1) Kisah Musa berusaha melunakkan hati Allah agar tidak membinasakan bangsa Israel setelah mereka membuat patung anak lembu emas.
2) Yesus menjelaskan dirinya sebagai utusan Allah kepada pemuka agama Yahudi yang tidak percaya padanya.
3) Kisah-kisah tersebut memberikan pelajaran tentang sifat Allah dan kepentingan mengikuti teladan Yesus.
1. ORK 23 Maret 2023
Keluaran 32:7-14
Yohanes 5:31-47
2. Keluaran 32:7-14
• Kisah terkenal dalam Kitab Keluaran
• Salah satu pemberontakan bangsa Israel paling berat, dan melawan
perintah Allah pertama: Jangan ada padamu ilah lain di hadapan-Ku.
• Ceritanya: Musa terlalu lama di gunung Sinai, mereka tidak sabar dan
merasa ditinggalkan oleh pemimpinnya. Lalu mereka meminta Harun
supaya membuat patung anak lembu emas. Mereka menganggap sebagai
jelmaan Allah mereka.
• Bangsa Israel lalu beribadah kepada patung ini, mempersembahkan
kurban, berpesta, makan minum dan bersenang-senang.
• Inilah yang membuat sakit hati Allah sebab bangsa Israel melupakan Allah
yang telah menyelamatkannya, dan beralih kepada ilah-ilah yang fana.
3. • Melalui Musa, Allah bermaksud untuk membinasakan bangsa Israel
ini.
• Allah digambarkan mengeluh: “Alangkah cepatnya mereka
menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada mereka”—
sungguh bangsa ini tegar tengkuk, keras kepala.
• Musa yang mengetahui Tuhan marah, lantas berusaha melunakkan
hati Tuhan. Musa meminta Tuhan untuk mengingat perjanjian yang
telah dibuat-Nya dengan leluhur Israel, Abraham, Ishak dan Yakub
yang hendak membuat bangsa Israel sebagai bangsa yang besar.
• Intinya, Musa mendesak Allah supaya jangan mudah ingkar janji
meskipun bangsa Israel telah membuat kesalahan.
4. Siapakah Allah
• Kisah ini menampilkan sosok Allah dalam dua sisi, Dia yang adil dan
berbelas kasih.
• Allah itu Mahaadil karena dia menghukum kesalahan orang, dalam
hal ini bangsa Israel karena telah sesat jalan-Nya. Menghukum harus
dipahami secara positif ya. Menghukum untuk tujuan bahwa orang
yang bersangkutan bisa menjadi lebih baik.
• Penderitaan sebagai efek dari hukuman juga harus dilihat dalam
konteks ini. Dan tidak ada penderitaan yang berlangsung lama sekali.
5. Siapakah Allah
• Sisi yang kedua, Allah juga berbelas kasih. Hati Allah dapat dilunakkan
jika alasannya tepat.
• Dalam insiden anak patung lembu emas ini, Musa berhasil
melunakkan hati Allah dengan mengingatkan Allah akan perjanjiannya
dengan leluhur Israel.
• Allah itu fleksibel jika mengingat kebaikan-kebaikan yang telah
dilakukan orang yang bersangkutan.
• Tetapi, tetap harus dicatat, hukuman terhadap bangsa Israel tetap
berjalan. Jika membaca kisah selanjutnya, maka kita tahu, gara-gara
dosa menyembah patung anak lembu emas ini, bangsa Israel harus
mengembara selama 40 tahun di padang gurun.
6. Siapakah Musa
• Satu hal yang menarik adalah figur Musa.
• Ia menyadari peran pentingnya sebagai pemimpin yang membawa
bangsa Israel menuju kemerdekaan dan kesejahteraannya di Tanah
terjanji.
• Musa tidak egois, dia mementingkan kehidupan bangsa-Nya. Di
tengah ancaman pembinasaan bangsanya karena kemarahan Allah,
Musa berdiri di tempat pertama untuk membela bangsa-Nya.
• Ini yang disebut manusia berintegritas. Tahu perannya, dan siap untuk
mempertahankan apa yang menjadi tanggung jawabnya, dalam hal ini
bangsa Israel
7. Apa relevansinya bagi kita?
• Dua hal
• Pertama, jika mau bertindak atau berbuat sesuatu, pikirkanlah dahulu
konsekuensinya. Bangsa Israel sudah diberitahu ada larangan untuk
menyembah ilah lain, tetapi tetap nekad, maka ada konsekuensinya untuk
hal itu, hukuman.
• Sama halnya, jika kita melakukan dosa dan pelanggaran, cepat atau lambat
pasti ada konsekuensinya. Ini tidak menakut-nakuti, ini supaya kita perlu
waspada dan hati-hati terhadap segala apa yang kita katakan atau lakukan.
• Sudah tahu mencuri itu dosa, tetapi dilakukan, cepat atau lambat pasti
ketahuan. Jika tidak ketahuan oleh manusia, Allah tahu dan entah apa
bentuknya, pasti Allah akan memberikan konsekuensinya.
8. • Kedua, jadilah manusia berintegritas seperti Musa. Bertanggung
jawablah atas peran yang diberikan Allah kepada kita. Jika jadi bapa
rumah tangga, jadilah bapak yang bertanggung jawab, mau
memperhatikan seluruh anggota keluarga, bukan hanya material,
tetapi juga rohani seperti perhatian dan kasih sayang. Demikian juga
dengan ibu rumah tangga. Jika diberikan peran oleh Allah sebagai
pedagang, jadilah pedagang yang bertanggung jawab, memberikan
yang terbaik bagi konsumen, jangan mengecewakan klien dengan
produk yang tidak baik.
• Dan masih banyak contoh yang lain.
9. Yohanes 5:31-47
• Perikop Injil Yohanes, bicara tentang siapa itu Yesus.
• Yesus berdiskusi (berdebat) dengan pemuka agama Yahudi, yang tidak
menerima dan percaya kepada-Nya.
• Dari beberapa perkataan Yesus yang termuat dalam perikop ini, ada
beberapa petunjuk yang menjelaskan siapa itu Yesus.
• Pertama, Bapa mengutus Aku (paling tidak, tiga kali disebutkan hal
ini). Yesus adalah utusan Bapa yang membantu manusia untuk
mencapai kehidupan kekal, keselamatan. Karena utusan Allah, maka
apa yang ia ajarkan, kita perlu menjalankan, apa yang ia teladankan
perlu kita praktekkan.
10. • Kedua, pekerjaan yang dilakukan Yesus adalah kesaksian bahwa ia
adalah utusan Allah.
• Apakah yang dimaksud dengan pekerjaan Yesus? Jika melihat
keseluruhan Injil Yohanes, pekerjaan Yesus adalah mengajar dan
membuat mukjiizat (hanya Allah yang bisa)
• Pemuka-pemuka agama Yahudi, tidak bisa menerima Yesus sebagai
utusan Allah. (kita tidak tahu mengapa?) apakah karena gengsi, atau
iri hati?
11. Relevansi bagi kita?
• Siapakah Yesus itu bagi kita, atau bagiku?
• Stephen Pisano (Kekristenan itu, bukan agama kitab, tetapi agama
yang berdasar pada seorang pribadi, yaitu Yesus Kristus), tulisan-
tulisan Perjanjian baru, terutama Injil itu berfokus untuk menjelaskan
siapa Yesus Kristus itu.
• Ada banyak pemahaman Yesus Kristus dalam Kitab Suci, belum
ditambah dengan kristologi yang beragam tentang Kristus yang
ditawarkan oleh para teolog, yang terkadang malah makin rumit
pemahamannya.
• Namun yang penting adalah, Jika kita tahu tentang Yesus Kristus, dan
siapa Kristus bagiku, lalu saya sebagai orang Kristiani, mau apa?
12. Menjadi Kristus.
• Ada banyak jawaban, tetapi saya menawarkan satu jawaban, bisa
diterima bisa tidak.
• Tujuan kita menjadi Kristiani adalah menjadi Kristus.
• Ini bukan kurang ajar. Kristus bukan nama diri. Ini gelar, yang diurapi.
• Dengan mengikuti ajaran dan melakukan teladan Kristus, kita
diharapkan bisa menjadi serupa dengan Kristus, dan menjadi Kristus,
manusia yang diurapi.
• Sebab disinilah terpenuhilah keselamatan kita.