2. Kitab Ulangan mempunyai susunan konsentris
(terpusat) yang tidak sangat sulit ditemukan.
Umum diterima bahwa pusatnya adalah koleksi
Undang-Undang dalam bab 12-26. Undang-
Undang itu diawali dan disusul wejangan
pengantar dan penutup (1-11 dan 27-30).
Semuanya itu berupa perkataan Musa. Pidatonya
yang panjang itu diawali catatan pengantar yang
sangat singkat, dan disusul kisah penutup yang
cukup panjang, yang bukan hanya mengakhiri
kitab Ulangan tetapi juga membulatkan seluruh
Taurat Musa.
3. Angkatan lama yang tidak percaya kepada janji
Tuhan, tidak diperbolehkan masuk negeri terjanji
(1:19-2:15; termasuk Musa sendiri, 3:23-29).
Namun, angkatan baru, yang kini sudah mulai
mengalami perwujudan janji Tuhan, yakni
pemberian wilayah di sebelah timur sungai Yordan
(2:16-3:23), hendaknya menepati ketetapan dan
peraturan Tuhan agar dapat memasuki negeri
terjanji itu sepenuhnya (4:1-22). Kalau mereka
lupa akan Perjanjian Tuhan, mereka sebaliknya
akan dibuang dari negeri itu (4:23dst).
4. Wejangan Musa yang kedua mulai dengan
mengingatkan orang Israel akan pengikatan
Perjanjian di Horeb yang diikat Tuhan bukan
hanya dengan moyang mereka tetapi juga
dengan setiap generasi. Dalam kaitan ini
dikutip kembali Sepuluh Firman (5:6-21),
yang juga dalam kitab Ulangan berlaku
sebagai ketetapan dasar untuk segala
peraturan lain (bdk. posisi Sepuluh Firman
dalam Kel 20 dalam konteks Kel 19- Bil 9).
5. Seluruh wejangan yang kedua ini
merupakan himbauan dan memberi
dorongan kepada Israel untuk mengasihi
Tuhan dengan cara menepati hukum dan
ketetapan-Nya.
6. Untuk memberi motivasi kepada Israel,
mereka terus menerus diingatkan akan masa
lampau yang positif maupun negatif;
diingatkan akan sejarah kebaikan Tuhan,
sumpah setianya kepada nenek moyang
bangsa (mis. 6:10), pembebasan dari Mesir
(mis. 6:21ii), penyelenggaraan ilahi
sepanjang perjalanan di padang gurun (mis.
8:2ii,15i), tetapi diingatkan juga akan sejarah
amarah-Nya ketika Israel murtad di Horeb
(9:7-10:11).
7. Untuk menambah motivasi Israel, mata
mereka diarahkan pula ke masa depan,
yakni ke berkat yang dijanjikan Tuhan,
hidup sejahtera dalam sebuah negeri yang
sangat baik (7:13, 8:7-10, 11:8), tetapi juga
kepada kutukan Tuhan kalau mereka akan
melanggar ketetapan dan peraturannya
(7:4,10, 11:28).
8. merupakan bagian sentral dari wejangan
Musa. Undang-Undang ini kurang bersifat
sebagai kitab hukum biasa, sebab peraturan-
peraturannya terus menerus diselingi
himbauan dan bahkan renungan teologis.
Ciri persuasif itu membedakannya dari Kitab
Perjanjian, koleksi hukum yang terdapat
dalam Kel 20:22-23:19 dan yang sering
dihubungkan dan dibandingkan dengan
Undang-Undang Ulangan.
9. dalam bagian pertama Undang-undang
Ulangan sering diulang peraturan yang
sangat khas Deuteronomis, yang menyangkut
sentralisasi ibadat “di tempat yang dipilih
Tuhan, Allahmu, untuk membuat namanya
tinggal di sana”, yaitu di Bait Allah di
Yerusalem. Perintah sentralisasi ibadat itu
diterapkan kepada segala macam korban
persembahan (Ul 12:5,11,13i,18, 21,26),
persembahan persepuluhan (14:22 dst),
penyembelihan anak sulung (15:19i), dan tiga
Hari Raya utama (Ul 16
10. . Sentralisasi ibadat ini muncul sekali lagi
dalam sebuah liturgi yang dibicarakan pada
akhir Undang-Undang Ulangan, yakni
persembahan hasil pertama (26:1-11). Di
antara peraturan sentralisasi pada bagian
pertama dan pada akhir itu terdapat aneka
ragam hukum pidana, sipil dan sosial.
Rumusan sentralisasi juga masih muncul
dalam kaitan dengan pengadilan tertinggi
(17:8ii), dan penghidupan orang-orang Lewi
(18:6ii).
11. 16:18 - 18:22 Hukum tentang yang
berwenang: hakim, raja, imam, nabi
19:1 - 21:9 Hukum Pidana
21:10 - 22:30 Hukum Keluarga
23:1-14 Hukum Ketahiran
23:15 - 25:4 Hukum
Perikemanusiaan
25:5-19 Aneka ragam tambahan
12. Dalam Ul 27-28 disampaikan ucapan
berkat dan lebih banyak lagi ucapan kutuk
untuk mendorong Israel agar melakukan
ketetapan dan peraturan Tuhan yang baru
saja diuraikan dalam Undang-Undang
Ulangan, dan jangan mengabaikannya.
13. Dalam Ul 29-30 disajikan “perkataan
Perjanjian yang diikat Musa dengan Israel di
tanah Moab” (Ul 29:1), suatu wejangan dalam
rangka pembaharuan Perjanjian di Moab.
Perkataan Perjanjian itu memuncak dalam
peringatan keras bahwa pelanggaran pasti
akan membawa hukuman berupa
pembuangan (Ul 29:21dst), tetapi juga
disampaikan bahwa masih ada kemungkinan
untuk berbalik kepada Tuhan dan mengalami
kebaikan-Nya (Ul 30:1-10).
14. Ul 31 menyambung dan melanjutkan riwayat
sejarah yang terputus sejak Bil 32 atau Ul 3. Musa
tidak diperbolehkan menyeberangi sungai Yordan,
maka kepemimpinan dialihkan kepada Yosua yang
— dengan disertai Tuhan — akan menyeberang di
depan umat Israel (Ul 31:1-8, bdk Ul 3:23-29).
Untuk menjaga kelangsungan Perjanjian,
ditetapkan pembacaan ulang hukum Taurat pada
hari Raya Pondok Daun, sekali setiap tahun
ketujuh (Ul 31:9-13). Hukum Taurat dituliskan
dalam sebuah kitab, dan diberi tempat di samping
Tabut Perjanjian yang memuat X Firman (Ul
31:24ii).
15. Dalam Ul 34 riwayat Musa dibulatkan
dengan berita tentang kematiannya.
Setelah diberi melihat negeri terjanji, Musa
mati di ambang pintu negeri itu. Kisah
terakhir ini bukan hanya berperan sebagai
penutupan kitab Ulangan, melainkan juga
berfungsi sebagai kisah penutupan untuk
seluruh Taurat Musa.
16. Di tengah kisah penutup ini disisipkan dua sajak: sebuah
mazmur (Nyanyian Musa, Ul 32) dan sebuah koleksi
ucapan berkat untuk masing-masing suku (Berkat Musa,
Ul 33). Kedua sajak itu diletakkan dalam mulut Musa
sebagai peringatan maupun janji untuk masa
mendatang.
Mazmur sejak awal sudah memberi peringatan bahwa
kebaikan Tuhan (32:7-14) akan dijawab Israel dengan
ketidak-setiaan (ay 15-18), hal mana akan membawa
hukuman dari Tuhan (ay 19-25); namun Tuhan tidak
akan membiarkan bangsanya terhapus melainkan akan
mengasihani mereka (ay 26-42).
Belas kasih dan kesetiaan Tuhan itu kemudian
dikonkritkan dalam ucapan-ucapan berkat atas masing-
masing suku (Ul 33).
17. Ulangan asli: Apa yang lazim disebut kitab Ulangan asli
perlu dicari di dalam bab (6-11)12-25. Karangan itu aslinya
berupa sebuah koleksi undang-undang, yang dijiwai oleh
gagasan sentralisasi ibadat. Koleksi yang dikenal sebagai
torah Mošè, sudah diawali beberapa himbauan yang
ditujukan kepada Israel yang dilukiskan sedang berada
dalam perjalanan masuk ke negeri.
Asal mula dari kitab Ulangan asli ini masih diperdebatkan.
Apakah juga berasal dari masa raja Yosia? Ataukah
gerakan deuteronomis serta kitab mereka sudah ada lebih
dahulu; berasal dari masa raja Hizkia (kl. 700SM), dan kitab
itu — setelah hilang pada masa raja Manasye — sungguh
ditemukan kembali pada masa Yosia?
18. Karya pengarang sejarah deuteronomistis: Ulangan
asli itu selanjutnya oleh pengarang sejarah
deuteronomistis dimasukkan ke dalam karyanya yang
besar tentang sejarah bangsa Israel, sebagai bagian
pengantarnya.
Untuk itu pengarang KSDtr melengkapi Ulangan asli
dengan suatu kerangka kisah sejarah, yakni kisah
perjalanan Israel dari Horeb sampai ke perbatasan
negeri terjanji (Ul 1-3), lagi kisah tentang pengadaan
Perjanjian serta pemberian Sepuluh Firman di Horeb
(Ul 5) dan kisah tentang pelanggaran Perjanjian itu (Ul
9:2-10:10). Kerangka kisah sejarah itu kemudian
disambung lagi dengan penunjukkan Yosua sebagai
pengganti Musa (Ul 31) dan kematian Musa (34:1-6).
19. Editor pada masa kemudian: Hubungan antara
hukum Musa dan Perjanjian Horeb itu ditingkatkan
lebih jauh oleh editor yang kemudian. Tangan
editor itu paling kentara dalam Ul 4, (6-8), 10:12-
11:32, 26-30. Apa yang sudah diceriterakan oleh
pengarang sejarah, yakni penyampaian hukum
Musa dalam kerangka sejarah Perjanjian Horeb,
diungkapkan lebih tegas lagi oleh editor yang
kemudian. Menurut edisinya bahkan penyampaian
hukum oleh Musa kepada bangsa diadakan dalam
rangka pengikatan Perjanjian, yakni Perjanjian di
tanah Moab (29:1).