Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita di Puskesmas Panyileukan. Hasil rangkuman Pelatihan Gizi Buruk Pada Balita bagi tenaga kesehatan di Puskesmas untuk dipresentasikan kepada seluruh tenaga kesehatan dan paramedis di puskesmas. Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita ini bisa menjadi standardisasi penatalaksanaan balita dengan status gizi buruk yang ditemukan di pelayanan rawat jalan/posyandu di puskesmas.
4. KRITERIA GIZI BURUK PADA BALITA
• BB/PB atau BB/TB skor z-nya < -3SD, dan atau
• LILA anak 6-59 bulan <11.5 cm, dan atau
• Kondisi klinis terdapat pitting edema bilateral, balita terlihat kurus.
5.
6.
7.
8. DETEKSI DINI GIZI BURUK PADA BALITA
• Pemantauan bayi dan balita melalui penimbangan dan pengukuran
tinggi badan, berat badan dan lingkar lengan bayi-balita di posyandu
setiap bulan oleh kader dan PJ RW
• Pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar lengan bayi-balita
yang berkunjung ke KIA (saat kunjungan neonatus, imunisasi atau bayi
sakit), MTBS dan BP Umum.
• Pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar lengan bayi-balita
saat ada acara/kegiatan yang mengumpulkan bayi-balita
(Pengukuran tinggi badan dan berat badan bayi diplot di grafik/tabel
pengukuran)
9. DETEKSI DINI GIZI BURUK PADA BALITA
• Hitung umur anak saat kunjungan
• Tentukan skor z BB/PB atau BB/TB anak dengan melihat grafik/tabel
skor-z sesuai usia dan jenis kelamin anak
• Ukur LILA anak usia 6-59 bulan
• Perhatikan kondisi klinis anak (sangat kurus, edema)
13. PENANGANAN GIZI BURUK PADA BALITA
• Alur penapisan balita gizi buruk
• 10 langkah tata laksana gizi buruk
• 4 fase penanganan gizi buruk pada balita
• Fase stabilisasi dan transisi di layanan rawat inap
• Fase rehabilitasi dan tindak lanjut di layanan rawat jalan
15. 10 (SEPULUH) LANGKAH TATA LAKSANA GIZI BURUK
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 15
16. LAYANAN RAWAT JALAN BALITA GIZI BURUK
• Layanan balita gizi buruk tanpa komplikasi medis :
• anoreksia
• Dehidrasi berat (muntah,diare)
• Penurunan kesadaran
• Demam tinggi
• Pneumonia (nafas cepat/sulit nafas)
• Anemia berat
17. Balita gizi buruk yang dirawat di layanan rawat jalan dapat
merupakan:
• Kasus baru balita gizi buruk 6 – 59 bulan, termasuk kasus
relaps.
• Rujukan dari layanan rawat inap. Balita gizi buruk yang
memenuhi syarat untuk pindah rawat dari rawat inap ke rawat
jalan untuk melanjutkan perawatan gizi hingga sembuh.
• Kasus lama:
• Masuk kembali setelah drop-out.
• Pindahan dari layanan rawat jalan lain.
Layanan Rawat Jalan Balita Gizi Buruk (1)
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 17
18. • Layanan rawat jalan dapat dilakukan di Puskesmas/Pustu.
• Puskesmas/Pustu yang dapat memberikan layanan balita gizi buruk:
• Tenaga kesehatan sudah mendapat pelatihan pencegahan dan
tatalaksana balita gizi buruk.
• Fasilitas kesehatan memiliki logistik yang dibutuhkan, termasuk:
Alat antropometri (alat ukur panjang/tinggi badan, alat timbang dan pita LiLA)
sesuai standar
RUTF atau bahan F100
Home economic set
Obat-obat rutin (seperti antibiotika, obat cacing) sesuai protokol
18
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
Layanan Rawat Jalan Balita Gizi Buruk (2)
19. Segera lakukan pemeriksaan saat balita gizi buruk yang tampak
sakit dirujuk atau dibawa ke fasilitas kesehatan.
Gunakan pendekatan MTBS untuk menilai tanda bahaya umum
dan kedaruratan medis pada balita sakit.
Layanan Rawat Jalan Balita Gizi Buruk (3)
Bila ditemukan tanda bahaya atau kondisi kedaruratan medis,
lakukan tindakan segera sesuai protokol tata laksana balita gizi
buruk sebelum dilakukan pemeriksaan lengkap dan/atau dirujuk
fasilitas kesehatan lebih tinggi.
Bila tidak ada kondisi kedaruratan medis, lakukan pemeriksaan
lengkap, termasuk pengukuran antropometri, edema bilateral
dan tes nafsu makan sesuai protokol.
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 19
20. Layanan Rawat Jalan Balita Gizi Buruk (4)
Salah satu kriteria balita gizi buruk dapat dirawat di layanan
rawat jalan adalah nafsu makan baik.
Lakukan tes nafsu makan sesuai protokol untuk menentukan
apakah balita mempunya nafsu makan baik atau tidak.
Tes nafsu makan dilakukan dengan menggunakan RUTF atau
F100 saat balita pertama kali dirujuk/dibawa ke fasiltas
kesehatan.
Dilakukan oleh tim asuhan gizi
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 20
21. Prosedur Layanan Rawat Jalan pada Balita Gizi
Buruk
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 21
1 2 3 4 5 6 7
Anamnesis
riwayat
kesehatan balita
Pemeriksaan fisik
secara umum dan
khusus
Pemeriksaan
penunjang sesuai
indikasi
Pemberian obat
sesuai hasil
pemeriksaan
Menghitung
kebutuhan gizi
Konseling tentang
cara pemberian RUTF
atau F100 dan
makanan padat gizi
Mencatat hasil
layanan dalam
rekam medis dan
formulir rawat
jalan
22. 1. Anamnesis kesehatan Balita: riwayat kelahiran, imunisasi, menyusui
dan makan (termasuk nafsu makan), penyakit dan riwayat keluarga.
2. Pemeriksaan Fisik
- Pemeriksaan fisik umum meliputi kesadaran, suhu tubuh,
pernafasan, nadi.
- Pemeriksaan fisik khusus seperti tercantum pada formulir MTBS.
3. Pemeriksaan penunjang sesuai indikasi
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 22
23. 4) Melakukan pemberian obat sesuai hasil pemeriksaan:
- Antibiotika berspektrum luas diberikan saat pertama kali balita
masuk rawat jalan, walaupun tidak ada gejala klinis
infeksi:Amoksisilin (15 mg/kg per oral setiap 8 jam) selama 5 hari.
Dosis pertama diberikan saat pertama kali di fasilitas kesehatan,
selanjutnya di rumah.
Jika tanda infeksi berlanjut, rujuk layanan rawat inap.
- Parasetamol hanya diberikan pada demam lebih dari 38°C.
Bila demam >39°C rujuk balita ke rawat inap. Memberikan
penjelasan cara menurunkan suhu tubuh anak di rumah kepada
pengasuh.
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 23
24. 5. Kebutuhan Gizi Balita Gizi Buruk (konsultasi
ke petugas gizi)
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 24
Jumlah zat gizi yang
diperlukan sebagai
terapi gizi:
Energi: 150-220
kkal/kgBB/hari
Protein: 4-6 g/kgBB/hari
Cairan: 150-200
ml/kgBB/hari
Pemenuhan kebutuhan
gizi dapat diperoleh dari:
• Ready To Use
Therapeutic Food
(RUTF) atau F100
SERTA
• makanan padat gizi
25. Kebutuhan Gizi Balita Gizi Buruk (1)
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 25
Bila dengan RUTF
• Siap dimakan
• Padat gizi setara dengan F100
• Diperkaya dengan vitamin dan mineral
• Untuk balita gizi buruk ≥ 6 bulan (rekomendasi WHO)
Jumlah kebutuhan RUTF (500 kcal/92 g atau 1 bungkus) per kg berat badan balita
Berat badan balita (kg) Paket per hari Paket per minggu Kkal per hari
3,5 – 3,9 1 ½ 11 750
4,0 – 5,4 2 14 1.000
5,5 – 6,9 2 ½ 18 1.250
7,0 – 8,4 3 21 1.500
8,5 – 9,4 3 ½ 25 1.750
9,5 – 10,4 4 28 2.000
10,5 – 11,9 4 ½ 32 2.250
≥ 12 5 35 2500
26. Kebutuhan Gizi Balita Gizi Buruk (2)
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 26
Bila dengan F100
• Beri F100 dalam bentuk kering (susu, gula, minyak) untuk 2 hari,
karena hanya dapat bertahan 2 x 24 jam (suhu ruang).
• Mineral mix diberikan terpisah.
• Pada tahap awal, balita dengan BB < 7 kg hanya diberi F100.
Bila BB ≥ 7 kg, maka dapat diberikan 2/3 dari total kebutuhan
kalori berupa F100, sisanya diberikan berupa makanan yang
mengandung tinggi protein hewani dan tinggi energi/minyak.
Tenaga kesehatan membantu ibu/pengasuh mencampur larutan mineral mix
ke dalam bahan F100
27. 6. Obat Cacing
• Di kunjungan kedua (minggu ke-2)
• Hanya pada anak usia 1 tahun keatas (Jika tidak tahu umur anak,
patokannya sudah bisa jalan)
• Jika sudah diberi pada bulan kampanye, tidak perlu lagi
• Jika pengasuh lupa sudah diberi atau belum dalam6 bulan terakhir,
berikan pada kunjungan kedua (minggu ke-2)
• Bisa albendazol, pyrantel pamoat atau mebendazol
28. 7. Suplementasi Zat Gizi Mikro
• Suplementasi Zat gizi mikro diberikan pada balita yang mendapat
F100.
• Hanya Vitamin A yang diberikan jika ada tanda gejala campak dalam 3
bulan terakhir, baik untuk balita yang mendapat F100 atau RUTF
29. Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 29
Suplementasi Zat Gizi Mikro (1)
Penggunaan
TANDA DEFISIENSI VITAMIN A ATAU RIWAYAT CAMPAK
DALAM 3 BULAN TERAKHIR
Tidak Ya
Bila dengan RUTF
Tidak diberikan suplementasi
Vitamin A dosis tinggi.
Vitamin A dosis tinggi
sesuai umur (3 kali)
Hari ke-1, ke-2 dan
ke-15).
Bila dengan F100
Vitamin A dosis tinggi (1 kali)
- hari ke-1 sesuai umur.
Vitamin A
Jika tidak tersedia kapsul Vitamin A dosis tinggi dapat diberikan Vitamin A
dosis 5000 SI per hari selama proses pemulihan.
30. Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 30
Suplementasi Zat Gizi Mikro (2)
Penggunaan Asam Folat Multivitamin
Bila dengan RUTF
Tidak perlu diberikan karena RUTF sudah mengandung
vitamin dan mineral dengan jumlah yang cukup.
Bila dengan F100
5 mg pada hari pertama,
dan selanjutnya 1 mg/hari
Vitamin C dan vitamin B
kompleks
31. Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 31
Suplementasi Zat Gizi Mikro (3)
Suplementasi Zat Besi menurut Berat Badan
Zat Besi (elemental)
• 3 mg/kgBB/hari
setelah berat badan
mengalami kenaikan
32. Kontrol Rutin pada Layanan Rawat Jalan
1 kali/ minggu
• BB/TB < -3 SD (Gizi Buruk)
1 kali/ minggu atau 1
kali/ 2 minggu
• BB/TB -3 SD sampai dengan < -2 SD
(Gizi Kurang)
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 32
Pada saat balita sudah mencapai status gizi baik (BB/TB ≥ -2 SD)
maka pemantauan pertumbuhan dilakukan secara rutin setiap bulan
33. Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 33
Prosedur Kunjungan Ulang (2)
Penilaian kemajuan terapi
• Kenaikan berat badan cukup
• Bila ada edema, maka edema berkurang atau hilang
• Kondisi klinis lainnya membaik
• Kurang: kenaikan BB < 5 g/kg BB/hari
• Cukup: kenaikan BB 5-10 g/kg BB/hari
• Baik: kenaikan BB > 10 g/kg BB/hari
ATAU
• Kurang: kenaikan BB < 50 g/kg BB/per minggu
• Baik: kenaikan BB ≥ 50 g/kg BB/per minggu
PENILAIAN KENAIKAN BERAT BADAN
Balita gizi buruk dengan edema bilateral mungkin akan terjadi penurunan berat
badan pada minggu awal karena berkurang atau hilangnya cairan edema
34. Contoh cara menghitung kenaikan rata-rata
berat badan per minggu
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 34
Berat badan saat ini = 9,0 kg = 9000 g
Berat badan awal (7 hari lalu) = 8,5 kg = 8500 g
Langkah 1.
Hitung kenaikan BB dalam gram = 9000 – 8500 = 500 g
Langkah 2.
Hitung BB rata-rata dalam periode 7 hari (1 minggu) dalam kg = (9000 + 8500) ÷ 2 =
8750 g 8,75 kg
Langkah 3.
Bagi kenaikan rata-rata BB per hari dengan BB rata-rata dalam kg =
500 g/minggu ÷ 8,75 kg = 57,1 g/kg per minggu.
35. Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 35
Prosedur Kunjungan Ulang (3)
Keluarga mendapat konseling pemberian makanan balita sesuai
umur/kebutuhan kalori dan pentingnya melakukan stimulasi tumbuh
kembang.
Hitung ulang kebutuhan RUTF atau F100 sesuai dengan berat
badan terakhir.
Balita gizi buruk dengan edema mengalami penurunan BB saat
edema berkurang, maka untuk perhitungan kebutuhan RUTF
atau F100 menggunakan BB awal.
Pastikan pemberikan obat-obatan rutin dan layanan kesehatan
lainnya (misalnya imunisasi) sesuai dengan protokol.
Catat jumlah RUTF atau F100 yang diberikan saat kunjungan
dan jumlah sisa jika balita belum habis jatah RUTF atau F100
dari kunjungan sebelumnya.
36. Keluar Rawat Jalan (1)
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
36
37. Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 37
Kriteria keluar rawat jalan (selama 2 minggu berturut atau 2 kunjungan)
a) Status gizi baik (berdasarkan indeks antropometri yang sama saat masuk
perawatan), dan
Status gizi saat masuk Status gizi saat keluar
LiLA <11,5 cm LiLA 12,5 cm atau lebih
BB/PB atau BB/TB <-3 SD BB/PB atau BB/TB ≥-2 SD
LiLA <11,5 cm
dan
BB/PB atau BB/TB <-3 SD
LiLA 12,5 cm atau lebih (≥12,5 cm) dan
BB/PB atau BB/TB ≥-2 SD
Keluar Rawat Jalan (2)
b) Tidak ada edema bilateral, dan
c) Kondisi klinis membaik.
38. Tindakan Sebelum Balita Keluar dari
Layanan Rawat Jalan
Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 38
Bila balita mendapatkan RUTF, maka berikan 7 bungkus
RUTF sebagai jatah terakhir
Berikan konseling ASI, MPASI (6 sampai <24 bln) dan
makanan keluarga untuk balita ≥ 24 bulan, cara penyiapan
dan pengolahan makanan
Pastikan pengasuh memahami cara meneruskan
pemberian RUTF atau F100 untuk balita
Informasikan kepada ibu/pengasuh tentang hasil
layanan rawat jalan
4
3
2
1
Minta ibu untuk menganjurkan orangtua, teman-teman dan
keluarga balita yang menderita gizi buruk atau edema,
mengenai adanya pelayanan balita gizi buruk
5
Lengkapi kartu Penerimaan Layanan Rawat Jalan dan anjurkan untuk
melengkapi imunisasi
6
39. LAYANAN RAWAT INAP BALITA GIZI BURUK
• Sebelum dirujuk ke pelayanan rawat inap balita gizi buruk, perhatikan
3 tanda bahaya dan 5 kondisi klinis
40. Lima Kondisi Klinis Balita Gizi Buruk
Berdasarkan 3 tanda bahaya dan tanda penting terdapat
5 kondisi klinis yang tata laksananya mengacu pada
10 langkah tata laksana gizi buruk pada balita
40
Tanda Bahaya dan Tanda
Penting
Kondisi Klinis
I II III IV V
Renjatan + - - - -
Letargis + + - + -
Diare/muntah dengan atau tanpa
dehidrasi
+ + + - -
Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita
41. 3
Rencana I untuk Kondisi Klinis 1
Oksigen
1-2 L /menit
RLG 5% 15
ml/kgBB
dalam
1 jam
Glukosa
10% (iv)
bolus,
5 ml/kgBB
ReSoMal 5 ml
/kgBB per
NGT
41
Rencana I adalah tindakan pada renjatan (syok), letargis, diare/
muntah/ dehidrasi
Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita
Ringer Laktat + Dekstrosa / glukosa 10%
perbandingan 1:1 (v/v)
Segera Berikan
4
1 2 3
Ampisilin
50 mg/kgBB IM/IV / 6 jam
selama 2 hari,
Amoksisilin oral
25-40 mg/kgBB /hari,
5 hari
+
Gentamisin
7.5 mg/kgBB IM / IV
1X/hari selama 7 hari.
5
42. Rencana II untuk Kondisi Klinis II
Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 42
• Beri ReSoMal, oral/NGT setiap 30 menit,
5 ml/kgBB/pemberian.
• Catat FJ, FN dan pemberian ReSoMal
setiap 30 menit.
• Bila dalam 2 jam pertama, kondisi
memburuk (renjatan), segera infus sesuai
rencana I (tanpa pemberian bolus glukosa).
• Bila setelah 2 jam pertama kondisi
membaik lanjut ke 10 jam berikutnya.
Dua jam pertama
Rencana II adalah tindakan pada letargis, diare/muntah/ dehidrasi
• Bolus glukosa 10%
IV, 5 ml/kgBB.
• Lanjutkan dengan
pemberian 50 ml
lar. glukosa atau
larutan gula pasir
10% per NGT
Segera berikan
43. Rencana III untuk Kondisi Klinis III
Segera berikan
• 50 ml glukosa
10% atau
larutan gula
pasir 10 %,
oral/NGT.
Dua jam pertama
• Beri ReSoMal 5 ml/kgBB/pemberian, oral/NGT
setiap 30 menit.
• Catat nadi, frekuensi nafas setiap 30 menit
• Bila dalam 2 jam pertama, kondisi memburuk
(syok) infus sesuai rencana I (tanpa
pemberian bolus glukosa).
• Bila kondisi membaik lanjut ke sepuluh jam
berikutnya
Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 43
Rencana III adalah tindakan pada diare/muntah/ dehidrasi
44. a. Berikan F-75 per NGT sebanyak ¼
jumlah sesuai tabel setiap 30 menit.
Catat nadi, frekuensi napas dan
kesadaran setiap 30 menit.
b. Bila belum sadar /masih letargis
setelah 2 jam-I :
Ulangi 2 jam kedua dengan dosis
seperti pada 2 jam pertama. Cari
kemungkinan penyebab lain letargis.
Dua jam pertama
Rencana IV untuk Kondisi Klinis IV
Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita 44
• Bolus glukosa
10% iv, 5 ml/kgBB
• Lanjutkan dengan
50 ml glukosa10%
atau larutan gula
pasir 10% per NGT
Segera berikan
Rencana IV adalah tindakan pada keadaan letargi
45. Rencana V untuk Kondisi Klinis V
Rencana V adalah tindakan pada balita gizi buruk yang tidak
menunjukkan tanda bahaya atau tanda penting tertentu, tetapi
mungkin ada komplikasi / penyakit penyerta yang memerlukan
perawatan
Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita
45
Glukosa 50 ml
atau larutan
gula pasir 10%
secara oral.
Segera berikan
Beri F-75 sebanyak 1/4
jumlah sesuai tabel
setiap 30 menit.
Catat FJ, FN napas dan
kesadaran tiap 30 menit.
Dua jam pertama