Dokumen tersebut membahas tentang:
1. Pengertian dan tujuan pernikahan menurut Islam yaitu untuk mendapatkan ketentraman hidup, membina kasih sayang, dan memperoleh keturunan.
2. Hukum dan syarat talak serta rujuk menurut Islam. Talak digunakan sebagai jalan keluar darurat dari masalah rumah tangga, sedangkan rujuk bertujuan menyelamatkan pernikahan.
3. Perbandingan ketentuan pernikahan men
2. Kata dasar pernikahan adalah nikah. Menurut bahasa
Indonesia, nikah artinya satu atau bersatu. Menurut syariat, nikah
artinya bersatu atau berkumpul antara seorang laki-laki dan
seorang perempuan yang bukan muhrimnya untuk membangun
rumah tangga sebagai suami istri menurut ketentuan agama
islam.
4. Menurut sebagian besar ulama, hukum asal nikah adalah mubah,
artinya boleh dikerjakan dan boleh ditinggalkan. Meskipun demikian ditinjau
dari segi kondisi orang yang akan melakukan pernikahan, hukum nikah
dapat berubah menjadi wajib, sunnah, makruh dan haram. Adapun
penjelasannya adalah sebagi berikut :
1. Jaiz, artinya dibolehkan dan inilah yang menjadi dasar hukum nikah.
2. Wajib, yaitu orang yang telah mampu/sanggup menikah sedangkan bila
tidak menikah khawatir akan terjerumus ke dalam perzinaan.
3. Sunnah, yaitu orang yang sudah mampu menikah namun masih sanggup
mengendalikan dirinya dari godaan yang menjurus kepada perzinaan.
5. 4. Makruh, yaitu orang yang akan melakukan pernikahan dan telah
memiliki keinginan atau hasrat tetapi ia belum mempunyai bekal untuk
memberikan nafkah tanggungan-nya.
5. Haram, yaitu orang yang akan melakukan perkawinan tetapi ia
mempunyai niat yang buruk, seperti niat menyakiti perempuan atau niat
buruk lainnya.
6. Secara umum tujuan pernikahan menurut Islam adalah untuk memenuhi hajat manusia
(pria terhadap wanita atau sebaliknya) dalam rangka mewujudkan rumah tangga yang
bahagia, sesuai dengan ketentuan-ketentuan agama Islam. Secara umum tujuan
pernikahan dalam Islam dalam diuraikan sebagai berikut:
1. Untuk memperoleh kebahagiaan dan ketenangan hidup (sakinah). Ketentraman dan
kebahagiaan adalah idaman setiap orang. Nikah merupakan salah satu cara supaya hidup
menjadi bahagia dan tentram. Allah SWT berfirmanYang Artinya :” Dan di antara tandatanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri,
supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya. “.(Ar-Rum : 21)
2. Membina rasa cinta dan kasih sayang. Nikah merupakan salah satu cara untuk
membina kasih sayang antara suami, istri dan anak. ( lihat QS. Ar- Rum : 21 yang Artinya
:”Dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. “)
7. 3. Untuk memperoleh keturunan yang syah. Allah swt., berfirman yang Artinya :” Harta
dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia “. (Al-Kahfi : 46)
4. Melaksanakan Perintah Allah swt. Karena melaksanakan perintah Allah swt maka
menikah akan dicatat sebagai ibadah. Allah swt., berfirman yang Artinya :" Maka
nikahilah perempuan-perempuan yang kamu sukai". (An-Nisa' : 3)
5. Mengikuti Sunah Rasulullah saw. Rasulullah saw., mencela orang yang hidup
membujang dan beliau menganjurkan umatnya untuk menikah. Sebagaimana sabda
beliau dalam haditsnya:
Artinya :"Nikah itu adalah
sunahku, barang siapa tidak senang dengan sunahku,
golonganku". (HR. Bukhori dan Muslim)
maka bukan
8. Pengertian dan Hukum Talak. Menurut bahasa talak berarti melepaskan
ikatan. Menurut istilah talak ialah lepasnya ikatan pernikahan dengan lafal
talak. Asal hukum talak adalah makruh, sebab merupakan perbuatan halal
tetapi sangat dibenci oleh Allah swt. Nabi Muhammad saw, bersabda :
Artinya :"Perbuatan halal tetapi paling dibenci oleh Allah adalah talak".
(HR. Abu Daud).
9. a. Yang menjatuhkan talak(suami), syaratnya: mukalaf, baligh,
berakal dan kehendak sendiri.
b. Istri yang diikat dengan ikatan pernikahan yang hakiki dengan
suami yang menyeraikannya.
10. Ucapan talak, baik dengan cara sharih (tegas) maupun dengan cara kinayah
(sindiran).
Cara sharih: misalnya “saya talak engkau!” atau “saya cerai engkau!”. Ucapan talak
dengan cara sharih tidak memerlukan niat. Jadi kalau suami mentalak istrinya
dengan cara sharih, maka jatuhlah talaknya walupun tidak berniat mentalaknya.
Cara kinayah: misalnya “Pulanglah engkau pada orang tuamu!”, atau “Kawinlah
engkau dengan orang lain, saya sudah tidak butuh lagi kepadamu!”, Ucapan talak
cara kinayah memerlukan niat. Jadi kalau suami mentalak istrinya dengan cara
kinayah, padahal sebenarnya tidak berniat mentalaknya, maka talaknya tidak
jatuh.
11. Hukum talak adalah makruh yaitu sesuatu yang dibenci atau tidak disenangi.
Akan tetapi hukum talak diperbolehkan ketika bertujuan untuk
menghilangkan mudarat dari salah satu suami istri. Talak dapat pula menjadi
berhukum wajib ketika mudarat yang menimpa salah satu suami istri tidak
dapat dihilangkan kecuali dengan talak.
12. a. Talak sunah, yaitu suami menalak istri pada masa suci yang tidak digauli di
dalamnya.
b.Talak bid’ah, yaitu suami menalak istrinya ketika haid atau menjalani massa
nifas, atau menalaknya dalam keadaan suci yang ia gauli didalamnya, atau
menalaknya dalam talak tiga dengan satu ungkapan atau tiga ungkapan.
c.Talak ba’in, yaitu suami yang menceraikan tidak akan rujuk pada istrinya.
d.Talak raj’i, yaitu talak dimana suami berhak rujuk dengan istrinya meskipun
istrinya tidak menghendaki.
e.Talak sarih (jelas), yaitu talak yang tidak membutuhkan niat talak, tetapi hanya
membutuhkan ungkapan talak sarih.
f.Talak kiasan, yaitu talak yang membutuhkan niat talak karena ungkapan talaknya
tidak jelas.
g.Talak munjaz dan talak mualaf. Talak munjaz ialah ucapan menalak pada saat itu
juga. Talak mualaf ialah talak yang dikaitkan dengan mengerjakan sesuatu atau
meninggalkan sesuatu.
h. Talak dengan wakil atau tulisan. Apabila suami mewakilkan kepada seorang untuk
menalak istrinya atau menlis surat yang menjelaskan bahwa ia menalaknya, maka
istrinya menjadi perempuan yang ditalak.
13. a. Ila' yaitu sumpah seorang suami bahwa ia tidak akan mencampuri istrinya. Ila'
merupakan adat arab jahiliyah. Masa tunggunya adalah 4 bulan. Jika sebelum 4 bulan
sudah kembali maka suami harus membayar denda sumpah. Bila sampai 4 bulan/lebih
hakim berhak memutuskan untuk memilih membayar sumpah atau mentalaknya.
b. Lian, yaitu sumpah seorang suami yang menuduh istrinya berbuat zina. sumpah
itu diucapkan 4 kali dan yang kelima dinyatakan dengan kata-kata : "Laknat Allah swt
atas diriku jika tuduhanku itu dusta". Istri juga dapat menolak dengan sumpah 4 kali
dan yang kelima dengan kata-kata: "Murka Allah swt, atas diriku bila tuduhan itu
benar".
14. Rujuk ialah mengembalikan status hukum pernikahan secara
penuh setelah terjadi talak raj’i yang dilakukan oleh mantan
suami terhadap mantan istrinya yang masih dalam masa
iddahnya dengan cara- cara tertentu. Seperti firman Allah
sebagai berikut.
……
Artinya : “…dan para suami mereka lebih berhak kembali
kepada mereka dalam (masa) itu, jika mereka menghendaki
perbaikan.” (Qs. Al Baqarah [2]: 228)
15. pada asalnya hukum rujuk adalah jaiz (boleh),
kemudian berlaku hukum haram,makruh, sunnah, dan wajib
menurut keadaan sebagai berikut :
a. Haram, apabila dengan rujuk, si istri dirugikan.
b.Makruh, apabila diketahui bahwa meneruskan perceraian
lebih bermanfaat bagi keduanya dibanding jika keduanya
rujuk.
c.Sunah, apabila diketahui bahwa rujuk lebih bermanfaat
dibandingkan meneruskan perceraian.
d.Wajib, khusus bagi laki- laki yang beristri lebih dari satu,
jika salah seorang ditalak sebelum gilirannya
disempurnakannya
16. a.Syarat- Syarat Rujuk
1.Atas kemauan sendiri
2.Dinyatakan dengan perkataan
3.Mantan istri harus masih dalam masa iddah
4.Saksi
b.Ketentuan Rujuk
1.Rujuk hanya boleh dilakukan jika membawa kebaikan bagi
istri dan anak
2. Rujuk hanya dapat dilaksanakan jika perceraian baru
terjadi satu/dua kali
3. Rujuk hanya dilakukan sebelum masa idddahnya habis
17. Di dalam UU No. 1 Tahun 1974 Pasal 1 dinyatakan bahwa perkawinan
adalah ikatan lahir dan batin antara seorang pria dan seorang wanita
sebagai suami istri dengan tutjuan untuk membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa.
Adapun dalam kompilasi bertujuan mewujudkan rumah tangga yang
sakinah, mawadah, dan rahmah.
Di dalam UU No. 1 Tahun 1974 ayat (1) ditegaskan bahwa
perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum maasingmasing agama dan kepercayaannya itu. Adapun dalam kompilasi hukum
islam yang tercantum dalam Passal 4 dijelaskan bahwa perkawinan adalah
sah apabila dilakukan menurut aturan hukum islam.
Penjelasan menurut UU No 1 Tahun 1974 pasal 2 adalah suatu pernikahan
telah memenuhi syarat dan rukun nikah atau ijab kabul telah dilaksanakan
(bagi umat islam) atau pendeta/pastur telah melaksanakan pemberkatan
atau ritual lainnya (bagi nonmuslim) maka perkawinan tersebut adalah
sah.
18. Di dalam UU No. 1 tahun 1974 Pasal 2 ayat (1) dinyatakan bahwa tiap
perkawinan dicatat menurut peraturan yang berlaku. Adapu kompilasi hukum
islam tercantum dalam Pasak 5 dan 6 dijelaskan:
1.Setiap perkawinan yang secara islam harus dicatat dengan tujuan agar
terjamin ketertiban perkawinan bagi masyarakat.
2.Pegawai pencatat nikah harus melakukan pencatatan perkawinan
3.Pegawai pencatat nikah harus mengawasi setiap perkawinan yang
berlangsung
4.Perkawinan yang dilakukan diluar pegawai pencatat nikah tidak mempunyai
ketentuan hukum
Penjelasan dalam UU No. 1 tahun 1974 pasal 2 ayat (2) adalah bagi mereka
yang melakukan perkawinan menurut agama islam, pencatatan dilakukan di
Kantor KUA, sedangkan bagi mereka yang non islam pencatatan tersebut
dilakukan di Kantor Catatan Sipil.
19. Dalam UU No. 1 Tahun 1974 Pasal 3 ayat (1) dan (2) dinyatakan
bahwa pada dasarnya suatu perkawinan, seorang pria hanya
boleh mempunyai seorang istri, begitu juga sebaliknya.
Selanjutnya dalam Pasal 4 dan 5 ditegaskan bahwa apabila suami
akan beristri lebih dari seorang, maka suami tersebut harus
mengajukan permohonan kepada pengadilan daerah tempat
tingggalnya. Pengadilan hanya memberi izinuntuk berpoligami
apabila istri tidak dapat menjalankan kewajibannya. Jika suami
akan mengajukan permohonan ke pengadilan agama, harus
memenuhi syarat. Diantaranya ada persetujuan dari istri dan
adanya kepastian bahwa suami akan beraku adil
20. 1. Pernikahan adalah salah satu upaya untuk mendapatkan
ketentraman dan kebahagiaan hidup, khususnya dalam
kehidupan keluarga.
2. Pernikahan dapat pula untuk membentengi diri dari
perbuatan tercela
3. Terbentuknya keluarga yang diakibatkan adanya
pernikahan
4. Pernikahan merupakan sunah Rasulullah
21. Hikmah Pernikahan bagi yang Menjalaninya
a. Menyelamatkan diri dari penyalahgunaan nafsu
seksual
b.Sebagai wadah bagi ketentraman jiwa, cinta kasih,
dan sayang
c. Sebagai wadah pembinaan tanggung jawab dalam
keluarga
Hikmah Pernikahan bagi Masyarakat
a. Dengan adanya pernikahan berarti menyelamatkan
masyarakat dari perzinaan
b. Dengan adanya pernikahan, kaum perempuan
memperoleh kewajaran dalam derajat di masyarakat
c.Dengan adanya pernikahan, syiar islam akan semakin
berkembang
22. Hikmah Talak :
1. Merupakan jalan keluar darurat dari kemelut rumah tangga
yang berkepanjangan
2.Perceraian dapat mengakhiri penderitaan batin yang lama
terpendam oleh kedua belah pihak
3. Perceraian merupakan alat untuk meredam kemarahan dan
sikap membenci yang terdapat pada kedua belah pihak
4.Perceraian memungkinkan kedua belah pihak akan kembali
saling menghormati dan saling menghargai satu sama lainnya
5.Sebagaai pembuka jalan untuk merintis kembali mencari
pasangan baru yang lebih sesuai
6.Apabila tidak ada perceraian, aka terjadi beberapa kendala
dalam penyelesaian masalah yang menyangkut hukum
23. Hikmah Rujuk :
1. Mengembalikan hubungan persaudaraan
2. Sebagai alat islah(perdamaian) untuk memperbaiki kesalahan
3. Dapat menyelamatkan masa depan anak- anaknya, khususnya
dalam hal pendidikan.
24.
25. Iddah adalah masa dimana wanita yang baru saja
berpisah dengan suaminya tidak boleh untuk
menikah dan tidak boleh melakukan hal-hal yang
menjadi wasilah kepada pernikahan.
26. “Orang-orang yang meninggal dunia di antara kalian
dengan meninggalkan isteri-isteri (hendaklah para
isteri itu) menangguhkan dirinya (ber’iddah) empat
bulan sepuluh hari.” (QS. Al-Baqarah: 234)
"seorang wanita itu bersama suami terakhirnya.“
Seorang wanita jika berada dibawah bimbingan
seorang suami yang saleh lalu suaminya meninggal,
dan si istri terus berstatus sebagai janda setelahnya
dan tidak menikah, Allah akan mengumpulkan
keduanya di dalam surga, dan jika dia memiliki
beberapa suami di dunia, maka dia di dalam surga
bersama suami terakhirnya jika mereka sama dalam
akhlak dan kesalehannya, berdasarkan sabda
Rasulullah
27. “Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan
(sembelihan) orang-orang yang diberi Alkitab itu halal bagimu dan
makanan kamu halal (pula) bagi mereka. (Dan dihalalkan
mangawini) wanita yang menjaga kehormatan di antara wanitawanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga
kehormatan di antara orang-orang yang diberi Alkitab sebelum
kamu, bila kamu telah membayar mas kawin mereka dengan
maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak (
pula) menjadikannya gundik-gundik. Barang siapa yang kafir
sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka
hapuslah amalannya dan ia di hari kiamat termasuk orang-orang
merugi.“ (QS al-Maidah [5]: 5).
perkataan Sahabat Abdullah bin Umar
“tiada kemusyrikan yang paling besar daripada wanita yang
meyakini Isa bin Maryam sebagai tuhannya”.
. Sesungguhnya wanita budak yang muslim itu lebih baik dari wanita
musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu
menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin)
sebelum mereka beriman . sesungguhnya budak mukmin itu lebih
baik daripada musyrik, walaupun mereka menarik hatimu. Mereka
mengajak ke neraka, sedangkan ALLAH mengajak ke surga dan
ampunan dengan ijinNYA. Dan ALLAH menerangkan ayat-ayatNYA
28. “Wanita itu dinikahi karena empat hal; karena hartanya;
karena keturunannya; karena kecantikannya dan karena
baik kualitas agamanya. Maka pilihlah wanita yang baik
kualitas agamanya, niscaya kalian akan beruntung”. (HR.
Bukhari dan Muslim)