SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
POKOK-POKOK EPISTEMOLOGI
   DALAM FILSAFAT ILMU




              Disusun Oleh:

             Ady Setiawan
               111714043

              Kelas 2011 A



                 Dosen:

   Bapak Muhammad Sholeh M.Pd.



Universitas Negeri Surabaya (UNESA)
     Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)

 Program Studi Manajemen Pendidikan

                 2011
POKOK-POKOK EPISTEMOLOGI DALAM FILSAFAT ILMU

A. Pemahaman Awal Epistemologi
   - Kata “Epistemologi” berasal dari bahasa Yunani “Episteme” artinya pengetahuan, dan “Logos”
      berarti ilmu atau teori. Jadi, Epistemologi berarti Ilmu pengetahuan, yakni ilmu yang membahas
      tentang pengetahuan.
   - Epistemologi merupakan salah satu cabang dari filsafat, yang konsentrasinya membahas tentang
      metode dan dasar-dasar pengetahuan.
   - Langevelg membagi masalah pengetahuan meliputi: a). Kebenaran, b). Logika, dan c). teori
      pengetahuan.
   - Tujuan Epistemologi adalah untuk memperoleh realitas dan kebenaran ilmiah yang hakiki, sehingga
      mampu mempertanggung jawabkan secara material (objektifitas), formal (ketepatan penyidikan)
      dan moral (daya guna untuk kesejahteraan).

B. Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan
   1. Fungsi Panca Indera Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan
          Secara singkat, dapat dirumuskan bahwa fungsi dari ke-lima panca indera manusia adalah
      sebagai alat penghubung antara dunia luar dengan jiwa yang menangkap dan mengatur kesannya.
      Dengan system yang saling berkesinambungan tersebut, ilmu pengetahuan diolah dan terus
      dikembangkan, Karena sifat penasaran manusia memang telah terpatri ketika mereka menemukan
      hal-hal baru yang mereka temukan melalui efek dunia luar dan kemudian diproses diotak serta
      diimplementasikan melalui pemikiran dan perbuatan.

   2. Fungsi Akal Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan
          Akal merupakan salah satu pusat yang sangat penting didalam otak, dan berkedudukan sebagai
      sumber kekuasaan jiwa yang mempunyai kemampuan untuk mencapai relitas alam. Melalui
      definisi singkat diatas, kita tahu bahwa begitu centralnya fungsi akal bagi pengembangan ilmu
      pengetahuan, karena akal sebagai mesin pengolah data yang dapat memproses serta meng-out
      put-kan kesimpulan dan ilmu pengetahuan.
          Menurut Dewey, ada lima tingkatan berfikir ilmiah yang berhubungan dengan metode berfikir
      reflektif, yaitu: (1) The Felt need, (2) the problem, (3) The Hypothesis, (4) Collection of data as
      evidence, dan (5) Concluding belief

   3. Peranan Budi Dalam Menemukan Hakikat Kenyataan
         “Buddhi” adalah bahasa sansekerta yang berarti Azaz-Hikmah, yang mengetahui segala
      kenyataan tidak dengan pandangan, melainkan dengan keinsyafan batin yang murni. Jika manusia
      mampu berfikir logis dengan menggunakan akalnya, maka dengan menggunakan budi, mereka
      memiliki kekuasaan yang lebih dalam, yakni kekuasaan untuk berfikir intuitif guna menjelajah
      keadaan-keadaan metafisis yang berada diluar jangkauan panca indera dan akal.

C. Hukum Sebab Akibat

          Perhubungan sebab-akibat ini disebut juga istilah kausalitas, sehingga hokum sebab-akibat
      lebih dikenal dengan hokum kausalitas. Dimana seseorang mendapat pengetahuan tentang
      sesuatu masalah dengan jalan menyusun fikiran untuk mengetahui sebab kejadiannya dan
      akibatnya, maka disanalah terdapat ilmu. Dimana ilmu merupakan suatu rangkaian hokum sebab-
      akibat yang disusun secara teratur dan sistematis sehingga merupakan suatu kebulatan.
          Terdapat beberapa motif perkembangan ilmu pengetahuan, diantaranya:
      a). Curriosity motive (dorongan ingin tahu), b). Practicality Motive (dorongan kegunaan praktis),
      dan c). intrinsic orderliness motive (dorongan mencari hokum-hukum dari alam semesta.

D. Sumber Pengetahuan
   Terdapat beberapa perbedaan mengenai sumber pengetahuan ini, diantaranya:
a. Empirisme; merupakan aliran yang berpendapat bahwa pengetahuan bersumber pada
      pengalaman, beberapa tokoh pencetus aliran ini yakni Francis Bacon, David Hume, dll.
   b. Rasionalisme; merupakan golongan yang berpendapat bahwa pengetahuan tersebut bersumber
      pada akal atau rasio, Tokoh-tokoh aliran ini antara lain Descartes (1596-1650), Spinoza (1632-
      1677), dan Leibniz (1646-1716).
   c. Kritisme; yakni aliran yang berpendapat bahwa pengetahuan bersumber pada akal dan juga
      pengalaman manusia. Tokoh yang paling dikenal sebagai cikal teori ini adalah Immanuel Kant
      (1724-1804), seorang ahli fikir berkebangsaan Jerman.

E. Batas-Batas Pengetahuan
      Sebagaimana sember pengetahuan, pembahasan tentang batas-batas pengetahuan ini juga
   memunculkan beberapa pendapat yang berbeda-beda, diantaranya:
   a. Skeptisisme; berpendapat bahwa pengetahuan ini hanyalah merupakan kumpulan ingatan, dan
      akan berakhir dalam waktu tertentu, serta tidak mungkin ada pengetahuan tanpa sekedar percaya
      adanya. Beberapa aliran pendukungnya yaitu aliran subjektivisme, relativisme, pragmatisme, dan
      fiksionalisme.
   b. Objektivisme; merupakan aliran yang menerima adanya kebenaran objektif, terlepas dari subjek-
      subjek yang mengetahuinya. Subjek yang memperoleh pengetahuan dapat mengalami kekhilafan
      dalam merumuskan pengetahuan, tetapi realita diluar tetap tidak terpengaruh karenanya.
   c. Fenomenologisme; berpendapat bahwa, dalam penuturan tentang suatu hal yang sesuai dengan
      fakta dari hal tersebut, maka pengetahuan akan menunjukkan kebenarannya. Dan kebenaran itu
      tersusun atas pengamatan dan pemikiran sehingga menghasilkan sebuah kebenaran secara umum.

F. Objek Pengetahuan
      Merupakan masalah yang diselidiki oleh pengetahuan, hal ini tidak dapat lepas dari pendirian
   sumber ilmu (pendirian relisme atau idealism). Ditinjau dari jenis sifatnya, maka kita dapat
   membedakan tiga macam objek pengetahuan, diantaranya:
   a. Objek Empirisme (Objek-objek rasa), yakni objek lahir/fisis dan objek batin/psikis.
   b. Objek Idiil (bukan rasa), objek yang tidak timbul melalui rasa (lahir atau batin), melainkan
      diciptakan oleh jiwa (sukma) sebagai hasil pemikiran, perasaan dan sebagainya. Misalnya objek
      logika, matematik, etika, dan nilai-nilai agama.
   c. Objek Luar Rasa, sebuah objek yang terletak diluar jangkauan rasa sekalipun pada dasarnya
      terletak dalam dunia rasa (dunia objek keinderaan)

G. Metode Pengetahuan
      Merupakan suatu rencana kerja untuk menyusun suatu system pengetahuan tentang suatu
   masalah. Dalam hal ini, terdapat dua metode pokok dalam penyelidikan pengetahuan, yakni:
   a. Metode Induksi; metode ini berangkat dari fakta-fakta khusus, peristiwa kongkrit yang kemudian
      ditarik generalisasi yang bersifat umum. Dan metode ini dapat pula dibedakan lagi menjadi tiga,
      yaitu Induksi Komplit, Induksi Sistem Bacon dan Induksi Tidak Kompli
      Selanjutnya, terdapat beberapa teori mengenai langkah-langkah perjalanan pengetahuan menuju
      pengertian secara umum, diantaranya:
              Komparasi (Metode Perbandingan); dengan langkah-langkah: a) Pengumpulan bahan, b)
              penganalisaan, c) pengkomparasian, d) pengabstraksian, e) perumusan hokum
              Eksperimen (Metode Percobaan); langkah-langkahnya: a) penimbulan gejala yang akan
              diselidiki dengan sengaja, b) pencatatan dan perbandingan gejala, c) perumusan hokum
              berdasar kesamaan sifat.
   b. Metode Deduksi; merupakan metode penyelidikan pengetahuan yang berangkat dari suatu
      pengetahuan yang bersifat umum dan ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Metode ini memiliki
      beberapa langkah, diantarnya:
              Penginsyafan adanya kebenaran umum dalam satu golongan gejala,
              Pembuktian gejala di lingkungan kelompok gejala tersebut,
Pernyataan kebenaran yang diinsyafi berlaku pada gejala khusus tersebut

H. Hakikat Kebenaran
   a. Pendapat Kuno
              Plato; kebenaran merupakan sumber kenyataan yang sejati dan dititikberatkan pada akal,
              sedangkan realitas luar yang dapat ditangkap panca indera ialah palsu belaka.
              Aristoteles; kebenaran dititikberatkan pada objek dalam usaha mencapai kebenaran,
              menurutnya pengertian kita mengenai suatu hal merupakan gambaran daripada objek-
              objek yang kita kenal atau kita ketahui.
   b. Pendapat modern (Vormings theorie)
          Menyatakan bahwa subjek tidak menangkap gambaran layaknya pendapat Aristoteles, akan
      tetapi justru memberi bentuk. Dan Kebenaran tergantung pada subjek yang memberi bentuk pada
      objek yang diselidiki.
   c. Pendapat Immanuel Kant
          Untuk menyelidiki sesuatu, maka objek yang kita kenal itu harus sudah ada dan objek yang ada
      itu diberi bentuk tertentu okel akal subjek yang mengenal objek. Sehingga disimpulkan bahwa
      kebenaran adalah persesuaian antara pendapat sebagai keputusan akal dengan objek yang sedang
      diselidiki.
          Kemudian, terdapat beberapa criteria-kriteria untuk menetapkan kebenaran pengetahuan yang
      dapat diambil dari beberapa sumber, diantaranya: lingkungan metafisika, objek yang diselidiki,
      keyakinan subjek, pengalaman subjek, dan melalui pihak yang berwenang.

I. Berbagai Macam Pendirian Tentang Kebenaran
      Tidak dibenarkan jika kita harus melakukan pengeneralisasian satu ukuran dalam memecahkan
   segala persoalan yang kita hadapi guna menemukan kebenaran ilmu pengetahuan. Melalui
   pengeneralisasian satu ukuran tersebut, maka akan menimbulkan berbagai macam aliran yang dalam
   menguraikan segala persoalan bertitik tolak pada sudut pandangnya masing-masing. Diantaranya:
          Pengutamaan pada lingkungan metafisika, akan melahirkan aliran-aliran filsafat, antara lain:
          Suprarasionalisme (diatas akal), intuitionisme (intuisi/ilham), dan tasawuf atau mistik.
          Pengutamaan pada sumber kenyataan, akan melahirkan aliran-aliran filsafat, antara lain:
          realisme (terdapat benda-benda yang tidak tergantung pada pengertian kita), Materialisme
          (zat/anasir), dan fenomenologisme (penyelidikan).
          Pengutamaan subjek sebagai sumber kenyataan, yang berpendapat bahwa ketiga kekuatan
          manusia (panca indera, akal dan rasa) menyebabkan lahirnya beberapa aliran filsafat, yakni:
          sensualisme (panca indera), rasionalisme (akal), dan irasionalisme (rasa/kehendak).
          Pengutamaan pengalaman sebagai seumber kenyataan, hal ini menimbulkan beberapa aliran,
          diantaranya: empirisme (pengalaman), dan positivisme (manusia memilki tiga tingkatan:
          teologi, metafisika dan tingkatan positi).
          Pengutamaan pada pihak yang berwewenang, pendirian ini melahirkan aliran filsafat
          tradisionalisme atau social dogmatisme.

J. Teori-Teori Kebenaran
   Terdapat beberapa teori tentang teori-teori kebenaran ini, antara lain:
      1. Teori kesesuaian (correspondence theory); menyatakan bahwa pengetahuan kita bernilai
          benar, bilamana sesuai dengan kenyataan.
      2. Teori ketetapan (consistency theory); berpendapat bahwa manusia tidak mungkin dapat
          mencapai kesesuain secara pasti antara kesan yang dimiliki dengan kenyataan.
      3. Teori pragmatis (teori eksperimentalis); teori yang menguji kebenaran pengetahuan melalui
          pertanyaan.

More Related Content

What's hot

Tugas review materi filsafat
Tugas review materi filsafatTugas review materi filsafat
Tugas review materi filsafatwindarti aja
 
Aksiologi pengetahuan
Aksiologi pengetahuanAksiologi pengetahuan
Aksiologi pengetahuanwindarti aja
 
Pengertian ilmu,pengetahuan dan filsafat
Pengertian ilmu,pengetahuan dan filsafatPengertian ilmu,pengetahuan dan filsafat
Pengertian ilmu,pengetahuan dan filsafatghilmannafadza
 
Ringkasan perkuliahan dasar dasar mipa
Ringkasan perkuliahan dasar dasar mipaRingkasan perkuliahan dasar dasar mipa
Ringkasan perkuliahan dasar dasar mipaPuji Lestari
 
Filsafat pendidikan
Filsafat pendidikanFilsafat pendidikan
Filsafat pendidikannoviyanty
 
Metafisika 3.a
Metafisika 3.aMetafisika 3.a
Metafisika 3.aSyafrizal
 
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajianFilosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajianSigit Kindarto
 
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat IlmuMakalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmusayid bukhari
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
Resume filsafat ilmu
Resume filsafat ilmuResume filsafat ilmu
Resume filsafat ilmuUCy Rukmana
 

What's hot (15)

4 epistemologi
4 epistemologi4 epistemologi
4 epistemologi
 
Tugas review materi filsafat
Tugas review materi filsafatTugas review materi filsafat
Tugas review materi filsafat
 
Filsafat
FilsafatFilsafat
Filsafat
 
Aksiologi pengetahuan
Aksiologi pengetahuanAksiologi pengetahuan
Aksiologi pengetahuan
 
Filsafat ilmu dan logika
Filsafat ilmu dan logikaFilsafat ilmu dan logika
Filsafat ilmu dan logika
 
Pengertian ilmu,pengetahuan dan filsafat
Pengertian ilmu,pengetahuan dan filsafatPengertian ilmu,pengetahuan dan filsafat
Pengertian ilmu,pengetahuan dan filsafat
 
Ringkasan perkuliahan dasar dasar mipa
Ringkasan perkuliahan dasar dasar mipaRingkasan perkuliahan dasar dasar mipa
Ringkasan perkuliahan dasar dasar mipa
 
1. epistemologi (selesai)
1. epistemologi (selesai)1. epistemologi (selesai)
1. epistemologi (selesai)
 
Filsafat pendidikan
Filsafat pendidikanFilsafat pendidikan
Filsafat pendidikan
 
Metafisika 3.a
Metafisika 3.aMetafisika 3.a
Metafisika 3.a
 
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajianFilosofi ilmu dalam 3 kajian
Filosofi ilmu dalam 3 kajian
 
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat IlmuMakalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
Makalah Metafisik, Asumsi dan Peluang dalam Filsafat Ilmu
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
Resume filsafat ilmu
Resume filsafat ilmuResume filsafat ilmu
Resume filsafat ilmu
 
Filsafat Pengetahuan
Filsafat PengetahuanFilsafat Pengetahuan
Filsafat Pengetahuan
 

Similar to Epistemologi dalam Filsafat Ilmu

Makalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnahMakalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnahIska Nangin
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9JAmal ZLluztia
 
Makalah Sumber Pengetahuan
Makalah Sumber PengetahuanMakalah Sumber Pengetahuan
Makalah Sumber Pengetahuansayid bukhari
 
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdf
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdfFilsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdf
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdfVinaAnastasya
 
Epistemologi
EpistemologiEpistemologi
EpistemologiMzHendra
 
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologi
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan EpistemologiStruktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologi
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologiriskaramadhanti
 
Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas s
Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas sRangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas s
Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas sDwiKhusnulRahmat
 
Filsafat ilmu-mohammad-muslih
Filsafat ilmu-mohammad-muslihFilsafat ilmu-mohammad-muslih
Filsafat ilmu-mohammad-muslihWiwin Prehati
 
Cabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat PendidikanCabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat PendidikanAnnisa Fauzia
 

Similar to Epistemologi dalam Filsafat Ilmu (20)

Epistemologi
EpistemologiEpistemologi
Epistemologi
 
Makalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnahMakalah puasa sunnah
Makalah puasa sunnah
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9S2bontang 1213032068278452-9
S2bontang 1213032068278452-9
 
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptx
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptxKel12_EPISTEMOLOGI.pptx
Kel12_EPISTEMOLOGI.pptx
 
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat IlmuModul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
 
Makalah Sumber Pengetahuan
Makalah Sumber PengetahuanMakalah Sumber Pengetahuan
Makalah Sumber Pengetahuan
 
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdf
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdfFilsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdf
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdf
 
Makalah Filsafat
Makalah FilsafatMakalah Filsafat
Makalah Filsafat
 
Epistemologi
EpistemologiEpistemologi
Epistemologi
 
filsafat, ilmu dan pengetahuan
 filsafat, ilmu dan pengetahuan filsafat, ilmu dan pengetahuan
filsafat, ilmu dan pengetahuan
 
TUGAS FILSAFAT
TUGAS FILSAFATTUGAS FILSAFAT
TUGAS FILSAFAT
 
APA ITU ILMU
APA ITU ILMUAPA ITU ILMU
APA ITU ILMU
 
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologi
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan EpistemologiStruktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologi
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologi
 
Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas s
Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas sRangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas s
Rangkuman seluruh ppt kelompok 10 pengantar filsafat ilmu kelas s
 
Filsafat ilmu-mohammad-muslih
Filsafat ilmu-mohammad-muslihFilsafat ilmu-mohammad-muslih
Filsafat ilmu-mohammad-muslih
 
Cabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat PendidikanCabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat Pendidikan
 

More from adysintang

Presentations tips
Presentations tipsPresentations tips
Presentations tipsadysintang
 
Unesa presentasi
Unesa presentasiUnesa presentasi
Unesa presentasiadysintang
 
Curiculum vitae radith
Curiculum vitae radithCuriculum vitae radith
Curiculum vitae radithadysintang
 
hasil observasi SMAN 3 Surabaya.doc
hasil observasi SMAN  3 Surabaya.dochasil observasi SMAN  3 Surabaya.doc
hasil observasi SMAN 3 Surabaya.docadysintang
 
Dua pola kebudayaan
Dua pola kebudayaanDua pola kebudayaan
Dua pola kebudayaanadysintang
 
Desentralisasi
DesentralisasiDesentralisasi
Desentralisasiadysintang
 
analisis film DMC
analisis film DMCanalisis film DMC
analisis film DMCadysintang
 
03 bioteknologi
03 bioteknologi03 bioteknologi
03 bioteknologiadysintang
 
02 okultasi venus
02 okultasi venus02 okultasi venus
02 okultasi venusadysintang
 
01 metode ilmiah
01 metode ilmiah01 metode ilmiah
01 metode ilmiahadysintang
 
Perubahan sosial budaya dalam era modernisasi dan globalisasi
Perubahan sosial budaya dalam era modernisasi dan globalisasiPerubahan sosial budaya dalam era modernisasi dan globalisasi
Perubahan sosial budaya dalam era modernisasi dan globalisasiadysintang
 
Merancang sekolah untuk unesa
Merancang sekolah untuk unesaMerancang sekolah untuk unesa
Merancang sekolah untuk unesaadysintang
 
Diri dan konsep diri
Diri dan konsep diriDiri dan konsep diri
Diri dan konsep diriadysintang
 
Hasil observasi sma 3 surabaya
Hasil observasi sma 3 surabayaHasil observasi sma 3 surabaya
Hasil observasi sma 3 surabayaadysintang
 
Bioteknologi dan Aplikasinya
Bioteknologi dan AplikasinyaBioteknologi dan Aplikasinya
Bioteknologi dan Aplikasinyaadysintang
 
Desentralisasi
DesentralisasiDesentralisasi
Desentralisasiadysintang
 
Diri dan konsep diri
Diri dan konsep diriDiri dan konsep diri
Diri dan konsep diriadysintang
 

More from adysintang (20)

Presentations tips
Presentations tipsPresentations tips
Presentations tips
 
Unesa presentasi
Unesa presentasiUnesa presentasi
Unesa presentasi
 
Curiculum vitae radith
Curiculum vitae radithCuriculum vitae radith
Curiculum vitae radith
 
hasil observasi SMAN 3 Surabaya.doc
hasil observasi SMAN  3 Surabaya.dochasil observasi SMAN  3 Surabaya.doc
hasil observasi SMAN 3 Surabaya.doc
 
Dua pola kebudayaan
Dua pola kebudayaanDua pola kebudayaan
Dua pola kebudayaan
 
Desentralisasi
DesentralisasiDesentralisasi
Desentralisasi
 
analisis film DMC
analisis film DMCanalisis film DMC
analisis film DMC
 
03 bioteknologi
03 bioteknologi03 bioteknologi
03 bioteknologi
 
02 okultasi venus
02 okultasi venus02 okultasi venus
02 okultasi venus
 
01 metode ilmiah
01 metode ilmiah01 metode ilmiah
01 metode ilmiah
 
01 nikah
01 nikah01 nikah
01 nikah
 
Perubahan sosial budaya dalam era modernisasi dan globalisasi
Perubahan sosial budaya dalam era modernisasi dan globalisasiPerubahan sosial budaya dalam era modernisasi dan globalisasi
Perubahan sosial budaya dalam era modernisasi dan globalisasi
 
Merancang sekolah untuk unesa
Merancang sekolah untuk unesaMerancang sekolah untuk unesa
Merancang sekolah untuk unesa
 
Metode ilmiah
Metode ilmiahMetode ilmiah
Metode ilmiah
 
Diri dan konsep diri
Diri dan konsep diriDiri dan konsep diri
Diri dan konsep diri
 
Hasil observasi sma 3 surabaya
Hasil observasi sma 3 surabayaHasil observasi sma 3 surabaya
Hasil observasi sma 3 surabaya
 
Nikah
NikahNikah
Nikah
 
Bioteknologi dan Aplikasinya
Bioteknologi dan AplikasinyaBioteknologi dan Aplikasinya
Bioteknologi dan Aplikasinya
 
Desentralisasi
DesentralisasiDesentralisasi
Desentralisasi
 
Diri dan konsep diri
Diri dan konsep diriDiri dan konsep diri
Diri dan konsep diri
 

Epistemologi dalam Filsafat Ilmu

  • 1. POKOK-POKOK EPISTEMOLOGI DALAM FILSAFAT ILMU Disusun Oleh: Ady Setiawan 111714043 Kelas 2011 A Dosen: Bapak Muhammad Sholeh M.Pd. Universitas Negeri Surabaya (UNESA) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Program Studi Manajemen Pendidikan 2011
  • 2. POKOK-POKOK EPISTEMOLOGI DALAM FILSAFAT ILMU A. Pemahaman Awal Epistemologi - Kata “Epistemologi” berasal dari bahasa Yunani “Episteme” artinya pengetahuan, dan “Logos” berarti ilmu atau teori. Jadi, Epistemologi berarti Ilmu pengetahuan, yakni ilmu yang membahas tentang pengetahuan. - Epistemologi merupakan salah satu cabang dari filsafat, yang konsentrasinya membahas tentang metode dan dasar-dasar pengetahuan. - Langevelg membagi masalah pengetahuan meliputi: a). Kebenaran, b). Logika, dan c). teori pengetahuan. - Tujuan Epistemologi adalah untuk memperoleh realitas dan kebenaran ilmiah yang hakiki, sehingga mampu mempertanggung jawabkan secara material (objektifitas), formal (ketepatan penyidikan) dan moral (daya guna untuk kesejahteraan). B. Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan 1. Fungsi Panca Indera Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan Secara singkat, dapat dirumuskan bahwa fungsi dari ke-lima panca indera manusia adalah sebagai alat penghubung antara dunia luar dengan jiwa yang menangkap dan mengatur kesannya. Dengan system yang saling berkesinambungan tersebut, ilmu pengetahuan diolah dan terus dikembangkan, Karena sifat penasaran manusia memang telah terpatri ketika mereka menemukan hal-hal baru yang mereka temukan melalui efek dunia luar dan kemudian diproses diotak serta diimplementasikan melalui pemikiran dan perbuatan. 2. Fungsi Akal Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan Akal merupakan salah satu pusat yang sangat penting didalam otak, dan berkedudukan sebagai sumber kekuasaan jiwa yang mempunyai kemampuan untuk mencapai relitas alam. Melalui definisi singkat diatas, kita tahu bahwa begitu centralnya fungsi akal bagi pengembangan ilmu pengetahuan, karena akal sebagai mesin pengolah data yang dapat memproses serta meng-out put-kan kesimpulan dan ilmu pengetahuan. Menurut Dewey, ada lima tingkatan berfikir ilmiah yang berhubungan dengan metode berfikir reflektif, yaitu: (1) The Felt need, (2) the problem, (3) The Hypothesis, (4) Collection of data as evidence, dan (5) Concluding belief 3. Peranan Budi Dalam Menemukan Hakikat Kenyataan “Buddhi” adalah bahasa sansekerta yang berarti Azaz-Hikmah, yang mengetahui segala kenyataan tidak dengan pandangan, melainkan dengan keinsyafan batin yang murni. Jika manusia mampu berfikir logis dengan menggunakan akalnya, maka dengan menggunakan budi, mereka memiliki kekuasaan yang lebih dalam, yakni kekuasaan untuk berfikir intuitif guna menjelajah keadaan-keadaan metafisis yang berada diluar jangkauan panca indera dan akal. C. Hukum Sebab Akibat Perhubungan sebab-akibat ini disebut juga istilah kausalitas, sehingga hokum sebab-akibat lebih dikenal dengan hokum kausalitas. Dimana seseorang mendapat pengetahuan tentang sesuatu masalah dengan jalan menyusun fikiran untuk mengetahui sebab kejadiannya dan akibatnya, maka disanalah terdapat ilmu. Dimana ilmu merupakan suatu rangkaian hokum sebab- akibat yang disusun secara teratur dan sistematis sehingga merupakan suatu kebulatan. Terdapat beberapa motif perkembangan ilmu pengetahuan, diantaranya: a). Curriosity motive (dorongan ingin tahu), b). Practicality Motive (dorongan kegunaan praktis), dan c). intrinsic orderliness motive (dorongan mencari hokum-hukum dari alam semesta. D. Sumber Pengetahuan Terdapat beberapa perbedaan mengenai sumber pengetahuan ini, diantaranya:
  • 3. a. Empirisme; merupakan aliran yang berpendapat bahwa pengetahuan bersumber pada pengalaman, beberapa tokoh pencetus aliran ini yakni Francis Bacon, David Hume, dll. b. Rasionalisme; merupakan golongan yang berpendapat bahwa pengetahuan tersebut bersumber pada akal atau rasio, Tokoh-tokoh aliran ini antara lain Descartes (1596-1650), Spinoza (1632- 1677), dan Leibniz (1646-1716). c. Kritisme; yakni aliran yang berpendapat bahwa pengetahuan bersumber pada akal dan juga pengalaman manusia. Tokoh yang paling dikenal sebagai cikal teori ini adalah Immanuel Kant (1724-1804), seorang ahli fikir berkebangsaan Jerman. E. Batas-Batas Pengetahuan Sebagaimana sember pengetahuan, pembahasan tentang batas-batas pengetahuan ini juga memunculkan beberapa pendapat yang berbeda-beda, diantaranya: a. Skeptisisme; berpendapat bahwa pengetahuan ini hanyalah merupakan kumpulan ingatan, dan akan berakhir dalam waktu tertentu, serta tidak mungkin ada pengetahuan tanpa sekedar percaya adanya. Beberapa aliran pendukungnya yaitu aliran subjektivisme, relativisme, pragmatisme, dan fiksionalisme. b. Objektivisme; merupakan aliran yang menerima adanya kebenaran objektif, terlepas dari subjek- subjek yang mengetahuinya. Subjek yang memperoleh pengetahuan dapat mengalami kekhilafan dalam merumuskan pengetahuan, tetapi realita diluar tetap tidak terpengaruh karenanya. c. Fenomenologisme; berpendapat bahwa, dalam penuturan tentang suatu hal yang sesuai dengan fakta dari hal tersebut, maka pengetahuan akan menunjukkan kebenarannya. Dan kebenaran itu tersusun atas pengamatan dan pemikiran sehingga menghasilkan sebuah kebenaran secara umum. F. Objek Pengetahuan Merupakan masalah yang diselidiki oleh pengetahuan, hal ini tidak dapat lepas dari pendirian sumber ilmu (pendirian relisme atau idealism). Ditinjau dari jenis sifatnya, maka kita dapat membedakan tiga macam objek pengetahuan, diantaranya: a. Objek Empirisme (Objek-objek rasa), yakni objek lahir/fisis dan objek batin/psikis. b. Objek Idiil (bukan rasa), objek yang tidak timbul melalui rasa (lahir atau batin), melainkan diciptakan oleh jiwa (sukma) sebagai hasil pemikiran, perasaan dan sebagainya. Misalnya objek logika, matematik, etika, dan nilai-nilai agama. c. Objek Luar Rasa, sebuah objek yang terletak diluar jangkauan rasa sekalipun pada dasarnya terletak dalam dunia rasa (dunia objek keinderaan) G. Metode Pengetahuan Merupakan suatu rencana kerja untuk menyusun suatu system pengetahuan tentang suatu masalah. Dalam hal ini, terdapat dua metode pokok dalam penyelidikan pengetahuan, yakni: a. Metode Induksi; metode ini berangkat dari fakta-fakta khusus, peristiwa kongkrit yang kemudian ditarik generalisasi yang bersifat umum. Dan metode ini dapat pula dibedakan lagi menjadi tiga, yaitu Induksi Komplit, Induksi Sistem Bacon dan Induksi Tidak Kompli Selanjutnya, terdapat beberapa teori mengenai langkah-langkah perjalanan pengetahuan menuju pengertian secara umum, diantaranya: Komparasi (Metode Perbandingan); dengan langkah-langkah: a) Pengumpulan bahan, b) penganalisaan, c) pengkomparasian, d) pengabstraksian, e) perumusan hokum Eksperimen (Metode Percobaan); langkah-langkahnya: a) penimbulan gejala yang akan diselidiki dengan sengaja, b) pencatatan dan perbandingan gejala, c) perumusan hokum berdasar kesamaan sifat. b. Metode Deduksi; merupakan metode penyelidikan pengetahuan yang berangkat dari suatu pengetahuan yang bersifat umum dan ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Metode ini memiliki beberapa langkah, diantarnya: Penginsyafan adanya kebenaran umum dalam satu golongan gejala, Pembuktian gejala di lingkungan kelompok gejala tersebut,
  • 4. Pernyataan kebenaran yang diinsyafi berlaku pada gejala khusus tersebut H. Hakikat Kebenaran a. Pendapat Kuno Plato; kebenaran merupakan sumber kenyataan yang sejati dan dititikberatkan pada akal, sedangkan realitas luar yang dapat ditangkap panca indera ialah palsu belaka. Aristoteles; kebenaran dititikberatkan pada objek dalam usaha mencapai kebenaran, menurutnya pengertian kita mengenai suatu hal merupakan gambaran daripada objek- objek yang kita kenal atau kita ketahui. b. Pendapat modern (Vormings theorie) Menyatakan bahwa subjek tidak menangkap gambaran layaknya pendapat Aristoteles, akan tetapi justru memberi bentuk. Dan Kebenaran tergantung pada subjek yang memberi bentuk pada objek yang diselidiki. c. Pendapat Immanuel Kant Untuk menyelidiki sesuatu, maka objek yang kita kenal itu harus sudah ada dan objek yang ada itu diberi bentuk tertentu okel akal subjek yang mengenal objek. Sehingga disimpulkan bahwa kebenaran adalah persesuaian antara pendapat sebagai keputusan akal dengan objek yang sedang diselidiki. Kemudian, terdapat beberapa criteria-kriteria untuk menetapkan kebenaran pengetahuan yang dapat diambil dari beberapa sumber, diantaranya: lingkungan metafisika, objek yang diselidiki, keyakinan subjek, pengalaman subjek, dan melalui pihak yang berwenang. I. Berbagai Macam Pendirian Tentang Kebenaran Tidak dibenarkan jika kita harus melakukan pengeneralisasian satu ukuran dalam memecahkan segala persoalan yang kita hadapi guna menemukan kebenaran ilmu pengetahuan. Melalui pengeneralisasian satu ukuran tersebut, maka akan menimbulkan berbagai macam aliran yang dalam menguraikan segala persoalan bertitik tolak pada sudut pandangnya masing-masing. Diantaranya: Pengutamaan pada lingkungan metafisika, akan melahirkan aliran-aliran filsafat, antara lain: Suprarasionalisme (diatas akal), intuitionisme (intuisi/ilham), dan tasawuf atau mistik. Pengutamaan pada sumber kenyataan, akan melahirkan aliran-aliran filsafat, antara lain: realisme (terdapat benda-benda yang tidak tergantung pada pengertian kita), Materialisme (zat/anasir), dan fenomenologisme (penyelidikan). Pengutamaan subjek sebagai sumber kenyataan, yang berpendapat bahwa ketiga kekuatan manusia (panca indera, akal dan rasa) menyebabkan lahirnya beberapa aliran filsafat, yakni: sensualisme (panca indera), rasionalisme (akal), dan irasionalisme (rasa/kehendak). Pengutamaan pengalaman sebagai seumber kenyataan, hal ini menimbulkan beberapa aliran, diantaranya: empirisme (pengalaman), dan positivisme (manusia memilki tiga tingkatan: teologi, metafisika dan tingkatan positi). Pengutamaan pada pihak yang berwewenang, pendirian ini melahirkan aliran filsafat tradisionalisme atau social dogmatisme. J. Teori-Teori Kebenaran Terdapat beberapa teori tentang teori-teori kebenaran ini, antara lain: 1. Teori kesesuaian (correspondence theory); menyatakan bahwa pengetahuan kita bernilai benar, bilamana sesuai dengan kenyataan. 2. Teori ketetapan (consistency theory); berpendapat bahwa manusia tidak mungkin dapat mencapai kesesuain secara pasti antara kesan yang dimiliki dengan kenyataan. 3. Teori pragmatis (teori eksperimentalis); teori yang menguji kebenaran pengetahuan melalui pertanyaan.