1. STUDI BEBERAPA FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI ANAK
BATITA (6-36 BULAN) DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BABAT TOMAN KECAMATAN
BABAT TOMAN KABUPATEN MUSI
BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN
TAHUN 2011
Di susun oleh :
MAHASISWA JURUSAN GIZI PALEMBANG
SEMESTER V
2. A. Latar Belakang
Masalah gizi di Indonesia, terutama masalah
gizi Batita (6- 36 bulan) dan kelompok resiko tinggi (
rawan gizi) lainnya merupakan prioritas Dinas
Kesehatan yang penting untuk segera
ditanggulangi. Kelompok resiko tinggi yang harus
mendapat perhatian dalam peningkatan status gizi
masyarakat meliputi : anak – anak usia 6 – 36
bln, kelompok ibu hamil dan ibu
menyusui, kelompok lansia, kelompok pekerja
penghasilan rendah serta golongan penduduk di
daerah rawan.
Penyakit KEP merupakan bentuk malnutrisi
yang terdapat terutama pada anak – anak dibawah
umur lima tahun dan kebanyakan terjadi di Negara –
3. Berdasarkan laporan hasil penimbangan tingkat
Kab/Kota/Kecamatan Dinas Kesehatan Kabupaten
Musi Banyu Asin bulan Agustus menunjukkan bahwa
jumlah balita di Kecamatan Babat Toman sebanyak
1382 balita usia 12 – 24 bulan yang tersebar dalam
15 desa dengan cakupan jumlah balita pada bulan
Agustus sebesar 25 %. Pada bulan September
tahun 2011 jumlah balita di kecamatan Babat Toman
sebanyak 1381 dan cakupan jumlah balita sebesar
22%. Dari persentase ini terlihat bahwa terjadi
penurunan sebesar 3 %.
4. • Kemudian partisipasi masyarakat
yang datang ke posyandu untuk
menimbang balitanya menurun secara
drastis dari 73,37% pada bulan
agustus, menjadi 19,7 % di bulan
September. Jadi besarnya persentase
penurunan partisipasi masyarakat
yang membawa balitanya ke
posyandu 53,67%.
5. Berdasarkan laporan penimbangan puskesmas Babat
Toman bulan Agustus tingkat keberhasilan sebesar 93,59%
dari 73,37% partisipasi masyarakat yang membawa
balitanya ke posyandu sedangkan pada bulan September
tingkat keberhasilan menjadi 97,44% dari 19,7% masyarakat
yang membawa balitanya ke posyandu. Ini berarti terjadi
kenaikan sebesar 3,85%.
Jumlah balita yang dipantau di Kecamatan Babat
Toman lebih sedikit karena tidak ada keberhasilan program
sehingga terjadi penurunan partisipasi masyarakat.
Turunnya partisipasi masyarakat terhadap masalah
kesehatan balita merupakan salah satu pendukung
penyebab terjadinya masalah gizi di Kecamatan Babat
Toman Kabupaten Musi Banyu Asin.
6. Kekurangan gizi pada anak Balita akan
berpengaruh negative pada perkembangan mental,
perkembangan fisik dan kemampuan motorik,
produktifitas dan kesanggupan kerja manusia,
kesemuanya mempengaruhi kesanggupan ekonomi.
Dampak yang buruk untuk jangka pendek
mencakup perkembangan otak yang tidak optimal,
pertumbuhan otot dan organ tubuh yang tidak
normal, “ Pemograman” metabolisme untuk glukosa
lemak, protein, hormon dan lain-lain dalam sel
tubuh kurang.
7. Sedangkan dampak untuk jangka
panjang mencakup kognitif dan
kemampuan belajar rendah,
imunitas dan produktifitas kerja
fisik berkurang, meningkatnya
resiko terkena penyakit infeksi.
8. Melihat kecenderungan
prevalensi balita yang mempunyai
KMS, partisipasi masyarakat yang
membawa balitanya untuk
ditimbang dan tingkat keberhasilan
penimbangan balita yang rendah di
wilayah kerja puskesmas Babat
Toman Kecamatan Babat Toman.
9. Berdasarkan hasil penimbangan pada
bulan Agustus dan September tahun 2011
serta dampak negativ yang diakibatkan
oleh gizi buruk terhadap peningkatan
derajat kesehatan masyarakat yang
optimal, dan belum tersedianya data yang
memberikan informasi tentang faktor-
faktor penyebab terjadinya prevalensi
yang rendah tersebut.
10. Maka diperlu adanya penelitian
tentang faktor-faktor yang
berhubungan dengan status gizi
anak Batita di Kecamatan Babat
Toman, sebagai informasi nyata
dalam penanggulangan
permasalahan gizi di lapangan.
11. B. Rumusan Masalah
Dengan melihat penurunan prevalensi
jumlah batita yang mempunyai KMS, partisipasi
masyarakat serta tingkat keberhasilan antara
bulan Agustus dan September maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian beberapa
faktor yang berhubungan dengan status gizi anak
Batita di wilayah kerja Puskesmas Babat Toman
Kecamatan Babat Toman Kabupaten Musi Banyu
Asin Provinsi Sumatera Selatan.
12. C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum :
Mengetahui gambaran tentang
beberapa faktor yang berhubungan
dengan status gizi anak Batita di wilayah
kerja Puskesmas Babat Toman
Kecamatan Babat Toman Kabupaten
Musi Banyu Asin Provinsi Sumatera
Selatan.
13. 2. Tujuan khusus :
- Mengetahui distribusi frekuensi
status gizi dan kesehatan anak Batita
dan keluarga di wilayah kerja
Puskesmas Babat Toman Kecamatan
Babat Toman Kabupaten Musi Banyu
Asin Provinsi Sumatera Selatan.
- Mengetahui distribusi frekuensi jenis
kelamin dan usia anak Batita dan
keluarga di wilayah kerja Puskesmas
Babat Toman Kecamatan Babat Toman
Kabupaten Musi Banyu Asin Provinsi
Sumatera Selatan.
14. Lanjutan…..
• Mengetahui distribusi frekuensi asupan zat gizi
(energi & protein) anak Batita dan keluarga di
wilayah kerja Puskesmas Babat Toman Kecamatan
Babat Toman Kabupaten Musi Banyu Asin Provinsi
Sumatera Selatan.
• Mengetahui distribusi frekuensi status sosial
ekonomi keluarga anak Batita dan keluarga di
wilayah kerja Puskesmas Babat Toman Kecamatan
Babat Toman Kabupaten Musi Banyu Asin Provinsi
Sumatera Selatan.
15. Lanjutan…..
• Mengetahui distribusi frekuensi tingkat pendidikan
ibu dan kepala keluarga anak Batita dan keluarga di
wilayah kerja Puskesmas Babat Toman Kecamatan
Babat Toman Kabupaten Musi Banyu Asin Provinsi
Sumatera Selatan.
• Mengetahui distribusi frekuensi tingkat
pengetahuan ibu dan kepala keluarga anak Batita
dan keluarga di wilayah kerja Puskesmas Babat
Toman Kecamatan Babat Toman Kabupaten Musi
Banyu Asin Provinsi Sumatera Selatan.
16. Lanjutan….
• Mengetahui distribusi frekuensi jenis pekerjaan
ibu dan kepala keluarga anak Batita dan
keluarga di wilayah kerja Puskesmas Babat
Toman Kecamatan Babat Toman Kabupaten
Musi Banyu Asin Provinsi Sumatera Selatan.
• Mengetahui distribusi frekuensi jumlah anggota
keluarga anak Batita dan keluarga di wilayah
kerja Puskesmas Babat Toman Kecamatan Babat
Toman Kabupaten Musi Banyu Asin Provinsi
Sumatera Selatan.
17. Lanjutan….
• Mengetahui hubungan karakteristik anak
Batita (jenis kelamin, usia, status kesehatan,
asupan zat gizi (energi dan protein)) dan
karakteristik keluarga (status sosial ekonomi,
pendidikan ibu, pendidikan kepala keluarga,
pengetahuan ibu, pengetahuan kepala
keluarga, pekerjaan ibu, pekerjaan kepala
keluarga, dan jumlah anggota keluarga)
dengan status gizi anak Batita.
18. D. Manfaat Untuk Desa
1. Memberikan pengetahuan bagi orang tua
yang mempunyai anak Batita khususnya bagi
ibu dalam upaya memperbaiki, meningkatkan
status gizi dan meningkatkan peran serta
masyarakat dalam kegiatan pelayanan
kesehatan.
2. Bagi pemerintah daerah Sebagai bahan
informasi dalam perencanaan penetapan
program gizi masyarakat di daerah yang
diteliti.
19. E. Kerangka Teori
JENIS KELAMIN USIA
STATUS NAFSU AKTIVITAS
KESEHATAN MAKAN STATUS
ASUPAN GIZI BATITA
ZAT GIZI
KESEHATAN
YANKES
LINGKUNGAN POLA
DISTRIBUSI
KETERSEDIAAN MAKANAN KONSUMSI
PANGAN
JUMLAH ANGGOTA POLA
PEMILIHAN BAHAN KELUARGA ASUH
MAKANAN
DAYA BELI PENDIDIKAN & PENGETAHUAN
KELUARGA
PENDAPATAN
SOSIAL BUDAYA
STATUS SOSIAL MASYARAKATA
EKONOMI
20. F. Kerangka Konsep
Karakteristik batita :
1. Jenis kelamin
2. Usia
3. Status kesehatan STATUS
4. Asupan zat gizi (E & P)
GIZI
Karakteristik keluarga :
1. Status sosial ekonomi BATITA
2. Pendidikan ibu
3. Pendidikan kepala keluarga
4. Pengetahuan gizi & kesehatan
5. Pekerjaan ibu
6. Pekerjaan kepala keluarga
7. Jumlah anggota keluarga
21. G. DO ( Definisi Operasional )
1. Status gizi batita ( 6-36 Bulan)
Keadaan fisik anak usia 6-36 bulan yang diukur
secara antropometri dengan indeks BB/TB, yang
dibandingkan dengan standar baku WHO-NCHS.
Kategori : Gemuk : > 2 SD
Normal : ≥ -2 SD – 2 SD
Kurus : < 2 SD – ≥ 3 SD
Kurus Sekali : < -3 SD
Skala ukur : ordinal.
22. 2. Jenis kelamin
Alat kelamin primer yang membedakan antara
laki-laki dan perempuan, diperoleh melalui
wawancara dengan menggunakan kuesioner.
Kategori : - Laki–laki.
- Perempuan.
Skala ukur : Nominal.
3. Usia
Selisih tanggal survey dengan tanggal lahir
Batita yang dinyatakan dalam genap bulan, didapat
melalui wawancara dengan menggunakan
kuesioner.
Kategori : - 06-12 bulan.
- 13-24 bulan.
- 25-36 bulan.
Skala ukur : Interval.
23. LANJUTAN…
4. Status Kesehatan Batita
Keadaan batita mengenai
kesehatan yang dialaminya dalam 1
Minggu terakhir, diperoleh melalui
wawancara dengan menggunakan
kuesioner.
Kategori : - Sehat : bila tidak ada
gangguan kesehatan.
- Tidak Sehat : bila ada
gangguan kes.
Skala ukur : Ordinal.
24. Lanjutan….
5. Asupan Zat Gizi (Energi dan Protein)
Semua asupan zat gizi yang dikonsumsi oleh
Batita di rumah maupun di luar rumah, termasuk
jajanan selama 3 hari sebelumnya, dengan
metode recall 24 jam melalui wawancara dengan
menggunakan kuesioner yang dianalisa dengan
DKBM dan dibandingkan dengan AKG tahun
2004.
Kategori : - Baik ≥ 80 % AKG
- Buruk < 80 % AKG
Skala ukur : Ordinal.
25. Lanjutan….
6. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Jumlah biaya yang digunakan untuk
pangan dan non pangan per kapita per tahun
dihitung dalam jumlah rupiah dan
dinyatakan dengan nilai konsumsi beras
dalam kg.
Kategori : - Miskin : < 360 kg/kapita/th.
- Tidak Miskin : ≥ 360 kg/kapita/th.
Skala ukur : Oardinal.
26. Lanjutan….
7. Pendidikan Ibu dan kepala keluarga
Jenjang pendidikan formal tertinggi yang
diselesaikan oleh Ibu dan kepala keluarga
Batita, diperoleh melalui wawancara dengan
menggunaka kuesioner.
Kategori : - ≤ SD.
- SLTP.
- > SLTA.
Skala ukur : Ordinal.
27. 8. Pengetahuan Gizi & Kesehatan Ibu
Pemahaman tentang gizi dan kesehatan secara
umum yang dimiliki oleh ibu Batita berdasarkan
kemampuan berfikir tentang makanan sehat dan bahan
makanan yang baik untuk kesehatan, didapat melalui
wawancara dengan menggunakan kuesioner.
Kategori : - Baik : bila hasilnya ≥ nilai rata-rata.
- Kurang : bila hasilnya < nilai rata-rata.
Skala ukur : Ordinal.
9. Pekerjaan Ibu
Pekerjaan utama sehari-hari Ibu Batita dalam
menunjang penghasilan keluarga, didapat melalui
wawancara dengan menggunakan kuesioner.
Kategori : - Bekerja : berusaha sendiri, berusaha
dibantu anggota keluarga, berusaha sebagai buruh
pegawai Pemerintah maupun swasta.
- Tidak Bekerja : ibu rumah tangga.
Skala ukur : Ordinal.
28. Lanjutan….
10. Pekerjaan Kepala Keluarga.
Pekerjaan utama sehari-hari Kepala Keluarga
dalam menunjang penghasilan keluarga, didapat
melalui wawancara dengan menggunakan
kuesioner.
Kategori : - Pegawai Pemerintah : anggota
ABRI, PNS, Pensiunan.
- Wiraswasta : pedagang.
- Petani.
- Buruh : Sopir.
Skala ukur : Ordinal.
29. Lanjutan….
11. Jumlah Anggota Keluarga
Banyaknya jiwa dalam rumah, yang
menjadi tanggungan Kepala Keluarga dan
tinggal dalam satu atap, didapat melalui
wawancara dengan menggunakan
kuesioner.
Kategori : - ≤ 4 orang.
- > 4 orang.
Skala ukur : Ordinal.
30. H. Jenis dan rancangan penelitian
• Penelitian ini merupakan penelitian
survey analitik yang dilakukan
secara Cross Sectional (potong
lintang), dimana penelitian ini
mempelajari dinamika korelasi
antara variabel dependen dan
variabel independen.
31. I. Sampel dan teknik pengambilan dan waktu
pengumpulan data
1. Sampel
Sampel yang diambil dalam penelitian ini
adalah keluarga yang mempunyai anak usia
dibawah tiga tahun (6 – 36 bulan) dan menetap
minimal 3 bulan di wilayah kerja Puskesmas
Babat Toman Kecamatan Babat Toman
Kabupaten Musi Banyu Asin Provinsi Sumatera
Selatan. Bila dalam satu keluarga terdapat lebih
dari seorang anak Batita, maka yang dijadikan
sampel adalah anak Batita yang usianya paling
muda.
32. Cara pengambilan besar sampel
• Penarikan sample menggunakan cara
Systematic Random Sampling.
• Besar sampel
Besar sampel ditentukan dengan
menggunakan tekhnik Quota Random
Sampling.
• Waktu pengumpulan data
pengumpulan data di lakukan
selama 10 hari