Silabus mata kuliah Ekonomi Mikro Islam membahas tentang konsep-konsep dasar ekonomi Islam seperti teori konsumsi, permintaan, produksi, biaya, penawaran, serta struktur dan mekanisme pasar dalam kerangka ekonomi Islam. Pemikiran Ekonomi Islam diawali sejak zaman Rasulullah saw hingga perkembangannya pada masa klasik dan kontemporer.
2. SILABUS EKONOMI MIKRO ISLAM
1. Rancang bangun ekonomi mikro islam
2. Konsep kebutuhan dalam islam
3. Teori konsumsi islam
4. Teori permintaan islam
5. Teori produksi islam
6. Teori biaya islam
7. Teori penawaran islam
8. Maksimalisasi laba
9. Efisiensi alokasi dan distribusi pendapatan
10. Struktur pasar dalam islam
11. Mekanisme pasar dalam islam
3. POKOK BAHASAN
1. Sejarah pemikiran ekonomi islam
2. Landasan ekonomi islam
3. Konsep dasar ekonomi islam
4. Sistem ekonomi islam
5. Teori Konsumsi islam
6. Teori Permintaan dan penawaran islam
7. Produksi dan distribusi islam
8. Anatomi sistem ekonomi islam
5. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Great gap selama 500-an tahun dalam sejarah pemikiran ekonomi
pada dark age di barat (sebagaimana disinyalir oleh schumpeter).
Disisi lain dunia Islam justru mencapai kegemilangan.
Terjadi Transformasi pemikiran ekonomi (demikian pula ilmu
pengetahuan secara umum) dari Islam ke barat pada abad
pertengahan. Banyaknya kesamaan/kemiripan antara pemikiran
sarjana muslim & barat, memunculkan beberapa dugaan :
a. terjadi dua kebetulan yg sama antara pemikiran sarjana
muslim dan barat.
b. sarjana barat dipengaruhi oleh pemikiran sarjana muslim.
c. sarjana barat melakukan plagiasi atas karya para sarjana
muslim
6. Komparasi Sejarah Pemikiran Ekonomi Dunia Islam & Barat
Abad 2-4 SM
Awal Masehi
Abad 10
Plato, Aristoteles, Xenophon dll :
Mengecam pembungaan uang
Ekonomi rumah tangga
Bibel :
Etika & moralitas, bisnis, riba dll
Abad ke 7 M:
Quran & Hadist
Sumber hukum tertinggi, pedoman hidup lengkap
Abad 7-11M (fase dasar)
-Abu Yusuf (798)
Keuangan negara, perpajakan, mekanisme harga
Peranan negara, peranan pasar.
-Muh. Bin Hasan (750)
Pentingnya perdagangan, pertanian, parteneship,
Mudharabah, teori konsumsi .
-Abu Ubayd
Keuangan publik, kompesium ekonomi Rasulullah
-Ibnu Maskawih
Peranan pertukaran uang, stabilitas emasb& moneter
-Mawardi.
Mekanisme pasar, peranan pengawas pasar, tanah
Abad 11-15 fase kedua
-Al Gazali (1111)
Perilaku ekonomi, mekanisme pasar, stabilitas uang dan
Emas, elastisitas prmintaan, spesialisasi, perdagangan dll
-Ibnu Taimiyah (1328)
Mekanisme & konsep harga, mekanisme pasar bebas
Peranan pemerintah, beban pajak & uang dll
-Ibnu Khaldun (1404)
Pembagian keraj, uang & harga, produksi & distribusi
Perdagangan internasional, pertumbuhan & pemerataan
-Nasirudin Tusi (1442)
Political economy, peranan tabungan, perilaku konsumsi
Abad ke 16-19 fase ketiga
Shah Waliullah 1762
Relasi ekonomi-sosial, larangan judi spekulasi, riba.
Distribusi SDA, perpajakan, teori perilaku konsumsi.
Muhammad Iqbal (1873-1938)
Kritik kapitalisme sosial, tugas negara, zakat
Abad 19
Abad ke 16-18 Markantilisme
Jean Bodiin :hubungan uang, barang & monopoli
Thomas Mun : manfaat dagang menjual>mengkonsumsi
David Hume : hubungan uang-harga
Abad 17-18 Psiokrasi
Laissez faire laisszes passer
Quesney : perekonomian sistim yang analog
dg kehidupan biologis manusia
Abad 18-19 Klasik
Adam Smith 1776 : Tonggak ekonomi modern,
kemakmurantergantung proDuktifitas, manusia self
interest, mekanisme pasar bebas, teori nilai, pembagian
tenaga kerja dll.
Robert Malthus 1798: Disekuilibrium pertumbuhan
penduduk & pangan, kontrol populasi.
David Ricardo 1817: distribusi kekayaan, keunggulan
komparatif, analisis marjinal.
JB Say 1832 : keseimbangan demand supply.
J Stuart Mill 1873 : elastisitas permintaan
Abad 13 scholastik
St. Thomas (1274): mengutuk bunga (dosa)
g
r
e
a
t
g
a
p
7. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Ekonomi Islam muncul pertama kali bersamaan dengan lahirnya ajaran Islam
(pada abad ke 7 M)karena ajaran Islam tidak hanya memberikan panduan
ritual, namun juga dalam kehidupan bermasyarakat.
Sejarah perekonomian Islam pada dasarnya bersumber dari ide dan praktek
ekonomi yang dilakukan oleh Muhammad saw dan para sahabatnya serta
pengikutnya sepanjang zaman.
Deversifikasi praktek ekonomi dilakukan masyarakat muslim setelah masa
nabi Muhammad saw, bisa dianggap sebagai acuan sejarah ekonomi Islam
selama tidak bertentangan dengan ajaran ekonomi Islam.
Periodeisasi sejarah pemikiran ekonomi Islam dikategorikan menjadi :
1. Periode pertama (Masa awal Islam 450 H/1058M).
2. Periode kedua (450-850H/1058-1446M).
3. Periode ketiga (850-1350H/1446-1932M).
4. Periode kontemporer (1350H – sekarang/ 1932M – sekarang)
8. Sejaraha Ekonomi Islam.
(pada masa Rasulullah SAW)
Ekonomi Islam diterapkan Rasulullah SAW setelah
hijrah dari Mekah ke Yathrib (Madinah).
Setelah menata bidang politik dan pemerintahan
(konstitusional, tahap selanjutnya Rasulullah menata
bidang ekonomi & sosial.
9. Sejaraha Ekonomi Islam
(pada masa Raulullah SAW)
Prinsip-prinsip kebijakan ekonomi Islam (pada masa Rasulullah SAW) adalah :
1. Kekuasaan tertinggi adalah Allah dan Allah adalah pemilik absolut atas
semua yang ada.
2. Manusia merupakan kalifah Allah di bumi tapi bukan pemilik yg sebenarnya.
3. Semua yg dimiliki & didapat manusia adalah karena seizin Allah, oleh karena
itu saudara2nya yg kurang beruntung memiliki hak atas sebagian kekayaannya.
4. Kekayaan tidak boleh ditumpuk atau ditimbun.
5. Kekayaan harus berputar
6. Eksploitasi ekonomi dalam segala bentuk harus dihilangkan.
7. Menghilangkan jurang perbedaan antar individu dalam perekonomian, hal
tersebut dapat menghapus konflik antar golongan.
8. Menetapkan kewajiban yg sifatnya wajib dan sukarela bagi semua individu
termasuk masyarakat miskin
10. Sejaraha Ekonomi Islam
(pada masa Raulullah SAW)
Sistim pencatatan penerimaan negara tersebut diawal pemerintahan
Rasulullah SAW tidak dilakukan, namun demikian bukti penerimaan
dan distribusi dilakukan dengan rapi, karena :
a. Jumlah orang Islam yg bisa membaca & menulis masih sedikit.
b. Sebagian besar bukti pembayaran dibuat sederhana baik
distribusi maupun penerimaan.
c. Sebagian dari zakat didistribusikan secara lokal.
d. Bukti penerimaan dari berbagai daerah berbeda-beda & tidak
umum digunakan.
e. Ghanimah umumnya dibagikan setelah terjadi peperangan.
11. Perkembangan pemikiran Ekonomi Islam
Topik Pembahasan:
1. Masa Rasulullah
2. Masa Khulafaur Rasyidin
3. Pemikiran ekonomi Islam Klasik
4. Pemikiran ekonomi Islam kontemporer
Tutorial 2
12. Perkembangan Pemikiran Ekonomi Islam
Ekonomi Islam
Masa Rasulullah Masa Khulafaur
Rayidin
Masa Islam klasik Masa Islam
Kontemporer
Abu Bakar Siddiq
Umar bin Khatab
Utsman bin Affan
Ali bin Abi Thalib
Abu Yusuf
Abu Ubaid
Al-Ghazali
Ibnu Taimiyah
Baqir As-Sadr
M. Nejatullah
Siddiqi
Monzer Kahf
13. Masa Rasulullah SAW
Prinsip pokok kebijakan ekonomi masa kenabian Nabi
Muhammad SAW adalah sebagai berikut :
1. Allah SWT adalah penguasa tertinggi sekaligus pemilik absolut seluruh
alam semesta.
2. Manusia adalah khalifah Allah di muka bumi, bukan pemilik yang
sebenarnya.
3. Semua yang dimiliki dan didapatkan manusia adalah atas rahmat Allah.
4. Kekayaan harus berputar dan tidak boleh ditimbun.
5. Eksploitasi ekonomi dalam segala bentuknya harus dihilangkan.
6. Menerapkan sistem warisan sebagai media redistribusi kekayaan yang
dapat mengeliminasi konflik individu
7. Menetapkan berbagai bentuk sedekah, baik yang bersifat wajib maupun
sukarela
14. Dari Kaum Muslim Dari kaum Non
muslim
Umum
1. Zakat
2. Zakat fitrah
3. Ushr (5-10%)
4. Ushr (2,5%)
5. Wakaf
6. Amwal fadhla
7. Nawaib
8. Shadaqah yang
lain
9. Khumus
1. Jizyah
2. Kharaj
3. Ushr (5%)
1. Ghanimah
2. Fay
3. Uang tebusan
4. Pinjaman dari kaum
muslim atau nonmuslim
5. Hadiah dari pemimpin
negara lain
Sumber penerimaan negara
Sumber penerimaan negara pada masa Rasulullah :
15. Sumber penerimaan Negara dari kaum mslimin
Zakat adalah kewajiban seorang muslim apabila hartanya telah
memenuhi nisab (batas minimal), haul (waktu satu tahun), dan
kepemilikan mutlak.
Zakat fitrah adalah kewajiban seorang muslim yang dikeluarkan pada
bulan Ramadhan.
Ushr, yaitu bea masuk bagi perdagangan
Wakaf, yaitu harta yang dikeluarkan oleh kaum muslim di mana pokok
hartanya tidak boleh berkurang.
Amwal fadhla, yaitu harta waris dari seorang muslim yang tidak
memiliki ahli waris.
Nawaib,yaitu pajak tambahan dikenakan kepada individu muslim yang
kaya.
Sedekah, yaitu harta yang dikeluarkan oleh kaum muslim dan bersifat
sukarela.
Khumus, yaitu pajak proporsional yang diterapkan kepada barang
temuan dan barang tambang
16. Sumber penerimaan dari kaum non muslimin
Jizyah, yaitu pajak yang harus dibayarkan oleh individu nonmuslim
sebagai kewajiban seorang warga negara pada pemerintahan Islam.
Kharaj, yaitu pajak terhadap tanah yang dikelola oleh nonmuslim
Ushr, yaitu bea masuk bagi perdagangan.
Sumber dari kaum non Muslimin dan umum
Sumber penerimaan negara bersifat umum
Ghanimah, yaitu harta rampasan perang yang diperoleh dengan jalan
berperang
Fay, yaitu harta rampasan perang yang diperoleh dengan jalan damai
Uang tebusan, yaitu uang yang dibayarkan pihak lawan untuk menebus
tentaranya yang disandera.
Pinjaman dari kaum muslim atau nonmuslim.
Hadiah dari pemimpin atau pemerintah negara lain
19. Kebijakan ekonomi Ustman bin Affan
1. Pembangunan irigasi pengairan.
2. Pembentukan organisasi kepolisian untuk menjaga keamanan
negara
3. Pembangunan gedung pengadilan, guna penegakan hukum.
4. Kebijakan pembagian lahan luas milik raja Persia kepada
individu
5. Meningkatkan anggaran pertahanan dan kelautan serta
meningkatkan dana pensiun serta dana pembangunan di
wilayah taklukan baru.
6. Membuat beberapa perubahan administrasi dan meningkatkan
kharaj dan jizyah dari Mesir
21. Abu Yusuf (113-182 H/731-798 M)
Nama lengkap: Ya’qub bin Ibrahim bin Habib bin Khunais bin
Sa’ad Al-Anshari Al-Jalbi Al Kufi-Al-Baghdadi
karya tulis: adalah al-Jawami’, ar-Radd’ala Siyar al-Auza’l,
Ikhtilaf Abi Hanifah wa Ibn Abi-Laila, Adab al-Qadhi, dan al-
Kharaj
Kekuatan utama pemikiran Abu Yusuf adalah dalam masalah
keuangan publik
Pemikiran ekonomi Abu Yusuf:
1. Menekankan pentingnya memenuhi kebutuhan rakyat
2. Menurut Abu Yusuf, dapat saja harga-harga tetap mahal ketika persediaan
barang melimpah, sementara harga akan murah walaupun persediaan barang
berkurang
3. Merekomendasikan sistem muqasamah (proportional tax) daripada sistem
misahah (fixed tax).
4. Merekomendasikan agar pemerintah segera menghentikan praktik sistem
qabalah
5. Menentang penetapan harga yang dilakukan oleh penguasa
22. Abu Ubaid (150 – 224 H)
Nama lengkap Al-Qasim bin Sallam bin Miskin bin Zaid Al-
Harawi Al-Azadi Al-Baghdadi
Buku yang ditulis: Al Amwal
Pemikiran ekonomi Abu Ubaid adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan negara utama yaitu fai, khums dan shadaqah
2. Mengutamakan kepentingan publik
3. Pendistribusian yang berbeda atas kelompok Badui dan
urban
4. Menentang pendapat yang menyatakan bahwa pembagian
harta zakat harus dilakukan secara merata di antara delapan
kelompok
5. Fungsi uang yang hanya sebagai sarana pertukaran (medium
of exchange) dan sarana penyimpan nilai (store of value).
6. Konsep timbangan dan ukuran dalam transaksi ekonomi
23. Al-Ghazali (450-505 H/1058-1111 M)
Nama lengkap: Hujjatul Islam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-
Tusi Al-Ghazali
Karya yang terkenal adalahkitab Ihya ‘Ulum al-Din
Kesejahteraan (maslahah) suatu masyarakat tergantung kepada
pemeliharaan lima elemen dasar, yakni agama (al-dien), jiwa (nafs),
keturunan (nasl), harta (maal), dan akal (aql)
Pemikiran Al-Ghazali mengenai ekonomi adalah sebagai berikut:
1. Aktivitas ekonomi harus dilakukan secara efisien
2. Perlunya “mutualitas” dalam pertukaran ekonomi
3. Proses timbulnya pasar berdasarkan kekuatan permintaan dan penawaran
4. Perlunya mengendalikan pertumbuhan penduduk dalam suatu negara.
5. Menolak sistem riba
6. Sangat mengecam perilaku pemalsuan uang.
7. Perlunya lembaga al-Hisbah sebagai badan pengawas aktivitas ekonomi di
pasar
8. Negara menghimpun pendapatan dari seluruh penduduk berdasarkan hukum
Islam
24. Ibnu Taimiyah (661-728 H/1263-1328 M)
Nama lengkap: Taqiyuddin Ahmad bin Abdul Halim
Tentang harga, Ibnu Taimiyah menggunakan dua istilah, yakni
kompensasi yang setara (‘iwadh al-mitsl) dan harga yang setara
(tsaman al-mitsl)
Pemikiran ekonomi Ibnu Taimiyah adalah sebagai berikut:
1. Perlunya penetapan harga, upah dan laba yang adil
2. Perubahan harga yang terjadi di pasar akibat kezaliman pedagang
tidak selalu benar, tetapi ditentukan oleh kekuatan permintaan dan
persediaan.
3. Penetapan harga oleh pemerintah hanya dapat dilakukan apabila
terjadi ketidaksempurnaan atau distorsi di pasar.
4. Fungsi uang hanyalah sebagai penyimpan nilai dan media pertukaran
5. Pemerintah tidak melakukan bisnis dari pencetakan uang serta
mencetak uang fulus yang terlalu banyak, sebab dapat menimbulkan
ketidakstabilan harga dalam perekonomian
25. Ibn Khaldun (732-808 H/1332-1406 M)
Nama lengkap: Abdurrahman Abu Zaid Waliuddin Ibn Khaldun
Karya tulis terkenal Al-Ibar (sejarah dunia), yang terdiri dari tiga buku,
yaitu Muqadimmah, Al-Ibar, dan Al-Ta’rif bi Ibn Khaldun
Pemikiran ekonomi Ibnu Khaldun ialah sebagai berikut:
1. Produksi diorganisasikan secara sosial dan internasional.
2. Organisasi tenaga kerja ini harus dilakukan melalui spesialisasi
3. Pembagian internasional dan sosial yang berakibat pada suatu proses
kumulatif yang menjadikan negeri-negeri yang kaya semakin kaya
dan menjadikan yang miskin lebih miskin lagi.
4. Kekayaan bangsa-bangsa tidak ditentukan oleh jumlah uang yang
dimiliki,tetapi ditentukan oleh produksi barang dan jasa serta neraca
pembayaran yang sehat.
5. Mendukung penggunaan emas dan perak sebagai standar moneter.
6. Variabel penentu bagi produksi adalah populasi, pendapatan, belanja
negara, dan keuangan publik
26. Baqir As-Sadr
Buku yang ditulis: Falsafatuna (Filsafat Kita) dan kemudian
Iqtishaduna
Pemikiran ekonomi Sadr ialah sebagai berikut.
1. Ekonomi Islam adalah sebuah doktrin karena ia membicarakan
“semua aturan dasar dalam kehidupan
2. Agama menjadi sandaran untuk menyeimbangkan kesejahteraan
individu dan publik
3. Individu adaah Islamic man, di mana orientasinya tidak hanya
kehidupan duniawi tetapi juga diisi dengan kehidupan spiritual.
4. Negara yang diwakili oleh wali-e amr memiliki tanggung jawab yang
lebih besar untuk menegakkan keadilan.
5. Zakat bersama instrumen fiskal lainnya dipergunakan untuk
mengentaskan kemiskinan dan menciptakan keseimbangan sosial.
6. Distribusi terbagi atas distribusi sebelum produksi (pre-production
distribution) dan sesudah produksi (post-production distribution)
27. M. Nejatullah Siddiqi
Karyanya:Some Aspect of the Islamic Economy (1970) dan The
Economic Enterprise in Islam (1972)
Pemikiran ekonomi M Nejatullah Siddiqi adalah
1. Meskipun kepemilikan mutlak adalah milik Allah SWT, namun dalam
Islam diperkenankan suatu kepemilikan pribadi
2. Kebebasan untuk berusaha dan berkreasi sangat dihargai
3. Usaha gabungan (joint enterprise) haruslah menjadi landasan
utama dalam bekerja sama
4. Konsultasi dan musyawarah haruslah menjadi landasan utama
dalam pengambilan keputusan publik
5. Negara bertanggung jawab dan mempunyai kekuasaan untuk
mengatur individu dalam setiap keputusan dalam rangka mencapai
tujuan Islam
28. M. A. Mannan
Buku utamanya: Islamic Economics: Theory and Practice
Pemikiran ekonomi M.A Mannan adalah:
1. Tidak boleh ada aset yang menganggur. Setiap aset haruslah
dimanfaatkan secara terus-menerus.
2. Pembayaran zakat diwajibkan apabila telah memenuhi syarat.
3. Penggunaan yang menguntungkan atau penggunaan untuk kegiatan
yang menguntungkan.
4. Penggunaan aset tidak boleh untuk hal-hal yang dapat memba-
hayakan baik bagi dirinya maupun orang lain.
5. Kepemilikan kekayaan secara sah.
6. Penggunaan yang seimbang.
7. Keuntungan dari penggunaan yang benar serta tidak diperkenankan
konsentrasi kekayaan kepada sekelompok masyarakat.
8. Penerapan hukum Islam tentang warisan
29. Monzer Kahf
Buku :“The Islamic Economy: Analytical Study of the Functi-
oning of The Islamic Economic System
Pemikiran ekonomi Monzer Kahf
1. Hak memiliki didasarkan pada dan mencakup kesempatan
untuk memanfaatkannya
2. Pentingnya penggunaan hak milik secara tepat
3. Hak memiliki dibatasi oleh umur pemiliknya
4. Barang-barang tertentu, seperti sumber daya alam, tidak
dapat dimiliki secara pribadi, dan menjadi milik
masyarakat secara keseluruhan
32. الوضعي االقتصاد كان اذا الشامل االسالم نظام من جزء االسالمي االقتصاد ان
-
بسبب
نشأته ظروف
-
ارتباطه هو االسالمي االقتصاد يميز ما أهم فان الدين عن تماما انفصل قد
شريعة و عقيدة االسالم بدين التام
Sesungguhnya ekonomi Islam adalah bagian integral dari
sistem Islam yang sempurna. Apabila ekonomi konvensional
–dengan sebab situasi kelahirannya- terpisah secara
sempurna dari agama. Maka keistimewaan terpenting
ekonomi Islam adalah keterkaitannya secara sempurna
dengan Islam itu sendiri, yaitu aqidah dan syariah. (Prof. Dr.
Ahmad Muhammad ‘Assal & Prof.Dr. Fathi Ahmad Abdul Karim, An-
Nizham al-Iqtishadi fil Islam, Cairo, 1977, hlm.17-18)
33. ال فانه الشامل االسالم من جزءا كان واذا
من االسالمية االنظمة بقية عن فصله يمكن
أخالق و وعبادة عقيدة
Apabila ekonomi Islam menjadi bagian dari Islam yang sempurna, maka tidak
mungkin memisahkannya dari sistem aturan Islam yang lain ; dari aqidah, ibadah dan
akhlak (Mabahits fil Iqtishad al-Islamiy, hlm. 54)
34. هذا على وبناء
ينبغي ال فانه
ندرس ان لنا
االقتصاد
االسالمي
عقيدة عن مستقال
الشريعة من جزء االسالمي االقتصادي النظام ألن شريعته و االسالم
ويرتبط
كذالك
بالعقيدة
أساسيا ارتباطا
Berdasarkan ini, maka tidak boleh kita mempelajari
ekonomi Islam secara berdiri sendiri yang terpisah dari
aqidah Islam dan syariahnya, karena sistem ekonomi
Islam bagian dari syariah Islam. Dengan demikian ia
terkait secara mendasar dengan aqidah (Prof. Dr. Ahmad
Muhammad ‘Assal & Prof.Dr. Fathi Ahmad Abdul Karim, An-Nizham al-Iqtishadi
fil Islam, Cairo, 1977, hlm.17)
35. نفسها المعامالت أن على العلماء أتفق قد
ضرورة
بشرية
Ulama sepakat bahwa muamalat itu sendiri adalah
masalah kemanusiaan yang maha penting
(dharuriyah basyariyah)
Halaman
14
36. Dalam konteks ini Allah Berfirman :
َبَاء ُدُبَْعيَام َكُرْتَّن نَأ َكُرُمْأَت َكُتَاوََلصَأ ُبْيَع ُ
َاشي واُالَق
ْوَأ آَنُآؤ
اَنِلاَوْمَأ يِف َلَعْفَّن نَأ
اُاؤ َ
شَناَم
ُديِشَّرال ُميِلَحْال َنتَأل َكَّنِإ
Mereka berkata, “Hai Syu’aib, apakah agamamu yang
menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yang
disembah oleh nenek moyang kami atau melarang kami
memperbuat apa yang kami kehendaki tentang harta
kami. Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang
penyantun lagi berakal”
37. Masih kitab Al-Muamalah fil Islam
كما السالم عليهم االنبياء في مطردة سنة وهذه
تعالى قال
Artinya : Muamalah ini adalah sunnah yang terus-menerus
dilaksanakan para Nabi AS, sebagaimana firman Allah (hlm.16)
38. ان
الشريعة شقى
االسالمية
هما و
و العبادات
و عضويا ارتباطا يرتبطان المعامالت
البعض ببعضهما موضوعيا
Sesungguhnya dua sisi syariah Islam ialah ibadat dan
muamalat. Keduanya terkait laksana satu tubuh dan
keduanya satu tujuan, (yaitu dalam rangka ibadah dan
ketaatan kepada Sang Khalik Allah Swt).
(Samir Abdul Hamid Ridwan, Aswaq al-Awraq al-Maliyah, IIIT, Cairo, 1996, hlm. 166)
40. No Nama Kitab Hadits Jumlah Hadits
Ekonomi
Keterangan
1 Shahih Bukhari 199 Al-Buyu’. Al-ijarah, Salam,dll
2 Shahih Muslim 115 Kitab al-buyu’
3 Sh. Ibn Hibban 179 Buyu’dan Al-Ijarah
4 Sh.Ibn Khuzaimah 300-an Al-buyu’
5 Sunan Abu Daud 290 Kitab al-Buyu’
6 Sunan at-Tirmizi 117 Kitab al-Buyu’
7 Sunan al-Nasa’iy 254 Kitab al-Buyu’
8 Sunan Ibnu Majah 170 Kitab at-Tijarah
9 Sunan al-Darimi 94 Kitab al-buyu;
10 Sunan Baihaqi 1145 Kitab al-buyu’dan al-ijarah
11 Muwatta’Malik 78 Buyu’,ijarah, musaqat
12 Musannaf Ibn Abi
Syaibah
1000-an 639 Bab
13 Musannaf A.Razzaq 1354 Kitab al-Buyu’
14 Mustadrak al-Hakim 245 Kitab al-buyu’
41. Belum termasuk Kitab Subulus Salam,
Bulughul Maram dan Nailul Authar serta
kitab hadits terbesar Musnad Ahmad bin
Hanbal
42. Kebangkitan Kembali Studi Ekonomi Islam
Kesadaran dan keinginan umat Islam untuk
menghidupkan kembali ajaran muamalah maliyah yang
bersumber Alquran & Sunnah
Terbebasnya negeri-negeri muslim dari penjajahan
Ditemukannya sumber minyak di Timur Tengah sehingga
melahirkan negara-negara kaya (petro dolar)
Kegagalan kapitalisme dalam menciptakan kesejahteraan
yang berkeadilan.
44. FALSAFAH EKONOMI ISLAM
“Dan carilah apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan
janganlah kamu melupakan bagianmu dari
(kenikmatan) dunia dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan
di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”
(al-Qashash 77)
45. Falsafah Ekonomi Islam
1. Kegiatan ekonomi diorientasikan bagi pencapaian
kebahagiaan hidup di akhirat
2. Ekonomi diarahkan bagi tercapainya kesejahteraan,
kemajuan material dan kebahagiaan hidup manusia di
dunia
3. Kegiatan ekonomi harus dilakukan dalam pola interaksi
sesama manusia secara baik
4. Harus dihindari kegiatan ekonomi yang merusak fisik
maupun tatanan kehidupan manusia
47. Pengertian Ekonomi Islam
Ekonomi Islam adalah
suatu cabang ilmu pengetahuan yang berupaya untuk memandang,
menganalisis, dan akhirnya menyelesaikan permasalahan ekonomi dengan
cara-cara Islami (cara-cara yg didasarkan atas ajaran Islam yaitu berlandaskan
Al Quran dan Sunah Nabi)
48. Difinisi Ekonomi Islam
adalah ilmu yang mempelajari usaha manusia untuk mengalokasikan dan
mengelola sumberdaya untuk mencapai falah berdasarkan pada prinsip-prinsip
& nilai-nilai Al Quran dan Sunnah
49. Ekonomi Islam sebagai suatu Ilmu &
Norma
Dalam mempelajari Ekonomi Islam merupakan suatu hal
yang penting dalam memahami terminologi :
1. Positive economics (membahas kenyataan yang
terjadi)
2. Normative economics (membahas apa yang
seharusnya terjadi atau apa yang seharusnya dilakukan
Alfred Marshal
50. Pernyataan normatif.
Kemiskinan di negara-negara berkembang tidak seharusnya semakin
memburuk.
Pernyataan positive.
Kemiskinan di negara-negara berkembang semakin buruk
51. Ekonomi konvensional
1. Aspek positif dan aspek normative terpisah.
2. Fakta ekonomi merupakan suatu independen terhadap norma.
3. Tidak ada kausalitas antara norma dan fakta.
atau realitas ekonomi merupakan suatu yg bersifat independen, dan karena
bersifat objective dan akhirnya berlaku universal
52. Contoh pernyataan :
Hukum penawaran,
jika suatu barang meningkat, maka jumlah barang
yang ditawarkan meningkat.
cateris paribus adalah pernyataan positif
Hukum tersebut berlaku karena para produsen
memandang bahwa kenaikkan harga barang adalah
kenaikkan pendapatan, dan motivasi produsen adalah
mencetak pendapatan (keuntungan) setinggi
tingginya
produsen mengharuskan mencari keuantungan
maksimum adalah pernyataan normative
53. Ekonomi Islam pada dasarnya mengedepankan pendekatan integratif antara
normative economics dan positif economics.
Islam menempatkan nilai yang tercermin dalam etika pada posisi yang lebih
tinggi, jadi etika harus menjadi kerangka awal dalam ilmu ekonomi (etika
lah yg harus menguasai ekonomi, bukan sebaiknya)
54. Metodologi Ekonomi Islam
Konsep Rasionalitas Islam.
Etika & Rationalitas Ekonomi Islam.
Syariah, Fiqh dan Ekonomi Islam.
Kerangka Metodologis Ekonomi Islam
55. Konsep Rasionalitas Islam
Asumsi dalam analisis ekonomi didasarkan pada pertimbangan
rasionalitas.
Argumentasi yg dibangun memenuhi kaidah-kaidah logika & diterima
akal serta diterima secara universal
56. Konsep Rasionalitas Islam
Kaidah umum dan universal, sesuai dengan universalitas islam dalam konsep
ekonomi Islam adalah setiap pelaku ekonomi harus :
a. bertujuan untuk mendapatkan mashlahah.
b. tidak melakukan kemubaziran.
c. Berusaha meminimize resiko.
d. Dihadapkan pada ketidak pastian.
57. Etika & Rasionalitas Enomi Islam
Aspek moral & etika dalam ekonomi konvensional
adalah batasan ilmu ekonomi (kerena perilaku etis
dipandang sebagai perilaku yg tidak rasional).
Ekonomi Islam mempelajari perilaku ekonomi pelaku
ekonomi yg rasional islami, sehingga standar moral
perilaku ekonomi didasarkan pada ajaran islam
bukan didasarkan pada nilai-nilai yg dibangun oleh
kesepakatan sosial
58. Syariah, Fiqh & Ekonomi Islam
Sikap rasional Islam mendorong pelaku ekonomi
islami untuk mencari informasi agar dapat meraih
fallah.
Sumber informasi meliputi dua hal :
1. ayat kauniyah (fakta empiris).
2. ayat qauliyah (sumber yg berasal langsung dari
sang pencipta)
59. Syariah, Fiqh & Ekonomi Islam
Syariah diartikan sebagai seperangkat peraturan atau ketentuan Allah untuk
manusia yg disampaikan melalui rasulNya
Untuk memahami syariah diperlukan tiga hal mendasar :
1. keimanan.
2. moral.
3. fiqh (sumber hukum)
60. Syariah, Fiqh & Ekonomi Islam
Fiqh (sumber hukum) yang diakui ahli hukum Islam yang utama/pertama
terdiri dari :
a. Al Quran.
b. Sunnah.
c. Ijma (Kesepakatan bersama para ulama)
d. Qiyas (analogi masalah terhadap hukum yg terdapat dalam Al
Quran & Sunnah)
Sumber hukum yang kedua yg diakui ahli hukum Islam adalah :
a. Istihsan (pertimbangan kepentingan hukum)
b. Mashlahah mursalah (pertimbangan kepentingan umum)
c. Istishab (meneruskan hukum yg sudah berjalan sblm muncul
hukum baru
d. Urf (membiarkan tradisi yg tidak bertentangan dg syariat)
61. Kerangka Metodologi Ekonomi Islam
Kebenaran & kebaikan.
Metodologi ilmu alam vs Metodologi ilmu sosial.
Objek ekonomi Islam (bagan terlampir).
62. Quran & Sunah
Ushul Fiqh & Qawaid
Syariah
Akidah Akhlak
Fiqh Muamalah
-Nilai Ekonomi Islam
-Prinsip Ekonomi Islam
Sejarah
Islam
Metode
Deduksi
Realitas
ekonomi
Metode
Induksi
Teori
Ekonomi
Konsumsi
Produksi
Distribusi
Makro Ekonomi
Kerangka Metodologis Ekonomi Islam
63. Karakteristik Ekonomi Islam
Tujuan ekonomi Islam.
Moral sebagai pilar ekonomi Islam
Nialai-nilai dasar ekonomi Islam
Prinsip ekonomi dalam Islam
Basis kebijakan ekonomi islam
Paradigma ekonomi islam
64. Tujuan ekonomi Islam.
Fallah (bahagia dunia – akhirat)
Hayyah thayibah (baik & terhormat)
Mashlahah al ibad (kesejahteraan hakiki)
65. Moral sebagai pilar ekonomi Islam
Nilai ekonomi Islam.
konsisten, jujur, adil, santun, transparan dll.
Prinsip ekonomi Islam.
memenuhi kaedah-kaedah fikih baik rukun, syarat dan
implementasinya
66. Nialai-nilai dasar ekonomi Islam
Adl
1. persamaan kompensasi.
2. persamaan hukum.
3. moderat.
4. proporsional
Khilafah (tanggung jawab) sebagai khalifah dimuka bumi
yg meliputi tanggung jawab :
1. berperilaku ekonomi dg cara yg benar.
2. mewujudkan mashlahah maksimum
3. perbaikan kesejahteraan setiap individu
Takaful (penjamina masyarakat) yg meliputi jaminan :
1. pemilikan & pengelolaan sumber daya oleh individu.
2. menikmati hasil pembangunan untuk setiap individu.
3. membangun keluarga sakinah bagi setiap individu.
4. amar ma’ruf nahi munkar
67. Prinsip ekonomi dalam Islam
Kerja.
Kompensasi.
Efisiensi.
Profesionalisme.
Kecukupan.
Pemerataan kesempatan.
Kebasan.
Kerjasama
Persaingan.
Keseimbangan.
Solidaritas.
Informasi simetri
68. Basis kebijakan ekonomi islam
Penghapusan riba.
Pelembagaan zakat.
Pelarangan gharar.
Pelarangan yang haram
69. Paradigma ekonomi islam
Pradigma berpikir & berperilaku (behaviour
paradigm).
adalah spirit dan pedoman masyarakat dalam berperilaku , yaitu nilai-nilai
ekonomi Islam
Paradigma umum (grand patern)
adalah gambaran yang mencerminkankeadaan suatu masyarakatyg berpegang
teguh pada paradigma perilaku.
Misalnya : Paradigma yg terbentuk dari kapitalisme adalah individu
meterialisme dalam berpikir & mekanisme pasar
71. Hidup di Dunia
Ke Mana?
Dari Mana?
Mati
Lahir
Untuk Apa?
Kehidupan
sebelum
dunia
Kehidupan dunia
Kehidupan
setelah Dunia
Hubungan antar tiga simpul
73. Harus dijawab
Jawaban dari simpul besar, sebagai
Aqidah
Fikrah kulliyah
Qaidah fikriyah
Al-Nadzratu fi al-hayati al- dunya
Mempengaruhi gaya hidup
Menentukan kualitas hidup
74. ADA DUA MACAM JAWABAN
JAWABAN ISLAM
Manusia diciptakan Allah
Hidup untuk beribadah kepada-
Nya
Setelah mati akan hidup abadi
di alam akherat: di sorga atau
neraka
Tergantung hidupnya di dunia:
beriman atau tidak; bila
beriman, taat atau tidak
(Sumber: wahyu Allah)
JAWABAN SEKULER
Manusia diciptakan Tuhan
Hidup untuk mencari kepuasan
jasmani
Setelah mati, akan ada hidup
yang abadi di alam lain (?),
atau pasti di sorga karena
sudah diampuni
Alam nanti tidak ada hubungan
dengan sekarang (?)
(Sumber: pemikiran spekulatif)
75. MANA JAWABAN YANG BENAR?
Yang benar adalah yang bersumber dari al-Qur’an
Pemikiran spekulatif tidak berdasar. Nilainya bisa benar
bisa salah
Tapi bila terdapat sumber yang pasti benar, maka
pemikiran spekulatif tentang hakekat hidup di dunia pasti
salah adanya.
77. UNTUK APA MANUSIA HIDUP?
BERIBADAH KEPADA ALLAH
Makna ibadah adalah tha’atullah wa khudlu’u lahu wa iltizamu
ma syara’a minaddini (taat kepada Allah tunduk padanya dan
berpegang teguh pada apa yang telah disyariatkan di dalam
agama Islam)
Jadi, kehidupan dunia dengan sebelumnya terikat dengan
hubungan penciptaan, perintah dan larangan (shilatu al-khalq
dan shillatul awamir wan nawahi )
Kehidupan dunia dengan sesudahnya terikat dengan
kebangkitan dan perhitungan (shilatul ba’tsi wan nushur dan
shillatul muhasabah)
80. KE MANA SETELAH MATI
Keyakinan Perbuatan Balasan
1. Muslim Taat Kekal di Surga
2. Muslim Ingkar Neraka lalu Surga
3. Kafir Kekal di Neraka
Dibangkitkan kembali (Al Mukminun:15-16)
Dihisab, atas keyakinan dan perbuatannya di dunia
Tiga prototipe manusia dan balasannya
81. Dalil ….
Tipologi 1 (Al Bayyinah:7-8)
“Sesungguhnya orang-orang beriman dan beramal shaleh mereka itu adalah sebaik-
baik makhluq. Balasan mereka adalah surga adn yang mengalir sungai-sungai di
bawah. Mereka kekal di dalamnya selamanya”
Tipologi 2
“… Allah memerintahkan para malaikat mengentas dari neraka itu orang-orang
yang tidak pernah sekalipun melakukan perbuatan syirik. Yaitu mereka yang berucap
Laa ilaaha illallah. Orang-orang ini dapat diketahui melalui ciri khasnya, yakni di
wajahnya ada bekas sujud….. (HR. Muslim dari Abu Hurairah RA)
Tipologi 3 (Al Bayyinah 6)
“Sesungguhnya orang-orang kafir, yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan
masuk) ke neraka jahannam, mereka kekal di dalamnya. Mereka adalah seburuk-
buruk makhluq”.
82. KEADAAN DI AKHIRAT
TIPOLOGI 1 Bahagia
TIPOLOGI 2 Menyesal kurang banyak beramal (al-
fajr:24)
TIPOLOGI 3 Menyesal lebih baik jadi tanah
(An naba’:40)
84. Sebelum dunia Sesudah dunia
Hubungan dengan
kehidupan dunia
Penciptaan Kebangkitan
Perintah dan Larangan Perhitungan
Hubungan 3 fase
kehidupan
85. DUA GAYA HIDUP
GAYA HIDUP ISLAMY
Hidup untuk beribadah
Landasan iman
Tolok ukur perbuatan aturan Islam
(halal dan haram)
Orientasi hidup akherat dan dunia
Untuk untuk kemuliaan diri,
keluarga, umat dan perjuangan
agama (dakwah)
Makna kebahagiaan: ridha Allah
GAYA HIDUP SEKULER
Hidup untuk mencari kesenangan
jasmani
Landasan hawa nafsu
Tolok ukur perbuatan: manfaat
Orientasi hidup dunia semata
Hidup untuk kepentingan diri dan
keluarga sendiri
Makna kebahagiaan: tercapainya
kepuasan jasmani
86. AKTUALISASI IBADAH TERUJUD PADA
KETERIKATAN MUSLIM PADA ATURAN ISLAM
Dalam urusan keimanan (mantap dan murni atau tidak syirik)
Dalam urusan ibadah mahdah (taat selalu)
Dalam urusan akhlaq (mulia)
Dalam urusan makanan dan minuman (halal dan thayib selalu)
Dalam urusan pakaian (menutup aurat)
Dalam urusan keluarga (sakinah)
Dalam urusan pekerjaan (profesional)
Dalam urusan masyarakat (peduli)
Dalam urusan dakwah (aktif terlibat)
87. Pemikiran dan Hukum tentang
- Kepemilikan
- Pemanfaatan kepemilikan
- Distribusi kekayaan
- Politik Ekonomi
- Ekonomi privat (fiqh muamalah iqtishadiyah)
- Moneter
- Kelembagaan ekonomi Islam
- Manajemen
- Sumberdaya manusia
88. 1. Muamalah iqtishadiyah diselenggarakan secara suka rela.
2. Dilakukan dengan akhlaq karimah.
3. Tidak boleh ada yang mendzalimi dan didzalimi.
4. Hukuman buat yang melakukan pelanggaran.
5. Dalam bermuamalah harus dilakukan dengan benar.
6. Pembelaan terhadap yang didzalimi.
7. Amar ma’ruf nahi mungkar di tengah kegiatan ekonomi masyarakat.
8. Muamalah iqtishadiyah secara Islami dilakukan demi kebaikan bersama
9. Tegaknya selalu sistem ekonomi Islam dan ketaatan para pelaku ekonomi
mutlak diperlukan
10. Individu yang melanggar syariah dalam ekonomi pasti akan menimbulkan
kerusakan
11. Apalagi bila sistem ekonomi Islam diabaikan pasti akan timbul kerusakan di
dunia dan siksaan pedih di akhirat
90. I- Hakikat Ekonomi:
Istilah Ekonomi:
Eko (mengatur) dan Nomos (rumah tangga) = Greek (Yunani Kuno); Maka,
ekonomi berarti kegiatan mengatur urusan harta kekayaan, baik yang berkaitan
dengan: (1) memperbanyak jumlah, dan (2) menjaga pengadaannya, maupun (3)
tatacara pendistribusiannya kepada masyarakat.
Bidang Ekonomi
Ilmu Ekonomi Sistem Ekonomi
Memperbanyak jumlah, dan
menjaga pengadaannya
(Faktor Produksi)
Tatacara distribusi kekayaan di tengah
masyarakat
(Pemikiran dan Konsep Ekonomi)
93. Kebutuhan
per Individu
Kebutuhan
Kelompok
Kebutuhan Pokok
(Primary Needs)
Kebutuhan Sekunder
(Scondary Needs)
Kebutuhan Mewah
(Luxury Needs)
Human Needs
Kebutuhan
Manusia
Pendidikan (Needs
for Education)
Kesehatan (Needs
for Health)
Keamanan (Needs
for Savety)
Wajib Dipenuhi
Tidak Wajib
tapi Dibantu
Wajib Dipenuhi
Khilafah
Islam
• Kebijakan Ekonomi Islam:
94. II- Kepemilikan :
Definisi Kepemilikan:
Izin pembuatan syariat (as-syari’) untuk memanfaatkan zat dan jasa tertentu, yang
menyebabkan pemiliknya berhak mendapatkan kegunaan (utility)-nya, serta
mendapatkan kompensasi darinya.
Kepemilikan
(Ownership)
Kepemilikan Umum
(Public Ownership)
Kepemilikan
Negara (State’s
Ownership)
Kepemilikan
Individu (Private
Ownership)
Hukum syara’ yang berlaku untuk
barang dan jasa, dimana pemiliknya
berhak memanfaatkan dan mendapat
kompensasi darinya
Izin pembuat syariat (as-syari’)
kepada suatu kelompok untuk sama-
sama memanfaatkan benda.
Harta yang merupakan hak seluruh
kaum Muslim, sedangkan
pengelolaannya menjadi wewenang
Khalifah.
Bentuk Kepemilikan:
95. Tatacara Memiliki:
Batil (Salah)
Shahih (Benar)
Manusia
Hubb at-Tamalluk:
Keinginan untuk
memiliki
Gharizah al-Baqa’:
Naluri Survival
Hajat ‘Adhuwiyah:
Kebutuhan Jasmani
Kaifiyah Tamalluk:
Sebab Pemilikan
Kammiyah
Tamalluk:
Pembatasan
Jumlah
Hurriyah Tamalluk:
Kebebasan Hak
Mlk
Islam
Sosialisme
Kapitalisme
96. Sebab Kepemilikan Islam:
Bekerja
Kebutuhan Harta
Penyambung Hidup
Pemberian
Negara
Waris
Harta yang
Diperoleh tanpa
Kompensasi
Sebab
Kepemilikan
(Asbab at-Tamalluk)
Menghidupkan
Tanah Mati
Menggali
Kandungan
Bumi
Berburu
Makelar
Mudharabah
Musaqat
Ijarah
Cara memperoleh harta yang sebelumnya belum menjadi
hak milik, atau memperoleh harta yang belum dimiliki
sebelumnya.
97. III- Disposisi (Tasharruf):
Disposisi
(Tasharruf)
Kepemilikan
Barang dan
Jasa
Infaq
(Perbelanjaa
n)
Pengembang
an Harta
Hukum Syara’
dalam
Memanfaatkan
Barang dan Jasa
Faktor Hubungan: Wasiat,
Hadiah
Faktor Nafkah: Ayah
kepada anak
Yang Diperoleh dgn Mengubah
Bentuk
Tanah
Harta yang Diperolah dari
Pertukaran
Pertanian (Zira’ah)
Perdagangan (Tijarah)
Perindustrian (Shina’ah)
98. Hukum Tanah Pertanian:
Intensifikasi Tanah
Pertanian
Ekstensifikasi Tanah
Pertanian
Pengembangan
Tanah Pertanian
Sebab Kepemilikan
Wajib Mengelola Tanah
Pertanian
Haram Menyewakan
Tanah Pertanian
Ihya’ al-Mawat:
Menghidupkan Tanah Mati
Iqtha’ ad-Dawlah:
Pemberian Negara pd
Petani
Pembelian Lahan
Tahjir: Memagari
Sebab
Pengembangan
100. Hukum Perindustrian:
ْيِتَّلا ِةَدَاالم َمْكُح ُذـُخأَي ِعَـنْصَمال ُمـْكُح
اَهُعـَنْصَي
:
Hukum pabrik (kilang) mengikuti hukum barang yang
diproduksinya.
Hukum Pabrik
dan Kilang
Milik Umum
Milik Negara
Milik Individu
Hukum Produk
(Barang yang
Diproduksi)
Produk Halal
(Pabrik /
Kilang yang
halal)
Produk
Haram
(Pabrik /
Kilang yang
haram)
101. Hukum Syarikah:
Syarikah adalah akad antara dua orang atau lebih, yang keduanya
sepakat untuk melakukan kerjasama dalam bentuk kekayaan
dengan tujuan untuk mencari keuntungan.
Akad Syar’i:
Ijab dan Qabul
Obyek Akad:
Sesuatu yang Bisa
Diakadkan
Sepakat
Melakukan
Syarikah dalam
Urusan Tertentu
Sepakat
Melakukan
Syarikah
Sepakat
Memberikan
Modal
Hukum Syarikah
dalam Islam
Barang
Jasa
Sah
Belum
Sah
Sah
Orang yang Boleh
Melakukan
Tasharruf
102. Syarikah ‘Inan: Badan-
Badan(+)Harta
Syarikah Abdan:
Badan-Badan(-)Harta
Mudharabah:
Badan(+)Harta
Syarikah Wujuh:
Badan-Badan(+)Harta
Orang Lain
Badan-Badan(+)Harta
Pembelian Berdua
Mufawadhah:
Gabungan Syarikah
Syarikah Amlak:
Zat Barang
Bentuk Syarikah
dalam Islam
Syarikah Uqud:
Pengembangan Harta
Semua Kerugian
Dikembalikan kepada
Harta dan Pemiliknya,
Sementara Keuntungan
Milik Kedua Belah Pihak.
Pemburan
Syarikah
Gila
Mati
Mahjur
Dibubar
kan
Sepihak
103. Hukum Syarikah Kapitalis:
Hukumnya Haram
Perseroan FIRMA:
Badan-Badan
Dagang
Perseroan Terbatas:
Bentuk Syarikah
Kapitalis
Koperasi:
Asuransi:
Kerjasama
Penjaminan
Bertentangan dengan
Syarat Syarikah Islam
Bertentangan dengan
Fakta Akad Syar’i
Bertentangan dengan
Obyek Akad Syar’i
Tidak Dijalankan oleh
Badan tapi Modal
104. Tasharruf yang Diharamkan:
Isyraf - Tabdzir
Taraf (Foya-foya)
Taqtir (Kikir-Bakhil)
Judi
Riba
Syarikah Kapitalis
Ghabn Fakhisy
Tadlis
Ihtikar
Mematok Harga
Tasharruf yang
Diharamkan
Pengembangan
Harta:
Infaq:
105. IV- Kepemilikan Umum:
Izin pembuat syariat (as-syari’) kepada suatu kelompok untuk
sama-sama memanfaatkan benda.
Bentuk dan Ciri
Harta Milik Umum
Fasilitas Umum: Hilangnya Fasilitas
Umum ini Menyebabkan Sengketa
bagi Masya-rakat
Sumber Daya Alam: Sumber yang
Sifat Pembentukannya Menghalangi
Dimiliki Secara Perorangan
Bahan Tambang yang Tidak
Terbatas: Seperti Air, Minyak, Emas,
dll.
Privatisasi
Haram
106. Hima dan Pemeliharaan Fasum:
Hima adalah tempat yang dipertahankan, kebalikannya Mubah (tempat
yang dibiarkan).
Hima adalah fasilitas atau harta milik umum yang dimonopoli oleh pihak
tertentu, sehingga orang lain tidak bisa memanfaatkannya sesuai dengan
fungsi asalnya. Seperti jalan, air, udara, dll. Islam telah membatalkan
monopoli seperti ini, yang disebut hima, sehingga fasum tersebut kembali
kepada fungsi asalnya.
Larangan Hima (proteksi) tersebut berlaku untuk dua hal: (1) tanah mati,
yang bisa dihidupkan dan dipertahankan oleh setiap individu; (2) fasilitas
umum yang sama-sama dibutuhkan oleh banyak orang, seperti air, padang
dan api. Tapi, tidak bagi negara. Negara boleh memproteksi dua hal di atas.
Rasulullah saw. pernah memproteksi (hima) tanah Naqi’ yang memiliki
sumber air dan tanaman yang subur. Tanah tersebut diproteksi oleh Rasul
dari orang yang hendak menghidupkan dan memanfaatkannya, selain untuk
menggembala kuda-kuda perang mereka.
107. V- Kepemilikan Negara:
Harta yang menjadi hak seluruh kaum Muslim, sementara
pengelolaannya menjadi kewenangan khalifah, dimana dia bisa
mengkhususkan sesuatu kepada sebagian kaum Muslim
berdasarkan pandangan dan ijtihadnya.
Fai’, Ghanimah, Anfal: Ghanimah dan Anfal adalah harta rampasan yang
diperoleh melalui peperangan. Sementara Fai’ adalah harta rampasan yang
ditinggalkan musuh, tanpa melalui peperangan.
Khumus: khumus di sini adalah seperlima dari harta rampasan perang (ghanimah).
Kharaj: Hak kaum Muslim yang ditetapkan pada tanah yang telah dijadikan
rampasan perang dari kaum Kufar, baik melalui peperangan, maupun perdamaian.
Jizyah: hak yang diberikan oleh Allah dari kalangan kaum Kufar kepada kaum
Muslim karena ketundukan mereka kepada sistem Islam.
Dharibah dan ‘Usyur (Bea Cukai): Harta yang diwajibkan oleh Allah kepada kaum
Muslim untuk dibelanjakan pada kebutuhan yang diwajibkan kepada mereka,
sementara tidak ada harta di Baitul Mal.
Harta haram: Hasil korupsi, keuntungan dari perdagangan yang diharamkan,
seperti Narkoba, dll.
Harta Kalalah:
Harta Orang Murtad
108. Baitul Mal:
Sumber Pemasukan Pos-pos Pengeluaran
Fai’
Ghanimah, dan Anfal
Khumus
Kharaj
Jizyah
Dharibah dan ‘Usyur (Bea
Cukai)
Harta haram
Harta Kalalah
Harta Orang Murtad
Zakat
Ashnaf Delapan: Fakir, Miskin,
Gharim, Ibn Sabil, Budak, Jihad,
Amil, Muallafah al-Qulub
Kebutuhan tetap: Fakir, Miskin,
Ibn Sabil, dan Jihad.
Kompensasi: gaji PNS, TNI, dll.
Kebutuhan Non Kompensasi:
fasum, seperti masjid, jalan raya,
sekolah, rumah sakit, dll.
Kebutuhan Non Kompensasi
Sekunder
Dana Emergency: Bencana
alam, serangan musuh, dll..
109. Penyusunan APBN:
APBN disusun pertahun oleh
pemerintah disahkan oleh
Parlemen
RAPBN diajukan oleh
pemerintah melalui Menteri
Keuangan kepada Panitia
Anggaran Parlemen
Setelah jadi APBN, dikeluarkan
peraturan perundang-undangan
untuk mengesahkan APBN
Sistem Kapitalis Sistem Khilafah
APBN tidak disusun pertahun
oleh pemerintah, dan tidak perlu
disahkan oleh Majlis Ummah,
karena pendapat mereka tidak
mengikat Khalifah.
Ketentuan APBN, sumber dan
pos-posnya telah diatur oleh
hukum syara’, dan di sini
berlaku ijtihad khalifah. Khalifah
juga tidak perlu mengeluarkan
peraturan baru, karena
hukumnya sudah tetap..
111. Tujuan konsumsi islami
Sebagai sarana wajib penolong untuk beribadah
Sebagai bentuk syukur kepada Allah
Jika diniatkan ibadah, maka bisa bernilai ibadah meskipun mubah
112. Konsep konsumsi islami
Konsumsi secara umum didefinisikan dengan penggunaan barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Perbedaan mendasar dalam konsumsi islam adalah jenis yang dikonsumsi,
tujuan pencapaian dan cara pencapaian tujuan harus sesuai syariah
islamiyyah.
113. Urgensi konsumsi islami
Konsumsi islam adalah untuk kehidupan
Konsumsi islam untuk memenuhi kebutuhan dasar dan atasi kemiskinan
Dilarang batasi konsumsi meski untuk tujuan ibadah (puasa dahr/wishol)
Darurat, boleh yang haram (Al-An’am:145)
114. Perilaku konsumen
Perilaku konsumen diartikan sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam
mendapatkan, mengonsumsi dan menghabiskan produk atau jasa
115. Perilaku konsumsi orang muslim
didasarkan atas pertimbangan:
1. Manusia tidak kuasa mengatur secara detail
permasalahan ekonomi masyarakat atau negara. Karena
ketidakmampuan manusia mengkondisikan kebutuhan
hidupnya berdasarkan tempat dimana manusia hidup.
Keyakinan umat muslim bahwa Allah akan memenuhi
kebutuhan manusia (QS. An-Nahl ayat 11).
Artinya: “Dia menurunkan air dari langit, diantaranya
untuk minuman kamu dan diantaranya untuk tumbuh-
tumbuhan, di sana kamu menggembalakan ternakmu. Dia
tumbuhkan untukmu dengan air itu tanaman, zaitun,
kurma dan bermacam-macam buah-buah”
116. Pola konsumsi didasarkan atas kebutuhan, bukan
preferensi semata, sehingga terhindar dari boros dan
pengaruh pola konsumsi yang tidak perlu
Orang muslim sadar akan kehidupan bermasyarakat,
sehingga dalam berkonsumsi dituntut untuk saling
menghargai dan menghormati sesamanya sehingga
terhindar dari kesenjangan sosial.
117. TEORI NILAI GUNA
Teori kepuasan dalam ekonomi dalam mengkonsumsi suatu
barang dinamakan utility / nilai guna
Nilai guna dibagi menjadi dua: nilai guna total (Total
utility) dan nilai guna tambahan (Marginal Utility)
Nilai guna total adalah jumlah seluruh kepuasan yang
diperoleh dalam mengkonsumsi sejumlah barang tertentu.
Nilai guna marginal adalah pertambahan atau
pengurangan kepuasan sebagai akibat dari pertambahan
atau pengurangan penggunaan suatu unit barang
118. Tabel nilai guna
Jumlah kurma yang
dimakan
Nilai guna total Nilai guna marginal
0 0 -
1 15 25
2 40 20
3 55 15
4 70 15
5 75 5
6 78 3
7 79 1
8 78 -3
9 75 -5
10 70 -15
119. Tabel di atas menunjukkan bahwa sampai konsumsi
yang ke tujuh menunjukkan nilai guna marginal positif.
Ketika makan kurma yang ke delapan nilai guna
marginal menjadi negatif. Artinya bahwa kepuasan
seseorang tidak didasarkan pada banyaknya barang
yang dikonsumsi, tetapi didasarkan atas kemampuan
fisik manusia dalam menggunakan barang yang
dikonsumsinya dalam melangsungkan hidup. Hukum ini
dikenal dengan The law diminishing return (Nilai guna
yang semakin menurun). Apabila konsumsi ditambah
terus, maka nilai guna total akan menjadi semakin
sedikit.
120. Pendekatan prinsip pemaksimuman nilai
guna 1. Kurva Kepuasan yang sama (Indifference Curve)
Adalah suatu kurva yang menggambarkan gabungan
dari dua barang yang akan memberikan kepuasan yang
sama besar.
Contoh umat muslim dalam mengkombinasikan
kebutuhan makanan dan pakaian. Kombinas
i
Jumlah barang
Makanan Pakaian
A 20 1
B 16 2
C 12 4
D 10 6
E 8 8
F 5 10
121. Prinsip konsumsi islami
Prinsip syariah
Prinsip kuantitas
Prinsip prioritas
Prinsip sosial
Prinsip lingkungan
Prinsip larangan meniru
122. Prinsip syariah
Prinsip akidah
Keimanan terhadap akhirat (Muhammad:15, Al-Baqoroh:261,245)
Semua sumberdaya adalah anugerah dan amanah, mutlak milik Allah
Prinsip ilmu (akhlak konsumsi islam)
Prinsip amal (implementasi ilmu)
123. Prinsip kuantitas
Sederhana (qonaah dan wasathon),
cukup, tidak berlebihan (Al-A’rof:31), tidak boros, tidak mewah, tidak
mubadzir, tidak kikir (Al-Furqon:67, Al-Isro’:26-27)
Kesesuaian konsumsi dengan pendapatan
Penyimpanan (tabungan dan investasi)
124. Prinsip prioritas
Urutan jenis yang terpenting
Primer, harus terpenuhi untuk kemalahatan agama dan dunia
Sekunder, untuk kemaslahatan yang lebih baik (madu, keju)
Tertier, hanya sebatas pelengkap dan hiasan
Urutan yang terdekat (tanggungan/keluarga, tetangga dst)
125. Prinsip sosial
Umat, memperhatikan tetangga & umat muslimin
Untuk kebajikan (Al-Baqoroh:215), tidak menimbun (At-Taubah:34-35)
Menjadi contoh teladan dalam konsumsi (makanan, pakaian dll)
Tidak membahayakan orang lain
Untuk kebajikan (Al-Baqoroh:215),
Tidak menimbun (At-Taubah:34-35)
126. Prinsip lingkungan
Perubahan lingkungan mempengaruhi pola konsumsi, baik kuantitas
maupun kualitas
Paceklik, dihemat
Wabah, minum madu
127. Prinsip tidak mengikuti/meniru
Larangan meniru umat islam konsumsinya buruk (suka pesta jamuan)
Larangan konsumsi masyarakat kafir, yang menjadi ciri khas
Larangan meniru hedonis (selalu bersenang-senang), setiap yang
diinginkan dibeli
128. Akhlak konsumsi islam
Konsumsi yang halalan thoyyiban
Zat
Halal (Al-Baqoroh:168-169, An-Nahl:66-69)
Haram (Al-Baqoroh:173, Al-Maidah:3,90)
Proses
Sebelum makan basmalah, selesai hamdalah, menggunakan
tangan kanan, bersih
Tidak dilarang, misal : riba (Ali Imron:130), merampas (An
Nissa’:6), judi (Al-Maidah:91), menipu, mengurangi
timbangan, tidak menyebut Allah ketika disembelih
Tujuan
Bukan untuk sesembahan selain Allah, seperti sesajen,
129. Konsep maslahat dan utility
Muslim harus berkonsumsi yang membawa
manfaat (maslahat) dan bukan merugikan
(madhorot)
Konsep maslahat menyangkut maqoshiq
syariat (dien, nafs, nasl, aql, maal)
Konsep maslahat lebih objektif karena
bertolak dari al-hajat ad-dhoruriyat (need)
Konsep maslahat individu senantiasa
membawa dampak terhadap maslahat
umum/sosial
130. Dampak konsumsi yang tidak
benar/haram
Merusak agama
Pengaruh terhadap ibadah
Pengaruh terhadap akhlak
Pengaruh terhadap kesatuan umat
Pengaruh terhadap kesehatan
Menimbulkan kerusakan dan kemerosotan
Kehinaan dan kenistaan
Kehancuran ekonomi dan kemandekan produksi
132. Permintaan dan penawaran
Memahami permasalahan ekonomi dalam
kaitannya dengan kebutuhan manusia,
kelangkaan dan sistem ekonomi.
Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan
penawaran
Menjelaskan hukum permintaan dan hukum penawaran serta
asumsi yang mendasarinya
Mendeskripsikan pengertian harga dan jumlah keseimbangan
Mendeskripsikan berbagai bentuk pasar barang
Mendeskripsikan pasar input
133. Hukum permintaan
“Jumlah barang atau jasa yang diminta akan
bertambah, jika harga turun dan akan berkurang,
jika harga naik pada periode tertentu, ceteris
paribus”
134. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
Harga barang itu sendiri
Selera
Pendapatan
Jumlah penduduk
Harapan atau ekspektasi
Harga barang lain yang berhubungan
135. Jenis-jenis permintaan
Berdasarkan daya beli
1) Permintaan efektif
2) Permintaan potensial
3) Permintaan absolute
Berdasarkan jumlah yang melakukan permintaan
1) Permintaan individu
2) Permintaan kelompok
136. 1. Permintaan efektif
Yaitu permintaan konsumen terhadaap suatu barang dan jasa yang diikuti
dengan dya beli atau kemampuan membayar.
Contoh:
Seorang konsumen mempunyai uang sebesar Rp. 60.000. ia ingin membeli
gula sebanyak 6 kg. Setelah sampai di toko tenyata gula 1 kg seharga
Rp. 8.000. orang tersebut memiliki kemampuan membeli 6 kg gula.
137. 2. Permintaan potensial
Yaitu permintaan terhadap suatu barang tetapi belum diikuti untuk
melaksanakan pembelian.
Contoh:
Seorang pelajar ingin membeli sebuah handphone seharga Rp. 1.500.000
ia memiliki uang tabungan sebesar Rp.2.000.000. jadi,pelajar
tersebut memiliki kemampuan tetapi karena ia memiliki kebutuhan
mendesak ia tidak jadi merealisasikan permintaannya tersebut.
138. 3. Permintaan absolute
Yaitu permintaan terhadap suatu barang yang tidak diimbangi dengan
kemampuan untuk membeli barang tersebut.
Contoh:
Seorang ibu rumah tangga ingin membeli sebuah mesin cuci dengan harga
Rp. 1.500.000. tetapi ia hanya memiliki uang Rp.500.000. sehingga ia
tidak memiliki kemampuan untuk membeli mesin cuci tersebut sesuai
dengan harganya.
139. 1. Permintaan individu
Yaitu permintaan dari seseorang untuk memenuhi kebutuhan
hidup.
2. Permintaan pasar atau kolektif
yaitu permintaan yang dimiliki oleh masyarakat secara
keseluruhan dalam waktu yang sama
141. Permintaan dapat digambarkan dalam bentuk grafik atau
sering disebut dengan kurva permintaan.
Kurva permintaan adalah kurva yang menujukkan hubungan
antara harga barang dengan jumlah barang yang diminta.
Contoh:
Situasi Harga per Kg (Rp) Jumlah (kg)
A 2700 50
B 2600 60
C 2500 70
D 2400 80
E 2300 90
143. A. Fungsi Permintaan
Sebuah fungsi yang menunjukkan hubungan
antara berbagai kemungkinan jumlah barang
yang diminta (Qd) dengan berbagai
kemungkinan tingkat harga (P).
Hubungan kedua variabel dinyatakan sebagai Q
adalah fungsi dari P :
Q = f (P)
144. Fungsi Permintaan :
Qd = a + bP ; b < 0
Ket :
Q = Jumlah yang diminta
P = Tingkat harga
a = Konstanta
b = Koefisien
146. Pergeseran Kurva Permintaan
Kurva permintaan digambarkan dengan anggapan cateris paribus, masih
ingatkan,apa artinya? Jika faktor-faktor lain berubah, maka kurva
permintaan juga akan mengalami perubahan/pergeseran.
147. 1. Perubahan Harga
Perubahan harga mengakibatkan perubahan
permintaan, yaitu:
a. Jika harga naik, maka jumlah permintaan akan
berkurang. Kurva akan bergeser ke kiri.
b. Jika harga turun, maka jumlah permintaan akan
naik. Kurva akan bergeserke kanan.
Contoh 1:
Pergeseran kurva permintaan akibat dari perubahan
harga.
148. P
Q
500
400
300
200
100
100 200 300 400 500
Jumlah
H
a
r
g
a
b
a
r
a
n
g
600
Contoh:
Pergeseran kurva penawaran akibat perubahan harga
barang.
700
D1
D2
D3
149. 2. Perubahan Pendapatan Masyarakat
Pendapatan masyarakat akan mengakibatkan
perubahan permintaan.
a. Jika pendapatan masyarakat naik, maka jumlah
permintaan akan bertambah dan kurva permintaan
akan bergeser ke kanan.
b. Jika pendapatan masyarakat turun, maka jumlah
permintaan akan berkurang,dan kurva permintaan
akan bergeser ke kiri.
150. P
Q
500
400
300
200
100
100 200 300 400 500
Jumlah
H
a
r
g
a
b
a
r
a
n
g
600
Contoh:
Pergeseran kurva permintaan akibat perubahan harga
barang.
700
D1
D2
D3
152. Penawaran adalah sejumlah barang dan jasa yang disediakan untuk
dijual pada berbagai tingkat harga pada waktu dan tempat tertentu.
Jumlahnya penawaran sebagai akibat adanya permintaan dan
sebaliknya, sehingga antara penawaran dan permintaan tidak dapat
dipisahkan.
153. Hukum Penawaran
Apabila harga naik, maka jumlah barang/jasa yang ditawarkan
meningkat/bertambah,Jika harga barang/jasa turun, maka jumlah
barang/jasa yang ditawarkan berkurang/turun.
Hukum penawaran berbanding lurus dengan harga barang. Hukum ini
juga tidak berlaku mutlak (cateris paribus).
154. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah yang
ditawarkan
a. Biaya produksi (input)
Tinggi/rendahnya biaya produksi akan mempengaruhi harga jual yang
pada akhirnya akan mempengaruhi jumlah yang ditawarkan.
b. Teknologi
Maju/mundurnya atau canggih tidaknya teknologi akan mempengaruhi
jumlah penawaran. Makin canggih teknologi, produktifitas semakin
besar, harga menjadi murah, jumlah yang ditawarkan meningkat dan
sebaliknya.
155. c. Harapan keuntungan
Tingkat keuntungan produsen, besar kecilnya laba akan menentukan harga
jual. Keuntungan yang besar akan diperoleh jika harga barang murah, sehingga
jumlah penawaran meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan
keuntungan.
d. Kebutuhan akan uang tunai
Mendesak atau tidaknya kebutuhan uang tunai bagi perusahaan akan
berpengaruh kepada harga jual yang akhirnya berpengaruh pada jumlah
penawaran barang/jasa.
e. Harapan harga masa yang akan datang
Bagi produsen yang mampu menahan barang untuk dijual pada saat harga
dianggap lebih menguntungkan, produsen akan menahan barang, sehingga
mempengaruhi jumlah penawaran.
156. Kurva Penawaran
Kurva penawaran adalah garis yang menghubungkan titik-titik pada tingkat
harga dengan jumlah barang/jasa yang ditawarkan. Kurva penawaran
bergerak dari kiri bawah ke kanan atas yang menunjukkan bahwa jika harga
barang tinggi, para penjual/produsen akan menjual dalam jumlah yang lebih
banyak.
157. Tabel Penawaran
Harga Jumlah yang
ditawarkan
Rp. 100,00 200 unit
Rp. 200,00 300 unit
Rp. 300,00 400 unit
Rp. 400,00 500 unit
Rp. 500,00 600 unit
159. Pergeseran Kurva Penawaran
Kurva penawaran akan mengalami pergeseran,
tergantung pada faktor yang mempengaruhinya.
Jika harga barang naik, maka jumlah penawaran
akan bertambah, sehingga kurva bergeser ke kanan.
Jika harga barang turun, maka jumlah penawaran
akan berkurang, kurva bergeser ke kiri.
160. P
Q
500
400
300
200
100
100 200 300 400 500
Jumlah
H
a
r
g
a
b
a
r
a
n
g
S3
600
Contoh:
Pergeseran kurva penawaran akibat perubahan harga
barang.
S2
S1
162. Harga keseimbangan atau harga pasar
(Equilibrium Price) adalah tinggi rendahnya tingkat harga yang terjadi atas
kesepakatan antara produsen/penawaran dengan konsumen atau
permintaan.
163. Proses terbentuknya Harga Pasar
Keseimbangan harga merupakan titik temu antara permintaan dan penawaran
yang merupakan proses alami mekanisme pasar
Harga keseimbangan atau harga pasar (Equilibrium Price) adalah tinggi
rendahnya tingkat harga yang terjadi atas kesepakatan antara
produsen/penawaran dengan konsumen atau permintaan.
164. Perilaku Produsen:
Etika dan Faktor-faktor
Produksi Islam
Prinsip dan Tujuan Produksi
Faktor-faktor Produksi
Fungsi Produksi
165. Prinsip dan Tujuan Produksi
Pengertian Produksi
Proses yang mentransformasikan input menjadi
output
Proses ekonomi yang menggunakan sumber daya
untuk menghasilkan komoditas yang dapat
dipertukarkan (exchange)
Kegiatan yang menciptakan manfaat (utility) baik di
masa kini maupun di masa mendatang
Produksi tidak berarti menciptakan secara fisik
sesuatu yang tidak ada. Produksi hanyalah
membuat barang-barang menjadi berguna.
166. Prinsip dan Tujuan Produksi
Prinsip Dasar Produksi
Prinsip pokok konsumsi harus tercermin dalam sistem
produksi negara Islam
Prinsip kesejahteraan ekonomi dalam konsep Islam tidak
dapat mengabaikan pertimbangan kesejahteraan umum
yang menyangkut moral, pendidikan, agama, dsb.
Fungsi daya guna: Y = Y (F, G)
di mana: F = tingkat keuntungan
G = pengeluaran untuk sedekah
167. Prinsip dan Tujuan Produksi
Prinsip Produksi dalam Islam
Tugas manusia di muka bumi sebagai khalifah Allah
adalah memakmurkan bumi dengan ilmu dan
amalnya
Islam selalu mendorong kemajuan di bidang produksi
Teknik produksi diserahkan pada keinginan dan
kemampuan manusia
Islam menyukai kemudahan, menghindari mudharat
dan memaksimalkan manfaat
168. Prinsip dan Tujuan Produksi
Kaidah-kaidah Produksi
Memproduksi barang dan jasa yang halal pada setiap
tahapan produksi.
Mencegah kerusakan di muka bumi, termasuk
membatasi polusi, memelihara keserasian, dan
ketersediaan sumber daya alam
Memenuhi kebutuhan individu dan masyarakat serta
mencapai kemakmuran
Memperhatikan tujuan kemandirian umat
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik
kualitas spiritual maupun mental dan fisik
169. Prinsip dan Tujuan Produksi
Optimalisasi Produksi
Memfungsikan sumber daya insani mencapai kondisi full employment
(bekerja dan berkarya)
I Kecuali mereka yang udzur syar’i
Memproduksi kebutuhan dharuriyyat, lalu kebutuhan hajiyyat, baru
kebutuhan tahsiniyyat secara proporsional
170. Prinsip dan Tujuan Produksi
Kebijakan Perusahaan Islami
Tidak terlibat dalam kegiatan yang dilarang Islam, seperti
memproduksi minuman beralkohol, spekulasi, meminjam uang
dengan bunga
Menghindari strategi pasar yang menghambat perusahaan lain
untuk masuk atau bentuk monopoli
Mengikuti aturan yang wajar dalam tindakannya sebagai penjual
atau pembeli barang dan jasa
Menahan diri menggunakan strategi pasar yang berpura-pura
menguasai pangsa pasar dan meningkatkan harga produk
Menghindari kegiatan pemerasan, diskriminasi dan pembatasan
kegiatan perdagangan
171. Faktor-faktor Produksi
Pengertian Faktor Produksi
Input atau sumber
daya yang digunakan
untuk menghasilkan
output berupa
barang dan jasa.
Hubungan antara
input dengan
output dapat
digambarkan sbb
Spending
Goods and
services
bought
Revenue
Goods
and services
sold
Labor, land,
and capital
Income
= Flow of inputs
and outputs
= Flow of dollars
Factors of
production
Wages, rent,
and profit
FIRMS
•Produce and sell
goods and services
•Hire and use factors
of production
•Buy and consume
goods and services
•Own and sell factors
of production
HOUSEHOLDS
•Households sell
•Firms buy
MARKETS
FOR
FACTORS OF PRODUCTION
•Firms sell
•Households buy
MARKETS
FOR
GOODS AND SERVICES
Circular-Flow
Diagram
172. Faktor-faktor Produksi
Faktor Produksi Konvensional
Physical capital
Human capital
Natural resources
Technological knowledge
F Entrepreneurial and management skills
173. Faktor-faktor Produksi
Faktor Produksi Islam
Yusuf Qardhawi Al-Maududi dan
Abu Suud
M.A. Mannan
1. Alam
2. Kerja
manusia
1. Amal/kerja
2. Tanah
3. Modal
1. Tanah
2. Tenaga kerja
3. Modal
4. Organisasi
175. Faktor-faktor Produksi
Tenaga Kerja
...
F
...
QS Huud 61 - ... Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu
pemakmurnya[726] ...
[726] Maksudnya: manusia dijadikan penghuni dunia untuk menguasai dan memakmurkan dunia.
HR Bukhari Muslim – “Tidak ada yang lebih baik dari seseorang yang memakan
makanan, kecuali jika makanan itu diperolehnya dari hasil jerih payahnya sendiri.
Jika ada seseorang di antara kamu mencari kayu bakar, kemudian mengumpulkan
kayu itu dan mengikatnya dengan tali lantas memikulnya di punggungnya,
sesungguhnya itu lebih baik ketimbang meminta-minta kepada orang lain.”
177. Faktor-faktor Produksi
Organisasi
HR Bukhari – Nabi mengatakan, “Seseorang yang mempunyai sebidang
tanah harus menggarap tanahnya sendiri, dan jangan
membiarkannya. Jika tidak digarap, dia harus memberikannya kepada
orang lain untuk mengerjakannya. Tetapi bila kedua-duanya tidak dia
lakukan – tidak digarap, tidak pula diberikan kepada orang lain untuk
mengerjakannya – maka hendaknya dipelihara/dijaga sendiri. Namun
kami tidak menyukai hal ini.”
178. Fungsi Produksi
Pengertian Fungsi Produksi
Fungsi yang menggambarkan hubungan antara jumlah input yang digunakan
dengan jumlah output yang dihasilkan.
Satu input (input lain dianggap konstan)
Dua input (isoquant)
179. Fungsi Produksi
Fungsi Produksi - Satu Input
Total Product Curve Average and
Marginal Physical
Product Curves
APP: Average Physical Product
MPP: Marginal Physical Product
MPL: Marginal Product of Labor
Asumsi: input lain dianggap konstan
180. Fungsi Produksi
Diminishing Marginal Product
MPL: penambahan jumlah output untuk setiap
penambahan satu unit tenaga kerja
MPL = Q/L
MPL = (Q2 – Q1)/(L2 – L1)
Jika tenaga kerja terus ditambah, pada suatu titik MPL
akan berkurang.
DMP: kondisi di mana marginal product of input
berkurang saat jumlah input ditambah
181. Fungsi Produksi
Fungsi Produksi - Dua Input
Isoquant Marginal Rate of
Technical
Substitution
MRTS: Marginal Rate of Technical Substitution /
Marginal Rate of Substitution in Production
182. Fungsi Produksi
Marginal Rate of Technical Substitution
MRTS: pengurangan dari salah satu input untuk
setiap penambahan satu unit input yang lain agar
tingkat output tetap sama
MRTS input-1 for input-2 = MPP input-1 / MPP input-2
Dalam kasus khusus di mana kedua input adalah
substitusi sempurna, isoquant akan berupa garis
lurus (y = a – bx)
183. Fungsi Produksi
Produktivitas
Fungsi Produksi: Y = A F(L, K, H, N)
Return to Scale: xY = A F(xL, xK, xH, xN)
Implikasinya: x = 1/L
Y/L = A F(1, K/L, H/L, N/L)
Productivity (Y/L) tergantung kepada physical capital per
pekerja (K/L), human capital per pekerja (H/L), dan natural
resources per pekerja (N/L), serta state of technology (A).
184. Fungsi Produksi
Produktivitas dalam Islam
HR Thabrani dan Dailami – “Sesunggguhnya
Allah sangat suka melihat hamba-Nya yang
berusaha mencari rezeki yang halal”
HR Thabrani – “Berusaha mencari rezeki halal
adalah wajib bagi setiap muslim”
186. Pengertian, Permasalahan, Tujuan dan
Variabel Ekonomi Makro
Pengertian
Ilmu yang mempelajarai mekanisme bekerjanya
perekonomian secara keseluruhan (agregat).
Yang dimaksud variabel keseluruhan adalah variabel
tingkat pendapatan nasional, konsumsi rumah tangga,
investasi nasional, tingkat tabungan, belanja
pemerintah, tingkat harga umum, jumlah uang
beredar (inflasi), kesempatan kerja, neraca
pembayaran
Permasalahan
Inflasi
Pengangguran
Neraca pembayaran yang timpang
Pertumbuhan penduduk yang tinggi
187. PERBEDAAN MIKRO DGN MAKRO
EKONOMI
Mikro mempelajari fungsi masing-masing industri dan
perilaku masing-masing unit pengambilan keputusan,
khususnya perusahaan bisnis dan rumah tangga
Makro mempelajari atau memusatkan perhatian pada
faktor-faktor yang mempengaruhi produksi produk-2
tertentu dan perilaku masing2 industri, tetapi pada
penentu jumlah keluaran nasional total
Mikro keputusan ekonomi individual
Makro keputusan ekonomi agregatif
Prinsip ekonomi mikro melandasi analisis ekonomi
makro
188. Perbedaan Mikro Ekonomi dgn Makro
Ekonomi
Konsumsi Produksi Harga Ketenaga-
kerjaan
Mikro Konsumsi
Individu
Jumlah
produksi
suatu
perusahaan
Harga setiap
barang/ jasa
Kebutuhan
tenaga kerja
satu
perusahaan
Makro Konsumsi
Negara
Jumlah
produksi
nasional
Harga
barang/ jasa
secara
keseluruhan
Kebutuhan
tenaga kerja
secara
keseluruhan
189. AKAR ILMU EKONOMI MAKRO
DEPRESI BESAR
Model Klasik
Ahli ekonomi menerapkan model ekonomi mikro (model Klasik)
pada masala perekonomian yang luas, contoh:
Analisis penawaran dan permintaan klasik mengasumsikan bahwa
penawaran tenaga kerja yang berlebih akan menyebabkan
turunnya upah ke tingkat keseimbangan baru; akibatnya,
pengangguran tidak bertahan lama.
Revolusi Keynesian
John Meynard Keynes (The General Theory of Employment,
Interest dan Money, 1936)
Bukan harga dan upah yang menentukan tingkat peluang kerja,
melainkan tingkat permintaan agregat akan barang dan jasa.
Campur tangan pemerinta perlu disertakan dalam perekonomian
untuk mempengaruhi tingkat keluaran dan peluang kerja.
Caranya: pemerintah merangsang permintaan agregat untuk
mengangkat ekonomi keluar dari resesi
190. AKAR ILMU EKONOMI MAKRO
EKONOMI MAKRO BARU
Penyesuaian perekonomian secara tepat pada tahun 1960-an
Ungkapan Walter Heller penasihat ekonomi Presiden Kennedy dan
johnson: penyesuaian perekonomian secara tepat sebagai peran
pemerintah dalam mengatur inflasi dan pengangguran
Ketidaksesuaian dengan kenyataan sejak tahun 1970-an
Sejak tahun 1970-an perekonomian AS mengalami serangkaian
fluktuasi besar dalam tingkat peluang kerja, keluaran, dan inflasi.
Tahun 1974-75 dan 1980-82 AS mengalami resesi hebat,
akibatnya jutaan orang kehilangan pekerjaan dan mengakibatkan
kerugian besar karena kehilangan keluaran dan pendapatan
Terjadi Stagflasi (Stagnasi + Inflasi) bila tingkat harga
keseluruhan naik cepat (inflasi) selama periode resesi atau
tingkat pengangguran tinggi dan lama (stagnasi)
191. PERHATIAN ILMU EKONOMI MAKRO
Perhatian utama:
Inflasi
Pertumbuhan keluaran (output) atau konjungtur bisnis
Pengangguran
Kebijakan Pemerintah:
Kebijakan fiskal kebijakan menyangkut pajak dan
keluaran
Kebijakan moneter alat yang digunakan oleh bank sentral
untuk mengendalikan pasokan (penawaran) uang
Kebijakan pertumbuhan (sisi penawaran) kebijakan
pemerintah yang berfokus pada penawaran agregat dan
kenaikan produksi dan bukannya merangsang permintaan
agregat
192. KOMPONEN EKONOMI MAKRO
Fokus komponen ekonomi makro:
Rumah tangga (sektor rumah tangga/ek. satu sektor)
Perusahaan (sektor swasta/ek. dua sektor)
Pemerintah (sektor publik/ek. tiga sektor)
Luar negeri (sektor internasional/ek. Empat sektor)
Hubungan empat komponen tergambar dalam
diagram arus melingkar, yang menunjukkan
pendapatan yang diterima dan pembayaran yang
dilakukan oleh masing-masing sektor
perekonomian
193. Diagram Arus Melingkar
Pemerintah
Perusahaan
Rumah
Tangga
Luar Negeri
Pembelian
barang & jasa
Pajak
Pajak
Pembayaran
gaji, bunga,
transfer
Gaji, bunga, dividen,
laba dan sewa
Pembelian barang &
jasa buatan luar
negeri (Import)
Pembelian barang &
jasa buatan dalam
negeri oleh orang
asing (eksport)
Pembelian barang &
jasa
196. PANDANGAN ISLAM TENTANG EKONOMI
Ekonomi
Kapitalis
Ekonomi
Islam
Ekonomi
Sosialis
Paradigma
Materialisme
Paradigma
Syariah
Paradigma
Dialektika
Seluruh aktivitas
ekonomi bernilai
materi / bermanfaat
boleh dilakukan
Seluruh aktivitas
ekonomi
berdasarkan
syariah Islam
Seluruh aktivitas ekonomi
mengikuti dialektika
masyarakat yang
ditetapkan negara
Liberalisme ekonomi Otoriterianisme negara
197. PANDANGAN ISLAM TENTANG EKONOMI
Ilmu Ekonomi Sistem Ekonomi Islam
Teknik/upaya mengadakan
dan meningkatkan
produktivitas
Pengaturan cara kepemilikan,
pengelolaan dan distribusi
kekayaan
Ekonomi Islam
Universal, tidak terkait
ideologi tertentu
Terkait dengan Ideologi Islam
dan diatur oleh Syariah
Mengikat individu, masyarakat
dan negara
198. Jaminan tercapainya pemenuhan kebutuhan primer tiap
individu secara menyeluruh, berikut kemungkinan tiap
orang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sekunder dan
tersiernya sesuai dengan kadar kesanggupannya.
POLITIK EKONOMI ISLAM
Tercapai karena :
1. Kewajiban bekerja setiap individu yang mampu
2. Tanggungan ahli warisnya
3. Kewajiban Negara
4. Kewajiban seluruh kaum muslimin
199. PILAR SISTEM EKONOMI ISLAM
KEPEMILIKAN
PENGELOLAAN
DISTRIBUSI
1
2
3
Jenis
Kepemilikan
Cara
Kepemilikan
Individu
Umum
Negara
Halal
Haram
Pembelanjaan Pengembangan
Halal
Haram
Halal
Haram
200. PENGELOLAAN KEPEMILIKAN
PILAR EKONOMI ISLAM
KEPEMILIKAN
PENGELOLA
SEKTOR
BIDANG
HUKUM
PENGELOLAAN
K. UMUM
K. INDIVIDU K. NEGARA
NEGARA
INDIVIDU
Ekonomi Privat Ekonomi Negara
Konsumsi Produksi
Konsumsi
PERDAGANGAN
PERTANIAN PERINDUSTRIAN
Pertanahan
(al Aradhi)
Jual Beli (al Bai’)
dan Syarikah
Industr &,
Ketenagakerjaan
201. PERAN NEGARA
Mewujudkan politik ekonomi Islam tentang jaminan
kebutuhan primer individu
Menyusun dan menerapkan kebijakan ekonomi
Kebijakan Pertanian
Kebijakan Industri
Kebijakan Perdagangan
Kebijakan Moneter
Pengelolaan kepemilikan umum dan negara melalui baitul
maal
Menjaga mekanisme pasar
Pengawasan dan penghukuman penjahat ekonomi
Menciptakan SDM unggul
202. DISTRIBUSI KEKAYAAN
Setiap Individu harus memperoleh jaminan
pemenuhan kebutuhan primer
Upaya mencapai keseimbangan ekonomi
(equilibrium)
Tercapai jika :
1. Terdapat kekayaan dalam masyarakat
2. Seluruh masyarakat menerapkan sistem Islam
203. DISTRIBUSI KEKAYAAN
Perbedaan kemampuan pikiran dan fisik
Kesenjangan Ekonomi
Distribusi kekayaan
1. Mekanisme ekonomi : baitul mal, larangan
menimbun emas dan perak
2. Mekanisme non ekonomi : zakat, waris