Rasulullah SAW meletakkan dasar ekonomi Islam dengan menetapkan zakat, kharaj, jizyah sebagai sumber pendapatan negara. Baitul Maal dibentuk untuk mengelola keuangan negara. Prioritas pengeluaran negara adalah pendidikan, infrastruktur, pertahanan, dan kesejahteraan masyarakat melalui zakat dan sedekah.
2. Sejarah pemekiran ekonomi Islam tidak terlepas
dari sejarah peradaban Islam itu sendiri, di
karenakan sistem ekonomi Islam mulai
berkembang sejak Islam itu hadir sebagai
agama bagi seluruh alam
Islam adalah agama yang menjadikan kitab suci
Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi seluruh
makhluk di dunia. Al-Qur’an diturunkan Allah
melalui malaikat jibril kepada Nabi Muhammad
SAW, yang memiliki misi yang mulia yaitu
membangun manusia yang beradab dan
menyebarkan keadilan dimuka bumi.
3. SEBELUM RISALAH KENABIAN
Nabi Muhammad sebagai pelaku bisnis
Perjalanan niaga ke Syam sewaktu pada usia
remaja bersama pamannya Abu Thalib
Sebagai pengelola (mudharib) bisnis Siti Khadijah
melalui berbagai bentuk akad yang dikemudian
hari disahkan sebagai akad-akad bisnis Islami.
Perilaku bisnis yang dicontohkan :
Sifat-sifat nubuwwah
Selalu mempermudah ketika :
• Membeli
• Menjual
• Membayar
4. RosululAh SAW mengeluarkan sejumlah
kebijkan yang menyangkut berbagai hal
yang berkaitan dengan masalah
kemasyarakatan, selain masalah hukum
(fiqih), politik, juga masalah perniagaan
atau ekonomi (muamalah).
5. Perekonomian pada masa Rasulullah
mulai lebih berkembang ketika hijrah
, Pada tahun kedua setelah hijrah, mulai
adanya perintah tentang shodaqoh
kemudian perintah Zakat Fitrah yang
dibayarkan setiap setahun sekali pada
bulan ramadhan. Sedangkan Zakat Mal
diwajibkan pada tahun ke-9 hijrah
6. Pendapatan utama bagi negara pada masa
Rosulullah SAW adalah zakat, dan kharaj
dan jizyah .
zakat dikenakan pada hal-hal berikut :
Benda logam yang terbuat dari emas
Benda logam yang terbuat dari perak,
Binatang ternak
unta, sapi, domba, kambing
Berbagai jenis barang dagangan yang
lebih dari 200 dirham
7. Ushrzakat Hasil pertanian termasuk
buah-buahan pada tahun ke 8 hijriah
Khumus / Rikaz harta karun atau harta
temuan
Sedangkan kharaj Kharaj atas tanah mulai
ditarik pada tahun ke-7 Hijriah berdasarkan
Sedangkan jizya ditetapkan pada tahun ke 8
hijriah Rasulullah dan dikenakan kepada non-
muslim yang mendapat perlindungan
8. Wakaf, tahun ke-3 Hijrah sesuai dengan petunjuk
Al Qur’an Surat Al Hasyr ayat 7.
Denda atau kafarat
Seperlima rampasan perang (ghanimah) pada
tahun ke 2 hijriah disebut khums berdasarkan
petunjuk Al Qur’an Surat Al Anfaal ayat 41. (perang
Badar tahun ke-2 Hijrah),
Tebusan tawanan perang bagi yang ditebus,
Wakaf Berdasarkan petunjuk Al Qur’an Surat Al
Hasyr ayat 7 tanah milik Bani Nadhir yang
meninggalkan Madinah setelah perang
Uhud, dapat dibagikan dan merupakan tanah
wakaf yang pertama dalam sejarah Islam.
Harta yang tidak bertuan
9. Pegawai Baitul Mal, orang yang dikirim
ketempat jauh untuk menyebarkan
agama, dan pejabat lainnya
mendapatkan gaji
Dengan mulai adanya sumber-
sumber penerimaan negara, dan
pengeluaran negara maka diperlukan
suatu lembaga yang mengurus
kepentingan keuangan negara
10. Pembentukan Baitul Maal
Baitul Maal yang dibentuk pada masa
Rasulullah SAW masih berbentuk pusat
pengumpulan dan dan pembagian kekayaan
publik, sedangkan Baitul Maal dalam arti
Kantor Perbendaharaan Negara baru
dibentuk pada pemerintahan Khalifah Umar
bin al-Khattab
11. Pencatatan seluruh penerimaan negara pada masa
Rosululloh SAW tidak ada, karena beberapa
alasan :
Jumlah orang Islam yang bisa membaca, menulis
dan mengenal aritmatika sedikit
Sebagian besar bukti pembayaran dibuat dalam
bentuk yang sederhana baik yang
didistribusikan maupun yang diterima
Sebagian besar dari zakat hanya didistribusikan
secara lokal
Bukti-bukti penerimaan dari berbagai daerah
yang berbeda tidak umum digunakan
Pada kebanyakan kasus, (harta yang didapatkan
dari kemenangan perang) digunakan dan
didistribusikan pada masyarakat
12. Meletakan dasar APBN
Kebijaksanaan belanja negara meliputi
pengendalian pengeluaran negara dalam batas
penerimaannya (balance budget policy)
Penentuan prioritas pengeluaran yang dalam
jangka pendek dapat secara efisien memberikan
dampak optimal pada pengembangan
kesejahteraan masyarakat.
Peningkatan kualitas sumber daya insani
melalui gerakan pendidikan dan
kebudayaan, serta ilmu pengetahuan;
Pembangunan infrastruktur ekonomi;
Pembangunan pertahanan dan keamanan; dan
Peningkatan kesejahteraan sosial melalui
penyaluran zakat, Infaq, dan sadaqah kepada
yang berhak menerimanya (ashnaf).