Nikah adalah ikatan suami istri secara lahir batin berdasarkan agama. Terdiri atas rukun, hak dan kewajiban suami istri, serta larangan-larangan seperti nikah mut'ah, nikah silang, dan nikah khadan. Suami bertanggung jawab atas nafkah istri, istri taat pada suami dalam batas agama. Keduanya sama-sama menjaga kehormatan dan rahasia keluarga.
3. Bahasa adl-dlommu wal jam-
‘u, artinya
berkumpul
(syara’) adalah suatu aqad (lahir
batin antara seorang pria dengan
wanita) yang mengandung
dibolehkannya wat’iy (hubungan
badan suami istri) dengan
menggunakan lafadz nikah atau
tazwij dengan ketentuan dan syarat
tertentu. (Syeh Zainuddin Abdul Aziz
Milyabariy)
Menurut UU. Perkawinan 1974: Nikah
adalah ikatan lahir batin antara suami
istri dalam suatu rumah tangga
berdasarkan kepada tuntunan agama.
5. Nabi bersabda :” Wahai para pemuda, siapa
diantara kamu yang sudah mempunyai
kemampuan untuk menikah, maka
menikahlah, karena menikah itu lebih
memelihara pandangan mata dan lebih
mengendalikan nafsyu. Barang siapa yang
belum memiliki kemampuan, hendaknya ia
berpuasa, karena puasa itu merupakan
penjagaan baginya”.muttafaq ‘alaih
7. Adalah seorang laki-laki meminang/
melamar seorang perempuan untuk diajak
menikah. Meminang diperbolehkan dan
dianjurkan agar tak ada penyesalan nantinya.
Laki-laki dapat melihat wajah dan telapak tangan wanita atau kedua
telapak kakinya.
Cara mengkhitbah:
Kepada gadis/janda yang telah habis masa ‘iddahnya. Bila belum
habis, maka cukup dengan sindiran saja {al-Baqoroh:235}
Wanita yang dipinang harus tidak terikat dengan aqad nikah atau
pinangan orang lain.
Dari Jabir bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Apabila salah seorang di antara kamu melamar perempuan, jika ia
bisa memandang bagian tubuhnya yang menarik untuk
dinikahi, hendaknya ia lakukan." Riwayat Ahmad dan Abu Dawud
dengan perawi-perawi yang dapat dipercaya. Hadits shahih menurut
Hakim.
8. Adalah wanita-wanita yang haram dinikahi oleh seorang
laki-laki yang disebabkan hubungan
keturunan, persusuan dan perkawinan.
Keturunan: ibu, nenek dan seterusnya keatas, anak dan
seterusnya kebawah, saudara permpuan
sekandung, saudara perempuan seayah, saudara
perempuan seibu, saudara perempuan ayah, saudara
perempuan ibu, anak perempuan dari saudara laki-laki
dan seterusnya kebawah, anak perempuan dari saudara
perempuan dan seterusnya kebawah.
Persusuan: ibu yang menyusui, saudara perempuan
sepersusuan
Perkawinan: ibu dari istri (mertua), anak tir (jika ibunya
telah digauli), istri dari anak, istri ayah (menantu). {QS.
an-Nisa:22-23}
9.
10. Rukun dan Syarat Nikah
Calon suami : muslim, merdeka, berakal, benar-benar
laki-laki, adil, tidak beristri empat, bukan mahram, tidak
sedang ihram atau umrah
Calon istri : muslimah, benar-benar perempuan, izin
wali, tidak sdg bersuami atau dalam masa
iddah, bukan mahram, tidak ihram atau umrah
Syighah ijab Qhobul : lafadz, bukan kata
kinayah, tidak dikaitkan dengan syarat tertentu, satu
majlis
Wali : muslim, baligh, tidak fasik, laki-laki, memiliki hak
wali.
Dua saksi : muslim, baligh, berakal, merdeka, laki-
laki, adil, pendengaran dan penglihatan
normal, memahami bahsa ijab qobul, tidak ihram atau
umrah.
11. Wali
Adalah orang yang berhak menikahkan
seorang perempuan dengan seorang laki-
laki sesuai dengan syariat islam. Dari Abu
Burdah Ibnu Abu Musa, dari ayahnya
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Tidak sah nikah kecuali dengan wali."
Riwayat Ahmad dan Imam Empat. Hadits
shahih menurut Ibnu al-Madiny, Tirmidzi,
dan Ibnu Hibban. Sebagian menilainya
hadits mursal.
12. Ayah kandung, kakek dari pihak ayah dan
seterusnya, saudara laki-laki
sekandung, saudara laki-laki kandung
seayah, anak laki-laki saudara laki-laki
kandung, anak laki-laki saudara laki-
laki, paman (saudara ayah
sekandung), paman (saudara ayah)
kandung, anak laki-laki dari paman
kandung, anak laki-laki dari paman
seayah, wali hakim.
13. berhak tanpa meminta izin dan
menanyakan dahulu pendapat orang
lain.
hak kewalian kepada hakim yang
disebabkan dua hal; terjadi
pertentangan diantara wali dan
tidak adanya wali nasab, baik
karena hilang, meninggal atau
ghoib.
wali yang menolak menikahkan perempuan
yang ada dibawah kewaliannya. (rasional
‘wali hakim’ dan tidak rasional ‘wali nasab’)
15. Pemberian sesuatu yang bernilai dari pihak laki-laki
kepada pihak perempuan yang disebabkan terjadinya
aqdun nikah. Bahasa al-Qur’an Maskawin;
shoduqot, ujur, nihlah, fariidhah, habaa, uqr, alaaiq, tau
l. Maskawin bukan uang beli (kehormatan) istri, tapi
sebagai symbol kesanggupan suami atas istrinya
(nafkah lahir dan batin) secara ihlas. {QS. An-Nisa’:4}
Macamnya: Mahar Musamma (disebutkan) dan Mahar
Misil (sebanding) sesuai dengan kebiasaan setempat
serta layak dengan martabat mempelai wanita
sekalipun tidak disebutkan secara terperinci dalan ijab
qobul.
Ukuran tidak ditentukan secara pasti, tergantung
kesanggupan dan kemampuan calon suami
16. • Walimah = makanan, pesta, kenduri, resepsi.
Walimatul’arusy adalah pesta yang digelar oleh
seseoang/keluarga setelah dilangsungkannya akad nikah.
Hukum menurut mayoritas ulama adalah Sunah
Mu’akad, dan menurut imam Malik hukumnya wajib.
Dan hukum menghadirinya adalah Wajib bagi yang
diundang.
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila
seorang di antara kamu diundang ke walimah, hendaknya
ia menghadirinya." Muttafaq Alaihi. Menurut riwayat
Muslim: "Apabila salah seorang di antara kamu
mengundang saudaranya, hendaknya ia memenuhi
undangan tersebut, baik itu walimah pengantin atau
semisalnya.
17. nikah yang menyebutkan batas waktu tertentu ketika akad. Salamah Ibnu Al-
Akwa' berkata: Rasulullah saw pernah memberi kelonggaran untuk nikah
mut'ah selama tiga hari pada tahun Authas (tahun penaklukan kota
Mekkah), kemudian bleiau melarangnya. Riwayat Muslim.
pernikahan dua jodoh (4 orang) dengan menjaadikan kedua perempuan itu sebagai mahar
masing-masing. Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Nikah syighar Bahwa Rasulullah saw. melarang nikah syighar. Dan nikah syighar ialah seorang lelaki
mengawinkan putrinya kepada orang lain dengan syarat orang itu mengawinkannya dengan
putrinya tanpa mahar antara keduanya. (Shahih Muslim No.2537)
nikah sembunyi yang mana laki-laki menjadikan wanita-wanita
Nikah khadan simpanan sebagai istri tanpa melalui nikah yang sah menurut
syara’, atau sebaliknya. (QS. Al-Maidah:5, dan QS. An-Nisa’: 25)
pernikahan yang salah satu dari mempelai bukan
Nikah silang
muslim/muslimah. (Qs.Albaqarah:221 dan Almaidah: 5)
Syari’ah= nikah yang dilakukan seseorang dengan tujuan untuk menghalalkan perempuan
yang dinikahinya, dinikahi lagi oleh bekas suaminya yang telah mentalak tiga.
Laki-laki yang berusaha untuk tujuan tersebut disebut Muhalil, dan mantan suami yang
menjatuhkan talak tiga yang diusahakan disebut Muhalillahu.
Ibnu Mas'ud berkata: Rasulullah saw melaknat muhallil (laki-laki yang menikahi seorang
perempuan dengan tujuan agar perempuan itu dibolehkan menikah kembali dengan
suaminya) dan muhallal lah (laki-laki yang menyuruh muhallil untuk menikahi bekas
istrinya agar istri tersebut dibolehkan untuk dinikahinya lagi)." HR.Ahmad,Nasa'i, Tirmidzi.
18. Kewajiban Suami/ Hak istri: Kewajiban Istri/ Hak Suami:
Membayar maskawin Patuh dan taat pada suami
dalam batas-batas yang tidak
Memberi menyimpang dari ajaran islam.
nafkah, tempat tinggal Memelihara dan menjaga
sesuai dengn kehormatan diri dan keluarga.
kemampuan. Menjaga harta benda suami.
Menggauli istri dengan Mengatur rumah tangga.
ma’ruf. Memeliharaa dan mendidik
Memimpin keluarga anak denga cara akhlak yang
untuk mencapai tujuan mulia.
yang diharapkan. Bersikap
Bersikap adil dan hemat, cermat, ridha, dan
bijaksana, tidak mempersulit
bijaksana. atau memberatkan suami.
Mendidik keluarga.
19. Kewajiban
Bersama
Menjaga nama baik seluruh keluarga
Menghormati dan berbuat baik pada
seluruh keluarga
Memelihara kehormatan dan rahasia
keluarga
Mewujudkan lingkungan keluarga yang
baik
Memelihara dan mendidik putra dengan
penuh kasih saying
Saling mema’afkan kesalahan
Sabar dan saling menyadari
kekurangan
Bijaksana dalam memecahkan
masalah, dll
21. Konsep Rahbaniyah Perkataan rahbaniyah bermasud
kerahiban atau kependetaan, atau
kehidupan paderi
Konsep Ibahiyah
Pergaulan bebas
Amalan seks bebas
Homoseksual &
Lesbian