SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
KONSEP KAFA’AH, SYARAT DAN RUKUN
NIKAH, AKAD NIKAH, WALI, SAKSI
DAN MAHAR DALAM PERNIKAHAN
Kholid Ma’rufi
KAFA’AH
Kafa’ah‘ secara etimologi adalah sama,
sesuai dan sebanding. Sehingga yang
dimaksud kafa’ah‘ dalam perkawinan
adalah kesamaan antara calon suami dan
calon isteri, sama dalam kedudukan,
sebanding dalam tingkat sosial dan sama
dalam akhlak dan kekayaan.
Sedangkan menurut ulama Syafi’iyah,
kafa’ah‘ adalah persamaan suami
dengan isteri dalam kesempurnaan atau
kekurangannya baik dalam hal agama,
nasab, merdeka, pekerjaan dan selamat
dari cacat yang memperbolehkan
seorang perempuan untuk melakukan
khiyar terhadap suami.
Segolongan ulama ada yang memahami
faktor agamalah yang dijadikan
pertimbangan karena didasarkan pada
penekanan sabdanya :
‫ر‬َ‫ف‬ْ‫اظ‬َ‫ف‬ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫ب‬ِ‫ين‬ِ‫د‬ّ‫ال‬
segolongan lainnya berpendapat bahwa
faktor keturunan (nasab) sama
kedudukannya dengan faktor agama,
demikian pula faktor kekayaan
Kriteria Kafa’ah‘ Menurut Fuqaha
1. Agama (Tidak Fasiq)
2. Nasab
3. Merdeka
4. Harta (Kemampuan Bayar Mahar Dan
Menafkahi)
5. Pekerjaan
6. Seimbang dari segi fisik atau tidak cacat
Orang yang Berhak Menentukan Kafa’ah‘
Para fuqaha sepakat bahwa yang berhak
menentukan kafa’ah‘ adalah seorang perempuan
dan walinya, karena menurut mereka seorang
perempuan dan walinya biasanya akan merasa
terhina bila menikah dengan laki-laki yang tidak
sekufu’. Sedangkan laki-laki yang terpandang
tidak akan merasa terhina bila menikah dengan
perempuan yang status sosialnya lebih rendah
darinya
Waktu yang ditetapkan untuk menentukan
apakah calon-calon mempelai telah sekufu’ atau
belum, itu letaknya pada waktu akan
dilaksanakan akad nikah. Oleh sebab itu apabila
seseorang pada waktu akad mempunyai
pencaharian yang terhormat, mampu memberi
nafkah atau orangnya sholeh, kemudian berubah
menjadi hina, tidak sanggup memberi nafkah
atau fasiq terhadap perintah Allah SWT dan
semuanya itu terjadi setelah dilangsungkan
perkawinan, maka akadnya tetap berlaku.
SYARAT DAN RUKUN
PERNIKAHAN
1. Calon Suami
Seorang calon suami yang akan menikah
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a) Bukan mahram dari calon istri
b) Tidak terpaksa (atas kemauan sendiri)
c) Jelas orangnya (bukan banci)
d) Tidak sedang ihram haji
2. Calon Istri
Bagi calon istri yang akan menikah juga harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a) Tidak bersuami
b) Bukan mahram
c) Tidak dalam masa iddah
d) Merdeka (atas kemauan sendiri)
e) Jelas orangnya
f) Tidak sedang ihram haji
3. Wali
4. Ijab kabul
5. Mahar
RUKUN PERNIKAHAN
1. Adanya calon suami dan istri yang akan
melakukan pernikahan.
2. Adanya wali dari pihak calon pengantin
wanita.
3. Adanya dua orang saksi
AKAD NIKAH
Syarat Sah Akad Nikah:
1. Kerelaan wanita sebelum melakukan
akad nikah
2. Izin dari wali (Wali seorang wanita
yang berhak menikahkannya adalah Al-
Ashabah, kaum kerabat yang laki-laki
dari pihak bapaknya, bukan dari pihak
ibunya)
3. Mahar
Mahar dalam pernikahan hukumnya adalah
wajib. Jika kedua pengantin sepakat untuk
meniadakan mahar, maka nikahnya
rusak/tidak sah.
4. Saksi
Pernikahan tidak sah tanpa adanya dua orang
saksi laki-laki yang beragama Islam, mukallaf,
dan „adil
RUKUN DALAM AKAD NIKAH
1. Adanya calon suami dan isteri
2. Adanya ijab dan qabul
Ijab adalah ucapan dari pihak wali atau
wakilnya untuk menikahkan wanita yang
berada dalam perwaliannya kepada seorang
laki-laki.
Adapun qabul adalah ucapan dari pihak suami
atau wakilnya bahwa ia menerima akad nikah
tersebut.
Ketentuan dalam ijab qabul adalah :
1. Ada ungkapan penyerahan nikah dari wali
pengantin wanita.
2. Ada ungkapan penerimaan nikah dari
pengantin laki-laki.
3. Menggunakan kata-kata “nikah” atau kata-
kata lain yang semakna dengannya.
4. Jelas pengungkapannya dan saling
berkaitan.
5. Diungkapkan dalam satu majelis
(bersambung, tidak berselang waktu yang
lama)
Syarat-Syarat yang Ditentukan Pada
Akad Nikah
1. Syarat yang sesuai dengan tujuan
akad dan maksud dari syari’at
Misalnya; calon isteri mensyaratkan agar
digauli dengan baik, atau jika nanti
menceraikannya maka dengan perceraian
yang baik, dan lain sebagainya. Maka
syarat seperti ini wajib dipenuhi, menurut
kesepakatan para ulama‟.
2. Syarat yang bertentangan dengan tujuan akad terbagi
menjadi dua, yaitu :
A . Syarat yang menghilangkan tujuan akad nikah
Misalnya; calon isteri mensyaratkan untuk tidak boleh
menjima‟inya,menentukan batas waktu tertentu dalam
penikahannya, dan yang semisalnya. Maka akad nikahnya
batal, karena syarat tersebut bertentangan dengan tujuan
akad.
B. Syarat yang tidak menghilangkan tujuan akad nikah –
walaupun haram-
Misalnya; calon isteri mensyaratkan agar setelah
pernikahan suaminya menceraikan isteri-isterinya yang
lain, dan lain sebagainya. Maka syarat seperti ini batal dan
tidak perlu dipenuhi, namun akad nikahnya tetap sah.
C. Syarat yang tidak diperintahkan oleh
Allah dan tidak pula dilarang-Nya
Misalnya; calon isteri mensyaratkan agar
tidak mengajaknya pindah dari kota
kelahirannya, agar ia tetap diizinkan untuk
melanjutkan studinya, dan lain sebagainya.
Maka syarat seperti ini wajib dipenuhi
selama tidak bertentangan dengan Al-
Qur‟an dan As-Sunnah
SIGHAT AKAD NIKAH
Yaitu ijab dan kabul yang diucapkan oleh wali atau
wakilnya dari pihak wanita dan dijawab oleh calon
pengantin laki-laki.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar akad
ijab kabul itu bisa menjadi sah, yaitu:
a) Akad dimulai dengan ijab dan dilanjutkan dengan
kabul
b) Ijab dan Kabul harus menggunakan lafad yang jelas
dan terang sehingga dapat dipahami oleh kedua
belah pihak secara tegas.
c) Ijab dan kabul tidak boleh dengan
menggunakan ungkapan yang bersifat
membatasi masa berlangsungnya pernikahan,
karena adanya pernikahan itu bertujuan untuk
selama hidupnya, bukan sesaat saja.
d) Ijab dan kabul harus diucapkan secara
bersinambungan tanpa terputus walau sesaat.
WALI DAN SAKSI DALAM
PERNIKAHAN
Menurut Prof Abdullah Kelib, wali di
dalam perkawinan adalah orang yang
bertanggung jawab atas perkawinan yang
dilaksanakan dibawah perwaliannya,
sehingga perkawinan tidak dianggap sah
apabila tidak terdapat wali yang
menyerahkan mempelai wanita kepada
mempelai pria.
Sehingga dengan demikian yang menjadi wali bagi
seorang wanita secara berurutan adalah :
1. Bapaknya (ia adalah orang yang paling berhak
untuk menikahkan anak perempuannya)
2. Kakeknya dari pihak bapak, dan seterusnya ke atas
3. Saudara laki-lakinya sekandung
4. Saudara laki-lakinya sebapak
5. Anak laki-lakinya
6. Cucu laki-laki dari anak laki-laki dan seterusnya ke
bawah
7. Anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung
(keponakan)
8. Anak laki-laki dari saudara laki-laki sebapak
(keponakan)
9. Paman yang sekandung dengan bapaknya
10. Paman yang sebapak dengan bapaknya
11. Anak laki-laki pamannya (sepupu) dari pihak
bapak
12. Yang terakhir adalah hakim/sulthan
(penguasa)
Adapun syarat bagi seorang wali adalah :
1. Beragama Islam
2. Laki-laki. Ini menurut kesepakatan para
ulama‟.
3. Mukallaf (baligh dan berakal). Ini menurut
Jumhur ulama‟.
4. Merdeka.
5. Adil (tidak tampak kefasikan darinya). Ini
menurut pendapat Imam Asy- Syafi‟i
Wali nikah terdiri dari 2:
a. Wali nasab (anggota keluarga laki-laki bagi
calon pengantin perempuan yang mempunyai
hubungan darah patrinial dengan calon
pengantin perempuan itu)
b. Wali hakim (hakim pengadilan (dalam hal ini
Pengadilan Agama), yang dimungkinkan dapat
bertindak sebagai wali hakim, apabila memang
mendapat kuasa dari Kepala Negara Menteri
Agama
SAKSI DALAM PERNIKHAN
Adanya saksi, syarat-syaratnya:
a. Minimal dua orang laki-laki
b. Muslim
c. Adil
d. Aqil baligh
e. tidak terganggu ingatan dan tidak tuna
rungu atau tuli.
f. Hadir dalam Ijab Qabul
g. Dapat mengerti maksud akad
KEDUDUKAN DAN JENIS MAHAR
DALAM PERNIKAHAN
Mahar adalah imbalan dalam pernikahan
yang wajib diberikan oleh seorang suami
kepada isterinya atas dasar kerelaan di
antara keduanya. Mahar dalam pernikahan
hukumnya adalah wajib, menurut ijma‟
para ulama‟. Dan mahar merupakan hak
isteri, sehingga walinya atau orang lain
tidak berhak mengambilnya tanpa
seizinnya.
A. Sesuatu yang Dapat Dijadikan Sebagai Mahar
Sesuatu yang dijadikan sebagai mahar adalah sesuatu yang
memiliki nilai, baik hissiyyah (kasat mata) maupun
maknawiyyah.
1. Sesuatu yang memiliki harga dalam jual beli
Yaitu segala sesuatu yang dapat dikuasakan, suci, halal,
dapat diambil manfaatnya, dan dapat diterima. Seperti;
uang, benda berharga, dan yang semisalnya.
2. Upah dari pekerjaan
Setiap pekerjaan yang diperbolehkan meminta upah
darinya, maka boleh dijadikan sebagai mahar. Ini adalah
madzhab Syafi‟i dan Ahmad
3. Membebaskan hamba sahaya wanita
Ini adalah pendapat Imam Asy-Syafi‟i.
4. Keislaman.
Catatan:
Batasan Mahar Tidak ada batasan minimal
dalam mahar, selama mahar tersebut
memiliki nilai –meskipun sedikit- dan
calon isteri ridha dengannya, maka ia sah
digunakan sebagai mahar. Ini adalah
madzhab Asy-Syafi‟i,
b. Mahar yang tidak disebutkan nilainya
Diperbolehkan melangsungkan akad nikah tanpa
menyebutkan mahar. Ini merupakan ijma‟ ulama‟. Akad
pernikahan yang tidak disebutkan maharnya disebut dengan
nikah tafwidh
2. Dilihat dari sisi waktu pembayarannya
Mahar dilihat dari sisi waktu pembayarannya
terbagi menjadi dua, antara lain :
a. Mahar yang dibayar tunai
Mahar yang dibayar tunai harus diberikan kepada isteri
sebelum jima‟. Dan isteri boleh menolak jima‟, hingga ia
mendapatkan mahar yang akan dibayar tunai tersebut.
B. Jenis-jenis Mahar, Dapat Dilihat Dari
Dua Sisi, yaitu :
1. Dilihat dari sisi nilainya
Mahar dilihat dari sisi nilainya terbagi
menjadi dua, antara lain :
a. Mahar yang disebutkan nilainya.
Dianjurkan ketika akad nikah menyebutkan
mahar, karena hal ini dapat menghindari
perselisihan.
b. Mahar yang dibayar tunda
Mahar yang dibayar tunda boleh diakhirkan
pembayarannya hingga waktu yang disepakati oleh
kedua belah pihak, bahkan suami isteri sudah
diperbolehkan jima‟, meskipun maharnya belum
ditunaikan.
Adapun syarat bolehnya menunda mahar adalah :
1) Tempo pembayaran mahar diketahui.
Sehingga tidak diperbolehkan menunda dengan
masa yang tidak tentu, seperti; sampai mati, sampai
cerai, dan yang semisalnya.
2) Tempo penundaan tidak terlalu lama.
Pembatalan mahar jika:
1. Terjadi perceraian dari pihak isteri sebelum jima‟.
Misalnya; setelah
2. akad nikah isteri masuk Islam, isterinya murtad,
isteri membatalkan
3. pernikahan karena aib yang terdapat pada suami,
dan lain sebagainya.
4. Khulu‟.
5. Ibra‟ (isteri menggugurkan hak maharnya).
6. isteri yang menghibahkan seluruh mahar untuk
suaminya.

More Related Content

What's hot

Khuluk dan fasakh
Khuluk dan fasakhKhuluk dan fasakh
Khuluk dan fasakhRahmat Nie
 
Nikah, talaq, cerai, & rujuk
Nikah, talaq, cerai, & rujukNikah, talaq, cerai, & rujuk
Nikah, talaq, cerai, & rujukAlfin Berrtrand
 
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan RukhshahTerminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan RukhshahMarhamah Saleh
 
Makalah fiqih talak
Makalah fiqih talakMakalah fiqih talak
Makalah fiqih talakWarnet Raha
 
Tasyri' masa nabi Muhammad Saw
Tasyri'  masa nabi Muhammad SawTasyri'  masa nabi Muhammad Saw
Tasyri' masa nabi Muhammad SawMarhamah Saleh
 
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)Marhamah Saleh
 
Ppt mahar terbaru
Ppt mahar terbaruPpt mahar terbaru
Ppt mahar terbaruNur Iska
 
Presentasi Pengantar Masail Fiqhiyah
Presentasi Pengantar Masail FiqhiyahPresentasi Pengantar Masail Fiqhiyah
Presentasi Pengantar Masail FiqhiyahMarhamah Saleh
 
Bab 1 konsep fatwa dalam islam (1)
Bab 1 konsep fatwa dalam islam (1)Bab 1 konsep fatwa dalam islam (1)
Bab 1 konsep fatwa dalam islam (1)wmkfirdaus
 
Presentasi Fiqh Siyasah 8
Presentasi Fiqh Siyasah 8Presentasi Fiqh Siyasah 8
Presentasi Fiqh Siyasah 8Marhamah Saleh
 
PPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyah
PPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyahPPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyah
PPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyahtriutaribismillah
 
Rukun dan Syarat Nikah
Rukun dan Syarat NikahRukun dan Syarat Nikah
Rukun dan Syarat Nikahshafirahany22
 
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)Miftah Iqtishoduna
 

What's hot (20)

002 konsep akad
002 konsep akad002 konsep akad
002 konsep akad
 
Ushul fiqh ppt
Ushul fiqh pptUshul fiqh ppt
Ushul fiqh ppt
 
Khuluk dan fasakh
Khuluk dan fasakhKhuluk dan fasakh
Khuluk dan fasakh
 
Nikah, talaq, cerai, & rujuk
Nikah, talaq, cerai, & rujukNikah, talaq, cerai, & rujuk
Nikah, talaq, cerai, & rujuk
 
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan RukhshahTerminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
Terminologi Hukum Sah, Batal, 'Azimah dan Rukhshah
 
Makalah fiqih talak
Makalah fiqih talakMakalah fiqih talak
Makalah fiqih talak
 
Tasyri' masa nabi Muhammad Saw
Tasyri'  masa nabi Muhammad SawTasyri'  masa nabi Muhammad Saw
Tasyri' masa nabi Muhammad Saw
 
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
Presentasi Fiqh 11 (Nikah)
 
RUJUK
RUJUKRUJUK
RUJUK
 
04.1 KONSEP AKAD
04.1 KONSEP AKAD04.1 KONSEP AKAD
04.1 KONSEP AKAD
 
Ppt mahar terbaru
Ppt mahar terbaruPpt mahar terbaru
Ppt mahar terbaru
 
IJTIHAD
IJTIHADIJTIHAD
IJTIHAD
 
Presentasi Pengantar Masail Fiqhiyah
Presentasi Pengantar Masail FiqhiyahPresentasi Pengantar Masail Fiqhiyah
Presentasi Pengantar Masail Fiqhiyah
 
01 02 pendahuluan
01 02 pendahuluan01 02 pendahuluan
01 02 pendahuluan
 
Maqashid al-Syariah
Maqashid al-SyariahMaqashid al-Syariah
Maqashid al-Syariah
 
Bab 1 konsep fatwa dalam islam (1)
Bab 1 konsep fatwa dalam islam (1)Bab 1 konsep fatwa dalam islam (1)
Bab 1 konsep fatwa dalam islam (1)
 
Presentasi Fiqh Siyasah 8
Presentasi Fiqh Siyasah 8Presentasi Fiqh Siyasah 8
Presentasi Fiqh Siyasah 8
 
PPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyah
PPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyahPPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyah
PPT perkembangan peradaban Islam masa abbasiyah
 
Rukun dan Syarat Nikah
Rukun dan Syarat NikahRukun dan Syarat Nikah
Rukun dan Syarat Nikah
 
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
 

Similar to Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, mahar

Fiqih munakahat dan teknik perkawinan
Fiqih munakahat dan teknik perkawinanFiqih munakahat dan teknik perkawinan
Fiqih munakahat dan teknik perkawinanbudistaiattanwir
 
Pernikahan menurut Islam
Pernikahan menurut IslamPernikahan menurut Islam
Pernikahan menurut IslamRani Jambak
 
Agama- Munakahat
Agama- MunakahatAgama- Munakahat
Agama- Munakahatbeksblack
 
Nikah Siri dan Mut'ah
Nikah Siri dan Mut'ahNikah Siri dan Mut'ah
Nikah Siri dan Mut'ahAli Murfi
 
Pernikahan Siri dan Mut'ah
Pernikahan Siri dan Mut'ahPernikahan Siri dan Mut'ah
Pernikahan Siri dan Mut'ahAli Murfhy
 
RUKUN NIKAH pwr.pptx
RUKUN NIKAH pwr.pptxRUKUN NIKAH pwr.pptx
RUKUN NIKAH pwr.pptxssusera4e5371
 
fikih munakahat- hal hal yang berkaitan dengan hukum nikah
fikih munakahat- hal hal yang berkaitan dengan hukum nikahfikih munakahat- hal hal yang berkaitan dengan hukum nikah
fikih munakahat- hal hal yang berkaitan dengan hukum nikahTohirQolby1
 
Jasa nikah siri jawa barat
Jasa nikah siri jawa baratJasa nikah siri jawa barat
Jasa nikah siri jawa baratJasaNikahSiri1
 
Presentasi Nikah Siri Dan Mutah
Presentasi Nikah Siri Dan MutahPresentasi Nikah Siri Dan Mutah
Presentasi Nikah Siri Dan MutahMarhamah Saleh
 
PROBLEMATIKA PERKAWINAN DI INDONESIA, BY ARZ3N
PROBLEMATIKA PERKAWINAN DI INDONESIA, BY ARZ3NPROBLEMATIKA PERKAWINAN DI INDONESIA, BY ARZ3N
PROBLEMATIKA PERKAWINAN DI INDONESIA, BY ARZ3NARZEN MUTAKIN
 
BAB 6 Pernikahan dalam Islam.pptx
BAB 6 Pernikahan dalam Islam.pptxBAB 6 Pernikahan dalam Islam.pptx
BAB 6 Pernikahan dalam Islam.pptxahmadsamsularifin
 

Similar to Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, mahar (20)

MATERI PAI MUNAKAHAT.pptx
MATERI PAI MUNAKAHAT.pptxMATERI PAI MUNAKAHAT.pptx
MATERI PAI MUNAKAHAT.pptx
 
Fiqih munakahat dan teknik perkawinan
Fiqih munakahat dan teknik perkawinanFiqih munakahat dan teknik perkawinan
Fiqih munakahat dan teknik perkawinan
 
Pernikahan menurut Islam
Pernikahan menurut IslamPernikahan menurut Islam
Pernikahan menurut Islam
 
Agama- Munakahat
Agama- MunakahatAgama- Munakahat
Agama- Munakahat
 
Pernikahan dalam islam
Pernikahan dalam islamPernikahan dalam islam
Pernikahan dalam islam
 
Perkahwinan
PerkahwinanPerkahwinan
Perkahwinan
 
Nikah Siri dan Mut'ah
Nikah Siri dan Mut'ahNikah Siri dan Mut'ah
Nikah Siri dan Mut'ah
 
Pernikahan Siri dan Mut'ah
Pernikahan Siri dan Mut'ahPernikahan Siri dan Mut'ah
Pernikahan Siri dan Mut'ah
 
RUKUN NIKAH pwr.pptx
RUKUN NIKAH pwr.pptxRUKUN NIKAH pwr.pptx
RUKUN NIKAH pwr.pptx
 
Fiqh munakahat
Fiqh munakahatFiqh munakahat
Fiqh munakahat
 
fikih munakahat- hal hal yang berkaitan dengan hukum nikah
fikih munakahat- hal hal yang berkaitan dengan hukum nikahfikih munakahat- hal hal yang berkaitan dengan hukum nikah
fikih munakahat- hal hal yang berkaitan dengan hukum nikah
 
Pernikahan
PernikahanPernikahan
Pernikahan
 
Jasa nikah siri jawa barat
Jasa nikah siri jawa baratJasa nikah siri jawa barat
Jasa nikah siri jawa barat
 
Presentasi Nikah Siri Dan Mutah
Presentasi Nikah Siri Dan MutahPresentasi Nikah Siri Dan Mutah
Presentasi Nikah Siri Dan Mutah
 
Munakahat
MunakahatMunakahat
Munakahat
 
Munakahat
MunakahatMunakahat
Munakahat
 
PROBLEMATIKA PERKAWINAN DI INDONESIA, BY ARZ3N
PROBLEMATIKA PERKAWINAN DI INDONESIA, BY ARZ3NPROBLEMATIKA PERKAWINAN DI INDONESIA, BY ARZ3N
PROBLEMATIKA PERKAWINAN DI INDONESIA, BY ARZ3N
 
Ummi s xii ips-3
Ummi s xii ips-3Ummi s xii ips-3
Ummi s xii ips-3
 
Ummi s xii ips-3
Ummi s xii ips-3Ummi s xii ips-3
Ummi s xii ips-3
 
BAB 6 Pernikahan dalam Islam.pptx
BAB 6 Pernikahan dalam Islam.pptxBAB 6 Pernikahan dalam Islam.pptx
BAB 6 Pernikahan dalam Islam.pptx
 

More from ikafia maulidia

Silabus fiqih-ma-kelas-xi-1-2
Silabus fiqih-ma-kelas-xi-1-2Silabus fiqih-ma-kelas-xi-1-2
Silabus fiqih-ma-kelas-xi-1-2ikafia maulidia
 
Rencana pelaksanaan-pembelajaran-xi (1)
Rencana pelaksanaan-pembelajaran-xi (1)Rencana pelaksanaan-pembelajaran-xi (1)
Rencana pelaksanaan-pembelajaran-xi (1)ikafia maulidia
 
Silabus fiqih-ma-kelas-xi-1-2
Silabus fiqih-ma-kelas-xi-1-2Silabus fiqih-ma-kelas-xi-1-2
Silabus fiqih-ma-kelas-xi-1-2ikafia maulidia
 
Rangkuman ahli waris dan permasalahannya
Rangkuman ahli waris dan permasalahannyaRangkuman ahli waris dan permasalahannya
Rangkuman ahli waris dan permasalahannyaikafia maulidia
 
Rangkuman hukum islam tentang mawaris
Rangkuman hukum islam tentang mawarisRangkuman hukum islam tentang mawaris
Rangkuman hukum islam tentang mawarisikafia maulidia
 
Rangkuman rujuk dan hadhanah
Rangkuman rujuk dan hadhanahRangkuman rujuk dan hadhanah
Rangkuman rujuk dan hadhanahikafia maulidia
 
Syarat dan rukun nikah dalam islam
Syarat dan rukun nikah dalam islamSyarat dan rukun nikah dalam islam
Syarat dan rukun nikah dalam islamikafia maulidia
 
Makalah pernikahan dan walimatul usry
Makalah pernikahan dan walimatul usryMakalah pernikahan dan walimatul usry
Makalah pernikahan dan walimatul usryikafia maulidia
 
Hak dan kewajiban suami istri
Hak dan kewajiban suami istriHak dan kewajiban suami istri
Hak dan kewajiban suami istriikafia maulidia
 
Nusyuz, syiqaq dan hakamain
Nusyuz, syiqaq dan hakamainNusyuz, syiqaq dan hakamain
Nusyuz, syiqaq dan hakamainikafia maulidia
 
Makalah pernikahan dan walimatul usry
Makalah pernikahan dan walimatul usryMakalah pernikahan dan walimatul usry
Makalah pernikahan dan walimatul usryikafia maulidia
 
Syarat dan rukun nikah dalam islam
Syarat dan rukun nikah dalam islamSyarat dan rukun nikah dalam islam
Syarat dan rukun nikah dalam islamikafia maulidia
 
Hikmah dan manfaat pernikahan
Hikmah dan manfaat pernikahanHikmah dan manfaat pernikahan
Hikmah dan manfaat pernikahanikafia maulidia
 

More from ikafia maulidia (19)

Latihan soal munakahat
Latihan soal munakahatLatihan soal munakahat
Latihan soal munakahat
 
Silabus fiqih-ma-kelas-xi-1-2
Silabus fiqih-ma-kelas-xi-1-2Silabus fiqih-ma-kelas-xi-1-2
Silabus fiqih-ma-kelas-xi-1-2
 
Rencana pelaksanaan-pembelajaran-xi (1)
Rencana pelaksanaan-pembelajaran-xi (1)Rencana pelaksanaan-pembelajaran-xi (1)
Rencana pelaksanaan-pembelajaran-xi (1)
 
Silabus fiqih-ma-kelas-xi-1-2
Silabus fiqih-ma-kelas-xi-1-2Silabus fiqih-ma-kelas-xi-1-2
Silabus fiqih-ma-kelas-xi-1-2
 
Mawaris
MawarisMawaris
Mawaris
 
Pembagian harta warisan
Pembagian harta warisanPembagian harta warisan
Pembagian harta warisan
 
Rangkuman ahli waris dan permasalahannya
Rangkuman ahli waris dan permasalahannyaRangkuman ahli waris dan permasalahannya
Rangkuman ahli waris dan permasalahannya
 
Rangkuman hukum islam tentang mawaris
Rangkuman hukum islam tentang mawarisRangkuman hukum islam tentang mawaris
Rangkuman hukum islam tentang mawaris
 
Rangkuman rujuk dan hadhanah
Rangkuman rujuk dan hadhanahRangkuman rujuk dan hadhanah
Rangkuman rujuk dan hadhanah
 
Syarat dan rukun nikah dalam islam
Syarat dan rukun nikah dalam islamSyarat dan rukun nikah dalam islam
Syarat dan rukun nikah dalam islam
 
Makalah pernikahan dan walimatul usry
Makalah pernikahan dan walimatul usryMakalah pernikahan dan walimatul usry
Makalah pernikahan dan walimatul usry
 
pernikahan (kelompok 1)
pernikahan (kelompok 1)pernikahan (kelompok 1)
pernikahan (kelompok 1)
 
Iddah
IddahIddah
Iddah
 
Hak dan kewajiban suami istri
Hak dan kewajiban suami istriHak dan kewajiban suami istri
Hak dan kewajiban suami istri
 
Nusyuz, syiqaq dan hakamain
Nusyuz, syiqaq dan hakamainNusyuz, syiqaq dan hakamain
Nusyuz, syiqaq dan hakamain
 
Rangkuman thalaq
Rangkuman thalaqRangkuman thalaq
Rangkuman thalaq
 
Makalah pernikahan dan walimatul usry
Makalah pernikahan dan walimatul usryMakalah pernikahan dan walimatul usry
Makalah pernikahan dan walimatul usry
 
Syarat dan rukun nikah dalam islam
Syarat dan rukun nikah dalam islamSyarat dan rukun nikah dalam islam
Syarat dan rukun nikah dalam islam
 
Hikmah dan manfaat pernikahan
Hikmah dan manfaat pernikahanHikmah dan manfaat pernikahan
Hikmah dan manfaat pernikahan
 

Recently uploaded

Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 

Recently uploaded (20)

Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 

Konsep kafa’ah, syarat dan rukun nikah, mahar

  • 1. KONSEP KAFA’AH, SYARAT DAN RUKUN NIKAH, AKAD NIKAH, WALI, SAKSI DAN MAHAR DALAM PERNIKAHAN Kholid Ma’rufi
  • 2. KAFA’AH Kafa’ah‘ secara etimologi adalah sama, sesuai dan sebanding. Sehingga yang dimaksud kafa’ah‘ dalam perkawinan adalah kesamaan antara calon suami dan calon isteri, sama dalam kedudukan, sebanding dalam tingkat sosial dan sama dalam akhlak dan kekayaan.
  • 3. Sedangkan menurut ulama Syafi’iyah, kafa’ah‘ adalah persamaan suami dengan isteri dalam kesempurnaan atau kekurangannya baik dalam hal agama, nasab, merdeka, pekerjaan dan selamat dari cacat yang memperbolehkan seorang perempuan untuk melakukan khiyar terhadap suami.
  • 4. Segolongan ulama ada yang memahami faktor agamalah yang dijadikan pertimbangan karena didasarkan pada penekanan sabdanya : ‫ر‬َ‫ف‬ْ‫اظ‬َ‫ف‬ِ‫ت‬‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫ب‬ِ‫ين‬ِ‫د‬ّ‫ال‬ segolongan lainnya berpendapat bahwa faktor keturunan (nasab) sama kedudukannya dengan faktor agama, demikian pula faktor kekayaan
  • 5. Kriteria Kafa’ah‘ Menurut Fuqaha 1. Agama (Tidak Fasiq) 2. Nasab 3. Merdeka 4. Harta (Kemampuan Bayar Mahar Dan Menafkahi) 5. Pekerjaan 6. Seimbang dari segi fisik atau tidak cacat
  • 6. Orang yang Berhak Menentukan Kafa’ah‘ Para fuqaha sepakat bahwa yang berhak menentukan kafa’ah‘ adalah seorang perempuan dan walinya, karena menurut mereka seorang perempuan dan walinya biasanya akan merasa terhina bila menikah dengan laki-laki yang tidak sekufu’. Sedangkan laki-laki yang terpandang tidak akan merasa terhina bila menikah dengan perempuan yang status sosialnya lebih rendah darinya
  • 7. Waktu yang ditetapkan untuk menentukan apakah calon-calon mempelai telah sekufu’ atau belum, itu letaknya pada waktu akan dilaksanakan akad nikah. Oleh sebab itu apabila seseorang pada waktu akad mempunyai pencaharian yang terhormat, mampu memberi nafkah atau orangnya sholeh, kemudian berubah menjadi hina, tidak sanggup memberi nafkah atau fasiq terhadap perintah Allah SWT dan semuanya itu terjadi setelah dilangsungkan perkawinan, maka akadnya tetap berlaku.
  • 8. SYARAT DAN RUKUN PERNIKAHAN 1. Calon Suami Seorang calon suami yang akan menikah harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a) Bukan mahram dari calon istri b) Tidak terpaksa (atas kemauan sendiri) c) Jelas orangnya (bukan banci) d) Tidak sedang ihram haji
  • 9. 2. Calon Istri Bagi calon istri yang akan menikah juga harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a) Tidak bersuami b) Bukan mahram c) Tidak dalam masa iddah d) Merdeka (atas kemauan sendiri) e) Jelas orangnya f) Tidak sedang ihram haji 3. Wali 4. Ijab kabul 5. Mahar
  • 10. RUKUN PERNIKAHAN 1. Adanya calon suami dan istri yang akan melakukan pernikahan. 2. Adanya wali dari pihak calon pengantin wanita. 3. Adanya dua orang saksi
  • 11. AKAD NIKAH Syarat Sah Akad Nikah: 1. Kerelaan wanita sebelum melakukan akad nikah 2. Izin dari wali (Wali seorang wanita yang berhak menikahkannya adalah Al- Ashabah, kaum kerabat yang laki-laki dari pihak bapaknya, bukan dari pihak ibunya)
  • 12. 3. Mahar Mahar dalam pernikahan hukumnya adalah wajib. Jika kedua pengantin sepakat untuk meniadakan mahar, maka nikahnya rusak/tidak sah. 4. Saksi Pernikahan tidak sah tanpa adanya dua orang saksi laki-laki yang beragama Islam, mukallaf, dan „adil
  • 13. RUKUN DALAM AKAD NIKAH 1. Adanya calon suami dan isteri 2. Adanya ijab dan qabul Ijab adalah ucapan dari pihak wali atau wakilnya untuk menikahkan wanita yang berada dalam perwaliannya kepada seorang laki-laki. Adapun qabul adalah ucapan dari pihak suami atau wakilnya bahwa ia menerima akad nikah tersebut.
  • 14. Ketentuan dalam ijab qabul adalah : 1. Ada ungkapan penyerahan nikah dari wali pengantin wanita. 2. Ada ungkapan penerimaan nikah dari pengantin laki-laki. 3. Menggunakan kata-kata “nikah” atau kata- kata lain yang semakna dengannya. 4. Jelas pengungkapannya dan saling berkaitan. 5. Diungkapkan dalam satu majelis (bersambung, tidak berselang waktu yang lama)
  • 15. Syarat-Syarat yang Ditentukan Pada Akad Nikah 1. Syarat yang sesuai dengan tujuan akad dan maksud dari syari’at Misalnya; calon isteri mensyaratkan agar digauli dengan baik, atau jika nanti menceraikannya maka dengan perceraian yang baik, dan lain sebagainya. Maka syarat seperti ini wajib dipenuhi, menurut kesepakatan para ulama‟.
  • 16. 2. Syarat yang bertentangan dengan tujuan akad terbagi menjadi dua, yaitu : A . Syarat yang menghilangkan tujuan akad nikah Misalnya; calon isteri mensyaratkan untuk tidak boleh menjima‟inya,menentukan batas waktu tertentu dalam penikahannya, dan yang semisalnya. Maka akad nikahnya batal, karena syarat tersebut bertentangan dengan tujuan akad. B. Syarat yang tidak menghilangkan tujuan akad nikah – walaupun haram- Misalnya; calon isteri mensyaratkan agar setelah pernikahan suaminya menceraikan isteri-isterinya yang lain, dan lain sebagainya. Maka syarat seperti ini batal dan tidak perlu dipenuhi, namun akad nikahnya tetap sah.
  • 17. C. Syarat yang tidak diperintahkan oleh Allah dan tidak pula dilarang-Nya Misalnya; calon isteri mensyaratkan agar tidak mengajaknya pindah dari kota kelahirannya, agar ia tetap diizinkan untuk melanjutkan studinya, dan lain sebagainya. Maka syarat seperti ini wajib dipenuhi selama tidak bertentangan dengan Al- Qur‟an dan As-Sunnah
  • 18. SIGHAT AKAD NIKAH Yaitu ijab dan kabul yang diucapkan oleh wali atau wakilnya dari pihak wanita dan dijawab oleh calon pengantin laki-laki. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar akad ijab kabul itu bisa menjadi sah, yaitu: a) Akad dimulai dengan ijab dan dilanjutkan dengan kabul b) Ijab dan Kabul harus menggunakan lafad yang jelas dan terang sehingga dapat dipahami oleh kedua belah pihak secara tegas.
  • 19. c) Ijab dan kabul tidak boleh dengan menggunakan ungkapan yang bersifat membatasi masa berlangsungnya pernikahan, karena adanya pernikahan itu bertujuan untuk selama hidupnya, bukan sesaat saja. d) Ijab dan kabul harus diucapkan secara bersinambungan tanpa terputus walau sesaat.
  • 20. WALI DAN SAKSI DALAM PERNIKAHAN Menurut Prof Abdullah Kelib, wali di dalam perkawinan adalah orang yang bertanggung jawab atas perkawinan yang dilaksanakan dibawah perwaliannya, sehingga perkawinan tidak dianggap sah apabila tidak terdapat wali yang menyerahkan mempelai wanita kepada mempelai pria.
  • 21. Sehingga dengan demikian yang menjadi wali bagi seorang wanita secara berurutan adalah : 1. Bapaknya (ia adalah orang yang paling berhak untuk menikahkan anak perempuannya) 2. Kakeknya dari pihak bapak, dan seterusnya ke atas 3. Saudara laki-lakinya sekandung 4. Saudara laki-lakinya sebapak 5. Anak laki-lakinya 6. Cucu laki-laki dari anak laki-laki dan seterusnya ke bawah
  • 22. 7. Anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung (keponakan) 8. Anak laki-laki dari saudara laki-laki sebapak (keponakan) 9. Paman yang sekandung dengan bapaknya 10. Paman yang sebapak dengan bapaknya 11. Anak laki-laki pamannya (sepupu) dari pihak bapak 12. Yang terakhir adalah hakim/sulthan (penguasa)
  • 23. Adapun syarat bagi seorang wali adalah : 1. Beragama Islam 2. Laki-laki. Ini menurut kesepakatan para ulama‟. 3. Mukallaf (baligh dan berakal). Ini menurut Jumhur ulama‟. 4. Merdeka. 5. Adil (tidak tampak kefasikan darinya). Ini menurut pendapat Imam Asy- Syafi‟i
  • 24. Wali nikah terdiri dari 2: a. Wali nasab (anggota keluarga laki-laki bagi calon pengantin perempuan yang mempunyai hubungan darah patrinial dengan calon pengantin perempuan itu) b. Wali hakim (hakim pengadilan (dalam hal ini Pengadilan Agama), yang dimungkinkan dapat bertindak sebagai wali hakim, apabila memang mendapat kuasa dari Kepala Negara Menteri Agama
  • 25. SAKSI DALAM PERNIKHAN Adanya saksi, syarat-syaratnya: a. Minimal dua orang laki-laki b. Muslim c. Adil d. Aqil baligh e. tidak terganggu ingatan dan tidak tuna rungu atau tuli. f. Hadir dalam Ijab Qabul g. Dapat mengerti maksud akad
  • 26. KEDUDUKAN DAN JENIS MAHAR DALAM PERNIKAHAN Mahar adalah imbalan dalam pernikahan yang wajib diberikan oleh seorang suami kepada isterinya atas dasar kerelaan di antara keduanya. Mahar dalam pernikahan hukumnya adalah wajib, menurut ijma‟ para ulama‟. Dan mahar merupakan hak isteri, sehingga walinya atau orang lain tidak berhak mengambilnya tanpa seizinnya.
  • 27. A. Sesuatu yang Dapat Dijadikan Sebagai Mahar Sesuatu yang dijadikan sebagai mahar adalah sesuatu yang memiliki nilai, baik hissiyyah (kasat mata) maupun maknawiyyah. 1. Sesuatu yang memiliki harga dalam jual beli Yaitu segala sesuatu yang dapat dikuasakan, suci, halal, dapat diambil manfaatnya, dan dapat diterima. Seperti; uang, benda berharga, dan yang semisalnya. 2. Upah dari pekerjaan Setiap pekerjaan yang diperbolehkan meminta upah darinya, maka boleh dijadikan sebagai mahar. Ini adalah madzhab Syafi‟i dan Ahmad
  • 28. 3. Membebaskan hamba sahaya wanita Ini adalah pendapat Imam Asy-Syafi‟i. 4. Keislaman. Catatan: Batasan Mahar Tidak ada batasan minimal dalam mahar, selama mahar tersebut memiliki nilai –meskipun sedikit- dan calon isteri ridha dengannya, maka ia sah digunakan sebagai mahar. Ini adalah madzhab Asy-Syafi‟i,
  • 29. b. Mahar yang tidak disebutkan nilainya Diperbolehkan melangsungkan akad nikah tanpa menyebutkan mahar. Ini merupakan ijma‟ ulama‟. Akad pernikahan yang tidak disebutkan maharnya disebut dengan nikah tafwidh 2. Dilihat dari sisi waktu pembayarannya Mahar dilihat dari sisi waktu pembayarannya terbagi menjadi dua, antara lain : a. Mahar yang dibayar tunai Mahar yang dibayar tunai harus diberikan kepada isteri sebelum jima‟. Dan isteri boleh menolak jima‟, hingga ia mendapatkan mahar yang akan dibayar tunai tersebut.
  • 30. B. Jenis-jenis Mahar, Dapat Dilihat Dari Dua Sisi, yaitu : 1. Dilihat dari sisi nilainya Mahar dilihat dari sisi nilainya terbagi menjadi dua, antara lain : a. Mahar yang disebutkan nilainya. Dianjurkan ketika akad nikah menyebutkan mahar, karena hal ini dapat menghindari perselisihan.
  • 31. b. Mahar yang dibayar tunda Mahar yang dibayar tunda boleh diakhirkan pembayarannya hingga waktu yang disepakati oleh kedua belah pihak, bahkan suami isteri sudah diperbolehkan jima‟, meskipun maharnya belum ditunaikan. Adapun syarat bolehnya menunda mahar adalah : 1) Tempo pembayaran mahar diketahui. Sehingga tidak diperbolehkan menunda dengan masa yang tidak tentu, seperti; sampai mati, sampai cerai, dan yang semisalnya. 2) Tempo penundaan tidak terlalu lama.
  • 32. Pembatalan mahar jika: 1. Terjadi perceraian dari pihak isteri sebelum jima‟. Misalnya; setelah 2. akad nikah isteri masuk Islam, isterinya murtad, isteri membatalkan 3. pernikahan karena aib yang terdapat pada suami, dan lain sebagainya. 4. Khulu‟. 5. Ibra‟ (isteri menggugurkan hak maharnya). 6. isteri yang menghibahkan seluruh mahar untuk suaminya.