1. TUGAS FILSAFAT PENDIDIKAN SAINS
PANDANGAN ANDA TENTANG FILSAFAT RASIONALISME DAN
FILSAFQAT INDRAWI DAN HUBUNGANNYA DENGAN PANDANGAN ANDA
DALAM PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (KIMIA)
Di Susun Oleh
NAMA
:Novi Yanthy
NIM
:(8216 141 013)
KELAS
: REGULER A
PROGRAM PASCA SARJANA
PRODI PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan pada umumnya dan ilmu pengetahuan pada khususnya mengemban tugas
utama untuk menemukan, mengembangkan, menjelaskan, menyampaikan nilai-nilai
kebenaran. Problematik mengenai kebenaran merupakan masalah yang mengacu tumbuh
dan berkembangnya ilmu filsafat. Filsafat merupakan titik awal lahirnya ilmu, dengan
mempelajari filsafat makan seseorang akan mampu berfikir lebih mendalam tentang suatu
hal sehingga mampu menangkap makna dan kebenaran dari hal yang direnungkannya itu.
Berdasarkan tingkatannya, Kebenaran dapat dibedakan menjadi empat lapis; kebenaran
indrawi, kebenaran ilmiah, kebenaran filsafat, kebenaran religi. Pada makalah ini akan
dibahas kebenaran indrawi, bagaimana panca indra yang dimiliki manusia dapat mencari
kebenaran, serta bagaimana panca indra dapat digunakan untuk memperoleh
pengetahuan.
Pada abad ke-13 di Eropa sudah timbul sistem filsafat yang boleh disebut merupakan
keseluruhan. Sistem ini diajarkan disekolah-sekolah dan perguruan tinggi. Dalam abab
ke-14 timbulah aliran yang dapat dinamai pendahuluan filsafat modern. Yang menjadi
dasar aliran baru ini ialah kesadaran atas yang individual yang kongkrit.
Tak dapat dipungkiri, zaman filsafat modern telah dimulai, dalam era filsafat modern,
dan kemudian dilanjutkan dengan filsafat abab ke- 20, munculnya berbagai aliran
pemikiran, yaitu: Rasionalisme, Emperisme, Kritisisme, Idealisme, Positivisme,
Evolusionisme,
Materalisme,
Neo-Kantianisme,
Fenomenologi, Eksistensialisme, dan Neo-Thomisme.
Pragmatisme,
Filsafat
hidup,
3. BAB II
PEMBAHASAN
Epistemologi,
(dari
bahasa
Yunani
episteme
(pengetahuan)
dan
logo
(kata/pembicaraan/ilmu) adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat, karakter
dan jenis pengetahuan. Topik ini termasuk salah satu yang paling sering diperdebatkan
dan dibahas dalam bidang filsafat, misalnya tentang apa itu pengetahuan, bagaimana
karakteristiknya, macamnya, serta hubungannya dengan kebenaran dan keyakinan.
Epistemologi atau Teori Pengetahuan yang berhubungan dengan hakikat dari ilmu
pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban atas
pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia. Pengetahuan
tersebut diperoleh manusia melalui akal dan panca indera dengan berbagai metode,
diantaranya; metode induktif, metode deduktif, metode positivisme, metode kontemplatis
dan metode dialektis.
Metode-metode untuk memperoleh pengetahuan
a. Empirisme
Empirisme adalah suatu cara/metode dalam filsafat yang mendasarkan cara
memperoleh pengetahuan dengan melalui pengalaman. John Locke, bapak empirisme
Britania, mengatakan bahwa pada waktu manusia di lahirkan akalnya merupakan jenis
catatan yang kosong (tabula rasa),dan di dalam buku catatan itulah dicatat pengalamanpengalaman inderawi. Menurut Locke, seluruh sisa pengetahuan kita diperoleh dengan
jalan menggunakan serta memperbandingkan ide-ide yang diperoleh dari penginderaan
serta refleksi yang pertama-pertama dan sederhana tersebut.
Ia memandang akal sebagai sejenis tempat penampungan,yang secara pasif
menerima hasil-hasil penginderaan tersebut. Ini berarti semua pengetahuan kita
betapapun rumitnya dapat dilacak kembali sampai kepada pengalaman-pengalaman
inderawi yang pertama-tama, yang dapat diibaratkan sebagai atom-atom yang menyusun
objek-objek material. Apa yang tidak dapat atau tidak perlu di lacak kembali secara
4. demikian itu bukanlah pengetahuan, atau setidak-tidaknya bukanlah pengetahuan
mengenai hal-hal yang factual.
b. Rasionalisme
Rasionalisme berpendirian bahwa sumber pengetahuan terletak pada akal. Bukan
karena rasionalisme mengingkari nilai pengalaman, melainkan pengalaman paling-paling
dipandang sebagai sejenis perangsang bagi pikiran. Para penganut rasionalisme yakin
bahwa kebenaran dan kesesatan terletak di dalam ide kita, dan bukannya di dalam diri
barang sesuatu. Jika kebenaran mengandung makna mempunyai ide yang sesuai dengan
atau menunjuk kepada kenyataan, maka kebenaran hanya dapat ada di dalam pikiran kita
dan hanya dapat diperoleh dengan akal budi saja.
c. Fenomenalisme
Bapak Fenomenalisme adalah Immanuel Kant. Kant membuat uraian tentang
pengalaman. Barang sesuatu sebagaimana terdapat dalam dirinya sendiri merangsang alat
inderawi kita dan diterima oleh akal kita dalam bentuk-bentuk pengalaman dan disusun
secara sistematis dengan jalan penalaran. Karena itu kita tidak pernah mempunyai
pengetahuan tentang barang sesuatu seperti keadaannya sendiri, melainkan hanya tentang
sesuatu seperti yang menampak kepada kita, artinya, pengetahuan tentang gejala
(Phenomenon). Bagi Kant para penganut empirisme benar bila berpendapat bahwa semua
pengetahuan didasarkan pada pengalaman-meskipun benar hanya untuk sebagian. Tetapi
para penganut rasionalisme juga benar, karena akal memaksakan bentuk-bentuknya
sendiri terhadap barang sesuatu serta pengalaman.
d. Intusionisme
Menurut Bergson, intuisi adalah suatu sarana untuk mengetahui secara langsung
dan seketika. Analisa, atau pengetahuan yang diperoleh dengan jalan pelukisan, tidak
akan dapat menggantikan hasil pengenalan secara langsung dari pengetahuan intuitif.
Salah satu di antara unsur-unsur yang berharga dalam intuisionisme Bergson ialah,
paham ini memungkinkan adanya suatu bentuk pengalaman di samping pengalaman yang
5. dihayati oleh indera. Dengan demikian data yang dihasilkannya dapat merupakan bahan
tambahan bagi pengetahuan di samping pengetahuan yang dihasilkan oleh penginderaan.
Kant masih tetap benar dengan mengatakan bahwa pengetahuan didasarkan pada
pengalaman, tetapi dengan demikian pengalaman harus meliputi baik pengalaman
inderawi maupun pengalaman intuitif.
Hendaknya diingat, intusionisme tidak mengingkati nilai pengalaman inderawi
yang biasa dan pengetahuan yang disimpulkan darinya. Intusionisme – setidak-tidaknya
dalam beberapa bentuk-hanya mengatakan bahwa pengetahuan yang lengkap di peroleh
melalui intuisi, sebagai lawan dari pengetahuan yang nisbi-yang meliputi sebagian sajayang diberikan oleh analisis. Ada yang berpendirian bahwa apa yang diberikan oleh
indera hanyalah apa yang menampak belaka, sebagai lawan dari apa yang diberikan oleh
intuisi, yaitu kenyataan. Mereka mengatakan, barang sesuatu tidak pernah merupakan
sesuatu seperti yang menampak kepada kita, dan hanya intuisilah yang dapat
menyingkapkan kepada kita keadaanya yang senyatanya.
e. Dialektis
Yaitu tahap logika yang mengajarkan kaidah-kaidah dan metode penuturan serta
analisis sistematik tentang ide-ide untuk mencapai apa yang terkandung dalam
pandangan. Dalam kehidupan sehari-hari dialektika berarti kecakapan untuk melekukan
perdebatan. Dalam teori pengetahuan ini merupakan bentuk pemikiran yang tidak
tersusun dari satu pikiran tetapi pemikiran itu seperti dalam percakapan, bertolak paling
kurang dua kutub.
Arti rasionalisme
Rasionalisme adalah paham yang mengajarkan bahwa sumber pengatahuan satusatunya yang benar adalah rasio (akal budi). Rasionalisme adalah paham filsafat yang
mengatakan bahwa akal (resen) adalah alat terpenting dalam memperoleh pengatahun dan
mengetes pengatahuan. Jika empiresme mengatakan bahwa pengatahuan diperoleh
dengan alam mengalami objek empiris, maka rasionalisme mengejarkan bahwa
6. pengatahuan diperoleh dengan cara berfikir alat dalam berfikir itu ialah kaidah-kaidah
logis atau kaidah-kaidah logika.
Usaha manusia untuk memberi kemandirian kepada akal sebagaimana yang telah
dirintis oleh para pemikir renaisans, masih berlanjut terus sampai abad ke-17. Abad ke-17
adalah era dimulainya pemikiran-pemikiran kefilsafatan dalam artian yang sebenarnya.
Semakin lama manusia semakin menaruh kepercayaan yang besar terhadap kemampuan
akal, bahkan diyakini bahwa dengan kemampuan akal segala macam persoalan dapat
dijelaskan, semua permasalahan dapat dipahami dan dipecahkan termasuk seluruh
masalah kemanusiaan.
Keyakinan yang berlebihan terhadap kemampuan akal telah berimplikasi kepada
perang terhadap mereka yang malas mempergunakan akalnya, terhadap kepercayaan
yang bersifat dogmatis seperti yang terjadi pada abad pertengahan, terhadap normanorma yang bersifat tradisi dan terhadap apa saja yang tidak masuk akal termasuk
keyakinan-keyakinan dan serta semua anggapan yang tidak rasional.
Dengan kekuasaan akal tersebut, orang berharap akan lahir suatu dunia baru yang
lebih sempurna, dipimpin dan dikendalikan oleh akal sehat manusia. Kepercayaan
terhadap akal ini sangat jelas terlihat dalam bidang filsafat, yaitu dalam bentuk suatu
keinginan untuk menyusun secara priori suatu sistem keputusan akal yang luas dan
tingkat tinggi. Corak berpikir yang sangat mendewakan kemampuan akal dalam filsafat
dikenal dengan nama aliran rasionalisme.
Sedangkan untuk filsafat indrawi, Kebenaran indrawi merupakan kebenaran yang
yang paling sederhana, karena kebenaran ini hanya melibatkan panca indra dalam
mencari kebenarannya, pada
umumnya
manusia
dalam
menilai
sekelilingnya
berdasarkan informasi inderawi seperti api, panas, batu, senjata, pohon dan lain-lain.
Kebenaran yang diperoleh cenderung bersifat kebenaran inderawi. Kebenaran ini dapat
dilakukan oleh semua orang. Kebenaran inderawi terkadang menyesatkan seperti
Gunung berwarna biru, bintang di langit kecil, tiang telepon bergerak ketika kita naik
Kereta Api Cepat., misal berdasarkan Gambar 1. Pensil dimasukan dalam gelas berisi air
7. Gambar 1 memperlihatkan pensil yang dimasukan ke dalam gelas, hasil yang terlihat
adalah pensil itu akan terlihat patah dilihat dari samping, jika langsung menggunakan
kebenaran indra tanpa mengkaji terlebih dahulu, maka akan didapatkan kebenaran berupa
air yang dimasukan ke gelas akan membengkokan pensil, padahal yang sebenarnya
adalah pensil itu tidak bengkok.
Kebenaran inderawi kadang menyesatkan, untuk mengatasi hal ini diperlukan
penalaran atau berpikir untuk menguji kembali fakta-fakta inderawi, sehingga kebenaran
yang didapatkan dari panca indra itu dapat digunakan sebagai kebenaran. Fakta-fakta
indra juga dapat menimbulkan pengetahuan, berdasarkan cara memperoleh pengetahuan,
indra dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh pengetahuan, berupa pengalaman
indra, seperti yang ditunjukan pada gambar 1, dari gambar tersebut dapat diketahui pensil
terlihat bengkok, sehingga orang akan mengkaji dan mencari kebenaran yang
menyebabkan pensil itu terlihat bengkok, disana akan terlahir pengetahuan yang
menyebabkan pensil tersebut bengkok, berupa kerapatan benda, pengetahuan berdasarkan
pengalaman ini disebut pengetahuan aposteriori.
Pengetahuan
adalah
segala
sesuatu
yang
diketahui
tanpa
membedakan/
menghiraukan baik, buruk, benar, salah dan sumber mana saja. Sumber utama
pengetahuan adalah panca indra: mata, hidung, lidah, telinga dan kulit.
Kelemahan aliran Empiris
1. Indra terbatas benda jauh kelihatan kecil apakah ia benar–benar kecil ternyata
tidak keterbatasan indra yang menggambar begitu dari sini akan membentuk
pengetahuan yang salah.
2. Indra menipu pada orang yang sakit malaria seperti gula rasanya pahit,udara akan
terasa dingin. Pengetahuan yang didapat salh juga
3. Obyek yang menipu contohnya Fatamorgana dan ilusi.Jadi obyeknya tidak
sebagaimana ditangkap oleh indra obyek membohongi indra.
4. Berasal dari indra dan obyek sekaligus.Indra tidak dapat melihat seekor kerbau
secara keseluruhan sedang kerbau tidak dapat memperlihatkan baannya secara
keluruhannya.
8. BAB III
KESIMPULAN
1. Kesimpulan
Dari apa yang telah kami uraikan diatas maka kami dapat menyimpulkan sebagai
beriku:
1. Rasionalisme adalah paham yang mengangap bahwa pikiran dan akal
merupakan dasar satu-satunya untuk memecahkan kebenaran lepas dari
jangkauan indra
2. descartes, spinoza dan Leibniz mereka adalah tokoh besar dalam filsafat
rasionalisme.
3. Pokok pemikiran
4. Resionalisme ada dua macam: dalam bidang agama dan dalam bidang
filsafat. Dalam bidang agama rasionalisme adalah lawan autoritas. Dalam
bidang filsafat rasionalisme adalah lawan empirisme.
2. Kesimpulannya empiris lemah karena keterbatasan indra manusia. Guru adalah
pemengang tombak pendidikan Kebenaran indrawi merupakan kebenaran yang
yang paling sederhana, karena kebenaran ini hanya melibatkan panca indra dalam
mencari kebenarannya, pada umumnya manusia dalam menilai sekelilingnya
berdasarkan informasi inderawi seperti api, panas, batu, senjata, pohon dan
lain-lain. Kebenaran yang diperoleh cenderung bersifat kebenaran inderawi.
Kebenaran ini dapat dilakukan oleh semua orang. Kebenaran
inderawi
terkadang menyesatkan seperti Gunung berwarna biru, bintang di langit kecil,
tiang telepon bergerak ketika kita naik Kereta Api Cepat., misalnya berdasarkan
Pensil dimasukan dalam gelas berisi air,di mana dapat diperlihatkan pensil yang
dimasukan ke dalam gelas, hasil yang terlihat adalah pensil itu akan terlihat patah
dilihat dari samping, jika langsung menggunakan kebenaran indra tanpa mengkaji
9. terlebih dahulu, maka akan didapatkan kebenaran berupa air yang dimasukan ke
gelas akan membengkokan pensil, padahal yang sebenarnya adalah pensil itu
tidak bengkok.
Kebenaran indrawi kadang menyesatkan, untuk mengatasi hal ini diperlukan
penalaran atau berpikir untuk menguji kembali fakta-fakta indrawi, sehingga kebenaran
yang didapatkan dari panca indra itu dapat digunakan sebagai kebenaran. Fakta-fakta
indra juga dapat menimbulkan pengetahuan, berdasarkan cara memperoleh pengetahuan,
indra dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh pengetahuan, berupa pengalaman
indra, seperti yang ditunjukan pada contoh di atas (pensil di masukkan dalam air), dari
contoh tersebut dapat diketahui pensil terlihat bengkok, sehingga orang akan mengkaji
dan mencari kebenaran yang menyebabkan pensil itu terlihat bengkok, disana akan
terlahir pengetahuan yang menyebabkan pensil tersebut bengkok, berupa kerapatan
benda, pengetahuan berdasarkan pengalaman ini disebut pengetahuan aposteriori.
10. BAB IV
PENUTUP
Coba kemukakan pandangan anda tentang filsafat rasionalisme dan filsafat indrawi
dan bagaimana pula pandangan anda dalam pengembangan ilmu pengetahuan alam
(kimia) dari sudut pandang kedua filsafat tersebut ???????
Jawab :
Menurut saya pandangan rasionalisme berasal dari rasio lebih faham atau aliran yang
berdasarkan rasio, ide-ide, yang masuk akal. Rasionalisme mengatakan bahwa
pengenalan yang sangat sejati.menurut cristian wolf, ada 3 rasional yaitu :
1. Kosmologi rasional, dimana pengetahuan yang berangkat dari premis
2. Psikologis rasional, dimana pengetahuan berhubungan jiwa bahwa ruh itu
adalah substansi yang tidak terbagi-bagi
3. Teologi rasional, bahwa tuhan adalah realitas yang sesungguhnya yang
paling sempurna
3. Sedangkan kalau pandangan ini berbeda dimana pandangan indrawi lebih dari
pada sebuah penetahuan yang berasal dari sebuah pengalaman sehingga bentuk
pengenalan sehingga bentuk pengenalan yang paling jelas dan sempurna. Menurut
saya, jadi filsafat ini sama-sama memiliki kesempurnaan.
Sehingga berhubungan dengan ilmu pengetahuan alam (kimia ) yang mana di dalam
ilmu pengetahuan kita menggunakan pandangan indrawi dan rasionalisme karma keduaduanya saling berhubungan. Guru adalah pemengang tombak pendidikan Kebenaran
indrawi merupakan kebenaran yang yang paling sederhana, karena kebenaran ini hanya
melibatkan panca indra dalam mencari kebenarannya, pada umumnya manusia dalam
menilai sekelilingnya berdasarkan informasi inderawi seperti api, panas, batu,
senjata, pohon dan lain-lain. Kebenaran yang diperoleh cenderung bersifat kebenaran
inderawi. Kebenaran ini dapat dilakukan oleh semua orang. Kebenaran inderawi
terkadang menyesatkan seperti Gunung berwarna biru, bintang di langit kecil, tiang
11. telepon bergerak ketika kita naik Kereta Api Cepat., misal berdasarkan Gambar 1. Pensil
dimasukan dalam gelas berisi air, Gambar 1 memperlihatkan pensil yang dimasukan ke
dalam gelas, hasil yang terlihat adalah pensil itu akan terlihat patah dilihat dari samping,
jika langsung menggunakan kebenaran indra tanpa mengkaji terlebih dahulu, maka akan
didapatkan kebenaran berupa air yang dimasukan ke gelas akan membengkokan pensil,
padahal yang sebenarnya adalah pensil itu tidak bengkok.
Kebenaran inderawi kadang menyesatkan, untuk mengatasi hal ini diperlukan
penalaran atau berpikir untuk menguji kembali fakta-fakta inderawi, sehingga kebenaran
yang didapatkan dari panca indra itu dapat digunakan sebagai kebenaran. Fakta-fakta
indra juga dapat menimbulkan pengetahuan, berdasarkan cara memperoleh pengetahuan,
indra dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh pengetahuan, berupa pengalaman
indra, seperti yang ditunjukan pada gambar 1, dari gambar tersebut dapat diketahui pensil
terlihat bengkok, sehingga orang akan mengkaji dan mencari kebenaran yang
menyebabkan pensil itu terlihat bengkok, disana akan terlahir pengetahuan yang
menyebabkan pensil tersebut bengkok, berupa kerapatan benda, pengetahuan berdasarkan
pengalaman ini disebut pengetahuan aposteriori.