SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
H. Anas Alhifni




H. Anas Alhifni   19-Jan-13                 1
 Dalam ekonomi konvensional kita kenal
 kebijakan fiskal merupakan kebijakan
 ekonomi yang di gunakan pemerintah
 untuk mengelola/mengarahkan
 perekonomian ke kondisi yang lebih baik
 atau di inginkan dengan cara mengubah-
 ubah penerimaan dan pengeluaran
 pemerintah. (Prathama Rahardja dan
 Mandala Manurung:2008)


               H. Anas Alhifni   19-Jan-13   2
   Dalam islam kebijakan fiskal merupakan salah
    satu perangkat untuk mencapai tujuan syariah
    (agama, harta, jiwa, akal dan keturunan) yang
    di jelaskan oleh Imam Al-Ghazali, termasuk
    meningkatkan kesejahteraan dengan tetap
    menjaga keimanan, kehidupan, intelektualitas,
    kekayaan, dan kepemilikan. Jadi, bukan hanya
    untuk mencapai keberlangsungan (pembagian)
    ekonomi untuk masyarakat yang paling besar
    jumlahnya, tapi juga membantu meningkatkan
    spiritual dan menyebarkan pesan dan ajaran
    islam seluas mungkin

                   H. Anas Alhifni   19-Jan-13   3
Non-excludable good
Adalah yang orang memerelukannya dimana orang
  lain tidak dapat dilarang untuk ikut
  menggunakan atau menikmatinya. Contohnya
  seperti taman kota.
Non-rivalrous good
Yaitu barang yang banyak orang dapat
  menggunakan atau menikmatinya sekaligus tanpa
  mengganggu kesenangan orang lain yang telah
  lebih dahulu menikmatinya. Contohnya seperti
  menonton acara TV.


                 H. Anas Alhifni   19-Jan-13   4
Private good
Private good, merupakan barang yang dapat di
  produksi (di tawarkan) secara lebih efisien oleh
  prusahaan     swasta   dalam    sebuah     pasar.
  Contohnya: mobil, rumah, pakaian dll.
Publick good
Public good, merupakan barang yang cenderung
  tidak dapat di produksi (di tawarkan ) secara
  efisien dalam jumlah sedikit oleh perusahaan
  swasta sehingga



                   H. Anas Alhifni   19-Jan-13   5
 Anggarandan belanja negara (APBN) adalah
 gambaran terhadap kegiatan yang dilaukan
 pemerintah dalam memperoleh pendapatan
 dan pengeluaran untuk penyelenggarakan
 pemerintahan dan pembangunan.
 (Adiwarman:2007)




               H. Anas Alhifni   19-Jan-13   6
2004                 2005
                     Uraian                             APBN      % thd      RAPBN    % thd
                                                                   PDB                 PDB
A. Pendapatan negara dan hibah                           349.9        17.5   377.9       17.2
   I. Penerimaan dalam negri                             349.3        17.5   377.1       17.2
       1. Penerimaan perpajakan                          272.2        13.6   297.5       13.6
          a. Pajak dalam negri                           260.2        13.0   285.1       13.0
             i. Pajak penghasilan                        134.0         6.7   141.9         6.5
                  1) Migas                                13.1         0.7    13.6         0.6
                  2) Non migas                           120.8         6.0   128.3         5.9
             ii. PPN dan PPnBM                            86.3         4.3    98.8         4.5
             iii. PBB                                      8.0         0.4    10.3         0.5
             iv. BPHTB                                     2.7         0.1     3.2         0.1
             v. Cukai                                     27.7         1.4    28.9         1.3
             vi. Pajak lainnya                             1.6         0.1     2.0         0.1
          b. Pajak perdagangan internasional              12.0         0.6    12.4         0.6
             i. Bea masuk                                 11.6         0.6    12.0         0.5
             ii. Pajak/pungutan ekspor                     0.3         0.0     0.3         0.0
       2. Penerimaan bukan pajak                          77.1         3.9    79.6         3.0
          a. Sumberdaya alam                              47.2         2.4    50.9         2.3
          b. Bagian penerimaan atas laba BUMN             11.5         0.6     9.4         0.4
          c. PNBP lainnya                                 18.4         0.9    19.3         0.9
   II. Hibah                                               0.6         0.0     0.8         0.0
B. Belanja negara                                        374.4        18.7   394.8       18.0
   I. Belanja pemerintah pusat                           255.3        12.8   264.9       12.1
       1. Belanja pegawai                                 57.2         2.9    62.2         2.8
       2. Belanja barang                                  35.6         1.8    31.0         1.4
       3. Belanja modal                                   39.8         2.0    43.0         2.0
       4. Pembayaran bunga utang                          65.7         3.3    64.0         2.9
       5. Subsidi                                         26.6         1.3    33.6         1.5
       6. Belanja hibah                                      -           -       -           -
       7. Bantuan sosial                                  14.3         0.7    16.3         0.7
       8. Bantuan lain-lain                               16.1         0.8    14.8         0.7
   II. Belanja daerah                                    119.0         6.0   129.9         5.9
       1. Dana perimbangan                               112.2         5.6   123.4         5.6
          a. Dawna bagi hasil                             26.9         1.3    31.2         1.4
          b. Dana alokasi umum                            82.1         4.1    88.1         4.0
          c. Dawna alokasi khusus                          3.1         0.2     4.1         0.2
       2. Dana otonomi khusus & penyesuaian                6.9         0.3     6.5         0.3
C. Surplus/defisit anggaran (A-B)                        -24.4        -1.2   -16.9        -0.8



                                    H. Anas Alhifni   19-Jan-13                           7
Ciri kebijakan fiskal pada masa Rasulullah
  Sebagai berikut :
 Sangat jarang terjadi anggaran defisit
 Sistem pajak proporsional
 Bersarnya rate kharaj di tentukan sesuai
  dengan produktifitas lahan
 Perhitungan zakat perdagangan berdasarkan
  keuntungan bukan atas harga jual
 Porsi besar untuk pembanguan infrastruktur
 Manajemen yang baik


                 H. Anas Alhifni   19-Jan-13   8
Primer                                                         Sekunder

   Biaya pertahanan seperti persenjataan, unta,dan              Bantuan untuk orang yang belajar agama di madinah
    persediaaan                                                  Hiburan untuk para delegadi keagamaan
   Penyaluran zakat dan ushr kepada yang berhak                 Hiburan untuk para utusan suku dan negara serta biaya
    menerimanya menurut ketentuan Alquran, termasuk               perjalanan mereka
    para pemungut zakat                                          Hadiah untuk pemerintah negara lain
   Pembayaran gaji untuk wali, qadi, guru, imam,                Pembayaran untuk pembebasan kaum muslim yang
    muadzin, dan pejabat negara lainnya                           menjadi budak
   Pembayaran upah para sekurelawan                             Pembayaran denda atas mereka yang terbunuh secara
   Pembayaran utang negara                                       tidak tidak sengaja oleh pasukan kaum muslimin
   Bantuan untuk musafir                                        Pembayaran utang orang yang meniggal dalam
                                                                  keadaan miskin
                                                                 Pembayaran tunjangan untuk orang miskin
                                                                 Tunjangan untuk sanak saudara rasulullah saw. (80
                                                                  butir kurma dan 80 butir gandum untyuk setiap
                                                                  istrinya)
                                                                 Persediaan darurat




                                          H. Anas Alhifni       19-Jan-13                               9
 Peningkatan   pendapatan nasional dan
  partisipasi kerja
 Pemungutan pajak secara adil
 Pengaturan anggaran
 Penerapan kebijakan fiskal khusus
 Efektifitas kebijakan fiskal




                 H. Anas Alhifni   19-Jan-13   10
mustahik                      P           muzakki

         S1                                                            S1
S2
                                                                            S2

                                       Pk
                                            Pz

                                       Pe

    D2                                                                      D2
         D1
                                                                       D1

Q                                                                                Q
                 ∆Qk                                    ∆Qz
                                   ∆Qk > ∆Qz
     Kenaikan M (income)  D mustahik naik lebih besar daripada muzakki

                          H. Anas Alhifni   19-Jan-13             11
Dari penjelasan diatas dapat juga di simpulkan
 bahwa zakat sebagai pendapatan bagi
 golongan masyarakat mustahik, bagaimana
 penambahan pendapatan bagi muzakki dan
 mustahik          akan         meningkatkann
 permintaannya, namun jika di bandingkan
 pemingkatan permintaan mustahik akan lebih
 besar dari permintaan muzakki hal ini de
 sebabkan      oleh    besarnya     sensitifitas
 konsusmsi permintaan mustahik terhadap
 perubahan pendapatan mereka

                 H. Anas Alhifni   19-Jan-13   12
P                                     S1

                                                So
    Efek Pajak




                                   Efek Zakat




                                                 D1
                                      D0

0
                                                       Q

     H. Anas Alhifni   19-Jan-13                      13
Monzert karf berpendapat bahwa tingkat pajak
 jikapun diberlakukan haruslah pada tingkat
 yang rendah, beliau sependapat dengan
 imam malik,ibn hazan dsan kattani bahwa
 menempatkan pajak lebih besar dari tingkat
 zakat hanya dapat di benarkan ketika darurat
 dan beliau berpendapat jika sebuah negara
 tidak mampu menggunakan konsep Islam,
 sebaiknya instrumen fiskal beserta pos-pos
 penerimaan       yang    lainnya    memiliki
 karakteristik yang sama seperti yang di miliki
 oleh sistem ekonomi Islam baik dalam
 pemungutannya maupun pendistribusian
                 H. Anas Alhifni   19-Jan-13   14
Ugi suharto menyebutkan secara sederhana
menyebutkan perbedaan pajak dan zakat
terkait dengan keberadaan negara atau
pemerintahan, implemintasi pajak sangat
tergantung pada eksistensi negara, zakat
dalam Islam di pandang sebuah ibadah,
sebagai sebuah ketentuan syariat yang
mengikat pada seorang manusia yang
memiliki harta yang cukup, sehingga ada
tidaknya negara zakat tetap ada sepanjang
ada orang Islam

              H. Anas Alhifni   19-Jan-13   15

More Related Content

What's hot (6)

Perda 31-tahun-2006-retribusi-biaya-cetak-peta
Perda 31-tahun-2006-retribusi-biaya-cetak-petaPerda 31-tahun-2006-retribusi-biaya-cetak-peta
Perda 31-tahun-2006-retribusi-biaya-cetak-peta
 
114551763 5-contoh-rapbdes
114551763 5-contoh-rapbdes114551763 5-contoh-rapbdes
114551763 5-contoh-rapbdes
 
114551763 5-contoh-rapbdes (2)
114551763 5-contoh-rapbdes (2)114551763 5-contoh-rapbdes (2)
114551763 5-contoh-rapbdes (2)
 
2013 Penyertaan modal
2013 Penyertaan modal2013 Penyertaan modal
2013 Penyertaan modal
 
Gambaran umum uu 28 2009
Gambaran umum uu 28 2009Gambaran umum uu 28 2009
Gambaran umum uu 28 2009
 
Ec dec 2010
Ec dec 2010Ec dec 2010
Ec dec 2010
 

Viewers also liked (10)

Materi 1
Materi 1Materi 1
Materi 1
 
Materi 3
Materi 3Materi 3
Materi 3
 
Amar
AmarAmar
Amar
 
Materi 4
Materi 4Materi 4
Materi 4
 
Spei bani abbasyiah
Spei bani abbasyiahSpei bani abbasyiah
Spei bani abbasyiah
 
Materi 5
Materi 5Materi 5
Materi 5
 
Bahan Ajar
Bahan AjarBahan Ajar
Bahan Ajar
 
Ulumul qur'an ii
Ulumul qur'an iiUlumul qur'an ii
Ulumul qur'an ii
 
Asbabbun nuzul
Asbabbun nuzulAsbabbun nuzul
Asbabbun nuzul
 
Materi 7
Materi 7Materi 7
Materi 7
 

More from Anas Alhifni

More from Anas Alhifni (14)

Materi 2
Materi 2Materi 2
Materi 2
 
Materi 6
Materi 6Materi 6
Materi 6
 
Materi 3
Materi 3Materi 3
Materi 3
 
Materi 2
Materi 2Materi 2
Materi 2
 
Contoh 'amr dan nahi
Contoh 'amr dan nahiContoh 'amr dan nahi
Contoh 'amr dan nahi
 
Ulumul qur an n 6
Ulumul qur an n 6Ulumul qur an n 6
Ulumul qur an n 6
 
Ulumul quran 1
Ulumul quran 1Ulumul quran 1
Ulumul quran 1
 
Ulumul qur’an 4
Ulumul qur’an 4Ulumul qur’an 4
Ulumul qur’an 4
 
Ulumul qur’an 3
Ulumul qur’an 3Ulumul qur’an 3
Ulumul qur’an 3
 
Turunnya al quran
Turunnya al quranTurunnya al quran
Turunnya al quran
 
Usul qawaid 1
Usul qawaid 1Usul qawaid 1
Usul qawaid 1
 
I'rab 'am
I'rab 'amI'rab 'am
I'rab 'am
 
Ushl fiqih 1
Ushl fiqih 1Ushl fiqih 1
Ushl fiqih 1
 
Makro islam pertemuan akhir
Makro islam pertemuan akhirMakro islam pertemuan akhir
Makro islam pertemuan akhir
 

Materi 5

  • 1. H. Anas Alhifni H. Anas Alhifni 19-Jan-13 1
  • 2.  Dalam ekonomi konvensional kita kenal kebijakan fiskal merupakan kebijakan ekonomi yang di gunakan pemerintah untuk mengelola/mengarahkan perekonomian ke kondisi yang lebih baik atau di inginkan dengan cara mengubah- ubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. (Prathama Rahardja dan Mandala Manurung:2008) H. Anas Alhifni 19-Jan-13 2
  • 3. Dalam islam kebijakan fiskal merupakan salah satu perangkat untuk mencapai tujuan syariah (agama, harta, jiwa, akal dan keturunan) yang di jelaskan oleh Imam Al-Ghazali, termasuk meningkatkan kesejahteraan dengan tetap menjaga keimanan, kehidupan, intelektualitas, kekayaan, dan kepemilikan. Jadi, bukan hanya untuk mencapai keberlangsungan (pembagian) ekonomi untuk masyarakat yang paling besar jumlahnya, tapi juga membantu meningkatkan spiritual dan menyebarkan pesan dan ajaran islam seluas mungkin H. Anas Alhifni 19-Jan-13 3
  • 4. Non-excludable good Adalah yang orang memerelukannya dimana orang lain tidak dapat dilarang untuk ikut menggunakan atau menikmatinya. Contohnya seperti taman kota. Non-rivalrous good Yaitu barang yang banyak orang dapat menggunakan atau menikmatinya sekaligus tanpa mengganggu kesenangan orang lain yang telah lebih dahulu menikmatinya. Contohnya seperti menonton acara TV. H. Anas Alhifni 19-Jan-13 4
  • 5. Private good Private good, merupakan barang yang dapat di produksi (di tawarkan) secara lebih efisien oleh prusahaan swasta dalam sebuah pasar. Contohnya: mobil, rumah, pakaian dll. Publick good Public good, merupakan barang yang cenderung tidak dapat di produksi (di tawarkan ) secara efisien dalam jumlah sedikit oleh perusahaan swasta sehingga H. Anas Alhifni 19-Jan-13 5
  • 6.  Anggarandan belanja negara (APBN) adalah gambaran terhadap kegiatan yang dilaukan pemerintah dalam memperoleh pendapatan dan pengeluaran untuk penyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan. (Adiwarman:2007) H. Anas Alhifni 19-Jan-13 6
  • 7. 2004 2005 Uraian APBN % thd RAPBN % thd PDB PDB A. Pendapatan negara dan hibah 349.9 17.5 377.9 17.2 I. Penerimaan dalam negri 349.3 17.5 377.1 17.2 1. Penerimaan perpajakan 272.2 13.6 297.5 13.6 a. Pajak dalam negri 260.2 13.0 285.1 13.0 i. Pajak penghasilan 134.0 6.7 141.9 6.5 1) Migas 13.1 0.7 13.6 0.6 2) Non migas 120.8 6.0 128.3 5.9 ii. PPN dan PPnBM 86.3 4.3 98.8 4.5 iii. PBB 8.0 0.4 10.3 0.5 iv. BPHTB 2.7 0.1 3.2 0.1 v. Cukai 27.7 1.4 28.9 1.3 vi. Pajak lainnya 1.6 0.1 2.0 0.1 b. Pajak perdagangan internasional 12.0 0.6 12.4 0.6 i. Bea masuk 11.6 0.6 12.0 0.5 ii. Pajak/pungutan ekspor 0.3 0.0 0.3 0.0 2. Penerimaan bukan pajak 77.1 3.9 79.6 3.0 a. Sumberdaya alam 47.2 2.4 50.9 2.3 b. Bagian penerimaan atas laba BUMN 11.5 0.6 9.4 0.4 c. PNBP lainnya 18.4 0.9 19.3 0.9 II. Hibah 0.6 0.0 0.8 0.0 B. Belanja negara 374.4 18.7 394.8 18.0 I. Belanja pemerintah pusat 255.3 12.8 264.9 12.1 1. Belanja pegawai 57.2 2.9 62.2 2.8 2. Belanja barang 35.6 1.8 31.0 1.4 3. Belanja modal 39.8 2.0 43.0 2.0 4. Pembayaran bunga utang 65.7 3.3 64.0 2.9 5. Subsidi 26.6 1.3 33.6 1.5 6. Belanja hibah - - - - 7. Bantuan sosial 14.3 0.7 16.3 0.7 8. Bantuan lain-lain 16.1 0.8 14.8 0.7 II. Belanja daerah 119.0 6.0 129.9 5.9 1. Dana perimbangan 112.2 5.6 123.4 5.6 a. Dawna bagi hasil 26.9 1.3 31.2 1.4 b. Dana alokasi umum 82.1 4.1 88.1 4.0 c. Dawna alokasi khusus 3.1 0.2 4.1 0.2 2. Dana otonomi khusus & penyesuaian 6.9 0.3 6.5 0.3 C. Surplus/defisit anggaran (A-B) -24.4 -1.2 -16.9 -0.8 H. Anas Alhifni 19-Jan-13 7
  • 8. Ciri kebijakan fiskal pada masa Rasulullah Sebagai berikut :  Sangat jarang terjadi anggaran defisit  Sistem pajak proporsional  Bersarnya rate kharaj di tentukan sesuai dengan produktifitas lahan  Perhitungan zakat perdagangan berdasarkan keuntungan bukan atas harga jual  Porsi besar untuk pembanguan infrastruktur  Manajemen yang baik H. Anas Alhifni 19-Jan-13 8
  • 9. Primer Sekunder  Biaya pertahanan seperti persenjataan, unta,dan  Bantuan untuk orang yang belajar agama di madinah persediaaan  Hiburan untuk para delegadi keagamaan  Penyaluran zakat dan ushr kepada yang berhak  Hiburan untuk para utusan suku dan negara serta biaya menerimanya menurut ketentuan Alquran, termasuk perjalanan mereka para pemungut zakat  Hadiah untuk pemerintah negara lain  Pembayaran gaji untuk wali, qadi, guru, imam,  Pembayaran untuk pembebasan kaum muslim yang muadzin, dan pejabat negara lainnya menjadi budak  Pembayaran upah para sekurelawan  Pembayaran denda atas mereka yang terbunuh secara  Pembayaran utang negara tidak tidak sengaja oleh pasukan kaum muslimin  Bantuan untuk musafir  Pembayaran utang orang yang meniggal dalam keadaan miskin  Pembayaran tunjangan untuk orang miskin  Tunjangan untuk sanak saudara rasulullah saw. (80 butir kurma dan 80 butir gandum untyuk setiap istrinya)  Persediaan darurat H. Anas Alhifni 19-Jan-13 9
  • 10.  Peningkatan pendapatan nasional dan partisipasi kerja  Pemungutan pajak secara adil  Pengaturan anggaran  Penerapan kebijakan fiskal khusus  Efektifitas kebijakan fiskal H. Anas Alhifni 19-Jan-13 10
  • 11. mustahik P muzakki S1 S1 S2 S2 Pk Pz Pe D2 D2 D1 D1 Q Q ∆Qk ∆Qz ∆Qk > ∆Qz Kenaikan M (income)  D mustahik naik lebih besar daripada muzakki H. Anas Alhifni 19-Jan-13 11
  • 12. Dari penjelasan diatas dapat juga di simpulkan bahwa zakat sebagai pendapatan bagi golongan masyarakat mustahik, bagaimana penambahan pendapatan bagi muzakki dan mustahik akan meningkatkann permintaannya, namun jika di bandingkan pemingkatan permintaan mustahik akan lebih besar dari permintaan muzakki hal ini de sebabkan oleh besarnya sensitifitas konsusmsi permintaan mustahik terhadap perubahan pendapatan mereka H. Anas Alhifni 19-Jan-13 12
  • 13. P S1 So Efek Pajak Efek Zakat D1 D0 0 Q H. Anas Alhifni 19-Jan-13 13
  • 14. Monzert karf berpendapat bahwa tingkat pajak jikapun diberlakukan haruslah pada tingkat yang rendah, beliau sependapat dengan imam malik,ibn hazan dsan kattani bahwa menempatkan pajak lebih besar dari tingkat zakat hanya dapat di benarkan ketika darurat dan beliau berpendapat jika sebuah negara tidak mampu menggunakan konsep Islam, sebaiknya instrumen fiskal beserta pos-pos penerimaan yang lainnya memiliki karakteristik yang sama seperti yang di miliki oleh sistem ekonomi Islam baik dalam pemungutannya maupun pendistribusian H. Anas Alhifni 19-Jan-13 14
  • 15. Ugi suharto menyebutkan secara sederhana menyebutkan perbedaan pajak dan zakat terkait dengan keberadaan negara atau pemerintahan, implemintasi pajak sangat tergantung pada eksistensi negara, zakat dalam Islam di pandang sebuah ibadah, sebagai sebuah ketentuan syariat yang mengikat pada seorang manusia yang memiliki harta yang cukup, sehingga ada tidaknya negara zakat tetap ada sepanjang ada orang Islam H. Anas Alhifni 19-Jan-13 15