SlideShare a Scribd company logo
1 of 93
Download to read offline
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
95 
 
MATERI INTI. 1
PERSIAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN EPIDEMIOLOGI
I. DESKRIPSI SINGKAT
Modul Persiapan pelaksanaan kegiatan epidemiologi ini adalah
merupakan modul inti yang harus di pelajari oleh peserta pelatihan
jabatan fungsional Epidemiologi Ahli dalam rangka persiapan
pelaksanaan kegiatan epidemiologi. Modul ini mencakup pemahaman
dan peningkatan ketrampilan dalam menyusun rancangan /rencana 5
(lima) tahunan, penyiapan rancangan tahunan,menyusun rencana 3
(tiga) bulanan, menyusun rencana bulanan,menyusun rencana
operasional. Selanjutnya mempelajari menyiapkan penyusunan
petunjuk pelaksanaan (juklak)/petunjuk teknis (juknis), menyusun
peraturan, menyusun standar, menyusun pedoman,melaksanakan studi
kelayakan.
II. TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan persiapan
pelaksanaan kegiatan Epidemiologi
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
1. Menyusun rencana 5 (lima) tahunan diwilayah kerjanya
2. Menyiapkan rancangan tahunan diwilayah kerjanya
3. Menyusun rencana 3 (tiga) bulanan di wilayah kerjanya.
4. Menyusun rencana bulanan di wilayah kerjanya
5. Menyusun rencana operasional di wilayah kerjanya
6. Menyiapkan penyusunan petunjuk pelaksanaan /petunjuk
teknis
7. Menyusun peraturan
8. Menyusun standar
9. Menyusun pedoman
10. Melaksanakan studi kelayakan
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
96 
 
III. POKOK BAHASAN
Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan
sebagai berikut:
Pokok Bahasan 1. Penyusunan rencana 5 (lima) tahunan diwilayah
kerjanya.
Sub Pokok Bahasan:
a. Penyusunan TOR
b. Pengolahan data lanjut
c. Analisis data lanjut
d. Penyusunan rancangan
e. Penyajian rancangan
f. Penyempurnaan rancangan
Pokok Bahasan 2. Penyiapan rancangan tahunan diwilayah kerjanya.
Sub Pokok Bahasan:
a. Penyusunan TOR
b. Pengolahan data lanjut
c. Analisis data lanjut
d. Penyusunan rancangan
e. Penyajian rancangan
f. Penyempurnaan rancangan
Pokok Bahasan 3. Penyusunan rencana 3 (tiga) bulanan di wilayah
kerjanya.
Pokok Bahasan 4. Penyusunan rencana bulanan di wilayah kerjanya.
Pokok Bahasan 5. Penyusunan rencana operasional di wilayah
kerjanya.
Pokok Bahasan 6. Penyiapan penyusunan petunjuk pelaksanan
/petunjuk teknis.
Sub Pokok Bahasan:
a. Penyajian rancangan
b. Penyempurnaan rancangan
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
97 
 
Pokok Bahasan 7. Penyusunan peraturan.
Sub Pokok Bahasan:
a. Penyusunan rancangan
b. Penyajian rancangan
c. Penyempurnaan rancangan
Pokok Bahasan 8. Penyusunan standar.
Sub Pokok Bahasan:
a. Penyajian rancangan
b. Penyempurnaan rancangan
Pokok Bahasan 9. Penyusunan pedoman.
Sub Pokok Bahasan:
a. Penyusunan rancangan
b. Penyajian rancangan
c. Penyempurnaan rancangan
Pokok Bahasan 10. Pelaksanaan studi kelayakan.
Sub Pokok Bahasan:
a. Penyusunan TOR .
b. Penyusunan desain studi
c. Uji coba desain studi
d. Penyempurnaa desain studi
e. Penyusunan laporan
IV. METODE
• CTJ
• Curah pendapat
• Latihan
V. MEDIA DAN ALAT BANTU
• Laptop
• LCD
• Flipchart
• White board
• Spidol
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
98 
 
• Instrumen penugasan
• Panduan Latihan
VI. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Berikut disampaikan langkah-langkah kegiatan dalam proses
pembelajaran materi ini.
Langkah 1. Pengkondisian
Langkah pembelajaran:
1) Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila
belum pernah menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan
perkenalan. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap,
instansi tempat bekerja, materi yang akan disampaikan.
2) Sampaikan tujuan pembelajaran materi ini dan pokok bahasan yang
akan disampaikan, sebaiknya dengan menggunakan bahan tayang.
Langkah 2. Penyampaian Materi
Langkah pembelajaran:
1) Fasilitator menyampaikan paparan seluruh materi sesuai urutan
pokok bahasan dan sub pokok bahasan dengan menggunakan bahan
tayang. Fasilitator menyampaikan materi dengan metode ceramah
tanya jawab, kemudian curah pendapat.
2) Dilanjutkan dengan penugasan, latihan.
Langkah 3. Rangkuman dan Kesimpulan
Langkah pembelajaran:
1) Fasilitator melakukan evaluasi untuk mengetahui penyerapan peserta
terhadap materi yang disampaikan dan pencapaian tujuan
pembelajaran.
2) Fasilitator merangkum poin-poin penting dari materi yang
disampaikan.
3) Fasilitator membuat kesimpulan.
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
99 
 
VII.URAIAN MATERI
PENDAHULUAN
Manajemen merupakan suatu proses yang khas, yang terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan pelaksanaan, dan
pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran
yang telah ditentukan dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan
sumber daya lainnya (G.R Terry)
Perencanaan
Salah satu rumusan tentang perencanaan adalah suatu cara bagaimana
mencapai tujuan sebaik-baiknya (maximum output) dengan sumber-
sumber yang ada supaya efisien dan efektif (Bintoro Tjokroamidjojo)
Perencanaan adalah suatu alat atau cara untuk mencapai suatu tujuan.
Sedang maksud atau tujuan membuat perencanaan itu sendiri
mempunyai alasan-alasan tertentu:
a. Dengan adanya perencanaan diharapkan tercapainya suatu
pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-
kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan pembangunan.
b. Dengan perencanaan maka dilakukan suatu perkiraan (forecasting)
terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui.
Perkiraan dilakukan mengenai potensi – potensi dan prospek-prospek
perkembangan tetapi juga mengenai hambatan-hambatan dan risiko-
risiko yang mungkin dihadapi. Perencanaan mengusahakan supaya
ketidakpastian dapat dibatasi sedikit mungkin.
c. Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai
alternatif tentang cara yang terbaik kesempatan untuk memilih
kombinasi cara yang terbaik.
d. Dengan perencanaan dilakukan penyusun skala prioritas. Memilih
urutan-urutan dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun
kegiatan usahanya.
e. Dengan adanya rencana maka akan ada suatu alat pengukur atau
standar untuk mengadakan pengawasan pengendalian / evaluasi.
Jenis perencanaan
Perencanaan terdapat berbagai macam, yang dapat ditinjau dari
beberapa segi :
a. Menurut jangka waktu
1) Rencana jangka panjang
Suatu rencana yang berlaku cukup panjang antara 20 sampai 25
tahun. Sebagai contoh : rencana pokok program pembangunan
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
100 
 
jangka panjang bidang kesehatan (RP3JPK) yang berjangka waktu
dari tahun 1983/1984 – 1998/1999
2) Rencana jangka menengah
Seperti PROPERNAS, suatu program/rencana lima tahunan, yang
dijabarkan oleh setiap unit berupa RENSTRA (Rencana Strategis)
3) Rencana jangka pendek
Dapat berupa rencana tahunan, dan sebagainya.
b. Menurut levelnya (tingkatannya)
1) Master planning
Suatu rencana yang mengandung tujuan dan kebijaksanaan yang
bersifat luas, yang dipakai sebagai pedoman untuk menyusun
rencana lainnya yang lebih bersifat spesifik dan mendetail
(detailed planning)
2) Operational planning
Suatu rencana yang lebih mengutamakan pedoman atau tata kerja
untuk melaksanakan program
3) Day to day planning
Suatu perencanaan dari hari ke hari yang dilakukan untuk
melaksanakan program yang telah rutin sifatnya.
c. Dari segi ruang lingkupnya atau luasnya perencanaan
1) Strategic planning
Suatu jenis perencanaan yang dipakai sebagai pedoman pokok,
berisikan tujuan utama yang ingin dicapai, dan jangka waktu
panjang. Perencanaan ini mengutamakan hasil dan cara
pencapaian dan biasanya sukar diubah atau disesuaikan.
2) Tactical planning
Suatu perencanaan yang lebih singkat masa berlakunya, mudah
menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi, asal tujuan dapat
dicapai. Perencanaan jenis ini lebih mengutamakan cara
pencapaian hasil.
3) Comprehensive planning
Adalah perencanaan yang bersifat menyeluruh. Umumnya
bersifat amat lengkap dan terperinci dengan memasukkan
pelbagai factor yang diperkirakan ada hubungannya dengan
rencana yang telah disusun.
4) Integrated planning
Adalah perencanaan yang selain menyeluruh juga saling kait
mengkait membentuk satu kesatuan dengan pelbagai factor yang
mempunyai tujuan sama.
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
101 
 
d. Perencanaan menurut sifat dan materinya
Perencanaan dapat berupa :
1) Perencanaan kebijaksanaan (Polecy planning)
2) Perencanaan program (Program planning)
3) Perencanaan pelaksanaan (Operational planning)
diuraikan bahwa perencanaan menurut jenisnya terdiri atas:
1) Perencanaan politis atau normatif;
2) Perencanaan pengembangan strategis; dan
3) Perencanaan operasional, tindakan atau taktis.
Tujuan dari perencanaan politis adalah untuk menetapkan arah umum,
objektif umum dan pernyataan misi; rencana ini dilaksanakan selama 5
tahun atau lebih dan dibuat oleh kementerian di tingkat pusat.
Tujuan dari perencanan strategis adalah untuk menentukan orientasi dalam
mengikuti prioritas yang berkaitan dengan kemungkinan yang terjadi serta
sumber daya; rencana ini dilaksanakan dalam 2-5 tahun, dan dibuat di
tingkat pusat, propinsi dan kabupaten.
Tujuan dari perencanaan operasional adalah untuk mendistribusikan
sumber daya dan kegiatan-kegiatan supaya mencapai objektif yang
ditentukan dengan menyatakan tanggung jawab dari masing-masing
pelaksana dan menentukan jadwal waktu; rencana ini dilaksanakan dalam 6
bulan sampai 1 tahun., dan dibuat di tingkat kabupaten (Berg, 2001).
Di tingkat kabupaten, ada Perencanaan Strategis dalam rangka
Desentralisasi yaitu Perencanan Kesehatan Jangka Panjang Kabupaten, dan
Perencanaan Operasional yaitu Perencanaan Tahunan Kab. (Koot, 2001).
Bukti dalam perencanaan digunakan untuk :
1) Memilih masalah yang akan diatasi;
2) memilih intervensi untuk mengatasi masalah yang bersangkutan,
dengan membahas efikasi, efisiensi, dapat diterima dan sanggup
dibiayai;
3) merupakan dasar untuk melakukan pemantauan dan penilaian pada
masa mendatang.
Persiapan pemantauan dan penilaian dilakukan dalam proses perencanaan,
di mana ditetapkan tujuan umum, tujuan khusus dan hasil-hasil yang
diharapkan; indikator-indikator ditentukan untuk memantau dan menilai
apakah hasil yang diharapkan tercapai. Asumsi-asumsi tertentu diciptakan
dalam fase persiapan ini.
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
102 
 
Kegiatan perencanaan secara umum meliputi proses kegiatan yang
sistematis yang terdiri dari :
1. Analisis Situasi
a. Pengumpulan data
b. Pengolahan data
c. Analisis data
d. Penyajian data
2. Identifikasi dan penetapan masalah prioritas.
a. Identifikasi Masalah
b. Menetapkan masalah yang prioritas
3. Penetapan Tujuan untuk mengatasi masalah.
4. Menetapkan Alternatif Pemecahan Masalah.
5. Menyusun Rencana Kegiatan ( POA )
a. Pengembangan wilayah / unit pelaksana
b. Peningkatan Cakupan
c. Peningkatan Kualitas
d. Penetapan Sasaran
e. Penetapan Target
f. Penyusunan Anggaran
Proses perencanaan disusun berdasarkan Siklus Pemecahan Masalah”
(Problem Solving Cycle) seperti pada gambar sbb :
Monitoring dan Evaluasi 10
Analisis
Situasi
Intervensi
1 2 3 4 5 7 9
Kebija
kan
Identifi
kasi
masala
h
Masa
lah
Priori
tas
Penye
bab
Tujua
n
Alterna
tif
Pemeca
han
Kegiata
n
Pelaksa
naan
6 8
Pilah
Terkait
Program
Kesehatan
Indik
ator
&
Target
Pemeca
han
Terpili
h
Data Krite
ria
Data Kriteri
a
Sumber : Pedoman Penyusunan RTPK- PHP II - Depkes RI,2006.
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
103 
 
Untuk menyusun suatu rencana mutlak diperlukan data dan informasi yang
akurat dan up to date.
POKOK BAHASAN 1.
PENYUSUNAN RENCANA 5 (LIMA) TAHUNAN DI WILAYAH
KERJANYA
Rencana lima tahunan adalah merupakan rencana jangka menengah , yang
dijabarkan oleh setiap unit berupa RENSTRA (Rencana Strategis).
Berbeda dengan perencanaan pada umumnya, dalam menyusun
perencanaan yang biasanya kita buat sebagai titik tolaknya adalah keadaan
masa lalu yang digunakan untuk memprediksi keadaan masa datang.
Sementara dalam menyusun rencana strategis arah tujuan organisasi kita
tetapkan terlebih dulu dalam bentuk VISI dan MISI, baru setelah itu
dikembangkan strategi dan kebijakan apa yang akan digunakan untuk
mencapai VISI dan MISI organisasi tersebut.
Dengan demikian ciri-ciri Perencanaan Strategis, dapat dikemukakan sbb:
a. Sistemnya merupakan suatu proses yang berkesinambungan.
b. Prosesnya berlangsung dengan keputusan-keputusan yang telah matang.
c. Organisasinya terstruktur, sehingga memungkinkan manajemen
melaksanakan keputusan organisasi dan sistemnya harus mampu
menyediakan/memungkinkan umpan balik secara sistematis.
d. Memuat strategi dalam rangka keunggulan bersaing.
1.1. PENYUSUNAN TOR
Penyusunan Kerangka Acuan (Term Of Reference /TOR)
Term Of Reference yang disusun adalah merupakan kerangka acuan yang
menjadi dasar penyusunan suatu kegiatan . Dalam TOR memuat : Tujuan,
kebijakan, rencana kegiatan dengan pembiayaan.Dilengkapi dengan surat
tugas dan TOR yang telah disusun dan ditandatangani oleh pejabat yang
berwenang
Sistimatika penyusunan Kerangka Acuan atau Term Of Reference (TOR)
untuk setiap kegiatan adalah sbb : :
1) Judul
2) Latar belakang perlunya dilakukan kegiatan tersebut
3) Tujuan kegiatan
4) Kegiatan ,apa yang diharapkan dari kegiatan tersebut
5) Sasaran
6) Metodologi
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
104 
 
7) Sumberdaya manusia yang dibutuhkan/terlibat
8) Waktu dan lokasi pelaksanaan
9) Indikator keberhasilan
10) Biaya yang dibutuhkan
1.2 PENGOLAHAN DATA LANJUT
Sebelum melakukan pengolahan data, diperlukan pemahaman secara
komprehensip tentang manajemen data /pengelolaan data
Banyak pemahaman terhadap kegiatan manajemen data, namun pengertian
secara lengkap dapat dirumuskan sebagai “ Rangkaian kegiatan pengelolaan
data mulai dari kegiatan pencatatan, pengumpulan, pengolahan, analisis
data hingga menjadi suatu informasi .
Jadi manajemen data yang sebenarnya bukanlah sekedar pengolahan data
semata, namun mencakup berbagai kegiatan lainya yang terkait dalam
peningkatan kualitas data. Dalam hal ini setiap tahapan kegiatan memiliki
keterkaitan yang sangat erat dan masing-masing mempunyai andil yang
cukup penting dalam menghasilkan satu informasi yang berkualitas.
Tahapan kegiatan manajemen data dapat dilihat dalam gambar 1. Flow chart
berikut
Gambar 1
Tahapan
kegiatan manajemen data
P U L-TA
K E S . LA H -TA V IS -TA S IS -TA
IN FO K E S
P R E TA
(JA D I B U K TI)
D E S C IC IO N
A C TIO N
-P erencanaan
-C orective action
-E valuasi/m onitoring
-K ew aspadaan dini
Tahapan
kegiatan manajemen data
P U L-TA
K E S . LA H -TA V IS -TA S IS -TA
IN FO K E S
P R E TA
(JA D I B U K TI)
D E S C IC IO N
A C TIO N
-P erencanaan
-C orective action
-E valuasi/m onitoring
-K ew aspadaan dini  
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
105 
 
1) PENGUMPULAN DATA (PUL-TA)
Tahapan pengumpulan data ini merupakan tahap paling menentukan
terhadap arah dari manajemen data selanjutnya, sehingga dalam proses
pengumpulanya diharapkan dapat menghasilkan data yang berkualitas
yaitu data yang dikumpulkan harus relevan,valid,reliabel, lengkap dan tepat
waktu.
Relevan maksudnya adalah sesuai dengan tujuan dari pengumpulan data,
valid (sahih) adalah terbebas dari beberapa kesalahan secara sistematis baik
internal maupun eksternal, sedangkan reliabilitas lebih kearah konsistensi
dari hasil suatu alat menurut waktu dan orang
Secara umum data kesehatan yang dikumpulkan dapat dikelompokan
kedalam dua sumber utama yaitu bersumber pada masyarakat (Community
base) dan bersumber pada fasilitas kesehatan (facility base). Untuk yang
berbasis pada masyarakat biasanya diperoleh melalui berbagai kegiatan riset
yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan, sedangkan yang berasal dari
fasilitas kesehatan diperoleh melalui berbagai kegiatan program yang
dikerjakan secara rutin.
Jenis data
Jenis data kesehatan yang sering dikumpulkan antara lain meliputi data
status kesehatan (angka kesakitan, kematian dsb), data kesehatan
lingkungan (cakupan air bersih, jamban keluarga, rumah sehat dsb), data
pelayanan kesehatan (pelayanan medis & program kesehatan), data perilaku
masyarakat , data sumberdaya kesehatan (sarana, tenaga dan dana) dan data
penunjang lainya (tingkat pendekatan masyarakat, ekonomi dsb).
Menurut jenisnya, data terdiri atas data primer, data sekunder dan data
tersier.
Data Primer
Data primer bagi seseorang adalah data yang disain penelitian dan disain
pengumpulan data dilakukannya sendiri.
Data Sekunder
Data sekunder bagi seseorang ialah data yang disain penelitian dan disain
pengumpulan data dilakukan oleh orang lain.
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
106 
 
Sumber data dapat pula dibagi menurut dari mana data dikumpulkan yang
terdiri atas 3 tempat: yaitu :
- Dari komunitas,
Yang didapatkan dari komunitas adalah data demografi, geografi,
statistik vital, status kesehatan dan penyakit.
- Dari fasilitas kesehatan.
Yang didapatkan dari fasilitas kesehatan adalah data hasil diagnosis,
pemberian pelayanan, dan informasi manajemen kesehatan.
Data morbiditas dan mortalitas yang ada di rumah sakit dan puskesmas
dapat dikumpulkan, diolah dan dianalisis menjadi informasi untuk
kepentingan surveilens dengan menggunakan formulir W2 dan W1; di
samping itu dapat pula digunakan formulir LB1 dan formulir untuk data
dari program-program tertentu.
- Dari sektor-sektor diluar kesehatan.
Data tersier
Data tertier sama dengan informasi yaitu hasil analisis data.
Kelengkapan data
Tingkat kelengkapan data yang sudah terkumpul harus jelas, karena
menyangkut bobot terhadap informasi yang dihasilkan. Secara statistik
belum ada besaran angka pasti yang representatif untuk dapat memberikan
gambaran keadaan sebenarnya. Semakin lengkap data terkumpul akan
semakin representatif untuk memberi gambaran sebenarnya, namun hal ini
sangat tidak mungkin. Beberapa ahli berpendapat bahwa angka 80 % secara
umum sudah dapat mewakili kecuali untuk data yang sifatnya khusus
dengan kelengkapan harus 100 %. Kelengkapan data yang dimaksudkan
disini mencakup isi laporan, semua jenis kegiatan, unit pelapor, willayah
kerja
Dengan adanya informasi tingkat kelengkapan data yang dikumpulkan, kita
dapat memperkirakan sejauh mana data yang diperoleh dapat mewakili
atau memberi gambaran keadaan yang sebenarnya
Ketepatan waktu
Semakin cepat data diperoleh maka akan semakin cepat pula kita dapat
mengetahui atau mendeteksi permasalahan yang dihadapi. Biasanya untuk
permasalahan yang sifatnya urgen dan memerlukan tindakan segera maka
ketepatan waktu penerimaan data sifatnya mutlak; karena bila terlambat
permasalahanya dikhawatirkan akan meluas dan mengancam banyak orang
misalnya peristiwa Kejadian Luar Biasa (KLB-penyakit tertentu)
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
107 
 
Dalam bidang kesehatan penerimaan data biasanya dikaitkan dengan
periodesasi pelaporan diantaranya sifatnya laporan 24 jam, mingguan ,
bulanan, triwulan atau tahunan yang waktunya telah ditentukan sesuai
dengan kesepakatan.
Mengumpulkan data untuk rencana 5 (lima) tahunan
o Data yang dikumpulkan adalah data yang ada relevansinya dengan
penyusunan rencana 5 (lima) tahunan
o Data yang dikumpulkan adalah data primer dan secunder yang berkaitan
dengan epidemiologi meliputi
- data iklim,
- data penduduk,
- data kematian,
- data kesakitan ,
- data lingkungan,
- dan data lain yang relevansinya dengan perencanaan 5 tahunan
o Laporan hasil pengumpulan data dan ditandatangani oleh pejabat yang
berwenang dan dilengkapi dengan surat tugas
2) PENGOLAHAN DATA (LAH-TA)
Tahapan ini, dimaksudkan untuk menyiapkan data agar supaya data dapat
ditangani dengan mudah pada saat analisis, serta terbebas dari berbagai
kesalahan yang dilakukan pada saat pengumpulan dan perekaman data.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengolahan data merupakan
landasaan atau dasar dari tahapan kegiatan analisis data berikutnya,
sehingga dalam proses pengolahan data ini diperlukan ketekunan sekaligus
kejujuran dalam men-sikapi hasil yang diperoleh.
Bila hasil dari pengolahan data menunjukkan adanya inkonsistensi, kita
perlu melakukan pelacakan untuk mencari kejelasan atas terjadinya
inkonsistensi tersebut, sekaligus berupaya mencari terapi untuk menjaga
konsistensinya, misalnya melihat data dasarnya, melakukan klarifikasi pada
sumbernya dsb.
Secara garis besar pengolahan data dapat dilakukan secara manual atau
computerisasi dengan menggunakan software tertentu bergantung pada
tujuan pengolahanya.
a.Kompilasi/ Perekaman data
Proses kompilasi/ perekaman data dapat dikatakan sebagai tahap awal dari
pemrosesan data baik secara manual maupun dengan komputer. Langkah
awal dari tahapan ini adalah melakukan penghitungan data sesuai dengan
karakteristik yang di inginkan.
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
108 
 
Langkah berikutnya adalah melakukan perekaman data individual
responden atau kompilasi data dari semua sumber data menurut
karakteristik yang dikehendaki.
b.Verifikasi data
Langkah ini dimaksudkan untuk menjamin agar data yang telah dikompilasi
telah terbebas dari keselahan dan semaksimal mungkin validitasnya bisa
dijamin. Kegiatan ini dimulai dengan pembersihan data yang sebaiknya
dilakukan sejak penjumlahan data dari buku register atau pemberian coding,
bila pada tahapan ini dijumpai adanya kejanggalan nilai yang dihasilkan
maka perlu segera dilakukan koreksi
Khusus untuk kegiatan perekaman data, kita dapat mengurangi kesalahan
dengan menseting program entry data antara lain ;
- merubah nilai dengan filed tertentu yang diperbolehkan, misalnya
kode “L” = Laki-laki dan “P” = Perempuan
- memberi “range” nilai yang bisa dimasukkan pada field tertentu ;
misalnya angka 1 – 12 untuk field bulan
- membuat “skip patern” atau lompatan entry data, misalnya. Bila
jawaban field “tidak imunisasi” kursor langsung ke pertanyaan
“Apa alasanya”
- Perekaman ganda oleh 2 orang
- dsb.
Verifikasi data dilakukan setelah proses kompilasi/ perekaman selesai
dikerjakan untuk melihat tingkat “missing data” dan “konsistensinya”,
kegiatan ini biasanya dilakukan dengan cara membuat distribusi frekuensi
dari variable yang hendak dinilai menurut beberapa karakteristiknya
selanjutnya lakukan verifikasi dengan cara :
Bandingkan hasil print out distribusi frekuensi menurut berbagai
karakteristik lain,
Bandingkan hasil print out bulan ini dengan bulan sebelumnya
Bandingkan hasil print out menurut pengelola data yang sama
Bila hasil verifikasi diatas semua data sudah konsisten, dapat dinyatakan
bahwa data siap untuk dilakukan proses selanjutnya. Namun bila dari
verifikasi masih dijumpai adanya inkonsistensi maka perlu dilakukan :
Pengecekan ulang terhadap kelengkapan datanya
Cek ulang penghitunganya
Cek ulang data dasar (sumber datanya)
Pertimbangkan ratio pemakaian sarana/bahan
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
109 
 
c.Transformasi/ Manipulasi data
Yang dimaksud dengan transformasi/ manipulasi data disini adalah
mengubah bentuk dari nilai-nilai variabel awal menjadi bentuk yang baru
sesuai dengan rencana analisis sedangkan nilai variabel aslinya masih ada.
Dengan adanya bentuk variable yang baru tersebut diharapkan proses
analisis menjadi lebih mudah dalam menghasilkan suatu informasi sesuai
yang di harapkan.
Pengolahan data lanjut pada penyiapan rancangan adalah dengan
melakukan transformasi data lebih lanjut dengan menggunakan software
analisis data seperti EPI-INFO, SPSS, D’base dsb. Kegiatan Transformasi
data akan lebih mudah bila dilakukan dengan menggunakan komputer dan
software analisis data tersebut.
Yang dimaksud dengan transformasi/ manipulasi data disini adalah
mengubah bentuk dari nilai-nilai variabel awal menjadi bentuk yang baru
sesuai dengan rencana analisis sedangkan nilai variabel aslinya masih ada.
Pengubahan variable kedalam bentuk yang baru tersebut, sedapat mungkin
menjaga aspek ilmiahnya antara lain dengan menggunakan ukuran “Gold
Standard” (standard emas) yang merupakan hasil kesepakatan para ahli
atau hasil kegiatan ilmiah sebelumnya, misalnya Ukuran “BBLR (Berat Bayi
Lahir Rendah) adalah 2.500 gram (2,5 Kg) . Bilamana nilai Gold Standard
tidak didapatkan maka kita dapat menetapkan nilai standard sendiri dengan
menguraikan justifikasinya.
Dengan adanya bentuk variable yang baru tersebut diharapkan proses
analisis menjadi lebih mudah dalam menghasilkan suatu informasi sesuai
yang di harapkan.
Kegiatan Transformasi data dimaksud akan lebih mudah bila dilakukan
dengan menggunakan komputer dan software analisis data seperti EPI-
INFO, SPSS, D’base dsb.
Beberapa cara yang biasa dilakukan untuk membentuk variable baru antara
lain:
a.Memodifikasi nilai variabel
yaitu upaya mengubah nilai variable lama menjadi nilai baru
dengan cara membuat kode baru atau dengan menggunakan
hitungan matematik (perkalian, pembagian bagi, penambahan atau
pengurangan)
- Merubah kode nilai (Recode)
misal : jenis kelamin dg kode awal “1” = Perempuan, “2” =
laki-laki diubah menjadi variabel sex dengan cara kode
“1” diubah menjadi kode “P” = Perempuan, dan “2” jadi
“L” = laki-laki
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
110 
 
- Merubah nilai secara matematik (kali, bagi, tambah, kurang)
misal : variable BB bayi lahir dalam gram (data kontinyu)
diubah menjadi variabel BB-by Kg dengan cara = (BB
bayi lahir/1000)
b.Mengelompokkan nilai variabel
yaitu upaya mengubah nilai variabel lama dengan cara
mengelompokan nilai tertentu dari satu variable menjadi nilai baru
- Mengelompokkan nilai dari satu variabel
misal : variable penghasilan keluarga dg rentang nilai antara 1
juta sampai 6 juta perbulan, diubah menjadi variabel tk
eko kel dengan cara mengelompokkan nilai
penghasilan kedalam nilai baru yaitu penghasilan
antara 1-2 juta= “rendah” 3-4 juta= “sedang” dan 4-
6=”Tinggi”
- Mengelompokkan nilai satu variable secara kondisional
misal : akan membuat variable baru “usiaristi” bagi ibu hamil
berdasarkan variable umur yaitu ibu dalam kondisi
usia risiko tinggi gangguan kehamilan bila ibu berumur
< 15 th atau > 35 th sedangkan usia 16-34 th dianggap
normal. Yaitu dengan menggunakan perintah If – Then
c. Mengelompokkan nilai beberapa variable menjadi variable baru
Yaitu upaya membuat variable baru yang didasarkan pada nilai dari
beberapa variable lainnya
- Mengelompokkan nilai beberapa variabel (komposit)
misal : variable “Imunby ….” dengan jenis imunisasi BCG,DPT
3x, Pol-4x, Hepatitis B 3x, campak 1 x, diubah menjadi
“stts imun” dg kode “Lengkap” bila bayi telah
mendapatkan imun “DPT3+POLIO3+ H3+campak” dan
kode “TL” bila bayi belum mendapat imunisasi seperti
tersebut.
- Mengelompokkan nilai beberapa variable secara kondisional
misal : akan membuat variable baru tentang tingkat risiko
terhadap penyakit jantung koroner (“Risk PJK”) dari
variable “umur” >25, “Merokok” = berat, “Alkoholik” =
tinggi, “Obes” = berat , “streesor” = tinggi, “Olahraga”
= rendah dsb dengan menggunakan perintah If – Then
d. Mengekstraksi sebagian dari nilai suatu variabel
yaitu upaya mengubah nilai variable lama menjadi nilai baru
dengan cara mengekstraksi sebagian dari nilainya:
- Mengekstraksi nilai
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
111 
 
misal : akan membuat variabel “Tgl lahir” yang terdiri dari
tanggal/bulan/tahun menjadi variabel “tahun lhr” saja,
dapat dilakukan dengan meng-ekstraksi nilai tahun dari
nilai variable aslinya.
d.Visualisasi data
Visualisasi data disini adalah upaya pengolahan untuk dapat menyajikan
data dalam bentuk visual yang sehingga mudah difahami informasi yang
terkandung di dalamnya. Dalam kaitan ini sebagian orang mengelompokkan
visualisasi data sebagai bagian dari kegiatan analisis data.
Bentuk visualisasi yang sering digunakan untuk mempresentasikan data
antara lain bentuk Textulair, Tabel, Grafik,bentuk Gambar atau Peta
Yang perlu di ingat bahwa semua bentuk presentasi sama baiknya , bila
disesuaikan dengan :
- Tujuan dari visualisasi
- Skala pengukuran data-nya
- Sasaran presentasi
- Pilih model sederhana dan mudah difahami
- Jumlah variabel (absis) yang akan divisualisasikan
Pengolahan data untuk rencana 5 (lima) tahunan
1) Sederhana :
- Mengolah data Epidemiologi primer dan secunder untuk penyusunan
rencana kegiatan epidemiologi dalam bentuk tabulasi/grafik
- Laporan olahan data berisi tabel/grafik atau mapping baik sederhana
maupun data lanjut disahkan oleh pejaabat yang berwenang dan
dilengkapi surat tugas
2) Lanjut :
Mengolah data epidemiologi primer dan secunder untuk penyusunan
rancangan rencana kegiatan epidemiologi dalam bentuk dua variabel
atau lebih seperti pada penjelasan diatas
1.3 ANALISIS DATA LANJUT
3) ANALISIS DATA (SIS-TA)
Tahap analisis data tahap akhir dari tahapan kegiatan manajemen data
dengan harapan menghasilkan suatu informasi yang dapat digunakan
untuk menjelaskan gambaran keadaan pada saat data dikumpulkan.
Analisis data secara statistik dapat dilakukan dengan berbagai cara dan
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
112 
 
dengan tingkat kedalaman yang berbeda-beda dari yang paling sederhana
sampai tingkat yang sangat komplek.
Bentuk analisis data biasanya disesuaikan dengan tujuan analisis dan
sifat dari variabel data yang akan dianalisis. Tujuan dari analisis data
adalah untuk melihat variable-variabel yang dapat menggambarkan suatu
permasalahan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya serta bagaimana
data yang ada dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan.
Sesuai dengan keluaran yang dihasilkan, secara garis besar analisis data di
bedakan menjadi dua kelompok sbb.:
Analisis yang sifatnya deskriptif
yaitu analisis dilakukan untuk tujuan melihat gambaran atau
mendeskripsikan nilai-nilai suatu variabel data . Uraian ini dapat
dilakukan dalam bentuk frekuensi (angka absolut), proporsi, ratio, rate
atau nilai tengah (Mean, Median dan Mode) serta persebarannya (standart
deviasi).
Ukuran Statistik / Matematik
Ratio : merupakan istilah yang sangat umum, dan dapat diterjemahkan
sebagai “dibanding dengan”.Misalnya : Ratio dokter yang ada di suatu
wilayah.
Proporsi, bentuk Ratio yang pembilangnya merupakan bagian dari
penyebutnya. Contoh proporsi yang paling sering digunakan adalah
presentase (%). Misalnya : Cakupan Immunisasi Polio.
Proporsi digunakan untuk melihat komposisi suatu variabel dalam
populasinya.
Rate : merupakan potensi suatu kuantitas untuk berubah per satu unit
perubahan dari kuantitas lain, yang biasanya adalah waktu.
Yang dihitung adalah rata-rata Rate nya dengan satuan waktu.
Langkah analisis harus sudah disiapkan sebelumnya, yaitu dipikirkan
keluaran yang diinginkan. Untuk tujuan sistem surveilans perlu di ingat
kembali variable Time , Place, Person , sehingga analisis deskritif dapat
terarah.
Bentuk penyajian datanya dapat berupa
1. Table frekuensi distribusi
2. Tabulasi silang (yang bersifat deskriptif)
3. Grafik
4. Peta
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
113 
 
Salah satu cara analisis yang sederhana yang dapat dilakukan pada
penyajian data bentuk table adalah melalui analisis persentase ( proporsi).
Perhitungan proporsi atau persentase sangat membantu dalam
membandingkan suatu situasi kesehatan tertentu seperti perbandingan
antar wilayah, perbandingan antar unit pelayanan, perbandingan antar
jenis pelayanan, perbandingan antar jenis kelamin, kelompok umur,
target group atau perbandingan yang sesuai dengan variable
epidemiologi Time, Place dan Person.
Menurut bentuk tabelnya proporsi atau presentase dapat dibuat menjadi 2
jenis yaitu :
1) Persentase (%) - kolom,yaitu proporsi kebawah menurut arah kolom.
2)Persentase (% ) - baris , yaitu proporsi kesamping menurut arah baris.
Persentase sendiri sebagai telah disebutkan adalah suatu proporsi dengan
angka dasar (konstanta) 100.
b.Analisis yang bersifat analitik
Analisis yang bersifat analitik adalah dengan melihat adanya hubungan
antara dua atau lebih variable yang ada, yaitu antara variable terikat
(dependent variable) dengan variable bebas (independent variable).
Analisis analitik ini menggunakan uji statistik yang sesuai, misalnya :
1) Uji perbedaan antar kelompok yang sesuai :
Chi-square test
Student’s t-test
Paired t-test
McNemar’s t-test
2) Uji asosiasi sesuai dengan kebutuhan :
Resiko Relatif
Odd Ratio
Regresi dan koefisien korelasi
Pada analisis data yang menggunakan uji statistik sudah tersedia software
khusus untuk analisis data statistik dan epidemiologi seperti Epi Info, SPSS,
Sudaan,Stata,dsb.
Indikator
Indikator adalah variabel yang merupakan ukuran sampai seberapa besar
target tercapai (Eggens, 2001). Indikator dinyatakan dalam bentuk pecahan
dengan pembilang dibagi penyebut. Ada indikator statis yang
menggambarkan situasi sesungguhnya sebagai dasar, ada pula indikator
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
114 
 
dinamis yang merupakan hasil kegiatan-kegiatan yaitu pencapaian rencana
yang berkaitan dengan target.
Ada 3 macam indikator:
1. Indikator sentinel, di mana satu kasus saja cukup untuk menentukan
adanya letusan penyakit misalnya letusan difteria, karena difteri sangat
berbahaya menyebabkan kematian;
2. Tracer indicator, yang mengukur kinerja yang berkaitan dengan standard,
misalnya pencapaian target vaksinasi harus mencapai UCI.;
3. Proxy indicator, yang secara tak langsung mengukur kemajuan kalau
indikator yang ideal tak dapat dilaksanakan, misalnya, beratnya masalah
HIV hanya dapat diukur dengan proxy indikator yaitu dengan mengukur
masalah penyakit kelamin.
Suatu indikator dikatakan SMART, kalau indikator tersebut
1. Spesific, yaitu merefleksikan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan,
2. Measurable, yaitu dapat diukur, berarti mudah dikuantifikasikan;
3. Appropriate yaitu cocok dengan kebutuhan dan kapasitas lokal;
4. Realistic, yaitu apakah target dapat dicapai dengan sumber daya yang
ada; dan
5. Time bound, yaitu target yang akan dicapai dalam waktu tertentu.
Indikator Kesehatan.
Indikator adalah variabel yang dapat membantu mengukur perubahan-
perubahan. Jadi indikator adalah pengukuran tidak langsung dari masukan,
proses, keluaran, efek dan dampak dari satu program untuk kepentingan
evaluasi dari tujuan dan obyektif program.
Indikator digunakan untuk menilai apakah aktivitas pokok yang dijalankan
telah berjalan sesuai dengan rencana dan menghasilkan efek/ dampak yang
diharapkan pada masyarakat. Indikator secara rinci dapat digunakan untuk
:
1. Mengukur tingkat pencapaian target.
2. Menilai perubahan/ trend pada status kesehatan.
3. Membandingkan tingkat pencapaian antar daerah.
4. Identifikasi daerah yang kurang mendapatkan pelayanan.
Contoh :
Bila yang akan di evaluasi adalah hasil suatu program untuk memperbaiki
tingkat kesehatan golongan anak-anak, maka perlu mengukur setiap
perbaikan dengan menggunakan beberapa indikator yang secara tak
langsung dapat mengukur adanya perubahan pada tingkat kesehatan
mereka. Indikator-indikator tersebut dapat berupa:
- Status gizi : Berat Badan terhadap Tinggi Badan atau BB terhadap Umur.
- Angka kecukupan Imunisasi.
- Angka kematian menurut golongan umur.
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
115 
 
- Angka kesakitan jenis penyakit tertentu.
- Angka penderita cacat golongan anak-anak.
Dalam memilih indikator harus diperhitungkan sejauh mana indikator
tersebut sah, bisa dipercaya, sensitif dan spesifik.
Validitas atau keabsahan mempunyai arti bahwa indikator tersebut betul-
betul mengukur hal-hal yang ingin diukur.
Reliabilitas atau dapat dipercaya berarti bahwa biarpun indikator digunakan
oleh orang yang berlainan, pada waktu yang berlainan hasilnya akan tetap
sama.
Kepekaan atau sensitifitas berarti bahwa indikator tersebut harus peka
terhadap perubahan dari keadaan atau fenomena tersebut, indikator dapat
juga sensitif terhadap lebih dari satu keadaan atau fenomena.
Kekhususan atau Spesifisitas berarti bahwa indikator tersebut menunjukkan
perubahan-perubahan hanya mengenai keadaan atau fenomena yang
dikhususkan kepadanya.
Contoh : Angka kematian bayi adalah indikator yang sensitif walaupun
sangat kasar.
Analisis data dengan menggunakan data epidemiologi primer dan secunder
,menggunakan metoda dan konsep epidemiologi dengan ukuran-ukuran
epidemiologi untuk penyusunan rancangan rencana kegiatan secara
deskriptif .
Dalam proses pemecahan masalah (lihat siklus pemecahan masalah )
dimulai dengan analisis situasi. Pada tahap analisis situasi dimaksudkan
untuk mendapatkan informasi tentang kondisi kesehatan yang bertujuan
untuk menetapkan permasalahan,yang selanjutnya proses perencanaan
pemecahan masalah dapat dilakukan.
Dalam analisis situasi selain informasi tentang derajat kesehatan diperlukan
juga informasi tentang lingkungan, perilaku kesehatan, sumber daya
kesehatan, output program kesehatan, pelayanan kesehatan dan informasi
kependudukan.
Menurut HendrickL.Blum (Planning for Health), diuraikan konsep tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan, sbb:
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
116 
 
FAKTOR PENDUDUDK
• Heriditer/Keturunan
FAKTOR
LINGKUNGAN
• Fisik
• Biologis
• Sosio
kultural
DERAJAT KESEHATAN
• Fisik
• Mental
• Sosial
FAKTOR
PELAYANAN
KESEHATAN
• Promotif
• Preventif
• Kuratif
• Rehabilitatif
FAKTOR PERILAKU
• Sikap
• Gaya Hidup
Berdasarkan kerangka konsep tersebut maka analisis situasi kesehatan
sebaiknya mencakup 5 (lima) aspek ,yaitu :
1) Analisis Derajat (masalah) Kesehatan
• Data kematian /mortalitas ,misalnya:
a. Angka Kematian Bayi/Infant Mortality Rate
b. Angka Kematian Ibu/Maternal Mortality Rate
c. Angka kematian menurut penyebab (Cause Specific Death Rate)
d. Angka Kematian Kasar /Crude Death Rate
e. Angka Kematian menurut umur(Age Specific Death Rate)
• Data kesakitan /morbiditas
a. Angka Insiden:
Jumlah kasus baru
Incidence Rate = __________________________ x 1000
Jumlah penduduk berisiko
b. Angka prevalens:
Jumlah kasus baru
Period prevalence Rate = __________________________ x 1000
Jumlah penduduk berisiko
2) Analisis Lingkungan kesehatan,meliputi lingkungan fisik, biologis,
ekonomi, social dan kultural
• Data lingkungan fisik dapat diperoleh dari sumber-sumber seperti
Badan Meteorologi dan Geofisika,BPS,Bapedal dsb.
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
117 
 
• Data lingkungan biologis dapat diperoleh dari data akses thd air
bersih,jumlah jamban,jumlah fasilitas pembuangan sampah,data
keberadaan vektor penyakit,
• Data ekonomi seperti Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per
kapita, perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
• Data social dan cultural,seperti keberadaan lembaga dan partisipasi
masyarakat yang ada.
3) Analisis perilaku kesehatan,yang meliputi sikap dan perilaku
masyarakat tentang kesehatan.
Sumber data tentang perilaku ini dapat di peroleh dari informasi
Susenas, SKRT, Riskesdas dsb. Dapat juga diambil secara kualitatif dari
sumber-sumber langsung di masyarakat seperti Tokoh
Masyarakat,Bidan,Dukun dsb.
4) Analisis factor kependudukan
Dianalisis data demografi,misalnya jumlah Bayi,jumlah Balita. Data
yang diperlukanadalah jumlah,komposisi dan struktur penduduk,
pertumbuhan penduduk,mobilitas dan persebaran penduduk.
Sumber data tentang dapat di peroleh dari BPS, atau dari laporan
pemerintah daerah.
5) Analisis pelayanan kesehatan (program kesehatan)
Sumber data tentang pelayanan kesehatan atau program dapat di peroleh
dari system pencatatan dan pelaporan seperti SP2TP, SIRS, Susenas,
SKRT, Riskesdas dsb. Analisis ini dapat menggunakan pendekatan
system terutama Input dan Output.
a. Analisis Input :
Merupakan data SDM, dana,fasilitas dan sarana, kebijakan, teknologi,
misalnya :
• Jumlah FasilitasKesehatan
• Keadaan fasilitas RS ( seperti : Tipe RS,Kapasitas TT,Kepemilikan)
Dari data dapat dibuat indicator berupa rasio misalnya antara jumlah
Puskesmas/RS dengan jumlah penduduk,rasio kapasitas TT dengan
jumlah penduduk, kecukupan tenaga kesehatan ,Rasio SDM tertentu
dengan jumlah penduduk yang dilayani,rasio bidan dengan jumlah
ibu hamil dll.
b. Analisis Output:
Analisis dapat berupa hasil capaian upaya pelayanan kesehatan dan
out put program.
• Hasil capaian program berupa cakupan program seperti misalnya
“ Cakupan program Imunisasi” di wilayah “X” pada tahun 2010
• Output program lebih menggambarkan berapa banyak hasil yang
diperoleh persatuan waktu ( misal per bulan,per tahun) sehingga
dapat diketahui pola / trend selama periode tertentu. Misal:
- Laporan Imunisasi TT per bulan tahun…. (dlm table)
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
118 
 
- Jumlah kunjungan Puskesmas per bulan,tahun…(dalam table)
Analisis data lanjut
Analisis data lanjut merupakan analisis yang bersifat analitik dengan
melihat adanya hubungan antara dua atau lebih variable yang ada, yaitu
antara variable terikat (dependent variable) dengan variable bebas (independent
variable).
Analisis analitik ini menggunakan uji statistik yang sesuai, misalnya :
1) Uji perbedaan antar kelompok yang sesuai :
Chi-square test
Student’s t-test
Paired t-test
McNemar’s t-test
2) Uji asosiasi sesuai dengan kebutuhan :
Resiko Relatif
Odd Ratio
Regresi dan koefisien korelasi
Pada analisis data yang menggunakan uji statistik sudah tersedia software
khusus untuk analisis data statistik dan epidemiologi seperti Epi Info, SPSS,
Sudaan,Stata,dsb. (lihat modul Epi Info)
Contoh-contoh análisis statistik (Analitik)
ANALISIS BIVARIATE
1. Uji Chi-Kuadrat (Chi-Square)
Secara umum uji chi-kwadrat dapat digunakan untuk mengetahui :
a. Interdependensi antara satu variabel atau lebih dengan variabel
lainnya (Chi-square test for independence)
b. Kesesuaian antara frekuensi observasi variabel tertentu dengan
frekuensi yang diperoleh berdasarkan nilai harapannya.
( Distribusi probabilitasnya/Expected Value)
(Test For Goodness of Fit)
Hasil dari uji chi-kwadrat adalah
a. Nilai proporsi
b. Nilai Probabilitas
Test statistic yang biasa digunakan untuk test Interdependensi dan
test kesesuaian (Test For Goodness of Fit) adalah:
∑( Oij – eij)²
X²c = --------------------------
eij
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
119 
 
eij = Hasil yang diperoleh berdasarkan distribusi probabilitas pada
baris ke I dan kolom j atau merupakan nilai harapan (expected
value) pada baris dan kolom observasi yang ada.
Oij = Merupakan hasil yang diperoleh berdasarkan pengamatan
(observasi) terhadap random sampelnya pada baris ke I dan
kolom ke j dari variabel yang diamati.
X²c = Merupakan nilai test statistic yang diperoleh berdasarkan hasil
pengamatan random sampelnya dan nilai harapan pada
masing-masing baris dan kolom katagori.
Derajat kebebasan Distribusi X²
Derajat kebebasan distribusi X² biasanya sangat ditentukan oleh bentuk
tabel dan katagori pengamatannya.
2. X² tabel memiliki derajat kebebasan (df), df α (k-1) bila hanya ada 1
baris pengamatan saja atau df α (h-1) bila hanya ada 1 kolom
pengamatan saja.
3. X² tabel memiliki derajat kebebasan df α (k-1) (h-1) bila ada sejumlah
katagori k pengamatan kolom dan juga sejumlah katagori h
pengamatan barisnya
Contoh penggunaan Uji chi-kwadrat dalam analisis statistic untuk data
proporsi (χ2 dapat digunakan untuk membandingkan dua atau lebih
proporsi yang bersifat independent )
Contoh :
Hubungan ibu hamil merokok dengan bayi BBLR
Count
Row
Pct
Col
Pct
BBLR Row Total
NORMAL BBLR
ROKOK
TIDAK (0)
86
74,8
66,2
29
25,2
49,2
115
60,8
YA (1)
44
59,5
33,8
30
40,5
50,8
74
39,2
TOTAL 130 59 189
68.8 31.2 100.0
Chi-Square Value DF Significance
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
120 
 
Pearson
Continuity Correction
Likelihood ratio
Linear-by-linear
Association
Fisher’s Exact Test :
One-Tail
Two-Tail
Minimum Expected
Frequency
4.92371
4.23593
4.86740
4.89765
23.101
1
1
1
1
02649
03958
02737
02689
02021
03618
Number of Missing Observation : 0
Pada setiap sel di tabel silang terdapat angka.
a. Angka yang paling atas jumlah kasus masing-masing sel,
b. angka kedua adalah prosentase menurut baris dan
c. angka ketiga adalah presentase menurut kolom.
Uji statistic dapat dilihat pada uji chi-square. Ada berbagai macam uji
Chi-square dengan dan tanpa koreksi.
Pada print out ( SPSS) uji Chi-Square diatas menggunakan data SKRT
1995 , dapat dijelaskan sbb:
Pada kolom BBLR ada 29 dari 115 ibu yang tak merokok melahirkan
bayi BBLR atau 25,2% ibu Non perokok melahirkan bayi BBLR.
Dari antara ibu perokok, ada 30 dari 74 ibu yang melahirkan bayi
BBLR atau 40,5% ibu perokok melahirkan bayi BBLR.
Dari 59 bayi BBLR, 29 bayi lahir dari ibu perokok (49,2) dan 30 bayi
lahir dari ibu perokok (50,8%)
Pada print out hasil uji statistic :diatas uji Chi-Square tanpa koreksi
(Pearson) menghasilkan nilai p= 0,02649; pada α = 0,05 berarti Ho
ditolak.
Kesimpulan :
Ada perbedaan proporsi kejadian BBLR antara ibu perokok dan ibu
non perokok.
Pada hasil uji statistic print-out diatas , uji Chi-Square dengan
koreksipun (continuity correction,l ikelihood ratio dll) akan
menghasilkan kesimpulan yang sama.
Syarat agar uji chi-square dapat digunakan adalah jumlah sel yang nilai
ekspektasinya <5 tidak lebih dari 20 % dari sel yang ada. Jika ini terjadi
sebaiknya digunakan hasil uji eksak dari Fisher ( pada print out SPSS
gunakan uji chi-square dengan koreksi)
Risiko Relatif (RR) dan Rasio Odds (OR)
Pada uji Chi-square hanya dapat menyimpulkan ada/tidaknya
perbedaan proporsi antar kelompok, namun tidak dapat diketahui
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
121 
 
kelompok mana yang memiliki risiko lebih besar. Dalam bidang
kesehatan dikenal ukuran Risiko Relatif (Relative Risk/RR) dan Rasio
Odds (Odds Ratio/OR).
Risiko Relatif membandingkan risiko pada kelompok terpajan dengan
kelompok tidak terpajan, Sedangkan Rasio Odds membandingkan odds
pada pada kelompok terpajan dengan odds kelompok tidak terpajan.
Ukuran RR pada umumnya digunakan pada penelitian kohort, dimana
risiko benar-benar dapat dihitung. Sedangkan pada penelitian kasus
control atau potong lintang (Cross sectional) penyakit/ kejadian sudah
terjadi sehingga risiko sebenarnya tidak dapat dihitung, ukuran yang
dapat digunakan adalah OR. Ratio Odds dapat diartikan sama dengan
Resiko Relatif dalam keadaan prevalensi penyakit/kejadian
dimasyarakat kecil/ jarang (perhitungan RR yang indirek)
Intepretasi RR maupun OR harus dilakukan hati-hati, karena
keduanya sangat bergantung pada cara memberikan code variabel baris
dan kolom pada tabel silang. Sebaiknya diberi kode rendah untuk
kelompok berisiko dan kode tinggi untuk kelompok tak/kurang
berisiko. Kode rendah jika kejadian/ penyakit yang diteliti ada dan
kode tinngi bila kejadian/penyakit yang diteliti tidak ada.
Formula:
Pemaparan Kondisi
Sakit Tidak Total
Ya a c N1
Tidak b d N0
Total M1 M0 n
RR = (a/ M1 ) / (b/ M0 )
OR = (a/c) / (b/d)
= ad/ bc
Contoh 1 :
Pengobatan TB Paru dengan menggunakan rejimen yang berbeda
(rejimen A & rejimen B) hasil pemeriksaan dinilai dengan
menggunakan Pemeriksaan BTA +
Rejimen Kondisi
Sembuh Tidak sbh Total
Paket A 30 70 100
Paket B 10 90 100
Risiko Relatif (30/100)/(10/100) =
3,0
Artinya
Risiko relative kesembuhan penderita TB Paru pada penggunaan
rejimen A dibandingkan rejimen B adalah sebesar 3,0
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
122 
 
Contoh 2:
Dari 20.000 penduduk, 7% terinfeksi plasmodium malaria. Sebanyak 60
% dari yang sakit bekerja dihutan,hanya 30 % yang tidak sakit bekerja
dihutan, sisanya bekerja di ladang. Penelitian ini menggunakan desain
kasus control.
Daerah tempat tinggal Kondisi
Malaria Tidak
Rawa 924 672
Bukan 476 728
Total 1.400 1.400
Odds Ratio (924/728)/ (476/672) =
2,1
Artinya
Kejadian /kasus malaria antara daerah tempat tinggal berupa rawa
ditunjukkan OR:2,1 kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang bukan
rawa.
Contoh dengan Print-out SPSS:
Hubungan ibu hamil merokok dengan bayi BBLR
ROKOK2 MEROKOK BY BBLR2 BBLR
BBLR Normal Count Row Total
1 .00 2.00
ROKOK 1.00 30 44 74
Ya 39.2
2.00 29 86 115
Tidak 60.8
Colum Total 31.2 68.8 100.0
Statistic Value 95% Confidance Bounds
---------------------------------------------------------------
Relative Risk Estimate (ROKOK2 1.0/ ROKOK2 2.0)
Case Control 2.02194 1.08066 3.78311
Cohort (BBLR2 1.0 Risk) 1.60764 1.05781 2.44326
Cohort (BBLR2 2.0 Risk) 79510 64063 9868
Number of Missing Observation : 0
Pada data di atas diperoleh :
a. Risiko terjadinya BBLR pada ibu perokok 30/74
b. Risiko terjadinya BBLR pada ibu non perokok 29/115
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
123 
 
Rasio kedua risiko ini dapat dilihat pada :
Statistic Value 95% Confidance Bounds
---------- -------- -------- ------------- ------------
Cohort (BBLR2 1.0 Risk) 1.60764 1.05781 2.44326
Kesimpulan :
Jadi Risiko Relative /RR antara ibu perokok dengan ibu non perokok
untuk melahirkan bayi BBLR adalah 1,61 dengan 95 % confidence
interval 1,06 sampai dengan 2,44.
Untuk penelitian kohort digunakan Resiko Relative, untuk penelitian
kasus-kontrol atau potong lintang digunakan Rasio Odds (OR).
C. ANALISIS MULTIVARIATE
1. Definisi
Definisi analisis multivariate masih diperdebatkan dikalangan ahli
statistika.
Ada kelompok yang mendefinisikan multivariate sebagai analisis
yang melibatkan dua atau lebih variable dependen.
Jika variable dependen hanya satu tapi ada banyak variable
independen maka tehnik analisis disebut sebagai analisis
multivariable.
Kelompok lain menganggap bahwa analisis multivariate dan analisis
multivariable sama saja. Jadi analisis yang hanya melibatkan satu
variable dependen dan banyak variable independen tetap disebut
analisis multivariate
Modul ini menggunakan definisi dari kelompok yang kedua yang
menggunakan definisi multivariate yaitu:
Analisis multivariate adalah analisis yang menggunakan satu atau
lebih variable dependen dan banyak variable independen
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
124 
 
2. Ringkasan penggunaan Analisis Multivariate
Sebagian besar dari analisis multivariate merupakan perluasan dari
analisis regresi. Ringkasan penggunaan analisis dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel : Ringkasan penggunaan Analisis Multivariate
Variabel Dependen Variabel
Independen
Metode
Nominal Nominal Log-Linier
Faktor Confunding Mantel-Haenzel
Nominal
(dikotomus)
Nominal dan
Numerik
Regresi Logistik
Nominal (≥ 2
kelompok)
Analisis Diskriminan
Numerik Nominal ANOVA
Numerik Regresi Ganda
Nominal dengan ANCOVA
Numerik (tersensor) Numerik dan
Nominal
Regresi Cox
- Hanya Numerik Analisis Faktor atau
Klaster
Sumber : Iwan ariawan: Statistik Inferensial; Modul analisis data
statistik,Pusdakes & FKM UI
Beberapa analisis multivariate yang sering digunakan dalam bidang
kesehatan akan dibahas dalam modul ini.
3. Regresi Ganda
Pada regresi linier sederhana menggunakan model statistik untuk
memperkirakan nilai variable dependen Y dari variable independen X.
Model regresi yang digunakan adalah:
Y = a + bX
a = konstan atau intercept
b = Slope ( disebut juga koefisien regresi)
Interpretasi regresi sederhana dengan hanya satu variable independen
dapat dilakukan secara geometric dimana persamaan regresi merupakan
persamaan garis lurus. Uji t dapat digunakan untuk melihat ada tidaknya
hubungan antara variable X dan Y
Contoh :
Hubungan antara usia kehamilan dengan BB-bayi baru lahir, persamaan
regresi:
BB-bayi (gram) = -1174,09 + 124,02 * usia hamil (minggu)
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
125 
 
Artinya :
Bila ada ibu dengan usia kehamilan 30 minggu, maka BB-bayi dapat
diperkirakan
= -1174,09 + 124,02 * 30 atau 2546,51 gram. Perkiraan ini tidak akan
persis sama dengan BB-bayi yang lahir pada usia kehamilan 30 minggu,
persamaan regresi dibuat sedemikian rupa sehingga kesalahan yang
terjadi minimum
Pada regresi ganda, variable independen bertambah menjadi dua atau
lebih sehingga persamaan regresi menjadi:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ….+ biXi
Dimana X1 adalah variable independen pertama dengan koefisien regresi
b1, kemudian X2 adalah variable independen kedua dengan koefisien
regresi b2, dan seterusnya. Persamaan aritmatik diatas disebut sebagai
kombinasi linier (linier combination) , jadi varibel dependen Y dapat
dituliskan dalam bentuk kombinasi linier dari variable Independen X
Contoh :
Penelitian tentang hubungan antara BB-bayi lahir dengan variable
umur,Tinggi Badan,Jumlah rokok, BB sebelum hamil, Usia kehamilan.
Ringkasan analisis regresi seperti pada tabel berikut :
Tabel : Koefisien regresi dan nilai p untuk prediksi BB-bayi lahir
Variabel Independen Koefisien Regresi Nilai p
Konstan - 3038,33 < 0,0001
Umur Ibu (tahun) - 1,15 0,7308
Tinggi Ibu (Cm) 10,85 0,0021
Jumlah batang rokok -7,26 < 0,0001
BB sebelum hamil (Kg) 8,54 0,0003
Usia kehamilan (minggu) 117,19 < 0,0001
Jumlah sample 680
0,253R-kuadrat
Sumber : Iwan ariawan: Statistik Inferensial; Modul analisis data
statistik,Pusdakes & FKM UI
Tabel diatas dapat dituliskan dalam persamaan regresi :
BB-bayi lahir = -3038,33 – 1,15 umur + 10,85* tinggi –7,26*rokok
+8,54*BB-ibu + 117,19*usia
Arti koefisien regresi pada regresi ganda berbeda dengan koefisien pada
regresi sederhana.
Pada regresi sederhana , koefisien regresi b menggambarkan perubahan
yang terjadi pada variable dependen Y setiap perubahan 1 unit pada
variable X.
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
126 
 
Pada regresi Ganda, koefisien yang ada menggambarkan perubahan
yang terjadi pada pada variable dependen Y untuk tiap kenaikan 1 unit
pada variable X, jika nilai variable lain pada persamaan regresi tetap.
Nilai p untuk tiap koefisien regresi menguji apakah koefisien tersebut
sama dengan nol atau dengan kata lain variable independen
berpengaruh pada variabel dependen ( untuk tiap variable, terkontrol
dengan variable lainnya)
Dari persamaan diatas dapat digunakan untuk melakukan prediksi BB-
bayi lahir bedasarkan umur, tinngi, BB –ibu sebelum hamil, jumlah
batang ropkok yang dihisap dan usia kehamilan. Jadi misalkan ada
seorang ibu dengan karakteristik sebagai berikut :
• Umur ibu : 30 tahun
• Tinggi Badan : 160 cm
• Jumlah rokok : 0 (tidak merokok)
• BB-Ibu : 50 kg
• Usia Kehamilan : 36 minggu.
Dari karakteristik diatas, maka dapat diperkirakan BB-bayinya:
BB-bayi = -3038,33 – 1,15 * 30 + 10,85* 160 –7,26*0 +8,54*50+ 117,19*36
BB-bayi = 3299,01 gram
BB-bayi yang lahir dari ibu tersebut tidak akan persis sama dengan
perkiraan BB-bayi menurut persamaan regresi. Seberapa baik persamaan
regresi dapat memprediksi nilai variable independen dapat dilihat dari
nilai r-kuadrat.
R2 menggambarkan berapa proporsi variasi nilai variable dependen
yang dapat diprediksi oleh persamaan regresi.
Pada contoh diatas, r2 (=0,253) menggambarkan berapa proporsi variasi
nilai BB-bayi yang dapat diperkirakan oleh persamaan regresi. Hal ini
berarti variasi BB-bayi yang dapat dijelaskan oleh variable umur, tinng,
BB-ibu,jumlah rokok yang dihisap dan usia kehamilan relatif kecil. Jadi
masih ada variable lain yang tidak diikut sertakan pada penelitian yang
diperlukan untuk memperkirakan BB-bayi.
4. Analisis Kovarian (ANCOVA)
Analisis kovarian (ANCOVA) digunakan untuk mengontrol variable
confounding. Variabel confounding harus diperhatikan terutama jika
subyek penelitian tidak bisa dialokasikan secara acak untuk kelompok
yang berbeda.
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
127 
 
Misalnya satu penelitian dilakukan untuk melihat efek kebiasaan
merokok pada wanita terhadap BB-bayi yang dilahirkan. Pada penelitian
seperti ini, peneliti tidak mungkin mengadakan randomisasi pada
sekelompok wanita untuk diikutsertakan pada kelompok merokok atau
tidak merokok. Jika randomisasi tidak bisa dilakukan, maka harus
mengontrol variable confounding dengan analisis statistik.
Contoh:
(penelitian BB-bayi lahir pada kelompok ibu perokok dan non perokok)
Dapat digunakan uji t untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan rata-
rata BB-bayi lahir. Tapi BB-bayi lahir juga tergantung pada usia
kehamilan, sehingga dalam membandingkan rata-rata Bb-bayi lahir
antara kelompok ibu perokok dan non perokok, usia kehamilan juga
diperhatikan. Peneliti harus mengontrol BB-bayi dengan usia kehamilan,
sehingga variable tersebut tidak menganggu hubungan antara kebiasaan
merokok dengan BB-bayi lahir.
Analisis kovarian untuk masalah penelitian diatas dilakukan dengan
membuat persamaan regresi dengan variable dependen adalah BB-bayi
lahir dan sebagai variable independen adalah usia kehamilan serta
kebiasaan merokok. Intepretasi hasil analisis kovarian agak berbeda
dengan interpretasi hasil analisis regresi ganda. Pada analisis diperoleh
hasil :
Tabel: Hasil analisis kovarian hubungan merokok dengan BB-bayi
lahir.
Variabel Koefisien Nilai P
Konstan - 553,25 0,1424
Usia kehamilan (
minggu)
110,67 < 0,0001
Merokok ( Ya/ Tidak) -201,77
Persamaan regresi:
BB-bayi lahir = -553,25 + 110,57* Usia hamil Jika Ibu tidak
merokok
BB-bayi lahir = -553,25 – 201,77 (jika ibu merokok)
5. Regresi Cox
Merupakan metode statistik khusus digunakan untuk menganalisis
penelitian yang menyangkut prognosis penyakit. Pada penelitian
prognostic, pada umumnya peneliti tidak menunggu sampai semua
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
128 
 
pasien meninggal untuk mengetahui ketahanan hidupnya secara pasti.
Dari segi statistik masalah yang ada adalah observasi tersensor, keadaan
dimana subyek diamati pada interval waktu yang berbeda dan tidak
semua subyek meninggal. Pada analisis table kehidupan dan Kaplan
Meier, peneliti dapat membandingkan waktu ketahanan hidup
(prognosis) dari dua atau lebih sekelompok pada satu variable. Pada
penelitian kohort, seringkali peneliti ingin tahu efek dari banyak variable
secara simultan.
Contoh :
Penelitian dari Khaw dan Barret-Connor (1987) ingin mengetahui apakah
diet kalium berpengaruh pada kematian akibat stroke, independen
terhadap faktor risiko kardiovaskulair yang lain.
Penelitian kohort dilakukan selama 12 tahun pada 859 pasien, tapi hanya
24 orang yang meninggal akibat stroke, sehingga banyak pasien yang
mengalami sensor. Hasil analisis regresi Cox (Cox proportional hazard
model) dapat dilihat pada tabel berikut . Variabel Dependen adalah
waktu ketahanan hidup pada pasien I dengan memperhatikan faktor
sensor dan variable independen dapat berupa variable numeric atau
nominal.
Tabel : Resiko Relatif (RR) untuk kematian stroke pada Pria & wanita
Faktor Risiko Risiko Relatif dan 95 % confidence
interval
Pria Wanita
Kalium (per 10 mmol) 0,65 (0,41 – 1,00) 0,56 (0,38 – 0,82)
Umur ( per 5 tahun) 1,88 (1,00 – 3,63) 1,59 (1,00 – 2,59)
Tek. Darah sistolik (per 20
mmHg)
1,01 (0,49 – 2,05) 1,35 (0,89 – 2,04)
Kolesterol (per 40 mg/dL) 0,62 (0,29 – 1,31) 0,89 (0,54 – 1,47)
Glukosa darah puasa (per 20
mg/dL)
1,64 (1,13 – 2,30) 1,30 (0,90 – 1,88)
Body-mass Index /BMI (per
0,5kg/m2
1,18 (0,56- 2,50) 1,08 (0,68- 2,91)
Merokok ( Ya atau tidak) 3,44 ( 0,61 – 19,5) 1,66 ( 0,89 – 5,70)
Penggunaan estrogen ( ya atau
tidak)
0,79 (0,21 – 3,00)
Sumber : Iwan ariawan: Statistik Inferensial; Modul analisis data
statistik,Pusdakes & FKM UI
Koefisien pada regresi Cox dapat digunakan untuk menghitung Resiko
relatif antara variable independen dengan variable dependen, dengan
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
129 
 
dikontrol oleh variable lain yang ada pada model regresi. Jadi ANCOVA
menghitung adjusted means, regresi Cox menghitung adjusted Relative
Risks.
6. Regresi Logistik
Penggunaan metode Regresi logistik apabila variable independen adalah
variable numeric dan nominal, sedangkan variable dependen outcome
adalah binary atau dikotomus . Ilustrasi dari variable dikotomus adalah
sbb:
0 = bila outcome tak terjadi, misalnya tidak sakit.
1 = bila outcome terjadi, misalnya menjadi sakit.
Analisis regresi digunakan untuk memperkirakan probabilitas satu
kejadian (outcome) terjadi. Probabilitas terjadinya outcome ini mengikuti
fungsi logistik, sehingga model tersebut adalah :
P x = ______________1_____
1+ e - [βo + β1x1 + β2x2 + …..+βixi
dimana β0 merupakan konstan dan β1, β2,…. βi adalah koefisien regresi
logistik, sedangkan e adalah bilangan natural
Contoh:
Suatu analisis data penelitian (analisis data Susenas 1998) hubungan
antara kejadian diare dengan status ekonomi (cukup/ tidak cukup) dan
karakteristik lingkungan rumah tangga (Jamban memenuhi syarat/tidak
dan sumber air minum baik/ tidak baik)
Tabel : Hasil analisis multivariate Hubungan antara status ekonomi dan
karakteristik lingkungan rumah tangga dengan kejadian diare.
Variabel β SE Signif Exp(β) – 95%
CI
1. Jamban Keluarga -0,3960 0,0241 0,0000 0,6730
(0,6420-0,7056)
2. Sumber air
minum
-0,0168 0,0190 0,3767 0,9834
(0,9474 –
1,0206)
3. Status Ekonomi -0,0292 0,0178 0,0999 0,9712
(0,9379 –
1,0056)
4. Konstanta -3,7162 0,0387
Sumber : Ariawan,dkk,Pola pengobatan Diare,ISPA dan Pneumonia
di Indonesia.-Analisis data Kesehatan SUSENAS 1998,
YPPSK,1999.
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
130 
 
Dari data diatas diperoleh gambaran bahwa jamban keluarga
merupakan salah satu faktor risiko.
Jamban yang memenuhi syarat akan menurunkan risiko kejadian
diare sebesar 0,67 kali dibandingkan yang tidak memenuhi syarat.
Interpretasi Hasil Analisis Data
Melakukan interpretasi terhadap hasil analisis data penelitian adalah
kegiatan akhir dari suatu rangkaian tahapan penelitian yang sangat
penting artinya. Tanpa dilakukan interpretasi terhadap hasil analisis
maka tujuan dari analisis tidak akan tercapai.
Pada penelitian biasanya dilakukan analisis data baik secara diskriptif
maupun inferensial dengan uji statistic dalam rangka membuktikan
hipotesa penelitian.
Untuk Statistik diskriptif, interpretasi data dilakukan dengan
menjelaskan atau mendiskripsikan hasil analisis tersebut sesuai
dengan tujuan analisis.
Pada penelitian yang menggunakan kegiatan statistic inferensial
dengan melakukan uji statistik, maka akan ada tujuan penelitian dan
obyektif yang pada umumnya merupakan suatu perumusan untuk
menjawab pertanyaan penelitian.
Interpretasi hasil penelitian adalah kegiatan untuk menjelaskan hasil
penelitian (hasil uji statistic) dengan mesinkronkan dengan hipotesa
penelitian. Artinya interpretasi data adalah memberi “arti” dari apa
yang telah dilakukan dengan menggunakan metode statistic
(diskriptif maupun inferensial), yaitu mengerti apa yang didapat dari
penelitian tersebut dan yang tidak didapat sekalipun.
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
131 
 
1.4 PENYUSUNAN RANCANGAN.
Penyusunan rancangan 5 (lima) tahunan dimaksud untuk mendapatkan
masukan penyempurnaan.Rancangan perencanaan harus berdasarkan hasil
analisis yang berisi tujuan, sasaran, rincian kegiatan, rincian biaya dan
kebutuhan, sumber daya dan disesuaikan dengan lembar kerja
Rancangan yang telah disusun ditandatangani oleh pejabat yang berwenang
dan dilengkapi dengan surat tugas
Terdapat berbagai macam bentuk Renstra yang ada dan biasanya hanya
ditulis dalam bentuk dokumen yang ringkas atau tidak terlalu tebal,
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Sistematika penulisan rencana strategis adalah sebagai berikut:
I. Ringkasan eksekutif
II. Tujuan penulisan
III. Visi
IV. Misi
V. Tata nilai/falsafah
VI. Analisis lingkungan
1. Analisis Internal
2. Analisis Eksternal
VII. Tujuan
VIII.Sasaran
IX. Isu-isu pengembangan
X. Strategi pengembangan
XI. Kebijakan,Pokok-pokok program dan kegiatan
XII. Tahapan pencapaian program
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
132 
 
Model Perencanaan Strategis.
Ada berbagai model atau langkah dalam menyusun renstra, namun pada
prinsipnya adalah sama.
Berikut ini salah satu model yang ada yaitu :
Tahap Diagnosis Visi dan Misi
Kajian
Lingkungan
Internal
Kajian
Lingkungan
Eksternal
Isu-isu Utama
Tahap
Perencanaan
Penyusunan
Rencana
Operasional
(3-5 tahunan)
Strategi Pengembangan
Kebijakan, Program, dan Sasaran
Tahapan Pencapaian Sasaran
Programming and Budgeting
Tahap Pelaksanaan
Tahap Pengendalian
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
133 
 
1.5 PENYAJIAN RANCANGAN
Penulisan dokumen rancangan (renstra) dalam rangka penyajian
rancangan adalah sebagai berikut:
a) Ringkasan eksekutif
Merupakan ringkasan dari keseluruhan rancangan berupa point
pokok dokumen rancangan
b.) Tujuan penulisan
Tertulis tujuan penulisan rancangan
c.) Visi
Tertulis Visi yang ditetapkan oleh Unit Organisasi.
Menurut beberapa ahli yang disebut visi adalah :
• Gambaran tentang apa yang akan diwujudkan dimasa depan,
yang membuat kita selalu berorientasi kedepan.( James M Kouzes
& Barry Posner)
• Rumusan tentang “Akan seperti apakah kita di masa depan “,
realistis dan dapat dicapai.( Warren Bennis & Michael Mische)
• Visi harus disebarluaskan kepada semua anggota dalam
organisasi tersebut, sehingga didapat pemahaman yang sama
/Shared Vision ( Peter Senge).
Visi juga harus memenuhi kriiteria sebagai berikut:
• Inspiratif.
• Mampu memotivasi dan membangkitkan semangat.
• Memberi arah yang jelas.
• Meletakkan landasan sistem nilai.
• Mampu memantapkan sinergitas
d.) Misi
Terulis Misi organisasi yang memuat pernyataan yang menyajikan
apa yang akan dilakukan oleh organisasi agar menjadi sukes, yang
harus meliputi kebutuhan dan tuntutan.
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
134 
 
Secara internal pernyataan misi merupakan tuntunan bagi seluruh
pembuat keputusan besar dalam organisasi, sehingga rencana
apapun yang dikembangkan harus mengacu pada misi tersebut.
Secara eksternal misi organisasi menjadi sarana komunikasi yang
gamblang bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
e.) Tata nilai/falsafah
Tertulis nilai-nilai organisasi.
Langkah-langkah dalam menyusun nilai –nilai organisasi :
1) Tim melakukan identifikasi nilai-2 yang mewakili seluruh
anggota organisasi.
2) Diskusikan nilai-2 tersebut, identifikasi nilai-2 mana yang dapat
berlaku bagi semua anggota organisasi.
3) Identifikasi pula mana nilai-2 yang strategis.
4) Kembangkan nilai-2 strategis tersebut ke dalam bentuk norma.
5) Kaji kembali nilai-2 yang sudah dirumuskan dalam bentuk
pernyataan tersebut.
f.) Analisis lingkungan
Merupakan analisis faktor lingkungan eksternal dan internal
dikenal juga dengan istilah analisis SWOT adalah proses
identifikasi terhadap berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi instansi, yang didasarkan kepada logika yang
dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang
(opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).
1) Analisis Internal
Yang termasuk ke dalam faktor internal yaitu unsur-unsur
yang ada di dalam internal organisasi, ini meliputi:
(1) Kekuatan (strength) merupakan asset utama organisasi atau
suatu keunggulan sumber daya, keterampilan atau
kemampuan lainnya yang relatif terhadap pesaing dan
kebutuhan dari pasar yang dilayani atau hendak dilayani
organisasi.
(2)Kelemahan (weaknesses) atau keterbatasan (limitation) adalah
kondisi atau keadaan asset utama organisasi yang
diperkirakan akan menghalangi kemajuan organisasi.atau
keterbatasan/ kekurangan dalam sumber daya,
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
135 
 
keterampilan dan kemampuan yang secara serius
menghalangi kinerja efektif organisasi .
Untuk melihat kekuatan dan kelemahan organisasi ada 4
(empat) kategori yang perlu mendapat perhatian, yaitu:
Pelayanan, Keuangan, Organisasi dan Sumber Daya
Manusia, Sarana dan Prasarana.
Dalam melakukan identifikasi terhadap faktor lingkungan
internal, perlu di identifikasi unsur-unsur apa saja yang ada
di dalam organisasi yang menjadi faktor kunci untuk
berjalannya organisasi itu. Dari hasil identifikasi ini akan
diperoleh kekuatan dan kelemahan yang dimiliki organisasi
tersebut.
2) Analisis Eksternal
Yang termasuk ke dalam faktor lingkungan eksternal adalah
peristiwa atau keadaan yang ada di luar institusi yang ikut
mempengaruhi jalannya roda organisasi, ini meliputi:
1) Peluang (opportunity) adalah peristiwa atau keadaan
yang mungkin terjadi, atau faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi secara positif terhadap organisasi di masa
depan, atau situasi utama yang menguntungkan organisasi ke
depan.
2) Ancaman (threats) adalah peristiwa atau keadaan atau
faktor lainnya yang diperkirakan membawa dampak yang
merugikan atau mempengaruhi secara negatif terhadap
organisasi di masa depan, atau situasi utama yang tidak
menguntungkan organisasi ke depan.
Untuk melihat adanya peluang atau ancaman organisasi, ada 4
(empat) kategori yang perlu mendapat perhatian, yaitu: 1)
Pasar atau konsumen,2) Pemerintah,3)Kompetisi, dan
4)Teknologi
Dalam melakukan identifikasi terhadap lingkungan eksternal,
peril di identifikasi dulu unsur-unsur apa atau kondisi/
keadaan yang ada di luar organisasi yang menjadi faktor kunci
untuk berjalannya organisasi tersebut. Dari hasil identifikasi ini
akan diperoleh peluang dan ancaman yang dihadapi.
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
136 
 
g.) Tujuan
Merupakan rumusan tepat tujuan yang rasional, logis untuk dapat
dicapai secara adalah berdasarkan kemampuan organisasi dengan
memberdayakan sumber daya organisasi secara efektif dan efisien,
disesuaikan misi yang telah ditetapkan dan yang dijalankan.
h.) Sasaran
Dalam penyusunan rancangan 5 (lima) tahunan perlu ditetapkan
sasaran atau target yang ingin dicapai. Sasaran dapat dibedakan
atas dua kelompok:
a. Sasaran populasi adalah kelompok penduduk yang akan
dilayani dan ditentukan secara kwantitatif
b. Sasaran pencapaian program adalah tingkat kegiatan yang
ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu
Contoh sasaran populasi misal : bayi, balita, ibu rumah tangga,
penduduk RW dan lain-lain. Sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan daerah yang bersangkutan serta peringkat masalah
yang ingin ditanggulangi, sasaran populasi dapat diperluas
dengan menambahkan sasaran lain. Setelah menentukan sasaran
populasi perlu ditentukan sasaran hasil yang dikuantifikasikan
baik dalam bentuk prosentase ataupun angka absolut.
Contoh kuantifikasi sasaran pencapaian program misalnya
menurunnya angka kematian penderita diare sebanyak 0,50 %.
i.) Isu-isu pengembangan
Isu-isu pengembangan yang perlu diantisipasi dengan program-
program pokok meliputi berbagai aspek seperti pengembangan
pelayanan, pengembangan SDM, pengembangan fasilitas sarana
dan prasarana.
j.) Strategi pengembangan
Strategi merupakan sarana untuk mencapai tujuan. Manfaat
strategi adalah untuk mengoptimalkan sumber daya unggulan
dalam memaksimalkan pencapaian sasaran kinerja. Dalam konsep
manajemen cara terbaik untuk mencapai tujuan, sasaran, kinerja
adalah dengan strstegi memberdayakan sumberdaya secara efektif
dan efisien .
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
137 
 
k.) Kebijakan,pokok-pokok program dan kegiatan
Kebijakan adalah cara dan tindakan pemerintah untuk mengatasi
masalah pembangunan tertentu atau untuk mencapai tujuan
pembangunan tertentu dengan mengeluarkan keputusan, strategi,
perencanaan maupun implementasinya dilapangan dengan
menggunakan instrument tertentu.
Dari berbagai definisi di atas, beberapa elemen penting dari
kebijakan yaitu:
1. Masalah yang akan diatasi dengan kebijakan
2. Cara untuk mengatasi masalah tersebut
3. Tujuan yang akan dicapai
4. Kepentingan yang diinginkan
5. Aktor yang akan melakukannya
6. Instrumen atau perangkat untuk melaksanakan kebijakan
7. Aturan untuk menggunakan instrumen tersebut
Berdasarkan rencana strategi pemasaran, kemudian disusun
pokok-pokok program dan kegiatan. Pokok-pokok program
merupakan sekumpulan program yang direncanakan dalam jangka
panjang dan jangka pendek, mengantisipasi isu-isu pengembangan
dan perubahan. Pokok-pokok program yang disusun adalah
spesifik untuk setiap organisasi serta strategi pemasaran yang
dipilih, meliputi berbagai aspek seperti pengembangan pelayanan,
pengembangan SDM, pengembangan fasilitas sarana dan
prasarana, networking dengan berbagai instansi/ pihak, dan lain-
lain.
Setiap pokok program kemudian diuraikan dalam kegiatan-
kegiatan yang lebih konkrit, dapat diukur, realistis untuk mencapai
tujuan dan sasaran.
l.) Tahapan pencapaian program
Merupakan pentahapan pencapaian program
1.6. PENYEMPURNAAN RANCANGAN
Menyempurnakan rancangan mengandung arti membuat rancangan
menjadi sempurna, atau membuat menjadi lebih baik dari keadaan
semula. Rancangan Rencana Lima Tahunan yang telah ada
disempurnakan menjadi lebih baik. Acuan penyempurnaan mengacu
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
138 
 
pada rapat, seminar atau masukan para pakar dan ketentuan yang
berlaku.
Ada 2 (dua) aspek /sisi yang akan disempurnakan dari suatu dokumen,
yaitu dari 1) Aspek /sisi teknik penulisan dan 2) aspek/sisi muatan
substansi.
1) Sisi Teknis Penulisan
Dari sisi teknis penulisan disempurnakan agar memenuhi standar
teknis penulisan yang berlaku dan disepakati bersama sbb:
a. Jenis huruf yang digunakan satu jenis, misalnya memakai time
new roman - 12, arial narrow - 12 dan lain-lain sebagainya
b. Jenis dan ukuran kertas , Misalnya A4, berat 70 gram
c. Tatacara pemberian kode / code cloture,misalnya:
Model 1:
I Huruf romawi besar
A Huruf besar
1 Angka arab besar
a Huruf kecil
1) Angka arab kurung
a) Huruf kecil kurung
(1) Huruf kecil kurung
dua
(a) Angka arab kurung
dua
Atau
Model 2
I Judul 1
1.1
1.2
Judul 2 / sub
judul 1
Judul 2 / sub
judul 2
1.1.1 Judul 3 /
sub dari sub
judul 1
1.1.1.1 Judul 4/dst
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
139 
 
d. Cara penulisan kalimat dan teknis pengetikan
1) Jenis huruf times new roman : 12
2) Ketikan perhalaman (tidak bolak balik)
3) Spasi 1,5
4) Margin
a) Atas : 3 cm
b) Bawah : 2 cm
c) Kanan : 2,5 cm
d) Kiri : 4 cm
5) Penomoran halaman kulit : Romawi kecil
6) Penomoran halaman isi : angka arab letaknya diatas
sebelah kanan
7) Gagasan utama pada tiap alinea masuk pada ketukan ke 5
2) Sisi Muatan Substansi
a) Kelengkapan materi
Daftar isi telah sesuai dengan standar dokumen Rencana
Lima Tahunan atau kerangka acuan yang ditetapkan
Muatan materi sudah sesuai dengan daftar isi
Pokok bahasan memerinci sub pokok bahasan dan
seterusnya
b) Relevansi materi
Antara Judul dengan Sub Judul terkait dan atau antara Judul
dengan Uraian terkait
Penulisan data / angka dengan tepat
- Data yang ditulis sesuai dengan data asli
- Angka-angka perhitungan sudah benar
- Menghitung ukuran epidemiologi sperti rate, ratio dan
proporsi sudah benar
- Melakukan analisis st
Gagasan Utama sebaiknya diiringi dengan gagasan penjelas
Kesimpulan memang diambil dari sari materi yang tertera
pada uraian atau berdasarkan suatu perhitungan
c) Penulisan huruf, kata dan kalimat sesuai dengan ejaan dan
kaidah Bahasa Indonesia yang benar
Antara Judul dengan Sub Judul tarkait dan atau antara Judul
dengan Uraian terkait
Penulisan data / angka dengan tepat
- Data yang ditulis sesuai dengan data asli
- Angka-angka perhitungan sudah benar (Menghitung rate,
ratio dan proporsi sudah benar)
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
140 
 
POKOK BAHASAN 2.
PENYIAPAN RANCANGAN TAHUNAN DIWILAYAH KERJANYA
PERENCANAAN TAHUNAN
Perencanaan tahunan adalah proses secara sistemik untuk mengidentifikasi
kegiatan-kegiatan yang tepat diawali penentuan “ Dimana kita saat ini”
untuk menuju “ kemana kita akan pergi “ kemudian penentuan “ bagaimana
kita akan pergi”, serta menentukan kebutuhan sumberdaya dalam rangka
mencapai kenginan yang spesifik pada tahun yang bersangkutan, yang
diakhir tahun yang bersangkutan di akhiri dengan “ bagaimana kita tahu
sampai dimana kita pergi”
Gambar :
Bagaimana kita tahu
Sampai dimana
Kita pergi ?
Dimana
Kita saat ini ?
Bagaimana cara
Kita pergi ?
Kemana
Kita pergi ?
Pada dasarnya penyusunan rencana tahunan mengacu pada Rencana Jangka
Menengah yang disusun 5 (lima) tahunan,yang program –programnya
dijabarkan menjadi kegiatan secara terperinci lengkap dengan kebutuhan
anggarannya.
Kerangka berfikir logis dari rencana tahunan adalah berdasarkan Rencana
Jangka Menengah,yang disusun sebagai konsekuensi dari adanya kebijakan
– kebijakan yang bersifat Global,Nasional dan adanya kebijakan local yang
ditetapkan oleh Provinsi serta adanya masalah-masalah yang ada di wilayah
Kabupaten/kota.
Rencana tahunan disusun berdasarkan “siklus pemecahan masalah” yang
kegiatan intervensinya dapat diselesaikan kurun waktu 1 (satu) tahun atau
mungkin berlanjut pada tahun depannya.
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
141 
 
Dari masing-masing masalah prioritas di cari penyebabnya sampai ke
akarnya dan akar penyebab inilah yang harus di intervensi agar masalah
dapat diatasi,kemudian tentukanlagi masalah yang belum teratasi demikian
seterusnya dan untuk memastikan keberhasilan intervensi dengan
dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala.
Langkah siklus pemecahan masalah :
1. Mengkaji kebijakan-kebijakan yang ada
2. Identifikasi masalah (mengkaji adanya kesenjangan) Pilah terkaitprogram
kesehatan Perlu ada data pendukung.
3. Masalah prioritas,menetapkan beberapa masalah dari yang teridentifikasi
dengan kriteria yangtelahditetapkan
4. Mencari penyebab masalah,untuk mendapatkan akar masalah untuk
dilakukan intervensi perlu ada data pendukung
5. Menetapkan tujuan yang jelas dan terukur agar masalah dapat di
intervensi dengan tepat
6. Menetapkan indikator & target
7. Mngajukan beberapa alternatif pemecahan masalah sebagai rencana
intervensi dengan memperhatikan akarpenyebab masalah.
8. Penetapan intervensi terpilih ,dengan menggunakan kriteria yg
ditetapkan ,didasarkan sumberdaya yang tersedia.
9. Pelaksanaan kegiatan
10. Monitoring & evaluasi sejak langkah awal.
2.1. PENYUSUNAN TOR
Penyusunan Kerangka Acuan (Term Of Reference /TOR)
Term Of Reference yang disusun adalah merupakan kerangka acuan
yang menjadi dasar penyusunan suatu kegiatan . Dalam TOR memuat :
Tujuan, kebijakan, rencana kegiatan dengan pembiayaan.Dilengkapi
dengan surat tugas dan TOR yang telah disusun dan ditandatangani oleh
pejabat yang berwenang
Sistimatika penyusunan Kerangka Acuan atau Term Of Reference (TOR)
untuk setiap kegiatan adalah sbb : :
11) Judul
12) Latar belakang perlunya dilakukan kegiatan tersebut
13) Tujuan kegiatan
14) Kegiatan ,apa yang diharapkan dari kegiatan tersebut
15) Sasaran
16) Metodologi
17) Sumberdaya manusia yang dibutuhkan/terlibat
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
142 
 
18) Waktu dan lokasi pelaksanaan
19) Indikator keberhasilan
20) Biaya yang dibutuhkan
2.2. PENGOLAHAN DATA LANJUT
Mengolah data epidemiologi primer dan secunder untuk penyusunan
rancangan kegiatan epidemiologi dalam bentuk grafik dua variabel atau
lebih.
Kebutuhan data dan informasi:
Untuk menyusun perencanaan mutlak diperlukan data dan informasi yang
akurat dan up to date.Data yang diperlukan a.l adalah :
1. Data dan informasi dari institusi kesehatan dan masyarakat (community
basedseperti :
- Laporan tahunan Dinkes dan RS
- Laporan tahunan fasilitas kes lain dan swasta
- Laporan surveilans Epidemiologi
- Laporan dari pengkajian masyarakat
2. Laporan dari instansi terkait:
- Laporan kematian
- Laporan kesakitan
- Laporan kependudukan
3. Laporan dari masyarakat/LSM
- Laporan danya kasus kesakitan
- Laporan tentang kondisi lingkungan.
Pengolahan data lanjut pada penyiapan rancangan adalah apabila data yang
diolah perlu dilakukan pengolahan data dengan melakukan transformasi
data lebih lanjut dengan menggunakan software analisis data seperti EPI-
INFO, SPSS, D’base dsb.
Transformasi/ Manipulasi data
Yang dimaksud dengan transformasi/ manipulasi data disini adalah
mengubah bentuk dari nilai-nilai variabel awal menjadi bentuk yang baru
sesuai dengan rencana analisis sedangkan nilai variabel aslinya masih ada.
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
143 
 
Pengubahan variable kedalam bentuk yang baru tersebut, sedapat mungkin
menjaga aspek ilmiahnya antara lain dengan menggunakan ukuran “Gold
Standard” (standard emas) yang merupakan hasil kesepakatan para ahli
atau hasil kegiatan ilmiah sebelumnya, misalnya Ukuran “BBLR (Berat Bayi
Lahir Rendah) adalah 2.500 gram (2,5 Kg) . Bilamana nilai Gold Standard
tidak didapatkan maka kita dapat menetapkan nilai standard sendiri dengan
menguraikan justifikasinya.
Dengan adanya bentuk variable yang baru tersebut diharapkan proses
analisis menjadi lebih mudah dalam menghasilkan suatu informasi sesuai
yang di harapkan.
Kegiatan Transformasi data dimaksud akan lebih mudah bila dilakukan
dengan menggunakan komputer dan software analisis data seperti EPI-
INFO, SPSS, D’base dsb.
Beberapa cara yang biasa dilakukan untuk membentuk variable baru antara
lain:
a. Memodifikasi nilai variabel
yaitu upaya mengubah nilai variable lama menjadi nilai baru
dengan cara membuat kode baru atau dengan menggunakan
hitungan matematik (perkalian, pembagian bagi, penambahan atau
pengurangan)
- Merubah kode nilai (Recode)
misal : jenis kelamin dg kode awal “1” = Perempuan, “2” =
laki-laki diubah menjadi variabel sex dengan cara kode
“1” diubah menjadi kode “P” = Perempuan, dan “2” jadi
“L” = laki-laki
- Merubah nilai secara matematik (kali, bagi, tambah, kurang)
misal : variable BB bayi lahir dalam gram (data kontinyu)
diubah menjadi variabel BB-by Kg dengan cara = (BB
bayi lahir/1000)
b. Mengelompokkan nilai variabel
yaitu upaya mengubah nilai variabel lama dengan cara
mengelompokan nilai tertentu dari satu variable menjadi nilai baru
- Mengelompokkan nilai dari satu variabel
misal : variable penghasilan keluarga dg rentang nilai antara 1
juta sampai 6 juta perbulan, diubah menjadi variabel tk
eko kel dengan cara mengelompokkan nilai
penghasilan kedalam nilai baru yaitu penghasilan
antara 1-2 juta= “rendah” 3-4 juta= “sedang” dan 4-
6=”Tinggi”
- Mengelompokkan nilai satu variable secara kondisional
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
144 
 
misal : akan membuat variable baru “usiaristi” bagi ibu hamil
berdasarkan variable umur yaitu ibu dalam kondisi
usia risiko tinggi gangguan kehamilan bila ibu berumur
< 15 th atau > 35 th sedangkan usia 16-34 th dianggap
normal. Yaitu dengan menggunakan perintah If – Then
c. Mengelompokkan nilai beberapa variable menjadi variable baru
Yaitu upaya membuat variable baru yang didasarkan pada nilai dari
beberapa variable lainnya
- Mengelompokkan nilai beberapa variabel (komposit)
misal : variable “Imunby ….” dengan jenis imunisasi BCG,DPT
3x, Pol-4x, Hepatitis B 3x, campak 1 x, diubah menjadi
“stts imun” dg kode “Lengkap” bila bayi telah
mendapatkan imun “DPT3+POLIO3+ H3+campak” dan
kode “TL” bila bayi belum mendapat imunisasi seperti
tersebut.
- Mengelompokkan nilai beberapa variable secara kondisional
misal : akan membuat variable baru tentang tingkat risiko
terhadap penyakit jantung koroner (“Risk PJK”) dari
variable “umur” >25, “Merokok” = berat, “Alkoholik” =
tinggi, “Obes” = berat , “streesor” = tinggi, “Olahraga”
= rendah dsb dengan menggunakan perintah If – Then
d. Mengekstraksi sebagian dari nilai suatu variabel
yaitu upaya mengubah nilai variable lama menjadi nilai baru
dengan cara mengekstraksi sebagian dari nilainya:
- Mengekstraksi nilai
misal : akan membuat variabel “Tgl lahir” yang terdiri dari
tanggal/bulan/tahun menjadi variabel “tahun lhr” saja,
dapat dilakukan dengan meng-ekstraksi nilai tahun dari
nilai variable aslinya.
2.3. ANALISIS DATA LANJUT
Analisis data lanjut merupakan analisis yang bersifat analitik dengan
melihat adanya hubungan antara dua atau lebih variable yang ada, yaitu
antara variable terikat (dependent variable) dengan variable bebas (independent
variable).
Analisis analitik ini menggunakan uji statistik yang sesuai, misalnya :
1) Uji perbedaan antar kelompok yang sesuai :
Chi-square test
Student’s t-test
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
145 
 
Paired t-test
McNemar’s t-test
2) Uji asosiasi sesuai dengan kebutuhan :
Resiko Relatif
Odd Ratio
Regresi dan koefisien korelasi
Pada analisis data yang menggunakan uji statistik sudah tersedia software
khusus untuk analisis data statistik dan epidemiologi seperti Epi Info, SPSS,
Sudaan,Stata,dsb. (lihat modul Epi Info)
Analisis data dapat dilakukan dengan
1. Analisis Bivariate
a. Uji Chi-Kuadrat (Chi-Square).hasil dari uji Chi kwadrat adalah nilai
proporsi dan nilai probabilitas.
Misal : Ada perbedaan proporsi kejadian BBLR antara ibu perokok
dan ibu non perokok.
b. Risiko Relatif (RR) dan Rasio Odds (OR)
Risiko Relatif /RR : membandingkan risiko pada kelompok terpajan
dengan kelompok tidak terpajan,
Misal : Risiko Relative/RR kesembuhan penderita TB Paru pada
penggunaan rejimen A dibandingkan rejimen B adalah sebesar
3,0
Rasio Odds (OR) : membandingkan odds pada pada kelompok
terpajan dengan odds kelompok tidak terpajan.
Misal : Kejadian /kasus malaria antara daerah tempat tinggal berupa
rawa ditunjukkan OR:2,1 kali lebih tinggi dibandingkan
dengan yang bukan rawa.
2. Analisis MultiVariate
Analisis yang melibatkan dua atau lebih variable dependen, Beberapa
analisis multivariate yang sering digunakan dalam bidang kesehatan a.l
sbb:
a. Regresi Ganda
b. Analisis Kovarian (Ancova)
c. Regresi Cox
d. Regresi logistik
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
146 
 
Contoh análisis statistik (Analitik) dapat dilihat pada pokok bahasan 1.2.
Interpretasi Hasil Analisis Data
Melakukan interpretasi terhadap hasil analisis data penelitian adalah
kegiatan akhir dari suatu rangkaian tahapan penelitian yang sangat penting
artinya. Tanpa dilakukan interpretasi terhadap hasil analisis maka tujuan
dari analisis tidak akan tercapai.
Interpretasi hasil penelitian adalah kegiatan untuk menjelaskan hasil
penelitian (hasil uji statistic) dengan mesinkronkan dengan hipotesa
penelitian. Artinya interpretasi data adalah memberi “arti” dari apa yang
telah dilakukan dengan menggunakan metode statistic (diskriptif maupun
inferensial), yaitu mengerti apa yang didapat dari penelitian tersebut dan
yang tidak didapat sekalipun.
2.4. PENYUSUNAN RANCANGAN
Dalam penyusunan rencana tahunan sistimatikan penulisannya adalah sbb:
1. Pendahuluan
2. Analisis Situasi dan identifikasi masalah
3. Prioritas masalah dan penyebab masalah
4. Tujuan,Indikator dan target
5. Program dan kegiatan
6. Penetapan kebutuhan Sumber Daya
7. Penyusunan rencana pelaksanaan
8. Penyusunan Anggaran
9. Monitoring dan evaluasi
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
147 
 
2.5. PENYAJIAN RANCANGAN
Sistimatika penulisan rencana tahunan adalah sbb:
1. Pendahuluan
Disampaikan hal-hal yang menjadi latar belakang penyusunan
rancangan tahunan seperti:
1) Arah pembangunan kesehatan
2) Visi dan Misi pembangunan kesehatan
3) Alasan dan dasar hukum perlunya disusun rancangan tahunan
4) Hasil pelaksanaan kegiatan pembangunan kesehatan tahun-tahun
lalu
5) Sistimatika rancangan
2. Analisis Situasi dan identifikasi masalah
Ditulis situasi dan kondisi saat ini, dan kondisi tahun-tahun
sebelumnya,sehingga dapat diidentifikasi kesenjangan serta
kecenderungannya situasi kesehatan diwilayah tersebut. Dari análisis
data dan informasi beberapa tahun terakhir dapat disajikan situasi
dan kondisi di wilayahnya,seperti hal-hal sbb :
1) Geografi
- Keterjangkauan pelayanan kesehatan
2) Demografi
- Jumlah penduduk menurut sex dan umur
- Kepadatan penduduk
- Jumlah penduduk menurut pendidikan
- Data sosial ekonomi,termasuk jumlah keluarga miskin
3) Status Kesehatan
- Angka kematian Umum,Bayi dan Ibu bersalin
- Angka kematian kasus
Misal: 10 (sepuluh) penyakit penyebab kematian semua
umur di RS
10 (sepuluh) penyakit utama Rawat Inap /jalan di
RS
- Hasil analisis epidemiologi
- Angka kesakitan dari Puskesmas dan RS
- Umur Harapan Hidup
- Gangguan gizi.
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
148 
 
d) Status lingkungan
Lingkungan fisik dan biologis
03. Prioritas masalah dan penyebab masalah
Menentukan prioritas masalah perlu memperhatikan kebijakan
Global,nacional serta hasil análisis situasi dan kondisi terkini.
Menggunakan Tehnik Análisis Masalah (TAM) yang antara lain
dikembangkan oleh PAHO berdasarkan Urgency/ Kegawatannya,
Seriousness/ Keseriusannya dan Growth/ trend/ kecenderungannya
(USG)
Analisis penyebab masalah dapat dilakukan denganmenggunakan
beberapa teknik,antara lain dengan teknik “análisis akat penyebab”
(Root Cause Analysis), selanjutnya akar penyebab ini lah yang akhirnya
di intervensi menjadi kegiatan-kegiatan.
04.Tujuan,Indikator dan target
Tujuan
Untuk menetapkan tujuan perlu dilihat apa masalahnya, rumusan
dari tujuan umum merupakan pernyataan positifdari masalah
tersebut.
Kriteria suatu tujuan adalah:
a. Spesifik,mudah diukur,mudah dicapai,rasional,dalam batasan
waktu (SMART)
b. Terkait dengan masalah
c. Jenis tujuan :Tujuan umum (program),Tujuan khusus (jangka
pendek) dan Tujuan kegiatan. Tujuan ini diperlukan untuk
menghitung pembiayaan.
Menetapkan tujuan dapat melihatpada RCA,yang semula berupa
pernyataan masalah menjadi pernyataan tujuan ,merubah kalimat
negatif menjadi kalimatpositif.
Indikator
Indikator harus spesifik,mudah diukur,mudah dicapai,rasional,dalam
batasan waktu (SMART)
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
149 
 
Target
Merupakan bentuk kuantitatif/ angka nominal atau persen/perseribu
05. Program dan kegiatan
Program mengacu pada Master Plan Pembangunan Kesehatan,dari
masalah –masalah yengteridentifikasi dilakukan intervensi dengan
kegiatan-kegiatan.
06. Penetapan kebutuhan Sumber Daya
Setelah disusun kegiatan dan target,maka ditetapkan kebutuhan
tenaga,perbekalan dan biaya.Sumber daya bisa berasal dari
APBN,APBD,Dekonsentrasi,BLN atau sector lain.
Kebutuhan sumber daya ini meliputi : Tenaga,Fasilitas fisik/infra
struktur,peralatan dan bahan, ATK, Obat dan alat kesehatan,
Transport/perjalanan
07.Penyusunan rencana pelaksanaan
Merupakan rencana pelaksanaan yang dituangkan dalam suatu
matriks yang meliputi masalah, tujuan, kegiatan, waktu, pelaksana,
indikator keberhasilan.
08. Penyusunan Anggaran
Rincian kegiatan merupakan penjabaran kegiatan yang mengandung
pembiayaan.Dalam rincian kegiatan harus dicantumkanelemen biaya
,seperti Volume (orang),hari,frekuensi,dll) dan harga satuan yang
sesuai estándar biaya umum/khusus.
09.Monitoring dan evaluasi
Monitoring
Pada dasarnya monitoringadalah merupakan tahapan akhir untuk
mengetahui “sampai dimana kita pergi”. Monitoring dilakukan oleh
tim perencana untuk dilaporkan pada atasan.
Monitoring dilaksanakan untuk :
- memastikan bahwa kegiatan dilaksanakan sesuai jadwal,
- kegiatan dilaksanakan sesuai dengan stándar/ protap yang ada,
- sumberdaya digunakan sesuai rencana,
- terpenuhinya data dan informasi yang diperlukan,
- Timbulnya masalahdalam pelaksanaan yangperlu ditanggulangi.
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
150 
 
Evaluasi
Evaluasi meliputi konteks,input,proses dan outcome dalam rangka
pencapaian tujuan yang diinginkan. Dapat bersifat internal atau
pelaksana dan eksternal. Evaluasi dilakukan sebelum
implementasi,selama implementasi dan pada akhir kegiatan.
2.6. PENYEMPURNAAN RANCANGAN
Menyempurnakan rancangan mengandung arti membuat rancangan
menjadi sempurna, atau membuat menjadi lebih baik dari keadaan
semula. Rancangan Rencana Lima Tahunan yang telah ada
disempurnakan menjadi lebih baik. Acuan penyempurnaan mengacu
pada rapat, seminar atau masukan para pakar dan ketentuan yang
berlaku.
Ada 2 (dua) aspek /sisi yang akan disempurnakan dari suatu dokumen,
yaitu dari 1) Aspek /sisi teknik penulisan dan 2) aspek/sisi muatan
substansi.
3) Sisi Teknis Penulisan
Dari sisi teknis penulisan disempurnakan agar memenuhi standar
teknis penulisan yang berlaku dan disepakati bersama sbb:
a. Jenis huruf yang digunakan satu jenis, misalnya memakai time
new roman - 12, arial narrow - 12 dan lain-lain sebagainya
b. Jenis dan ukuran kertas , Misalnya A4, berat 70 gram
c. Tatacara pemberian kode / code cloture,misalnya:
Model 1:
I Huruf romawi besar
A Huruf besar
1 Angka arab besar
a Huruf kecil
1) Angka arab kurung
a) Huruf kecil kurung
(1) Huruf kecil kurung
dua
(a) Angka arab kurung
dua
Atau
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
151 
 
Model 2
I Judul 1
1.1
1.2
Judul 2 / sub
judul 1
Judul 2 / sub
judul 2
1.1.1 Judul 3 /
sub dari sub
judul 1
1.1.1.1 Judul 4/dst
d. Cara penulisan kalimat dan teknis pengetikan
8) Jenis huruf times new roman : 12
9) Ketikan perhalaman (tidak bolak balik)
10) Spasi 1,5
11) Margin
e) Atas : 3 cm
f) Bawah : 2 cm
g) Kanan : 2,5 cm
h) Kiri : 4 cm
12) Penomoran halaman kulit : Romawi kecil
13) Penomoran halaman isi : angka arab letaknya diatas
sebelah kanan
14) Gagasan utama pada tiap alinea masuk pada ketukan ke 5
4) Sisi Muatan Substansi
a) Kelengkapan materi
Daftar isi telah sesuai dengan standar dokumen Rencana
Lima Tahunan atau kerangka acuan yang ditetapkan
Muatan materi sudah sesuai dengan daftar isi
Pokok bahasan memerinci sub pokok bahasan dan
seterusnya
b) Relevansi materi
Antara Judul dengan Sub Judul terkait dan atau antara Judul
dengan Uraian terkait
Penulisan data / angka dengan tepat
- Data yang ditulis sesuai dengan data asli
- Angka-angka perhitungan sudah benar
PERSIAPAN EPIDEMIOLOGI
PERSIAPAN EPIDEMIOLOGI
PERSIAPAN EPIDEMIOLOGI
PERSIAPAN EPIDEMIOLOGI
PERSIAPAN EPIDEMIOLOGI
PERSIAPAN EPIDEMIOLOGI
PERSIAPAN EPIDEMIOLOGI
PERSIAPAN EPIDEMIOLOGI
PERSIAPAN EPIDEMIOLOGI
PERSIAPAN EPIDEMIOLOGI
PERSIAPAN EPIDEMIOLOGI
PERSIAPAN EPIDEMIOLOGI
PERSIAPAN EPIDEMIOLOGI
PERSIAPAN EPIDEMIOLOGI
PERSIAPAN EPIDEMIOLOGI
PERSIAPAN EPIDEMIOLOGI
PERSIAPAN EPIDEMIOLOGI
PERSIAPAN EPIDEMIOLOGI
PERSIAPAN EPIDEMIOLOGI
PERSIAPAN EPIDEMIOLOGI
PERSIAPAN EPIDEMIOLOGI
PERSIAPAN EPIDEMIOLOGI
PERSIAPAN EPIDEMIOLOGI
PERSIAPAN EPIDEMIOLOGI
PERSIAPAN EPIDEMIOLOGI
PERSIAPAN EPIDEMIOLOGI
PERSIAPAN EPIDEMIOLOGI
PERSIAPAN EPIDEMIOLOGI
PERSIAPAN EPIDEMIOLOGI
PERSIAPAN EPIDEMIOLOGI
PERSIAPAN EPIDEMIOLOGI
PERSIAPAN EPIDEMIOLOGI
PERSIAPAN EPIDEMIOLOGI
PERSIAPAN EPIDEMIOLOGI
PERSIAPAN EPIDEMIOLOGI
PERSIAPAN EPIDEMIOLOGI

More Related Content

What's hot

Kepmenkes no 293 tahun 2009 tentang Eliminasi Malaria
Kepmenkes  no 293 tahun 2009 tentang Eliminasi MalariaKepmenkes  no 293 tahun 2009 tentang Eliminasi Malaria
Kepmenkes no 293 tahun 2009 tentang Eliminasi Malariahersu12345
 
Langkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabahLangkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabahrickygunawan84
 
Bahan ajar penyakit potensial wabah penyelidikan epidemiologi
Bahan ajar penyakit  potensial wabah  penyelidikan epidemiologiBahan ajar penyakit  potensial wabah  penyelidikan epidemiologi
Bahan ajar penyakit potensial wabah penyelidikan epidemiologiHMRojali
 
Review kebijakan program pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia
Review kebijakan program  pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia Review kebijakan program  pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia
Review kebijakan program pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia rickygunawan84
 
Modul pelaksanaan penyelidikan klb
Modul pelaksanaan penyelidikan klbModul pelaksanaan penyelidikan klb
Modul pelaksanaan penyelidikan klbWiandhariEsaBBPKCilo
 
Diseminasi data surveilans epiemiologi
Diseminasi data surveilans epiemiologiDiseminasi data surveilans epiemiologi
Diseminasi data surveilans epiemiologiAfina Permatasari
 
Modul mpi 5 pemberdayaan masyarakat_29 okt 2020 fina_lok
Modul  mpi 5 pemberdayaan masyarakat_29 okt 2020 fina_lokModul  mpi 5 pemberdayaan masyarakat_29 okt 2020 fina_lok
Modul mpi 5 pemberdayaan masyarakat_29 okt 2020 fina_lokBidangTFBBPKCiloto
 
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022novitawanget
 
Pmk no.39 ttg pedoman ukm
Pmk no.39 ttg pedoman ukmPmk no.39 ttg pedoman ukm
Pmk no.39 ttg pedoman ukmhusnulchotimah6
 
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020Ditjen P2P Kemenkes
 
Pengembangan Surveilans Penyakit Berbasis Masyarakat
Pengembangan Surveilans Penyakit Berbasis MasyarakatPengembangan Surveilans Penyakit Berbasis Masyarakat
Pengembangan Surveilans Penyakit Berbasis Masyarakatpjj_kemenkes
 
Indikator program malaria
Indikator program malariaIndikator program malaria
Indikator program malariaJoni Iswanto
 
Pengembangan Surveilans Penyakit Berbasis Masyarakat
Pengembangan Surveilans Penyakit Berbasis MasyarakatPengembangan Surveilans Penyakit Berbasis Masyarakat
Pengembangan Surveilans Penyakit Berbasis Masyarakatpjj_kemenkes
 
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di PuskesmasManajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di PuskesmasI Putu Cahya Legawa
 
Surveilans pws penyakit potensial wabah
Surveilans pws penyakit potensial wabahSurveilans pws penyakit potensial wabah
Surveilans pws penyakit potensial wabahHMRojali
 

What's hot (20)

Kepmenkes no 293 tahun 2009 tentang Eliminasi Malaria
Kepmenkes  no 293 tahun 2009 tentang Eliminasi MalariaKepmenkes  no 293 tahun 2009 tentang Eliminasi Malaria
Kepmenkes no 293 tahun 2009 tentang Eliminasi Malaria
 
Langkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabahLangkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabah
 
RUK-RPK
RUK-RPK RUK-RPK
RUK-RPK
 
Bahan ajar penyakit potensial wabah penyelidikan epidemiologi
Bahan ajar penyakit  potensial wabah  penyelidikan epidemiologiBahan ajar penyakit  potensial wabah  penyelidikan epidemiologi
Bahan ajar penyakit potensial wabah penyelidikan epidemiologi
 
Modul inti 2
Modul inti 2Modul inti 2
Modul inti 2
 
Review kebijakan program pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia
Review kebijakan program  pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia Review kebijakan program  pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia
Review kebijakan program pencegahan dan pengendalian kusta dan frambusia
 
Modul pelaksanaan penyelidikan klb
Modul pelaksanaan penyelidikan klbModul pelaksanaan penyelidikan klb
Modul pelaksanaan penyelidikan klb
 
Diseminasi data surveilans epiemiologi
Diseminasi data surveilans epiemiologiDiseminasi data surveilans epiemiologi
Diseminasi data surveilans epiemiologi
 
Modul mpi 5 pemberdayaan masyarakat_29 okt 2020 fina_lok
Modul  mpi 5 pemberdayaan masyarakat_29 okt 2020 fina_lokModul  mpi 5 pemberdayaan masyarakat_29 okt 2020 fina_lok
Modul mpi 5 pemberdayaan masyarakat_29 okt 2020 fina_lok
 
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022
 
Bab 5 mutu
Bab 5 mutuBab 5 mutu
Bab 5 mutu
 
Pmk no.39 ttg pedoman ukm
Pmk no.39 ttg pedoman ukmPmk no.39 ttg pedoman ukm
Pmk no.39 ttg pedoman ukm
 
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020
 
Pengembangan Surveilans Penyakit Berbasis Masyarakat
Pengembangan Surveilans Penyakit Berbasis MasyarakatPengembangan Surveilans Penyakit Berbasis Masyarakat
Pengembangan Surveilans Penyakit Berbasis Masyarakat
 
Indikator program malaria
Indikator program malariaIndikator program malaria
Indikator program malaria
 
Pengembangan Surveilans Penyakit Berbasis Masyarakat
Pengembangan Surveilans Penyakit Berbasis MasyarakatPengembangan Surveilans Penyakit Berbasis Masyarakat
Pengembangan Surveilans Penyakit Berbasis Masyarakat
 
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di PuskesmasManajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
 
Surveilans pws penyakit potensial wabah
Surveilans pws penyakit potensial wabahSurveilans pws penyakit potensial wabah
Surveilans pws penyakit potensial wabah
 
Mi.8 epid ahli
Mi.8 epid ahliMi.8 epid ahli
Mi.8 epid ahli
 
Dasar surveilans
Dasar surveilansDasar surveilans
Dasar surveilans
 

Similar to PERSIAPAN EPIDEMIOLOGI

Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)
Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)
Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)Asep Iryanto
 
Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)
Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)
Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)Asep Iryanto
 
Tutorial 4: Tahapan dan Proses Perencanaan Pendidikan
Tutorial 4:  Tahapan dan Proses Perencanaan PendidikanTutorial 4:  Tahapan dan Proses Perencanaan Pendidikan
Tutorial 4: Tahapan dan Proses Perencanaan Pendidikantitaros
 
Persiapan pelaks keg epid pengkt i -2020-ciloto
Persiapan pelaks keg epid pengkt i -2020-cilotoPersiapan pelaks keg epid pengkt i -2020-ciloto
Persiapan pelaks keg epid pengkt i -2020-cilotoBidangTFBBPKCiloto
 
Perencanaan administrasi pendidikan
Perencanaan administrasi pendidikanPerencanaan administrasi pendidikan
Perencanaan administrasi pendidikanNur Hitmah
 
Makalah evaluasi hasil belajar (evaluasi program) amir
Makalah evaluasi hasil belajar (evaluasi program) amirMakalah evaluasi hasil belajar (evaluasi program) amir
Makalah evaluasi hasil belajar (evaluasi program) amirAmir Net
 
7 Rencana dan Perencanaan.pdf
7 Rencana dan Perencanaan.pdf7 Rencana dan Perencanaan.pdf
7 Rencana dan Perencanaan.pdfChintiaMeiresa
 
Ppt perencanaan administrasi pendidikan
Ppt perencanaan administrasi pendidikanPpt perencanaan administrasi pendidikan
Ppt perencanaan administrasi pendidikanEko Nur Wibowo
 
Perencanaan administrasi pendidikan
Perencanaan administrasi pendidikanPerencanaan administrasi pendidikan
Perencanaan administrasi pendidikanEko Nur Wibowo
 
Dasar management dan bisnis Perencanaan (planning)
Dasar management dan bisnis Perencanaan (planning) Dasar management dan bisnis Perencanaan (planning)
Dasar management dan bisnis Perencanaan (planning) Bambang Hermawan
 
administrasi pendidikan
administrasi pendidikanadministrasi pendidikan
administrasi pendidikanSarah Senjang
 
Pedoman penyusunan renstra bidang pendidikan tinggi
Pedoman penyusunan renstra bidang pendidikan tinggiPedoman penyusunan renstra bidang pendidikan tinggi
Pedoman penyusunan renstra bidang pendidikan tinggiaghaku
 
Perencanaan - BAB 5
Perencanaan - BAB 5Perencanaan - BAB 5
Perencanaan - BAB 5Sably Az
 
PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK
PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEKPERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK
PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEKAsadCungkring97
 
Aminullah Assagaf_MP1_Manajemen Proyek_8 Maret 2023.pptx
Aminullah Assagaf_MP1_Manajemen Proyek_8 Maret 2023.pptxAminullah Assagaf_MP1_Manajemen Proyek_8 Maret 2023.pptx
Aminullah Assagaf_MP1_Manajemen Proyek_8 Maret 2023.pptxAminullah Assagaf
 

Similar to PERSIAPAN EPIDEMIOLOGI (20)

Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)
Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)
Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)
 
Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)
Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)
Kuliah ke 5 (konsep dan teori sistem perencanaan pendidikan)
 
Tutorial 4: Tahapan dan Proses Perencanaan Pendidikan
Tutorial 4:  Tahapan dan Proses Perencanaan PendidikanTutorial 4:  Tahapan dan Proses Perencanaan Pendidikan
Tutorial 4: Tahapan dan Proses Perencanaan Pendidikan
 
Persiapan pelaks keg epid pengkt i -2020-ciloto
Persiapan pelaks keg epid pengkt i -2020-cilotoPersiapan pelaks keg epid pengkt i -2020-ciloto
Persiapan pelaks keg epid pengkt i -2020-ciloto
 
Perencanaan administrasi pendidikan
Perencanaan administrasi pendidikanPerencanaan administrasi pendidikan
Perencanaan administrasi pendidikan
 
Makalah evaluasi hasil belajar (evaluasi program) amir
Makalah evaluasi hasil belajar (evaluasi program) amirMakalah evaluasi hasil belajar (evaluasi program) amir
Makalah evaluasi hasil belajar (evaluasi program) amir
 
7 Rencana dan Perencanaan.pdf
7 Rencana dan Perencanaan.pdf7 Rencana dan Perencanaan.pdf
7 Rencana dan Perencanaan.pdf
 
Dasar perencanaan
Dasar perencanaanDasar perencanaan
Dasar perencanaan
 
Ppt perencanaan administrasi pendidikan
Ppt perencanaan administrasi pendidikanPpt perencanaan administrasi pendidikan
Ppt perencanaan administrasi pendidikan
 
Perencanaan administrasi pendidikan
Perencanaan administrasi pendidikanPerencanaan administrasi pendidikan
Perencanaan administrasi pendidikan
 
Dasar management dan bisnis Perencanaan (planning)
Dasar management dan bisnis Perencanaan (planning) Dasar management dan bisnis Perencanaan (planning)
Dasar management dan bisnis Perencanaan (planning)
 
administrasi pendidikan
administrasi pendidikanadministrasi pendidikan
administrasi pendidikan
 
5 perencanaan
5 perencanaan5 perencanaan
5 perencanaan
 
Pedoman penyusunan renstra bidang pendidikan tinggi
Pedoman penyusunan renstra bidang pendidikan tinggiPedoman penyusunan renstra bidang pendidikan tinggi
Pedoman penyusunan renstra bidang pendidikan tinggi
 
Ddp 2
Ddp 2Ddp 2
Ddp 2
 
Perencanaan - BAB 5
Perencanaan - BAB 5Perencanaan - BAB 5
Perencanaan - BAB 5
 
Pertemuan 4
Pertemuan 4Pertemuan 4
Pertemuan 4
 
Sesi 1.pptx
Sesi 1.pptxSesi 1.pptx
Sesi 1.pptx
 
PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK
PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEKPERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK
PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK
 
Aminullah Assagaf_MP1_Manajemen Proyek_8 Maret 2023.pptx
Aminullah Assagaf_MP1_Manajemen Proyek_8 Maret 2023.pptxAminullah Assagaf_MP1_Manajemen Proyek_8 Maret 2023.pptx
Aminullah Assagaf_MP1_Manajemen Proyek_8 Maret 2023.pptx
 

More from BidangTFBBPKCiloto

Etika Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
Etika Tim Penilai Jabatan Fungsional KesehatanEtika Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
Etika Tim Penilai Jabatan Fungsional KesehatanBidangTFBBPKCiloto
 
Pengorganisasian Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
Pengorganisasian Tim Penilai Jabatan Fungsional KesehatanPengorganisasian Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
Pengorganisasian Tim Penilai Jabatan Fungsional KesehatanBidangTFBBPKCiloto
 
Kebijakan Jabatan Fungsional Kesehatan
Kebijakan Jabatan Fungsional KesehatanKebijakan Jabatan Fungsional Kesehatan
Kebijakan Jabatan Fungsional KesehatanBidangTFBBPKCiloto
 
Bahan kabid kebijakan pengembangan jfk
Bahan kabid kebijakan pengembangan jfkBahan kabid kebijakan pengembangan jfk
Bahan kabid kebijakan pengembangan jfkBidangTFBBPKCiloto
 
Evaluasi ns 15 dan persiapan ns 16
Evaluasi ns 15 dan persiapan ns 16Evaluasi ns 15 dan persiapan ns 16
Evaluasi ns 15 dan persiapan ns 16BidangTFBBPKCiloto
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521BidangTFBBPKCiloto
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521BidangTFBBPKCiloto
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521BidangTFBBPKCiloto
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521BidangTFBBPKCiloto
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521BidangTFBBPKCiloto
 
Tips dalam memfasilitasi memberdayakan (1) (1)
Tips dalam memfasilitasi memberdayakan (1) (1)Tips dalam memfasilitasi memberdayakan (1) (1)
Tips dalam memfasilitasi memberdayakan (1) (1)BidangTFBBPKCiloto
 
Materi pembekalan ns team 2021 manajemen pkk
Materi pembekalan ns team 2021 manajemen pkkMateri pembekalan ns team 2021 manajemen pkk
Materi pembekalan ns team 2021 manajemen pkkBidangTFBBPKCiloto
 
Perencanaan penanganan korban bencana
Perencanaan penanganan korban bencanaPerencanaan penanganan korban bencana
Perencanaan penanganan korban bencanaBidangTFBBPKCiloto
 
Penatalaksanaan pasien trauma ns
Penatalaksanaan pasien trauma nsPenatalaksanaan pasien trauma ns
Penatalaksanaan pasien trauma nsBidangTFBBPKCiloto
 

More from BidangTFBBPKCiloto (20)

Etika Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
Etika Tim Penilai Jabatan Fungsional KesehatanEtika Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
Etika Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
 
Pengorganisasian Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
Pengorganisasian Tim Penilai Jabatan Fungsional KesehatanPengorganisasian Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
Pengorganisasian Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
 
Kebijakan Jabatan Fungsional Kesehatan
Kebijakan Jabatan Fungsional KesehatanKebijakan Jabatan Fungsional Kesehatan
Kebijakan Jabatan Fungsional Kesehatan
 
Bahan kabid kebijakan pengembangan jfk
Bahan kabid kebijakan pengembangan jfkBahan kabid kebijakan pengembangan jfk
Bahan kabid kebijakan pengembangan jfk
 
Evaluasi ns 15 dan persiapan ns 16
Evaluasi ns 15 dan persiapan ns 16Evaluasi ns 15 dan persiapan ns 16
Evaluasi ns 15 dan persiapan ns 16
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
 
4. langkah pendampingan ns
4. langkah pendampingan ns4. langkah pendampingan ns
4. langkah pendampingan ns
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
 
Pelayanan kefarmasian di pkm
Pelayanan kefarmasian di pkmPelayanan kefarmasian di pkm
Pelayanan kefarmasian di pkm
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
 
Tips dalam memfasilitasi memberdayakan (1) (1)
Tips dalam memfasilitasi memberdayakan (1) (1)Tips dalam memfasilitasi memberdayakan (1) (1)
Tips dalam memfasilitasi memberdayakan (1) (1)
 
Peran fasilitator (1)
Peran fasilitator (1)Peran fasilitator (1)
Peran fasilitator (1)
 
Konsep dasar stbm
Konsep dasar stbmKonsep dasar stbm
Konsep dasar stbm
 
Materi pembekalan ns team 2021 manajemen pkk
Materi pembekalan ns team 2021 manajemen pkkMateri pembekalan ns team 2021 manajemen pkk
Materi pembekalan ns team 2021 manajemen pkk
 
Perencanaan penanganan korban bencana
Perencanaan penanganan korban bencanaPerencanaan penanganan korban bencana
Perencanaan penanganan korban bencana
 
Triase ns
Triase nsTriase ns
Triase ns
 
Transportasi pasien ns
Transportasi pasien nsTransportasi pasien ns
Transportasi pasien ns
 
Penatalaksanaan pasien trauma ns
Penatalaksanaan pasien trauma nsPenatalaksanaan pasien trauma ns
Penatalaksanaan pasien trauma ns
 

Recently uploaded

Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompokelmalinda2
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehBISMIAULIA
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 

Recently uploaded (9)

Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 

PERSIAPAN EPIDEMIOLOGI

  • 1. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 95    MATERI INTI. 1 PERSIAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN EPIDEMIOLOGI I. DESKRIPSI SINGKAT Modul Persiapan pelaksanaan kegiatan epidemiologi ini adalah merupakan modul inti yang harus di pelajari oleh peserta pelatihan jabatan fungsional Epidemiologi Ahli dalam rangka persiapan pelaksanaan kegiatan epidemiologi. Modul ini mencakup pemahaman dan peningkatan ketrampilan dalam menyusun rancangan /rencana 5 (lima) tahunan, penyiapan rancangan tahunan,menyusun rencana 3 (tiga) bulanan, menyusun rencana bulanan,menyusun rencana operasional. Selanjutnya mempelajari menyiapkan penyusunan petunjuk pelaksanaan (juklak)/petunjuk teknis (juknis), menyusun peraturan, menyusun standar, menyusun pedoman,melaksanakan studi kelayakan. II. TUJUAN PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan persiapan pelaksanaan kegiatan Epidemiologi B. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: 1. Menyusun rencana 5 (lima) tahunan diwilayah kerjanya 2. Menyiapkan rancangan tahunan diwilayah kerjanya 3. Menyusun rencana 3 (tiga) bulanan di wilayah kerjanya. 4. Menyusun rencana bulanan di wilayah kerjanya 5. Menyusun rencana operasional di wilayah kerjanya 6. Menyiapkan penyusunan petunjuk pelaksanaan /petunjuk teknis 7. Menyusun peraturan 8. Menyusun standar 9. Menyusun pedoman 10. Melaksanakan studi kelayakan
  • 2. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 96    III. POKOK BAHASAN Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan sub pokok bahasan sebagai berikut: Pokok Bahasan 1. Penyusunan rencana 5 (lima) tahunan diwilayah kerjanya. Sub Pokok Bahasan: a. Penyusunan TOR b. Pengolahan data lanjut c. Analisis data lanjut d. Penyusunan rancangan e. Penyajian rancangan f. Penyempurnaan rancangan Pokok Bahasan 2. Penyiapan rancangan tahunan diwilayah kerjanya. Sub Pokok Bahasan: a. Penyusunan TOR b. Pengolahan data lanjut c. Analisis data lanjut d. Penyusunan rancangan e. Penyajian rancangan f. Penyempurnaan rancangan Pokok Bahasan 3. Penyusunan rencana 3 (tiga) bulanan di wilayah kerjanya. Pokok Bahasan 4. Penyusunan rencana bulanan di wilayah kerjanya. Pokok Bahasan 5. Penyusunan rencana operasional di wilayah kerjanya. Pokok Bahasan 6. Penyiapan penyusunan petunjuk pelaksanan /petunjuk teknis. Sub Pokok Bahasan: a. Penyajian rancangan b. Penyempurnaan rancangan
  • 3. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 97    Pokok Bahasan 7. Penyusunan peraturan. Sub Pokok Bahasan: a. Penyusunan rancangan b. Penyajian rancangan c. Penyempurnaan rancangan Pokok Bahasan 8. Penyusunan standar. Sub Pokok Bahasan: a. Penyajian rancangan b. Penyempurnaan rancangan Pokok Bahasan 9. Penyusunan pedoman. Sub Pokok Bahasan: a. Penyusunan rancangan b. Penyajian rancangan c. Penyempurnaan rancangan Pokok Bahasan 10. Pelaksanaan studi kelayakan. Sub Pokok Bahasan: a. Penyusunan TOR . b. Penyusunan desain studi c. Uji coba desain studi d. Penyempurnaa desain studi e. Penyusunan laporan IV. METODE • CTJ • Curah pendapat • Latihan V. MEDIA DAN ALAT BANTU • Laptop • LCD • Flipchart • White board • Spidol
  • 4. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 98    • Instrumen penugasan • Panduan Latihan VI. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Berikut disampaikan langkah-langkah kegiatan dalam proses pembelajaran materi ini. Langkah 1. Pengkondisian Langkah pembelajaran: 1) Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum pernah menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja, materi yang akan disampaikan. 2) Sampaikan tujuan pembelajaran materi ini dan pokok bahasan yang akan disampaikan, sebaiknya dengan menggunakan bahan tayang. Langkah 2. Penyampaian Materi Langkah pembelajaran: 1) Fasilitator menyampaikan paparan seluruh materi sesuai urutan pokok bahasan dan sub pokok bahasan dengan menggunakan bahan tayang. Fasilitator menyampaikan materi dengan metode ceramah tanya jawab, kemudian curah pendapat. 2) Dilanjutkan dengan penugasan, latihan. Langkah 3. Rangkuman dan Kesimpulan Langkah pembelajaran: 1) Fasilitator melakukan evaluasi untuk mengetahui penyerapan peserta terhadap materi yang disampaikan dan pencapaian tujuan pembelajaran. 2) Fasilitator merangkum poin-poin penting dari materi yang disampaikan. 3) Fasilitator membuat kesimpulan.
  • 5. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 99    VII.URAIAN MATERI PENDAHULUAN Manajemen merupakan suatu proses yang khas, yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan pelaksanaan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya (G.R Terry) Perencanaan Salah satu rumusan tentang perencanaan adalah suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-baiknya (maximum output) dengan sumber- sumber yang ada supaya efisien dan efektif (Bintoro Tjokroamidjojo) Perencanaan adalah suatu alat atau cara untuk mencapai suatu tujuan. Sedang maksud atau tujuan membuat perencanaan itu sendiri mempunyai alasan-alasan tertentu: a. Dengan adanya perencanaan diharapkan tercapainya suatu pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan- kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan pembangunan. b. Dengan perencanaan maka dilakukan suatu perkiraan (forecasting) terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui. Perkiraan dilakukan mengenai potensi – potensi dan prospek-prospek perkembangan tetapi juga mengenai hambatan-hambatan dan risiko- risiko yang mungkin dihadapi. Perencanaan mengusahakan supaya ketidakpastian dapat dibatasi sedikit mungkin. c. Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara yang terbaik kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik. d. Dengan perencanaan dilakukan penyusun skala prioritas. Memilih urutan-urutan dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan usahanya. e. Dengan adanya rencana maka akan ada suatu alat pengukur atau standar untuk mengadakan pengawasan pengendalian / evaluasi. Jenis perencanaan Perencanaan terdapat berbagai macam, yang dapat ditinjau dari beberapa segi : a. Menurut jangka waktu 1) Rencana jangka panjang Suatu rencana yang berlaku cukup panjang antara 20 sampai 25 tahun. Sebagai contoh : rencana pokok program pembangunan
  • 6. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 100    jangka panjang bidang kesehatan (RP3JPK) yang berjangka waktu dari tahun 1983/1984 – 1998/1999 2) Rencana jangka menengah Seperti PROPERNAS, suatu program/rencana lima tahunan, yang dijabarkan oleh setiap unit berupa RENSTRA (Rencana Strategis) 3) Rencana jangka pendek Dapat berupa rencana tahunan, dan sebagainya. b. Menurut levelnya (tingkatannya) 1) Master planning Suatu rencana yang mengandung tujuan dan kebijaksanaan yang bersifat luas, yang dipakai sebagai pedoman untuk menyusun rencana lainnya yang lebih bersifat spesifik dan mendetail (detailed planning) 2) Operational planning Suatu rencana yang lebih mengutamakan pedoman atau tata kerja untuk melaksanakan program 3) Day to day planning Suatu perencanaan dari hari ke hari yang dilakukan untuk melaksanakan program yang telah rutin sifatnya. c. Dari segi ruang lingkupnya atau luasnya perencanaan 1) Strategic planning Suatu jenis perencanaan yang dipakai sebagai pedoman pokok, berisikan tujuan utama yang ingin dicapai, dan jangka waktu panjang. Perencanaan ini mengutamakan hasil dan cara pencapaian dan biasanya sukar diubah atau disesuaikan. 2) Tactical planning Suatu perencanaan yang lebih singkat masa berlakunya, mudah menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi, asal tujuan dapat dicapai. Perencanaan jenis ini lebih mengutamakan cara pencapaian hasil. 3) Comprehensive planning Adalah perencanaan yang bersifat menyeluruh. Umumnya bersifat amat lengkap dan terperinci dengan memasukkan pelbagai factor yang diperkirakan ada hubungannya dengan rencana yang telah disusun. 4) Integrated planning Adalah perencanaan yang selain menyeluruh juga saling kait mengkait membentuk satu kesatuan dengan pelbagai factor yang mempunyai tujuan sama.
  • 7. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 101    d. Perencanaan menurut sifat dan materinya Perencanaan dapat berupa : 1) Perencanaan kebijaksanaan (Polecy planning) 2) Perencanaan program (Program planning) 3) Perencanaan pelaksanaan (Operational planning) diuraikan bahwa perencanaan menurut jenisnya terdiri atas: 1) Perencanaan politis atau normatif; 2) Perencanaan pengembangan strategis; dan 3) Perencanaan operasional, tindakan atau taktis. Tujuan dari perencanaan politis adalah untuk menetapkan arah umum, objektif umum dan pernyataan misi; rencana ini dilaksanakan selama 5 tahun atau lebih dan dibuat oleh kementerian di tingkat pusat. Tujuan dari perencanan strategis adalah untuk menentukan orientasi dalam mengikuti prioritas yang berkaitan dengan kemungkinan yang terjadi serta sumber daya; rencana ini dilaksanakan dalam 2-5 tahun, dan dibuat di tingkat pusat, propinsi dan kabupaten. Tujuan dari perencanaan operasional adalah untuk mendistribusikan sumber daya dan kegiatan-kegiatan supaya mencapai objektif yang ditentukan dengan menyatakan tanggung jawab dari masing-masing pelaksana dan menentukan jadwal waktu; rencana ini dilaksanakan dalam 6 bulan sampai 1 tahun., dan dibuat di tingkat kabupaten (Berg, 2001). Di tingkat kabupaten, ada Perencanaan Strategis dalam rangka Desentralisasi yaitu Perencanan Kesehatan Jangka Panjang Kabupaten, dan Perencanaan Operasional yaitu Perencanaan Tahunan Kab. (Koot, 2001). Bukti dalam perencanaan digunakan untuk : 1) Memilih masalah yang akan diatasi; 2) memilih intervensi untuk mengatasi masalah yang bersangkutan, dengan membahas efikasi, efisiensi, dapat diterima dan sanggup dibiayai; 3) merupakan dasar untuk melakukan pemantauan dan penilaian pada masa mendatang. Persiapan pemantauan dan penilaian dilakukan dalam proses perencanaan, di mana ditetapkan tujuan umum, tujuan khusus dan hasil-hasil yang diharapkan; indikator-indikator ditentukan untuk memantau dan menilai apakah hasil yang diharapkan tercapai. Asumsi-asumsi tertentu diciptakan dalam fase persiapan ini.
  • 8. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 102    Kegiatan perencanaan secara umum meliputi proses kegiatan yang sistematis yang terdiri dari : 1. Analisis Situasi a. Pengumpulan data b. Pengolahan data c. Analisis data d. Penyajian data 2. Identifikasi dan penetapan masalah prioritas. a. Identifikasi Masalah b. Menetapkan masalah yang prioritas 3. Penetapan Tujuan untuk mengatasi masalah. 4. Menetapkan Alternatif Pemecahan Masalah. 5. Menyusun Rencana Kegiatan ( POA ) a. Pengembangan wilayah / unit pelaksana b. Peningkatan Cakupan c. Peningkatan Kualitas d. Penetapan Sasaran e. Penetapan Target f. Penyusunan Anggaran Proses perencanaan disusun berdasarkan Siklus Pemecahan Masalah” (Problem Solving Cycle) seperti pada gambar sbb : Monitoring dan Evaluasi 10 Analisis Situasi Intervensi 1 2 3 4 5 7 9 Kebija kan Identifi kasi masala h Masa lah Priori tas Penye bab Tujua n Alterna tif Pemeca han Kegiata n Pelaksa naan 6 8 Pilah Terkait Program Kesehatan Indik ator & Target Pemeca han Terpili h Data Krite ria Data Kriteri a Sumber : Pedoman Penyusunan RTPK- PHP II - Depkes RI,2006.
  • 9. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 103    Untuk menyusun suatu rencana mutlak diperlukan data dan informasi yang akurat dan up to date. POKOK BAHASAN 1. PENYUSUNAN RENCANA 5 (LIMA) TAHUNAN DI WILAYAH KERJANYA Rencana lima tahunan adalah merupakan rencana jangka menengah , yang dijabarkan oleh setiap unit berupa RENSTRA (Rencana Strategis). Berbeda dengan perencanaan pada umumnya, dalam menyusun perencanaan yang biasanya kita buat sebagai titik tolaknya adalah keadaan masa lalu yang digunakan untuk memprediksi keadaan masa datang. Sementara dalam menyusun rencana strategis arah tujuan organisasi kita tetapkan terlebih dulu dalam bentuk VISI dan MISI, baru setelah itu dikembangkan strategi dan kebijakan apa yang akan digunakan untuk mencapai VISI dan MISI organisasi tersebut. Dengan demikian ciri-ciri Perencanaan Strategis, dapat dikemukakan sbb: a. Sistemnya merupakan suatu proses yang berkesinambungan. b. Prosesnya berlangsung dengan keputusan-keputusan yang telah matang. c. Organisasinya terstruktur, sehingga memungkinkan manajemen melaksanakan keputusan organisasi dan sistemnya harus mampu menyediakan/memungkinkan umpan balik secara sistematis. d. Memuat strategi dalam rangka keunggulan bersaing. 1.1. PENYUSUNAN TOR Penyusunan Kerangka Acuan (Term Of Reference /TOR) Term Of Reference yang disusun adalah merupakan kerangka acuan yang menjadi dasar penyusunan suatu kegiatan . Dalam TOR memuat : Tujuan, kebijakan, rencana kegiatan dengan pembiayaan.Dilengkapi dengan surat tugas dan TOR yang telah disusun dan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang Sistimatika penyusunan Kerangka Acuan atau Term Of Reference (TOR) untuk setiap kegiatan adalah sbb : : 1) Judul 2) Latar belakang perlunya dilakukan kegiatan tersebut 3) Tujuan kegiatan 4) Kegiatan ,apa yang diharapkan dari kegiatan tersebut 5) Sasaran 6) Metodologi
  • 10. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 104    7) Sumberdaya manusia yang dibutuhkan/terlibat 8) Waktu dan lokasi pelaksanaan 9) Indikator keberhasilan 10) Biaya yang dibutuhkan 1.2 PENGOLAHAN DATA LANJUT Sebelum melakukan pengolahan data, diperlukan pemahaman secara komprehensip tentang manajemen data /pengelolaan data Banyak pemahaman terhadap kegiatan manajemen data, namun pengertian secara lengkap dapat dirumuskan sebagai “ Rangkaian kegiatan pengelolaan data mulai dari kegiatan pencatatan, pengumpulan, pengolahan, analisis data hingga menjadi suatu informasi . Jadi manajemen data yang sebenarnya bukanlah sekedar pengolahan data semata, namun mencakup berbagai kegiatan lainya yang terkait dalam peningkatan kualitas data. Dalam hal ini setiap tahapan kegiatan memiliki keterkaitan yang sangat erat dan masing-masing mempunyai andil yang cukup penting dalam menghasilkan satu informasi yang berkualitas. Tahapan kegiatan manajemen data dapat dilihat dalam gambar 1. Flow chart berikut Gambar 1 Tahapan kegiatan manajemen data P U L-TA K E S . LA H -TA V IS -TA S IS -TA IN FO K E S P R E TA (JA D I B U K TI) D E S C IC IO N A C TIO N -P erencanaan -C orective action -E valuasi/m onitoring -K ew aspadaan dini Tahapan kegiatan manajemen data P U L-TA K E S . LA H -TA V IS -TA S IS -TA IN FO K E S P R E TA (JA D I B U K TI) D E S C IC IO N A C TIO N -P erencanaan -C orective action -E valuasi/m onitoring -K ew aspadaan dini  
  • 11. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 105    1) PENGUMPULAN DATA (PUL-TA) Tahapan pengumpulan data ini merupakan tahap paling menentukan terhadap arah dari manajemen data selanjutnya, sehingga dalam proses pengumpulanya diharapkan dapat menghasilkan data yang berkualitas yaitu data yang dikumpulkan harus relevan,valid,reliabel, lengkap dan tepat waktu. Relevan maksudnya adalah sesuai dengan tujuan dari pengumpulan data, valid (sahih) adalah terbebas dari beberapa kesalahan secara sistematis baik internal maupun eksternal, sedangkan reliabilitas lebih kearah konsistensi dari hasil suatu alat menurut waktu dan orang Secara umum data kesehatan yang dikumpulkan dapat dikelompokan kedalam dua sumber utama yaitu bersumber pada masyarakat (Community base) dan bersumber pada fasilitas kesehatan (facility base). Untuk yang berbasis pada masyarakat biasanya diperoleh melalui berbagai kegiatan riset yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan, sedangkan yang berasal dari fasilitas kesehatan diperoleh melalui berbagai kegiatan program yang dikerjakan secara rutin. Jenis data Jenis data kesehatan yang sering dikumpulkan antara lain meliputi data status kesehatan (angka kesakitan, kematian dsb), data kesehatan lingkungan (cakupan air bersih, jamban keluarga, rumah sehat dsb), data pelayanan kesehatan (pelayanan medis & program kesehatan), data perilaku masyarakat , data sumberdaya kesehatan (sarana, tenaga dan dana) dan data penunjang lainya (tingkat pendekatan masyarakat, ekonomi dsb). Menurut jenisnya, data terdiri atas data primer, data sekunder dan data tersier. Data Primer Data primer bagi seseorang adalah data yang disain penelitian dan disain pengumpulan data dilakukannya sendiri. Data Sekunder Data sekunder bagi seseorang ialah data yang disain penelitian dan disain pengumpulan data dilakukan oleh orang lain.
  • 12. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 106    Sumber data dapat pula dibagi menurut dari mana data dikumpulkan yang terdiri atas 3 tempat: yaitu : - Dari komunitas, Yang didapatkan dari komunitas adalah data demografi, geografi, statistik vital, status kesehatan dan penyakit. - Dari fasilitas kesehatan. Yang didapatkan dari fasilitas kesehatan adalah data hasil diagnosis, pemberian pelayanan, dan informasi manajemen kesehatan. Data morbiditas dan mortalitas yang ada di rumah sakit dan puskesmas dapat dikumpulkan, diolah dan dianalisis menjadi informasi untuk kepentingan surveilens dengan menggunakan formulir W2 dan W1; di samping itu dapat pula digunakan formulir LB1 dan formulir untuk data dari program-program tertentu. - Dari sektor-sektor diluar kesehatan. Data tersier Data tertier sama dengan informasi yaitu hasil analisis data. Kelengkapan data Tingkat kelengkapan data yang sudah terkumpul harus jelas, karena menyangkut bobot terhadap informasi yang dihasilkan. Secara statistik belum ada besaran angka pasti yang representatif untuk dapat memberikan gambaran keadaan sebenarnya. Semakin lengkap data terkumpul akan semakin representatif untuk memberi gambaran sebenarnya, namun hal ini sangat tidak mungkin. Beberapa ahli berpendapat bahwa angka 80 % secara umum sudah dapat mewakili kecuali untuk data yang sifatnya khusus dengan kelengkapan harus 100 %. Kelengkapan data yang dimaksudkan disini mencakup isi laporan, semua jenis kegiatan, unit pelapor, willayah kerja Dengan adanya informasi tingkat kelengkapan data yang dikumpulkan, kita dapat memperkirakan sejauh mana data yang diperoleh dapat mewakili atau memberi gambaran keadaan yang sebenarnya Ketepatan waktu Semakin cepat data diperoleh maka akan semakin cepat pula kita dapat mengetahui atau mendeteksi permasalahan yang dihadapi. Biasanya untuk permasalahan yang sifatnya urgen dan memerlukan tindakan segera maka ketepatan waktu penerimaan data sifatnya mutlak; karena bila terlambat permasalahanya dikhawatirkan akan meluas dan mengancam banyak orang misalnya peristiwa Kejadian Luar Biasa (KLB-penyakit tertentu)
  • 13. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 107    Dalam bidang kesehatan penerimaan data biasanya dikaitkan dengan periodesasi pelaporan diantaranya sifatnya laporan 24 jam, mingguan , bulanan, triwulan atau tahunan yang waktunya telah ditentukan sesuai dengan kesepakatan. Mengumpulkan data untuk rencana 5 (lima) tahunan o Data yang dikumpulkan adalah data yang ada relevansinya dengan penyusunan rencana 5 (lima) tahunan o Data yang dikumpulkan adalah data primer dan secunder yang berkaitan dengan epidemiologi meliputi - data iklim, - data penduduk, - data kematian, - data kesakitan , - data lingkungan, - dan data lain yang relevansinya dengan perencanaan 5 tahunan o Laporan hasil pengumpulan data dan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dan dilengkapi dengan surat tugas 2) PENGOLAHAN DATA (LAH-TA) Tahapan ini, dimaksudkan untuk menyiapkan data agar supaya data dapat ditangani dengan mudah pada saat analisis, serta terbebas dari berbagai kesalahan yang dilakukan pada saat pengumpulan dan perekaman data. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengolahan data merupakan landasaan atau dasar dari tahapan kegiatan analisis data berikutnya, sehingga dalam proses pengolahan data ini diperlukan ketekunan sekaligus kejujuran dalam men-sikapi hasil yang diperoleh. Bila hasil dari pengolahan data menunjukkan adanya inkonsistensi, kita perlu melakukan pelacakan untuk mencari kejelasan atas terjadinya inkonsistensi tersebut, sekaligus berupaya mencari terapi untuk menjaga konsistensinya, misalnya melihat data dasarnya, melakukan klarifikasi pada sumbernya dsb. Secara garis besar pengolahan data dapat dilakukan secara manual atau computerisasi dengan menggunakan software tertentu bergantung pada tujuan pengolahanya. a.Kompilasi/ Perekaman data Proses kompilasi/ perekaman data dapat dikatakan sebagai tahap awal dari pemrosesan data baik secara manual maupun dengan komputer. Langkah awal dari tahapan ini adalah melakukan penghitungan data sesuai dengan karakteristik yang di inginkan.
  • 14. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 108    Langkah berikutnya adalah melakukan perekaman data individual responden atau kompilasi data dari semua sumber data menurut karakteristik yang dikehendaki. b.Verifikasi data Langkah ini dimaksudkan untuk menjamin agar data yang telah dikompilasi telah terbebas dari keselahan dan semaksimal mungkin validitasnya bisa dijamin. Kegiatan ini dimulai dengan pembersihan data yang sebaiknya dilakukan sejak penjumlahan data dari buku register atau pemberian coding, bila pada tahapan ini dijumpai adanya kejanggalan nilai yang dihasilkan maka perlu segera dilakukan koreksi Khusus untuk kegiatan perekaman data, kita dapat mengurangi kesalahan dengan menseting program entry data antara lain ; - merubah nilai dengan filed tertentu yang diperbolehkan, misalnya kode “L” = Laki-laki dan “P” = Perempuan - memberi “range” nilai yang bisa dimasukkan pada field tertentu ; misalnya angka 1 – 12 untuk field bulan - membuat “skip patern” atau lompatan entry data, misalnya. Bila jawaban field “tidak imunisasi” kursor langsung ke pertanyaan “Apa alasanya” - Perekaman ganda oleh 2 orang - dsb. Verifikasi data dilakukan setelah proses kompilasi/ perekaman selesai dikerjakan untuk melihat tingkat “missing data” dan “konsistensinya”, kegiatan ini biasanya dilakukan dengan cara membuat distribusi frekuensi dari variable yang hendak dinilai menurut beberapa karakteristiknya selanjutnya lakukan verifikasi dengan cara : Bandingkan hasil print out distribusi frekuensi menurut berbagai karakteristik lain, Bandingkan hasil print out bulan ini dengan bulan sebelumnya Bandingkan hasil print out menurut pengelola data yang sama Bila hasil verifikasi diatas semua data sudah konsisten, dapat dinyatakan bahwa data siap untuk dilakukan proses selanjutnya. Namun bila dari verifikasi masih dijumpai adanya inkonsistensi maka perlu dilakukan : Pengecekan ulang terhadap kelengkapan datanya Cek ulang penghitunganya Cek ulang data dasar (sumber datanya) Pertimbangkan ratio pemakaian sarana/bahan
  • 15. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 109    c.Transformasi/ Manipulasi data Yang dimaksud dengan transformasi/ manipulasi data disini adalah mengubah bentuk dari nilai-nilai variabel awal menjadi bentuk yang baru sesuai dengan rencana analisis sedangkan nilai variabel aslinya masih ada. Dengan adanya bentuk variable yang baru tersebut diharapkan proses analisis menjadi lebih mudah dalam menghasilkan suatu informasi sesuai yang di harapkan. Pengolahan data lanjut pada penyiapan rancangan adalah dengan melakukan transformasi data lebih lanjut dengan menggunakan software analisis data seperti EPI-INFO, SPSS, D’base dsb. Kegiatan Transformasi data akan lebih mudah bila dilakukan dengan menggunakan komputer dan software analisis data tersebut. Yang dimaksud dengan transformasi/ manipulasi data disini adalah mengubah bentuk dari nilai-nilai variabel awal menjadi bentuk yang baru sesuai dengan rencana analisis sedangkan nilai variabel aslinya masih ada. Pengubahan variable kedalam bentuk yang baru tersebut, sedapat mungkin menjaga aspek ilmiahnya antara lain dengan menggunakan ukuran “Gold Standard” (standard emas) yang merupakan hasil kesepakatan para ahli atau hasil kegiatan ilmiah sebelumnya, misalnya Ukuran “BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) adalah 2.500 gram (2,5 Kg) . Bilamana nilai Gold Standard tidak didapatkan maka kita dapat menetapkan nilai standard sendiri dengan menguraikan justifikasinya. Dengan adanya bentuk variable yang baru tersebut diharapkan proses analisis menjadi lebih mudah dalam menghasilkan suatu informasi sesuai yang di harapkan. Kegiatan Transformasi data dimaksud akan lebih mudah bila dilakukan dengan menggunakan komputer dan software analisis data seperti EPI- INFO, SPSS, D’base dsb. Beberapa cara yang biasa dilakukan untuk membentuk variable baru antara lain: a.Memodifikasi nilai variabel yaitu upaya mengubah nilai variable lama menjadi nilai baru dengan cara membuat kode baru atau dengan menggunakan hitungan matematik (perkalian, pembagian bagi, penambahan atau pengurangan) - Merubah kode nilai (Recode) misal : jenis kelamin dg kode awal “1” = Perempuan, “2” = laki-laki diubah menjadi variabel sex dengan cara kode “1” diubah menjadi kode “P” = Perempuan, dan “2” jadi “L” = laki-laki
  • 16. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 110    - Merubah nilai secara matematik (kali, bagi, tambah, kurang) misal : variable BB bayi lahir dalam gram (data kontinyu) diubah menjadi variabel BB-by Kg dengan cara = (BB bayi lahir/1000) b.Mengelompokkan nilai variabel yaitu upaya mengubah nilai variabel lama dengan cara mengelompokan nilai tertentu dari satu variable menjadi nilai baru - Mengelompokkan nilai dari satu variabel misal : variable penghasilan keluarga dg rentang nilai antara 1 juta sampai 6 juta perbulan, diubah menjadi variabel tk eko kel dengan cara mengelompokkan nilai penghasilan kedalam nilai baru yaitu penghasilan antara 1-2 juta= “rendah” 3-4 juta= “sedang” dan 4- 6=”Tinggi” - Mengelompokkan nilai satu variable secara kondisional misal : akan membuat variable baru “usiaristi” bagi ibu hamil berdasarkan variable umur yaitu ibu dalam kondisi usia risiko tinggi gangguan kehamilan bila ibu berumur < 15 th atau > 35 th sedangkan usia 16-34 th dianggap normal. Yaitu dengan menggunakan perintah If – Then c. Mengelompokkan nilai beberapa variable menjadi variable baru Yaitu upaya membuat variable baru yang didasarkan pada nilai dari beberapa variable lainnya - Mengelompokkan nilai beberapa variabel (komposit) misal : variable “Imunby ….” dengan jenis imunisasi BCG,DPT 3x, Pol-4x, Hepatitis B 3x, campak 1 x, diubah menjadi “stts imun” dg kode “Lengkap” bila bayi telah mendapatkan imun “DPT3+POLIO3+ H3+campak” dan kode “TL” bila bayi belum mendapat imunisasi seperti tersebut. - Mengelompokkan nilai beberapa variable secara kondisional misal : akan membuat variable baru tentang tingkat risiko terhadap penyakit jantung koroner (“Risk PJK”) dari variable “umur” >25, “Merokok” = berat, “Alkoholik” = tinggi, “Obes” = berat , “streesor” = tinggi, “Olahraga” = rendah dsb dengan menggunakan perintah If – Then d. Mengekstraksi sebagian dari nilai suatu variabel yaitu upaya mengubah nilai variable lama menjadi nilai baru dengan cara mengekstraksi sebagian dari nilainya: - Mengekstraksi nilai
  • 17. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 111    misal : akan membuat variabel “Tgl lahir” yang terdiri dari tanggal/bulan/tahun menjadi variabel “tahun lhr” saja, dapat dilakukan dengan meng-ekstraksi nilai tahun dari nilai variable aslinya. d.Visualisasi data Visualisasi data disini adalah upaya pengolahan untuk dapat menyajikan data dalam bentuk visual yang sehingga mudah difahami informasi yang terkandung di dalamnya. Dalam kaitan ini sebagian orang mengelompokkan visualisasi data sebagai bagian dari kegiatan analisis data. Bentuk visualisasi yang sering digunakan untuk mempresentasikan data antara lain bentuk Textulair, Tabel, Grafik,bentuk Gambar atau Peta Yang perlu di ingat bahwa semua bentuk presentasi sama baiknya , bila disesuaikan dengan : - Tujuan dari visualisasi - Skala pengukuran data-nya - Sasaran presentasi - Pilih model sederhana dan mudah difahami - Jumlah variabel (absis) yang akan divisualisasikan Pengolahan data untuk rencana 5 (lima) tahunan 1) Sederhana : - Mengolah data Epidemiologi primer dan secunder untuk penyusunan rencana kegiatan epidemiologi dalam bentuk tabulasi/grafik - Laporan olahan data berisi tabel/grafik atau mapping baik sederhana maupun data lanjut disahkan oleh pejaabat yang berwenang dan dilengkapi surat tugas 2) Lanjut : Mengolah data epidemiologi primer dan secunder untuk penyusunan rancangan rencana kegiatan epidemiologi dalam bentuk dua variabel atau lebih seperti pada penjelasan diatas 1.3 ANALISIS DATA LANJUT 3) ANALISIS DATA (SIS-TA) Tahap analisis data tahap akhir dari tahapan kegiatan manajemen data dengan harapan menghasilkan suatu informasi yang dapat digunakan untuk menjelaskan gambaran keadaan pada saat data dikumpulkan. Analisis data secara statistik dapat dilakukan dengan berbagai cara dan
  • 18. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 112    dengan tingkat kedalaman yang berbeda-beda dari yang paling sederhana sampai tingkat yang sangat komplek. Bentuk analisis data biasanya disesuaikan dengan tujuan analisis dan sifat dari variabel data yang akan dianalisis. Tujuan dari analisis data adalah untuk melihat variable-variabel yang dapat menggambarkan suatu permasalahan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya serta bagaimana data yang ada dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Sesuai dengan keluaran yang dihasilkan, secara garis besar analisis data di bedakan menjadi dua kelompok sbb.: Analisis yang sifatnya deskriptif yaitu analisis dilakukan untuk tujuan melihat gambaran atau mendeskripsikan nilai-nilai suatu variabel data . Uraian ini dapat dilakukan dalam bentuk frekuensi (angka absolut), proporsi, ratio, rate atau nilai tengah (Mean, Median dan Mode) serta persebarannya (standart deviasi). Ukuran Statistik / Matematik Ratio : merupakan istilah yang sangat umum, dan dapat diterjemahkan sebagai “dibanding dengan”.Misalnya : Ratio dokter yang ada di suatu wilayah. Proporsi, bentuk Ratio yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebutnya. Contoh proporsi yang paling sering digunakan adalah presentase (%). Misalnya : Cakupan Immunisasi Polio. Proporsi digunakan untuk melihat komposisi suatu variabel dalam populasinya. Rate : merupakan potensi suatu kuantitas untuk berubah per satu unit perubahan dari kuantitas lain, yang biasanya adalah waktu. Yang dihitung adalah rata-rata Rate nya dengan satuan waktu. Langkah analisis harus sudah disiapkan sebelumnya, yaitu dipikirkan keluaran yang diinginkan. Untuk tujuan sistem surveilans perlu di ingat kembali variable Time , Place, Person , sehingga analisis deskritif dapat terarah. Bentuk penyajian datanya dapat berupa 1. Table frekuensi distribusi 2. Tabulasi silang (yang bersifat deskriptif) 3. Grafik 4. Peta
  • 19. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 113    Salah satu cara analisis yang sederhana yang dapat dilakukan pada penyajian data bentuk table adalah melalui analisis persentase ( proporsi). Perhitungan proporsi atau persentase sangat membantu dalam membandingkan suatu situasi kesehatan tertentu seperti perbandingan antar wilayah, perbandingan antar unit pelayanan, perbandingan antar jenis pelayanan, perbandingan antar jenis kelamin, kelompok umur, target group atau perbandingan yang sesuai dengan variable epidemiologi Time, Place dan Person. Menurut bentuk tabelnya proporsi atau presentase dapat dibuat menjadi 2 jenis yaitu : 1) Persentase (%) - kolom,yaitu proporsi kebawah menurut arah kolom. 2)Persentase (% ) - baris , yaitu proporsi kesamping menurut arah baris. Persentase sendiri sebagai telah disebutkan adalah suatu proporsi dengan angka dasar (konstanta) 100. b.Analisis yang bersifat analitik Analisis yang bersifat analitik adalah dengan melihat adanya hubungan antara dua atau lebih variable yang ada, yaitu antara variable terikat (dependent variable) dengan variable bebas (independent variable). Analisis analitik ini menggunakan uji statistik yang sesuai, misalnya : 1) Uji perbedaan antar kelompok yang sesuai : Chi-square test Student’s t-test Paired t-test McNemar’s t-test 2) Uji asosiasi sesuai dengan kebutuhan : Resiko Relatif Odd Ratio Regresi dan koefisien korelasi Pada analisis data yang menggunakan uji statistik sudah tersedia software khusus untuk analisis data statistik dan epidemiologi seperti Epi Info, SPSS, Sudaan,Stata,dsb. Indikator Indikator adalah variabel yang merupakan ukuran sampai seberapa besar target tercapai (Eggens, 2001). Indikator dinyatakan dalam bentuk pecahan dengan pembilang dibagi penyebut. Ada indikator statis yang menggambarkan situasi sesungguhnya sebagai dasar, ada pula indikator
  • 20. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 114    dinamis yang merupakan hasil kegiatan-kegiatan yaitu pencapaian rencana yang berkaitan dengan target. Ada 3 macam indikator: 1. Indikator sentinel, di mana satu kasus saja cukup untuk menentukan adanya letusan penyakit misalnya letusan difteria, karena difteri sangat berbahaya menyebabkan kematian; 2. Tracer indicator, yang mengukur kinerja yang berkaitan dengan standard, misalnya pencapaian target vaksinasi harus mencapai UCI.; 3. Proxy indicator, yang secara tak langsung mengukur kemajuan kalau indikator yang ideal tak dapat dilaksanakan, misalnya, beratnya masalah HIV hanya dapat diukur dengan proxy indikator yaitu dengan mengukur masalah penyakit kelamin. Suatu indikator dikatakan SMART, kalau indikator tersebut 1. Spesific, yaitu merefleksikan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan, 2. Measurable, yaitu dapat diukur, berarti mudah dikuantifikasikan; 3. Appropriate yaitu cocok dengan kebutuhan dan kapasitas lokal; 4. Realistic, yaitu apakah target dapat dicapai dengan sumber daya yang ada; dan 5. Time bound, yaitu target yang akan dicapai dalam waktu tertentu. Indikator Kesehatan. Indikator adalah variabel yang dapat membantu mengukur perubahan- perubahan. Jadi indikator adalah pengukuran tidak langsung dari masukan, proses, keluaran, efek dan dampak dari satu program untuk kepentingan evaluasi dari tujuan dan obyektif program. Indikator digunakan untuk menilai apakah aktivitas pokok yang dijalankan telah berjalan sesuai dengan rencana dan menghasilkan efek/ dampak yang diharapkan pada masyarakat. Indikator secara rinci dapat digunakan untuk : 1. Mengukur tingkat pencapaian target. 2. Menilai perubahan/ trend pada status kesehatan. 3. Membandingkan tingkat pencapaian antar daerah. 4. Identifikasi daerah yang kurang mendapatkan pelayanan. Contoh : Bila yang akan di evaluasi adalah hasil suatu program untuk memperbaiki tingkat kesehatan golongan anak-anak, maka perlu mengukur setiap perbaikan dengan menggunakan beberapa indikator yang secara tak langsung dapat mengukur adanya perubahan pada tingkat kesehatan mereka. Indikator-indikator tersebut dapat berupa: - Status gizi : Berat Badan terhadap Tinggi Badan atau BB terhadap Umur. - Angka kecukupan Imunisasi. - Angka kematian menurut golongan umur.
  • 21. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 115    - Angka kesakitan jenis penyakit tertentu. - Angka penderita cacat golongan anak-anak. Dalam memilih indikator harus diperhitungkan sejauh mana indikator tersebut sah, bisa dipercaya, sensitif dan spesifik. Validitas atau keabsahan mempunyai arti bahwa indikator tersebut betul- betul mengukur hal-hal yang ingin diukur. Reliabilitas atau dapat dipercaya berarti bahwa biarpun indikator digunakan oleh orang yang berlainan, pada waktu yang berlainan hasilnya akan tetap sama. Kepekaan atau sensitifitas berarti bahwa indikator tersebut harus peka terhadap perubahan dari keadaan atau fenomena tersebut, indikator dapat juga sensitif terhadap lebih dari satu keadaan atau fenomena. Kekhususan atau Spesifisitas berarti bahwa indikator tersebut menunjukkan perubahan-perubahan hanya mengenai keadaan atau fenomena yang dikhususkan kepadanya. Contoh : Angka kematian bayi adalah indikator yang sensitif walaupun sangat kasar. Analisis data dengan menggunakan data epidemiologi primer dan secunder ,menggunakan metoda dan konsep epidemiologi dengan ukuran-ukuran epidemiologi untuk penyusunan rancangan rencana kegiatan secara deskriptif . Dalam proses pemecahan masalah (lihat siklus pemecahan masalah ) dimulai dengan analisis situasi. Pada tahap analisis situasi dimaksudkan untuk mendapatkan informasi tentang kondisi kesehatan yang bertujuan untuk menetapkan permasalahan,yang selanjutnya proses perencanaan pemecahan masalah dapat dilakukan. Dalam analisis situasi selain informasi tentang derajat kesehatan diperlukan juga informasi tentang lingkungan, perilaku kesehatan, sumber daya kesehatan, output program kesehatan, pelayanan kesehatan dan informasi kependudukan. Menurut HendrickL.Blum (Planning for Health), diuraikan konsep tentang faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan, sbb:
  • 22. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 116    FAKTOR PENDUDUDK • Heriditer/Keturunan FAKTOR LINGKUNGAN • Fisik • Biologis • Sosio kultural DERAJAT KESEHATAN • Fisik • Mental • Sosial FAKTOR PELAYANAN KESEHATAN • Promotif • Preventif • Kuratif • Rehabilitatif FAKTOR PERILAKU • Sikap • Gaya Hidup Berdasarkan kerangka konsep tersebut maka analisis situasi kesehatan sebaiknya mencakup 5 (lima) aspek ,yaitu : 1) Analisis Derajat (masalah) Kesehatan • Data kematian /mortalitas ,misalnya: a. Angka Kematian Bayi/Infant Mortality Rate b. Angka Kematian Ibu/Maternal Mortality Rate c. Angka kematian menurut penyebab (Cause Specific Death Rate) d. Angka Kematian Kasar /Crude Death Rate e. Angka Kematian menurut umur(Age Specific Death Rate) • Data kesakitan /morbiditas a. Angka Insiden: Jumlah kasus baru Incidence Rate = __________________________ x 1000 Jumlah penduduk berisiko b. Angka prevalens: Jumlah kasus baru Period prevalence Rate = __________________________ x 1000 Jumlah penduduk berisiko 2) Analisis Lingkungan kesehatan,meliputi lingkungan fisik, biologis, ekonomi, social dan kultural • Data lingkungan fisik dapat diperoleh dari sumber-sumber seperti Badan Meteorologi dan Geofisika,BPS,Bapedal dsb.
  • 23. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 117    • Data lingkungan biologis dapat diperoleh dari data akses thd air bersih,jumlah jamban,jumlah fasilitas pembuangan sampah,data keberadaan vektor penyakit, • Data ekonomi seperti Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita, perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) • Data social dan cultural,seperti keberadaan lembaga dan partisipasi masyarakat yang ada. 3) Analisis perilaku kesehatan,yang meliputi sikap dan perilaku masyarakat tentang kesehatan. Sumber data tentang perilaku ini dapat di peroleh dari informasi Susenas, SKRT, Riskesdas dsb. Dapat juga diambil secara kualitatif dari sumber-sumber langsung di masyarakat seperti Tokoh Masyarakat,Bidan,Dukun dsb. 4) Analisis factor kependudukan Dianalisis data demografi,misalnya jumlah Bayi,jumlah Balita. Data yang diperlukanadalah jumlah,komposisi dan struktur penduduk, pertumbuhan penduduk,mobilitas dan persebaran penduduk. Sumber data tentang dapat di peroleh dari BPS, atau dari laporan pemerintah daerah. 5) Analisis pelayanan kesehatan (program kesehatan) Sumber data tentang pelayanan kesehatan atau program dapat di peroleh dari system pencatatan dan pelaporan seperti SP2TP, SIRS, Susenas, SKRT, Riskesdas dsb. Analisis ini dapat menggunakan pendekatan system terutama Input dan Output. a. Analisis Input : Merupakan data SDM, dana,fasilitas dan sarana, kebijakan, teknologi, misalnya : • Jumlah FasilitasKesehatan • Keadaan fasilitas RS ( seperti : Tipe RS,Kapasitas TT,Kepemilikan) Dari data dapat dibuat indicator berupa rasio misalnya antara jumlah Puskesmas/RS dengan jumlah penduduk,rasio kapasitas TT dengan jumlah penduduk, kecukupan tenaga kesehatan ,Rasio SDM tertentu dengan jumlah penduduk yang dilayani,rasio bidan dengan jumlah ibu hamil dll. b. Analisis Output: Analisis dapat berupa hasil capaian upaya pelayanan kesehatan dan out put program. • Hasil capaian program berupa cakupan program seperti misalnya “ Cakupan program Imunisasi” di wilayah “X” pada tahun 2010 • Output program lebih menggambarkan berapa banyak hasil yang diperoleh persatuan waktu ( misal per bulan,per tahun) sehingga dapat diketahui pola / trend selama periode tertentu. Misal: - Laporan Imunisasi TT per bulan tahun…. (dlm table)
  • 24. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 118    - Jumlah kunjungan Puskesmas per bulan,tahun…(dalam table) Analisis data lanjut Analisis data lanjut merupakan analisis yang bersifat analitik dengan melihat adanya hubungan antara dua atau lebih variable yang ada, yaitu antara variable terikat (dependent variable) dengan variable bebas (independent variable). Analisis analitik ini menggunakan uji statistik yang sesuai, misalnya : 1) Uji perbedaan antar kelompok yang sesuai : Chi-square test Student’s t-test Paired t-test McNemar’s t-test 2) Uji asosiasi sesuai dengan kebutuhan : Resiko Relatif Odd Ratio Regresi dan koefisien korelasi Pada analisis data yang menggunakan uji statistik sudah tersedia software khusus untuk analisis data statistik dan epidemiologi seperti Epi Info, SPSS, Sudaan,Stata,dsb. (lihat modul Epi Info) Contoh-contoh análisis statistik (Analitik) ANALISIS BIVARIATE 1. Uji Chi-Kuadrat (Chi-Square) Secara umum uji chi-kwadrat dapat digunakan untuk mengetahui : a. Interdependensi antara satu variabel atau lebih dengan variabel lainnya (Chi-square test for independence) b. Kesesuaian antara frekuensi observasi variabel tertentu dengan frekuensi yang diperoleh berdasarkan nilai harapannya. ( Distribusi probabilitasnya/Expected Value) (Test For Goodness of Fit) Hasil dari uji chi-kwadrat adalah a. Nilai proporsi b. Nilai Probabilitas Test statistic yang biasa digunakan untuk test Interdependensi dan test kesesuaian (Test For Goodness of Fit) adalah: ∑( Oij – eij)² X²c = -------------------------- eij
  • 25. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 119    eij = Hasil yang diperoleh berdasarkan distribusi probabilitas pada baris ke I dan kolom j atau merupakan nilai harapan (expected value) pada baris dan kolom observasi yang ada. Oij = Merupakan hasil yang diperoleh berdasarkan pengamatan (observasi) terhadap random sampelnya pada baris ke I dan kolom ke j dari variabel yang diamati. X²c = Merupakan nilai test statistic yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan random sampelnya dan nilai harapan pada masing-masing baris dan kolom katagori. Derajat kebebasan Distribusi X² Derajat kebebasan distribusi X² biasanya sangat ditentukan oleh bentuk tabel dan katagori pengamatannya. 2. X² tabel memiliki derajat kebebasan (df), df α (k-1) bila hanya ada 1 baris pengamatan saja atau df α (h-1) bila hanya ada 1 kolom pengamatan saja. 3. X² tabel memiliki derajat kebebasan df α (k-1) (h-1) bila ada sejumlah katagori k pengamatan kolom dan juga sejumlah katagori h pengamatan barisnya Contoh penggunaan Uji chi-kwadrat dalam analisis statistic untuk data proporsi (χ2 dapat digunakan untuk membandingkan dua atau lebih proporsi yang bersifat independent ) Contoh : Hubungan ibu hamil merokok dengan bayi BBLR Count Row Pct Col Pct BBLR Row Total NORMAL BBLR ROKOK TIDAK (0) 86 74,8 66,2 29 25,2 49,2 115 60,8 YA (1) 44 59,5 33,8 30 40,5 50,8 74 39,2 TOTAL 130 59 189 68.8 31.2 100.0 Chi-Square Value DF Significance
  • 26. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 120    Pearson Continuity Correction Likelihood ratio Linear-by-linear Association Fisher’s Exact Test : One-Tail Two-Tail Minimum Expected Frequency 4.92371 4.23593 4.86740 4.89765 23.101 1 1 1 1 02649 03958 02737 02689 02021 03618 Number of Missing Observation : 0 Pada setiap sel di tabel silang terdapat angka. a. Angka yang paling atas jumlah kasus masing-masing sel, b. angka kedua adalah prosentase menurut baris dan c. angka ketiga adalah presentase menurut kolom. Uji statistic dapat dilihat pada uji chi-square. Ada berbagai macam uji Chi-square dengan dan tanpa koreksi. Pada print out ( SPSS) uji Chi-Square diatas menggunakan data SKRT 1995 , dapat dijelaskan sbb: Pada kolom BBLR ada 29 dari 115 ibu yang tak merokok melahirkan bayi BBLR atau 25,2% ibu Non perokok melahirkan bayi BBLR. Dari antara ibu perokok, ada 30 dari 74 ibu yang melahirkan bayi BBLR atau 40,5% ibu perokok melahirkan bayi BBLR. Dari 59 bayi BBLR, 29 bayi lahir dari ibu perokok (49,2) dan 30 bayi lahir dari ibu perokok (50,8%) Pada print out hasil uji statistic :diatas uji Chi-Square tanpa koreksi (Pearson) menghasilkan nilai p= 0,02649; pada α = 0,05 berarti Ho ditolak. Kesimpulan : Ada perbedaan proporsi kejadian BBLR antara ibu perokok dan ibu non perokok. Pada hasil uji statistic print-out diatas , uji Chi-Square dengan koreksipun (continuity correction,l ikelihood ratio dll) akan menghasilkan kesimpulan yang sama. Syarat agar uji chi-square dapat digunakan adalah jumlah sel yang nilai ekspektasinya <5 tidak lebih dari 20 % dari sel yang ada. Jika ini terjadi sebaiknya digunakan hasil uji eksak dari Fisher ( pada print out SPSS gunakan uji chi-square dengan koreksi) Risiko Relatif (RR) dan Rasio Odds (OR) Pada uji Chi-square hanya dapat menyimpulkan ada/tidaknya perbedaan proporsi antar kelompok, namun tidak dapat diketahui
  • 27. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 121    kelompok mana yang memiliki risiko lebih besar. Dalam bidang kesehatan dikenal ukuran Risiko Relatif (Relative Risk/RR) dan Rasio Odds (Odds Ratio/OR). Risiko Relatif membandingkan risiko pada kelompok terpajan dengan kelompok tidak terpajan, Sedangkan Rasio Odds membandingkan odds pada pada kelompok terpajan dengan odds kelompok tidak terpajan. Ukuran RR pada umumnya digunakan pada penelitian kohort, dimana risiko benar-benar dapat dihitung. Sedangkan pada penelitian kasus control atau potong lintang (Cross sectional) penyakit/ kejadian sudah terjadi sehingga risiko sebenarnya tidak dapat dihitung, ukuran yang dapat digunakan adalah OR. Ratio Odds dapat diartikan sama dengan Resiko Relatif dalam keadaan prevalensi penyakit/kejadian dimasyarakat kecil/ jarang (perhitungan RR yang indirek) Intepretasi RR maupun OR harus dilakukan hati-hati, karena keduanya sangat bergantung pada cara memberikan code variabel baris dan kolom pada tabel silang. Sebaiknya diberi kode rendah untuk kelompok berisiko dan kode tinggi untuk kelompok tak/kurang berisiko. Kode rendah jika kejadian/ penyakit yang diteliti ada dan kode tinngi bila kejadian/penyakit yang diteliti tidak ada. Formula: Pemaparan Kondisi Sakit Tidak Total Ya a c N1 Tidak b d N0 Total M1 M0 n RR = (a/ M1 ) / (b/ M0 ) OR = (a/c) / (b/d) = ad/ bc Contoh 1 : Pengobatan TB Paru dengan menggunakan rejimen yang berbeda (rejimen A & rejimen B) hasil pemeriksaan dinilai dengan menggunakan Pemeriksaan BTA + Rejimen Kondisi Sembuh Tidak sbh Total Paket A 30 70 100 Paket B 10 90 100 Risiko Relatif (30/100)/(10/100) = 3,0 Artinya Risiko relative kesembuhan penderita TB Paru pada penggunaan rejimen A dibandingkan rejimen B adalah sebesar 3,0
  • 28. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 122    Contoh 2: Dari 20.000 penduduk, 7% terinfeksi plasmodium malaria. Sebanyak 60 % dari yang sakit bekerja dihutan,hanya 30 % yang tidak sakit bekerja dihutan, sisanya bekerja di ladang. Penelitian ini menggunakan desain kasus control. Daerah tempat tinggal Kondisi Malaria Tidak Rawa 924 672 Bukan 476 728 Total 1.400 1.400 Odds Ratio (924/728)/ (476/672) = 2,1 Artinya Kejadian /kasus malaria antara daerah tempat tinggal berupa rawa ditunjukkan OR:2,1 kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang bukan rawa. Contoh dengan Print-out SPSS: Hubungan ibu hamil merokok dengan bayi BBLR ROKOK2 MEROKOK BY BBLR2 BBLR BBLR Normal Count Row Total 1 .00 2.00 ROKOK 1.00 30 44 74 Ya 39.2 2.00 29 86 115 Tidak 60.8 Colum Total 31.2 68.8 100.0 Statistic Value 95% Confidance Bounds --------------------------------------------------------------- Relative Risk Estimate (ROKOK2 1.0/ ROKOK2 2.0) Case Control 2.02194 1.08066 3.78311 Cohort (BBLR2 1.0 Risk) 1.60764 1.05781 2.44326 Cohort (BBLR2 2.0 Risk) 79510 64063 9868 Number of Missing Observation : 0 Pada data di atas diperoleh : a. Risiko terjadinya BBLR pada ibu perokok 30/74 b. Risiko terjadinya BBLR pada ibu non perokok 29/115
  • 29. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 123    Rasio kedua risiko ini dapat dilihat pada : Statistic Value 95% Confidance Bounds ---------- -------- -------- ------------- ------------ Cohort (BBLR2 1.0 Risk) 1.60764 1.05781 2.44326 Kesimpulan : Jadi Risiko Relative /RR antara ibu perokok dengan ibu non perokok untuk melahirkan bayi BBLR adalah 1,61 dengan 95 % confidence interval 1,06 sampai dengan 2,44. Untuk penelitian kohort digunakan Resiko Relative, untuk penelitian kasus-kontrol atau potong lintang digunakan Rasio Odds (OR). C. ANALISIS MULTIVARIATE 1. Definisi Definisi analisis multivariate masih diperdebatkan dikalangan ahli statistika. Ada kelompok yang mendefinisikan multivariate sebagai analisis yang melibatkan dua atau lebih variable dependen. Jika variable dependen hanya satu tapi ada banyak variable independen maka tehnik analisis disebut sebagai analisis multivariable. Kelompok lain menganggap bahwa analisis multivariate dan analisis multivariable sama saja. Jadi analisis yang hanya melibatkan satu variable dependen dan banyak variable independen tetap disebut analisis multivariate Modul ini menggunakan definisi dari kelompok yang kedua yang menggunakan definisi multivariate yaitu: Analisis multivariate adalah analisis yang menggunakan satu atau lebih variable dependen dan banyak variable independen
  • 30. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 124    2. Ringkasan penggunaan Analisis Multivariate Sebagian besar dari analisis multivariate merupakan perluasan dari analisis regresi. Ringkasan penggunaan analisis dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel : Ringkasan penggunaan Analisis Multivariate Variabel Dependen Variabel Independen Metode Nominal Nominal Log-Linier Faktor Confunding Mantel-Haenzel Nominal (dikotomus) Nominal dan Numerik Regresi Logistik Nominal (≥ 2 kelompok) Analisis Diskriminan Numerik Nominal ANOVA Numerik Regresi Ganda Nominal dengan ANCOVA Numerik (tersensor) Numerik dan Nominal Regresi Cox - Hanya Numerik Analisis Faktor atau Klaster Sumber : Iwan ariawan: Statistik Inferensial; Modul analisis data statistik,Pusdakes & FKM UI Beberapa analisis multivariate yang sering digunakan dalam bidang kesehatan akan dibahas dalam modul ini. 3. Regresi Ganda Pada regresi linier sederhana menggunakan model statistik untuk memperkirakan nilai variable dependen Y dari variable independen X. Model regresi yang digunakan adalah: Y = a + bX a = konstan atau intercept b = Slope ( disebut juga koefisien regresi) Interpretasi regresi sederhana dengan hanya satu variable independen dapat dilakukan secara geometric dimana persamaan regresi merupakan persamaan garis lurus. Uji t dapat digunakan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variable X dan Y Contoh : Hubungan antara usia kehamilan dengan BB-bayi baru lahir, persamaan regresi: BB-bayi (gram) = -1174,09 + 124,02 * usia hamil (minggu)
  • 31. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 125    Artinya : Bila ada ibu dengan usia kehamilan 30 minggu, maka BB-bayi dapat diperkirakan = -1174,09 + 124,02 * 30 atau 2546,51 gram. Perkiraan ini tidak akan persis sama dengan BB-bayi yang lahir pada usia kehamilan 30 minggu, persamaan regresi dibuat sedemikian rupa sehingga kesalahan yang terjadi minimum Pada regresi ganda, variable independen bertambah menjadi dua atau lebih sehingga persamaan regresi menjadi: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ….+ biXi Dimana X1 adalah variable independen pertama dengan koefisien regresi b1, kemudian X2 adalah variable independen kedua dengan koefisien regresi b2, dan seterusnya. Persamaan aritmatik diatas disebut sebagai kombinasi linier (linier combination) , jadi varibel dependen Y dapat dituliskan dalam bentuk kombinasi linier dari variable Independen X Contoh : Penelitian tentang hubungan antara BB-bayi lahir dengan variable umur,Tinggi Badan,Jumlah rokok, BB sebelum hamil, Usia kehamilan. Ringkasan analisis regresi seperti pada tabel berikut : Tabel : Koefisien regresi dan nilai p untuk prediksi BB-bayi lahir Variabel Independen Koefisien Regresi Nilai p Konstan - 3038,33 < 0,0001 Umur Ibu (tahun) - 1,15 0,7308 Tinggi Ibu (Cm) 10,85 0,0021 Jumlah batang rokok -7,26 < 0,0001 BB sebelum hamil (Kg) 8,54 0,0003 Usia kehamilan (minggu) 117,19 < 0,0001 Jumlah sample 680 0,253R-kuadrat Sumber : Iwan ariawan: Statistik Inferensial; Modul analisis data statistik,Pusdakes & FKM UI Tabel diatas dapat dituliskan dalam persamaan regresi : BB-bayi lahir = -3038,33 – 1,15 umur + 10,85* tinggi –7,26*rokok +8,54*BB-ibu + 117,19*usia Arti koefisien regresi pada regresi ganda berbeda dengan koefisien pada regresi sederhana. Pada regresi sederhana , koefisien regresi b menggambarkan perubahan yang terjadi pada variable dependen Y setiap perubahan 1 unit pada variable X.
  • 32. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 126    Pada regresi Ganda, koefisien yang ada menggambarkan perubahan yang terjadi pada pada variable dependen Y untuk tiap kenaikan 1 unit pada variable X, jika nilai variable lain pada persamaan regresi tetap. Nilai p untuk tiap koefisien regresi menguji apakah koefisien tersebut sama dengan nol atau dengan kata lain variable independen berpengaruh pada variabel dependen ( untuk tiap variable, terkontrol dengan variable lainnya) Dari persamaan diatas dapat digunakan untuk melakukan prediksi BB- bayi lahir bedasarkan umur, tinngi, BB –ibu sebelum hamil, jumlah batang ropkok yang dihisap dan usia kehamilan. Jadi misalkan ada seorang ibu dengan karakteristik sebagai berikut : • Umur ibu : 30 tahun • Tinggi Badan : 160 cm • Jumlah rokok : 0 (tidak merokok) • BB-Ibu : 50 kg • Usia Kehamilan : 36 minggu. Dari karakteristik diatas, maka dapat diperkirakan BB-bayinya: BB-bayi = -3038,33 – 1,15 * 30 + 10,85* 160 –7,26*0 +8,54*50+ 117,19*36 BB-bayi = 3299,01 gram BB-bayi yang lahir dari ibu tersebut tidak akan persis sama dengan perkiraan BB-bayi menurut persamaan regresi. Seberapa baik persamaan regresi dapat memprediksi nilai variable independen dapat dilihat dari nilai r-kuadrat. R2 menggambarkan berapa proporsi variasi nilai variable dependen yang dapat diprediksi oleh persamaan regresi. Pada contoh diatas, r2 (=0,253) menggambarkan berapa proporsi variasi nilai BB-bayi yang dapat diperkirakan oleh persamaan regresi. Hal ini berarti variasi BB-bayi yang dapat dijelaskan oleh variable umur, tinng, BB-ibu,jumlah rokok yang dihisap dan usia kehamilan relatif kecil. Jadi masih ada variable lain yang tidak diikut sertakan pada penelitian yang diperlukan untuk memperkirakan BB-bayi. 4. Analisis Kovarian (ANCOVA) Analisis kovarian (ANCOVA) digunakan untuk mengontrol variable confounding. Variabel confounding harus diperhatikan terutama jika subyek penelitian tidak bisa dialokasikan secara acak untuk kelompok yang berbeda.
  • 33. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 127    Misalnya satu penelitian dilakukan untuk melihat efek kebiasaan merokok pada wanita terhadap BB-bayi yang dilahirkan. Pada penelitian seperti ini, peneliti tidak mungkin mengadakan randomisasi pada sekelompok wanita untuk diikutsertakan pada kelompok merokok atau tidak merokok. Jika randomisasi tidak bisa dilakukan, maka harus mengontrol variable confounding dengan analisis statistik. Contoh: (penelitian BB-bayi lahir pada kelompok ibu perokok dan non perokok) Dapat digunakan uji t untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan rata- rata BB-bayi lahir. Tapi BB-bayi lahir juga tergantung pada usia kehamilan, sehingga dalam membandingkan rata-rata Bb-bayi lahir antara kelompok ibu perokok dan non perokok, usia kehamilan juga diperhatikan. Peneliti harus mengontrol BB-bayi dengan usia kehamilan, sehingga variable tersebut tidak menganggu hubungan antara kebiasaan merokok dengan BB-bayi lahir. Analisis kovarian untuk masalah penelitian diatas dilakukan dengan membuat persamaan regresi dengan variable dependen adalah BB-bayi lahir dan sebagai variable independen adalah usia kehamilan serta kebiasaan merokok. Intepretasi hasil analisis kovarian agak berbeda dengan interpretasi hasil analisis regresi ganda. Pada analisis diperoleh hasil : Tabel: Hasil analisis kovarian hubungan merokok dengan BB-bayi lahir. Variabel Koefisien Nilai P Konstan - 553,25 0,1424 Usia kehamilan ( minggu) 110,67 < 0,0001 Merokok ( Ya/ Tidak) -201,77 Persamaan regresi: BB-bayi lahir = -553,25 + 110,57* Usia hamil Jika Ibu tidak merokok BB-bayi lahir = -553,25 – 201,77 (jika ibu merokok) 5. Regresi Cox Merupakan metode statistik khusus digunakan untuk menganalisis penelitian yang menyangkut prognosis penyakit. Pada penelitian prognostic, pada umumnya peneliti tidak menunggu sampai semua
  • 34. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 128    pasien meninggal untuk mengetahui ketahanan hidupnya secara pasti. Dari segi statistik masalah yang ada adalah observasi tersensor, keadaan dimana subyek diamati pada interval waktu yang berbeda dan tidak semua subyek meninggal. Pada analisis table kehidupan dan Kaplan Meier, peneliti dapat membandingkan waktu ketahanan hidup (prognosis) dari dua atau lebih sekelompok pada satu variable. Pada penelitian kohort, seringkali peneliti ingin tahu efek dari banyak variable secara simultan. Contoh : Penelitian dari Khaw dan Barret-Connor (1987) ingin mengetahui apakah diet kalium berpengaruh pada kematian akibat stroke, independen terhadap faktor risiko kardiovaskulair yang lain. Penelitian kohort dilakukan selama 12 tahun pada 859 pasien, tapi hanya 24 orang yang meninggal akibat stroke, sehingga banyak pasien yang mengalami sensor. Hasil analisis regresi Cox (Cox proportional hazard model) dapat dilihat pada tabel berikut . Variabel Dependen adalah waktu ketahanan hidup pada pasien I dengan memperhatikan faktor sensor dan variable independen dapat berupa variable numeric atau nominal. Tabel : Resiko Relatif (RR) untuk kematian stroke pada Pria & wanita Faktor Risiko Risiko Relatif dan 95 % confidence interval Pria Wanita Kalium (per 10 mmol) 0,65 (0,41 – 1,00) 0,56 (0,38 – 0,82) Umur ( per 5 tahun) 1,88 (1,00 – 3,63) 1,59 (1,00 – 2,59) Tek. Darah sistolik (per 20 mmHg) 1,01 (0,49 – 2,05) 1,35 (0,89 – 2,04) Kolesterol (per 40 mg/dL) 0,62 (0,29 – 1,31) 0,89 (0,54 – 1,47) Glukosa darah puasa (per 20 mg/dL) 1,64 (1,13 – 2,30) 1,30 (0,90 – 1,88) Body-mass Index /BMI (per 0,5kg/m2 1,18 (0,56- 2,50) 1,08 (0,68- 2,91) Merokok ( Ya atau tidak) 3,44 ( 0,61 – 19,5) 1,66 ( 0,89 – 5,70) Penggunaan estrogen ( ya atau tidak) 0,79 (0,21 – 3,00) Sumber : Iwan ariawan: Statistik Inferensial; Modul analisis data statistik,Pusdakes & FKM UI Koefisien pada regresi Cox dapat digunakan untuk menghitung Resiko relatif antara variable independen dengan variable dependen, dengan
  • 35. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 129    dikontrol oleh variable lain yang ada pada model regresi. Jadi ANCOVA menghitung adjusted means, regresi Cox menghitung adjusted Relative Risks. 6. Regresi Logistik Penggunaan metode Regresi logistik apabila variable independen adalah variable numeric dan nominal, sedangkan variable dependen outcome adalah binary atau dikotomus . Ilustrasi dari variable dikotomus adalah sbb: 0 = bila outcome tak terjadi, misalnya tidak sakit. 1 = bila outcome terjadi, misalnya menjadi sakit. Analisis regresi digunakan untuk memperkirakan probabilitas satu kejadian (outcome) terjadi. Probabilitas terjadinya outcome ini mengikuti fungsi logistik, sehingga model tersebut adalah : P x = ______________1_____ 1+ e - [βo + β1x1 + β2x2 + …..+βixi dimana β0 merupakan konstan dan β1, β2,…. βi adalah koefisien regresi logistik, sedangkan e adalah bilangan natural Contoh: Suatu analisis data penelitian (analisis data Susenas 1998) hubungan antara kejadian diare dengan status ekonomi (cukup/ tidak cukup) dan karakteristik lingkungan rumah tangga (Jamban memenuhi syarat/tidak dan sumber air minum baik/ tidak baik) Tabel : Hasil analisis multivariate Hubungan antara status ekonomi dan karakteristik lingkungan rumah tangga dengan kejadian diare. Variabel β SE Signif Exp(β) – 95% CI 1. Jamban Keluarga -0,3960 0,0241 0,0000 0,6730 (0,6420-0,7056) 2. Sumber air minum -0,0168 0,0190 0,3767 0,9834 (0,9474 – 1,0206) 3. Status Ekonomi -0,0292 0,0178 0,0999 0,9712 (0,9379 – 1,0056) 4. Konstanta -3,7162 0,0387 Sumber : Ariawan,dkk,Pola pengobatan Diare,ISPA dan Pneumonia di Indonesia.-Analisis data Kesehatan SUSENAS 1998, YPPSK,1999.
  • 36. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 130    Dari data diatas diperoleh gambaran bahwa jamban keluarga merupakan salah satu faktor risiko. Jamban yang memenuhi syarat akan menurunkan risiko kejadian diare sebesar 0,67 kali dibandingkan yang tidak memenuhi syarat. Interpretasi Hasil Analisis Data Melakukan interpretasi terhadap hasil analisis data penelitian adalah kegiatan akhir dari suatu rangkaian tahapan penelitian yang sangat penting artinya. Tanpa dilakukan interpretasi terhadap hasil analisis maka tujuan dari analisis tidak akan tercapai. Pada penelitian biasanya dilakukan analisis data baik secara diskriptif maupun inferensial dengan uji statistic dalam rangka membuktikan hipotesa penelitian. Untuk Statistik diskriptif, interpretasi data dilakukan dengan menjelaskan atau mendiskripsikan hasil analisis tersebut sesuai dengan tujuan analisis. Pada penelitian yang menggunakan kegiatan statistic inferensial dengan melakukan uji statistik, maka akan ada tujuan penelitian dan obyektif yang pada umumnya merupakan suatu perumusan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Interpretasi hasil penelitian adalah kegiatan untuk menjelaskan hasil penelitian (hasil uji statistic) dengan mesinkronkan dengan hipotesa penelitian. Artinya interpretasi data adalah memberi “arti” dari apa yang telah dilakukan dengan menggunakan metode statistic (diskriptif maupun inferensial), yaitu mengerti apa yang didapat dari penelitian tersebut dan yang tidak didapat sekalipun.
  • 37. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 131    1.4 PENYUSUNAN RANCANGAN. Penyusunan rancangan 5 (lima) tahunan dimaksud untuk mendapatkan masukan penyempurnaan.Rancangan perencanaan harus berdasarkan hasil analisis yang berisi tujuan, sasaran, rincian kegiatan, rincian biaya dan kebutuhan, sumber daya dan disesuaikan dengan lembar kerja Rancangan yang telah disusun ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dan dilengkapi dengan surat tugas Terdapat berbagai macam bentuk Renstra yang ada dan biasanya hanya ditulis dalam bentuk dokumen yang ringkas atau tidak terlalu tebal, menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sistematika penulisan rencana strategis adalah sebagai berikut: I. Ringkasan eksekutif II. Tujuan penulisan III. Visi IV. Misi V. Tata nilai/falsafah VI. Analisis lingkungan 1. Analisis Internal 2. Analisis Eksternal VII. Tujuan VIII.Sasaran IX. Isu-isu pengembangan X. Strategi pengembangan XI. Kebijakan,Pokok-pokok program dan kegiatan XII. Tahapan pencapaian program
  • 38. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 132    Model Perencanaan Strategis. Ada berbagai model atau langkah dalam menyusun renstra, namun pada prinsipnya adalah sama. Berikut ini salah satu model yang ada yaitu : Tahap Diagnosis Visi dan Misi Kajian Lingkungan Internal Kajian Lingkungan Eksternal Isu-isu Utama Tahap Perencanaan Penyusunan Rencana Operasional (3-5 tahunan) Strategi Pengembangan Kebijakan, Program, dan Sasaran Tahapan Pencapaian Sasaran Programming and Budgeting Tahap Pelaksanaan Tahap Pengendalian
  • 39. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 133    1.5 PENYAJIAN RANCANGAN Penulisan dokumen rancangan (renstra) dalam rangka penyajian rancangan adalah sebagai berikut: a) Ringkasan eksekutif Merupakan ringkasan dari keseluruhan rancangan berupa point pokok dokumen rancangan b.) Tujuan penulisan Tertulis tujuan penulisan rancangan c.) Visi Tertulis Visi yang ditetapkan oleh Unit Organisasi. Menurut beberapa ahli yang disebut visi adalah : • Gambaran tentang apa yang akan diwujudkan dimasa depan, yang membuat kita selalu berorientasi kedepan.( James M Kouzes & Barry Posner) • Rumusan tentang “Akan seperti apakah kita di masa depan “, realistis dan dapat dicapai.( Warren Bennis & Michael Mische) • Visi harus disebarluaskan kepada semua anggota dalam organisasi tersebut, sehingga didapat pemahaman yang sama /Shared Vision ( Peter Senge). Visi juga harus memenuhi kriiteria sebagai berikut: • Inspiratif. • Mampu memotivasi dan membangkitkan semangat. • Memberi arah yang jelas. • Meletakkan landasan sistem nilai. • Mampu memantapkan sinergitas d.) Misi Terulis Misi organisasi yang memuat pernyataan yang menyajikan apa yang akan dilakukan oleh organisasi agar menjadi sukes, yang harus meliputi kebutuhan dan tuntutan.
  • 40. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 134    Secara internal pernyataan misi merupakan tuntunan bagi seluruh pembuat keputusan besar dalam organisasi, sehingga rencana apapun yang dikembangkan harus mengacu pada misi tersebut. Secara eksternal misi organisasi menjadi sarana komunikasi yang gamblang bagi pihak-pihak yang berkepentingan. e.) Tata nilai/falsafah Tertulis nilai-nilai organisasi. Langkah-langkah dalam menyusun nilai –nilai organisasi : 1) Tim melakukan identifikasi nilai-2 yang mewakili seluruh anggota organisasi. 2) Diskusikan nilai-2 tersebut, identifikasi nilai-2 mana yang dapat berlaku bagi semua anggota organisasi. 3) Identifikasi pula mana nilai-2 yang strategis. 4) Kembangkan nilai-2 strategis tersebut ke dalam bentuk norma. 5) Kaji kembali nilai-2 yang sudah dirumuskan dalam bentuk pernyataan tersebut. f.) Analisis lingkungan Merupakan analisis faktor lingkungan eksternal dan internal dikenal juga dengan istilah analisis SWOT adalah proses identifikasi terhadap berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi instansi, yang didasarkan kepada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). 1) Analisis Internal Yang termasuk ke dalam faktor internal yaitu unsur-unsur yang ada di dalam internal organisasi, ini meliputi: (1) Kekuatan (strength) merupakan asset utama organisasi atau suatu keunggulan sumber daya, keterampilan atau kemampuan lainnya yang relatif terhadap pesaing dan kebutuhan dari pasar yang dilayani atau hendak dilayani organisasi. (2)Kelemahan (weaknesses) atau keterbatasan (limitation) adalah kondisi atau keadaan asset utama organisasi yang diperkirakan akan menghalangi kemajuan organisasi.atau keterbatasan/ kekurangan dalam sumber daya,
  • 41. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 135    keterampilan dan kemampuan yang secara serius menghalangi kinerja efektif organisasi . Untuk melihat kekuatan dan kelemahan organisasi ada 4 (empat) kategori yang perlu mendapat perhatian, yaitu: Pelayanan, Keuangan, Organisasi dan Sumber Daya Manusia, Sarana dan Prasarana. Dalam melakukan identifikasi terhadap faktor lingkungan internal, perlu di identifikasi unsur-unsur apa saja yang ada di dalam organisasi yang menjadi faktor kunci untuk berjalannya organisasi itu. Dari hasil identifikasi ini akan diperoleh kekuatan dan kelemahan yang dimiliki organisasi tersebut. 2) Analisis Eksternal Yang termasuk ke dalam faktor lingkungan eksternal adalah peristiwa atau keadaan yang ada di luar institusi yang ikut mempengaruhi jalannya roda organisasi, ini meliputi: 1) Peluang (opportunity) adalah peristiwa atau keadaan yang mungkin terjadi, atau faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi secara positif terhadap organisasi di masa depan, atau situasi utama yang menguntungkan organisasi ke depan. 2) Ancaman (threats) adalah peristiwa atau keadaan atau faktor lainnya yang diperkirakan membawa dampak yang merugikan atau mempengaruhi secara negatif terhadap organisasi di masa depan, atau situasi utama yang tidak menguntungkan organisasi ke depan. Untuk melihat adanya peluang atau ancaman organisasi, ada 4 (empat) kategori yang perlu mendapat perhatian, yaitu: 1) Pasar atau konsumen,2) Pemerintah,3)Kompetisi, dan 4)Teknologi Dalam melakukan identifikasi terhadap lingkungan eksternal, peril di identifikasi dulu unsur-unsur apa atau kondisi/ keadaan yang ada di luar organisasi yang menjadi faktor kunci untuk berjalannya organisasi tersebut. Dari hasil identifikasi ini akan diperoleh peluang dan ancaman yang dihadapi.
  • 42. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 136    g.) Tujuan Merupakan rumusan tepat tujuan yang rasional, logis untuk dapat dicapai secara adalah berdasarkan kemampuan organisasi dengan memberdayakan sumber daya organisasi secara efektif dan efisien, disesuaikan misi yang telah ditetapkan dan yang dijalankan. h.) Sasaran Dalam penyusunan rancangan 5 (lima) tahunan perlu ditetapkan sasaran atau target yang ingin dicapai. Sasaran dapat dibedakan atas dua kelompok: a. Sasaran populasi adalah kelompok penduduk yang akan dilayani dan ditentukan secara kwantitatif b. Sasaran pencapaian program adalah tingkat kegiatan yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu Contoh sasaran populasi misal : bayi, balita, ibu rumah tangga, penduduk RW dan lain-lain. Sesuai dengan keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan serta peringkat masalah yang ingin ditanggulangi, sasaran populasi dapat diperluas dengan menambahkan sasaran lain. Setelah menentukan sasaran populasi perlu ditentukan sasaran hasil yang dikuantifikasikan baik dalam bentuk prosentase ataupun angka absolut. Contoh kuantifikasi sasaran pencapaian program misalnya menurunnya angka kematian penderita diare sebanyak 0,50 %. i.) Isu-isu pengembangan Isu-isu pengembangan yang perlu diantisipasi dengan program- program pokok meliputi berbagai aspek seperti pengembangan pelayanan, pengembangan SDM, pengembangan fasilitas sarana dan prasarana. j.) Strategi pengembangan Strategi merupakan sarana untuk mencapai tujuan. Manfaat strategi adalah untuk mengoptimalkan sumber daya unggulan dalam memaksimalkan pencapaian sasaran kinerja. Dalam konsep manajemen cara terbaik untuk mencapai tujuan, sasaran, kinerja adalah dengan strstegi memberdayakan sumberdaya secara efektif dan efisien .
  • 43. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 137    k.) Kebijakan,pokok-pokok program dan kegiatan Kebijakan adalah cara dan tindakan pemerintah untuk mengatasi masalah pembangunan tertentu atau untuk mencapai tujuan pembangunan tertentu dengan mengeluarkan keputusan, strategi, perencanaan maupun implementasinya dilapangan dengan menggunakan instrument tertentu. Dari berbagai definisi di atas, beberapa elemen penting dari kebijakan yaitu: 1. Masalah yang akan diatasi dengan kebijakan 2. Cara untuk mengatasi masalah tersebut 3. Tujuan yang akan dicapai 4. Kepentingan yang diinginkan 5. Aktor yang akan melakukannya 6. Instrumen atau perangkat untuk melaksanakan kebijakan 7. Aturan untuk menggunakan instrumen tersebut Berdasarkan rencana strategi pemasaran, kemudian disusun pokok-pokok program dan kegiatan. Pokok-pokok program merupakan sekumpulan program yang direncanakan dalam jangka panjang dan jangka pendek, mengantisipasi isu-isu pengembangan dan perubahan. Pokok-pokok program yang disusun adalah spesifik untuk setiap organisasi serta strategi pemasaran yang dipilih, meliputi berbagai aspek seperti pengembangan pelayanan, pengembangan SDM, pengembangan fasilitas sarana dan prasarana, networking dengan berbagai instansi/ pihak, dan lain- lain. Setiap pokok program kemudian diuraikan dalam kegiatan- kegiatan yang lebih konkrit, dapat diukur, realistis untuk mencapai tujuan dan sasaran. l.) Tahapan pencapaian program Merupakan pentahapan pencapaian program 1.6. PENYEMPURNAAN RANCANGAN Menyempurnakan rancangan mengandung arti membuat rancangan menjadi sempurna, atau membuat menjadi lebih baik dari keadaan semula. Rancangan Rencana Lima Tahunan yang telah ada disempurnakan menjadi lebih baik. Acuan penyempurnaan mengacu
  • 44. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 138    pada rapat, seminar atau masukan para pakar dan ketentuan yang berlaku. Ada 2 (dua) aspek /sisi yang akan disempurnakan dari suatu dokumen, yaitu dari 1) Aspek /sisi teknik penulisan dan 2) aspek/sisi muatan substansi. 1) Sisi Teknis Penulisan Dari sisi teknis penulisan disempurnakan agar memenuhi standar teknis penulisan yang berlaku dan disepakati bersama sbb: a. Jenis huruf yang digunakan satu jenis, misalnya memakai time new roman - 12, arial narrow - 12 dan lain-lain sebagainya b. Jenis dan ukuran kertas , Misalnya A4, berat 70 gram c. Tatacara pemberian kode / code cloture,misalnya: Model 1: I Huruf romawi besar A Huruf besar 1 Angka arab besar a Huruf kecil 1) Angka arab kurung a) Huruf kecil kurung (1) Huruf kecil kurung dua (a) Angka arab kurung dua Atau Model 2 I Judul 1 1.1 1.2 Judul 2 / sub judul 1 Judul 2 / sub judul 2 1.1.1 Judul 3 / sub dari sub judul 1 1.1.1.1 Judul 4/dst
  • 45. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 139    d. Cara penulisan kalimat dan teknis pengetikan 1) Jenis huruf times new roman : 12 2) Ketikan perhalaman (tidak bolak balik) 3) Spasi 1,5 4) Margin a) Atas : 3 cm b) Bawah : 2 cm c) Kanan : 2,5 cm d) Kiri : 4 cm 5) Penomoran halaman kulit : Romawi kecil 6) Penomoran halaman isi : angka arab letaknya diatas sebelah kanan 7) Gagasan utama pada tiap alinea masuk pada ketukan ke 5 2) Sisi Muatan Substansi a) Kelengkapan materi Daftar isi telah sesuai dengan standar dokumen Rencana Lima Tahunan atau kerangka acuan yang ditetapkan Muatan materi sudah sesuai dengan daftar isi Pokok bahasan memerinci sub pokok bahasan dan seterusnya b) Relevansi materi Antara Judul dengan Sub Judul terkait dan atau antara Judul dengan Uraian terkait Penulisan data / angka dengan tepat - Data yang ditulis sesuai dengan data asli - Angka-angka perhitungan sudah benar - Menghitung ukuran epidemiologi sperti rate, ratio dan proporsi sudah benar - Melakukan analisis st Gagasan Utama sebaiknya diiringi dengan gagasan penjelas Kesimpulan memang diambil dari sari materi yang tertera pada uraian atau berdasarkan suatu perhitungan c) Penulisan huruf, kata dan kalimat sesuai dengan ejaan dan kaidah Bahasa Indonesia yang benar Antara Judul dengan Sub Judul tarkait dan atau antara Judul dengan Uraian terkait Penulisan data / angka dengan tepat - Data yang ditulis sesuai dengan data asli - Angka-angka perhitungan sudah benar (Menghitung rate, ratio dan proporsi sudah benar)
  • 46. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 140    POKOK BAHASAN 2. PENYIAPAN RANCANGAN TAHUNAN DIWILAYAH KERJANYA PERENCANAAN TAHUNAN Perencanaan tahunan adalah proses secara sistemik untuk mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang tepat diawali penentuan “ Dimana kita saat ini” untuk menuju “ kemana kita akan pergi “ kemudian penentuan “ bagaimana kita akan pergi”, serta menentukan kebutuhan sumberdaya dalam rangka mencapai kenginan yang spesifik pada tahun yang bersangkutan, yang diakhir tahun yang bersangkutan di akhiri dengan “ bagaimana kita tahu sampai dimana kita pergi” Gambar : Bagaimana kita tahu Sampai dimana Kita pergi ? Dimana Kita saat ini ? Bagaimana cara Kita pergi ? Kemana Kita pergi ? Pada dasarnya penyusunan rencana tahunan mengacu pada Rencana Jangka Menengah yang disusun 5 (lima) tahunan,yang program –programnya dijabarkan menjadi kegiatan secara terperinci lengkap dengan kebutuhan anggarannya. Kerangka berfikir logis dari rencana tahunan adalah berdasarkan Rencana Jangka Menengah,yang disusun sebagai konsekuensi dari adanya kebijakan – kebijakan yang bersifat Global,Nasional dan adanya kebijakan local yang ditetapkan oleh Provinsi serta adanya masalah-masalah yang ada di wilayah Kabupaten/kota. Rencana tahunan disusun berdasarkan “siklus pemecahan masalah” yang kegiatan intervensinya dapat diselesaikan kurun waktu 1 (satu) tahun atau mungkin berlanjut pada tahun depannya.
  • 47. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 141    Dari masing-masing masalah prioritas di cari penyebabnya sampai ke akarnya dan akar penyebab inilah yang harus di intervensi agar masalah dapat diatasi,kemudian tentukanlagi masalah yang belum teratasi demikian seterusnya dan untuk memastikan keberhasilan intervensi dengan dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala. Langkah siklus pemecahan masalah : 1. Mengkaji kebijakan-kebijakan yang ada 2. Identifikasi masalah (mengkaji adanya kesenjangan) Pilah terkaitprogram kesehatan Perlu ada data pendukung. 3. Masalah prioritas,menetapkan beberapa masalah dari yang teridentifikasi dengan kriteria yangtelahditetapkan 4. Mencari penyebab masalah,untuk mendapatkan akar masalah untuk dilakukan intervensi perlu ada data pendukung 5. Menetapkan tujuan yang jelas dan terukur agar masalah dapat di intervensi dengan tepat 6. Menetapkan indikator & target 7. Mngajukan beberapa alternatif pemecahan masalah sebagai rencana intervensi dengan memperhatikan akarpenyebab masalah. 8. Penetapan intervensi terpilih ,dengan menggunakan kriteria yg ditetapkan ,didasarkan sumberdaya yang tersedia. 9. Pelaksanaan kegiatan 10. Monitoring & evaluasi sejak langkah awal. 2.1. PENYUSUNAN TOR Penyusunan Kerangka Acuan (Term Of Reference /TOR) Term Of Reference yang disusun adalah merupakan kerangka acuan yang menjadi dasar penyusunan suatu kegiatan . Dalam TOR memuat : Tujuan, kebijakan, rencana kegiatan dengan pembiayaan.Dilengkapi dengan surat tugas dan TOR yang telah disusun dan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang Sistimatika penyusunan Kerangka Acuan atau Term Of Reference (TOR) untuk setiap kegiatan adalah sbb : : 11) Judul 12) Latar belakang perlunya dilakukan kegiatan tersebut 13) Tujuan kegiatan 14) Kegiatan ,apa yang diharapkan dari kegiatan tersebut 15) Sasaran 16) Metodologi 17) Sumberdaya manusia yang dibutuhkan/terlibat
  • 48. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 142    18) Waktu dan lokasi pelaksanaan 19) Indikator keberhasilan 20) Biaya yang dibutuhkan 2.2. PENGOLAHAN DATA LANJUT Mengolah data epidemiologi primer dan secunder untuk penyusunan rancangan kegiatan epidemiologi dalam bentuk grafik dua variabel atau lebih. Kebutuhan data dan informasi: Untuk menyusun perencanaan mutlak diperlukan data dan informasi yang akurat dan up to date.Data yang diperlukan a.l adalah : 1. Data dan informasi dari institusi kesehatan dan masyarakat (community basedseperti : - Laporan tahunan Dinkes dan RS - Laporan tahunan fasilitas kes lain dan swasta - Laporan surveilans Epidemiologi - Laporan dari pengkajian masyarakat 2. Laporan dari instansi terkait: - Laporan kematian - Laporan kesakitan - Laporan kependudukan 3. Laporan dari masyarakat/LSM - Laporan danya kasus kesakitan - Laporan tentang kondisi lingkungan. Pengolahan data lanjut pada penyiapan rancangan adalah apabila data yang diolah perlu dilakukan pengolahan data dengan melakukan transformasi data lebih lanjut dengan menggunakan software analisis data seperti EPI- INFO, SPSS, D’base dsb. Transformasi/ Manipulasi data Yang dimaksud dengan transformasi/ manipulasi data disini adalah mengubah bentuk dari nilai-nilai variabel awal menjadi bentuk yang baru sesuai dengan rencana analisis sedangkan nilai variabel aslinya masih ada.
  • 49. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 143    Pengubahan variable kedalam bentuk yang baru tersebut, sedapat mungkin menjaga aspek ilmiahnya antara lain dengan menggunakan ukuran “Gold Standard” (standard emas) yang merupakan hasil kesepakatan para ahli atau hasil kegiatan ilmiah sebelumnya, misalnya Ukuran “BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) adalah 2.500 gram (2,5 Kg) . Bilamana nilai Gold Standard tidak didapatkan maka kita dapat menetapkan nilai standard sendiri dengan menguraikan justifikasinya. Dengan adanya bentuk variable yang baru tersebut diharapkan proses analisis menjadi lebih mudah dalam menghasilkan suatu informasi sesuai yang di harapkan. Kegiatan Transformasi data dimaksud akan lebih mudah bila dilakukan dengan menggunakan komputer dan software analisis data seperti EPI- INFO, SPSS, D’base dsb. Beberapa cara yang biasa dilakukan untuk membentuk variable baru antara lain: a. Memodifikasi nilai variabel yaitu upaya mengubah nilai variable lama menjadi nilai baru dengan cara membuat kode baru atau dengan menggunakan hitungan matematik (perkalian, pembagian bagi, penambahan atau pengurangan) - Merubah kode nilai (Recode) misal : jenis kelamin dg kode awal “1” = Perempuan, “2” = laki-laki diubah menjadi variabel sex dengan cara kode “1” diubah menjadi kode “P” = Perempuan, dan “2” jadi “L” = laki-laki - Merubah nilai secara matematik (kali, bagi, tambah, kurang) misal : variable BB bayi lahir dalam gram (data kontinyu) diubah menjadi variabel BB-by Kg dengan cara = (BB bayi lahir/1000) b. Mengelompokkan nilai variabel yaitu upaya mengubah nilai variabel lama dengan cara mengelompokan nilai tertentu dari satu variable menjadi nilai baru - Mengelompokkan nilai dari satu variabel misal : variable penghasilan keluarga dg rentang nilai antara 1 juta sampai 6 juta perbulan, diubah menjadi variabel tk eko kel dengan cara mengelompokkan nilai penghasilan kedalam nilai baru yaitu penghasilan antara 1-2 juta= “rendah” 3-4 juta= “sedang” dan 4- 6=”Tinggi” - Mengelompokkan nilai satu variable secara kondisional
  • 50. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 144    misal : akan membuat variable baru “usiaristi” bagi ibu hamil berdasarkan variable umur yaitu ibu dalam kondisi usia risiko tinggi gangguan kehamilan bila ibu berumur < 15 th atau > 35 th sedangkan usia 16-34 th dianggap normal. Yaitu dengan menggunakan perintah If – Then c. Mengelompokkan nilai beberapa variable menjadi variable baru Yaitu upaya membuat variable baru yang didasarkan pada nilai dari beberapa variable lainnya - Mengelompokkan nilai beberapa variabel (komposit) misal : variable “Imunby ….” dengan jenis imunisasi BCG,DPT 3x, Pol-4x, Hepatitis B 3x, campak 1 x, diubah menjadi “stts imun” dg kode “Lengkap” bila bayi telah mendapatkan imun “DPT3+POLIO3+ H3+campak” dan kode “TL” bila bayi belum mendapat imunisasi seperti tersebut. - Mengelompokkan nilai beberapa variable secara kondisional misal : akan membuat variable baru tentang tingkat risiko terhadap penyakit jantung koroner (“Risk PJK”) dari variable “umur” >25, “Merokok” = berat, “Alkoholik” = tinggi, “Obes” = berat , “streesor” = tinggi, “Olahraga” = rendah dsb dengan menggunakan perintah If – Then d. Mengekstraksi sebagian dari nilai suatu variabel yaitu upaya mengubah nilai variable lama menjadi nilai baru dengan cara mengekstraksi sebagian dari nilainya: - Mengekstraksi nilai misal : akan membuat variabel “Tgl lahir” yang terdiri dari tanggal/bulan/tahun menjadi variabel “tahun lhr” saja, dapat dilakukan dengan meng-ekstraksi nilai tahun dari nilai variable aslinya. 2.3. ANALISIS DATA LANJUT Analisis data lanjut merupakan analisis yang bersifat analitik dengan melihat adanya hubungan antara dua atau lebih variable yang ada, yaitu antara variable terikat (dependent variable) dengan variable bebas (independent variable). Analisis analitik ini menggunakan uji statistik yang sesuai, misalnya : 1) Uji perbedaan antar kelompok yang sesuai : Chi-square test Student’s t-test
  • 51. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 145    Paired t-test McNemar’s t-test 2) Uji asosiasi sesuai dengan kebutuhan : Resiko Relatif Odd Ratio Regresi dan koefisien korelasi Pada analisis data yang menggunakan uji statistik sudah tersedia software khusus untuk analisis data statistik dan epidemiologi seperti Epi Info, SPSS, Sudaan,Stata,dsb. (lihat modul Epi Info) Analisis data dapat dilakukan dengan 1. Analisis Bivariate a. Uji Chi-Kuadrat (Chi-Square).hasil dari uji Chi kwadrat adalah nilai proporsi dan nilai probabilitas. Misal : Ada perbedaan proporsi kejadian BBLR antara ibu perokok dan ibu non perokok. b. Risiko Relatif (RR) dan Rasio Odds (OR) Risiko Relatif /RR : membandingkan risiko pada kelompok terpajan dengan kelompok tidak terpajan, Misal : Risiko Relative/RR kesembuhan penderita TB Paru pada penggunaan rejimen A dibandingkan rejimen B adalah sebesar 3,0 Rasio Odds (OR) : membandingkan odds pada pada kelompok terpajan dengan odds kelompok tidak terpajan. Misal : Kejadian /kasus malaria antara daerah tempat tinggal berupa rawa ditunjukkan OR:2,1 kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang bukan rawa. 2. Analisis MultiVariate Analisis yang melibatkan dua atau lebih variable dependen, Beberapa analisis multivariate yang sering digunakan dalam bidang kesehatan a.l sbb: a. Regresi Ganda b. Analisis Kovarian (Ancova) c. Regresi Cox d. Regresi logistik
  • 52. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 146    Contoh análisis statistik (Analitik) dapat dilihat pada pokok bahasan 1.2. Interpretasi Hasil Analisis Data Melakukan interpretasi terhadap hasil analisis data penelitian adalah kegiatan akhir dari suatu rangkaian tahapan penelitian yang sangat penting artinya. Tanpa dilakukan interpretasi terhadap hasil analisis maka tujuan dari analisis tidak akan tercapai. Interpretasi hasil penelitian adalah kegiatan untuk menjelaskan hasil penelitian (hasil uji statistic) dengan mesinkronkan dengan hipotesa penelitian. Artinya interpretasi data adalah memberi “arti” dari apa yang telah dilakukan dengan menggunakan metode statistic (diskriptif maupun inferensial), yaitu mengerti apa yang didapat dari penelitian tersebut dan yang tidak didapat sekalipun. 2.4. PENYUSUNAN RANCANGAN Dalam penyusunan rencana tahunan sistimatikan penulisannya adalah sbb: 1. Pendahuluan 2. Analisis Situasi dan identifikasi masalah 3. Prioritas masalah dan penyebab masalah 4. Tujuan,Indikator dan target 5. Program dan kegiatan 6. Penetapan kebutuhan Sumber Daya 7. Penyusunan rencana pelaksanaan 8. Penyusunan Anggaran 9. Monitoring dan evaluasi
  • 53. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 147    2.5. PENYAJIAN RANCANGAN Sistimatika penulisan rencana tahunan adalah sbb: 1. Pendahuluan Disampaikan hal-hal yang menjadi latar belakang penyusunan rancangan tahunan seperti: 1) Arah pembangunan kesehatan 2) Visi dan Misi pembangunan kesehatan 3) Alasan dan dasar hukum perlunya disusun rancangan tahunan 4) Hasil pelaksanaan kegiatan pembangunan kesehatan tahun-tahun lalu 5) Sistimatika rancangan 2. Analisis Situasi dan identifikasi masalah Ditulis situasi dan kondisi saat ini, dan kondisi tahun-tahun sebelumnya,sehingga dapat diidentifikasi kesenjangan serta kecenderungannya situasi kesehatan diwilayah tersebut. Dari análisis data dan informasi beberapa tahun terakhir dapat disajikan situasi dan kondisi di wilayahnya,seperti hal-hal sbb : 1) Geografi - Keterjangkauan pelayanan kesehatan 2) Demografi - Jumlah penduduk menurut sex dan umur - Kepadatan penduduk - Jumlah penduduk menurut pendidikan - Data sosial ekonomi,termasuk jumlah keluarga miskin 3) Status Kesehatan - Angka kematian Umum,Bayi dan Ibu bersalin - Angka kematian kasus Misal: 10 (sepuluh) penyakit penyebab kematian semua umur di RS 10 (sepuluh) penyakit utama Rawat Inap /jalan di RS - Hasil analisis epidemiologi - Angka kesakitan dari Puskesmas dan RS - Umur Harapan Hidup - Gangguan gizi.
  • 54. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 148    d) Status lingkungan Lingkungan fisik dan biologis 03. Prioritas masalah dan penyebab masalah Menentukan prioritas masalah perlu memperhatikan kebijakan Global,nacional serta hasil análisis situasi dan kondisi terkini. Menggunakan Tehnik Análisis Masalah (TAM) yang antara lain dikembangkan oleh PAHO berdasarkan Urgency/ Kegawatannya, Seriousness/ Keseriusannya dan Growth/ trend/ kecenderungannya (USG) Analisis penyebab masalah dapat dilakukan denganmenggunakan beberapa teknik,antara lain dengan teknik “análisis akat penyebab” (Root Cause Analysis), selanjutnya akar penyebab ini lah yang akhirnya di intervensi menjadi kegiatan-kegiatan. 04.Tujuan,Indikator dan target Tujuan Untuk menetapkan tujuan perlu dilihat apa masalahnya, rumusan dari tujuan umum merupakan pernyataan positifdari masalah tersebut. Kriteria suatu tujuan adalah: a. Spesifik,mudah diukur,mudah dicapai,rasional,dalam batasan waktu (SMART) b. Terkait dengan masalah c. Jenis tujuan :Tujuan umum (program),Tujuan khusus (jangka pendek) dan Tujuan kegiatan. Tujuan ini diperlukan untuk menghitung pembiayaan. Menetapkan tujuan dapat melihatpada RCA,yang semula berupa pernyataan masalah menjadi pernyataan tujuan ,merubah kalimat negatif menjadi kalimatpositif. Indikator Indikator harus spesifik,mudah diukur,mudah dicapai,rasional,dalam batasan waktu (SMART)
  • 55. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 149    Target Merupakan bentuk kuantitatif/ angka nominal atau persen/perseribu 05. Program dan kegiatan Program mengacu pada Master Plan Pembangunan Kesehatan,dari masalah –masalah yengteridentifikasi dilakukan intervensi dengan kegiatan-kegiatan. 06. Penetapan kebutuhan Sumber Daya Setelah disusun kegiatan dan target,maka ditetapkan kebutuhan tenaga,perbekalan dan biaya.Sumber daya bisa berasal dari APBN,APBD,Dekonsentrasi,BLN atau sector lain. Kebutuhan sumber daya ini meliputi : Tenaga,Fasilitas fisik/infra struktur,peralatan dan bahan, ATK, Obat dan alat kesehatan, Transport/perjalanan 07.Penyusunan rencana pelaksanaan Merupakan rencana pelaksanaan yang dituangkan dalam suatu matriks yang meliputi masalah, tujuan, kegiatan, waktu, pelaksana, indikator keberhasilan. 08. Penyusunan Anggaran Rincian kegiatan merupakan penjabaran kegiatan yang mengandung pembiayaan.Dalam rincian kegiatan harus dicantumkanelemen biaya ,seperti Volume (orang),hari,frekuensi,dll) dan harga satuan yang sesuai estándar biaya umum/khusus. 09.Monitoring dan evaluasi Monitoring Pada dasarnya monitoringadalah merupakan tahapan akhir untuk mengetahui “sampai dimana kita pergi”. Monitoring dilakukan oleh tim perencana untuk dilaporkan pada atasan. Monitoring dilaksanakan untuk : - memastikan bahwa kegiatan dilaksanakan sesuai jadwal, - kegiatan dilaksanakan sesuai dengan stándar/ protap yang ada, - sumberdaya digunakan sesuai rencana, - terpenuhinya data dan informasi yang diperlukan, - Timbulnya masalahdalam pelaksanaan yangperlu ditanggulangi.
  • 56. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 150    Evaluasi Evaluasi meliputi konteks,input,proses dan outcome dalam rangka pencapaian tujuan yang diinginkan. Dapat bersifat internal atau pelaksana dan eksternal. Evaluasi dilakukan sebelum implementasi,selama implementasi dan pada akhir kegiatan. 2.6. PENYEMPURNAAN RANCANGAN Menyempurnakan rancangan mengandung arti membuat rancangan menjadi sempurna, atau membuat menjadi lebih baik dari keadaan semula. Rancangan Rencana Lima Tahunan yang telah ada disempurnakan menjadi lebih baik. Acuan penyempurnaan mengacu pada rapat, seminar atau masukan para pakar dan ketentuan yang berlaku. Ada 2 (dua) aspek /sisi yang akan disempurnakan dari suatu dokumen, yaitu dari 1) Aspek /sisi teknik penulisan dan 2) aspek/sisi muatan substansi. 3) Sisi Teknis Penulisan Dari sisi teknis penulisan disempurnakan agar memenuhi standar teknis penulisan yang berlaku dan disepakati bersama sbb: a. Jenis huruf yang digunakan satu jenis, misalnya memakai time new roman - 12, arial narrow - 12 dan lain-lain sebagainya b. Jenis dan ukuran kertas , Misalnya A4, berat 70 gram c. Tatacara pemberian kode / code cloture,misalnya: Model 1: I Huruf romawi besar A Huruf besar 1 Angka arab besar a Huruf kecil 1) Angka arab kurung a) Huruf kecil kurung (1) Huruf kecil kurung dua (a) Angka arab kurung dua Atau
  • 57. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN JENJANG AHLI KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 151    Model 2 I Judul 1 1.1 1.2 Judul 2 / sub judul 1 Judul 2 / sub judul 2 1.1.1 Judul 3 / sub dari sub judul 1 1.1.1.1 Judul 4/dst d. Cara penulisan kalimat dan teknis pengetikan 8) Jenis huruf times new roman : 12 9) Ketikan perhalaman (tidak bolak balik) 10) Spasi 1,5 11) Margin e) Atas : 3 cm f) Bawah : 2 cm g) Kanan : 2,5 cm h) Kiri : 4 cm 12) Penomoran halaman kulit : Romawi kecil 13) Penomoran halaman isi : angka arab letaknya diatas sebelah kanan 14) Gagasan utama pada tiap alinea masuk pada ketukan ke 5 4) Sisi Muatan Substansi a) Kelengkapan materi Daftar isi telah sesuai dengan standar dokumen Rencana Lima Tahunan atau kerangka acuan yang ditetapkan Muatan materi sudah sesuai dengan daftar isi Pokok bahasan memerinci sub pokok bahasan dan seterusnya b) Relevansi materi Antara Judul dengan Sub Judul terkait dan atau antara Judul dengan Uraian terkait Penulisan data / angka dengan tepat - Data yang ditulis sesuai dengan data asli - Angka-angka perhitungan sudah benar