399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
SIMULASI BENCANA.ppt
1. (EMERGENCY RESPONSE PLAN)
K E S I A P S I A G A A N M E N G H A D A P I K O N D I S I D A R U R A T
A T A U B E N C A N A
D I F K T P
SRI MULYANTI, SKM
R A N G K A I A N K E G I A T A N Y A N G D I R A N C A N G U N T U K
M E M I N I M A L K A N D A M P A K K E R U G I A N A T A U K E R U S A K A N
Y A N G M U N G K I N T E R J A D I A K I B A T
K E A D A A N D A R U R A T B A I K I N T E R N A L M A U P U N E K S T E R N A L
K E G A G A L A N T E K N O L O G I , U L A H M A N U S I A , A T A U B E N C A N A
Y A N G T E R J A D I
2. APA ITU BENCANA ?
Adalah rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan
baik oleh faktor alam dan/atau
faktor nonalam maupun manusia
sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda, dan dampak
psikologis.
3. KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI
KEADAAN BENCANA
Identifikasi Risiko
Analisis Risiko
Pengendali Kondisi darurat / bencana
Menyediakan alat/sarana dan
prosedur keadaan darurat
berdasarkan hasil identifikasi
Menilai kesesuaian, penempatan, dan
kemudahan untuk mendapatkan alat
keadaan darurat oleh petugas/SDM
Fasyankes yang berkompeten dan
berwenang.
Tanda pintu darurat
Simulasi kondisi darurat atau bencana
4. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
KEBAKARAN DI FASYANKES
Identifikasi Area Berisiko Bahaya
Kebakaran dan Ledakan
Proteksi kebakaran secara aktif dan
pasif
Pengendalian Kebakaran dan Ledakan
di Fasyankes
7. Penanggulangan Kebakaran adalah upaya yang dilakukan dalam rangka memadamkan
kebakaran akibat potensi Bahaya kebakaran
Potensi Bahaya Kebakaran adalah tingkat kondisi/keadaan bahaya kebakaran yang terdapat
pada obyek tertentu tempat manusia beraktivitas
Bahaya Kebakaran
Sedang I adalah
ancaman bahaya
kebakaran yang
mempunyai jumlah dan
kemudahan terbakar
sedang, penimbunan
bahan yang mudah
terbakar dengan tinggi
tidak lebih dari 2,5 (dua
setengah) meter dan
apabila terjadi kebakaran
melepaskan panas
sedang, sehingga
penjalaran api sedang
Bahaya Kebakaran Sedang
II adalah ancaman bahaya
kebakaran yang mempunyai
jumlah dan kemudahan
terbakar sedang,
penimbunan bahan yang
mudah terbakar dengan
tinggi tidak lebih dan 4
(empat) meter dan apabila
terjadi kebakaran
melepaskan panas sedang,
sehingga penjalaran api
sedang.
Bahaya Kebakaran
Sedang III adalah
ancaman bahaya
kebakaran yang
mempunyai jumlah dan
kemudahan terbakar
agak tinggi,
menimbulkan panas
agak tinggi serta
penjalaran api agak
cepat apabila terjadi
kebakaran.
Bahaya Kebakaran Berat I adalah ancaman bahaya kebakaran yang mempunyai
jumlah dan kemudahan terbakar tinggi, menimbulkan panas tinggi serta penjalaran
api cepat apabila terjadi kebakaran.
Bahaya Kebakaran Berat II adalah ancaman bahaya kebakaran yang mempunyai
jumlah dan kemudahan terbakar sangat tinggi, menimbulkan panas sangat tinggi
serta penjalaran api sangat cepat apabila terjadi kebakaran 21. Sarana
Penyelamatan Jiwa adalah sarana yang terd
15. Jenis alat pemadam kebakaran powder
Alat pemadam api powder menggunakan media dry chemical powder, yaitu
kombinasi dari ammonium sulphate dan mono-ammonium phosphate.
Cara kerja powder adalah menyelimuti api dan memutus pasokan oksigen.
Jika pasokan oksigen terhalang, maka reaksi kimia pada segitiga
api terputus dan api bisa langsung padam
16. Jenis alat pemadam kebakaran foam
APAR foam menggunakan bahan kimia berbentuk busa atau
foam (Aqueous Film Forming Foam). Media foam menyelimuti
titik api, sehingga pasokan oksigen ke titik api terputus.
Proses pembakaran akan berhenti dan api akan segera
padam. APAR foam tidak boleh digunakan untuk mengatasi
kebakaran yang melibatkan listrik.
17. Jenis alat pemadam kebakaran CO2
Alat pemadam kebakaran ini menggunakan bahan gas karbon dioksida
(CO2) sebagai agen pemadamnya. APAR CO2 merupakan jenis alat
pemadam api clean agent karena tidak meninggalkan residu. Gas karbon
dioksida (CO2) bisa menghilangkan oksigen yang terdapat di area titik
api. Hal ini membuat api tidak mendapatkan pasokan oksigen, sehingga
api akan padam.
18. Jenis alat pemadam kebakaran liquid gas
APAR liquid gas adalah alat pemadam kebakaran yang menggunakan media gas
cair. Media berbentuk cair saat berada di dalam tabung, kemudian akan menjadi
gas jika disemprotkan ke udara. Salah satu jenis media gas cair adalah HFC-
227 yang bersifat ramah lingkungan.
19. Penggunaan sabuk tabung ini agar nozzle APAR tidak menggantung
dan dapat dirapikan dengan komponen ini.
penahan handle atau tuas APAR
pada saat APAR tidak digunakan
meneruskan media pemadam api dari
dalam tabung APAR keluar
Bagian handle ini fungsinya untuk
mendukung valve
Media pemadam api yang tersedia bis
dalam bentuk air, foam, CO2 hingga
serbuk kimia kering.
20. PERSYARATAN PENGGUNAAN APAR
(1) Jarak penempatan APAR J a r a k Minimal 25 m.
(2) Mudah terlihat (instruksidan tanda identifikasinya)
(3) Mudah dicapai (tidak terhalang )
(4) APAR diletakkan di atau dekat koridor atau lorong yang
menuju exit.
(5) APAR diletakkan dekat dengan area yang berpotensi
bahaya kebakaran,
(6) Tempatkan APAR sesuai dengan karakteristik tempat.
(7) Hindari tempat yang menyebabkan korosif.
(8) Jika di luar ruangan, APAR terlindungi darikerusakan.
(9) Kapasitas APAR minimal 2 kg dengan ketentuan
sekurang-kurangnya 1 (satu) buah APAR untuk ruangan
tertutup dengan luas tidak lebih dari 25m2 dan minimal
2 (dua) buah APAR kimia untuk luas tempat parkir
tidak melebihi 270 m2.
(10)melakukan pemantauan kondisi dan masa pakai
secara berkala minimal 2 kali dalam setahun.
21. (a) Dipasang pada dinding atau dalam lemari
kaca disertai palu pemecah dan dapat
dipergunakan dengan mudah pada saat
diperlukan.
(b) Dipasang sedemikian rupa sehingga
bagian paling atas berada pada
ketinggian maksimum 120 cm dari
permukaan lantai, kecuali untuk jenis CO2
dan bubuk kimia kering (dry powder)
penempatannya minimum 15 cm dari
permukaan lantai.
(c) Tidak diperbolehkan dipasang di dalam
ruangan yang mempunyai temperatur lebih
dari 490C dan di bawah 40C.
22. JALUR EVAKUASI
Jalur evakuasi adalah rute yang didesain khusus untuk menghubungkan ruangan atau
bangunan pada daerah aman jika terjadi bencana alam atau insiden kebakaran.
Sign atau rambu arah jalur evakuasi digunakan untuk menginformasikan
penduduk secara jelas tentang arah titik kumpul. Warna yang dipakai adalah hijau
dengan garis tepi, lambang, warna huruf, atau angka putih.
Fungsi jalur evakuasi yaitu untuk menyelamatkan penduduk, pekerja, atau karyawan
yang berada dalam bangunan ketika terjadi insiden berbahaya.
Fungsi peta jalur evakuasi yaitu meminimalisasi risiko penduduk salah arah ketika
berusaha menyelamatkan diri yang justru bisa membahayakan nyawanya serta
mencegah terjadinya cedera serta kerusakan aset hingga kerugian materi.
Poin penting jalur evakuasi adalah tanda atau peta yang menunjukkan kawasan
aman.
23. PENERAPAN JALUR EVAKUASI
1. Detection Time
Tahapan awal untuk mengidentifikasi terjadinya bencana.
2. Notification Time
Waktu yang dibutuhkan guna menginformasikan adanya bencana
dan peringatan evakuasi.
3. Pre Movement Time
Waktu untuk mempersiapkan pergerakan penduduk untuk pergi
menuju jalur evakuasi.
4. Movement Time
Waktu untuk mengarahkan penghuni gedung ke titik kumpul.
24. SAFETY SIGN
Simbol grafis yang memiliki arti
tertentu karena dapat dipasang
di ragam tempat. Namun dalam
hal ini, rambu keamanan
berfungsi untuk menunjukkan
arah jalan keluar.
Safety sign harus
memiliki background hijau serta
tulisan dengan ukuran tinggi
10 cm, tebal huruf 1 cm dan
berwarna putih.
tanda dari jarak 20 meter
TERLIHAT sehingga proses
evakuasi dapat dilakukan
dengan cepat.