Kelompok murabahah2 lembaga keuangan bank non bank menurut islam
1.
2. Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan karunia-Nya tim penyusun masih diberikan kesehatan
dan kesempatan sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini
yang berhubungan dengan asuransi dan lembaga keuangan non bank menurut islam.
Disaat menyusun tugas ini tim penyusun mengalami beberapa
kendala, salah satunya kurang bisa memanfaatkan waktu secara
efesien.
Tim penyusun menyadari bahwa di dalam menyusun tugas ini masih
banyak terdapat kekurangan dan kelemahan, untuk itu kami
mengharapkan kritik maupun saran demi kesempurnaan.
Kami berharap melalui presentase ini, kita semua bisa mengerti
tentang asuransi yang menganut prinsip islam, dan bisa memprakteknya.
3. ASURANSI DAN LEMBAGA
KEUNANGAN NON BANK
MENURUT ISLAM
ASURANSI
ASURANSI
KONVENSIONAL
PENGERTIAN ASURANSI
JENIS – JENIS
KOPERASI
ASURANSI YANG
SESUAI HUKUM ISLAM
LEMBAGA
KEUANGAN NON
BANK
KOPERASI
SYARI’AH
BAYTUL MAL WA
TAMWIL (BMT)
4. A. Asuransi konvensional
Sebelum menguraikan pokok bahasan asuransi syari’ah,
sebagai bahan perbandingan terlebih dahulu harus di pahami
asuransi konvensional.
1). Pengertian Asuransi
Asuransi adalah suatu usaha jasa di bidang perlindungan
Terhadap kemungkinan terjadinya musibah atau kerugian.
Pengertian asuransi menurut Kitab Undang-undang Hukum Dagang
(KUHD)pasal 246 diartikan sebagai berikut, ‘’Asuransi adalah
perjanjian seseorang yang mempertanggungjawabkan sesuatu
Dengan seorang penanggung’’. Dalam perjanjiannya orang yang
menanggung akan menerima premi, yaitu uang hadiah, yaitu uang
angsuran dari orang yang mempertanggungjawabkannya.
5. B. Jenis-jenis Asuransi
Jenis-jenis asuransi yang ada di Indonesia:
a. Asuransi Jiwa
Asuransi jiwa adalah asuransi atas jiwa seseorang yang
mengalami kecelakaan yang merenggut nyawanya.
Pihak asuransi mempertanggung-jawabkan jiwa
meninggal dunia sampai masa berlakunya perjanjian.
b. Asuransi atas Bahaya Menimpa Barang
Asuransi atas bahaya menimpa barang adalah asuransi
atas kerusakan yang menimpa diri seseorang, misalnya
asuransi anggota badan seseorang, seperti mata,
telinga, hidung, mulut, atau suatu penyakit tertentu.
6. Para cendekiawan muslim memiliki pandangan yang
Berbeda pendapat terhadap bank konvensional maupun
asuransi konvensional, yakni sebagai berikut;
a. Semua bentuk, jenis, dan macam asuransi hukumnya haram
bagi kaum muslimin.
b. Semua bentuk, jenis, dan macam asuransi dibolehkan bagi
kaum muslimin.
c. Memperbolehkan asuransi yang bersifat sosial dan
mengharamkan asuransi yang sifatnya komersial.
d. Subhat, yaitu ada dalam keraguan.
7. Asuransi sebagai lembaga keuangan non bank, terorganisir
secara rapi dalam bentuk sebuah perusahaan yang berorientasi
pada aspek bisnis kelihatan secara nyata pada era modern ini.
Fungsi asuransi dewasa ini tidak dibatasi sebagai instrument
untuk melindungi harta (sektor usaha) dan keluarga (jiwa),
melainkan juga mengandung investasi (asuransi dwiguna).
Selama ini asuransi konvensional meninvestasikan dana yang
didapatnya tanpa mempertimbangkan etika halal-haram,
sehingga uang hasil investasi yang diterima nasabah juga tidak
terjaga kehalalannya.
Nah hal inilah yang membuat para praktisi islam di indonesia
berusaha merintis untuk mendirikan asuransi syari’ah yaitu
asuransi takaful.
8. Asuransi syariah adalah lembaga yang operasionalnya
berdasarkan kepada prinsip – prinsip ajaran islam. Prinsip
asuransi ini adalah usaha yang saling melindungi dan saling
tolong menolong dengan sesama kaum muslimin, ini sesuai
dengan Q.S Al-Maidah ayat 2 :
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِ رِّ وَالتَّقْوَى وَلَِّ تَعَاوَنُِّوا عَلَى الِْْثْمِِّ وَالْعُدْوَانِِّ وَاتَّقُِّوا
.اللََِّّّ إِنَِّّ اللََِّّّ شَدِيدُِّ الْعِقَابِِّ
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya
Allah amat berat siksa-Nya”
Ayat ini memuat perintah tolong-menolong antar sesama
manusia. Dalam bisnis asuransi, nilai ini terlihat dalam praktik kerelaan
anggota (nasabah) perusahaan asuransi untuk menyisihkan dananya
agar digunakan sebagai dana sosial (tabarru’). Dana sosial ini
berbentuk rekening tabarru’ pada perusahaan asuransi dan
difungsikan untuk menolong salah satu anggota (nasabah) yang
sedang mengalami musibah (peril).
9. selain itu prinsip koperasi juga berdasarkan hadist nabi :
“orang mukmin dalam kecintaan dan kasih mengasihi, keadaan
mereka seperti badan, apabila salah satu anggota badan
menderita sakit, mka seluruh badan merasakannya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Manajemen asuransi syari’ah, dalam praktiknya memiliki ciri –
ciri khusus, antara lain sebagai berikut :
a) Pihak pertama, yaitu lembaga asuransi syari’ah dan pihak
kedua selaku peserta asuransi, berniat dan berakad untuk
memberi dan yang diberi santunan atas perlindungan apabila
terjadi musibah pada waktu yang akan datang.
b) Pihak pertama, yaitu lembaga asuransi syari’ah, menerima
sejumlah dana dari peserta sebagai amanah, kemudian
diinvestasikan dengan sistem mudarabah, wadiah, murabahah,
dan wakalah.
c) Pihak kedua, yaitu peserta asuransi dari awal memiliki niat
secara ikhlas, dari harta itu berhak mendapat santunan apabila
dirinya dikemudian hari mendapat musibah.
d) Masing – masing pihak berniat untuk memajukan
kesejahteraan, dan memajukan ekonomi umat.