Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan dasar munakahat (pernikahan) dalam Islam. Pernikahan adalah ikatan antara pria dan wanita untuk hidup bersama sebagai suami istri sesuai syariat Islam. Tujuan pernikahan adalah mewujudkan rumah tangga sakinah, mawaddah, dan warahmah serta bahagia di dunia dan akhirat. Pernikahan memiliki rukun dan syarat tertentu seperti calon suami, istri, wali
2. Pengertian dan Dasar (dalil) Munakahat (Pernikahan)
Kata nikah berasal dari bahasa arab yang didalam bahasa Indonesia
sering diterjemahkan dengan perkawinan.
Nikah menurut istilah syariat Islam. Pernikahan adalah ikatan atau
perjanjian antara seorang pria dengan wanita untuk hidup bersama sebagai
suami istri menurut ketentuan-ketentuan agama.
Pengertian perkawinan menurut kamus umum Bahasa
Indonesia adalah berkumpul / bersatu, sedangkan menurut
3. • Allah SWT berfirman dalam surat An – Nisa Ayat 3 sebagai berikut :
” Maka kawinilah wanita – wanita (lain) yang kamu senangi, dua, tiga atau
empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan brlaku adil maka (kawinilah)
seorang saja .” (An – Nisa : 3)
• "Nikah itu sunnahku, maka barang siapa membenci sunnahku maka
sesungguhnya ia bukan dari golonganku.“ (Hadis Riwayat Ibnu Majjah)
• “Wahai pemuda, sesiapa sahaja daripada kamu yang
mampu untuk berkahwin, hendaklah
berkahwin.
Sesungguhnya perkahwinan itu menutup pandangan dan
menjaga kehormatan. Dan, sesiapa di antara kamu yang
tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa, kerana
ia boleh menjadi perisai” (Riwayat Ibni Masa’ud)
4. Hukum pernikahan dapat dibagi menjadi 5 macam
1.
Wajib : Bagi orang yang berkeinginan untuk menikahi serta
cukup belanja untuk nafkah keluarga dan dikhawatirkan
terjerumus dalam berbuat zina
2.
Sunat
:
Bagi orang yang berkeinginan untuk menikah serta
cukup belanja untuk nafkah keluarga (tidak dikhawatirkan
terjerumus dalam perbuatan zina)
3.
Makruh
istrinya.
4.
Haram : Bagi Orang yang bertujuan menyakiti istri
atau menganiaya baik secara fisik maupun non fisik
guna melampiaskan angkara murkanya.
:
Bagi yang belum sanggup memberi nafkah pada
5. C. Syarat dan rukun munakahat
Rukun nikah ada lima macam, yaitu :
1. Calon suami
5. Ijab dan Qabul
1. Calon suami 3. Wali
Calon suami harus memenuhi syarat – syarat sebagai
2. Calon istri 4. Dua orang saksi
berikut :
1)
Beragama Islam
2)
Benar – benar pria
3)
Tidak dipaksa
4)
Bukan mahram calon istri
5)
Tidak sedang ihram, haji, atau umroh
6)
Usia sekurang – kurangnya 19 Tahun
6. 2.
Calon istri
Calon istri harus memiliki syarat – syarat sebagai berikut :
1)
Beragama Islam
2)
Benar – benar perempuan
3)
Tidak dipaksa,
4)
Halal bagi calon suami
5)
Bukan mahram calon suami
6)
Tidak sedang ihram, haji, atau umroh
7)
Usia sekurang – kurangnya 16 Tahun
7. 3. Wali
Wali nikah adalah orang yang mengijinkan pernikahan
Wali harus memenuhi syarat – syarat sebagi berikut :
1) Beragama Islam
2) Baligh (dewasa)
3) Berakal Sehat
4) Tidak sedang ihram, haji, atau umroh
5) Adil (tidak fasik)
6) Mempunyai hak untuk menjadi wali
7) Laki – laki
8. Tingkatan dan urutan wali adalah sebagai berikut:
a.
Ayah
b. Kakek
c.
Saudara laki-laki sekandung
d. Saudara laki-laki seayah
e.
Anak laki-laki dari saudara laki – laki sekandung
f.
Anak laki-laki dari saudara laki – laki seayah
g. Paman sekandung
h. Paman seayah
i.
Anak laki-laki dari paman sekandung
j.
Anak laki-laki dari paman seayah.
k. Hakim
9. Jenis-Jenis Wali
.
1. Wali mujbir: Wali dari bapa sendiri (bapa kepada bapa) mempunyai kuasa
mewalikan perkahwinan anak perempuannya atau cucu perempuannya dengan
persetujuannya atau tidak (sebaiknya perlu mendapatkan kerelaan bakal isteri
yang hendak dikahwinkan)
2.
Wali aqrab: Wali terdekat mengikut susunan yang layak dan berhak menjadi
wali
3.
Wali ab’ad: Wali yang jauh sedikit mengikut susunan yang layak menjadi
wali, jika ketiadaan wali aqrab berkenaan. Wali ab’ad ini akan berpindah kepada
wali ab’ad lain seterusnya mengikut susunan tersebut jika tiada yang terdekat lagi.
4. Wali raja/hakim: Wali yang diberi kuasa atau ditauliahkan oleh
pemerintah atau pihak berkuasa negeri kepada orang yang telah
dilantik menjalankan tugas ini dengan sebab-sebab tertentu
10. 4.
Dua orang saksi
Dua orang saksi harus memenuhi syarat – syarat sebagai berikut :
1) Islam
2) Baligh (dewasa)
3) Berakal Sehat
4) Tidak sedang ihram, haji, atau umroh
5) Adil (tidak fasik)
6) Mengerti maksud akad nikah
7) Laki – laki
Pernikahan yang dilakukan tanpa saksi tidak sah. Sabda Nabi SAW. :
“Tidak sah nikah melainkan dengan wali dan dua orang saksi yang
adil.” (Riwayat Ahmad.)
11. 5.
Ijab dan Qabul
Ijab, artinya ucapan wali dari pihak mempelai wanita, sebagai penyerahan kepada
mempelai laki-laki. Qabul, artinya ucapan mempelai laki-laki sebagai tanda
penerimaan. Alam ijab qabul,suami wajib memberi mahar (mas kawin).
“Allah dan kamu menghalalkan mereka dengan kalimat Allah”. (HR. Muslim).
Contoh Ijab : Wali perempuan berkata kepada pengantin lakilaki : "Aku nikahkan anak perempuan saya bernama ……. binti
…… dengan ....... dengan mas kawin ……".
Contoh Qobul :Calon suamimenjawab: "Saya terimanikah dan
perjodohannyadengan diri saya dengan mas kawintersebut di
depan".
12. Hal-hal yang bersangkut paut dengan nikah
1. Talak ialah pemutusan hubungan pernikahan berdasarkan ketentuan-ketentuan
agama (Talak yang sesuai dengan sunah Nabi disebut talak sumi, sedangkan talak
yang tidak sesuai dengan contoh Nabi disebut talak bid’i. Talak sunni halal
hukumnya)
2. Ilak ialah pernyataan suami untuk tidak mengumpuli istrinya.
3. Lian ialah kutukan suami kepada istrinya atau sebaliknya karena salah satu telah
menuduh yang lain berbuat zina. Sementara yang dituduh menyangkalnya.
Keduanya saling mengutuk bahwa lawannya yang salah, sementaaara dirinya
benar.
4. zihar ialah pernyataan suami bahwa istrinya seperti punggung
ibunya (ibu suami) Suami yang telah memnzihar istrinya tidak
boleh berkumpul dengan istri tersebut. Sebagaimana ia tidak boleh
mengumpuli ibunya sendiri, kecuali bila telah membayar kifarat /
tebusan.
13. 5. Khuluk ialah perceraian yang dilakuakan karena permintaan istri. Talak
khuluk dapat dilaksanakan kapan saja, walau istri dalam keadaan haid.
Dalam talak khuluk suami istri tidak boleh rujuk walaupun masih dalam
masa iddah. Apabila suami istrimau bersatu (berumah tangga lagi) harus
dengan akad nikah baru.
6. Fasakh ialah pembatalan masa tunggu bagi wanita yang habis dicerai
suaminya. Istri yang habis ditalaq (tanpa akad nikah baru) selama masa
iddahnya belum habis. Apabila ia mau menikah dengan pria lain, maka
wajib menunggu sampai habis terlebih dahulu masa iddahnya. Lamanya
masa iddah tergantung kondisi wanita saat terjadi perceraian.
7. Rujuk ialah bersatunya kembali suami istri yang telah menjalani
talaq. Tujuk diperbolehkan apabila talaknya talak raj’iyah (talaq
satu atau dua dan masih dalam masa iddah)
14. HAK dan Kewajiban Suami dan Istri
a) Kewajiban Suami
o
o
o
o
b)
Memberi nafkah, sandang, pangan, dan tempat tinggal.
Berlaku adil, sabar terhadap istri dan anak-anaknya.
Memberi penuh perhatian terhadap istri.
Hormat dan bersikap baik kapada keluarga istri
Kewajiban Istri
o
o
o
o
o
o
Taat kepada suami sesuai dengan ajaran Islam.
Menerima dan menghormati pemberian suami
sesuai
kemampuannya.
Memelihara diri kehormatan dan harta benda suami.
Memelihara, mengasuh, mendidik anak-anak agar
menjadi saleh/saleha
Membantu suami dalam memimpin kesejahteraan
dan keselamatan keluarga.
Hormat kepada suami dan keluarganya.
15. e). Hak Suami dari Istri
Mendapat penghormatan dan kasih sayang
Mendapat pelayanan yang menyenangkan.
Mendapat dorongan dan bantuan dari istri.
Memperoleh keturunan dari istri.
Memperoleh kebahagiaan dari istri.
d). Hak Istri dari Suami
Memperoleh nafkah baik lahir dan batin.
Memperoleh perlindungan dari suami.
Memperoleh ketenangan dan kedamaian dari suami.
Memperoleh cinta kasih dan sayang.
Memperoleh kehangatan dan kebahagiaan dari suami.
16. Kesimpulan
• Pernikahan adalah suatu lembaga kehidupan yang disyariatkan dalam
agama Islam. Pernikahan merupakan suatu ikatan yang menghalalkan
pergaulan laki-laki dengan seorang wanita untuk membentuk
keluarga yang bahagia dan mendapatkan keturunan yang sah. Nikah
adalah fitrah yang berarti
sifat asal dan pembawaan manusia
sebagai makhluk Allah SWT.
• Tujuan pernikahan adalah untuk mewujudkan rumah tangga yang
sakinah, mawaddah, warahmah, serta bahagia di dunia dan akhirat.
Hukum nikah pada dasarnya adalah mubah, artinya boleh dikerjakan dan
boleh ditinggalkan. Meskipun demikian, hukum, nikah dapat berubah
menjadi sunah, wajib,makruh,atau haram.
• Tujuan pernikahan menurut Islam adalah untuk memenuhi
hajat manusia (pria terhadap wanita atau sebaliknya)
dalam rangka mewujudkan rumah tangga yang bahagia
sesuai dengan ketentuan-ketentuan agama Islam.