Dokumen ini berisi renungan rohani untuk awal tahun 2022 tentang Hari Raya Santa Maria Bunda Allah pada 1 Januari. Dibahas tentang makna dan sejarah perayaan hari raya ini serta pelajaran dari kisah kunjungan gembala kepada Yesus, Maria, dan Yusuf yang mengajak untuk bersyukur dalam hal-hal kecil dan memohon kedamaian.
1. MARIA IBU KAUM ANAWIM
ALBERTUS PURNOMO, OFM
1 Januari 2022
2. • Salam Damai sejahtera bagi para pencinta oase rohani katolik
• Bersyukur kita boleh memasuki tahun yang baru, dengan harapan
baru, optimisme, dan juga dengan tantangan baru, perjuangan yang
baru, dan menjadikan kita manusia baru.
• Apa yang terjadi di sepanjang tahun yang akan datang, tak seorang
pun manusia tahu persis. Semuanya masih sebuah misteri dan hanya
Tuhan yang tahu.
• Namun, yang paling penting, kita tetap percaya, dalam situasi
apapun, Tuhan akan tetap mendampingi dan melindungi serta
mendewasakan kita dengan cara-Nya sendiri
3. • Di awal tahun ini, tanggal 1 Januari – gereja merayakan Hari Raya
Santa Maria Bunda Allah (Theotokos).
• Mengingat pentingnya Hari Raya ini, dalam renungan pada awal tahun
ini, saya mengajak para pencinta oase rohani katolik, pada sesi
pertama: melihat apa arti dan makna dari Hari Raya ini untuk kita
sebagai umat beriman dalam tradisi Katolik.
• Dan pada sesi yang kedua, kita akan merenungkan bacaan Kitab Suci
dari Injil Lukas, tentang kunjungan para gembala kepada bayi Yesus.
Karena kita masih dalam oktaf Natal, bacaan-bacaan masih berkisar
tentang peristiwa kelahiran Yesus.
4. Sesi.
• Dalam Liturgi gereja. Perayaan ini masih terhitung dalam Oktaf Natal,
8 hari perpanjangan dari sebuah hari raya agung gereja. Hanya Natal
dan Paskah, gereja memiliki oktaf, 8 hari perpanjangan perayaan.
• Pertanyaan, bagaimana dan apa artinya Hari Raya Santa Maria Bunda
Allah ini.
• Perlu menjelajah sejenak, asal usul hari raya ini. Pengetahuan liturgi
dan tradisi gereja, tetap penting untuk diketahui.
• Karena itu, sekarang kita menyimak sejarah singkat perayaan ini,
sebagai informasi dan pengetahuan bagi iman kita.
5. • Penghormatan Maria sebagai Bunda Allah dapat ditelusuri Kembali dalam
Konsili Efesus 431. Karena Yesus diyakini sebagai Allah yang menjadi
Manusia, maka Maria sebagai Ibu Yesus, dinyatakan sebagai Bunda Allah
(Theotokos) dalam arti sebagai Bunda Pribadi kedua ilahi (yaitu Yesus),
bukan sebagai Bunda Allah pribadi pertama (Allah Bapa)
• Mendekati abad 7, 1 Januari ditetapkan sebagai perayaan Keibuaan Santa
Perawan Maria.
• Pada abad 13, Pesta penyunatan Yesus Kristus menggantikan pesta
penghormatan Maria ini. Tetapi, pada tahun 1751, setelah desakan gereja
di Portugal akan sebuah perayaan yang merayakan keibuan ilahi maria,
Paus Benedict XIV mengijinkan gerreja di Portugal untuk mengadakan
sebuah pesta untuk Maria pada bulan Mei. Akhirnya, perayaan ini
berkembang di berbagai negara dan pada tahun 1914 mulai ditetapkan
perayaan itu pada tanggal 11 Oktober.
• Pada 1931, Paus Pius XI mengembangkan pesta ini ke seluruh gereja, dan
1974, Paus Paulus VI mengganti pesta penyunat Kristus dari kalender
Liturgi dan menggantikannya dengan pesta “Hari Raya, Maria Budan Allah”,
dengan mengembalikan Kembali hari pesta ke tanggal 1 Januari
6. Keibuan Maria
• Peringatan ini sejatinya mengenangkan dan menyadari ke-ibu-an Maria.
• Namun sebenarnya, Ada dua gelar yang tampaknya bertolak belakang,
tetapi sebenarnya ini adalah sebuah misteri dari Maria, yang menjadikan
figure Maria itu semakin menarik.
• Maria sebagai Bunda (Allah) – Mater Dei dan Maria sebagai Perawan Kekal.
Beata Sempre Vergine (BSM). Bunda kok perawan – perawan kok Bunda.
Tentu saja, ini tidak harus dipahami secara harfiah. Harus dipahami dalam
perspektif makna spiritual.
• Maria sebagai Bunda adalah figure yang membimbing, mendewasakan,
dan melindungi anak-anaknya (aspek keibuan Maria)
• Maria sebagai Perawan adalah figure yang setia, murni dan selalu
menempatkan Allah sebagai prioritas utama dalam hidup.
7. Ratu Damai – Ibu Pemberi Damai
• Dalam surat Apostolis, Marialis Cultus, Paus Paulus VI menjelaskan
demikian: “Perayaan ini, yang ditempatkan pada 1
Januari...dimaksudkan untuk mengenangkan peran Maria dalam
misteri keselamatan.
• Ini dimaksudkan juga untuk mengangkat martabat khusus di mana
misteri ini membawa “Bunda Suci...yang melaluinya kita
mendapatkan diri kita layak dan pantas untuk menerima penyusun
kehidupan."
• Ini tampaknya kesempatan yang sesuai untuk memperbarui
penghormatan kita kepada Raja Damai yang lahir, dan memohon
dari Allah, melalui Ratu Damai, anugerah utama kehidupan.
8. Mohon Damai untuk seluruh tahun
• Ditempatkan di awal tahun – diajak untuk memohon dengan
perantaraan Bunda Maria, anugerah kedamaian sepanjang tahun.
• Tahun Baru ditetapkan sebagai Hari Kedamaian Dunia, selanjutnya ini
membantu dalam memahami peran maria dalam diri kita dan dunia.
• Sebagai ibu, Maria yang berada di surga, tentunya tahu yang terbaik
untuk putra dan putrinya. Beliau akan membantu dengan caranya
sendiri.
• Dunia pasti akan memiliki kekacauannya sendiri, tetapi kita dapat
memohon secara personal, paling tidak untuk kita dan orang-orang
terdekat kita, kita mendapat kedamaian di tengah dunia yang tidak
pasti dan kadang tidak terkendali.
9. Sesi 2: Pemahaman Injil
• Injil bercerita tentang kunjungan Gembala kepada bayi Yesus, Maria
dan Yusuf.
• Cerita ini sudah tidak asing lagi bagi kita.
• Ada yang menarik? Dalam Injil dikatakan, “…dan mendapati Maria
dan Yusuf serta Bayi yang terbaring dalam palungan.” Maria
disebutkan pertama “mungkinkah Maria adalah prioritas?
• Terlepas dari itu, marilah kita melihat sosok-sosok penting yang
terlibat dalam kisah ini. Ada empat tokoh: Maria, Yusuf, bayi Yesus,
dan Gembala.
10. Gembala.
• Dalam kisah ini, Gembala memberitahukan apa yang telah dikatakan
kepada mereka tentang anak itu. Perkataan malaikat: Aku telah
memberitahukan kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah
lahir bagimu Juru selamat, yaitu Kristus, Tuhan di kota Daud.
• Gembala adalah bagian dari kaum Anawim. Sama seperti Maria dan
Yusuf.
• Siapakah kaum Anawim? (lihat keterangan selanjutnya)
11. Gembala
• Dalam Perjanjian Lama, kaum Anawim mengacu pada kelompok orang yang
‘miskin’ dalam berbagai segi. Anawim yang dalam bahasa Ibrani berarti ‘mereka
yang ditundukkan,’ selalu dihubungkan dengan kaum yang terpinggirkan, rentan
ditindas secara sosial maupun ekonomi, dan sering diperlakukan tidak adil.
• Penindasan dan ketidakadilan memposisikan mereka sebagai kasta rendah dalam
tatanan masyarakat zaman itu. Meski demikian, mereka memiliki keutamaan yang
unggul, yaitu mampu berpasrah kepada Allah dan mudah menerima segala
peristiwa yang terjadi, entah baik atau buruk.
• Mereka adalah gambaran nyata orang yang miskin dalam roh, pelayan yang sejati
dan rendah hati, dan hamba yang mempercayakan sepenuhnya kepada Tuhan.
Karena sudah kenyang dengan penderitaan dan ketidakadilan, kaum Anawim
lebih memiliki hati yang peka dan berbelas kasih terhadap sesama. Kepekaan hati
itu pula lah yang membuat mereka mampu merasakan kebaikan dan karya Tuhan
yang agung dalam peristiwa yang sederhana.
12. Gembala
• Gembala adalah penerima kabar gembira kelahiran Yesus yang pertama kali.
• Mengapa Allah tidak memberitahukan kelahiran Sang Juru Selamat kepada seorang
gubernur Romawi atau Raja di Yehuda, dan dari situ mereka mengumumkan kepada
seluruh rakyat? Bukankah lebih efektif dan efisien? Mengapa para gembala? Ada apa
dengan Allah?
• Santo Paulus pernah berkata, “Apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia,
dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang
berarti” (1 Kor. 1:28). Kiranya, ini adalah salah satu petunjuk alkitabiah untuk menjawab
pertanyaan di atas. Cara berpikir Allah berbeda dengan cara berpikir manusia.
• Bukan tanpa maksud, Allah telah memilih para gembala sebagai saksi pertama atas
kelahiran Juru Selamat. Mungkin saja, mereka menjadi pilihan pertama Allah karena
merekalah yang paling membutuhkan sukacita yang penuh pengharapan. Atau, karena
mereka mempunyai kepekaan yang tinggi sehingga mampu mengimani bahwa dalam diri
bayi Yesus yang rapuh dan lemah, terpancar sumber pengharapan dan pembebasan
mereka.
13. Gembala
• Intinya, para gembala yang sudah kenyang dengan penderitaan dan
kesulitan hidup, lebih mampu untuk merasakan sukacita dan
kebahagiaan dalam hal-hal yang sederhana.
• Biasanya orang yang terbiasa dengan kesusahan hidup, akan lebih
mudah berempati dan juga bersyukur.
• Contoh, uang 100.000 akan bernilai besar bagi seorang pemulung
yang setiap hari harus berjuang bertahan hidup daripada seorang
milyuner yang memperoleh uang dari modal yang diinvestkan.
• Demikian pula para gembala.
14. Maria.
• Apa reaksi Maria: Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hati
dan merenungkannya.
• tidak hanya sekali maria bereaksi demikian: dalam kisah kanak-kanak Yesus
yang tertinggal di Bait Allah, Maria juga menyimpan semua perkara itu di
dalam hatinya.
• Maria berusaha untuk menemukan apa kehendak Tuhan dalam setiap
peristiwa yang tidak bisa ia mengerti. Atas setiap peristiwa dalam hidup,
Maria selalu menghubungkan dengan Tuhan.
• Ini berbeda dengan dunia medsos sekarang ini, yang sedikit-sedikit harus
diupload, diekspos supaya orang lain tahu dan bereaksi.
• Teladan Maria, ia selalu merenungkan apa yang terjadi.
15. Yesus
• Dalam kisah ini, nama Yesus diberikan.
• Dalam tradisi Yahudi, seorang bayi diberi nama setelah anak itu disunat
pada hari kedelapan. Sunat adalah tanda perjanjian antara Allah dengan
manusia yang kekal (tentu tidak semua tradisi mengikuti kebiasaan ini.
Yahudi sangat jelas).
• Nama Yesus: Yehoshua, Yahwe menyelamatkan. – Misi yang dibawa Yesus,
Yesus adalah Juruselamat, kabar sukacita. Kristus adalah gelar Yesus. Kristus
- Mesias: Dia yang diurapi. Dipilih oleh Allah.
• Misi Yesus, terlihat dari Namanya. Dia berperang sebagai instrument, alat,
tangan kanan, Allah yang menyelamatkan.
• Yesus adalah manifestasi Allah yang menyelamatkan.
16. Pesan Rohani
• Dalam perjalanan tahun ke depan, kita diajak untuk mengembangkan
sikap atau mentalitas positif dari para gembala dalam perikop ini,
mentalitas kaum Anawim: untuk bisa merasakan sukacita dan
kegembiraan dalam hal-hal yang sederhana, dan bersyukur atas apa
yang diberikan TUHAN kepada kita. Orang Jawa mengatakan: NRIMO
ING PANDUM. Menerima dalam pemberian (entah baik atau kurang
menyenangkan).
• Seperti Maria, kita diajak untuk merenungkan setiap peristiwa hidup
yang kita lalui, entah baik entah buruk. Merenungkan sambil
bertanya: Apa maksud TUHAN dari semuanya ini. Hanya dengan
demikian, kita akan semakin mampu mendewasakan hidup kita.
17. Pesan Rohani
• Terakhir, semoga kita selalu di bawah perlindungan Maria, didoakan
selalu, sehingga sepanjang tahun ke depan, kita selalu dilimpahi
damai sejahtera.
• Bunda Maria adalah Ratu Pencinta Damai. Kita percaya, Beliau akan
selalu menolong kita menemukan kedamaian batin kita, keluarga kita,
komunitas kita, masyarakat kita, asalkan kita memohon dengan
penuh kepercayaan kepada Beliau
18. • Kita bisa meneladani para gembala. Meskipun beban hidup mereka
berat, tetapi mereka masih dapat bersukacita. Bahkan dalam hal kecil
pun mereka dapat melihat harapan.
• Semoga di tahun baru ini, kita tetap diberkati oleh Tuhan. dilimpahi
rahmat Allah sehingga dapat mengalami sukacita.
19. Berkat Penutup diambil dari rumusan dari
berkat imam kitab ulangan.
• Tuhan bersamamu
• TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau;
• TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau
kasih karunia;
• TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau
damai sejahtera.
• Dan semoga Allah yang Mahakuasa memberkati saudara-saudari
sekalian sepanjang tahun ini, Bapa dan Putera dan Roh Kudus