SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
Download to read offline
Lecture 2
The Philosophy of Science
By:
Mohamad Zaenudin, S.Pd., M.Sc.Eng.
Pengetahuan, Filsafat, dan Ilmu
❑Pengetahuan adalah hasil tahu manusia (segenap apa yang kita ketahui
tentang objek tertentu);
❑Cabang filsafat yang mengkaji hakikat pengetahuan pada umumnya
disebut Epistemologi.
Alasan Perlunya Mempelajari Epistemologi
1. Alasan strategis: memandang pengetahuan sebagai kekuatan
(knowledge is power).
2. Alasan kultural: memandang pengetahuan sebagai bagian dari
kebudayaan yang mampu membudayakan manusia.
3. Alasan edukatif: memandang pengetahuan sebagai bagian dari proses
pendidikan (dalam setiap proses pendidikan, pengetahuan selalu
mengambil peran).
Struktur Pengetahuan Manusia
• Pengetahuan manusia dibangun atas kerjasama antara subjek yang mengetahui
objek yang diketahui (kesatuan atau kemanunggalan antara subjek);
• Oleh karena itu, pengetahuan manusia sifatnya subjektif-objektif dan objektif-
subjektif;
• Subjek dapat mengetahui objeknya karena subjek memiliki daya untuk mengetahui
(daya inderawi maupun daya intelektual), dan objek juga memiliki daya untuk dirasa
(sensibility) dan daya untuk dimengerti (intelligibility);
• Kemanunggalan antara subjek dan objek tidaklah sempurna dan mutlak, oleh
karena itu, pengetahuan manusia juga tidak sempurna dan juga tidak mutlak
(relative)
Ada dua alasan mengapa pengetahuan manusia itu relatif:
1. Subjek memiliki keterbatasan daya inderawi dan daya
intelektualnya (pengaruh sosio-budaya setempat);
2. Objek yang diketahui juga tidak sederhana (kompleks).
Menurut Kant, menusia hanya mampu mengetahui yang fenomenal
saja dari objek, dan tidak mampu merengkuh yang noumenal.
➢ Dengan kata lain: pengetahuan manusia tentang sesuatu objek
tidak pernah total, selalu ada yang tidak terungkapkan.
Pelajaran yang dapat diambil:
1. Pengetahuan itu adalah kegiatan yang sifatnya mengembangkan,
menambah kesempurnaan.
Dengan pengetahuan, subjek yang tadinya tidak atau kurang tahu
menjadi tahu atau lebih tahu. Objek yang tadinya tidak diketahui menjadi
dapat diketahui.
Pelajaran yang dapat diambil:
2. Pengetahuan manusia itu sifatnya terbatas, tidak sempurna, dan karena itu
tumbuh dan berkembang.
Manusia dalam proses mengetahuinya tu setapak demi setapak. Dengan kata lain
sifatnya evolutif.
3. Manusia menjadi lebih rendah hati, karena keterbatasan pengetahuan dan
perspektifnya.
4. Manusia (seseorang) memerlukan sumbangan pengetahuan dan perspektif
manusia (orang) lain yang ahli di bidangnya, sehingga saling melengkapi
(komplementer) → perspective activity.
Empat Unsur Eksistensi Manusiawi
1. Seni
2. Kepercayaan (agama)
3. Filsafat
4. Ilmu (ilmu pengetahuan), berbeda dengan pengetahuan)
Ke-4 unsur manusiawi itu merupakan pengetahuan manusia. Jadi,
pengetahuan manusia meliputi seni, agama, filsafat, dan ilmu.
Jenis Pengetahuan Berdasarkan Sumbernya
1. Pengetahuan rasional (lewat penalaran rasional)
2. Pengetahuan empiris (lewat pengalaman konkrit)
3. Pengetahuan intuitif (sangat personal, tiba-tiba muncul dan
menghilang)
4. Pengetahuan agama (lewat wahyu)
TINGKAT-TINGKAT PENGETHUAN MANUSIA
1. Pengetahuan pra ilmiah
2. Pengetahuan ilmiah
3. Pengetahuan filosofis
4. Pengetahuan religius
LANDASAN FILOSOFIS PENGETAHUAN
➢ Landasan Ontologis menjawab pertanyaan apa yang dikaji oleh
pengetahuan itu?
Landasan ontologis seni, filsafat, dan agama satu sama lain berbeda,
karena apa yang dikaji masing-masing pengetahuan tersebut juga
berbeda.
LANDASAN FILOSOFIS PENGETAHUAN
➢ Landasan Epistemologis menjawab bagaimana cara mendapatkan
pengetahuan itu?
Landasan epistemologis seni, agama, filsafat, dan ilmu satu sama lain
berbeda, karena cara atau metode untuk mendapatkan pengetahuan
tersebut masing-masing juga berbeda.
LANDASAN FILOSOFIS PENGETAHUAN
➢ Landasan aksiologis menjawab pertanyaan untuk apa pengetahuan itu
dipergunakan.
Landasan aksiologis seni, agama, filsafat, dan ilmu masing-masing
berbeda, karena kegunaan masing-masing pengetahuan tersebut juga
berbeda.
FILSAFAT ILMU:
MAKNA DAN OBJEKNYA
Jujun S. Suriasumantri:
Filsafat Ilmu: bagian dari espistemologi (filsafat pengetahuan yang secara spesifik
mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah);
Lewis White Beck:
“Philosophy of Science questions and evaluates the methods of scientific thinking
and tries to determine the value and significance of the scientific enterprise as a
whole”
FILSAFAT ILMU: MAKNA DAN OBJEKNYA
Telaahan secara filsafati yang ingin menjawab beberapa pertanyaan
mengenai hakekat ilmu seperti:
1. Objek apa yang diketahuai oleh ilmu? Bagaimana wujud yang hakiki
dari objek tersebut?
2. Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya ilmu? Bagaimana
prosedurnya?
3. Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan?
Bagaimana kaitan antara ilmu dan moral?
Landasan Ontologis Ilmu
(Hakikat apa yang dikaji oleh ilmu)
• Objek Material Filsafat Ilmu adalah ilmu itu sendiri dalam artian umum,
sedangkan objek formalnya adalah tinjauan secara filosofis
(menyeluruh, mendasar, dan spekulatif).
• Objek material (hakikat kenyataan sebagai objek kajian) ilmu adapat
berupa gejala-gejala alam (ilmu-ilmu kealaman), gejala-gejala sosial
(ilmu-ilmu sosial), dan gejala-gejala budaya (ilmu-ilmu budaya).
Pendapat The Liang Gie:
• Objek material ilmu meliputi:
1. Ide abstrak
2. Benda fisik
3. Jasad hidup
4. Gejala rohani
5. Peristiwa sosial
6. Proses tanda
• Dari 6 objek material itu melahirkan 6 jenis ilmu dan 1 jenis ilmu
interdisipliner.
Ke-6 jenis ilmu tersebut adalah:
1. Ilmu-ilmu matematis
2. Ilmu-ilmu fisis
3. Ilmu-ilmu biologis
4. Ilmu-ilmu psikologi
5. Ilmu-ilmu sosial
6. Ilmu-ilmu linguistic
7. Ilmu-ilmu interdisipliner
LANDASAN EPISTEMOLOGIS
ILMU (METODE ILMIAH)
Metode ilmiah: prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut
ilmu.
Menurut Peter R. Senn:
Metode: suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu, yang mempunyai
langkah-langkah sistematis.
Metolodogi:
Suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan dalam metode
tersebut.
• Metode ilmiah mencoba menggabungkan cara berpikir deduktif dan
cara berpikir induktif dalam membangun tubuh pengetahuannya.
• Berpikir deduktif: memberikan sifat yang rasional kepada pengetahuan
ilmiah dan bersifat konsisten dengan pengetahuan yang telah
dikumpulkan sebelumnya.
Secara sistemtik dan kumulatif pengetahuan ilmiah disusun secara setahap
demi setahap dengan menyusun argumentasi mengenai sesuatu yang baru
berdasarkan pengetahuan yang sudah ada.
Menurut Ritchie Calder:
“Proses kegiatan ilmiah dimulai ketika manusia mengamati sesuatu.”
Kontak antara manusia dengan dunia empirislah yang menimbulkan
berbagai ragam permasalahan.
Permasalahan (yang berasal dari dunia empiris) menyebabkan
kegiatan berpikir dimulai, dan proses berpikir tersebut diarahkan
pada pengamatan objek yang bersangkutan yang bereksistensi
dalam dunia empiris juga.
• “Ilmu dimulai dengan fakta dan diakhiri dengan fakta, apa pun teori
yang menjembatani antara keduanya.” (Einstein)
• Teori yang dimaksud di sini adalah penjelasan mengenai gejala
yang terdapat dalam dunia fisik tersebut.
Teori merupakan suatu abstraksi intelektual di mana
pendekatan secara rasional digabungkan dengan pengamatan
empiris.
• Teori ilmu merupakan suatu penjelasan rasional yang
berkesesuaian denga objek yang dijelaskannya.
• Suatu penjelasan bagaimana pun meyakinkannya, tetap harus
didukung oleh fakta empiris untuk dapat dinyatakan benar.
Secara rasional, ilmu menyusun pengetahuannya secara konsisten dan kumulatif,
dan secara empiris, ilmu memisahkannya antara pengetahuan yang sesuai dengan
fakta dari yang tidak.
Semua teori ilmiah harus memenuhi dua syarat utama, yaitu:
1. Harus konsisten dengan teori-teori sebelumnya yang memungkinkan tidak
terjadinya kontradiksi dalam teori keilmuan secara keseluruhan.
2. Harus cocok dengan fakta empiris, sebab teori yang bagaimana pun
konsistenya sekiranya tidak didukung oleh pengujian empiris, maka tidak
dapat diterima kebenarannya secara ilmiah.
Jadi, logika ilmiah merupakan gabungan antara logika deduktif
dan induktif, di mana rasionalisme dan empirisme
berdampingan dalam sebuah sistem dengan mekanisme
korektif.
Oleh sebab itu, sebelum teruji kebenarannya secara empiris,
semua penjelasan rasional yang diajukan statusnya hanyalah
bersifat sementara. Inilah yang disebut hipotesis.
Thank you

More Related Content

What's hot (20)

hubungan ilmu & filsafat
hubungan ilmu & filsafathubungan ilmu & filsafat
hubungan ilmu & filsafat
 
4 epistemologi
4 epistemologi4 epistemologi
4 epistemologi
 
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat IlmuModul filsafat ilmu filsafat Ilmu
Modul filsafat ilmu filsafat Ilmu
 
Dasar filsafat
Dasar filsafatDasar filsafat
Dasar filsafat
 
Presentasi filsafat ilmu
Presentasi filsafat ilmuPresentasi filsafat ilmu
Presentasi filsafat ilmu
 
Jurnal filsafat ilmu
Jurnal filsafat ilmuJurnal filsafat ilmu
Jurnal filsafat ilmu
 
Makalah filsafat umum
Makalah filsafat umumMakalah filsafat umum
Makalah filsafat umum
 
filsafat-pengetahuan-epistemologi
filsafat-pengetahuan-epistemologifilsafat-pengetahuan-epistemologi
filsafat-pengetahuan-epistemologi
 
Cabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat PendidikanCabang Filsafat Pendidikan
Cabang Filsafat Pendidikan
 
Filsafat ilmu
Filsafat ilmuFilsafat ilmu
Filsafat ilmu
 
Sesi 1 ruang lingkup filsafat ilmu
Sesi 1 ruang lingkup filsafat ilmuSesi 1 ruang lingkup filsafat ilmu
Sesi 1 ruang lingkup filsafat ilmu
 
Makalah Substansi Filsafat Ilmu
Makalah Substansi Filsafat IlmuMakalah Substansi Filsafat Ilmu
Makalah Substansi Filsafat Ilmu
 
Filsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiFilsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : Ontologi
 
Filsafat ilmu dan logika
Filsafat ilmu dan logikaFilsafat ilmu dan logika
Filsafat ilmu dan logika
 
Dimensi kajian filsafat ilmu
Dimensi kajian filsafat ilmuDimensi kajian filsafat ilmu
Dimensi kajian filsafat ilmu
 
Preview tentang Filsafat
Preview tentang FilsafatPreview tentang Filsafat
Preview tentang Filsafat
 
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologi
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan EpistemologiStruktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologi
Struktur Ilmu Filsafat Ontologi dan Epistemologi
 
Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1Makalah filsafat ilmu tugas 1
Makalah filsafat ilmu tugas 1
 
Aksiologi pengetahuan
Aksiologi pengetahuanAksiologi pengetahuan
Aksiologi pengetahuan
 
Makalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmuMakalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmu
 

Similar to SciPhil Lecture 2

1276-Article Text-2610-1-10-20160901.pdf
1276-Article Text-2610-1-10-20160901.pdf1276-Article Text-2610-1-10-20160901.pdf
1276-Article Text-2610-1-10-20160901.pdfimamdaulay
 
filsafat pendidikan sljhfijdshfidshfjsdhfjdshkjfhdskj
filsafat pendidikan sljhfijdshfidshfjsdhfjdshkjfhdskjfilsafat pendidikan sljhfijdshfidshfjsdhfjdshkjfhdskj
filsafat pendidikan sljhfijdshfidshfjsdhfjdshkjfhdskjAfifahNuri
 
Kumpulan artikel filsafat
Kumpulan artikel filsafatKumpulan artikel filsafat
Kumpulan artikel filsafatyudiyunika
 
Filsafat objek ilmu pengetahuan
Filsafat objek ilmu pengetahuan Filsafat objek ilmu pengetahuan
Filsafat objek ilmu pengetahuan Muhammad Yunus
 
ilmu dan pengetahuan
ilmu dan pengetahuanilmu dan pengetahuan
ilmu dan pengetahuanalvinkasenda
 
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.ppt
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.pptPENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.ppt
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.pptEFENDIDIANSYAH
 
Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan.pptx
Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan.pptxPengetahuan dan Ilmu Pengetahuan.pptx
Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan.pptxChindyCahyanti
 
ontologi, epistimologi, aksiologi.pptx
ontologi, epistimologi, aksiologi.pptxontologi, epistimologi, aksiologi.pptx
ontologi, epistimologi, aksiologi.pptxmnuzurulump
 
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdf
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdfFilsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdf
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdfVinaAnastasya
 
Tantangan dan masa depan ilmu
Tantangan dan masa depan ilmuTantangan dan masa depan ilmu
Tantangan dan masa depan ilmuayu Naoman
 
Pengantar Filsafat, Pertemuan 5.pptx
Pengantar Filsafat, Pertemuan 5.pptxPengantar Filsafat, Pertemuan 5.pptx
Pengantar Filsafat, Pertemuan 5.pptxyonayori
 

Similar to SciPhil Lecture 2 (20)

Filsafat1
Filsafat1Filsafat1
Filsafat1
 
1276-Article Text-2610-1-10-20160901.pdf
1276-Article Text-2610-1-10-20160901.pdf1276-Article Text-2610-1-10-20160901.pdf
1276-Article Text-2610-1-10-20160901.pdf
 
Cabang
CabangCabang
Cabang
 
filsafat pendidikan sljhfijdshfidshfjsdhfjdshkjfhdskj
filsafat pendidikan sljhfijdshfidshfjsdhfjdshkjfhdskjfilsafat pendidikan sljhfijdshfidshfjsdhfjdshkjfhdskj
filsafat pendidikan sljhfijdshfidshfjsdhfjdshkjfhdskj
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptxPENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
PENGANTAR FILSAFAT ILMU.pptx
 
Filsafat ilmu islam
Filsafat ilmu islam Filsafat ilmu islam
Filsafat ilmu islam
 
Kumpulan artikel filsafat
Kumpulan artikel filsafatKumpulan artikel filsafat
Kumpulan artikel filsafat
 
Filsafat objek ilmu pengetahuan
Filsafat objek ilmu pengetahuan Filsafat objek ilmu pengetahuan
Filsafat objek ilmu pengetahuan
 
ilmu dan pengetahuan
ilmu dan pengetahuanilmu dan pengetahuan
ilmu dan pengetahuan
 
Makalah Filsafat
Makalah FilsafatMakalah Filsafat
Makalah Filsafat
 
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.ppt
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.pptPENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.ppt
PENGANTAR_FILSAFAT_UMUM.ppt
 
Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan.pptx
Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan.pptxPengetahuan dan Ilmu Pengetahuan.pptx
Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan.pptx
 
ontologi, epistimologi, aksiologi.pptx
ontologi, epistimologi, aksiologi.pptxontologi, epistimologi, aksiologi.pptx
ontologi, epistimologi, aksiologi.pptx
 
Filsafat
Filsafat Filsafat
Filsafat
 
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdf
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdfFilsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdf
Filsuf Ilmu pengetahuan (pengganti).pdf
 
Tantangan dan masa depan ilmu
Tantangan dan masa depan ilmuTantangan dan masa depan ilmu
Tantangan dan masa depan ilmu
 
Pengantar Filsafat, Pertemuan 5.pptx
Pengantar Filsafat, Pertemuan 5.pptxPengantar Filsafat, Pertemuan 5.pptx
Pengantar Filsafat, Pertemuan 5.pptx
 
Makalah filsafat 4 (2)
Makalah filsafat 4 (2)Makalah filsafat 4 (2)
Makalah filsafat 4 (2)
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 

Recently uploaded

aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 

Recently uploaded (20)

aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 

SciPhil Lecture 2

  • 1. Lecture 2 The Philosophy of Science By: Mohamad Zaenudin, S.Pd., M.Sc.Eng.
  • 2. Pengetahuan, Filsafat, dan Ilmu ❑Pengetahuan adalah hasil tahu manusia (segenap apa yang kita ketahui tentang objek tertentu); ❑Cabang filsafat yang mengkaji hakikat pengetahuan pada umumnya disebut Epistemologi.
  • 3. Alasan Perlunya Mempelajari Epistemologi 1. Alasan strategis: memandang pengetahuan sebagai kekuatan (knowledge is power). 2. Alasan kultural: memandang pengetahuan sebagai bagian dari kebudayaan yang mampu membudayakan manusia. 3. Alasan edukatif: memandang pengetahuan sebagai bagian dari proses pendidikan (dalam setiap proses pendidikan, pengetahuan selalu mengambil peran).
  • 4. Struktur Pengetahuan Manusia • Pengetahuan manusia dibangun atas kerjasama antara subjek yang mengetahui objek yang diketahui (kesatuan atau kemanunggalan antara subjek); • Oleh karena itu, pengetahuan manusia sifatnya subjektif-objektif dan objektif- subjektif; • Subjek dapat mengetahui objeknya karena subjek memiliki daya untuk mengetahui (daya inderawi maupun daya intelektual), dan objek juga memiliki daya untuk dirasa (sensibility) dan daya untuk dimengerti (intelligibility); • Kemanunggalan antara subjek dan objek tidaklah sempurna dan mutlak, oleh karena itu, pengetahuan manusia juga tidak sempurna dan juga tidak mutlak (relative)
  • 5. Ada dua alasan mengapa pengetahuan manusia itu relatif: 1. Subjek memiliki keterbatasan daya inderawi dan daya intelektualnya (pengaruh sosio-budaya setempat); 2. Objek yang diketahui juga tidak sederhana (kompleks). Menurut Kant, menusia hanya mampu mengetahui yang fenomenal saja dari objek, dan tidak mampu merengkuh yang noumenal. ➢ Dengan kata lain: pengetahuan manusia tentang sesuatu objek tidak pernah total, selalu ada yang tidak terungkapkan.
  • 6. Pelajaran yang dapat diambil: 1. Pengetahuan itu adalah kegiatan yang sifatnya mengembangkan, menambah kesempurnaan. Dengan pengetahuan, subjek yang tadinya tidak atau kurang tahu menjadi tahu atau lebih tahu. Objek yang tadinya tidak diketahui menjadi dapat diketahui.
  • 7. Pelajaran yang dapat diambil: 2. Pengetahuan manusia itu sifatnya terbatas, tidak sempurna, dan karena itu tumbuh dan berkembang. Manusia dalam proses mengetahuinya tu setapak demi setapak. Dengan kata lain sifatnya evolutif. 3. Manusia menjadi lebih rendah hati, karena keterbatasan pengetahuan dan perspektifnya. 4. Manusia (seseorang) memerlukan sumbangan pengetahuan dan perspektif manusia (orang) lain yang ahli di bidangnya, sehingga saling melengkapi (komplementer) → perspective activity.
  • 8. Empat Unsur Eksistensi Manusiawi 1. Seni 2. Kepercayaan (agama) 3. Filsafat 4. Ilmu (ilmu pengetahuan), berbeda dengan pengetahuan) Ke-4 unsur manusiawi itu merupakan pengetahuan manusia. Jadi, pengetahuan manusia meliputi seni, agama, filsafat, dan ilmu.
  • 9. Jenis Pengetahuan Berdasarkan Sumbernya 1. Pengetahuan rasional (lewat penalaran rasional) 2. Pengetahuan empiris (lewat pengalaman konkrit) 3. Pengetahuan intuitif (sangat personal, tiba-tiba muncul dan menghilang) 4. Pengetahuan agama (lewat wahyu)
  • 10. TINGKAT-TINGKAT PENGETHUAN MANUSIA 1. Pengetahuan pra ilmiah 2. Pengetahuan ilmiah 3. Pengetahuan filosofis 4. Pengetahuan religius
  • 11. LANDASAN FILOSOFIS PENGETAHUAN ➢ Landasan Ontologis menjawab pertanyaan apa yang dikaji oleh pengetahuan itu? Landasan ontologis seni, filsafat, dan agama satu sama lain berbeda, karena apa yang dikaji masing-masing pengetahuan tersebut juga berbeda.
  • 12. LANDASAN FILOSOFIS PENGETAHUAN ➢ Landasan Epistemologis menjawab bagaimana cara mendapatkan pengetahuan itu? Landasan epistemologis seni, agama, filsafat, dan ilmu satu sama lain berbeda, karena cara atau metode untuk mendapatkan pengetahuan tersebut masing-masing juga berbeda.
  • 13. LANDASAN FILOSOFIS PENGETAHUAN ➢ Landasan aksiologis menjawab pertanyaan untuk apa pengetahuan itu dipergunakan. Landasan aksiologis seni, agama, filsafat, dan ilmu masing-masing berbeda, karena kegunaan masing-masing pengetahuan tersebut juga berbeda.
  • 14. FILSAFAT ILMU: MAKNA DAN OBJEKNYA Jujun S. Suriasumantri: Filsafat Ilmu: bagian dari espistemologi (filsafat pengetahuan yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah); Lewis White Beck: “Philosophy of Science questions and evaluates the methods of scientific thinking and tries to determine the value and significance of the scientific enterprise as a whole”
  • 15. FILSAFAT ILMU: MAKNA DAN OBJEKNYA Telaahan secara filsafati yang ingin menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakekat ilmu seperti: 1. Objek apa yang diketahuai oleh ilmu? Bagaimana wujud yang hakiki dari objek tersebut? 2. Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya ilmu? Bagaimana prosedurnya? 3. Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara ilmu dan moral?
  • 16. Landasan Ontologis Ilmu (Hakikat apa yang dikaji oleh ilmu) • Objek Material Filsafat Ilmu adalah ilmu itu sendiri dalam artian umum, sedangkan objek formalnya adalah tinjauan secara filosofis (menyeluruh, mendasar, dan spekulatif). • Objek material (hakikat kenyataan sebagai objek kajian) ilmu adapat berupa gejala-gejala alam (ilmu-ilmu kealaman), gejala-gejala sosial (ilmu-ilmu sosial), dan gejala-gejala budaya (ilmu-ilmu budaya).
  • 17. Pendapat The Liang Gie: • Objek material ilmu meliputi: 1. Ide abstrak 2. Benda fisik 3. Jasad hidup 4. Gejala rohani 5. Peristiwa sosial 6. Proses tanda • Dari 6 objek material itu melahirkan 6 jenis ilmu dan 1 jenis ilmu interdisipliner.
  • 18. Ke-6 jenis ilmu tersebut adalah: 1. Ilmu-ilmu matematis 2. Ilmu-ilmu fisis 3. Ilmu-ilmu biologis 4. Ilmu-ilmu psikologi 5. Ilmu-ilmu sosial 6. Ilmu-ilmu linguistic 7. Ilmu-ilmu interdisipliner
  • 19. LANDASAN EPISTEMOLOGIS ILMU (METODE ILMIAH) Metode ilmiah: prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Menurut Peter R. Senn: Metode: suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah sistematis.
  • 20. Metolodogi: Suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan dalam metode tersebut. • Metode ilmiah mencoba menggabungkan cara berpikir deduktif dan cara berpikir induktif dalam membangun tubuh pengetahuannya. • Berpikir deduktif: memberikan sifat yang rasional kepada pengetahuan ilmiah dan bersifat konsisten dengan pengetahuan yang telah dikumpulkan sebelumnya.
  • 21. Secara sistemtik dan kumulatif pengetahuan ilmiah disusun secara setahap demi setahap dengan menyusun argumentasi mengenai sesuatu yang baru berdasarkan pengetahuan yang sudah ada. Menurut Ritchie Calder: “Proses kegiatan ilmiah dimulai ketika manusia mengamati sesuatu.” Kontak antara manusia dengan dunia empirislah yang menimbulkan berbagai ragam permasalahan.
  • 22. Permasalahan (yang berasal dari dunia empiris) menyebabkan kegiatan berpikir dimulai, dan proses berpikir tersebut diarahkan pada pengamatan objek yang bersangkutan yang bereksistensi dalam dunia empiris juga. • “Ilmu dimulai dengan fakta dan diakhiri dengan fakta, apa pun teori yang menjembatani antara keduanya.” (Einstein) • Teori yang dimaksud di sini adalah penjelasan mengenai gejala yang terdapat dalam dunia fisik tersebut.
  • 23. Teori merupakan suatu abstraksi intelektual di mana pendekatan secara rasional digabungkan dengan pengamatan empiris. • Teori ilmu merupakan suatu penjelasan rasional yang berkesesuaian denga objek yang dijelaskannya. • Suatu penjelasan bagaimana pun meyakinkannya, tetap harus didukung oleh fakta empiris untuk dapat dinyatakan benar.
  • 24. Secara rasional, ilmu menyusun pengetahuannya secara konsisten dan kumulatif, dan secara empiris, ilmu memisahkannya antara pengetahuan yang sesuai dengan fakta dari yang tidak. Semua teori ilmiah harus memenuhi dua syarat utama, yaitu: 1. Harus konsisten dengan teori-teori sebelumnya yang memungkinkan tidak terjadinya kontradiksi dalam teori keilmuan secara keseluruhan. 2. Harus cocok dengan fakta empiris, sebab teori yang bagaimana pun konsistenya sekiranya tidak didukung oleh pengujian empiris, maka tidak dapat diterima kebenarannya secara ilmiah.
  • 25. Jadi, logika ilmiah merupakan gabungan antara logika deduktif dan induktif, di mana rasionalisme dan empirisme berdampingan dalam sebuah sistem dengan mekanisme korektif. Oleh sebab itu, sebelum teruji kebenarannya secara empiris, semua penjelasan rasional yang diajukan statusnya hanyalah bersifat sementara. Inilah yang disebut hipotesis.