SlideShare a Scribd company logo
1 of 119
STATISTIKA
PENDIDIKAN
Dosen Pengampu :
1. Prof. Dr. Ratu Ilma Indra Putri, M. Si.
2. Vina Amilia Suganda M., S.Pd., M.Pd.
KELOMPOK 6
INDRALAYA
1. Tri Oktariana (06131282025024/23)
2. Riza Kartika Eleuwarin (06131282025049/46)
3. Mukhlisah Putri (06131282025026/25)
4. Annida Nurul Azizah (06131282025020/19)
5. Mauli Beauty (06131282025034/32)
6. Nurekaheni Viola Rahmi (06131182025007/08)
7. Firda Romadhona (06131282025052/48)
8. Kurnia Dwi Utami (06131282025055/51)
9. Ahmad Syauqi (06131282025056/52)
Pengertian Distribusi
Normal
Ahmad Syauqi / 06131282025056 / 52
A.Pengertian Distrbusi Normal
Distribusi normal sebagai salah satu jenis distribusi variabel acak kontinu.
Pada distribusi normal sendiri terdapat kurva berbentuk lonceng atau grafik.
Distribusi normal juga dapat berfungsi sebagai distribusi Gauss.
Persamaan distribusi normal diantaranya sebagai fungsi densitas.
Distribusi normal dengan fungsi probabilitas ini kemudian akan menunjukkan
variabel atau penyebaran distribusi. Fungsi ini nantinya juga akan dibuktikan
oleh suatu grafik simetris atau bell curve.
B.Pentingnya Distribusi Normal Dalam Statistika
Satu-satunya distribusi probabilitas dengan variabel random kontinu adalah
distribusi
normal. Ada 2 peran yang penting dari distribusi normal :
Memiliki beberapa sifat yang mungkin untuk digunakan sebagai patokan
dalam
mengambil suatu kesimpulan
berdasarkan hasil sampel yang diperoleh. Pengukuran
sampel digunakan untuk menafsirkan parameter populasi.
Distribusi normal sangat sesuai dengan distribusi empiris, sehingga dapat
dikatakan
bahwa semua kejadian alami akan membentuk distribusi ini. Karena alasan
inilah
sehingga distribusi ini dikenal sebagai distribusi normal dan grafiknya dikenal
C.Sifat Khusus Distribusi Normal
Seluruh Distribusi Normal, walaupun bentuknya berbeda-beda, memiliki
sejumlah sifat atau karakteristik, yakni:
1.Bentuknya selalu simetris antara kanan dan kiri.
2.Mean, Median, dan Mode bernilai sama.
3.Setengah populasi dari nilai data dalam distribusi berada di rentang nilai
yang kurang dari nilai Mean, dan setengah lainnya lebih besar dari nilai
Mean.
D.Aturan Empiris Dalam Distribusi Normal
Pada suatu Distribusi Normal, terdapat sejumlah kondisi yang dipastikan
bernilai benar, yakni sebagian data yang ditunjukkan dalam persentase, akan
berada di suatu angka Standar Deviasi tertentu dari nilai Mean.
Apa saja Aturan Empiris ini?
1.Jika nilai Standar Deviasi sebesar 1, maka sebanyak 68% nilai data akan
berada di dalamnya.
2.Sedangkan jika nilai Standar Deviasi sebesar 2, maka sebanyak 95% nilai
data akan berada di dalamnya.
3.Namun apabila nilai Standar Deviasi sebesar 3, maka sebanyak 99,7%
nilai data akan berada di dalamnya.
Nama : Nurekaheni Viola Rahmi
NIM : 06131182025007
No. Urut : 08
Kelas Indralaya
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Ratu Ilma Indra Putri, M.Si
Vina Amilia Suganda, S.Pd, M.Pd
Rataan Varians Fungsi Pembangkit
Momen
Bentuk Kurva Yang
Diakibatkan Perbedaan
Rentang Nilai Dan
Simpangan Baku
1 2 3
4
Table of contents
Rataan
Rataan
Definisi:
Jika X adalah peubah acak diskrit dengan nilai fungsi
peluang dari X adalah p(x), maka rataan dari peubah
acak X didefinisikan sebagai berikut:
𝐸 𝑋 =
π‘₯
π‘₯ Γ— 𝑝 π‘₯
Varians
Varians
Varian dari peubah X sering dinotasi kan dengan π‘Žπ‘₯2
.
Misalnya X adalah peubah acak diskrit maupun kontinu. Varians dari X dari X
didefinisikan sebagai berikut:
π‘‰π‘Žπ‘Ÿ 𝑋 = 𝐸 𝑋 βˆ’ 𝐸 𝑋 ]2
● Pembuktian:
π‘‰π‘Žπ‘Ÿ 𝑋 = 𝐸 𝑋 βˆ’ 𝐸 𝑋 ]2
= 𝐸 𝑋2 βˆ’ 2𝑋𝐸 𝑋 + {𝐸 𝑋 }2]
= 𝐸 (𝑋2) βˆ’ 2𝐸 𝑋 𝐸(𝑋) + {𝐸 𝑋 }2]
= 𝐸 (𝑋2) βˆ’ 2{𝐸 𝑋 }2 + {𝐸 𝑋 }2]
= 𝐸 𝑋2
βˆ’ {𝐸(𝑋)}2
Jika X adalah peubah acak dan c adalah
sebuah konstanta, maka:
π‘‰π‘Žπ‘Ÿ 𝑋 + 𝑐 = π‘‰π‘Žπ‘Ÿ (𝑋)
Jika c adalah sebuah konstanta, maka
Var(c) = 0
Sifat-sifat Varians
1 2
Jika a dan b adalah dua buah konstanta
dan X adalah peubah acak, maka:
π‘‰π‘Žπ‘Ÿ π‘Žπ‘‹ + 𝑏 = π‘Ž2
Γ— π‘‰π‘Žπ‘Ÿ (𝑋)
3
Jika X adlah peubah acak kontinu dan f(x) adalah nilai fungsi identitas dari X
di x maka varians dari X didefinisikn sebagai:
Jika X adalah peubah acak diskrit dan p(x) adalah hasil fungsi peluang dari X di x maka
varians dari X didefinsikan sebagai:
Variansi Diskrit
Variansi Kontinu
π‘‰π‘Žπ‘Ÿ π‘₯ =
π‘₯
π‘₯2
Γ— 𝑓 π‘₯
π‘‰π‘Žπ‘Ÿ π‘₯ =
βˆ’π‘₯
π‘₯
π‘₯2
Γ— 𝑓 π‘₯
FUNGSI
PEMBANGKIT
MOMEN
Jika X adalah peubah acak, baik diskrit maupun kontinu, maka
fungsi pembangkit momen dari X (dinotasikan dengan 𝑀π‘₯(𝑑))
didefinisikan sebagai:
Definsi 1:
𝑀π‘₯ = 𝐸 𝑒𝑑π‘₯ , π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ βˆ’ β„Ž < 𝑑 < β„Ž π‘‘π‘Žπ‘› β„Ž > 0.
Jika X adalah peubah acak diskrit dan p(x) adalah fungsi peluang dari X
dan di x, maka fungsi pembangkit momen dari X didefinisikan
sebagai:
Definsi 2: FPM Diskrit
𝑀π‘₯ 𝑑 =
π‘₯
𝑒𝑑π‘₯ Γ— 𝑝 π‘₯
Jika X adalah peubah acak, baik diskrit maupun kontinu dan
𝑀π‘₯(𝑑) adalah fungsi pembangkit momennya, maka
Penurunan Momen dari
FPM
𝑀π‘₯
π‘Ÿ(t)|𝑑=0 = πœ‡π‘Ÿβ€²
BENTUK KURVA YANG
DIAKIBATKAN PERBEDAAN
RENTANG NILAI DAN
SIMPANGAN BAKU
Bentuk kurva normal tergantung pada distribusi nilai/skor yang akan
dibuat kurvanya. Penyebaran skor dan panjang rentangan distribusinya
berpengaruh besar atau menentukan bentuk kurvanya. Jika responden
sama, rentangan nilainya tidak sama, sedangkan simpangan bakunya
tidak sama, maka kurva normal dari distribusi nilai tersebut akan
berbeda bentuknya.
Merupakan bentuk kurva normal
yang meruncing tinggi karena
pengumpulan nilai pada nilai sekitar
rata-rata sangat banyak.
Leptokurtic
Merupakan bentuk kurva normal yang
mendatar rendah karena perbedaan
frekuensi pada skor-skor yang mendekati
rata-rata sangat kecil.
Platykurtic
Merupakan bentuk kurva yang normal
biasa, artinya bentuknya merupakan
bentuk antara leptorkutic dan
platykurtic, karena penyebaran nilai
biasa dan tidak terjadi kejutan-
kejutan yang berarti.
Platykurtic
Contoh Soal
1. Salah satu siswa kelas V melemparkan sebuah dadu. Tentukan rataan
dari munculnya mata dadu tersebut!
𝐸 𝑋 = π‘₯ π‘₯ Γ— 𝑝(π‘₯)
𝐸 𝑋 =
1
6
1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6
𝐸 𝑋 =
21
6
= 3,5
Penyelesaian:
2. Misalnya distribusi peluang dari peubah acak X adalah sebagai
berikut:
p(x) 1 2 3
x 0,5 0,3 0,25
Hitunglah Varians (x):
πœ‡ = 𝐸 𝑋 = π‘₯ π‘₯2
Γ— 𝑝(π‘₯)
= 1. 0,5 + 2. 0,3 + 3. 0,25 = 1,05
Penyelesaian:
π‘‰π‘Žπ‘Ÿ π‘₯ =
π‘₯
π‘₯2
Γ— 𝑝(π‘₯)
π‘‰π‘Žπ‘Ÿ π‘₯ = 12
. 0,5 + 22
0,3 = 3,95
π‘‰π‘Žπ‘Ÿ π‘₯ = 𝐸(π‘₯)2
βˆ’ πœ‡2
π‘‰π‘Žπ‘Ÿ π‘₯ = 3,95 βˆ’ 1,052
= 2,8475.
Distribusi Normal
dengan Cara
Ordinat dan Luas
Annida Nurul Azizah
Cara Ordinat
Rumus
Keterangan:
πœ‡ = Rata-rata
𝜎 = Simpang Baku
πœ‹ = 3,1416 (bilangan konstan)
e = 2,7183 (bilangan konstan)
X = Absis dengan batas -∞< X < II
Dari rumus ordinat maka dapat ditarik kesimpulan:
Setiap pasangan πœ‡ π‘‘π‘Žπ‘› 𝜎 dapat membentuk kurva normal. Sehingga terdapat
banyak kurva normal dengan bentuk yag berlainan.
Bila 𝜎 besar, kurva yang terbentuk mempunyai puncak yang rendah.
Sebaliknya, bila 𝜎 kecil akan menghasilkan puncak kurva yang tinggi.
Dapat pula bentuk kurva normal dengan πœ‡ yang berbeda atau dengan πœ‡ dan 𝜎
yang berbeda.
Setiap harga X akan memperoleh harga Y, bila nilai X dilakukan dalam
jumlah yang tak terhingga akan menghasilkan bentuk kurva distribusi normal.
Gambar:
Gambar:
Contoh Soal
Suatu sekolah menggunakan tes IQ terhadap
seluruh siswa kelas 2 untuk menentukan jurusan
yang tepat bagi siswanya. Hasil tes menunjukkan
bahwa IQ dari 200 siswa berdistribusi normal
dengan rata-rata 116 dan simpangan baku 10.
Bila jurusan IPA ditentukan dengan nilai IQ
minimal 110, berapa banyak siswa yang akan
ditolak untuk masuk ke jurusan IPA berdasarkan
IQ yang ditentukan sekolah?
x= 110
πœ‡ = 116
𝜎 = 10
Banyaknya siswa yang akan ditolak untuk masuk
ke jurusan IPA berdasarkan IQ?
Penyelesaian
Diketahui:
Ditanya:
Z =
π‘₯βˆ’ πœ‡
𝜎
Z =
110βˆ’ 116
10
Z = -0,06
P (Z < -0,06) = 0,07743
Jadi, jumlah siswa yang
ditolak masuk jurusan IPA
dari 200 siswa adalah
0,07743 x 200 = 15,486 =
15
15 siswa
Cara Luas
Catatan:
Kurva distribusi normal maupun distribusi normal baku bersifat simetris
dimana garis simetrisnya berada pada Z = 0. Sedangkan luas area
keseluruhan di bawah kurva normal adalah 1.
Luas area di bawah kurva normal sangat sulit dihitung dengan menggunakan
rumus peluang distribusi normal. Oleh karena itu untuk mempermudah
penghitungan dibuatlah tabel Z distribusi normal baku.
Ada dua tabel Z distribusi normal baku yang disajikan oleh buku-buku statistik.
Dua tabel tersebut adalah tabel distribusi normal baku yang menentukan luas
area di antara -∞ < Z < Z1 dan tabel distribusi normal baku yang menentukan
luas area di antara 0 < Z < Z1.
Distribusi normal baku (normal standar) adalah distribusi normal yang telah
ditransformasi sehingga memiliki rata-rata sama dengan 0 dan varian sama
dengan 1. Variable random distribusi normal baku dilambangkan dengan Z.
Tabel Distribusi Baku
Tabel distribusi normal baku yang
menentukan luas area di antara -∞ < Z < Z1
Tabel distribusi normal baku yang
menentukan luas area di antara 0 < Z < Z1
0 Z1
0 Z
Tabel Zdistribusi
normal baku yang
digunakanadalah
tabelZdistribusi
normalbaku yang
menentukanluas area
di antara-∞ < Z < Z1.
Contoh Soal
Misalkan Z adalah variabel random
yang berdistribusi normal baku
(normal standar). Hitunglah luas
wilayah pada Z < 1,24 atau peluang
P(Z < 1,24)!
Jawab:
Sebelum menjawab persoalan di atas, perlu dipahami bahwa P(Z
< 1,24) sama juga dengan P(Z ≀ 1,24). Hal ini karena Z adalah
variabel random kontinu dimana P(Z = 1,24) = 0, sehingga P(Z <
1,24) sama saja dengan P(Z ≀ 1,24).
Area Z < 1,24 pada kurva distribusi normal baku dapat dilihat
pada gambar berikut.
Jawab
β€’ Untuk mengetahui luas area kurva normal pada Z < 1,24
atau peluang P(Z < 1,24), kita bisa akan menggunakan
tabel Z distribusi normal baku.
β€’ Tabel Z yang ada pada link di atas terdiri dari dua bagian,
yaitu bagian tabel Z negatif dan bagian tabel Z positif.
Karena Z = 1,24 adalah bilangan yang positif maka
bagian tabel yang digunakan adalah bagian tabel Z
positif.
β€’ Pada tabel Z, kolom pertama menunjukkan nilai Z yang
memiliki satu angka di belakang koma, sedangkan angka
kedua di belakang koma terletak pada baris pertama.
β€’ Untuk menentukan luas wilayah Z < 1,24, kita harus
menentukan terlebih dahulu letak 1,2 pada kolom pertama
kemudian diarahkan ke kanan. Selanjutnya menentukan
letak 0,08 pada baris pertama kemudian diarahkan ke
bawah.
1,24
0
Jawab
β€’ Coba perhatikan ilustrasi pada gambar di samping kanan
ini.
β€’ Titik pertemuan keduanya merupakan luas wilayah Z <
1,24 atau P(Z < 1,24), yaitu 0,8925.
Riza Kartika
Eleuwarin
06131282025049/46
Rumus Kurva
Normal Standar
Luas Daerah Kurva
Normal Standar
Penggunaan Tabel
Distribusi Normal
Standar
Membaca Tabel
Distribusi Normal Contoh Soal
#1 #2 #3
#4 #5
Table of contents
Rumus Kurva Normal Standar
#1
Distribusi normal atau kurva
normal biasanya disebut
distribusi Gausse
Keterangan :
𝜎 : simpangan baku data
berdistribusi normal
Rumusnya :
𝑓 π‘₯ =
1
𝜎√2πœ‹
π‘’βˆ’
1
2(
π‘₯βˆ’πœ‡
𝜎 )2
πœ‹ : konstanta dengan nilai 3,14159…
πœ‡ : rata-rata (mean) dari data
e : bilangan eksponensial dengan
nilai 2,7183
Untuk menghitung nilai Z
adalah sebagai berikut :
Keterangan :
𝜎 : simpangan baku data
berdistribusi normal
Rumusnya :
πœ‡ : rata-rata (mean) dari data
𝑍 =
𝑋 βˆ’ πœ‡
𝜎
Luas Daerah Kurva Normal Standar
#2
Probabilitas distribusi normal f(x) pada interval π‘₯1 < π‘₯ < π‘₯2 ditentukan dengan
mencari luas daerah di bawah kurva yang ditunjukkan pada Gambar 2
Pada Gambar 2 probabilitas 𝑃π‘₯1 < π‘₯ < π‘₯2) ditunjukkan
oleh luas daerah yang diarsir yang dibatasi oleh
kurva f(x), sumbu x, garis tegak π‘₯ = π‘Ž dan π‘₯ = 𝑏.
Karena f(x) merupakan fungsi kontinu, probabilitas 𝑃
(π‘₯1 < π‘₯ < π‘₯2) dihitung dengan menggunakan integral
dari fungsi f(x) yang dibatasi oleh π‘₯ = π‘₯1 dan π‘₯ = π‘₯2,
yaitu:
𝑃 π‘₯1 < π‘₯ < π‘₯2 =
π‘₯1
π‘₯2π‘₯
𝑓 π‘₯ 𝑑π‘₯ =
π‘₯1
π‘₯2 1
𝜎√2πœ‹
π‘’βˆ’
1
2
(
π‘₯βˆ’πœ‡
𝜎
)2
𝑑π‘₯
Tranformasi yang dimaksud yaitu:
𝑍 =
𝑋 βˆ’ πœ‡
𝜎
Jika variabel random normal X menghasilkan nilai x, maka nilai yang
sama dalam variabel random Z adalah 𝑍 = π‘₯βˆ’ πœ‡ 𝜎. Jika x terletak antara
nilai π‘₯ = π‘₯1 dan π‘₯ = π‘₯2 maka diperoleh :
Dari uraian sebelumnya dapat dituliskan:
● 𝑃 π‘₯1 < π‘₯ < π‘₯2 = π‘₯1
π‘₯2 1
𝜎√2πœ‹
π‘’βˆ’
1
2
(
π‘₯βˆ’πœ‡
𝜎
)2
𝑑π‘₯
● 𝑃 π‘₯1 < π‘₯ < π‘₯2 = 𝑧1
𝑧2 1
𝜎√2πœ‹
π‘’βˆ’
𝑧2
2 𝑑π‘₯
● 𝑃 π‘₯1 < π‘₯ < π‘₯2 = 𝑧1
𝑧2
𝑁 𝑧 ; 0,1 𝑑𝑧
● 𝑷 π’™πŸ < 𝒙 < π’™πŸ = 𝑷 π’›πŸ < 𝒙 < π’›πŸ
𝑍1 =
𝑋1 βˆ’ πœ‡
𝜎
𝑍2 =
𝑋2 βˆ’ πœ‡
𝜎
Penggunaan Tabel Distribusi
Normal Standar
#3
Rata-rata jarak tempuh bus pada suatu perusahaan
travel yaitu 5.000 km perbulan dan standar deviasinya
1.200 km yang mengikuti sebaran normal. Berpakah
probabilitas bus menempuh jarak antara 3.400 km dan
6.500 km dalam 1 bulan?
Diketahui : πœ‡ = 5000, 𝜎 = 1200, π‘₯1 = 3400, π‘₯2 = 6500
𝑍1 =
𝑋1βˆ’πœ‡
𝜎
=
3400βˆ’5000
1200
= βˆ’1,33
𝑍2 =
𝑋2βˆ’πœ‡
𝜎
=
6500βˆ’5000
1200
= 1,25
(βˆ’1.33 < 𝑧 < 1.25) = 𝑃(𝑧 < 1.25) - 𝑃(𝑧 < βˆ’1.33)
= 0,8994 – 0,0918
= 0,8026
Membaca Tabel Distribusi Normal
#4
Berikut merupakan tabel distribusi normal standar (tabel z) untuk (𝑋 < π‘₯)
atau dapat diilustrasikan dengan luas kurva normal standar dari 𝑋 = βˆ’βˆž
sampai dengan 𝑋 = x
Cara Membaca Tabel Distribusi Normal
Cara membaca tabel distribusi normal sebenarnya tidak
terlalu sulit. Caranya adalah dengan melihat nilai atau
skor z, apakah nilainya berada di luar kurva normal atau
tidak. Kurva normal ini merupakan kurva nilai dari hasil
standarisasi rentang nilai. Karena berdasar pada proses
standarisasi, maka pusat kurva yang digunakan adalah
nilai mean yang sama dengan nol. Maka setiap z skor,
baik itu mengarah ke kanan atau ke kiri merupakan
besaran dari standar deviasi
Kita ambil contoh, hitunglah P (𝑋 < 1,25)
Untuk menentukan nilai dari 1,25 yaitu :
● Kita cari dahulu nilai 1,2 pada tabel z
● Lalu kita cari nilai 0,05 pada bagian atas tabelnya
● Kemudian cari sel pertemuan kolom dan baris
tersebut.
● Dari pertemuan kolom dan baris tersebut didapatlan
nilainya ialah 0,8994
Berikut bentuk kurva distribusi normalnya
Contoh Soal
#5
1. Luas daerah di bawah kurva normal baku yang diberi arsir adalah…
● Penyelesaian :
Bagilah arsiran menjadi dua daerah, daerah pertama (βˆ’0,50 < 𝑧 < 0), daerah kedua
(0 < 𝑧 < 2,25)
Kemudian cek tabel nilai Z untuk bilangan -0,50. Didapatkan nilainya ialah 0,3085
Kemudian cek tabel nilai Z untuk bilangan 2,25. Didapatkan nilainya adalah 0,9878
𝑃(βˆ’0,50 < 𝑧 < 2,25) = 𝑃(𝑧 < 2,25) - 𝑃(𝑧 < βˆ’0,50) = 0,9878 – 0,3085 = 0,6793
2. Sekelompok data dinyatakan dengan X∼N(200,50). Jika data tersebut terdiri
dari 10.000 sampel, maka perkiraan banyak sampel yang memiliki nilai antara 210
dan 260 adalah…
● Penyelesaian :
Arti dari notasi X~N (200, 50) adalah data X berdistribusi normal dengan rata-
rata πœ‡ = 200 dan simpangan baku 𝜎 = 50
Pertama, transformasikan nilai 𝑋1 = 210 dan 𝑋2 = 260
𝑍1 =
𝑋1βˆ’πœ‡
𝜎
=
210βˆ’200
50
= 0,2
𝑍2 =
𝑋2βˆ’πœ‡
𝜎
=
260βˆ’200
50
= 1,2
Artinya, kita mencari luas di bawah kurva normal P (0,2 < Z < 1,2)
Dengan menggunakan tabel Z diperoleh :
(0,2 < 𝑧 < 1,2) = 𝑃(𝑧 < 1,2) - 𝑃(𝑧 < 0,2) = 0,8849 – 0,5793 = 0, 3056
Jadi peluang diperolehnya sampel dengan nilai di antara 210 dan 260 adlaah 0,3056
Firda Romadhona (48)
Persamaan fungsi
distribusi normal
dengan variabel acak X
& Distribusi normal
baku
06131282025051
Persamaan fungsi distribusi normal dengan variabel acak X adalah
sebagai berikut :
f (x ; ΞΌ, Οƒ2
) =
1
2πœ‹Οƒ2
𝑒
βˆ’
1
2
π‘₯βˆ’ΞΌ
Οƒ
2
dimana x adalah peubah acak kontinu dan -∞ < x < ∞. Distribusi normal memiliki dua
parameter yaitu mean (ΞΌ) dan varian (Οƒ) dimana -∞ < x < ∞ dan Οƒ2
> 0. Dengan
demikian fungsi f (x ; ΞΌ, Οƒ2
) dapat dibaca bahwa peubah acak x mengikuti distribusi
normal dengan rata-rata (ΞΌ) dan varian (Οƒ).
Persamaan fungsi distribusi normal dengan variabel acak X adalah
sebagai berikut :
Keterangan :
x = peubah acak normal yang nilainya -∞ < x < ∞.
ΞΌ = rata-rata
Οƒ = standar deviasi
πœ‹ = konstanta yang nilainya 3,14159
e = konstanta yang nilainya 2,72828
f (x ; ΞΌ, Οƒ2
) =
1
2πœ‹Οƒ2
𝑒
βˆ’
1
2
π‘₯βˆ’ΞΌ
Οƒ
2
Distribusi normal baku (standar)
Distribusi normal baku (standar) adalah distribusi peubah acak dengan rata-rata ΞΌ = 0
dan varian Οƒ2
= 1. Peubah acak (variabel random) distribusi normal baku dinotasikan
dengan Z yang merupakan hasil transformasi dari peubah acak X yang berdistribusi
normal. Bentuk transformasi peubah acak tersebut adalah sebagai berikut.
Z =
π‘₯βˆ’ΞΌ
Οƒ
Sehingga fungsi distribusi normal
f (x ; ΞΌ, Οƒ2 ) =
1
2πœ‹Οƒ2
𝑒
βˆ’
1
2
π‘₯βˆ’ΞΌ
Οƒ
2
akan berubah menjadi
f (z ; 0, 1) =
1
2πœ‹
π‘’βˆ’
1
2
. 𝑧2
Distribusi normal baku (standar)
Jika variabel random normal X menghasilkan nilai x, maka nilai yang sama dalam
variabel random Z adalah z =
π‘₯βˆ’ΞΌ
Οƒ
. Jika X terletak antara nilai x = π‘₯1 dan x = π‘₯2 maka
diperoleh
𝑧1 =
π‘₯1βˆ’ΞΌ
Οƒ
𝑧2 =
π‘₯2βˆ’ΞΌ
Οƒ
Distribusi normal baku (standar)
Perbandingan distribusi normal peubah acak x dengan distribusi normal standar z
adalah
P (π‘₯1 < X < π‘₯2) = π‘₯1
π‘₯2 1
2πœ‹Οƒ2
𝑒
βˆ’
1
2
π‘₯βˆ’ΞΌ
Οƒ
2
dx
= π‘₯1
π‘₯2 1
2πœ‹
π‘’βˆ’
1
2
. 𝑧2
dx
= π‘₯1
π‘₯2
𝑓 𝑧, 0, 1 𝑑𝑧
= P (𝑧1 < Z < 𝑧2)
CONTOH SOAL
Pertanyaan 1
Suatu perusahaan
listrik menghasilkan
bola lampu yang
umurnya
berdistribusi normal
dengan rataan 800
jam dan simpangan
baku 40 jam.
Hitunglah peluang
suatu bola lampu
dapat menyala antara
778 dan 834.
Penyelesaian
Nilai z yang berpadanan dengan π‘₯1 = 778 dan π‘₯2 =
834 adalah
𝑧1 =
π‘₯1βˆ’ΞΌ
Οƒ
=
778 βˆ’ 800
40
= -0,55
𝑧2 =
π‘₯2βˆ’ΞΌ
Οƒ
=
834 βˆ’ 800
40
= 0,85
CONTOH SOAL
Suatu perusahaan
listrik menghasilkan
bola lampu yang
umurnya
berdistribusi normal
dengan rataan 800
jam dan simpangan
baku 40 jam.
Hitunglah peluang
suatu bola lampu
dapat menyala antara
778 dan 834.
Penyelesaian
Nilai z yang berpadanan dengan π‘₯1 = 778 dan π‘₯2 =
834 adalah
𝑧1 = -0,55
𝑧2 = 0,85
Jadi
P(778 < X < 834) = P(-0,55 < Z < 0,85)
= P(Z < 0,85)–P( Z <-0,55)
= 0,8023 – 0,2912
= 0,5111
Pertanyaan 1
CONTOH SOAL
Pertanyaan 2
Suatu jenis baterai
mobil rata-rata
berumur 30 tahun
dengan simpangan
baku 0,5 tahun. Bila
dianggap umur
baterai
berdistribusi
normal, carilah
peluang suatu
baterai tertentu
akan berumur kurang
dari 2,3 tahun.
Penyelesaian
z =
π‘₯ βˆ’ΞΌ
Οƒ
=
2,3 βˆ’ 3
0,5
= -1,4
maka
P(X < 2,3) = P(Z < -1,4)
= 0,0808
CONTOH SOAL
Pertanyaan 3
Suatu mesin membuat
alat tahanan listrik
dengan rataantahanan
40 ohm dan simpangan
baku 2 ohm. Misalkan
bahwa tahanan
berdistribusi normal
dan dapat diukur
sampai derajat
ketelitian yang
diinginkan. Berapa
persentase alat yang
mempunyai tahanan
melebihi 43 ohm?
Penyelesaian
z =
π‘₯ βˆ’ΞΌ
Οƒ
=
43 βˆ’ 40
2
= 1,5
sehingga
P(X > 2,3) = P(Z > 1,5)
= 1 – P(Z < 1,5)
= 1 – 0,9332
= 0,0668
NAMA : TRI OKTARIANA
NIM/NO. ABSEN : 06131282025024 /
23
1. NILAI PELUANG VARIABEL ACAK BERDISTRIBUSI
NORMAL BAKU N (0,1).
2. CONTOH SOAL
BENTUK KURVA NORMAL
β€’ Normal Umum
Dimana, ΞΌ = rata-rata
Οƒ = simpangan baku
BENTUK KURVA NORMAL
β€’ Normal Baku
NILAI PELUANG VARIABEL ACAK BERDISTRIBUSI NORMAL BAKU N (0,1).
Luas daerah yang dibatasi kurva normal baku N(0,1) dan sumbu
mendatar adalah 1.
Hal ini dapat dituliskan sebagai berikut :
βˆ’βˆž
∞
𝒇 𝒛 𝒅𝒛 =
βˆ’βˆž
∞
𝟏
βˆšπŸπ…
π’†βˆ’
𝟏
𝟐
π’›πŸ
𝒅𝒛 = 𝟏
Grafik distribusi normal baku N(0,1) bersifat simetris
terhadap garis Z = 0 maka luas daerah di kiri dan kanan
garis Z adalah sama, yaitu :
βˆ’βˆž
𝟎
𝒇 𝒛 𝒅𝒛 =
βˆ’βˆž
𝟎
𝟏
βˆšπŸπ…
π’†βˆ’
𝟏
πŸπ’›πŸ
𝒅𝒛 = 𝟎, πŸ“
Menghitung luas daerah di bawah kurva normal tidaklah mudah karena harus
melakukan pengintegralan terhadap fungsi eksponen.
Misalnya integral berikut untuk menentukan luas daerah di bawah kurva normal
baku pada interval Z ≀ z seperti tampak pada gambar di bawah ini:
𝒑 𝒛 ≀ 𝒛 =
βˆ’βˆž
∞
𝒇 𝒛 𝒅𝒛 =
βˆ’βˆž
∞
𝟏
βˆšπŸπ…
π’†βˆ’
𝟏
πŸπ’›πŸ
𝒅𝒛 = 𝟏
1) Cari zhitung dengan rumus:
𝒛 =
𝒙 βˆ’ 𝝁
𝝈
2) Gambarkan kurvanya.
3) Tuliskan nilai zhitung pada sumbu x di kurva di atas dan tarik garis dari titik
zhitung ke atas sehinggga memotong garis kurva.
Perubahan bentuk dari normal umum menjadi normal baku dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
4) Luas yang terdapat dalam tabel merupakan luas daerah antara garis tegak ke
titik 0 di tengah kurva.
5) Carilah tempat nilai z dalam tabel normal.
6) Luas kurva normal = 1, karena ΞΌ = 0, maka luas dari 0 ujung ke kiri = 0,5.
luas dari 0 ke titik kanan = 0,5.
7) Luas daerah kurva nomal dicari dengan menggunakan tabel kurva normal
baku
Perubahan bentuk dari normal umum menjadi normal baku dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
CONTOH SOAL
● Diketahui : Daerah yang diarsir berikut dibatasi oleh kurva normal N(0,1)
pada interval Z ≀ 1,45
● Ditanya :
A. Tuliskan bentuk integral yang menyatakan luas daerah L1
B. Tentukan luas daerah L1 dengan menggunakan tabel distribusi normal baku
● Jawab :
Fungsi normal baku dalam variabel x adalah
𝟏
βˆšπŸπ…
π’†βˆ’
𝟏
πŸπ’›πŸ
A. Daerah L1 dibatasi oleh kurva normal baku pada interval Z ≀ 1,45 maka
luasnya adalah
𝑳 =
βˆ’βˆž
𝟏,πŸ’πŸ“
𝒇 𝒛 𝒅𝒛 =
βˆ’βˆž
𝟏,πŸ’πŸ“
𝟏
βˆšπŸπ…
π’†βˆ’
𝟏
𝟐 π’›πŸ
𝒅𝒛
B. Cara menentukan luas daerah di
bawah kurva normal baku pada
interval Z ≀ 1,45. Perhatikan tabel
distribusi normal baku di bawah ini.
Batas kiri interval adalah Z = - ∞ dan
batas kanannya adalah Z = 1,45 = 1,4
+ 0,05 maka pilih bilangan 1,4 pada
kolom paling kiri dan bilangan 0,05
pada baris paling atas. Pertemuan
antara baris 1,4 dengan kolom 0,05
adalah luas daerah yang dimaksud.
Perhatikan gambar berikut :
Dari tabel distribusi normal baku diperoleh luas daerah di bawah kurva normal baku
pada interval Z ≀ 1,45 adalah 0,9265. Jadi luas daerah L1 adalah 0,9265.
CONTOH SOAL
Diketahui :
Dari 100 responden didapat harga rata-rata untuk anget motivasi kerja = 75
dengan simpangan baku = 4.
Ditanya :
A. Berapa jumlah responden yang mendapat nilai 80 ke atas?
B. Berapa nilai responden yang dapat dikualifikasikan 10 % dari nilai tertinggi?
JAWAB
A. Z = ( 80-75 ) / 4 = 1, 25 dari tabel kurva normal didapat luas ke kanan =
10,56%. Jadi jumlah responden = 10,56% x 100 = 11 orang.
B. Batas kualifikasi 10% tertinggi = 50% - 10% = 40% dari tabel diperoleh 1,28.
karena SD tertinggi 4, maka untuk 1,28SD = 1,28 x 4 = 5,12. Jadi skor
tertinggi = 75 + 5,12 = 80,1
Mukhlisah Putri (06131282025026 / 25)
Grafik distribusi normal baku
bersifat simetris terhadap
garis Z
Bentuk Tabel Z Distribusi Normal
Distribusi normal disebut pula distribusi Gauss, adalah distribusi probabilitas
yang paling banyak digunakan dalam berbagai analisis statistika. Kurva
distribusi normal maupun distribusi normal baku bersifat simetris dimana garis
simetrisnya berada pada Z = 0. Sedangkan luas area keseluruhan di bawah
kurva normal adalah 1.
Ada dua bentuk tabel Z distribusi normal baku yang disajikan oleh buku-buku
statistik, yaitu:
1. Tabel Z distribusi normal P ( βˆ’βˆž < 𝑍 < 𝑧1)
Adalah tabel distribusi normal yang menghitung peluang atau luas area kurva distribusi
normal dari βˆ’βˆž sampai dengan z1.
Luas area yang dimaksud adalah luas area yang diarsir pada gambar di bawah ini.
2. Tabel Z distribusi normal baku yang menentukan luas area di antara P (0< 𝑍 < 𝑧1) adalah
tabel distribusi normal yang menghitung peluang atau luas area kurva distribusi normal dari 0
sampai dengan z1.
Luas area yang dimaksud adalah luas area yang diarsir pada gambar dibawah ini.
CONTOH SOAL
Hitunglah P (Z < 1,24)
Jawab :
Area Z < 1,24, pada kurva distribusi normal adalah area yang diarsir pada gambar ini.
Kolom pertama tabel Z menunjukkan nilai Z yang memiliki satu angka di
belakang koma, sedangkan baris pertama kolom kedua dan seterusnya menunjukkan
angka kedua di belakang koma.
Luas area yang diarsir adalah nilai peluang Z < 1,24 atau
ditulis P ( Z < 1,24) dan nilainya dapat diperoleh dari Tabel Z
Distribusi Normal.
Tabel Z di atas terdiri dari dua bagian, yaitu bagian tabel Z
negatif dan bagian tabel Z positif. Karena Z = 1,24 adalah
bilangan yang positif maka bagian tabel yang digunakan
adalah bagian tabel Z positif.
Kolom pertama tabel Z menunjukkan nilai Z yang memiliki satu angka di belakang
koma, sedangkan baris pertama kolom kedua dan seterusnya menunjukkan angka
kedua di belakang koma.
Untuk menentukan luas wilayah Z < 1,24, kita harus menentukan terlebih dahulu
letak 1,2 pada kolom pertama kemudian diarahkan ke kanan. Selanjutnya
menentukan letak 0,04 pada baris pertama kemudian diarahkan ke bawah.
Titik pertemuan keduanya merupakan luas wilayah Z < 1,24, atau nilai P (Z< 1,24) yaitu
0,8925.
MENCARI BAGIAN
LUAS DISTRIBUSI
NORMAL BAKU
MAULI BEAUTY / 06131282025034 / 32
Untuk mengubah distribusi normal menjadi distribusi normal baku dapat
menggunakan rumus sebagai berikut :
Dengan :
Z = Zscore
x = Nilai yang diamati
Β΅ = Rata – rata
Οƒ = Simpangan baku
Hitung z sehingga dua
desimal
Luas yang tertera dalam
daftar adalah luas daerah
antara garis dengan garis
tegak di titik nol
Dalam tabel distribusi normal,
cari tempat harga z pada kolom
paling kiri hanya satu desimal
dan desimal keduanya dicari
pada baris paling atas
Dari z di kolom kiri maju ke kaanan dan dari z di baris atas
turun ke bawah, maka didapat bilangan yang merupakan luas
yang dicari. Bilangan yang didapat dituliskan dalam bentuk
0,xxxx (bentuk 4 desimal).
1 2 3
4
LANGKAH – LANGKAH MENCARI DISTRIBUSI NORMAL BAKU
Perhatikan contoh penggunaan daftar normal baku yang akan digunakan
dalam mencari luas , daerah, sebagai berikut :
0 2,15
Antara Z = 0 dan Z = 2,15
Dicari menggunakan tabel distribusi normal.
2,15 = 2,1 + 0,01. Dengan 2,1 pada kolom paling
kiri dan 0,01 pada kolom paling atas
Sehingga luas daerah yang dicari adalah 0,4842.
Antara Z = 0 dan Z = -1,86
Dicari menggunakan tabel distribusi normal.
-1,86 = 1,8 + 0,06. Dengan 1,8 pada kolom paling
kiri dan 0,06 pada kolom paling atas
Sehingga luas daerah yang dicari adalah 0,4686.
0
-1,86
Antara Z = -1,50 dan Z = 1,82
Dicari menggunakan tabel distribusi normal.
-1,50 = 1,5 + 0,00. Dengan 1,5 pada kolom paling kiri dan 0,00
pada kolom paling atas
Sehingga luas daerah yang dicari adalah 0,4332
1,82 = 1,8 + 0,02. Dengan 1,8 pada kolom paling kiri dan 0,02 pada
kolom paling atas
Sehingga luas daerah yang dicari adalah 0,4656
Maka, total luas yang dicari adalah 0,4332 + 0,4656= 0,8988.
0 1,82
-1,50
Antara Z = 1,40 dan Z = 2,65
Dicari menggunakan tabel distribusi normal.
1,40 = 1,4 + 0,00. Dengan 1,4 pada kolom paling kiri dan 0,00 pada
kolom paling atas
Sehingga luas daerah yang dicari adalah 0,4192
2,65 = 2,6 + 0,05. Dengan 2,6 pada kolom paling kiri dan 0,05 pada
kolom paling atas
Sehingga luas daerah yang dicari adalah 0,4960
Maka, total luas yang dicari adalah 0,4960 - 0,4192= 0,0768. 0 2,65
1,40
Antara Z = 1,96 ke kiri
Dicari menggunakan tabel distribusi normal.
Luasnya z = 0 ke kiri adalah 0,5
1,96 = 1,9 + 0,06. Dengan 1,9 pada kolom paling kiri dan 0,06 pada
kolom paling atas
Sehingga luas daerah yang dicari adalah 0,4750
Maka, total luas yang dicari adalah 0,5 + 0,4750 = 0,9750. 0 1,96
Perhatikan contoh soal berikut!
Berat bayi yang baru lahir rata – rata 3750 gram dengan simpangan baku 325 gram. Jika berat bayi
berdistribusi normal, maka tentukan :
A. Berapa bayi yang beratnya lebih dari 4500 gram ?
B. Berapa bayi yang beratnya antara 3500 gram dan 4500, jika semuanya ada 10.000 bayi?
C. Berapa bayi yang beratnya lebih kecil atau sama dengan 4000 gram jika semuanya ada 10.000
bayi?
D. Berapa bayi yang beratnya 4250 gram jika semuanya ada 5.000 bayi?
A. Dengan X = berat bayi dalam gram, = 3750 gram, dan = 325 gram.
Maka untuk X = 4500
0 2,31
Dicari menggunakan tabel distribusi normal.
Luasnya z = 0 ke kanan adalah 0,5
Luas z = 2,31 = 2,3 + 0,01, maka luas daeranya adalah 0,4896
Sehingga didapat untuk berat bayi yang lebih dari 4500 gram adalah 0,5 – 0,4896 = 0,0104.
Jadi, ada 1,04% bayi yang memiliki berat lebih dari 4500 gram.
B. Dengan X = 3500 dan X = 4500
Banyaknya bayi yang memiliki berat antara 3500 gram dan 4500 gram adalah
Dicari menggunakan tabel distribusi normal.
Luas z = -0,77 = 0,7 + 0,07, maka luas daerahnya adalah
0,2794
Luas z = 2,31 = 2,3 + 0,01, maka luas daeranya adalah
0,4896
Sehingga didapat untuk bayi yang beratnya 3500 gram
dan 4500 gram adalah 0,2794 + 0,4896 = 0,7690
Jadi, bayi yang memiliki berat antara 3500 gram dan
4500 gram adalah 7690 jiwa.
0 2,31
-0,77
Berat bayi yang lebih kecil atau sama dengan 4000 gram
Dicari menggunakan tabel distribusi normal.
Luasnya z = 0 ke kanan adalah 0,5
Luas z = 0,77 = 0,7 + 0,07, maka luas daeranya adalah 0,2794
Sehingga didapat untuk berat bayi yang lebih kecil dari 4000 gram adalah 0,5 + 0,2794 = 0,7794
Jadi, ada 7794 bayi yang memiliki berat lebih kecil dari 4000 gram.
Berat bayi yang lebih kecil atau sama dengan 4250 gram
Dicari menggunakan tabel distribusi normal.
Luas z = 1,53 = 1,5 + 0,03, maka luas daeranya adalah 0,4370
Jadi, ada 2185 bayi yang memiliki berat lebih kecil dari 4000 gram.
Kurnia Dwi Utami (06131282025055)
Peluang Variabel Acak
Berdistribusi Normal
Tidak Baku
Peluang Variabel Acak Berdistribusi Normal Tidak Baku
Nilai peluang variabel acak berdistribusi normal tidak baku N(πœ‡ , 𝜎).
Peluang variabel acak berdistribusi normal N(πœ‡ , 𝜎) sama dengan luas
daerah yang dibatasi oleh kurva distribusi normal N(πœ‡ , 𝜎) dan sumbu
mendatar. Salah satu cara menentukan luas daerah yang dibatasi oleh
kurva distribusi normal N(πœ‡ , 𝜎) dan sumbu mendatar adalah dengan
mentransformasikan variabel acak tersebut menjadi variabel acak
berdistribusi normal baku, kemudian menentukan nilainya
menggunakan tabel distribusi normal baku.
Rumus yang digunakan
Untuk mengubah distribusi normal tidak baku menjadi distribusi normal
standar, gunakan nilai Z (standar unit). Variabel acak X ~ N(πœ‡ , 𝜎) dapat
ditransformasikan menjadi Z ~ N(0 , 1) dengan menggunakan rumus
transformasi:
dengan:
Z = variable normal standar
x = nilai variable acak
πœ‡ = mean (rata-rata) variable acak
𝜎 = simpangan baku variable acak
Z =
π‘₯βˆ’ πœ‡
𝜎
1. Diketahui variabel acak X berdistribusi normal N(8, 2). Tentukan besar peluang berikut!
a. P(x > 5)
b. P(4 < x < 10)
Penyelesaian:
a. Variabel acak X berdistribusi normal N(8, 2), mempunyai rata-rata πœ‡ = 8 dan
simpangan baku 𝜎 = 2
Transformasi x = 5 menjadi:
Z =
π‘₯βˆ’ πœ‡
𝜎
=
5βˆ’8
2
=
βˆ’3
2
= -1,5
Dari table distribusi normal baku diperoleh P(Z < 1,5) = 0,9332, sehingga:
P(X > 5) = P(z > -1,5) = P(z < 1,5) = 0,9332
Jadi, besar peluang P(x > 5) = 0,9332
Contoh Soal
b. Transformasi X = X1 = 4 dan X = X2 = 10 menjadi:
Z = Z1 =
π‘₯βˆ’ πœ‡
𝜎
=
4βˆ’8
2
=
βˆ’4
2
= -2
Z = Z2 =
π‘₯βˆ’ πœ‡
𝜎
=
10βˆ’8
2
=
2
2
= 1
Dari tabel distribusi normal baku diperoleh P(Z < 2) = 0,9772 dan
P(Z < 1) = 0,8413, sehingga:
P(4 < X < 10) = P(-2 < Z < 1)
P(4 < X < 10) = P(Z < 1) – P(Z < -2)
P(4 < X < 10) = 0,8413 – 0,0228
= 0,8185
2. Dari data berat badan 800 siswa di suatu SMA diperoleh rata-rata 50 kg dan
simpangan baku 5 kg. dengan menganggap data tersebut adalah data yang
berdistribusi normal, carilah banyak siswa yang mempunyai berat badan:
a. Lebih dari 60 kg
b. Antara 40 kg sampai dengan 50 kg
Penyelesaian:
Variabel acak X berdistribusi normal dengan πœ‡ = 50 kg 𝜎 = 5 kg, dan n = 800
a. Transformasi X = 60 menjadi:
Z =
π‘₯βˆ’ πœ‡
𝜎
=
60βˆ’50
5
=
10
5
= 2
Dari tabel distribusi normal baku diperoleh P(Z < 2) = 0,9772, sehingga:
P (X > 60) = P (Z > 2)
P (Z > 2) = 1 – P (Z < 2)
P (Z < 2) = 0,9772
P (Z > 2) = 1 – 0,8772
= 0,0228
Mencari banyak siswa:
Fh ( x > 60) = P (Z > 2) x n
= 0,0228 x 800
= 18, 24 β‰ˆ 18
Jadi, banyak siswa dengan berat badan lebih dari
60 kg adalah 18 orang
b. Mencari nilai peluang:
40 < x < 50
Untuk Z dengan x = 40
Z =
π‘₯βˆ’ πœ‡
𝜎
=
40βˆ’50
5
=
βˆ’10
5
= -2
Untuk Z dengan x = 50
Z =
π‘₯βˆ’ πœ‡
𝜎
=
50βˆ’50
5
=
0
5
= 0
P(40 < x < 50) = P(-2 < Z < 0)
P(-2 < Z < 0) = P(Z < -2) – P(Z < 0)
= 0,5000 – 0, 0228
= 0,4772
Mencari banyak siswa:
Fh (40 < x < 50) = P(40 < x < 50) x n
= 0,4772 x 800
= 381,76 β‰ˆ 382
Jadi, siswa dengan berat badan antara
40 kg dan 50 kg adalah 382 orang
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, and infographics & images by
Freepik
THANKS!

More Related Content

What's hot

Transformasi Laplace (bag.1)
Transformasi Laplace (bag.1)Transformasi Laplace (bag.1)
Transformasi Laplace (bag.1)Heni Widayani
Β 
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3   turunan dan aturan rantaiPertemuan 3   turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantaiSenat Mahasiswa STIS
Β 
Makalah Persamaan Diferensial
Makalah Persamaan DiferensialMakalah Persamaan Diferensial
Makalah Persamaan DiferensialIndah Wijayanti
Β 
Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1Jamil Sirman
Β 
Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1
Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1
Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1el sucahyo
Β 
Distribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPA
Distribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPADistribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPA
Distribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPAMuhammad Arif
Β 
Distribusi Binomial
Distribusi BinomialDistribusi Binomial
Distribusi BinomialEman Mendrofa
Β 
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertamaPersamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertamadwiprananto
Β 
Makalah persamaan differensial
Makalah persamaan differensialMakalah persamaan differensial
Makalah persamaan differensialnafis_apis
Β 
Peubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinuPeubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinuAnderzend Awuy
Β 
Integral Lipat Tiga
Integral Lipat TigaIntegral Lipat Tiga
Integral Lipat TigaKelinci Coklat
Β 
Kapasitans dan dielektrik dan contoh soal
Kapasitans dan dielektrik dan contoh soalKapasitans dan dielektrik dan contoh soal
Kapasitans dan dielektrik dan contoh soalAzhar Al
Β 
Transformasi laplace
Transformasi laplaceTransformasi laplace
Transformasi laplacedwiprananto
Β 
16. modul peluang (probabilitas) pak sukani
16. modul peluang (probabilitas) pak sukani16. modul peluang (probabilitas) pak sukani
16. modul peluang (probabilitas) pak sukanisukani
Β 
Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )
Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )
Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )Kelinci Coklat
Β 
Solusi Persamaan Laplace Dua Dimensi Untuk Metode Numerik
Solusi Persamaan Laplace Dua Dimensi Untuk Metode NumerikSolusi Persamaan Laplace Dua Dimensi Untuk Metode Numerik
Solusi Persamaan Laplace Dua Dimensi Untuk Metode NumerikAffandi Arrizandy
Β 
Bahan dielektrik dan kapasitansi
Bahan dielektrik dan kapasitansiBahan dielektrik dan kapasitansi
Bahan dielektrik dan kapasitansiAsjar Zitus
Β 

What's hot (20)

Transformasi Laplace (bag.1)
Transformasi Laplace (bag.1)Transformasi Laplace (bag.1)
Transformasi Laplace (bag.1)
Β 
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3   turunan dan aturan rantaiPertemuan 3   turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
Β 
Makalah Persamaan Diferensial
Makalah Persamaan DiferensialMakalah Persamaan Diferensial
Makalah Persamaan Diferensial
Β 
Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1Persamaan differensial part 1
Persamaan differensial part 1
Β 
Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1
Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1
Metamtika teknik 03-bernouli dan pdl-tk1
Β 
Distribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPA
Distribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPADistribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPA
Distribusi Normal Matematika Peminatan Kelas XII Program MIPA
Β 
Distribusi Binomial
Distribusi BinomialDistribusi Binomial
Distribusi Binomial
Β 
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertamaPersamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
Β 
Makalah persamaan differensial
Makalah persamaan differensialMakalah persamaan differensial
Makalah persamaan differensial
Β 
Peubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinuPeubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinu
Β 
Integral Lipat Tiga
Integral Lipat TigaIntegral Lipat Tiga
Integral Lipat Tiga
Β 
Kapasitans dan dielektrik dan contoh soal
Kapasitans dan dielektrik dan contoh soalKapasitans dan dielektrik dan contoh soal
Kapasitans dan dielektrik dan contoh soal
Β 
Transformasi laplace
Transformasi laplaceTransformasi laplace
Transformasi laplace
Β 
Deret Fourier
Deret FourierDeret Fourier
Deret Fourier
Β 
16. modul peluang (probabilitas) pak sukani
16. modul peluang (probabilitas) pak sukani16. modul peluang (probabilitas) pak sukani
16. modul peluang (probabilitas) pak sukani
Β 
Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )
Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )
Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )
Β 
Solusi Persamaan Laplace Dua Dimensi Untuk Metode Numerik
Solusi Persamaan Laplace Dua Dimensi Untuk Metode NumerikSolusi Persamaan Laplace Dua Dimensi Untuk Metode Numerik
Solusi Persamaan Laplace Dua Dimensi Untuk Metode Numerik
Β 
Deret Fourier
Deret FourierDeret Fourier
Deret Fourier
Β 
4.hukum gauss
4.hukum gauss4.hukum gauss
4.hukum gauss
Β 
Bahan dielektrik dan kapasitansi
Bahan dielektrik dan kapasitansiBahan dielektrik dan kapasitansi
Bahan dielektrik dan kapasitansi
Β 

Similar to JUDUL

Distribusi binomial, poisson dan normal
Distribusi binomial, poisson dan normalDistribusi binomial, poisson dan normal
Distribusi binomial, poisson dan normalAYU Hardiyanti
Β 
Distribusi binomial, distribusi poisson, dan distribusi
Distribusi binomial, distribusi poisson, dan distribusiDistribusi binomial, distribusi poisson, dan distribusi
Distribusi binomial, distribusi poisson, dan distribusiprofkhafifa
Β 
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)rizka_safa
Β 
Distribusi normal kelompok 9
Distribusi normal kelompok 9Distribusi normal kelompok 9
Distribusi normal kelompok 9Vina R Ipina
Β 
Pertemuan 10 (distribusi binomial, poisson, distribusi normal) edit
Pertemuan 10 (distribusi binomial, poisson, distribusi normal) editPertemuan 10 (distribusi binomial, poisson, distribusi normal) edit
Pertemuan 10 (distribusi binomial, poisson, distribusi normal) editreno sutriono
Β 
Makalah distribusi binomial, poisson, distribusi normal
Makalah distribusi binomial, poisson, distribusi normalMakalah distribusi binomial, poisson, distribusi normal
Makalah distribusi binomial, poisson, distribusi normalAisyah Turidho
Β 
Beberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinuBeberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinuRaden Maulana
Β 
Teori_Prob_Distribusi_Teoritis__sesi_6.ppt
Teori_Prob_Distribusi_Teoritis__sesi_6.pptTeori_Prob_Distribusi_Teoritis__sesi_6.ppt
Teori_Prob_Distribusi_Teoritis__sesi_6.pptHulwanulAzkaPutraPra
Β 
Teori_Prob_Distribusi_Teoritis__sesi_6.ppt
Teori_Prob_Distribusi_Teoritis__sesi_6.pptTeori_Prob_Distribusi_Teoritis__sesi_6.ppt
Teori_Prob_Distribusi_Teoritis__sesi_6.pptPittTube
Β 
Distribusi normal, f,t
Distribusi normal, f,tDistribusi normal, f,t
Distribusi normal, f,tratuilma
Β 
statistika ekonomi 2 DISTRIBUSI TEORITIS
statistika ekonomi 2 DISTRIBUSI TEORITISstatistika ekonomi 2 DISTRIBUSI TEORITIS
statistika ekonomi 2 DISTRIBUSI TEORITISyuniar putri
Β 
Teori peluang
Teori peluangTeori peluang
Teori peluangayu ariyanti
Β 
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal DistributionAPG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal DistributionRani Nooraeni
Β 

Similar to JUDUL (20)

Distribusi binomial, poisson dan normal
Distribusi binomial, poisson dan normalDistribusi binomial, poisson dan normal
Distribusi binomial, poisson dan normal
Β 
Distribusi normal 1
Distribusi normal 1Distribusi normal 1
Distribusi normal 1
Β 
Materi p3 distribusi normal
Materi p3 distribusi normalMateri p3 distribusi normal
Materi p3 distribusi normal
Β 
Distribusi binomial, distribusi poisson, dan distribusi
Distribusi binomial, distribusi poisson, dan distribusiDistribusi binomial, distribusi poisson, dan distribusi
Distribusi binomial, distribusi poisson, dan distribusi
Β 
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Β 
Distribusi normal kelompok 9
Distribusi normal kelompok 9Distribusi normal kelompok 9
Distribusi normal kelompok 9
Β 
Pertemuan 10 (distribusi binomial, poisson, distribusi normal) edit
Pertemuan 10 (distribusi binomial, poisson, distribusi normal) editPertemuan 10 (distribusi binomial, poisson, distribusi normal) edit
Pertemuan 10 (distribusi binomial, poisson, distribusi normal) edit
Β 
Materi P3_Distribusi Normal
Materi P3_Distribusi NormalMateri P3_Distribusi Normal
Materi P3_Distribusi Normal
Β 
Makalah distribusi binomial, poisson, distribusi normal
Makalah distribusi binomial, poisson, distribusi normalMakalah distribusi binomial, poisson, distribusi normal
Makalah distribusi binomial, poisson, distribusi normal
Β 
Beberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinuBeberapa distribusi peluang kontinu
Beberapa distribusi peluang kontinu
Β 
Statistika Dasar Pertemuan 9
Statistika Dasar Pertemuan 9Statistika Dasar Pertemuan 9
Statistika Dasar Pertemuan 9
Β 
Statistika Deskriptif - Distribusi Normal
Statistika Deskriptif - Distribusi NormalStatistika Deskriptif - Distribusi Normal
Statistika Deskriptif - Distribusi Normal
Β 
DISTRIBUSI_NORMAL.ppt
DISTRIBUSI_NORMAL.pptDISTRIBUSI_NORMAL.ppt
DISTRIBUSI_NORMAL.ppt
Β 
Teori_Prob_Distribusi_Teoritis__sesi_6.ppt
Teori_Prob_Distribusi_Teoritis__sesi_6.pptTeori_Prob_Distribusi_Teoritis__sesi_6.ppt
Teori_Prob_Distribusi_Teoritis__sesi_6.ppt
Β 
Teori_Prob_Distribusi_Teoritis__sesi_6.ppt
Teori_Prob_Distribusi_Teoritis__sesi_6.pptTeori_Prob_Distribusi_Teoritis__sesi_6.ppt
Teori_Prob_Distribusi_Teoritis__sesi_6.ppt
Β 
Distribusi normal, f,t
Distribusi normal, f,tDistribusi normal, f,t
Distribusi normal, f,t
Β 
DIS.pptx
DIS.pptxDIS.pptx
DIS.pptx
Β 
statistika ekonomi 2 DISTRIBUSI TEORITIS
statistika ekonomi 2 DISTRIBUSI TEORITISstatistika ekonomi 2 DISTRIBUSI TEORITIS
statistika ekonomi 2 DISTRIBUSI TEORITIS
Β 
Teori peluang
Teori peluangTeori peluang
Teori peluang
Β 
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal DistributionAPG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
Β 

Recently uploaded

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
Β 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
Β 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
Β 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
Β 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
Β 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
Β 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
Β 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
Β 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
Β 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
Β 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
Β 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
Β 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
Β 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
Β 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
Β 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
Β 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
Β 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
Β 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
Β 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
Β 

Recently uploaded (20)

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
Β 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
Β 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Β 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
Β 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Β 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Β 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
Β 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Β 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Β 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
Β 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
Β 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
Β 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Β 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
Β 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Β 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
Β 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Β 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
Β 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
Β 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Β 

JUDUL

  • 1. STATISTIKA PENDIDIKAN Dosen Pengampu : 1. Prof. Dr. Ratu Ilma Indra Putri, M. Si. 2. Vina Amilia Suganda M., S.Pd., M.Pd.
  • 2. KELOMPOK 6 INDRALAYA 1. Tri Oktariana (06131282025024/23) 2. Riza Kartika Eleuwarin (06131282025049/46) 3. Mukhlisah Putri (06131282025026/25) 4. Annida Nurul Azizah (06131282025020/19) 5. Mauli Beauty (06131282025034/32) 6. Nurekaheni Viola Rahmi (06131182025007/08) 7. Firda Romadhona (06131282025052/48) 8. Kurnia Dwi Utami (06131282025055/51) 9. Ahmad Syauqi (06131282025056/52)
  • 4. A.Pengertian Distrbusi Normal Distribusi normal sebagai salah satu jenis distribusi variabel acak kontinu. Pada distribusi normal sendiri terdapat kurva berbentuk lonceng atau grafik. Distribusi normal juga dapat berfungsi sebagai distribusi Gauss. Persamaan distribusi normal diantaranya sebagai fungsi densitas. Distribusi normal dengan fungsi probabilitas ini kemudian akan menunjukkan variabel atau penyebaran distribusi. Fungsi ini nantinya juga akan dibuktikan oleh suatu grafik simetris atau bell curve.
  • 5. B.Pentingnya Distribusi Normal Dalam Statistika Satu-satunya distribusi probabilitas dengan variabel random kontinu adalah distribusi normal. Ada 2 peran yang penting dari distribusi normal : Memiliki beberapa sifat yang mungkin untuk digunakan sebagai patokan dalam mengambil suatu kesimpulan berdasarkan hasil sampel yang diperoleh. Pengukuran sampel digunakan untuk menafsirkan parameter populasi. Distribusi normal sangat sesuai dengan distribusi empiris, sehingga dapat dikatakan bahwa semua kejadian alami akan membentuk distribusi ini. Karena alasan inilah sehingga distribusi ini dikenal sebagai distribusi normal dan grafiknya dikenal
  • 6. C.Sifat Khusus Distribusi Normal Seluruh Distribusi Normal, walaupun bentuknya berbeda-beda, memiliki sejumlah sifat atau karakteristik, yakni: 1.Bentuknya selalu simetris antara kanan dan kiri. 2.Mean, Median, dan Mode bernilai sama. 3.Setengah populasi dari nilai data dalam distribusi berada di rentang nilai yang kurang dari nilai Mean, dan setengah lainnya lebih besar dari nilai Mean.
  • 7. D.Aturan Empiris Dalam Distribusi Normal Pada suatu Distribusi Normal, terdapat sejumlah kondisi yang dipastikan bernilai benar, yakni sebagian data yang ditunjukkan dalam persentase, akan berada di suatu angka Standar Deviasi tertentu dari nilai Mean. Apa saja Aturan Empiris ini? 1.Jika nilai Standar Deviasi sebesar 1, maka sebanyak 68% nilai data akan berada di dalamnya. 2.Sedangkan jika nilai Standar Deviasi sebesar 2, maka sebanyak 95% nilai data akan berada di dalamnya. 3.Namun apabila nilai Standar Deviasi sebesar 3, maka sebanyak 99,7% nilai data akan berada di dalamnya.
  • 8. Nama : Nurekaheni Viola Rahmi NIM : 06131182025007 No. Urut : 08 Kelas Indralaya Dosen Pengampu: Prof. Dr. Ratu Ilma Indra Putri, M.Si Vina Amilia Suganda, S.Pd, M.Pd
  • 9. Rataan Varians Fungsi Pembangkit Momen Bentuk Kurva Yang Diakibatkan Perbedaan Rentang Nilai Dan Simpangan Baku 1 2 3 4 Table of contents
  • 11. Rataan Definisi: Jika X adalah peubah acak diskrit dengan nilai fungsi peluang dari X adalah p(x), maka rataan dari peubah acak X didefinisikan sebagai berikut: 𝐸 𝑋 = π‘₯ π‘₯ Γ— 𝑝 π‘₯
  • 13. Varians Varian dari peubah X sering dinotasi kan dengan π‘Žπ‘₯2 . Misalnya X adalah peubah acak diskrit maupun kontinu. Varians dari X dari X didefinisikan sebagai berikut: π‘‰π‘Žπ‘Ÿ 𝑋 = 𝐸 𝑋 βˆ’ 𝐸 𝑋 ]2
  • 14. ● Pembuktian: π‘‰π‘Žπ‘Ÿ 𝑋 = 𝐸 𝑋 βˆ’ 𝐸 𝑋 ]2 = 𝐸 𝑋2 βˆ’ 2𝑋𝐸 𝑋 + {𝐸 𝑋 }2] = 𝐸 (𝑋2) βˆ’ 2𝐸 𝑋 𝐸(𝑋) + {𝐸 𝑋 }2] = 𝐸 (𝑋2) βˆ’ 2{𝐸 𝑋 }2 + {𝐸 𝑋 }2] = 𝐸 𝑋2 βˆ’ {𝐸(𝑋)}2
  • 15. Jika X adalah peubah acak dan c adalah sebuah konstanta, maka: π‘‰π‘Žπ‘Ÿ 𝑋 + 𝑐 = π‘‰π‘Žπ‘Ÿ (𝑋) Jika c adalah sebuah konstanta, maka Var(c) = 0 Sifat-sifat Varians 1 2 Jika a dan b adalah dua buah konstanta dan X adalah peubah acak, maka: π‘‰π‘Žπ‘Ÿ π‘Žπ‘‹ + 𝑏 = π‘Ž2 Γ— π‘‰π‘Žπ‘Ÿ (𝑋) 3
  • 16. Jika X adlah peubah acak kontinu dan f(x) adalah nilai fungsi identitas dari X di x maka varians dari X didefinisikn sebagai: Jika X adalah peubah acak diskrit dan p(x) adalah hasil fungsi peluang dari X di x maka varians dari X didefinsikan sebagai: Variansi Diskrit Variansi Kontinu π‘‰π‘Žπ‘Ÿ π‘₯ = π‘₯ π‘₯2 Γ— 𝑓 π‘₯ π‘‰π‘Žπ‘Ÿ π‘₯ = βˆ’π‘₯ π‘₯ π‘₯2 Γ— 𝑓 π‘₯
  • 18. Jika X adalah peubah acak, baik diskrit maupun kontinu, maka fungsi pembangkit momen dari X (dinotasikan dengan 𝑀π‘₯(𝑑)) didefinisikan sebagai: Definsi 1: 𝑀π‘₯ = 𝐸 𝑒𝑑π‘₯ , π‘’π‘›π‘‘π‘’π‘˜ βˆ’ β„Ž < 𝑑 < β„Ž π‘‘π‘Žπ‘› β„Ž > 0.
  • 19. Jika X adalah peubah acak diskrit dan p(x) adalah fungsi peluang dari X dan di x, maka fungsi pembangkit momen dari X didefinisikan sebagai: Definsi 2: FPM Diskrit 𝑀π‘₯ 𝑑 = π‘₯ 𝑒𝑑π‘₯ Γ— 𝑝 π‘₯
  • 20. Jika X adalah peubah acak, baik diskrit maupun kontinu dan 𝑀π‘₯(𝑑) adalah fungsi pembangkit momennya, maka Penurunan Momen dari FPM 𝑀π‘₯ π‘Ÿ(t)|𝑑=0 = πœ‡π‘Ÿβ€²
  • 21. BENTUK KURVA YANG DIAKIBATKAN PERBEDAAN RENTANG NILAI DAN SIMPANGAN BAKU
  • 22. Bentuk kurva normal tergantung pada distribusi nilai/skor yang akan dibuat kurvanya. Penyebaran skor dan panjang rentangan distribusinya berpengaruh besar atau menentukan bentuk kurvanya. Jika responden sama, rentangan nilainya tidak sama, sedangkan simpangan bakunya tidak sama, maka kurva normal dari distribusi nilai tersebut akan berbeda bentuknya.
  • 23. Merupakan bentuk kurva normal yang meruncing tinggi karena pengumpulan nilai pada nilai sekitar rata-rata sangat banyak. Leptokurtic
  • 24. Merupakan bentuk kurva normal yang mendatar rendah karena perbedaan frekuensi pada skor-skor yang mendekati rata-rata sangat kecil. Platykurtic
  • 25. Merupakan bentuk kurva yang normal biasa, artinya bentuknya merupakan bentuk antara leptorkutic dan platykurtic, karena penyebaran nilai biasa dan tidak terjadi kejutan- kejutan yang berarti. Platykurtic
  • 27. 1. Salah satu siswa kelas V melemparkan sebuah dadu. Tentukan rataan dari munculnya mata dadu tersebut! 𝐸 𝑋 = π‘₯ π‘₯ Γ— 𝑝(π‘₯) 𝐸 𝑋 = 1 6 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 𝐸 𝑋 = 21 6 = 3,5 Penyelesaian:
  • 28. 2. Misalnya distribusi peluang dari peubah acak X adalah sebagai berikut: p(x) 1 2 3 x 0,5 0,3 0,25 Hitunglah Varians (x):
  • 29. πœ‡ = 𝐸 𝑋 = π‘₯ π‘₯2 Γ— 𝑝(π‘₯) = 1. 0,5 + 2. 0,3 + 3. 0,25 = 1,05 Penyelesaian: π‘‰π‘Žπ‘Ÿ π‘₯ = π‘₯ π‘₯2 Γ— 𝑝(π‘₯) π‘‰π‘Žπ‘Ÿ π‘₯ = 12 . 0,5 + 22 0,3 = 3,95 π‘‰π‘Žπ‘Ÿ π‘₯ = 𝐸(π‘₯)2 βˆ’ πœ‡2 π‘‰π‘Žπ‘Ÿ π‘₯ = 3,95 βˆ’ 1,052 = 2,8475.
  • 30. Distribusi Normal dengan Cara Ordinat dan Luas Annida Nurul Azizah
  • 32. Rumus Keterangan: πœ‡ = Rata-rata 𝜎 = Simpang Baku πœ‹ = 3,1416 (bilangan konstan) e = 2,7183 (bilangan konstan) X = Absis dengan batas -∞< X < II
  • 33. Dari rumus ordinat maka dapat ditarik kesimpulan: Setiap pasangan πœ‡ π‘‘π‘Žπ‘› 𝜎 dapat membentuk kurva normal. Sehingga terdapat banyak kurva normal dengan bentuk yag berlainan. Bila 𝜎 besar, kurva yang terbentuk mempunyai puncak yang rendah. Sebaliknya, bila 𝜎 kecil akan menghasilkan puncak kurva yang tinggi. Dapat pula bentuk kurva normal dengan πœ‡ yang berbeda atau dengan πœ‡ dan 𝜎 yang berbeda. Setiap harga X akan memperoleh harga Y, bila nilai X dilakukan dalam jumlah yang tak terhingga akan menghasilkan bentuk kurva distribusi normal.
  • 37. Suatu sekolah menggunakan tes IQ terhadap seluruh siswa kelas 2 untuk menentukan jurusan yang tepat bagi siswanya. Hasil tes menunjukkan bahwa IQ dari 200 siswa berdistribusi normal dengan rata-rata 116 dan simpangan baku 10. Bila jurusan IPA ditentukan dengan nilai IQ minimal 110, berapa banyak siswa yang akan ditolak untuk masuk ke jurusan IPA berdasarkan IQ yang ditentukan sekolah?
  • 38. x= 110 πœ‡ = 116 𝜎 = 10 Banyaknya siswa yang akan ditolak untuk masuk ke jurusan IPA berdasarkan IQ? Penyelesaian Diketahui: Ditanya: Z = π‘₯βˆ’ πœ‡ 𝜎 Z = 110βˆ’ 116 10 Z = -0,06 P (Z < -0,06) = 0,07743 Jadi, jumlah siswa yang ditolak masuk jurusan IPA dari 200 siswa adalah 0,07743 x 200 = 15,486 = 15 15 siswa
  • 40. Catatan: Kurva distribusi normal maupun distribusi normal baku bersifat simetris dimana garis simetrisnya berada pada Z = 0. Sedangkan luas area keseluruhan di bawah kurva normal adalah 1. Luas area di bawah kurva normal sangat sulit dihitung dengan menggunakan rumus peluang distribusi normal. Oleh karena itu untuk mempermudah penghitungan dibuatlah tabel Z distribusi normal baku. Ada dua tabel Z distribusi normal baku yang disajikan oleh buku-buku statistik. Dua tabel tersebut adalah tabel distribusi normal baku yang menentukan luas area di antara -∞ < Z < Z1 dan tabel distribusi normal baku yang menentukan luas area di antara 0 < Z < Z1. Distribusi normal baku (normal standar) adalah distribusi normal yang telah ditransformasi sehingga memiliki rata-rata sama dengan 0 dan varian sama dengan 1. Variable random distribusi normal baku dilambangkan dengan Z.
  • 41. Tabel Distribusi Baku Tabel distribusi normal baku yang menentukan luas area di antara -∞ < Z < Z1 Tabel distribusi normal baku yang menentukan luas area di antara 0 < Z < Z1 0 Z1 0 Z Tabel Zdistribusi normal baku yang digunakanadalah tabelZdistribusi normalbaku yang menentukanluas area di antara-∞ < Z < Z1.
  • 43. Misalkan Z adalah variabel random yang berdistribusi normal baku (normal standar). Hitunglah luas wilayah pada Z < 1,24 atau peluang P(Z < 1,24)!
  • 44. Jawab: Sebelum menjawab persoalan di atas, perlu dipahami bahwa P(Z < 1,24) sama juga dengan P(Z ≀ 1,24). Hal ini karena Z adalah variabel random kontinu dimana P(Z = 1,24) = 0, sehingga P(Z < 1,24) sama saja dengan P(Z ≀ 1,24). Area Z < 1,24 pada kurva distribusi normal baku dapat dilihat pada gambar berikut.
  • 45. Jawab β€’ Untuk mengetahui luas area kurva normal pada Z < 1,24 atau peluang P(Z < 1,24), kita bisa akan menggunakan tabel Z distribusi normal baku. β€’ Tabel Z yang ada pada link di atas terdiri dari dua bagian, yaitu bagian tabel Z negatif dan bagian tabel Z positif. Karena Z = 1,24 adalah bilangan yang positif maka bagian tabel yang digunakan adalah bagian tabel Z positif. β€’ Pada tabel Z, kolom pertama menunjukkan nilai Z yang memiliki satu angka di belakang koma, sedangkan angka kedua di belakang koma terletak pada baris pertama. β€’ Untuk menentukan luas wilayah Z < 1,24, kita harus menentukan terlebih dahulu letak 1,2 pada kolom pertama kemudian diarahkan ke kanan. Selanjutnya menentukan letak 0,08 pada baris pertama kemudian diarahkan ke bawah. 1,24 0
  • 46. Jawab β€’ Coba perhatikan ilustrasi pada gambar di samping kanan ini. β€’ Titik pertemuan keduanya merupakan luas wilayah Z < 1,24 atau P(Z < 1,24), yaitu 0,8925.
  • 48. Rumus Kurva Normal Standar Luas Daerah Kurva Normal Standar Penggunaan Tabel Distribusi Normal Standar Membaca Tabel Distribusi Normal Contoh Soal #1 #2 #3 #4 #5 Table of contents
  • 49. Rumus Kurva Normal Standar #1
  • 50. Distribusi normal atau kurva normal biasanya disebut distribusi Gausse Keterangan : 𝜎 : simpangan baku data berdistribusi normal Rumusnya : 𝑓 π‘₯ = 1 𝜎√2πœ‹ π‘’βˆ’ 1 2( π‘₯βˆ’πœ‡ 𝜎 )2 πœ‹ : konstanta dengan nilai 3,14159… πœ‡ : rata-rata (mean) dari data e : bilangan eksponensial dengan nilai 2,7183
  • 51. Untuk menghitung nilai Z adalah sebagai berikut : Keterangan : 𝜎 : simpangan baku data berdistribusi normal Rumusnya : πœ‡ : rata-rata (mean) dari data 𝑍 = 𝑋 βˆ’ πœ‡ 𝜎
  • 52. Luas Daerah Kurva Normal Standar #2
  • 53. Probabilitas distribusi normal f(x) pada interval π‘₯1 < π‘₯ < π‘₯2 ditentukan dengan mencari luas daerah di bawah kurva yang ditunjukkan pada Gambar 2 Pada Gambar 2 probabilitas 𝑃π‘₯1 < π‘₯ < π‘₯2) ditunjukkan oleh luas daerah yang diarsir yang dibatasi oleh kurva f(x), sumbu x, garis tegak π‘₯ = π‘Ž dan π‘₯ = 𝑏. Karena f(x) merupakan fungsi kontinu, probabilitas 𝑃 (π‘₯1 < π‘₯ < π‘₯2) dihitung dengan menggunakan integral dari fungsi f(x) yang dibatasi oleh π‘₯ = π‘₯1 dan π‘₯ = π‘₯2, yaitu: 𝑃 π‘₯1 < π‘₯ < π‘₯2 = π‘₯1 π‘₯2π‘₯ 𝑓 π‘₯ 𝑑π‘₯ = π‘₯1 π‘₯2 1 𝜎√2πœ‹ π‘’βˆ’ 1 2 ( π‘₯βˆ’πœ‡ 𝜎 )2 𝑑π‘₯ Tranformasi yang dimaksud yaitu: 𝑍 = 𝑋 βˆ’ πœ‡ 𝜎
  • 54. Jika variabel random normal X menghasilkan nilai x, maka nilai yang sama dalam variabel random Z adalah 𝑍 = π‘₯βˆ’ πœ‡ 𝜎. Jika x terletak antara nilai π‘₯ = π‘₯1 dan π‘₯ = π‘₯2 maka diperoleh : Dari uraian sebelumnya dapat dituliskan: ● 𝑃 π‘₯1 < π‘₯ < π‘₯2 = π‘₯1 π‘₯2 1 𝜎√2πœ‹ π‘’βˆ’ 1 2 ( π‘₯βˆ’πœ‡ 𝜎 )2 𝑑π‘₯ ● 𝑃 π‘₯1 < π‘₯ < π‘₯2 = 𝑧1 𝑧2 1 𝜎√2πœ‹ π‘’βˆ’ 𝑧2 2 𝑑π‘₯ ● 𝑃 π‘₯1 < π‘₯ < π‘₯2 = 𝑧1 𝑧2 𝑁 𝑧 ; 0,1 𝑑𝑧 ● 𝑷 π’™πŸ < 𝒙 < π’™πŸ = 𝑷 π’›πŸ < 𝒙 < π’›πŸ 𝑍1 = 𝑋1 βˆ’ πœ‡ 𝜎 𝑍2 = 𝑋2 βˆ’ πœ‡ 𝜎
  • 56. Rata-rata jarak tempuh bus pada suatu perusahaan travel yaitu 5.000 km perbulan dan standar deviasinya 1.200 km yang mengikuti sebaran normal. Berpakah probabilitas bus menempuh jarak antara 3.400 km dan 6.500 km dalam 1 bulan? Diketahui : πœ‡ = 5000, 𝜎 = 1200, π‘₯1 = 3400, π‘₯2 = 6500 𝑍1 = 𝑋1βˆ’πœ‡ 𝜎 = 3400βˆ’5000 1200 = βˆ’1,33 𝑍2 = 𝑋2βˆ’πœ‡ 𝜎 = 6500βˆ’5000 1200 = 1,25 (βˆ’1.33 < 𝑧 < 1.25) = 𝑃(𝑧 < 1.25) - 𝑃(𝑧 < βˆ’1.33) = 0,8994 – 0,0918 = 0,8026
  • 58. Berikut merupakan tabel distribusi normal standar (tabel z) untuk (𝑋 < π‘₯) atau dapat diilustrasikan dengan luas kurva normal standar dari 𝑋 = βˆ’βˆž sampai dengan 𝑋 = x
  • 59. Cara Membaca Tabel Distribusi Normal Cara membaca tabel distribusi normal sebenarnya tidak terlalu sulit. Caranya adalah dengan melihat nilai atau skor z, apakah nilainya berada di luar kurva normal atau tidak. Kurva normal ini merupakan kurva nilai dari hasil standarisasi rentang nilai. Karena berdasar pada proses standarisasi, maka pusat kurva yang digunakan adalah nilai mean yang sama dengan nol. Maka setiap z skor, baik itu mengarah ke kanan atau ke kiri merupakan besaran dari standar deviasi
  • 60. Kita ambil contoh, hitunglah P (𝑋 < 1,25) Untuk menentukan nilai dari 1,25 yaitu : ● Kita cari dahulu nilai 1,2 pada tabel z ● Lalu kita cari nilai 0,05 pada bagian atas tabelnya ● Kemudian cari sel pertemuan kolom dan baris tersebut. ● Dari pertemuan kolom dan baris tersebut didapatlan nilainya ialah 0,8994
  • 61. Berikut bentuk kurva distribusi normalnya
  • 63. 1. Luas daerah di bawah kurva normal baku yang diberi arsir adalah… ● Penyelesaian : Bagilah arsiran menjadi dua daerah, daerah pertama (βˆ’0,50 < 𝑧 < 0), daerah kedua (0 < 𝑧 < 2,25) Kemudian cek tabel nilai Z untuk bilangan -0,50. Didapatkan nilainya ialah 0,3085 Kemudian cek tabel nilai Z untuk bilangan 2,25. Didapatkan nilainya adalah 0,9878 𝑃(βˆ’0,50 < 𝑧 < 2,25) = 𝑃(𝑧 < 2,25) - 𝑃(𝑧 < βˆ’0,50) = 0,9878 – 0,3085 = 0,6793
  • 64. 2. Sekelompok data dinyatakan dengan X∼N(200,50). Jika data tersebut terdiri dari 10.000 sampel, maka perkiraan banyak sampel yang memiliki nilai antara 210 dan 260 adalah… ● Penyelesaian : Arti dari notasi X~N (200, 50) adalah data X berdistribusi normal dengan rata- rata πœ‡ = 200 dan simpangan baku 𝜎 = 50 Pertama, transformasikan nilai 𝑋1 = 210 dan 𝑋2 = 260 𝑍1 = 𝑋1βˆ’πœ‡ 𝜎 = 210βˆ’200 50 = 0,2 𝑍2 = 𝑋2βˆ’πœ‡ 𝜎 = 260βˆ’200 50 = 1,2 Artinya, kita mencari luas di bawah kurva normal P (0,2 < Z < 1,2) Dengan menggunakan tabel Z diperoleh : (0,2 < 𝑧 < 1,2) = 𝑃(𝑧 < 1,2) - 𝑃(𝑧 < 0,2) = 0,8849 – 0,5793 = 0, 3056 Jadi peluang diperolehnya sampel dengan nilai di antara 210 dan 260 adlaah 0,3056
  • 65. Firda Romadhona (48) Persamaan fungsi distribusi normal dengan variabel acak X & Distribusi normal baku 06131282025051
  • 66. Persamaan fungsi distribusi normal dengan variabel acak X adalah sebagai berikut : f (x ; ΞΌ, Οƒ2 ) = 1 2πœ‹Οƒ2 𝑒 βˆ’ 1 2 π‘₯βˆ’ΞΌ Οƒ 2 dimana x adalah peubah acak kontinu dan -∞ < x < ∞. Distribusi normal memiliki dua parameter yaitu mean (ΞΌ) dan varian (Οƒ) dimana -∞ < x < ∞ dan Οƒ2 > 0. Dengan demikian fungsi f (x ; ΞΌ, Οƒ2 ) dapat dibaca bahwa peubah acak x mengikuti distribusi normal dengan rata-rata (ΞΌ) dan varian (Οƒ).
  • 67. Persamaan fungsi distribusi normal dengan variabel acak X adalah sebagai berikut : Keterangan : x = peubah acak normal yang nilainya -∞ < x < ∞. ΞΌ = rata-rata Οƒ = standar deviasi πœ‹ = konstanta yang nilainya 3,14159 e = konstanta yang nilainya 2,72828 f (x ; ΞΌ, Οƒ2 ) = 1 2πœ‹Οƒ2 𝑒 βˆ’ 1 2 π‘₯βˆ’ΞΌ Οƒ 2
  • 68. Distribusi normal baku (standar) Distribusi normal baku (standar) adalah distribusi peubah acak dengan rata-rata ΞΌ = 0 dan varian Οƒ2 = 1. Peubah acak (variabel random) distribusi normal baku dinotasikan dengan Z yang merupakan hasil transformasi dari peubah acak X yang berdistribusi normal. Bentuk transformasi peubah acak tersebut adalah sebagai berikut. Z = π‘₯βˆ’ΞΌ Οƒ Sehingga fungsi distribusi normal f (x ; ΞΌ, Οƒ2 ) = 1 2πœ‹Οƒ2 𝑒 βˆ’ 1 2 π‘₯βˆ’ΞΌ Οƒ 2 akan berubah menjadi f (z ; 0, 1) = 1 2πœ‹ π‘’βˆ’ 1 2 . 𝑧2
  • 69. Distribusi normal baku (standar) Jika variabel random normal X menghasilkan nilai x, maka nilai yang sama dalam variabel random Z adalah z = π‘₯βˆ’ΞΌ Οƒ . Jika X terletak antara nilai x = π‘₯1 dan x = π‘₯2 maka diperoleh 𝑧1 = π‘₯1βˆ’ΞΌ Οƒ 𝑧2 = π‘₯2βˆ’ΞΌ Οƒ
  • 70. Distribusi normal baku (standar) Perbandingan distribusi normal peubah acak x dengan distribusi normal standar z adalah P (π‘₯1 < X < π‘₯2) = π‘₯1 π‘₯2 1 2πœ‹Οƒ2 𝑒 βˆ’ 1 2 π‘₯βˆ’ΞΌ Οƒ 2 dx = π‘₯1 π‘₯2 1 2πœ‹ π‘’βˆ’ 1 2 . 𝑧2 dx = π‘₯1 π‘₯2 𝑓 𝑧, 0, 1 𝑑𝑧 = P (𝑧1 < Z < 𝑧2)
  • 71. CONTOH SOAL Pertanyaan 1 Suatu perusahaan listrik menghasilkan bola lampu yang umurnya berdistribusi normal dengan rataan 800 jam dan simpangan baku 40 jam. Hitunglah peluang suatu bola lampu dapat menyala antara 778 dan 834. Penyelesaian Nilai z yang berpadanan dengan π‘₯1 = 778 dan π‘₯2 = 834 adalah 𝑧1 = π‘₯1βˆ’ΞΌ Οƒ = 778 βˆ’ 800 40 = -0,55 𝑧2 = π‘₯2βˆ’ΞΌ Οƒ = 834 βˆ’ 800 40 = 0,85
  • 72. CONTOH SOAL Suatu perusahaan listrik menghasilkan bola lampu yang umurnya berdistribusi normal dengan rataan 800 jam dan simpangan baku 40 jam. Hitunglah peluang suatu bola lampu dapat menyala antara 778 dan 834. Penyelesaian Nilai z yang berpadanan dengan π‘₯1 = 778 dan π‘₯2 = 834 adalah 𝑧1 = -0,55 𝑧2 = 0,85 Jadi P(778 < X < 834) = P(-0,55 < Z < 0,85) = P(Z < 0,85)–P( Z <-0,55) = 0,8023 – 0,2912 = 0,5111 Pertanyaan 1
  • 73. CONTOH SOAL Pertanyaan 2 Suatu jenis baterai mobil rata-rata berumur 30 tahun dengan simpangan baku 0,5 tahun. Bila dianggap umur baterai berdistribusi normal, carilah peluang suatu baterai tertentu akan berumur kurang dari 2,3 tahun. Penyelesaian z = π‘₯ βˆ’ΞΌ Οƒ = 2,3 βˆ’ 3 0,5 = -1,4 maka P(X < 2,3) = P(Z < -1,4) = 0,0808
  • 74. CONTOH SOAL Pertanyaan 3 Suatu mesin membuat alat tahanan listrik dengan rataantahanan 40 ohm dan simpangan baku 2 ohm. Misalkan bahwa tahanan berdistribusi normal dan dapat diukur sampai derajat ketelitian yang diinginkan. Berapa persentase alat yang mempunyai tahanan melebihi 43 ohm? Penyelesaian z = π‘₯ βˆ’ΞΌ Οƒ = 43 βˆ’ 40 2 = 1,5 sehingga P(X > 2,3) = P(Z > 1,5) = 1 – P(Z < 1,5) = 1 – 0,9332 = 0,0668
  • 75. NAMA : TRI OKTARIANA NIM/NO. ABSEN : 06131282025024 / 23 1. NILAI PELUANG VARIABEL ACAK BERDISTRIBUSI NORMAL BAKU N (0,1). 2. CONTOH SOAL
  • 76. BENTUK KURVA NORMAL β€’ Normal Umum Dimana, ΞΌ = rata-rata Οƒ = simpangan baku
  • 78. NILAI PELUANG VARIABEL ACAK BERDISTRIBUSI NORMAL BAKU N (0,1). Luas daerah yang dibatasi kurva normal baku N(0,1) dan sumbu mendatar adalah 1. Hal ini dapat dituliskan sebagai berikut : βˆ’βˆž ∞ 𝒇 𝒛 𝒅𝒛 = βˆ’βˆž ∞ 𝟏 βˆšπŸπ… π’†βˆ’ 𝟏 𝟐 π’›πŸ 𝒅𝒛 = 𝟏
  • 79. Grafik distribusi normal baku N(0,1) bersifat simetris terhadap garis Z = 0 maka luas daerah di kiri dan kanan garis Z adalah sama, yaitu : βˆ’βˆž 𝟎 𝒇 𝒛 𝒅𝒛 = βˆ’βˆž 𝟎 𝟏 βˆšπŸπ… π’†βˆ’ 𝟏 πŸπ’›πŸ 𝒅𝒛 = 𝟎, πŸ“
  • 80. Menghitung luas daerah di bawah kurva normal tidaklah mudah karena harus melakukan pengintegralan terhadap fungsi eksponen. Misalnya integral berikut untuk menentukan luas daerah di bawah kurva normal baku pada interval Z ≀ z seperti tampak pada gambar di bawah ini: 𝒑 𝒛 ≀ 𝒛 = βˆ’βˆž ∞ 𝒇 𝒛 𝒅𝒛 = βˆ’βˆž ∞ 𝟏 βˆšπŸπ… π’†βˆ’ 𝟏 πŸπ’›πŸ 𝒅𝒛 = 𝟏
  • 81. 1) Cari zhitung dengan rumus: 𝒛 = 𝒙 βˆ’ 𝝁 𝝈 2) Gambarkan kurvanya. 3) Tuliskan nilai zhitung pada sumbu x di kurva di atas dan tarik garis dari titik zhitung ke atas sehinggga memotong garis kurva. Perubahan bentuk dari normal umum menjadi normal baku dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
  • 82. 4) Luas yang terdapat dalam tabel merupakan luas daerah antara garis tegak ke titik 0 di tengah kurva. 5) Carilah tempat nilai z dalam tabel normal. 6) Luas kurva normal = 1, karena ΞΌ = 0, maka luas dari 0 ujung ke kiri = 0,5. luas dari 0 ke titik kanan = 0,5. 7) Luas daerah kurva nomal dicari dengan menggunakan tabel kurva normal baku Perubahan bentuk dari normal umum menjadi normal baku dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
  • 83. CONTOH SOAL ● Diketahui : Daerah yang diarsir berikut dibatasi oleh kurva normal N(0,1) pada interval Z ≀ 1,45
  • 84. ● Ditanya : A. Tuliskan bentuk integral yang menyatakan luas daerah L1 B. Tentukan luas daerah L1 dengan menggunakan tabel distribusi normal baku ● Jawab : Fungsi normal baku dalam variabel x adalah 𝟏 βˆšπŸπ… π’†βˆ’ 𝟏 πŸπ’›πŸ
  • 85. A. Daerah L1 dibatasi oleh kurva normal baku pada interval Z ≀ 1,45 maka luasnya adalah 𝑳 = βˆ’βˆž 𝟏,πŸ’πŸ“ 𝒇 𝒛 𝒅𝒛 = βˆ’βˆž 𝟏,πŸ’πŸ“ 𝟏 βˆšπŸπ… π’†βˆ’ 𝟏 𝟐 π’›πŸ 𝒅𝒛
  • 86. B. Cara menentukan luas daerah di bawah kurva normal baku pada interval Z ≀ 1,45. Perhatikan tabel distribusi normal baku di bawah ini. Batas kiri interval adalah Z = - ∞ dan batas kanannya adalah Z = 1,45 = 1,4 + 0,05 maka pilih bilangan 1,4 pada kolom paling kiri dan bilangan 0,05 pada baris paling atas. Pertemuan antara baris 1,4 dengan kolom 0,05 adalah luas daerah yang dimaksud. Perhatikan gambar berikut : Dari tabel distribusi normal baku diperoleh luas daerah di bawah kurva normal baku pada interval Z ≀ 1,45 adalah 0,9265. Jadi luas daerah L1 adalah 0,9265.
  • 87. CONTOH SOAL Diketahui : Dari 100 responden didapat harga rata-rata untuk anget motivasi kerja = 75 dengan simpangan baku = 4. Ditanya : A. Berapa jumlah responden yang mendapat nilai 80 ke atas? B. Berapa nilai responden yang dapat dikualifikasikan 10 % dari nilai tertinggi?
  • 88. JAWAB A. Z = ( 80-75 ) / 4 = 1, 25 dari tabel kurva normal didapat luas ke kanan = 10,56%. Jadi jumlah responden = 10,56% x 100 = 11 orang. B. Batas kualifikasi 10% tertinggi = 50% - 10% = 40% dari tabel diperoleh 1,28. karena SD tertinggi 4, maka untuk 1,28SD = 1,28 x 4 = 5,12. Jadi skor tertinggi = 75 + 5,12 = 80,1
  • 89. Mukhlisah Putri (06131282025026 / 25) Grafik distribusi normal baku bersifat simetris terhadap garis Z
  • 90. Bentuk Tabel Z Distribusi Normal Distribusi normal disebut pula distribusi Gauss, adalah distribusi probabilitas yang paling banyak digunakan dalam berbagai analisis statistika. Kurva distribusi normal maupun distribusi normal baku bersifat simetris dimana garis simetrisnya berada pada Z = 0. Sedangkan luas area keseluruhan di bawah kurva normal adalah 1.
  • 91. Ada dua bentuk tabel Z distribusi normal baku yang disajikan oleh buku-buku statistik, yaitu: 1. Tabel Z distribusi normal P ( βˆ’βˆž < 𝑍 < 𝑧1) Adalah tabel distribusi normal yang menghitung peluang atau luas area kurva distribusi normal dari βˆ’βˆž sampai dengan z1. Luas area yang dimaksud adalah luas area yang diarsir pada gambar di bawah ini.
  • 92. 2. Tabel Z distribusi normal baku yang menentukan luas area di antara P (0< 𝑍 < 𝑧1) adalah tabel distribusi normal yang menghitung peluang atau luas area kurva distribusi normal dari 0 sampai dengan z1. Luas area yang dimaksud adalah luas area yang diarsir pada gambar dibawah ini.
  • 94. Hitunglah P (Z < 1,24) Jawab : Area Z < 1,24, pada kurva distribusi normal adalah area yang diarsir pada gambar ini. Kolom pertama tabel Z menunjukkan nilai Z yang memiliki satu angka di belakang koma, sedangkan baris pertama kolom kedua dan seterusnya menunjukkan angka kedua di belakang koma. Luas area yang diarsir adalah nilai peluang Z < 1,24 atau ditulis P ( Z < 1,24) dan nilainya dapat diperoleh dari Tabel Z Distribusi Normal. Tabel Z di atas terdiri dari dua bagian, yaitu bagian tabel Z negatif dan bagian tabel Z positif. Karena Z = 1,24 adalah bilangan yang positif maka bagian tabel yang digunakan adalah bagian tabel Z positif.
  • 95. Kolom pertama tabel Z menunjukkan nilai Z yang memiliki satu angka di belakang koma, sedangkan baris pertama kolom kedua dan seterusnya menunjukkan angka kedua di belakang koma. Untuk menentukan luas wilayah Z < 1,24, kita harus menentukan terlebih dahulu letak 1,2 pada kolom pertama kemudian diarahkan ke kanan. Selanjutnya menentukan letak 0,04 pada baris pertama kemudian diarahkan ke bawah.
  • 96. Titik pertemuan keduanya merupakan luas wilayah Z < 1,24, atau nilai P (Z< 1,24) yaitu 0,8925.
  • 97. MENCARI BAGIAN LUAS DISTRIBUSI NORMAL BAKU MAULI BEAUTY / 06131282025034 / 32
  • 98. Untuk mengubah distribusi normal menjadi distribusi normal baku dapat menggunakan rumus sebagai berikut : Dengan : Z = Zscore x = Nilai yang diamati Β΅ = Rata – rata Οƒ = Simpangan baku
  • 99. Hitung z sehingga dua desimal Luas yang tertera dalam daftar adalah luas daerah antara garis dengan garis tegak di titik nol Dalam tabel distribusi normal, cari tempat harga z pada kolom paling kiri hanya satu desimal dan desimal keduanya dicari pada baris paling atas Dari z di kolom kiri maju ke kaanan dan dari z di baris atas turun ke bawah, maka didapat bilangan yang merupakan luas yang dicari. Bilangan yang didapat dituliskan dalam bentuk 0,xxxx (bentuk 4 desimal). 1 2 3 4 LANGKAH – LANGKAH MENCARI DISTRIBUSI NORMAL BAKU
  • 100. Perhatikan contoh penggunaan daftar normal baku yang akan digunakan dalam mencari luas , daerah, sebagai berikut : 0 2,15 Antara Z = 0 dan Z = 2,15 Dicari menggunakan tabel distribusi normal. 2,15 = 2,1 + 0,01. Dengan 2,1 pada kolom paling kiri dan 0,01 pada kolom paling atas Sehingga luas daerah yang dicari adalah 0,4842.
  • 101. Antara Z = 0 dan Z = -1,86 Dicari menggunakan tabel distribusi normal. -1,86 = 1,8 + 0,06. Dengan 1,8 pada kolom paling kiri dan 0,06 pada kolom paling atas Sehingga luas daerah yang dicari adalah 0,4686. 0 -1,86
  • 102. Antara Z = -1,50 dan Z = 1,82 Dicari menggunakan tabel distribusi normal. -1,50 = 1,5 + 0,00. Dengan 1,5 pada kolom paling kiri dan 0,00 pada kolom paling atas Sehingga luas daerah yang dicari adalah 0,4332 1,82 = 1,8 + 0,02. Dengan 1,8 pada kolom paling kiri dan 0,02 pada kolom paling atas Sehingga luas daerah yang dicari adalah 0,4656 Maka, total luas yang dicari adalah 0,4332 + 0,4656= 0,8988. 0 1,82 -1,50
  • 103. Antara Z = 1,40 dan Z = 2,65 Dicari menggunakan tabel distribusi normal. 1,40 = 1,4 + 0,00. Dengan 1,4 pada kolom paling kiri dan 0,00 pada kolom paling atas Sehingga luas daerah yang dicari adalah 0,4192 2,65 = 2,6 + 0,05. Dengan 2,6 pada kolom paling kiri dan 0,05 pada kolom paling atas Sehingga luas daerah yang dicari adalah 0,4960 Maka, total luas yang dicari adalah 0,4960 - 0,4192= 0,0768. 0 2,65 1,40
  • 104. Antara Z = 1,96 ke kiri Dicari menggunakan tabel distribusi normal. Luasnya z = 0 ke kiri adalah 0,5 1,96 = 1,9 + 0,06. Dengan 1,9 pada kolom paling kiri dan 0,06 pada kolom paling atas Sehingga luas daerah yang dicari adalah 0,4750 Maka, total luas yang dicari adalah 0,5 + 0,4750 = 0,9750. 0 1,96
  • 105. Perhatikan contoh soal berikut! Berat bayi yang baru lahir rata – rata 3750 gram dengan simpangan baku 325 gram. Jika berat bayi berdistribusi normal, maka tentukan : A. Berapa bayi yang beratnya lebih dari 4500 gram ? B. Berapa bayi yang beratnya antara 3500 gram dan 4500, jika semuanya ada 10.000 bayi? C. Berapa bayi yang beratnya lebih kecil atau sama dengan 4000 gram jika semuanya ada 10.000 bayi? D. Berapa bayi yang beratnya 4250 gram jika semuanya ada 5.000 bayi?
  • 106. A. Dengan X = berat bayi dalam gram, = 3750 gram, dan = 325 gram. Maka untuk X = 4500 0 2,31 Dicari menggunakan tabel distribusi normal. Luasnya z = 0 ke kanan adalah 0,5 Luas z = 2,31 = 2,3 + 0,01, maka luas daeranya adalah 0,4896 Sehingga didapat untuk berat bayi yang lebih dari 4500 gram adalah 0,5 – 0,4896 = 0,0104. Jadi, ada 1,04% bayi yang memiliki berat lebih dari 4500 gram.
  • 107. B. Dengan X = 3500 dan X = 4500 Banyaknya bayi yang memiliki berat antara 3500 gram dan 4500 gram adalah
  • 108. Dicari menggunakan tabel distribusi normal. Luas z = -0,77 = 0,7 + 0,07, maka luas daerahnya adalah 0,2794 Luas z = 2,31 = 2,3 + 0,01, maka luas daeranya adalah 0,4896 Sehingga didapat untuk bayi yang beratnya 3500 gram dan 4500 gram adalah 0,2794 + 0,4896 = 0,7690 Jadi, bayi yang memiliki berat antara 3500 gram dan 4500 gram adalah 7690 jiwa. 0 2,31 -0,77
  • 109. Berat bayi yang lebih kecil atau sama dengan 4000 gram Dicari menggunakan tabel distribusi normal. Luasnya z = 0 ke kanan adalah 0,5 Luas z = 0,77 = 0,7 + 0,07, maka luas daeranya adalah 0,2794 Sehingga didapat untuk berat bayi yang lebih kecil dari 4000 gram adalah 0,5 + 0,2794 = 0,7794 Jadi, ada 7794 bayi yang memiliki berat lebih kecil dari 4000 gram.
  • 110. Berat bayi yang lebih kecil atau sama dengan 4250 gram Dicari menggunakan tabel distribusi normal. Luas z = 1,53 = 1,5 + 0,03, maka luas daeranya adalah 0,4370 Jadi, ada 2185 bayi yang memiliki berat lebih kecil dari 4000 gram.
  • 111. Kurnia Dwi Utami (06131282025055) Peluang Variabel Acak Berdistribusi Normal Tidak Baku
  • 112. Peluang Variabel Acak Berdistribusi Normal Tidak Baku Nilai peluang variabel acak berdistribusi normal tidak baku N(πœ‡ , 𝜎). Peluang variabel acak berdistribusi normal N(πœ‡ , 𝜎) sama dengan luas daerah yang dibatasi oleh kurva distribusi normal N(πœ‡ , 𝜎) dan sumbu mendatar. Salah satu cara menentukan luas daerah yang dibatasi oleh kurva distribusi normal N(πœ‡ , 𝜎) dan sumbu mendatar adalah dengan mentransformasikan variabel acak tersebut menjadi variabel acak berdistribusi normal baku, kemudian menentukan nilainya menggunakan tabel distribusi normal baku.
  • 113. Rumus yang digunakan Untuk mengubah distribusi normal tidak baku menjadi distribusi normal standar, gunakan nilai Z (standar unit). Variabel acak X ~ N(πœ‡ , 𝜎) dapat ditransformasikan menjadi Z ~ N(0 , 1) dengan menggunakan rumus transformasi: dengan: Z = variable normal standar x = nilai variable acak πœ‡ = mean (rata-rata) variable acak 𝜎 = simpangan baku variable acak Z = π‘₯βˆ’ πœ‡ 𝜎
  • 114. 1. Diketahui variabel acak X berdistribusi normal N(8, 2). Tentukan besar peluang berikut! a. P(x > 5) b. P(4 < x < 10) Penyelesaian: a. Variabel acak X berdistribusi normal N(8, 2), mempunyai rata-rata πœ‡ = 8 dan simpangan baku 𝜎 = 2 Transformasi x = 5 menjadi: Z = π‘₯βˆ’ πœ‡ 𝜎 = 5βˆ’8 2 = βˆ’3 2 = -1,5 Dari table distribusi normal baku diperoleh P(Z < 1,5) = 0,9332, sehingga: P(X > 5) = P(z > -1,5) = P(z < 1,5) = 0,9332 Jadi, besar peluang P(x > 5) = 0,9332 Contoh Soal
  • 115. b. Transformasi X = X1 = 4 dan X = X2 = 10 menjadi: Z = Z1 = π‘₯βˆ’ πœ‡ 𝜎 = 4βˆ’8 2 = βˆ’4 2 = -2 Z = Z2 = π‘₯βˆ’ πœ‡ 𝜎 = 10βˆ’8 2 = 2 2 = 1 Dari tabel distribusi normal baku diperoleh P(Z < 2) = 0,9772 dan P(Z < 1) = 0,8413, sehingga: P(4 < X < 10) = P(-2 < Z < 1) P(4 < X < 10) = P(Z < 1) – P(Z < -2) P(4 < X < 10) = 0,8413 – 0,0228 = 0,8185
  • 116. 2. Dari data berat badan 800 siswa di suatu SMA diperoleh rata-rata 50 kg dan simpangan baku 5 kg. dengan menganggap data tersebut adalah data yang berdistribusi normal, carilah banyak siswa yang mempunyai berat badan: a. Lebih dari 60 kg b. Antara 40 kg sampai dengan 50 kg Penyelesaian: Variabel acak X berdistribusi normal dengan πœ‡ = 50 kg 𝜎 = 5 kg, dan n = 800 a. Transformasi X = 60 menjadi: Z = π‘₯βˆ’ πœ‡ 𝜎 = 60βˆ’50 5 = 10 5 = 2 Dari tabel distribusi normal baku diperoleh P(Z < 2) = 0,9772, sehingga: P (X > 60) = P (Z > 2) P (Z > 2) = 1 – P (Z < 2) P (Z < 2) = 0,9772 P (Z > 2) = 1 – 0,8772 = 0,0228
  • 117. Mencari banyak siswa: Fh ( x > 60) = P (Z > 2) x n = 0,0228 x 800 = 18, 24 β‰ˆ 18 Jadi, banyak siswa dengan berat badan lebih dari 60 kg adalah 18 orang
  • 118. b. Mencari nilai peluang: 40 < x < 50 Untuk Z dengan x = 40 Z = π‘₯βˆ’ πœ‡ 𝜎 = 40βˆ’50 5 = βˆ’10 5 = -2 Untuk Z dengan x = 50 Z = π‘₯βˆ’ πœ‡ 𝜎 = 50βˆ’50 5 = 0 5 = 0 P(40 < x < 50) = P(-2 < Z < 0) P(-2 < Z < 0) = P(Z < -2) – P(Z < 0) = 0,5000 – 0, 0228 = 0,4772 Mencari banyak siswa: Fh (40 < x < 50) = P(40 < x < 50) x n = 0,4772 x 800 = 381,76 β‰ˆ 382 Jadi, siswa dengan berat badan antara 40 kg dan 50 kg adalah 382 orang
  • 119. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik THANKS!