Dokumen tersebut membahas tentang pengenalan sistem e-learning, manfaatnya bagi perguruan tinggi dan mahasiswa, komponen sistem informasi dari e-learning, serta sumber daya yang dibutuhkan agar e-learning berjalan dengan efektif.
Sim, nur kairunnisa, prof. dr. hapzi ali, cma, fenomena yang mengawali terben...
E-LEARNING MANFAAT
1. TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Pengenalan E-Learning
DISUSUN OLEH :
Nama : Nur kairunnisa
NIM : 43216110143
Dosen : Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM AKUNTANSI
2. MAANFAAT SISTEM PEMBELAJARAN DENGAN ELEARNING BAGI
PERGURUAN TINGGI DAN MAHASISWA
Ada beberapa manfaat pembelajaran elektronik atau e-learning, diantaranya adalah:
Pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility). Bertambahnya Interaksi
pembelajaran antara Dosen dan mahasiswa (interactivity enhancement). Menjangkau
Mahasiswadalam cakupan yang luas (global audience). Mempermudah penyempurnaan dan
penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities).
Manfaat e-learning juga dapat dilihat dari 2 sudut pandang :
a. Manfaat bagi Mahasiswa
Dengan kegiatan e-Learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi.
Artinya, kita dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Selain itu
mahasiswa juga dapat berkomunikasi dengan dosen setiap saat, misalnya melalui chatting dan
email. Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk
diakses melalui internet, maka kita dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan
saja dan dari mana saja, juga tugas-tugas pekerjaan rumah dapat diserahkan kepada dosen begitu
selesai dikerjakan.
b. Manfaat bagi Dosen
Dengan adanya kegiatan e-Learning manfaat yang diperoleh guru/dosen antara lain adalah
bahwa dosen akan lebih mudah melakukan pembaruan materi maupun model pengajaran sesuai
dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi, juga dapat dengan efisien mengontrol
kegiatan belajar mahawanya.
Pengalaman negara lain dan juga pengalaman distance learning di Indonesia ternyata
menunjukkan sukses yang signifikan, antara lain:
Mampu meningkatkan pemerataan pendidikan;
Mengurangi angka putus kuliah;
Meningkatkan prestasi belajar;
Meningkatkan kehadiran mahasiswa di kelas,
Meningkatkan rasa percaya diri;
Meningkatkan wawasan (outward looking);
Mengatasi kekurangan tenaga pendidikan; serta
Meningkatkan efisiensi. (Soekartawi, 2005)
Keuntungan menggunakan e-Learning diantaranya adalah sebagai berikut:
Menghemat waktu proses belajar mengajar
Mengurangi biaya perjalanan
3. Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan, buku-buku)
Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas
Melatih pembelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan
E-learning mempermudah interaksi antara Mahasiswadengan bahan/materi pelajaran. Demikian
juga interaksi antara mahasiswa dengan dosen maupun antara sesama Mahasiswa. Mahasiswa
dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai berbagai hal yang menyangkut pelajaran
ataupun kebutuhan pengembangan diri peserta didik. Dosen dapat menempatkan bahan-bahan
belajar dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh Mahasiswadi tempat tertentu di dalam web
untuk diakses oleh para peserta didik. Sesuai dengan kebutuhan,dosen dapat pula memberikan
kesempatan kepada Mahasiswauntuk mengakses bahan belajar tertentu maupun soal-soal ujian
yang hanya dapat diakses oleh mahasiswa sekali saja dan dalam rentangan waktu tertentu pula
(Website Kudos, 2002).
TANGGAPAN TENTANG SISTEM ELEARNING YANG DI IMPLENTASIKAN DI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
Kemampuan e-learning Universitas Mercu Buana saat ini cukup baik. terlihat dari
penyelenggaraan e-learning di Universitas Mercubuana yang berhasil dalam dimensi
penyampaian, perencanaan, dan manajemen. E-Learning akan berjalan dengan efektif apabila
adanya kerjasama antara pengajar dan siswanya untuk mensukseskannya, tanpa salah satu dari
keduanya keberadaan E- Learning tidak akan berjalan secara lancar. Untuk itulah diperlukan
komunikasi yang erat antar keduanya. Selain dari itu, efektivitas E-Learning juga didukung oleh
keahlian dan kreativitas pengajar dalam meracik materi yang akan disampaikan. Hal ini juga
termasuk pada keahlian pengajar dalam mengoperasikan perangkat elektronik.
Terkadang E-Learning juga menjadi beban bagi para pengajar yang belum menguasai
operasional perangkat elektronik. Untuk mengatasi permasalahan ini, Dinas Pendidikan terkait
banyak melakukan pelatihan bagi guru-guru yang belum menguasai operasional perangkat
elektronik, terlebih untuk daerah terpencil. Selain langkah tersebut, para pengajar dapat
memanfaatkan situs jejaring sosial untuk bertukar pikiran mengenai pengalaman mengajarnya.
Untuk memperoleh suatu hal diperlukan suatu biaya untuk mendapatkannya, sama halnya dalam
proses pembelajaran. Metode E-Learning dapat menekan biaya yang akan dikeluarkan selama
proses pembelajaran, misalnya saja dalam proses mengerjakan tugas. Biasanya dalam
mengerjakan tugas siswa diharuskan untuk mengerjakannya dalam bentuk Hardcopy dengan
mem-print tugasnya tersebut. Akan tetapi dengan adanya E-Learning, tugas pun dapat dikrimkan
dalam bentuk Softcopy dengan mengirimkan lewat e-mail. Hal ini tentu dapat menekan biaya
untuk membuat tugas.
4. SARAN DAN REKOMENDASI UNTUK PERBAIKAN SISTEM E-LEARNING GUNA
MENINGKATKAN KINERJA SISTEM DIMASA MENDATANG
Menurut saya pengimplementasian sistem e-learning di kampus mercu buana sudah cukup
baik karena sudah memanfaatkan era digital saat ini. Dan tentunya dengan
pengimplementasian sistem e-learning ini memberikan manfaat bagi para mahasiwa dan dosen
yaitu dapat menghemat biaya dan waktu. Saran saya untuk perbaikan sistem e-learning ini
yaitu :
1. Perbaiki serta tingkatkan kualitas dan sempurnakan Sistem E-learning agar tidak selalu
problem ketika digunakan.
2. Penyediaan materi modul dengan kuis dan forum agar kebih disesuaikan.
3. Kualitas pemanfaatan e-learning harus lebih ditingkatkan agar berkurangnya tanggapan
tugas dari mahasiwa dengan cara mengcopy-paste jawaban.
PENGERTIAN E-LEARNING DAN KOMPONEN SISTEM INFORMASI DARI E-
LEARNING
Pengertian E-learning adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis elektronik. Salah satu
media yang digunakan adalah jaringan komputer. Dengan dikembangkannya di jaringan
komputer memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk berbasis web, sehingga kemudian
dikembangkan ke jaringan komputer yang lebih luas yaitu internet. Penyajian e-learning berbasis
web ini bisa menjadi lebih interaktif. Sistem e-learning ini tidak memiliki batasan akses, inilah
yang memungkinkan perkuliahan bisa dilakukan lebih banyak waktu (Nugroho, 2007).
Banyak orang menggunakan istilah yang berbeda-beda dengan e-learning, namun pada
prinsipnya e-learning adalah pembelajaran yang menggunakan jasa elektronika sebagai alat
bantunya. E-learning memang merupakan suatu teknologi pembelajaran yang yang relatif baru di
Indonesia (Tafiardi, 2005).
Definisi E-Learning
Istilah e-learning dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang diterapkan
di bidang pendidikan dalam bentuk sekolah maya.
Istilah e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk
mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet. Oleh karena itu, istilah
e-learning lebih tepat ditujukan sebagai usaha untuk membuat sebuah transformasi proses belajar
mengajar yang ada di sekolah/universitas ke dalam bentuk digital yang dijembatani oleh
teknologi internet (Purbo & Hartanto, 2002).
5. E-learning ini sendiri mempunyai beberapa karakteristik seperti yang telah dikemukakan oleh
Suyanto (2005) mengemukakan 4 karakteristik e-learning yang terdiri dari:
1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik, dimana pengajar dan peserta didik, peserta didik
dan peserta didik, ataupun pengajar dan sesama pengajar dapat berkomunikasi dengan
relatif mudah tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler.
2. Memanfaatkan keunggulan komputer (media digital dan jaringan komputer).
3. Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri yang dapat disimpan di komputer
sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan dimana saja bila yang
bersangkutan membutuhkannya.
4. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang
berkaitan dengan administrasi pendidikan yang dapat dilihat setiap saat di komputer.
Dengan demikian, e-learning itu dapat diartikan sebagai suatu sistem dalam pembelajaran yang
mengacu pada penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dengan karakteristik-karakteristik seperti memanfaatkan jasa teknologi,
memanfatkan keunggulan komputer, menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri, dan
memanfaatkan jadwal belajar yang dapat dilihat pada komputer, serta memberikan fasilitas yang
dapat diakses oleh pengajar dan peserta didik/mahasiswa secara pribadi
KOMPONEN E-LEARNING
Komponen yang membentuk e-learning (Romisatriawahono, 2008) adalah:
a. Infrastruktur e-learning
Infrastruktur e-learning merupakan peralatan yang digunakan dalam e-learning yang dapat
berupa Personal Computer ((PC), yakni komputer yang dimiliki secara pribadi (Febrian, 2004)),
jaringan komputer (yakni, kumpulan dari sejumlah perangkat berupa komputer, hub, switch,
router, atau perangkat jaringan lainnya yang terhubung dengan menggunakan media komunikasi
tertentu (Wagito, 2005)), internet (merupakan singkatan dari Interconnection Networking yang
diartikan sebagai komputer-komputer yang terhubung di seluruh dunia (Febrian, 2004)) dan
perlengkapan multimedia (alat-alat media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang
terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi (Febrian,
2004)). Termasuk di dalamnya peralatan teleconference (pertemuan jarak jauh antara beberapa
orang yang fisiknya berada pada lokasi yang berbeda secara geografis (Febrian, 2004)) apabila
kita memberikan layanan synchronous learning yakni proses pembelajaran terjadi pada saat yang
sama ketika pengajar sedang mengajar dan murid sedang belajar melalui teleconference.
b. Sistem dan aplikasi e-learning
Sistem dan aplikasi e-learning yang sering disebut dengan Learning Management System (LMS),
yang merupakan sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar mengajar
6. konvensional untuk administrasi, dokumentasi, laporan suatu program pelatihan, ruangan kelas
dan peristiwa online, program e-learning, dan konten pelatihan (Ellis, 2009)), misalnya, segala
fitur yang berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar seperti bagaimana
manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian (rapor), serta
sistem ujian online yang semuanya terakses dengan internet.
c. Konten e-learning
Konten e-learning merupakan konten dan bahan ajar yang ada pada e-learning sistem (Learning
Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk misalnya Multimedia-based
Content (konten berbentuk multimedia interaktif seperti multimedia pembelajaran yang
memungkinkan kita menggunakan mouse, keyboard untuk mengoperasikannya) atau Text-based
Content (konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran yang ada di wikipedia.org,
ilmukomputer.com, dsb.). Biasa disimpan dalam Learning Management System (LMS) sehingga
dapat dijalankan oleh peserta didik kapan pun dan dimana pun.
Sedangkan ’aktor’ yang ada dalam pelaksanakan e-learning boleh dikatakan sama dengan proses
belajar mengajar konvensional, yaitu perlu adanya pengajar (dosen) yang membimbing siswa
(mahasiswa) yang menerima bahan ajar dan administrator yang mengelola administrasi dan
proses belajar mengajar.
SUMBER DAYA YANG DIPERLUKAN SEHINGGA E-LEARNING BERJALAN
DENGAN BAIK SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN
Konsep keberhasilan program e-learning selain ditunjang oleh perangkat teknologi informasi,
juga oleh perencanaan, administrasi, manajemen dan ekonomi yang memadai. Perlu juga
diperhatikan peranan dari para fasilitator, dosen, staf, cara implementasi, cara mengadopsi
teknologi baru, fasilitas, biaya, dan jadwal kegitan (Natakusumah, 2002).
Secara konsep, dosen e-learning harus mempunyai kemampuan pemahaman pada materi yang
disampaikannya, memahami strategi e-learning yang efektif, bertanggung jawab pada materi
pelajaran, persiapan pelajaran, pembuatan modul pelajaran, penyeleksian bahan penunjang,
penyampaian materi pelajaran yang efektif, penentuan interaksi mahasiswa, penyeleksian dan
pengevaluasian tugas secara elektronik. Studio pengajar perlu dikelola lebih baik dari pada
ruangan kelas biasa. Dosen harus dapat menggunakan peralatan, antara lain menggunakan audio,
video materials, dan jaringan komputer selama pembelajaran berlangsung. Menurut Koswara
(2006) kemampuan baru yang diperlukan dosen untuk e-learning, antara lain perlu:
a. Mengerti tentang e-learning,
b. Mengidentifikasi karakteristik mahasiswa,
c. Mendesain dan mengembangkan materi kuliah yang interaktif sesuai dengan
perkembangan teknologi baru,
7. d. Mengadaptasi strategi mengajar untuk menyampaikan materi secara elektronik,
e. Mengorganisir materi dalam format yang mudah untuk dipelajari,
f. Melakukan training dan praktek secara elektronik,
g. Terlibat dalam perencanaan, pengembangan, dan pengambilan keputusan,
h. Mengevaluasi keberhasilan pembelajaran, attitude dan persepsi para mahasiswanya.
Sementara itu untuk menghindari kegagalan e-learning, program-program yang perlu
dikembangkan berkaitan dengan kebutuhan pengguna khususnya mahasiswa antara lain :
a. Berkaitan dengan informasi tentang unit-unit terkait dengan proses pembelajaran : tujuan
dan sasaran, silabus, metode pengajaran, jadwal kuliah, tugas, jadwal dosen, daftar
referensi atau bahan bacaan dan kontak pengajar
b. Kemudahan akses ke sumber referensi : diktat dan catatan kuliah, bahan presentasi,
contoh uian yang lalu, FAQ (frequently ask question), sumber-sumber referensi untuk
pengerjaan tugas, situs-situs bermanfaat dan artikel-artikel dalam jurnal online
c. Komunikasi dalam kelas : forum diskusi online, mailing list diskusi, papan pengumuman
yang menyediakan informasi (perubahan jadwal kuliah, informasi tugas dan batas waktu
pengumpulannya
EFEKTIFITAS E-LEARNING
Program e-learning yang efektif dimulai dengan perencanaan dan terfokus pada kebutuhan bahan
pelajaran dan kebutuhan mahasiswa. Teknologi yang tepat hanya dapat diseleksi ketika elemen-
elemen ini dimengerti secara detil. Kenyataannya, kesuksesan program e-learning berhubungan
dengan usaha yang konsisten dan terintegrasi dari mahasiswa, fakultas, falilitator, staf
penunjang, dan administrator.
a. Mahasiswa.
Sehubungan dengan konteks pendidikan, peran utama dari mahasiswa adalah untuk
belajar dengan sukses, merupakan tugas yang penting, sehingga perlu didukung oleh
keadaan lingkungan yang baik, membutuhkan motivasi, perencanaan dan kemampuan
untuk menganalisa dengan menggunakan instruksi atau modul yang terbaik. Ketika
instruksi disampaikan pada suatu jarak tertentu, menghasilkan tantangan tambahan
karena mahasiswa sering terpisah dari kebersamaan latar belakang dan interes lainnya,
mempunyai hanya sedikit kesempatan untuk berinteraksi dengan dosen diluar kelas, dan
harus bergantung pada hubungan teknis untuk menjembatani gap pemisah mahasiswa di
dalam kelas.
b. Lembaga/Universitas.
Kesuksesan semua usaha e-learning bergantung juga pada tanggung jawab
lembaga/universitas. Fakultas bertanggung jawab pada pemahaman materi dan
pengembangan pemahaman tersebut sesuai dengan kebutuhan para mahasiswa.
c. Fasilitator.
8. Fakultas merasa lebih efisien bila berhubungan dengan fasilitator setempat yang
bertindak sebagai jembatan antara mahasiswa dan fakultas. Supaya lebih efektif, seorang
fasilitator harus mengerti kebutuhan para mahasiswa yang dilayani dan harapan yang
diinginkan fakultas. Lebih penting lagi, fasilitator harus mengikuti arahan yang sudah
ditentukan oleh fakultas. Mereka perlu menyiapkan peralatan, mengumpulkan tugas para
mahasiswa, melakukan tes, dan bertindak sebagai instruktur setempat.
d. Staf Penunjang.
Kebayakan kesuksesan program e-learning berhubungan juga dengan penunjangan
fungsi-fungsi pelayanan seperti registrasi mahasiswa, perbanyakan dan penyampaian
materi kuliah, pemesanan buku teks, penjagaan copyright, penjadwalan, pemrosesan
laporan, pengelolaan sumber daya teknis, dll. Staf penunjang merupakan kebutuhan
utama untuk menciptakan keadaan, sehingga e-learning tetap pada jalur yang benar.
e. Administrator.
Meskipun administrator biasanya ikut dalam perencanaan suatu program e-learning,
mereka sering kehilangan kontak dengan manajer teknis ketika program sedang
beroperasi. Administrator e-learning yang efektif bukan hanya sekedar memberikan ide,
tetapi perlu juga bekrjasama dan membuat konsensus dengan para pembangun,
pengambil keputusan, dan pengawas. Mereka harus bekerja sama dengan personel teknis
dan staf penunjang, meyakinkan bahwa sumberdaya teknologi perlu dikembangkan
secara efektif untuk keperluan misi akademis kedepan. Lebih penting lagi bahwa didalam
mengelola suatu akademik perlu merealisasikan bahwa kebutuhan dan kesuksesan para
mahasiswa e-learning merupakan tanggung jawab utama.
9. DAFTAR PUSTAKA
Ali , Hapzi , 2017 , Modul 14 Sistem Informasi Manajemen , Jakarta (20 Desember 2017, jam
02.00)
Isninatur Rosidah , 2017. https://www.slideshare.net/IsninaturRosidah/sim-isninatur-rosidah-
hapzi-ali-pengenalan-elearning-universitas-mercu-buana-2017-pdf (20 Desember 2017, jam
02.10)
Alya Zulfa Oktaviana Putri, 2017. https://www.slideshare.net/AlyaZulfaOktavianaPu/14sim-
alya-zulfa-oktaviana-putri-hapzi-alipengenalan-e-learninguniversitas-mercu-buana2017 (20
Desember 2017, jam 02.20)
Anonim1, 2017. http://www.landasanteori.com/2015/09/pengertian-e-learning-definisi-
manfaat.html (16 Desember 2017, jam 21.50)
Etin Indrayani, 2007. http://indrayani.staff.ipdn.ac.id/?p=56 (16 Desember 2017)