Hallo kali ini mengenai landasan Filosofis Pragmatisme, semua sudah lengkap dalam ppt ini. Dibuat oleh Daraista Az zukhruf Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Fatahillah (STIT FATAHILLAH) Program Studi Pendidikan Guru Madrasah (PGMI)
Semoga Bermanfaat
2. A. PENDAHULUAN
Landasan filosofis pragmatisme merupakan gerakan filsafat
amerika yang mencerminkan gerakan filsafat amerika yang sifat-sifat
kehidupan amerika. Pragmatismeadalah suatu sikap, metode dan filsafat
yang memakai akibat-akibatpraktis dari pikiran dan kepercayaan sebagai
suatu kebenaran.
Landasan filosofis pendidikan harus dikuasai oleh para pendidik,
adapun alasannyaantara lain, karena pendidikan bersifat normatif, maka
dalam pendidikan sangat diperlukan asumsi yang bersifat normatif.
Landasan filosofis pendidikan yang bersifat preskriptif dan normatif akan
memberikan petunjuk tentang apa yang seharusnya di dalam pendidikan
atau apa yang dicita-citakan dalam pendidikan.
3. B. PEMBAHASAAN
1. Landasan Filosofis Pragmatisme
Pragmatisme mulai tumbuh pada tahun 1878 di amerika keika charle
sanders pierce (1839-1914) menerbitkan makalah yang berjudul How to
make your ideas clear. Pragmatisme merupakan kritik atau reaksi terhadap
filsafat yang telah berkembang sebelumnya seperti idealisme, realisme dan
lain-lain. Sebagaimanayang di kemukakan oleh H.H Titus (1979).
Pragmatismeadalah aliran filsafat yang megajarkan bahwa yang benar
adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai sesuatu yang
apakah sesuatu itu memiliki kegunaan bagi kehidupan nyata, oleh sebab itu
kebenaran sifatnya menjadi relatif tidak mutlak. Pengertian landasan
filosofis pragmatisme menurut Metafisika terbagi menjadi dua yaitu
Hakikat Realitas dan Hakikat Manusia.
Menurut Hakikat Realitas
Menurut penganut Pragmatisme Hakikat Realitas adalah sesuatu yang
dialami manusia .
Menurut Hakikat Manusia.
Kepribadian atau manusiatidak terpisah dari realitas pada umumnya, sebab
itu manusiaadalah bagian daripadanya dan terus menerus bersamanya.
4. Pengertian landasan filosofis Pragmatisme menurut Epistemologi yaitu
Hakikat Pengetahuan dan Aksiologi yaitu Hakikat Nilai.
-> Menurut Hakikat Pengetahuan
Filsuf Pragmatisme menolak adanya dualisme antara subjek (manusia) yang
berpengalaman dengan objek yang dialami.
-> Menurut Hakikat Nilai
Nilai-nilai diturunkan dari kondisi manusia.
Tujuan - tujuan Pendidikan
Pendidikan harus mengajarkan seseorang bagaimana berpikir dan
menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi di dalam masyarakat.
Setiap sekolah harus mempunyai tujuan untuk mengembangkan pengalaman-
pengalaman tersebut yang nantinya memungkinkan seseorang terarah kepada
kehidupan yang lebih baik. Adapun Tujuan – tujuan Sebagai Berikut.
5. Tujuan-tujuan tersebut meliputi:
a. Kesehatan yang baik.
b. Ketrampilan-keterampilan kejuruan yang baik (pekerjaan).
c. Minat dan hobi untuk kehidupan yang menyenangkan dan
mengasikkan.
d. Persiapan untuk menjadi orang tua.
e. Kemampuan untuk bertransaksi secara efektif dengan masalah-masalah
sosial (mampu memecahkan suatu masalah-masalah sosial secara efektif).
6. 2. Landasan Filosofis Pendidikan Nasional
Landasan filosofis pendidikan nasional adalah pancasila. Pancasilaadalah
dasar Negara Republik Indonesia. Karena Pancasilaadalah dasar Negara
Republik Indonesia, maka implikasi Pancasila nya juga adalah dasar
pendidikan nasional. Sejalan dengan Pasal 2 Undang-Undang RI No. 20 Tahun
2003 Tentang “Sistem Pendidikan Nasional” menyatakan bahwa: “Pendidikan
nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”. Sehubungan dengan hal ini
bangsa Indonesia memiliki landasan filosofis pendidikan tersendiri dalam
sistem pendidikan nasionalnya, yaitu Pancasila.
Konsep – Konsep Pendidikan
O.Menurut Metafisika Hakikat Realistis, Bangsa Indonesia meyakini
bahwa realitas atau alam semesta tidaklah ada dengan sendirinya,
melainkan sebagai ciptaan (makhluk) Tuhan Yang Maha Esa.
O.Menurut Metafisika Hakikat Manusia, Manusiaadalah kesatuan
badani-rohani yang hidup dalam ruang dan waktu, memiliki kesadaran
(consciousness) dan penyadaran diri (self-awareness), mempunyai
berbagai kebutuhan, dibekali naluri dan nafsu, serta memiliki tujuan
hidup.
7. O.Menurut Epistemologi Hakikat Pengetahuan, Segala pengetahuan
hakikatnya bersumber dari Sumber Pertama yaitu Tuhan YME. Tuhan telah
menurunkan pengetahuan baik melalui Utusan-Nya (berupa wahyu) maupun
melalui berbagai hal.
O.Menurut Aksiologi Hakikat Nilai, Sumber Pertama segala nilai
hakikatnya adalah Tuhan Yang Maha Esa. Karena manusia adalah makhluk
Tuhan, pribadi atau individual dan sekaligus insan sosial, maka hakikat nilai
diturunkan dari Tuhan YME, masyarakat dan individu.
8. C. KESIMPULAN
Pragmatisme merupakan kritik atau reaksi terhadap filsafat yang telah
berkembang sebelumnyaseperti idealisme, realisme, rasionalisme, dan lain-
lain. Pragmatisme juga yaitu aliran filsafat yang megajarkan kebenaran yang
artinya yaitu segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai apakah sesuatu
itu memiliki kegunaan bagi kehidupan nyata oleh sebab itu kebenaran sifatnya
menjadi relatif tidak mutlak.
Landasan filosofi pendidikan adalah asumsi filosofi yang dijadikan titik
tolak dalam rangka studi dan praktek pendidikan. Dalam pendidikan ini harus
terdapat studi pendidikan dan praktek pendidikan. Melalui studi pendidikan
akan Menghasilkan pemahaman tentang landasan-landasan pendidikan, yang
akan dijadikan titik tolak praktek pendidikan.
9. DAFTAR PUSTAKA
Callahan J.F., Clark, L.H. (1983), Foundation of education,
Macmillan Publishing Co. Inc, New York
Power, Edward, J., (1982), Philosophy of Education : Studies In
Philosophies, schooling, and Educational Policies, Prentice – Hall, Inc.,
Englewood Clifs, New Jersey.
Syam, M. N., (1984), Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat
Pendidikan Pancasila, Usaha Nasional, Surabaya.
Keraf A, S. (1987), Pragmatisme Menurut Wiliam James.
Yogyakarta, Penerbit Kanisius.
Undang – Undang R.I No. 20 Tahun 2003 Tentang “Sistem
Pendidikan Nasional.”