SlideShare a Scribd company logo
1 of 50
Prosedur dan
Tehnik-Tehnik dalam
Konseling
Angga Kusuma 1114500110
Prosedur Program BimbinganProsedur Program Bimbingan
KonselingKonseling
• Perencanaan program dan pengaturan
pelaksanaan bimbingan dan konseling
• Pengorganisasian bimbingan dan konseling.
• Pelaksanaan program bimbingan dan konseling
• Mekanisme kerja pengadministrasian kegiatan
bimbingan kegiatan bimbingan dan konseling
• Pola penanganan peserta didik
• Pemanfaatan fasilitas pendukung kegiatan
bimbingan dan konseling
• Pengarahan supervise dan penilaian kegiatan
bimbingan dan konseling
Achmad Juntika Nurihsan (2005:27)
Prosedur PelaksanaanProsedur Pelaksanaan
• Menginventarisasikan masalah dan kebutuhan yang ada.
Inventarisasi hendaknya didasarkan pada pengamatan yang diteliti
atau menggunakan metode kuesioner, wawancara, checklist, dan
sebagainya.
• Menentukan prioritas masalah atau kebutuhan yang akan ditangani
lewat program bimbingan dan konseling.
• Menentukan teknik atau kegiatan dan pendekatan menolong yang
tepat dengan permasalahan atau kebutuhan yang hendak ditangani
tadi.
• Menentukan pelaksanaan untuk masing-masing kegiatan yang
hendak dilakukan dalam rangka pelaksanaan program bimbingan dan
konseling.
• Evasluasi kerja dilakukan setelah kurun waktu kerja yang telah
ditentukan, apakah untuk jangka waktu satu semester ataukah satu
tahun
KonselingKonseling
Proses bantuan secara profesional
antara konselor dan klien yang bertujuan
membantu individu (klien) dalam meme-
cahkan masalahnya agar individu dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan-
nya sesuai potensi atau kemampuan
yang ada pada dirinya.
Teknik-Teknik Dasar KonselingTeknik-Teknik Dasar Konseling
• Dalam berkomunikasi dengan klien, konselor
menggunakan respon-respon yang fasilitatif bagi
pencapaian tujuan konseling.
• Secara umum, respon-respon tersebut dapat
dikelompokkan ke dalam berbagai teknik dasar
komunikasi konseling, yaitu (1) attending, (2)
opening, (3) acceptance, (4) paraprashing, (5)
restatement, (6) reflection of feeling, (7) clarification,
(8) structuring, (9) lead, (10) silence, (11)
reassurance, (12) rejection, (13) advice, (14)
confrontation, (15) interpretation, (16) summary dan
(17) termination.
1. Attending (Perhatian)1. Attending (Perhatian)
Attending adalah keterampilan/teknik yang digunakan konselor
untuk memusatkan perhatian kepada klien agar klien merasa
dihargai dan terbina suasana yang kondusif sehingga klien
bebas mengekspresikan/mengungkapkan pikiran, perasaan
ataupun tingkah lakunya.
Keterampilan attending meliputi:
a. Posisi badan (termasuk gerak isyarat dan eksprsi muka)
diantara posisi badan yang baik dalam attending mencakup
• Duduk dengan badan menghadap klien
• Tangan diatas pangkuan atau berpegang bebas atau
kadang-kadang digunakan untuk menunjukkan gerak
isyarat yang sedang dikomunikasikan secara verbal
• Responsif dengan menggunakan bagian wajah, umpamnya
senyum spontan atau anggikan kepala sebagai persetujuan
atau pemahaman dan kerutan dahi tanda tidak mengerti
• Badan tegak lurus tanpa kaku dan sesekali condong kearah
klien untuk menunjjukkan kebersamaan dengan klien.
Posisi badan yang tidak baik, a.l :
• Duduk dengan badan dan kepala membungkuk
menghadap klien
• Duduk dengan sangat kaku
• Gelisah atau tidak tenang (resah)
• Mempergunakan tangan, kertas dan kuku tangan
• Sama sekali tanpa gerak isyarat pada tangan
• Selalu memukul-mukul dan menggerakkan tangan
dan lengan
• Wajah tidak menunjukkan perasaan
• Terlalu banyak senyum, kerutan dahi atau anggukan
kepala yang tidak berarti
b. Kontak mata
• Kontak mata yang baik berlangsung dengan
melihat klien pada waktu dia berbicara kepada
konselor dan sebaliknya. Kontak mata harus
dipertahankan atau dipelihara dengan
menggunakan pandangan spontan yang
mengekspresikan minat dan keinginan
mendengarkan serta merespon klien.
• Kontak mata yang tidak baik, a.l :
 Tidak pernah melihat klien
 Menatap klien untuk secara tetap dan tidak
memberi kesempatan klien untuk membalas
tatapan.
 Mengalihkan pandangan dari klien segera
sesudah klien melihat kepada konselor.
c. Mendengarkan
• Mendengar dengan tepat dan mengingat apa yang klien
katakan dan bagaimana mengatakannya. Dengan
mendengar yang tepat memungkinkan konselor
merumuskan tanggapan yang dapat menangkap dengan
tepat perasaan dan pikiran klien.
• Cara mendengarkan yang baik mencakup:
– memelihara perhatian penuh dengan terpusat kepada
klien.
– mendengarkan segala suatu yang dikatakan oleh klien.
– Mendengarkan keseluruhan pribadi klien (kata-katanya,
perasaan dan perilakunya). Memahami pesan baik
verbal maupun non verbal dari diri klien.
– Mengarahkan apa yang konselor katakan terhadap apa
yang telah dikatakan oleh klien.
2. Opening (Pembukaan)2. Opening (Pembukaan)
Keterampilan/teknik untuk membuka/memulai
komunikasi/hubungan konseling.
Hal-hal yang perlu dilakukan.
• Penyambutan
– Verbal : konselor memberi atau mejawab salam,
menyebut nama klien, mempersilahkan duduk, dll.
– Non verbal : konselor segera membuka pintu
ruang konseling, jabat tangan, senyum dengan
ceria, mendampingi/mengiringi klien saat menuju
tempat duduk, menempatkan klien pada tempat
duduj yang lebih baik, duduk sesudah kliennya
duduk, dll.
• Pembicaraan Topik Netral
– Topik netral adalah bahan pembicaraan yang
sifatnya umum dan tidak menyinggung perasaan
klien.
– Bahan topik netral antara lain kejadian-kejadian
hangat di lingkungan klien, hobi klien, bahan-bahan
atau gambar-gambar yang ada di ruang konseling,
potensi lingkungan asal klien, dll.
• Pemindahan Topik Netral ke Permulaan Konseling.
– Menggunakan kalimat “jembatan”, misalnya: “Setelah
kita membicarakan………(isi topik netral), barangkali ada
sesuatu hal yang perlu kita bicarakan bersama dalam
pertemuan ini”.
– Mengembangkan sebagaian isi topik netral,
misalnya: “Itu tadi hobimu di bidang musik, lalu bagaimana
dengan prestasimu dalam perkuliahan”.
3. Acceptance3. Acceptance
Teknik yang digunakan konselor untuk
menunjukkan minat dan pemahaman terhadap
hal-hal yang dikemukakan klien.
a. Bentuk
• Verbal
Bentuk pendek: teruskan/terus, oh ….ya;
lalu/kemudian, ya…ya…;hem… hem….. Dll
Bentuk panjang: Saya memahami…..;saya
menghayati….; Saya dapat merasakan…..;
Saya dapat mengerti……,dll.
• Nonverbal: anggukan kepala, posisi duduk condong
ke depan, perubahan mimik, memelihara kontak
mata, dll.
– Contoh:
Klien : “ Bagaimana tak akan kesepian
Bu, yang biasanya dia apel)setiap tiga
hari sekali sekarang tidak lagi”.
Konselor : “(Konselor mengangguk-anggukkan
kepala sambil bersuara hem…hem…)
4. Restatement (Pengulangan)4. Restatement (Pengulangan)
Teknik yang digunakan konselor untuk mengulang/ menyatakan
kembali pernyataan klien (sebagian atau seluruhnya) yang
dianggap penting.
Cara
• Pengulangan harus persis sama dengan pernyataan klien, tidak
boleh menambah/menguranginya.
• Intonasi konselor hendaknya variatif dengan memperhatikan
penyataan klien.
Contoh
• Klien : “Sebetulnya saya ingin masuk Jurusan Teknik
Industri, tetapi ibu tidak setuju bila saya
memasuki jurusan tersebut”.
• Konselor : “Ibu tidak setuju..”
5. Reflection Of Feeling5. Reflection Of Feeling
(Pemantulkan perasaan)(Pemantulkan perasaan)
Refelection of feeling (pemantulan perasaan) adalah teknik yang
digunakan konselor untuk memantulkan perasaan/sikap yang
terkandung di balik pernyataan klien.
Bentuk
• Respon konselor didahului oleh kata-kata pendahuluan, seperti
agaknya, sepertinya, tampaknya, rupa-rupanya, kedengarannya,
nada-nadanya, dsb.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
• Hindari stereotip
• Pilih waktu yang tepat untuk merespon pernyataan klien.
• Gunakan kata-kata perasaan yang melambangkan
perasaan/sikap klien secara tepat.
• Sesuaikan bahasa yang digunakan dengan kondisi klien.
Contoh
• Klien : “Pak, saya sudah belajar dengan
giat sebelum menghadapi ujian,
tetapi nilai yang saya terima
jauh di bawah yang saya harapkan “.
• Konselor : “ Sepertinya Anda merasa kecewa
terhadap nilai ujian yang Anda
terima “.
6. Clarification6. Clarification
Teknik yang digunakan untuk mengungkapkan kembali isi
pernyataan klien dengan menggunakan kata-kata baru dan
segar.
Bentuk
• Respon konselor didahului oleh kata-kata pendahuluan: pada
dasarnya, pada pokoknya, pada intinya, singkat kata, dengan kata lain,
dsb.
Contoh
Klien : “Saya pernah meminjamkan buku catatan kuliah
Konseling Individual kepada Andi, tetapi ia tidak
mengembalikannya lagi kepada saya. Ee… kemarin lusa
adiknya, Ari, mau pinjam buku Psikologi Belajar pada saya.
Saya tidak memberinya Pak. Dia kan adik Andi, sudah tentu
dia juga tidak akan mengembalikan buku yang dipinjamnya
itu pada saya”.
Konselor : “Dengan kata lain, Anda menyamakan Ari dengan Andi”.
Klien : “ Begini Pak, saya sekarang ini dalam
keadaan sulit. Setelah lulus nanti saya ingin
berwiraswasta dengan membuka usaha kecil-
kecilan di rumah, tetapi ibu menginginkan
saya jadi pegawai negeri. Katanya, jadi
pegawai negeri itu lebih tenang dibandingkan
dengan jadi seorang wirausahawan”.
Konselor : “Pada dasarnya, ada perbedaan keinginan
antara Anda dengan ibu Anda dalam hal
pilihan pekerjaan”.
7. Paraprashing7. Paraprashing
Paraprashing adalah kata-kata konselor untuk menyatakan
kembali esensi dari ucapan-ucapan klien.
Paraprase yang efektif:
• Klien menjadi merasakan kebersamaan dengan konselor
• Lebih mengarahkan pembicaraan klien berikutnya
• Dapat mengecek ketepatan/kecermatan pembimbing dalam
menangani klien.
• Paraprse yang efektif akan sering diikuti dengan kata-kata “ya”
atau “benar/betul” secara spontan dari klien.
Cara paraprase:
• Dengarkan pesan utama dari kata-kata klien
• Nyatakan kemabli pesan utama secara sederhana dan singkat.
• Amati pertanda atau minta respon dari klien tentang
kecermatan konselor.
Contoh:
Klien: “Dia tidak mengijinkan saya melamar pekerjaan itu, saya
menginginkan pekerjaan itu, tetapi dia menggagalkannya,
sebenarnya dia hanya tidak membiarkan saya
meninggalkan kota ini”.
Pesan utama: pada kalimat terakhir, yaitu ia takut berpisah.
Paraprasenya: Apakah anda merasakan bahwa ia sebenarnya
takut berpisah dengan anda?.
Harus diingat
• Paraprase hanya menyatakan kembali secara lebih esensial,
bantuan untuk memperoleh klasifikasi tambahan yang cermat.
• Paraprase bukanlah upaya membaca apa yang terlintas di
benak klien (interprestasi) atau pemikiran konselor terhadap
ucapan klien.
• Paraprase biasanya diikuti dengan “pernyataan mengundang
pembicaraan terbuka”.
8. Structuring (Pembatasan)8. Structuring (Pembatasan)
Teknik yang digunakan konselor untuk memberikan batas-
batas/pembatasan agar proses konseling berjalan sesuai dengan
apa yang menjadi tujuan dalam konseling.
Jenis-jenis Structuring
a. Time limit (Pembatasan waktu)
– Time limit dari Klien
• Klien : “Pak, sebetulnya saya sudah seminggu yang lalu
ingin menemui Bapak, tetapi baru kali ini saya
dapat berjumpa dengan Bapak. Dan hari ini saya
dapat menghadap Bapak dari jam 8.00 sampai jam 8.30,
karena jam 8.30 nanti saya ada acara pembekalan PPL di
Laboratorium.
• K’or :“Kalau demikian, marilah kita manfaatkan waktu selama 30
menit ini dengan sebaik-baiknya”
– Time Limit dari Konselor
• Klien : “Saya sulit sekali menyesuaikan diri dengan
teman-teman di kampus ini, karena itulah
saya kemari untuk membicangkannya
dengan ibu”
• K’or : “bagus, Anda kemari untuk membahas
masalah Anda dengan saya, namun perlu
diketahui bahwa jam 10.00 nanti saya
diundang oleh dekan menghadiri rapat dan
kita hanya memiliki waktu selama 45 menit.
Oleh karena itu marilah kita gunakan waktu
ini sebaik-baiknya.
b. Role Limit (Pembatasan peran)
• Klien : ”Akhir-akhir ini saya sulit sekali mengkonsentra-
sikan diri dalam belajar, karena itu saya menemui
Bapak untuk meminta nasihat bagaimana cara
belajar yang baik”.
• Ko’r : “Anda meminta nasihat dari saya?” Perlu anda
ketahui bahwa saya tidak dapat memberikan
nasihat sebagaimana yang anda minta, tetapi
marilah kita bicarakan bersama masalah Anda itu
kemudian kita cari jalan keluarnya”.
c. Problem Limit (Pembatsan Masalah)
• Klien : “Pak saya sulit sekali berkonsentrasi belajar sehingga
ketika ujian berlangsung saya tidak dapat mengerjakan
dengan baik maka dari itu nilai saya menjadi jelek.
Disamping itu, dikelas saya juga sulit sekali bergaul
dengan
lawan jenis dan satu hal lagi Pak, gimana ya caranya agar
saya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru?”
• Ko’r : “Dalam masalah yang Anda kemukakan tadi
setidaknya ada tiga masalah yaitu masalah
berkonsentrasi belajar, masalah dengan
bergaul dengan lawan jenis, dan masalah
penyesuain diri. Nah dari ketiga masalah
tersebut mana yang mendesak untuk kita
bicarakan terlebih dahulu?”
d. Action Limit (Pembatasan tindakan)
• Klien : “(Datang ke ruang konseling dengan marah-
marah, wajah memerah dan sambil
menyobek-yobek kertas)”
• Ko’r : “Tenang-tenang..,Anda boleh
mengutarakan apa saja disini, tetapi satu
hal yang tidak boleh anda lakukan disini
yaitu mengotori ruangan ini”
9. Lead (Pengarahan)9. Lead (Pengarahan)
Teknik/keterampilan yang digunakan konselor untuk
mengarahkan pembicaraan klien dari satu hal ke hal yang lain
secara langsung. Keterampilan ini sering pula disebut
keterampilan bertanya, karena dalam penggunaannya banya
menggunkan kalimat-kalimat tanya
Tujuan dari keterampilan pengarahan ini adalah mendorong
klien untuk merespon pembicaraan terutama pada awal-awal
pertemuan
Jenis-jenis Lead
a. Lead Umum
Teknik pengarahan/pertanyaan yang memberikan kesempatan
kepada klien untuk bebas mengelaborasi, mengeksplorasi, atau
memberikan reaksi/jawaban dari berbagai kemungkinan sesuai
dengan keinginan klien.
Contoh :
• Klien : “Pak kemarin saya baru saja ikut lomba
lari tingkat nasional”
• Ko’r : “Coba ceritakan kepada bapak
bagaimana suasana waktu kamu
mengikuti lomba tersebut?”
b. Lead Khusus
Teknik pengarahan/pertanyaan untuk memberikan
suatu reaksi/jawaban yang spesifik/tertentu.
Contoh
• Klien : “Pak saya merasa kesal dengan Budi
karena dia malas diajak belajar kelompok
padahal ada tugas yang harus dikerjakan
dengan dia”
• Ko’r : “Siapa saja anggota kelompok belajarmu
• selain Budi?”
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penggunaan lead:
• Pada awal-awal pertemuan/pembicaraan konselor
hendaknya lebih banyak menggunakan lead umu
daripada lead khusus hal ini berguna untuk memberi
suasana kebebasan atau keleluasaan bagi klien
• Hendaknya konselor dapat menggunakan variasi
komunikasi dan tidak terpaku dengan teknik lead
saja dalam pertemuan konseling, dengan demikian
konselor dapat menghindari warna pertemuan
seperti pertemuan tanya jawab atau interogasi.
10. Silence (Diam)10. Silence (Diam)
Silence adalah suasana hening, tidak ada interaksi
verbal antara konselor dan klien, dalam proses
konseling.
Tujuan
• Memberikan kesempatan kepada klien untuk
istirahat atau mereorganisasi pikiran dan
perasaannya atau mereorganisasi kalimat yang akan
dikemukakan selanjutnya.
• Mendorong klien atau memotivasi klien mencapai
tujuan konseling.
Jenis-jenis Silence
• Silence dari konselor
Jenis silence ini terjadi pada saat pusat komunikasi berada
pada konselor. Pada waktu-waktu tertentu, konselor merespon
dengan silence.
Contoh:
• Konselor merasa dirinya terlalu aktif dan memutuskan untuk
mengurangi keaktifan tersebut dengan memberikan
kesempatan kepada klien untuk lebih banyak aktif dan
bertanggungjawab dengan menggunakan teknik diam (silence).
• Konselor menyadari adanya suatu momentum pada diri klien
yang dapat mengarahkan kesadaran, komitmen, atau issu-issu
baru yang relevan. Dalam hal ini konselor menggunakan teknik
diam agar tidak mengganggu momentum psikologis klien
tersebut.
•
Misalnya:
• Klien :”Bu, selama ini saya selalu bertanya-tanya pada diri saya
sendiri sebetulnya siapa bertanggungjawab atas kematian
ayah?”.
• Ko’r : “………(diam untuk memberikan kesempatan kepada klien
istirahat sejenak setelah menumpahkan perasaan-
perasaannya berkaitan dengan pertanyaan mengenai
kematian ayahnya)”
Silence dari klien.
• Silence jenis ini terjadi pada saat pusat komunikasi berada pada
klien, yaitu setelah klien bercakap-cakap dan menerima tanggung
jawab. Pada saat itu, ia berhenti berbicara beberapa saat.
• Silence tersebut terjadi antara lain karena klien mau beristirahat
sejenak setelah mengungkapkan perasaan-perasaan dan
konfliknya, mereorganisasi pikiran dan perasaan-perasaannya,
memadukan pengalaman-pengalaman, menyusun kalimat yang
akan dikemukakan selanjutnya, atau mungkin penolakan terhadap
proses konseling.
Misalnya:
• Klien : “ya itu Pak, saya selalu menggunakan
kebiasaan-kebiasaan orang tua saya sebagai
ukuran menilai tingkah laku istri saya
sehingga ia selalu marah kepada saya. Kalau
ingat itu semua, saya sedih sekali…….(klien
diam)”
• Ko’r : “………………(diam beberapa saat untuk
memberikan kesempatan kepada klien untuk
mengalami perasaan-perasaannya secara
mendalam)”
11. Reassurance11. Reassurance
(Penguatan/Dukungan)(Penguatan/Dukungan)
• Keterampilan/teknik yang digunakan oleh konselor
untuk memberikan dukungan/penguatan terhadap
pernyataan positif klien agar ia menjadi lebih yakin dan
percaya diri.
• Keterampilan/teknik ini juga dapat digunakan untuk
mendorong diri klien agar dirinya dapat lebih tabah dan
tegar dalam menghadapi situasi atau hal-hal yang tidak
menyenangkan bagi dirinya.
Jenis-jenis Reassurance
a. Prediction Reassurance (Penguatan prediksi)
Penguatan prediksi adalah penguatan yang dilakukan
oleh konselor terhadap pernyataan/rencana positif yang
kan dilaksanakan klien.
Contoh:
• Klien : “Pak nilai semester ini bagi saya adalah nilai
yang sangat mengecewakan, hal ini terjadi
karena saya memang malas belajar, namun
mulai semester depan saya akan belajar
dengan giat dan selalu belajar walaupun tidak
ada ulangan.
• Ko’r : “Bagus sekali, jika anda mulai semester
depan akan belajar lebih giat dan selalu
belajar walaupun tidak ada ulangan tidak
mustahil nilaimu akan lebih baik dari
semester ini”.
b. Posdiction Reassurance (Penguatan postdiksi)
Penguatan/dukungan konselor terhadap tingkah laku positif yang
telah dilakukan klien dan tampak hasil yang diperoleh dari apa
yang dilakukan oleh klien tersebut.
Contoh:
• Klien : “Pak dua hari yang lalu saya bertengkar dengan adik saya
gara-gara saya secara tidak sengaja menumpahkan air di
kertas pekerjaan rumahnya dan semenjak itu dia tidak
mau menyapa ataupun tersenyum pada saya meskipun
kami satu rumah, tetapi saya berusaha menjelaskan
kepada adik dan meminta maaf atas kesalahan saya itu.
Ya..Alhamdulillah Pak sekarang adik saya mulai menyapa
saya dan tidak marah lagi kepada saya.
• Ko’r : “Bagus sekali, setelah anda berusaha menjelaskan dan
meminta maaf atas kesalahan yang anda perbuat ternyata
adik anda sekarang dapat memaafkan dan bersikap baik
kepada anda”.
c. Factual Reassurance (Penguatan factual)
Penguatan yang digunakan konselor untuk mengurangi beban
penderitaan secara psikis klien dengan cara mengumpulkan bukti-
bukti/fakta bahwa kejadian yang tidak diharapkan yang menimpa
klien bila dialami oleh orang lain akan memberi dampak yang
sama atau relatif sama dengan apa yang dialami oleh klien.
Contoh:
• Klien : “Bu, selama ini saya dan adik selalu dekat
dan saya sangat menyayanginya, tetapi Bu saya
tidak mengira kemarin saya dapat telpon dari ayah kalau
adik saya meninggal karena jatuh dari sepeda motor.
Kejadian ini sangat memukul dan membuat saya sedih”.
• Ko’r : “Setiap kakak yang menyayangi adiknya sudah barang tentu
merasa terpukul dan sedih ketika mendengar kabar adik
yang sangat disayanginya meninggal”.
12. Rejection (Penolakan)12. Rejection (Penolakan)
Keterampilan/teknik yang digunakan konselor untuk
melarang klien melakukan rencana yang akan
membahayakan/ merugikan dirinya atau orang lain.
Jenis-jenis Rejection
• Secara umum ada dua jenis penolakan, yaitu
penolakan secara halus dan penolakan secara
terang-terangan/langsung.
Contoh
• Klien : “Pak kemarin pacar saya mengirim surat kepada saya,
dan isinya dia mengatakan kalau mulai saat ini saya
harus menjauhi dia dan memutuskan hubungan dengan
saya. Saya amat sakit hati dengan peristiwa itu dan
mulai besok saya tidak akan menyapa dia dan tidak
mau lagi berteman dengan dia sampai kapanpun!”
• Konselor : “ Coba pikirkan masak-masak, empat-lima kali lagi
sebelum melaksanakan rencana itu” (penolakan
secara halus)
• Konselor : “Jangan, jangan anda lakukan rencana itu, karena
akibatnya akan merugikan Anda dan orang tua
Anda”. (penolakan secara terang-terangan/
langsung)
13. Advice (Saran/Nasehat)13. Advice (Saran/Nasehat)
Keterampilan/teknik yang digunakan konselor untuk
memberikan nasehat atau saran bagi klien agar dia
dapat lebih jelas, pasti mengenai apa yang akan
dikerjakan.
Jenis-jenis Advice
a. Advice langsung
Saran/nasehat yang diberikan langsung pada klien
berupa fakta jika klien sama sekali tidak mempunyai
informasi tentang fakta/hal yang ia hadapi.
Contoh:
• Klien : “Pak, saya ingin sekali masuk ke
sekolah taruna AKPOL tetapi saya
sama sekali tidak tahu syarat-syarat
yang diperlukan untuk itu. Apakah
Bapak mengetahuinya?”
• Ko’r : “Kebetulan di kantor Bapak belum
ada informasi tersebut dan saya sendiri
kurang mengetahuinya, namun seyogyanya
kamu datang ke sekretariat atau mungkin
kamu telpon ke bagian penerimaan siswa
taruna untuk memperoleh informasi
tersebut lebih jelas”.
b. Advice persuasif
Saran/nasehat yang diberikan konselor bilamana klien telah
mengemukakan alasan-alasan yang logis dan dapat diterima dari
rencana yang akan dilakukan.
Contoh:
• Klien : “Pak, saya merasa tidak kerasan tinggal dengan paman
saya karena saya merasa memberatkan kehidupan
keluarga paman dan lagi saya tahu paman tidak
mempunyai pekerjaan yang tetap serta rumah paman
yang jauh dari kampus membuat saya agak kerepotan
jika ada kuliah mendadak atau tugas yang harus
dikerjakan di kampus. Saya ingin kos yang jaraknya
tidak jauh dari rumah paman. Selain itu saya juga tidak
merasa terbebani dengan perasaan tidak enak atau
sungkan dengan paman.
• Ko’r : “Berdasarkan alasan-alasan yang kamu kemukakan tadi
yaitu kamu ingin kos yang jaraknya tidak jauh dari
kampus dan perasaan yang tidak terbebani karena
memberatkan keluarga pamanmu maka baik sekali jika
rencanamu dilaksanakan”.
c. Advice alternatif
Nsihat/saran yang diberikan konselor setelah klien
mengetahui kelbihan dan kelemahan setiap alternatif
Contoh:
• Klien : “Pak, saya ingin sekali kuliah di
Yogyakarta karena banyak teman-teman saya
yang akan kuliah di Yogya, namun ayah
menyarankan saya untuk kuliah di Semarang
karena menurut ayah lebih dekat. Saya
bingung dan tidak tahu harus bagaimana
Pak?”
• Ko’r : “Baiklah, mari kita bicarakan bersama
keuntungan dan kerugiannya bila anda
kuliah di Yogya dan kuliah di Semarang,
sehingga nanti kita temukan pilihan yang
paling menguntungkan anda”.
14. Summary14. Summary
(Ringkasan/Kesimpulan)(Ringkasan/Kesimpulan)
Keterampilan/teknik yang digunakan konselor untuk
menyimpulkan atau ringkasan mengenai apa yang
telah dikemukakan klien pada proses komunikasi
konseling.
Jenis-jenis Summary
a. Summary Bagian
Merupakan kesimpulan yang dibuat setiap saat dari
percakapan klien dan konselor yang dipandang
penting. Untuk kesimpulan tersebut didahului kata-
kata pendahuluan seperti: untuk sementara ini….,
samapai saat ini…., sejauh ini….., selama ini….,dsb.
Contoh Sumary Bagian:
Ko’r : “Sejauh ini dari pembicaraan kita dapat
disimpulkan bahwa kita telah membahas
masalah yang anda hadapi yaitu masalah
penyesuaian diri dan faktor-faktor penyebab
kesulitan dalam penyesuaian diri dengan
lingkungan baru. Sekarang marilah kita cari
cara-cara yang dapat membantu Anda
mengatasi masalah tersebut”.
b. Summary Akhir/keseluruhan
Merupakan kesimpulan yang dibuat pada akhir komunikasi
konseling sebagai kesimpulan keseluruhan pembicaraan.
Bentuk kesimpulan yang dibuat pada akhir komunikasi
konseling sebagai kesimpulan keseluruhan pembicaraan.
Bentuk kesimpulan akhir tersebut didahului oleh kata-kata
pendahuluan seperti: sebagai kesimpulan akhir…., sebagai
puncak pembicaraan kita…., sebagai penutup pembicaraan
kita…., dari awal hingga akhir pembicaraan kita…, dsb.
Contoh:
Ko’r : “Sebagai kesimpulan akhir dari pembicaraan kita dapat
Bapak kemukakan bahwa Anda mempunyai kesulitan
untuk berkonsentrasi dalam belajar oleh karena itu
mulai besok anda akan belajar dengan menggunakan
beberapa metode belajar yang tadi telah kita
bicarakan”.
15. Konfrontasi (Pertentangan)15. Konfrontasi (Pertentangan)
Keterampilan/teknik yang digunakan oleh konselor untuk
menunjukkan adanya kesenjangan, diskrepansi atau
inkronguensi dalam diri klien dan kemudian konselor
mengumpanbalikkan kepada klien.
Kesenjangan itu terjadi:
a. Antara dua pernyataan
Klien mengatakan satu pihak dia sangat memperhatikan
pacarnya tapi dalam pernyataan lain dia malas menghubungi.
b. Antara apa yang dikatakan dengan apa yang dilakukan
Klien mengatakan bahwa dia sangat minat mengambil tes
pegawai, tapi dia tidak datang ketempat tes tersebut.
c. Antara pernyataan dan tingkah laku nonverbal
Klien menyatakan bahwa dia sangat senang bertemu pacarnya
tetapi sewaktu bercerita raut wajahnya sedih.
d. Antara dua tingkah laku nonverbal
Kaki gemetar sedangkan bibir tersenyum
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan konfrontasi:
• Konfrontasi dapat dilakukan jika hubungan klien dan konselor
sudah mencapai kepercayaan, jika tidak justru terjadi resistensi
(mempertahankan diri) pada diri klien.
• Konselor harus cukup yakin tentang apa yang ditunjukan
sebagai pertentangan, dan tidak boleh bicara dengan nada
mengadili, menuduh atau memamerkan ketajaman
pengamatannya.
16. Interpretasi (Penafsiran)16. Interpretasi (Penafsiran)
Keterampilan/teknik yang digunakan oleh konselor
dimana berarti atau karena tingkah laku klien
ditafsirkan/diduga dan dimengerti dengan
dikomunikasikan pada klien. Selain itu dalam
interpretasi konselor menggali arti dan makna yang
terdapat di belakang kata-kata klien atau dibelakang
perbuatan/tindakannya yang telah diceritakannya.
Tujuan
Membantu klien lebih memahami ddiri sendiri
bilamana klien bersedia mempertimbangkannya
dengan pikiran terbuka.
Contoh:
• Ko’r : “Anda mengatakan tadi bahwa anda merasa malu
berbadan gemuk. Anda juga mengatakan dilain
waktu, bahwa anda sering berkata-kata kasar
terhadap teman-teman dan suka membeberkan
kepada mereka semua kesalahan yang mereka
perbuat. Apakah mungkin semua itu hanyalah
merupakan siasat yang anda gunakan untuk
menutupi rasa malu itu?, Bagaimana menurut
pendapat anda?”
Hal-hal yan perlu diperhatikan:
• Sebaiknya konselor mengemukakan lebih dahulu kata-kata
atau tindakan klien yang melandasi pemberian interpretasi baru
kemudian konselor menawarkan interpretasinya sebagai
kemungkinan dengan disertai permintaan umpan balik,
sehingga klien bebas untuk menerimanya atau menolaknya.
17. Termination (Pengakhiran)17. Termination (Pengakhiran)
Kerampilan/teknik yang digunakan konselor untuk mengakhiri
komunikasi konseling, baik mengakhiri untuk dilanjutkan pada
pertemuan berikutnya maupun mengakhiri karena komunikasi
konseling betul-betul telah “berakhir”.
Bentuk
Konselor merapikan kembali alat-alat yang telah digunakan,
membuat kesimpulan akhir, membicarakan tugas untuk
pertemuan yad, dan dapat dilakukan secara langsung.
Contoh:
• Ko’r : “ Baik, sekarang waktu telah menunjukkan pukul 10.00
sesuai kesepakatan kita diawal pertemuan tadi bahwa
pertemuan ini hanya sampai pukul 10,00, maka marilah
kita akhiri pertemuan ini dan dapat kita lanjutkan minggu
depan”.
TEKNIK

More Related Content

What's hot (20)

Contoh verbatim behavior
Contoh verbatim behaviorContoh verbatim behavior
Contoh verbatim behavior
 
Contoh verbatim (REFRENSI)
Contoh verbatim (REFRENSI)Contoh verbatim (REFRENSI)
Contoh verbatim (REFRENSI)
 
Pendekatan client centered
Pendekatan client centeredPendekatan client centered
Pendekatan client centered
 
6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)
6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)
6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)
 
Pendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisisPendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisis
 
Teknik konseling
Teknik konseling Teknik konseling
Teknik konseling
 
Rpl biimbingan belajar
Rpl biimbingan belajarRpl biimbingan belajar
Rpl biimbingan belajar
 
PETA KONSEP TEKNIK KONSELING
PETA KONSEP TEKNIK KONSELINGPETA KONSEP TEKNIK KONSELING
PETA KONSEP TEKNIK KONSELING
 
contoh RPL K13
contoh RPL K13contoh RPL K13
contoh RPL K13
 
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
 
Penstrukturan
PenstrukturanPenstrukturan
Penstrukturan
 
M5 kb3
M5 kb3M5 kb3
M5 kb3
 
VERBATIM
VERBATIMVERBATIM
VERBATIM
 
Contoh RPL konseling kelompok
Contoh RPL konseling kelompokContoh RPL konseling kelompok
Contoh RPL konseling kelompok
 
Konseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistikKonseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistik
 
Lay konseling kelompok
Lay konseling kelompokLay konseling kelompok
Lay konseling kelompok
 
Verbatim konseling kelompok
Verbatim konseling kelompokVerbatim konseling kelompok
Verbatim konseling kelompok
 
CONTOH PROPOSAL KEGIATAN BK
CONTOH PROPOSAL KEGIATAN BKCONTOH PROPOSAL KEGIATAN BK
CONTOH PROPOSAL KEGIATAN BK
 
Agresi ppt
Agresi pptAgresi ppt
Agresi ppt
 
Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)
Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)
Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)
 

Similar to TEKNIK

Bab 6 Kemahiran Asas Kaunseling
Bab 6   Kemahiran Asas KaunselingBab 6   Kemahiran Asas Kaunseling
Bab 6 Kemahiran Asas KaunselingFathmalyn Abdullah
 
Sesi Kaunseling - Kesukaran Mengimbangi Akademik dan Sukan
Sesi Kaunseling - Kesukaran Mengimbangi Akademik dan SukanSesi Kaunseling - Kesukaran Mengimbangi Akademik dan Sukan
Sesi Kaunseling - Kesukaran Mengimbangi Akademik dan SukanRickie Ugie
 
PSIKOLOGI KAUNSELING proses kaunseling
PSIKOLOGI KAUNSELING proses kaunselingPSIKOLOGI KAUNSELING proses kaunseling
PSIKOLOGI KAUNSELING proses kaunselingAmin Upsi
 
keterampilan konseling
keterampilan konselingketerampilan konseling
keterampilan konselingJoni Iswanto
 
Presentasi Mojokerto
Presentasi MojokertoPresentasi Mojokerto
Presentasi Mojokertoguest626d709
 
Kump 7 tutorial 4
Kump 7 tutorial 4Kump 7 tutorial 4
Kump 7 tutorial 4slim_world
 
Teknik teknik konseling
Teknik teknik konselingTeknik teknik konseling
Teknik teknik konselingugiadb
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 
Tutoial minggu 3
Tutoial minggu 3Tutoial minggu 3
Tutoial minggu 3irenelina91
 
Keterampilan dalam konseling traumatik
Keterampilan dalam konseling traumatikKeterampilan dalam konseling traumatik
Keterampilan dalam konseling traumatikesperokajaya
 
Keterampilan dalam konseling traumatik
Keterampilan dalam konseling traumatikKeterampilan dalam konseling traumatik
Keterampilan dalam konseling traumatikesperokajaya
 
Pengantar bimbingan
Pengantar bimbinganPengantar bimbingan
Pengantar bimbinganAin Nadia
 
Bhs fatin n friends
Bhs fatin n friendsBhs fatin n friends
Bhs fatin n friendsfatinasmi
 
Kemahiran asas kaunseling
Kemahiran asas kaunselingKemahiran asas kaunseling
Kemahiran asas kaunselingAdila S. Sabri
 
17272886 kemahiran-kaunseling-kelompok
17272886 kemahiran-kaunseling-kelompok17272886 kemahiran-kaunseling-kelompok
17272886 kemahiran-kaunseling-kelompokAlif Hassan
 
Kemahiran asas kaunseling
Kemahiran asas kaunselingKemahiran asas kaunseling
Kemahiran asas kaunselingSiti Nor
 

Similar to TEKNIK (20)

Bab 6 Kemahiran Asas Kaunseling
Bab 6   Kemahiran Asas KaunselingBab 6   Kemahiran Asas Kaunseling
Bab 6 Kemahiran Asas Kaunseling
 
Sesi Kaunseling - Kesukaran Mengimbangi Akademik dan Sukan
Sesi Kaunseling - Kesukaran Mengimbangi Akademik dan SukanSesi Kaunseling - Kesukaran Mengimbangi Akademik dan Sukan
Sesi Kaunseling - Kesukaran Mengimbangi Akademik dan Sukan
 
PSIKOLOGI KAUNSELING proses kaunseling
PSIKOLOGI KAUNSELING proses kaunselingPSIKOLOGI KAUNSELING proses kaunseling
PSIKOLOGI KAUNSELING proses kaunseling
 
keterampilan konseling
keterampilan konselingketerampilan konseling
keterampilan konseling
 
Presentasi Mojokerto
Presentasi MojokertoPresentasi Mojokerto
Presentasi Mojokerto
 
Kump 7 tutorial 4
Kump 7 tutorial 4Kump 7 tutorial 4
Kump 7 tutorial 4
 
Teknik teknik konseling
Teknik teknik konselingTeknik teknik konseling
Teknik teknik konseling
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
Tutoial minggu 3
Tutoial minggu 3Tutoial minggu 3
Tutoial minggu 3
 
Keterampilan dalam konseling traumatik
Keterampilan dalam konseling traumatikKeterampilan dalam konseling traumatik
Keterampilan dalam konseling traumatik
 
Keterampilan dalam konseling traumatik
Keterampilan dalam konseling traumatikKeterampilan dalam konseling traumatik
Keterampilan dalam konseling traumatik
 
Pengantar bimbingan
Pengantar bimbinganPengantar bimbingan
Pengantar bimbingan
 
Bhs fatin n friends
Bhs fatin n friendsBhs fatin n friends
Bhs fatin n friends
 
Tehnik komunikasi terapeutik
Tehnik komunikasi terapeutikTehnik komunikasi terapeutik
Tehnik komunikasi terapeutik
 
Tehnik komunikasi terapeutik
Tehnik komunikasi terapeutikTehnik komunikasi terapeutik
Tehnik komunikasi terapeutik
 
Kemahiran asas kaunseling
Kemahiran asas kaunselingKemahiran asas kaunseling
Kemahiran asas kaunseling
 
1 kemahiran asas kaunseling
1 kemahiran asas kaunseling1 kemahiran asas kaunseling
1 kemahiran asas kaunseling
 
KONSELING ADIKSI DASAR.ppt
KONSELING ADIKSI DASAR.pptKONSELING ADIKSI DASAR.ppt
KONSELING ADIKSI DASAR.ppt
 
17272886 kemahiran-kaunseling-kelompok
17272886 kemahiran-kaunseling-kelompok17272886 kemahiran-kaunseling-kelompok
17272886 kemahiran-kaunseling-kelompok
 
Kemahiran asas kaunseling
Kemahiran asas kaunselingKemahiran asas kaunseling
Kemahiran asas kaunseling
 

Recently uploaded

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 

Recently uploaded (20)

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 

TEKNIK

  • 2. Prosedur Program BimbinganProsedur Program Bimbingan KonselingKonseling • Perencanaan program dan pengaturan pelaksanaan bimbingan dan konseling • Pengorganisasian bimbingan dan konseling. • Pelaksanaan program bimbingan dan konseling • Mekanisme kerja pengadministrasian kegiatan bimbingan kegiatan bimbingan dan konseling • Pola penanganan peserta didik • Pemanfaatan fasilitas pendukung kegiatan bimbingan dan konseling • Pengarahan supervise dan penilaian kegiatan bimbingan dan konseling Achmad Juntika Nurihsan (2005:27)
  • 3. Prosedur PelaksanaanProsedur Pelaksanaan • Menginventarisasikan masalah dan kebutuhan yang ada. Inventarisasi hendaknya didasarkan pada pengamatan yang diteliti atau menggunakan metode kuesioner, wawancara, checklist, dan sebagainya. • Menentukan prioritas masalah atau kebutuhan yang akan ditangani lewat program bimbingan dan konseling. • Menentukan teknik atau kegiatan dan pendekatan menolong yang tepat dengan permasalahan atau kebutuhan yang hendak ditangani tadi. • Menentukan pelaksanaan untuk masing-masing kegiatan yang hendak dilakukan dalam rangka pelaksanaan program bimbingan dan konseling. • Evasluasi kerja dilakukan setelah kurun waktu kerja yang telah ditentukan, apakah untuk jangka waktu satu semester ataukah satu tahun
  • 4. KonselingKonseling Proses bantuan secara profesional antara konselor dan klien yang bertujuan membantu individu (klien) dalam meme- cahkan masalahnya agar individu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan- nya sesuai potensi atau kemampuan yang ada pada dirinya.
  • 5. Teknik-Teknik Dasar KonselingTeknik-Teknik Dasar Konseling • Dalam berkomunikasi dengan klien, konselor menggunakan respon-respon yang fasilitatif bagi pencapaian tujuan konseling. • Secara umum, respon-respon tersebut dapat dikelompokkan ke dalam berbagai teknik dasar komunikasi konseling, yaitu (1) attending, (2) opening, (3) acceptance, (4) paraprashing, (5) restatement, (6) reflection of feeling, (7) clarification, (8) structuring, (9) lead, (10) silence, (11) reassurance, (12) rejection, (13) advice, (14) confrontation, (15) interpretation, (16) summary dan (17) termination.
  • 6. 1. Attending (Perhatian)1. Attending (Perhatian) Attending adalah keterampilan/teknik yang digunakan konselor untuk memusatkan perhatian kepada klien agar klien merasa dihargai dan terbina suasana yang kondusif sehingga klien bebas mengekspresikan/mengungkapkan pikiran, perasaan ataupun tingkah lakunya. Keterampilan attending meliputi: a. Posisi badan (termasuk gerak isyarat dan eksprsi muka) diantara posisi badan yang baik dalam attending mencakup • Duduk dengan badan menghadap klien • Tangan diatas pangkuan atau berpegang bebas atau kadang-kadang digunakan untuk menunjukkan gerak isyarat yang sedang dikomunikasikan secara verbal • Responsif dengan menggunakan bagian wajah, umpamnya senyum spontan atau anggikan kepala sebagai persetujuan atau pemahaman dan kerutan dahi tanda tidak mengerti • Badan tegak lurus tanpa kaku dan sesekali condong kearah klien untuk menunjjukkan kebersamaan dengan klien.
  • 7. Posisi badan yang tidak baik, a.l : • Duduk dengan badan dan kepala membungkuk menghadap klien • Duduk dengan sangat kaku • Gelisah atau tidak tenang (resah) • Mempergunakan tangan, kertas dan kuku tangan • Sama sekali tanpa gerak isyarat pada tangan • Selalu memukul-mukul dan menggerakkan tangan dan lengan • Wajah tidak menunjukkan perasaan • Terlalu banyak senyum, kerutan dahi atau anggukan kepala yang tidak berarti
  • 8. b. Kontak mata • Kontak mata yang baik berlangsung dengan melihat klien pada waktu dia berbicara kepada konselor dan sebaliknya. Kontak mata harus dipertahankan atau dipelihara dengan menggunakan pandangan spontan yang mengekspresikan minat dan keinginan mendengarkan serta merespon klien. • Kontak mata yang tidak baik, a.l :  Tidak pernah melihat klien  Menatap klien untuk secara tetap dan tidak memberi kesempatan klien untuk membalas tatapan.  Mengalihkan pandangan dari klien segera sesudah klien melihat kepada konselor.
  • 9. c. Mendengarkan • Mendengar dengan tepat dan mengingat apa yang klien katakan dan bagaimana mengatakannya. Dengan mendengar yang tepat memungkinkan konselor merumuskan tanggapan yang dapat menangkap dengan tepat perasaan dan pikiran klien. • Cara mendengarkan yang baik mencakup: – memelihara perhatian penuh dengan terpusat kepada klien. – mendengarkan segala suatu yang dikatakan oleh klien. – Mendengarkan keseluruhan pribadi klien (kata-katanya, perasaan dan perilakunya). Memahami pesan baik verbal maupun non verbal dari diri klien. – Mengarahkan apa yang konselor katakan terhadap apa yang telah dikatakan oleh klien.
  • 10. 2. Opening (Pembukaan)2. Opening (Pembukaan) Keterampilan/teknik untuk membuka/memulai komunikasi/hubungan konseling. Hal-hal yang perlu dilakukan. • Penyambutan – Verbal : konselor memberi atau mejawab salam, menyebut nama klien, mempersilahkan duduk, dll. – Non verbal : konselor segera membuka pintu ruang konseling, jabat tangan, senyum dengan ceria, mendampingi/mengiringi klien saat menuju tempat duduk, menempatkan klien pada tempat duduj yang lebih baik, duduk sesudah kliennya duduk, dll.
  • 11. • Pembicaraan Topik Netral – Topik netral adalah bahan pembicaraan yang sifatnya umum dan tidak menyinggung perasaan klien. – Bahan topik netral antara lain kejadian-kejadian hangat di lingkungan klien, hobi klien, bahan-bahan atau gambar-gambar yang ada di ruang konseling, potensi lingkungan asal klien, dll. • Pemindahan Topik Netral ke Permulaan Konseling. – Menggunakan kalimat “jembatan”, misalnya: “Setelah kita membicarakan………(isi topik netral), barangkali ada sesuatu hal yang perlu kita bicarakan bersama dalam pertemuan ini”. – Mengembangkan sebagaian isi topik netral, misalnya: “Itu tadi hobimu di bidang musik, lalu bagaimana dengan prestasimu dalam perkuliahan”.
  • 12. 3. Acceptance3. Acceptance Teknik yang digunakan konselor untuk menunjukkan minat dan pemahaman terhadap hal-hal yang dikemukakan klien. a. Bentuk • Verbal Bentuk pendek: teruskan/terus, oh ….ya; lalu/kemudian, ya…ya…;hem… hem….. Dll Bentuk panjang: Saya memahami…..;saya menghayati….; Saya dapat merasakan…..; Saya dapat mengerti……,dll.
  • 13. • Nonverbal: anggukan kepala, posisi duduk condong ke depan, perubahan mimik, memelihara kontak mata, dll. – Contoh: Klien : “ Bagaimana tak akan kesepian Bu, yang biasanya dia apel)setiap tiga hari sekali sekarang tidak lagi”. Konselor : “(Konselor mengangguk-anggukkan kepala sambil bersuara hem…hem…)
  • 14. 4. Restatement (Pengulangan)4. Restatement (Pengulangan) Teknik yang digunakan konselor untuk mengulang/ menyatakan kembali pernyataan klien (sebagian atau seluruhnya) yang dianggap penting. Cara • Pengulangan harus persis sama dengan pernyataan klien, tidak boleh menambah/menguranginya. • Intonasi konselor hendaknya variatif dengan memperhatikan penyataan klien. Contoh • Klien : “Sebetulnya saya ingin masuk Jurusan Teknik Industri, tetapi ibu tidak setuju bila saya memasuki jurusan tersebut”. • Konselor : “Ibu tidak setuju..”
  • 15. 5. Reflection Of Feeling5. Reflection Of Feeling (Pemantulkan perasaan)(Pemantulkan perasaan) Refelection of feeling (pemantulan perasaan) adalah teknik yang digunakan konselor untuk memantulkan perasaan/sikap yang terkandung di balik pernyataan klien. Bentuk • Respon konselor didahului oleh kata-kata pendahuluan, seperti agaknya, sepertinya, tampaknya, rupa-rupanya, kedengarannya, nada-nadanya, dsb. Hal-hal yang perlu diperhatikan • Hindari stereotip • Pilih waktu yang tepat untuk merespon pernyataan klien. • Gunakan kata-kata perasaan yang melambangkan perasaan/sikap klien secara tepat. • Sesuaikan bahasa yang digunakan dengan kondisi klien.
  • 16. Contoh • Klien : “Pak, saya sudah belajar dengan giat sebelum menghadapi ujian, tetapi nilai yang saya terima jauh di bawah yang saya harapkan “. • Konselor : “ Sepertinya Anda merasa kecewa terhadap nilai ujian yang Anda terima “.
  • 17. 6. Clarification6. Clarification Teknik yang digunakan untuk mengungkapkan kembali isi pernyataan klien dengan menggunakan kata-kata baru dan segar. Bentuk • Respon konselor didahului oleh kata-kata pendahuluan: pada dasarnya, pada pokoknya, pada intinya, singkat kata, dengan kata lain, dsb. Contoh Klien : “Saya pernah meminjamkan buku catatan kuliah Konseling Individual kepada Andi, tetapi ia tidak mengembalikannya lagi kepada saya. Ee… kemarin lusa adiknya, Ari, mau pinjam buku Psikologi Belajar pada saya. Saya tidak memberinya Pak. Dia kan adik Andi, sudah tentu dia juga tidak akan mengembalikan buku yang dipinjamnya itu pada saya”. Konselor : “Dengan kata lain, Anda menyamakan Ari dengan Andi”.
  • 18. Klien : “ Begini Pak, saya sekarang ini dalam keadaan sulit. Setelah lulus nanti saya ingin berwiraswasta dengan membuka usaha kecil- kecilan di rumah, tetapi ibu menginginkan saya jadi pegawai negeri. Katanya, jadi pegawai negeri itu lebih tenang dibandingkan dengan jadi seorang wirausahawan”. Konselor : “Pada dasarnya, ada perbedaan keinginan antara Anda dengan ibu Anda dalam hal pilihan pekerjaan”.
  • 19. 7. Paraprashing7. Paraprashing Paraprashing adalah kata-kata konselor untuk menyatakan kembali esensi dari ucapan-ucapan klien. Paraprase yang efektif: • Klien menjadi merasakan kebersamaan dengan konselor • Lebih mengarahkan pembicaraan klien berikutnya • Dapat mengecek ketepatan/kecermatan pembimbing dalam menangani klien. • Paraprse yang efektif akan sering diikuti dengan kata-kata “ya” atau “benar/betul” secara spontan dari klien. Cara paraprase: • Dengarkan pesan utama dari kata-kata klien • Nyatakan kemabli pesan utama secara sederhana dan singkat. • Amati pertanda atau minta respon dari klien tentang kecermatan konselor.
  • 20. Contoh: Klien: “Dia tidak mengijinkan saya melamar pekerjaan itu, saya menginginkan pekerjaan itu, tetapi dia menggagalkannya, sebenarnya dia hanya tidak membiarkan saya meninggalkan kota ini”. Pesan utama: pada kalimat terakhir, yaitu ia takut berpisah. Paraprasenya: Apakah anda merasakan bahwa ia sebenarnya takut berpisah dengan anda?. Harus diingat • Paraprase hanya menyatakan kembali secara lebih esensial, bantuan untuk memperoleh klasifikasi tambahan yang cermat. • Paraprase bukanlah upaya membaca apa yang terlintas di benak klien (interprestasi) atau pemikiran konselor terhadap ucapan klien. • Paraprase biasanya diikuti dengan “pernyataan mengundang pembicaraan terbuka”.
  • 21. 8. Structuring (Pembatasan)8. Structuring (Pembatasan) Teknik yang digunakan konselor untuk memberikan batas- batas/pembatasan agar proses konseling berjalan sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dalam konseling. Jenis-jenis Structuring a. Time limit (Pembatasan waktu) – Time limit dari Klien • Klien : “Pak, sebetulnya saya sudah seminggu yang lalu ingin menemui Bapak, tetapi baru kali ini saya dapat berjumpa dengan Bapak. Dan hari ini saya dapat menghadap Bapak dari jam 8.00 sampai jam 8.30, karena jam 8.30 nanti saya ada acara pembekalan PPL di Laboratorium. • K’or :“Kalau demikian, marilah kita manfaatkan waktu selama 30 menit ini dengan sebaik-baiknya”
  • 22. – Time Limit dari Konselor • Klien : “Saya sulit sekali menyesuaikan diri dengan teman-teman di kampus ini, karena itulah saya kemari untuk membicangkannya dengan ibu” • K’or : “bagus, Anda kemari untuk membahas masalah Anda dengan saya, namun perlu diketahui bahwa jam 10.00 nanti saya diundang oleh dekan menghadiri rapat dan kita hanya memiliki waktu selama 45 menit. Oleh karena itu marilah kita gunakan waktu ini sebaik-baiknya.
  • 23. b. Role Limit (Pembatasan peran) • Klien : ”Akhir-akhir ini saya sulit sekali mengkonsentra- sikan diri dalam belajar, karena itu saya menemui Bapak untuk meminta nasihat bagaimana cara belajar yang baik”. • Ko’r : “Anda meminta nasihat dari saya?” Perlu anda ketahui bahwa saya tidak dapat memberikan nasihat sebagaimana yang anda minta, tetapi marilah kita bicarakan bersama masalah Anda itu kemudian kita cari jalan keluarnya”. c. Problem Limit (Pembatsan Masalah) • Klien : “Pak saya sulit sekali berkonsentrasi belajar sehingga ketika ujian berlangsung saya tidak dapat mengerjakan dengan baik maka dari itu nilai saya menjadi jelek. Disamping itu, dikelas saya juga sulit sekali bergaul dengan lawan jenis dan satu hal lagi Pak, gimana ya caranya agar saya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru?”
  • 24. • Ko’r : “Dalam masalah yang Anda kemukakan tadi setidaknya ada tiga masalah yaitu masalah berkonsentrasi belajar, masalah dengan bergaul dengan lawan jenis, dan masalah penyesuain diri. Nah dari ketiga masalah tersebut mana yang mendesak untuk kita bicarakan terlebih dahulu?” d. Action Limit (Pembatasan tindakan) • Klien : “(Datang ke ruang konseling dengan marah- marah, wajah memerah dan sambil menyobek-yobek kertas)” • Ko’r : “Tenang-tenang..,Anda boleh mengutarakan apa saja disini, tetapi satu hal yang tidak boleh anda lakukan disini yaitu mengotori ruangan ini”
  • 25. 9. Lead (Pengarahan)9. Lead (Pengarahan) Teknik/keterampilan yang digunakan konselor untuk mengarahkan pembicaraan klien dari satu hal ke hal yang lain secara langsung. Keterampilan ini sering pula disebut keterampilan bertanya, karena dalam penggunaannya banya menggunkan kalimat-kalimat tanya Tujuan dari keterampilan pengarahan ini adalah mendorong klien untuk merespon pembicaraan terutama pada awal-awal pertemuan Jenis-jenis Lead a. Lead Umum Teknik pengarahan/pertanyaan yang memberikan kesempatan kepada klien untuk bebas mengelaborasi, mengeksplorasi, atau memberikan reaksi/jawaban dari berbagai kemungkinan sesuai dengan keinginan klien.
  • 26. Contoh : • Klien : “Pak kemarin saya baru saja ikut lomba lari tingkat nasional” • Ko’r : “Coba ceritakan kepada bapak bagaimana suasana waktu kamu mengikuti lomba tersebut?” b. Lead Khusus Teknik pengarahan/pertanyaan untuk memberikan suatu reaksi/jawaban yang spesifik/tertentu. Contoh • Klien : “Pak saya merasa kesal dengan Budi karena dia malas diajak belajar kelompok padahal ada tugas yang harus dikerjakan dengan dia” • Ko’r : “Siapa saja anggota kelompok belajarmu • selain Budi?”
  • 27. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan lead: • Pada awal-awal pertemuan/pembicaraan konselor hendaknya lebih banyak menggunakan lead umu daripada lead khusus hal ini berguna untuk memberi suasana kebebasan atau keleluasaan bagi klien • Hendaknya konselor dapat menggunakan variasi komunikasi dan tidak terpaku dengan teknik lead saja dalam pertemuan konseling, dengan demikian konselor dapat menghindari warna pertemuan seperti pertemuan tanya jawab atau interogasi.
  • 28. 10. Silence (Diam)10. Silence (Diam) Silence adalah suasana hening, tidak ada interaksi verbal antara konselor dan klien, dalam proses konseling. Tujuan • Memberikan kesempatan kepada klien untuk istirahat atau mereorganisasi pikiran dan perasaannya atau mereorganisasi kalimat yang akan dikemukakan selanjutnya. • Mendorong klien atau memotivasi klien mencapai tujuan konseling.
  • 29. Jenis-jenis Silence • Silence dari konselor Jenis silence ini terjadi pada saat pusat komunikasi berada pada konselor. Pada waktu-waktu tertentu, konselor merespon dengan silence. Contoh: • Konselor merasa dirinya terlalu aktif dan memutuskan untuk mengurangi keaktifan tersebut dengan memberikan kesempatan kepada klien untuk lebih banyak aktif dan bertanggungjawab dengan menggunakan teknik diam (silence). • Konselor menyadari adanya suatu momentum pada diri klien yang dapat mengarahkan kesadaran, komitmen, atau issu-issu baru yang relevan. Dalam hal ini konselor menggunakan teknik diam agar tidak mengganggu momentum psikologis klien tersebut. •
  • 30. Misalnya: • Klien :”Bu, selama ini saya selalu bertanya-tanya pada diri saya sendiri sebetulnya siapa bertanggungjawab atas kematian ayah?”. • Ko’r : “………(diam untuk memberikan kesempatan kepada klien istirahat sejenak setelah menumpahkan perasaan- perasaannya berkaitan dengan pertanyaan mengenai kematian ayahnya)” Silence dari klien. • Silence jenis ini terjadi pada saat pusat komunikasi berada pada klien, yaitu setelah klien bercakap-cakap dan menerima tanggung jawab. Pada saat itu, ia berhenti berbicara beberapa saat. • Silence tersebut terjadi antara lain karena klien mau beristirahat sejenak setelah mengungkapkan perasaan-perasaan dan konfliknya, mereorganisasi pikiran dan perasaan-perasaannya, memadukan pengalaman-pengalaman, menyusun kalimat yang akan dikemukakan selanjutnya, atau mungkin penolakan terhadap proses konseling.
  • 31. Misalnya: • Klien : “ya itu Pak, saya selalu menggunakan kebiasaan-kebiasaan orang tua saya sebagai ukuran menilai tingkah laku istri saya sehingga ia selalu marah kepada saya. Kalau ingat itu semua, saya sedih sekali…….(klien diam)” • Ko’r : “………………(diam beberapa saat untuk memberikan kesempatan kepada klien untuk mengalami perasaan-perasaannya secara mendalam)”
  • 32. 11. Reassurance11. Reassurance (Penguatan/Dukungan)(Penguatan/Dukungan) • Keterampilan/teknik yang digunakan oleh konselor untuk memberikan dukungan/penguatan terhadap pernyataan positif klien agar ia menjadi lebih yakin dan percaya diri. • Keterampilan/teknik ini juga dapat digunakan untuk mendorong diri klien agar dirinya dapat lebih tabah dan tegar dalam menghadapi situasi atau hal-hal yang tidak menyenangkan bagi dirinya. Jenis-jenis Reassurance a. Prediction Reassurance (Penguatan prediksi) Penguatan prediksi adalah penguatan yang dilakukan oleh konselor terhadap pernyataan/rencana positif yang kan dilaksanakan klien.
  • 33. Contoh: • Klien : “Pak nilai semester ini bagi saya adalah nilai yang sangat mengecewakan, hal ini terjadi karena saya memang malas belajar, namun mulai semester depan saya akan belajar dengan giat dan selalu belajar walaupun tidak ada ulangan. • Ko’r : “Bagus sekali, jika anda mulai semester depan akan belajar lebih giat dan selalu belajar walaupun tidak ada ulangan tidak mustahil nilaimu akan lebih baik dari semester ini”.
  • 34. b. Posdiction Reassurance (Penguatan postdiksi) Penguatan/dukungan konselor terhadap tingkah laku positif yang telah dilakukan klien dan tampak hasil yang diperoleh dari apa yang dilakukan oleh klien tersebut. Contoh: • Klien : “Pak dua hari yang lalu saya bertengkar dengan adik saya gara-gara saya secara tidak sengaja menumpahkan air di kertas pekerjaan rumahnya dan semenjak itu dia tidak mau menyapa ataupun tersenyum pada saya meskipun kami satu rumah, tetapi saya berusaha menjelaskan kepada adik dan meminta maaf atas kesalahan saya itu. Ya..Alhamdulillah Pak sekarang adik saya mulai menyapa saya dan tidak marah lagi kepada saya. • Ko’r : “Bagus sekali, setelah anda berusaha menjelaskan dan meminta maaf atas kesalahan yang anda perbuat ternyata adik anda sekarang dapat memaafkan dan bersikap baik kepada anda”.
  • 35. c. Factual Reassurance (Penguatan factual) Penguatan yang digunakan konselor untuk mengurangi beban penderitaan secara psikis klien dengan cara mengumpulkan bukti- bukti/fakta bahwa kejadian yang tidak diharapkan yang menimpa klien bila dialami oleh orang lain akan memberi dampak yang sama atau relatif sama dengan apa yang dialami oleh klien. Contoh: • Klien : “Bu, selama ini saya dan adik selalu dekat dan saya sangat menyayanginya, tetapi Bu saya tidak mengira kemarin saya dapat telpon dari ayah kalau adik saya meninggal karena jatuh dari sepeda motor. Kejadian ini sangat memukul dan membuat saya sedih”. • Ko’r : “Setiap kakak yang menyayangi adiknya sudah barang tentu merasa terpukul dan sedih ketika mendengar kabar adik yang sangat disayanginya meninggal”.
  • 36. 12. Rejection (Penolakan)12. Rejection (Penolakan) Keterampilan/teknik yang digunakan konselor untuk melarang klien melakukan rencana yang akan membahayakan/ merugikan dirinya atau orang lain. Jenis-jenis Rejection • Secara umum ada dua jenis penolakan, yaitu penolakan secara halus dan penolakan secara terang-terangan/langsung.
  • 37. Contoh • Klien : “Pak kemarin pacar saya mengirim surat kepada saya, dan isinya dia mengatakan kalau mulai saat ini saya harus menjauhi dia dan memutuskan hubungan dengan saya. Saya amat sakit hati dengan peristiwa itu dan mulai besok saya tidak akan menyapa dia dan tidak mau lagi berteman dengan dia sampai kapanpun!” • Konselor : “ Coba pikirkan masak-masak, empat-lima kali lagi sebelum melaksanakan rencana itu” (penolakan secara halus) • Konselor : “Jangan, jangan anda lakukan rencana itu, karena akibatnya akan merugikan Anda dan orang tua Anda”. (penolakan secara terang-terangan/ langsung)
  • 38. 13. Advice (Saran/Nasehat)13. Advice (Saran/Nasehat) Keterampilan/teknik yang digunakan konselor untuk memberikan nasehat atau saran bagi klien agar dia dapat lebih jelas, pasti mengenai apa yang akan dikerjakan. Jenis-jenis Advice a. Advice langsung Saran/nasehat yang diberikan langsung pada klien berupa fakta jika klien sama sekali tidak mempunyai informasi tentang fakta/hal yang ia hadapi.
  • 39. Contoh: • Klien : “Pak, saya ingin sekali masuk ke sekolah taruna AKPOL tetapi saya sama sekali tidak tahu syarat-syarat yang diperlukan untuk itu. Apakah Bapak mengetahuinya?” • Ko’r : “Kebetulan di kantor Bapak belum ada informasi tersebut dan saya sendiri kurang mengetahuinya, namun seyogyanya kamu datang ke sekretariat atau mungkin kamu telpon ke bagian penerimaan siswa taruna untuk memperoleh informasi tersebut lebih jelas”.
  • 40. b. Advice persuasif Saran/nasehat yang diberikan konselor bilamana klien telah mengemukakan alasan-alasan yang logis dan dapat diterima dari rencana yang akan dilakukan. Contoh: • Klien : “Pak, saya merasa tidak kerasan tinggal dengan paman saya karena saya merasa memberatkan kehidupan keluarga paman dan lagi saya tahu paman tidak mempunyai pekerjaan yang tetap serta rumah paman yang jauh dari kampus membuat saya agak kerepotan jika ada kuliah mendadak atau tugas yang harus dikerjakan di kampus. Saya ingin kos yang jaraknya tidak jauh dari rumah paman. Selain itu saya juga tidak merasa terbebani dengan perasaan tidak enak atau sungkan dengan paman. • Ko’r : “Berdasarkan alasan-alasan yang kamu kemukakan tadi yaitu kamu ingin kos yang jaraknya tidak jauh dari kampus dan perasaan yang tidak terbebani karena memberatkan keluarga pamanmu maka baik sekali jika rencanamu dilaksanakan”.
  • 41. c. Advice alternatif Nsihat/saran yang diberikan konselor setelah klien mengetahui kelbihan dan kelemahan setiap alternatif Contoh: • Klien : “Pak, saya ingin sekali kuliah di Yogyakarta karena banyak teman-teman saya yang akan kuliah di Yogya, namun ayah menyarankan saya untuk kuliah di Semarang karena menurut ayah lebih dekat. Saya bingung dan tidak tahu harus bagaimana Pak?” • Ko’r : “Baiklah, mari kita bicarakan bersama keuntungan dan kerugiannya bila anda kuliah di Yogya dan kuliah di Semarang, sehingga nanti kita temukan pilihan yang paling menguntungkan anda”.
  • 42. 14. Summary14. Summary (Ringkasan/Kesimpulan)(Ringkasan/Kesimpulan) Keterampilan/teknik yang digunakan konselor untuk menyimpulkan atau ringkasan mengenai apa yang telah dikemukakan klien pada proses komunikasi konseling. Jenis-jenis Summary a. Summary Bagian Merupakan kesimpulan yang dibuat setiap saat dari percakapan klien dan konselor yang dipandang penting. Untuk kesimpulan tersebut didahului kata- kata pendahuluan seperti: untuk sementara ini…., samapai saat ini…., sejauh ini….., selama ini….,dsb.
  • 43. Contoh Sumary Bagian: Ko’r : “Sejauh ini dari pembicaraan kita dapat disimpulkan bahwa kita telah membahas masalah yang anda hadapi yaitu masalah penyesuaian diri dan faktor-faktor penyebab kesulitan dalam penyesuaian diri dengan lingkungan baru. Sekarang marilah kita cari cara-cara yang dapat membantu Anda mengatasi masalah tersebut”.
  • 44. b. Summary Akhir/keseluruhan Merupakan kesimpulan yang dibuat pada akhir komunikasi konseling sebagai kesimpulan keseluruhan pembicaraan. Bentuk kesimpulan yang dibuat pada akhir komunikasi konseling sebagai kesimpulan keseluruhan pembicaraan. Bentuk kesimpulan akhir tersebut didahului oleh kata-kata pendahuluan seperti: sebagai kesimpulan akhir…., sebagai puncak pembicaraan kita…., sebagai penutup pembicaraan kita…., dari awal hingga akhir pembicaraan kita…, dsb. Contoh: Ko’r : “Sebagai kesimpulan akhir dari pembicaraan kita dapat Bapak kemukakan bahwa Anda mempunyai kesulitan untuk berkonsentrasi dalam belajar oleh karena itu mulai besok anda akan belajar dengan menggunakan beberapa metode belajar yang tadi telah kita bicarakan”.
  • 45. 15. Konfrontasi (Pertentangan)15. Konfrontasi (Pertentangan) Keterampilan/teknik yang digunakan oleh konselor untuk menunjukkan adanya kesenjangan, diskrepansi atau inkronguensi dalam diri klien dan kemudian konselor mengumpanbalikkan kepada klien. Kesenjangan itu terjadi: a. Antara dua pernyataan Klien mengatakan satu pihak dia sangat memperhatikan pacarnya tapi dalam pernyataan lain dia malas menghubungi. b. Antara apa yang dikatakan dengan apa yang dilakukan Klien mengatakan bahwa dia sangat minat mengambil tes pegawai, tapi dia tidak datang ketempat tes tersebut.
  • 46. c. Antara pernyataan dan tingkah laku nonverbal Klien menyatakan bahwa dia sangat senang bertemu pacarnya tetapi sewaktu bercerita raut wajahnya sedih. d. Antara dua tingkah laku nonverbal Kaki gemetar sedangkan bibir tersenyum Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan konfrontasi: • Konfrontasi dapat dilakukan jika hubungan klien dan konselor sudah mencapai kepercayaan, jika tidak justru terjadi resistensi (mempertahankan diri) pada diri klien. • Konselor harus cukup yakin tentang apa yang ditunjukan sebagai pertentangan, dan tidak boleh bicara dengan nada mengadili, menuduh atau memamerkan ketajaman pengamatannya.
  • 47. 16. Interpretasi (Penafsiran)16. Interpretasi (Penafsiran) Keterampilan/teknik yang digunakan oleh konselor dimana berarti atau karena tingkah laku klien ditafsirkan/diduga dan dimengerti dengan dikomunikasikan pada klien. Selain itu dalam interpretasi konselor menggali arti dan makna yang terdapat di belakang kata-kata klien atau dibelakang perbuatan/tindakannya yang telah diceritakannya. Tujuan Membantu klien lebih memahami ddiri sendiri bilamana klien bersedia mempertimbangkannya dengan pikiran terbuka.
  • 48. Contoh: • Ko’r : “Anda mengatakan tadi bahwa anda merasa malu berbadan gemuk. Anda juga mengatakan dilain waktu, bahwa anda sering berkata-kata kasar terhadap teman-teman dan suka membeberkan kepada mereka semua kesalahan yang mereka perbuat. Apakah mungkin semua itu hanyalah merupakan siasat yang anda gunakan untuk menutupi rasa malu itu?, Bagaimana menurut pendapat anda?” Hal-hal yan perlu diperhatikan: • Sebaiknya konselor mengemukakan lebih dahulu kata-kata atau tindakan klien yang melandasi pemberian interpretasi baru kemudian konselor menawarkan interpretasinya sebagai kemungkinan dengan disertai permintaan umpan balik, sehingga klien bebas untuk menerimanya atau menolaknya.
  • 49. 17. Termination (Pengakhiran)17. Termination (Pengakhiran) Kerampilan/teknik yang digunakan konselor untuk mengakhiri komunikasi konseling, baik mengakhiri untuk dilanjutkan pada pertemuan berikutnya maupun mengakhiri karena komunikasi konseling betul-betul telah “berakhir”. Bentuk Konselor merapikan kembali alat-alat yang telah digunakan, membuat kesimpulan akhir, membicarakan tugas untuk pertemuan yad, dan dapat dilakukan secara langsung. Contoh: • Ko’r : “ Baik, sekarang waktu telah menunjukkan pukul 10.00 sesuai kesepakatan kita diawal pertemuan tadi bahwa pertemuan ini hanya sampai pukul 10,00, maka marilah kita akhiri pertemuan ini dan dapat kita lanjutkan minggu depan”.