Dokumen tersebut berisi pedoman penggunaan dan penanganan alat pemadam api (APAR) di rumah sakit untuk mencegah dan memadamkan kebakaran, mencakup regulasi, jenis kebakaran, pemetaan dan reduksi risiko, pengendalian kebakaran, serta prosedur penggunaan dan evakuasi darurat dalam keadaan kebakaran.
1. DATA PERSONAL
Nama Lengkap : Ns. Maria Fudji Hastuti, M.Kep
Panggilan : Fudji
Tempat Tanggal Lahir : Ketapang 21 Mei 1983
Status Kepegawaian : ASN PNS
Nomor Induk Pegawai : 19830521 201212 2 002
Pangkat/ Golongan / Jafung : Penata /III c / Perawat Ahli Muda
Asal Instansi : RSPTN Universitas Tanjungpura Pontianak
Alamat Instansi : Jln.Prof Dr.Hadari Nawawi Pontianak Kalimantan Barat
Alamat Domisili : Jln. Sungai Raya Dalam, Gg. Semi Komp.Perumahan Lantang Tipo
Sungai Raya , Pontianak Kubu Raya
No Kontak HP : 081322004446
Email : maria@untan.ac.id
Tugas dan Kegiatan Organisasi:
1. Perawat Ahli Muda RS Universitas Tanjungpura unit pelaksana Poli Jantung
2. Penjamin Mutu dan Perizinan Klinik Kirana Medika Lestari
3. Surveior Akreditasi LAM-KPRS
4. Sekretaris MKEK PPNI Provinsi Kalimantan Barat
5. Ketua HPMI Wilayah Provinsi Kalimantan Barat
6. Ketua Korwil Lafkespri Provinsi Kalimantan Barat
2. PENGGUNAAN APAR DIFASILITAS
PELAYANAN PUBLIK
Ns. Maria Fudji Hastuti, M.Kep
IHT Penggunaan APAR pada RSUD M.TH.DJAMAN
Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat
3. Tujuan kegiatan
1. SDM Rumah sakit memahami Manajemen Risiko keselamatan
dirumah sakit akibat kejadian kebakaran
2. Memastikan SDM Rumah sakit dapat menggunakan APAR
dengan Tekhnik yang aman
3. Memastikan sumber daya manusia Rumah Sakit,
pasien,pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan
Rumah Sakit aman dan selamat dari api dan asap.
4. Memastikan asset/properti Rumah Sakit (bangunan,
peralatan,dokumen penting, sarana) yang aman dan selamat
dari api dan asap.
4. REGULASI
1. “UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 2 telah menetapkan jaminan dan persyaratan
keselamatan kerja dalam segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam
air maupun di udara,
2. Peraturan Menteri Nomor 5 tahun 1996 mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3)
3. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Dalam pasal 86 menegaskan hak pekerja
untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3)
5. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2018 tentang K3 Lingkungan Kerja
5. STARKES
MANAJEMEN FASILITAS
DAN KESELAMATAN
PASIEN (MFK) Bila di rumah sakit memiliki entitas non-rumah sakit atau
tenant/penyewa lahan (seperti restoran,
kantin, kafe, dan toko souvenir) maka rumah sakit wajib
memastikan bahwa tenant/penyewa
lahan tersebut mematuhi program pengelolaan fasilitas
dan keselamatan, yaitu program
keselamatan dan keamanan, program pengelolaan bahan
berbahaya dan beracun, program
penanganan bencana dan kedaruratan, serta proteksi
KEBAKARAN.
6.
7. DASAR HUKUM KEBAKARAN DAN LEDAKAN
• 3.1Dasar hukum Manajemen K3 Penanggulangan Kebakaran dan
Ledakan Didalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja Pasal 3 ayat (1). Dengan peraturan perundangan
ditetapkan syarat syarat keselamatan kerja untuk : - mencegah,
mengurangi, dan memadamkan kebakaran, - mencegah, mengurangi
peledakan - memberikan kesempatan jalan menyelamatkan diri
dalam bahaya kebakaran - pengendalian penyebaran asap, gas dan
suhu Selain itu di Pasal 9 ayat (3) disebutkan bahwa pengurus wajib
membina K3 penanggulangan kebakaran sehingga sudah menjadi
kewajiban bagi pengurus perusahaan untuk melakukan
penanggulangan serta pencegahan kebakaran dan ledakan di tempat
kerjanya.
8. Kebakaran
• Kebakaran merupakan salah satu bencana yang mungkin terjadi di Rumah Sakit. Dimana
akibat yang ditimbulkannya akan berdampak buruk sangat luas dan menyeluruh bagi
pelayanan, operasional, sarana dan prasarana pendukung lainnya, dimana didalamnya juga
terdapat pasien, keluarga, pekerja dan pengunjung lainnya
• Kebakaran merupakan kejadian yang dapat
menimbulkan bahaya keselamatan kerja
• PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN KEBAKARAN DI
RUMAH SAKIT
9.
10.
11.
12.
13. Kelas-kelas (Golongan)
Kebakaran
Kita perlu mengetahui kelas-kelas (golongan) kebakaran
atau sumber penyebab terjadinya api supaya jenis APAR
yang dipergunakan efektif dalam mengendalikan
kebakaran tersebut. Dalam Permenaker No. Per-
04/MEN/1980, kelas atau golongan kebakaran dibagi
menjadi 4 golongan yaitu Golongan A, B, C dan D.
14. Kebakaran
Kelas A
•Kebakaran Kelas A merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-bahan padat non-
logam seperti Kertas, Plastik, Kain, Kayu, Karet dan lain sebagainya. Jenis APAR yang cocok
untuk memadamkan kebakaran Kelas A adalahAPAR jenis Cairan (Water), APAR jenis Busa
(Foam) dan APAR jenis Tepung Kimia (Dry Powder).
Kebakaran
Kelas B
•Kebakaran Kelas B merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-bahan cair yang
mudah terbakar seperti Minyak (Bensin, Solar, Oli), Alkohol, Cat, Solvent, Methanol dan lain
sebagainya. Jenis APAR yang cocok untuk memadamkan kebakaran Kelas B adalah APAR jenis
Karbon Diokside (CO2), APAR jenis Busa (Foam) dan APAR jenis Tepung Kimia (Dry Powder).
Kebakaran
Kelas C
•Kebakaran Kelas C merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh Instalasi Listrik yang
bertegangan. Jenis APAR yang cocok untuk memadamkan kebakaran Kelas C adalah APAR jenis
Karbon Diokside (CO2) dan APAR jenis Tepung Kimia (Dry Powder).
Kebakaran
Kelas D
•Kebakaran Kelas D merupakan kelas kebakaran yang dikarenakan oleh bahan-bahan logam yang
mudah terbakar seperti sodium, magnesium, aluminium, lithium dan potassium. Kebakaran
Jenis ini perlu APAR khusus dalam memadamkannya.
15. Identifikasi Area Berisiko Bahaya Kebakaran dan Ledakan
1.Mengetahui potensi bahaya kebakaran yang ada di tempat kerja, dengan
membuat daftar potensi-potensi bahaya kebakaran yang ada di semua area
Rumah Sakit.
2.Mengetahui lokasi dan area potensi kebakaran secara spesifik, dengan
membuat denah potensi berisiko tinggi terutama terkait bahaya kebakaran.
3.Inventarisasi dan pengecekan sarana proteksi kebakaran pasif dan aktif
1.proteksi kebakaran secara aktif, contohnya APAR, hidran, detektor api,
detektor asap, sprinkler, dan lain- lain.
2.proteksi kebakaran secara pasif, contohnya jalur evakuasi, pintu darurat,
tangga darurat, tempat titik kumpul aman, ram, kompartemen, dan lain-
lain.
JENIS KEGIATAN YANG
DILAKUKAN OLEH RS
16. Pemetaan Area Berisiko Tinggi
Kebakaran dan Ledakan
1.Peta area risiko tinggi ledakkan dan kebakaran
2.Peta keberadaan alat proteksi kebakaran aktif
(APAR,hydrant)
3.Peta jalur evakuasi dan titik kumpul aman
4.Denah lokasi di setiap gedung
JENIS KEGIATAN YANG
DILAKUKAN OLEH RS
17. Pengurangan Risiko Bahaya Kebakaran dan Ledakan
1.Sistim peringatan dini;
2.Tanda-tanda dan/ atau rambu evakuasi;
3.Akses keluar, akses evakuasi, dan area tempat titik kumpulaman;
4.Penyediaan alat evakuasi untuk gedung bertingkat;
5.penempatan bahan mudah terbakar aman dari api danpanas;
6.Pengaturan konstruksi gedung sesuai dengan prinsipkeselamatan dan Kesehatan Kerja,
sesuai ketentuanperaturan perundang-undangan;
7.Penyimpanan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yangmudah terbakar dan gas medis;
8.Pelarangan bagi sumber daya manusia Rumah Sakit,pasien, pendamping pasien, dan
pengunjung yang dapatmenimbulkan kebakaran (peralatan masak-memasak);
9.Larangan merokok.
10.Inspeksi fasilitas/area berisiko kebakaran secara berkala
11.Menyusun kebijakan, pedoman dan SPO terkait keselamatan kebakaran
JENIS KEGIATAN YANG
DILAKUKAN OLEH RS
18. Pengendalian Kebakaran
1.Alat pemadam api ringan
2.Deteksi asap dan api
3.Sistim alarm kebakaran
4.Penyemprot air otomatis (sprinkler)
5.Pintu darurat
6.Jalur evakuasi
7.Tangga darurat
8.Pengendali asap
9.Tempat titik kumpul aman
10.Penyemprot air manual (Hydrant)
11.Pembentukan tim penanggulangan kebakaran
1.Tim Penanggulangan Kebakaran Tingkat RS
2.Tim Penanggulangan Kebakaran Tingkat Unit RS
12.Pelatihan dan sosialisasi
JENIS KEGIATAN YANG
DILAKUKAN OLEH RS
19. Fire Safety Management
Sistem Proteksi Pasif
Sarana Proteksi Aktif
Simulasi Kebakaran
JENIS KEGIATAN YANG
DILAKUKAN OLEH RS
20. Cara Menggunakan APAR (Alat Pemadam
Api Ringan)
Untuk mempermudah dalam mengingat
proses ataupun cara penggunaan Alat
Pemadam Api, kita dapat menggunakan
singkatanT.A.T.A. yaitu :
TARIK Pin Pengaman (Safety Pin) APAR
ARAHKAN Nozzle atau pangkal selang ke
sumber api (area kebakaran)
TEKAN Pemicu untuk menyemprot
AYUNKAN ke seluruh sumber api (area
kebakaran)
Dalam bahasa Inggris, singkatan T.A.T.A
ini disebut juga dengan P
.A.S.S
yaituPULL, AIM, SQUEEZE dan SWEEP
.
21.
22.
23. Alat Pemadam Api Tradisional
Yaitu : Alat pemadam api yang
menggunakan media atau bahan dari alam
secara sederhana atau tradisional
Antara lain : Pasir, karung, yang dibasahi
dengan menguna kan air, biasa digunakan
kebakaran klas B.
26. Rekomendasi untuk pencegahan kebakaran terdiri atas:
Program termasuk evakuasi/jalan keluar yang aman dari fasilitas bila terjadi kedaruratan akibat kebakaran dan
kedaruratan bukan kebakaran.
Program termasuk meredakan kebakaran dan pengendalian (containment) asap. Adalah upaya yang dilakukan dalam
mengantisipasi adanya penyebaran bahaya kebakaran.
Program termasuk deteksi dini kebakaran dan asap adalah bagian dari sistem proteksi aktif dalam pemadaman
kebakaran yang dapat diketahui sejak awal sehingga penanggulangan dapat dilakukan secepatnya.
Program termasuk penilaian risiko kebakaran saat ada pembangunan di atau berdekatan dengan fasilitas adalah
upaya untuk mengidentifikasi, menila besarnya risiko dan pengendalian yang akan dilakukan berikutnya.
Program termasuk pengurangan risiko kebakaran adalah suatu program yang mengupayakan pengurangan risiko
terhadap dampak kebakaran yang terjadi.
27. SPO CODE RED
• Setiap orang yang melihat percikan api / api jangan panik,
beritahu segera kepada petugas setempat yang ditemui untuk
mengaktifkan “code red”
• Petugas setempat langsung menelpon (LINE TLP Satpam) dengan
menyebutkan kode dan area terjadinya kebakaran
(Contoh Code Red Ruang ……………………………)
• Satpam melalui pengeras suara mengaktifkan code red untuk semua
lantai dengan menyebutkan kode dan area terjadinya kebakaran
sebanyak 3 kali
(Contoh Code Red Ruang …………..Gedung ………………, SEBANYAK
TIGA KALI)
28.
29. • Disetiap lantai diwajibkan memiliki tim code red yang
mengetahui tugas serta fungsinya :
- helm merah : tim pemadam api
- helm putih : tim evakuasi dokumen
- helm biru : tim evakuasi alat medis / aset
- helm kuning : tim evakuasi pasien
• Maka tim pemadam api (helm merah) disetiap lantai segera
mendatangi lokasi dengan membawa APAR
• Bila api membesar atau tidak dapat terkendali, tim pemadam api
akan berteriak “EVAKUASI”
• Petugas setempat langsung menelpon 100 (Satpam) untuk
menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran SANGGAU dan Satpam
melalui pengeras suara berteriak “EVAKUASI EVAKUASI
EVAKUASI”
30. • Tim-tim lainnya bergegas melaksanakan tugas (helm putih, helm
biru, dan helm kuning) mengevakuasi pasien dan pengunjung turun
melalui tangga / ramp mengikuti petunjuk jalur evakuasi menuju
daerah yang aman / titik kumpul terdekat
• Catatan :
• Untuk evakuasi maka urutan evakuasi didahulukan di lantai
yang terjadi kebakaran baru selanjutnya di lantai paling
atas, bawah, dan dasar
(Contoh jika kebakaran terjadi di lantai 2, maka evakuasi
didahulukan yang di lantai 2, kemudian di lantai 3, lanjut
di lantai bawah dan dasar)
• Jangan menggunakan lift, jangan berlari, dan lepaskan
sepatu berhak tinggi bagi perempuan
31. Prosedur Evakuasi :
1. Prinsip Evakuasi
• Tetap tenang, jangan panik
• Lepas sepatu/sandal hak tinggi
• Berjalan cepat, jangan berlari
• Keluar melalui pintu terdekat
• Ikuti petunjuk jalur evakuasi atau petugas evakuasi
menuju titik kumpul
• Berilah panduan kepada tamu pasien dan pegawai
32. Kebakaran, bila terjadi kumpulan asap
• Tutup hidung dan mulut dengan sapu tangan basah
atau tisu basah atur pernafasan pendek-pendek;
• Berjalan merangkak mengikuti jalur evakuasi menuju
titik kumpul,
• Apabila dtangga merayap pada tembok atau
pegangan pada tangga
• Janganlah membawa barang yang lebih besar dari tas
kantor/tas tangan;
• jangan berbalik arah karena akan bertabrakan dengan
orang-orang dibelakang anda dan menghambat
evakuasi Segeralah menuju titik kumpul yang ada di
tempat tersebut untuk menunggu instruksi berikutnya.
37. SIMULASI CODE RED
1 kelompok terdiri dari 5 orang, 1 berperan
sebaga pemadam kebakaran , 1 berperan
sebagai evakuasi asset, 1 berperan sebagai
evakuasi dokumen, 1 berpeberan sebagai
evakuasi pasien, dan 1 berperan sebagai pasien
Didapur gizi terdengar ledakan kompor gas,
menjalar ke atap dapur gizi, dimana arah
ledakan dan api mengarah pada ruang interna
RSUD, petugas Ruang Interna menghubungi
security menginformasikan tempat kejadian
kebakaran. Tim Code Red Melaksanakan tugas
sesuai penanggung jawab