Dokumen tersebut membahas tentang kitab Deuterokanonika dan injil Matius. Kitab Deuterokanonika menjelaskan tentang Allah sebagai pencipta dan pemelihara yang adil dan berbelas kasih, sedangkan injil Matius menjelaskan perumpamaan Yesus tentang lalang dan gandum yang membedakan manusia yang bermanfaat dari yang tidak.
3. Sesi 1 Kebijaksanaan
• Salah satu kitab Deuterokanonika
• Ditulis untuk memberikan Pendidikan kepada orang-orang Yahudi di
bawah kekaisaran Yunani sekitar abad II sebelum masehi. Dan
ditujukan untuk orang-orang yang murtad dari agama Yahudi.
Berpindah ke agama-agama Yunani yang menyembah dewa-dewi itu.
• Maka, tema yang muncul di sini adalah soal pertobatan, Kembali ke
jalan yang benar
• Cara pertama yang dipakai untuk Kembali pada pertobatan adalah
memperkenalkan siapa itu Allah atau TUHAN semesta alam.
4. • Siapa itu Allah?
• Allah adalah sang Pemelihara segala-galanya. Bukan hanya menciptakan,
tetapi juga memelihara
• Allah adalah Penguasa yang kuat. Sebagai penguasa, Dia memiliki dua
karakter atau sifat yang utama, maha adil dan maha berbelas kasih.
• Kita lihat yang pertama: Allah adalah adil. “Engkau menghukum dengan
adil”
• Tema keadilan adalah salah satu tema pokok dalam Kitab Suci. Nabi-nabi
bicara keadilan.
• Salah satu sila dari Pancasila adalah Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
5. • Tapi, keadilan itu sendiri yang sering disalahgunakan.
• Dunia ini penuh dengan ketidakadilan, dan Allah melalui para utusan-
Nya berusaha menegakkan keadilan ini. Kalau ditanya kok bisa ada
ketidakadilan? Saya tidak bisa menjawabnya. Ini fakta yang harus
diterima begitu saja. Mengapa dihati orang muncul keinginan untuk
berbuat tidak adil? Tidak ada jawaban yang pasti. Ujung-ujungnya
yang disalahkan pasti Iblis atau setan yang menggoda?
• Mengapa keadilan perlu ditegakkan? Karena keadilan membawa
keharmonisan dan keteraturan dalam hidup. Keharmonisan
membawa keselamatan, damai sejahtera, atau shalom
6. • Nah, jika Allah menghukum, bukan berarti bahwa Dia membenci
manusia, tetapi ia ingin mengembalikan tatanan yang benar, supaya
banyak orang mengalami hidup damai sejahtera.
• Namun, Allah juga berbelas kasih. “Engkau mengadili dengan belas
kasih”. Apa artinya?
• Hukuman Allah itu bertujuan supaya manusia Kembali kepada Allah
supaya bertobat dan mengalami hidup yang dalam sejahtera. Bukan
hukuman demi hukuman. Hukuman sebagai peringatan supaya
bertobat.
7. • Allah sendiri menjaga keseimbangan antara keadilan dan
belaskasihan. Mengapa? Terlalu adil, maka Allah akan tampil sebagai
hakim yang mengerikan. Terlalu berbelaskasih, Allah akan Nampak
sebagai sosok yang permisif, apa apa dibolehkan.
• Hukuman dan pertobatan itu satu paket. “Apabila mereka berdosa,
Kau beri kesempatan untuk bertobat”. Apabila mereka berdosa,
(dengan hukuman” kau beri kesempatan untuk bertobat.
8. Apa yang dapat dipelajari
• Hukuman dari Tuhan jangan dilihat bahwa Allah membenci kita.
Mungkin kita perlu melihat secara positif, ini adalah peringatan
supaya kita beralih dari hidup yang sebelumnya tidak benar.
• Misalnya, orang malas-malas, tidak punya uang, lalu mencuri. Satu
dua kali tidak ketahuan, yang ketiga ketahuan. Lalu dilaporkan polisi,
dikurung dalam sel tahanan. Ini hukuman. Hukuman ini perlu supaya
orang sadar bahwa berbuat tidak adil itu merugikan orang lain dan
nantinya ia tidak mengulang hal yang sama.
• Ada banyak contoh yang bisa ditemukan untuk melihat bagaimana
hukuman itu perlu. Bisa dicari sendiri.
10. • Dalam Injil Matius, kita mendengar tentang pengajaran Yesus tentang
Kerajaan Surga melalui perumpamaan
• Salah satu keunikan Yesus dalam mengajar, adalah menggunakan
perumpamaan. Membuat kita sebagai pendengarnya mau tidak mau
harus berpikir, apa arti dari perumpamaan itu. Aktif berpikir.
• Tiga perumpamaan tentang Kerajaan Surga. Hal Kerajaan Surga itu
seumpama.
• 3: Lalang dan gandum, biji sesawi,adonan roti. Kita akan mempelajari
salah satu dari perumpamaan ini, yang sebenarnya sudah ada
penjelasannya di perikop yang sama, yaitu Lalang dan gandum.
11. • Inti dari perumpamaan itu adalah demikian. Ada dua benih yang
ditaburkan. Benih gandum oleh si penabur, dan benih Lalang oleh
orang lain (musuh) [petani zaman dulu di masyarakat Israel yang
biasanya bersaing, memang sering merusak tanaman orang lain
dengan menaburkan gulma atau tanaman hama.
• Hamba tuan itu tahu kalau ada gulma/tanaman hama yang juga
tumbuh dan tahu kalau musuh yang melakukannya. Ketika si hamba
ini meminta supaya tanaman hama itu dicabut, tuan melarang karena
nanti tanaman gandum ikut tercabut. Lantaran, Ketika masih muda,
wujud Lalang dan gandum itu sama.
12. • Tuan ini bijaksana. Biarkanlah keduanya tumbuh sampai waktu
menuai tiba, sebab Ketika waktu menuai tiba, antara Lalang dan
gandum akan kelihatan perbedaannya. Lalang tidak menghasilkan
buah, sementara gandum akan kelihatan buahnya.
• Dalam penjelasannya tentang perumpamaan ini, Yesus mengatakan
bahwa benih yang baik (gandum) adalah anak-anak Kerajaan (dalam
Bahasa sekarang, murid-murid Yesus, dan benih yang jahat (Lalang)
adalah anak-anak si jahat. Kedua kelompok ini nanti akan dipisahkan
Ketika kedatangan Allah (hari Tuhan)
• Sebenarnya apa poin atau pesan dari cerita ini?
13. • Jika dicermati, apa yang membedakan antara Lalang dan gandum itu
Cuma satu, yaitu buahnya. Lalang adalah tumbuhan yang tidak
menghasilkan bulir atau buah. Hidup tapi tidak memberikan apa-apa
untuk yang lain. sementara gandum, adalah tumbuhan yang
memberikan bulir untuk kehidupan yang lainnya, dalam hal ini
manusia. Agar manusia hidup.
• Kita bisa belajar di sini, apa yang diperhitungkan oleh Allah, adalah
apa yang kita bisa hasilkan bagi orang lain. Dalam Bahasa sederhana,
apakah hidup kita itu memberikan manfaat bagi orang lain dan
ciptaan lain atau tidak.
14. • Tanaman gandum adalah symbol orang yang hidup dan menghasilkan
manfaat atau kebaikan bagi orang lain. Tanaman Lalang, adalah orang
yang hanya hidup tapi tidak memberikan manfaat malah cenderung
mengganggu kehidupan orang lain.
• Di sini kita bisa bertanya pada diri sendiri. Apakah kita ini termasuk
“golongan tanaman gandum” atau “golongan tanaman Lalang”
• Banyak orang yang hanya hidup, tetapi sama sekali tidak memberikan
manfaat bagi orang lain atau ciptaan lain. malah cenderung merusak
dan menghancurkan orang lain.
15. • Ada banyak contoh. Ribuan kalau mau disebut. Misalnya, dalam
komunitas kita, entah gereja basis atau masyarakat umum. Ada orang
yang kerjaannya hanya mengkritik dan mengkritik, komentar dan
komentar, tapi tidak pernah memberikan kontribusi positif atau
manfaat apapun. Disuruh kerja malah kabur, giliran mengkritik nomor
satu.
• Inilah orang tipikal model Lalang, ada hanya untuk mengganggu dan
tidak memberikan manfaat. Orang seperti ini, selalu ada, dan kalau
sudah menjadi sifat, tidak akan hilang. Terkadang ,kita yang masih
waras, hanya bisa berkata, “mungkin sampai Tuhan mendatangi dia,
baru akan tenang kita semua”
16. • Berusahalah untuk menjadi manusia tipikal gandum. Bisa bermanfaat.
Jangan sampai orang mengatakan kepada kita “Dasar manusia tidak
berguna”. Jika ada umpatan orang kepada kita seperti itu, kita perlu
berintrospeksi dan segera mengubah hidup untuk menjadi berguna
dan bermanfaat bagi orang lain, menabur kebaikan bagi sesame.
• Jika kita menjadi manusia tipikal gandum, maka kita ikut berkontribusi
mebangun kerajaan Surga di zaman ini.