1. 0
KEANEKARAGAMAN HAYATI TINGKAT JENIS
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Konsep Dasar IPA SD/MI
Dosen Pengampu : Siti Shofiah, M.A
Disusun oleh :
DWI TIARA SAFITRI 202 311 3094
Kelas / Semester : C/5
PROGRAM STUDI PGMI
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2015
2. 1
BAB I
PENDAHULUAN
Di lingkungan sekitar sering kita temui berbagai macam makhluk hidup
diantaranya tumbuhan dan hewan. Masing-masing mempunyai karakteristik yang
berbeda hingga membentuk suatu keanekaragaman. Misalnya sering kita temui
mangga yang memiliki berbagai macam bentuk, warna, dan rasa.
Selain itu juga kita temui berbagai hewan dalam satu familia, contohnya
anjing, kucing, harimau, dan masih banyak contoh-contoh yang lain tentang
keanekaragaman baik tingkat gen, jenis maupun ekosistem.
Sebenarnya apa keanekaragaman tingkat gen, keanekaragaman tingkat jenis
dan keanekaragaman tingkat ekosistem?
3. 2
BAB II
PEMBAHASAN
Keanekaragaman hayati merupakan keanekaragaman makhluk hidup di
berbagai kawasan di muka bumi, baik di daratan, lautan, maupun tempat lainnya.
Keanekaragaman makhluk hidup ini merupakan kekayaan bumi yang meliputi
hewan, tumbuhan, mikroorganisme dan semua gen yang terkandung di dalamnya,
serta ekosistem yang dibangunnya.
Keanekaragaman hayati dipelajari untuk mengetahui bahwa spesies di muka
bumi ini banyak ragamnya, mengetahui peranan setiap spesies bagi kehidupan
bumi itu sendiri, dan bagi kelangsungan makhluk lainnya. Kita dapat merasakan
manfaat langsung keanekaragaman hayati melalui perbandingan lingkungan yang
baik dan lingkungan yang rusak.
Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme
yang menunjukkan keseluruhan atau totalitas variasi gen, jenis, dan ekosistem
pada suatu daerah. Keseluruhan gen, jenis, dan ekosistem merupakan dasar
kehidupan di bumi.
Secara garis besar, keanekaragaman hayati terbagi menjadi tiga tingkat yaitu
keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis (spesies) dan keanekaragaman
ekosistem. Dan ketiga tingkatan keanekaragaman ini tidak bisa dipisahkan satu
sama lainnya.
Spesies atau jenis adalah individu yang mempunyai persamaan secara
morfologis, antanomis, fisiologis dan mampu saling kawin dengan sesamanya
(inter hibridisasi) yang menghasilkan keturunan yang fertil (subur) untuk
melanjutkan generasinya. Keanekaragaman jenis menunjukkan seluruh variasi
yang terdapat pada makhluk hidup antar jenis.
Keanekaragaman tingkat jenis adalah perbedaan-perbedaan pada berbagai
spesies makhluk hidup di suatu tempat. Keanekaragaman hayati tingkat ini dapat
ditunjukkan dengan adanya beraneka macam jenis makhluk hidup baik yang
termasuk kelompok hewan, tumbuhan dan mikroba.
4. 3
Kepulauan Indonesia terletak di dalam sabuk ekuator dan terdiri atas tujuh
belas ribu pulau. Negara kita memiliki sumber keanekaragaman hayati
(biodiversity) yang paling lengkap, termasuk sejumlah besar spesies tumbuhan.
Keanekaragaman hayati Indonesia dikenal sebagai yang terlengkap di dunia.
Itulah sebabnya Indonesia disebut sebagai negara “Mega biodiversity” atau negara
“Megadiversity”.
Contoh keanekaragaman spesies yang mudah untuk dipahami adalah
keanekaragaman tingkat spesies yang ditemukan pada keluarga kucing-kucingan
(famili Felidae). Dari keanekaragaman tersebut, kita mengenal adanya kucing,
harimau, singa, dan cheetah.
Individu yang satu dengan individu yang lainnya memiliki persamaan
dan perbedaan. Makin banyak persamaannya atau makin sedikit perbedaannya,
makin dekat kekerabatannya, dan sebaliknya. Untuk melihat jauh dekatnya
kekerabatan suatu organisme satu dengan organisme lainnya, para ahli
membuat sistem pengelompokan-pengelompokan atau klasifikasi yang disebut
tingkatan takson. Ilmu yang khusus mempelajari pengelompokan atau klasifikasi
organisme ini disebut Taksonomi.
Pembagian kelompok takson dari kelompok besar sampai ke kelompok yang
lebih khusus atau tingkat jenis, secara garis besar dan berurutan ditulis sbb.:
Kingdom - Divisi – Kelas – Bangsa – Suku – Marga - Jenis
Setiap takson diberi nama ilmiah tertentu. Sistem penamaan takson
untuk klasifikasi tumbuhan lebih teratur daripada klasifikasi hewan, karena
setiap nama golongannya memiliki akhiran tertentu.
Perbedaan nama ilmiah untuk setiap takson adalah didasarkan kepada
banyak sedikitnya karakter persamaan dan perbedaan dalam identifikasi dan
deskripsi dari organisme itu. Karakter organisme mencakup warna, bentuk,
tekstur, alat reproduksi, dan ciri lainnya.
Untuk keseragaman nama ilmiah adalah menggunakan bahasa Latin
atau Greek (Yunani Kuno) yang di-Latin-kan. Untuk nama ilmiah (terminologi)
dalam suatu takson mengandung makna/arti yang berkaitan dengan tanda-
5. 4
tanda khasnya (ciri morfologi, kandungan zat, asal geografi, sifat hidup,
habitus,umur, dan sebagainya).
Keanekaragaman pada tingkat jenis terjadi karena adanya variasi dari
spesies tersebut. Dalam urutan taksonomi, variasi terletak satu tingkat di bawah
spesies. Di atas dijelaskan bahwa terdapat keseragaman dalam tingkatan spesies,
tetapi di dalam keseragaman ini terdapat keanekaragaman pula.
Keanekaragaman ini tidak lain disebabkan oleh keanekaragaman gen yang
mengontrol spesies. Misalnya, spesies Homo Sapiens dan manusia mempunyai
keseragaman ciri, yaitu bipedal (berjalan dengan dua kaki), mempunyai volume
otak di atas 1.100 cc, dan memiliki wajah proporsional dengan dua mata
menghadap depan.
Akan tetapi, manusia di dunia ini juga memiliki keanekaragaman. Misalnya,
manusia Indonesia memiliki warna kulit sawo matang, rambut hitam, dan postur
tubuh tidak terlalu tinggi, sedangkan manusia Amerika memiliki warna kulit
putih, rambut pirang, dan postur tubuh tinggi.
Pada tingkat taksonomi yang lebih tinggi, keanekaragaman jenis dapat
diamati dengan mudah. Di lingkungan sekitar dapat dijumpai berbagai jenis
hewan dan tumbuhan. Di dalam satu famili rumput (Gramineae) dapat dijumpai,
di antaranya, rumput teki, padi, dan jagung. Di dalam golongan burung dapat
dijumpai, antara lain, angsa, ayam, merpati, kalkun, dan burung unta.
Keanekaragaman jenis menunjukkan seluruh variasi yang terdapat pada
makhluk hidup antar jenis. Perbedaan antar spesies organisme dalam satu kelua
rga lebih mencolok sehingga lebih mudah diamati daripada perbedaan antar
individu dalam satu spesies. Dalam keluarga kacangkacangan kita kenal kacang
tanah, kacang buncis, kacang hijau, kacang kapri, dan lain-lain.
Di antara jenis kacang-kacangan tersebut kita dapat dengan mudah
membedakannya karena di antara mereka ditemukan ciri khas yang sama.
Akan tetapi, ukuran tubuh atau batang, kebiasaan hidup, bentuk buah dan biji,
serta rasanya berbeda. Contoh lainnya terlihat keanekaragaman jenis pada
pohon kelapa, pohon aren, pohon pinang dan juga pada pohon palem.
6. 5
Menurut KM. Sawadski (1972) tentang konsep jenis adalah bahwa
organisme ada dalam satu jenis, jika tingkatannya spesies adalah memiliki
DNA/RNA/protein sama dan generasi berikutnya menyerupai induknya atau
jika dikawinkan akan menghasilkan keturunan menyerupai induknya yang
bersifat fertile (subur). Pada tingkat genus dapat saja dikawinkan dan
menghasilkan keturunan, tetapi keturunan yang dihasilkannya bersifat mandul;
contohnya harimau tutul betina dikawinkan dengan singa jantan
menghasilkan keturunan yang disebut Leopon (hewan berkepala harimau berleher
singa dan berbadan harimau tutul) yang mandul.
Untuk mempelajari keanekaragaman tingkat jenis makhluk hidup dapat
dilakukan dengan berbagai cara, seperti: mengidentifikasikannya dengan
sample/contoh/gambar yang sudah diketahuinya, menanyakan kepada
ahlinya/pakar Taksonomi, atau dengan menggunakan kunci determinasi
dikotomi.
Di antara cara-cara tersebut, cara yang paling ilmiah adalah penentuan
jenis makhluk hidup menggunakan Kunci Determinasi Dikotomi. Kunci
Determinasi Dikotomi adalah suatu bentuk penentuan jenis organisme dengan
menggunakan dua macam/pasangan pernyataan, yaitu satu pernyataan yang
berkenaan dengan sesuatu ciri yang diterima/dimiliki oleh organisme yang
ditelitinya dan pernyataan pasangannya bersifat menolak/tidak dimiliki oleh
ciri-ciri organisme tersebut.
Sekarang dikenal ada dua model Kunci Determinasi, yaitu: (1) Model
Pasangan Baris Pernyataan , dan (2) Model Bagan Pasangan Konsep (BPK) atau
Bagan Dikotomi Konsep (BDK).
7. 6
BAB III
KESIMPULAN
Keanekaragamn hayati (biodiversitas) adalah keanekaragamn organisme
yang menunjukkan keseluruhan atau totalitas variasi gen, jenis, dan ekosistem
pada suatu daerah. Keseluruhan gen, jenis, dan ekosistem merupakan dasar
kehidupan di bumi.
Secara garis besar, keanekaragaman hayati terbagi menjadi tiga tingkat yaitu
keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis (spesies) dan keanekaragaman
ekosistem.
Keanekaragaman tingkat jenis adalah perbedaan-perbedaan pada berbagai
spesies makhluk hidup di suatu tempat. Keanekaragaman hayati tingkat ini dapat
ditunjukkan dengan adanya beraneka macam jenis makhluk hidup baik yang
termasuk kelompok hewan, tumbuhan dan mikroba.
Contoh keanekaragaman spesies yang mudah untuk dipahami adalah
keanekaragaman tingkat spesies yang ditemukan pada keluarga kucing-kucingan
(famili Felidae). Dari keanekaragaman tersebut, kita mengenal adanya kucing,
harimau, singa, dan cheetah.