SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Keperawatan Traumatologi
A. BAHASAN
Pokok Bahasan : Kebakaran
Sub Pokok Bahasan : Penanggulangan Bencana kebakaran
Tempat : Majelis Ta’lim Arohmah Rt 04 Rw 01
Waktu : 30 menit
Hari/Tanggal : Kamis 26 November
Sasaran : Kelompok Tani
Penyuluh : Eko Prasetya
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, kelompok tani memahami
tentang penanggulangan bencana kebakaran.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit klien dapat:
a. Menjelaskan kembali tentang penangulangan bencana kebakaran
b. Dapat mendemonstrasikan ulang cara penanggulangan bencana
kebakaran
C. MATERI
1. Apa itu kebakaran
2. Penyebab kebakaran
3. Klasifikasi kebakaran
4. Peralatan pencegahan kebakaran
5. RJP (Resusitasi Jantung Paru)
6. Melakukan pemasangan bidai pada luka patah tulang atau fraktur
D. METODE DAN MEDIA
Ceramah, diskusi, demonstrasi, leaflet
E. KEGIATAN PENYULUHAN
Waktu
Tahap
kegiatan
K e g i a t an
Penyuluh Sasaran
5 menit Pembukaan 1. Membuka acara dengan
mengucapkan salam
kepada sasaran
2. Menyampaikan topik dan
tujuan penkes kepada
sasaran
3. Kontrak waktu untuk
kesepakatan pelaksanaan
penkes dengan sasaran
1. Menjawab salam
2. Mendengarkan
penyuluh
menyampaikan
topik dan tujuan.
3. Menyetujui
kesepakatan waktu
pelaksanaan penkes
20 menit Kegiatan
inti
1. Mengkaji ulang
pengetahuan sasaran
tentang materi penyuluhan
bencana kebakaran
2. Menjelaskan materi
penyuluhan kepada sasaran
dengan menggunakan
leaflet tentang bencana
kebakaran
3. Mendemonstrasikan
contoh cara
penanggulangan bencana
kebakaran
4. Memberikan kesempatan
kepada sasaran untuk
menanyakan hal-hal yang
belum dimengerti dari
meteri yang dijelaskan
penyuluh.
1. Menyampaikan
pengetahuannya
tentang materi
penyuluhan
2. Mendengarkan
penyuluh
menyampaikan
materi
3. Memperhatikan
penyuluh saat
demonstrasi
4. menanyakan hal-hal
yang tidak
dimengerti dari
materi penyuluhan
5 menit Evaluasi/
penutup
1. Memberikan pertanyaan
kepada sasaran tentang
materi penanggulangan
bencana kebakaran
2. Menyimpulkan materi
penyuluhan
1. Menjawab
pertanyaan yang
diajukan penyuluh
2. Mendengarkan
penyampaian
penanggulangan bencana
kebakaran yang telah
disampaikan kepada
sasaran
3. Menutup acara dan
mengucapkan salam serta
terima kasih kepada
sasaran.
kesimpulan
3. Mendengarkan
penyuluh menutup
acara dan menjawab
salam
F. EVALUASI
1. Prosedur : Post test
2. Bentuk : Lisan
3. Jenis : Verbal
4. Butir Pertanyaaan :
1. Sebutkan apa yang dimaksud dengan kebakaran ?
2. Sebutkan penyebab kebakaran ?
3. Menyebutkan klasifikasi kebakaran
4. Menyebutkan peralatan pencegahan kebakaran ?
5. RJP adalah ?
6. Perinsip melakukan pemasangan bidai ?
Materi Penyuluhan
A. Konsep Dasar Kebakaran
1. Kebakaran
Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat yang
tidak kita kehendaki, merugikan pada umumnya sukar dikendalikan. Kebakaran
adalah api yang tidak terkendali artinya di luar kemampuan dan keinginan
manusia yang pada umumnya merugikan (Soehatman Ramli, 2010).
Kebakaran merupakan bencana yang lebih banyak disebabkan oleh
kelalaian manusia dengan dampak kerugian harta benda, stagnasi atau terhentinya
usaha, terhambatnya perekonomian dan pemerintahan bahkan korban jiwa
1. Penyebab Kebakaran
Kebakaran disebabkan oleh berbagai faktor, secara umum dikelompokkan
sebagai berikut:
a. Faktor Manusia
Manusia sebagai salah satu faktor penyebab kebakaran antara lain:
manusia yang kurang peduli terhadap keselamatan dan bahaya kebakaran,
menempatkan barang atau menyusun barang yang mungkin terbakar tanpa
menghiraukan norma – norma pencegahan kebakaran, pemakaian tenaga listrik
melebihi kapasitas yang telah ditentukan, kurang memiliki rasa tanggung
jawab dan disiplin, dan adanya unsur- unsur kesengajaan.
b. Faktor Teknis
Kebakaran juga dapat disebabkan oleh faktor teknis khususnya kondisi
tidak aman dan membahayakan yang meliputi:
1) Proses fisik/mekanis
Faktor penting yang menjadi peranan dalam proses ini adalah
timbulnya panas akibat kenaikan suhu atau timbulnya bunga api, misalnya
pekerjaan perbaikan dengan menggunakan mesin las atau kondisi instalasi
listrik yang sudah tua atau tidak memenuhi standar.
2) Proses kimia
Kebakaran dapat terjadi ketika pengangkutan bahan - bahan kimia
berbahaya, penyimpanan dan penanganan tanpa memerhatikan petunjuk -
petunjuk yang ada.
c. Faktor Alam
Salah satu faktor penyebab adanya kebakaran dan peledakan akibat faktor
alam adalah petir dan gunung meletus yang dapat menyebabkan kebakaran
hutan yang luas dan juga perumahan – perumahan yang dilalui oleh lahar panas
dan lain-lain Anonim, 2010).
2. Kasifikasi Kebakaran
Klasifikasi kebakaran adalah penggolongan atau pembagian atas kebakaran
berdasarkan pada jenis benda / bahan yang terbakar. Menurut Perda DKI (1992)
kalsifikasi kebakaran sesuai dengan bahan bakar yang terbakar dan bahan
pemadaman untuk masing-masing kelas yaitu :
a. Kelas A
Temasuk dalam kelas ini adalah kebakaran pada bahan yang mudah
terbakar biasa,misalnya : kertas, kayu, maupun plastik.
Cara mengatasinya yaitu bisa dengan menggunakan air untuk menurunkan
suhunya sampai di bawah titik penyulutan,serbuk kering untuk mematikan
proses pembakaran atau menggunakan halogen untuk memutuskan reaksi
berantai kebakaran.
b. Kelas B
Kebakaran pada kelas ini adalah yang melibatkan bahan cairan
combustible dengan cairan flammable, seperti bensin, minyak tanah, dan bahan
serupa lainnya. Cara mengatasinya dengan bahan foam
c. Kelas C
Kebakaran yang disebabkan oleh listrik yang bertegangan untuk
mengatasinya yaitu dengan menggunakan bahan pemadaman kebakaran non
kondusif agar terhindar darisengatan listrik.
d. Kelas D
Kebakaran pada bahn logam yang mudah terbakar seperti titanium,
alumunium, magnesium, dan kalium. Cara mengatasinya yaitu powder khusus
kelas ini.
3. Dampak Bahaya Terjadinya Kebakaran
Peristiwa kebakaran memberikan efek bahaya antara lain (Ramli, 2010) :
a. Asap
Asap adalah kumpulan partikel zat carbon ukuran kurang dari 0,5 micron
sebagai hasil dari pembakaran tak sempurna dan bahan yang mengandung
karbon. Efeknya iritasi/rangsangan pada mata, selaput lendir pada hidung dan
kerongkongan.
b. Panas
Panas adalah suatu bentuk energi yang pada 300oF dapat dikatakan
sebagai temperatur tertinggi di mana manusia dapat bertahan /bernafas hanya
dalam waktu yang singkat. Efeknya tubuh kehilangan cairan dan tenaga, luka
bakar/terbakar pada kulit dan pernafasan, mematikan jantung.
c. Nyala/Flame
Nyala/Flame biasa timbul pada proses pembakaran sempurna dan
membentuk cahaya berkilauan
d. Gas Beracun
Gas beracun yaitu Sulfur Dioksida (SO2) sangat beracun, menyebabkan
kerusakan sistem pernafasan seperti bronchitis
4. Prinsip Dasar Pencegahan Kebakaran
Proteksi kebakaran adalah merupakan aspek paling utama dalam program
perlindungan kebakaran. Perencanaan yang baik dalam aktifitas pencegahan
kebakaran akan dapat menyelamatkan miliaran rupiah dan juga nyawa manusia
akibat kebaran. Salah satu penyebab utama terjadinya kebakaran pada berbagai
industri adalah tindakan tidak aman atau kondisi lingkungan yang kurang baik.
Dengan memperbaiki tindakan tidak aman dan kondisi lingkungan kerja maka
penyebab terjadinya kebakaran dapat dikurangi.
Program proteksi kebakaran membutuhkan investasi baik personal kebakaran,
peralatan kebakaran,waktu dan biaya-biaya lain yang cukup besar bagi
perusahaan,namun hal ini dapat dijustifikasi dengan menperlihatkan bukti-bukti
kerugian yang diakibatkan oleh kebakaran. Investasi yang ditanamkan untuk
program pencegahan kebakaran sangatlah jauh lebih kecil jika dibandingkan
dengan kerugian yang dapat terjadi akibat kebakaran.
Program pencegahan kebakaran dapat kelompokkan menjadi tiga kategori
utama yaitu;
a. Program engineering adalah program yang meliputi perencanaan bangunan
yang yang aman dari kebakaran dan perencanaan proses yang aman dari
kebakaran, misalnya instalasi fire detection system (aktif) dan instalasi Fire
protection system (pasif).
b. Program edukasi adalah program untuk meningkatkan kesadaran pekerja
terhadap kebakaran, yaitu dengan cara memberikan pelatihan-pelatihan tentang
kebakaran, identifikasi penyebab kebakaran, bahaya kebakaran, pencegahan
kebakaran dan evakuasi jika terjadi kebakaran.
c. Pogram penegakkan sistem adalah program untuk memastikan bahwa semua
sistem pencegahan kebakaran sesuai atau comply dengan fire code yang ada.
Maka harus dilakukan inspeksi terhadap semua fasilitas pencegahan kebakaran
secara berkala.
5. Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran
Dalam upaya prosedur tanggap darurat secara garis bsar meliputi rencana /
rencana dalam menghadapi keadaan darurat, pendidikan dan latihan penangulagan
keadaan darurat, pendidikan dan latihan penanggulangan keadaan darurat seperti
proses evakuasi atau pemindahan dan penutupan (Jusuf,1999).
Pencegahan kebakaran dan cara penagulangan korban kebakaran tergantung
lima prinsip pokok (Suma’mur,1996) sebagai berikut :
a. Pencegahan kecelakaan sebagai akibat kecelakaan atas keadaan panik
b. Pembuatan bangunan tahan api
c. Pengawasan yang teratur dan berkala
d. Penemuan kebakaran pada tingat awal dan pemadamannya
e. Pengendalian kerusakan untuk membatasi kerusakan sebagai akibat kebakaran
Sedangkan menurut Suprapto, (1995) ketentuan dan persyaratan terknis
dalam proteksi kebakaran pada bangunan meliputi :
a. Melakukan pemeriksaan dan pengecekan kondisi dan keadaan sarana dan
peralatan sistem proteksi kebakaran
b. Melengkapi sarana dan peralatan proteksi ddidasari atas analisis resiko bahaya
dan standart serta ketentan yang berlaku
c. Standar dan ketentuan teknis proteksi kebakaran harus diterapkan dan
disebarluaskan
d. Setiap gedung harus dilengkapi dengan sarana pengamanan terhadap
kebakaran secara lengkap dan memenuhi sandart dan ketentuan teknis yang
berlaku.
e. Perlu dilakukan pemeriksaan dan pemeliharaan secara berkala untuk menjamin
agar sarana dan peralatan proteksi kebakaran dalam kondisi siap pakai.
6. Peralatan Pencegahan Kebakaran
a. APAR / Fire Extinguishers / Racun Api Peralatan ini merupakan peralatan
reaksi cepat yang multi guna karena dapat dipakai untuk jenis kebakaran A,B
dan C. Peralatan ini mempunyai berbagai ukuran beratnya, sehingga dapat
ditempatkan sesuai dengan besar-kecilnya resiko kebakaran yang mungkin
timbul dari daerah tersebut, misalnya tempat penimbunan bahan bakar terasa
tidak rasional bila di situ kita tempatkan racun api dengan ukuran 1,2 Kg
dengan jumlah satu tabung. Bahan yang ada dalam tabung pemadam api
tersebut ada yang dari bahan kinia kering, foam / busa dan CO2, untuk Halon
tidak diperkenankan dipakai di Indonesia.
b. Hydrant, ada 3 jenis hydran, yaitu :
1) hydran gedung adalah hydran yang ditempatkan dalam gedung
2) hydran halaman adalah hydran yang dikhususkan untuk halaman
3) hydran kota biasanya ditempatkan pada beberapa titik yang
memungkinkan Unit Pemadam Kebakaran suatu kota mengambil
cadangan air.
c. Detektor Asap / Smoke Detector Peralatan yang memungkinkan secara
otomatis akan memberitahukan kepada setiap orang apabila ada asap pada
suatu daerah maka alat ini akan berbunyi, khusus untuk pemakaian dalam
gedung.
d. Fire Alarm Peralatan yang dipergunakan untuk memberitahukan kepada setiap
orang akan adanya bahaya kebakaran pada suatu tempat.
e. Sprinkler Peralatan yang dipergunakan khusus dalam gedung, yang akan
memancarkan air secara otomatis apabila terjadi pemanasan pada suatu suhu
tertentu pada daerah di mana ada sprinkler tersebut.
7. Bahaya/Dampak Kebakaran dan Asap Kebakaran bagi Kesehatan
Dampak langsung yang akan dirasakan akibat dari asap kebakaran adalah
infeksi paru dan saluran napas. Tjandra menjelaskan, kabut asap dapat
menyebabkan iritasi lokal pada selaput lendir di hidung, mulut dan tenggorokan.
Kemudian juga menyebabkan reaksi alergi, peradangan, hingga infeksi saluran
pernapasan akut (ISPA) dan yang paling berat menjadi pneumonia.
"Kemampuan paru dan saluran pernapasan mengatasi infeksi juga berkurang
sehingga menyebabkan lebih mudah terjadi infeksi," jelas Tjandra, Senin
(7/9/2015).
Tjandra menjelaskan, ISPA pun akan lebih mudah terjadi karena
ketidakseimbangan daya tahan tubuh, pola bakteri atau virus, ditambah buruknya
lingkungan.
Selain infeksi pernapasan, dampak lainnya yaitu, gangguan iritasi pada
mata dan kulit akibat kontak langsung dengan asap kebakaran hutan. Mulai dari
terasa gatal, mata berair, peradangan, dan infeksi yang memberat. Bagi yang telah
memiliki asma dan penyakit paru kronis lain, seperti bronkitis kronik, dan PPOK
akan diperburuk jika asap karena asap terhirup ke dalam paru.
Menurut Tjandra, kemampuan kerja paru menjadi berkurang dan
menyebabkan orang mudah lelah dan mengalami kesulitan bernapas.
"Berbagai penyakit kronik di berbagai organ tubuh, seperti jantung, hati, ginjal
juga dapat saja memburuk. Sebab, dampak tidak langsung kabut asap dapat
menurunkan daya tahan tubuh dan juga menimbulkan stres," ungkap Tjandra.
Kemudian, secara tidak langsung asap kebakaran hutan dapat mencemari air
bersih. Jika dikonsumsi masyarakat, bisa menganggu saluran cerna. Selain itu,
dapat mencemari buah-buahan dan sayur-sayuran. Untuk itu cucilah hingga bersih
sebelum dikonsumsi.
Berikut ini beberapa dampak negatif dan bahaya kabut asap bagi kesehatan,
diantaranya :
 Kabut asap dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan, serta
menyebabkan reaksi alergi, peradangan dan mungkin juga infeksi.
 Kabut asap dapat memperburuk penyakit asma dan penyakit paru kronis lain,
seperti bronkitis kronik, PPOK dan sebagainya.
 Kemampuan kerja paru menjadi berkurang dan menyebabkan seseorang mudah
lelah dan mengalami kesulitan bernapas.
 Bagi mereka yang berusia lanjut (lansia) dan anak-anak maupun yang
mempunyai penyakit kronik, dengan kondisi daya tahan tubuh yang rendah akan
lebih rentan untuk mendapat gangguan kesehatan.
 Kemampuan dalam mengatasi infkesi paru dan saluran pernapasan menjadi
berkurang, sehingga menyebabkan lebih mudah terjadi infeksi.
 Berbagai penyakit kronik juga dapat memburuk.
 Bahan polutan pada asap kebakaran hutan dapat menjadi sumber polutan di
sarana air bersih dan makanan yang tidak terlindungi.
 Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) jadi lebih mudah terjadi, terutama karena
ketidak seimbangan daya tahan tubuh (host), pola bakteri/virus penyebab penyakit
(agent) serta buruknya lingkungan (environment)
B. Resusitasi jantung Paru (RJP)
Resusitasi jantung paru-paru (CPR) adalah suatu tindakan darurat sebagai usaha
untuk mengembalikan keadaan henti nafas dan/atau henti jantung (yang dikenal
dengan istilah kematian klinis) ke fungsi optimal, guna mencegah kematian biologis.
Kematian klinis ditandai dengan hilangnya nadi arteri karotis dan arteri femoralis,
terhentinya denyut jantung atau pernafasan dan terjadinya penurunan/kehilangan
kesadaran. Kematian biologis di mana kerusakan otak tak dapat diperbaiki lagi,
biasanya terjadi kurang lebih 4 menit setelah kematian klinis. Berhasilnya tindakan
resusitasi jantung-paru bergantung pada cepatnya tindakan dan tepatnya teknik
pelaksanaan; walaupun dalam beberapa hal bergantung pula pada faktor
penyebabnya.
Pada beberapa keadaan, tindakan resusitasi tidak dianjurkan (tidak efektif), antara lain
bila henti jantung (arrest) telah berlangsung lebih dari 5 menit karena biasanya
kerusakan otak permanen telah terjadi, pada keganasan stadium lanjut, gagal jantung
refrakter, edema paru refrakter, renjatan yang mendahului arrest, kelainan neurologik
berat, penyakit ginjal, hati dan paru yang lanjut. keadaan henti jantung dan paru dapat
terjadi baik sendiri-sendiri maupun bersamaan
1. Etiologi henti jantung dan napas
Beberapa penyebab henti jantung dan napas, adalah :
 Infark miokard akut: karena fibrilasi ventrikel, cardiac standstill, aritmia lain,
renjatan dan edema paru.
 Emboli paru: karena penyumbatan aliran darah paru.
 Aneurisma disekans: karena kehilangan darah intravaskular.
 Hipoksia, asidosis: karena gagal jantung atau kegagalan paru berat,
tenggelam, aspirasi, penyumbatan trakea, pneumotoraks, kelebihan dosis
obat, kelainan susunan saraf pusat.
 Gagal ginjal: karena hiperkalemia
Henti jantung biasanya terjadi beberapa menit setelah henti nafas.
Umumnya, walaupun kegagalan pernafasan telah terjadi, denyut jantung
masih dapat berlangsung terus sampai kira-kira 30 menit. Pada henti jantung,
dilatasi pupil kadang-kadang tidak jelas. Dilatasi pupil mulai terjadi 45 detik
setelah aliran darah ke otak terhenti, dan dilatasi maksimal terjadi dalam
waktu 1 menit 45 detik. Bila telah terjadi dilatasi pupil maksimal, hal ini
sudah terjadi 50% kerusakan otak ireversibel.
C. Balut Bidai
Balut bidai adalah tindakan memfiksasi /mengimobilisasi bagian tubuh yang
mengalami cidera dengan menggunakan benda yang bersifat kaku maupun
fleksibel sebagai fiksator /imobilisator.
Balut bidai adalah pertolongan pertama dengan pengembalian anggota tubuh
yang dirsakan cukup nyaman dan pengiriman korban tanpa gangguan dan rasa
nyeri ( Muriel Steet ,1995 ). Balut bidai adalah suatu cara untuk menstabilkan
/menunjang persendian dalam menggunakan sendi yang benar /melindungi
trauma dari luar ( Barbara C, long ,1996 )
A. TUJUAN PEMBIDAIAN
1.Mencegah gerakan bagian yang stabil sehingga mengurangi nyeri dan
mencegah kerusakan lebih lanjut.
2.Mempertahankan posisi yang nyaman.
3.Mempermudah transportasi organ.
4.Mengistirahatkan bagian tubuh yang cidera.
5.Mempercepat penyembuhan.
B. TINDAKAN PELAKSANAAN PEMBIDAIAN
1.Pembidaian meliputi 2 sendi, sendi yang masuk dalam pembidaian adalah
sendi dibawah dan diatas patah tulang .Contoh :jika tungkai bawah
mengalami fraktur maka bidai harus bisa memobilisasi pergelangan kaki
maupun lutut
2.Luruskan posisi anggota gerak yang mengalami fraktur secara hati-hati dan
jangan memaksa gerakan ,jika sulit diluruskan maka pembidaian dilakukan
apa adanya
3.Fraktur pada tulang panjang pada tungkai dan lengan dapat dilakukan
traksi,tapi jika pasien merasakan nyeri ,krepitasi sebaiknya jangan dilakukan
traksi, jika traksi berhasil segara fiksasi,agar tidak beresiko untuk menciderai
saraf atau pembuluh darah.
4.Beri bantalan empuk pada anggota gerak yang dibidai
5.Ikatlah bidai diatas atau dibawah daerah fraktur ,jangan mengikat tepat
didaerah fraktur dan jangan terlalu ketat
Sap

More Related Content

What's hot

Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Utik Pariani
 
Farmakologi Penyakit Kulit
Farmakologi Penyakit KulitFarmakologi Penyakit Kulit
Farmakologi Penyakit KulitDedi Kun
 
Pengelolaan Kegawatdaruratan Bencana.pptx
Pengelolaan Kegawatdaruratan Bencana.pptxPengelolaan Kegawatdaruratan Bencana.pptx
Pengelolaan Kegawatdaruratan Bencana.pptxAlva Cherry Mustamu
 
asuhan keperawatan pada dermatitis kontak
asuhan keperawatan pada dermatitis kontakasuhan keperawatan pada dermatitis kontak
asuhan keperawatan pada dermatitis kontakpjj_kemenkes
 
Penilaian risiko bencana
Penilaian risiko bencanaPenilaian risiko bencana
Penilaian risiko bencanaJoni Iswanto
 
Penanganan kelompok rentan bencana.pptx
Penanganan kelompok rentan bencana.pptxPenanganan kelompok rentan bencana.pptx
Penanganan kelompok rentan bencana.pptxssuser8164b2
 
Kasus sistem-triage
Kasus sistem-triageKasus sistem-triage
Kasus sistem-triagejohanadi2
 
Pengantar kgd dan triage 2013
Pengantar kgd dan triage 2013Pengantar kgd dan triage 2013
Pengantar kgd dan triage 2013hammad hammad
 
Manajemen bencana kedaruratan
Manajemen bencana kedaruratanManajemen bencana kedaruratan
Manajemen bencana kedaruratanJoni Iswanto
 
Makalah Etik Keperawatan
Makalah Etik KeperawatanMakalah Etik Keperawatan
Makalah Etik KeperawatanAmee Hidayat
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusWarnet Raha
 
Makalah konsep dan penerapan makp1
Makalah konsep dan penerapan makp1Makalah konsep dan penerapan makp1
Makalah konsep dan penerapan makp1Aisyah Badmas
 
Kb 3 manajemen penanggulangan bencana
Kb 3 manajemen penanggulangan bencanaKb 3 manajemen penanggulangan bencana
Kb 3 manajemen penanggulangan bencanapjj_kemenkes
 

What's hot (20)

Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
 
Farmakologi Penyakit Kulit
Farmakologi Penyakit KulitFarmakologi Penyakit Kulit
Farmakologi Penyakit Kulit
 
Lamp materi penyuluhan tb
Lamp materi penyuluhan tbLamp materi penyuluhan tb
Lamp materi penyuluhan tb
 
Pengelolaan Kegawatdaruratan Bencana.pptx
Pengelolaan Kegawatdaruratan Bencana.pptxPengelolaan Kegawatdaruratan Bencana.pptx
Pengelolaan Kegawatdaruratan Bencana.pptx
 
Ppt fraktur
Ppt frakturPpt fraktur
Ppt fraktur
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
asuhan keperawatan pada dermatitis kontak
asuhan keperawatan pada dermatitis kontakasuhan keperawatan pada dermatitis kontak
asuhan keperawatan pada dermatitis kontak
 
Penilaian risiko bencana
Penilaian risiko bencanaPenilaian risiko bencana
Penilaian risiko bencana
 
Penanganan kelompok rentan bencana.pptx
Penanganan kelompok rentan bencana.pptxPenanganan kelompok rentan bencana.pptx
Penanganan kelompok rentan bencana.pptx
 
PPT RBD.pptx
PPT RBD.pptxPPT RBD.pptx
PPT RBD.pptx
 
Kasus sistem-triage
Kasus sistem-triageKasus sistem-triage
Kasus sistem-triage
 
Askep gawat darurat pada gigitan ular
Askep gawat darurat pada gigitan ularAskep gawat darurat pada gigitan ular
Askep gawat darurat pada gigitan ular
 
Biomekanik Trauma
Biomekanik TraumaBiomekanik Trauma
Biomekanik Trauma
 
Pengantar kgd dan triage 2013
Pengantar kgd dan triage 2013Pengantar kgd dan triage 2013
Pengantar kgd dan triage 2013
 
Manajemen bencana kedaruratan
Manajemen bencana kedaruratanManajemen bencana kedaruratan
Manajemen bencana kedaruratan
 
Askep multiple sklerosis
Askep multiple sklerosisAskep multiple sklerosis
Askep multiple sklerosis
 
Makalah Etik Keperawatan
Makalah Etik KeperawatanMakalah Etik Keperawatan
Makalah Etik Keperawatan
 
Makalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitusMakalah diabetes melitus
Makalah diabetes melitus
 
Makalah konsep dan penerapan makp1
Makalah konsep dan penerapan makp1Makalah konsep dan penerapan makp1
Makalah konsep dan penerapan makp1
 
Kb 3 manajemen penanggulangan bencana
Kb 3 manajemen penanggulangan bencanaKb 3 manajemen penanggulangan bencana
Kb 3 manajemen penanggulangan bencana
 

Similar to Sap

Fire protection makalah
Fire protection makalahFire protection makalah
Fire protection makalahAden Barkos
 
Pemadam kebakaran
Pemadam kebakaranPemadam kebakaran
Pemadam kebakarancanvi21
 
Kebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaran
Kebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaranKebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaran
Kebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaranAdiba Qonita
 
k3 pengawasan penaggulangan kebakaran-converted.pptx
k3 pengawasan penaggulangan kebakaran-converted.pptxk3 pengawasan penaggulangan kebakaran-converted.pptx
k3 pengawasan penaggulangan kebakaran-converted.pptxMerry .
 
Bookreview splkpm 2019
Bookreview splkpm 2019Bookreview splkpm 2019
Bookreview splkpm 2019nhana81
 
K3 fire safety PENANGGULANGAN KEBAKARAN
K3 fire safety PENANGGULANGAN KEBAKARANK3 fire safety PENANGGULANGAN KEBAKARAN
K3 fire safety PENANGGULANGAN KEBAKARANFariq Abdullah dachlan
 
Materi-Pelatihan-Penanggulangan-Kebakaran-TEKNIK-PEMADAMAN-DAN-TEKNIK-PENYELA...
Materi-Pelatihan-Penanggulangan-Kebakaran-TEKNIK-PEMADAMAN-DAN-TEKNIK-PENYELA...Materi-Pelatihan-Penanggulangan-Kebakaran-TEKNIK-PEMADAMAN-DAN-TEKNIK-PENYELA...
Materi-Pelatihan-Penanggulangan-Kebakaran-TEKNIK-PEMADAMAN-DAN-TEKNIK-PENYELA...AnisaSafitri37
 
Penanggulangan kebakaran
Penanggulangan kebakaran Penanggulangan kebakaran
Penanggulangan kebakaran Savvana27
 
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN ABCD update.pptx
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN ABCD update.pptxK3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN ABCD update.pptx
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN ABCD update.pptxJhonLutherPakpahan
 
Klasifikasi jenis penyebab kebakaran
Klasifikasi jenis penyebab kebakaranKlasifikasi jenis penyebab kebakaran
Klasifikasi jenis penyebab kebakaranalbent
 
Emergency response plan latest april 2014
Emergency response plan latest april 2014Emergency response plan latest april 2014
Emergency response plan latest april 2014Yoga Firmansyah
 
Pengenalan kebakaran dan tindakan (Asnan Alias)
Pengenalan kebakaran dan tindakan (Asnan Alias)Pengenalan kebakaran dan tindakan (Asnan Alias)
Pengenalan kebakaran dan tindakan (Asnan Alias)Asnan Alias Enterprise
 
Kebutuhan air pemadam kebakaran untuk kawasan pemukiman di rw 01 kelurahan ta...
Kebutuhan air pemadam kebakaran untuk kawasan pemukiman di rw 01 kelurahan ta...Kebutuhan air pemadam kebakaran untuk kawasan pemukiman di rw 01 kelurahan ta...
Kebutuhan air pemadam kebakaran untuk kawasan pemukiman di rw 01 kelurahan ta...CITRA MARGA NUSAPHALA PERSADA, PT TBK
 
Tugas penjaskes (kebakaran)
Tugas penjaskes (kebakaran)Tugas penjaskes (kebakaran)
Tugas penjaskes (kebakaran)Monika Denada
 
MATERI TEMA 1.pptx
MATERI TEMA 1.pptxMATERI TEMA 1.pptx
MATERI TEMA 1.pptxCitraDewi86
 

Similar to Sap (20)

Fire protection makalah
Fire protection makalahFire protection makalah
Fire protection makalah
 
Pemadam kebakaran
Pemadam kebakaranPemadam kebakaran
Pemadam kebakaran
 
Kebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaran
Kebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaranKebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaran
Kebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaran
 
APAR.pdf
APAR.pdfAPAR.pdf
APAR.pdf
 
k3 pengawasan penaggulangan kebakaran-converted.pptx
k3 pengawasan penaggulangan kebakaran-converted.pptxk3 pengawasan penaggulangan kebakaran-converted.pptx
k3 pengawasan penaggulangan kebakaran-converted.pptx
 
Bookreview splkpm 2019
Bookreview splkpm 2019Bookreview splkpm 2019
Bookreview splkpm 2019
 
K3 fire safety PENANGGULANGAN KEBAKARAN
K3 fire safety PENANGGULANGAN KEBAKARANK3 fire safety PENANGGULANGAN KEBAKARAN
K3 fire safety PENANGGULANGAN KEBAKARAN
 
api.pptx
api.pptxapi.pptx
api.pptx
 
Materi-Pelatihan-Penanggulangan-Kebakaran-TEKNIK-PEMADAMAN-DAN-TEKNIK-PENYELA...
Materi-Pelatihan-Penanggulangan-Kebakaran-TEKNIK-PEMADAMAN-DAN-TEKNIK-PENYELA...Materi-Pelatihan-Penanggulangan-Kebakaran-TEKNIK-PEMADAMAN-DAN-TEKNIK-PENYELA...
Materi-Pelatihan-Penanggulangan-Kebakaran-TEKNIK-PEMADAMAN-DAN-TEKNIK-PENYELA...
 
Penanggulangan kebakaran
Penanggulangan kebakaran Penanggulangan kebakaran
Penanggulangan kebakaran
 
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN ABCD update.pptx
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN ABCD update.pptxK3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN ABCD update.pptx
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN ABCD update.pptx
 
Klasifikasi jenis penyebab kebakaran
Klasifikasi jenis penyebab kebakaranKlasifikasi jenis penyebab kebakaran
Klasifikasi jenis penyebab kebakaran
 
ASssss
ASssssASssss
ASssss
 
Mca
McaMca
Mca
 
Emergency response plan latest april 2014
Emergency response plan latest april 2014Emergency response plan latest april 2014
Emergency response plan latest april 2014
 
Perkemb. Pk
Perkemb. PkPerkemb. Pk
Perkemb. Pk
 
Pengenalan kebakaran dan tindakan (Asnan Alias)
Pengenalan kebakaran dan tindakan (Asnan Alias)Pengenalan kebakaran dan tindakan (Asnan Alias)
Pengenalan kebakaran dan tindakan (Asnan Alias)
 
Kebutuhan air pemadam kebakaran untuk kawasan pemukiman di rw 01 kelurahan ta...
Kebutuhan air pemadam kebakaran untuk kawasan pemukiman di rw 01 kelurahan ta...Kebutuhan air pemadam kebakaran untuk kawasan pemukiman di rw 01 kelurahan ta...
Kebutuhan air pemadam kebakaran untuk kawasan pemukiman di rw 01 kelurahan ta...
 
Tugas penjaskes (kebakaran)
Tugas penjaskes (kebakaran)Tugas penjaskes (kebakaran)
Tugas penjaskes (kebakaran)
 
MATERI TEMA 1.pptx
MATERI TEMA 1.pptxMATERI TEMA 1.pptx
MATERI TEMA 1.pptx
 

Recently uploaded

414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 

Recently uploaded (18)

414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 

Sap

  • 1. SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Keperawatan Traumatologi A. BAHASAN Pokok Bahasan : Kebakaran Sub Pokok Bahasan : Penanggulangan Bencana kebakaran Tempat : Majelis Ta’lim Arohmah Rt 04 Rw 01 Waktu : 30 menit Hari/Tanggal : Kamis 26 November Sasaran : Kelompok Tani Penyuluh : Eko Prasetya B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, kelompok tani memahami tentang penanggulangan bencana kebakaran. 2. Tujuan Khusus Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit klien dapat: a. Menjelaskan kembali tentang penangulangan bencana kebakaran b. Dapat mendemonstrasikan ulang cara penanggulangan bencana kebakaran C. MATERI 1. Apa itu kebakaran 2. Penyebab kebakaran 3. Klasifikasi kebakaran 4. Peralatan pencegahan kebakaran 5. RJP (Resusitasi Jantung Paru) 6. Melakukan pemasangan bidai pada luka patah tulang atau fraktur
  • 2. D. METODE DAN MEDIA Ceramah, diskusi, demonstrasi, leaflet E. KEGIATAN PENYULUHAN Waktu Tahap kegiatan K e g i a t an Penyuluh Sasaran 5 menit Pembukaan 1. Membuka acara dengan mengucapkan salam kepada sasaran 2. Menyampaikan topik dan tujuan penkes kepada sasaran 3. Kontrak waktu untuk kesepakatan pelaksanaan penkes dengan sasaran 1. Menjawab salam 2. Mendengarkan penyuluh menyampaikan topik dan tujuan. 3. Menyetujui kesepakatan waktu pelaksanaan penkes 20 menit Kegiatan inti 1. Mengkaji ulang pengetahuan sasaran tentang materi penyuluhan bencana kebakaran 2. Menjelaskan materi penyuluhan kepada sasaran dengan menggunakan leaflet tentang bencana kebakaran 3. Mendemonstrasikan contoh cara penanggulangan bencana kebakaran 4. Memberikan kesempatan kepada sasaran untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti dari meteri yang dijelaskan penyuluh. 1. Menyampaikan pengetahuannya tentang materi penyuluhan 2. Mendengarkan penyuluh menyampaikan materi 3. Memperhatikan penyuluh saat demonstrasi 4. menanyakan hal-hal yang tidak dimengerti dari materi penyuluhan 5 menit Evaluasi/ penutup 1. Memberikan pertanyaan kepada sasaran tentang materi penanggulangan bencana kebakaran 2. Menyimpulkan materi penyuluhan 1. Menjawab pertanyaan yang diajukan penyuluh 2. Mendengarkan penyampaian
  • 3. penanggulangan bencana kebakaran yang telah disampaikan kepada sasaran 3. Menutup acara dan mengucapkan salam serta terima kasih kepada sasaran. kesimpulan 3. Mendengarkan penyuluh menutup acara dan menjawab salam F. EVALUASI 1. Prosedur : Post test 2. Bentuk : Lisan 3. Jenis : Verbal 4. Butir Pertanyaaan : 1. Sebutkan apa yang dimaksud dengan kebakaran ? 2. Sebutkan penyebab kebakaran ? 3. Menyebutkan klasifikasi kebakaran 4. Menyebutkan peralatan pencegahan kebakaran ? 5. RJP adalah ? 6. Perinsip melakukan pemasangan bidai ?
  • 4. Materi Penyuluhan A. Konsep Dasar Kebakaran 1. Kebakaran Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat yang tidak kita kehendaki, merugikan pada umumnya sukar dikendalikan. Kebakaran adalah api yang tidak terkendali artinya di luar kemampuan dan keinginan manusia yang pada umumnya merugikan (Soehatman Ramli, 2010). Kebakaran merupakan bencana yang lebih banyak disebabkan oleh kelalaian manusia dengan dampak kerugian harta benda, stagnasi atau terhentinya usaha, terhambatnya perekonomian dan pemerintahan bahkan korban jiwa 1. Penyebab Kebakaran Kebakaran disebabkan oleh berbagai faktor, secara umum dikelompokkan sebagai berikut: a. Faktor Manusia Manusia sebagai salah satu faktor penyebab kebakaran antara lain: manusia yang kurang peduli terhadap keselamatan dan bahaya kebakaran, menempatkan barang atau menyusun barang yang mungkin terbakar tanpa menghiraukan norma – norma pencegahan kebakaran, pemakaian tenaga listrik melebihi kapasitas yang telah ditentukan, kurang memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin, dan adanya unsur- unsur kesengajaan. b. Faktor Teknis Kebakaran juga dapat disebabkan oleh faktor teknis khususnya kondisi tidak aman dan membahayakan yang meliputi: 1) Proses fisik/mekanis
  • 5. Faktor penting yang menjadi peranan dalam proses ini adalah timbulnya panas akibat kenaikan suhu atau timbulnya bunga api, misalnya pekerjaan perbaikan dengan menggunakan mesin las atau kondisi instalasi listrik yang sudah tua atau tidak memenuhi standar. 2) Proses kimia Kebakaran dapat terjadi ketika pengangkutan bahan - bahan kimia berbahaya, penyimpanan dan penanganan tanpa memerhatikan petunjuk - petunjuk yang ada. c. Faktor Alam Salah satu faktor penyebab adanya kebakaran dan peledakan akibat faktor alam adalah petir dan gunung meletus yang dapat menyebabkan kebakaran hutan yang luas dan juga perumahan – perumahan yang dilalui oleh lahar panas dan lain-lain Anonim, 2010). 2. Kasifikasi Kebakaran Klasifikasi kebakaran adalah penggolongan atau pembagian atas kebakaran berdasarkan pada jenis benda / bahan yang terbakar. Menurut Perda DKI (1992) kalsifikasi kebakaran sesuai dengan bahan bakar yang terbakar dan bahan pemadaman untuk masing-masing kelas yaitu : a. Kelas A Temasuk dalam kelas ini adalah kebakaran pada bahan yang mudah terbakar biasa,misalnya : kertas, kayu, maupun plastik. Cara mengatasinya yaitu bisa dengan menggunakan air untuk menurunkan suhunya sampai di bawah titik penyulutan,serbuk kering untuk mematikan
  • 6. proses pembakaran atau menggunakan halogen untuk memutuskan reaksi berantai kebakaran. b. Kelas B Kebakaran pada kelas ini adalah yang melibatkan bahan cairan combustible dengan cairan flammable, seperti bensin, minyak tanah, dan bahan serupa lainnya. Cara mengatasinya dengan bahan foam c. Kelas C Kebakaran yang disebabkan oleh listrik yang bertegangan untuk mengatasinya yaitu dengan menggunakan bahan pemadaman kebakaran non kondusif agar terhindar darisengatan listrik. d. Kelas D Kebakaran pada bahn logam yang mudah terbakar seperti titanium, alumunium, magnesium, dan kalium. Cara mengatasinya yaitu powder khusus kelas ini. 3. Dampak Bahaya Terjadinya Kebakaran Peristiwa kebakaran memberikan efek bahaya antara lain (Ramli, 2010) : a. Asap Asap adalah kumpulan partikel zat carbon ukuran kurang dari 0,5 micron sebagai hasil dari pembakaran tak sempurna dan bahan yang mengandung karbon. Efeknya iritasi/rangsangan pada mata, selaput lendir pada hidung dan kerongkongan. b. Panas
  • 7. Panas adalah suatu bentuk energi yang pada 300oF dapat dikatakan sebagai temperatur tertinggi di mana manusia dapat bertahan /bernafas hanya dalam waktu yang singkat. Efeknya tubuh kehilangan cairan dan tenaga, luka bakar/terbakar pada kulit dan pernafasan, mematikan jantung. c. Nyala/Flame Nyala/Flame biasa timbul pada proses pembakaran sempurna dan membentuk cahaya berkilauan d. Gas Beracun Gas beracun yaitu Sulfur Dioksida (SO2) sangat beracun, menyebabkan kerusakan sistem pernafasan seperti bronchitis 4. Prinsip Dasar Pencegahan Kebakaran Proteksi kebakaran adalah merupakan aspek paling utama dalam program perlindungan kebakaran. Perencanaan yang baik dalam aktifitas pencegahan kebakaran akan dapat menyelamatkan miliaran rupiah dan juga nyawa manusia akibat kebaran. Salah satu penyebab utama terjadinya kebakaran pada berbagai industri adalah tindakan tidak aman atau kondisi lingkungan yang kurang baik. Dengan memperbaiki tindakan tidak aman dan kondisi lingkungan kerja maka penyebab terjadinya kebakaran dapat dikurangi. Program proteksi kebakaran membutuhkan investasi baik personal kebakaran, peralatan kebakaran,waktu dan biaya-biaya lain yang cukup besar bagi perusahaan,namun hal ini dapat dijustifikasi dengan menperlihatkan bukti-bukti kerugian yang diakibatkan oleh kebakaran. Investasi yang ditanamkan untuk
  • 8. program pencegahan kebakaran sangatlah jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan kerugian yang dapat terjadi akibat kebakaran. Program pencegahan kebakaran dapat kelompokkan menjadi tiga kategori utama yaitu; a. Program engineering adalah program yang meliputi perencanaan bangunan yang yang aman dari kebakaran dan perencanaan proses yang aman dari kebakaran, misalnya instalasi fire detection system (aktif) dan instalasi Fire protection system (pasif). b. Program edukasi adalah program untuk meningkatkan kesadaran pekerja terhadap kebakaran, yaitu dengan cara memberikan pelatihan-pelatihan tentang kebakaran, identifikasi penyebab kebakaran, bahaya kebakaran, pencegahan kebakaran dan evakuasi jika terjadi kebakaran. c. Pogram penegakkan sistem adalah program untuk memastikan bahwa semua sistem pencegahan kebakaran sesuai atau comply dengan fire code yang ada. Maka harus dilakukan inspeksi terhadap semua fasilitas pencegahan kebakaran secara berkala. 5. Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Dalam upaya prosedur tanggap darurat secara garis bsar meliputi rencana / rencana dalam menghadapi keadaan darurat, pendidikan dan latihan penangulagan keadaan darurat, pendidikan dan latihan penanggulangan keadaan darurat seperti proses evakuasi atau pemindahan dan penutupan (Jusuf,1999). Pencegahan kebakaran dan cara penagulangan korban kebakaran tergantung lima prinsip pokok (Suma’mur,1996) sebagai berikut :
  • 9. a. Pencegahan kecelakaan sebagai akibat kecelakaan atas keadaan panik b. Pembuatan bangunan tahan api c. Pengawasan yang teratur dan berkala d. Penemuan kebakaran pada tingat awal dan pemadamannya e. Pengendalian kerusakan untuk membatasi kerusakan sebagai akibat kebakaran Sedangkan menurut Suprapto, (1995) ketentuan dan persyaratan terknis dalam proteksi kebakaran pada bangunan meliputi : a. Melakukan pemeriksaan dan pengecekan kondisi dan keadaan sarana dan peralatan sistem proteksi kebakaran b. Melengkapi sarana dan peralatan proteksi ddidasari atas analisis resiko bahaya dan standart serta ketentan yang berlaku c. Standar dan ketentuan teknis proteksi kebakaran harus diterapkan dan disebarluaskan d. Setiap gedung harus dilengkapi dengan sarana pengamanan terhadap kebakaran secara lengkap dan memenuhi sandart dan ketentuan teknis yang berlaku. e. Perlu dilakukan pemeriksaan dan pemeliharaan secara berkala untuk menjamin agar sarana dan peralatan proteksi kebakaran dalam kondisi siap pakai. 6. Peralatan Pencegahan Kebakaran a. APAR / Fire Extinguishers / Racun Api Peralatan ini merupakan peralatan reaksi cepat yang multi guna karena dapat dipakai untuk jenis kebakaran A,B dan C. Peralatan ini mempunyai berbagai ukuran beratnya, sehingga dapat ditempatkan sesuai dengan besar-kecilnya resiko kebakaran yang mungkin
  • 10. timbul dari daerah tersebut, misalnya tempat penimbunan bahan bakar terasa tidak rasional bila di situ kita tempatkan racun api dengan ukuran 1,2 Kg dengan jumlah satu tabung. Bahan yang ada dalam tabung pemadam api tersebut ada yang dari bahan kinia kering, foam / busa dan CO2, untuk Halon tidak diperkenankan dipakai di Indonesia. b. Hydrant, ada 3 jenis hydran, yaitu : 1) hydran gedung adalah hydran yang ditempatkan dalam gedung 2) hydran halaman adalah hydran yang dikhususkan untuk halaman 3) hydran kota biasanya ditempatkan pada beberapa titik yang memungkinkan Unit Pemadam Kebakaran suatu kota mengambil cadangan air. c. Detektor Asap / Smoke Detector Peralatan yang memungkinkan secara otomatis akan memberitahukan kepada setiap orang apabila ada asap pada suatu daerah maka alat ini akan berbunyi, khusus untuk pemakaian dalam gedung. d. Fire Alarm Peralatan yang dipergunakan untuk memberitahukan kepada setiap orang akan adanya bahaya kebakaran pada suatu tempat. e. Sprinkler Peralatan yang dipergunakan khusus dalam gedung, yang akan memancarkan air secara otomatis apabila terjadi pemanasan pada suatu suhu tertentu pada daerah di mana ada sprinkler tersebut. 7. Bahaya/Dampak Kebakaran dan Asap Kebakaran bagi Kesehatan Dampak langsung yang akan dirasakan akibat dari asap kebakaran adalah infeksi paru dan saluran napas. Tjandra menjelaskan, kabut asap dapat menyebabkan iritasi lokal pada selaput lendir di hidung, mulut dan tenggorokan.
  • 11. Kemudian juga menyebabkan reaksi alergi, peradangan, hingga infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan yang paling berat menjadi pneumonia. "Kemampuan paru dan saluran pernapasan mengatasi infeksi juga berkurang sehingga menyebabkan lebih mudah terjadi infeksi," jelas Tjandra, Senin (7/9/2015). Tjandra menjelaskan, ISPA pun akan lebih mudah terjadi karena ketidakseimbangan daya tahan tubuh, pola bakteri atau virus, ditambah buruknya lingkungan. Selain infeksi pernapasan, dampak lainnya yaitu, gangguan iritasi pada mata dan kulit akibat kontak langsung dengan asap kebakaran hutan. Mulai dari terasa gatal, mata berair, peradangan, dan infeksi yang memberat. Bagi yang telah memiliki asma dan penyakit paru kronis lain, seperti bronkitis kronik, dan PPOK akan diperburuk jika asap karena asap terhirup ke dalam paru. Menurut Tjandra, kemampuan kerja paru menjadi berkurang dan menyebabkan orang mudah lelah dan mengalami kesulitan bernapas. "Berbagai penyakit kronik di berbagai organ tubuh, seperti jantung, hati, ginjal juga dapat saja memburuk. Sebab, dampak tidak langsung kabut asap dapat menurunkan daya tahan tubuh dan juga menimbulkan stres," ungkap Tjandra. Kemudian, secara tidak langsung asap kebakaran hutan dapat mencemari air bersih. Jika dikonsumsi masyarakat, bisa menganggu saluran cerna. Selain itu, dapat mencemari buah-buahan dan sayur-sayuran. Untuk itu cucilah hingga bersih sebelum dikonsumsi. Berikut ini beberapa dampak negatif dan bahaya kabut asap bagi kesehatan, diantaranya :  Kabut asap dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan, serta menyebabkan reaksi alergi, peradangan dan mungkin juga infeksi.  Kabut asap dapat memperburuk penyakit asma dan penyakit paru kronis lain, seperti bronkitis kronik, PPOK dan sebagainya.  Kemampuan kerja paru menjadi berkurang dan menyebabkan seseorang mudah lelah dan mengalami kesulitan bernapas.
  • 12.  Bagi mereka yang berusia lanjut (lansia) dan anak-anak maupun yang mempunyai penyakit kronik, dengan kondisi daya tahan tubuh yang rendah akan lebih rentan untuk mendapat gangguan kesehatan.  Kemampuan dalam mengatasi infkesi paru dan saluran pernapasan menjadi berkurang, sehingga menyebabkan lebih mudah terjadi infeksi.  Berbagai penyakit kronik juga dapat memburuk.  Bahan polutan pada asap kebakaran hutan dapat menjadi sumber polutan di sarana air bersih dan makanan yang tidak terlindungi.  Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) jadi lebih mudah terjadi, terutama karena ketidak seimbangan daya tahan tubuh (host), pola bakteri/virus penyebab penyakit (agent) serta buruknya lingkungan (environment) B. Resusitasi jantung Paru (RJP) Resusitasi jantung paru-paru (CPR) adalah suatu tindakan darurat sebagai usaha untuk mengembalikan keadaan henti nafas dan/atau henti jantung (yang dikenal dengan istilah kematian klinis) ke fungsi optimal, guna mencegah kematian biologis. Kematian klinis ditandai dengan hilangnya nadi arteri karotis dan arteri femoralis, terhentinya denyut jantung atau pernafasan dan terjadinya penurunan/kehilangan kesadaran. Kematian biologis di mana kerusakan otak tak dapat diperbaiki lagi, biasanya terjadi kurang lebih 4 menit setelah kematian klinis. Berhasilnya tindakan resusitasi jantung-paru bergantung pada cepatnya tindakan dan tepatnya teknik pelaksanaan; walaupun dalam beberapa hal bergantung pula pada faktor penyebabnya. Pada beberapa keadaan, tindakan resusitasi tidak dianjurkan (tidak efektif), antara lain bila henti jantung (arrest) telah berlangsung lebih dari 5 menit karena biasanya kerusakan otak permanen telah terjadi, pada keganasan stadium lanjut, gagal jantung
  • 13. refrakter, edema paru refrakter, renjatan yang mendahului arrest, kelainan neurologik berat, penyakit ginjal, hati dan paru yang lanjut. keadaan henti jantung dan paru dapat terjadi baik sendiri-sendiri maupun bersamaan 1. Etiologi henti jantung dan napas Beberapa penyebab henti jantung dan napas, adalah :  Infark miokard akut: karena fibrilasi ventrikel, cardiac standstill, aritmia lain, renjatan dan edema paru.  Emboli paru: karena penyumbatan aliran darah paru.  Aneurisma disekans: karena kehilangan darah intravaskular.  Hipoksia, asidosis: karena gagal jantung atau kegagalan paru berat, tenggelam, aspirasi, penyumbatan trakea, pneumotoraks, kelebihan dosis obat, kelainan susunan saraf pusat.  Gagal ginjal: karena hiperkalemia Henti jantung biasanya terjadi beberapa menit setelah henti nafas. Umumnya, walaupun kegagalan pernafasan telah terjadi, denyut jantung masih dapat berlangsung terus sampai kira-kira 30 menit. Pada henti jantung, dilatasi pupil kadang-kadang tidak jelas. Dilatasi pupil mulai terjadi 45 detik setelah aliran darah ke otak terhenti, dan dilatasi maksimal terjadi dalam waktu 1 menit 45 detik. Bila telah terjadi dilatasi pupil maksimal, hal ini sudah terjadi 50% kerusakan otak ireversibel.
  • 14. C. Balut Bidai Balut bidai adalah tindakan memfiksasi /mengimobilisasi bagian tubuh yang mengalami cidera dengan menggunakan benda yang bersifat kaku maupun fleksibel sebagai fiksator /imobilisator. Balut bidai adalah pertolongan pertama dengan pengembalian anggota tubuh yang dirsakan cukup nyaman dan pengiriman korban tanpa gangguan dan rasa nyeri ( Muriel Steet ,1995 ). Balut bidai adalah suatu cara untuk menstabilkan /menunjang persendian dalam menggunakan sendi yang benar /melindungi trauma dari luar ( Barbara C, long ,1996 ) A. TUJUAN PEMBIDAIAN 1.Mencegah gerakan bagian yang stabil sehingga mengurangi nyeri dan mencegah kerusakan lebih lanjut. 2.Mempertahankan posisi yang nyaman. 3.Mempermudah transportasi organ. 4.Mengistirahatkan bagian tubuh yang cidera. 5.Mempercepat penyembuhan.
  • 15. B. TINDAKAN PELAKSANAAN PEMBIDAIAN 1.Pembidaian meliputi 2 sendi, sendi yang masuk dalam pembidaian adalah sendi dibawah dan diatas patah tulang .Contoh :jika tungkai bawah mengalami fraktur maka bidai harus bisa memobilisasi pergelangan kaki maupun lutut 2.Luruskan posisi anggota gerak yang mengalami fraktur secara hati-hati dan jangan memaksa gerakan ,jika sulit diluruskan maka pembidaian dilakukan apa adanya 3.Fraktur pada tulang panjang pada tungkai dan lengan dapat dilakukan traksi,tapi jika pasien merasakan nyeri ,krepitasi sebaiknya jangan dilakukan traksi, jika traksi berhasil segara fiksasi,agar tidak beresiko untuk menciderai saraf atau pembuluh darah. 4.Beri bantalan empuk pada anggota gerak yang dibidai 5.Ikatlah bidai diatas atau dibawah daerah fraktur ,jangan mengikat tepat didaerah fraktur dan jangan terlalu ketat