SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Majalah Triwulan UNIHAZ ISSN:0854-3623
KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI ORANG TUA
ANAK BALITA GIZI BURUK
DI KABUPATEN KEPAHIANG PROVINSI BENGKULU
Harmiati 1)
1
Dosen Fisipol Universitas Prof. DR. Hazairin, SH Bengkulu
Beberapa faktor yang menyebabkan gizi buruk pada anak balita, yaitu
penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung berkaitan dengan
pemberian makanan dan penyakit infeksi. Sedangkan penyebab tidak langsung
berasal kondisi sosial ekonomi dan lingkungan.
Karakteristik sosial ekonomi orang tua yang memiliki anak balita gizi buruk
di Kabupaten Kepahiang yang diteliti adalah; usia orang tua (ibu), jumlah anak,
jumlah tanggungan dalam keluarga, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, kondisi
rumah, dan sanitasi lingkungan sangat memprihatinkan, karena tingkat fertilitas
tinggi, jumlah tanggungan keluarga relatif banyak, pendidikan rendah bahkan
angka buta hurup relatif tinggi, pekerjaan sebagai petani dengan lahan sempit serta
tidak punya akses modal, penghasilan kurang dari Rp.1.000.000,- kondisi rumah
sebagian lantai tanah, dinding bambu, sarana untuk MCK menggunakan air sungai
yang tidak dilindungi dengan bahaya pengotoran.
PENDAHULUAN
Kabupaten Kepahiang
merupakan salah satu Kabupaten di
Provinsi Bengkulu menghadapi
masalah gizi buruk. Kasus anak balita
gizi buruk merupakan sebuah
fenomena yang ironis di daerah ini,
mengingat keadaan alam yang subur
dengan mata pencaharian utama
masyarakat dari sektor pertanian dan
perkebunan.
Namun Di Kabupaten
Kepahiang terdapat 20 kasus (2,50%)
anak balita gizi buruk dan anak balita
yang berstatus gizi kurang sebanyak
12% atau 96 orang (Laporan
Tahunan Subdin Bina Kesga dan
Yankes Dinkes Prop Bengkulu tahun
2005). Bahkan sampai bulan Maret
2006 Kabupaten Kepahiang
merupakan salah satu kabupaten yang
memiliki kasus anak balita gizi
buruk tertinggi di Provinsi Bengkulu
(Laporan Bulanan Dinkes Provinsi
Bengkulu 8 Maret 2006).
Tingginya jumlah anak balita
penderita gizi buruk di Kabupaten
Kepahiang diduga berkaitan erat
dengan tingginya persentase anak
balita yang keluar (DO) dari program
imunisasi.
Berdasarkan data dari Dinas
Kesehatan Provinsi Bengkulu tahun
2005 menunjukkan jumlah anak balita
yang keluar (DO) dari imunisasi di
kabupaten Kepahiang mencapai
72,95%. Angka tersebut merupakan
angka yang tertinggi dibandingkan
dengan daerah lainnya di Provinsi
Bengkulu. Angka ini sekaligus
menunjukkan pula tentang rendahnya
tingkat partisipasi masyarakat untuk
membawa anaknya ke Posyandu atau
unit pelayanan kesehatan anak
lainnya. Fenomena ini juga
mendeskripsikan tingkat partisipasi
penimbangan anak balita yang rendah,
sehingga status dan perkembangan
keadaan gizi anak balita tidak
terpantau dan tidak dapat diketahui
secara dini.
Vol.68 Th.XIII/Januari 2010
5
Faktor-faktor yang
berhubungan dengan kasus balita gizi
buruk di Kabupaten Kepahiang erat
kaitannya dengan Karakteristik Sosial
Ekonomi usia orang tua (ayah dan
ibu), jumlah anak, jumlah tanggungan
dalam keluarga, pendidikan,
pekerjaan, penghasilan, kondisi
rumah, dan sanitasi lingkungan yang
dikaji dalam tulisan ini.
RAMUSAN MASALAH
Kasus anak balita gizi buruk
merupakan sebuah fenomena yang
ironis di Kabupaten Kepahiang,
karena daerah yang subur dan sumber
daya alam melimpah. Namun
berdasarkan Pantauan Status Gizi
(PSG) angka balita gizi buruk di
Kabupaten Kepahiang tetap tinggi.
Apakah karakteristik Sosial Ekonomi
dalam hal ini usia orang tua (ayah dan
ibu), jumlah anak, jumlah tanggungan
dalam keluarga, pendidikan,
pekerjaan, penghasilan, kondisi
rumah, sanitasi lingkungan
berpengaruh terhadap tingginya kasus
anak balita gizi buruk di Kabuapen
Kepahiang ?
TUJUAN DAN MANFAAT
PENELITIAN
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui karakteristik sosial
ekonomi orang tua yang memiliki
anak balita gizi buruk di Kabupaten
Kepahiang, yang mencakup; usia,
jumlah anak, pekerjaan, pendidikan,
pendapatan, kondisi rumah dan
sanitasi lingkungan
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat mengetahui keadaan sosial
ekonomi orang tua yang mencakup;
usia, jumlah anak, pekerjaan,
pendidikan, pendapatan, kondisi
rumah dan sanitasi lingkungan
DESAIN DAN METODE
PENELITIAN
Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah
Studi Kasus dan rekonstruksi riwayat
hidup keluarga sebagaimana
dikemukakan oleh Wahyuni (2000).
Pemilihan desain penelitian ini
dianggap tepat karena dalam
karakteristik sosial ekonomi
dipandang sebagai bagian utama
dalam kehidupan (personal, social,
dan cultural).
Tahap kunjungan awal
pengurusan surat izin, dan
pengakraban diri dengan masyarakat
setempat, pencarian data skunder yang
berkaitan dengan lokasi desa-desa
tempat tinggal orang tua yang
memiliki anak balita gizi buruk. Tahap
selanjudnya dilakukan pengamatan,
wawancara dengan orang tua yang
memiliki anak balita gizi yang
berkaitan dengan keadaan sosial
ekonomi orang tua yang mencakup;
usia, jumlah anak, pekerjaan,
pendidikan, pendapatan, kondisi
rumah dan sanitasi lingkungan. Makna
dan konsep yang digunakan dalam
kajian ini terungkap dengan
menggunakan metode kualitatif
(Bogdan dan Taylor, 1975). Penelitian
ini merupakan studi kasus yang
bertujuan untuk mengembangkan
pengetahuan mendalam mengenai
objek yang bersangkutan
(Vredenbregt, 1978).
METODE PENELITIAN
Sifat Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan
untuk mendeskripsikan, menganalisis,
dan menjelaskan (explanation)
karakteristik sosial ekonomi orang tua
yang menyebabkan tingginya anak
balita gizi buruk di Kabupaten
Kepahiang. Untuk mencapai maksud
tersebut, penelitian dilaksanakan
Vol.68 Th.XIII/Januari 2010
6
Majalah Triwulan UNIHAZ ISSN:0854-3623
dengan pendekatan kualitatif Moleong
(2000).
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian di Kabupaten
Kepahiang dengan wilayah Puskesmas
Durian Depun dengan desa Durian
Depun, Batu Ampar dan Simpang
Kota Beringin, Wilayah Puskesmas
Tebat Karai dengan desa Karang
Tengah dan Talang Karet, Wilayah
Puskesmas Pasar Kepahiang dengan
desa Permu, Kampung Bogor,
Pensiunan, Weskus, Wilayah
Puskesmas Kelobak adalah desa Kuto
Rejo, Kelobak, Wilayah Puskesmas
Kabawetan adalah desa Pematang
Donok, Babakan Bogor, Tangsi Baru,
Wilayah Puskesmas Bukit Sari adalah
desa Sukasari, Tugu Rejo.
Penentuan Informan
Subyek penelitian (responden)
ditentukan secara purposive dengan
memperhatikan prinsip-prinsip
penetapan responden yang
dikembangkan Bogdan dan Taylor
(1992) yang terbagi menjadi dua
keompok informan, yaitu; pertama,
Orang tua dalam hal ini ibu anak balita
yang berstatus gizi buruk di
Kabupaten Kepahiang. Kedua,
kelompok informan yang berkaitan
dengan penanggulangan anak balita
gizi buruk di desa atau puskesmas
seperti; para kader Posyandu, tenaga
medis, dll. Penentuan kelompok ini
dilandasi oleh suatu pertimbangan
bahwa mereka memiliki pengalaman
dan pengetahuan yang cukup memadai
berakaitan dengan kesehatan penganan
anak balita gizi buruk.
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan
dengan metode pengamatan, dengan
mengikuti prinsip-prinsip yang
dikembangkan Moleong (2000) dalam
bukunya Metode Penelitian Kualitatif
dan Layder dalam bukunya
Sisiological Practice (1998). Teknik
pengumpulan data, untuk data premer
menggunakan teknik pengamatan
lapangan dan indept interview. Untuk
melakukan pengambilan data,
instrumen yang digunakan alat
perekam (audio dan audio visual),
lembar pengamatan dan panduan
wawancara terstruktur. Sedangkan
untuk pengumpulan data skunder
dilakukan dengan melihat
dokumentasi, melalui catatan statistik,
surat kabar, majalah, laporan.
Dalam melakukan uji silang
dipakai dua teknik pengumpulan data
yang berbeda, yakni informasi yang
diperoleh dari wawancara diuji silang
dengan teknik observasi terlibat,
begitu pula sebaliknya, cara kerja
seperti ini disebut triangulasi
(Naution, 1988).
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang
berakaitan dengan karakteristik sosial
ekonomi orang tua dengan
menggunakan diskriptif kualitatif.
Teknik ini memberi kesempatan
seluas-luasnya kepada peneliti untuk
melakukan interpretasi terhadap data
lapangan yang diperoleh
(Moleong,2000).
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Karakteristik Sosial Ekonomi
Karakteristik sosial ekonomi
merupakan faktor penyebab tidak
langsung menculnya anak balita gizi
buruk (Soekirman ; 1988). Penyebab
tidak langsung, adalah; usia orang tua,
besar keluarga, jumlah anak,
pendidikan, pekerjaan, pendapatan,
dan pengetahuan tentang gizi dan
kesehatan.
Vol.68 Th.XIII/Januari 2010
7
Usia Orang Tua
Orang tua dalam penelitian ini
adalah ibu yang memiliki anak balita
gizi buruk, dasar pertimbangan
mengambil informan dalam penelitian
ini adalah karena ibu sebagai orang
yang paling dekat dengan anak
balitanya mempunyai tanggung jawab
yang besar dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak balitanya.
Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa 77,50 persen ibu
yang memiliki kasus anak balita gizi
berada pada usia 30 – 49 tahun. Dari
data tersebut menunjukkan usia
berpengaruh terhadap pola perilaku
ibu dalam mengasuh anaknya. Karena
pada usia 30 – 49 tahun merupakan
usia produktif yang dituntut untuk
membantu mencari nafkah untuk
mencukupi kebutuhan keluarga.
Sehingga perawatan dan pengasuhan
anak balita hanya dipercayakan pada
pengasuhnya saja dengan mengikuti
kebiasaan secara turun-temurun.
Jumlah Anak
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa 75,00 persen orang tua balita
gizi buruk memiliki anak 4 – 7 orang.
Hal ini menunjukkan bahwa orang tua
balita gizi buruk memiliki tingkat
fertilitas tinggi (banyak anak).
Sehingga dengan pertambahan jumlah
anggota keluarga dengan kelahiran
anak, maka jumlah asupan gizi untuk
setiap anak akan berkurang. Berbagai
pendapat mengatakan bahwa terdapat
hubungan antara jumlah anak dan
kekurangan gizi. Anak yang tumbuh
dalam keluarga miskin paling rawan
terhadap kekurangan gizi sesuai
dengan hasil penelitian Nasution dan
Thomson (1995).
Hasil survey pangan di
Indonesia menunjukkan bahwa tingkat
kecukupan protein pada keluarga yang
memiliki anak 1 (satu) sampai 2 (dua)
orang adalah 22 gr lebih tinggi
dibandingkan dengan keluarga yang
mempunyai anak 4 (empat) atau 5
(lima) orang (Breg dan Muscat ;
1995). Disamping itu juga Sukarni
(1994) menunjukkan bahwa jumlah
anak dalam keluarga dengan keadaan
sosial ekonomi kurang mengakibatkan
berkurangnya kasih sayang yang
diterima anak, lebih-lebih jika jarak
anak terlalu dekat, hal ini ditemukan
juga pada orang tua balita gizi buruk
di Kabupaten Kepahiang.
Jumlah Tanggungan Keluarga
Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa 70,00 persen
orang tua balita gizi buruk mempunyai
jumlah tanggungan keluarga 6 - 9
orang. Data tersebut menunjukkan
bahwa jumlah tanggungan dalam
keluarga dengan keadaan sosial
ekonomi yang kurang beruntung
(miskin) mengakibatkan kebutuhan
pokok tidak terpenuhi, karena
berpengaruh terhadap pembagian
makanan. Dengan bertambah anggota
keluarga maka pengaturan pangan
sehari-hari semakin sulit, hal ini
mengakibatkan kualitas dan kuantitas
pangan yang diperoleh tidak
mencukupi untuk kebutuhan keluarga
termasuk anak balita.
Pendidikan
Pendidikan merupakan salah
satu indikator yang dapat
meningkatkan kualitas sumber daya
manusia, beberapa faktor penting yang
diuraikan berkaitan dengan pendidikan
merupakan penyebab tidak langsung
munculnya anak balita gizi buruk.
adalah; angka buta hurup, dan tingkat
pendidikan.
Dari hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat 30,00
persen orang tua (ibu) balita gizi buruk
tidak dapat membaca dan menulis, dan
Vol.68 Th.XIII/Januari 2010
8
Majalah Triwulan UNIHAZ ISSN:0854-3623
65,00 persen hanya berpendidikan
Sekolah Dasar (SD). Dari data tersebut
dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan
orang tua (ibu) balita gizi buruk sangat
rendah dan bahkan angka buta hurup
masih sangat tinggi sekali dikalangan
orang tua (ibu) balita gizi buruk.
Rendahnya tingkat pendidikan
sangat berpengaruh terhadap
pengetahuan dan kemampuan orang
tua dalam memperhatikan
pertumbuhan dan perkembangan anak
balita, karena tingkat pendidikan
mempengaruhi pola pikir yang
berkaitan dengan pola makan dan pola
asuh yang belum sepenuhnya
dipahami dengan baik oleh orang tua
balita gizi buruk. Timbulnya anak
balita gizi buruk "Bukan karena
makanan yang tidak ada, tapi budaya
untuk memberikan makanan bergizi
bagi anaknya masih sangat kurang.
Para orang tua yang tidak dapat
membaca dan menulis serta yang
hanya Sekolah Dasar (SD) akan
kekurangan informasi tentang cara
pengasuhan anak yang baik, cara
pengolahan bahan makanan,
pemberian asupan gizi dan norma-
norma yang mesti diikuti dalam
pengasuhan anak dan akan sulit
menerima pembaharuan.
Pekerjaan
Masyarakat miskin di pedesaan
kurang memiliki akses terhadap faktor
produksi, seperti; tanah, modal dan
keterampilan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa 85,00 persen
orang tua balita gizi buruk bekerja
disektor pertanian dan 15,00 persen
bekerja sebagai buruh. Sebagian besar
mereka yang berkerja disektor
pertanian memiliki lahan yang sempit,
tidak punya modal, dan keterampilan,
sehingga produksi pertanian juga
rendah dan tidak mencukupi
kebutuhan pokok anggota keluarga.
Untuk mencukupi kebutuhan pokok
keluarga mereka mencari kerja
sampingan sebagai buruh tani atau
buruh harian.
Pendapatan Keluarga
Pendapatan orang tua sangat
tergantung dengan jenis pekerjaan
yang dikerjakannya. Orang tua yang
berpendapatan tinggi akan turut
menentukan kualitas dan kuantitas
bahan makanan yang dibeli dan
dikonsumsi, pendapatan rendah akan
menyebabkan daya beli yang rendah.
Data hasil penelitian
menunjukkan sebagian besar (75%)
anak yang mengalami gizi buruk dan
menderita sakit-sakitan terdapat pada
keluarga yang pendapatannya kurang
dari Rp. 1.000.000,- tiap bulan Oleh
sebab itu kalau dibandingkan jumlah
pendapatan keluarga gizi buruk di
Kabupaten Kepahiang dengan jumlah
tanggungan keluarga yang tiap-tiap
keluarga, maka dinyatakan pendapatan
keluarga tersebut tergolong sangat
rendah.
Disisi lain bila dibandingkan
dengan kebutuhan pembelian bahan
makanan pokok, pendapatan tersebut
sangat tidak mencukupi dikarenakan
semakin hari harga semakin
meningkat dan tidak terjangkau oleh
masyarakat miskin. Kondisi demikian
menyebabkan orang tua balita gizi
buruk tidak mampu membeli bahan
makanan pokok yang sesuai standar
kecukupan gizi, akibatnya semakin
rendah pendapatan seseorang maka
konsumsi energi dan proteinya akan
semakin berkurang sehingga muncul
kasusu gizi buruk pada anak balita.
Ketercukupan protein ini berkaitan
erat dengan pendapatan keluarga,
masyarakat yang berpendapatan
rendah biasanya daya belinya kurang.
Keluarga gizi buruk di
Kabupaten mempunyai pendapatan
jauh di bawa standar pemenuhan
Vol.68 Th.XIII/Januari 2010
9
kebutuhan hidup minim, mereka
membelajakan uangnya sesuai dengan
kemampuan mereka, hasil studi Breg
dan Muscat (1995) juga menunjukkan
bahwa tingkat pendapatan ikut
menentukan jenis pangan. Dengan
penambahan pendapatan, maka
anggota keluarga akan berpikir
kembali apa yang akan dibeli dengan
tambahan pendapatan tersebut. Orang
tua anak balita gizi buruk
membelanjakan sebagian uangnya
untuk kebutuhan pokok, seperti; beras,
sayur-mayur dan pangan lainnya.
Namun kadang kala peningkatan
pendapatan tidak selalu memberikan
perbaikan pada makanan, karena
pengeluaran keluarga meliputi
pengeluaran pangan dan pengeluaran
non-pangan.
Sanitasi Lingkungan
Data hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar
95,00 persen (19 keluarga) orang tua
balita gizi buruk menggunakan air
sumur untuk masak dan mencuci,
sementara untuk buang air hanya
sebagian (50,00 persen) keluarga yang
menggunakan WC, berdasarkan
pengamatan WC yang mereka miliki
sangat kotor.
Orang tua balita gizi buruk dan
keluarganya belum dapat menjaga
kesehatan lingkungan. Padahal sanitasi
lingkungan pada hakekatnya
berpengaruh positif terhadap
terwujudnya status kesehatan.
Lingkungan, perumahan
mempunyai hubungan yang erat
dengan status kesehatan penghuninya.
Sebagian besar kondisi rumah orang
tua anak balita gizi buruk sangat
kotor, dan berdebu, ada yang berlantai
tanah. Demikian juga air untuk
memasak dan minim, mandi dan cuci,
sebagian besar mengambil dari air
sungai yang belum terlindungi secara
baik. Pada hal air bersih sangat
berperan penting dalam menjaga
kesehatan karena beberapa bibit
penyakit tertentu dapat ditularkan oleh
air yang terkontaminasi (Sukarni ;
1994). Air yang memenuhi syarat
kesehatan sebagai sumber kebutuhan
utama rumah tangga, adalah air
dilindungi dari bahaya pengotoran.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil kajian dan
pembahasan terhadap data skunder
dan data primer tentang Karakteristik
Sosial Ekonomi Orang tua Balita Gizi
Buruk di Kabupaten Kepahiang
Provinsi Bengkulu dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut.
Bahwa keadaan sosial ekonomi
yang berkaitan dengan usia, jumlah
anggota keluarga, pekerjaan,
pendapatan, pendidikan, dan sanitasi
lingkungan yang diuraikan berikut ini;
1. Usia orang tua (Ibu) balita gizi
buruk merupakan usia produktif
yang memiliki anak lebih dari 4
orang, bekerja membantu suami
mencari nafkah untuk mencukupi
kebutuhan hidup keluarga.
Sehingga tidak sempat mengurus
anak balitanya dengan baik.
2. Sebagian besar (75,00 persen)
orang tua anak balita gizi buruk
memeliki anak 4 – 7 orang, dan
70,00 persen orang tua balita gizi
buruk mempunyai jumlah
tanggungan keluarga berkisar
antara 6 - 9 orang.
3. Tingkat pendidikan orang tua (ibu)
anak balita gizi buruk sangat
rendah dan bahkan angka buta
hurup masih sangat tinggi, terdapat
30,00 persen orang tua (ibu) anak
balita gizi buruk tidak dapat
membaca dan menulis, dan 65,00
persen hanya berpendidikan
Sekolah Dasar (SD).
Vol.68 Th.XIII/Januari 2010
10
Majalah Triwulan UNIHAZ ISSN:0854-3623
4. Hasil penelitian menunjukkan
sebagian besar orang tua balita gizi
buruk bekerja disektor pertanian
dan ada yang bekerja sebagai
buruh. Mereka yang berkerja
disektor pertanian memiliki lahan
yang sempit, tidak punya modal,
dan keterampilan, sehingga
produksi pertanian rendah dan
tidak mencukupi kebutuhan pokok
anggota keluarga.
5. Sebagian besar (75%) anak yang
mengalami gizi buruk dan
menderita sakit-sakitan terdapat
pada keluarga yang pendapatannya
kurang dari Rp. 1.000.000,- dan
tidak mampu membeli bahan
makanan pokok yang sesuai
standar kecukupan gizi.
6. Sebagian besar orang tua balita
gizi buruk menggunakan air sumur
untuk memasak dan mencuci,
sedangkan untuk buang air hanya
sebagian keluarga yang
menggunakan WC darurat.
DAFTAR PUSTAKA
Bogdan, Robert dan Steven J. Taylor
1992, Introduction To
Qualitative Research Method,
New York: John Willey Sons.
Breg,A. & RJ. Muscat. 1995. Faktor
Gizi (A.D. Sediaoetomo,
Penerjemah) Bharata Karya
Aksara, Jakarta.
Layder, Derek. 1998, Sociological
Praktice : Lingking Theory
and Sacial Research, Sage
Publication, London. Thousand
Oaks. New Delhi.
Moleong, Lexy, 2000, Metode
Penelitian Kualitatif, Penerbit,
PT Remaja Rodakarya Bndung
Nasution, S.1988, Metode Penelitian
Naturalistik Kualitatif.
Bandung: Tarsito.
Soekirman. 1988. Kebijaksanaan
Pangan dan Gizi dalam Upaya
Peningkatan Kualitas Hidup.
Majalah Gizi Indonesia, 13
(1) : 16 – 30 Jakarta.
Sukarni, M. 1994. Kesehatan
Keluarga dan Lingkungan.
Kanisius, Yogyakarta
Wahyuni, Ekawati. 2000, Migran
Wanita dan Persoalan
perawatan Anak : Sebuah
Analisis Migran Internal,
Jurnal Sosiologi Indonesia,
No. 04 tahun 2000 Jakarta
Wayong, P. Subagyo. W. 1987. Aspek
Geografi Budaya dalam
Wilayah Pembangunan
Pembangunan Daerah
Bengkulu, Kanwil Depdikbud
Provinsi Bengkulu
Vredenbreght, J., 1978 Metode Dan
Teknik Penelitian Masyarakat.
Jakarta: PT. Gramedia.
Depkes RI.1991. Informasi Ringkas
Kesehatan. Pusat data
Kesehatan, Jakarta.
2005) Laporan tahunan
Subdin Bina Kesga dan
Yankes, Diterbitkan Oleh
Dinkes Provinsi Bengkulu.
2006) Laporan Bulanan
Subdin Bina Kesga dan
Yankes, Diterbitkan Oleh
Dinkes Provinsi Bengkulu.
Vol.68 Th.XIII/Januari 2010
11

More Related Content

What's hot

Analisis situasi daerah tinggi stunting
Analisis situasi daerah tinggi stuntingAnalisis situasi daerah tinggi stunting
Analisis situasi daerah tinggi stuntingSitiNgaisahSPdMPd
 
Jurnal pantangan perilaku pada ibu post partum
Jurnal pantangan perilaku pada ibu post partumJurnal pantangan perilaku pada ibu post partum
Jurnal pantangan perilaku pada ibu post partumnrukmana rukmana
 
Jurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamil
Jurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamilJurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamil
Jurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamilnrukmana rukmana
 
Usaha Kesehatan Sekolah untuk kesehatan anak
Usaha Kesehatan Sekolah untuk kesehatan anakUsaha Kesehatan Sekolah untuk kesehatan anak
Usaha Kesehatan Sekolah untuk kesehatan anakSitiNgaisahSPdMPd
 
Bab 1 dan 2 distoro
Bab 1 dan 2 distoroBab 1 dan 2 distoro
Bab 1 dan 2 distoroyogi859225
 
Nasi papah antara budaya dan kesehatan artikel
Nasi papah antara budaya dan kesehatan artikelNasi papah antara budaya dan kesehatan artikel
Nasi papah antara budaya dan kesehatan artikelLalu Anwar
 
Konsep dasar + asesmen + diagnosis
Konsep dasar + asesmen + diagnosisKonsep dasar + asesmen + diagnosis
Konsep dasar + asesmen + diagnosisKelinciTosca
 
Faktor yang berhubungan dengan pengambilan keputusan
Faktor yang berhubungan dengan pengambilan keputusanFaktor yang berhubungan dengan pengambilan keputusan
Faktor yang berhubungan dengan pengambilan keputusanikawulandariseftiani
 
Revitalisasi Keluarga Berencana Sebagai Solusi Permasalahan Kemiskinan di Ind...
Revitalisasi Keluarga Berencana Sebagai Solusi Permasalahan Kemiskinan di Ind...Revitalisasi Keluarga Berencana Sebagai Solusi Permasalahan Kemiskinan di Ind...
Revitalisasi Keluarga Berencana Sebagai Solusi Permasalahan Kemiskinan di Ind...Candra Wiguna
 
Surveilans gizi
Surveilans giziSurveilans gizi
Surveilans giziPepi Umar
 
Hari Kebersihan Menstruasi 2019
Hari Kebersihan Menstruasi 2019Hari Kebersihan Menstruasi 2019
Hari Kebersihan Menstruasi 2019Reza Hendrawan
 
Pedoman gizi seimbang
Pedoman gizi seimbangPedoman gizi seimbang
Pedoman gizi seimbangdiansachio
 

What's hot (17)

Analisis situasi daerah tinggi stunting
Analisis situasi daerah tinggi stuntingAnalisis situasi daerah tinggi stunting
Analisis situasi daerah tinggi stunting
 
Jurnal pantangan perilaku pada ibu post partum
Jurnal pantangan perilaku pada ibu post partumJurnal pantangan perilaku pada ibu post partum
Jurnal pantangan perilaku pada ibu post partum
 
Jurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamil
Jurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamilJurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamil
Jurnal pantangan prilaku makan pada ibu hamil
 
Usaha Kesehatan Sekolah untuk kesehatan anak
Usaha Kesehatan Sekolah untuk kesehatan anakUsaha Kesehatan Sekolah untuk kesehatan anak
Usaha Kesehatan Sekolah untuk kesehatan anak
 
Bab 1 dan 2 distoro
Bab 1 dan 2 distoroBab 1 dan 2 distoro
Bab 1 dan 2 distoro
 
Program gizi buruk
Program gizi burukProgram gizi buruk
Program gizi buruk
 
Paper pak patra
Paper pak patraPaper pak patra
Paper pak patra
 
Nasi papah antara budaya dan kesehatan artikel
Nasi papah antara budaya dan kesehatan artikelNasi papah antara budaya dan kesehatan artikel
Nasi papah antara budaya dan kesehatan artikel
 
Ppt proposal
Ppt proposalPpt proposal
Ppt proposal
 
Konsep dasar + asesmen + diagnosis
Konsep dasar + asesmen + diagnosisKonsep dasar + asesmen + diagnosis
Konsep dasar + asesmen + diagnosis
 
Stunting
StuntingStunting
Stunting
 
Faktor yang berhubungan dengan pengambilan keputusan
Faktor yang berhubungan dengan pengambilan keputusanFaktor yang berhubungan dengan pengambilan keputusan
Faktor yang berhubungan dengan pengambilan keputusan
 
Revitalisasi Keluarga Berencana Sebagai Solusi Permasalahan Kemiskinan di Ind...
Revitalisasi Keluarga Berencana Sebagai Solusi Permasalahan Kemiskinan di Ind...Revitalisasi Keluarga Berencana Sebagai Solusi Permasalahan Kemiskinan di Ind...
Revitalisasi Keluarga Berencana Sebagai Solusi Permasalahan Kemiskinan di Ind...
 
Surveilans gizi
Surveilans giziSurveilans gizi
Surveilans gizi
 
Hari Kebersihan Menstruasi 2019
Hari Kebersihan Menstruasi 2019Hari Kebersihan Menstruasi 2019
Hari Kebersihan Menstruasi 2019
 
Pedoman gizi seimbang
Pedoman gizi seimbangPedoman gizi seimbang
Pedoman gizi seimbang
 
Kejadian stunting
Kejadian stuntingKejadian stunting
Kejadian stunting
 

Similar to Karakteristik Sosial Ekonomi Orang Tua Anak Balita Gizi Buruk di Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu

Faktor-Faktor Penyebab Tingginya Kasus Anak Balita Gizi Buruk di Kabupaten Ke...
Faktor-Faktor Penyebab Tingginya Kasus Anak Balita Gizi Buruk di Kabupaten Ke...Faktor-Faktor Penyebab Tingginya Kasus Anak Balita Gizi Buruk di Kabupaten Ke...
Faktor-Faktor Penyebab Tingginya Kasus Anak Balita Gizi Buruk di Kabupaten Ke...Triando Triando
 
316-Article Text-1650-2-10-20200523.pdf
316-Article Text-1650-2-10-20200523.pdf316-Article Text-1650-2-10-20200523.pdf
316-Article Text-1650-2-10-20200523.pdfellyaniabadi1
 
Model Pencegahan dan Penanganan Balita Gizi Buruk Melalui Pemberdayaan Masya...
 Model Pencegahan dan Penanganan Balita Gizi Buruk Melalui Pemberdayaan Masya... Model Pencegahan dan Penanganan Balita Gizi Buruk Melalui Pemberdayaan Masya...
Model Pencegahan dan Penanganan Balita Gizi Buruk Melalui Pemberdayaan Masya...Triando Triando
 
Hubungna Tingkat Partisipasi Ibu Dalam Kegiatan Posyandu Dengan Status Gizi A...
Hubungna Tingkat Partisipasi Ibu Dalam Kegiatan Posyandu Dengan Status Gizi A...Hubungna Tingkat Partisipasi Ibu Dalam Kegiatan Posyandu Dengan Status Gizi A...
Hubungna Tingkat Partisipasi Ibu Dalam Kegiatan Posyandu Dengan Status Gizi A...Sii AQyuu
 
Critical Appraisal_Ni Nyoman Widya Kusuma W_42200455.pptx
Critical Appraisal_Ni Nyoman Widya Kusuma W_42200455.pptxCritical Appraisal_Ni Nyoman Widya Kusuma W_42200455.pptx
Critical Appraisal_Ni Nyoman Widya Kusuma W_42200455.pptxAnonymouscdLyeXKB
 
Determinan status gizi pada siswa sekolah dasar
Determinan status gizi pada siswa sekolah dasarDeterminan status gizi pada siswa sekolah dasar
Determinan status gizi pada siswa sekolah dasarFuadrizalfauzi
 
hubungan pengetahuan dan status gizi
hubungan pengetahuan dan status gizihubungan pengetahuan dan status gizi
hubungan pengetahuan dan status giziMuhammad Abu Dzar
 
Artikelilmiah 121024200214-phpapp02
Artikelilmiah 121024200214-phpapp02Artikelilmiah 121024200214-phpapp02
Artikelilmiah 121024200214-phpapp02melisa rahmiyanti
 
laporan pengabdian masyarakat contoh.pdf
laporan pengabdian masyarakat contoh.pdflaporan pengabdian masyarakat contoh.pdf
laporan pengabdian masyarakat contoh.pdfherybudi1
 
POWER POINT BUK NURUL.pptx
POWER POINT BUK NURUL.pptxPOWER POINT BUK NURUL.pptx
POWER POINT BUK NURUL.pptxmega925747
 
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hiPusdiklatKKB
 
PPT SKRIPSI-SAHARA NURLAKCMI.pptx
PPT SKRIPSI-SAHARA NURLAKCMI.pptxPPT SKRIPSI-SAHARA NURLAKCMI.pptx
PPT SKRIPSI-SAHARA NURLAKCMI.pptxsaharanurlakcmisara
 
Jurnal pola asuh pada usia dini
Jurnal pola asuh pada usia diniJurnal pola asuh pada usia dini
Jurnal pola asuh pada usia dininrukmana rukmana
 
Minipro Puskesmas Stunting Pengetahuan Ibu Balita
Minipro Puskesmas Stunting Pengetahuan Ibu BalitaMinipro Puskesmas Stunting Pengetahuan Ibu Balita
Minipro Puskesmas Stunting Pengetahuan Ibu BalitaKelvinKatjasungkana1
 
16-Article Text-19-1-10-20181015.pdf
16-Article Text-19-1-10-20181015.pdf16-Article Text-19-1-10-20181015.pdf
16-Article Text-19-1-10-20181015.pdfMetaDwiCahyani
 
Modul anticipatory guidance terhadap perubahan pola asuh orang tua yang
Modul anticipatory guidance terhadap perubahan pola asuh orang tua yangModul anticipatory guidance terhadap perubahan pola asuh orang tua yang
Modul anticipatory guidance terhadap perubahan pola asuh orang tua yangyaya' Suryaningsih
 

Similar to Karakteristik Sosial Ekonomi Orang Tua Anak Balita Gizi Buruk di Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu (20)

Faktor-Faktor Penyebab Tingginya Kasus Anak Balita Gizi Buruk di Kabupaten Ke...
Faktor-Faktor Penyebab Tingginya Kasus Anak Balita Gizi Buruk di Kabupaten Ke...Faktor-Faktor Penyebab Tingginya Kasus Anak Balita Gizi Buruk di Kabupaten Ke...
Faktor-Faktor Penyebab Tingginya Kasus Anak Balita Gizi Buruk di Kabupaten Ke...
 
faktor stunting
faktor stuntingfaktor stunting
faktor stunting
 
316-Article Text-1650-2-10-20200523.pdf
316-Article Text-1650-2-10-20200523.pdf316-Article Text-1650-2-10-20200523.pdf
316-Article Text-1650-2-10-20200523.pdf
 
Model Pencegahan dan Penanganan Balita Gizi Buruk Melalui Pemberdayaan Masya...
 Model Pencegahan dan Penanganan Balita Gizi Buruk Melalui Pemberdayaan Masya... Model Pencegahan dan Penanganan Balita Gizi Buruk Melalui Pemberdayaan Masya...
Model Pencegahan dan Penanganan Balita Gizi Buruk Melalui Pemberdayaan Masya...
 
Hubungna Tingkat Partisipasi Ibu Dalam Kegiatan Posyandu Dengan Status Gizi A...
Hubungna Tingkat Partisipasi Ibu Dalam Kegiatan Posyandu Dengan Status Gizi A...Hubungna Tingkat Partisipasi Ibu Dalam Kegiatan Posyandu Dengan Status Gizi A...
Hubungna Tingkat Partisipasi Ibu Dalam Kegiatan Posyandu Dengan Status Gizi A...
 
BAB I gizi
BAB I giziBAB I gizi
BAB I gizi
 
Critical Appraisal_Ni Nyoman Widya Kusuma W_42200455.pptx
Critical Appraisal_Ni Nyoman Widya Kusuma W_42200455.pptxCritical Appraisal_Ni Nyoman Widya Kusuma W_42200455.pptx
Critical Appraisal_Ni Nyoman Widya Kusuma W_42200455.pptx
 
Determinan status gizi pada siswa sekolah dasar
Determinan status gizi pada siswa sekolah dasarDeterminan status gizi pada siswa sekolah dasar
Determinan status gizi pada siswa sekolah dasar
 
841 1526-1-sm
841 1526-1-sm841 1526-1-sm
841 1526-1-sm
 
hubungan pengetahuan dan status gizi
hubungan pengetahuan dan status gizihubungan pengetahuan dan status gizi
hubungan pengetahuan dan status gizi
 
Artikelilmiah 121024200214-phpapp02
Artikelilmiah 121024200214-phpapp02Artikelilmiah 121024200214-phpapp02
Artikelilmiah 121024200214-phpapp02
 
laporan pengabdian masyarakat contoh.pdf
laporan pengabdian masyarakat contoh.pdflaporan pengabdian masyarakat contoh.pdf
laporan pengabdian masyarakat contoh.pdf
 
POWER POINT BUK NURUL.pptx
POWER POINT BUK NURUL.pptxPOWER POINT BUK NURUL.pptx
POWER POINT BUK NURUL.pptx
 
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi
 
PPT SKRIPSI-SAHARA NURLAKCMI.pptx
PPT SKRIPSI-SAHARA NURLAKCMI.pptxPPT SKRIPSI-SAHARA NURLAKCMI.pptx
PPT SKRIPSI-SAHARA NURLAKCMI.pptx
 
Jurnal pola asuh pada usia dini
Jurnal pola asuh pada usia diniJurnal pola asuh pada usia dini
Jurnal pola asuh pada usia dini
 
Ppg
PpgPpg
Ppg
 
Minipro Puskesmas Stunting Pengetahuan Ibu Balita
Minipro Puskesmas Stunting Pengetahuan Ibu BalitaMinipro Puskesmas Stunting Pengetahuan Ibu Balita
Minipro Puskesmas Stunting Pengetahuan Ibu Balita
 
16-Article Text-19-1-10-20181015.pdf
16-Article Text-19-1-10-20181015.pdf16-Article Text-19-1-10-20181015.pdf
16-Article Text-19-1-10-20181015.pdf
 
Modul anticipatory guidance terhadap perubahan pola asuh orang tua yang
Modul anticipatory guidance terhadap perubahan pola asuh orang tua yangModul anticipatory guidance terhadap perubahan pola asuh orang tua yang
Modul anticipatory guidance terhadap perubahan pola asuh orang tua yang
 

Recently uploaded

Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 

Recently uploaded (20)

Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 

Karakteristik Sosial Ekonomi Orang Tua Anak Balita Gizi Buruk di Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu

  • 1. Majalah Triwulan UNIHAZ ISSN:0854-3623 KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI ORANG TUA ANAK BALITA GIZI BURUK DI KABUPATEN KEPAHIANG PROVINSI BENGKULU Harmiati 1) 1 Dosen Fisipol Universitas Prof. DR. Hazairin, SH Bengkulu Beberapa faktor yang menyebabkan gizi buruk pada anak balita, yaitu penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung berkaitan dengan pemberian makanan dan penyakit infeksi. Sedangkan penyebab tidak langsung berasal kondisi sosial ekonomi dan lingkungan. Karakteristik sosial ekonomi orang tua yang memiliki anak balita gizi buruk di Kabupaten Kepahiang yang diteliti adalah; usia orang tua (ibu), jumlah anak, jumlah tanggungan dalam keluarga, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, kondisi rumah, dan sanitasi lingkungan sangat memprihatinkan, karena tingkat fertilitas tinggi, jumlah tanggungan keluarga relatif banyak, pendidikan rendah bahkan angka buta hurup relatif tinggi, pekerjaan sebagai petani dengan lahan sempit serta tidak punya akses modal, penghasilan kurang dari Rp.1.000.000,- kondisi rumah sebagian lantai tanah, dinding bambu, sarana untuk MCK menggunakan air sungai yang tidak dilindungi dengan bahaya pengotoran. PENDAHULUAN Kabupaten Kepahiang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Bengkulu menghadapi masalah gizi buruk. Kasus anak balita gizi buruk merupakan sebuah fenomena yang ironis di daerah ini, mengingat keadaan alam yang subur dengan mata pencaharian utama masyarakat dari sektor pertanian dan perkebunan. Namun Di Kabupaten Kepahiang terdapat 20 kasus (2,50%) anak balita gizi buruk dan anak balita yang berstatus gizi kurang sebanyak 12% atau 96 orang (Laporan Tahunan Subdin Bina Kesga dan Yankes Dinkes Prop Bengkulu tahun 2005). Bahkan sampai bulan Maret 2006 Kabupaten Kepahiang merupakan salah satu kabupaten yang memiliki kasus anak balita gizi buruk tertinggi di Provinsi Bengkulu (Laporan Bulanan Dinkes Provinsi Bengkulu 8 Maret 2006). Tingginya jumlah anak balita penderita gizi buruk di Kabupaten Kepahiang diduga berkaitan erat dengan tingginya persentase anak balita yang keluar (DO) dari program imunisasi. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu tahun 2005 menunjukkan jumlah anak balita yang keluar (DO) dari imunisasi di kabupaten Kepahiang mencapai 72,95%. Angka tersebut merupakan angka yang tertinggi dibandingkan dengan daerah lainnya di Provinsi Bengkulu. Angka ini sekaligus menunjukkan pula tentang rendahnya tingkat partisipasi masyarakat untuk membawa anaknya ke Posyandu atau unit pelayanan kesehatan anak lainnya. Fenomena ini juga mendeskripsikan tingkat partisipasi penimbangan anak balita yang rendah, sehingga status dan perkembangan keadaan gizi anak balita tidak terpantau dan tidak dapat diketahui secara dini. Vol.68 Th.XIII/Januari 2010 5
  • 2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kasus balita gizi buruk di Kabupaten Kepahiang erat kaitannya dengan Karakteristik Sosial Ekonomi usia orang tua (ayah dan ibu), jumlah anak, jumlah tanggungan dalam keluarga, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, kondisi rumah, dan sanitasi lingkungan yang dikaji dalam tulisan ini. RAMUSAN MASALAH Kasus anak balita gizi buruk merupakan sebuah fenomena yang ironis di Kabupaten Kepahiang, karena daerah yang subur dan sumber daya alam melimpah. Namun berdasarkan Pantauan Status Gizi (PSG) angka balita gizi buruk di Kabupaten Kepahiang tetap tinggi. Apakah karakteristik Sosial Ekonomi dalam hal ini usia orang tua (ayah dan ibu), jumlah anak, jumlah tanggungan dalam keluarga, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, kondisi rumah, sanitasi lingkungan berpengaruh terhadap tingginya kasus anak balita gizi buruk di Kabuapen Kepahiang ? TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sosial ekonomi orang tua yang memiliki anak balita gizi buruk di Kabupaten Kepahiang, yang mencakup; usia, jumlah anak, pekerjaan, pendidikan, pendapatan, kondisi rumah dan sanitasi lingkungan Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui keadaan sosial ekonomi orang tua yang mencakup; usia, jumlah anak, pekerjaan, pendidikan, pendapatan, kondisi rumah dan sanitasi lingkungan DESAIN DAN METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah Studi Kasus dan rekonstruksi riwayat hidup keluarga sebagaimana dikemukakan oleh Wahyuni (2000). Pemilihan desain penelitian ini dianggap tepat karena dalam karakteristik sosial ekonomi dipandang sebagai bagian utama dalam kehidupan (personal, social, dan cultural). Tahap kunjungan awal pengurusan surat izin, dan pengakraban diri dengan masyarakat setempat, pencarian data skunder yang berkaitan dengan lokasi desa-desa tempat tinggal orang tua yang memiliki anak balita gizi buruk. Tahap selanjudnya dilakukan pengamatan, wawancara dengan orang tua yang memiliki anak balita gizi yang berkaitan dengan keadaan sosial ekonomi orang tua yang mencakup; usia, jumlah anak, pekerjaan, pendidikan, pendapatan, kondisi rumah dan sanitasi lingkungan. Makna dan konsep yang digunakan dalam kajian ini terungkap dengan menggunakan metode kualitatif (Bogdan dan Taylor, 1975). Penelitian ini merupakan studi kasus yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan mendalam mengenai objek yang bersangkutan (Vredenbregt, 1978). METODE PENELITIAN Sifat Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan, menganalisis, dan menjelaskan (explanation) karakteristik sosial ekonomi orang tua yang menyebabkan tingginya anak balita gizi buruk di Kabupaten Kepahiang. Untuk mencapai maksud tersebut, penelitian dilaksanakan Vol.68 Th.XIII/Januari 2010 6
  • 3. Majalah Triwulan UNIHAZ ISSN:0854-3623 dengan pendekatan kualitatif Moleong (2000). Lokasi Penelitian Lokasi penelitian di Kabupaten Kepahiang dengan wilayah Puskesmas Durian Depun dengan desa Durian Depun, Batu Ampar dan Simpang Kota Beringin, Wilayah Puskesmas Tebat Karai dengan desa Karang Tengah dan Talang Karet, Wilayah Puskesmas Pasar Kepahiang dengan desa Permu, Kampung Bogor, Pensiunan, Weskus, Wilayah Puskesmas Kelobak adalah desa Kuto Rejo, Kelobak, Wilayah Puskesmas Kabawetan adalah desa Pematang Donok, Babakan Bogor, Tangsi Baru, Wilayah Puskesmas Bukit Sari adalah desa Sukasari, Tugu Rejo. Penentuan Informan Subyek penelitian (responden) ditentukan secara purposive dengan memperhatikan prinsip-prinsip penetapan responden yang dikembangkan Bogdan dan Taylor (1992) yang terbagi menjadi dua keompok informan, yaitu; pertama, Orang tua dalam hal ini ibu anak balita yang berstatus gizi buruk di Kabupaten Kepahiang. Kedua, kelompok informan yang berkaitan dengan penanggulangan anak balita gizi buruk di desa atau puskesmas seperti; para kader Posyandu, tenaga medis, dll. Penentuan kelompok ini dilandasi oleh suatu pertimbangan bahwa mereka memiliki pengalaman dan pengetahuan yang cukup memadai berakaitan dengan kesehatan penganan anak balita gizi buruk. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan metode pengamatan, dengan mengikuti prinsip-prinsip yang dikembangkan Moleong (2000) dalam bukunya Metode Penelitian Kualitatif dan Layder dalam bukunya Sisiological Practice (1998). Teknik pengumpulan data, untuk data premer menggunakan teknik pengamatan lapangan dan indept interview. Untuk melakukan pengambilan data, instrumen yang digunakan alat perekam (audio dan audio visual), lembar pengamatan dan panduan wawancara terstruktur. Sedangkan untuk pengumpulan data skunder dilakukan dengan melihat dokumentasi, melalui catatan statistik, surat kabar, majalah, laporan. Dalam melakukan uji silang dipakai dua teknik pengumpulan data yang berbeda, yakni informasi yang diperoleh dari wawancara diuji silang dengan teknik observasi terlibat, begitu pula sebaliknya, cara kerja seperti ini disebut triangulasi (Naution, 1988). Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang berakaitan dengan karakteristik sosial ekonomi orang tua dengan menggunakan diskriptif kualitatif. Teknik ini memberi kesempatan seluas-luasnya kepada peneliti untuk melakukan interpretasi terhadap data lapangan yang diperoleh (Moleong,2000). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Karakteristik Sosial Ekonomi Karakteristik sosial ekonomi merupakan faktor penyebab tidak langsung menculnya anak balita gizi buruk (Soekirman ; 1988). Penyebab tidak langsung, adalah; usia orang tua, besar keluarga, jumlah anak, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan pengetahuan tentang gizi dan kesehatan. Vol.68 Th.XIII/Januari 2010 7
  • 4. Usia Orang Tua Orang tua dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak balita gizi buruk, dasar pertimbangan mengambil informan dalam penelitian ini adalah karena ibu sebagai orang yang paling dekat dengan anak balitanya mempunyai tanggung jawab yang besar dalam pertumbuhan dan perkembangan anak balitanya. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa 77,50 persen ibu yang memiliki kasus anak balita gizi berada pada usia 30 – 49 tahun. Dari data tersebut menunjukkan usia berpengaruh terhadap pola perilaku ibu dalam mengasuh anaknya. Karena pada usia 30 – 49 tahun merupakan usia produktif yang dituntut untuk membantu mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Sehingga perawatan dan pengasuhan anak balita hanya dipercayakan pada pengasuhnya saja dengan mengikuti kebiasaan secara turun-temurun. Jumlah Anak Hasil penelitian menunjukkan bahwa 75,00 persen orang tua balita gizi buruk memiliki anak 4 – 7 orang. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua balita gizi buruk memiliki tingkat fertilitas tinggi (banyak anak). Sehingga dengan pertambahan jumlah anggota keluarga dengan kelahiran anak, maka jumlah asupan gizi untuk setiap anak akan berkurang. Berbagai pendapat mengatakan bahwa terdapat hubungan antara jumlah anak dan kekurangan gizi. Anak yang tumbuh dalam keluarga miskin paling rawan terhadap kekurangan gizi sesuai dengan hasil penelitian Nasution dan Thomson (1995). Hasil survey pangan di Indonesia menunjukkan bahwa tingkat kecukupan protein pada keluarga yang memiliki anak 1 (satu) sampai 2 (dua) orang adalah 22 gr lebih tinggi dibandingkan dengan keluarga yang mempunyai anak 4 (empat) atau 5 (lima) orang (Breg dan Muscat ; 1995). Disamping itu juga Sukarni (1994) menunjukkan bahwa jumlah anak dalam keluarga dengan keadaan sosial ekonomi kurang mengakibatkan berkurangnya kasih sayang yang diterima anak, lebih-lebih jika jarak anak terlalu dekat, hal ini ditemukan juga pada orang tua balita gizi buruk di Kabupaten Kepahiang. Jumlah Tanggungan Keluarga Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa 70,00 persen orang tua balita gizi buruk mempunyai jumlah tanggungan keluarga 6 - 9 orang. Data tersebut menunjukkan bahwa jumlah tanggungan dalam keluarga dengan keadaan sosial ekonomi yang kurang beruntung (miskin) mengakibatkan kebutuhan pokok tidak terpenuhi, karena berpengaruh terhadap pembagian makanan. Dengan bertambah anggota keluarga maka pengaturan pangan sehari-hari semakin sulit, hal ini mengakibatkan kualitas dan kuantitas pangan yang diperoleh tidak mencukupi untuk kebutuhan keluarga termasuk anak balita. Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu indikator yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia, beberapa faktor penting yang diuraikan berkaitan dengan pendidikan merupakan penyebab tidak langsung munculnya anak balita gizi buruk. adalah; angka buta hurup, dan tingkat pendidikan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 30,00 persen orang tua (ibu) balita gizi buruk tidak dapat membaca dan menulis, dan Vol.68 Th.XIII/Januari 2010 8
  • 5. Majalah Triwulan UNIHAZ ISSN:0854-3623 65,00 persen hanya berpendidikan Sekolah Dasar (SD). Dari data tersebut dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan orang tua (ibu) balita gizi buruk sangat rendah dan bahkan angka buta hurup masih sangat tinggi sekali dikalangan orang tua (ibu) balita gizi buruk. Rendahnya tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap pengetahuan dan kemampuan orang tua dalam memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak balita, karena tingkat pendidikan mempengaruhi pola pikir yang berkaitan dengan pola makan dan pola asuh yang belum sepenuhnya dipahami dengan baik oleh orang tua balita gizi buruk. Timbulnya anak balita gizi buruk "Bukan karena makanan yang tidak ada, tapi budaya untuk memberikan makanan bergizi bagi anaknya masih sangat kurang. Para orang tua yang tidak dapat membaca dan menulis serta yang hanya Sekolah Dasar (SD) akan kekurangan informasi tentang cara pengasuhan anak yang baik, cara pengolahan bahan makanan, pemberian asupan gizi dan norma- norma yang mesti diikuti dalam pengasuhan anak dan akan sulit menerima pembaharuan. Pekerjaan Masyarakat miskin di pedesaan kurang memiliki akses terhadap faktor produksi, seperti; tanah, modal dan keterampilan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 85,00 persen orang tua balita gizi buruk bekerja disektor pertanian dan 15,00 persen bekerja sebagai buruh. Sebagian besar mereka yang berkerja disektor pertanian memiliki lahan yang sempit, tidak punya modal, dan keterampilan, sehingga produksi pertanian juga rendah dan tidak mencukupi kebutuhan pokok anggota keluarga. Untuk mencukupi kebutuhan pokok keluarga mereka mencari kerja sampingan sebagai buruh tani atau buruh harian. Pendapatan Keluarga Pendapatan orang tua sangat tergantung dengan jenis pekerjaan yang dikerjakannya. Orang tua yang berpendapatan tinggi akan turut menentukan kualitas dan kuantitas bahan makanan yang dibeli dan dikonsumsi, pendapatan rendah akan menyebabkan daya beli yang rendah. Data hasil penelitian menunjukkan sebagian besar (75%) anak yang mengalami gizi buruk dan menderita sakit-sakitan terdapat pada keluarga yang pendapatannya kurang dari Rp. 1.000.000,- tiap bulan Oleh sebab itu kalau dibandingkan jumlah pendapatan keluarga gizi buruk di Kabupaten Kepahiang dengan jumlah tanggungan keluarga yang tiap-tiap keluarga, maka dinyatakan pendapatan keluarga tersebut tergolong sangat rendah. Disisi lain bila dibandingkan dengan kebutuhan pembelian bahan makanan pokok, pendapatan tersebut sangat tidak mencukupi dikarenakan semakin hari harga semakin meningkat dan tidak terjangkau oleh masyarakat miskin. Kondisi demikian menyebabkan orang tua balita gizi buruk tidak mampu membeli bahan makanan pokok yang sesuai standar kecukupan gizi, akibatnya semakin rendah pendapatan seseorang maka konsumsi energi dan proteinya akan semakin berkurang sehingga muncul kasusu gizi buruk pada anak balita. Ketercukupan protein ini berkaitan erat dengan pendapatan keluarga, masyarakat yang berpendapatan rendah biasanya daya belinya kurang. Keluarga gizi buruk di Kabupaten mempunyai pendapatan jauh di bawa standar pemenuhan Vol.68 Th.XIII/Januari 2010 9
  • 6. kebutuhan hidup minim, mereka membelajakan uangnya sesuai dengan kemampuan mereka, hasil studi Breg dan Muscat (1995) juga menunjukkan bahwa tingkat pendapatan ikut menentukan jenis pangan. Dengan penambahan pendapatan, maka anggota keluarga akan berpikir kembali apa yang akan dibeli dengan tambahan pendapatan tersebut. Orang tua anak balita gizi buruk membelanjakan sebagian uangnya untuk kebutuhan pokok, seperti; beras, sayur-mayur dan pangan lainnya. Namun kadang kala peningkatan pendapatan tidak selalu memberikan perbaikan pada makanan, karena pengeluaran keluarga meliputi pengeluaran pangan dan pengeluaran non-pangan. Sanitasi Lingkungan Data hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar 95,00 persen (19 keluarga) orang tua balita gizi buruk menggunakan air sumur untuk masak dan mencuci, sementara untuk buang air hanya sebagian (50,00 persen) keluarga yang menggunakan WC, berdasarkan pengamatan WC yang mereka miliki sangat kotor. Orang tua balita gizi buruk dan keluarganya belum dapat menjaga kesehatan lingkungan. Padahal sanitasi lingkungan pada hakekatnya berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan. Lingkungan, perumahan mempunyai hubungan yang erat dengan status kesehatan penghuninya. Sebagian besar kondisi rumah orang tua anak balita gizi buruk sangat kotor, dan berdebu, ada yang berlantai tanah. Demikian juga air untuk memasak dan minim, mandi dan cuci, sebagian besar mengambil dari air sungai yang belum terlindungi secara baik. Pada hal air bersih sangat berperan penting dalam menjaga kesehatan karena beberapa bibit penyakit tertentu dapat ditularkan oleh air yang terkontaminasi (Sukarni ; 1994). Air yang memenuhi syarat kesehatan sebagai sumber kebutuhan utama rumah tangga, adalah air dilindungi dari bahaya pengotoran. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil kajian dan pembahasan terhadap data skunder dan data primer tentang Karakteristik Sosial Ekonomi Orang tua Balita Gizi Buruk di Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Bahwa keadaan sosial ekonomi yang berkaitan dengan usia, jumlah anggota keluarga, pekerjaan, pendapatan, pendidikan, dan sanitasi lingkungan yang diuraikan berikut ini; 1. Usia orang tua (Ibu) balita gizi buruk merupakan usia produktif yang memiliki anak lebih dari 4 orang, bekerja membantu suami mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga. Sehingga tidak sempat mengurus anak balitanya dengan baik. 2. Sebagian besar (75,00 persen) orang tua anak balita gizi buruk memeliki anak 4 – 7 orang, dan 70,00 persen orang tua balita gizi buruk mempunyai jumlah tanggungan keluarga berkisar antara 6 - 9 orang. 3. Tingkat pendidikan orang tua (ibu) anak balita gizi buruk sangat rendah dan bahkan angka buta hurup masih sangat tinggi, terdapat 30,00 persen orang tua (ibu) anak balita gizi buruk tidak dapat membaca dan menulis, dan 65,00 persen hanya berpendidikan Sekolah Dasar (SD). Vol.68 Th.XIII/Januari 2010 10
  • 7. Majalah Triwulan UNIHAZ ISSN:0854-3623 4. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar orang tua balita gizi buruk bekerja disektor pertanian dan ada yang bekerja sebagai buruh. Mereka yang berkerja disektor pertanian memiliki lahan yang sempit, tidak punya modal, dan keterampilan, sehingga produksi pertanian rendah dan tidak mencukupi kebutuhan pokok anggota keluarga. 5. Sebagian besar (75%) anak yang mengalami gizi buruk dan menderita sakit-sakitan terdapat pada keluarga yang pendapatannya kurang dari Rp. 1.000.000,- dan tidak mampu membeli bahan makanan pokok yang sesuai standar kecukupan gizi. 6. Sebagian besar orang tua balita gizi buruk menggunakan air sumur untuk memasak dan mencuci, sedangkan untuk buang air hanya sebagian keluarga yang menggunakan WC darurat. DAFTAR PUSTAKA Bogdan, Robert dan Steven J. Taylor 1992, Introduction To Qualitative Research Method, New York: John Willey Sons. Breg,A. & RJ. Muscat. 1995. Faktor Gizi (A.D. Sediaoetomo, Penerjemah) Bharata Karya Aksara, Jakarta. Layder, Derek. 1998, Sociological Praktice : Lingking Theory and Sacial Research, Sage Publication, London. Thousand Oaks. New Delhi. Moleong, Lexy, 2000, Metode Penelitian Kualitatif, Penerbit, PT Remaja Rodakarya Bndung Nasution, S.1988, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. Soekirman. 1988. Kebijaksanaan Pangan dan Gizi dalam Upaya Peningkatan Kualitas Hidup. Majalah Gizi Indonesia, 13 (1) : 16 – 30 Jakarta. Sukarni, M. 1994. Kesehatan Keluarga dan Lingkungan. Kanisius, Yogyakarta Wahyuni, Ekawati. 2000, Migran Wanita dan Persoalan perawatan Anak : Sebuah Analisis Migran Internal, Jurnal Sosiologi Indonesia, No. 04 tahun 2000 Jakarta Wayong, P. Subagyo. W. 1987. Aspek Geografi Budaya dalam Wilayah Pembangunan Pembangunan Daerah Bengkulu, Kanwil Depdikbud Provinsi Bengkulu Vredenbreght, J., 1978 Metode Dan Teknik Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia. Depkes RI.1991. Informasi Ringkas Kesehatan. Pusat data Kesehatan, Jakarta. 2005) Laporan tahunan Subdin Bina Kesga dan Yankes, Diterbitkan Oleh Dinkes Provinsi Bengkulu. 2006) Laporan Bulanan Subdin Bina Kesga dan Yankes, Diterbitkan Oleh Dinkes Provinsi Bengkulu. Vol.68 Th.XIII/Januari 2010 11