Dokumen tersebut merangkum tentang proses ta'aruf, khitbah, lamaran, dan akad nikah antara Erzawati dan Muhlisin. Dimulai dari perkenalan mereka pada September 2014, dilanjutkan dengan khitbah dan lamaran pada September-Oktober 2015, dan berakhir dengan akad nikah pada 1 Oktober 2015. Dokumen ini juga menjelaskan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam setiap tahapan proses pernikahan menurut ajaran
1. Nama: Yolan Maulita Wiguna
Kelas : XII TKJ 2 / 32
MAHLIGAI RUMAH TANGGA
A. Taaruf
Ta’aruf artinya mengenal baik mengenalkan diri ataupun berkenalan
dengan orang lain atau interaksi antara dua orang atau lebih dengan
maksud tertentu. Ta’aruf bisa berupa pertemanan, persahabatan,
persaudaraan ataupun membahas tentang ta’aruf cinta yang bisa
menjembatani terjadinya suatu pernikahan.
Demikian QS. Al-Isra’ :32
واُبَرْقَت َال َوًليِّبَس َاءَس َو ًةَش ِّاحَف َانَك ُهَّنِّإ َان ِّالز
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk”
Hal ini sangat sinkron dengan hadits Rasulullah saw. yang seolah menjelaskan
model tindakan yang dapat mendekatkan seseorang dalam perzinahan.
َال ُلوُقَي َمَّلَس َو ِّهْيَلَع ُهللا ىَّلَص َّيِّبَّنال َعِّمَس ُهَّنَأ ُهْنَع ُهللا ي ِّضَر ٍاسَّبَع ِّنْبا ِّنَع
( ٌمَرْحَم اَهَعَمَو َّالِّإ ٌةَأَرْام َّنَرِّفاَسُت َال َو ٍةَأَرْامِّب ٌلُجَر َّن َوُلْخَي)البخاري رواه
“Dari Ibnu Abbas ra. Ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. berkhutbah, ia
berkata: Jangan sekali-kali seorang laki-laki berkhalwat dengan seorang
perempuan kecuali beserta mahramnya, dan janganlah seorang perempuan
melakukan musafir kecuali beserta mahramnya” (HR. Bukhari)
Berikut kronologi kisah seseorang yang melakukan ta’aruf sampai menuju ke
pernikahan:
Ѿ Kronologi peristiwa:
Pertemuan itu terjadi pada hari Sabtu tanggal 20 September 2014. Saat
berkunjung ke rumah temannya mempelai wanita, ia dikenalkan dengan
seorang laki-laki oleh temannya. Kemudian berlanjut hubungannya dengan
taaruf dengan bertemu seminggu sekali.
2. B. Khitbah (Minang)
Khitbah adalah meminang (melamar) yaitu permintaan seorang laki-
laki kepada anak perempuan orang lain untuk dinikahi, sebagai
pendahuluan pernikahan, namun bukanlah aqad nikah, ia hanyalah
permintaan dan janji untuk mengadakan pernikahan.
Hal ini ditandai seorang laki-laki yang datang ke rumah perempuan dan
menentukan tanggal pernikahannya Rabu, 10 Juni 2015 dengan
memberikan sangsangan. Sebagai tanda di lingkungan masyarakat bahwa
wanita tersebut sudah ada yang punya.
o Adab dan Tata Cara dalam Khitbah:
1.Tidak boleh meminang pinangan orang lain.
Umar bin Khatab berkata dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan
Muslim : “Nabi SAW melarang sebagian kamu menawarkan atas penawaran
sebagian yang lain, dan tidak boleh seseorang meminang pinangan saudaranya
hingga peminang sebelumnya meninggalkannya atau mengizinkannya.”
2. Memperlakukan si peminang sebagai laki-laki asing (bukan mahrom).
Karena khithbah ini bukanlah aqad nikah, maka statusnya masih sebagai orang
asing (bukan mahram), dan tidak diperkenankan untuk berkhalwat. Hal ini
perlu ditekankan, untuk menghindari perbuatan yang tidak dibenarkan Islam,
disamping itu kemungkinan batalnya khithbah bisa saja terjadi.
3. Dianjurkan menemui dan memberi hadiah.
Pertemuan yang sopan bagi laki-laki yang meminang dan wanita yang dipinang
ialah dengan kehadiran mahram wanita, karena hal tersebut akan menambah
kemudahan untuk saling mengenal. Dengan pemberian hadiah dari peminang
kepada wanita yang dipinang diharapkan akan mempererat lagi tali
silaturrahim diantara mereka. Selain itu juga pemberian hadiah dari peminang
kepada wanita yang dipinang itu akan menyemaikan benih-benih cinta diantara
mereka. Sebagaimana Rasulullah saw bersabda,
“Hendaklah kamu saling memberi hadiah, niscaya kamu akan saling mencintai.”
(HR. Abu Hurayrah).
C. Melamar
Islam memuliakan wanita dengan mewajibkan laki-laki yang hendak
menikahinya
menyerahkan mahar (mas kawin). Islam tidak menetapkan batasan nilai
tertentu dalam mas kawin ini, tetapi atas kesepakatan kedua belah pihak
dan menurut kadar kemampuan. Islam juga lebih menyukai mas kawin
yang mudah dan sederhana serta tidak berlebih-lebihan dalam
memintanya.
Dari Uqbah bin Amir, bersabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:
"Sebaik-baik mahar adalah yang paling ringan."
(HR. Al-Hakim dan Ibnu Majah, shahih, lihat Shahih Al-Jamius Shaghir
3279 oleh Al-Albani)
3. Tanggal melamar terjadi pada hari Selasa, 29 September 2015. Disertai
dengan mahar (mas kawin), seekor kambing, bumbu dapur, roti, dan
seperangkat alat sholat yang dibayar tunai.
D. Akad Nikah
4. Syarat dan kewajiban yang harus dipenuhi:
Adanya suka sama suka dari kedua calon mempelai.
Adanya ijab qabul.
Ijab artinya mengemukakan atau menyatakan suatu perkataan. Qabul artinya
menerima. Jadi Ijab qabul itu artinya seseorang menyatakan sesuatu kepada lawan
bicaranya, kemudian lawan bicaranya menyatakan menerima.
Dalam perkawinan yang dimaksud dengan "ijab qabul" adalah seorang wali atau
wakil dari mempelai perempuan mengemukakan kepada calon suami anak
perempuannya/ perempuan yang di bawah perwaliannya, untuk menikahkannya
dengan lelaki yang mengambil perempuan tersebut sebagai isterinya. Lalu lelaki
bersangkutan menyatakan menerima pernikahannya itu.
Diriwayatkan dalam sebuah hadits bahwa:
Sahl bin Said berkata: "Seorang perempuan datang kepada Nabi shallallahu alaihiwa
sallam untuk menyerahkan dirinya, dia berkata: "Saya serahkan diriku kepadamu."
Lalu ia berdiri lama sekali (untuk menanti). Kemudian seorang laki-laki berdiri dan
berkata: "Wahai Rasulullah kawinkanlah saya dengannya jika engkau tidak berhajat
padanya." Lalu Rasulullah shallallahu alaih wa sallam bersabda: "Aku kawinkan
engkau kepadanya dengan mahar yang ada padamu." (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadist Sahl di atas menerangkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah
mengijabkan seorang perempuan kepada Sahl dengan mahar atau maskawinnya
ayat Al-Quran dan Sahl menerimanya.
Adanya Mahar (mas kawin)
Islam memuliakan wanita dengan mewajibkan laki-laki yang hendak
menikahinya menyerahkan mahar (mas kawin). Islam tidak menetapkan batasan
nilai tertentu dalam mas kawin ini, tetapi atas kesepakatan kedua belah pihak
dan menurut kadar kemampuan. Islam juga lebih menyukai mas kawin yang
mudah dan sederhana serta tidak berlebih-lebihan dalam memintanya.
Dari Uqbah bin Amir, bersabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:
"Sebaik-baik mahar adalah yang paling ringan." (HR. Al-Hakim dan Ibnu Majah,
shahih, lihat Shahih Al-Jamius Shaghir 3279 oleh Al-Albani)
Adanya Wali
Dari Abu Musa radliyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
"Tidaklah sah suatu pernikahan tanpa wali." (HR. Abu Daud dan dishahihkan
oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud no.
1836).Wali yang mendapat prioritas pertama di antara sekalian wali-wali yang
ada adalah ayah dari pengantin wanita. Kalau tidak ada barulah kakeknya
(ayahnya ayah), kemudian saudara lelaki seayah seibu atau seayah, kemudian
anak saudara lelaki. Sesudah itu barulah kerabat-kerabat terdekat yang lainnya
atau hakim.
5. Adanya Saksi-Saksi
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
"Tidak sah suatu pernikahan tanpa seorang wali dan dua orang saksi yang adil."
(HR. Al-Baihaqi dari Imran dan dari Aisyah, shahih, lihat Shahih Al-Jamius
Shaghir oleh Syaikh Al-Albani no. 7557).
Menurut sunnah Rasul shallallahu alaihi wa sallam, sebelum aqad nikah
diadakan khuthbah lebih dahulu yang dinamakan khuthbatun nikah atau
khuthbatul-hajat.
Rincian Lengkap:
Nama mempelai perempuan = Erzawati putri Bpk.Fauzidan
dan Bu. Sumati
Nama mempelai pria = Muhlisin putra Bpk. Chaeran
dan Bu. Rochaniah
Tanggal nikah = Kamis, 1 Oktober 2015
Jam = 10.00 WIB
Walimahan = Jumat, 2 Oktober 2015
Jam = 07.00 s/d 08.00 WIB