SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
KEMAS 7 (2) (2012) 122-126Jurnal Kesehatan Masyarakathttp://journal.unnes.ac.id/index.php/kemas 
DETERMINAN STATUS GIZI PADA SISWA SEKOLAH DASAR 
Andriani Elisa Pahlevi 
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia 
Info Artikel 
Sejarah Artikel: 
Diterima 27 September 2011 
Disetujui 12 Oktober 2011 
Dipublikasikan Januari 2012 
Keywords: 
Nutritional status; 
Student; 
Consumption. 
Abstrak 
Gizi buruk masih merupakan isu sentral. Ada berbagai faktor yang menyebabkan masalah ini menjadi sangat kompleks. Masalah penelitian adalah faktor apakah yang berhubungan dengan status gizi. Tujuan dari penelitian untuk menentukan faktor yang berhubungan dengan status gizi pada anak-anak kelas 4, 5, dan 6 di Sekolah Dasar 02 Ngesrep Banyumanik, Semarang. Metode penelitian survei, dengan menggunakan pendekatan belah lintang. Populasi sebanyak 64 siswa. Teknik sampling purposif digunakan untuk memperoleh sampel 62 orang. Teknik pengambilan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi, sedangkan data status gizi dilakukan dengan pengukuran antropometri. Analisis data dilakukan univariat dan bivariat menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan faktor yang berhubungan dengan status gizi adalah tingkat pengetahuan ibu (p=0,0001), pendidikan ibu (p=0,0001), pendapatan keluarga (p=0,0001), penyakit menular (p=0,001), tingkat konsumsi energi (p=0,0001), tingkat konsumsi protein (p=0,0001). Faktor-faktor yang tidak berhubungan dengan status gizi adalah jumlah anggota keluarga (p=0,074). Simpulan penelitian, variabel yang berhubungan dengan status gizi adalah tingkat pengetahuan ibu, pendidikan ibu, pendapatan keluarga, penyakit menular, tingkat konsumsi energi, dan tingkat konsumsi protein. 
Abstract 
Malnutrition remains a central issue. There are various factors that cause this problem becomes very complex. The research problem was whether the factors associated with nutritional status. The purpose of the study to determine factors associated with nutritional status in children grades 4, 5, and 6 in 02 Ngesrep Banyumanik Elementary School, Semarang. Survey research methods, using cross sectional approach. Population were 64 students. Purposive sampling technique was used to obtain a sample of 62 people. The technique of data collection was done by interview, observation, and documentation, while the nutritional status of the data was done with anthropometric measurements. Data analysis was performed using univariate and bivariate chi square test. The results showed that factors associated with nutritional status were the level of maternal knowledge (p=0.0001), maternal education (p=0.0001), family income (p=0.0001), infectious disease (p=0.001), the level of energy consumption (p=0.0001), and the level of protein intake (p=0.0001). Factors not associated with nutritional status was the number of family members (p=0.074). The conclusion, variables related to nutritional status were the level of maternal knowledge, maternal education, family income, infectious diseases, energy consumption levels, and levels of protein consumption. 
© 2012 Universitas Negeri Semarang 
ISSN 1858-1196 
 Alamat korespondensi: 
Gedung F1, Lantai 2, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 
Email: andrian_els@yahoo.co.idDETERMINANTS OF NUTRITIONAL STATUS ON STUDENT OF ELEMENTARY SCHOOL
123 
Andriani Elisa Pahlevi / KEMAS 7 (2) (2012) 122-126 
Pendahuluan 
Kualitas sumber daya manusia (SDM) 
merupakan faktor utama yang diperlukan 
untuk melaksanakan pembangunan nasional. 
Faktor gizi memegang peranan penting dalam 
mencapai SDM berkualitas (Depkes RI, 2005). 
Gizi yang baik akan menghasilkan SDM yang 
berkualitas yaitu sehat, cerdas dan memiliki 
fisik yang tangguh serta produktif. Perbaikan 
gizi diperlukan pada seluruh siklus kehidupan, 
mulai sejak masa kehamilan, bayi dan anak 
balita, pra sekolah, anak SD dan MI, remaja dan 
dewasa sampai usia lanjut (Heath et al., 2005). 
Upaya peningkatan status gizi untuk 
pembangunan sumber daya manusia yang 
berkualitas pada hakekatnya harus dimulai 
sedini mungkin, salah satunya anak usia sekolah. 
Anak sekolah dasar merupakan sasaran strategis 
dalam perbaikan gizi masyarakat (Calderón, 
2002; Choi et al., 2008). Hal ini menjadi 
penting karena anak sekolah merupakan 
generasi penerus tumpuan bangsa sehingga 
perlu dipersiapkan dengan baik kualitasnya, 
anak sekolah sedang mengalami pertumbuhan 
secara fisik dan mental yang sangat diperlukan 
guna menunjang kehidupannya di masa 
mendatang, guna mendukung keadaan tersebut 
di atas anak sekolah memerlukan kondisi tubuh 
yang optimal dan bugar, sehingga memerlukan 
status gizi yang baik (Depkes RI, 2005; Joshi, 
2011). 
Pertumbuhan fisik sering dijadikan 
indikator untuk mengukur status gizi baik 
individu maupun populasi. Seorang anak 
yang sehat dan normal akan tumbuh sesuai 
dengan potensi genetik yang dimilikinya 
(Bryan et al., 2004). Tetapi pertumbuhan ini 
juga akan dipengaruhi oleh asupan zat gizi 
yang dikonsumsi dalam bentuk makanan. 
Kekurangan atau kelebihan zat gizi akan 
dimanifestasikan dalam bentuk pertumbuhan 
yang menyimpang dari pola standar. 
Pertumbuhan dan perkembangan 
pada masa sekolah akan mengalami proses 
percepatan pada umur 10-12 tahun, dimana 
pertambahan berat badan per tahunnya 
sampai 2,5kg. Aktivitas pada anak usia sekolah 
semakin tinggi dan memperkuat kemampuan 
motoriknya (Taras, 2005). Pertumbuhan 
jaringan limfatik pada usia ini akan semakin 
besar bahkan melebihi orang dewasa. 
Kemampuan kemandirian anak akan semakin 
dirasakan dimana lingkungan luar rumah, 
dalam hal ini sekolah cukup besar, sehingga 
beberapa masalah sudah mampu diatasi dengan 
lingkungan yang ada, rasa tanggungjawab, dan 
percaya diri dalam tugas sudah mulai terwujud, 
sehingga dalam menghadapi kegagalan maka 
anak sering kali dijumpai reaksi kemarahan 
atau kegelisahan, perkembangan kognitif, 
psikososial, interpersonal, psikoseksual, moral, 
dan spiritual sudah mulai menunjukkan 
kematangan pada usia ini . 
Berdasarkan laporan kasus gizi buruk 
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 
2006, terdapat 15.582 anak di Jawa Tengah 
mengalami kasus gizi buruk. 5.964 sembuh, 
48 meninggal dunia dan 9.570 lainnya masih 
dalam kondisi memprihatinkan. Data sekunder 
yang diperoleh dari kegiatan pemeriksaan 
kesehatan berkala dan penjaringan kesehatan 
tahun 2007 oleh Dinas Kesehatan Kota 
Semarang menunjukkan bahwa dari 48.216 
anak SD dan MI yang diperiksa, sebanyak 813 
anak mengalami gizi kurang. 
Hasil lain dari studi pendahuluan 
pada bulan Mei 2010, di SD Negeri Ngesrep 
02 Kecamatan Banyumanik Kota Semarang 
dengan menggunakan indikator BB/U hasil 
yang didapat yaitu, dari 62 anak SD kelas 4, 5 
dan 6 hanya 11 anak yang bergizi baik (17,7%), 
15 anak (24,2%) bergizi sedang, dan anak yang 
bergizi kurang sebanyak 36 anak (58,1%). 
Pada anak-anak, KEP dapat berdampak 
dalam menghambat pertumbuhan, rentan 
terhadap penyakit infeksi dan mengakibatkan 
rendahnya tingkat kecerdasan. Anak disebut 
KEP apabila berat badannya kurang dari 80% 
indeks berat badan menurut umur (BB/U) 
baku WHO-NCHS. Pada umumnya penderita 
KEP berasal dari keluarga yang berpenghasilan 
rendah (Supariasa, et al., 2002). 
Faktor penyebab langsung terjadinya 
kekurangan gizi adalah ketidakseimbangan 
gizi dalam makanan yang dikonsumsi dan 
terjangkitnya penyakit infeksi. Penyebab tidak 
langsung adalah ketahanan pangan di keluarga, 
pola pengasuhan anak dan pelayanan kesehatan. 
Ketiga faktor tersebut berkaitan dengan tingkat 
pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan 
keluarga serta tingkat pendapatan keluarga
124 
Andriani Elisa Pahlevi / KEMAS 7 (2) (2012) 122-126 
(Supariasa, et al., 2002; Mukherjee et al., 2008). 
Faktor ibu memegang peranan penting dalam 
menyediakan dan menyajikan makanan yang 
bergizi dalam keluarga, sehingga berpengaruh 
terhadap status gizi anak (Lazzeri et al., 2006; 
Rina, 2008). 
Metode 
Jenis penelitian ini adalah analitik 
observasional dengan pendekatan belah 
lintang. Populasi dalam penelitian ini adalah 
seluruh siswa kelas 4, 5 dan 6 SD Negeri Ngesrep 
02 Kecamatan Banyumanik Kota Semarang 
yang berjumlah 64 siswa. Teknik pengambilan 
sampel yaitu purposif dengan kriteria inklusi 
dan eksklusi dan didapatkan sampel sebanyak 
62 orang. Teknik pengambilan data dilakukan 
dengan wawancara langsung kepada responden 
yaitu ibu anak, observasi, dokumentasi, 
sedangkan data status gizi (BB/U) dilakukan 
dengan pengukuran antropometri. Instrumen 
yang digunakan dalam penelitian ini adalah 
timbangan injak, kuesioner, dan formulir recall 
24 jam. Analisis data dilakukan secara univariat 
dan bivariat (menggunakan uji chi square) 
dengan α = 0,05. 
Hasil dan Pembahasan 
Karakteristik dari kelompok sampel 
dalam penelitian ini diantaranya adalah 
berjenis kelamin laki-laki (53,23%), golongan 
usia ibu terbanyak 34-41 tahun (50%), usia 
anak terbanyak 11 tahun (35,5%). 
Berdasarkan hasil analisis hubungan 
tingkat pengetahuan ibu dengan status gizi 
menggunakan uji chi square diperoleh nilai p 
sebesar 0,0001 dengan CC sebesar 0,587. Nilai 
p < 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, 
yang artinya ada hubungan antara tingkat 
pengetahuan ibu dengan status gizi pada 
anak kelas 4, 5 dan 6 di SD Negeri Ngesrep 02 
Kecamatan Banyumanik Kota Semarang tahun 
2011, dengan kekuatan hubungan sedang. 
Pengetahuan gizi yang rendah dapat 
menghambat usaha perbaikan gizi yang baik 
pada keluarga maupun masyarakat sadar gizi 
artinya tidak hanya mengetahui gizi tetapi 
harus mengerti dan mau berbuat. Penambahan 
pengetahuan pada masyarakat melalui berbagai 
kegiatan penyuluhan dan sejenisnya, pada 
dasarnya merupakan usaha perbaikan yang 
menggunakan cara mendidik masyarakat 
sehingga dapat mengatasi masalah gizinya. 
Berdasarkan hasil analisis hubungan 
pendidikan ibu dengan status gizi kurang 
menggunakan uji chi square diperoleh nilai p 
sebesar 0,0001 dengan CC sebesar 0,536. Nilai 
p< 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, 
yang artinya ada hubungan antara pendidikan 
ibu dengan status gizi pada anak kelas 4, 5 
dan 6 di SD Negeri Ngesrep 02 Kecamatan 
Banyumanik Kota Semarang tahun 2011, 
dengan kekuatan hubungan sedang. 
Menurut Proverawati dan Asfuah 
(2009), tingkat pendidikan formal merupakan 
faktor yang ikut menentukan mudah 
tidaknya seseorang menyerap dan menekuni 
pengetahuan yang diperoleh. Masukan gizi 
anak sangat tergantung pada sumber-sumber 
yang ada di lingkungan sosialnya, salah satu 
yang menentukan adalah ibu. Peranan orang 
tua, khususnya ibu, dalam menyediakan dan 
menyajikan makanan bergizi bagi keluarga, 
khususnya anak menjadi penting. Kualitas 
pelayanan ibu dalam keluarga ditentukan oleh 
penguasaan informasi dan faktor ketersediaan 
waktu yang memadai. Kedua faktor tersebut 
antara lain faktor determinan yang dapat 
ditentukan dengan tingkat pendidikan, 
interaksi sosial dan pekerjaan. 
Berdasarkan hasil analisis hubungan 
pendapatan keluarga dengan status gizi 
menggunakan uji chi square diperoleh nilai p 
sebesar 0,0001 dengan CC sebesar 0,563. Nilai 
p< 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, 
yang artinya ada hubungan antara pendapatan 
keluarga dengan status gizi pada anak kelas 4, 
5 dan 6 di SD Negeri Ngesrep 02 Kecamatan 
Banyumanik Kota Semarang tahun 2011, 
dengan kekuatan hubungan sedang. 
Pendapatan merupakan pengaruh yang 
kuat terhadap status gizi. Setiap kenaikan 
pendapatan umumnya mempunyai dampak 
langsung terhadap status gizi penduduk. 
Pendapatan merupakan faktor yang paling 
menentukan kualitas dan kuantitas makanan. 
Pendapatan keluarga yang memadai akan 
menunjang tumbuh kembang anak karena 
orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan 
anak baik primer maupun sekunder. Jika
125 
Andriani Elisa Pahlevi / KEMAS 7 (2) (2012) 122-126 
tingkat pendapatan naik, jumlah dan jenis 
makanan cenderung membaik pula. Namun, 
mutu makanan tidak selalu membaik jika tidak 
digunakan untuk membeli pangan atau bahan 
pangan berkualitas gizi tinggi. 
Berdasarkan hasil analisis hubungan 
jumlah anggota keluarga dengan status gizi 
menggunakan uji chi square diperoleh nilai p 
sebesar 0,074 dengan CC sebesar 0,221. Nilai 
p> 0,05 sehingga Ho diterima dan Ha ditolak, 
yang artinya tidak ada hubungan antara jumlah 
anggota keluarga dengan status gizi pada 
anak kelas 4, 5 dan 6 di SD Negeri Ngesrep 02 
Kecamatan Banyumanik Kota Semarang tahun 
2011, dengan kekuatan hubungan rendah. 
Hasil penelitian tersebut tidak sejalan 
dengan UU No. 21 Tahun 1994 pasal 6 
tentang Penyelenggaraan Pembangunan 
Keluarga Sejahtera, menyebutkan bahwa 
dalam mencapai suatu peningkatan status gizi 
keluarga salah satunya dapat dilakukan dengan 
pengembangan kualitas keluarga melalui 
penyelenggaraan Keluarga Berencana yang 
mengatur tentang jumlah anggota keluarga. 
Teori lain juga menyebutkan bahwa program 
pemerintah melalui Keluarga Berencana 
telah menganjurkan norma keluarga kecil 
bahagia dan sejahtera yaitu dua anak saja dan 
dengan jarak antara anak satu dengan lainnya 
sekitar 3 tahun, sehingga orang tua dapat 
memberikan kasih sayang dan perhatian pada 
anak dan sebaliknya anak akan mendapatkan 
kebutuhan yang diperlukan untuk tumbuh 
kembangnya. Secara ekonomi keluarga kecil 
lebih menguntungkan, sehingga diharapkan 
kesejahteraan keluarga lebih terjamin. 
Berdasarkan hasil analisis hubungan 
penyakit infeksi dengan status gizi 
menggunakan uji chi square diperoleh nilai p 
sebesar 0,001 dengan CC sebesar 0,387. Nilai 
p< 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, 
yang artinya ada hubungan antara pendapatan 
keluarga dengan status gizi pada anak kelas 4, 
5 dan 6 di SD Negeri Ngesrep 02 Kecamatan 
Banyumanik Kota Semarang tahun 2011, 
dengan kekuatan hubungan rendah. 
Dampak penyakit pada anak-anak sama 
dengan dampak kekurangan gizi. Secara umum, 
adanya penyakit menyebabkan berkurangnya 
asupan pangan karena selera makan menurun. 
Scrimshaw menyebutkan bahwa ada hubungan 
yang erat antara penyakit infeksi dengan 
kejadian malnutrisi. Terjadi interaksi yang 
sinergis antara malnutrisi dengan kejadian 
infeksi, infeksi akan mempengaruhi status 
gizi. Secara patologis mekanismenya adalah 
penurunan asupan zat gizi akibat kurangnya 
nafsu makan, menurunnya absorbsi, dan 
kebiasaan mengurangi makanan saat sakit, 
peningkatan kehilangan cairan atau zat gizi 
akibat penyakit diare, mual atau muntah akibat 
perdarahan yang terus-menerus, meningkatnya 
kebutuhan akibat sakit dan parasit yang terdapat 
di dalam tubuh (Supariasa, et al., 2002). 
Berdasarkan hasil analisis hubungan 
tingkat konsumsi energi dengan status gizi 
menggunakan uji chi square diperoleh nilai p 
sebesar 0,0001 dengan CC sebesar 0,542. Nilai 
p kurang dari 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha 
diterima, yang artinya ada hubungan antara 
tingkat konsumsi energi dengan status gizi pada 
anak kelas 4, 5 dan 6 di SD Negeri Ngesrep 02 
Kecamatan Banyumanik Kota Semarang tahun 
2011, dengan kekuatan hubungan sedang. 
Menurut Supariasa, et al (2002), tingkat 
konsumsi energi itu berpengaruh secara 
langsung pada status gizi. Energi itu diperoleh 
dari karbohidrat, protein dan lemak. Energi 
diperlukan untuk pertumbuhan, metabolisme, 
utilisasi bahan makanan dan aktivitas. 
Kebutuhan energi disuplai terutama oleh 
karbohidrat dan lemak, sedangkan protein 
untuk menyediakan asam amino bagi sintesis 
protein sel dan hormon maupun enzim untuk 
mengukur metabolisme. 
Berdasarkan hasil analisis hubungan 
tingkat konsumsi protein dengan status gizi 
menggunakan uji chi square diperoleh nilai p 
sebesar 0,0001 dengan CC sebesar 0,482. Nilai 
p kurang dari 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha 
diterima, yang artinya ada hubungan antara 
tingkat konsumsi protein dengan status gizi 
pada anak kelas 4, 5 dan 6 di SD Negeri Ngesrep 
02 Kecamatan Banyumanik Kota Semarang 
tahun 2011, dengan kekuatan hubungan 
sedang. 
Hasil penelitian tersebut sejalan 
dengan teori yang menyebutkan bahwa 
tingkat konsumsi protein itu secara langsung 
dapat mempengaruhi status gizi. Protein 
adalah bagian dari semua sel hidup dan 
merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air.
126 
Andriani Elisa Pahlevi / KEMAS 7 (2) (2012) 122-126 
Semua protein mengandung unsur karbon, 
hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Sebagian 
makanan yang kita makan kaya akan protein, 
misalnya susu, telur, keju, daging, dan ikan. 
Protein berfungsi sebagai pertumbuhan dan 
pemeliharaan tubuh, mengatur tekanan air, 
untuk mengontrol pendarahan (terutama di 
fibrinogen), sebagai transportasi yang penting 
untuk zat-zat gizi terutama sebagai antibodi 
dari berbagai penyakit, memelihara tubuh dan 
untuk mengatur aliran darah dalam membantu 
pekerjaan jantung (Bryan, 2004; Mukherjee, 
2008). 
Konsumsi protein berpengaruh terhadap 
status gizi anak. Anak membutuhkan protein 
yang cukup tinggi untuk menunjang proses 
pertumbuhannya. Penyediaan pangan yang 
mengandung protein sangat penting, meskipun 
pertumbuhan masa kanak-kanak berlangsung 
lebih lambat daripada pertumbuhan bayi, tetapi 
kegiatan fisiknya meningkat. 
Penutup 
Ada hubungan antara tingkat 
pengetahuan ibu, pendidikan ibu, pendapatan 
keluarga, penyakit infeksi, tingkat konsumsi 
energi, tingkat konsumsi protein dengan status 
gizi pada anak kelas 4, 5 dan 6. Sebaliknya tidak 
ada hubungan antara jumlah anggota keluarga 
dengan status gizi. Pihak sekolah disarankan 
mengeluarkan kebijakan untuk melarang 
pedagang berjualan di lingkungan sekolah 
dan menginstruksikan para siswa untuk 
membawa bekal makanan yang mengandung 
gizi seimbang dari rumah sehingga gizinya 
tetap terpenuhi. Masyarakat disarankan dapat 
melakukan upaya-upaya sebagai berikut: 
memilih bahan makanan yang murah akan 
tetapi tetap mengandung nilai gizi yang tinggi, 
membuat variasi dalam penyajian makanan 
sehingga meningkatkan nafsu makan anak, 
serta menjaga kesehatan anak untuk mencapai 
status gizi yang baik. Pihak puskesmas agar 
secara rutin memberikan penyuluhan-penyuluhan 
di bidang gizi dan kesehatan. 
Ucapan terimakasih disampaikan kepada 
sekolah yang menjadi lokasi penelitian atas 
izin penelitian serta Dinas dan Puskesmas atas 
kerjasama dalam pelaksanaan penelitian ini. 
Daftar Pustaka 
Bryan, J., Osendarp, S., Hughes, D., Calvaresi, 
E., Baghurst, K. and Klinken, J.W.V. 2004. 
Nutrients for Cognitive Development in 
School-Aged Children. Nutrition Reviews, 62 
(8): 295–306 
Calderón, Villarreal, A. 2002. Assessment of 
Physical Education Time, and After-School 
Outdoor Time in Elementary, and Middle 
School Students in South Mexico City: The 
Dilemma Between Physical Fitness, and The 
Adverse Health Effects of Outdoor Pollutant 
Exposure. Archives of Environmental Health, 
57 (5) 
Choi, E.S., et al. 2008. A Study on Nutrition 
Knowledge, and Dietary Behavior of 
Elementary School Children in Seoul. 
Nutrition Research and Practice, 2(4): 308- 
316 
Depkes RI. 2005. Pedoman Perbaikan Gizi Anak 
Sekolah Dasar, dan Madrasah Ibtidaiyah. 
Jakarta: Direktorat Gizi Masyarakat 
Heath., Deanne, L. and Panaretto, S.K. 2005. 
Original Article Nutrition Status of Primary 
School Children in Townsville. Aust. J. Rural 
Health, 13: 282–289 
Joshi, HS. 2011. Determinants of Nutritional Status 
of School Children. A cross Sectional Study 
in the Western Region of Nepal. NJIRM, 2 
(1): 10-15 
Lazzeri, G., Casorelli, A., Giallombardo, D., Grasso, 
A., Guidoni, C., Menoni, E., Giacchi, M. 
2006. Nutritional Surveillance in Tuscany: 
Maternal Perception of Nutritional Status 
of 8-9 Y-Old School-Children. Journal of 
Preventive Medicine And Hygiene, 47: 16-21 
Mukherjee., Maj, R., Chaturvedi, L.S.C., Bhalwar, 
C.R. 2008. Determinants of Nutritional 
Status of School Children. MJAFI, 64(3): 
227-231 
Rina R. Oktia Woro. 2008. Kebiasaan Makan Fast 
Food, Konsumsi Serat Dan Status Obesitas 
Pada Remaja Putri. Jurnal Kemas, 3 (2): 185 
- 195 
Supariasa., Nyoman, I.D, et al. 2002. Penilaian Status 
Gizi. Jakarta: EGC 
Taras, H. 2005. Nutrition, and Student Performance 
at School. Journal of School Health, 75 (6)

More Related Content

What's hot

KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DI...
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM  DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN  DI...KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM  DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN  DI...
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DI...Anisa Imaniar
 
PERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMIL
PERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK  BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMILPERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK  BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMIL
PERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMILnrukmana rukmana
 
Hubungan Karakteristik Anak, Karakteristik Orang tua, Pola Makan, Aktivitas F...
Hubungan Karakteristik Anak, Karakteristik Orang tua, Pola Makan, Aktivitas F...Hubungan Karakteristik Anak, Karakteristik Orang tua, Pola Makan, Aktivitas F...
Hubungan Karakteristik Anak, Karakteristik Orang tua, Pola Makan, Aktivitas F...Putri shyafira El - maryam
 
HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...
HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...
HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...Sii AQyuu
 
6 gaya-hidup-dan-status-gizi-pegawai-dinas-kesehatan-sulawesi-selatan
6 gaya-hidup-dan-status-gizi-pegawai-dinas-kesehatan-sulawesi-selatan6 gaya-hidup-dan-status-gizi-pegawai-dinas-kesehatan-sulawesi-selatan
6 gaya-hidup-dan-status-gizi-pegawai-dinas-kesehatan-sulawesi-selatanDhana Miongkampoeng
 
PERUBAHAN PSIKOLOGIS FASE TAKING HOLD PADA IBU NIFAS DI POLI OBGYN RSI JEMUR...
PERUBAHAN PSIKOLOGIS FASE TAKING HOLD PADA IBU NIFAS  DI POLI OBGYN RSI JEMUR...PERUBAHAN PSIKOLOGIS FASE TAKING HOLD PADA IBU NIFAS  DI POLI OBGYN RSI JEMUR...
PERUBAHAN PSIKOLOGIS FASE TAKING HOLD PADA IBU NIFAS DI POLI OBGYN RSI JEMUR...Yolly Finolla
 
Kebiasaan makan remaja
Kebiasaan makan remajaKebiasaan makan remaja
Kebiasaan makan remajaBogazius08
 
GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI REMAJA SISWA/I
GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI REMAJA SISWA/IGAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI REMAJA SISWA/I
GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI REMAJA SISWA/ISii AQyuu
 
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITASANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITASii AQyuu
 
505-Article Text-837-1-10-20181108.pdf
505-Article Text-837-1-10-20181108.pdf505-Article Text-837-1-10-20181108.pdf
505-Article Text-837-1-10-20181108.pdftutihartati9
 
29723687 tugas-proposal-penelitian
29723687 tugas-proposal-penelitian29723687 tugas-proposal-penelitian
29723687 tugas-proposal-penelitianAbar Meutuah
 
metodologi penelitian kuantitatif kesehatan .docx
metodologi penelitian kuantitatif kesehatan .docxmetodologi penelitian kuantitatif kesehatan .docx
metodologi penelitian kuantitatif kesehatan .docxSissi Syifa Meidia
 
buku-panduan-sosialisasi-tata-laksana-diare-balita-2011.pdf
buku-panduan-sosialisasi-tata-laksana-diare-balita-2011.pdfbuku-panduan-sosialisasi-tata-laksana-diare-balita-2011.pdf
buku-panduan-sosialisasi-tata-laksana-diare-balita-2011.pdftutihartati9
 

What's hot (20)

Plugin 9leni 19.pdf
Plugin 9leni 19.pdfPlugin 9leni 19.pdf
Plugin 9leni 19.pdf
 
7 9-1-pb (1)
7 9-1-pb (1)7 9-1-pb (1)
7 9-1-pb (1)
 
1
11
1
 
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DI...
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM  DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN  DI...KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM  DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN  DI...
KTI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA BGM DENGAN PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN DI...
 
PERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMIL
PERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK  BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMILPERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK  BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMIL
PERILAKU MAKAN BERDASARKAN PRAKTIK BUDAYA SUNDA PADA IBU HAMIL
 
Jurnal firnando
Jurnal firnandoJurnal firnando
Jurnal firnando
 
Hubungan Karakteristik Anak, Karakteristik Orang tua, Pola Makan, Aktivitas F...
Hubungan Karakteristik Anak, Karakteristik Orang tua, Pola Makan, Aktivitas F...Hubungan Karakteristik Anak, Karakteristik Orang tua, Pola Makan, Aktivitas F...
Hubungan Karakteristik Anak, Karakteristik Orang tua, Pola Makan, Aktivitas F...
 
HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...
HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...
HUBUNGAN BODY IMAGE, PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG, DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP ...
 
6 gaya-hidup-dan-status-gizi-pegawai-dinas-kesehatan-sulawesi-selatan
6 gaya-hidup-dan-status-gizi-pegawai-dinas-kesehatan-sulawesi-selatan6 gaya-hidup-dan-status-gizi-pegawai-dinas-kesehatan-sulawesi-selatan
6 gaya-hidup-dan-status-gizi-pegawai-dinas-kesehatan-sulawesi-selatan
 
PERUBAHAN PSIKOLOGIS FASE TAKING HOLD PADA IBU NIFAS DI POLI OBGYN RSI JEMUR...
PERUBAHAN PSIKOLOGIS FASE TAKING HOLD PADA IBU NIFAS  DI POLI OBGYN RSI JEMUR...PERUBAHAN PSIKOLOGIS FASE TAKING HOLD PADA IBU NIFAS  DI POLI OBGYN RSI JEMUR...
PERUBAHAN PSIKOLOGIS FASE TAKING HOLD PADA IBU NIFAS DI POLI OBGYN RSI JEMUR...
 
Kebiasaan makan remaja
Kebiasaan makan remajaKebiasaan makan remaja
Kebiasaan makan remaja
 
GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI REMAJA SISWA/I
GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI REMAJA SISWA/IGAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI REMAJA SISWA/I
GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI REMAJA SISWA/I
 
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITASANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
SANITASI LINGKUNGAN YANG TIDAK BAIK MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA
 
505-Article Text-837-1-10-20181108.pdf
505-Article Text-837-1-10-20181108.pdf505-Article Text-837-1-10-20181108.pdf
505-Article Text-837-1-10-20181108.pdf
 
Jurnal elyasari
Jurnal elyasariJurnal elyasari
Jurnal elyasari
 
Sari
SariSari
Sari
 
3bab42
3bab423bab42
3bab42
 
29723687 tugas-proposal-penelitian
29723687 tugas-proposal-penelitian29723687 tugas-proposal-penelitian
29723687 tugas-proposal-penelitian
 
metodologi penelitian kuantitatif kesehatan .docx
metodologi penelitian kuantitatif kesehatan .docxmetodologi penelitian kuantitatif kesehatan .docx
metodologi penelitian kuantitatif kesehatan .docx
 
buku-panduan-sosialisasi-tata-laksana-diare-balita-2011.pdf
buku-panduan-sosialisasi-tata-laksana-diare-balita-2011.pdfbuku-panduan-sosialisasi-tata-laksana-diare-balita-2011.pdf
buku-panduan-sosialisasi-tata-laksana-diare-balita-2011.pdf
 

Viewers also liked

Sosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanian
Sosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanianSosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanian
Sosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanianSarjan Alatas
 
Customer Service (Pelayanan Pelanggan)
Customer Service (Pelayanan Pelanggan)Customer Service (Pelayanan Pelanggan)
Customer Service (Pelayanan Pelanggan)Raja Matridi Aeksalo
 
Keterkaitan ilmu (sospol)
Keterkaitan ilmu (sospol)Keterkaitan ilmu (sospol)
Keterkaitan ilmu (sospol)John Exe
 
Sistem Politik Indonesia (A Basic Concept)
Sistem Politik Indonesia (A Basic Concept)Sistem Politik Indonesia (A Basic Concept)
Sistem Politik Indonesia (A Basic Concept)Raja Matridi Aeksalo
 
Intro Sumber Daya Manusia dan Manajemen Sumber Daya Manusia
Intro Sumber Daya Manusia dan Manajemen Sumber Daya ManusiaIntro Sumber Daya Manusia dan Manajemen Sumber Daya Manusia
Intro Sumber Daya Manusia dan Manajemen Sumber Daya ManusiaRaja Matridi Aeksalo
 
Labour Procurement of HRM (Pengadaan Tenaga Kerja)
Labour Procurement of HRM (Pengadaan Tenaga Kerja)Labour Procurement of HRM (Pengadaan Tenaga Kerja)
Labour Procurement of HRM (Pengadaan Tenaga Kerja)Raja Matridi Aeksalo
 
Asal usul nenek moyang bangsa indonesia
Asal usul nenek moyang bangsa indonesiaAsal usul nenek moyang bangsa indonesia
Asal usul nenek moyang bangsa indonesiaStudent
 
Understanding Ethics (Etika dan Akuntabilitas) #2
Understanding Ethics (Etika dan Akuntabilitas) #2Understanding Ethics (Etika dan Akuntabilitas) #2
Understanding Ethics (Etika dan Akuntabilitas) #2Raja Matridi Aeksalo
 
Hati Nurani (Etika dan Akuntabilitas) #3
Hati Nurani (Etika dan Akuntabilitas) #3Hati Nurani (Etika dan Akuntabilitas) #3
Hati Nurani (Etika dan Akuntabilitas) #3Raja Matridi Aeksalo
 
ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...
ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...
ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...Uofa_Unsada
 
Perkembangan alam pikiran manusia (bab 1)
Perkembangan alam pikiran manusia (bab 1)Perkembangan alam pikiran manusia (bab 1)
Perkembangan alam pikiran manusia (bab 1)Ayi Suwandi
 
ILMU ALAMIAH DASAR (bab 2 : alam pikiran manusia)
ILMU ALAMIAH DASAR (bab 2 : alam pikiran manusia)ILMU ALAMIAH DASAR (bab 2 : alam pikiran manusia)
ILMU ALAMIAH DASAR (bab 2 : alam pikiran manusia)Nurainun Adamy
 
Hubungan Antara Sosiologi dan Ilmu Sosial Lain (Powerpoint)
Hubungan Antara Sosiologi dan Ilmu Sosial Lain (Powerpoint)Hubungan Antara Sosiologi dan Ilmu Sosial Lain (Powerpoint)
Hubungan Antara Sosiologi dan Ilmu Sosial Lain (Powerpoint)Ervina Sugianti
 
Etika profesi, profesionalisme dan Kode Etika
Etika profesi, profesionalisme dan Kode EtikaEtika profesi, profesionalisme dan Kode Etika
Etika profesi, profesionalisme dan Kode EtikaRaja Matridi Aeksalo
 
Bhasa indonesia
Bhasa indonesiaBhasa indonesia
Bhasa indonesiaaldobrahma
 

Viewers also liked (19)

Sosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanian
Sosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanianSosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanian
Sosiologi komunikasi dan penyuluhan pertanian
 
HRM Planning (Perencanaan MSDM)
HRM Planning (Perencanaan MSDM)HRM Planning (Perencanaan MSDM)
HRM Planning (Perencanaan MSDM)
 
Customer Service (Pelayanan Pelanggan)
Customer Service (Pelayanan Pelanggan)Customer Service (Pelayanan Pelanggan)
Customer Service (Pelayanan Pelanggan)
 
Keterkaitan ilmu (sospol)
Keterkaitan ilmu (sospol)Keterkaitan ilmu (sospol)
Keterkaitan ilmu (sospol)
 
Sistem Politik Indonesia (A Basic Concept)
Sistem Politik Indonesia (A Basic Concept)Sistem Politik Indonesia (A Basic Concept)
Sistem Politik Indonesia (A Basic Concept)
 
Intro Sumber Daya Manusia dan Manajemen Sumber Daya Manusia
Intro Sumber Daya Manusia dan Manajemen Sumber Daya ManusiaIntro Sumber Daya Manusia dan Manajemen Sumber Daya Manusia
Intro Sumber Daya Manusia dan Manajemen Sumber Daya Manusia
 
Labour Procurement of HRM (Pengadaan Tenaga Kerja)
Labour Procurement of HRM (Pengadaan Tenaga Kerja)Labour Procurement of HRM (Pengadaan Tenaga Kerja)
Labour Procurement of HRM (Pengadaan Tenaga Kerja)
 
Asal usul nenek moyang bangsa indonesia
Asal usul nenek moyang bangsa indonesiaAsal usul nenek moyang bangsa indonesia
Asal usul nenek moyang bangsa indonesia
 
Understanding Ethics (Etika dan Akuntabilitas) #2
Understanding Ethics (Etika dan Akuntabilitas) #2Understanding Ethics (Etika dan Akuntabilitas) #2
Understanding Ethics (Etika dan Akuntabilitas) #2
 
Hati Nurani (Etika dan Akuntabilitas) #3
Hati Nurani (Etika dan Akuntabilitas) #3Hati Nurani (Etika dan Akuntabilitas) #3
Hati Nurani (Etika dan Akuntabilitas) #3
 
Teori keadilan
Teori keadilanTeori keadilan
Teori keadilan
 
ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...
ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...
ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI BALL BEARING DENGAN METODE ACTIVITY-BASED COSTI...
 
Manajemen pelayanan publik #1
Manajemen pelayanan publik #1Manajemen pelayanan publik #1
Manajemen pelayanan publik #1
 
Perkembangan alam pikiran manusia (bab 1)
Perkembangan alam pikiran manusia (bab 1)Perkembangan alam pikiran manusia (bab 1)
Perkembangan alam pikiran manusia (bab 1)
 
ILMU ALAMIAH DASAR (bab 2 : alam pikiran manusia)
ILMU ALAMIAH DASAR (bab 2 : alam pikiran manusia)ILMU ALAMIAH DASAR (bab 2 : alam pikiran manusia)
ILMU ALAMIAH DASAR (bab 2 : alam pikiran manusia)
 
Hubungan Antara Sosiologi dan Ilmu Sosial Lain (Powerpoint)
Hubungan Antara Sosiologi dan Ilmu Sosial Lain (Powerpoint)Hubungan Antara Sosiologi dan Ilmu Sosial Lain (Powerpoint)
Hubungan Antara Sosiologi dan Ilmu Sosial Lain (Powerpoint)
 
Etika profesi, profesionalisme dan Kode Etika
Etika profesi, profesionalisme dan Kode EtikaEtika profesi, profesionalisme dan Kode Etika
Etika profesi, profesionalisme dan Kode Etika
 
Bhasa indonesia
Bhasa indonesiaBhasa indonesia
Bhasa indonesia
 
Paper battery
Paper batteryPaper battery
Paper battery
 

Similar to Determinan status gizi pada siswa sekolah dasar

316-Article Text-1650-2-10-20200523.pdf
316-Article Text-1650-2-10-20200523.pdf316-Article Text-1650-2-10-20200523.pdf
316-Article Text-1650-2-10-20200523.pdfellyaniabadi1
 
16-Article Text-19-1-10-20181015.pdf
16-Article Text-19-1-10-20181015.pdf16-Article Text-19-1-10-20181015.pdf
16-Article Text-19-1-10-20181015.pdfMetaDwiCahyani
 
85-Article Text-306-1-10-20201003.pdf
85-Article Text-306-1-10-20201003.pdf85-Article Text-306-1-10-20201003.pdf
85-Article Text-306-1-10-20201003.pdfellyaniabadi1
 
HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN OLEH IBU BUKAN PEKERJA DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI ...
HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN OLEH IBU BUKAN PEKERJA DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI ...HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN OLEH IBU BUKAN PEKERJA DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI ...
HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN OLEH IBU BUKAN PEKERJA DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI ...Sii AQyuu
 
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...Sii AQyuu
 
Bab 1 dan 2 distoro
Bab 1 dan 2 distoroBab 1 dan 2 distoro
Bab 1 dan 2 distoroyogi859225
 
Hubungna Tingkat Partisipasi Ibu Dalam Kegiatan Posyandu Dengan Status Gizi A...
Hubungna Tingkat Partisipasi Ibu Dalam Kegiatan Posyandu Dengan Status Gizi A...Hubungna Tingkat Partisipasi Ibu Dalam Kegiatan Posyandu Dengan Status Gizi A...
Hubungna Tingkat Partisipasi Ibu Dalam Kegiatan Posyandu Dengan Status Gizi A...Sii AQyuu
 
Faktor-Faktor Penyebab Tingginya Kasus Anak Balita Gizi Buruk di Kabupaten Ke...
Faktor-Faktor Penyebab Tingginya Kasus Anak Balita Gizi Buruk di Kabupaten Ke...Faktor-Faktor Penyebab Tingginya Kasus Anak Balita Gizi Buruk di Kabupaten Ke...
Faktor-Faktor Penyebab Tingginya Kasus Anak Balita Gizi Buruk di Kabupaten Ke...Triando Triando
 
Reviev JURNAL TPGK kesehatan dan keperawatan.pptx
Reviev JURNAL TPGK kesehatan dan keperawatan.pptxReviev JURNAL TPGK kesehatan dan keperawatan.pptx
Reviev JURNAL TPGK kesehatan dan keperawatan.pptxStikesMucis1
 
Jurnal pola asuh pada usia dini
Jurnal pola asuh pada usia diniJurnal pola asuh pada usia dini
Jurnal pola asuh pada usia dininrukmana rukmana
 
Presentasi sidang..
Presentasi sidang..Presentasi sidang..
Presentasi sidang..piok_kuek
 
makalah pos gizi 2022 nila.docx
makalah pos gizi 2022 nila.docxmakalah pos gizi 2022 nila.docx
makalah pos gizi 2022 nila.docxElsisRosari
 
Penelitian Status GIZI TK Kota Baru Kupang
Penelitian Status GIZI TK Kota Baru KupangPenelitian Status GIZI TK Kota Baru Kupang
Penelitian Status GIZI TK Kota Baru KupangAna Sengga
 

Similar to Determinan status gizi pada siswa sekolah dasar (20)

841 1526-1-sm
841 1526-1-sm841 1526-1-sm
841 1526-1-sm
 
316-Article Text-1650-2-10-20200523.pdf
316-Article Text-1650-2-10-20200523.pdf316-Article Text-1650-2-10-20200523.pdf
316-Article Text-1650-2-10-20200523.pdf
 
16-Article Text-19-1-10-20181015.pdf
16-Article Text-19-1-10-20181015.pdf16-Article Text-19-1-10-20181015.pdf
16-Article Text-19-1-10-20181015.pdf
 
BAB I gizi
BAB I giziBAB I gizi
BAB I gizi
 
85-Article Text-306-1-10-20201003.pdf
85-Article Text-306-1-10-20201003.pdf85-Article Text-306-1-10-20201003.pdf
85-Article Text-306-1-10-20201003.pdf
 
HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN OLEH IBU BUKAN PEKERJA DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI ...
HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN OLEH IBU BUKAN PEKERJA DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI ...HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN OLEH IBU BUKAN PEKERJA DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI ...
HUBUNGAN POLA ASUH MAKAN OLEH IBU BUKAN PEKERJA DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI ...
 
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SM...
 
Bab 1 dan 2 distoro
Bab 1 dan 2 distoroBab 1 dan 2 distoro
Bab 1 dan 2 distoro
 
Hubungna Tingkat Partisipasi Ibu Dalam Kegiatan Posyandu Dengan Status Gizi A...
Hubungna Tingkat Partisipasi Ibu Dalam Kegiatan Posyandu Dengan Status Gizi A...Hubungna Tingkat Partisipasi Ibu Dalam Kegiatan Posyandu Dengan Status Gizi A...
Hubungna Tingkat Partisipasi Ibu Dalam Kegiatan Posyandu Dengan Status Gizi A...
 
300-1134-1-PB.pdf
300-1134-1-PB.pdf300-1134-1-PB.pdf
300-1134-1-PB.pdf
 
Faktor-Faktor Penyebab Tingginya Kasus Anak Balita Gizi Buruk di Kabupaten Ke...
Faktor-Faktor Penyebab Tingginya Kasus Anak Balita Gizi Buruk di Kabupaten Ke...Faktor-Faktor Penyebab Tingginya Kasus Anak Balita Gizi Buruk di Kabupaten Ke...
Faktor-Faktor Penyebab Tingginya Kasus Anak Balita Gizi Buruk di Kabupaten Ke...
 
Reviev JURNAL TPGK kesehatan dan keperawatan.pptx
Reviev JURNAL TPGK kesehatan dan keperawatan.pptxReviev JURNAL TPGK kesehatan dan keperawatan.pptx
Reviev JURNAL TPGK kesehatan dan keperawatan.pptx
 
Ipi186703
Ipi186703Ipi186703
Ipi186703
 
Jurnal pola asuh pada usia dini
Jurnal pola asuh pada usia diniJurnal pola asuh pada usia dini
Jurnal pola asuh pada usia dini
 
Presentasi sidang..
Presentasi sidang..Presentasi sidang..
Presentasi sidang..
 
makalah pos gizi 2022 nila.docx
makalah pos gizi 2022 nila.docxmakalah pos gizi 2022 nila.docx
makalah pos gizi 2022 nila.docx
 
Abstrak deli BIDAN
Abstrak deli BIDANAbstrak deli BIDAN
Abstrak deli BIDAN
 
2.docx
2.docx2.docx
2.docx
 
gizi anak sekolah.pdf
gizi anak sekolah.pdfgizi anak sekolah.pdf
gizi anak sekolah.pdf
 
Penelitian Status GIZI TK Kota Baru Kupang
Penelitian Status GIZI TK Kota Baru KupangPenelitian Status GIZI TK Kota Baru Kupang
Penelitian Status GIZI TK Kota Baru Kupang
 

Recently uploaded

MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxJasaketikku
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 

Recently uploaded (20)

MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 

Determinan status gizi pada siswa sekolah dasar

  • 1. KEMAS 7 (2) (2012) 122-126Jurnal Kesehatan Masyarakathttp://journal.unnes.ac.id/index.php/kemas DETERMINAN STATUS GIZI PADA SISWA SEKOLAH DASAR Andriani Elisa Pahlevi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima 27 September 2011 Disetujui 12 Oktober 2011 Dipublikasikan Januari 2012 Keywords: Nutritional status; Student; Consumption. Abstrak Gizi buruk masih merupakan isu sentral. Ada berbagai faktor yang menyebabkan masalah ini menjadi sangat kompleks. Masalah penelitian adalah faktor apakah yang berhubungan dengan status gizi. Tujuan dari penelitian untuk menentukan faktor yang berhubungan dengan status gizi pada anak-anak kelas 4, 5, dan 6 di Sekolah Dasar 02 Ngesrep Banyumanik, Semarang. Metode penelitian survei, dengan menggunakan pendekatan belah lintang. Populasi sebanyak 64 siswa. Teknik sampling purposif digunakan untuk memperoleh sampel 62 orang. Teknik pengambilan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi, sedangkan data status gizi dilakukan dengan pengukuran antropometri. Analisis data dilakukan univariat dan bivariat menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan faktor yang berhubungan dengan status gizi adalah tingkat pengetahuan ibu (p=0,0001), pendidikan ibu (p=0,0001), pendapatan keluarga (p=0,0001), penyakit menular (p=0,001), tingkat konsumsi energi (p=0,0001), tingkat konsumsi protein (p=0,0001). Faktor-faktor yang tidak berhubungan dengan status gizi adalah jumlah anggota keluarga (p=0,074). Simpulan penelitian, variabel yang berhubungan dengan status gizi adalah tingkat pengetahuan ibu, pendidikan ibu, pendapatan keluarga, penyakit menular, tingkat konsumsi energi, dan tingkat konsumsi protein. Abstract Malnutrition remains a central issue. There are various factors that cause this problem becomes very complex. The research problem was whether the factors associated with nutritional status. The purpose of the study to determine factors associated with nutritional status in children grades 4, 5, and 6 in 02 Ngesrep Banyumanik Elementary School, Semarang. Survey research methods, using cross sectional approach. Population were 64 students. Purposive sampling technique was used to obtain a sample of 62 people. The technique of data collection was done by interview, observation, and documentation, while the nutritional status of the data was done with anthropometric measurements. Data analysis was performed using univariate and bivariate chi square test. The results showed that factors associated with nutritional status were the level of maternal knowledge (p=0.0001), maternal education (p=0.0001), family income (p=0.0001), infectious disease (p=0.001), the level of energy consumption (p=0.0001), and the level of protein intake (p=0.0001). Factors not associated with nutritional status was the number of family members (p=0.074). The conclusion, variables related to nutritional status were the level of maternal knowledge, maternal education, family income, infectious diseases, energy consumption levels, and levels of protein consumption. © 2012 Universitas Negeri Semarang ISSN 1858-1196  Alamat korespondensi: Gedung F1, Lantai 2, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 Email: andrian_els@yahoo.co.idDETERMINANTS OF NUTRITIONAL STATUS ON STUDENT OF ELEMENTARY SCHOOL
  • 2. 123 Andriani Elisa Pahlevi / KEMAS 7 (2) (2012) 122-126 Pendahuluan Kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor utama yang diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Faktor gizi memegang peranan penting dalam mencapai SDM berkualitas (Depkes RI, 2005). Gizi yang baik akan menghasilkan SDM yang berkualitas yaitu sehat, cerdas dan memiliki fisik yang tangguh serta produktif. Perbaikan gizi diperlukan pada seluruh siklus kehidupan, mulai sejak masa kehamilan, bayi dan anak balita, pra sekolah, anak SD dan MI, remaja dan dewasa sampai usia lanjut (Heath et al., 2005). Upaya peningkatan status gizi untuk pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas pada hakekatnya harus dimulai sedini mungkin, salah satunya anak usia sekolah. Anak sekolah dasar merupakan sasaran strategis dalam perbaikan gizi masyarakat (Calderón, 2002; Choi et al., 2008). Hal ini menjadi penting karena anak sekolah merupakan generasi penerus tumpuan bangsa sehingga perlu dipersiapkan dengan baik kualitasnya, anak sekolah sedang mengalami pertumbuhan secara fisik dan mental yang sangat diperlukan guna menunjang kehidupannya di masa mendatang, guna mendukung keadaan tersebut di atas anak sekolah memerlukan kondisi tubuh yang optimal dan bugar, sehingga memerlukan status gizi yang baik (Depkes RI, 2005; Joshi, 2011). Pertumbuhan fisik sering dijadikan indikator untuk mengukur status gizi baik individu maupun populasi. Seorang anak yang sehat dan normal akan tumbuh sesuai dengan potensi genetik yang dimilikinya (Bryan et al., 2004). Tetapi pertumbuhan ini juga akan dipengaruhi oleh asupan zat gizi yang dikonsumsi dalam bentuk makanan. Kekurangan atau kelebihan zat gizi akan dimanifestasikan dalam bentuk pertumbuhan yang menyimpang dari pola standar. Pertumbuhan dan perkembangan pada masa sekolah akan mengalami proses percepatan pada umur 10-12 tahun, dimana pertambahan berat badan per tahunnya sampai 2,5kg. Aktivitas pada anak usia sekolah semakin tinggi dan memperkuat kemampuan motoriknya (Taras, 2005). Pertumbuhan jaringan limfatik pada usia ini akan semakin besar bahkan melebihi orang dewasa. Kemampuan kemandirian anak akan semakin dirasakan dimana lingkungan luar rumah, dalam hal ini sekolah cukup besar, sehingga beberapa masalah sudah mampu diatasi dengan lingkungan yang ada, rasa tanggungjawab, dan percaya diri dalam tugas sudah mulai terwujud, sehingga dalam menghadapi kegagalan maka anak sering kali dijumpai reaksi kemarahan atau kegelisahan, perkembangan kognitif, psikososial, interpersonal, psikoseksual, moral, dan spiritual sudah mulai menunjukkan kematangan pada usia ini . Berdasarkan laporan kasus gizi buruk Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2006, terdapat 15.582 anak di Jawa Tengah mengalami kasus gizi buruk. 5.964 sembuh, 48 meninggal dunia dan 9.570 lainnya masih dalam kondisi memprihatinkan. Data sekunder yang diperoleh dari kegiatan pemeriksaan kesehatan berkala dan penjaringan kesehatan tahun 2007 oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang menunjukkan bahwa dari 48.216 anak SD dan MI yang diperiksa, sebanyak 813 anak mengalami gizi kurang. Hasil lain dari studi pendahuluan pada bulan Mei 2010, di SD Negeri Ngesrep 02 Kecamatan Banyumanik Kota Semarang dengan menggunakan indikator BB/U hasil yang didapat yaitu, dari 62 anak SD kelas 4, 5 dan 6 hanya 11 anak yang bergizi baik (17,7%), 15 anak (24,2%) bergizi sedang, dan anak yang bergizi kurang sebanyak 36 anak (58,1%). Pada anak-anak, KEP dapat berdampak dalam menghambat pertumbuhan, rentan terhadap penyakit infeksi dan mengakibatkan rendahnya tingkat kecerdasan. Anak disebut KEP apabila berat badannya kurang dari 80% indeks berat badan menurut umur (BB/U) baku WHO-NCHS. Pada umumnya penderita KEP berasal dari keluarga yang berpenghasilan rendah (Supariasa, et al., 2002). Faktor penyebab langsung terjadinya kekurangan gizi adalah ketidakseimbangan gizi dalam makanan yang dikonsumsi dan terjangkitnya penyakit infeksi. Penyebab tidak langsung adalah ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan anak dan pelayanan kesehatan. Ketiga faktor tersebut berkaitan dengan tingkat pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan keluarga serta tingkat pendapatan keluarga
  • 3. 124 Andriani Elisa Pahlevi / KEMAS 7 (2) (2012) 122-126 (Supariasa, et al., 2002; Mukherjee et al., 2008). Faktor ibu memegang peranan penting dalam menyediakan dan menyajikan makanan yang bergizi dalam keluarga, sehingga berpengaruh terhadap status gizi anak (Lazzeri et al., 2006; Rina, 2008). Metode Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan belah lintang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 4, 5 dan 6 SD Negeri Ngesrep 02 Kecamatan Banyumanik Kota Semarang yang berjumlah 64 siswa. Teknik pengambilan sampel yaitu purposif dengan kriteria inklusi dan eksklusi dan didapatkan sampel sebanyak 62 orang. Teknik pengambilan data dilakukan dengan wawancara langsung kepada responden yaitu ibu anak, observasi, dokumentasi, sedangkan data status gizi (BB/U) dilakukan dengan pengukuran antropometri. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan injak, kuesioner, dan formulir recall 24 jam. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat (menggunakan uji chi square) dengan α = 0,05. Hasil dan Pembahasan Karakteristik dari kelompok sampel dalam penelitian ini diantaranya adalah berjenis kelamin laki-laki (53,23%), golongan usia ibu terbanyak 34-41 tahun (50%), usia anak terbanyak 11 tahun (35,5%). Berdasarkan hasil analisis hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan status gizi menggunakan uji chi square diperoleh nilai p sebesar 0,0001 dengan CC sebesar 0,587. Nilai p < 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan status gizi pada anak kelas 4, 5 dan 6 di SD Negeri Ngesrep 02 Kecamatan Banyumanik Kota Semarang tahun 2011, dengan kekuatan hubungan sedang. Pengetahuan gizi yang rendah dapat menghambat usaha perbaikan gizi yang baik pada keluarga maupun masyarakat sadar gizi artinya tidak hanya mengetahui gizi tetapi harus mengerti dan mau berbuat. Penambahan pengetahuan pada masyarakat melalui berbagai kegiatan penyuluhan dan sejenisnya, pada dasarnya merupakan usaha perbaikan yang menggunakan cara mendidik masyarakat sehingga dapat mengatasi masalah gizinya. Berdasarkan hasil analisis hubungan pendidikan ibu dengan status gizi kurang menggunakan uji chi square diperoleh nilai p sebesar 0,0001 dengan CC sebesar 0,536. Nilai p< 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya ada hubungan antara pendidikan ibu dengan status gizi pada anak kelas 4, 5 dan 6 di SD Negeri Ngesrep 02 Kecamatan Banyumanik Kota Semarang tahun 2011, dengan kekuatan hubungan sedang. Menurut Proverawati dan Asfuah (2009), tingkat pendidikan formal merupakan faktor yang ikut menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan menekuni pengetahuan yang diperoleh. Masukan gizi anak sangat tergantung pada sumber-sumber yang ada di lingkungan sosialnya, salah satu yang menentukan adalah ibu. Peranan orang tua, khususnya ibu, dalam menyediakan dan menyajikan makanan bergizi bagi keluarga, khususnya anak menjadi penting. Kualitas pelayanan ibu dalam keluarga ditentukan oleh penguasaan informasi dan faktor ketersediaan waktu yang memadai. Kedua faktor tersebut antara lain faktor determinan yang dapat ditentukan dengan tingkat pendidikan, interaksi sosial dan pekerjaan. Berdasarkan hasil analisis hubungan pendapatan keluarga dengan status gizi menggunakan uji chi square diperoleh nilai p sebesar 0,0001 dengan CC sebesar 0,563. Nilai p< 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya ada hubungan antara pendapatan keluarga dengan status gizi pada anak kelas 4, 5 dan 6 di SD Negeri Ngesrep 02 Kecamatan Banyumanik Kota Semarang tahun 2011, dengan kekuatan hubungan sedang. Pendapatan merupakan pengaruh yang kuat terhadap status gizi. Setiap kenaikan pendapatan umumnya mempunyai dampak langsung terhadap status gizi penduduk. Pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan kualitas dan kuantitas makanan. Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik primer maupun sekunder. Jika
  • 4. 125 Andriani Elisa Pahlevi / KEMAS 7 (2) (2012) 122-126 tingkat pendapatan naik, jumlah dan jenis makanan cenderung membaik pula. Namun, mutu makanan tidak selalu membaik jika tidak digunakan untuk membeli pangan atau bahan pangan berkualitas gizi tinggi. Berdasarkan hasil analisis hubungan jumlah anggota keluarga dengan status gizi menggunakan uji chi square diperoleh nilai p sebesar 0,074 dengan CC sebesar 0,221. Nilai p> 0,05 sehingga Ho diterima dan Ha ditolak, yang artinya tidak ada hubungan antara jumlah anggota keluarga dengan status gizi pada anak kelas 4, 5 dan 6 di SD Negeri Ngesrep 02 Kecamatan Banyumanik Kota Semarang tahun 2011, dengan kekuatan hubungan rendah. Hasil penelitian tersebut tidak sejalan dengan UU No. 21 Tahun 1994 pasal 6 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Keluarga Sejahtera, menyebutkan bahwa dalam mencapai suatu peningkatan status gizi keluarga salah satunya dapat dilakukan dengan pengembangan kualitas keluarga melalui penyelenggaraan Keluarga Berencana yang mengatur tentang jumlah anggota keluarga. Teori lain juga menyebutkan bahwa program pemerintah melalui Keluarga Berencana telah menganjurkan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera yaitu dua anak saja dan dengan jarak antara anak satu dengan lainnya sekitar 3 tahun, sehingga orang tua dapat memberikan kasih sayang dan perhatian pada anak dan sebaliknya anak akan mendapatkan kebutuhan yang diperlukan untuk tumbuh kembangnya. Secara ekonomi keluarga kecil lebih menguntungkan, sehingga diharapkan kesejahteraan keluarga lebih terjamin. Berdasarkan hasil analisis hubungan penyakit infeksi dengan status gizi menggunakan uji chi square diperoleh nilai p sebesar 0,001 dengan CC sebesar 0,387. Nilai p< 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya ada hubungan antara pendapatan keluarga dengan status gizi pada anak kelas 4, 5 dan 6 di SD Negeri Ngesrep 02 Kecamatan Banyumanik Kota Semarang tahun 2011, dengan kekuatan hubungan rendah. Dampak penyakit pada anak-anak sama dengan dampak kekurangan gizi. Secara umum, adanya penyakit menyebabkan berkurangnya asupan pangan karena selera makan menurun. Scrimshaw menyebutkan bahwa ada hubungan yang erat antara penyakit infeksi dengan kejadian malnutrisi. Terjadi interaksi yang sinergis antara malnutrisi dengan kejadian infeksi, infeksi akan mempengaruhi status gizi. Secara patologis mekanismenya adalah penurunan asupan zat gizi akibat kurangnya nafsu makan, menurunnya absorbsi, dan kebiasaan mengurangi makanan saat sakit, peningkatan kehilangan cairan atau zat gizi akibat penyakit diare, mual atau muntah akibat perdarahan yang terus-menerus, meningkatnya kebutuhan akibat sakit dan parasit yang terdapat di dalam tubuh (Supariasa, et al., 2002). Berdasarkan hasil analisis hubungan tingkat konsumsi energi dengan status gizi menggunakan uji chi square diperoleh nilai p sebesar 0,0001 dengan CC sebesar 0,542. Nilai p kurang dari 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya ada hubungan antara tingkat konsumsi energi dengan status gizi pada anak kelas 4, 5 dan 6 di SD Negeri Ngesrep 02 Kecamatan Banyumanik Kota Semarang tahun 2011, dengan kekuatan hubungan sedang. Menurut Supariasa, et al (2002), tingkat konsumsi energi itu berpengaruh secara langsung pada status gizi. Energi itu diperoleh dari karbohidrat, protein dan lemak. Energi diperlukan untuk pertumbuhan, metabolisme, utilisasi bahan makanan dan aktivitas. Kebutuhan energi disuplai terutama oleh karbohidrat dan lemak, sedangkan protein untuk menyediakan asam amino bagi sintesis protein sel dan hormon maupun enzim untuk mengukur metabolisme. Berdasarkan hasil analisis hubungan tingkat konsumsi protein dengan status gizi menggunakan uji chi square diperoleh nilai p sebesar 0,0001 dengan CC sebesar 0,482. Nilai p kurang dari 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya ada hubungan antara tingkat konsumsi protein dengan status gizi pada anak kelas 4, 5 dan 6 di SD Negeri Ngesrep 02 Kecamatan Banyumanik Kota Semarang tahun 2011, dengan kekuatan hubungan sedang. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan teori yang menyebutkan bahwa tingkat konsumsi protein itu secara langsung dapat mempengaruhi status gizi. Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air.
  • 5. 126 Andriani Elisa Pahlevi / KEMAS 7 (2) (2012) 122-126 Semua protein mengandung unsur karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Sebagian makanan yang kita makan kaya akan protein, misalnya susu, telur, keju, daging, dan ikan. Protein berfungsi sebagai pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh, mengatur tekanan air, untuk mengontrol pendarahan (terutama di fibrinogen), sebagai transportasi yang penting untuk zat-zat gizi terutama sebagai antibodi dari berbagai penyakit, memelihara tubuh dan untuk mengatur aliran darah dalam membantu pekerjaan jantung (Bryan, 2004; Mukherjee, 2008). Konsumsi protein berpengaruh terhadap status gizi anak. Anak membutuhkan protein yang cukup tinggi untuk menunjang proses pertumbuhannya. Penyediaan pangan yang mengandung protein sangat penting, meskipun pertumbuhan masa kanak-kanak berlangsung lebih lambat daripada pertumbuhan bayi, tetapi kegiatan fisiknya meningkat. Penutup Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu, pendidikan ibu, pendapatan keluarga, penyakit infeksi, tingkat konsumsi energi, tingkat konsumsi protein dengan status gizi pada anak kelas 4, 5 dan 6. Sebaliknya tidak ada hubungan antara jumlah anggota keluarga dengan status gizi. Pihak sekolah disarankan mengeluarkan kebijakan untuk melarang pedagang berjualan di lingkungan sekolah dan menginstruksikan para siswa untuk membawa bekal makanan yang mengandung gizi seimbang dari rumah sehingga gizinya tetap terpenuhi. Masyarakat disarankan dapat melakukan upaya-upaya sebagai berikut: memilih bahan makanan yang murah akan tetapi tetap mengandung nilai gizi yang tinggi, membuat variasi dalam penyajian makanan sehingga meningkatkan nafsu makan anak, serta menjaga kesehatan anak untuk mencapai status gizi yang baik. Pihak puskesmas agar secara rutin memberikan penyuluhan-penyuluhan di bidang gizi dan kesehatan. Ucapan terimakasih disampaikan kepada sekolah yang menjadi lokasi penelitian atas izin penelitian serta Dinas dan Puskesmas atas kerjasama dalam pelaksanaan penelitian ini. Daftar Pustaka Bryan, J., Osendarp, S., Hughes, D., Calvaresi, E., Baghurst, K. and Klinken, J.W.V. 2004. Nutrients for Cognitive Development in School-Aged Children. Nutrition Reviews, 62 (8): 295–306 Calderón, Villarreal, A. 2002. Assessment of Physical Education Time, and After-School Outdoor Time in Elementary, and Middle School Students in South Mexico City: The Dilemma Between Physical Fitness, and The Adverse Health Effects of Outdoor Pollutant Exposure. Archives of Environmental Health, 57 (5) Choi, E.S., et al. 2008. A Study on Nutrition Knowledge, and Dietary Behavior of Elementary School Children in Seoul. Nutrition Research and Practice, 2(4): 308- 316 Depkes RI. 2005. Pedoman Perbaikan Gizi Anak Sekolah Dasar, dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Direktorat Gizi Masyarakat Heath., Deanne, L. and Panaretto, S.K. 2005. Original Article Nutrition Status of Primary School Children in Townsville. Aust. J. Rural Health, 13: 282–289 Joshi, HS. 2011. Determinants of Nutritional Status of School Children. A cross Sectional Study in the Western Region of Nepal. NJIRM, 2 (1): 10-15 Lazzeri, G., Casorelli, A., Giallombardo, D., Grasso, A., Guidoni, C., Menoni, E., Giacchi, M. 2006. Nutritional Surveillance in Tuscany: Maternal Perception of Nutritional Status of 8-9 Y-Old School-Children. Journal of Preventive Medicine And Hygiene, 47: 16-21 Mukherjee., Maj, R., Chaturvedi, L.S.C., Bhalwar, C.R. 2008. Determinants of Nutritional Status of School Children. MJAFI, 64(3): 227-231 Rina R. Oktia Woro. 2008. Kebiasaan Makan Fast Food, Konsumsi Serat Dan Status Obesitas Pada Remaja Putri. Jurnal Kemas, 3 (2): 185 - 195 Supariasa., Nyoman, I.D, et al. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC Taras, H. 2005. Nutrition, and Student Performance at School. Journal of School Health, 75 (6)