SlideShare a Scribd company logo
1 of 76
FIQH MUNAKAHAT
Abdul Aziz Siswanto
DILARANG BAPER
Materi Fiqh Nikah
1. Terminologi Nikah
2. Hukum & Dalil Nikah
3. Rukun dan Syarat,
4. Wali Nikah,
5. Khitbah,
6. Kafa`ah,
7. Mahar,
8. Akad Nikah,
9. Thalaq,
10.Hukum Thalaq,
11.Masa ‘Iddah,
12.Ruju’ dan
13.Hikmah Nikah.
Terminologi Nikah
Definisi Nikah
•
•
Di kalangan ulama ushul berkembang tiga macam pendapat tentang arti lafaz
nikah:
a. Nikah menurut arti aslinya (arti hakiki) adalah bersetubuh dan menurut arti majazi
(metaforis) adalah akad yang dengan akad ini menjadi halal hubungan kelamin
antara pria dan wanita; demikian menurut golongan Hanafi.
b. Nikah menurut arti aslinya ialah akad yang dengan akad ini menjadi halal
hubungan kelamin antara pria dan wanita, sedangkan menurut arti majazi ialah
bersetubuh, demikian menurut ahli ushul golongan Syafi’iyah.
c. Nikah mengandung kedua arti sekaligus, yaitu sebagai akad dan setubuh. Ini
menurut Abu Qasim al-Zajjad, Ibn Hazm dan Mazhab Hambali.
Hukum & Dalil Nikah
Hukum Nikah
• Para ulama sependapat bahwa nikah disyari’atkan dalam Islam.
• Tetapi ada perbedaan pendapat mengenai hukum nikah.
1. Menikah itu hukumnya wajib. Pendapat ini dipelopori oleh Daud al-
Dhahiri, Ibnu Hazm dan Imam Ahmad menurut salah satu
riwayat. Alasannya perintah menikah dalam surat al-Nisa’ ayat 3,
perintah mengawinkan pada surat al-Nur: 32 dan beberapa hadis
riwayat Bukhari-Muslim menggunakan sighat amar yang menunjukkan
perintah wajib secara mutlak.
2. Menikah hukumnya sunnah, menurut Imam Abu Hanifah dan
Imam Ahmad menurut suatu riwayat.
3. Menikah hukumnya mubah, menurut Imam Syafi’i.
Transformasi Hukum Nikah
• HUKUM NIKAH dapat bertransformasi jika dikaitkan dengan
kondisi serta tujuan pelaksanaannya.
1. Jaiz atau mubah (diperbolehkan), ini hukum asal dari nikah.
2. Sunah, bagi orang yang berkeinginan serta mampu memberi
nafkah dsb.
3. Wajib, bagi orang yang mampu memberi nafkah dan dia takut akan
tergoda pada kejahatan (zina).
4. Makruh, bagi orang yang tidak mampu memberi nafkah.
5. Haram, bagi orang yang berniat akan menyakiti perempuan yang
dinikahinya.
Anda termasuk yang mana?
Dalil NikahDalil Nikah
•21
•38
Hadits Tentang NikahHadits Tentang Nikah
Abdullah Ibnu Mas'ud Ra berkata:
Rasulullah Saw bersabda pada kami:
"Wahai generasi muda, barangsiapa di
antara kamu telah mampu berkeluarga
hendaknya ia kawin, karena ia dapat
menundukkan pandangan dan memelihara
kemaluan. Barangsiapa belum mampu
hendaknya berpuasa, sebab ia dapat
mengendalikanmu."
Anas Ibnu Malik Ra berkata: Rasulullah
Saw memerintahkan kami berkeluarga dan
sangat melarang kami membujang. Beliau
bersabda: "Nikahilah perempuan yang subur
dan penyayang, sebab dengan jumlahmu
yang banyak aku akan berbangga di
hadapan para Nabi pada hari kiamat."
Dari Abu Hurairah Ra bahwa Nabi Saw
bersabda: "Perempuan itu dinikahi karena
empat hal, yaitu: harta, keturunan,
kecantikan, dan agamanya. Dapatkanlah
wanita yang taat beragama, engkau akan
berbahagia."
Rukun NikahRukun Nikah
Rukun Nikah
1. Adanya calon suami dan istri yang tidak terhalang dan terlarang secara syar’i untuk
menikah. Di antara perkara syar’i yang menghalangi misalnya si wanita yang akan
dinikahi termasuk orang yang haram dinikahi oleh si lelaki karena adanya hubungan
nasab atau hubungan penyusuan. Atau, si wanita sedang dalam masa ‘iddahnya.
Penghalang lainnya, si lelaki adalah orang kafir, sementara wanita yang akan dinikahinya
seorang muslimah.
2. Adanya ijab, yaitu lafadz yang diucapkan oleh wali atau yang menggantikan posisi
wali. Misalnya dengan si wali mengatakan, “Zawwajtuka Fulanah” (”Aku nikahkan engkau
dengan si Fulanah”) atau “Ankahtuka Fulanah” (”Aku nikahkan engkau dengan Fulanah”).
3. Adanya qabul, yaitu lafadz yang diucapkan oleh suami atau yang mewakilinya,
dengan menyatakan, “Qabiltu Hadzan Nikah” atau “Qabiltu Hadzat Tazwij ” (”Aku terima
pernikahan ini”) atau “Qabiltuha.”
Dalam ijab dan qabul dipakai lafadz inkah dan tazwij karena dua lafadz ini yang disebut
dalam Al-Qur`an. Seperti firman Allah Al-Ahzab: 37 dan An-Nisa`: 22. ~
Namun penyebutan dua lafadz ini dalam Al-Qur`an bukanlah sebagai pembatasan, yakni
harus memakai lafadz ini dan tidak boleh lafadz yang lain. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
dan murid beliau Ibnul Qayyim, memilih pendapat yang menyatakan akad nikah bisa
terjalin dengan lafadz apa saja yang menunjukkan ke sana, tanpa pembatasan harus
dengan lafadz tertentu. Bahkan bisa dengan menggunakan bahasa apa saja, selama
yang diinginkan dengan lafadz tersebut adalah penetapan akad. Ini merupakan pendapat
jumhur ulama, seperti Malik, Abu Hanifah, dan salah satu perkataan dari mazhab Ahmad.
Akad nikah seorang yang bisu tuli bisa dilakukan dengan menuliskan ijab qabul atau
dengan isyarat yang dapat dipahami.
Syarat NikahSyarat Nikah
Nunggu apa lagi Aa?
Eneng mah..... kumaha Aa..
Syarat NikahSyarat Nikah
SYARAT PERTAMA:
Kejelasan kedua mempelai,
Siapa mempelai laki-laki dan siapa mempelai
wanita
Dengan isyarat (menunjuk) atau menyebutkan
nama atau sifatnya yang khusus.
Sehingga tidak cukup bila seorang wali hanya
mengatakan, “Aku nikahkan engkau dengan
putriku”, sementara ia memiliki beberapa orang
putri.
Syarat NikahSyarat Nikah
SYARAT KEDUA:
Keridhaan dari masing-masing pihak, hadis riwayat Abu
Hurairah
•‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬
‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬
Tidak boleh seorang janda dinikahkan hingga ia diajak
musyawarah/dimintai pendapat, dan tidak boleh
seorang gadis dinikahkan sampai dimintai izinnya.
Terkecuali bila si wanita masih kecil, belum baligh,
maka boleh bagi walinya menikahkannya tanpa
seizinnya.
Syarat NikahSyarat Nikah
SYARAT KETIGA:
Adanya wali bagi calon mempelai wanita.
Nabi bersabda:
•
Tidak sah nikah tanpa wali
•
Wanita mana saja yang menikah tanpa izin wali-
walinya maka nikahnya batil, nikahnya batil,
nikahnya batil.” (HR. Abu Dawud)
Catatan
• Jika seorang wanita menikahkan dirinya sendiri tanpa adanya wali maka nikahnya
batil, tidak sah. Demikian pula bila ia menikahkan wanita lain. Ini merupakan
pendapat jumhur ulama dan inilah pendapat yang rajih. Adapun Abu Hanifah
menyelisihi pendapat yang ada, karena beliau berpandangan boleh bagi seorang
wanita menikahkan dirinya sendiri ataupun menikahkan wanita lain, sebagaimana
ia boleh menyerahkan urusan nikahnya kepada selain walinya.
• Nikah tanpa wali tidak sah, wajib untuk dipisahkan di hadapan hakim, atau suami
tersebut langsung menceraikan isterinya, dan jika telah terjadi hubungan badan
maka mempelai wanita berhak untuk mendapat mahar (mas kawin) yang sesuai.
• Akad nikah wajib disaksikan oleh dua orang saksi yang adil dan dewasa.
Hikmah NikahHikmah Nikah
Hikmah NikahHikmah Nikah
• Pernikahan merupakan suasana
salihah yang menjurus kepada
pembangunan serta ikatan
kekeluargaan, memelihara
kehormatan dan menjaganya dari
segala keharaman, nikah juga
merupakan ketenangan dan
tuma'ninah, karena dengannya bisa
didapat kelembutan, kasih sayang
serta kecintaan diantara suami dan
isteri.
• Nikah merupakan jalan terbaik untuk
memiliki anak, memperbanyak
keturunan, sambil menjaga nasab
yang dengannya bisa saling mengenal,
bekerja sama, berlemah lembut dan
saling tolong menolong.
Hikmah NikahHikmah Nikah
•Nikah merupakan jalan terbaik
untuk menyalurkan kebutuhan
biologis, menyalurkan syahwat
dengan tanpa resiko terkena
penyakit.
•Nikah bisa dimanfaatkan untuk
membangun keluarga salihah
yang menjadi panutan bagi
masyarakat, suami akan
berjuang dalam bekerja,
memberi nafkah dan menjaga
keluarga, sementara isteri
mendidik anak, mengurus
rumah dan mengatur
penghasilan, dengan demikian
masyarakat akan menjadi benar
keadaannya.
•Nikah akan memenuhi sifat
kebapakan serta keibuan yang
tumbuh dengan sendirinya
ketika memiliki keturunan.
KhitbahKhitbah
Pinangan
KhitbahKhitbah
• Para ulama sepakat bahwa laki-laki yang
melamar (al-khatib) diperkenankan
melihat (nadhar) wanita yang dilamar
(al-makhtubah).
• Dalilnya:
‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬ : ‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬
‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬)
‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬: ‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬ ‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬ ‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬ ‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬
‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬ : ‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬ .‫ه‬‫ه‬‫ه‬ : ‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬
(‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬
• Menurut riwayat Muslim dari Abu
Hurairah bahwa Nabi pernah bertanya
kepada seseorang yang akan menikahi
seorang wanita: "Apakah engkau telah
melihatnya?" Ia menjawab: Belum.
Beliau bersabda: "Pergi dan lihatlah dia.”
KhitbahKhitbah
•
Dari Jabir bahwa Rasulullah bersabda:
"Apabila salah seorang di antara kamu
melamar perempuan, jika ia bisa
memandang bagian tubuhnya yang
menarik untuk dinikahi, hendaknya ia
lakukan."
KhitbahKhitbah
• Para ulama telah sepakat bahwa wanita yang dilamar
boleh dilihat wajah dan telapak tangannya. Wajah
dan tangan sudah cukup untuk menilai wanita
tersebut. Dengan melihat wajah dapat diketahui
kecantikannya, dan dengan melihat telapak tangan
dapat dilihat subur dan sehat tidaknya anggota badan
lainnya.
• Perempuan yang boleh dipinang adalah yang
memenuhi syarat: Tidak dalam pinangan orang lain,
pada saat dipinang tidak ada penghalang syar’i yang
melarang pernikahan, dan perempuan tersebut tidak
dalam masa ‘iddah karena talak raj’i.
Terlarang!
• Larangan melakukan khitbah
terhadap wanita yang sudah
dilamar orang.
•‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬ -‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬ ‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬
‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬ : ‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬ -‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬
‫ه‬‫ه‬‫ه‬)‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬ ‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬
‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬
‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬
‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬ (‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬
‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬
Kafa’ahKafa’ah
Pasangan Sekufu; Sederajat; Harmonis
Kafa’ahKafa’ah
• Kafa`ah atau kufu` berarti
sederajat, sepadan atau
sebanding. Yang dimaksud
dengan kufu` dalam pernikahan
adalah laki-laki sebanding dengan
calon istrinya, sama dalam
kedudukan, sebanding dalam
tingkat sosial dan sederajat dalam
akhlak serta kekayaan. Kafa`ah
merupakan faktor yang dapat
mendorong terciptanya
kebahagiaan suami istri.
• Ibnu Hazm berpendapat bahwa
tidak ada ukuran dalam masalah
kufu`, semua Islam asal tidak
berzina, boleh menikah dengan
perempuan muslimah yang bukan
pezina.
Kafa’ahKafa’ah
• Sebagian ulama
mengatakan bahwa
kufu` selain diukur dari
sikap jujur dan budi
luhur, juga dilihat dari
keturunan (nasab),
misalnya orang Arab
sekufu dengan Arab yang
lain, merdeka dan bukan
dengan hamba sahaya,
beragama Islam,
pekerjaan, kekayaan,
usia, pendidikan, dan
tidak cacat.
• Bibit-bobot-bebet
Kafa’ahKafa’ah
• Meskipun kufu` dapat dijadikan barometer, namun nilai
kemanusiaan pada setiap orang adalah sama, yang
membedakan ialah derajat ketaqwaannya.
• Bahkan Rasulullah bersabda:
•
Jika datang kepadamu seorang laki-laki yang agama dan
akhlaknya kamu sukai, maka nikahkanlah dia. Jika kamu tidak
berbuat demikian, akan terjadi fitnah dan kerusakan yang
hebat di muka bumi. (HR. Tirmidzi)
• Kufu` diukur ketika berlangsungnya akad nikah. Jika
selesai akad nikah terjadi kekurangan, maka hal itu
tidaklah mengganggu dan tidak membatalkan apa
yang sudah terjadi, serta tidak mempengaruhi
hukum akad nikah.
Terpaut usia
MaharMahar
(Mas Kawin)
MaharMahar
• Mahar atau mas kawin adalah harta atau pekerjaan yang diberikan
oleh seorang laki-laki kepada seorang perempuan sebagai pengganti
dalam sebuah pernikahan menurut kerelaan dan kesepakatan kedua
belah pihak, atau berdasarkan ketetapan dari hakim.
• Dalam bahasa Arab, mas kawin sering disebut dengan istilah mahar,
shadaq, faridhah dan ajr.
• QS. al-Nisa’: 4
•
• Suami berkewajiban menyerahkan mahar atau mas kawin kepada
calon istrinya.
• Sebaik-baik mas kawin adalah yang ringan sesuai kemampuan: ,
walaupun tidak dilarang untuk memberi sebanyak mungkin mas
kawin (QS Al-Nisa’: 20).
• Ini karena pernikahan bukan akad jual beli, dan mahar bukan harga
seorang wanita.
Macam-macam Mahar
• Dari segi jumlah dan besar nilainya, mahar terbagi kepada dua:
Musamma (yang disebutkan, diucapkan) dan Ghair Musamma (tidak
disebutkan).
• Diistilahkan Mahar Musamma karena isteri menentukan jumlah mas
kawinnya secara jelas dan tegas.
• Sedangkan Ghairi Musamma atau Mahar al-Maskut 'Anhu terjadi jika
isteri tidak menentukan jumlah nominal maharnya, maka calon suami
harus membayar Mahar Mitsil, yaitu mahar yang sebanding atau yang
sama, maksudnya calon suami harus melihat berapa besar mas kawin
yang diterima oleh bibi atau tante si wanita tersebut dari pihak
ayahnya. Apabila tidak ada bibi, harus melihat berapa umumnya besar
mas kawin yang berlaku di daerah tersebut. Hal ini agar tidak terjadi
saling olok, atau merasa direndahkan dan tidak dihargai.
Waktu
• Dari segi waktu pembayarannya, mahar terbagi kepada
Mu'ajjal / (dibayar kontan saat itu juga) dan Muajjal /
(ditangguhkan, dibayar setengahnya dahulu dan sisanya dibayar
belakangan).
• Sementara dari segi besar atau jumlah mahar yang berhak
dimiliki oleh isteri, mahar terbagi kepada mahar al-kull (mas
kawin di mana isteri harus mendapatkan semua mahar), mahar
an-nishf (isteri hanya berhak mendapatkan setengah dari jumlah
mahar, jika dicerai sebelum dukhul dan maharnya musamma,
QS. Al-Baqarah: 237), dan al-mut'ah (pemberian biasa bagi
setiap wanita yang ditalak sebagai hibah, apabila mahar tersebut
Ghair Musamma dan wanita tersebut belum didukhul, keduanya
belum berduaan di tempat sunyi).
Wali NikahWali Nikah
Wali
• Wali dalam pernikahan adalah yang menjadi pihak pertama dalam
aqad nikah, karena yang mempunyai wewenang menikahkan
mempelai perempuan, atau yang melakukan ijab. Sedang mempelai
laki-laki akan menjadi pihak kedua, atau yang melakukan qabul. Wali
perlu minta izin kepada mempelai wanita.
•(
•
• Siapakah Wali dalam Pernikahan? Jumhur ulama, di antara mereka
adalah Al-Imam Malik, Asy-Syafi’i, Ahmad, berpandangan bahwa wali
nasab seorang wanita dalam pernikahannya adalah dari kalangan
‘ashabah, yaitu kerabat dari kalangan laki-laki yang hubungan
kekerabatannya dengan si wanita terjalin dengan perantara laki-laki
(bukan dari pihak keluarga perempuan atau keluarga ibu tapi dari
pihak keluarga ayah/laki-laki).
Urutan Wali Nikah:
• 1. Ayah kandung.
• 2. Kakek, atau ayah dari ayah.
• 3. Saudara (kakak/adik laki-laki) se-ayah dan se-ibu.
• 4. Saudara (kakak/adik laki-laki) se-ayah saja.
• 5. Anak laki-laki dari saudara yang se-ayah dan se-ibu.
• 6. Anak laki-laki dari saudara yang se-ayah saja.
• 7. Saudara laki-laki ayah (paman).
• 8. Anak laki-laki dari saudara laki-laki ayah (sepupu).
• Kalau semua wali tidak ada maka walinya adalah pemerintah
(dalam hal ini KUA).
• Bila seorang wanita tidak memiliki wali nasab atau walinya
enggan menikahkannya, maka hakim/penguasa memiliki hak
perwalian atasnya dengan dalil sabda Rasulullah Saw:
•
• Madzhab Maliki memperbolehkan wali "kafalah", yaitu
perwalian yang timbul karena seorang lelaki yang menanggung
dan mendidik perempuan yang tidak mempunyai orang tua lagi,
sehingga ia seakan telah menjadi orang tuanya.
Akad Nikah
Akad Nikah
• Inilah inti nikah! Ada perjanjian yang sangat berat kepada
Allah, sehingga Allah memberi hak kepada kita beberapa
kesenangan dan memberi amanah di balik kesenangan-
kesenangan itu. Perjanjian ini terikat ketika seorang ayah
mengucapkan ijab atas anak gadisnya dan seorang laki-laki
mengucapkan qabul (penerimaan) untuk mengikat jalinan
perasaan sebagai suami-istri.
• Itulah akad nikah! Akad yang menjadikan halal apa-apa yang
sebelumnya haram, dan membuat berpahala apa-apa yang
sebelumnya merupakan dosa. Ikatan Itu Bernama Mitsaqan-
Ghalizha.
• Di haji wada’, Rasulullah Saw. mengingatkan dengan peringatan
suci, “Wahai manusia, sesungguhnya istri kalian mempunyai hak
atas kalian sebagaimana kalian mempunyai hak atas mereka. Hak
kalian atas mereka ialah mereka (para istri) tidak boleh
mengizinkan orang yang tidak kalian senangi masuk ke rumah
kecuali dengan izin kalian. Terlarang bagi mereka melakukan
kekejian. Jika mereka berbuat keji, bolehlah kalian menahan
mereka dan menjauhi tempat tidur mereka, serta memukul
mereka dengan pukulan yang tidak melukai mereka. Jika mereka
taat, maka kewajiban kalian adalah menjamin rezeki dan pakaian
mereka sebaik-baiknya. Ketahuilah, kalian mengambil wanita itu
sebagai amanah dari Allah, dan kalian halalkan kehormatan
mereka dengan Kitab Allah. Takutlah kepada Allah dalam
mengurus istri kalian. Aku wasiatkan kalian untuk selalu berbuat
baik.” “Aku wasiatkan kalian untuk selalu berbuat baik,” begitu
kata-kata terakhir dari Rasulullah ketika mengingatkan kita
tentang kewajiban di balik amanah pernikahan.
• Pada saat
pelaksanaan akad
nikah, yang dituntut
hadir adalah
mempelai laki-laki,
mempelai
perempuan, wali
perempuan, 2 saksi,
serta mahar.
Nikah Yang DiharamkanNikah Yang Diharamkan
Nikah Yang DiharamkanNikah Yang Diharamkan
• Nikah Ar-Rahth. Sejumlah orang bersetubuh dengan seorang wanita.
Inilah yang disampaikan Ummul Mukminin Aisyah. Ia menuturkan,
“Sejumlah orang, tidak lebih dari sepuluh orang, menemui seorang
wanita untuk bersetubuh dengannya. Ketika mereka berkumpul disisinya,
dia menyatakan kepada mereka, ‘Kalian telah mengetahui urusan kalian
dan aku telah melahirkan anak. Ia adalah anakmu wahai fulan. Berilah ia
nama yang kamu suka.’ Lalu anak itu diberikan kepada orang itu, dan pria
yang ditunjuk ini tidak bisa menolaknya.” (HR. Bukhari, Abu Daud).
• Nikah Al-Istibdha. Seorang membawa istrinya kepada orang yang
diinginkannya. Yaitu orang tertentu dari kalangan pemimpin atau
pembesar yang dikenal dengan keberanian dan kedermawanannya agar
sanga isteri melahirkan anak sepertinya.
Nikah Yang DiharamkanNikah Yang Diharamkan
• Nikah Mut’ah. Artinya adalah menikahi wanita hingga
waktu tertentu. Jika waktunya telah habis, maka
perceraian otomatis terjadi.
• Nikah Syighar. Yaitu wali menikahkan gadis yang
diurusnya kepada seorang pria dengan syarat pria
tersebut menikahkannya pula dengan gadis yang
diurusnya. Nafi berkata, “Syighar adalah seorang laki-
laki menikahi puteri laki-laki lainnya dan dia pun
menikahkannya dengan puterinya tanpa mahar. Atau
seorang laki-laki menikahi saudara perempuan laki-laki
lainnya lalu dia menikahkannya pula dengan saudara
perempuannya tanpa mahar.
• Dalam konteks modern, zaman sekarang ada istilah
nikah ‘urfi dan nikah misyar yang bertujuan hanya untuk
bersenang-senang tanpa tanggung jawab.
Nikah Yang DiharamkanNikah Yang Diharamkan
Berikut ini di antara pernikahan yang diharamkan:
a. Nikah dalam masa iddah dan menikahi wanita kafir selain kitabiyah (wanita Yahudi dan
Nasrani) (QS. Al-Baqarah: 221).
b. Menikah dengan wanita-wanita yang diharamkan karena senasab dan mushaharah
(hubungan kekeluargaan karena ikatan perkawinan). (QS. An-Nisa: 23).
c. Diharamkan menikahi wanita-wanita yang diharamkan karena sepersusuan.
d. Tidak boleh menghimpun antara wanita dengan bibinya. Nabi Saw bersabda, “Tidak boleh
dikumpulkan antara wanita dengan bibinya (dari pihak bapak) dan wanita dengan bibinya
(dari pihak ibu).” (HR. Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi, Abu Daud, dan Ahmad).
e. Wanita diharamkan bagi suaminya setelah talak ketiga, dan tidak dihalalkan untuknya hingga
menikah dengan suami selainnya dengan pernikahan yang wajar. (QS. Al-Baqarah: 230).
f. Orang yang sedang berihram tidak boleh menikah.
g. Tidak boleh menikahi wanita yang masih bersuami, dan tidak boleh menikahi wanita pezina.
(QS. An-Nur: 3)
h. Diharamkan menikah lebih dari empat wanita.
Thalaq
Cerai
• Talak berasal dari kata “ithlaq” yang artinya secara bahasa
adalah perpisahan, melepaskan, lepas atau bebas. Menurut
istilah agama, thalak artinya melepaskan ikatan perkawinan
atau putusnya hubungan perkawinan (suami-istri) dengan
mengucapkan secara sukarela ucapan thalak kepada istrinya,
dengan kata-kata yang jelas (sharih) ataupun dengan kata-kata
sindiran (kinayah).
• Dalam Al Qur'an Surat Al Baqarah (2) : 229 dijelaskan bahwa
talak harus dilakukan secara bertahap. Talak satu, talak dua
dan baru dijatuhkan talak tiga jika proses rujuk pada talak satu
dan talak dua tidak berhasil.
MACAM-MACAM THALAQ
• Pertama, ditinjau dari segi bilangan dan kebolehan kembali kepada mantan isteri, talak
terbagi dua yaitu talak raj’i dan talak bain.
Talak Raj’i, ialah talak yang dapat dirujuk, yaitu talak ke I dan talak ke II, sesuai dengan al-
Qur’an Surat al-Baqarah ayat 229, yang artinya; “Talak (yang dapat dirujuk) itu dua kali.”
Talak Bâin, ialah talak yang tidak dapat dirujuk, yaitu talak ke III, talak Khulu’ (talak tebus,
permintaan cerai dari pihak isteri dengan tebusan / iwadl dari pihak istri kepada pihak
suami), dan talak atas putusan pengadilan.
Talak Bâin terbagi dua: 1. Talak Bain Sughra, ialah talak yang tidak dapat rujuk kecuali
dengan perkawinan baru dan dengan persetujuan istri, yaitu talak qabla dukhul, talak khulu’
dan talak atas putusan pengadilan. 2. Talak Bain Kubra, ialah talak yang tidak dapat rujuk,
karena talak sudah dijatuhkan sebanyak tiga kali, dan bila seorang bekas suami akan kembali
lagi, maka bekas istri tersebut harus pernah kawin dahulu kepada pria lain dan sudah dicerai
pula, sesuai dengan al-Qur’an Surat al-Baqarah ayat 230, yang artinya; “Jika dia
menceraikannya (setalah talak yang kedua), maka perempuan itu tidak halal lagi baginya
sebelum dia menikah dengan suami yang lain.”
Macam Thalaq yang Kedua, ditinjau dari
segi waktu dijatuhkannya
1. Talak Sunni / Talak Jawaz yaitu talak yang dijatuhkan sesuai dengan tuntutan sunah yang
meliputi dua syarat, ialah: isteri yang ditalak sudah pernah digauli (disetubuhi); isteri dapat
segera melakukan ‘iddah suci setelah ditalak, yakni ia dalam keadaan suci dari haid dan
belum digauli ketika talak dijatuhkan.
2. Talak Bid’i / Talak haram yaitu talak yang dijatuhkan tidak sesuai dengan tuntutan sunah /
tidak memenuhi kriteria yang terdapat dalam talak sunni. Talak ini diharamkan lantaran
merugikan pihak isteri sebab ‘iddahnya lebih lama dari iddah talak sunni. Macam talak yang
masuk dalam kategori talak ini adalah:
a. Talak yang dijatuhkan kepada isteri disaat sedang haid dan begitupun ketika nifas (40 hari
setelah melahirkan);
b. Talak yang dijatuhkan kepada isteri disaat ia dalam keadaan suci, tetapi pernah digauli
(disetubuhi) dalam rentan waktu suci tersebut.
3. Talak bukan Suni dan talak bukan Bid’i yaitu talak yang dijatuhkan terhadap salah satu hal
berikut:
a. isteri yang ditalak itu belum pernah digauli (disetubuhi);
b. isteri yang ditalak itu belum pernah haid / telah lepas dari masa haid (monopouse);
c. isteri yang ditalak dalam keadaan hamil.
Thalaq Al-Battah
• Ada pula istilah Thalaq Al-Battah, yaitu talak tiga yang
dijatuhkan sekaligus dalam satu kali kesempatan.
• Talak jenis ini pernah terjadi pada masa Rasulullah dan
masa Abu Bakar Shiddiq r.a, serta dua tahun pertama
pemerintahan Umar bin Khathab ra., akan tetapi pada
masa itu Thalaq Al Battah dihukum hanya jatuh satu. Baru
pada tahun ketiga pemerintahan Umar bin Khathab r.a.
• Thalaq Al Battah dihukum jatuh tiga. Penetapan jatuh tiga
terhadap Thalaq al-Battah merupakan ijtihad Khalifah Umar
bin Khathab ra. yang dilakukan untuk menjawab atas
problem sosial akibat perkembangan peradaban yang
terjadi pada masa itu, dengan maksud untuk membela dan
menyelamatkan kaum perempuan dari kesewenangan laki-
laki.
Hukum Thalaq
• Rasulullah bersabda: “Tiga perkara jika diucapkan
serius jadi benar dan jika diucapkan main-mainpun
juga jadi benar; nikah, talak dan rujuk”.
(HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, Hasan menurut
At-Tirmidzi dan shahih menurut Al-Hakim)
•(
HUKUM TALAK
• Pada dasarnya perceraian atau talak itu adalah sesuatu yang tidak disenangi yang
dalam istilah ushul fiqh disebut makruh. Walaupun hukum asal dari talak itu
makruh, namun melihat keadaan tertentu dalam situasi tertentu maka hukum
talak itu adalah sebagai berikut:
1. Nadab/sunat, yaitu bila keadaan rumah tangga sudah tidak bisa dilanjutkan dan
seandainya dipertahankan maka akan timbul kemudaratan yang lebih besar
diantara kedua belah pihak.
2. Mubah atau boleh saja dilakukan bila memang perlu terjadinya perceraian dan
tidak ada pihak-pihak yang dirugikan dengan perceraian itu dan manfaatnya ada.
3. Wajib atau mesti dilakukan, yaitu perceraian yang mesti dilakukan oleh hakim
terhadap seorang yang telah bersumpah untuk tidak menggauli isterinya sampai
masa tertentu, serta ia tidak mampu pula membayar kaffarat sumpah. Dan
tindakan ini memudaratkan bagi isteri.
4. Haram talak itu dilakukan tanpa alasan sedangkan isterinya dalam keadaan haid
atau suci yang dalam masa itu ia telah di gauli.
Masa ‘Iddah dan Ruju’
• Dalam Kompilasi Hukum Islam dijelaskan, ’IDDAH adalah masa tunggu
bagi wanita yang ditinggal mati atau bercerai dari suaminya yang tidak
memungkinkan baginya untuk menikah lagi dengan laki-laki lain.
• Masa ’iddah berlaku bagi isteri yang putus perkawinannya kecuali qobla al
dukhul dan perkawinannya putus bukan karena kematian suami.
• Waktu tunggu:
1) Karena kematian: 130 hari jika tidak hamil. Jika hamil sampai melahirkan.
2) Karena perceraian:
- 3 kali suci, minimal 90 hari (bagi yang masih haid)
- 90 hari bagi yang tidak haid (QS. al-Thalaq: 4)
- Hamil sampai melahirkan (QS. al-Tbalaq: 4)
3) Tidak ada waktu tunggu bagi janda karena perceraian qabla dhukul.
• Mulai masa tunggu. Jika karena perceraian: setelah putusan Pengadilan
Agama mempunyai kekuatan hukum tetap. Jika karena kematian: sejak
kematian suami.
RujukRujuk
RUJUK
• Berasal dan kala Arab raj’ah yang artinya kembali. Jadi
rujuk adalah kembali hidup sebagai suami isteri antara
laki-laki dan perempuan yang melakukan perceraian
dengan talak raj’i selama masih dalam masa ’iddah
tanpa dengan akad nikah baru.
SYARAT RUJUK
1. Putusnya perkawinan karena
talak., kecuali qobla al dukhul
atau talak 3x.
2. Putusnya perkawinan karena
putusan pengadilan kecuali
alasan zina atau khuluk (talak
dengan iwald baik khuluk
maupun taklik talak).
3. Masih dalam masa ’iddah.
4. Ada persetujuan isteri. Rujuk
tanpa persetujuan isteri dapat
dinyatakan tidak sah dengan
putusan pengadilan agama.
Tahni’ah
Selamat
Title
 Dianjurkan untuk memberi selamat kepada pengantin,
sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Abu Hurairoh
r.a: bahwasanya Nabi SAW jika memberi selamat
kepada seseorang beliau berkata:
"
 Semoga Allah memberi berkah kepada kalian, dan
melimpahkan keberkahannya terhadap kalian, serta
menggabungkan kalian berdua dalam kebaikan" (H.R
Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Terima Kasih
Title
Title
• Text
Title
Title
• Text
Khitbah Nikah
Khitbah Nikah

More Related Content

What's hot

Nikah, talaq, cerai, & rujuk
Nikah, talaq, cerai, & rujukNikah, talaq, cerai, & rujuk
Nikah, talaq, cerai, & rujukAlfin Berrtrand
 
Pernikahan dalam Islam
Pernikahan dalam IslamPernikahan dalam Islam
Pernikahan dalam IslamMey Sari
 
Bab 5 Munakahat ( Pernikahan )
Bab 5 Munakahat ( Pernikahan )Bab 5 Munakahat ( Pernikahan )
Bab 5 Munakahat ( Pernikahan )Dian Anisa Putri
 
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)Marhamah Saleh
 
Hukum perkawinan islam euis n
Hukum perkawinan islam euis nHukum perkawinan islam euis n
Hukum perkawinan islam euis nMeehawk
 
Hak dan Kewajiban Suami Istri
Hak dan Kewajiban Suami IstriHak dan Kewajiban Suami Istri
Hak dan Kewajiban Suami IstriAbdul Azis
 
FIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahan
FIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahanFIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahan
FIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahanAhmad Haris Miftah
 
Talak, iddah, rujuk
Talak, iddah, rujukTalak, iddah, rujuk
Talak, iddah, rujukayudinss
 
Ppt mahar terbaru
Ppt mahar terbaruPpt mahar terbaru
Ppt mahar terbaruNur Iska
 
Agama iddah & rujuk materi xii
Agama iddah & rujuk materi xiiAgama iddah & rujuk materi xii
Agama iddah & rujuk materi xiiDhio Asfah
 
Khulu (gugatan cerai seorang istri)
Khulu (gugatan cerai seorang istri)Khulu (gugatan cerai seorang istri)
Khulu (gugatan cerai seorang istri)kristinwiranata
 
PPT Manthuq dan Mafhum
PPT Manthuq dan MafhumPPT Manthuq dan Mafhum
PPT Manthuq dan Mafhumrismariszki
 

What's hot (20)

Nikah, talaq, cerai, & rujuk
Nikah, talaq, cerai, & rujukNikah, talaq, cerai, & rujuk
Nikah, talaq, cerai, & rujuk
 
Pernikahan dalam Islam
Pernikahan dalam IslamPernikahan dalam Islam
Pernikahan dalam Islam
 
Bab 5 Munakahat ( Pernikahan )
Bab 5 Munakahat ( Pernikahan )Bab 5 Munakahat ( Pernikahan )
Bab 5 Munakahat ( Pernikahan )
 
Pengertian talak
Pengertian talakPengertian talak
Pengertian talak
 
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
 
Fikih Mahar
Fikih  MaharFikih  Mahar
Fikih Mahar
 
Hukum perkawinan islam euis n
Hukum perkawinan islam euis nHukum perkawinan islam euis n
Hukum perkawinan islam euis n
 
Hak dan Kewajiban Suami Istri
Hak dan Kewajiban Suami IstriHak dan Kewajiban Suami Istri
Hak dan Kewajiban Suami Istri
 
FIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahan
FIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahanFIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahan
FIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahan
 
khulu dan fasakh
khulu dan fasakhkhulu dan fasakh
khulu dan fasakh
 
Iddah dan ihdad
Iddah dan ihdadIddah dan ihdad
Iddah dan ihdad
 
RUJUK
RUJUKRUJUK
RUJUK
 
Talak, iddah, rujuk
Talak, iddah, rujukTalak, iddah, rujuk
Talak, iddah, rujuk
 
Ppt mahar terbaru
Ppt mahar terbaruPpt mahar terbaru
Ppt mahar terbaru
 
Agama iddah & rujuk materi xii
Agama iddah & rujuk materi xiiAgama iddah & rujuk materi xii
Agama iddah & rujuk materi xii
 
PPT PERNIKAHAN
PPT PERNIKAHANPPT PERNIKAHAN
PPT PERNIKAHAN
 
Munakahat
MunakahatMunakahat
Munakahat
 
Khulu (gugatan cerai seorang istri)
Khulu (gugatan cerai seorang istri)Khulu (gugatan cerai seorang istri)
Khulu (gugatan cerai seorang istri)
 
Talak & Rujuk
Talak & RujukTalak & Rujuk
Talak & Rujuk
 
PPT Manthuq dan Mafhum
PPT Manthuq dan MafhumPPT Manthuq dan Mafhum
PPT Manthuq dan Mafhum
 

Similar to Khitbah Nikah

Munakahat (pernikahan)
Munakahat (pernikahan)Munakahat (pernikahan)
Munakahat (pernikahan)Micing
 
Munakahat: Pernikahan dalam Islam
Munakahat: Pernikahan dalam IslamMunakahat: Pernikahan dalam Islam
Munakahat: Pernikahan dalam IslamVonita Amelia
 
Jasa nikah siri jawa tengah
Jasa nikah siri jawa tengahJasa nikah siri jawa tengah
Jasa nikah siri jawa tengahJasaNikahSiri1
 
jjjĥjjjjjjjjjiijgfrdchjoiuffvnkkittrrxvbkooiyfgg
jjjĥjjjjjjjjjiijgfrdchjoiuffvnkkittrrxvbkooiyfggjjjĥjjjjjjjjjiijgfrdchjoiuffvnkkittrrxvbkooiyfgg
jjjĥjjjjjjjjjiijgfrdchjoiuffvnkkittrrxvbkooiyfggayaka29
 
Ketentuan islam tentang hukum keluarga
Ketentuan islam tentang hukum keluargaKetentuan islam tentang hukum keluarga
Ketentuan islam tentang hukum keluargaYulia Fauzi
 
Munakahat kelompok 7
Munakahat   kelompok 7Munakahat   kelompok 7
Munakahat kelompok 7Mai Hasibuan
 
Fiqih munakahat dan teknik perkawinan
Fiqih munakahat dan teknik perkawinanFiqih munakahat dan teknik perkawinan
Fiqih munakahat dan teknik perkawinanbudistaiattanwir
 
Jasa nikah siri jawa barat
Jasa nikah siri jawa baratJasa nikah siri jawa barat
Jasa nikah siri jawa baratJasaNikahSiri1
 
Agama- Munakahat
Agama- MunakahatAgama- Munakahat
Agama- Munakahatbeksblack
 

Similar to Khitbah Nikah (20)

Munakahat (pernikahan)
Munakahat (pernikahan)Munakahat (pernikahan)
Munakahat (pernikahan)
 
Munakahat: Pernikahan dalam Islam
Munakahat: Pernikahan dalam IslamMunakahat: Pernikahan dalam Islam
Munakahat: Pernikahan dalam Islam
 
7. fiqh munakahat
7. fiqh munakahat7. fiqh munakahat
7. fiqh munakahat
 
Pernikahan
PernikahanPernikahan
Pernikahan
 
Ummi s xii ips-3
Ummi s xii ips-3Ummi s xii ips-3
Ummi s xii ips-3
 
Ummi s xii ips-3
Ummi s xii ips-3Ummi s xii ips-3
Ummi s xii ips-3
 
Bab 5
Bab 5Bab 5
Bab 5
 
BAB Pernikahan.pptx
BAB Pernikahan.pptxBAB Pernikahan.pptx
BAB Pernikahan.pptx
 
Fiqih III
Fiqih IIIFiqih III
Fiqih III
 
Jasa nikah siri jawa tengah
Jasa nikah siri jawa tengahJasa nikah siri jawa tengah
Jasa nikah siri jawa tengah
 
Munakahat - Agama
Munakahat - AgamaMunakahat - Agama
Munakahat - Agama
 
jjjĥjjjjjjjjjiijgfrdchjoiuffvnkkittrrxvbkooiyfgg
jjjĥjjjjjjjjjiijgfrdchjoiuffvnkkittrrxvbkooiyfggjjjĥjjjjjjjjjiijgfrdchjoiuffvnkkittrrxvbkooiyfgg
jjjĥjjjjjjjjjiijgfrdchjoiuffvnkkittrrxvbkooiyfgg
 
Ketentuan islam tentang hukum keluarga
Ketentuan islam tentang hukum keluargaKetentuan islam tentang hukum keluarga
Ketentuan islam tentang hukum keluarga
 
Munakahat
MunakahatMunakahat
Munakahat
 
Munakahat
MunakahatMunakahat
Munakahat
 
Munakahat kelompok 7
Munakahat   kelompok 7Munakahat   kelompok 7
Munakahat kelompok 7
 
Fiqih munakahat dan teknik perkawinan
Fiqih munakahat dan teknik perkawinanFiqih munakahat dan teknik perkawinan
Fiqih munakahat dan teknik perkawinan
 
Jasa nikah siri jawa barat
Jasa nikah siri jawa baratJasa nikah siri jawa barat
Jasa nikah siri jawa barat
 
Munahakat 12ipa 2
Munahakat 12ipa 2Munahakat 12ipa 2
Munahakat 12ipa 2
 
Agama- Munakahat
Agama- MunakahatAgama- Munakahat
Agama- Munakahat
 

More from Abdul Aziz Siswanto

Khutbah Jumat Online Edisi Khusus Corona
Khutbah Jumat Online Edisi Khusus CoronaKhutbah Jumat Online Edisi Khusus Corona
Khutbah Jumat Online Edisi Khusus CoronaAbdul Aziz Siswanto
 
Bimbingan kesehatan jamaah haji word
Bimbingan kesehatan jamaah haji  wordBimbingan kesehatan jamaah haji  word
Bimbingan kesehatan jamaah haji wordAbdul Aziz Siswanto
 
Tidak memenuhi syarat istithaah kesehatan haji untuk sementara
Tidak memenuhi syarat istithaah kesehatan haji untuk sementaraTidak memenuhi syarat istithaah kesehatan haji untuk sementara
Tidak memenuhi syarat istithaah kesehatan haji untuk sementaraAbdul Aziz Siswanto
 
Bimbingan manasik haji-KESEHATAN HAJI
Bimbingan manasik haji-KESEHATAN HAJIBimbingan manasik haji-KESEHATAN HAJI
Bimbingan manasik haji-KESEHATAN HAJIAbdul Aziz Siswanto
 
Materi binsik kh mutashim billah 2019
Materi binsik kh mutashim billah 2019Materi binsik kh mutashim billah 2019
Materi binsik kh mutashim billah 2019Abdul Aziz Siswanto
 
Pelaksanaan sholat arba'in beserta hikmah nya-aziz
Pelaksanaan sholat arba'in beserta hikmah nya-azizPelaksanaan sholat arba'in beserta hikmah nya-aziz
Pelaksanaan sholat arba'in beserta hikmah nya-azizAbdul Aziz Siswanto
 
06 mengenal tempat ziarah-editted juni 2019
06 mengenal tempat ziarah-editted juni 201906 mengenal tempat ziarah-editted juni 2019
06 mengenal tempat ziarah-editted juni 2019Abdul Aziz Siswanto
 
IBADAH & KEGIATAN SELAMA DI PESAWAT + TOILET TRAINING
IBADAH & KEGIATAN SELAMA DI PESAWAT + TOILET TRAININGIBADAH & KEGIATAN SELAMA DI PESAWAT + TOILET TRAINING
IBADAH & KEGIATAN SELAMA DI PESAWAT + TOILET TRAININGAbdul Aziz Siswanto
 
IBADAH & KEGIATAN SELAMA DI PESAWAT + TOILET TRAINING
IBADAH & KEGIATAN SELAMA DI PESAWAT + TOILET TRAININGIBADAH & KEGIATAN SELAMA DI PESAWAT + TOILET TRAINING
IBADAH & KEGIATAN SELAMA DI PESAWAT + TOILET TRAININGAbdul Aziz Siswanto
 
Materi Binsik KH Drs. Mutashim Billah, M.H.I.- 2019
Materi Binsik KH Drs. Mutashim Billah, M.H.I.- 2019Materi Binsik KH Drs. Mutashim Billah, M.H.I.- 2019
Materi Binsik KH Drs. Mutashim Billah, M.H.I.- 2019Abdul Aziz Siswanto
 
HAK & KEWAJIBAN JAMAAH HAJI 2019/1440-1441 H
HAK & KEWAJIBAN JAMAAH HAJI 2019/1440-1441 HHAK & KEWAJIBAN JAMAAH HAJI 2019/1440-1441 H
HAK & KEWAJIBAN JAMAAH HAJI 2019/1440-1441 HAbdul Aziz Siswanto
 

More from Abdul Aziz Siswanto (20)

Khutbah Jumat Online Edisi Khusus Corona
Khutbah Jumat Online Edisi Khusus CoronaKhutbah Jumat Online Edisi Khusus Corona
Khutbah Jumat Online Edisi Khusus Corona
 
Aluspat Bogor '82
Aluspat Bogor '82Aluspat Bogor '82
Aluspat Bogor '82
 
Prosesi haji
Prosesi hajiProsesi haji
Prosesi haji
 
Bimbingan kesehatan jamaah haji word
Bimbingan kesehatan jamaah haji  wordBimbingan kesehatan jamaah haji  word
Bimbingan kesehatan jamaah haji word
 
Tidak memenuhi syarat istithaah kesehatan haji untuk sementara
Tidak memenuhi syarat istithaah kesehatan haji untuk sementaraTidak memenuhi syarat istithaah kesehatan haji untuk sementara
Tidak memenuhi syarat istithaah kesehatan haji untuk sementara
 
Tata cara di pesawat
Tata cara di pesawatTata cara di pesawat
Tata cara di pesawat
 
Rencana perjalanan haji
Rencana perjalanan hajiRencana perjalanan haji
Rencana perjalanan haji
 
Prosesi umrah
Prosesi umrahProsesi umrah
Prosesi umrah
 
Bimbingan manasik haji-KESEHATAN HAJI
Bimbingan manasik haji-KESEHATAN HAJIBimbingan manasik haji-KESEHATAN HAJI
Bimbingan manasik haji-KESEHATAN HAJI
 
Materi binsik kh mutashim billah 2019
Materi binsik kh mutashim billah 2019Materi binsik kh mutashim billah 2019
Materi binsik kh mutashim billah 2019
 
Peran karu dan karom 2019
Peran karu dan karom 2019Peran karu dan karom 2019
Peran karu dan karom 2019
 
Pelaksanaan sholat arba'in beserta hikmah nya-aziz
Pelaksanaan sholat arba'in beserta hikmah nya-azizPelaksanaan sholat arba'in beserta hikmah nya-aziz
Pelaksanaan sholat arba'in beserta hikmah nya-aziz
 
Hikmah perjalanan haji 2017
Hikmah perjalanan haji 2017Hikmah perjalanan haji 2017
Hikmah perjalanan haji 2017
 
06 mengenal tempat ziarah-editted juni 2019
06 mengenal tempat ziarah-editted juni 201906 mengenal tempat ziarah-editted juni 2019
06 mengenal tempat ziarah-editted juni 2019
 
IBADAH & KEGIATAN SELAMA DI PESAWAT + TOILET TRAINING
IBADAH & KEGIATAN SELAMA DI PESAWAT + TOILET TRAININGIBADAH & KEGIATAN SELAMA DI PESAWAT + TOILET TRAINING
IBADAH & KEGIATAN SELAMA DI PESAWAT + TOILET TRAINING
 
IBADAH & KEGIATAN SELAMA DI PESAWAT + TOILET TRAINING
IBADAH & KEGIATAN SELAMA DI PESAWAT + TOILET TRAININGIBADAH & KEGIATAN SELAMA DI PESAWAT + TOILET TRAINING
IBADAH & KEGIATAN SELAMA DI PESAWAT + TOILET TRAINING
 
Materi Binsik KH Drs. Mutashim Billah, M.H.I.- 2019
Materi Binsik KH Drs. Mutashim Billah, M.H.I.- 2019Materi Binsik KH Drs. Mutashim Billah, M.H.I.- 2019
Materi Binsik KH Drs. Mutashim Billah, M.H.I.- 2019
 
HAK & KEWAJIBAN JAMAAH HAJI 2019/1440-1441 H
HAK & KEWAJIBAN JAMAAH HAJI 2019/1440-1441 HHAK & KEWAJIBAN JAMAAH HAJI 2019/1440-1441 H
HAK & KEWAJIBAN JAMAAH HAJI 2019/1440-1441 H
 
Materi binsik 2019 desi
Materi binsik 2019 desiMateri binsik 2019 desi
Materi binsik 2019 desi
 
2 prosesi umroh
2   prosesi umroh2   prosesi umroh
2 prosesi umroh
 

Recently uploaded

Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 

Recently uploaded (20)

Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 

Khitbah Nikah

  • 3. Materi Fiqh Nikah 1. Terminologi Nikah 2. Hukum & Dalil Nikah 3. Rukun dan Syarat, 4. Wali Nikah, 5. Khitbah, 6. Kafa`ah, 7. Mahar, 8. Akad Nikah, 9. Thalaq, 10.Hukum Thalaq, 11.Masa ‘Iddah, 12.Ruju’ dan 13.Hikmah Nikah.
  • 5. Definisi Nikah • • Di kalangan ulama ushul berkembang tiga macam pendapat tentang arti lafaz nikah: a. Nikah menurut arti aslinya (arti hakiki) adalah bersetubuh dan menurut arti majazi (metaforis) adalah akad yang dengan akad ini menjadi halal hubungan kelamin antara pria dan wanita; demikian menurut golongan Hanafi. b. Nikah menurut arti aslinya ialah akad yang dengan akad ini menjadi halal hubungan kelamin antara pria dan wanita, sedangkan menurut arti majazi ialah bersetubuh, demikian menurut ahli ushul golongan Syafi’iyah. c. Nikah mengandung kedua arti sekaligus, yaitu sebagai akad dan setubuh. Ini menurut Abu Qasim al-Zajjad, Ibn Hazm dan Mazhab Hambali.
  • 7. Hukum Nikah • Para ulama sependapat bahwa nikah disyari’atkan dalam Islam. • Tetapi ada perbedaan pendapat mengenai hukum nikah. 1. Menikah itu hukumnya wajib. Pendapat ini dipelopori oleh Daud al- Dhahiri, Ibnu Hazm dan Imam Ahmad menurut salah satu riwayat. Alasannya perintah menikah dalam surat al-Nisa’ ayat 3, perintah mengawinkan pada surat al-Nur: 32 dan beberapa hadis riwayat Bukhari-Muslim menggunakan sighat amar yang menunjukkan perintah wajib secara mutlak. 2. Menikah hukumnya sunnah, menurut Imam Abu Hanifah dan Imam Ahmad menurut suatu riwayat. 3. Menikah hukumnya mubah, menurut Imam Syafi’i.
  • 8. Transformasi Hukum Nikah • HUKUM NIKAH dapat bertransformasi jika dikaitkan dengan kondisi serta tujuan pelaksanaannya. 1. Jaiz atau mubah (diperbolehkan), ini hukum asal dari nikah. 2. Sunah, bagi orang yang berkeinginan serta mampu memberi nafkah dsb. 3. Wajib, bagi orang yang mampu memberi nafkah dan dia takut akan tergoda pada kejahatan (zina). 4. Makruh, bagi orang yang tidak mampu memberi nafkah. 5. Haram, bagi orang yang berniat akan menyakiti perempuan yang dinikahinya.
  • 11.
  • 12. Hadits Tentang NikahHadits Tentang Nikah
  • 13. Abdullah Ibnu Mas'ud Ra berkata: Rasulullah Saw bersabda pada kami: "Wahai generasi muda, barangsiapa di antara kamu telah mampu berkeluarga hendaknya ia kawin, karena ia dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Barangsiapa belum mampu hendaknya berpuasa, sebab ia dapat mengendalikanmu." Anas Ibnu Malik Ra berkata: Rasulullah Saw memerintahkan kami berkeluarga dan sangat melarang kami membujang. Beliau bersabda: "Nikahilah perempuan yang subur dan penyayang, sebab dengan jumlahmu yang banyak aku akan berbangga di hadapan para Nabi pada hari kiamat." Dari Abu Hurairah Ra bahwa Nabi Saw bersabda: "Perempuan itu dinikahi karena empat hal, yaitu: harta, keturunan, kecantikan, dan agamanya. Dapatkanlah wanita yang taat beragama, engkau akan berbahagia."
  • 15. Rukun Nikah 1. Adanya calon suami dan istri yang tidak terhalang dan terlarang secara syar’i untuk menikah. Di antara perkara syar’i yang menghalangi misalnya si wanita yang akan dinikahi termasuk orang yang haram dinikahi oleh si lelaki karena adanya hubungan nasab atau hubungan penyusuan. Atau, si wanita sedang dalam masa ‘iddahnya. Penghalang lainnya, si lelaki adalah orang kafir, sementara wanita yang akan dinikahinya seorang muslimah. 2. Adanya ijab, yaitu lafadz yang diucapkan oleh wali atau yang menggantikan posisi wali. Misalnya dengan si wali mengatakan, “Zawwajtuka Fulanah” (”Aku nikahkan engkau dengan si Fulanah”) atau “Ankahtuka Fulanah” (”Aku nikahkan engkau dengan Fulanah”). 3. Adanya qabul, yaitu lafadz yang diucapkan oleh suami atau yang mewakilinya, dengan menyatakan, “Qabiltu Hadzan Nikah” atau “Qabiltu Hadzat Tazwij ” (”Aku terima pernikahan ini”) atau “Qabiltuha.” Dalam ijab dan qabul dipakai lafadz inkah dan tazwij karena dua lafadz ini yang disebut dalam Al-Qur`an. Seperti firman Allah Al-Ahzab: 37 dan An-Nisa`: 22. ~ Namun penyebutan dua lafadz ini dalam Al-Qur`an bukanlah sebagai pembatasan, yakni harus memakai lafadz ini dan tidak boleh lafadz yang lain. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan murid beliau Ibnul Qayyim, memilih pendapat yang menyatakan akad nikah bisa terjalin dengan lafadz apa saja yang menunjukkan ke sana, tanpa pembatasan harus dengan lafadz tertentu. Bahkan bisa dengan menggunakan bahasa apa saja, selama yang diinginkan dengan lafadz tersebut adalah penetapan akad. Ini merupakan pendapat jumhur ulama, seperti Malik, Abu Hanifah, dan salah satu perkataan dari mazhab Ahmad. Akad nikah seorang yang bisu tuli bisa dilakukan dengan menuliskan ijab qabul atau dengan isyarat yang dapat dipahami.
  • 16. Syarat NikahSyarat Nikah Nunggu apa lagi Aa? Eneng mah..... kumaha Aa..
  • 17.
  • 18. Syarat NikahSyarat Nikah SYARAT PERTAMA: Kejelasan kedua mempelai, Siapa mempelai laki-laki dan siapa mempelai wanita Dengan isyarat (menunjuk) atau menyebutkan nama atau sifatnya yang khusus. Sehingga tidak cukup bila seorang wali hanya mengatakan, “Aku nikahkan engkau dengan putriku”, sementara ia memiliki beberapa orang putri.
  • 19. Syarat NikahSyarat Nikah SYARAT KEDUA: Keridhaan dari masing-masing pihak, hadis riwayat Abu Hurairah •‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬ ‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬‫ح‬ Tidak boleh seorang janda dinikahkan hingga ia diajak musyawarah/dimintai pendapat, dan tidak boleh seorang gadis dinikahkan sampai dimintai izinnya. Terkecuali bila si wanita masih kecil, belum baligh, maka boleh bagi walinya menikahkannya tanpa seizinnya.
  • 20. Syarat NikahSyarat Nikah SYARAT KETIGA: Adanya wali bagi calon mempelai wanita. Nabi bersabda: • Tidak sah nikah tanpa wali • Wanita mana saja yang menikah tanpa izin wali- walinya maka nikahnya batil, nikahnya batil, nikahnya batil.” (HR. Abu Dawud)
  • 21. Catatan • Jika seorang wanita menikahkan dirinya sendiri tanpa adanya wali maka nikahnya batil, tidak sah. Demikian pula bila ia menikahkan wanita lain. Ini merupakan pendapat jumhur ulama dan inilah pendapat yang rajih. Adapun Abu Hanifah menyelisihi pendapat yang ada, karena beliau berpandangan boleh bagi seorang wanita menikahkan dirinya sendiri ataupun menikahkan wanita lain, sebagaimana ia boleh menyerahkan urusan nikahnya kepada selain walinya. • Nikah tanpa wali tidak sah, wajib untuk dipisahkan di hadapan hakim, atau suami tersebut langsung menceraikan isterinya, dan jika telah terjadi hubungan badan maka mempelai wanita berhak untuk mendapat mahar (mas kawin) yang sesuai. • Akad nikah wajib disaksikan oleh dua orang saksi yang adil dan dewasa.
  • 23. Hikmah NikahHikmah Nikah • Pernikahan merupakan suasana salihah yang menjurus kepada pembangunan serta ikatan kekeluargaan, memelihara kehormatan dan menjaganya dari segala keharaman, nikah juga merupakan ketenangan dan tuma'ninah, karena dengannya bisa didapat kelembutan, kasih sayang serta kecintaan diantara suami dan isteri. • Nikah merupakan jalan terbaik untuk memiliki anak, memperbanyak keturunan, sambil menjaga nasab yang dengannya bisa saling mengenal, bekerja sama, berlemah lembut dan saling tolong menolong.
  • 24. Hikmah NikahHikmah Nikah •Nikah merupakan jalan terbaik untuk menyalurkan kebutuhan biologis, menyalurkan syahwat dengan tanpa resiko terkena penyakit. •Nikah bisa dimanfaatkan untuk membangun keluarga salihah yang menjadi panutan bagi masyarakat, suami akan berjuang dalam bekerja, memberi nafkah dan menjaga keluarga, sementara isteri mendidik anak, mengurus rumah dan mengatur penghasilan, dengan demikian masyarakat akan menjadi benar keadaannya. •Nikah akan memenuhi sifat kebapakan serta keibuan yang tumbuh dengan sendirinya ketika memiliki keturunan.
  • 26. KhitbahKhitbah • Para ulama sepakat bahwa laki-laki yang melamar (al-khatib) diperkenankan melihat (nadhar) wanita yang dilamar (al-makhtubah). • Dalilnya: ‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬ : ‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬ ‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬) ‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬: ‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬ ‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬ ‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬ ‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬ ‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬ : ‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬ .‫ه‬‫ه‬‫ه‬ : ‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬ (‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬ • Menurut riwayat Muslim dari Abu Hurairah bahwa Nabi pernah bertanya kepada seseorang yang akan menikahi seorang wanita: "Apakah engkau telah melihatnya?" Ia menjawab: Belum. Beliau bersabda: "Pergi dan lihatlah dia.”
  • 27. KhitbahKhitbah • Dari Jabir bahwa Rasulullah bersabda: "Apabila salah seorang di antara kamu melamar perempuan, jika ia bisa memandang bagian tubuhnya yang menarik untuk dinikahi, hendaknya ia lakukan."
  • 28. KhitbahKhitbah • Para ulama telah sepakat bahwa wanita yang dilamar boleh dilihat wajah dan telapak tangannya. Wajah dan tangan sudah cukup untuk menilai wanita tersebut. Dengan melihat wajah dapat diketahui kecantikannya, dan dengan melihat telapak tangan dapat dilihat subur dan sehat tidaknya anggota badan lainnya. • Perempuan yang boleh dipinang adalah yang memenuhi syarat: Tidak dalam pinangan orang lain, pada saat dipinang tidak ada penghalang syar’i yang melarang pernikahan, dan perempuan tersebut tidak dalam masa ‘iddah karena talak raj’i.
  • 29. Terlarang! • Larangan melakukan khitbah terhadap wanita yang sudah dilamar orang. •‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬ -‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬ ‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬ ‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬ : ‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬ -‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬ ‫ه‬‫ه‬‫ه‬)‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬ ‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬ ‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬ ‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬ ‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬ (‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬ ‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬‫ه‬
  • 31. Kafa’ahKafa’ah • Kafa`ah atau kufu` berarti sederajat, sepadan atau sebanding. Yang dimaksud dengan kufu` dalam pernikahan adalah laki-laki sebanding dengan calon istrinya, sama dalam kedudukan, sebanding dalam tingkat sosial dan sederajat dalam akhlak serta kekayaan. Kafa`ah merupakan faktor yang dapat mendorong terciptanya kebahagiaan suami istri. • Ibnu Hazm berpendapat bahwa tidak ada ukuran dalam masalah kufu`, semua Islam asal tidak berzina, boleh menikah dengan perempuan muslimah yang bukan pezina.
  • 32. Kafa’ahKafa’ah • Sebagian ulama mengatakan bahwa kufu` selain diukur dari sikap jujur dan budi luhur, juga dilihat dari keturunan (nasab), misalnya orang Arab sekufu dengan Arab yang lain, merdeka dan bukan dengan hamba sahaya, beragama Islam, pekerjaan, kekayaan, usia, pendidikan, dan tidak cacat. • Bibit-bobot-bebet
  • 33. Kafa’ahKafa’ah • Meskipun kufu` dapat dijadikan barometer, namun nilai kemanusiaan pada setiap orang adalah sama, yang membedakan ialah derajat ketaqwaannya. • Bahkan Rasulullah bersabda: • Jika datang kepadamu seorang laki-laki yang agama dan akhlaknya kamu sukai, maka nikahkanlah dia. Jika kamu tidak berbuat demikian, akan terjadi fitnah dan kerusakan yang hebat di muka bumi. (HR. Tirmidzi)
  • 34. • Kufu` diukur ketika berlangsungnya akad nikah. Jika selesai akad nikah terjadi kekurangan, maka hal itu tidaklah mengganggu dan tidak membatalkan apa yang sudah terjadi, serta tidak mempengaruhi hukum akad nikah.
  • 37. MaharMahar • Mahar atau mas kawin adalah harta atau pekerjaan yang diberikan oleh seorang laki-laki kepada seorang perempuan sebagai pengganti dalam sebuah pernikahan menurut kerelaan dan kesepakatan kedua belah pihak, atau berdasarkan ketetapan dari hakim. • Dalam bahasa Arab, mas kawin sering disebut dengan istilah mahar, shadaq, faridhah dan ajr. • QS. al-Nisa’: 4 • • Suami berkewajiban menyerahkan mahar atau mas kawin kepada calon istrinya. • Sebaik-baik mas kawin adalah yang ringan sesuai kemampuan: , walaupun tidak dilarang untuk memberi sebanyak mungkin mas kawin (QS Al-Nisa’: 20). • Ini karena pernikahan bukan akad jual beli, dan mahar bukan harga seorang wanita.
  • 38. Macam-macam Mahar • Dari segi jumlah dan besar nilainya, mahar terbagi kepada dua: Musamma (yang disebutkan, diucapkan) dan Ghair Musamma (tidak disebutkan). • Diistilahkan Mahar Musamma karena isteri menentukan jumlah mas kawinnya secara jelas dan tegas. • Sedangkan Ghairi Musamma atau Mahar al-Maskut 'Anhu terjadi jika isteri tidak menentukan jumlah nominal maharnya, maka calon suami harus membayar Mahar Mitsil, yaitu mahar yang sebanding atau yang sama, maksudnya calon suami harus melihat berapa besar mas kawin yang diterima oleh bibi atau tante si wanita tersebut dari pihak ayahnya. Apabila tidak ada bibi, harus melihat berapa umumnya besar mas kawin yang berlaku di daerah tersebut. Hal ini agar tidak terjadi saling olok, atau merasa direndahkan dan tidak dihargai.
  • 39. Waktu • Dari segi waktu pembayarannya, mahar terbagi kepada Mu'ajjal / (dibayar kontan saat itu juga) dan Muajjal / (ditangguhkan, dibayar setengahnya dahulu dan sisanya dibayar belakangan). • Sementara dari segi besar atau jumlah mahar yang berhak dimiliki oleh isteri, mahar terbagi kepada mahar al-kull (mas kawin di mana isteri harus mendapatkan semua mahar), mahar an-nishf (isteri hanya berhak mendapatkan setengah dari jumlah mahar, jika dicerai sebelum dukhul dan maharnya musamma, QS. Al-Baqarah: 237), dan al-mut'ah (pemberian biasa bagi setiap wanita yang ditalak sebagai hibah, apabila mahar tersebut Ghair Musamma dan wanita tersebut belum didukhul, keduanya belum berduaan di tempat sunyi).
  • 41. Wali • Wali dalam pernikahan adalah yang menjadi pihak pertama dalam aqad nikah, karena yang mempunyai wewenang menikahkan mempelai perempuan, atau yang melakukan ijab. Sedang mempelai laki-laki akan menjadi pihak kedua, atau yang melakukan qabul. Wali perlu minta izin kepada mempelai wanita. •( • • Siapakah Wali dalam Pernikahan? Jumhur ulama, di antara mereka adalah Al-Imam Malik, Asy-Syafi’i, Ahmad, berpandangan bahwa wali nasab seorang wanita dalam pernikahannya adalah dari kalangan ‘ashabah, yaitu kerabat dari kalangan laki-laki yang hubungan kekerabatannya dengan si wanita terjalin dengan perantara laki-laki (bukan dari pihak keluarga perempuan atau keluarga ibu tapi dari pihak keluarga ayah/laki-laki).
  • 42.
  • 43. Urutan Wali Nikah: • 1. Ayah kandung. • 2. Kakek, atau ayah dari ayah. • 3. Saudara (kakak/adik laki-laki) se-ayah dan se-ibu. • 4. Saudara (kakak/adik laki-laki) se-ayah saja. • 5. Anak laki-laki dari saudara yang se-ayah dan se-ibu. • 6. Anak laki-laki dari saudara yang se-ayah saja. • 7. Saudara laki-laki ayah (paman). • 8. Anak laki-laki dari saudara laki-laki ayah (sepupu). • Kalau semua wali tidak ada maka walinya adalah pemerintah (dalam hal ini KUA). • Bila seorang wanita tidak memiliki wali nasab atau walinya enggan menikahkannya, maka hakim/penguasa memiliki hak perwalian atasnya dengan dalil sabda Rasulullah Saw: • • Madzhab Maliki memperbolehkan wali "kafalah", yaitu perwalian yang timbul karena seorang lelaki yang menanggung dan mendidik perempuan yang tidak mempunyai orang tua lagi, sehingga ia seakan telah menjadi orang tuanya.
  • 45. Akad Nikah • Inilah inti nikah! Ada perjanjian yang sangat berat kepada Allah, sehingga Allah memberi hak kepada kita beberapa kesenangan dan memberi amanah di balik kesenangan- kesenangan itu. Perjanjian ini terikat ketika seorang ayah mengucapkan ijab atas anak gadisnya dan seorang laki-laki mengucapkan qabul (penerimaan) untuk mengikat jalinan perasaan sebagai suami-istri. • Itulah akad nikah! Akad yang menjadikan halal apa-apa yang sebelumnya haram, dan membuat berpahala apa-apa yang sebelumnya merupakan dosa. Ikatan Itu Bernama Mitsaqan- Ghalizha.
  • 46. • Di haji wada’, Rasulullah Saw. mengingatkan dengan peringatan suci, “Wahai manusia, sesungguhnya istri kalian mempunyai hak atas kalian sebagaimana kalian mempunyai hak atas mereka. Hak kalian atas mereka ialah mereka (para istri) tidak boleh mengizinkan orang yang tidak kalian senangi masuk ke rumah kecuali dengan izin kalian. Terlarang bagi mereka melakukan kekejian. Jika mereka berbuat keji, bolehlah kalian menahan mereka dan menjauhi tempat tidur mereka, serta memukul mereka dengan pukulan yang tidak melukai mereka. Jika mereka taat, maka kewajiban kalian adalah menjamin rezeki dan pakaian mereka sebaik-baiknya. Ketahuilah, kalian mengambil wanita itu sebagai amanah dari Allah, dan kalian halalkan kehormatan mereka dengan Kitab Allah. Takutlah kepada Allah dalam mengurus istri kalian. Aku wasiatkan kalian untuk selalu berbuat baik.” “Aku wasiatkan kalian untuk selalu berbuat baik,” begitu kata-kata terakhir dari Rasulullah ketika mengingatkan kita tentang kewajiban di balik amanah pernikahan.
  • 47. • Pada saat pelaksanaan akad nikah, yang dituntut hadir adalah mempelai laki-laki, mempelai perempuan, wali perempuan, 2 saksi, serta mahar.
  • 48. Nikah Yang DiharamkanNikah Yang Diharamkan
  • 49. Nikah Yang DiharamkanNikah Yang Diharamkan • Nikah Ar-Rahth. Sejumlah orang bersetubuh dengan seorang wanita. Inilah yang disampaikan Ummul Mukminin Aisyah. Ia menuturkan, “Sejumlah orang, tidak lebih dari sepuluh orang, menemui seorang wanita untuk bersetubuh dengannya. Ketika mereka berkumpul disisinya, dia menyatakan kepada mereka, ‘Kalian telah mengetahui urusan kalian dan aku telah melahirkan anak. Ia adalah anakmu wahai fulan. Berilah ia nama yang kamu suka.’ Lalu anak itu diberikan kepada orang itu, dan pria yang ditunjuk ini tidak bisa menolaknya.” (HR. Bukhari, Abu Daud). • Nikah Al-Istibdha. Seorang membawa istrinya kepada orang yang diinginkannya. Yaitu orang tertentu dari kalangan pemimpin atau pembesar yang dikenal dengan keberanian dan kedermawanannya agar sanga isteri melahirkan anak sepertinya.
  • 50. Nikah Yang DiharamkanNikah Yang Diharamkan • Nikah Mut’ah. Artinya adalah menikahi wanita hingga waktu tertentu. Jika waktunya telah habis, maka perceraian otomatis terjadi. • Nikah Syighar. Yaitu wali menikahkan gadis yang diurusnya kepada seorang pria dengan syarat pria tersebut menikahkannya pula dengan gadis yang diurusnya. Nafi berkata, “Syighar adalah seorang laki- laki menikahi puteri laki-laki lainnya dan dia pun menikahkannya dengan puterinya tanpa mahar. Atau seorang laki-laki menikahi saudara perempuan laki-laki lainnya lalu dia menikahkannya pula dengan saudara perempuannya tanpa mahar. • Dalam konteks modern, zaman sekarang ada istilah nikah ‘urfi dan nikah misyar yang bertujuan hanya untuk bersenang-senang tanpa tanggung jawab.
  • 51. Nikah Yang DiharamkanNikah Yang Diharamkan Berikut ini di antara pernikahan yang diharamkan: a. Nikah dalam masa iddah dan menikahi wanita kafir selain kitabiyah (wanita Yahudi dan Nasrani) (QS. Al-Baqarah: 221). b. Menikah dengan wanita-wanita yang diharamkan karena senasab dan mushaharah (hubungan kekeluargaan karena ikatan perkawinan). (QS. An-Nisa: 23). c. Diharamkan menikahi wanita-wanita yang diharamkan karena sepersusuan. d. Tidak boleh menghimpun antara wanita dengan bibinya. Nabi Saw bersabda, “Tidak boleh dikumpulkan antara wanita dengan bibinya (dari pihak bapak) dan wanita dengan bibinya (dari pihak ibu).” (HR. Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi, Abu Daud, dan Ahmad). e. Wanita diharamkan bagi suaminya setelah talak ketiga, dan tidak dihalalkan untuknya hingga menikah dengan suami selainnya dengan pernikahan yang wajar. (QS. Al-Baqarah: 230). f. Orang yang sedang berihram tidak boleh menikah. g. Tidak boleh menikahi wanita yang masih bersuami, dan tidak boleh menikahi wanita pezina. (QS. An-Nur: 3) h. Diharamkan menikah lebih dari empat wanita.
  • 53. • Talak berasal dari kata “ithlaq” yang artinya secara bahasa adalah perpisahan, melepaskan, lepas atau bebas. Menurut istilah agama, thalak artinya melepaskan ikatan perkawinan atau putusnya hubungan perkawinan (suami-istri) dengan mengucapkan secara sukarela ucapan thalak kepada istrinya, dengan kata-kata yang jelas (sharih) ataupun dengan kata-kata sindiran (kinayah). • Dalam Al Qur'an Surat Al Baqarah (2) : 229 dijelaskan bahwa talak harus dilakukan secara bertahap. Talak satu, talak dua dan baru dijatuhkan talak tiga jika proses rujuk pada talak satu dan talak dua tidak berhasil.
  • 54. MACAM-MACAM THALAQ • Pertama, ditinjau dari segi bilangan dan kebolehan kembali kepada mantan isteri, talak terbagi dua yaitu talak raj’i dan talak bain. Talak Raj’i, ialah talak yang dapat dirujuk, yaitu talak ke I dan talak ke II, sesuai dengan al- Qur’an Surat al-Baqarah ayat 229, yang artinya; “Talak (yang dapat dirujuk) itu dua kali.” Talak Bâin, ialah talak yang tidak dapat dirujuk, yaitu talak ke III, talak Khulu’ (talak tebus, permintaan cerai dari pihak isteri dengan tebusan / iwadl dari pihak istri kepada pihak suami), dan talak atas putusan pengadilan. Talak Bâin terbagi dua: 1. Talak Bain Sughra, ialah talak yang tidak dapat rujuk kecuali dengan perkawinan baru dan dengan persetujuan istri, yaitu talak qabla dukhul, talak khulu’ dan talak atas putusan pengadilan. 2. Talak Bain Kubra, ialah talak yang tidak dapat rujuk, karena talak sudah dijatuhkan sebanyak tiga kali, dan bila seorang bekas suami akan kembali lagi, maka bekas istri tersebut harus pernah kawin dahulu kepada pria lain dan sudah dicerai pula, sesuai dengan al-Qur’an Surat al-Baqarah ayat 230, yang artinya; “Jika dia menceraikannya (setalah talak yang kedua), maka perempuan itu tidak halal lagi baginya sebelum dia menikah dengan suami yang lain.”
  • 55. Macam Thalaq yang Kedua, ditinjau dari segi waktu dijatuhkannya 1. Talak Sunni / Talak Jawaz yaitu talak yang dijatuhkan sesuai dengan tuntutan sunah yang meliputi dua syarat, ialah: isteri yang ditalak sudah pernah digauli (disetubuhi); isteri dapat segera melakukan ‘iddah suci setelah ditalak, yakni ia dalam keadaan suci dari haid dan belum digauli ketika talak dijatuhkan. 2. Talak Bid’i / Talak haram yaitu talak yang dijatuhkan tidak sesuai dengan tuntutan sunah / tidak memenuhi kriteria yang terdapat dalam talak sunni. Talak ini diharamkan lantaran merugikan pihak isteri sebab ‘iddahnya lebih lama dari iddah talak sunni. Macam talak yang masuk dalam kategori talak ini adalah: a. Talak yang dijatuhkan kepada isteri disaat sedang haid dan begitupun ketika nifas (40 hari setelah melahirkan); b. Talak yang dijatuhkan kepada isteri disaat ia dalam keadaan suci, tetapi pernah digauli (disetubuhi) dalam rentan waktu suci tersebut. 3. Talak bukan Suni dan talak bukan Bid’i yaitu talak yang dijatuhkan terhadap salah satu hal berikut: a. isteri yang ditalak itu belum pernah digauli (disetubuhi); b. isteri yang ditalak itu belum pernah haid / telah lepas dari masa haid (monopouse); c. isteri yang ditalak dalam keadaan hamil.
  • 56. Thalaq Al-Battah • Ada pula istilah Thalaq Al-Battah, yaitu talak tiga yang dijatuhkan sekaligus dalam satu kali kesempatan. • Talak jenis ini pernah terjadi pada masa Rasulullah dan masa Abu Bakar Shiddiq r.a, serta dua tahun pertama pemerintahan Umar bin Khathab ra., akan tetapi pada masa itu Thalaq Al Battah dihukum hanya jatuh satu. Baru pada tahun ketiga pemerintahan Umar bin Khathab r.a. • Thalaq Al Battah dihukum jatuh tiga. Penetapan jatuh tiga terhadap Thalaq al-Battah merupakan ijtihad Khalifah Umar bin Khathab ra. yang dilakukan untuk menjawab atas problem sosial akibat perkembangan peradaban yang terjadi pada masa itu, dengan maksud untuk membela dan menyelamatkan kaum perempuan dari kesewenangan laki- laki.
  • 58. • Rasulullah bersabda: “Tiga perkara jika diucapkan serius jadi benar dan jika diucapkan main-mainpun juga jadi benar; nikah, talak dan rujuk”. (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, Hasan menurut At-Tirmidzi dan shahih menurut Al-Hakim) •(
  • 59. HUKUM TALAK • Pada dasarnya perceraian atau talak itu adalah sesuatu yang tidak disenangi yang dalam istilah ushul fiqh disebut makruh. Walaupun hukum asal dari talak itu makruh, namun melihat keadaan tertentu dalam situasi tertentu maka hukum talak itu adalah sebagai berikut: 1. Nadab/sunat, yaitu bila keadaan rumah tangga sudah tidak bisa dilanjutkan dan seandainya dipertahankan maka akan timbul kemudaratan yang lebih besar diantara kedua belah pihak. 2. Mubah atau boleh saja dilakukan bila memang perlu terjadinya perceraian dan tidak ada pihak-pihak yang dirugikan dengan perceraian itu dan manfaatnya ada. 3. Wajib atau mesti dilakukan, yaitu perceraian yang mesti dilakukan oleh hakim terhadap seorang yang telah bersumpah untuk tidak menggauli isterinya sampai masa tertentu, serta ia tidak mampu pula membayar kaffarat sumpah. Dan tindakan ini memudaratkan bagi isteri. 4. Haram talak itu dilakukan tanpa alasan sedangkan isterinya dalam keadaan haid atau suci yang dalam masa itu ia telah di gauli.
  • 60. Masa ‘Iddah dan Ruju’
  • 61. • Dalam Kompilasi Hukum Islam dijelaskan, ’IDDAH adalah masa tunggu bagi wanita yang ditinggal mati atau bercerai dari suaminya yang tidak memungkinkan baginya untuk menikah lagi dengan laki-laki lain. • Masa ’iddah berlaku bagi isteri yang putus perkawinannya kecuali qobla al dukhul dan perkawinannya putus bukan karena kematian suami. • Waktu tunggu: 1) Karena kematian: 130 hari jika tidak hamil. Jika hamil sampai melahirkan. 2) Karena perceraian: - 3 kali suci, minimal 90 hari (bagi yang masih haid) - 90 hari bagi yang tidak haid (QS. al-Thalaq: 4) - Hamil sampai melahirkan (QS. al-Tbalaq: 4) 3) Tidak ada waktu tunggu bagi janda karena perceraian qabla dhukul. • Mulai masa tunggu. Jika karena perceraian: setelah putusan Pengadilan Agama mempunyai kekuatan hukum tetap. Jika karena kematian: sejak kematian suami.
  • 63. RUJUK • Berasal dan kala Arab raj’ah yang artinya kembali. Jadi rujuk adalah kembali hidup sebagai suami isteri antara laki-laki dan perempuan yang melakukan perceraian dengan talak raj’i selama masih dalam masa ’iddah tanpa dengan akad nikah baru.
  • 64. SYARAT RUJUK 1. Putusnya perkawinan karena talak., kecuali qobla al dukhul atau talak 3x. 2. Putusnya perkawinan karena putusan pengadilan kecuali alasan zina atau khuluk (talak dengan iwald baik khuluk maupun taklik talak). 3. Masih dalam masa ’iddah. 4. Ada persetujuan isteri. Rujuk tanpa persetujuan isteri dapat dinyatakan tidak sah dengan putusan pengadilan agama.
  • 66.
  • 67.
  • 68. Title  Dianjurkan untuk memberi selamat kepada pengantin, sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Abu Hurairoh r.a: bahwasanya Nabi SAW jika memberi selamat kepada seseorang beliau berkata: "  Semoga Allah memberi berkah kepada kalian, dan melimpahkan keberkahannya terhadap kalian, serta menggabungkan kalian berdua dalam kebaikan" (H.R Abu Dawud dan Ibnu Majah)
  • 70. Title
  • 72.
  • 73. Title