2. Introduksi
Kisah Penaklukan dan Pendudukan Israel dan
pembagian tanah di antara suku-suku Israel
Yehoshua (MT) Jesus (LXX)
Yahweh telah menyelamatkan
Musa menamai Hosea bin Nun ituYosua. (Bil
13:16 ITB)
“Nabi-Nabi terdahulu”
Hexateukh = >Yosua = kitab keenam
Tetrateukh =>Yosua = kitab kedua KSDtr
3. Mengapa masuk dalam Kanon?
Keberatan: Genocida dan peperangan
Pendukung: pemenuhan janjiYahweh
terhadap Abraham (tanah), a) memberikan
tanah kepada keturunannya (Kej 12,7) b)
membuat Abraham menjadi bangsa yang
besar.
Sejarah pembebasan Israel barulah lengkap
dengan adanya kitabYosua
4. Penulisan dan tujuan
Antara 622-550 SM, mungkin selama di
pembuangan (587-550 SM)
Awalnya ditulis di Palestina, di Babel diedit
kembali
Jenis sastra: sebagian besar narasi. Ada selingan
wejangan atau pidato
Tujuan: memberikan harapan kepada orang
Israel yang ada di Babel
SebagaimanaYosua memperoleh tanah, orang
Israel di Pembuangan juga mampu untuk
mengambil kembali warisan mereka yang hilang
5. Susunan Kitab Yosua
1 PerintahTuhan untuk merebut Kanaan
2-9 Kisah-kisah penaklukan wilayah Benyamin
10-11 Kemenangan atas raja2 Selatan dan Utara
12 Daftar raja2 yg dikalahkan
13-21 Pembagian negeri
22 Suku2 trans-Yordan pulang
23Wejangan perpisahanYosua
24 Pembaharuan Perjanjian di Sikhem.
6. PENGARANG DEUTERONOMISTIS
kisah-kisah etiologis, artinya cerita-cerita yang
memberi keterangan populer tentang
bermacam-macam gejala di daerah Benyamin:
dua belas batu di Gilgal (4:9)
nama Gilgal (5:9)
kaum Rahab diYerikho (6:25)
timbunan batu di lembah Akhor (7:26)
reruntuhan Ai dan timbunan batu di depan pintu
gerbangnya (8:28)
tukang-tukang Gibeon di tengah Israel (9:27).
7. Gejala-gejala itu diterangkan dengan me-
nunjuk kembali kepada peristiwa-peristiwa
pada masa pendudukan negeri (4:9,20 dst,
5:9, 6:25, 7:26, 8:28-29, 9:27). Inilah sebuah
koleksi tradisi-tradisi sangat kuno yang
berasal dari suku Benyamin yang
mengenangkan perebutan dan pendudukan
wilayahnya itu.
8. Koleksi kisah etiologis dan regional ini
dilengkapi dengan dua kisah peperangan
melawan raja-raja Kanaan, yang pertama di
wilayah Selatan (bab 10) dan yang lain di
wilayah Utara (bab 11). Beberapa kisah
peperangan ini tampak sebagai tradisi-tradisi
kuno yang berasal dari sukuYehuda dan suku
Naftali.
9. Daftar-daftar batas wilayah suku dan daftar
kota-kota yang terkumpul dalamYos 13-21
juga merupakan tradisi-tradisi kuno.
Sebagian besar daftar itu (Yos 14-19)
barangkali sudah digabungkan, dan dijadikan
bagian dari kisahYosua, sebelum kisahYosua
dikenal dan dipakai oleh pengarang KSDtr.
10. KisahYosua itu oleh pengarang sejarah deute-
ronomistis dimasukkan ke dalam kisah besar
sejarah bangsa Israel selama enam abad. Masa
pendudukan dan pembagian negeri disajikan
sebagai suatu zaman tersendiri, yakni zaman
Yosua. Penyisipan itu tercapai dengan
menambahkan sebuah kata pengantar tentang
mulainya kepemimpinanYosua sebagai
pengganti Musa (Yos 1) dan sebuah kata penutup
tentang pemenuhan seluruh janjiYHWH (Yos
21:43-45), pulangnya suku-suku transYordan
(Yos 22:1-6; bdkYos 1:12-18), dan berita tentang
kematianYosua (Yos 24:29-30).
11. Yosua
Menurut pengarang ituYosua:
mengganti Musa sebagai pemimpin seluruh
Israel,
menjalankan perang suci di bawah perintah
YHWH yang senantiasa menyertainya,
bersama keduabelas suku berhasil merebut dan
menduduki seluruh negeri di sebelah barat sungai
Yordan, sesuai dengan janjiYHWH (21:43,45).
Dengan demikian ia menyelesaikan pekerjaan
yang sudah dimulai oleh Musa di sebelah timur
sungai.
12. EDITOR DEUTERONOMISTIS
Editor deuteronomistis kemudian memasukkan
suatu aspek baru ke dalam kisah itu.Tidak puas
dengan gambaran yang terlalu sederhana bahwa
YHWH senantiasa menyertai dan memimpin
Israel dalam peperangan sehingga selalu
membawa kemenangan, editor lebih tegas
menggambarkan hubungan antaraYHWH dan
Israel sebagai hubungan perjanjian yang
mengandaikan bahwa Israel bertindak sesuai
dengan seluruh hukum Musa. Dengan demikian
ditambah suatu unsur kondisional (“jika Israel
taat pada perjanjian”) kepada penyertaanYHWH
yang diharapkan memberikan kemenangan.
13. Unsur baru yang menjadi dominan itu
dimasukkan dengan menyisipkan beberapa
ayat singkat dalam sejarah deuteronomistis
itu, mis.:
pada awal kisah perebutan (Yos 1:7-9a),
pada awal kisah pembagian negeri (Yos 13:1d-
6),
dan terutama dengan menambahkan suatu
wejangan penutupan yang panjang, yang
disampaikan olehYosua sebagai wasiat (Yos
23).
14. editor ini membedakan antara sukses Israel yang
selama ini dan peperangan yang masih akan
datang, dan menegaskan bahwa keberhasilan
lengkap Israel akhirnya akan tergantung dari
sikapnya terhadap hukum dan perjanjian. Masih
ada daerah yang belum dan harus diduduki (Yos
13:1b). Perebutannya akan dibuat berhasil oleh
YHWH kalau Israel memelihara hukum
perjanjian, yakni semua yang tertulis dalam kitab
hukum Musa (Yos 23:5ii).Tetapi kalau melanggar
perjanjian itu, mereka sebaliknya akan
dimusnahkan dari negeri yang sudah diberikan
YHWH (Yos 23:15i).
15. Masih ada kisah penutup lain lagi, yakni
tentang pengadaan perjanjian di Sikhem (Yos
24:1-28; bdk. juga 8:30-35). Kisah ini
umumnya dianggap berakar dalam tradisi
kuno, yakni ibadat perjanjian di tempat suci
Sikhem.Tetapi penempatan kisah itu di sini,
setelah wasiatYosua (Yos 23), terasa janggal.
Maka ada dugaan bahwa tradisi kuno ini baru
kemudian (sesudah re-edisi deuteronomistis)
ditambah kepada kitabYosua, dengan
maksud untuk lebih menekankan lagi tema
perjanjian yang telah menjadi titik tekanan
re-edisi deuteronomistis.