Makalah ini membahas tentang keanekaragaman hayati pada 3 tingkat, yaitu gen, jenis, dan ekosistem. Hewan dibagi menjadi invertebrata dan vertebrata, sedangkan tumbuhan dibagi menjadi tumbuhan berklorofil dan tidak berklorofil. Biosistematik digunakan untuk mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan ciri-cirinya.
1. BIOLOGI UMUM
KEANEKARAGAMAN HAYATI
MAKALAH
OLEH
KELOMPOK 5:
HARIO RACHMAD P.
RINA MUSFIROH.
NURICA AYU E.
LUTFIA AYU D.
RAHMAWATI LAILI
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2010
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makhluk yang ada di sekitar kita sangat beraneka ragam. Kenekaragaman ini
ditunjukkan dengan adanya variasi bentuk, penampilan, warna serta ciri lainnnya. Beragamnya
makhluk hidup yang ada di muka bumi ini mendorong diperlukannya suatu cara pengelompokan
agar makhluk hidup mudah dipelajari. Suatu sistem pengelempokan tersebut dilakukan dengan
menggunakan prinsip-prinsip biosistematik.
Menurut proses klasifikasi yang paling sederhana, tingkat keanekaragaman hayati
dibagi menjadi dua kingdom, kingdom animalia (hewan) dan kingdom plantae (tumbuhan).
Organisme yang dikelompokkan dalam dunia hewan (kingdom animalia) adalah
organisme yang memiliki cirri eukariotik, multiseluler, tidak memiliki dinding sel dan klorofil,
dan hidup heterotrof ( memperoleh makanan dari organisme lain). Selain memiliki persamaan
umum, hewan memiliki banyak perbedaan yang menunjukkan keanekaragamannya. Perbedaan
cirri pada hewan tampak dari struktur tubuhnya.
Dunia tumbuhan (kingdom plantae) beranggotakan semua organisme eukariot
multiseluler fotosintetik yang memiliki klorofil, menyimpan karbohirat yang biasanya berupa
tepung, dan embrionya dilindungi oleh jaringan tumbuhan parental.
Dari latar belakang di atas, kelompok kami akan membahas lebih dalam mengenai
keanekaragaman hayati.
1.2 Rumusan Masalah
Makalah ini mempunyai rumusan masalah sebagai berikut:
1) Bagaimanakah prinsip-prinsip dari biosistematik?
2) Apa saja dan bagaimanakah keanekaragaman dari hewan?
3) Apa saja dan bagaimanakah keanekaragaman dari tumbuhan?
3. 1.3 Tujuan
Makalah ini mempeunyai tujuan masalah sebagai berikut:
1) Untuk menjelaskan prinsip-prinsip biosistematik
2) Untuk menjelaskan keanekaragaman hewan
3) Untuk menjelaskan keanekaragaman tumbuhan
4. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Biosistematik Organisme
Keanekaragaman makhluk hidup dipelajari dengan cara klasifikasi, yaitu
mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri. Kelompok makhluk hidup
(takson) dari jenjang yang tertinggi ke terendah adalah kingdom, filum (untuk hewan) atau divisi
(untuk tumbuhan), kelas, ordo, family, genus, dan spesies.
Sistem klasifikasi dibagi menjadi tiga, yaitu
a. Klasifikasi sistem alami, cara pengelompokkannya berdasarkan ciri morfologi, anatomi,
dan fisiologi
b. Klasifikasi sistem filogeni, cara pengelompokkannya memperhatikan sejarah evolusi
suatu makhluk hidup
c. Klasifikasi sistem buatan, pengelompokkannya berdasarkan persamaan ciri morfologi
yang mudah dilihat
Cara pengelopokkan lain adalah berdasarkan kriteria ilmiah yang dilakukan oleh para
ilmuwan biologi. Pengetahuan dan interpretasi para ilmuwan biologi serta perkembangan
teknologi penelitian makhluk hidup menimbulkan sistem klasifikasi yang beragam dari waktu ke
waktu. Beberapa sistem klasifikasi yang sudah dikembangkan para ilmuwan biologi diuraikan
berikut ini :
1. Sistem dua kingdom
Sistem dua kingdom adalah sistem klasifikasi yang pertama. Dalam sistem ini
makhluk hidup dikelompokkan dalam dua kelompok besar, yaitu kelompok tumbuhan
(kingdom plantae) dan kelompok hewan (kingdom animalia).
2. Sistem tiga kingdom
Sistem tiga kingdom setelah adanya mikroskop. Penggunaan mikroskop mengungkap
adanya makhluk hidup renik (mikroorganisme) bersel satu (uniseluler) atau bersel banyak
(multiseluler). Makhluk hidup tersebut dikelompokkan sendiri, yaitu kingdom protista.
Dengan demikian sistem tiga kingdom terdiri dari protista, plantae, animalia.
5. 3. Sistem empat kingdom
Sistem empat kingdom muncul setelah adanya mikroskop elektron. Mikroskop ini
dapat melihat struktur ultra mikroskopik sel makhluk hidup. Makhluk hidup yang tidak
memiliki membran inti disebut prokariot, sedangkan makhluk hidup yang memiliki
membran inti disebut eukariotik. Makhluk hidup prokariot dikelompokkan dalam
kingdom monera. Dengan demikian sistem empat kingdom terdiri dari monera, protista,
plantae, dan animalia.
4. Sistem lima kingdom
Sistem lima kingdom dikembangkaan oleh R.H.Whittaker.Pada sistem lima kingdom
jamur dipisahkan dari kingdom plantae.Jamur dikelompokkkan dalam kingdom
fungi.Oleh karena itu, sistem lima kingdom terdiri dari Monera, Protista, Fungi, Plantae,
dan Animalia.
5. Sistem enam kingdom
Selama bertahun- tahun paa biologiwan meneneliti kelompok makhluk hidup yang
disebut Archaebacteria. Archaebacteria memilki memiliki ciri- ciri yang unik, berbeda
dengan bakteri dalam kingdom monera.Selanjutnya, pada tahun 1996 para biologiwan
sepakat memisahkan eubacteria dan archaebacteria. Archaebacteri merupakan nenek
moyang eukariot uniseluler. Dengan demikian sistem enam kingdom terdiri dari
eubacteria, archaebacteria, protista, fungi, plantae, dan animalia.
Tingkat Keanekaragaman Hayati
Ada berbagai tingkat keanekaragaman hayati. Secara garis besar keanekaragaman hayati
dibagi menjadi 3, yaitu pada tingkat gen, jenis, dan ekosistem.
a. Keanekaragaman tingkat gen
Genetika adalah salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang pewarisan
sifat-sifat makhluk hidup dari induk kepada keturunannya. Setiap individu dapat memiliki
kerangka dasar gen yang sama. Akan tetapi, susunan perangkat gen masing-masing individu
dapat berbeda-beda, bergantung pada tetua yang menurunkannya. Itulah sebabnya, individu-
individu yang terdapat dalam satu jenis dapat saja memiliki ciri dan sifat yang berbeda satu sama
lain. Misalnya ada perbedaan dalam tampilan fisik, seperti hidung, rambut, bentuk rambut, atau
berupa sifat-sifat yang tidak tampak, seperti bakat. Perangkat gen juga mampu berinteraksi
6. dengan lingkungannya. Faktor lingkungan dapat memberi pengaruh terhadap kemunculan ciri
atau sifat yang berbeda. Keadaan sebaliknya juga dapat terjadi, dua individu yang memiliki
perangkat gen yang berbeda, tetapi dapat hidup di lingkungan yang sama dapat pula
memunculkan ciri dan sifat yang hampir serupa. Dengan demikian bisa diketahui bahwa dalam
spesies yang sama dapat pula terjadi keanekaragaman susunan gen sehingga memunculkan
variasi antarindividu.
b. Keanekaragaman Tingkat Jenis.
Keanekaragaman jenis berkaitan dengan keragaman organisme dari spesies yang berbeda
yang mempunyai ekspresi genetis yang berbeda pula. Jika dalam satu spesies masing-masing
individu memiliki banyak perbedaan genetis, maka akan lebih banyak lagi ditemukan perbedaan
bila membandingkan individu antarspesies . Hal ini disebut keanekaragaman spesies (jenis).
Keanekaragaman spesies meliputi berbagai jenis hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme yang
berada pada suatu wilayah. Contohnya tikus, cecurut, dan mencit. Ketiga kerabat yang sering
menjadi musuh manusia ini memiliki persamaan dan perbedaan. Ukuran tubuh cecurut dan
mencit tidak berbeda jauh, keduanya lebih kecil dari tikus. Cecurut memiliki perbedaan jenis
makanan disbanding mencit dan tikus. Cecurut merupakan pemakan serangga (insektivora),
sedangkan mencit dan tikus pemakan segala (omnivore). Meski ketiganya termasuk dalam
golongan mamalia, mereka bukanlah spesies (jenis) yang sama. Umunya spesies tikus rumah
adalah Rattus sp., spesies cecurut adalah Suncus murinus, sedankan spesies mencit adalah Mus
musculus. Perbedaan spesies diantara ketiganya menyebabkan terdapat perbedaan pada jenis
makanan, bentuk, serta ukuran tubuh. Contoh lainnya adalah suku Leguminoceae (kacang-
kacangan) antara lain terdapat kacang tanah, kacang hijau, kacang kapri, dan buncis. Perbedaan
yang dapat diamati antara lain tinggi batang, tumbuh tegak atau merambat, bentuk buah dan biji,
warna dan jumlah biji, serta perbedaan rasa. Berdasarkan bukti-bukti diatas dapat diketahui
bahwa keanekaragaman jenis menunjukkan adanya variasi bentuk, fisiologi (fungsi alat tubuh),
dan frekuensi gen pada organisme yang bersangkutan yang membedakannya dari spesies lain di
bumi ini.
c. Keanekaragaman ekosistem
Keanekaragaman ekosistem merujuk pada keragaman habitat, yaitu tempat berbagai jenis
makhluk hidup melangsungkan kehidupannya dan berinteraksi dengan faktor abiotik dan biotik
7. lainnya. Ekosistem merupakan kesatuan antara faktor biotik (hewan, tumbuhan, dan
mikroorganisme) dengan faktor abiotik (tanah,air, dan udara) yang berinteraksi satu sama lain
membentuk sistem terpadu di suatu wilayah tertentu. Dalam ekosistem terdapat berbagai
komponen makhluk hidup yaitu sebagai produsen, konsumen, dan pengurai. Keanekaragaman
ekosistem disebabkan adanya berbagai variasi faktor biotik dan abiotik. Komponen biotic
meliputi jutaan spesies, sedangkan komponen abiotik berbeda kualitas dan kuantitasnya.
Perbedaan komponen penyusun ekosistem mengakibatkan terjadinya perubahan interaksi yang
berlangsung sehingga terbentuk ekosistem yang berbeda-beda pula. Penyebab terjadinya
keanekaragaman tingkat ekosistem adalah perbedaan letak geografis merupakan salah satu factor
yang menimbulkan berbagai perbedaan untuk ekosistem. Perbedaan letak geografis
menyebabkan perbedaan iklim. Perbedaan iklim menyebabkan terjadinya perbedaan temperature,
curah hujan, intensitas cahaya matahari, dan lamanya penyinaran. Keadaan ini akan berpengaruh
terhadap jenis-jenis flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) yang menempati suatu daerah. Di
Sumatera, Kalimantan, dan Papua terdapat ekosistem hutan yang sangat luas dan rapat,
umumnya berupa hutan hujan tropis yang selalu hujan sepanjang tahun. Semakin ke timur, curah
hujan semakin berkurang. Berbagai jenis organisme yang menempati ekosistem ini misalnya,
rotan, meranti, orang utan, harimau, berbagai spesies burung, juga mikroorganisme seperti
bakteri dan jamur. Di Jawa Timur terdapat ekosistem hujan musim. Pada musim kemarau,
banyak tumbuhan di daerah tersebut yang menggugurkan daunnya untuk mengurangi penguapan
yang berlebihan, diantaranya pohon jati (Tectona grandis). Sementara itu, pada dareah Nusa
Tenggara Timur yang dominant dengan musim kemarau terbentuk ekosistem hutan sabana yang
merupakan habitat kuda dan berbagai spesies rumput. Variasi ekosistem Indonesia semakin
bertambah dengan adanya ekosistem kawah di sekitar gunung berapi yang banyak terdapat di
Indonesia. Selain itu, ada juga ekosistem terumbu karang, ekosistem hutan bakau, dan ekosistem
pantai berpasir.
8. 2.2 Keanekaragaman Hewan
Keanekaragaman Hewan dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu:
A. Invertebrata
Hewan ini tidak memiliki tulang belakang,serta memilki ukuran tubuh yang
kecil.Golongan ini terdiri dari:
1. PROTOZOA
I. Ciri-ciri
a. Ber sel satu kecuali Paraemacium
b. Bentuk tidak tetap
c. Memiliki alat gerak kecuali sporozoa
II. Klasifikasi ada 4 klassis:
1. Rhizopoda/sarcodina: alat gerak Pseudopodia (kaki semu)
Contoh:
Amoeba Proteus(hidup bebas), Arcella, Foraminifera : Penentu letak minyak
bumi, Radiolaria: berguna alat penggosok, Entamoeba ginggivalis: merusak gusi,
Entamoeba histolytica: Penyebab disentri, Entamoeba coli: Penghasil vitamin K
disimpan di hati
2. Flagellata/ Mastigophora: alat gerak berupa bulu cambuk
Contoh:
Volvox globator, Nocticula miliaris (kunang-kunang laut), Fitoflagelata:Euglena,
dan Zooflagelata/ Dinoflagelata yang meliputi:
Trypanosoma grambiense: penyebab penyakit tidur
Trypanosoma rhodosiense: Penyebab penyakit tidur
Trypanosoma cruzii: Penyebab anemia vector kepik
Trypanosoma evansi: Penyebab penyakit sura pada ternak
9. 3. Ciliata/Ciliophora: alat gerak berupa bulu getar
Contoh:
Paramecium, Didinium (predator paramecium), Stentor (bentuk terompet),
Vorticella(bentuk seperti siput)
4. Sporozoa: tanpa alat gerak
Contoh: Plasmodium
Fase vegetative:dalam eritrosit manusia
Fase Generatif: dalam nyamuk anopheles betina
Macam sporulasi pada Plasmodium:
1. Plasmodium Falcifarum(1-2x24 jam): malaria tropika
2. Plasmodium vivax (2x24): malaria tertiana
3. Plasmodium malariae(3x24jam): malaria quartana
Siklus hidup plasmodium
Sumber: http://biologibatik1.wordpress.com/2010/03/06/plasmodium/
2. PORIFERA
I. Ciri-ciri
Hewan bersel banyak dengan banyak lubang pori tempat masuknya air disebut ostium
10. a. Bagian atas tubuh berlubang sebagai pembuatan air/ sisa-sisa makanan berupa
oskulum
b. Hewan ini organisasi tubuhnya pada tingkat seluler
c. Merupakan hewan diplobastik, karena tubuhnya terdiri dari 2 lapis sel:
- Lapisan luar tubuh (sel epithelium dermal/pinnacosit)
- Lapisan dalam tubuh sel bersilia (Choanocyte)
Antara kedua lapis sel terdapat gelatin (mesenchyma)
Hasil sekresi mesenchyma ditemukan:
- Scleroblast: hasil sekresinya berupa spikula
- Spongioblast: Penghasil serabut sponge
- Myocyte: Sel- sel dapat berkontraksi yang mengelilingi ostium dan oskulum
- Archeocyte: Sel- sel Amoeboid yang berfungsi dalam proses nutrisi, peredaran
makanan, dan dalam proses reproduksi.
II. Klasifikasi Filum Porifera:
Dibagi 3 klasis:
a. Klassis Calcarea
Sponge dengan skeleton dari zat kapur (CaCO3)
Contoh: Leucosolenia sp, Scypha sp.
b. Klassis Hexactinellida (Glass Sponge)
Sponge dengan skeleton dari zat kersik (SiO3), spikula terpisah dalam satu anyaman
tidak mempunyai epithelium, bentuk corong, dan umunya djumpai pada dasar laut
yang dalam (300 kaki)
Contoh: Regadrella, Pheronema
c. Klassis Demospongia
Umumnya skeleton terdiri dari Spikula kersik (SiO3) atau zat kapur sering
bersimbiosis mutualisme dengan Crustacea, Molusca,Cacing dsb.
Contoh: Euspongia Molisima, Phyllospongia, Pterion, Spongilia
11. 3. COELENTERATA
I. Ciri-ciri tubuh dibedakan menjadi bagian:
a. Epidermis
b. Mesodermis
c. Gastrodermis
Pada Epidermis terdapat Nematocyt, alat pembela diri seperti gelembung yang berisi
racun disebut hipnotoxin
II. Klasifikasi Phylum Coelenterata ada 3 klassis yaitu:
1. Klassis Hydrozoa
Contoh: Hydra, bentuk hanya polip saja,hanya pada air tawar
2. Klassis Scyphozoa
Contoh: Aurelia Aurita ( ubur-ubur) umunya bentuk stadium medusa, polipnya
sederhana,hidup berkoloni.
3. Klassis Anthozoa
Bentuk sebagai bunga karang, hanya mempunyai stadium polip saja.
Contoh: Gorgonia (seafan), Tubifora musica (karang suling), Meandrina,
Acropora (karang tanduk), Antipates (akar bahar), Metridium (Anemon laut)
Siklus Hidup Coelenterata
Sumber: http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/10/mengenal-phylum-coelenterata-cnidaria/
12. 4. VERMES
I. Ciri-ciri
Susunan tubuhnya terdiri dari 3 lapisan yaitu eksoderm,mesoderm, dan endoderm
sehingga disebut triplobastik.
II. Klasifikasi cacing terbagi menjadi 3 phylum:
1. Phylum Platyhelmintes
Bentuk pipih dorsoventral, epidermis lunak berlapis kutikula atau cilia. Ada yang
memiliki mulut/tidak,mempunyai sucker/batil penghisap, tidak ada anus. Otot
berkembang baik, memliki sistem sepasang saraf, hermafrodit,tidak memilki
sistem respirasi maupun sistem peredaran darah.
Terbagi menjadi 3 klassis yaitu:
1. Klassis Tubellaria: Planaria hidup bebas di sungai, air keruh
2. Klassis Trematoda (cacing isap: ada 2 inang perantara)
Contoh:
Fasciola hepatica (hidup dalam saluran empedu manusia dan hewan), Fasciola
buski (hidup dalam saluran pencernaan), Schistosoma (hidup dalam darah
manusia/hewan).
Daur Hidup Fasciola Hepatica
Sumber: http://amintabin.bogspot.com/2010/10/filum-platyhelmintes.html/
13. 3. Klassis Cestoda (cacing pita)
Tubuh menjadi 3 bagian:
1. Scolexs (kepala)
2. Neck (leher)
3. Proglotid (segmen)
Rostellum (moncong) terdapat pada scolexs
Contoh: Taenia Solium (hidup dalam usus babi, larvanya disebut cystisircus
cellulose,scolex dengan kait), Taenia Saginata (hidup pada usus sapi,larvanya
disebut cystisircus bovis,scolex tanpa kait), Hymenolepis nana, hidup pada
usus tikus atau kecoa.
Daur Hidup Taenia Solium
Sumber: http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=5834.0
2. Phylum Nemathelmintes (cacing gilig)
Tractus digestivus lengkap dan permanen,sistem sekretori sederhana, ada
sistem saraf, tidak memiliki peredaran darah maupun respirasi
Contoh: Oxyris vermicularis (cacing kremi), Ascaris lumbricoides (cacing
perut), Ancylostoma duodenale, Necator americanus (cacing tambang)
Wucherria brancofti (kaki gajah).
14. 3. Phylum Annelida
Terbagi 3 klassis yaitu:
1. Klassis Polychaeta
Contoh: Nereis hidup di laut terutama daerah pasang surut, Eunice,
Lycidiceae, Arenicola
2. Klassis Oligochaeta (cacing berambut sedikit)
Contoh: Lumbricus terestis (cacing tanah), Tubifek (cacing merah untuk
umpan mengail)
3. Klassis Hirudinae
Contoh:Hirudo Medicinalis (lintah), Haemodipsa zeylaniae (pacet),
Acanthodella
5. ECHINODERMATA
I. Ciri-ciri
Kelompok hewan ini kulitnya berdiri seperti kulit landak. Mempunyai 5 saluran
amburakral yang terdiri dari:
1. Saluran radial, saluran gelang dimana terdapat 5 saluran radial yang masing- masing
menuju ke lengan
2. Ampula, setiap pangkal kaki terdapat sebuah gelombang dapat mengkerut, sehingga air
diperas masuk kedalam setiap kaki.
3. 4 buah gelombang poli setiap lengan
4. Keping madrepora sebagai lubang pengeluaran
5. Saluran cincin, terdapat di rongga tubuh cakram pusat.
Sistem amburakral disebut juga sistem pembuluh air
II.Klasifikasi Phylum Echinodermata dibagi menjadi 5 klassis:
1. Klassis Asteroidea (bintang laut)
Contoh: Astropecten(binatang gepeng), Asterias (bintang laut merah), Lynkia
laevigota (bintang laut biru)
15. 2. Klassis echinoidea (landak laut/ bulu babi)
Contoh: Diadema Exatile (bulu babi berdiri panjang), Echinos esculentus (bulu babi
berdiri pendek), Echinos discus (bulu babi bentuk cakram), Echinos chardium (bulu
babi bentuk jantung).
3. Klassis Ophiuroidea (Bintang Ular Laut)
Contoh: Astrophyton (bintang ular laut bercabang), Ophiotrix frailir (bintang laut
tidak bercabang), Ophiopolis, Ophiocama
4. Klassis Crinoidea (lilia laut, bentuk seperti tumbuhan)
Contoh: Metacrinus (cilia bertangkai), Andeton (cilia bertangkai), Holopus (Silia
tidak bertangkai).
5. Klassis Holoturoidea (teripang/ mentimun Laut)
Contoh: Diadema validum, Holothuria sp.
6. MOLUSCA
Tubuh umumnya lunak, tidak bersegmen, dilindungi oleh mantel.Ctenidia sebagai
alat bernafas, nefridia (ginjal primitif) sebagai alat ekskresi
Phylum ini terbagi 5 klassis:
1. Klassis Amphineura
Molusca paling sederhana, hidup di laut, badan pipih bagian punggung cekung
ditutupi lempeng yang pipih dan saling tumpang tindih, terdiri dari zat padat,
jumlah 8 buah.
Contoh: Chiton sp. Banyak dijumpai di pantai bersedimen karang terutama di
awal musim panas
2. Klassis Scapoda
Hidup di laut, seperti cacing, kerangka sel benuk tabung, kaki mereduksi, tidak
terdapat insang.
Contoh: Deutelium sp.
3. Klassis Gastropoda (golongan siput)
Contoh: Achatina fulica (bekicot), Lymnae Javanica (siput air), Melania
Testudinasia (sumpil), Vivara Javanica (kreco).
16. 4. Klassis Chepalopoda (golongan cumi- cumi)
Contoh: Sepia (cumi-cumi), Logilo (sotong), Octopus (gurita)
5. Klassis pelecypoda/Bivalvia/lamellibranchiate (golongan kerang- kerangan)
Contoh: Remis sp. Hidup di air tawar dapat dimakan, Mytilus viridis (kerang
hijau, dapat dimakan), Maleagrina margarifera (kerang mutiara), Tridogna gigas
(chima, cangkok untuk hiasan), Leepang/mijing
7. ARTHROPODA
Tubuh bilateral simetris, tersusun atas segmen- segmen yang dapat dibedakan
bagian kepala (caput), dada (thorax) dan perut (abdomen). Setiap segmen memilki
sepasang ekstremitas dan mempunyai eksoskeleton yang terdiri dari chitin
(karbohidrat kompleks)
Phylum ini terbagi 4 klassis:
1. Klassis Arachnoida / Arachnida (golongan laba- laba)
Pada cephalothorax (kepala dan dada menyatu) terdapat 2 pasang mulut yang
terdiri:
- Sepasang kalisera (gunting/catut) untuk merobek atau melumpuhkan mangsa
- Sepasang pedipalpus (kaki berakhir denga cakar) untuk memegang mangsa.
Contoh: Scorpion (kaljengking), Arachnida (laba- laba), Dermacentor(mit),
Ornitodanis (tick)
2. Klassis Myriapoda (golongan kaki banyak/ kelabang)
Contoh: Scolopendra (lipan/kelabang), Zulus (keluwing)
3. Klassis Crustacea
Terdiri dari 2 sub klassis
a. Entomostraca (udang tigkat rendah)
Contoh: Cladocera sp. Menghasilkan cairan berbahaya, Cyclops sp : mata
tunggal sebagai Zoopalnkton, Dapnia: kutu air, Argulus indicus:kutu ikan,
Pyeocrypris: kutu laut
b. Malakrostraco (udang tingkat tinggi)
Terbagi menjadi 3 ordo:
1. Ordo isopoda (berkaki sama)
17. 2. Ordo Stomatopoda (udang belalang)
3. Ordo Decapoda (berkaki sepuluh)
4. Klassis Insecta/Hexapoda (3 pasang kaki beruas)
Ciri-ciri:
- Tubuh terdiri dari kepala, dada, dan perut
- 3 pasang kaki beruas- ruas
- Sepasang mata faset
- 3 pasang alat mulut
Perubahan bentuk tubuh dari telur sampai dewasa:
a. Metamorfosis sempurna
Bentuk larva dan bentuk hewan dewasa berbeda sekali
Telur-larva-pupa-imago
Contoh: Kumbang,undur-undur, lalat, semut, kupu- kup, lebah,
b. Metmorfosis tidak sempurna
Bentuk larva dan bentuk hewan dewasa hampir mirip
Telur- larva-imago
Contoh: Kecoa, jangkrik, capung, anggang-anggang, rayap
c. Tanpa mengalami metamorphosis telur-muda- imago (dewasa)
Contoh: Lepisma (kutu buku)
Klasifikasi Klassis Hexapoda/ insecta dibagi 2 subkelas:
1. Sub kelas Apterygota (serangga tidak bersayap)/ Thysanura
Tidak mengalami metamorphosis, tipe mulut menggigit
Contoh: Lepisma (kutu buku)
2. Sub kelas Pterygota ( serangga bersayap)
a. Exopterygota
Sayap menonjol keluar dari dinding tubuh, metamorfosis tidak
sempurna.Terbagi menjadi 3 ordo:
1. Ordo Archiptera (serangga bersayap asli)/isoptera
2. Ordo Orthoptera (bersayap lurus)
3. Orto Rhymchota
18. b. Endopterygota
Sayap menonjol kedalam dinding tubuh yaitu lapisan ektroderm,
metmorfosis sempurna.
B. Vertebrata
1. Pengertian
Hewan vertebrata yaitu hewan yang bertulang belakang atau punggung. Memiliki struktur
tubuh yang jauh lebih sempurna dibandingkan dengan hewan Invertebrata. Hewan
vertebrata memiliki tali yang merupakan susunan tempat terkumpulnya sel-sel saraf dan
memiliki perpanjangan kumpulan saraf dari otak. Tali ini tidak di memiliki oleh yang
tidak bertulang punggung. Dalam memenuhi kebutuhannya, hewan vertebrata telah
memiliki sistem kerja sempurna peredaran darah berpusat organ jantung dengan
pembuluh-pembuluh menjadi salurannya.
Ciri-ciri tubuh hewan yang bertulang belakang:
a) Mempunyai tulang yang terlentang dari belakang kepala sampai bagian ekor.
b) Mempunyai otak yang dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak.
c) Tubuh berbentuk simetris bilateral.
d) mempunyai kepala, leher, badan dan ekor walaupun ekor dan leher tidak mutlak
ada contohnya pada katak.
Ciri alat tubuh hewan yang bertulang belakang sebagai berikut:
a. Mempunyai kelenjar bundar, endoksin yang menghasilkan hormon untuk
pengendalian, Pertumbuhan,dan proses fisiologis atau faal tubuh
b. Susunan saraf terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang
c. Bersuhu tubuh panas dan tetap (homoiternal) dan bersuhu tubuh dingin sesuai
dengan kondisi lingkungan (poikiloternal)
d. Sistem pernapasan/respirasi dengan paru-paru (pulmonosum) kulit dan insang
operculum
e. Alat pencernaan memanjang mulai dari mulut sampai ke anus yang terletak di
sebelah vertran (depan) dan tulang belakang
f. Kulit terdiri atas epidermis (bagian luar) dan endodermis (bagian dalam)
19. g. Alat reproduksi berpasangan kecuali pada burung, kedua kelenjar kelamin berupa
ovarium dan testis menghasilkan sel tubuh dan sel sperma
Hewan bertulang belakang (vertebrata) ini terdiri atas kelas yaitu:
1. Kelas Pisces (Ikan)
2. Kelas Amphibi (Latin amphi = dua, bia = hidup)
3. Kelas Reptilia (Bahasa latin repare = merangkak/merayap)
4. Kelas Aves (Burung)
5. Kelas mamalia (Bahasa latin mamae artinya kelenjar buah dada, mamalia artinya
hewan menyusui)
3. Filum-Filum Hewan Vertebrata
a. Kelas Pisces (Ikan)
Ciri utama Pisces sebagai berikut:
- Hewan berdarah dingin yang hidup di dalam air
- Bernapas dengan insang (operculum) dan di bantu oleh kulit
- Tubuh terdiri atas Kepala
- Rangka tersusun atas tulang sejati
- Jantung terdiri atas satu serambi dan satu bilik
- Tubuh ditutupi oleh sisik dan memiliki gurat sisi untuk menentukan arah dan
posisi berenang
Pisces dapat di bagi menjadi beberapa ordo antara lain:
1. Ordo Apodes
Familia (1) : Angulidae
Species : Ikan panjang (Arguilia vulgaria)
Familia (2) : Muruenidae
2. Ordo Acthopterygi
Familia (1) : Parsidae
Species : Kakap (Lataes carca lifer)
Familia (2) : Muruenidae
20. 3. Ordo Heterostonata
Species : Ikan lidah
4. Ordo Labysinthici
Famili : Analamtidal
Species : ikan bandeng (lates carca lifer)
Familia : scombridae
Species : tongkol (enthymus palamys)
5. Ordo Masacop Terygii
Famili (1) : chipeidae
Species : ikan bandeng (chonos-chonos)
Famili (2) : ikan salam (salmosalor)
6. Ordo Ostariophysi
Familia (1) : analamtidal
Species : kakap (lates carca lifer)
Famili : scmbridae
b. Kelas Amphibia
Ciri-ciri amphibia sebagai berikut:
- Dapat hidup di air dan di darat ataupun tempat-tempat yang lembab
- Disebut juga hewan yang mempunyai tempat hidup (habitat) di dua alam
- Hewan bernafas dengan paru-paru dan kulit. Telur dan berudu katak hidup di air
kemudian setelah dewasa hidup di darat, berudu berbentuk seperti ikan yang
bernafas dengan insang dan kulit, setelah masanya tumbuh kaki yang susut oleh
kehidupan dan akhirnya ekor menghilang sementara itu insang berangsur-angsur
menghilang dan digantikan oleh paru-paru kemudian katak menjadi dewasa.
- Jantung beruang tiga yaitu dua serambi dan satu bilik.
- Berkembang biak dengan bertelur dan pembuahan sel telur oleh sperma terjadi
di luar tubuhnya (fertilisasi eksternal).
21. Amphibi dapat dibagi menjadi beberapa ordo:
1. Ordo bymnofora / opoda (amphibia tidak berkaki tetapi memiliki ekor)
Species : ular, cacing (ichtyo phisgentmosus)
2. Ordo anura/solienta (amphibia tidak berekor tetapi memiliki kaki)
Famili : Ranidae
Species : Katak buduk, katak hijau (Kamacun crivoras)
Familia : hyhidae
Species : katak pohon (hyla SP)
3. Ordo wodela / candata (amphibia yang berekor dan berkaki)
Familia : pretidae
Species : aning lumpru (necturus onaculanu)
Familia : crypto bran chidae
Species : solomonder air (ripto bronchus akeganiesis)
c. Kelas reptilia (hewan melata)
Ciri-ciri hewan melata adalah sebagai berikut:
- Kulit kering bersisik dari zat tanduk karena zat kertin
- Bernafas dengan paru-paru
- Berdarah dingin (porkoliokonal) yakni yang suhu tubuhnya dipengaruhi oleh
suhu lingkungan
- Umumnya bersifat avivar (bertelur), contoh kadal, dan vivipar beranak,
contohnya ular.
- Jantung terdiri dari empat ruang yaitu dua serambi dan dua bilik yang masih
belum sempurna.
Reptilia dapat dibagi menjadi beberapa ordo antara lain:
1) Ordo crocodilia
Familia : crocodylidae
Species : buaya sedang (crocodyeus bifocatus), buaya besar (crocodyes porosus)
2) Ordo chelonia
Familia (1) : crocodylidae
Species : penyu (chelaina nydas)
22. Familia (2) : tryony chidae
Species : kuya (try ony x cartilaginews)
Familia (3) : testudinidae
Species : kura-kura (euora ambirinesis)
3) Ordo cacerilia
Familia (1) : cacertidae
Species : cicak (hemidacty frenatus)
Familia (2) : geckonocdae
Species : tokek (gecko monarchis)
Familia (3) : henoermatidae
Species : kadal (heloderma SP)
Familia : varanidae
Species : komodo (voronus komodensis)
biawak (voronus salvator
4) Ordo Aphidia
Contoh; ular sawah, ular kobra dan sebagainya
d. Kelas aves (burung)
Ciri utama aves sebagai berikut:
- Alat penglihatan, alat pendengaran dan alat suara sudah berkembang dengan
baik
- Berdarah panas (homoioteral)
- Jantung terdiri dari empat ruang 2 serambi dan 2 bilik yang sudah berkembang
dengan baik
- Pembuahan sel telur dan sperma / fertilisasi terjadi di dalam tubuh induk
(fertilisasi internal)
- Terdapat sepasang testis, Sedangkan ovarium hanya satu dan tumbuh dengan
baik di sebelah kiri.
Aves dapat dibagi menjadi beberapa ordo antara lain:
1) Ordo colombiforines
Familia : columbidal
23. Species : perkutut (geopilia striata)
2) Ordo coraciiformes
Familia : arcedinadae
Species : telengket (harcy concholm)
3) Ordo grana cares
Familia (1) : ardidae
Species : bangau (reptotilas javanicus)
Familia (2) : rassidal
Species : mordar (parphyrio albus)
4) Ordo nato tores
Familia (1) : laridae
Species : dara laut
Familia (2) : pamilirostros
Species : bebek / itik (anus koshos)
Familia (3) : sphe niscidae
Species : pinguin (aptenodytes SP)
5) Ordo rapaces
Familia (1) : fontanida
Species : alap-alap (falco papuanus)
Familia (2) : strigi dae
Species : burung hantu (suba kukua)
e. Kelas Mamalia
Ciri-ciri utama hewan mamalia sebagai berikut:
- Umumnya hidup di daratan, tetapi ada pula yang hidup di air seperti ikan paus,
lumba-luma
- Berdarah panas
- Pada kulit terdapat kelenjar keringat dan kelenjar minyak
- Otak berkembang dengan baik
- Fertilisasi internal
- Bernafas dengan paru-paru
24. - Terdapat 4 ruang jantung yang sempurna
Macam-macam ordo hewan mamalia antara lain:
1) Ordo dactyla
Species : Topis (clocidura marina)
Badak Jawa (rhino cerassoondaicus)
2) Ordo insectivora
Species : cecurut (cocidura mosina)
Tupai (tupaja javarita)
3) Ordo phalidata
Species : trenggiling (tubuh bersisik)
4) Ordo chiroptera
Species : kelelawar (micro chiroptera SP)
Kalong (megachiroptera SP)
5) Ordo marsupiala
Species : kucing (fell is catus)
Singa (fell is lion)
Harimau (fell is tigris)
Serigala (canislupus)
6) Ordo marsopialia
Species : kanguru (macropus)
Kuskus (plalanger)
7) Ordo prosboscidae
Species : gajah (elephan indicus)
Gajah Africa (loxoder africanus)
8. Ordo artidactyea
Species : kerbau (bubalus-bubalus)
Banteng (basssonduicus)
Kambing (capra faleoheri)
25. 2.3 Keanekaragaman Tumbuhan
Thallophyta
Thallophyta meliputi tumbuhan tingkat rendah yang sel-selnya punya inti, namun
tubuhnya belum dapat dibedakan mana yang bagian akar, batang dan daunsejati. Contohnya
ganggang, jamur, lumut kerak.
Cormophyta
Cormophyta Berspora
1. Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
Lumut merupakn sekelompok vegetasi kecil yang tumbuh pada tempat lembab atau
perairan dan umumya tumbuh meluas menutupi permukaan. Di perairan lumut dapat menutupi
dasar atau dinding sungai atau danau.Lumut tidak mempunyai bunga atau biji, dan daun-daun.
Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain
mampu tumbuh. Hal ini terjadi karena tumbuhan lumut yang berukuran kecil dapat membentuk
koloni yang mampu menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber
hara bagi tumbuhan lumut dan tumbuhan yang lainnya.
26. Secara botani, lumut dapat digolongkan menjadi beberapa divisio:
a. Chlorophyta (alga hijau)
Alga hijau mempunyai pigmen, hasil metabolisme, dan struktur dinding sel yang mirip
dengan tumbuhan darat.
b. Anthocerophyta (lumut tanduk)
Lumut tanduk yaitu semacam lumut hati namun memiliki organ sporofor berbentuk tanduk
c. Marchantiophyta (lumut hati)
Lumut hati yaitu lumut yang berwujud seperti piringan datar berlapis menutupi permukaan
batu atau dinding
d. Bryophyta (lumut sejati)
Lumut sejati yaitu tumbuhan lumut yang terlihat memiliki pembagian organ yang jelas.
Bryophyta mempunyai beberapa karakteristik, antara lain:
Lumut mempunyai klorofil sehingga sifatnya autotrof
Lumut tumbuh di berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun disebut sebagai epifit. Jika
pada hutan banyak pohon dijumpai epifit maka hutan demikian disebut hutan lumut.
Akar dan batang pada lumut tidak mempunyai pembuluh pengangkut (xilem dan floem).
Pada tumbuhan lumut terdapat Gametangia (alat-alat kelamin) yaitu, pertama, Alat kelamin
jantan disebut Anteridium yang menghasilkan Spermatozoid. Kedua, Alat kelamin betina
disebut Arkegonium yang menghasilkan Ovum/
Jika kedua gametangia terdapat dalam satu individu disebut berumah satu (Monoesius). Jika
terpisah pada dua individu disebut berumah dua (Dioesius).
Gerakan spermatozoid ke arah ovum berupakan Gerak Kemotaksis, karena adanya
rangsangan zat kimia berupa lendir yang dihasilkan oleh sel telur.
Sporogonium adalah badan penghasil spora, yang bagian-bagiannya meliputi :
- Vaginula (kaki)
27. - Seta (tangkai)
- Apofisis (ujung seta yang melebar)
- Kotak Spora : Kaliptra (tudung) dan
- Kolumela (jaringan dalam kotak spora yang tidak ikut membentuk spora). Spora lumut
bersifat haploid.
Sedangkan ciri-ciri tumbuhan lumut, antara lain:
1. Tumbuhan kecil, mempunyai talus (akar, batang dan daun sukar dibedakan)
2. hidup selangan Genussi
3. Genussi dominan adalah Gametofit
4. Sporofit kekal melekat pada gametofit
5. Bryophyta mempunyai bentuk badan seperti daun
6. Ada yang mempunyai jasad taloid seperti piring yang pipih secara dorsiventral yang
mempunyai paksi utama seperti batang yang mengeluarkan daun
7. tiada kutikel berlilin dan batang tidak ada berkas vaskular
8. gametofit mempunyai struktur berfilamen seperti akar yang disebut rizoid
9. Rizoid melekatkan tumbuhan kepada batuan atau substrat yang lain
Lumut ditemukan terutama di area sedikit cahaya dan lembab. Lumut sering ditemukan di
area berpohon-pohon dan di tepi arus. Lumut juga ditemukan di batu, jalan di kota besar.
Beberapa jenis lumut menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisi ditemukannya. Beberapa jenis
dengan air, seperti Fontinalis
antipyretica, dan Sphagnum yang menghuni rawa.
2. Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Pteridophyta adalah tumbuhan yang sudah dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun
sejatinya (kormus sejati). Pteridophyta memiliki 4 struktur penting, yaitu lapisan pelindung sel
yang terdapat disekeliling organ reproduksi, embrio multiseluler yang terdapat dalam
28. arkegonium , kutikula pada bagian luar , dan yang paling penting adalah sistem transport internal
yang mengangkut air dan zat makanan dari dalam tanah.
Struktur pada tumbuhan paku memiliki beberapa bagian, antara lain:
a. Akar
Bersifat seperti akar serabut, ujungnya dilindungi kaliptra
b. Batang
Pada sebagian jenis tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat didalam tanah berupa
rimbang, mungkin menjalar atau sedikit tegak. Jika muncul diatas permukaan tanah, batangnya
sangat pendek sekitar 0,5 m. Akan tetapi ada batang pada beberapa jenis tumbuhan paku seperti
paku pohon atau paku tiang yang panjangnya mencapai 5 m dan kadang – kadang bercabang
misalnya: Alsophilla dan cyathea.
c. Daun
Daun selalu melingkar dan menggulung pada usia muda. Berdasarkan bentuk
ukuran dan susunanya, daun paku dibedakan antara epidermis, daging daun, dan tulang daun.
Ditinjau dari fungsinya , daun tumbuhan paku dibedakan menjadi dua. Pertama, tropofil
yaitu daun yang khusus untuk fotosintesis. Kedua, sporofil yaitu daun yang berfungsi
menghasilkan spora. Tetapi daun ini juga dapat melakukan fotosintesis, sehingga disebut pula
sebagai troposporofil.
Ditinjau dari macam spora yang dihasilkan , tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi
tiga golongan, antara lain:
a. Paku Homospora (isospora)
Menghasilkan satu jenis spora , misalnya Lycopodium (paku kawat).
b Paku Heterospora
Menghasilkan dua jenis spora yaitu mikrospora berkelamin jantan dan makrospora (mega spora)
berkelamin betina, misalnya : Marsilea (semanggi), Selaginella (paku rane).
c Paku Peralihan
29. Paku ini merupakan peralihan antara homospora dengan heterospora, yaitu paku yang
menghasilkan spora yang bentuk dan ukurannya sama tetapi berbeda jenis kelaminnya, satu
berjenis kelamin jantan dan lainnya berjenis kelamin betina, misalnya Equisetum debile (paku
ekor kuda)
Tumbuhan paku ini mempunyai tempat habitat didarat, terutama pada lapisan bawah
tanah di dataran rendah, tepi pantai, lereng gunung, 350 meter di atas permukaan laut terutama di
daerah lembab, dan ada juga yang bersifat epifit(menempel) pada tumbuhan lain.
Tumbuhan paku sendiri dibagi menjadi 4 subdivisi, antara lain:
1) Psilophyta
Merupakan tumbuhan paku sederhana dan hanya memiliki dua genera. Contoh yang sudah
dikenal adalah Psilotum sp. yang tersebar luas didaerah tropik dan subtropik.
2) Lycophyta
Lycodium sp dapat menghasilkan spora tunggal yang akan berkembang menjadi gametofit
biseksual yang memiliki organ jantan maupun betina.
Sellaginella sp merupakan tanaman heterospora, karena dapat menghasilkan dua jenis spora .
Spora yang berukuran besar disebut megaspore, yaitu merupakan gamet betina yang akan
membentuk arkegonia. Spora yang berukuran kecil disebut mikrospora yang akan membentuk
gamet jantan atau anteridia.
3) Sphenophyta
Sering disebut paku ekor kuda . Peristiwa meiosis pada tumbuhan ini terjadi dalam
sporangia dan akan menghasilkan spora haploid. Gametofit yang berkembang dari spora
berukuran sangat kecil , tetapi dapat melakukan fotosintesis dan hidup secara bebas.
4) Pterodophyta
Banyak terdapat dihutan subtropis maupuan didaerah tropis . paku pterophyta mempunyai
daun – daun yang lebih besar dibandingkan divisi lainnya .
Ada 2 jenis daun yaitu negafil dan mikrofil, megafil mempunyai sistem percabangan pembuluh ,
30. sedangkan mikrofil adalah daun yang tumbuh dari batang yang mengandung untaian tunggal
jaringan pengangkut. Contohnya marsilea crenata dan asplenium nidus.
Cormophyta Berbiji
1. Tumbuhan Biji Terbuka (Gymnospermae)
Tumbuhan biji terbuka adalah tumbuhan yang bijinya tidak ditutup oleh bakal buah.
Berdasarkan fosil yang ditemukan, tumbuhan ini sudah ada sejak 345 juta tahun lalu. Sebagian
besar anggotanya sudah menjadi fosil.Ciri-ciri tumbuhan biji terbuka antara lain:
a. Pada umumnya pohon, tidak ada yang berupa herbal batang dan akar berkambium sehingga
dapat tumbuh membesar
b. Bentuk perakaran tunggang
c. Daun sempit, tebal dan kaku
d. Tulang daun tidak beraneka ragam
e. Tidak memiliki bunga sejati
f. Alat perkembangbiakannya berbentuk kerucut yang disebut strobilus atau runjung.
g. Alat kelamin terpisah, serbuk sari terdapat dalam strobilus jantan dan sel telur terdapat dalam
strobilus betina.
Tumbuhan biji terbuka sendiri dibagi menjadi 4 subdivisi, antara lain:
1. Cycadales
Ciri khas bangsa atau ordo ini adalah batang tidak bercabang, daunnya majemuk, tersusun
sebagai tajuk di puncak pohon. Merupakan tumbuhan berumah dua, artinya memiliki strobilus
jantan saja atau strobilus betina saja. Contoh: Zamia furfuracea, Cycas revoluta dan Cycas
rumphii (pakis haji)
2. Ginkgoales
Tumbuhan ini merupakan tumbuhan asli dari daratan Cina. Tinggi pohon dapat mencapai
30 meter, daun berbentuk kipas dan mudah gugur. Serbuk sari dan bakal biji dihasilkan oleh
individu yang berlainan. Anggota kelompok ini hanya ada satu species yaitu Ginkgo biloba.
31. 3. Coniferales
Coniferales berarti tumbuhan pembawa kerucut, karena alat perkembangbiakan jantan dan
betina berupa strobilus berbentuk kerucut. Tumbuhan yang termasuk kelompok ini memiliki ciri
selalu hijau sepanjang tahun (evergreen). Contoh: Agathis alba (damar), Pinus merkusii (pinus),
Cupressus sp., Araucaria sp., Sequoia sp., Juniperus sp. dan Taxus sp.
4. Gnetales
Anggota kelompok ini berupa perdu, liana (tumbuhan pemanjat) dan pohon. Daun
berbentuk oval ataulonjong dan duduk daun berhadapan dengan bentuk urat daun menyirip. Pada
xilem terdapat trakea dan floem tidak memiliki sel pengiring. Strobilus tidak berbentuk kerucut,
tetapi sudah dapat disebut bunga. Contoh yang terkenal dari kelompok ini adalah Gnetum
gnemon (melinjo).
2. Tumbuhan Biji Tertutup (Angiospermae)
Tumbuhan biji tertutup adalah tumbuhan yang bijinya terdapat di dalam bakal buah. Ciri-ciri
tumbuhan ini adalah:
a. Hidup sebagai pohon, perdu, semak, merambat
b. Daun pipih dan lebar dengan susunan tulang daun menyirip, menjari, melengkung atau
sejajar
c. Memiliki bunga sejati dengan perhiasan bunga berupa kelopak dan mahkota bunga dan alat
perkembangbiakannya berupa putik dan benang sari
Tumbuhan biji dibagi menjadi dua kelas berdasarkan jumlah keping bijinya, yaitu:
1. Tumbuhan Berkeping Biji Satu / Monokotil (Monocotyledonae)
Ciri-ciri utama Tumbuhan Monokotil
memiliki satu daun lembaga (satu kotiledon)
umumnya berupa herba atau terma, namun ada yang berupa pohon
batang bagian atas tidak bercabang atau bercabang sedikit, ruas-ruas batang terlihat jelas
daun biasanya berpelepah, berupa daun tunggal
memiliki daun sejajar atau melengkung
32. jaringan berpembuluh xilem dan floem tersebar dan tidak berkambium
Mahkota bunganya memiliki bagian-bagian dengan kelipatan tiga, bentuk tidak beraturan
dan warna tidak mencolok
Memiliki sistem akar serabut
Suku-suku berikut jenis-jenis tumbuhan monokotil diantaranya:
1. Suku rumput-rumputan (Graminae), misalnya: padi, jagung, bambu, rumput, tebu, gandum
2. Suku pinang-pinangan (Palmae), misalnya: kelapa, rotan, kelapa sawit, aren, salak
3. Suku jahe-jahean (Zingiberaceae), misalnya: kunyit, jahe, lengkuas
4. Suku nanas-nanasan (Bromeliaceae), misalnya: nanas
5. Suku pisang-pisangan (Musaseae), misalnya: pisang ambon, pisang kipas, pisang hias
6.Suku anggrek-anggrekan (Orcidaceae), misalnya: anggrek bulan, anggrek macan, anggrek
yang tumbuh di hutan irian jaya
2. Tumbuhan Berkeping Biji Dua / Dikotil (Dicotyledonae)
Ciri-ciri dikotil:
memiliki dua daun lembaga (dua kotiledon)
batang pada umumya bercabang
tulang daun menjari atau menyirip
jaringan pembuluh xilem dan floem pada batang terusun dalam lingkaran dan memiliki
kambium, sehingga akar dan batang dapat tumbuh membesar
Bunga memiliki bagian-bagian dengan kelipatan 4 atau 5, bentuk beraturan dengan warna
mencolok
Memiliki sistem akar tunggang
Suku-suku berikut jenis-jenis tumbuhan dikotil diantaranya
33. 1. Suku getah-getahan (Euhorbiaceae), misalnya: singkong, jarak, karet, puring
2. Suku polong-polongan (Leguminosae), misalnya: putri malu, petai, flamboyan, kembang
merak, kacang kedelai, kacang tanah
3. Suku terung-terungan (Solanaceae), misalnya: kentang, terong, tomat, cabai, kecubung
4. Suku jeruk-jerukan (Rutaceae), misalnya: jeruk manis, jeruk bali
5. Suku kapas-kapasan (Malvaceae), misalnya: kembang sepatu, kapas
6. Suku jambu-jambuan (Mirtaceae), misalnya: cengkih, jambu biji, jambu air, jambu
monyet, jamblang
7. Suku komposit (Compositae), misalnya: bunga matahari, bunga dahlia, bunga krisan
34. BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Biosistematik dikembangkan melalui sistem klasifikasi. Sistem klasifikasi dibagi menjadi
3 cara. Klasifikasi sistem alami, sistem filogeni,dan sistem buatan. Berbagai variasi
makhluk hidup dikelompokkan menurut taksonnya. Urutan takson dari jenjang yang
tertinggi ke terendah adalah kingdom, filum (untuk hewan) atau divisi (untuk tumbuhan),
kelas, ordo, family, genus, dan spesies.
2. Kingdom animalia terdiri dari kelompok invertebrata (hewan tidak bertulang belakang)
dan vertebrata (hewan bertulang belakang). Kelompok invertebrata dibagi menjadi
beberapa filum, yaitu: Porifera, Coelenterata, Plathyhelmintes, Nemathelmintes,
Annelida, Molusca, Arthropoda, dan Echinodermata. Sedangkan kelompok vertebrata
adalah kelompok hewan yang memilki vertebra memanjang pada bagian dorsal dari
kepala hingga ekor. Hewan vertebrata dibagi menjadi 2 super kelas, yaitu: Super kelas
Agnatha (mulut berahang) dan Super kelas Gnathostomata (berahang). Pembagian
kelompok hewan ini berdasarkan adanya tulang belakang, jenis rongga tubuh, penyokong
tubuh, sistem tubuh, otot dan pergerakan, serta penuup tubuh.
3. Dunia tumbuhan atau kingdom plantae dikelompokkan menjadi tumbuhan tidak
berpembuluh (Non-tracheophyta) contohnya kelompok lumut dan tumbuhan
berpembuluh (Tracheopyta) contohnya tumbuhan paku- pakuan dan tumbuhan berbiji.
35. DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, Dian. Muslim,Choirul. Munaf, Syalfinaf. Widi Winarni Endang.2007. BIOLOGI 1
SMA dan MA untuk kelas X. Jakarta: Erlangga
Sri Astuti, Lilis drh. 2007. Klasifikasi hewan penamaan, ciri, dan pengelompokkannya
Sutrian Yayan Drs. 2004. Pengantar anatomi tumbuh-tumbuhan tentang sel dan jaringan.
Jakarta: Rineka Cipta
Saktiyono Drs. 1999. BIOLOGI SMU kelas 1. Jakarta: Erlangga