3. P E N G E R T I A N
Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu philosophia.
Philo = Cinta Sophia=kebijaksanaan/kebenaran
philosophia adalah orang yang mencintai kebenaran, sehingga berupaya memperoleh dan memilikinya.
Kata philosophia ditransformasikan ke berbagai bahasa. Dalam bahsa arab disebut falsafah. Dalam
bahsa Indonesia disebut falsafat/filsafat. Dalam bahsa Belanda dan Jerman disebut Philosophie
S I S I K E B A H A S A A N
4. P E N G E R T I A N
Sisi Filsafat Sebagai Ilmu
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha mencapai kebenaran yang asli, karena
kebenaran mutlak di tangan Tuhan. Atau dengan singkat dikatakan pengetahuan tentang segala
yang ada.
P L A T O
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung
di dalamnya ilmu matafisika, logika, retorika, politik, sosial budaya dan
estetika.
A R I S T O T E L E S
5. D E F I N I S I P E N G E T A H U A N
Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu
knowledge. Dalam Encyclopedia of Phisolophy dijelaskan bahwa definisi pengetahuan adalah
kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief).
Secara terminologi Menurut Drs. Sidi Gazalba, pengetahuan adalah apa yang
diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar,
insaf, mengerti, dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi pikiran.2 Dengan
demikian pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu.
7. 1. Realisme
2. Idealisme
Pengetahuan menurut realisme adalah gambaran atau kopi yang sebenarnya dari apa yang ada dalam alam nyata
(dari fakta atau hakikat).Menurut Prof. Dr. Rasjidi, penganut agama perlu sekali mempelajari realisme dengan alasan:
Dengan menjelaskan kesulitan-kesulitan yang terdapat dalam pikiran.
Dengan jalan memberi pertimbangan-pertimbangan yang positif,
Ajaran idealisme menegaskan bahwa untuk mendapatkan pengetahuan yang
benar-benar sesuai dengan kenyataan adalah mustahil. Pengetahuan adalah proses-proses
mental atau proses psikologis yang bersifat subjektif.
Realisme dan idealisme memiliki kelemahankelemahan tertentu. Realisme
ekstrim bisa sampai pada monisme materialistik atau dualisme.
8. Dalam hal ini ada beberapa pendapat tentang sumber pengetahuan antara lain
1. Empirisme
Kelemahan Empirisme
• Indra Terbatas
• Indra menipu
• Objek yang menipu
• Berasal dari indra dan objek sekaligus
2. Rasionalime
3. Intuisi
4. Wahyu
Menurut Henry Bergson intuisi adalah hasil
dari evolusi pemahaman yang tertinggi. Intuisi
bersifat personal dan tidak bisa diramalkan.
Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar
kepastian pengetahuan. Pengetahuan yang benar
diperoleh dan diukur dengan akal. Manusia
memperoleh pengetahuan melalui kegiatan
menangkap objek.
Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh
Allah kepada manusia lewat perantaraan pars nabi.
Para nabi memperoleh pengetahuan dari Tuhan tanpa
upaya, tanpa bersusah payah, tanpa memerlukan
waktu untuk memperolehnya. Pengetahuan mereka
terjadi atas kehendak Tuhan semesta
9. Pengetahuan Ilmu
Diambil dari kata dalam bahasa Inggris
yaitu knowledge, Pengetahuan merupakan basil tabu
manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan
manusia untuk memahami suatu objek tertentu.
Diambil dari kata science dan peralihan dari kata
Arab ilm. Ilmu adalah suatu bentuk aktiva manusia yang
dengan melakukannya umat manusia memperoleh suatu
pengetahuan dan senantiasa lebih lengkap dan lebih
cermat tentang alam di masa lampau, sekarang dan
kemudian hari, serta suatu kemampuan yang meningkat
untuk menyesuaikan dirinya pada dan mengubah ling-
kungannya serta mengubah sifat-sifatnya sendiri.
ilmu berbeda dengan filsafat berdasarkan empiris, Sedangkan ilmu berbeda
dari pengetahuan biasa karena ciri sistematisnya
10. Ontologis Epistomologi Aksiologi
Ontologi adalah ilmu yang membahas
tentang hakikat yang ada, baik yang
berbentuk jasmani/konkret maupun
rohani/abstrak.
Aliran dalam Ontologi
1. Monoisme
2. Dualisme
3. Pluralisme
4. Nihilisme
5. Agnostisisme
Karakteristik Ontologi
1. Ada dan Berada
2. mempelajari tata dan struktur realitas
dalam arti seluas mungkin
3. melukiskan hakikat terakhir yang ada,
Menurut Jujun S. Suriasumantri
(2010), dasar epistemologis yaitu
metode atau cara-cara mendapatkan
pengetahuan yang benar.
Metode dalam ilmu Pengetahuan
1. Induktif
2. Deduktif
3. positivisme
4. Kontemplatif
5. Dialektis
Menurut Jujun S.
Suriasumantri (2010), aksiologi
adalah dasar ilmu pengetahuan yang
berbicara tentang nilai kegunaan
ilmu.
Masalah utama dalam
aksiologi yaitu mengenai nilai
teori tentang nilai dalam filsafat
mengacu pada permasalahan
etika dan estetika.
12. Objek Ilmu Pengetahuan Ilmiah
Objek pengetahuan ilmiah atau objek keilmuan, dalam hal ini mencakup segala
sesuatu (yang tampak secara fisik maupun nonfisik berupa fenomena atau gejala
kerohanian, kejiwaan, atau sosial) yang sejauh dapat dijangkau oleh pikiran atau
indra manusia
Pengertian Ilmu menunjukkan 3 Aspek
1. Aktivitas Penelitian
2. Prosedur Berupa Metode Ilmiah
3. Hasil Berupa Pengetahuan Sistematis
Pengetahuan ilmiah memiliki lima karakter :
1. Empiris
2. Sistemati
3. objektif
4. analitis,
5. verifikatif
13. Konsep Ilmu Dan Pengetahuan
Konsep ilmu sebagaimana dipahami Solly Lubis (2012), yaitu bagan, rencana, atau
pengertian, baik yang bersifat abstrak maupun operasional yang merupakan alat penting untuk
kepentingan pemikiran dalam ilmu atau pengetahuan ilmiah.
konsep ilmu, agar dapat berguna secara ilmiah maka harus memiliki dua sifat
dasar, yaitu sifat operasional untuk kepentingan pengamatan (observasi) dan sifat abstrak
untuk kepentingan penyimpulan dan generalisasi
Menurut Jujun Suriasumantri (2010), pengetahuan pada hakikatnya merupakan
segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu, termasuk ke dalamnya ilmu
Pengetahuan dikumpulkan oleh ilmu dengan tujuan untuk menjawab permasalahan kehidupan
yang sehari-hari dihadapi manusia.
14. Konsep Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan filsafat. pada
mulanya filsafat mencakup keseluruhan ilmu pengetahuan. kata Ali Maksum (2011) filsafat
disebut sebagai mater scientiarum atau induk segala ilmu pengetahuan. Berkat ilmu
pengetahuan manusia dapat meraih kemajuan yang sangat menakjubkan dalam segala bidang
kehidupan. Teknologi canggih merupakan salah satu produk dari ilmu pengetahuan.
15. Tujuan & Ciri-Ciri Ilmu Pengetahuan
Tujuan ilmu pengetahuan dapat dibedakan menjadi 2 macam berdasarkan alirannya,
1. Ilmu Pengetahuan untuntuk ilmu pengetahuan itu sendiri
2. Ilmu Pengetahuan Pragmatis
Ciri-Ciri Ilmu Pengetahuan
1.Sistematis
2.Empiris
3.Objektif
4. Analitis
5.Verifikatif
16. Pengetahuan Manusia
Pengetahuan adalah kebenaran dan kebenaran adalah pengetahuan,
maka di dalam kehidupan manusia dapat memiliki berbagai pengetahuan dan
kebenaran
Macam-Macam Pengetahuan
1. Pengetahuan Biasa
2. Pengetahuan Ilmu
3. Pengetahuan Filsafat
4. Pengetahuan Agama
Jenis ilmu Pengetahuan
1.Pengetahuan wahyu
2.Pengetahuan Intuitif
3.Kebenaran di uji
4.Pengetahuan Rasional
17. Kritik ini dituangkan dalam pemikiran sebagai berikut
1. Metode Empiris
Pengetahuan Empiris 2.
3. Pengetahuan Otoritas
18. Batas penjelasan ilmu yaitu ketika manusia berhenti berpikir untuk mencari pengetahuan, ilmu
didapatkan dari penjelasan pengalaman manusia, sehingga jika manusia memulai penjelasannya pada
pengalaman manusia dan berhenti di batas pengalaman manusia
22. ARGUMENTASI adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan
pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh penulis atau pembicara. argumentasi itu tidak lain daripada usaha untuk mengajukan
bukti-bukti atau menentukan kemungkinan-kemungkinan untuk menyatakan sikap atau pendapat
mengenai suatu hal.
P E N D A H U L U A N
Masalah Penalaran
1. bagaimana dapat merumuskan pendapat yang benar sebagai hasil dari suatu proses berpikir
untuk merangkaikan fakta-fakta menuju suatu kesimpulan yang dapat diterima oleh akal sehat.
2. mengenai beberapa corak penalaran.
3. bagaimana mengadakan penilaian atau penolakan (kalau perlu) atas pendapat orang-orang lain
atau pendapat sendiri yang pernah dicetuskan.
4. Dengan prinsip prinsip itu akhirnya dikemukakan bagaimana menyusun tulisan argumentatif itu
sendiri.
5. akan dikemukakan pula masalah persuasi yang mempunyai pertalian sangat erat dengan
argumentasi, dan bahkan sering diadakan pengacauan atas
23. ARGUMENTASI adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan
pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh penulis atau pembicara. argumentasi itu tidak lain daripada usaha untuk mengajukan
bukti-bukti atau menentukan kemungkinan-kemungkinan untuk menyatakan sikap atau pendapat
mengenai suatu hal.
P E N D A H U L U A N
Masalah Penalaran
1. bagaimana dapat merumuskan pendapat yang benar sebagai hasil dari suatu proses berpikir
untuk merangkaikan fakta-fakta menuju suatu kesimpulan yang dapat diterima oleh akal sehat.
2. mengenai beberapa corak penalaran.
3. bagaimana mengadakan penilaian atau penolakan (kalau perlu) atas pendapat orang-orang lain
atau pendapat sendiri yang pernah dicetuskan.
4. Dengan prinsip prinsip itu akhirnya dikemukakan bagaimana menyusun tulisan argumentatif itu
sendiri.
5. akan dikemukakan pula masalah persuasi yang mempunyai pertalian sangat erat dengan
argumentasi, dan bahkan sering diadakan pengacauan atas
24. P R O P O S I S I
Penalaran (reasoning, jalan pikiran) adalah suatu proses berpikir yang berusaha menghubung-
hubungkan fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang diketahui menuju kepada suatu kesimpulan. Penalaran
merupakan sebuah proses berpikir untuk mencapai suatu kesimpulan yang logis. Sebuah pernyataan
dapat dibenarkan bila terdapat bahan-bahan atau fakta-fakta untuk membuktikannya. Sebaliknya sebuah
pernyataan atau proposisi dapat disangkal atau ditolak bila terdapat fakta-fakta yang menentangnya.
Contoh :
Semua manusia akan mati pada suatu waktu.
Beberapa orang Indonesia memiliki kekayaan yang berlimpah-limpah. Kota Bandung
hancur dalam Perang Dunia Kedua karena born atom. Sernua gajah telah punah tahun
1980.
Keempat kalimat di atas merupakan proposisi; kedua kalimat yang pertama dapat dibuktikan kebenarannya,
dan kedua kalimat terakhir dapat ditolak karena fakta-fakta yang ada menentang kebenarannya. Tetapi
keempatnya tetap merupakan proposisi.
25. Kata inferensi berasal dari kata Latin inferre yang berarti menarik kesimpulankata inferensi
adalah kesimpulan yang diturunkan dari apa yang ada atau dari fakta-fakta yang ada.
Kata implikasi juga berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata implicare yang berarti melibat atau
merangkum. implikasi adalah rangkuman, yaitu sesuatu dianggap ada karena sudah dirangkum
dalam fakta atau evidensi itu sendiri. Banyak dari kesimpulan sebagai hasil dari proses berpikir
yang logis harus disusun dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan yang tercakup dalam
evidensi (= implikasi), dan kesimpulan yang masuk akal berdasarkan implikasi (= inferensi).
Untuk membuktikan kebenaran yang terkandung dalam sebuah kesimpulan,
harus dicari dan diuji fakta-fakta yang dijadikan landasan untuk menyusun
kesimpulan itu.
26. W U J U D E V I D E N S I
Unsur yang paling penting dalam suatu tulisan argumentatif adalah evidensi. Pada
hakikatnya evidensi adalah semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua informasi, atau
autoritas, dan sebagainya yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran. Fakta
dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh dicampur-adukkan dengan apa yang dikenal
sebagai pernyataan atau penegasan.
Dalam wujudnya yang paling rendah evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang
dimaksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang diperoleh dari suatu sumber
tertentu. Biasanya semua bahan informasi berupa statistik, dan keterangan keterangan yang
dikumpulkan atau diberikan oleh orang-orang kepada .seseorang, semuanya dimasukkan dalam
pengertian data (apa yang diberikan) dan informasi (bahan keterangan).
27. Supaya data dan informasi dapat dipergunakan dalam penalaran data dan informasi itu
harus merupakan fakta. Dalam kedudukannya yang pasti sebagai fakta, bahan-bahan itu siap
digunakan sebagai evidensi. Sebab itu perlu diadakan pengujian-pengujian melalui cara-cara
tertentu. Di bawah ini akan dikemukakan beberapa cara yang dapat dipergunakan untuk mengadakan
pengujian tersebut.
Observasi
Kesaksian
Outoritas
28. CARA MENGUJI FAKTA
KONSISTENSI
KOHERENSI
Dasar pertama yang dipakai untuk menetapkan fakta mana yang akan dipakai sebagai evidensi
adalah kekonsistenan. Sebuah argumentasi akan kuat dan mempunyai tenaga persuasif yang tinggi,
kalau evidensi-evidensinya bersifat konsisten, tidak ada satu evidensi bertentangan atau melemahkan
evidensi yang lain.
Dasar kedua yang dapat dipakai untuk mengadakan penilaian fakta mana yang dapat dipergunakan sebagai
evidensi adalah masalah koherensi. Semua fakta yang akan digunakan sebagai evidensi harus pula koheren
dengan pcngalaman-pengalaman manusia, atau sesuai dengan pandangan atau sikap yang berlaku.
29. CARA MENILAI OUTORITAS
Penulis yang baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja, atau pendapat
yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data-data eksperimental. Demikian pula .sikap
seorang penulis menghadapi pendapat autoritas. Ada kemungkinan bahwa suatu autoritas dapat
melakukan kesalahankesalahan. Di pihak lain autoritas-autoritas yang sungguh-sungguh ahli, masih
dapat berbeda pendapat mengenai suatu persoalan. Suatu autoritas dapat pula mempergunakan
keterangan dari autoritas lain, atau mempergunakan kesaksian dan interpretasi orangorang biasa
untuk menyusun pendapatnya.
Kemashuran
dan
Prestise
Koherensi
dengan
Kemajuan
33. 1. Dimas Bima Andika (1211900169)
2. Friska Elfanthi Az-Zahrah (1211900171)
3. Wahyu Devi Intan Sari (1211900172)
N A M A
K E L O M P O K 6
34. Berpikir adalah proses yang intens untuk memecahkan masalah, dengan
menghubungkan satu hal dengan yang lain, sehingga mendapatkan pemecahan.Filsafat membawa
kita berpikir secara mendalam, maksudnya untuk mencari kebenaran substansial atau kebenaran
yang sebenarnya dan mempertimbangkan semua aspek, serta menuntun kita untuk mendapatkan
pemahaman yang lengkap.
Manfaat berpikir filsafat :
1. Mengajarkan cara berpikir kritis,
2. Sebagai dasar dalam mengambil keputusan, menggunakan akal secara proporsional
3. Membuka wawasan berpikir menuju ke arah penghayatan
Mengapa Harus Berfikir Secara Filsafat
35. Mengukur Berfikir Filsafat
Karakteristik berpikir filsafat adalah sifat menyeluruh, sifat mendasar dan sifat
spekulatif. Dalam sifat spekulatif berpikir filsafati, tidaklah mungkin manusia menangguk
pengetahuan secara keseluruhan.
Semua pengetahuan dimulai dari spekulatif. Dari serangkaian spekulatif tersebut dapat
dipilih buah pikiran yang paling dapat diandalkan, yang merupakan titik awal dari penjelajahan
pengetahuan.
Ciri-Ciri Berfilsafat :
Konsepsional
Koheren
Memburu kebenaran
Radikal
Rasional
Menyeluruh
36. Hakikat Makna Filsafat
1. Filsafat adalah mendorong manusia untuk berpikir secara kritis
2. Berpikir filsafat adalah berpikir dalam bentuk yang sistematis
3. Fillsafat harus menghasilkan sesuatu yang runtut
4. Berpikir filsafat adalah berpikir secara rasional dan logis
5. Proses berpikir filsafat harus bersifat mendalam dan komprehensif.
37. Teori Tentang Kebenaran
Suatu masalah pokok yang harus dicerap adalah kebenaran dan kepastian. Pengetahuan selalu
mengandung kebenaran dalam arti bahwa apa yang kita klaim sebagai isi pengetahuan kita haruslah
benar.
1. Kebenaran sebagai Persesuaian
2. Kebenaran sebagai Keteguhan
3. Teori Pragmatis tentang Kebenaran
4. Teori Kebenaran Performatif
5. Teori Kebenaran Historis.
Berikut adalah teori mengenai kebenaran
39. Kepastian Dan Kebenaran
Pandangan kaum rasionalis yang menekankan kebenaran logis-rasional dan
pandangan kaum empiris yang menekankan kebenaran empiris. Karena itu berbicara tentang
taraf taraf kepastian (subyektivitas dan obyektivitas).Kepastian ialah keyakinan dalam diri
subyek bahwa apa yang dikenalnya sungguh adalah obyek yang ingin diketahuinya. Kepastian
berkaitan dengan subyek (rasionalis).
40. Taraf Kepastian
Ilmu Empiris dan Ilmu Eksakta
Kepastian dalam ilmu-ilmu empiris
Semua ilmu empiris, termasuk ilmu-ilmu manusia, mengajar tentang kepastian dalam dua arti, yaitu:
a. kepastian tentang explanans dari gejala-gejala yang diselidiki
b. kepastian mengenai kesimpulan yang dapat ditarik dari suatu hukum yang berlaku.
Kepastian dalam ilmu Eksakta
Dalam konteks penemuan (context of discovery), dalam usaha mencoba-coba,
apa yang dikatakan tentang ilmu-ilmu empiris juga berlaku untuk ilmu-ilmu pasti.Namun
dalam konteks pembenaran (context of justification), dalam satu sistem matematika atau
logika yang sudah jadi dan berdiri sendiri, tidak ada lagi hipotesis, melainkan hanya
ungkapan-ungkapan yang bersifat aksiomatis (yangterdiri dari dalil-dalil) yang semuanya
bernilai 1.
41. Berfikir
Induktif dan Deduktif
Yang diamati dalam berfikir induktif adalah fakta.Dalam observasi diklasifikasi dan disusun secara
teratur (sistematis) kemudian dibuat generalisasi sebagai kesimpulannya. pekerjaan induktif ini dimulai dari
hal-hal yang khusus (particular) yang terpikirkan sebagai kelas dari suatu fenomena, menuju generalisasi
Berpikir deduktif dimulai dari hal yang umum kepada hal-hal yang khusus (particular). Prinsip
dasarnya ialah "segala yang dipandang benar pada semua peristiwa dalam situ kelas atau jenis, berlaku pula
sebagai hal yang benar pada semua peristiwa yang terjadi pada hal yang khusus, asal hal yang khusus ini
benar-benar merupakan bagian atau unsur dari hal yang umum itu". Penalaran deduktif biasanya
mempergunakan silogisme dalam menyimpulkan.
42. Metode Ilmiah
Metode ilmiah merupakan prosedur atau langkah-langkah sistematis dalam mendapatkan
pengetahuan ilmiah atau ilmu.
Garis besar langkah-langkah sistematis keilmuan :
(1) mencari, merumuskan dan mengidentifikasi masalah
(2) menyusun kerangka pikiran (logical contract)
(3) merumuskan hipotesis (jawaban rasicnal terhadap masalah)
(4) menguji hipotesis secara empirik
(5) Melakukan pembahasan
(6) menyimpulkan
45. KELOMPOK
VI
NAMA ANGGOTA
1) Dimas Bima Andika
(1211900169)
2) Friska Elfanthi Az-zahrah
(1211900171)
3) Wahyu Devi Intan Sari
(1211900172)
46.
47. Filsafat negara merupakan pandangan hidup bangsa yang
diyakini kebenarannnya dan diaplikasikan dalam kehidupan
masyarakat yang mendiami negara tersebut. Pandangan hidup
bangsa merupakan nilai-nilai yang dimiliki oleh setiap bangsa.
Nilai adalah suatu konsepsi yang secara eksplisit
maupun implisit menjadi milik atau ciri khas seseorang
atau masyarakat.
50. Dasar yang menjadikan pancasila sebagai
filsafat bangsa Indonesia yaitu :
Landasan Ontologis Pancasila
1 Landasan Epistemologis Pancasila
2
3 Landasan Aksiologis Pancasila
a. Logos (rasionalitas atau penalaran)
b. Pathos (penghayatan)
c. Ethos (kesusilaan).
a. Tingkah laku moral, yang berwujud etika,
b. Ekspresi etika, yang berwujud estetika atau seni dan
keindahan,
c. Sosio politik yang berwujud ideologi.
a. Manusia, yakni yang berketuhanan,
b. Yang berkemanusiaan
c. Yang berpersatuan
d. Yang berkerakyatan dan yang berkeadilan pada
hakikatnya adalah manusia.
51. Arti Pancasila sebagai
Filsafat
Bangsa Indonesia sudah ada sejak zaman Sriwijaya dan zaman Majapahit dalam
satu kesatuan. Namun, dengan datangnya bangsa-bangsa barat persatuan dan
kesatuan itu dipecah oleh mereka dalam rangka menguasai daerah Indonesia
yang kaya raya ini.
52. Fungsi Filsafat
Pancasila
Memberi jawaban atas
pernyataan yang bersifat
fundamental atau mendasar
dalam kehidupan bernegara. Filsafat Pancasila mampu
memberikan dan mencari
kebenaran yang substansi
tentang hakikat negara, ide
negara, dan tujuan negara
Pancasila sebagi filsafat bangsa harus
mampu menjadi perangkat dan
pemersatu dari berbagai ilmu yang
dikembangkan di Indonesia.
01
02
03
53. PANCASILA SEBAGAI
SISTEM FILSAFAT
PANDANGAN
INTEGRALISTIK DALAM
FILSAFAT PANCASILA
Secara lebih lanjut dapat dikemukakan pula
bahwa dasar filsafat bangsa Indonesia
bersifat majemuk tunggal (monopluralis),
yang merupakan persatuan dan kesatuan
dari sila-silanya. Akan tetapi bukan
manusia yang menjadi dasar persatuan dan
kesatuan dari sila-sila Pancasila itu,
melainkan dasar persatuan dan kesatuan itu
terletak pada hakikat manusia.
56. Kelompok 6
● Dimas Bima A (1211900169)
● Frika Elfanthi (1211900171)
● Wahyu Devi Intan s (1211900172)
57. Definisi
Ontologi adalah teori dari cabang filsafat yang membahas
tentang realitas. Realitas ialah kenyataan yang selanjutnya
menjurus pada suatu kebenaran. Bedanya realitas dalam
ontologi ini melahirkan pertanyaan-pertanyaan
58. Definisi
Epistemologi berasal dari kata “Episteme” yaitu pengetahuan
dan juga “logos yang bermakna ilmu, uraian atau alasan
sehingga secara etimologi, epistemologi dapat diartikan
sebagai teori tentang ilmu pengetahuan atau Theory of
Knowledge..
59. Aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan
dengan kegunaan dari pengetahuan yang
diperoleh. Menurut kamus Bahasa Indonesia
aksiologi adalah kegunaan ilmu
pengetahuan bagi kehidupan manusia,
kajian tentang nilai-nilai khususnya etika4.
Ada 3 bagian yang membedakan di dalam
aksiologi, yakni moral conduct, esthetic
conduct,dan socio-political life
Definisi
60. filsafat ilmu adalah sebuah tinjauan kritis tentang
pendapat – pendapat ilmiah dewasa ini dengan
perbandingan terhadap pendapat – pendapat lampau
yang telah dibuktikan atau dalam rangka ukuran –
ukuran yang dikembangkan dari pendapat – pendapat
demikian itu, tetapi filsafat ilmu demikian jelas bukan
suatu cabang ilmu yang bebas dari praktik ilmiah
senyatanya
DEFINISI ILMU FILSAFAT
61. filsafat ilmu pengetahuan dapat dimaknai sebagai filsafat
yang berkaitan dengan atau tentang ilmu. Filsafat ilmu
merupakan bagian dari filsafat pengetahuan secara
umum, ini dikarenakan ilmu itu sendiri merupakan suatu
bentuk pengetahuan dengan karakteristik khusus,
namun demikian untuk memahami secara lebih khusus
apa yang dimaksud dengan filsafat ilmu pengetahuan,
maka diperlukan pembatasan yang dapat
menggambarkan dan memberi makna khusus tentang
istilah tersebut.
Kedudukan Filsafat Ilmu Dan
Penelitian
62. Kedudukan Filsafat Ilmu Dan
Penelitian
Kemudian didalam pengertian filsafat ilmu di atas terdapat hal yang
mendasar dalam filsafat ilmu, yakni filsafat ilmu bertindak sebagai alat uji
kritis ilmu pengetahuan, sehingga ilmu pengetahuan tidak terjebak
menjadi dogma. Dalam rangka menguji ilmu pengetahuan, filsafat ilmu
menggunakan metodologi yang logis dan kritis. Dengan demikian
konsekuensi filsafat ilmu selalu berhubungan dengan metodologi
penelitian, dimana metodologi penelitian menjadi alat uji bagi ilmu
pengetahuan sehingga dianggap terstruktur rapi, sistematis dan logis dan
dapat disebut ilmu (science).
63. Sedangkan penelitian adalah suatu penyelidikan yang sistematis
dan metodis atas suatu masalah untuk menemukan solusi atas
masalah tersebut dan menambah hazanah pengetahuan. Filsafat
ilmu pengetahuan dan penelitian jelas ada hubungannya kalau kita
melihat dari tujuan keduanya. Hubungannya ialah, dimana
penelitian memerluka pengetahuan dari filsafat ilmu pengetahuan
dalam mencari kebenaran yang pasti dengan melakukan berbagai
sureve. Dan juga filsafat ilmu pengetahuan memerlukan
penelitian untuk mendapatkan atau mebuktikan kebanaran.
64. Filsafat ilmu pengetahuan dan penelitian jelas ada hubungannya kalau kita
melihat dari tujuan keduanya. Hubungannya ialah, dimana penelitian
memerluka pengetahuan dari filsafat ilmu pengetahuan dalam mencari
kebenaran yang pasti dengan melakukan berbagai sureve. Dan juga filsafat
ilmu pengetahuan memerlukan penelitian untuk mendapatkan atau
mebuktikan kebanaran
65. Ontologi dinamakan sbagai teori hakekat, teori hakekat ini
sangat luas, segala yang ada yang mungkin ada, yang
boleh juga mencakup penetahuan pengetahuan dan nilai
(yang di carinya ialah hakekat penegetahuan dan hakekat
nilai).
Didalam ontology membahas dua bidang yaitu:
1. Kosmologi membicarakan hakekat asal, hakekat susunan,
hakekat berada, juga hakekat tujuan kosmos.
2. Metafisik atau antropologi secara etimologis berarti dibalik
atau dibelakang fisika artinya ia ingin mengerti atau
mengetahui apa yang ada dibalik dari alam ini atau suatu
yang tidak nampak17.
66. metode ilmiah merupakan bagian dari metodologi ilmiah, bahwa filsafat
Ilmu dan metodologi penelitian mempunyai kedudukan yang sama
dalam cabang filsafat yaitu masuk dalam golongan epistemologi.
Menurut Amsal Bahtiar tujuan filsafat Ilmu adalah:
1. Mendalami unsur-unsur pokok Ilmu, sehingga secara menyeluruh kita
dapat memahami sumber hakekat dan tujuan Ilmu
2. Memahami sejarah pertumbuhan , perkembangan dan kemajuan Ilmu
di berbagai bidang, sehingga kita mendapat gambaran tentang proses
Ilmu kontemporer secara histories
67. Menurut para pakar , mencari kebenaran, cara-cara memperoleh kebenaran ilmiah diebut
metode ilmiah, yang terdiri mencari masalah, menentukan hipotesis, menghimpun data,
menguji hipotesis, prinsip ini berlaku untuk untuk semua sains oprasionalisasi, metode
ilmiah itu dilakukan bidang studi metodologi penelitian. dari sini tampak dengan jelas
hubugan antara filsafat Ilmu dengan metodologi penelitian
Jadi dapat kita simpulkan bahwa:
1. Filsafat Ilmu merupakan cabang dari Ilmu filsafat yang termasuk dataran
epistemologi
2, Filsafat Ilmu membahas tentang ontology, epistemologi, dan aksiologi
3. Metodologi ditinjau dari Ilmu filsafat juga termasuk dalam tataran epistemologi
4. Filsafat Ilmu dan metodologi penelitian menduduki posisi yang sama dalam Ilmu filsafat yaitu
pada tataran epistemologi
5. Dan untuk mencapai hasil penelitian yang valid, metodologi harus di landasi filsafat
Ilmu.