BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
UANG DAN INFLASI
1. Uang dan inflasi
KELOMPOK 4
No Nama Mahasiswa NPM No. Urut Daftar
Daftar Hadir
1 Afrida Syahputri R N 153060021601 4
2 Aulia Amani Wahdah 153060021379 11
3 Delviadri Arwin 153060021400 16
4 Fajar Firdzatul
Nugraha
153060021549 20
5 Muhammad Rafi K 153060021515 28
6 Tri Setya Aulia 153060021472 38
4. Sebagai Penyimpan Nilai
(Store of value)
“Uang adalah cara mengubah daya beli dari masa kini ke masa
depan”
Contoh: “jika saya bekerja hari ini dan mendapat $100, saya bisa
menyimpan uang itu dan membelanjakannya besok, minggu depan,
bulan depan, dsb”.
5. Sebagai Unit Hitung
(unit of account)
“ Uang memberikan ukuran di mana harga ditetapkan dan uang
dicatat”
Uang adalah ukuran yang kita gunakan untuk mengukur transaksi
ekonomi
6. Sebagai Media Pertukaran
(medium of exchange)
“Uang adalah apa yang kita gunakan untuk membeli barang dan
jasa”
Kemudahan untuk mengubah uang menjadi sesuatu yang lain –
barang dan jasa – kadang disebut liquiditas uang
7. Jenis – jenis Uang
• Uang yang tidak memiliki nilai interinsik disebut Uang Atas –
Unjuk (fiat money) ditetapkan sebagai uang berdasarkan dekrit
pemerintah, atau atas unjuk pemerintah.
• Dimasa lalu, perekonomian berjalan menggunakan Uang
komoditas (commodity money) sebagai alat pembayaran
menggunakan komoditas dengan nilai interinsik sebagai uang.
Contohnya emas (gold standard). standar emas berlaku di dunia
selama akhir abad ke – 19.
8. Bagaimana Kuantitas Uang Dikendalikan
Jumlah uang yang tersedia disebut Jumlah uang beredar. Dalam
perekonomian yang menggunakan uang atas-unjuk, pemerintah,
mengendalikan jumlah uang beredar. “Kontrol atas jumlah uang
beredar disebut Kebijakan Moneter”.
Kebijakan moneter didelegasikan kepada lembaga independen
yang disebut bank sentral.
9. Bagaimana Kuantitas Uang Diukur
• Karena uang adalah persediaan aset yang digunakan untuk
transaksi, kuantitas uang adalah jumlah aset tersebut.
• Aset yang paling jelas untuk dimasukan dalam kuantitas uang
adalah Mata Uang (currency) atau biasa disebut uang kartal (ex:
uang kertas, uang logam)
• Jenis aset kedua yang digunakan dalam transaksi adalah
rekening giro.
10. Teori Kuantitas Uang (David Hume)
Teori kuantitas uang adalah sebuah proporsi yang menyatakan bahwa
terdapat hubungan antara kuantitas uang dan tingkat harga.
1. Transaksi Dan Persamaan Kuantitas
Semakin banyak uang yang dibutuhkan untuk bertransaksi maka
semakin banyak uang yang dipegang. Hubungan antara transaksi dan uang
ditunjukkan dalam persamaan kuantitas :
M x V = P x T
M = Uang ( Kuantitas Uang )
V = Perputaran ( menyatakan berapa kali uang berpindah tangan dalam
periode tertentu )
P = Harga ( Harga dari suatu transaksi tertentu )
T = Total jumlah transaksi dalam setahun ( Dengan kata lain, berapa kali
dalam setahun barang dan jasa dipertukarkan dengan uang)
Contoh bisa dilihat pada hal. 82 Buku Makroekonomi (N.Gregory Mankiw)
11. 2. Dari Transaksi Menjadi Pendapatan
Dalam Bagian ini, jumlah transaksi (T) diganti dengan
output total dari perekonomian (Y).
M x V = P x Y
Y = Output
Persamaan ini disebut perputaran pendapatan uang yang
menyatakan berapa kali uang masuk ke dalam pendapatan
seseorang dalam periode tertentu.
12. 3. Fungsi Permintaan Uang dan Persamaan
Kuantitas
Keseimbangan Uang Riil (M/P) adalah kuantitas uang dalam
bentuk jumlah barang dan jasa yang bisa dibelinya.
Fungsi permintaan uang adalah persamaan yang menunjukkan
apa yang menentukan kuantitas keseimbangan uang riil yang ingin
ditahan orang.
(M/P)d = kY
k = konstanta yang menyatakan berapa banyak uang yang ingin ditahan
orang untuk setiap pendapatan.
Pendapatan yang tinggi mendorong pemintaan yang lebih besar
terhadap keseimbangan uang riil. Ketika orang ingin menahan banyak
uang untuk setiap pendapatan (k besar), uang tidak sering berpindah
tangan (v kecil) begitu pula berlaku sebaliknya.
13. 4. Asumsi Perputaran Konstan
Jika kita mengasumsikan perputaran konstan atau tetap,
maka kuantitas uang menentukan nilai dari output perekonomian.
MV = PY
Perubahan dalam kuantitas uang (M) harus
menyebabkan perubahan yang proporsional dalam
GDP nominal (PY).
14. UANG, HARGA, DAN INFLASI
Sekarang kita mempunyai teori yang menjelaskan apa yang
menentukan seluruh tingkat harga perekonomian. Teori tersebut memiliki 3
unsur :
1. Faktor-faktor produksi dan fungsi produksi menentukan tingkat output Y.
2. Jumlah uang beredar, M. menetukan nilai output nominal, PY.
Kesimpulannya ini berasal dari persamaan kuantitas dan asumsi bahwa
perputaran uang adalah tetap.
3. Tingkat harga P adalah rasio dari nilai nominal output PY terhadap tingkat
output Y.
Jadi, teori kuantitas menunjukkan tingkat harga adalah proporsional
dengan jumlah uang beredar. Dengan kata lain, teori kuantitas uang
menyatakan bahwa bank sntral, yang mengawasi jumlah uang beredar,
memiliki kendali tertinggi atas tingkat inflasi. Jika bank sentral
mempertahankan jumlah uang yang beredar tetap stabil, tingkat harga akan
stabil. Jika bank sentral meningkatkan jumlah uang beredar dengan cepat,
tingkat harga akan meningkat dengan cepat.
15. Penerimaan dari Pencetakan Uang
(Seigniorage)
Pemerintah bisa mendanai pengeluarannya dalam tiga cara:
1. meningkatkan penerimaan lewat pajak
2. meminjam dari masyarakat dengan menjual obligasi pemerintah
3. mencetak uang.
Penerimaan yang ditingkatkan melalui pencetakan uang disebut
seigniorage. Peningkatan jumlah uang beredar akan menyebabkan
inflasi, namun inflasi ini meningkatkan penerimaan bagi pemerintah
seakan menetapkan pajak inflasi.
Ketika mencetak uang baru, pemerintah membuat uang lama di tangan
masyarakat menjadi berkurang nilainya karena ketika harga naik, nilai
riil uang di masyarakat turun. Jadi inflasi seperti pajak atas memegang
uang, ditanggung oleh setiap orang yang mempunyai uang tersebut.
Seigniorage hanya terjadi pada sistem fiat money.
16. Inflasi dan Tingkat Bunga
Tingkat bunga adalah harga yang dibayarkan untuk satuan
mata uang yang dipinjam pada periode waktu tertentu.
Faktor penentu tingkat bunga terbagi atas dua faktor, yaitu
internal dan eksternal. Faktor internal meliputi pendapatan
nasional, jumlah uang beredar, dan ekspektasi inflasi.
Sedangkan faktor eksternalnya adalah penjumlahan suku
bunga luar negeri dan tingkat ekspektasi perubahan nilai
tukar valuta asing. Seperti halnya dalam setiap analisis
keseimbangan ekonomi, pembicaraan mengenai
keseimbangan di pasar uang juga akan melibatkan unsur
utamanya, yaitu permintaan dan penawaran uang.
17. Tingkat bunga dapat dibedakan menjadi dua yaitu tingkat
bunga nominal dan tingkat bunga riil. Tingkat bunga
nominal adalah rasio antara jumlah uang yang dibayarkan
kembali dengan jumlah uang yang dipinjam. Sedangkan
tingkat bunga riil lebih menekankan pada rasio daya beli
uang yang dibayarkan kembali terhadap daya beli uang
yang dipinjam. Tingkat bunga riil adalah selisih antara
tingkat bunga nominal dengan laju inflasi.
r = tingkat bunga riil
i = tingkat bunga nominal
𝜋 =tingkat inflasi
r= 𝑖 − 𝜋
18. Efek Fisher
Persamaan di atas (Fisher equation) menunjukan tingkat bunga bisa
berubah karena tingkat bunga riil berubah atau karena tingkat inflasi
berubah.
Teori kuantitas dan persamaan fisher sama-sama menyatakan
bagaimana pertumbuhan uang mempengaruhi tingkat bunga nominal.
Menurut persamaan fisher , kenaikan 1 persen dalam tingkat inflasi
menyebabkan kenaikan 1 persen dalam tingkat bunga nominal.
Dua Tingkat Bunga Riil: Ex Ante dan Ex Post
Tingkat bunga riil ex ante adalah tingkat bunga riil yang diharapkan
pemberi pinjaman dan peminjam ketika kesepakatan dibuat. r = 𝑖 −
𝜋 𝑒
Tingkat bunga riil ex post adalah tingkat bunga riil yang terealisasi
secara nyata.
r = 𝑖 − 𝜋
Efek fisher dinyatakan dengan i = 𝑟 + 𝜋 𝑒
i= 𝒓 + 𝝅
19.
20. Tingkat Bunga Nominal dan Permintaan
terhadap Uang
Kita akan bahas determinan lain dari jumlah uang yang diinginkan-
tingkat bunga nominal.
21. Biaya Memegang Uang
• Tingkat bunga nominal -> biaya oportunitas dari memegang
uang/biaya yg timbul karena lbh suka memegang uang
ketimbang obligasi.
• Seperti halnya jml roti yang diinginkan bergantung pd harga roti,
jml uang yg diinginkan bergantung pd harga dari memegang
uang.
• Jadi, permintaan trhd keseimbangan uang riil bergantung pd tkt
pendapatan dan tkt bunga nominal
• Fungsi permintaan uang scr umum sbg berikut
(M/P)d = L(i, Y)
22. Uang Masa Depan dan Harga Sekarang
• Sebagaiamana dijelaskan oleh teori kuantitas uang, jml uang
beredar dan permintaan uang sama-sama menentukan
ekuilibrium tkt harga
• Perhatikan bgmn hubungan terakhir ini mempengaruhi teori tkt
harga
1) Pertama, samakan jml keseimbangan uang riil beredar
M/P dng permintaan L(i, Y)
M/P = L(i, Y)
2) Kemudian, gunakan persamaan Fisher untuk menulis tkt
bunga nominal sbg jml dan tkt bunga riil dan inflasi yg diharapkan:
M/P = L(r + πe, Y)
23. • Persamaan terakhir
Teori kuantitas-> yg mengatakan bahwa jml uang beredar skrng
menentukan tkt harga skrng
Kesimpulan ini sebagain benar: jika tkt bunga nominal dan tingkat
output dinyatakan konstan, tkt harga bergerak scr proporsional dng
jml uang beredar
Namun tkt bunga nominal tdk konstan : tergantung pd inflasi yg
diharapkan, yg pd gilirannya tergantung pd pertumbuhan jml uang
beredar
Adanya tkt bunga nominal dlm fungsi permintaan uang ->
menghasilkan saluran tambahan bg jml uang beredar yg
mempengaruhi tkt harga
• Persamaan uang yg umum-> menunjukkan bahwa tkt harga tdk
hanya tergantung pd jml uang beredar skrng, tetapi jg pd jml
uang beredar yg diharapkan di masa depan.
24. Biaya Sosial Inflasi
Ada beberapa masalah sosial(biaya sosial) yg muncul dari inflasi
yg tinggi(>= 10% per tahun)
• Menurunnya tkt kesejahteran rakyat
• Memburuknya distribusi pendapatan
• Terganggunya stabilitas ekonomi
25. Hiper Inflasi
inflasi yang melebihi 50 persen per bulan, atau lebih dari 1 persen
per hari. Tingkat 50 persen per bulan menunjukan kenaikan lebih
dari 100 kali lipat selama setahun, dan kenaikan lebih dari 2 juta
kali selama dua tahun.
26. Hiper Inflasi
Biaya seperti biaya kulit-sepatu dan biaya menu jadi lebih buruk
dengan hiperinflasi—dan sistem pajak juga terdistorsi.
Kemudian, ketika biaya jadi terlalu besar dengan hiperinflasi,
uang kehilangan perannya sebagai penyimpan nilai, unit hitung
dan media pertukaran. Barter atau penggunaan uang komoditas
menjadi biasa.
27. Penyebab Hiper Inflasi
Pertumbuhan uang yang beredar berlebihan, yang menyebabkan
tingkat harga kebutuhan naik. Untuk menghentikan hyper inflasi
bank central harus mengurangi pertumbuhan uang yang bereda.
28. Penyebab Hiper Inflasi
Biasanya hyper inflasi terjadi karena negara defisit dalam
penerimaan pajaknya ahirnya kurang dana untung membiayai
belanjanya, di saat yang bersangkutan pemerintah tidak bisa
berhutang karena pemerintah tersebut memiliki resiko kredit
yang buruk. Untuk menutup defisit itu pemerintah beralih pada
satu satunya mekanisme yang di bawah kendalinya yaitu
mencetak uang. Akibatnya, pertumbuhan uang yang beredar
sangat pesat dan terjadi lah hyper inflasi
29. Contoh negara yang terkena Hyper inflasi
Zimbabwe, awal abad XXI.Ukuran tingkat inflasi adalah
230.000.000% per tahun.
30. Contoh negara yang terkena Hyper inflasi
Hungaria 1946.Ukuran inflasi adalah 42 kuadriliun persen.
Hongaria pada Agustus 1945 sampai Juli 1946. Tingkat inflasi
harian di negara ini mencapai 207 % sehingga membuat harga
berubah dua kali lipat setiap 15 jam.