2. Pertanyaan terpenting dalam filsafat tentang sifat pengetahuan
manuasia adalah
1. apakah pikiran manusia mampu mengetahui?
2. Apakah manusia hanya puas dengan pendapat atau tebakan?
Apakah pengetahuan manusia terbatas pada fakta-fakta atau
mampu melampui panca indera?
4. Epistemologi adalah teori pengetahuan
Salah satu cabang filsafat yang mempermasalahkan hakikat
pengetahuan, sumber-sumbernya, syarat-syarat memperoleh
pengetahuan, kebenaran dan kepastian pengetahuan serta
hakikat kehendak dan kebebasan manusia dalam
pengetahuan.
Cabang filsafat yang khusus menggeluti pertanyaan-
pertanyaan yang bersifat menyeluruh dan mendasar tentang
pengetahuan.
Suatu upaya rasional untuk menimbang dan menentukan
nilai kognitif pengalaman manusia dalam interaksinya
dengan diri, dan lingkungan sekitarnya.
5. PEMBAHASAN DALAM
EPISTEMOLOGI
Membahas tentang sumber-sumber pengetahaun
Membahas tentang apa yang kelihatan versus hakikatnya
Membahas tentang ke-valid-an pengetahuan.
6. P E N DA PAT AWA M
( C O M M O N S E N S E )
Cenderung untuk bersifat kebiasaan dan meniru (warisan masa
lalu)
Tidak jelas dan samar-samar.
Kepercayaan yang belum diuji.
Tidak ada penjelasan mengapa sesuatu hal terjadi.
7. PENGHAMBAT BERFIKIR
JERNIH
Prasangka, suatu pertimbangan yang terburu-buru, dasar
pemikiran yang salah yang meremehkan bukti atau
menilai bukti tersebut secara berlebihan. Sehingga sulit
membuat kesimpulan yang akurat/bias mental
Propaganda, informasi yang disampaikan dengan
membangkitkan emosi atau keinginan lalu menyajikan
beberapa jalan keluar melalui sugesti (melalui media
massa)
Otoriterianisme, mengikuti kekuasaan secara buta tanpa
tindakan kritis, ada keyakinan bahwa pengetahuan
dijamin atau disahkan oleh otoritas/ kewenangan adat
8. K E SAL AHAN -KESAL AHAN BE RFIK IR
(FRANCIS BACON 1561 -1626)
Idols of the Tribe, kecenderungan menerima bukti atau kejadian yang
menguntungkan suku atau bangsa sendiri.
Idols of the Cave, kecenderungan memandang diri pribadi sebagai pusat
dunia dan menekankan pendapat pribadi yang terbatas.
Idols of the Market, kecenderungan untuk terpengaruh oleh kata-kata
atau nama-nama yang dikenal dalam percakapan sehari-hari.
Idols of the Theatre, kecenderungan untuk berpegang teguh pada
kepercayaan, keyakinan dan aliran-aliran pemikiran.
9. BEBERAPA KESALAHAN
BERFIKIR
Kesalahan Semantik, disebabkan oleh
pemakaian kata-kata secara tidak teliti atau
tidak tepat.
Kesalahan Formal, pengambilan kesimpulan
yang salah dari dasar pikiran (deduksi),
bumi
Kesalahan Empiris, melakukan generalisasi
secara terburu-burur (Induksi)
10. SUMBE R -SUMBER PE NGE TAHUAN
Sikap Skeptis, yaitu sikap yang meragukan bahwa manusia tidak mungkin
menemukan kebenaran yang obyektif. Gorgias mengatakan bahwa tidak ada
sesuatu yang benar-benar ada, kalaupun sesuatu itu ada manusia tidak mungkin
bisa mengetahuinya, kalaupun manusia bisa mengetahuinya, manusia tidak
mungkin bisa menjelaskannya.
Pancaindera (Empiris, jhon locke), menekankan pada kemampuan
manusia untuk menangkap pengalaman kongkrit yang diterima oleh
pancainderanya. (Kebenaran Koresponden)Pragmatisme sebagai bentuk
empiris radikal
Akal Budi (Rasio), manusia mengetahui dengan membandingkan ide-ide
atau pertimbangan-pertimbangan, akal manusia mempunyai kemampuan
untuk mengungkap kebenaran dengan sendirinya (Kebenaran Koheren)
Intuisi(, pengetahuan yang didapat tanpa melalui proses penalaran
tertentu, sifatnya personal dan tidak bisa diramalkan.
Wahyu, merupakan pengetahuan yang didapat dari Tuhan.
11. ASUMSI INTUISI
Kesadaran/penalaran hasil adanya koneksi antara panca
indra(standar moral,dan nilai-nilai agama)
Pemikiran Reflektif berdasarkan akumulasi pengalaman
dan berpikir(wawasan ilmiah)
Kecerdasan Kuantitatif(indra dan intelek(Henry
Bergeson1859-1941)
Perasaan mistis/mitos/keyakinan ( iman dan
pengalaman spiritual)
12. CARA MANUSIA MEMPEROLEH
KEBENARAN
Melalui Pengalaman. (karena : kebetulan,spekulasi, Trial&Error,
pengalaman pribadi, berdasarkan otoritas , kebenaran ilmiah
(penelitian ilmiah)Sifatnya relatif
Melalui keyakinan.(kebenaran mutlak atau dari wahyu Tuhan),
melalui Nabi/Rasul.- sifatnya absolut/mutlak.
13. MACAM PENGETAHUAN
Pengetahuan Apriori, pengetahuan yang
didapat tidak tergantung pada pengalaman
inderawi (benar secara Universal)
Pengetahuan Aposteriori, pengetahuan yang
hanya didapat dengan melakukan observasi dan
eksperimen.
Knowledge by Description, pengetahuan
tentang fakta dan didapatkan dari benda atau
kejadian disekitar kita.
Knowledge by acquaintance, pengetahuan yang
diperoleh dengan pengalaman atau dengan
perkenalan
14. POLA PENGETAHUAN
Tahu Bahwa, pengetahuan mengenai informasi
tertentu. Disebut juga pengetahuan teoritis/ ilmiah.
Tahu Bagaimana, mengenai bagaimana
melakukan sesuatu (know-how) berkaitan dengan
keahlian dan kemahiran teknis.
Tahu Akan/ Mengenai, sesuatu yang sangat
spesifik menyangkut pengalaman atau pengenalan
pribadi. Kadar obyektifitas tinggi dan subyek
mampu membuat penilaian langsung.
Tahu Mengapa, mengenai pemberian penjelasan
tentang suatu kejadian.
15. DASAR-DASAR PENGETAHUAN
Pengalaman, adalah keseluruhan peristiwa
perjumpaan dan apa yang terjadi pada manusia
dalam interaksinya dengan alam dan
lingkungan sosialnya
• Pengalaman Primer, pengalaman langsung akan
persentuhan indrawi
• Pengalaman Sekunder, pengalaman reflektif
mengenai pengalaman primer (tidak langsung)
• Ciri pengalaman adalah, amat beraneka ragam,
berkaitan dengan obyek yang berada diluar diri
manusia dan terus bertmabah dan berkembang
sesuai dengan perkembangan manusia itu sendiri.
16. DA S A R - DA S A R P E N G E T A H UA N
Ingatan, tanpa ingatan pengalaman inderawi tidak akan
dapat berkembang menjadi pengetahuan.
Supaya ingatan dapat menjadi dasar yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya bagi pengetahuan,
(a) memiliki kesaksian bahwa peristiwa yang diingat itu
memang pernah dialami dimasa lalu, (b) ingatan bersifat
konsisten dan dapat menjadi dasar pemecahan persoalan.
17. DASAR-DASAR PENGETAHUAN
Kesaksian, suatu penegasan yang diberikan oleh
orang terhadap peristiwa yang dialami orang lain
untuk menyatakan kebenaran atas peristiwa itu.
• Bukti Intrinsik, bukti tentang autoritas atau kewenangan
si pemberi kesaksian.
• Bukti Ekstrinsik, bukti yang secara langsung
berhubungan dengan materi kesaksian
Minat dan Rasa Ingin Tahu, diperlukan untuk
dapat mengembangkan pengetahuan. Minat
mengarahkan perhatian pada hal-hal yang dialami
dan dianggap penting untuk diperhatikan. Rasa
ingin tahu mendorong orang untuk bertanya dan
melakukan penyelidikan atas apa yang dialami dan
menarik minatnya.
18. DASAR-DASAR PENGETAHUAN
Pikiran dan Penalaran, kegiatan pokok dari pikiran
adalah penalaran yang keduanya merupakan hal yang
mendasari pengetahuan. Penalaran merupakan proses
bagaimana pikiran menarik kesimpulan dari hal-hal yang
sebelumnya telah diketahui.
• Induksi adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan
umum dari berbagai kejadian atau kasus khusus.
• Deduksi adalah bentuk penalaran yang berangkat dari suatu
pernyataan umum ke kejadian khusus yang secara niscaya
dapat diturunkan dari pernyataan umum tersebut.
• Abduksi adalah penalaran untuk merumuskan sebuah hipotesa
berupa pernyataan umum yang kemungkinan kebenarannya
masih perlu diuji.
19. DASAR-DASAR PENGETAHUAN
Logika, cara berfikir yang lurus, runut dan benar
• Silogisme Kategoris, silogisme yang terdiri dari
proposisi yang bersifat kategoris (afirmatif universal,
negatif universal, afirmatif partikular, negatif
partikular)
• Silogisme Hipotesa, silogisme dalam proposisi bersyarat
(kalau…maka…)
• Silogisme Disjungtif, silogisme yang sahih hanya dalam
salah satu kemungkinan yang menyingkirkan
kemungkinan lain.
20. DASAR-DASAR PENGETAHUAN
Bahasa, merupakan salah satu hal yang mendasari dan
memungkinkan pengetahuan pada manusia. Bahasa Tertulis
dan Tidak Tertulis.
Kebutuhan hidup manusia, memperoleh pengetahuan yang
dibutuhkan untuk dapat hidup merupakan suatu bagian dari
cara berada manusia. Pengetahuan merupakan suatu alat,
strategi dan kebijakan dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.
21. T I G A A S U M S I I L M U M E N G E N A I O B Y E K
E M P I R I K .
Asumsi pertama: menganggap bahwa obyek-obyek tertentu
mempunyai keserupaan satu sama lain. Umpamanya: dalam
hal bentuk, struktur, sifat, da lainnya.
Asumsi kedua adalah anggapan bahwa suatu benda tidak
mengalami perubahan dalam jangka waktu tertentu. Kegiatan
keilmuan bertujuan mempelajari tingkah laku suatu obyek
dalam suatu keadaan tertentu.
Asumsi ketiga adalah determinasi, yaitu kita menganggap tiap
gejala bukan merupakan suatu kejadian yang bersifat
kebetulan. Tiap gejala mempunyai pola tertentu yang bersifat
tetap dengan urut-urutan kejadian yang sama
22. TERJADINYA PENGETAHUAN
Menurut Aliran Rasionalisme.
- Menganggap Rasio adalah sumber
kebenaran
- Pengetahuan terjadi karena bahan panca
indra dan batin diolah oleh akal.
Aliran ini terbagi 2 yaitu:
1. Rasionalisme Idealis -pengukuran adalah hasil pengolahan
bersama
23. LANJUTAN…
Tokohnya: Descartes, Spinoza, Leibniz, Fichte, Hegel Dll.
Aliran ini berpegang pd keyakinan bahwa pengetahuan kita dpt
melampaui pengalaman panca indra sejati
Melalui rasio dapat dirumuskan: Difinisi, Komparasi dan kausal
(sebab akibat)
Contohnya:
24. LANJUTAN …..
Apa yang dimaksud “ A”dan apa yang dimaksud “B”.
Apa persamaaan dan perbedaaan “A” dan “B”
Mana yang menjadi sebab dan mana yang menjadi akibat dari “A”
atau “B”
25. LANJUTAN….
2. Rasionalisme Realis. - berpandangan bahwa
pengolahan pengetahuan oleh rasio tidak terlepas dari
obyek yang diamati. Metodenya deduktif.
EMPIRISME- Pengetahuan terbatas hanya pada
Pengalaman. Kebenaran didapat dari hasil pengamatan,
jadi keputusan berbeda masing masing orang.
Emprisme terbagi 2.
a. Sensualisme – menghasilkan kebenaran semu,
b. Konsiensialisme -keputusan diambil berdasarkan
kesadaran. Metodenya Induktif,
26. K RITIK AN TE RHADAP
RASIONAL ISME DAN E MPRIS
J. A . L E I G H T O N
Rasionalisme - Mengagungkan Rasio,spekulatif., mengabaikan
jiwa. Akhirnya menginkari Tuhan.Kebenaran Koheren.Deduktif
Emprisme – mengangungkan pengalaman tadi semua pengetahuan
didapat dari pengalaman panca indra. Kebenaran
Koresponden.Induktif Tokohnya J.Lock, D. Home, Barkley.
27. K E SIMPUL AN
( J HON DE W E Y )
PE NGE TAHUAN
Dunia rasional dan dunia empirik membentuk sebuah
dunia keilmuan yang merupakan gabungan dari kedua
dunia tersebut. “Genetic Approach” to knowledge
Dunia rasional (deduktif) adalah koheren,
logis, dan sistematis, dengan logika deduktif sebagai
sendi pengikatnya
Dunia empirik (induktif) yang obyektif dan
berorientasi kepada fakta sebagai mana adanya.
Dimanapun ada kehidupan di sana adalah
prilaku aktivitas yang ada terus menerus antara
organisme dan lingkungan dengan terus
mengeksplorasi dan berinteraksi dengan
lingkungannya.
28. KEGIATAN KEILMUAN SEBAGAI SEBUAH
PROSES
Deduksi
Khasanah ilmu Ramalan
Dunia rasional
Dunia empirik
Induksi
Fakta
Pengujian
Metode penelitian
keilmuanStatistik
Logika matematika
Deduktif
Induktif
28
29. SUMBER-SUMBER PENGETAHUAN
1. Otoritas – percaya pada orang lain.
Syaratnya: ada kejujuran
2. Persepsi indera: empiris, tumpuan utama pengetahuan
modern, sifatnya terbatas dan kadang hasilnya menipu .
3. Akal: membandingkan ide-ide, bersifat konseptual logis,
runtut.
4. Intuisi: diperoleh langsung tanpa pemikiran sadar dan
persepsi langsung. Hasil induksi dan deduksi di bawah sadar yg
muncul ke permukaan
5. Wahyu: pengetahuan berasal dari Yang Ilahi dalam kitab
suci/ajaran agama.
30. PE RBANDINGAN
FIL SAFAT PE NGE TAHUAN DAN FIL SAFAT
IL MU PE N G E TAHUAN
Filsafat Pengetahuan, adalah keseluruhan pemikiran, gagasan,
ide, konsep dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang
dunia dan segala isinya. (Spontan)
Sedangkan
Filsafat Ilmu Pengetahuan adalah keseluruhan sistem
pengetahuan manusia yang telah dibakukan secara sistematis.
(Sistematis dan Reflektif)
31. What Is The Science ?
Ilmu Pengetahuan :
Bangunan atau akumulasi pengetahuan yang diperoleh sepanjang
sejarah perkembangan pengetahuan manusia
Ilmu Pengetahuan dianggap sebagai “produk”
Contoh : Einstien dengan teori relatifitasnya
Newton dengan teori tentang gaya dll
Pengetahuan yang diperoleh melalui prosedur ilmiah
(Metode Ilmiah)
Ilmu Pengetahuan dianggap sebagai “proses”, diperoleh secara
logis (dasar & alasan yang deduktif rasional) untuk menjelaskan
suatu gejala dan diuji secara empiris sehingga bersifat terbuka
Contoh : Lahirnya ilmu pengetahuan dan teknologi komputer
31
32. Fungsi Ilmu Pengetahuan :
Untuk menerangkan gejala
Untuk memahami hakekat gejala
Untuk meramalkan kejadian yang akan datang
Untuk mengendalikan gejala
Ciri Ilmu Pengetahuan :
Mempuyai obyek kajian
Mempunyai metode pendekatan
Disusun secara sistematis
Bersifat “universal” (legitimated)
Pengetahuan adalah pengalaman yang diselenggarakan oleh diri sendiri atau
pikiran
32