inisiasi awal dari terapi antimikrobial yang agresif  Menghentikan kemungkinan terjadinya shok sepsis  Menghindari kegagalan organ
  • 15.
  • 16. Tujuan : memberikan oksigenasi dan substrat yang adekuat ke dalam jaringan terutama pada keadaan syok - Vasopressor/ inotropik dan Transfusi bila diperlukan - Target : CVP 8-12 mmHg, MAP > 65 mmHg, urine output > 0,5 ml/KgBB/jam atau >30 ml/jam
  • 17.  Terutama pada pasien sepsis berat dengan hipertensi atau syok  Dilakukan secepat mungkin, secara intensif : 1. Airway, breathing circulation 2. Oksigenasi 3. Terapi cairan 4. Transfusi darah bila diperlukan Anemia sering terjadi pada pasien sepsis
  • 18.  First line agen terapi sepsis antibiotik spektrum luas β lactam karena tempat infeksi dan mikroorganisme biasanya belum diketahui awalnya.  Pemilihan antibiotika berdasarkan :  pengalaman tentang jenis organisme penyebab dengan sensitivitasnya di rumah sakit .  sumber infeksi.  infeksi didapat di luar rumah sakit atau di rumah sakit.  Antibiotika yang diberikan harus dapat mencapai sumber infeksi dan diberikan dosis optimal.  Untuk gram positif sering dipakai vancomycin . Selain itu digunakan juga apabila pasien resistan terhadap methicillin untuk melawan Staphylococcus aureus .  Pada gram negatif digunakan antibiotik yang mencegah pelepasan endotoksin
  • 19. Continue.... Terapi Empiris Terapi Kombinasi  untuk sumber infeksi tak jelas : cefotaxim 3 g iv/6jam atau ceftazidime 2 g/ 8 jam + Gentamycin/ Tobramycin 1,5 mg/Kg/BB/8 jam  Urosepsis : ampicilin-sulbaktam, karbapenem, fluorokuinolon  Sistem epidermidis : Klindamisin, sefalosporin generasi III  Infeksi intra abdomen: karbapenem, fluorokuinolon dengan kombinasi metronidazole untuk anaerob 1. Memperluas spektrum 2. Mengatasi jenis bakteri resisten yang muncul setelah bakteri sensitif mati selama pengobatan 3. Mendapatkan efek aditif dan sinergis  Mis : Sefalosporin generasi III dengan aminoglikosida (seftriakson, seftazidim, sefotaxim +gentamisin/amikasin). Semua obat ini baik untuk penderita non-neutropenia.  Pada penderita neutropenia, untuk P. Aeruginosa dipakai penisilin aktivitasnya tinggi seperti mezlocilin dikombinasi dengan aminoglikosida atau
  • 20. Mencegah dan mengatasi komplikasi akibat sepsis sehingga kondisi pasien dapat dipertahankan atau diperbaiki sebelum antimikroba bekerja. Macam-macamnya : a.Oksigenasi  untuk mengatasi hipoksia dengan upaya meningkatkan saturasi oksigen darah, meningkatkan transpor oksigen dan memperbaiki utilisasi oksigen di jaringan.
  • 21. b. Terapi cairan  Hipovolemia dapat terjadi karena penurunan venous return, dehidrasi, pendarahan dan kebocoran plasma  mengganggu transpor oksigen dan nutrisi dan dapat mengakibatkan syok.  Hipovolemia diatasi dengan pemberian cairan baik kristaloid (NaCl 0,9% atau RL) maupun koloid.  Albumin merupakan protein plasma yang berfungsi sebagai koloid.  Transfusi PRC diperlukan pada pendarahan aktif hingga Hb 10 g/dl dengan mempertimbangkan kondisi klinis pasien.
  • 22. c. Vasopressor /inotropik  Diberikan setelah hipovolemik teratasi namun masih terjadi hipotensi.  Hipotensi tersebut timbul karena vasodilatasi atau disfungsi miokard.  Pilihan vasopresor: dopamin mulai 8 mcg/kg/ menit, norepinefrin 0,03-1,5 mcg/kg/ menit.  Pilihan inotropik : dobutamin 2-28 mcg/kg/ menit, dopamin 3-8 mcg/kg/ menit, epinefrin 0,1- 0,5 mcg/kg/ menit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon & milrinon).
  • 23. d. Bikarbonat  Mengoreksi asidemia pada sepsis.  Dapat diberikan PH < 7,2 atau serum bikarbonat < 9 meq/L.  Disertai upaya memperbaiki hemodinamik e. Nutrisi  Kebutuhan kecukupan nutrisi berupa kalori, protein (asam amino ), asam lemak, cairan vitamin dan mineral perlu diberikan sedini mungkin.  Diutamakan pemberian enteral, bila perlu parenteral.  Perlu pengendalian kadar gula darah.
  • 24. f. Hyperglycemia dan Terapi Insulin Intensif  Insulin berfungsi sebagi anti inflammatory, anti koagulan, dan antiapoptotik. g. Disfungsi ginjal  Terjadi secara akut pada pasien sepsis dan Syok Septik  Diberikan vasopresor bila diperlukan (Dopamin dosis renal 1-3 mcg/kg/ menit)  Pada oliguria pemberian cairan dipantau ketat.
  • 25. Terapi Adjuvan a. Gangguan koagulasi • Proses inflamasi menyebabkan gangguan koagulasi dan DIC berupa konsumsi faktor pembekuan dan pembentukan mikrotrombus di sirkulasi. Pada sepsis berat atau syok septik terjadi penurunan aktivitas anti koagulan dan supresi fibrinolisis  kegagalan organ. • Terapi anti koagulan : heparinisasi, antitrombin, dan subtitusi faktor pembekuan. • ACTIVATED PROTEIN C  Setelah pemberian ventilasi mekanik pelindung paru- paru, dan terapi antibiotik  Meningkatkan protein C dan menurunkan nilai trombin generat ion (misalnya,d-Dimer, pada koagulasi intravascular.  Disetujui untuk kondisi sepsis berat dan peningkatan risiko kematian
  • 26. b. Kortikosteroid  Hanya diberikan dengan indikasi insufisiensi adrenal.  Hidrokortison 50 mg bolus IV 4x sehari selama 7 hari pada pasien syok septik terbukti menurunkan mortalitas dibanding kontrol. c. Pengobatan Pada Sepsis Anemia  Erythropoietin diperlukan waktu berhari-hari dan bermingu-minggu untuk mendorong kembali produksi sel darah merah dengan demikian tidak mungkin efektif untuk terapi akut.  Transfusi bermanfaat jika diperlukan selama kondisi darurat.
  • 27. Modifikasi Respon Inflamasi Sebagian masih dalam penelitian meliputi: • Antiendotoksin ( imunoglobulin ploiklonal dan monoklonal, analog lipopolisakarida) • Antimediator spesifik • Anti TNFα • Anti koagulan • Antagonis PAF • Metabolit asam arakidonat • Antagonis bradikinin • Antioksidan • Inhibitor sintesis NO • Imunostimulator (Imunogloobulin, IFN-γ, G-SCF) • Non spesifik (kortikosteroid=d, pentoksifilin, hemofiltrasi)
  • 28. Terapi Tidak Efektif  Terapi Antilipopolysaccharide tidak efektif, mungkin karena diterapkan terlambat atau karena antibodi yang digunakan tidak memiliki kemampuan untuk menetralisir lipopolysaccharide.  Banyak terapi inhibitor sitokin pro inflamasi telah gagal.  Ibuprofen, platelet-activat-acetylhydrolase , antagonis bradikinin lain tidak merperbaiki kualitas hidup pasien dengan sepsis.