4. 1. Boros Waktu dan Biaya
2. Bepergian dan Berduaan dengan non
mahrom
3. Berhias dan mempercantik diri
4. Angan-angan dan Zina Hati
5. Bersentuhan Tangan & Aktifitas
mendekati Zina
6. Mengumbar pandangan dan rayuan
7. Belajar berbohong
8. Kesedihan atau teror saat putus melanda
5. 1. Pacaran penuh dengan kebohongan dan
kemaksiatan
2. Pacaran berdampak sistemik bagi
individu dan masyarakat
3. Pacaran bukan langkah menuju
pernikahan
4. Tidak ada definisi yang jelas tentang
pacaran, apalagi pacaran Islami
8. " Barang siapa menikahi seorang wanita karena
memandang KEDUDUKANNYA, maka Allah akan
menambah baginya kerendahan,
Barang siapa menikahi wanita karena memandang
HARTA BENDANYA, Allah akan menambah
baginya kemelaratan,
Barang siapa menikahi wanita karena
KECANTIKANNYA, Allah akan menambah baginya
kehinaan. (HR Thabrani)
12. Kemampuan finansial untuk memberi
nafkah
Lingkungan dan kondisi yang
memudahkan pada perzinaan
Latar belakang keimanan dan
keshalihannya belum memadai
Puasa sudah tidak mampu lagi menahan
gejolak dan kegelisahannya
13. Bisa dipastikan akan menzalimi istrinya.
Baik kezaliman biologis, psikologis atau
juga finansial.
14. Allah SWT berfirman “ Dan orang-orang yang
tidak mampu kawin hendaklah menjaga
kesucian (diri)nya, sehingga Allah
memampukan mereka dengan karunia-Nya.
“ (QS An- Nuur ayat 33)
Dari Ibnu Mas’ud, Rasulullah SAW bersabda :
Wahai segenap pemuda, barang siapa
diantara kamu telah mempunyai kemampuan
(jimak) maka hendaklah segera menikah,
karena itu lebih menundukkan pandangan,
dan menjaga kemaluan. Barang siapa yang
belum mampu (memberi nafkah) maka
hendaklah ia berpuasa, karena itu menjadi
perisai baginya “ (HR Jamaah)
15. Seseorang dalam kondisi
DIKHAWATIRKAN (bukan dipastikan) akan
merugikan pasangannya. Misal :
Berpenghasilan tapi belum layak
Emosional dan labil, ringan tangan
Tidak mempunyai keinginan pada istri
18. Mengetahui Urgensi dan Manfaat
pernikahan
Mempunyai visi dan misi yang jelas
tentang pernikahan
Mengetahui hak dan kewajiban suami istri
Memahami hukum-hukum dasar seputar
hubungan suami istri, anak dan keluarga
19. Siap mencintai
Siap bertanggung Jawab
Siap menerima kekurangan
Siap mendidik dan meluruskan
20. Sehat Jasmani dan Rohani
Mampu melakukan kewajiban sebagai
suami istri
Siap menjaga fisik dan kebugaran sebagai
amanah pernikahan
21. Memahami segenap konsekuensi
kehidupan rumah tangga
Mempunyai kemandirian finansial dalam
batas-batas tertentu
Siap mencari dan mengembangkan
penghasilan yang sudah ada
Siap menyediakan mahar dan biaya
pernikahan*
*syarat dan ketentuan berlaku
23. Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW
bersabda : Seorang wanita dinikahi
karena empat hal : hartanya, nasab
keluarganya, kecantikannya dan
agamanya. Maka pilihlah yang baik
agamanya, niscaya engkau akan
beruntung" (HR Bukhori dan Muslim)
24. 1. PEMAHAMAN : Aqidah & Keyakinan
2. PENGAMALAN : Konsistensi dalam Ibadah
3. KEPRIBADIAN : berhubungan dengan
akhlak
25. Diriwayatkan oleh Ma'qal bin yasar ra : Seseorang
datang kepada Nabi SAW : Aku suka dengan
seorang perempuan yang cantik dan dari
keturunan terhormat, tetapi dia tidak subur
(mandul), apakah aku boleh menikahinya ? ".
Rasulullah SAW menjawab : "Tidak ". Kemudian
orang tadi mendatangi beliau sekali lagi,dan
Rasulullah SAW pun kembali melarangnya.
Demikian berturut-turut hingga yang ketiga
Rasulullah SAW mengatakan : " Nikahilah (wanita)
yang romantis dan subur, karena sesungguhnya
aku berbangga dengan banyaknya umat ini (di
hari kiamat) " (HR Abu Daud, Hakim, An-Nasa'i.
Albani mengatakan : Hasan Shohih)
26. Dari Jabir bin Abdullah ra, ia berkata : Aku
menikah kemudian aku datangi Rasulullah
SAW , lalu beliau bertanya : “ Apakah engkau
sudah menikah wahai Jabir ?” . Aku menjawab :
“ Benar”. Belia bertanya kembali : “ Apakah
dengan janda atau gadis ? “ .Maka aku
menjawab : “ dengan seorang janda “ .
Beliaupun berkata : “ Mengapa bukan seorang
perawan hingga engkau bisa bermain
dengannya dan ia pun bisa bermain2 dengan
mu ? “ (HR Bukhori dan yg lainnya)
27. Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW
bersabda : Seorang wanita dinikahi
karena empat hal : hartanya, nasab
keluarganya, kecantikannya dan
agamanya. Maka pilihlah yang baik
agamanya, niscaya engkau akan
beruntung” (HR Bukhori dan Muslim)
28. 1. Memperluas persaudaraan dan ta’aruf antar
suku atau daerah, sebagaimana tersirat dalam
surat Al-Hujurot ayat 13
2. Menjauhkan dari kemungkinan “memutus tali
persaudaraan “ , karena bisa terjadi pasangan
dari kerabat dekat yang berselisih akan
memperluas wilayah konflik menjadi
pemutusan hubungan kekerabatan.
3. Menjauhkan dari keturunan yang lemah,
sebagaimana dibuktikan dalam kedokteran
genetika modern, dan telah disampaikan
Rasulullah SAW sejak lama.
31. And the MAK COMBLANG is …….
Orang Tua
Keluarga Besar
Ustadz atau Pembimbing
Sahabat
Arsip Pribadi ??
32. Dari Abu Hurairah ra , Rasulullah SAW
bersabda : “ Ada tiga orang yang wajib bagi
Allah menolongnya : orang yang berjihad di
jalan Allah, budak ‘Mukatib’ yang ingin
membayar pembebasannya, dan seorang
yang ingin menikah untuk menjaga dirinya “
(HR Tirmidzi)
33. Diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah tentang
sebab wurudnya hadits di atas : Datang seorang
laki-laki pada Rasulullah SAW dan berkata : Ya
Rasulullah, kami mempunyai seorang anak gadis
yatim yang dikhitbah oleh dua orang, yang satu
miskin dan yang satu adalah orang kaya. Dia
(anak gadis kami) cenderung (cinta) pada yang
miskin, sementara kami lebih menyukai pada
yang kaya. Maka Rasulullah bersabda : “ Tidak
pernah terlihat (lebih menakjubkan) bagi dua
orang yang saling mencintai seperti pernikahan “
(Kitab Al-Luma’ fi asbabil wurud hadits)
34. Didahului dengan Persetujuan Awal kedua belah
pihak paska mendapatkan referensi
Forum untuk mengenal lebih jauh. Pembicaraan
fokus dan terarah.
Tidak ada berduaan, ditemani
mahrom/perantara,
Boleh melihat ( Nadhor) sewajarnya
Tidak berkelanjutan terus menerus dalam waktu
lama, tetapi segera istikhoroh dan istisyaroh
untuk mengambil keputusan
35. قال وسلم عليه هللا صلى هللا رسول أن هللا عبد بن جابر فعن
( :
إ
ذا
إلى يدعوه ما إلى منها ينظر أن استطاع فان ،المرأة أحدكم خطب
فليفعل ،نكاحها
.)
Dari Jabir ra, Rasulullah SAW bersabda :
jika seorang dari kalian mengkhitbah
seorang wanita, dan jika bisa melihat dari
wanita tersebut apa2 yang akan
mengundangnya untuk menikah, maka
lakukanlah " (HR ABu Daud)
36. Janji kepada ORANGTUA pihak perempuan
untuk menikahi PUTRInya
Status telah dikhitbah tidak menjadikan
batasan syar’I ikhwan dan akhwat menjadi
longgar
Permasalahan 1: Jarak waktu yang lama
antara khitbah dan pernikahan,
Permasalahan 2 : Double khitbah (
mungkinkah ? )
37.
قال وسلم عليه هللا صلى هللا رسول أن عامر بن عقبة فعن
( :
المؤمن
ع يخطب وال ،أخيه بيع على يبتاع أن له يحل فال ،المؤمن أخو
لى
خطبة
يذر حتى أخيه
.
ومسلم أحمد رواه
.
Seorang beriman saudara bagi mukmin
lainnya, tidak halal baginya menjual atas
jualan saudaranya, tidak pula
mengkhitbah (wanita) yang telah
dikhitbah saudaranya, sampai ia
meninggalkannya. (HR Ahmad dan
Muslim)
38. Tidak memberatkan calon mempelai pria
Tidak mengurangi kehormatan Keluarga
wanita
Disesuaikan dengan adat dan kebiasaan yang
ada
Tidak hanya bernilai materiil tapi juga sejarah
dan kemuliaan lainnya
39. tidak ada makanan yang haram atau yg buruk
tidak ada percampuran antara tamu laki dan
perempuan
tidak ada acara yang mengumbar aurat dan
kesia-siaan
tidak hanya orang kaya yang diundang, tp juga
para miskin dan anak yatim
tidak berlebih-lebihan apalagi bermewah-
mewahan
tidak ada ritual khusus yang mengarah pada
kemusyrikan