Dokumen tersebut membahas mengenai pengaruh peningkatan jumlah lansia terhadap berbagai aspek kehidupan dan cara mengatasinya. Peningkatan jumlah lansia dapat menimbulkan masalah kesehatan dan kesejahteraan. Upaya yang dapat dilakukan antara lain memberdayakan lansia melalui kegiatan kelompok, menjaga kesehatan sejak dini, serta meningkatkan gizi dan kualitas hidup lansia.
1. PENGARUH PENINGKATAN LANSIATERHADAP
BERBAGAI ASPEK KEHIDUPAN DAN CARA
MENGATASINYA
DISUSUN OLEH :
1. Diana Kholidah G1H012006
2. HeppyDyahApika G1H012009
3. Rima Sumayyah A. G1H012015
4. MeydinaWijayanti G1H012020
5. DiniNurArifah N. G1H012022
6. UmiFazaRokhmah G1H012026
7. DamarFikriyani G1H012028
8. Widya Lestari N. G1H012029
9. PujiFauziahFitriani G1H012031
10. EffiRafiqohNurzizah G1H012032
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU GIZI
PURWOKERTO
2013
2. BAB 1
PENDAHULUAN
abstrak
Dengan adanya kemajuan dibidang kesehatan dan kesuksesan program Keluarga
Berencana ( KB ) menyebabkan peningkatan jumlah penduduk lansia.Meningkatnya jumlah
lansia akan menimbulkan masalah terutama dari segi kesejahteraan dan kesehatan
lansia.Bina keluarga lansia merupakan salah satu solusi cerdas untuk meningkatkan
kesejahteraan lansia.Melalui Bina Keluarga Lansia diharapkan lansia dapat memperoleh
banyak pengetahuan,penguasaan keterampilan, serta menjadi wadah penyalur bakat dan hobi
mereka.Selain itu, Bina Keluarga Lansia merupakan ajang aktualisasi diri agar lansia merasa
bahwa dirinya masih berguna dan produktif.Untuk mempertahankan kesehatan lansia
diperlukan adanya kegiatan pelayanan dan penyuluhan kesehatan.Kegiatan tersebut bisa
dilakukan dengan adanya pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui kondisi kesehatan dan
penyakit yang diderita lansia sejak dini.Penyuluhan tentang hidup sehat dan gizi seimbang
sangat penting dilakukan agar lansia dapat mencegah timbulnya penyakit sehingga kondisi
kesehatan bisa dipertahankan. Sedangkan untuk menghindari masalah kesehatan disaat lansia
sebaiknya membiasakan hidup sehat sejak muda.Sebab mencegah tentu lebih baik dari pada
mengobati.
A. LATAR BELAKANG
Penduduk usia lanjut atau yang disingkat dengan lansia, merupakan bagian yang tidak
bisa dipisahkan dari lapisan masyarakat, karena semua orang tentunya akan mengalami hal
tersebut. Secara biologis penduduk usia lanjut adalah penduduk yang mengalami proses
penuaan secara terus menerus.Hal ini ditandai dengan penurunan daya tahan fisik seperti
semakin kerentanan terhadap serangan penyakit meningkat sehingga, dapat menyebabkan
kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan struktur dan fungsi sel, jaringan, serta
sistem organ. Batasan usia lansia menurut WHO dalam menkes RI adalah sebagai nerikut :
No Usia Lansia Kategori Lansia
1 45 – 59 th Middle/young elderly
2 60 – 74 th Ederly
3. Dalam keluarga lansia merupakan figur tersendiri dalam sosial budaya bangsa ,
sedangkan dalam kehidupan Nasional lansia merupakan sumber daya yang bernilai.Hal ini
sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya serta dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan mutu kehidupan masyarakat. Menurut data pusat statistik, penduduk lansia di
Indonesia pada tahun 1980 adalah sebanyak 7,7 juta jiwa atau hanya 5,2 % dari seluruh
jumlah penduduk. Pada tahun 1990 jumlah lansia meningkat yaitu menjadi 11,3 juta jiwa atau
sekitar 8,9 %. Dan data baru menunjukan jumlah lansia di Indonesia sebanyak 23,9 juta jiwa.
Dengan data – data tersebut maka diperkirakan 10 tahun ke depan struktur penduduk
Indonesia akan berada pada struktur usia tua. Jumlah lansia di Indonesia makin meningkat
dari tahun ke tahun.Penyebab ini adalah adanya korelasi terhadap kesejahteraan yang dialami
masyarakat Indonesia, terutama kesejahteraan di bidang kesehatan yang ditunjukan dengan
angka harapan hidup masyarakat yang semakin tinggi.
Pertumbuhan penduduk lansia yang cepat di seluruh dunia telah mengatasi
pertumbuhan kelompok usia lainnya. Di negara – negara maju jumlah lansia juga ternyata
mengalami peningkatan, antara lain : Jepang ( 17,2% ), Singapura ( 8,7% ), Hongkong (
12,9% ) ( Notoadmodjo, 2007 ). Pertambahan yang cepat dari penduduk lansia sebenarnya
mengundang permasalahan. Meningkatnya jumlah penduduk lansia akan menimbulkan
masalah terutama dari segi kesehatan dan kesejahteraan lansia ( Notoadmodjo, 2007 ).
Pertumbuhan dan proporsipenduduk lansia semakin meningkat sejalan dengan
meningkatnya pelayanan pembangunan. Oleh karena itu lansia harus memposisikan diri
sebagai potensi pembangunan yang mampu mandiri bukan sebagai bebanpembangunan. Isu
sentral masalah kependudukan yaitu masih rendahnya kualitas sumber daya penduduk usia
lanjut ( LANSIA ) yang dipengaruhi langsung oleh beberapa faktor, antara lain yaitu
konsumsi makananan dan gizi, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan serta pengakuan
masyarakat bahwa mereka masih mempunyai kemampuan kerja dan pendapatan dari
pensiunan yang rendah
B. RUMUSAN MASALAH
3 75 – 90 th Old
4 >90 Very old
4. 1. Hal apakah yang harus dipersiapkan sejak muda untuk mencegah kondisi yang
tidak diinginkan saat lansia?
2. Bagaimana cara mengatasi permasalahan –permasalahan sosial yang dialami
oleh lansia?
3. Bagaimana cara mempertahankan kesehatan dan pemenuhan gizi seimbang
pada lansia?
C. TUJUAN
1. Mengetahui cara – cara antisipasi untuk mencegah kondisi yang tidak
diinginkan saat lansia sejak masa muda.
2. Mengetahui cara mengatasi permasalahan- permasalahan sosial yang dialami
oleh lansia.
3. Mengetahui cara untuk mempertahankan kesehatan dan pemenuhan gizi
seimbang pada lansia.
5. BAB II
PEMBAHASAN
1.1 PencegahanSejak Usia Muda terhadap hal yang tidak diharapkan ketika lansia
Kesehatan merupakan hal yang paling penting di setiap tingkat kehidupan manusia.
Setiap orang pastinya menginginkan sehat, karena banyak hal yang dapat dilakukan bila
kondisi tubuh sehat. Namun kesehatan sangat sulit dipertahankan ketika seseorang memasuki
usia tua, berbagai penyakit mulai berdatangan akibat dari menurunnya sistim imun tubuh. Hal
ini merupakan sebuah proses terjadinya penuaan yang wajar terjadi saat seseorang memasuki
usia tua.
Tubuh manusia mempunyai batas kemampuan dalam mepertahankan fungsinya. Saat
memasuki usia tua, tubuh mengalami penurunan dalam melakukan fungsinya. Penurunan ini
terjadi karena sel-sel tubuh yang telah tua dan sulit untuk melakukan regenerasi (pergantian
sel) sehingga menyebabkan banyak sel-sel tubuh yang rusak.
Hal-hal yang perlu dilakukan untuk hidup sehat mulai dari usia muda adalah sebagai berikut:
1. Berat badan yang seimbang
Berat badan seimbang dapat kita capai dengan pengaturan pola makan yang sehat
dan olah raga yang teratur. Berat badan yang seimbang dapat menjauhkan kita dari ancaman
penyakit degeneratif, seperti obesitas. Kegemukan atau obesitas dapat mempengaruhi
penampilan dan kinerja tubuh. Orang yang gemuk biasanya malas untuk bergerak dan agak
lamban dalam bekerja. Akibatnya tubuh akan semakin gemuk karena malas bergerak
sehingga semakin besar pula resiko untuk mengidap penyakit diabetes, hipertensi, penyakit
jantung koroner dan stroke.
2. Managemen stres
Stres yang berlebihan dapat menurunkan daya tahan tubuh, sehingga tubuh rentan
terhadap penyakit. Managemen stres yang baik sangat diperlukan agar gaya hidup kita
sehat. Cara mengurangi stress dapat dilakukan dengan:
Jangan menunda pekerjaan yang dapat kita lakukan sekarang
6. Bekerjalah dengan senang hati atau tanpa beban berat
Istirahat atau tidur cukup waktu, minimal 8 jam perhari
Managemen waktu dengan baik
3. Istirahat yang cukup
Istirahat yang cukup akan memberikan bagi tubuh kita yang letih untuk memulihkan
diri dan memberikan cukup waktu bagi tubuh untuk mengembalikan tenaga yang telah
dipakai.
4. Menciptakan lingkungan yang sehat
Jika ingin menikmati kesehatan yang optimal maka selayaknya lingkungan harus
dipelihara dengan baik. Lingkungan itu termasuk iklim, air, tanah, tumbuh-tumbuhan, dan
atmosfir. Memelihara lingkungan dengan baik berarti tidak mengotori lingkungan dengan
segala macam kotoran seperti sampah, asap rokok, sisa bahan industri, asap dari mobil
ataupun pembakarang sampah, dll.
5. Pribadi yang kuat
Pribadi yang kuat juga sangat erat kaitannya dengan kesehatan secara menyeluruh.
Pribadi yang kuat berarti mampu mengendalikan keseluruhan aktifitas hidupnya. Ada dua
komponen penting berkaitan dengan pengendalian diri. Pertama, pantang mengkonsumsi
apapun yang bersifat merusak, seperti tembakau, alkohol, narkoba, makanan yang
mengandung pengawet dll. Kedua tidak berlebihan dalam menjalani pola hidup sehat.
6. Personal Hygiene
Personal hygiene atau perawatan diri/kebersihan diri merupakan perawatan diri
sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan (Sharma, 2007). Peningkatan
personal hygiene dan perlindungan terhadap linkungan yang tidak menguntungkan
merupakan perlindungan khusus yang dapat mempengaruhi tingkat kesehatan (Dainur,
1995).Perawatan fisik diri sendiri mencakup perawatan kulit, kuku, alat kelamin, rambut,
mata, gigi-mulut, telinga dan hidung (Setiabudhi, 2002).
1.2 Cara Mengatasi permasalahan sosial yang dialami Lansia
Upaya pembinaan melalui wadah kelompok-kelompok Bina Keluarga Lansia adalah
manifestasi dari upaya pelembagaan kegiatan peningkatan sumber daya manusia lansia.
Upaya pelembagaan ini dilakukan melalui pendekatan multidisiplin, pemberdayaan peranan
7. keluarga, peningkatan bina keluarga lansia, perluasan peran serta masyarakat, integrasi peran
generasi muda secara aktif, pelayanan gender, pendayagunaan pengalaman dan keahlian para
lansia, perluasan kesempatan untuk meningkatkan produktivitas dan pengembangan jaminan
sosial bagi lansia (BKKBN, 1996). Bina keluarga lansia bertujuan menggalakkan, membina
dan meningkatkan peranan keluarga untuk semakin membudidayakan dan melembagakan
kegiatan sehari-hari seluruh anggota keluarga untuk memberikan pelayanan pembinaan
kualitas dan peningkatan kesejahteraan kepada anggota keluarga yang berusia lanjut.
Adapun program-program yang dilaksanakan di Bina Keluarga Lansia diantaranya
kegiatan kecakapan hidup seperti membuat kue, membuat kreatifitas dari limbah atau barang
bekas yang sudah tidak bisa dipakai, senam lansia, pengajian, dan penyuluhan-penyuluhan.
Kegiatan-kegiatan tersebut deselenggarakan dalam rangka pemberdayaan lansia dan keluarga
lansia di berbagai bidang baik kesehatan, sosial, ekonomi, dan spiritual.Pemberian pelayanan
yang baik cenderung membuat orang tertarik, bahkan terkadang tidak menghiraukan
efektivitasnya bagi diri sendiri (Departemen Sosial, 1997).
Banyak lansia yang potensial memiliki pengalaman luas, keahlian, kearifan dan
kemampuan berkarya mandiri. Lansia yang potensial perlu pemberdayaannya melalui
pembinaan yang profesional. Meningkatkan peran sertanya sebagai sumber daya manusia,
menjadi panutan yang memiliki pengaruh dengan kharisma yang dimilikinya dalam
menghadapi pergeseran-pergeseran dan perubahan yang senantiasa terjadi seiring dengan
berjalannya kehidupan ini. Pelestari nilai-nilai budaya dan menjadi tauladan dalam
menjalankan ajaran agama, sehingga dengan begitu para generasi berikutnya cenderung
menjadikannya panutan (BKKBN, 1996).
2.3 Cara Mempertahankan Kesehatan dan Pemenuhan Gizi Seimbang pada Lansia
Lansia merupakan kelompok usia yang amat perlu mendapat perhatian khusus dalam
masalah kesehatan dan gizi seimbang.Hal ini disebabkan sistem imunitas tubuh yang telah
menurun dan penyerapan zat gizi yang tidak maksimal karena fungsi fisiologi tubuh yang
menurun. Berikut adalah cara untuk mengatasi permasalahan kesehatan pada lansia:
a. Upaya promotif, yaitu upaya untuk menggairahkan semangat hidup bagi usia lanjut agar
mereka tetap dihargai dan tetap berguna baik bagi dirinya sendiri, keluarga maupun
masyarakat. Upaya promotif dapat berupa kegiatan penyuluhan, dimana penyuluhan
masyarakat usia lanjut merupakan hal yang penting sebagai penunjang program pembinaan
kesehatan usia lanjut yang antara lain adalah :
8. o Kesehatan dan pemeliharaan kebersihan diri serta deteksi dini penurunan kondisi
kesehatannya, teratur dan berkesinambungan memeriksakan kesehatannya ke
puskesmas atau instansi pelayanan kesehatan lainnya.
o Latihan fisik yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan kemampuan usia
lanjut agar tetap merasa sehat dan segar.
o Diet seimbang atau makanan dengan menu yang mengandung gizi seimbang.
o Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
o Membina ketrampilan agar dapat mengembangkan kegemaran atau hobinya secara
teratur dan sesuai dengan kemampuannya.
o Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat atau mengadakan kelompok sosial.
o Hidup menghindarkan kebiasaan yang tidak baik seperti merokok, alkhohol, kopi ,
kelelahan fisik dan mental.
o Penanggulangan masalah kesehatannya sendiri secara benar
b. Upaya preventif yaitu upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya penyakit
maupun kompilikasi penyakit yang disebabkan oleh proses ketuaan. Upaya preventif dapat
berupa kegiatan :
o Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan teratur untuk menemukan secara dini
penyakit-penyakit usia lanjut
o Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan kemampuan
usia lanjut serta tetap merasa sehat dan bugar.
o Penyuluhan tentang penggunaan berbagai alat bantu misalnya kacamata, alat bantu
pendengaran agar usia lanjut tetap dapat memberikan karya dan tetap merasa berguna
o Penyuluhan untuk pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan pada
usia lanjut.
c.Upaya kuratif yaitu upaya pengobatan pada usia lanjut dan dapat berupa kegiatan:
o Pelayanan kesehatan dasar
o Pelayanan kesehatan spesifikasi melalui sistem rujukan
d. Upaya rehabilitatif yaitu upaya mengembalikan fungsi organ yang telah menurun.
Penyakit yang diderita kaum lansia bersifat kronis dengan beberapa kali episode akut.
Beberapa penyakit mengakibatkan gangguan pada beberapa sistem, antara lain sistem tulang
dan otot, sistem saraf, sistem jantung dan pembuluh darah, sistem pernapasan, sistem
pencernaan, sistem kemih, sistem pancaindera dan sistem kekebalan tubuh.Kemampuan
fungsional kaum lansia dapat diperoleh dengan cara tetaplah aktif bekerja dan berolahraga,
yang tentunya disesuaikan dengan kemampuan.Tetap melakukan hobi, terutama yang
menggunakan aktivitas fisik, dan tetaplah bersosialisasi dengan yang lain.
9. Lansia juga mungkin membutuhkan suplemen, mengingat kondisi mereka yang
menurun, akan tetapi perlu diperhatikan secara saksama mengenai penggunaannya. Suplemen
yang disarankan untuk lansia mungkin lebih berupa suplemen makanan (nutraceutical) yang
bersifat fungsional dalam meningkatkan stamina dan ketahanan tubuhnya. Atau mungkin
akan lebih baik jika mengonsumsi makanan yang bersifat fungsional dengan kandungan
antioksidan yang tinggi.Perbaikan status gizi tubuh melalui makanan dan minuman dan
ditambah dengan extra antioxidan merupakan benteng strategis dalam memperlambat proses
penuaan. Antioksidan dapat diperoleh dengan mudah melalui konsumsi sayur-sayuran dan
buah-buahan yang mencapai 400-800 gram/hari.
Zat gizi protein sebaiknya diperoleh melalui ikan, sedikit daging, telur dan susu,
dan banyak kacang-kacangan. Karbohidrat sebaiknya bersumber dari bahan-bahan yang tidak
murni seperti beras tidak sosoh, beras jagung, tepung terigu dari gandum utuh, singkong, ubi
jalar, talas, pisang, dan sebagainya. Lemak diusahakan berasal dari lemak nabati yang cukup
mengandung asam oleat, linoleat dan linolenat, yang banyak terdapat dalam jagung, kedele,
alpukat. Namun, konsumsi karbohidrat dan lemak harus secukupnya saja, sehingga tidak
menyebabkan kelebihan berat badan.
Kecukupan zat gizi pada lansia lebih rendah dari dewasa. Hal ini disesuaikan
dengan perubahan fisiologis yang terjadi seiring dengan bertambahnya usia. Penambahan
usia membuat perubahan perbandingan konsumsi makanan. Adapun persentase kebutuhan zat
gizi makro adalah 20%-25% protein, 20% lemak, dan 55%-60% karbohidrat. Asam lemak
yang dikonsumsi sebaiknya yang memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang tinggi.
Selain itu zat gizi yang banyak defisien pada lansia adalah vitamin B6, B12, folat, vitamin D
dan kalsium
KESIMPULAN
Jumlah usia lanjut yang meningkat saat ini tentunya mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan baik fisik, mental maupun sosial .Untuk itu perlu pengkajian masalah usia yang
10. lebih mendasar agar tercapai tujuan pembinaan kesehatan usia yaitu mewujudkan derajat
kesehatan secara optimal. Pada Usia 65 tahun seseorang dianggap telah memasuki masa
lansia atau lanjut usia. Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran dengan ditandai dengan
ancaman berbagai penyakit degeneratif dan masa kelemahan manusiawi ditandai dengan
mulai melemahnya berbagi fungsi tubuh .Olehkarena itu,diperlukan kiat – kiat yang harus
dipersiapkan sejak masa muda agar dapat mencegah kondisi yang tidak diinginkan saat
lansia diantaranya menjaga kesehatan dan pemeliharaan kebersihan diri serta deteksi dini
penurunan kondisi kesehatannya, teratur dan berkesinambungan memeriksakan kesehatannya
ke puskesmas atau instansi pelayanan kesehatan lainnya.
Pada masa lansia tentunya ada banyak berbagai masalah yang dialami mulai dari
aspek kesehatan , mental dan psikis. Maka dari itu perlu adanya cara – cara untuk mengatasi
permasalah yang dialami oleh lansia diantarnaya adalah kegiatan Bina Lansia untuk
membantu mengatasi permasalahan kesehatan lansia, membina ketrampilan agar dapat
mengembangkan kegemaran atau hobinya secara teratur dan sesuai dengan kemampuannya
Kesehatan dan pemenuhan gizi seimbang pada lansia merupakan hal yang penting
dalam meningkatkan derajat kesehatan para lansia.Selain itu,Lansia mungkin membutuhkan
suplemen, mengingat kondisi mereka yang menurun, akan tetapi perlu diperhatikan secara
saksama mengenai penggunaannya. Atau mungkin akan lebih baik jika mengonsumsi
makanan yang bersifat fungsional dengan kandungan antioksidan yang tinggi.
11. DAFTAR PUSTAKA
Rahmi, Eifi. 1998. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Ibu-Ibu dalam Kegiatan
BinaKeluarga Lansia. repository.ip.ac.id/handle/123456789/21112 diakses 15 Maret
2013
Dr. Arisman. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan. Penerbit buku kedokteran. Jakarta
Anonime. 2010. Meningkatnya Lansia. http:www.madiun.Dinkesjatim.go.id Diakses 2 April
2013
Asfriyanti. 200. Upaya Pembinaan dan Pelayanan Kesehatan Lansia Lanjut.
repository.us4.ac.id diakses 15 maret 2013
Fatma. 2010. Gizi Usia Lanjut. Erlangga. Jakarta
Kathleen dan Jonathan. 1999. Makanan Sehat. Indonesia Publishing House. Bandung