3. • Bacaan pertama dan Injil berbicara tentang satu tokoh PL yang
terkenal: Nabi Elia.
• Dalam bacaan pertama, Nabi Elia dipuji oleh penulis kitab Sirakh
sebagai nabi yang diibaratkan sebagai api yang mampu
mendatangkan bencana kelaparan.
• Dalam bacaan Injil, Yesus bicara tentang kedatangan Elia
• Dalam sesi pertama, kita akan membahas bagaimana pujian terhadap
Elia dalam Kitab Yesus bin Sirakh, salah satu kitab Deuterokanonika,
kitab yang diterima oleh gereja Katolik, tetapi tidak oleh gereja
Protestan.
4. Elia
• Siapa itu Elia?
• Nabi di Kerajaan Israel (Kerajaan Utara). Pada zaman raja Ahab dan ratu
Izebel
• Nabi Elia berkarya di tengah bangsa Israel yang tengah tergoda untuk
melakukan penyembahan berhala, yaitu menyembah dewa Baal dan
Astarte
• Nama Elia, Eliyah. Eli=allahku, Yah: Yahwe. Allahku adalah Yahweh. Allahku
adalah TUHAN.
• Nama Elia, sekaligus menampilkan misi hidup Elia, yaitu menegakkan
Kembali kepercayaan kepada TUHAN (Yahweh) sebagai Allah satu-satunya.
5. • Tugas Elia tidak mudah sebab ia berhadapan dengan raja atau
pemerintah yang mendukung penyembahan berhala.
• Bahkan, ia hanya didukung oleh sekelompok kecil orang yang masih
setia kepada Yahweh (TUHAN)
• Tentang Kisah Elia secara detail, silahkan dibaca di dalam kitab Raja-
Raja.
• Sekarang kita melihat, tentang bagaimana Elia digambarkan oleh
penulis Kitab Yesus bin Sirakh
6. • Nabi Elia tampil bagaikan api, perkataannya laksana Obor yang
menyala.
• Mengapa Elia dihubungkan dengan api. Pertama, ada yang
mengaitkan sosok Elia sebagai nabi yang mampu menurunkan api
TUHAN dari langit, saat bertanding dengan para nabi Baal di gunung
Karmel, untuk menunjukkan siapa allah yang sesungguhnya itu.
• Kedua, api, atau berapi-api adalah karakter dari nabi Elia. Nabi Elia
memiliki semangat yang tinggi dalam memperjuangkan apa yang
diyakininya. Ia memperjuangkan agar Yahweh tetap dihormati dan
disembah sebagai Allah satu-satunya. Ia tidak takut melawan para
musuhnya demi kebenaran dan keadilan.
7. • “perkataannya” seperti obor yang menyala. Ini mau menunjukkan
bahwa perkataan Elia tidak hanya omong kosong belaka, atau sebagai
Elia tidak hanya sekedar bicara saja. Namun, ia juga bertindak.
• Seperti obor yang bernyala memiliki manfaat yaitu menerangi dan
memberi kehangatan. Demikian pula Elia, misinya adalah memberi
manfaat dan semangat bagi orang-orang disekitarnya.
• Elia dipandang sebagai nabi yang hebat dan tak tertandingi karena ia
mampu mendatangkan bencana kelaparan, menutup langit “tidak
mendatangkan hujan” agar bangsa Israel mau bertobat dan mengikuti
jalan Allah.
8. • Elia juga dikaitkan dengan api karena ia diangkat ke surga dengan
kereta dengan kuda-kuda berapi. Tidak ada nabi lain yang mengalami
hal ini. Tradisi Yahudi, mengamini bahwa Elia tidak mati. Dan ia akan
dating Kembali pada saatnya.
• Jadi, dalam hidupnya, sosok Elia ini terkait erat dengan api. Dari awal
kariernya sampai akhir kariernya, ia selalu berkaitan dengan api.
• Namun bagi kita, yang terpenting adalah apa yang dapat diteladani
dari figure Elia ini.
9. • Elia adalah sosok nabi yang berkuasa atas perkataan dan perbuataan.
Man in word and in action. Manusia dalam kata dan Tindakan.
• Ia berjuang keras demi sebuah keyakinan atau sebuah mimpi,
mengembalikan bangsa Israel kepada Allah, membawa Israel kepada
pertobatan.
• Ia yakin akan apa yang diperjuangkan, dan ia percaya bahwa TUHAN
Allah akan tetap menyertainya dan perjuangannya.
• Dua kombinasi ini penting, perjuangan atau kerja keras dan percaya
kepada Allah. Dua sisi dalam satu mata uang.
10. • Keberhasilan seseorang, entah dalam bidang apapun juga, merupakan hasil dari
kombinasi antara perjuangan dan kepercayaan kepada Allah. Usaha dari diri
sendiri, dan restu atau berkat dari Allah.
• Terlalu yakin dengan usaha sendiri, itu terlalu naif atau bodoh. Ada sesuatu dalam
hidup yang tidak bisa kita control dan kendalikan. Kita harus berani memasrahkan
diri usaha kita kepada TUHAN
• Hanya mempercayakan diri kepada TUHAN tanpa ada usaha dari kita , sama
naifnya. TUHAN telah memberi kita banyak hal, termasuk tubuh yang lengkap dan
otak untuk berpikir. Untuk apa TUHAN memberikan semuanya ini, jika kita tidak
mau berusaha. Kiranya, TUHAN tidak akan memberi restu dan berkat kepada
orang yang malas.
• Seperti Elia, manusia yang berjuang sekaligus percaya, demikian pula kita dalam
hidup ini, kiranya baik bukan hanya mendasarkan hidup pada percaya kepada
Allah saja, tetapi berjuang, untuk diri sendiri, sesama manusia, makhluk ciptaan
lain dan untuk Allah
12. • Perikop Injil yang kita dengar, sangat pendek, sulit dimengerti jika
tidak melihat konteks cerita besarnya.
• Kisah tentang transfigurasi
• Yesus berubah rupa, wajah terang benderang seperti matahari. Dan
di situ ada penampakan dua nabi terkenal dalam Perjanjian Lama,
yaitu Musa dan Elia.
• Pengalaman Teofani, Penampakan yang ilahi, Ada suara dari Allah
Bapa, dari dalam awan, bahwa Yesus adalah Dia yang dikasihi Bapa,
Anak Allah.
13. • Yesus berbicara tentang nabi Elia, Ketika para murid bertanya, kalua
demikian, mengapa ahli-ahli Taurat berkata bahwa Elia harus datang?
• Yesus mengamini kepercayaan orang Yahudi pada zaman itu, bahwa
Elia pada masanya akan datang, dan memulihkan segala sesuatu.
Maksudnya, kedatangan Elia, pertanda akan terjadinya sebuah
perubahan dalam sejarah. Kekacauan dan ketidakadilan akan berhenti
dan munculah zaman baru, yang ditandai dengan keharmonisan dan
keadilan, intinya, ini keselamatan. Kedatangan Elia adalah pertanda
keselamatan.
• Ini pandangan orang Yahudi pada zaman Yesus. Lantas bagaimana
pendapat Yesus.
14. • Yesus malah berkata “ Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal
dia dan memperlakukan menurut kehendaknya sendiri”.
• Sayangnya Yesus tidak menjelaskan kalimatnya secara lebih terperinci.
Ini malah menimbulkan kebingungan. Kalau sudah datang, apa
buktinya? Tetapi sebenarnya, perkataan Yesus tentang Elia ini,
berfungsi sebagai kata pembuka atau introduksi untuk perkataan
selanjutnya, Demikian juga Anak Manusia juga akan menderita oleh
mereka.
• Maksudnya apa?
15. • Maksudnya, banyak orang Yahudi tidak menyadari kehadiran Yesus
sebagai nabi seperti Elia, seorang Anak Manusia yang akan membawa
keselamatan. Mereka memperlakukan secara tidak baik. Sudah jelas
bahwa Yesus seperti Elia yang telah membuat banyak mukjizat, tetapi
mereka malah memperlakukan secara tidak baik, bahkan kita tahu,
mereka membuat Yesus menderita, dan wafat di kayu salib.
• Selanjutnya, dikatakan, para murid Yesus memahaminya secara lain.
Mereka berpikir, Elia yang sudah datang itu mewujud dalam diri
Yohanes Pembaptis. Padahal maksudnya bukan itu? Yesus mau
mengatakan, dirinya yang kurang lebih mirip dengan Elia, sudah
datang, tetapi banyak orang, termasuk para murid tidak
menyadarinya.
16. Pesan.
• Kita bisa berangkat dari perkataan yesus ini: Elia sudah datang tetapi
orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut
kehendak mereka.
• Dari perkataan ini, kita bisa bertanya, “Apakah kita sudah mengenal
Yesus dan memperlakukannya sesuai dengan tugas perutusannya.
• Yesus adalah Kristus, dia yang diurapi, membawa keselamatan melalui
ajaran dan teladan hidupnya. Apakah kita sudah sadar itu?
• Banyak orang mengaku diri sebagai pengikut Kristus, tetapi tidak
sadar dirinya adalah pengikut Kristus. Hidupnya jauh dari ajaran
Kristus. Suka berkonflik, menjatuhkan sesama, mendendam, terlibat
korupsi, dan Tindakan jahat lainnya.
17. • Tidak sedikit orang Kristiani yang tidak mampu dan sadar melihat percikan cahaya
Kristus dalam diri orang Kristiani lainnya. Ketidaksadaran ini yang membuat orang
tidak tahu bagaimana memperlakukan sesama orang Kristiani. Tidak usah terlalu
jauh terhadap orang yang berbeda agama. Terhadap orang Kristiani sendiri,
apakah kita sudah memperlakukan mereka seperti layaknya saudara seiman yang
menampilkan percikan cahaya Kristus?
• Jika terhadap sesama satu gereja saja tidak mampu untuk membangun
persaudaraan Kristiani, jangan buru-buru meloncat untuk membangun
persaudaraan di luar gereja, meskipun ini penting.
• Karena itu, penting bahwa kita perlu mengenal siapa itu Yesus dan diri kita
sebagai pengikut Kristus, dan sadar akan identitas itu.
• Sebab, tanpa kesadaran dan pengenalan yang lebih dalam, sulit untuk melangkah
lebih dalam untuk menjadi manusia Kristiani yang sejati.