SlideShare a Scribd company logo
1 of 74
Frieda A. Tonglo, S, Psi, M.Ed
TUJUAN PEMBELAJARAAN
 Tujuan Pembelajaran Umum
 Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan
konseling adiksi dasar.
 Tujuan Pembelajaran Khusus
 Menjelaskan cara membangun hubungan klien - konselor
 Menjelaskan tahap-tahap perubahan perilaku dan
wawancara motivasional
 Menjelaskan dan menerapkan teknik dasar konseling adiksi
 Menjelaskan dan menerapkan teknik mengatasi resistensi
Pokok Bahasan
1. Membangun Hubungan Klien - Konselor
2. Tahap perubahan perilaku & wawancara
motivasional
3. Teknik dasar konseling Napza
4. Teknik mengatasi resistensi
“Mendengarkan, Mendengarkan,
Mendengarkan”
 Dalam konteks konseling,
mendengarkan sesungguhnya
adalah keterampilan yang
kompleks dan perlu untuk
dilatih
Hambatan dalam
Mendengarkan
 Ada beberapa hal yang dapat mengganggu proses
mendengarkan
Hambatan dalam Mendengarkan
(lanjutan)
 Ketidakpedulian emosional atau reaktivitas
 Berpikir tentang respon yang akan diberikan, selagi rekan
bicaranya (klien) masih berbicara
 Perhatian terfokus pada hal lain di lingkungan sekitar
 Bertahan pada sikap berprasangka atau bias
 Berpikir tentang sesuatu hal pada diri sendiri
 Melamun
 Menghakimi pikiran dan tindakan dari rekan bicara
Mendengarkan Reflektif
 Sebuah bentuk aktif dari mendengarkan
 Membuat dugaan yang berasalan mengenai maksud
dari klien
 Mengulang pernyataan klien untuk merefleksikan apa
yang konselor pikir atau dengar
Mendengarkan Reflektif
(lanjutan)
 Mengurangi kemungkinan terjadinya resistensi
 Mendorong klien untuk berbicara
 Mengkomunikasikan rasa hormat dan empati
 Mengkukuhkan hubungan membantu
 Memperkuat motivasi klien untuk melakukan
perubahan
 Mendengarkan reflektif mensyaratkan konselor untuk
berpikir reflektif, untuk memahami bahwa:
 Orang secara berkala membuat asumsi tentang orang lain
ketika mereka berbicara
 Proses ini tidak selalu disadari
 Merefleksikan kembali kepada klien
adalah cara mengkonfirmasi, bukannya
mengasumsikan apa maksud dari klien
Mendengarkan Reflektif
(lanjutan)
 Mendengarkan reflektif yang baik membutuhkan:
 Memperhatikan respon verbal dan non-verbal klien
dan makna yang mungkin terkandung
 Memahami gaya komunikasi dari budaya klien
 Membentuk refleksi sederhana yang mempunyai
makna bagi klien
 Mempertahankan fleksibilitas dalam memahami
perilaku klien
Mendengarkan Reflektif
(lanjutan)
Tipe-Tipe Refleksi
Double-
sided
(Dua-sisi)
Amplified
(Diperkuat;
Dilebih-
lebihkan)
Refleksi Sederhana (Parafrase)
 Melibatkan kegiatan mendengarkan isi pembicaraan dan
mengamati pengaruh-pengaruh yang ada
 Merefleksikan kembali pernyataan klien dalam bentuk
sederhana dan netral, namun tidak hanya dengan
sekedar mengulangi perkataan klien saja
 Disampaikan sebagai pernyataan dibanding pertanyaan
 Sangat membantu dalam proses membangun/membina
hubungan
Refleksi Sederhana: Contoh 1
 Klien: Saya tidak berencana untuk berhenti dalam
waktu dekat ini.
 Konselor: Anda tidak dapat melihat diri anda
berhenti untuk saat ini.
 Klien: Dan seakan itu belum cukup, istri saya dan saya
tidak akur sama sekali hari ini.
 Konselor: Anda juga mengalami beberapa masalah
dalam kehidupan pernikahan anda.
 Klien: Saya merasa lebih baik sekarang berada dalam
program terapi, namun saya terus menduga-duga
apakah atasan saya akan menerima saya kembali
setelah saya menyelesaikan program.
 Konselor: Jadi, anda memiliki perasaan yang
bercampur-aduk; secara fisik anda merasa lebih baik,
namun khawatir mengenai status pekerjaan anda
setelah anda menyelesaikan program.
Refleksi Sederhana: Contoh 2
 Klien (dengan marah): Saya tidak akan berada dalam
situasi ini jika istri saya tidak dengan bodohnya
memanggil atasan saya.
 Konselor: Kamu sangat marah pada istri kamu saat
ini.
Refleksi Sederhana: Contoh 2
(lanjutan)
Refleksi Sederhana: Manfaat
 Mengakui dan menghargai perkataan klien
 Agar klien mengetahui bahwa konselor
memperhatikan dan memahami perkataannya
 Membantu klien untuk tetap fokus
 Mendukung elaborasi (penjabaran lebih lanjut)
Latihan Berpasangan: Refleksi
Sederhana
 Peran: Tentukan pembicara dan pendengar
 Pembicara akan memulai menceritakan kepada
pendengar mengenai proses bagaimana ia dapat
datang ke pelatihan ini (pengaturan pekerjaan,
perjalanan, dll.)
 Pendengar akan mempraktekkan memberikan refleksi
sederhana
 Tukar peranan setelah 5 menit berlangsung
Latihan Refleksi: Proses
 Pembicara: Bagaimana rasanya menerima refleksi
sederhana? Apakah membantu anda merasa
didengarkan (diperhatikan)?
 Apakah ada refleksi tertentu yang anda sukai?
 Pendengar: Bagaimana rasanya melakukan refleksi?
Apakah mudah? Susahkah? Apakah membuat anda
lebih merasa “terikat” dengan pembicara?
 Bagaimana pasangan anda bereaksi terhadap refleksi yang
anda berikan? Menyetujui? Menceritakan kembali topik
tersebut? Tidak bereaksi?
Refleksi yang Diperkuat
 Menambahkan refleksi sederhana dengan merefleksikan
pernyataan klien dengan memperluas (melebihkan),
tapi berbentuk dan tidak sarkastik
 Dapat membantu klien memikirkan kembali
perkataannya
 Dapat mendorong klien menuju perubahan positif
daripada timbulnya resistensi
 Berhati-hati, jangan sampai membuat klien merasa tidak
nyaman
Refleksi yang Diperkuat
(lanjutan)
 Dapat membuka “pintu”
bagi konselor untuk
menggali lebih dalam lagi
Refleksi yang Diperkuat : Contoh
 Klien: Saya tahu saya telah berbuat salah, namun
kegiatan-kegiatan ini yang membuat saya menjadi
tidak masuk akal.
 Konselor: Kamu tidak setuju dengan setiap kemauan
mereka yang kamu lakukan.
 Klien: Ya, saya tahu saya perlu melakukan sesuatu
untuk membuat diri saya menjadi benar. Saya hanya
merasa frustasi dengan segala sesi-sesi yang saya
lakukan.
 Klien: Kamu harus menyadari bahwa saya telah
bersama dengan teman-teman saya ini selama lebih
dari 10 tahun—Saya kenal mereka lebih lama
dibandingkan dengan istri saya!
 Konselor: Jadi, kamu menilai pertemananmu lebih
penting daripada keluargamu.
 Klien: Tidak, tidak, Maksud saya bukan itu; keluarga
sangat penting buat saya.
Refleksi yang Diperkuat : Contoh
(lanjutan)
Refleksi Dua-Sisi
 Mengakui apa perkataan klien, namun tetap
menyatakan hal yang bertolak belakang mengenai
masa lalunya
 Mensyaratkan penggunaan informasi yang klien telah
nyatakan sebelumnya
 Dapat bekerja efektif—atau setidaknya menjadi lebih
mudah—nantinya dalam hubungan konseling
Refleksi Dua-Sisi: Contoh
 Klien: Mungkin sebaiknya aku benar-benar berhenti
total, tapi saya tidak akan melakukan itu!
 Konselor: Di satu sisi kamu dapat melihat bahwa ada
masalah serius saat ini, tapi berhenti menggunakan
bukan hal yang ingin kamu lakukan. Di sisi lain, kamu
khawatir mengenai efek dari penggunaanmu terhadap
anakmu. Hal ini membuat kamu bingung.
Refleksi Dua-Sisi: Contoh
(lanjutan)
 Klien: Keluarga adalah segalanya bagiku!
 Konselor: Saya sedikit bingung disini; di satu sisi
kamu mengatakan bahwa keluarga kamu sangat
berarti untukmu, namun di sisi lainnya kamu tidak
bersedia untuk menghindari hubungan pertemanan
yang beresiko bagi pemulihanmu.
Tugas konselor dalam konseling
adiksi
 Memfasilitasi
 Mengajarkan
 Mendukung
Tujuan konseling
1. Membantu kemampuan klien untuk mengambil
keputusan yang bijaksana dan realistis
2. Menuntun perilaku klien agar mampu
mengemban konsekuensi yang ditimbulkannya
3. Memberikan informasi dan edukasi
Bagaimana agar konseling berjalan
optimal?
 Konselor perlu membuat klien merasa nyaman
sehingga tumbuh rasa percaya klien pada konselor
 Hubungan konselor dan klien perlu bersifat
terapeutik, hingga dapat memfasilitasi suatu
perubahan perilaku
Bagaimana membangun hubungan
baik klien – konselor?
 Bersikap hangat
 Mampu menjadi pendengar yang baik
 Mampu berempati
 Tidak bersikap menghakimi (judgemental)
 Bertanggungjawab
 Tulus
 Fleksibel
Sejauh apa hubungan klien –
konselor dpt dibina?
 Harus dipertahankan dalam konteks hubungan
profesional. Karena itu penting untuk:
1. Menetapkan batasan perilaku
2. Mengklarifikasi berbagai harapan & memberikan
aturan tentang peran konselor
3. Melindungi konselor, klien dan mitra kerja lainnya
Menetapkan batasan perilaku
 Hindari hubungan ganda (dual relationship):
Sosial
Bisnis
Finansial
 Apabila hubungan ganda tidak dapat dihindari,
upayakan untuk meminimalisasi keterlibatan
konselor
TAHAP PERUBAHAN PERILAKU
 Prochaska, John C. Norcross & Carlo C.
DiClemente :
 Tahap Pra-perenungan (precontemplation)
 Tahap Perenungan (contemplation)
 Tahap Persiapan (preparation)
 Tahap Aksi (action)
 Tahap Mempertahankan (maintenance)
 Kekambuhan (recycling and relapse)
Manfaat mengetahui tahap
perubahan:
 Memahami tahap kesiapan klien
 Mengetahui respon yang tepat dalam
memfasilitasi klien agar bergerak ke tahap
kesiapan yg selanjutnya
36
Tahap-tahap Perubahan
1. Pre-Contemplation
2. Contemplation
3. Preparation
4. Action
6. Relapse
5. Maintenance
(Source: Prochaska & DiClemente, 1982; 1986)
37
Pre-contemplation
“Saya tidak mempunyai masalah.”
Tugas konselor:
•Memberi informasi lebih lanjut tentang Napza
•Bangkitkan keinginan klien utk perubahan gaya hidup
•Identifikasi hambatan / dukungan utk pemulihan
38
Tugas konselor:
•Memberikan dukungan
•Memberikan umpan balik
•Menghargai perjuangan klien Pre-Contemplation
Contemplation
“Mungkin saya mempunyai masalah.”
Contemplation
39
Tugas konselor:
•Membantu klien utk berubah
•Identifikasi hambatan yg ada
•Bantu klien utk perencanaan
perubahan
Pre-
Contemplation
Contemplation
Preparation
“Saya harus melakukan
sesuatu.”
Preparation
40
Pre-
Contemplation
Action
Tugas konselor:
•Bantu klien utk patuh pd
rencana terapi
•Identifikasi kekuatan klien
•Mengembangkan strategi
penyelesaian masalah
Contemplation
Preparation
Action
“Saya siap
memulai.”
107
41
Tugas konselor:
•Identifikasi situasi risiko
tinggi
•Fasilitasi ketrampilan
pemecahan masalah
Maintenance
Contemplation
Pre-
Contemplation
Preparation
Action
Maintenance
“Bagaimana saya
meneruskan?”
42
Pre-
Contemplation
Contemplation
Preparation
Action
Maintenance
Relapse
Relapse
“Apa yang salah?”
•Tugas konselor:
•Bantu klien hadapi
ambivalensi
•Evaluasi komitmen utk
berubah
•Identifikasi hambatan
Wawancara motivasional
 Dikembangkan oleh Miller & Rollnick (1991)
sebagai metode wawancara
 Dasar wawancara motivasional : memahami
tahapan perubahan perilaku
 Sangat efektif untuk bagi klien yg dlm tahap pra-
perenungan dan perenungan
Wawancara motivasional
 Tujuan:
Menggali pandangan klien atas masalahnya
Mendukung perubahan dengan menghindari
label
Meyakinkan klien bahwa tanggung jawab
pengambilan keputusan adalah diri klien sendiri
Prinsip wawancara motivasional
1. Mengekspresikan empati
2. Membangun kesenjangan (develop discrepancy)
3. Menghindari argumentasi
4. Dukungan keyakinan diri (self efficacy)
5. Ketrampilan khusus:
 OARS
 Berbicara tentang perubahan
OARS
 Open ended questions (pertanyaan terbuka)
 Affirmations (penegasan)
 Reflective Listening (mendengarkan dengan cara
merefleksikan)
 Summarizing (membuat kesimpulan)
Berbicara mengenai perubahan
 Mengenali kerugian bila tetap menyalahgunakan
Narkotika
 Mengenali manfaat bila tidak menyalahgunakan
Narkotika
 Menyampaikan optimisme tentang perubahan
 Menyampaikan tujuan untuk perubahan
Wawancara motivasional sesuai
tahapan
 Perenungan:
 Normalisasi sikap ambivalen
 Bantu klien untuk berubah:
 Hubungkan manfaat & kerugian
 Kaji nilai2 personal klien terkait perubahan
 Klien bebas ambil keputusan
• Dorong klien berdayakan diri
• Simpulkan pernyataan motivasi diri
Wawancara motivasional sesuai
tahapan
 Pra perenungan:
 Bina hubungan baik
 Bangkitkan keraguan tentang penggunaan zatnya:
 Eksplorasi alasan datang berobat atau peristiwa buruk yg
pernah dialami sebelumnya
 Timbulkan persepsi bahwa masalah yg dialami mungkin
berhubungan dg penggunaan zatnya
 Beri informasi berbasis bukti ttg risiko penggunaan zat
Wawancara motivasional sesuai
tahapan
 Persiapan (preparation):
 Perjelas tujuan & strategi klien utk berubah
 Berikan beberapa menu utk berubah / terapi
 Beri saran apabila klien setuju
 Negosiasi kontrak perilaku
 Identifikasi dukungan sosial utk pemulihan
 Identifikasi masalah & solusi yg menghambat
proses pemulihan
Wawancara motivasional sesuai
tahapan
 Aksi:
 Dukung klien
 Dukung upaya perubahan melalui langkah kecil tp
realistis
 Identifikasi kesulitan dlm tahap awal perubahan
 Kenali situasi risiko tinggi
 Bantu klien mengenali dukungan keluarga / sosial
Wawancara motivasional sesuai
tahapan
 Rumatan (maintenance):
 Bantu klien identifikasi kegiatan yg mendukung
pemulihan
 Dukung perubahan gaya hidup klien
 Afirmasi kemampuan klien dlm pemulihan
 Pertahankan kontak utk dukungan
 Bantu klien menerapkan strategi pencegahan
kambuh
 Tinjau rencana jangka panjang
Wawancara motivasional sesuai
tahapan
 Kekambuhan:
 Bantu klien masuk kembali dalam lingkaran
perubahan
 Eksplorasi makna & kenyataan kekambuhan
sebagai “lesson learned”
 Bantu klien cari strategi alternatif pemecahan
masalah
 Pertahankan kontak untuk dukungan
Kriteria konseling
 Fokus pada masalah klien.
 Percakapan dua arah.
 Terstruktur: menyambut, membahas, membantu
menetapkan pilihan, mengingatkan.
 Bertujuan membantu klien untuk mengenal dirinya
 Memerlukan kemampuan melakukan komunikasi
interpersonal
 Dilakukan dalam suasana yang menjamin rasa aman
dan nyaman
Lama & frekuensi konseling
 Lama: 30 – 60 menit
 Frekuensi: minimal 8 kali pertemuan dengan jeda
seminggu sekali
Ketrampilan dasar konseling
 Mendengar aktif
 Mengajarkan
Tujuan mendengar aktif
 Membangun dan mempertahankan hubungan baik
(rapport)
 Membantu klien merasa lebih dekat.
 Membantu klien untuk mengekspresikan perasaan.
 Menciptakan pengetahuan yang saling mendukung antara
klien dengan konselor
Penghambat mendengar aktif
 Bersikap reaktif secara emosional
 Berpikir bagaimana merespons klien sementara klien
masih berbicara
 Memberikan perhatian pada berbagai hal yang ada di
sekitar kita
 Adanya sikap praduga yang ada dalam pikiran kita
 Berpikir tentang masalah kita sendiri
 Melamun
Komponen mendengar aktif
 Hadir
 Parafrase
 Refleksi perasaan:
1. Refleksi sederhana
2. Refleksi yang diamplifikasi (amplified reflection)
3. Refleksi dua sisi (double-sided reflection)
 Rangkuman
Refleksi sederhana
 Adalah mendengarkan isi pembicaraan klien dan
mengamati perilaku klien. Sangat bermanfaat untuk
membina hubungan baik.
 Contoh:
Klien: “saya belum ingin berhenti dalam waktu
dekat”
Konselor: “jadi anda belum siap untuk tidak pakai
napza saat ini”
Refleksi yg diamplifikasi
 Adalah menambahkan atribut pada refleksi sederhana
tetapi tidak dalam bentuk yang sarkastik:
 Intonasi dan pilihan kata berpengaruh, dpt terjebak pd
asumsi
 Mohon hati-hati untuk tidak menggunakan bentuk
refleksi ini pada tahap awal dan hati-hati apabila klien
merasa tdk nyaman
 Contoh:
 Klien: “saya tahu saya buat salah, tapi tuntutan orangtua
kan juga nggak masuk akal”
 Konselor: “hmm...sepertinya anda tidak bisa menerima
tuntutan apapun”
Refleksi Dua Sisi
 Adalah menerima apa yang diucapkan klien, tetapi juga
mengutarakan apa yang pernah dikatakan klien
sebelumnya (dlm WM disebut sbg develop discrepancy)
 Bentuk refleksi ini juga tidak sesuai pada tahap-tahap awal
konseling.
 Contoh:
 Klien: “kenapa sih harus berhenti? Orang kalo nggak pernah
coba-coba make tuh gampang tua, gak menikmati hidup”
 Konselor: “sebentar....jadi menurut anda dengan make itu
artinya bagian dari cara menikmati hidup ya?. Tapi minggu
lalu anda bilang bahwa anda capek dan merasa menyia-
nyiakan waktu dengan kehidupan kayak begini”
Mengajarkan klien
 Yang harus diperhatikan:
 Mempraktekkan ketrampilan baru yg berguna bagi
pemulihan adalah hal yang penting
 Konselor harus memberikan kesempatan yg cukup (baik
waktu maupun frekuensi) bagi klien untuk
mempraktekkan ketrampilan tersebut
 Praktek akan berguna bila klien melihat ada nilai
tambah dari perilaku barunya tersebut
Dalam memberikan umpan balik..
 Konselor perlu:
 Menjelaskan bahwa ketrampilan baru dapat
meningkatkan kesejahteraan klien dalam arti luas
 Menjelaskan pada klien bahwa praktek ketrampilan
baru perlu dimonitor dengan seksama
 Mengeksplorasi pengalaman klien dalam menerapkan
tugas tersebut
 Memberikan dukungan/reward terhadap hal-hal yg
sudah dicapai klien sekecil apapun perubahan tersebut
Bentuk resistensi
 Resistensi sering hadir ketika klien berada dlm
tahap praperenungan atau perenungan
 Bentuknya:
 Mendebat
 Menyela/ menginterupsi
 Menyangkal
 Mengabaikan
Prinsip dasar mengatasi
resistensi:
 Hindari argumentasi
 Tidak bersikap menghakimi & tetap menghargai
klien
 Mendorong klien utk tetap mengemukakan
pendapatnya & tetap bertahan dlm proses
pemulihan
Strategi mengatasi resistensi
 Disebut sebagai bergulir dengan resistensi (rolling
with resistance)
 Teknik:
 Mendengar reflektif
 Memindahkan fokus pembicaraan (shift the focus)
 Menyetujui dengan berputar (agreeing with twist)
 Mengubah kerangka pikir (reframing)
 Menekankan pilihan dan kontrol personal (own choice)
 Mengubah energi klien dan perhatian klien jauh dari
halangan dan rintangan
 Menghindari “titik berhenti” atau “stuck” klien
dengan melakukan langkah lain yang sederhana
Strategi untuk Bergulir dengan
Resistensi:
Mengubah Fokus
 Menyetujui klien, namun dengan sedikit
pembicaraan berputar yang halus atau mengubah
arah pembicaraan yang mendorong terciptanya
diskusi ke depan
 Mirip dengan refleksi yang diperkuat (amplified
reflection)
Strategi untuk Bergulir dengan
Resistensi:
Menyetujui dengan berputar
 Menawarkan interpretasi baru yang positif dari
informasi negatif yang diberikan oleh klien
 Mengakui keabsahan dari persepsi klien, namun di sisi
lain menawarkan sebuah makna baru dari sebuah
pertimbangan
Strategi untuk Bergulir dengan
Resistensi:
Merangkai Kembali
 Membantu klien mengenali pilihan-pilihan yang
mereka miliki dan yang mereka buat
 Mengakui fakta bahwa klien yang memiliki kontrol
atas pilihan dirinya
 Membangun efikasi-diri
Strategi untuk Bergulir dengan
Resistensi:
Meningkatkan Kontrol dan Pilihan
Diri
Latihan Kelompok-Kecil:
Bergulir dengan Resistensi
 Dalam waktu 10 menit, kembangkan dan tuliskan
sebanyak-banyaknya contoh dari pernyataan klien dan
respon dari konselor sesuai dengan strategi yang
ditugaskan pada diri / kelompok Anda
 Gunakan pernyataan klien berdasarkan pada skenario
yang anda ciptakan untuk latihan “Tipe-Tipe dari
Resistensi” ATAU buatlah skenario

More Related Content

Similar to KONSELING ADIKSI DASAR.ppt

Presentasi Mojokerto
Presentasi MojokertoPresentasi Mojokerto
Presentasi Mojokertoguest626d709
 
Pengantar bimbingan
Pengantar bimbinganPengantar bimbingan
Pengantar bimbinganAin Nadia
 
ESAP .Konseling keluarga berencana
ESAP .Konseling keluarga berencanaESAP .Konseling keluarga berencana
ESAP .Konseling keluarga berencanaStiunus Esap
 
DI SINI, Call WA 085727696801, Tips Umpan Balik Konstruktif
 DI SINI, Call WA 085727696801, Tips Umpan Balik Konstruktif DI SINI, Call WA 085727696801, Tips Umpan Balik Konstruktif
DI SINI, Call WA 085727696801, Tips Umpan Balik KonstruktifPersonalCoachTrainin
 
DI SINI, Call WA 085727696801, Tips Umpan Balik Konstruktif
DI SINI, Call WA 085727696801, Tips Umpan Balik KonstruktifDI SINI, Call WA 085727696801, Tips Umpan Balik Konstruktif
DI SINI, Call WA 085727696801, Tips Umpan Balik KonstruktifPersonalCoachTrainin
 
THE BEST, Call WA 085727696801, Tips Hubungan Yang Baik
THE BEST, Call WA 085727696801, Tips Hubungan Yang BaikTHE BEST, Call WA 085727696801, Tips Hubungan Yang Baik
THE BEST, Call WA 085727696801, Tips Hubungan Yang BaikPersonalCoachTrainin
 
THE BEST, Call WA 085727696801, Tips Hubungan Yang Baik
THE BEST, Call WA 085727696801, Tips Hubungan Yang BaikTHE BEST, Call WA 085727696801, Tips Hubungan Yang Baik
THE BEST, Call WA 085727696801, Tips Hubungan Yang BaikPersonalCoachTrainin
 
Modul 7 kaunseling dan stress
Modul 7   kaunseling dan stressModul 7   kaunseling dan stress
Modul 7 kaunseling dan stressMis Faralia
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptAfifFikri11
 
Ketrampilan komunikasi kons.pptx
Ketrampilan komunikasi kons.pptxKetrampilan komunikasi kons.pptx
Ketrampilan komunikasi kons.pptxFajarFirdaus27
 
Interview Konseling Jurusan Bimbingan Konsleing
Interview Konseling Jurusan Bimbingan KonsleingInterview Konseling Jurusan Bimbingan Konsleing
Interview Konseling Jurusan Bimbingan KonsleingPunikDani
 
TERBAIK, Call WA 085727696801, Topik Pendengar Yang Baik
TERBAIK, Call WA 085727696801, Topik Pendengar Yang BaikTERBAIK, Call WA 085727696801, Topik Pendengar Yang Baik
TERBAIK, Call WA 085727696801, Topik Pendengar Yang BaikPersonalCoachTrainin
 
TERBAIK, Call WA 085727696801, Topik Pendengar Yang Baik
TERBAIK, Call WA 085727696801, Topik Pendengar Yang BaikTERBAIK, Call WA 085727696801, Topik Pendengar Yang Baik
TERBAIK, Call WA 085727696801, Topik Pendengar Yang BaikPersonalCoachTrainin
 
Prosedur & teknik
Prosedur & teknikProsedur & teknik
Prosedur & teknikanggaraider
 
Bab 8 Kemahiran Asas Kaunseling
Bab 8   Kemahiran Asas KaunselingBab 8   Kemahiran Asas Kaunseling
Bab 8 Kemahiran Asas KaunselingFathmalyn Abdullah
 
IKUTI, Call WA 085727696801, Tips Konteks Dalam Budaya
IKUTI, Call WA 085727696801, Tips Konteks Dalam BudayaIKUTI, Call WA 085727696801, Tips Konteks Dalam Budaya
IKUTI, Call WA 085727696801, Tips Konteks Dalam BudayaPersonalCoachTrainin
 
IKUTI, Call WA 085727696801, Tips Konteks Dalam Budaya
 IKUTI, Call WA 085727696801, Tips Konteks Dalam Budaya IKUTI, Call WA 085727696801, Tips Konteks Dalam Budaya
IKUTI, Call WA 085727696801, Tips Konteks Dalam BudayaPersonalCoachTrainin
 

Similar to KONSELING ADIKSI DASAR.ppt (20)

Presentasi Mojokerto
Presentasi MojokertoPresentasi Mojokerto
Presentasi Mojokerto
 
DASAR-DASAR KONSELING
DASAR-DASAR KONSELINGDASAR-DASAR KONSELING
DASAR-DASAR KONSELING
 
Pengantar bimbingan
Pengantar bimbinganPengantar bimbingan
Pengantar bimbingan
 
ESAP .Konseling keluarga berencana
ESAP .Konseling keluarga berencanaESAP .Konseling keluarga berencana
ESAP .Konseling keluarga berencana
 
DI SINI, Call WA 085727696801, Tips Umpan Balik Konstruktif
 DI SINI, Call WA 085727696801, Tips Umpan Balik Konstruktif DI SINI, Call WA 085727696801, Tips Umpan Balik Konstruktif
DI SINI, Call WA 085727696801, Tips Umpan Balik Konstruktif
 
DI SINI, Call WA 085727696801, Tips Umpan Balik Konstruktif
DI SINI, Call WA 085727696801, Tips Umpan Balik KonstruktifDI SINI, Call WA 085727696801, Tips Umpan Balik Konstruktif
DI SINI, Call WA 085727696801, Tips Umpan Balik Konstruktif
 
THE BEST, Call WA 085727696801, Tips Hubungan Yang Baik
THE BEST, Call WA 085727696801, Tips Hubungan Yang BaikTHE BEST, Call WA 085727696801, Tips Hubungan Yang Baik
THE BEST, Call WA 085727696801, Tips Hubungan Yang Baik
 
THE BEST, Call WA 085727696801, Tips Hubungan Yang Baik
THE BEST, Call WA 085727696801, Tips Hubungan Yang BaikTHE BEST, Call WA 085727696801, Tips Hubungan Yang Baik
THE BEST, Call WA 085727696801, Tips Hubungan Yang Baik
 
Modul 7 kaunseling dan stress
Modul 7   kaunseling dan stressModul 7   kaunseling dan stress
Modul 7 kaunseling dan stress
 
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.pptP_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
P_E_R_I_L_A_K_U__K_O_N_S_E_L_O_R__v.1.ppt
 
Ketrampilan komunikasi kons.pptx
Ketrampilan komunikasi kons.pptxKetrampilan komunikasi kons.pptx
Ketrampilan komunikasi kons.pptx
 
Interview Konseling Jurusan Bimbingan Konsleing
Interview Konseling Jurusan Bimbingan KonsleingInterview Konseling Jurusan Bimbingan Konsleing
Interview Konseling Jurusan Bimbingan Konsleing
 
TERBAIK, Call WA 085727696801, Topik Pendengar Yang Baik
TERBAIK, Call WA 085727696801, Topik Pendengar Yang BaikTERBAIK, Call WA 085727696801, Topik Pendengar Yang Baik
TERBAIK, Call WA 085727696801, Topik Pendengar Yang Baik
 
TERBAIK, Call WA 085727696801, Topik Pendengar Yang Baik
TERBAIK, Call WA 085727696801, Topik Pendengar Yang BaikTERBAIK, Call WA 085727696801, Topik Pendengar Yang Baik
TERBAIK, Call WA 085727696801, Topik Pendengar Yang Baik
 
Pert.iv
Pert.ivPert.iv
Pert.iv
 
Bab 2 Kaunseling
Bab 2    KaunselingBab 2    Kaunseling
Bab 2 Kaunseling
 
Prosedur & teknik
Prosedur & teknikProsedur & teknik
Prosedur & teknik
 
Bab 8 Kemahiran Asas Kaunseling
Bab 8   Kemahiran Asas KaunselingBab 8   Kemahiran Asas Kaunseling
Bab 8 Kemahiran Asas Kaunseling
 
IKUTI, Call WA 085727696801, Tips Konteks Dalam Budaya
IKUTI, Call WA 085727696801, Tips Konteks Dalam BudayaIKUTI, Call WA 085727696801, Tips Konteks Dalam Budaya
IKUTI, Call WA 085727696801, Tips Konteks Dalam Budaya
 
IKUTI, Call WA 085727696801, Tips Konteks Dalam Budaya
 IKUTI, Call WA 085727696801, Tips Konteks Dalam Budaya IKUTI, Call WA 085727696801, Tips Konteks Dalam Budaya
IKUTI, Call WA 085727696801, Tips Konteks Dalam Budaya
 

Recently uploaded

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 

Recently uploaded (20)

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 

KONSELING ADIKSI DASAR.ppt

  • 1. Frieda A. Tonglo, S, Psi, M.Ed
  • 2. TUJUAN PEMBELAJARAAN  Tujuan Pembelajaran Umum  Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan konseling adiksi dasar.  Tujuan Pembelajaran Khusus  Menjelaskan cara membangun hubungan klien - konselor  Menjelaskan tahap-tahap perubahan perilaku dan wawancara motivasional  Menjelaskan dan menerapkan teknik dasar konseling adiksi  Menjelaskan dan menerapkan teknik mengatasi resistensi
  • 3. Pokok Bahasan 1. Membangun Hubungan Klien - Konselor 2. Tahap perubahan perilaku & wawancara motivasional 3. Teknik dasar konseling Napza 4. Teknik mengatasi resistensi
  • 4.
  • 5. “Mendengarkan, Mendengarkan, Mendengarkan”  Dalam konteks konseling, mendengarkan sesungguhnya adalah keterampilan yang kompleks dan perlu untuk dilatih
  • 6. Hambatan dalam Mendengarkan  Ada beberapa hal yang dapat mengganggu proses mendengarkan
  • 7. Hambatan dalam Mendengarkan (lanjutan)  Ketidakpedulian emosional atau reaktivitas  Berpikir tentang respon yang akan diberikan, selagi rekan bicaranya (klien) masih berbicara  Perhatian terfokus pada hal lain di lingkungan sekitar  Bertahan pada sikap berprasangka atau bias  Berpikir tentang sesuatu hal pada diri sendiri  Melamun  Menghakimi pikiran dan tindakan dari rekan bicara
  • 8. Mendengarkan Reflektif  Sebuah bentuk aktif dari mendengarkan  Membuat dugaan yang berasalan mengenai maksud dari klien  Mengulang pernyataan klien untuk merefleksikan apa yang konselor pikir atau dengar
  • 9. Mendengarkan Reflektif (lanjutan)  Mengurangi kemungkinan terjadinya resistensi  Mendorong klien untuk berbicara  Mengkomunikasikan rasa hormat dan empati  Mengkukuhkan hubungan membantu  Memperkuat motivasi klien untuk melakukan perubahan
  • 10.  Mendengarkan reflektif mensyaratkan konselor untuk berpikir reflektif, untuk memahami bahwa:  Orang secara berkala membuat asumsi tentang orang lain ketika mereka berbicara  Proses ini tidak selalu disadari  Merefleksikan kembali kepada klien adalah cara mengkonfirmasi, bukannya mengasumsikan apa maksud dari klien Mendengarkan Reflektif (lanjutan)
  • 11.  Mendengarkan reflektif yang baik membutuhkan:  Memperhatikan respon verbal dan non-verbal klien dan makna yang mungkin terkandung  Memahami gaya komunikasi dari budaya klien  Membentuk refleksi sederhana yang mempunyai makna bagi klien  Mempertahankan fleksibilitas dalam memahami perilaku klien Mendengarkan Reflektif (lanjutan)
  • 13. Refleksi Sederhana (Parafrase)  Melibatkan kegiatan mendengarkan isi pembicaraan dan mengamati pengaruh-pengaruh yang ada  Merefleksikan kembali pernyataan klien dalam bentuk sederhana dan netral, namun tidak hanya dengan sekedar mengulangi perkataan klien saja  Disampaikan sebagai pernyataan dibanding pertanyaan  Sangat membantu dalam proses membangun/membina hubungan
  • 14. Refleksi Sederhana: Contoh 1  Klien: Saya tidak berencana untuk berhenti dalam waktu dekat ini.  Konselor: Anda tidak dapat melihat diri anda berhenti untuk saat ini.  Klien: Dan seakan itu belum cukup, istri saya dan saya tidak akur sama sekali hari ini.  Konselor: Anda juga mengalami beberapa masalah dalam kehidupan pernikahan anda.
  • 15.  Klien: Saya merasa lebih baik sekarang berada dalam program terapi, namun saya terus menduga-duga apakah atasan saya akan menerima saya kembali setelah saya menyelesaikan program.  Konselor: Jadi, anda memiliki perasaan yang bercampur-aduk; secara fisik anda merasa lebih baik, namun khawatir mengenai status pekerjaan anda setelah anda menyelesaikan program. Refleksi Sederhana: Contoh 2
  • 16.  Klien (dengan marah): Saya tidak akan berada dalam situasi ini jika istri saya tidak dengan bodohnya memanggil atasan saya.  Konselor: Kamu sangat marah pada istri kamu saat ini. Refleksi Sederhana: Contoh 2 (lanjutan)
  • 17. Refleksi Sederhana: Manfaat  Mengakui dan menghargai perkataan klien  Agar klien mengetahui bahwa konselor memperhatikan dan memahami perkataannya  Membantu klien untuk tetap fokus  Mendukung elaborasi (penjabaran lebih lanjut)
  • 18. Latihan Berpasangan: Refleksi Sederhana  Peran: Tentukan pembicara dan pendengar  Pembicara akan memulai menceritakan kepada pendengar mengenai proses bagaimana ia dapat datang ke pelatihan ini (pengaturan pekerjaan, perjalanan, dll.)  Pendengar akan mempraktekkan memberikan refleksi sederhana  Tukar peranan setelah 5 menit berlangsung
  • 19. Latihan Refleksi: Proses  Pembicara: Bagaimana rasanya menerima refleksi sederhana? Apakah membantu anda merasa didengarkan (diperhatikan)?  Apakah ada refleksi tertentu yang anda sukai?  Pendengar: Bagaimana rasanya melakukan refleksi? Apakah mudah? Susahkah? Apakah membuat anda lebih merasa “terikat” dengan pembicara?  Bagaimana pasangan anda bereaksi terhadap refleksi yang anda berikan? Menyetujui? Menceritakan kembali topik tersebut? Tidak bereaksi?
  • 20. Refleksi yang Diperkuat  Menambahkan refleksi sederhana dengan merefleksikan pernyataan klien dengan memperluas (melebihkan), tapi berbentuk dan tidak sarkastik  Dapat membantu klien memikirkan kembali perkataannya  Dapat mendorong klien menuju perubahan positif daripada timbulnya resistensi  Berhati-hati, jangan sampai membuat klien merasa tidak nyaman
  • 21. Refleksi yang Diperkuat (lanjutan)  Dapat membuka “pintu” bagi konselor untuk menggali lebih dalam lagi
  • 22. Refleksi yang Diperkuat : Contoh  Klien: Saya tahu saya telah berbuat salah, namun kegiatan-kegiatan ini yang membuat saya menjadi tidak masuk akal.  Konselor: Kamu tidak setuju dengan setiap kemauan mereka yang kamu lakukan.  Klien: Ya, saya tahu saya perlu melakukan sesuatu untuk membuat diri saya menjadi benar. Saya hanya merasa frustasi dengan segala sesi-sesi yang saya lakukan.
  • 23.  Klien: Kamu harus menyadari bahwa saya telah bersama dengan teman-teman saya ini selama lebih dari 10 tahun—Saya kenal mereka lebih lama dibandingkan dengan istri saya!  Konselor: Jadi, kamu menilai pertemananmu lebih penting daripada keluargamu.  Klien: Tidak, tidak, Maksud saya bukan itu; keluarga sangat penting buat saya. Refleksi yang Diperkuat : Contoh (lanjutan)
  • 24. Refleksi Dua-Sisi  Mengakui apa perkataan klien, namun tetap menyatakan hal yang bertolak belakang mengenai masa lalunya  Mensyaratkan penggunaan informasi yang klien telah nyatakan sebelumnya  Dapat bekerja efektif—atau setidaknya menjadi lebih mudah—nantinya dalam hubungan konseling
  • 25. Refleksi Dua-Sisi: Contoh  Klien: Mungkin sebaiknya aku benar-benar berhenti total, tapi saya tidak akan melakukan itu!  Konselor: Di satu sisi kamu dapat melihat bahwa ada masalah serius saat ini, tapi berhenti menggunakan bukan hal yang ingin kamu lakukan. Di sisi lain, kamu khawatir mengenai efek dari penggunaanmu terhadap anakmu. Hal ini membuat kamu bingung.
  • 26. Refleksi Dua-Sisi: Contoh (lanjutan)  Klien: Keluarga adalah segalanya bagiku!  Konselor: Saya sedikit bingung disini; di satu sisi kamu mengatakan bahwa keluarga kamu sangat berarti untukmu, namun di sisi lainnya kamu tidak bersedia untuk menghindari hubungan pertemanan yang beresiko bagi pemulihanmu.
  • 27. Tugas konselor dalam konseling adiksi  Memfasilitasi  Mengajarkan  Mendukung
  • 28. Tujuan konseling 1. Membantu kemampuan klien untuk mengambil keputusan yang bijaksana dan realistis 2. Menuntun perilaku klien agar mampu mengemban konsekuensi yang ditimbulkannya 3. Memberikan informasi dan edukasi
  • 29. Bagaimana agar konseling berjalan optimal?  Konselor perlu membuat klien merasa nyaman sehingga tumbuh rasa percaya klien pada konselor  Hubungan konselor dan klien perlu bersifat terapeutik, hingga dapat memfasilitasi suatu perubahan perilaku
  • 30. Bagaimana membangun hubungan baik klien – konselor?  Bersikap hangat  Mampu menjadi pendengar yang baik  Mampu berempati  Tidak bersikap menghakimi (judgemental)  Bertanggungjawab  Tulus  Fleksibel
  • 31. Sejauh apa hubungan klien – konselor dpt dibina?  Harus dipertahankan dalam konteks hubungan profesional. Karena itu penting untuk: 1. Menetapkan batasan perilaku 2. Mengklarifikasi berbagai harapan & memberikan aturan tentang peran konselor 3. Melindungi konselor, klien dan mitra kerja lainnya
  • 32. Menetapkan batasan perilaku  Hindari hubungan ganda (dual relationship): Sosial Bisnis Finansial  Apabila hubungan ganda tidak dapat dihindari, upayakan untuk meminimalisasi keterlibatan konselor
  • 33.
  • 34. TAHAP PERUBAHAN PERILAKU  Prochaska, John C. Norcross & Carlo C. DiClemente :  Tahap Pra-perenungan (precontemplation)  Tahap Perenungan (contemplation)  Tahap Persiapan (preparation)  Tahap Aksi (action)  Tahap Mempertahankan (maintenance)  Kekambuhan (recycling and relapse)
  • 35. Manfaat mengetahui tahap perubahan:  Memahami tahap kesiapan klien  Mengetahui respon yang tepat dalam memfasilitasi klien agar bergerak ke tahap kesiapan yg selanjutnya
  • 36. 36 Tahap-tahap Perubahan 1. Pre-Contemplation 2. Contemplation 3. Preparation 4. Action 6. Relapse 5. Maintenance (Source: Prochaska & DiClemente, 1982; 1986)
  • 37. 37 Pre-contemplation “Saya tidak mempunyai masalah.” Tugas konselor: •Memberi informasi lebih lanjut tentang Napza •Bangkitkan keinginan klien utk perubahan gaya hidup •Identifikasi hambatan / dukungan utk pemulihan
  • 38. 38 Tugas konselor: •Memberikan dukungan •Memberikan umpan balik •Menghargai perjuangan klien Pre-Contemplation Contemplation “Mungkin saya mempunyai masalah.” Contemplation
  • 39. 39 Tugas konselor: •Membantu klien utk berubah •Identifikasi hambatan yg ada •Bantu klien utk perencanaan perubahan Pre- Contemplation Contemplation Preparation “Saya harus melakukan sesuatu.” Preparation
  • 40. 40 Pre- Contemplation Action Tugas konselor: •Bantu klien utk patuh pd rencana terapi •Identifikasi kekuatan klien •Mengembangkan strategi penyelesaian masalah Contemplation Preparation Action “Saya siap memulai.” 107
  • 41. 41 Tugas konselor: •Identifikasi situasi risiko tinggi •Fasilitasi ketrampilan pemecahan masalah Maintenance Contemplation Pre- Contemplation Preparation Action Maintenance “Bagaimana saya meneruskan?”
  • 42. 42 Pre- Contemplation Contemplation Preparation Action Maintenance Relapse Relapse “Apa yang salah?” •Tugas konselor: •Bantu klien hadapi ambivalensi •Evaluasi komitmen utk berubah •Identifikasi hambatan
  • 43. Wawancara motivasional  Dikembangkan oleh Miller & Rollnick (1991) sebagai metode wawancara  Dasar wawancara motivasional : memahami tahapan perubahan perilaku  Sangat efektif untuk bagi klien yg dlm tahap pra- perenungan dan perenungan
  • 44. Wawancara motivasional  Tujuan: Menggali pandangan klien atas masalahnya Mendukung perubahan dengan menghindari label Meyakinkan klien bahwa tanggung jawab pengambilan keputusan adalah diri klien sendiri
  • 45. Prinsip wawancara motivasional 1. Mengekspresikan empati 2. Membangun kesenjangan (develop discrepancy) 3. Menghindari argumentasi 4. Dukungan keyakinan diri (self efficacy) 5. Ketrampilan khusus:  OARS  Berbicara tentang perubahan
  • 46. OARS  Open ended questions (pertanyaan terbuka)  Affirmations (penegasan)  Reflective Listening (mendengarkan dengan cara merefleksikan)  Summarizing (membuat kesimpulan)
  • 47. Berbicara mengenai perubahan  Mengenali kerugian bila tetap menyalahgunakan Narkotika  Mengenali manfaat bila tidak menyalahgunakan Narkotika  Menyampaikan optimisme tentang perubahan  Menyampaikan tujuan untuk perubahan
  • 48. Wawancara motivasional sesuai tahapan  Perenungan:  Normalisasi sikap ambivalen  Bantu klien untuk berubah:  Hubungkan manfaat & kerugian  Kaji nilai2 personal klien terkait perubahan  Klien bebas ambil keputusan • Dorong klien berdayakan diri • Simpulkan pernyataan motivasi diri
  • 49. Wawancara motivasional sesuai tahapan  Pra perenungan:  Bina hubungan baik  Bangkitkan keraguan tentang penggunaan zatnya:  Eksplorasi alasan datang berobat atau peristiwa buruk yg pernah dialami sebelumnya  Timbulkan persepsi bahwa masalah yg dialami mungkin berhubungan dg penggunaan zatnya  Beri informasi berbasis bukti ttg risiko penggunaan zat
  • 50. Wawancara motivasional sesuai tahapan  Persiapan (preparation):  Perjelas tujuan & strategi klien utk berubah  Berikan beberapa menu utk berubah / terapi  Beri saran apabila klien setuju  Negosiasi kontrak perilaku  Identifikasi dukungan sosial utk pemulihan  Identifikasi masalah & solusi yg menghambat proses pemulihan
  • 51. Wawancara motivasional sesuai tahapan  Aksi:  Dukung klien  Dukung upaya perubahan melalui langkah kecil tp realistis  Identifikasi kesulitan dlm tahap awal perubahan  Kenali situasi risiko tinggi  Bantu klien mengenali dukungan keluarga / sosial
  • 52. Wawancara motivasional sesuai tahapan  Rumatan (maintenance):  Bantu klien identifikasi kegiatan yg mendukung pemulihan  Dukung perubahan gaya hidup klien  Afirmasi kemampuan klien dlm pemulihan  Pertahankan kontak utk dukungan  Bantu klien menerapkan strategi pencegahan kambuh  Tinjau rencana jangka panjang
  • 53. Wawancara motivasional sesuai tahapan  Kekambuhan:  Bantu klien masuk kembali dalam lingkaran perubahan  Eksplorasi makna & kenyataan kekambuhan sebagai “lesson learned”  Bantu klien cari strategi alternatif pemecahan masalah  Pertahankan kontak untuk dukungan
  • 54.
  • 55. Kriteria konseling  Fokus pada masalah klien.  Percakapan dua arah.  Terstruktur: menyambut, membahas, membantu menetapkan pilihan, mengingatkan.  Bertujuan membantu klien untuk mengenal dirinya  Memerlukan kemampuan melakukan komunikasi interpersonal  Dilakukan dalam suasana yang menjamin rasa aman dan nyaman
  • 56. Lama & frekuensi konseling  Lama: 30 – 60 menit  Frekuensi: minimal 8 kali pertemuan dengan jeda seminggu sekali
  • 57. Ketrampilan dasar konseling  Mendengar aktif  Mengajarkan
  • 58. Tujuan mendengar aktif  Membangun dan mempertahankan hubungan baik (rapport)  Membantu klien merasa lebih dekat.  Membantu klien untuk mengekspresikan perasaan.  Menciptakan pengetahuan yang saling mendukung antara klien dengan konselor
  • 59. Penghambat mendengar aktif  Bersikap reaktif secara emosional  Berpikir bagaimana merespons klien sementara klien masih berbicara  Memberikan perhatian pada berbagai hal yang ada di sekitar kita  Adanya sikap praduga yang ada dalam pikiran kita  Berpikir tentang masalah kita sendiri  Melamun
  • 60. Komponen mendengar aktif  Hadir  Parafrase  Refleksi perasaan: 1. Refleksi sederhana 2. Refleksi yang diamplifikasi (amplified reflection) 3. Refleksi dua sisi (double-sided reflection)  Rangkuman
  • 61. Refleksi sederhana  Adalah mendengarkan isi pembicaraan klien dan mengamati perilaku klien. Sangat bermanfaat untuk membina hubungan baik.  Contoh: Klien: “saya belum ingin berhenti dalam waktu dekat” Konselor: “jadi anda belum siap untuk tidak pakai napza saat ini”
  • 62. Refleksi yg diamplifikasi  Adalah menambahkan atribut pada refleksi sederhana tetapi tidak dalam bentuk yang sarkastik:  Intonasi dan pilihan kata berpengaruh, dpt terjebak pd asumsi  Mohon hati-hati untuk tidak menggunakan bentuk refleksi ini pada tahap awal dan hati-hati apabila klien merasa tdk nyaman  Contoh:  Klien: “saya tahu saya buat salah, tapi tuntutan orangtua kan juga nggak masuk akal”  Konselor: “hmm...sepertinya anda tidak bisa menerima tuntutan apapun”
  • 63. Refleksi Dua Sisi  Adalah menerima apa yang diucapkan klien, tetapi juga mengutarakan apa yang pernah dikatakan klien sebelumnya (dlm WM disebut sbg develop discrepancy)  Bentuk refleksi ini juga tidak sesuai pada tahap-tahap awal konseling.  Contoh:  Klien: “kenapa sih harus berhenti? Orang kalo nggak pernah coba-coba make tuh gampang tua, gak menikmati hidup”  Konselor: “sebentar....jadi menurut anda dengan make itu artinya bagian dari cara menikmati hidup ya?. Tapi minggu lalu anda bilang bahwa anda capek dan merasa menyia- nyiakan waktu dengan kehidupan kayak begini”
  • 64. Mengajarkan klien  Yang harus diperhatikan:  Mempraktekkan ketrampilan baru yg berguna bagi pemulihan adalah hal yang penting  Konselor harus memberikan kesempatan yg cukup (baik waktu maupun frekuensi) bagi klien untuk mempraktekkan ketrampilan tersebut  Praktek akan berguna bila klien melihat ada nilai tambah dari perilaku barunya tersebut
  • 65. Dalam memberikan umpan balik..  Konselor perlu:  Menjelaskan bahwa ketrampilan baru dapat meningkatkan kesejahteraan klien dalam arti luas  Menjelaskan pada klien bahwa praktek ketrampilan baru perlu dimonitor dengan seksama  Mengeksplorasi pengalaman klien dalam menerapkan tugas tersebut  Memberikan dukungan/reward terhadap hal-hal yg sudah dicapai klien sekecil apapun perubahan tersebut
  • 66.
  • 67. Bentuk resistensi  Resistensi sering hadir ketika klien berada dlm tahap praperenungan atau perenungan  Bentuknya:  Mendebat  Menyela/ menginterupsi  Menyangkal  Mengabaikan
  • 68. Prinsip dasar mengatasi resistensi:  Hindari argumentasi  Tidak bersikap menghakimi & tetap menghargai klien  Mendorong klien utk tetap mengemukakan pendapatnya & tetap bertahan dlm proses pemulihan
  • 69. Strategi mengatasi resistensi  Disebut sebagai bergulir dengan resistensi (rolling with resistance)  Teknik:  Mendengar reflektif  Memindahkan fokus pembicaraan (shift the focus)  Menyetujui dengan berputar (agreeing with twist)  Mengubah kerangka pikir (reframing)  Menekankan pilihan dan kontrol personal (own choice)
  • 70.  Mengubah energi klien dan perhatian klien jauh dari halangan dan rintangan  Menghindari “titik berhenti” atau “stuck” klien dengan melakukan langkah lain yang sederhana Strategi untuk Bergulir dengan Resistensi: Mengubah Fokus
  • 71.  Menyetujui klien, namun dengan sedikit pembicaraan berputar yang halus atau mengubah arah pembicaraan yang mendorong terciptanya diskusi ke depan  Mirip dengan refleksi yang diperkuat (amplified reflection) Strategi untuk Bergulir dengan Resistensi: Menyetujui dengan berputar
  • 72.  Menawarkan interpretasi baru yang positif dari informasi negatif yang diberikan oleh klien  Mengakui keabsahan dari persepsi klien, namun di sisi lain menawarkan sebuah makna baru dari sebuah pertimbangan Strategi untuk Bergulir dengan Resistensi: Merangkai Kembali
  • 73.  Membantu klien mengenali pilihan-pilihan yang mereka miliki dan yang mereka buat  Mengakui fakta bahwa klien yang memiliki kontrol atas pilihan dirinya  Membangun efikasi-diri Strategi untuk Bergulir dengan Resistensi: Meningkatkan Kontrol dan Pilihan Diri
  • 74. Latihan Kelompok-Kecil: Bergulir dengan Resistensi  Dalam waktu 10 menit, kembangkan dan tuliskan sebanyak-banyaknya contoh dari pernyataan klien dan respon dari konselor sesuai dengan strategi yang ditugaskan pada diri / kelompok Anda  Gunakan pernyataan klien berdasarkan pada skenario yang anda ciptakan untuk latihan “Tipe-Tipe dari Resistensi” ATAU buatlah skenario