Dokumen tersebut membahas berbagai kondisi gangguan gizi pada anak, seperti faltering growth, underweight, gizi kurang, gizi buruk, dan stunting. Kondisi-kondisi tersebut ditandai dengan penurunan berat badan dan panjang/tinggi badan yang tidak sesuai standar akibat kekurangan zat gizi. Dianjurkan pemberian makanan tambahan dan rujukan ke fasilitas kesehatan apabila kondisi tidak membaik.
Toko Obat Kuat Viagra Asli Di Surabaya 081227526446 Jual Viagra USA 100mg Di ...
Presentation2.pptx
1.
2.
3. Faltering growth atau
weight faltering adalah kondisi ketika
kenaikan berat badan bayi tidak sesuai dengan standar
berat badan bayi sehat pada umumnya.
Kondisi ini dapat dipicu oleh berbagai hal, mulai dari
pemberian ASI eksklusif yang tidak tepat, gangguan
hormon, hingga kelainan genetik
4. Weight Faltering adalah gagal tumbuh yang
ditandai dengan Kenaikan berat badan yang tidak
adekuat. Memperlambat laju pertumbuhan
linear; Memberikan Makanan Tambahan (MT)
berbasis bahan pangan lokal yang kaya akan
protein hewani selama 14 hari;
◦ Apabila selama 14 hari pemberian Makanan
Tambahan tidak ada kenaikan berat badan maka
segera rujuk ke Puskemas atau rumah sakit;
◦ Penyediaan Makanan Tambahan dilakukan sesuai
dengan aturan dan ketentuan yang berlaku.
5. Underweight adalah balita dengan keadaan
gizi balita yang ditandai dengan kondisi berat
badan kurang, dimana berat badan menurut usia
(BB/U) kurang dari -2 sampai dengan -3 standar
deviasi pada kurva pertumbuhan WHO;
◦ Memberikan Makanan Tambahan (MT) berbasis
bahan pangan lokal yang kaya akan protein
hewani selama 14 hari;
◦ Apabila selama 14 hari pemberian Makanan
Tambahan tidak ada kenaikan berat badan maka
segera rujuk ke Puskesmas atau rumah sakit;
◦ Penyediaan Makanan Tambahan dilakukan sesuai
dengan aturan dan ketentuan yang berlaku.
6. Gizi Kurang
◦ Gizi Kurang adalah keadaan gizi balita yang
ditandai dengan kondisi kurus, dimana berat
badan menurut Panjang badan atau tinggi badan
(BB/TB) kurang dari -2 sampai dengan -3 standar
deviasi pada kurva pertumbuhan WHO;
◦ Memberikan Makanan Tambahan (MT) berbasis
bahan pangan lokal yang kaya akan protein
hewani selama 90 hari;
◦ Penyediaan Makanan Tambahan dilakukan sesuai
dengan aturan dan ketentuan yang berlaku.
7. Kekurang gizi pada anak disebabkan oleh tidak
tercukupinya kebutuhan zat gizi harian yang bisa
disebabkan oleh beberpa faktor diantaranya :
1) Kurang pengetahuan pada orang tua terhadap pola makan
sehat dan gizi seimbang
2) Faktor ekonomi
3) Anak pemilih dalam makanan
4) Kebersihan lingkungan yang kurang baik
5) Mengidap penyakit tertentu
8. ◦ Gizi Buruk adalah keadaan gizi balita yang ditandai
dengan kondisi sangat kurus, dimana berat badan
menurut panjang badan atau tinggi badan (BB/TB)
kurang dari -3 standar deviasi pada kurva
pertumbuhan WHO;
◦ Menatalaksana sesuai dengan penyakitnya dan
memberikan tatalaksana asuhan gizi buruk sesuai
dengan buku Pedoman Tatalaksana Anak Balita Gizi
Buruk, yaitu dengan memberikan F75 selama 3 hari
dan F100 selama 11 hari;
◦ Penyediaan Makanan Tambahan dilakukan sesuai
dengan aturan dan ketentuan yang berlaku;
◦ Rujuk ke rumah sakit bila dalam proses tatalaksana
membutuhkan penanganan lebih lanjut dan
mengalami perburukan kondisi.
9. Stunting
◦ Stunting adalah balita perawakan pendek atau sangat
pendek berdasarkan panjang/tinggi badan menurut usia
(TB/U) yang kurang dari -2 Standar Deviasi (SD) pada kurva
pertumbuhan WHO, disebabkan kekurangan gizi kronik
yang berhubungan dengan status sosioekonomi rendah,
asupan nutrisi dan kesehatan ibu yang buruk, riwayat sakit
berulang dan praktik pemberian makan pada bayi dan anak
yang tidak tepat;
◦ Rujuk ke rumah sakit untuk dilakukan konfirmasi terhadap
red flag yang menyebabkan stunting oleh Dokter Spesialis
Anak;
◦ Melakukan algoritme pencegahan dan penanganan stunting
yang terdapat dalam Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia sesuai dengan Nomor
Hk.01.07/Menkes/1928/2022 Tentang Pedoman Nasional
Pelayanan Kedokteran Tatalaksana Stunting sebagaimana
tercantum dalam Lampiran 2 Surat Edaran ini.